eps rata-rata -...

21
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Earning Per Share (EPS) EPS dihitung dengan membandingkan laba bersih dengan jumklah saham yang beredar. Nilai EPS tertinggi untuk keseluruhan perusahaan sampel yang diteliti pada tahun 2007-2011 ditunjukkan oleh Astra Internasional Tbk, yaitu berturut-turut 1610,35; 2270,30; 2480,02; 3548,6; 5206,31, sedangkan EPS per tahun terendah untuk perusahaan yang diteliti dari tahun 2007-2011 diperoleh Energi Mega Persada Tbk yaitu berturut-turut 8,03; -2,43; -120,09; -1,54; -0,8. Nilai EPS pada perusahaan Indeks LQ45 dapat dilihat pada lampiran 1, halaman 96. Nilai rata-rata EPS dapat dilihat pada grafik di bawah ini : 347,24 384,35 340,86 436,26 532,52 0 100 200 300 400 500 600 2007 2008 2009 2010 2011 EPS Rata-Rata 57

Upload: ngotram

Post on 17-Aug-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1 Earning Per Share (EPS)

EPS dihitung dengan membandingkan laba bersih dengan jumklah saham

yang beredar. Nilai EPS tertinggi untuk keseluruhan perusahaan sampel yang

diteliti pada tahun 2007-2011 ditunjukkan oleh Astra Internasional Tbk, yaitu

berturut-turut 1610,35; 2270,30; 2480,02; 3548,6; 5206,31, sedangkan EPS per

tahun terendah untuk perusahaan yang diteliti dari tahun 2007-2011 diperoleh

Energi Mega Persada Tbk yaitu berturut-turut 8,03; -2,43; -120,09; -1,54; -0,8.

Nilai EPS pada perusahaan Indeks LQ45 dapat dilihat pada lampiran 1, halaman

96. Nilai rata-rata EPS dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

347,24 384,35

340,86

436,26

532,52

0

100

200

300

400

500

600

2007 2008 2009 2010 2011

EPS Rata-Rata

57

Berdasarkan data yang telah diolah seperti yang ada dalam grafik di atas,

dapat diketahui bahwa nilai rata-rata EPS untuk perusahaan Indeks LQ45 mulai

dari tahun 2007 hingga 2011 mengalami kenaikan, yaitu berturut-turut 347,24;

384,35; 340,86; 436,26; 532,52. Meskipun di tahun 2009 mengalami penurunan,

tetapi penurunan yang terjadi tidak cukup berarti.

4.1.2 Return On Equity (ROE)

ROE dihitung dengan membandingkan laba bersih dengan jumlah modal

sendiri. Nilai ROE tertinggi untuk perusahaan sampel yang diteliti pada tahun

2007-2011 dicapai oleh Astra Agro Lestari Tbk yaitu berturt-turut 71,77%;

76,60%; 40,16%; 41,10%; 39,55%. Sedangkan ROE terendah ditunjukkan oleh

perusahaan Bakrie & Brother Tbk yaitu sebesar 12,33%; -208,45%; -26,69%; -

79,56; 0,08%. Nilai rata-rata ROE sejak tahun 2007-2011 dari perusahaan sampel

dapat dilihat dari grafik berikut ini:

32,85

18,88 19,21 20,98

18,65

0

5

10

15

20

25

30

35

2007 2008 2009 2010 2011

ROE Rata-Rata

58

Berdasarkan data yang ditunjukkan pada grafik di atas, dapat diketahui

bahwa nilai rata-rata ROE mengalami penurunan dari tahun 2007 ke 2008, yaitu

32,85%; 18,88%. Kemudian di tahun 2009 hingga 2010 mengalami kenaikan

yaitu masing-masing sebesar 19,21%; 20,98%. Di tahun terakhir pengamatan,

yaitu 2011, nilai ROE rata-rata turun hingga menjadi 18,65%.

4.1.3 Harga Saham Masa Lalu

Nilai harga saham masa lalu tertinggi untuk masing-masing perusahaan

yang diteliti pada tahun 2006-2010 ditunjukkan oleh Astra Internasional Tbk yaitu

berturut-turut 15.700; 27.300; 10.550; 34.700; 54.550, sedangkan harga saham

masa lalu terendah selama periode pengamatan untuk perusahaan sampel

ditunjukkan oleh Bakrie & Brothers Tbk yaitu sebesar 155; 290; 50; 85; 65. Nilai

rata-rata dari harga saham masa lalu dari tahun 2006-2010 dapat dilihat pada

grafik di bawah ini :

5,492.42

10,391.08

2,840.38

5,832.25

7,791.13

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

2006 2007 2008 2009 2010

Harga Saham Masa Lalu Rata-Rata

59

Berdasarkan data yang telah diolah seperti yang terlihat dalam grafik di

atas, diketahui bahwa nilai rata-rata harga saham masa lalu mengalami kenaikan

mulai dari tahun 2006 hingga 2010. Pada tahun 2006 sampai dengan 2007, harga

saham masa lalu mengalami kenaikan yaitu dengan nilai berturut-turut 5492,42;

10.391,08. Sementara di tahun 2009 mengalami penurunan yang cukup besar

yaitu sebesar 2840,38. Setelah itu, ditahun 2010 hingga 2011, harga saham masa

lalu terus meningkat, yaitu berturut-turut sebesar 5832,25; 7791,13.

4.1.4 Harga Saham Saat Ini

Nilai harga saham saat ini tertinggi untuk perusahaan sampel yang diteliti

pada tahun 2007-2011 ditunjukkan oleh Astra Internasional Tbk yaitu berturut-

turut sebesar 27.300; 10.550; 34.700; 54.550; 74.000, sedangkan harga saham saat

ini terendah selama periode pengamatan dicapai oleh Bakrie & Brothers Tbk yaitu

sebesar 290; 50; 85; 65; 69. Nilai rata-rata dari harga saham saat ini mulai dari

tahun 2007 hingga 2011 untuk perusahaan sampel dapat dilihat pada grafik

berikut ini :

9,693.96

2,840.38

5,832.25

7,791.13 8,163.00

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

2007 2008 2009 2010 2011

Harga Saham Saat Ini Rata-Rata

60

Berdasarkan data yang telah diolah seperti yang terlihat dalam grafik di

atas, bahwa nilai rata-rata harga saham saat ini mengalami penurunan dari tahun

2007 hingga 2008 yaitu dengan nilai berturut-turut 9.693,96; 2.840,38. Kemudian

ditahun selanjutnya, yaitu 2009 hingga 2011 harga saham saat ini terus mengalami

peningkatan yaitu berturut-turut sebesar 5.832,25; 7.791,13; 8.163,00.

4.2 Hasil Persyaratan Pengujian

4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel

yang digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam

penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Untuk melakukan

pengujian asumsi normalitas data tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan

pengujian metode Jarque Berra (JB). Adapun hipotesis yang akan diuji adalah :

H0 : Data variabel yang diamati berdistribusi normal

H1 : Data variabel yang diamati tidak berdistribusi normal

: 5%

Statistik uji :

22 1

36 4

n kJB S K

Dimana : n adalah jumlah observasi ; k adalah jumlah variabel bebas (k

akan sama dengan nol untuk pengujian data tunggal) ; S adalah

nilai Skewness; dan K adalah nilai Kurtosis.

Kriteria uji : Jika nilai probabilitas dari statistik JB lebih kecil dari tingkat

signifikansi yang digunakan maka H0 ditolak. Sebaliknya jika nilai

61

probabilitas dari statistik JB lebih besar dari tingkat signifikansi

yang digunakan maka H0 diterima

Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan E-Views adalah sebagai

berikut :

No Nama Perusahaan

Kode

Emiten

Nilai

Jarque-

Berra

Probabilitas

1 Astra Agro Lestari Tbk AALI 0.916 0.632

2 Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM 0.704 0.703

3 Astra Internasional Tbk ASII 0.336 0.845

4 Bank Central Asia Tbk BBCA 0.462 0.794

5 Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN 0.234 0.890

6 Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI 0.458 0.795

7 Bakrie & Brothers Tbk BNBR 1.741 0.419

8 Bank Niaga Tbk BNGA 0.416 0.812

9 Bank Internasional Indonesia Tbk BNII 0.485 0.785

10 Citra Marga Nusaphala Persada Tbk CMNP 0.648 0.723

11 Energi Mega Pesada Tbk ENRG 1.840 0.398

12 International Nickel Indonesia Tbk INCO 1.882 0.390

13 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 0.474 0.789

14 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk INKP 0.595 0.743

15 Indosat Tbk ISAT 1.341 0.511

16 Kalbe Farma Tbk KLBF 0.612 0.737

62

17 Medeo Energi Internasional Tbk MEDC 0.764 0.683

18 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PGAS 0.387 0.824

19 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN 0.628 0.731

20 Panin Live Tbk PNLF 0.434 0.805

21 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 0.262 0.877

22 Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM 0.911 0.634

23 Bakrie Sumatera Plantations Tbk UNSP 1.700 0.427

24 United Tractors Tbk UNTR 0.431 0.806

Berdasarkan hasil di atas terlihat bahwa nilai Jarque-Berra untuk

variabel harga saham pada seluruh perusahaan yang diamati mempunyai nilai

signifikansi diatas 0.05 sehingga Ho diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa data harga saham untuk seluruh perusahaan yang diamati

telah berdistribusi normal.

4.2.2 Asumsi Non Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan salah satu pelanggaran kondisi ideal yang

disebabkan adanya hubungan linear diantara variabel regresor. Multikolinearitas

bisa dideteksi dengan melihat nilai R2, dimana nilai R

2 tinggi sedangkan tidak ada

satupun koefisien regresi (secara parsial) yang signifikan. Selain itu,

multikolinearitas dapat juga dideteksi dengan menggunakan indikator Variance

Inflation Factor (VIF) yang dirumuskan sebagai berikut :

2

.

1

1i

i y

VIFR

63

dengan ketentuan sebagai berikut :

0 10VIF , tidak terdapat multikolinearitas

10 30VIF , multikolinearitas rendah

30VIF , multikolinearitas tinggi

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan sebalumnya,

diperoleh nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk masing-masing variabel

adalah sebagai berikut :

Variabel

Nilai R-

Square

VIF Kesimpulan

Earning Per Share 0.4304 0.5282 Non Multikolinearitas

Return Of Equity 0.0126 0.0126 Non Multikolinearitas

Harga Saham Masa Lalu 0.3937 0.4659 Non Multikolinearitas

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh ternyata nilai VIF untuk semua

variabel berada dibawah 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi gejala multikolinearitas antara variabel bebasnya.

4.2.3 Asumsi Non Autokorelasi

Autokorelasi merupakan pelanggaran asumsi non-autokorelasi. Hal ini

disebabkan karena adanya korelasi antar gangguan/error pada setiap pengamatan.

Autokorelasi mengakibatkan OLS menghasilkan taksiran yang tak bias namun

tidak efisien (underestimated) dan peramalan dengan OLS akan menghasilkan

taksiran yang keliru. Autokorelasi bisa dideteksi dengan pengujian Durbin-

Watson dengan rumus :

64

n

i

i

n

i

ii

e

ee

d

1

2

2

2

1

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, maka dilakukan

pengujian Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut (Makridakis

dkk, 1983) :

Jika nilai : 1.65 < DW < 2.35 maka dapat disimpulkan tidak terjadi

autokorelasi.

Jika nilai : 1.21 < DW < 1.65 atau 2.35 < DW < 2.79, tidak dapat

diambil kesimpulan.

Jika nilai : DW < 1.21 atau DW > 2.79, maka dapat disimpulkan

terjadi autokorelasi

Dari hasil analisis dengan E-Views sebelumnya didapat nilai Durbin

Watson sebesar 2,028. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dalam

model yang dibangun tidak terdapat gejala autokorelasi.

4.3 Hasil Analisis Data

4.3.1 Hasil Analisis Regresi Data Panel

Setelah persyaratan normalitas data dipenuhi maka langkah selanjutnya

adalah melakukan estimasi terhadap model analisis regresi antara harga saham

saat ini, dengan nilai EPS, ROE dan harga saham sebelumnya. Adapun teknik

regresi yang akan digunakan adalah analisis regresi data panel. Hasil estimasi dari

model yang dianalisis dengan menggunakan bantuan E-Views adalah sebagai

berikut :

65

Dependent Variable: HSSI?

Method: Pooled Least Squares

Date: 01/26/13 Time: 08:04

Sample: 2007 2011

Included observations: 5

Cross-sections included: 24

Total pool (balanced) observations: 120

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1228.048 1399.509 -0.877485 0.3825

EPS? 17.72646 2.784994 6.364990 0.0000

ROE? 60.54660 35.32727 1.713877 0.0899

HSML? -0.074751 0.097303 -0.768236 0.4443

Fixed Effects (Cross)

_AALI—C -3126.696

_ANTM—C -1926.932

_ASII—C -12471.90

_BBCA—C 372.5558

_BDMN—C -465.8693

_BMRI—C -1245.410

_BNBR—C 5929.277

_BNGA—C 111.7830

_BNII—C 1020.607

_CMNP—C 394.1651

_ENRG—C 3068.322

_INCO—C 14224.93

_INDF—C -1412.617

66

_INKP—C 1370.383

_ISAT—C 2599.771

_KLBF—C -313.8621

_MEDC—C -1611.980

_PGAS—C -1366.093

_PNBN—C 393.2150

_PNLF—C 438.1276

_PTBA—C -236.7398

_TLKM—C -3912.159

_UNSP—C 345.2449

_UNTR—C -2178.125

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.696310 Mean dependent var 6864.142

Adjusted R-squared 0.611407 S.D. dependent var 13253.42

S.E. of regression 8261.818 Akaike info criterion 21.07178

Sum squared resid 6.35E+09 Schwarz criterion 21.69897

Log likelihood -1237.307 F-statistic 8.201265

Durbin-Watson stat 2.028480 Prob(F-statistic) 0.000000

4.3.2 Pengujian Regresi Data Panel Secara Keseluruhan

Setelah diperoleh model persamaan regresi taksiran maka langkah

selanjutnya adalah melakukan pengujian signifikansi koefisien regresi secara

bersama-sama (Testing The Overall Significance of Regression). Pengujian secara

67

simultan dilakukan dengan melakukan pengujian F. Langkah-langkah

pengujiannya adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis

H0 : 0 1 2 3 0

H1 : Sekurang-kurangnya ada sebuah 0i

2. Taraf signifikansi

α = 0.05

3. Statistik Uji

Re / 1

Re /

JK gresi N kF

JK sidu NT N k

4. Kriteria pengujian :

Tolak Ho jika ; 1 ,hit N k NT N kF F

atau p-value α. Terima Ho dalam hal

lainya.

Dengan menggunakan output hasil analisis E-Views diatas didapat nilai

F-hitung sebesar 8,201. Adapun nilai F-tabel pada tingkat signifikansi 5% dan

derajat bebas pembilang (df1) sebesar N+k-1 = 24+3-1 = 26 dan derajat bebas

penyebut (df2) sebesar NT-N-k = 24*5-24-5 = 120-24-5 = 91 adalah sebesar

1,611. Jika dibandingkan kedua nilai F ini, maka nilai F-hitung masih lebih besar

dari F-tabel sehingga Ho ditolak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi yang

dihasilkan sudah cocok dengan data. Atau dengan kata lain, seluruh variabel bebas

dalam model (EPS, ROE dan harga saham masa lalu) secara bersama-sama atau

68

simultan berpengaruh terhadap harga saham saat ini dari perusahaan-perusahaan

yang diamati selama periode 2007-2011.

4.3.3 Pengujian Secara Parsial

Setelah diketahui bahwa terdapat variabel independen yang berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel dependen maka dilakukan penyelidikan lebih

lanjut untuk mengetahui secara spesifik variabel independen manakah yang

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Untuk keperluan itu

dilakukan pengujian koefisien regresi secara individual (Testing Individual

Regression Coefficient). Pengujian hipotesis secara parsial menggunakan uji t.

Jika nilai t-hitung yang diperoleh lebh besar dari nilai t-tabel pada tingkat

signifikansi tertentu dan derajat bebas (NT-N-k) maka Ho ditolak.

Hasil pengujian signfikansi pengaruh dari masing-masing variabel bebas

adalah sebagai berikut :

1. Pengujian Pengaruh EPS terhadap Harga Saham

Ho : 2 0 (tidak terdapat pengaruh variabel Earning Per Share

terhadap harga saham)

H1 : 2 0 (terdapat pengaruh variabel Earning Per Share

terhadap harga saham)

: 5%

Dari hasil analisis sebelumnya diketahui nilai absolut t-hitung untuk

variabel EPS sebesar 6,365. Sedangkan nilai t-tabel pada tingkat

signfikansi 5% dan derajat bebas 96 sebesar 1,985. Jika dibandingkan

69

dengan nilai t-hitung yang diperoleh maka nilai t-tabel masih lebih kecil

dari t-hitung sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan

terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel EPS terhadap harga saham

dari perusahaan-perusahaan yang diamati selama periode 2007-2011 pada

tingkat kepercayaan 5%.

Koefisien regresi variabel EPS yang positif menunjukkan pengaruh yang

positif dari EPS terhadap harga saham. Semakin tinggi nilai EPS yang

dimiliki suatu perusahaan maka akan meningkatkan harga saham

perusahaan tersebut.

2. Pengujian Pengaruh ROE terhadap Harga Saham

Ho : 3 0 (tidak terdapat pengaruh variabel Return of Equity

terhadap harga saham)

H1 : 3 0 (terdapat pengaruh variabel Return of Equity terhadap

harga saham)

: 5%

Dari hasil analisis sebelumnya diketahui nilai t-hitung untuk variabel ROE

sebesar 6,743. Sedangkan nilai t-tabel pada tingkat signfikansi 5% dan

derajat bebas 96 sebesar 1,985. Jika dibandingkan dengan nilai t-hitung

yang diperoleh maka nilai t-tabel masih lebih kecil dari t-hitung sehingga

Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel ROE terhadap harga saham dari perusahaan-

70

perusahaan yang diamati selama periode 2007-2011 pada tingkat

kepercayaan 5%.

Koefisien regresi variabel ROE yang positif menunjukkan pengaruh yang

positif dari ROE terhadap harga saham. Semakin tinggi nilai ROE yang

dimiliki suatu perusahaan maka akan meningkatkan harga saham

perusahaan tersebut.

3. Pengujian Pengaruh Harga Saham Sebelumnya terhadap Harga

Saham Saat Ini

Ho : 4 0 (tidak terdapat pengaruh dari harga saham sebelumnya

terhadap harga saham saat ini)

H1 : 4 0 (terdapat pengaruh dari harga saham sebelumnya

terhadap harga saham saat ini)

: 5%

Dari hasil analisis sebelumnya diketahui nilai absolut t-hitung untuk harga

saham sebelumnya sebesar 0,768. Sedangkan nilai t-tabel pada tingkat

signfikansi 5% dan derajat bebas 96 sebesar 1,985. Jika dibandingkan

dengan nilai t-hitung yang diperoleh maka nilai t-tabel masih lebih besar

dari t-hitung sehingga Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari harga saham

sebelumnya terhadap harga saham perusahaan pada saat ini.

71

4.3.4 Interpretasi Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan

variabel bebas dalam menjalankan perubahan pada variabel tidak bebas secara

bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan

antar variable dalam model yang digunakan. Besarnya nilai R2 berkisar antara 0<

R2

<1. Jika nilai R2 semaikn mendekati satu maka model yang diusulkan

dikatakan baik karena semakin tinggi variasi variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh variabel independen.

Berdasarkan hasil estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan

di atas diperoleh nilai koefisien determinasi R2

sebesar 0,6963. Nilai ini berarti

bahwa sebesar 69,63% perubahan harga saham saat ini dari perusahaan-

perusahaan yang diamati selama periode 2007-2011 dipengaruhi oleh variabel-

variabel bebas dalam model (EPS, ROE dan harga saham masa lalu), sedangkan

sisanya sebesar 30,37% dipengaruhi oleh variabel lain.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

4.4.1 Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Saat Ini

Salah satu indikator keberhasilan perusahaan ditunjukkan dengan besarnya

EPS. Pada umumnya, investor akan mengharapkan pengembalian dari

investasinya dalam bentuk EPS. Oleh karena itu, investor maupun calon investor

tertarik dengan angka yang ditunjukkan oleh EPS yang tinggi, karena sesuai

dengan yang telah dijelaskan dalam kajian teori, bahwa EPS mencerminkan

pendapatan yang akan diterima investor untuk setiap lembar saham.

72

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001) EPS merupakan rasio yang

menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau

pemegang saham per lembar saham. Para pemegang saham biasanya lebih tertarik

pada angka EPS yang dilaporkan perusahaan. Hal ini dikarenakan oleh EPS

menggambarkan kemampuan perusahaan untuk dapat menghasilkan keuntungan

per lembar saham bagi pemegangnya. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang

dihasilkan oleh Khanagha (2011), dimana diperoleh bahwa EPS merupakan

informasi yang relevan bagi investor dalam pengambilan keputusan. Semakin

tinggi nilai EPS, maka akan menggembirakan pemegang saham, karena secara

otomatis akan semakin besar pula laba yang disediakan untuk pemegang saham.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

antara Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham saat ini, yang artinya

bahwa hasil penelitian yang ada tersebut sesuai dengan teori yang ada. Hasil

penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Erina (2003) yang

juga menemukan adanya pengaruh yang signifikan dari EPS terhadap harga

saham. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Bayu yang juga

menunjukkan hal yang sama. Penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini

adalah Menaje (2012), Hatta dan Dwiyanto (2009), Ebrahimi dan Chadegani

(2011), Seetharaman dan Raj (2011), serta Salehi dan Derakhshan (2009).

Hasil positif signifikan menunjukkan implikasi bahwa EPS merupakan

informasi yang sangat dibutuhkan oleh investor dan calon investor, karena EPS

yang tinggi menunjukkan kinerja yang baik pada suatu perusahaan. Potensi

kinerja yang baik ini akan menyebabkan peningkatan jumlah permintaan terhadap

73

saham perusahaan tersebut. selain itu juga EPS merupakan tolak ukur

profitabilitas perusahaan.

4.4.2 Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Saat Ini

ROE adalah rasio perbandingan antara keuntungan bersih yang diperoleh

dengan ekuitas pemegang saham. ROE merupakan ukuran yang menunjukkan

jumlah laba yang tersedia bagi pemegang saham. Rasio ini merupakan salah satu

indikator bagi investor atau calon investor untuk menentukan profitabilitas

perusahaan sehingga dapat menentukan strategi investasi atas modal yang mereka

miliki. Secara umum, semakin tinggi keuntungan bersih yang dihasilkan

perusahaan, akan semakin tinggi pula ROE yang dihasilkan, dan semakin baik

profitabilitas perusahaan. Nilai ROE yang tinggi ini mengindikasikan bahwa

perusahaan mampu memperoleh tingkat laba yang tinggi dibandingkan tingkat

ekuitasnya.

Hasil pengujian ini menunjukkan adanya pengaruh ROE terhadap harga

saham saat ini. Hasil ini menentang hasil penelitian dari Erina (2003) dan

Anastasia et al. (2007) dimana hasil penelitian mereka menemukan bahwa ROE

tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham saat ini. Hasil penelitian

ini lebih memperkuat teori yang ada serta penelitian yang dilakukan oleh Salehi

dan Derakshan (2012) yang menyatakan bahwa ROE dan harga saham

mempunyai hubungan positif serta ROE menjadi pedoman bagi investor dalam

pengambilan keputusan yang optimal. Penelitian lain yang sejalan dengan

penelitian ini adalah Martani dkk (2009), Khanagha (2011), Arabsalehi dan

74

Mahmoodi (2012). Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai ROE

yang dimiliki suatu perusahaan maka akan meningkatkan harga saham perusahaan

tersebut.

4.4.3 Pengaruh Harga Saham Masa Lalu Terhadap Harga Saham Saat Ini

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh harga

saham masa lalu terhadap harga saham saat ini. Sehingga penelitian ini menentang

hasil penelitian Erina (2003) mengenai Analisis Pengaruh Fundamental dan

Teknikal Terhadap Harga Saham yang menghasilkan bahwa harga saham masa

lalu berpengharuh terhadap harga saham. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak

adanya pengaruh signifikan antara harga saham masa lalu terhadap harga saham

saat ini, yang mengimplikasikan bahwa teknik analisis teknikal selama ini tidak

sepenuhnya dijadikan sebagai salah satu cara untuk menaksir harga saham.

Analisis teknikal ini lebih menekankan kepada tingkah laku pemodal di masa

yang akan datang berdasarkan kebiasaan di masa lalu. Selama ini investor

beranggapan bahwa harga saham masa lalu mencerminkan informasi yang relevan

terhadap harga saham di masa yang akan datang, sehingga terdapat pola berulang

yang dapat dijadikan prediksi harga saham di masa depan. Sedangkan, sesuai

dengan hasil analisis penelitian ini, penulis menemukan bahwa ternyata adanya

harga saham yang tercipta di masa lalu tidak memberikan jaminan yang baik

terhadap investor mengenai harga saham yang akan terbentuk saat ini. Tidak

adanya pengaruh tersebut mungkin dikarenakan oleh data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data tahunan, sehingga data tersebut belum cukup

75

menggambarkan keadaan harga saham yang terbentuk dari waktu ke waktu. Untuk

dapat menganalisis harga saham dengan menggunakan analisis teknikal, butuh

data historis yang cukup banyak mengenai pergerakan harga saham. Dengan

adanya data yang up-date dan lengkap (data harian), technician dapat lebih

mengetahui dan mudah untuk menentukan pola yang terbentuk pada harga saham

masa lalu, dan hal tersebut menjadikan investor akan memperoleh capital gain

yang lebih besar.

4.4.4 Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), dan

Harga Saham Masa Lalu Secara Simultan Terhadap Harga Saham

Saat Ini

Variabel-variabel dalam penelitian ini secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap harga saham. Hal ini juga dapat dibuktikan dari output hasil

analisis E-Views yang menunjukkan nilai F-hitung sebesar 8,201 yang lebih besar

daripada nilai F-tabel 1,611, sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas dalam model (EPS, ROE dan harga

saham masa lalu) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap harga

saham saat ini dari perusahaan-perusahaan yang diamati selama periode 2007-

2011.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi R2

sebesar 0,6963. Nilai ini berarti bahwa sebesar 69,63% perubahan harga saham

saat ini dari perusahaan-perusahaan yang diamati selama periode 2007-2011

dipengaruhi oleh variabel-variabel bebas dalam model (EPS, ROE dan harga

76

saham masa lalu), sedangkan 30,37% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

diteliti dalam penelitian ini.

77