epistaxis
DESCRIPTION
Perdarahan dari hidungTRANSCRIPT
PENDARAHAN PADA HIDUNG
Definisi
Pendarahan dari hidung atau bisa disebut epistaxis adalah suatu keadaan dimana
hidung mengalami pendarahan yang darahnya keluar melalui lubang hidung.
Etiologi
Secara umum penyebab terjadinya pendarahan pada hidung dapat dikelompokkan
menjadi dua peyebab, yaitu penyebab lokal dan penyebab sistemik namun kita juga harus
tetap mempertimbangkan faktor lingkungan yang dapat menjadi penyebabnya seperti
kelembapan dan alergen.
Penyebab Lokal Penyebab Sistemik
Sinusitis kronis Hemofilia
Epistaxis digitorum (menyungkil hidung) Hipertensi
Benda asing Leukemia
Intranasal neoplasm atau polip Penyakit hati (contoh: sirosis)
Iritan (contoh: asap rokok,kokain) Obat-obatan yang menipiskan darah
(contoh: aspirin, antikoagulan, obat
anti inflamasi nosteroid, warfarin)
Obat-obatan (contoh: kortikosteroid
topikal)
Disfungsi platelet
Rinitis (radang selaput hidung) Thrombositopenia
Kelainan pada septum
Trauma
Cacat pembuluh darah atau telangiectasia
Faktor lain:
Bersin terlalu keras
Luka langsung pada bagian hidung atau wajah
Bersin terus menerus
Infeksi pernapasan atas
Tekanan darah tinggi
Tumor atau penyakit berdarah keturunan seperti telengiaktasis hemoragik herediter
(langka)
Bedah wajah dan hidung
Udara yang terlalu dingin atau terlalu kering
Kelembapan iklim yang kering dan panas
Patofisiologi
Semua pendarahan hidung disebabkan lepasnya lapisan mukosa hidung yang
mengandung banyak pembuluh darah kecil. Lepasnya mukosa akan disertai luka pada
pembuluh darah yang mengakibatkan pendarahan.
Pemeriksaan arteri kecil dan sedang pada orang yang berusia menengah dan lanjut,
terlihat perubahan progresif dari otot pembuluh darah tunika media menjadi jaringan kolagen.
Perubahan tersebut bervariasi dari fibrosis interstitial sampai perubahan yang komplet
menjadi jaringan parut. Perubahan tersebut memperlihatkan gagalnya kontraksi pembuluh
darah karena hilangnya otot tunika media sehingga mengakibatkan perdarahan yang banyak
dan lama. Pada orang yang lebih muda, pemeriksaan di lokasi perdarahan setelah terjadinya
epistaksis memperlihatkan area yang tipis dan lemah. Kelemahan dinding pembuluh darah ini
disebabkan oleh iskemia lokal atau trauma. Berdasarkan lokasinya epistaksis dapat dibagi
atas beberapa bagian, yaitu:
1. Epistaksis anterior
Merupakan jenis epistaksis yang paling sering dijumpai terutama pada anak-anak dan
biasanya dapat berhenti sendiri. Perdarahan pada lokasi ini bersumber dari pleksus
Kiesselbach (little area), yaitu anastomosis dari beberapa pembuluh darah di septum bagian
anterior tepat di ujung postero superior vestibulum nasi. Perdarahan juga dapat berasal dari
bagian depan konkha inferior.1 Mukosa pada daerah ini sangat rapuh dan melekat erat pada
tulang rawan dibawahnya.Daerah ini terbuka terhadap efek pengeringan udara inspirasi dan
trauma. Akibatnya terjadi ulkus, ruptur atau kondisi patologik lainnya dan selanjutnya akan
menimbulkan perdarahan .
2. Epistaksis posterior
Epistaksis posterior dapat berasal dari arteri fenopalatina dan arteri etmoid posterior.
Pendarahan biasanya hebat dan jarang berhenti dengan sendirinya. Sering ditemukan pada
pasien dengan hipertensi, arteriosklerosis atau pasien dengan penyakit kardiovaskuler.
Thornton (2005) melaporkan 81% epistaksis posterior berasal dari dinding nasal lateral.
Penanganan secara umum
Tenang
Duduk dan perhatikan badan kita lalu kepala kita lebih kedepan sedikit ini akan menjaga
darah agar tidak mengalir turun ke teggorokan yang bisa menyebabkan mual, muntah atau
diare (jangan berbaring di tempat datar dan juga jangan meletakkan kepala diantara kaki )
Bernapas dari mulut
Gunakan tisu atau lap lembab untuk menghentikan darah. Bisa juga digunakan kompres
dingin di bagian jembatan hidung.
Gunakan jempol dan telunjuk untuk menjepit bersama bagian yang lembut di hidung.
Pastikan menjepit bagian yang lembut dari hidung yang berlawanan dari punggung hidung
yang keras yang membentuk jembatan pada hidung. Tekan di bagian atas tulang hidung
dengan tidak meletakkan tekanan dimana itu bisa menghentikan pendarahan.
Teruskan menjepit hidung secara kontinu sedikitnya 5 menit sebelum mengecek apakah
darah sudah berhenti. Jika hidung masih berdarah, tekan kembali hidung untuk 10 menit.
Kita bisa semprotkan decongestant (obat untuk menghilangkan kemampatan hidung) ,
seperti oxymetazoline ke dalam sisi hidung yang berdarah dan kemudian sedikit ditekan
sesuai petunjuk pemakaian. PERHATIAN: semprotan decongestant tidak boleh digunakan
dalam jangka waktu yang panjang.
Saat pendarahan sudah berhenti, jangan banyak bergerak atau mengangkat sesuatu yang
berat dan jangan menggosok, menghembuskan, mengorek hidung dalam beberapa hari.
Sumber :
1. Pollice PA, Yoder MG. Epistaxis: a retrospective review of hospitalized patients. Otolaryngol Head
Neck Surg. 1997;117:49–53.
2. Tan LK, Calhoun KH. Epistaxis. Med Clin North Am. 1999;83:43–56.
3. Pond F, Sizeland A. Epistaxis. Strategies for management. Aust Fam Physician. 2000;29:933–8.
4. Medline Plus (http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003106.htm)
5. Cleveland Clinic (http://my.clevelandclinic.org/disorders/Nosebleed/hic_Nosebleed_Epistaxis.aspx)
6. Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 bulan September 2006 oleh Delfitri Munir dkk.