epid baru
DESCRIPTION
kesehatan masyarakatTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Diare adalah pembunuh terbesar kedua bagi anak di bawah usia lima tahun di
Indonesia. Sekitar 13 juta anak pada usia ini terkena diare setiap tahunnya. Air kotor dan
kurangnya kebersihan diri seringkali dihubungkan dengan penyakit pembunuh ini. Selain
itu, lebih dari 100 juta penduduk di Indonesia saat ini kekurangan air bersih.
Saat hujan turun terus menerus, berbagai penyakit akan mudah terjangkit. Apalagi
jika banjir melanda, berbagai kotoran ikut menyerbu yang tentunya berbagai kuman dan
bakteri seperti E Coli, Salmonella dan Staphilococcus ikut tersebar. Saat itulah, diare
mengancam semua orang. Diare yang sangat berhubungan dengan kebersihan akan
sangat mudah menyerang anak-anak, karena belum bisa menjaga kebersihannya sendiri.
Seseorang menderita diare bila frekuensi buang air besar telah melampaui kebiasaannya
dengan kotoran encer dan banyak cairan. Diare yang terus menerus mungkin merupakan
gejala penyakit berat seperti tipus, cholera dan kanker usus. Diare sangat berbahaya,
karena cairan tubuh akan sangat berkurang karena muntah dan buang air besar. Pada
tingkatan yang lebih parah, nafsu makan akan menurun, tubuh semakin lemah, karena
kekurangan cairan. Sehingga diare berat bisa membahayakan jiwa.
Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB ( Kejadian Luar Biasa ) seperti
halnya Kolera dengan jumlah penderita yang banyak dalam waktu yang singkat.Namun
dengan tatalaksana diare yang cepat, tepat dan bermutu kematian dpt ditekan seminimal
mungkin. Pada bulan Oktober 1992 ditemukan strain baru yaitu Vibrio Cholera 0139
yang kemudian digantikan Vibrio cholera strain El Tor di tahun 1993 dan kemudian
menghilang dalam tahun 1995-1996, kecuali di India dan Bangladesh yang masih
ditemukan. Sedangkan E. Coli 0157 sebagai penyebab diare berdarah dan HUS
( Haemolytic Uremia Syndrome ). KLB pernah terjadi di USA, Jepang, Afrika selatan
dan Australia. Dan untuk Indonesia sendiri kedua strain diatas belum pernah terdeksi.
BAB II
ISI
A. DEFINISI
Diare merupakan keadaan di mana seseorang menderita mencret-mencret.
Penderita buang air berkali-kali, tinjanya encer dan kadang-kadang muntah.
Diare disebut juga muntahber (muntah berak).
Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami buang air besar
yang sering dan masih memiliki kandungan air berlebihan.
Diare sebenarnya tidak sesederhana itu, defenisi lengkap dari diare adalah
peningkatan massa kotoran dengan komposisi cair dan frekuensinya lebih dari dua
kali sehari. Perubahan konsistensi dan frekuensi ini terjadi akibat adanya
peningkatan pelepasan (sekresi) cairan dalam saluran cerna, gangguan penyerapan
cairan akibat kerusakan dinding usus, dan adanya peningkatan yang abnormal dari
gerak atau motilitas saluran cerna.
B. DISTRIBUSI DIARE
1. Variabel Orang
a. Umur
Bayi dan anak-anak jauh lebih mudah mengalami dehidrasi dan shock
karena komposisi cairan tubuhnya lebih besar dari orang dewasa, sehingga
lebih rentan. Bayi dan anak juga belum cukup mapan mekanisme regulasi
cairan tubuhnya sehingga mudah terjadi gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit. Banyi dan anak-anak kemungkinan tertular lebih besar ketika
bermain di lingkungan luar. Diare yang sangat berhubungan dengan
kebersihan akan sangat mudah menyerang anak-anak, karena belum bisa
menjaga kebersihannya sendiri. Anak dibawah lima tahun biasanya dapat
terserang diare sebanyak 1-2 kali pertahun.
b. Jenis Pekerjaan
Kebanyaan masyarakat yang bekerja di lingkungan kumuh, dan padat
banyak yang terkena diare dikarenakan sanitasi lingkungan yang buruk,
banyaknya limbah atau sampah yang berserakan yang dapat menyebabkan
banyaknya virus atau bakteri.
c. Penghasilan
Tingkat penghasilan juga dapat menjadi factor, seperti tingkat penghasilan
yang rendah kebanyakan bertempat tinggal di lingkungan padat dan kumuh.
Serta berkaitan dengan pola makan, bila makanan yang dikonsumsi kurang
bersih dapat menyebabkan diare. Mesyarakat yang tingkat penghasilannya
tinggi juga dapat terkena diare karena, sering menkonsumsi alkhohol yang
berlebihan.
2. Variabel tempat
Fenomena wabah diare diperkotaan merupakan hal yang harus dianalisa
lebih lanjut. Dalam rumah masyarakat kota yang sudah cukup mapan
sanitasinya ternyata wabah tetap juga terjadi, mungkin ada faktor predisposisi
lain yang lebih general seperti perilaku masyarakat atau pengaruh tata kota.
Pada lingkungan yang padat penduduk, kumuh, dekat dengan area pabrik, dan
dekat dengan sungai lebih rentan terserang diare karena, bakteri, kuman, virus
cepat menyebar di daerah yang kotor dan lembab. Tingkat penyebaran infeksi
akan semakin tinggi apabila sanitasi lingkungan dan higienitas individu dalam
satu kelompok mayarakat rendah.
3. Variabel Waktu
Saat hujan turun terus menerus, berbagai penyakit akan mudah terjangkit.
Apalagi jika banjir melanda, berbagai kotoran ikut menyerbu yang tentunya
berbagai kuman dan bakteri seperti E Coli, Salmonella dan Staphilococcus ikut
tersebar. Saat itulah, diare mengancam semua orang.
C. MODEL KAUSALITAS
Penyebab diare diantaranya :
1. Infeksi
2. Alergi
3. Keracunan
4. Imuno deficienci
5. Malabsorbsi
6. Peradangan usus, misalnya : kholera, disentri, bakteri-bakteri lain, virus dsb
7. Pendidikan social ekonomi, dan Prilaku masyarakat
8. Sebab-sebab lain.
Penyebab diare sangat banyak diantaranya ialah berasal dari lingkungan, factor
infeksi, manusia, waktu. Infeksi virus, bakteri, kuman, maupun parasit bisa timbul
dari berbagai factor diantaranya, sambal atau makanan lain yang merangsang, virus,
toksin kuman stafilokok dalam makanan basi, intoleransi terhadap susu, dsb.
Infeksi terjadi karena organisme penyebab atau bahan infeksius yang dikeluarkan
bersamaan dengan tinja dapat tersebar ke lingkungan sekitar. Tingkat penyebaran
infeksi akan semakin tinggi apabila sanitasi lingkungan dan higienitas individu dalam
satu kelompok mayarakat rendah.
Kotoran yang dikeluarkan dapat menjadi sumber penularan kalau manajemen
sanitasi dalam rumah tangga tidak baik. Jamban tipe cemplung yang dialirkan ke
sungai atau ke parit, dan jamban tipe cebluk merupakan faktor yang mempermudah
penularan, sebab kotoran tidak dibuang dengan aman, masyarakat kota yang sudah
cukup mapan sanitasinya ternyata wabah tetap juga terjadi, mungkin ada faktor
predisposisi lain yang lebih general seperti perilaku masyarakat atau pengaruh tata
kota. Air kotor dan kurangnya kebersihan diri seringkali dihubungkan dengan
penyakit pembunuh ini. Selain itu, lebih dari 100 juta penduduk di Indonesia saat ini
kekurangan air bersih.
Diare juga dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose),
penyakit dari makanan atau kelebihan vitamin C dan biasanya disertai sakit perut, dan
seringkali enek dan muntah. Diare dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang
berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup makan.
Tingkat pendidikan
DIARE
Waktu
Pola makan
Lingkugan
Infeksi
Personal hogiene
Manusia
Virus, Bakteri, Kuman, Toksik,
Parasit
Kurang penget ttg kesehatan
Sanitasi lingkungan
Makanan basi
Jamban tipe cemplung
Vit C berlabih
Kumuh
Banjir
Makanan pedas
Penduduk padat
Kebersihan diri kurang
MCK kotor
Keracunan
Sampah
Musim hujan
Pancaroba
Kotoran Tinja
Air kotor
Luapan sampah
D. PENCEGAHAN PENYAKIT
1. Pencegahan Primer
Hentikanlah sementara minum susu dan santan, makan sayur atau buah terlalu banyak,
dan terutama sambal tidak boleh sedikitpun.
Penanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan pertama dalam
mengatasi pasien diare. Hal sederhana seperti meminumkan banyak air
putih.
Higienitas individu ditingkatkan, terutama pada bayi dan anak karena
kemungkinan tertular lebih besar ketika
Perlu ada sosialisasi kepada tiap rumah tangga tentang bagaimana
membangun jamban yang baik dan memenuhi standar kebersihan.
Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga (kuah sayur, air tajin,
larutan gula garam, bila ada berikan oralit)
Meneruskan pemberian makanan yang lunak dan tidak merangsang serta
makanan ekstra sesudah diare.
Berak di kakus, tidak di kali, pantai, sawah atau sembarang tempat.
Cuci tangan sebelum makan, dan sesudah buang air besar.
Minum air dan makanan yang sudah dimasak
Susui anak anda selama mungkin, di samping makanan lainnya sesuai
umur.
Environmental Services Program adalah program USAID yang
mempromosikan peningkatan kesehatan melalui perbaikan manajemen
sumber daya air dan memperluas akses air bersih dan sanitasi kepada
masyarakat.
Tetaplah anak disusui walaupun anak menderita diare.
2. Pencegahan Sekunder
Pengobatan dengan oralit
Larutan oralit harus diteguk sedikit demi sedikit, 2-3 teguk dan berhenti 3
menit untuk memberi kesempatan oralit diserap oleh usus dan
menggantikan garam dan cairan yang hilang dalam feses. Prosedur ini
harus diulang terus menerus sampai 1 gelas habis.
Bila diare masih berlanjut secara profus maka minum oralit harus
diteruskan sampai beberapa bungkus/gelas (3-8) sehari.
Membawa penderita diare ke sarana kesehatan bila dalam 3 hari
tidak membaik
3. Pencegahan Tersier
Menghentikan diare secara artifisial dengan obat seperti
imodium tidak dianjurkan karena obat ini bekerja seperti morfin atau
kodein, yaitu menghentikan peristalsis usus, sambil membiarkan isi usus
yang kotor mengamuk didalamnya. Hal ini dapat menimbulkan mules
yang luar biasa dan pada bayi atau orang tua dapat menimbulkan
kematian.
Pada penderita diare yang disertai muntah, pemberian
larutan elektrolit secara intravena merupakan pilihan utama untuk
mengganti cairan tubuh, atau dengan kata lain harus di infus.
Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti salmonella
sp, Giardia lamblia, Entamoeba coli perlu mendapatkan terapi antibiotik
yang rasional. Artinya antibiotik yang diberikan dapat membasmi kuman.
Oleh karena penyebab diare terbanyak adalah virus yang
tidak memerlukan antibiotik, maka pengenalan gejala dan pemeriksaan
laboratoris perlu dilakukan untuk menentukan penyebab pasti. Pada kasus
diare akut dan parah, pengobatan suportif didahulukan dan terkadang tidak
membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut kalau kondisi sudah membaik.
4. Prosedur Penanggulangan KLB/Wabah.
a. Masa pra KLB
Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah adalah dengan
melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini secara cermat, selain itu
melakukakukan langkah-langkh lainnya :
1. Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenaga dan
logistik.
2. Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas.
3. Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat
4. Memperbaiki kerja laboratorium
5. Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain
b. Tim Gerak Cepat (TGC) :
Sekelompok tenaga kesehatan yang bertugas menyelesaikan pengamatan
dan penanggulangan wabah di lapangan sesuai dengan data penderita
puskesmas atau data penyelidikan epideomologis. Tugas /kegiatan :
Pengamatan :
Pencarian penderita lain yang tidak datang berobat.
Pengambilan usap dubur terhadap orang yang dicurigai
terutama anggota keluarga
Pengambilan contoh air sumur, sungai, air pabrik dll yang
diduga tercemari dan sebagai sumber penularan.
Pelacakan kasus untuk mencari asal usul penularan dan
mengantisipasi penyebarannya
Pencegahan dehidrasi dengan pemberian oralit bagi setiap
penderita yang ditemukan di lapangan.
Penyuluhahn baik perorang maupun keluarga
Membuat laporan tentang kejadian wabah dan cara
penanggulangan secara lengkap
Pembentukan Pusat Rehidrasi
Untuk menampung penderita diare yang memerlukan perawatan dan
pengobatan.
Tugas pusat rehidrasi :
Merawat dan memberikan pengobatan penderita
diare yang berkunjung.
Melakukan pencatatan nama, umur, alamat
lengkap, masa inkubasi, gejala diagnosa dsb.
Memberikan data penderita ke Petugas TGC
Mengatur logistik
Mengambil usap dubur penderita sebelum
diterapi.
Penyuluhan bagi penderita dan keluarga
Menjaga pusat rehidrasi tidak menjadi sumber
penularan (lisolisasi).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami buang air besar yang
sering dan masih memiliki kandungan air berlebihan.
Perubahan konsistensi dan frekuensi ini terjadi akibat adanya peningkatan
pelepasan (sekresi) cairan dalam saluran cerna, gangguan penyerapan cairan akibat
kerusakan dinding usus, dan adanya peningkatan yang abnormal dari gerak atau
motilitas saluran cerna.
Penyebab diare diantaranya :
a. Infeksi
b. Alergi
c. Keracunan
d. Imuno deficienci
e. Malabsorbsi
f. Peradangan usus, misalnya : kholera, disentri, bakteri-bakteri lain, virus dsb
g. Pendidikan social ekonomi, dan Prilaku masyarakat
h. Sebab-sebab lain.
Pencegahan diare
o Pencegahan primer
o Pencegahan skunder
o Pencegahan tersier
DAFTAR PUSTAKA
http://www.dai.com.
http://www.diarehtm/
http://www.DinasKesehatanRI.com
http://www.infeksi.com
http://[email protected]
http://www.IwanDarmansyah.web.id/
http://[email protected]
http://www.sarbini.relawaMerC.com
http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis
http://www.waspada.co.id/islam/Ipu
http://www.id.wikipedia.org/wiki/diare
DIAREDi susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi
Dosen pengampu : Yuliaji Siswanto, Skm., Mkes.
Di Susun Oleh :
Mathilda Olivia P.
Meinita Linda
Metty Dwi
Moh. Burhanudin
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES NGUDI WALUYO
UNGARAN
2006