enterobiasis

11
Enterobiasis Enterobiasis adalah penyakit cacing yang ditularkan melalui tanah (soil transmitted helminthes) diakibatkan cacing Enterobius vermicularis. Penyakit enterobiasis tersebar luas di seluruh dunia terutama menyerang anak-anak dan golongan ekonomi yang lemah dan hygiene buruk. 2 Enterobius vermicularis lebih banyak ditemukan di daerah dingin dikarenakan pada cuaca dingin penduduk jarang mandi dan mengganti baju dalam. Pada pemeriksaan fisik anus akan terlihat warna putih seperti parutan kelapa. Pada pemeriksaan penunjang dengan anal swab, yang dilakukan pada pagi hari (setelah anak bangun tidur) sebelum anak buang air besar dan mencuci bokong. Anal swab dilakukan dengan cara menempelkan suatu perekat pada ujung batang pengaduk atau tongue spatel, kemudian ditempelkan di sekitar anus kemudian diratakan pada object glass dan teteskan toluol, perhatikan di bawah mikroskop. Hasilnya akan ditemukan telur cacing. Pemeriksaan dilakukan sebaiknya 3 hari berturut-turut. Dengan pemeriksaan tinja, ditemukan telur cacing maupun cacing dan pada pemeriksaan laboratorium didapati sedikit eosinofilia. Etiologi Enterobiasis disebabkan oleh Enterobius vermicularis atau Oxyuris vermicularis (cacing kremi, pinworm, seatworm). Ujung anterior pada cacing dewasa ada pelebaran kutikulum seperti sayap yang disebut alae. 4 Habitat cacing dewasa biasanya di rongga

Upload: araah

Post on 01-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

vHVzzx

TRANSCRIPT

EnterobiasisEnterobiasis adalah penyakit cacing yang ditularkan melalui tanah (soil transmitted helminthes) diakibatkan cacing Enterobius vermicularis. Penyakit enterobiasis tersebar luas di seluruh dunia terutama menyerang anak-anak dan golongan ekonomi yang lemah dan hygiene buruk.2 Enterobius vermicularis lebih banyak ditemukan di daerah dingin dikarenakan pada cuaca dingin penduduk jarang mandi dan mengganti baju dalam.Pada pemeriksaan fisik anus akan terlihat warna putih seperti parutan kelapa. Pada pemeriksaan penunjang dengan anal swab, yang dilakukan pada pagi hari (setelah anak bangun tidur) sebelum anak buang air besar dan mencuci bokong. Anal swab dilakukan dengan cara menempelkan suatu perekat pada ujung batang pengaduk atau tongue spatel, kemudian ditempelkan di sekitar anus kemudian diratakan pada object glass dan teteskan toluol, perhatikan di bawah mikroskop. Hasilnya akan ditemukan telur cacing. Pemeriksaan dilakukan sebaiknya 3 hari berturut-turut. Dengan pemeriksaan tinja, ditemukan telur cacing maupun cacing dan pada pemeriksaan laboratorium didapati sedikit eosinofilia.

Etiologi

Enterobiasis disebabkan oleh Enterobius vermicularis atau Oxyuris vermicularis (cacing kremi, pinworm, seatworm). Ujung anterior pada cacing dewasa ada pelebaran kutikulum seperti sayap yang disebut alae.4 Habitat cacing dewasa biasanya di rongga caecum, usus besar, dan di usus halus yang berdekatan dengan rongga caecum. Makanannya dari usus.Cacing betina berukuran 8-13 mm x 0,4 mm. Bulbus esofagus bulat besar, ekornya panjang dan runcing. Uterus cacing yang gravid melebar dan penuh dengan telur. Pada gravid terdapat 11.000-15.000 butir telur, bermigrasi ke daerah perianal untuk bertelur dengan cara kontraksi uterus dan vaginanya. Telur-telur jarang dikeluarkan di usus sehingga jarang ditemukan di dalam tinja. Cacing jantan berukuran 2-5 mm.4 Bulbus esofagus lebar, ekornya melingkar seperti tanda tanya dan terdapat spikulum. Kopulasi cacing jantan dan betina mungkin terjadi caecum. Cacing jantan mati setelah kopulasi dan cacing betina mati mati setelah bertelur.

Telur Enterobius vermicularis berbentuk lonjong dan lebih datar pada satu sisi (asimetris). Telur menjadi matang dalam waktu kira-kira 6 jam setelah dikeluarkan pada suhu badan. Telur resisten terhadap desinfektan dan udara dingin. Dalam keadaan lembab telur dapat hidup sampai 13 hariPERJALANAN PENYAKIT CACING KREMICacing Enterobius vermicularis menyebabkan infeksi cacing kremi yang disebut juga enterobiasis atau oksiuriasis. Infeksi biasanya terjadi melalui 2 tahap. Pertama, telur cacing pindah dari daerah sekitar anus penderita ke pakaian, seprei atau mainan. Kemudian melalui jari-jari tangan, telur cacing pindah ke mulut anak yang lainnya dan akhirnya tertelan. Telur cacing juga dapat terhirup dari udara kemudian tertelan. Setelah telur cacing tertelan, lalu larvanya menetas di dalam usus kecil dan tumbuh menjadi cacing dewasa di dalam usus besar (proses pematangan ini memakan waktu 2-6 minggu). Cacing dewasa betina bergerak ke daerah di sekitar anus (biasanya pada malam hari) untuk menyimpan telurnya di dalam lipatan kulit anus penderita. Telur tersimpan dalam suatu bahan yang lengket. Bahan ini dan gerakan dari cacing betina inilah yang menyebabkan gatal-gatal. Telur dapat bertahan hidup diluar tubuh manusia selama 3 minggu pada suhu ruangan yang normal. Tetapi telur bisa menetas lebih cepat dan cacing muda dapat masuk kembali ke dalam rektum dan usus bagian bawah.

Dalam siklus hidupnya di dalam tubuh manusia, cacing kremi selalu berpindah-pindah. Sejak berbentuk telur hingga menetas, cacing ini tinggal di usus 12 jari kemudian setelah berubah menjadi larva akan berpindah ke usus tengah yang merupakan bagian atas sistem penyerapan nutrisi. Setelah dewasa, cacing ini akan bermigrasi ke bagian anus kemudian bergerombol dan menyebabkan rasa gatal di bagian tersebut. Sebagian di antaranya juga akan keluar bersama feses atau tinja dan umumnya bisa diamati dengan mata telanjang, berupa cacing putih yang bergerak-gerak. Dalam pengembaraannya menuju anus inilah, cacing dewasa sering tersesat lalu bersarang di bagian-bagian yang tidak seharusnya kemudian bersarang di sana untuk bertelur. Salah satunya adalah vagina, yang sering menjadi tempat bersarang cacing kremi dewasa khususnya yang betina. Di vagina, cacing kremi bisa menyebabkan gatal atau bahkan radang yang pada tingkat keparahan tertentu bisa disertai koreng. Infeksinya bahkan bisa lebih jauh lagi, cacing-cacing itu kadang menyebar hingga saluran telur sehingga bisa mengganggu sistem reproduksi.

Daur hidup cacing ini bekisar antara 2 minggu sampai 2 bulan. Cacing dewasa dari usus halus pergi ke usus besar kemudian ke anus karena telur telur cacing itu hanya menetas kalau ada OKSIGEN, sehingga diberi nama Oxyuris OK. Di malam hari cacing kremi yang mendekam di usus penderita, biasanya turun ke kawasan dubur untuk bertelur.Penyebaran cacing kremi lebih luas dari cacing lain. Penularan dapat terjadi pada suatu keluarga atau kelompok-kelompok yang hidup dalam satu lingkungan yang sama seperti asrama, rumah piatu. Telur cacing dapat diisolasi dari debu di ruangan sekolah atau kafetaria sekolah dan mungkin ini menjadi sumber infeksi bagi anak-anak sekolah. Di berbagai rumah tangga dengan beberapa anggota keluarga yang mengandung cacing kremi, telur cacing dapat ditemuka. (92%) di lantai, meja, kursi, bufet, tempat duduk kakus (toilet seats), bak mandi, alas kasur, pakaian. Hasil penelitian menunjukkan angka prevalensi pada berbagai golongan manusia 3-80%. Penelitian di daerah Jakarta Timur melaporkan bahwa kelompok usia terbanyak yang menderita entrobiasis adalah kelompok usia antara 5-9 tahun yaitu terdapat 46 anak (54,1%) dari 85 anak yang diperiksa.

SIKLUS HIDUP CACING KREMIHabitat cacing dewasa biasanya di rongga sekum usus besar dan diusu halus yang berdekatan dengan rongga sekum. Makanannya adalah isi dari usus. Cacing betina yang gravid mengandung 11.000 15.000 butir telur, bermigrasi kedaerah perianal untuk bertelur dengan cara kontraksi uterus dan vaginanya. Telur-telur jarang dikeluarkan diusus, sehingga jarang ditemukan di dalam tinja. Telur menjadi matang dalam waktu kira-kira 6 jam setelah dikeluarkan, pada suhu badan. Telur resisten terhadap desinfektan dan udara dingin. Dalam keadaan lembab telur dapat hidup sampai 13 hari.

Kopulasi cacing jantan dan betina mungkin terjadi di sekum. Cacing jantan mati setelah kopulasi dan cacing betina mati setelah bertelur. Infeksi cacing kremi terjadi bila menelan telur matang, atau bila larva dari telur yang menetas didaerah perianal bermigrasi kembali keusus besar. Bila telur matang yang tertelan, telur menetas di duedenum dan larva rabditiform berubah dua kali sebelum menjadi dewasa di yeyunum dan bagian atas ileum.Waktu yang diperlukan untuk daur hidupnya, mulai dari tertelannya telur matang sampai menjadi cacing dewasa gravid yang bermigrasi ke dareha perianal, berlangsung kira-kira 2 minggu sampai 2 bulan. Mungkin hanya berlangsung selama 1 bulan karena telur-telur cacing dapat ditemukan kembali pada anus paling cepat 5 minggu sesudah pengobatan.Infeksi cacing kremi dapat sembuh sendiri (self limited). Bila tidak ada reinfeksi, tanpa pengobatan infeksi dapat berakhir.

GEJALA CACING KREMI

Entrobiasis relatif tidak berbahaya, jarang menimbulkan lesi yang berarti. Gejala klinis yang menonjol disebabkan iritasi disekitar anus, perineum dan vagina oleh cacing betina gravid yang bermigrasi kedaerah anus dan vagina sehingga menyebabkan pruritus lokal.. Oleh karena cacing bermigrasi kedaerah anus dan menyebaban pruritus ani maka penderita menggaruk daerah sekitar anus sehingga timbul luka garuk disekitar anus.Keadaan ini sering terjadi pada waktu malam hari hingga penderita terganggu tidurnya dan menjadi lemah. Kadang-kadang cacign dewasa muda dapat bergerak ke usus halus bagian proksimal sampai ke lambung, esofagus dan hidung sehingga menyebabkan gangguan didaerah tersebut. Cacing betina gravid mengembara dan dapat bersarang di vagina dan di tuba falopi sehingga menyebabkan radang disaluran telur. Cacing sering ditemukan diapendiks tetapi jarang menyebabkan appendisitis.Beberapa gejala karena infeksi cacing Enterobiasis vermicularis dikemukakan oleh beberapa penyelidik yaitu kurang nafsu makan, berat badan turun, aktifitas meninggi, enuresis, cepat marah, gigi menggeretak, insomnia dan masturbasi, tetapi kadang sukar untuk membuktikan hubungan sebab dengan cacing kremi.Infeksi cacing kremi ringandengan hanya sejumlah kecil cacing dewasa dalam tubuhtidak ada gejala. Gejala-gejala muncul dengan moderat atau infeksi berat. Beberapa minggu setelah menelan telur cacing kremi, cacing betina dewasa bermigrasi dari usus ke daerah sekitar anus, di mana mereka bertelur. Migrasi biasanya terjadi pada malam hari. Migrasi ini menyebabkan:( Gatal-gatal di daerah anal atau vaginal( Insomnia, lekas marah dan gelisah( Gejala saluran pencernaan yang samar-samar, seperti sebentar-sebentar sakit perut dan mual

Gejala umum terjangkiti oleh cacing kremi biasanya pada bagian dubur terasa gatal, berat badan penderita menurun, terkadang juga mengalami diare. Apabila gejala gejala tersebut sudah nampak jangan menggaruk dubur yang gatal dengan jari karena bila lecet dapat mengakibatkan infeksi. Hindari makan makanan berlemak, kemudian olesi pada sekitar dubur dengan minyak zaitun atau air garam.Gejala lainnya berupa:( Rasa gatal hebat di sekitar anus( Rewel (karena rasa gatal dan tidurnya pada malam hari terganggu)( Kurang tidur (biasanya karena rasa gatal yang timbul pada malam hari ketika cacing betina dewasa bergerak ke daerah anus dan menyimpan telurnya disana)( Nafsu makan berkurang, berat badan menurun (jarang terjadi, tetapi bisa terjadi pada infeksi yang berat)( Rasa gatal atau iritasi vagina (pada anak perempuan, jika cacing dewasa masuk ke dalam vagina)( Kulit di sekitar anus menjadi lecet atau kasar atau terjadi infeksi (akibat penggarukan).

CARA PENULARAN CACING KREMISebagian besar jenis cacing parasit termasuk cacing kremi merupakan soil transmited infection yang penularannya harus diperantarai oleh tanah. Telur cacing parasit baru akan menjadi bentuk infektif (bisa menginfeksi) jika sudah berada di tanah, kemudian masuk lewat saluran pencernaan.Penularan cacing harus melalui tanah, terutama tanah liat. Bahkan tinja sekalipun kalau langsung dijilat tidak akan menularkan cacing. Telur cacing yang terbang ke udara juga hanya akan menular jika hinggap di makanan, jadi tidak menular lewat pernapasanPenyakit ini sama seperti penyakit kulit yang bisa menular. Penularan cacing kremi terjadi autoinfeksi . karena telurnya bisa nempel dimana aja, di pakaian, sprei or debu , sehingga akibat tidak hygienisnya tangan / kuku sehingga bersama makanan masuk ke mulut dari tangannya yang penuh telur/debu. Penyakit kremian ini sering pula disebut penyakit enterobiasis /oksiuriasis penyakit yang sangat sering ditemukan terutama pada anak-anak.Infeksi ini dapat terjadi akibat tertelannya telur cacing enterobius vermicularis (oxyuris vermicularis). Setelah telur cacing tertelan, larvanya akan menetas di usus duabelas jari (duodenum) dan tumbuh menjadi bentuk dewasa di usus besar. Cacing betina yang hamil (dapat mengandung 11.000-15.000 telur) akan berpindah ke daerah sekitar anus (perianal) untuk mengeluarkan telur-telurnya disekitar anus.

Proses berpindahnya cacing ini akan menimbulkan sensasi gatal pada daerah sekitar anus penderita. Keadaan ini sering terjadi pada waktu malam hari sehingga penderita sering terganggu tidurnya dan menjadi lemah. Selain gatal-gatal Gejala lain yang dapat dirasakan oleh penderita infeksi cacing kremi adalah : Kurang nafsu makan, Berat badan menurun, Aktivitas meningkat, Sering mengompol, Cepat marah, Sulit tidur, dll.

Penularan cacing kremi dapat terjadi pada satu keluarga atau kelompok-kelompok yang hidup di lingkungan yang sama, seperti asrama, rumah piatu, dll. Proses penularannya dapat terjadi melalui :( Penularan dari tangan ke mulut sesudah menggaruk darerah sekitar anus( Penularan dari tangan dapat menyebarkan telur kepada orang lain karena memegang benda-benda lain yang terkontaminasi telur cacing ini( Telur cacing dapat ditemukan di debu ruangan sekolah, asrama, kavetaria, dan lainnya. Telur cacing di debu ini akan mudah diterbangkan oleh angin dan dapat tertelan( Telur yang telah menetas di sekitar anus dapat berjalan kembali ke usus besar melalui anus.

Cara Penularan Cacing Kremi

Penularan dapat dipengaruhi oleh :1. Penularan dari tangan ke mulut sesudah menggaruk daerah perianal (autoinfeksi) atau tangan dapat menyebarkan telur kepada orang lain maupun kepada diri sendiri karena memegang benda-benda maupun pakaian yang terkontaminasi.2. Debu merupakan sumber infeksi oleh karena mudah diterbangkan oleh angin sehingga telur melalui debu dapat tertelan.3. Retrofeksi melalui anus : larva dari telur yang menetas di sekitar anus kembali masuk ke usus.Anjing dan kucing bukan mengandung cacing kremi tetapi dapat menjadi sumber infeksi oleh karena telur dapat menempel pada bulunya. Frekuensi di Indonesia tinggi, terutama pada anak dan lebih banyak ditemukan pada golongan ekonomi lemah. Frekuensi pada orang kulit putih lebih tinggi darpada orang negro. Kebersihan perorangan penting untuk pencegahan. Kuku hendaknya selain dipotong pendek, tangan dicuci sebelum makan. Anak yang mengandung cacing kremi sebaiknya memakai celana panjang jika hendak tidur supaya alat kasur tidak terkontaminasi dan tangan tidak menggaruk daerah perianal. Makanan hendaknya dihindarkan dari debu dan tangan yang mengandung parasit. Pakaian dan als kasur hendaknya dicuci bersih dan diganti setiap hari