enefit - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · analisis antrian pelayanan instalasi ambulance...

99
BENEFIT VOLUME 2 NO.1 HLM. 1-94 TULUNGAGUNG JANUARI 2014 ISSN 1979 - 2107 ISSN: 1979 - 2107 Volume 2 Nomor 1 Januari 2014 Perbedaan Risiko Kredit Ditinjau Dari Suku Bunga dan Jaminan Kredit pada PT Sinar Mas Multifinance di Tulungagung Eni Minarni Nofiasari Analisis Pemenuhan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Untuk Meningkatkan Penerimaan Sektor Pajak Rachmad Gesah Mukti Prabowo Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang Sulaksana Analisis Pemeriksaan Manajemen Fungsi Kredit ( Account Officer) Untuk Mengetahui Tingkat Efektivitas Kinerja Wenni Wahyuandari Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan pada Koperasi Primkopol Resort di Tulungagung Eni Widhajati Kristy Amalia Analisis Pengaruh Sumber Dana Terhadap Pendapatan Operasional pada BMT Pahlawan di Tulungagung Desi Rahmawati 1 - 12 13 - 26 27 - 44 45 - 58 59 - 79 80 - 94 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TULUNGAGUNG JL. KI MANGUNSARKORO BEJI - TULUNGAGUNG JURNAL EKONOMI, MANAJEMEN DAN AKUNTANSI E E N N E E F F I I T T B B

Upload: tranthien

Post on 16-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

BENEFIT VOLUME 2 NO. 1 HLM. 1-94 TULUNGAGUNGJANUARI 2014

ISSN1979 - 2107

ISSN: 1979 - 2107Volume 2 Nomor 1 Januari 2014

Perbedaan Risiko Kredit Ditinjau Dari Suku Bunga dan JaminanKredit pada PT Sinar Mas Multifinance di TulungagungEni MinarniNofiasari

Analisis Pemenuhan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan UntukMeningkatkan Penerimaan Sektor PajakRachmad Gesah Mukti Prabowo

Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah SakitUmum Daerah dr. Iskak di TulungagungKrisan SisdiyantoroBambang Sulaksana

Analisis Pemeriksaan Manajemen Fungsi Kredit (Account Officer)Untuk Mengetahui Tingkat Efektivitas KinerjaWenni Wahyuandari

Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan padaKoperasi Primkopol Resort di TulungagungEni WidhajatiKristy Amalia

Analisis Pengaruh Sumber Dana Terhadap Pendapatan Operasionalpada BMT Pahlawan di TulungagungDesi Rahmawati

1 - 12

13 - 26

27 - 44

45 - 58

59 - 79

80 - 94

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS TULUNGAGUNGJL. KI MANGUNSARKORO BEJI - TULUNGAGUNG

JURNAL EKONOMI, MANAJEMEN DAN AKUNTANSIEENNEEFFIITTBB

Page 2: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Volume 2 Nomor 1 Januari 2014 ISSN 1979-2107

Jurnal BENEFIT adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi UniversitasTulungagung dengan tujuan mempublikasikan artikel ilmiah dalam bidang ekonomi, manajemen danakuntansi. Benefit pertama kali terbit pada bulan Oktober 1998 dan mulai tahun 2002 mengalamiberbagai hambatan sehingga tidak bisa terbit.

Pada bulan Januari 2014 Jurnal BENEFIT diterbitkan kembali untuk mengembangkan kajianbidang ekonomi, manajemen dan akuntansi serta mempublikasikan artikel-artikel kajian teoritis danempiris yang berkaitan dengan masalah-masalah ekonomi, manajemen dan akuntansi.

Redaksi menerima sumbangan tulisan, karangan dan ringkasan hasil penelitian dari sidangpembaca. Naskah yang dikirim kepada redaksi harus merupakan karya asli dan tidak sedangdipertimbangkan untuk diterbitkan penerbit lain. Setiap naskah yang dikirim akan direview kelayakannyaoleh tim editorial.

Jurnal BENEFIT terbit dua kali setahun pada bulan Januari dan Juli.

SUSUNAN DEWAN REDAKSIPenanggung Jawab

Dekan Fakultas EkonomiUniversitas Tulungagung

Ketua PenyuntingDrs. Krisan Sisdiyantoro, M.M.

Penyunting Ahli (Mitra Bestari)Dr. Dra. Sri Sutrismi, M.M.

Dr. Dra. Dwi Ima H., M.Hum.Fancholiq Joko Pribadi, S.E., M.M.

Penyunting PelaksanaDra. Tiwuk Puji Hariyanti, M.Ak.

Nurani, SE., M.M.R. Gesah Mukti Prabowo, S.E., Ak., M.M.

Eni Minarni, S.E., Ak., M.Ak.

Tata UsahaIwan Darmawan

Partini

Alamat Redaksi:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Tulungagung

Jl. Ki Mangunsarkoro Beji – TulungagungTelp. (0355) 322145 Fax (0355) 322145

E-mail: [email protected]

BenefitJurnal Ekonomi, Manajemen & Akuntansi

Diterbitkan oleh:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Tulungagung

BB EENNEEFFIITTJURNAL EKONOMI, MANAJEMEN & AKUNTANSI

Page 3: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Benefit Vol 2 No 1 Januari 2014 ISSN 1979-2107

BBDaftar Isi

EENNEEFFIITT

Perbedaan Risiko Kredit Ditinjau Dari Suku Bunga dan Jaminan Kreditpada PT Sinar Mas Multifince di Tulungagung ………………………...

Eni Minarni & Nofiasari

Analisis Pemenuhan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan UntukMeningkatkan Penerimaan Sektor Pajak………………………………..

Rachmad Gesah Mukti Prabowo

Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah SakitUmum Daerah dr. Iskak di Tulungagung………………………………..

Krisan Sisdiyantoro & Bambang Sulaksono

Analisis Pemeriksaan Manajemen Fungsi Kredit (Account Officer)Untuk Mengetahui Tingkat Efektivitas Kinerja…………………………

Wenni Wahyuandari

Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan pada KoperasiPrimkopol Resort di Tulungagung………………………………………

Eni Widhajati dan Kristy Amalia

Analisis Pengaruh Sumber Dana Terhadap Pendapatan Operasionalpada BMT Pahlawan di Tulungagung…………………………………..

Desi Rahmawati

1

13

27

45

59

80

JURNAL EKONOMI, MANAJEMEN & AKUNTANSI

Page 4: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

1

PERBEDAAN RISIKO KREDIT DITINJAU DARI SUKU BUNGA DANJAMINAN KREDIT PADA PT SINARMAS MULTIFINANCE DI

TULUNGAGUNG

Eni MinarniNofiasari

Fakultas Ekonomi Universitas Tulungagung

Email: [email protected]

Abstrak

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan risiko kreditditinjau dari suku bunga dan jaminan kredit. Obyek penelitian adalahpembiayaan kredit pada PT Sinarmas Multifinance Tulungagung. Jenis datadalam penelitian ini berupa data sekunder dengan sampel yang digunakansebanyak 36 dari populasi pembiayaan sebanyak 1734 dan yang menunggaksebanyak 163 orang. Untuk menganalisis dilakukan melalui uji beda yaitudengan independent sample t-test. Hasil pengujian risiko kredit dilihat daritingkat suku bunga kredit menunjukkan varian sama pada kedua grup. Hasil sigt test sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa risiko berbedadari pembebanan bunga yang tidak sama. Hasil pengujian risiko kredit dilihatdari tingkat jaminan kredit menunjukkan varian kedua grup adalah sama. Hasilsig t test sebesar 0,122 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa risiko kreditdari jaminan kredit yang asli sama dengan risiko kredit dari jaminan kreditpinjaman atau bukan atas nama sendiri. Artinya perbedaan suku bungaberpengaruh terhadap risiko kredit sedang jaminan kredit tidak berpengaruhpada risiko kredit.

Kata Kunci: Perbedaan Risiko Kredit, Suku Bunga Kredit, Jaminan Kredi.

Abstract

The purpose of this study was to determine differences in credit risk in terms ofinterest rates and credit guarantees. Object of research is credit financing atPT Sinarmas Multifinance. The type of data in this study are secondary datasample used by as many as 36 of the population in 1734 and the financing ofarrears as many as 163 people. To analyze the different test that is conductedthrough the independent sample t-test. Test results seen credit risk of lendingrates show the same variant in both groups. Results sig t test of 0.000 < 0.05,so it can be concluded that the risk differs from interest charges are not thesame. Test results seen credit risk of loan collateral levels show a secondvariant is the same group. Results sig t test was 0.122 > 0.05, so it can beconcluded that the credit risk of the original loan guarantee equal to the creditrisk of a loan or loan guarantee is not on its own behalf. This means that thedifference in interest rates affect the credit risk of loan guarantees was noeffect on credit risk.

Keywords: Difference Credit Risk, Interest Rate, Credit Guarantee,independent sample t-test

Page 5: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Perbedaan Risiko Kredit Ditinjau Dari Suku Bunga Dan Jaminan Kredit

2

PENDAHULUAN

Tujuan perusahaan ditinjau dari sudut

pandang ekonomi adalah untuk memperoleh

keuntungan (profit oriented), menjaga

kelangsungan hidup dan kesinambungan

operasi perusahaan, sehingga mampu

berkembang menjadi perusahaan yang besar

dan tangguh. Kesuksesan perusahaan dalam

bisnis hanya bisa dicapai melalui

pengelolaan yang baik, khususnya

pengelolaan manajemen keuangan sehingga

modal yang dimiliki bisa berfungsi

sebagaimana mestinya.

Salah satu alternatif sumber dana

untuk pembiayaan adalah perusahaan

multifinance. Sebagai usaha pembiayaan

tentu perusahaan multifinance adalah

termasuk berisiko tinggi mengingat adanya

peristiwa yang tidak diharapkan terjadi,

seperti adanya kredit macet. Risiko kredit

merupakan gagalnya pengembalian

sebagian kredit yang diberikan dan menjadi

kredit bermasalah sehingga mempengaruhi

pendapatan bank (Firdaus dan Ariyanti,

2003: 34).

PT Sinarmas Multifinance dihadap-

kan pada suatu keadaan di mana kredit

(pinjaman) yang diberikan mengalami

masalah yang bermacam-macam seperti

adanya keterlambatan pembayaran

angsuran, komplain dari debitur apabila

terjadi kenaikan suku bunga pinjaman atau

masalah yang lainnya. Ujung masalah yang

dianggap paling rumit adalah adanya kredit

macet (loan problem), yaitu suatu keadaan

di mana debitur tidak dapat memenuhi

kewajiban atas pembayaran bunga dan

pokok pinjaman.

Kredit macet tentu membutuhkan

perhatian, selain peningkatkan biaya

administrasi, pekerjaan pegawai juga

otomatis tercurah pada kredit macet tersebut

sehingga mengurangi waktu untuk

menangani masalah lain yang lebih

produktif. Hal ini juga bisa menghambat

pertumbuhan perusahaan kalau ada kredit

macet yang cukup signifikan karena

perusahaan tidak dapat mengadakan pilihan

investasi dan memberi hasil yang lebih

besar.

Evaluasi calon debitur dengan prinsip

5C (character, capacity, capital, collateral,

condition of economy) dan penetapan

kebijakan kredit seperti adanya jaminan

kredit dan adanya akad atau perjanjian

kredit sebenarnya sudah dilakukan pada PT.

Sinarmas Multifinance Tulungagung,

namun demikian masih ada debitur yang

terlambat dalam mengembalikan pinjaman

bahkan tidak bisa mengembalikan pinjaman

tersebut. Adanya penetapan tingkat suku

bunga untuk pinjaman atau kredit yang

berbeda dan adanya jaminan kredit yang

berbeda disinyalir menyebabkan risiko

kredit yang berbeda juga.

Tingkat suku bunga dan penetapan

jaminan akan diteliti karena disinyalir telah

menimbulkan masalah yang perlu segera

ditangani. Data akan dikumpulkan dari dua

Page 6: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

3

sisi, yakni terkait dengan tingkat suku

bunga kredit dan jaminan kredit terhadap

risiko kredit. Dengan menggunakan alat

analisis statistika, maka akan diketahui

perbedaannya. Hasil analisis tersebut yang

menjelaskan perbedaan risiko kredit akan

dipergunakan pihak manajemen sebagai

bahan untuk mencari faktor-faktor yang

menyebabkan timbulnya perbedaan tingkat

suku bunga dan jaminan kredit. Selanjutnya

faktor-faktor penyebab tersebut merupakan

dasar bagi manajemen untuk pengambilan

keputusan dalam rangka meminimalisir

risiko kredit yang ada.

Berdasarkan penjelasan di muka,

masalah yang diteliti dalam penelitian ini

selanjutnya dapat dirumuskan sebagai

berikut: Adakah perbedaan risiko kredit

ditinjau dari suku bunga kredit dan jaminan

kredit.

Dalam pemberian kredit, unsur

kepercayaan adalah hal yang sangat

mendasar yang menciptakan kesepakatan

antara pihak yang memberikan kredit dan

pihak yang menerima kredit untuk dapat

melaksanakan hak dan kewajiban yang telah

disepakati, baik dari jangka waktu

peminjaman sampai masa pengembalian

kredit serta balas jasa yang diperoleh, maka

unsur-unsur yang terkandung dalam

pemberian fasilitas kredit adalah sebagai

berikut (Kasmir, 2008):

1) Kepercayaan merupakan suatu keyakinan

pemberi kredit bahwa kredit yang

diberikan akan benar-benar diterima

kembali dimasa tertentu dimasa yang

akan datang. Kepercayaan ini diberikan

oleh bank, dimana sebelumnya sudah

dilakukan penelitian, penyelidikan

tentang nasabah baik secara intern

maupun ekstern.

2) Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu

perjanjian dimana masing-masing pihak

menandatangani hak dan kewajiban-nya

masing-masing.

3) Jangka waktu mencakup masa pengem-

balian kredit yang telah disepakati.

Jangka waktu tersebut bisa berbentuk

jangka pendek, menengah, atau jangka

panjang.

4) Adanya suatu tenggang waktu pengem-

balian akan menyebabkan suatu risiko

tidak tertagihnya/macet pemberian

kredit. Semakin panjang suatu kredit

semakin besar risikonya demikian pula

sebaliknya. Risiko ini menjadi

tanggungan bank, baik yang disengaja

oleh nasabah maupun yang tidak

disengaja.

5) Balas jasa atas pemberian suatu kredit

atau jasa tersebut yang kita kenal dengan

nama bunga. Pemberian suatu fasilitas

kredit mempunyai tujuan tertentu yang

tidak akan terlepas dari misi bank

tersebut didirikan.

Tujuan analisis kredit adalah untuk

mengatahui kualitas kredit yang diajukan

oleh calon debitur atau permohonan

tambahan kredit yang diajukan. Dengan

demikian, apabila nantinya kreditur

mengabulkan permohonan kredit, maka

resiko kredit yang diberikan itu berkembang

Page 7: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Perbedaan Risiko Kredit Ditinjau Dari Suku Bunga Dan Jaminan Kredit

4

menjadi kredit bermasalah akan dapat

diminimalisir. Kualitas permintaan kredit

dapat diukur dari prospek kemampuan dan

kesediaan calon debitur melunasi kredit

sesuai dengan isi perjanjian kredit (Sutojo,

1997).

Resiko kredit adalah gagalnya

pengembalian sebagian kredit yang

diberikan dan menjadi kredit bermasalah

sehingga mempengaruhi pendapatan

(Firdaus dan Ariyanti, 2003). Risiko kredit

adalah risiko yang timbul sebagai akibat

kegagalan pihak lawan memenuhi

kewajibannya (Tampubolon, 2004). Risiko

ini dapat timbul karena kinerja satu atau

lebih debitur yang buruk. Kinerja debitur

yang buruk ini dapat berupa

ketidakmampuan debitur untuk memenuhi

sebagian atau seluruh isi perjanjian kredit

yang telah disepakati bersama sebelumnya.

Industri perbankan yang sangat

kompetitif, penentuan tingkat suku bunga

kredit menjadi suatu alat persaingan yang

sangat strategis. Perbankan diharapkan

mampu mengandalikan tingkat suku bunga

kredit yang lebih rendah disbanding dengan

bank lainnya.

Menurut Dendawijaya (2000: 105)

kebijakan penentuan tingkat suku bunga

kredit harus memperhatikan dan

menganalisis komponen – komponen yang

menentukan tingkat suku bunga kredit

adalah sebagai berikut: (1) Cost of Fund

(Biaya Dana), (2) Overhead Cost, (3)

Marjin Bank, (4) Pajak Perbankan, dan (5)

Premi Resiko.

Pengertian Jaminan menurut

Tangkilisan (2003: 79) yang dikutip dari

Undang-undang Perbankan adalah keya-

kinan atas itikad dan kemampuan serta

kesanggupan nasabah debitur untuk

melunasi uangnya atau mengembalikan

pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang

diperjanjikan.

Fungsi jaminan yang dikemukakan

oleh Firdaus dan Ariyanti (2003: 86) adalah

Jaminan memiliki dua fungsi yaitu:

Fungsi pertama jaminan yaitu untuk

pembayaran utang seandainya debitur tidak

mampu membayar dengan jalan menguang-

kan atau menjual jaminan tersebut.

Fungsi jaminan kedua yaitu sebagai

akibat dari fungsi yang pertama ialah

merupakan salah satu factor penentu jumlah

kredit yang diberikan. Dalam hal ini,

biasanya bank akan tidak akan memberikan

kredit lebih besar dari nilai jaminan yang

diberikan tersebut.

Dalam hal jaminan harta benda perlu

diketahui bahwa tidak semua harta benda

memnuhi syarat sebagai jaminan, melain-

kan ada asas-asas tertentu sebagai syarat

yang harus dipenuhi untuk dapat diterima

sebagai jaminan atas suatu kredit. Asas

yang dimaksud menurut Firdaus dan

Aryanti (2003) meliputi: (1) Marketability,

(2) Accertainability of Value, (3) Stability of

Value, dan (4) Transferability.

Page 8: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

5

Berdasarkan penjelasan di atas, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut: Diduga ada perbedaan

signifikan risiko kredit ditinjau dari suku

bunga kredit dan jaminan kredit.

Tujuan dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui adakah perbedaan risiko

kredit ditinjau dari suku bunga dan jaminan

kredit pada PT Sinar Mas Multifinance

Tulungagung tahun 2010 –2012. Adanya

penelitian ini diharapkan dapat digunakan

oleh beberapa pihak diantaranya bagi PT

Sinarmas Multifinance Tulungagung

diharapkan bisa digunakan untuk

mengetahui tingkat risiko kredit dilihat dari

suku bunga dan jaminan kredit sehingga

bisa digunakan sebagai landasan dalam

pengambilan keputusan pemberian kredit.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan

digunakan adalah pengujian hipotesis-

komparatif, yakni merupakan penelitian

yang menjelaskan fenomena dalam bentuk

hubungan antar variabel yang berupa

komparasi (perbandingan). Penelitian ini,

melalui pengujian hipotesis akan

menjelaskan tentang perbedaan risiko kredit

ditinjau dari suku bunga kredit dan jaminan

kredit di PT. Sinar Mas Multifinance

Tulungagung.

Jenis data yang dikumpulkan berupa

data subyek, fisik dan dokumenter,

sedangkan sumber data terdiri atas sumber

data primer dan sekunder. Dalam penelitian

ini lebih banyak menggunakan data

sekunder yaitu data yang sudah

dikumpulkan oleh pihak lain, dalam hal ini

adalah perusahaan, yaitu data jumlah

nasabah, data tunggakan, agunan atau

jaminan kredit, jangka waktu kredit dan

tingkat suku bunganya.

Teknik pengumpulan data terkait

dengan jenis dan sumber data yang

meliputi: (1) Data subyek yang berupa lisan

(verbal), cara pengumpulan data

menggunakan teknik wawancara, (2) Data

subyek yang berupa ekspresi, cara

pengumpulan data menggunakan teknik

observasi, (3) Data pisik, cara pengumpulan

datanya menggunakan teknik observasi, (4)

Data dokumenter, cara pengumpulan

datanya menggunakan teknik dokumentasi.

Metode pemilihan sampel yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah

melalui purposive sampling yaitu dengan

jalan memilih sampel dari sejumlah

populasi berdasarkan kriteria tertentu.

Adapun kriteria-kriteria yang akan

dipergunakan sebagai dasar untuk memilih

sampel sebagai berikut:

1) Nasabah PT. Sinar Mas Tulungagung

yang menerima kredit periode tahun

2010 sampai dengan tahun 2012 yang

telah melunasi kewajiban dan melakukan

keterlambatan pembayaran.

2) Nasabah PT Sinar Mas Tulungagung

yang menerima kredit periode tahun

2010 sampai dengan tahun 2012 yang

jaminan kreditnya berupa BPKB (Bukti

Page 9: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Perbedaan Risiko Kredit Ditinjau Dari Suku Bunga Dan Jaminan Kredit

6

Pemilikan Kendaraan Bermotor) atas

nama sendiri.

3) Nasabah PT Sinar Mas Tulungagung

yang menerima kredit periode tahun

2010 sampai dengan tahun 2012 yang

jaminan kreditnya berupa BPKB (Bukti

Pemilikan Kendaraan Bermotor) bukan

atas nama sendiri.

4) Nasabah PT Sinar Mas Tulungagung

yang menerima kredit periode tahun

2010 sampai dengan tahun 2012 yang

jangka waktu kreditnya termasuk jangka

waktu pendek dengan tingkat suku bunga

flat yaitu tingkat suku bunga yang sama

setiap bulan.

Analisis data dilakukan dengan

menghitung risiko kredit:

Angsuran kredit = ∑ Kredit x bunga % + Jumlah kredit

Jk. Waktu Kredit

Risiko kredit = angsuran kredit x bunga % x hari terlambat

360

Analisis data menggunakan statistik

dengan program SPSS yang meliputi uji

hipotesis menggunakan menggunakan uji

beda rata-rata (t-test) dua sampel

independen disesuaikan dengan jumlah

sampel yang akan digunakan, yaitu:

1) Jika menggunakan sampel besar (di

mana sampel > 30) dengan rumus:

_(X1 - X2)

z =2 2

S1 S2+

n1 n2

Keterangan:_X1 = rata-rata sampel 1 (tingkat

suku bunga kredit pertamaterhadap risiko kredit)

X2 = rata-rata sampel 2 (tingkatsuku bunga kredit keduaterhadap risiko kredit)

S1 = simpangan baku sampel 1S2 = simpangan baku sampel 2n1 = jumlah sampel 1n2 = jumlah sampel 2

dan

X1 = rata-rata sampel 1(jaminan kredit pertamaterhadap risiko kredit)

X2 = rata-rata sampel 2(jaminan kredit keduaterhadap risiko kredit)

S1 = simpangan baku sampel 1S2 = simpangan baku sampel 2n1 = jumlah sampel 1n2 = jumlah sampel 2

2) Jika menggunakan sampel kecil, di

mana n < 30 dengan notasi ketentuan

yang sama dengan sebelumnya

menggunakan rumus sebagai berikut:

_ _

( X1 - X2)t =

2 2

(n1-1) S1 + (n2-1) S2 1 1( ) ( + )

n1 + n2 – 2 n1 n2

Hasil dan Pembahasan

Selama kurun waktu tahun 2010-2012

realisasi pembiayaan di PT. Sinarmas

+

Page 10: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

7

Multifinance mengalami naik turun sebagai

berikut:

Tabel 1. Realisasi Pembiayaan Tahun 2010-2012

Tahun Total (Rp) Prosentase (%)

2010 2.159.400.000 36,45

2011 1.386.630.000 23,41

2012 2.377.500.000 40,14

Jumlah 5.923.530.000 100,00Sumber : Data Sekunder, diolah, 2013

Berdasarkan tabel 1 realisasi terbesar

terjadi pada tahun 2012 sebesar Rp

2.377.500,00 sementara yang paling rendah

terjadi tahun 2011 hanya mencapai Rp

1.386.630.000,00.

Selama kurun waktu tiga tahun dapat

digambarkan target dan realisasi sebagai

berikut:

Tabel 2. Target dan Realisasi JumlahPembiayaan Tahun 2010- 2012

Bulan 2010 2011 2012

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

Januari 60 58 60 32

Februari 60 10 60 36 60 24

Maret 60 24 60 52 60 25

April 60 30 60 50 60 56

Mei 60 42 60 32 60 109

Juni 60 67 60 34 60 100

Juli 60 90 60 44 60 128

Agustus 60 62 60 31 60 88

September 60 37 60 16 60 53

Oktober 60 43 60 38 60 51

November 60 17 60 36 60 75

Desember 60 51 60 33 60 60

Jumlah 660 473 720 460 720 801

Sumber : Data Sekunder, diolah, 2013

Berdasarkan data dalam tabel 2

nampak bahwa secara global tahunan

realisasi yang bisa melampaui target baru

tahun 2012 yaitu 801 nasabah dari target

yang ditentukan sebesar 720 nasabah.

Dari jumlah pembiayaan yang ada

diklasifikasikan berdasarkan data jaminan

yang atas nama sendiri (asli) dan bukan

nama sendiri (pinjaman) dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 3. Jumlah Pembiayaan BerdasarkanJaminan BPKB Tahun 2010-2012(Nasabah)

Bulan2010 2011 2012

NamaSendiri

BukanNamaSendiri

BukanNamaSendiri

Bukan

Januari 0 0 10 49 5 27

Februari 7 3 8 28 7 17

Maret 20 4 7 43 7 18

April 12 18 4 46 9 41

Mei 10 32 6 26 6 93

Juni 17 49 11 23 15 85

Juli 25 70 15 32 20 108

Agustus 16 45 12 19 10 78

September 18 27 3 14 11 42

Oktober 11 33 6 31 6 45

November 0 17 9 26 8 67

Desember 11 45 8 23 8 52

Jumlah 147 343 99 360 112 673

Sumber : Data Sekunder, diolah, 2013

Berdasarkan data dalam tabel 3

nampak bahwa secara global tahunan

realisasi pembiayaan tahun 2010-2012

banyak yang menggunakan BPKB yang

bukan atas nama sendiri atau istilahnya

pinjam milik orang lain atau sebenarnya

milik sendiri tetapi belum proses balik

nama.

Page 11: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Perbedaan Risiko Kredit Ditinjau Dari Suku Bunga Dan Jaminan Kredit

8

Data jumlah pembiayaan yang

telah melunasi pinjaman dan melakukan

keterlambatan angsuran setiap bulan mulai

tahun 2010 – 2012 sebagai berikut:

Tabel 4. Jumlah Pembiayaan BerdasarkanJaminan BPKB 2010-2012 (nasabah)

Bulan2010 2011 2012

NamaSendiri Bukan

NamaSendiri Bukan

NamaSendiri Bukan

Januari 0 0 10 49 5 27Februari 7 3 8 28 7 17

Maret 20 4 7 43 7 18April 12 18 4 46 9 41Mei 10 32 6 26 6 93Juni 17 49 11 23 15 85Juli 25 70 15 32 20 108

Agustus 16 45 12 19 10 78Septemb 18 27 3 14 11 42Oktober 11 33 6 31 6 45Novemb 0 17 9 26 8 67Desemb 11 45 8 23 8 52Jumlah 147 343 99 360 112 673

Sumber : Data Sekunder, diolah, 2013

Berdasarkan data pada tabel 4 nampak

bahwa secara global tahunan realisasi

pembiayaan tahun 2010 – 2012 banyak

yang menggunakan BPKB yang bukan atas

nama sendiri atau istilahnya pinjam milik

orang lain atau sebenarnya milik sendiri

tetapi belum proses balik nama.

Data jumlah pembiayaan yang telah

melunasi pinjaman dan melakukan

keterlambatan angsuran setiap bulan mulai

tahun 2010 – 2012 sebagai berikut:

Tabel 5. Jumlah Pelunasan dan Keterlambatan Tahun 2010 – 2012 (nasabah)

Bulan2010 2011 2012

Lunas Terlambat Lunas Terlambat Lunas TerlambatJanuari 0 0 10 2 43 11Februari 0 0 31 5 39 9Maret 0 0 51 10 32 3April 1 0 23 3 38 3Mei 2 0 33 6 43 2Juni 5 0 20 0 53 5Juli 1 0 48 9 71 6

Agustus 4 0 38 5 40 10September 10 2 21 1 39 13Oktober 13 1 38 6 57 7

November 17 4 24 4 58 9Desember 18 6 59 11 50 10

Jumlah 71 13 396 62 563 88

Sumber : Data Sekunder, diolah, 2013

Berdasarkan tabel 5 nampak bahwa

selama tahun 2010 – 2012 selalu ada yang

terlambat dalam mengangsur pinjaman.

Tahun 2010 terdapat 13 nasabah yang

Page 12: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

9

melakukan keterlambatan pembayaran,

tahun 2011 sebanyak 62 nasabah dan tahun

2012 meningkat lagi menjadi 88 nasabah.

Ketentuan bunga yang dibebankan

kepada nasabah disesuaikan dengan jangka

waktu atau tenor pembayaran yang diambil

Rincian tenor dan bunga yang berlaku di

PT. Sinarmas Multifinance adalah :

Tabel 6. Jangka Waktu Kredit dan KetentuanBunga

Tenor Bunga6 bulan 9,50%12 bulan 19%18 bulan 28,50%24 bulan 38%

Sumber : Data Sekunder, 2013

Berdasarkan table 6 nampak bahwa

suku bunga disesuaikan dengan tenor atau

jangka waktu pembayarannya. Semakin

lama jangka waktu yang dipilih akan

semakin besar suku bunga yang

dibebankan.

Hasil pengujian Risiko kredit ditinjau

dari suku bunga kredit disajikan pada tabel

berikut ini.

Tabel 7. Statistik Grup Risiko Kredit Ditinjaudari Suku Bunga

Group Statistics

Bunga N Mean Std. DeviationStd. Error

Mean

rk Bunga9,5%

18 1459.9444 650.49017 153.32200

Bunga 19% 18 4928.6667 1923.17672 453.29710

Sumber : Data Sekunder, diolah, 2013

Tabel 8. Uji Sampel Independen Risiko Kredit Ditinjau dari Suku Bunga

Independent Samples TestLevene's Testfor Equalityof Variances

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval ofthe Difference

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

MeanDifference

Std. ErrorDifference

Lower Upper

rk Equalvariancesassumed

7.111 .012 -7.249 34 .000 -3468.72222 478.52471 -4441.20144 -2496.24301

Equalvariances notassumed

-7.249 20.840 .000 -3468.72222 478.52471 -4464.33572 -2473.10872

Sumber : Data Sekunder, diolah, 2013

Hasil pengujian Risiko kredit ditinjau

dari jaminan kredit disajikan pada tabel

berikut ini:

Tabel 9. Statistik Grup Risiko Kredit Ditinjaudari Jaminan Kredit

Group Statistics

Jaminan N Mean Std. Deviation Std. ErrorMean

rk Asli 18 2609.6111 1544.47791 364.03693

Pinjam 18 3779.0000 2717.03506 640.41131

Sumber : Data Sekunder, diolah, 2013

Page 13: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Perbedaan Risiko Kredit Ditinjau Dari Suku Bunga Dan Jaminan Kredit

10

Tabel 10. Uji Sampel Independen Risiko Kredit Ditinjau dari Jaminan Kredit

Independent Samples TestLevene's Test for

Equality ofVariances

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval ofthe Difference

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

MeanDifference

Std. ErrorDifference

Lower Upper

rk Equalvariancesassumed

3.629 .065 -1.587 34 .122 -1169.38889 736.64749 -2666.43671 327.65894

Equalvariances notassumed

-1.587 26.948 .124 -1169.38889 736.64749 -2681.00206 342.22428

Sumber : Data Sekunder, diolah, 2013

Standar hasil analisis dengan

menggunakan uji beda adalah:

Jika sig levene’s test > 0,05 maka variankedua grup sama.

Jika sig levene’s test < 0,05 maka variankedua grup berbeda.

Jika sig t test > 0,05 maka Ho diterima.

Jika sig t test < 0,05 maka Ho ditolak.

Hasil pengujian risiko kredit dilihat

dari tingkat suku bunga kredit adalah 7,249

> 0,05 maka varian kedua grup adalah

sama.

Jika Ho: µ suku bunga 9,5% = µ suku

bunga 19%. Ha : µ suku bunga 9,5% ≠ µsuku bunga 19%, maka hasil sig t test

berdasarkan tabel di atas sebesar 0,000 <

0,05, sehingga Ho ditolak. Dalam hal ini

dapat disimpulkan bahwa risiko dari

pembebanan bunga 9,5% tidak sama

dengan risiko kredit dari bunga 19%.

Hasil pengujian risiko kredit dilihat

dari tingkat jaminan kredit adalah 1,587 >

0,05 maka varian kedua grup adalah sama.

Jika Ho : µ jaminan kredit asli = µ

jaminan kredit pinjaman. Ha : µ jaminan

kredit asli ≠ µ jaminan kredit pinjaman,maka hasil sig t test berdasarkan tabel di

atas sebesar 0,122 > 0,05, sehingga Ho

diterima berarti rata-rata kedua grup adalah

sama sehingga dapat disimpulkan bahwa

risiko kredit dari jaminan kredit yang asli

sama dengan risiko kredit dari jaminan

kredit pinjaman atau bukan atas nama

sendiri. Artinya jaminan kredit tidak

berpengaruh pada risiko kredit.

Hasil analisis menunjukkan bahwa

risiko kredit dari pembebanan bunga 9,5%

tidak sama dengan risiko kredit dari

pembenanan bunga 19%.. Hal ini

kemungkinan disebabkan oleh pendapat

orang bahwa jika ada bunga yang

ditetapkan lebih tinggi tentu orang lebih

suka untuk mengambil suku bunga yang

lebih rendah meski untuk itu ia harus

mengangsur lebih banyak karena jangka

waktunya yang lebih pendek tetapi secara

Page 14: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

11

akumulasi jumlah beban bunga yang

ditanggung tentu lebih kecil.

Dalam hal risiko kredit dari jaminan

kredit yang asli sama dengan risiko kredit

dari jaminan kredit pinjaman atau bukan

atas nama sendiri yang berarti jaminan

kredit tidak berpengaruh pada risiko kredit,

hal ini disebabkan meski jaminan yang

berupa BPKB bukan atas nama sendiri

kebanyakan adalah milik dia sendiri tetapi

belum diproses untuk balik nama. Untuk

proses survey terhadap calon nasabah PT.

Sinarmas Multifinance ini sudah diterapkan

dan sudah ada analisis yang detail terhadap

calon nasabah untuk mengurangi risiko

kredit. Keengganan untuk mengangsur

secara tepat waktu lebih disebabkan oleh

faktor karakteristik individu dan kesibukan

dari individu atau nasabah.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan bahwa PT. Sinarmas

Multifinance Tulungagung yang bertempat

kedudukan di Jl. I Gusti Ngurah Rai

Tulungagung selama tahun 2010 – 2012

telah mengeluarkan pembiayaan kredit

kepada 1734 orang nasabah. Hasil analisis

berdasarkan masalah perbedaan risiko

kredit ditinjau dari suku bunga dan jaminan

kredit dengan data sampel sebanyak 36

orang nasabah dihasilkan simpulan sebagai

berikut: (1) Hasil pengujian risiko kredit

dilihat dari tingkat suku bunga kredit

adalah 7,249 > 0,05 maka varian kedua

grup adalah sama. Jika Ho : µ suku bunga

9,5% = µ suku bunga 19% Ha : µ suku

bunga 9,5% ≠ µ suku bunga 19%, makahasil sig t test berdasarkan tabel di atas

sebesar 0,000 < 0,05, sehingga Ho ditolak

sehingga dapat disimpulkan bahwa risiko

dari pembebanan bunga 9,5% tidak sama

dengan risiko kredit dari pembebanan

bunga 19%, (2) Hasil pengujian risiko

kredit dilihat dari tingkat jaminan kredit

adalah 1,587 > 0,05 maka varian kedua

grup adalah sama. Jika Ho : µ jaminan

kredit asli = µ jaminan kredit pinjaman. Ha

: µ jaminan kredit asli ≠ µ jaminan kreditpinjaman, maka hasil sig t test berdasarkan

tabel di atas sebesar 0,122 > 0,05, sehingga

Ho diterima berarti rata-rata kedua grup

adalah sama sehingga dapat disimpulkan

bahwa risiko kredit dari jaminan kredit

yang asli sama dengan risiko kredit dari

jaminan kredit pinjaman atau bukan atas

nama sendiri. Artinya jaminan kredit tidak

berpengaruh pada risiko kredit dan (3)

Hasil analisis menunjukkan bahwa risiko

kredit dari pembebanan bunga 9,5% tidak

sama dengan risiko kredit dari pembenanan

bunga 19% dan jaminan kredit yang

berbeda tidak berpengaruh pada risiko

kredit. Hal ini kemungkinan disebabkan

manajemen di PT. Sinarmas Multifinance

ini sudah diterapkan dan sudah ada analisis

yang detail terhadap calon nasabah untuk

mengurangi risiko kredit. Keengganan

untuk mengangsur secara tepat waktu lebih

disebabkan oleh faktor karakteristik

Page 15: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Perbedaan Risiko Kredit Ditinjau Dari Suku Bunga Dan Jaminan Kredit

12

individu dan kesibukan dari individu atau

nasabah,

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan yang telah diuraikan diatas,

penulis dapat memberikan saran kepada

PT. Sinarmas Multifinance Tulungagung

sebagai berikut: (1) Berdasarkan hasil

analisis risiko kredit ditinjau dari suku

bunga kredit hendaknya PT. Sinarmas

Multifinance Tulungagung faktor suku

bunga yang kompetitif lebih diperhatikan

agar nasabah merasa mengangsur lebih

ringan dan tepat waktu, (2) Berdasarkan

hasil analisis risiko kredit ditinjau dari

jaminan kredit latar belakang dari calon

nasabah lebih mendapat perhatian dari pada

wujud jaminan itu sendiri karena faktor

karakteristik individu dianggap lebih

berperan sehingga analisis calon nasabah

sebelum diberikan pembiayaan hendaknya

lebih ditingkatkan dan (3) Penelitian lebih

lanjut untuk mengetahui risiko kredit

hendaknya terus dilakukan dalam rangka

perbaikan ke arah yang lebih baik

mengingat semakin besar tunggakan

angsuran artinya risiko kredit juga semakin

besar.

DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, Ariyanti Maya. 2003. ManajemenPerkreditan Bank Umum: Teori.Masalah, Kebijakan dan AplikasinyaLengkap dengan Analisis Kredit.Edisi 1. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Indriantoro, Nur dan Supomo, B. 2002.Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk

Akuntansi dan Manajemen,Yogyakarta: BPFE.

Riyanto, Bambang. 2003. Dasar-dasarPembelanjaan Perusahaan,Yogyakarta: BPFE.

Sinungan, Muchdarsyah. 1992. ManajemenDana Bank. Edisi II, Jakarta: PenerbitBumi Aksara.

Sugiyono. 2008. Metode PenelitianKuantitatif, Kualitatif Dan R & D,Cetakan Kelima, Bandung: CVAlfabeta.

Tampubolon, Robert. 2004. ManajemenRisiko Pendekatan Kualitatif untukBank Komersial. Jakarta: Elex MediaKomputindo.

Tangkilisan, Hessel, Nogi S. 2003.Manajemen Keuangan bagi AnalisisKredit Perbankan: Mengelola KreditBerbasis Good CorporateGovernance. Edisi I. Yogyakarta:Penerbit Balairung & Co.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor84/PMK.012/2006 tentangPerusahaan Pembiayaan. Jakarta.

Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998tentang Perubahan Undang-undangNomor 7 tahun 1992 tentangPerbankan. Jakarta.

Page 16: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

13

ANALISIS PEMENUHAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNANUNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN

SEKTOR PAJAK

Rachmad Gesah Mukti Prabowo

Fakultas Ekonomi Universitas Tulungagung

Email: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakahmasyarakat di Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung sudah berperanaktif dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Metode yangdigunakan adalah secara kualitatif dan kuantitatif yaitu suatu analisa yangmenggambarkan serta menjelaskan keadaan obyek penelitian denganmenyajikan data-data berbentuk tabel dan analisa data dengan menggunakanperhitungan matematis. Data yang digunakan adalah respon dari respondenmengenai pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan, Pokok Pajak Bumi danBangunan di Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung. Berdasarkan hasilpenelitian dapat diketahui bahwa dari sepuluh pertanyaan pada kuisioner yangdibagikan kepada responden, unsur pertanyaan/sampel ke 7 (Dalam membayarpajak, apakah saudara tidak merasa keberatan?) berada dibawah Batas KontrolBawah (BKB). Hal ini dapat berarti bahwa unsur pertanyaan /sampel tersebutdiatas memiliki respon yang kurang baik dalam rangka pemenuhan kewajibanPajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagungyang harus segera dicari penyebabnya dan dilakukan upaya perbaikan terhadaphal tersebut. Pihak kecamatan perlu mempertahankan prestasi kinerja agar terusmemberikan sosialisasi kepada wajib pajak supaya memiliki kesadaran dankemauan untuk memenuhi kewajiban mereka.

Kata Kunci: Pemenuhan pembayaran, Pajak Bumi dan Bangunan, Penerimaansector pajak

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine whether the people in KecamatanSendang Kabupaten Tulungagung already play an active role in paying landand building tax (PBB).The method is qualitatively and quantitatively that ananalysis that describes and explains the state of the object of research bypresenting tabular data and data analysis using mathematical calculations .The data used is the response of the respondents regarding the collection ofland and building tax , land and building tax principal in Kecamatan SendangKabupaten Tulungagung. Based on the results of this research is that of the tenquestions on the questionnaire distributed to respondents , elemental questionor sample to 7 (In paying taxes , if you did not mind) is below the LowerControl Limit (BKB) . This could mean that the elements of the question orsample above has a poor response in order to fulfill obligations Land and

Page 17: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Pemenuhan Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan

14

Building Tax in Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung that the causeshould be sought immediately and made an attempt to repair it. Party districtsneed to maintain in order to continue to provide performance achievementsocialization to the taxpayer that has the awareness and willingness to meettheir obligations .

Keywords: Fulfillment of payment, land and building tax, the tax sectorAcceptance

PENDAHULUAN

Pajak merupakan salah satu peneri-

maan Negara. Membayar pajak oleh warga

negara merupakan kewajiban dan

penerimaan dari pajak ini sangat penting

bagi pemerintah dalam rangka membelanjai

kegiatan pemerintah dan pembangunan

serta pelayanan publik.

Seiring dengan itu, peranan pajak

dalam hal pendanaan juga akan semakin

besar. Oleh sebab itu diperlukan usaha

untuk meningkatkan pendapatan pemerin-

tah yang berasal dari pajak.

Banyak media dalam negeri

mengabarkan tentang bagaimana tingkat

kesadaran masyarakat membayar pajak.

Juga terdapat beberapa studi atau penelitian

yang berkaitan dengan seputar hal tersebut.

Kesadaran dan kepedulian sukarela Wajib

Pajak merupakan hal yang mendasar sekali.

Merupakan suatu wujud sikap yang seiring

sejalan dan merupakan satu kesatuan

momentum yang harus dapat ditangkap

oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam

mencapai targetnya. Sejak tahun 2008

terutama sejak peluncuran program sunset

policy, program PWPM menyusul

modernisasi Direktorat Jenderal Pajak,

jumlah wajib pajak semakin meningkat dan

penerimaan negara dari sektor pajak pun

turut meningkat tajam. Walaupun demikian

masih terdapat potensi yang masih cukup

besar. Sebagaimana diungkapkan oleh

Menteri Keuangan Agus Martowardjojo

dalam salah satu even pada bulan Agustus

2011 di Gedung Bank Indonesia, Jalan MH

Thamrin, Jakarta Pusat sebagai berikut:

Selain banyaknya pengusaha nasional

yang mangkir dari kewajiban membayar

pajak, kesadaran masyarakat Indonesia

untuk membayar pajak juga masih minim.

Dari 238 juta jumlah penduduk Indonesia,

hanya 7 juta saja yang taat pajak. Kalau

seandainya terdapat 22 juta badan usaha,

hanya 500.000 yang membayar pajak.

Jumlah itu harus ditingkatkan kembali

sedangkan angkatan kerja masyarakat

Indonesia sebanyak 118 juta dari total

penduduk 238 juta. Sebanyak 40 persen

dari angkatan kerja tersebut berpenghasilan

di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak

(PTKP). Jadi, jika dikalkulasikan, terdapat

sebanyak 44 juta sampai 47 juta penduduk

Indonesia yang seharusnya membayar

pajak.

Page 18: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

15

Pajak Bumi dan Bangunan adalah

pajak negara yang sebagian besar

penerimaannya merupakan pendapatan

daerah yang antara lain dipergunakan untuk

penyediaan fasilitas yang juga dinikmati

oleh pemerintah pusat dan daerah.

Obyek Pajak Bumi dan Bangunan

adalah bumi/tanah dan bangunan.

Sedangkan subyek Pajak Bumi dan

Bangunan adalah orang atau suatu badan

yang secara nyata mempunyai suatu hak

atas bumi dan atau memperoleh manfaat

atas bangunan. Subyek pajak yang

dikenakan kewajiban membayar pajak

disebut sebagai wajib pajak.

Dewasa ini, pihak yang berperan aktif

dalam rangka pemungutan Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) adalah pihak aparat desa /

kelurahan dan pihak aparat kecamatan

selaku koordinator pemungutan Pajak

Bumi dan Bangunan (PBB) di daerahnya.

Peran masyarakat dalam membayar Pajak

Bumi dan Bangunan (PBB) hingga

sekarang ini belum terasa.

Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui apakah masyarakat di

Kecamatan Sendang Kabupaten

Tulungagung sudah berperan aktif dalam

membayar Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB).

Adapun kegunaan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut: 1) Bagi Pemerintah

Daerah Kabupaten Tulungagung, hasil

penelitian ini adalah untuk mengetahui

sejauh mana keaktifan masyarakat di

Kecamatan Sendang Kabupaten

Tulungagung dalam memenuhi kewajiban

mereka membayar Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB). Dari hasil tersebut diatas

dapat dipergunakan oleh Pemerintah

Daerah Kabupaten Tulungagung sebagai

dasar dalam mengambil tindakan yang

diperlukan sebagai tindak lanjut dari

penelitian ini, 2) Bagi Masyarakat, manfaat

penelitian ini adalah agar masyarakat

mengetahui sejauh mana tingkat keaktifan

mereka dalam membayar Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) dan 3) Bagi peneliti

selanjutnya penelitian ini diharapkan

menjadi salah satu referensi untuk bidang

yang relevan.

Pajak merupakan salah satu sumber

pembiayaan bagi negara dalam

menjalankan pemerintahan. Pemungutan

pajak sudah lama ada, dari adanya upeti

wajib kepada raja berupa hasil panen pada

masa kerajaan, hingga sekarang dengan

polanya masing-masing. Pada awalnya,

pemungutan pajak berdasarkan aturan dari

penguasa/raja, kini berubah melibatkan

rakyat (pembayar pajak) melalui aturan

antara penguasa (pemerintah) dengan

rakyat melalui perwakilannya.

Soemitro (1990: 5) pajak adalah iuran

rakyat kepada kas negara berdasarkan

Undang-undang (yang dapat dipaksakan)

dengan tidak mendapatkan jasa timbal

(kontraprestasi), yang langsung dapat

Page 19: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Pemenuhan Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan

16

ditunjukkan dan yang digunakan untuk

membayar pengeluaran umum.

Mardiasmo (1997: 1) pengertian

pajak adalah Iuran rakyat kepada kas

negara berdasarkan undang-undang (yang

dapat dipaksakan) dengan tiada

mendapatkan imbalan jasa (kontra prestasi)

yang langsung dapat ditunjukkan dan yang

digunakan untuk membayar pengeluaran

umum. Pungutan pajak yang dilakukan

pemerintah tujuannya adalah untuk

memenuhi kebutuhan keuangan pemerintah

untuk belanja negara agar penyelenggaraan

pemerintahan tetap berjalan.

Dari pengertian tersebut diatas, dapat

disimpulkan bahwa sistem yang melekat

pada pengertian pajak yaitu:

1. Pajak dipungut berdasarkan Undang-

undang serta aturan pelaksanaannya.

2. Sifatnya dapat dipaksakan.

3. Tidak ada kontraprestasi secara

langsung oleh pemerintah.

4. Dipungut oleh negara baik pemerintah

pusat maupun pemerintah daerah.

5. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-

pengeluaran pemerintah.

Berkaitan dengan hal tersebut

berbagai jenis pajak yang dikenakan

kepada masyarakat, beberapa diantaranya

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

merupakan jenis-jenis pajak sangat

potensial dan strategis sebagai sumber

Pendapatan Asli Dearah dalam rangka

membiayai penyelenggaraan pemerintahan

dan pembangunan.

Dalam penjelasan atas Undang-

undang No. 12 Tahun 1994 tentang Pajak

Bumi dan Bangunan disebutkan bahwa

Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak

negara yang sebagian besar penerimaannya

merupakan pendapatan daerah yang antara

lain dipergunakan untuk penyediaan

fasilitas yang juga dinikmati oleh

pemerintah pusat dan daerah. Pajak Bumi

dan Bangunan (PBB) adalah pajak yang

dikenakan terhadap obyek pajak berupa

bumi dan atau bangunan.

Obyek Pajak Bumi dan Bangunan

adalah bumi/tanah dan bangunan.

Sedangkan subyek Pajak Bumi dan

Bangunan adalah orang atau suatu badan

yang secara nyata mempunyai suatu hak

atas bumi dan atau memperoleh manfaat

atas bangunan. Subyek pajak yang

dikenakan kewajiban membayar pajak

disebut sebagai wajib pajak.

Dasar pengenaan PBB adalah Nilai

Jual Obyek Pajak (NJOP). NJOP adalah

harga rata-rata yang diperoleh dari

transaksi jual beli yang terjadi secara wajar,

dan bilamana tidak terjadi transaksi jual

beli, NJOP ditentukan melalui perban-

dingan harga dengan obyek lain yang

sejenis, atau nilai perolehan baru, atau

NJOP pengganti.

Susilo (2002), Kesadaran Masyarakat

Untuk Membayar Pajak Bumi dan

Bangunan di Kecamatan Karangtengah

Kabupaten Demak. Obyek dari penelitian

ini adalah masyarakat di Kecamatan

Page 20: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

17

Karangtengah Kabupaten Demak. Disain

penelitian yang dipakai adalah metode

deskriptif, yaitu dengan cara meneliti untuk

memusatkan perhatian pada kasus tertentu

secara intensif dan mendetail, dengan

melakukan evaluasi terhadap tingkat

kesadaran masyarakat dalam membayar

Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan

Karangtengah Kabupaten Demak. Hasil

dari penelitian ini adalah: Faktor yang

cukup menonjol adalah kepemimpinan,

kualitas pelayanan, dan motivasi. Sistem

penelitian tesis yang digunakan adalah

diskriptif analisis, dengan mengumpulkan

data melalui observasi, kuesioner,

interview, dan studi dokumentasi. Lurah

desa adalah pemimpin masyarakat, seorang

pemimpin harus mengenal sifat, situasi dan

kondisi yang dipimpin. Pemimpin harus

mampu menciptakan kemudahan untuk

merangsang kesadaran yang dipimpin,

dalam hal ini adalah kesadaran masyarakat

untuk membayar Pajak Bumi dan

Bangunan. Pelayanan masyarakat

merupakan salah satu tugas lurah desa,

memberi pelayanan yang berkualitas telah

menjadi obsesi yang selalu ingin dicapai.

Motivasi adalah dorongan agar orang mau

melakukan sesuatu dengan ikhlas dengan

sebaik-baiknya. Dan kepemimpinan yang

baik, pelayanan yang berkualitas dan

motivasi yang baik akan dapat

mempengaruhi kesadaran masyarakat untuk

membayar Pajak Bumi dan Bangunan.

Amirudin (2008), Uji Efisiensi Dan

Efektivitas Pemungutan Pajak Bumi Dan

Bangunan Di Kecamatan Pagerwojo

Kabupaten Tulungagung. Obyek dari

penelitian ini adalah adalah pemungutan

Pajak Bumi dan Bangunan yang

dilaksanakan oleh aparat Kecamatan

Pagerwojo Kabupaten Tulungagung. Disain

penelitian yang akan dipakai adalah metode

deskriptif, yaitu dengan cara meneliti untuk

memusatkan perhatian pada kasus tertentu

secara intensif dan mendetail, dengan

melakukan pengujian efisiensi dan

efektivitas terhadap pemungutan Pajak

Bumi Bangunan di Kecamatan Pagerwojo

Kabupaten Tulungagung.

Hasil yang diperoleh dari penelitian

ini adalah:

a. Efisiensi pemungutan Pajak Bumi dan

Bangunan di Kecamatan Pagerwojo

untuk tahun 2007 sudah efisien, karena

nilai CCER (Cost of Collection

Efficiency Ratio) mencapai 0,0495.

b. Efisiensi pemungutan Pajak Bumi dan

Bangunan di Kecamatan Pagerwojo

hingga bulan Mei tahun 2008 sudah

efisien, karena nilai CCER (Cost of

Collection Efficiency Ratio) mencapai

0,050.

c. Tingkat efektivitas pemungutan Pajak

Bumi dan Bangunan di Kecamatan

Pagerwojo untuk tahun 2007 sebesar

91,810 %, maka dikatakan sangat efektif

karena koefisien efektivitasnya diatas 80

%.

Page 21: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Pemenuhan Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan

18

d. Tingkat efektivitas pemungutan Pajak

Bumi dan Bangunan di Kecamatan

Pagerwojo hingga bulan Mei tahun 2008

sebesar 17,455 % , maka dikatakan

sangat tidak efektif karena koefisien

efektivitasnya dibawah 40 %.

Hardjanto (2010), Implementasi

Kebijakan Pajak Bumi Dan Bangunan

Dikelurahan Gisikdrono Kecamatan

Semarang Barat Kota Semarang. Adapun

hipotesis yang diajukan adalah adanya

pengaruh positif antara sikap dan

komunikasi secara terpisah maupun secara

bersama-sama dengan implementasi

kebijakan PBB. Teori yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teori

implementasi dari George Edward III

dengan teori pendukung dari Van Metern

dan Horn serta teori Grindle. Penelitian ini

menggunakan tipe penelitian eksplanatory

disertai uji hipotesis. Sample berjumlah 33

responden (1%) dari jumlah keseluruhan

wajib pajak 3372. Pengujian hipotesis

menggunakan rumus korelasi Rank

Kendall, Konkordansi Kendall dan

Koefisiensi Determinasi. Hasil penelitian

membuktikan adanya pengaruh positif dan

signifikansi antara sikap dan implementasi

kebijakan PBB yang diperoleh Z hitung

4,89 > 2,58 untuk taraf signifikansi 1%.

Ada pengaruh positif dan signifikansi

antara komunikasi dan implementasi

kebijakan PBB yang diperoleh dari

perhitungan Z hitung 3,03 > 2,58 pada taraf

signifikansi 1% serta ada pengaruh positif

antara sikap dan komunikasi terhadap

implementasi kebijakan PBB dari

perhitungan X hitung 85,72 > X tabel

55,75, sedangkan pengaruh sikap terhadap

implementasi kebijakan PBB sebesar

35,76%. Pengaruh komunikasi terhadap

implementasi kebijakan PBB sebesar

13,76% dan besarnya pengaruh sikap dan

komunikasi terhadap implementasi

kebijakan sebesar 79,74%.

Berdasarkan penelitian dapat

diketahui bahwa sikap dan komunikasi

mempunyai pengaruh terhadap

implementasi kebijakan PBB di Kelurahan

Gisikdrono. Saran yang diajukan adalah

perlu ditingkatkannya kualitas pelaksanaan

salah satunya dengan cara petugas harus

lebih disiplin dalam menjalankan tugasnya.

METODE PENELITIAN

Suatu cara menganalisa data tanpa

menggunakan perhitungan matematis yang

bersifat interpretasi data yang dilakukan

dengan membandingkan data yang

diperoleh dengan teori yang ada kemudian

mengevaluasi dan melakukan penyempur-

naan terhadap peran serta masyarakat pada

pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan di

Kecamatan Sendang dan yang berhubungan

dengan permasalahan tersebut.Metode

analisa sebagai berikut:

1. Menganalisa respon dari responden

menggunakan Diagram Kontrol

Shewhart yaitu menggunakan Diagram

Kontrol Rata-rata x.

Page 22: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

19

Sudjana (1992: 420) , diagram ini

bentuknya sangat sederhana sekali yaitu

terdiri atas tiga buah garis mendatar yang

sejajar. Sumbu mendatar melukiskan

nomor sampel yang diteliti dimulai dari

sampel pertama, kedua dan seterusnya.

Sumbu tegak menyatakan karakteristik

yang sedang diteliti. Garis sentral

melukiskan nilai baku yang akan menjadi

pangkal perhitungan terjadinya

penyimpangan hasil-hasil pengamatan

untuk setiap sampel. Garis bawah yang

sejajar dengan garis sentral dinamakan

batas kontrol bawah (BKB). Garis yang

menyatakan penyimpangan paling tinggi

dari nilai baku terdapat sejajar diatas garis

sentral yang dinamakan batas kontrol atas

(BKA).

2. Menghitung rata-rata dari rata-rata

sampel.

xX = = Garis Sentral

k

Dimana:

X = Rata-rata dari rata-rata sampel

x = Rata-rata

k = Jumlah unsur / sampel

3. Menghitung Rata-rata dari Rentang

semua sampel

RR =

k

Dimana :

R = Rata-rata dari Rentang semua

sampel

R = Rentang

4. Batas Kontrol Bawah (BKB)

BKB = X – A2 R

Dimana:

A2 = Harga untuk diagram kontrol x

5. Batas Kontrol Atas (BKA)

BKA = X + A2 R

Dimana:

A2 = Harga untuk diagram kontrol x

6. Membuat Diagram Kontrol Rata-rata x

PEMBAHASAN

Kecamatan Sendang merupakan

wilayah Kabupaten Tulungagung yang

terletak di bagian barat dari ibu kota

Kabupaten Tulungagung dengan ketinggian

sekitar 550 dpl. Kecamatan Sendang

terbagi menjadi 11 Desa, yaitu: Desa

Kedoyo, Desa Nglutung, Desa Talang,

Desa Dono, Desa Krosok, Desa Tugu, Desa

Picisan, Desa Nyawangan, Desa Sendang,

Desa Nglurup dan Desa Geger.

Penduduk

Jumlah total penduduk di Kecamatan

Sendang Kabupaten Tulungagung hingga

Desember 2010 berjumlah 46.836 jiwa

dengan 14.629 jumlah Kepala Keluarga

(KK). Adapun rekapitulasi data jumlah

penduduk Kecamatan Sendang Kabupaten

Tulungagung dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

BKA

BKB

SENTRAL

Page 23: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Pemenuhan Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan

20

Tabel 1: Data Penduduk Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung, 2012

No. DesaLuas

Wilayah(Km2)

L P TotalJumlah

KKKepadatanPenduduk

1. Kedoyo 10,25 2.815 2.763 5.563 1.604 543

2. Nglutung 5,17 1.770 1.934 3.694 1.231 715

3. Talang 2,98 1.492 1.672 3.157 1.055 1.059

4. Dono 4,25 2.694 2.899 5.611 1.594 1.320

5. Krosok 3,88 1.836 1.856 3.692 1.257 952

6. Tugu 3,90 1.859 1.890 3.745 1.161 960

7. Picisan 7,26 1.621 1.719 3.328 1.064 458

8. Nyawangan 25,25 3.522 3.458 6.971 2.139 276

9. Sendang 3,12 1.459 1.444 2.904 935 931

10. Nglurup 10,28 1.803 1.891 3.730 1.183 363

11. Geger 12,10 2.143 2.282 4.441 1.406 367

TOTAL 88,44 23.015 23.809 46.836 14.629 530

Sumber : Data sekunder

Adapun Jenis bangunan tempat

tinggal dan bukan tempat tinggal di

Kecamatan Sendang Kabupaten

Tulungagung baik yang permanen maupun

tidak permanen adalah seperti tercantum

pada tabel berikut ini:

Tabel 3: Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal, 2012

No. DesaTempat Tinggal Bukan Tempat Tinggal

Permanen Bukan Permanen Permanen Bukan Permanen1. Kedoyo 984 458 31 62. Nglutung 781 307 21 33. Talang 707 248 19 24. Dono 1.216 212 52 -5. Krosok 771 267 17 26. Tugu 783 272 11 27. Picisan 657 270 22 48. Nyawangan 1.125 817 44 119. Sendang 569 188 28 -

10. Nglurup 640 424 35 511. Geger 948 230 22 4

TOTAL 9.181 3.693 302 39

Sumber : Data sekunder

Data dari kantor Kecamatan

menunjukkan ada desa yang realisasi

pajaknya terbesar adalah Desa Dono yaitu

sebesar Rp. 120.960. 122,- seperti terlihat

pada tabel 4 berikut ini.

Page 24: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

21

Tabel 4: Pajak Bumi dan Bangunan Menurut Desa dan Pemasukannya, 2012

No. DesaWajibPajak

Target (Rupiah)Realisasi(Rupiah)

Persentase

1. Kedoyo 4.851 102.473.747 102.473.747 100%2. Nglutung 3.089 71.810.577 71.810.577 100%3. Talang 2.244 66.729.612 66.729.612 100%4. Dono 3.334 120.960.122 120.960.122 100%5. Krosok 2.809 108.619.578 108.619.578 100%6. Tugu 2.885 82.051.797 82.051.797 100%7. Picisan 2.797 69.438.874 69.438.874 100%8. Nyawangan 4.842 90.968.845 90.968.845 100%9. Sendang 1.794 57.603.982 57.603.982 100%10. Nglurup 2.359 65.236.938 65.236.938 100%11. Geger 3.149 74.809.957 74.809.957 100%

TOTAL 34.153 910.704.029 910.704.029 100%

Sumber : Data sekunder

Sebanyak 17 responden dengan nilai

skor total tertinggi yaitu responden nomor;

21, 23, 147, 154, 198, 212, 227, 248, 269,

286, 298, 306, 307, 308, 319, 328 dan 330.

Sedangkan 17 responden dengan skor total

terendah yaitu responden nomor; 18, 29,

33, 39, 44, 48, 54, 59, 63, 69, 78, 84, 88,

94, 99, 103 dan 113. Adapun rekapitulasi

responden dengan skor tertinggi dan

terendah dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 8: Rekapitulasi Responden Dengan Skor Total Tertinggi

RespondenNilai Per - Pertanyaan

JumlahP1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10

21 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4623 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 48

147 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 47154 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 48198 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 47212 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 46227 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 46248 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 46269 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 46286 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 47298 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 46306 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 47307 5 5 5 5 5 4 5 5 4 3 46308 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 46319 3 4 5 5 5 5 5 4 5 5 46328 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 46330 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 46

Jumlah 78 80 82 84 80 75 76 78 79 78 790

Sumber: data primer diolah, 2012

Page 25: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Pemenuhan Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan

22

Tabel 9: Rekapitulasi Responden Dengan Skor Total Terendah

RespondenNilai Per - Pertanyaan

JumlahP1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10

18 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 3429 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3433 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3439 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 3444 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3348 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3454 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 3459 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3363 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3469 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 3478 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3384 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3388 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3394 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3299 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 33

103 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 33113 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 34

Jumah 51 51 51 61 62 51 51 56 67 68 569

Sumber: data primer diolah, 2012

Berdasarkan hasil rekapitulasi dan

pengamatan respon dari para responden

dengan skor tertinggi dan respon dari

responden dengan skor terendah, terdapat

ketidaksamaan respon mengenai nilai

tertinggi dan terendah per unsur dari

pernyataan-pernyataan yang diajukan.

Untuk responden dengan skor

tertinggi, jumlah nilai per unsur pertanyaan

tertinggi adalah pertanyaan ke 4.

Sedangkan jumlah nilai per unsur perta-

nyaan terendah adalah pertanyaan ke 6.

Untuk responden dengan skor

terendah, jumlah nilai per unsur pertanyaan

tertinggi adalah pertanyaan ke 10.

Sedangkan jumlah nilai per unsur

pertanyaan terendah adalah pertanyaan ke

1,2,3,6 dan 7.

Dari hasil pengamatan tersebut diatas

dapat diketahui bahwa terdapat kesamaan

respon dari responden terhadap nilai per

unsur pertanyaan terendah yaitu pertanyaan

ke 6.

Hasil tersebut diatas jika

dibandingkan dengan hasil rekapitulasi

respon dari keseluruhan responden ternyata

memiliki beberapa kesamaan juga. Dari

hasil keseluruhan responden, jumlah nilai

per unsur tertinggi adalah unsur ke 10 .

Sedangkan jumlah nilai per unsur terendah

adalah unsur ke 7.

Dari hasil tersebut diatas, dapat

diketahui bahwa terdapat konsistensi

respon dari total responden dengan respon

dari kelompok responden dengan skor

terendah. Dengan ini kita dapat mengetahui

Page 26: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

23

variabel/sub variabel mana yang dapat

diterima responden dan variabel/sub

variabel mana yang memerlukan perhatian

lebih demi meningkatkan pemenuhan

kewajiban Pajak Bumi dan Bangunan oleh

wajib pajak di Kecamatan Sendang

Kabupaten Tulungagung.

Analisa Diagram Kontrol Rata-rata x

Untuk melakukan analisa menggu-

nakan diagram kontrol tersebut, terlebih

dahulu harus diketahui nilai rata-rata dari

rata-rata sampel yang diamati seperti yang

dapat kita lihat pada tabel berikut ini:

Berdasarkan tabel 7 diatas, diketahui

bahwa nilai rata-rata dari rata-rata sampel

adalah 40,14 dengan jumlah seluruh

rentang per respon adalah 22. Dari hasil

tersebut diatas, dapat kita hitung :

1. Rata-rata dari rata-rata sampel / Garis

sentral.

x 40,14X = =

K 10

= 4,01

Jadi dari perhitungan tersebut

diketahui bahwa Rata-rata dari rata-rata

sampel/garis sentralnya adalah 4,01.

2. Rata-rata rentang dari semua sampel.

R 22R = =

k 10

= 2,20

Jadi dari perhitungan tersebut

diketahui bahwa Rata-rata rentang dari

semua sampelnya adalah 2,20.

3. Batas Kontrol Bawah (BKB).

Dimana:

BKB = X – A2

R = 4,01 – (0,134) (2,20)

= 3,71

Jadi dari perhitungan tersebut diketahui

bahwa Batas Kontrol Bawah (BKB)

untuk diagram kontrolnya adalah 3,71

4. Batas Kontrol Atas (BKA).

BKA = X + A2 R

= 4,01 + (0,134) (2,20)

= 4,30

Jadi dari perhitungan tersebut diketahui

bahwa Batas Kontrol Atas (BKA) untuk

diagram kontrolnya adalah 4,30

5. Diagram Kontrol Rata-rata x.

Dari hasil perhitungan tersebut diatas

dapat dibuat Diagram Kontrol Rata-rata

x seperti yang dapat kita lihat pada

gambar berikut ini:

Gambar 1. Diagram Kontrol Rata-rata x

SENTRAL

BKB

BKA

Page 27: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Pemenuhan Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan

24

Berdasarkan apa yang dapat kita lihat

pada Diagram Kontrol Rata-rata x tersebut

diatas, maka dapat diketahui bahwa

terdapat beberapa sampel / unsur

pertanyaan yang berada di atas Batas

Kontrol Atas (BKA) dan juga terdapat

beberapa sampel / unsur yang berada di

bawah Batas Kontrol Bawah (BKB).

Unsur/sampel yang berada diatas

Batas Kontrol Atas (BKA) adalah unsur

pertanyaan/sampel ke 5 (Saudara sudah

mengetahui dan paham mengenai aturan

dan mekanisme perpajakan yang berlaku

saat ini?) dan 10 (Setujukah saudara

bahwa tingkat pendapatan seseorang dapat

mempengaruhi bagaimana seseorang

tersebut memiliki kesadaran dan kepatuhan

akan membayar pajak?). Hal ini dapat

berarti bahwa unsur pertanyaan /sampel

tersebut diatas diberikan respon yang

sangat bagus oleh para responden.

Unsur pertanyaan/sampel yang

berada dibawah Batas Kontrol Bawah

(BKB) adalah unsur pertanyaan/sampel ke

7 (Dalam membayar pajak, apakah

saudara tidak merasa keberatan?). Hal ini

dapat berarti bahwa unsur pertanyaan

/sampel tersebut diatas memiliki respon

yang buruk dalam rangka pemenuhan

kewajiban Pajak Bumi dan Bangunan di

Kecamatan Sendang Kabupaten

Tulungagung yang harus segera dicari

penyebabnya dan dilakukan upaya

perbaikan terhadap hal tersebut karena hal

ini dapat berimbas kepada animo wajib

pajak terhadap pemenuhan kewajibannya

membayar Pajak Bumi dan Bangunan di

Kecamatan Sendang Kabupaten

Tulungagung yang pada akhirnya dapat

berimbas pula pada tingkat pemenuhan

kewajiban Pajak Bumi dan Bangunan di

Kabupaten Tulungagung. Untuk itu,

evaluasi dan penelitian yang mendalam

perlu segera dilakukan untuk mencari

penyebab dan solusinya.

SIMPULAN DAN SARAN

Dari permasalahan yang telah

diuraikan pada bab-bab dimuka, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Wilayah Kecamatan Sendang Kabupaten

Tulungagung merupakan wilayah

Kabupaten Tulungagung yang berada

disebelah barat dari Ibukota Kabupaten

Tulungagung yang terbagi kedalam 11

Desa dengan luas wilayah

keseluruhannya adalah 105,78 Km2.

2. Jumlah total penduduk di Kecamatan

Sendang Kabupaten Tulungagung

hingga Desember 2011 berjumlah

46.836 jiwa dengan 14.629 jumlah

Kepala Keluarga (KK).

3. Mayoritas penduduk di Kecamatan

Sendang Kabupaten Tulungagung

bermata pencaharian sebagai petani

dengan jumlah mencapai 10.855 jiwa.

4. Mayoritas wajib pajak di Kecamatan

Sendang Kabupaten Tulungagung dalam

memenuhi kewajibannya membayar

Pajak Bumi dan Bangunan memilih

Page 28: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

25

mekanisme pembayaran dengan cara

menitipkan pembayaran Pajak Bumi dan

Bangunannya kepada aparat Desa

setempat untuk disetorkan ke Bank

persepsi melalui Kantor Kecamatan.

5. Berdasarkan hasil analisis data melalui

Diagram Kontrol Rata-rata x, terdapat

beberapa unsure sampel yang terletak

diatas Batas Kontrol Atas yaitu unsur

pertanyaan/sampel ke 5 (Saudara sudah

mengetahui dan paham mengenai

aturan dan mekanisme perpajakan yang

berlaku saat ini?) dan 10 (Setujukah

saudara bahwa tingkat pendapatan

seseorang dapat mempengaruhi

bagaimana seseorang tersebut memiliki

kesadaran dan kepatuhan akan

membayar pajak?). Hal ini dapat berarti

bahwa unsur pertanyaan /sampel

tersebut diatas diberikan respon yang

sangat bagus oleh para responden..

6. Unsur pertanyaan/sampel yang berada

dibawah Batas Kontrol Bawah (BKB)

adalah unsur pertanyaan/sampel ke 7

(Dalam membayar pajak, apakah

saudara tidak merasa keberatan?). Hal

ini dapat berarti bahwa unsur pertanyaan

/sampel tersebut diatas memiliki respon

yang buruk dalam rangka pemenuhan

kewajiban Pajak Bumi dan Bangunan di

Kecamatan Sendang Kabupaten

Tulungagung yang harus segera dicari

penyebabnya dan dilakukan upaya

perbaikan terhadap hal tersebut.

7. Dari hal tersebut diatas, dapat

disimpulkan bahwa wajib pajak di

Kecamatan Sendang Kabupaten

Tulungagung sangat memahami

mengenai aturan dan mekanisme

perpajakan yang berlaku dan menyetujui

bahwa tingkat pendapatan seseorang

berpengaruh terhadap kepatuhan

membayar pajak. Namun sebagian besar

wajib pajak di Kecamatan Sendang

Kabupaten Tulungagung merasa

keberatan membayar pajak secara suka

rela.

Walaupun kinerja aparat Kecamatan

Sendang Kabupaten Tulungagung beserta

pamong desa di lingkup Kecamatan

Sendang Kabupaten Tuliungagung sudah

terlaksana dengan baik, namun kinerja

yang baik tadi harus tetap dipertahankan

dan kalau bisa lebih ditingkatkan agar tidak

ada keterlambatan dalam pembayaran

Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan

Sendang Kabupaten Tulungagung.

Sosialisasi kepada wajib pajak mengenai

kewajibannya untuk membayar pajak harus

terus dilakukan agar para wajib pajak mau

memenuhi kewajibannya dengan sukarela.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2000. Pajak Bumi dan Bangunan2000. Jakarta: Sinar Grafika.

Bohari. 2004. Pengantar Hukum Pajak.Edisi Revisi. Cetakan Kelima.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Education, Binauf. 2005. Pajak TerapanBrevet A dan B Buku Kedua.Surabaya: Binauf.

Page 29: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Pemenuhan Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan

26

Keputusan Direktorat Jenderal Pajak. 1998.No. 16/PJ.6/1998. TentangPengenaan Pajak Bumi DanBangunan. Jakarta

Keputusan Menteri Keuangan, 1998, No.523/KMK.04/1998, TentangKlasifikasi dan Besarnya NJOPSebagai Dasar Pengenaan PBB.Jakarta

Keputusan Menteri Keuangan. 2000. No.201/KMK.04/200. TentangPenetapan Besarnya NJOP TidakKena Pajak. Jakarta.

Lumbantoruan. Shopar. 1996. AkuntansiPajak. Edisi Revisi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Mahagiyani, Tjahjono, Achmad. 2001.Perpajakan Indonesia. CetakanPertama. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.

Munawir. 1997. Perpajakan. Edisi Kelima.Yogyakarta: Liberty.

Murdiasmo. 1997. Perpajakan. EdisiKeempat. Yogyakarta: Andi.

Musgrave, Richard A, and Musgrave,Peggy B. 1993. Keuangan Negaradalam Teori dan Praktek. EdisiKelima. Jakarta: Erlangga.

Peraturan Pemerintah. 2000. No. 16 Tahun2000. Tentang Pembagian HasilPenerimaan PBB Antara PemerintahPusat dan Daerah. Jakarta.

Peraturan Pemerintah. 2002. No. 25 Tahun2002. Tentang Penetapan BesarnyaNilai Jual Kena Pajak UntukPerhitungan Pajak Bumi danBangunan. Jakarta

Sidik, Machfud, dan Soewondo. 1994.Keuangan Daerah. Jakarta:Universitas Terbuka.

Soemitro, Rochmad. 1997. Perpajakan.Edisi Revisi. Bandung: PT Eresco.

Undang-undang, 1994, No. 12 Tahun 1994.Tentang Pajak Bumi dan Bangunan.Jakarta.

Page 30: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEVIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

27

ANALISIS ANTRIAN PELAYANAN INSTALASI AMBULANCE PADARUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ISKAK

DI TULUNGAGUNG

Krisan SisdiyantoroBambang Sulaksono

Fakultas Ekonomi Universitas Tulungagung

Email: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil analisis antrianpelayanan instalasi ambulance pada seksi penunjang pelayanan non medis.Sistem pelayanan instalasi ambulance merupakan penunjang pelayananmedis yang secara praktis menjadi pertimbangan teknis maupun ekonomis.Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati dan mencatat antrian yangterjadi pada hari kerja selama periode tertentu sebagai data sampel. Adapunmedote yang digunakan adalah saluran banyak-fase tunggal, sedangkanmodel antriannya adalah M/M/S/I/I. Berdasarkan pengamatan yangdilakukan, pihak manajemen telah mengoperasikan 3 unit ambulance dalamsystem pelayanan. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kesibukaninstalasi ambulance sebesar 9,17%, probabilitas tidak ada pengguna jasadalam system sebesar 0,75, jumlah rata-rata pengguna jasa menunggu dalamsistem antrian sebesar 0,0003 pengguna, jumlah rata-rata pengguna jasaberada dalam sistem antrian sebesar 0,27 pengguna, waktu rata-ratapengguna jasa menunggu dalam sistem antrian selama 0,0014 jam danwaktu rata-rata pengguna jasa berada dalam sistem antrian selama 1,25 jam.Berdasarkan hasil analisis antrian pelayanan menunjukkan bahwaoperasional sistem pelayanan instalasi ambulance sudah baik berarti belumperlu menambah sarana/fasilitas instalasi ambulance. Namun demikianditinjau dari sisi pembiayaan fasilitas/sarana pelayanan dapat dikatakankurang efisien tetapi melihat perkembangan pelayanan medis begitu pesat,maka fasilitas/sarana pelayanan instalasi ambulance yang digunakan dalampelayanan segera akan mencapai kondisi yang ekonomis.

Kata Kunci : Antrian, Pelayanan, Instalasi Ambulance, Single Channel –Single Phase.

Abstract

This study aimed to describe the results of the analysis of queues at theambulance service installation section of non-medical support services.Installation of an ambulance service system supporting medical servicespractically be considered technically and economically. Data collection wasconducted by observing and recording the queue that occur on weekdaysduring a given period as the data sample . The methods used are a single

Page 31: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance Pada Rumah Sakit

28

channels - single phase, whereas the model queue is M/M/S/I/I. Based onthe observations made, the management has 3 units operate ambulanceservices in the system . The analysis showed that the level of activity at 9.17% ambulance installation, the probability of not service user in the systemof 0.75, the average number of service users waiting in the queue at 0.0003user system, the average number of service users are in 0.27 queuing systemusers, the average time of service users in the system waiting queue for0.0014 hours and the average time of service users are in the system queuefor 1.25 hours. Based on the results of the analysis indicate that theoperational service queuing system installation ambulance services arealready well-meaning yet need to add facilities/ installations ambulancefacility. However, in terms of the financing facility/service facilities can besaid to be less efficient but saw rapid development of medical services, thefacility/installation ambulance service facilities used in the service will soonachieve economic conditions.

Keywords: Queue, Service, Ambulance Installation, Single Channel –Single Phase.

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi dan

pengetahuan yang demikian pesat tiada

pernah berhenti dan semata-mata hanya

untuk memenuhi kebutuhan manusia yang

tidak ada batasnya. Hal demikian memacu

bidang bisnis sehingga terus berkembang

baik perusahaan-perusahaan manufaktur

maupun perusahaan-perusahaan jasa. Pada

awalnya perkembangan perusahaan

manufaktur terlihat lebih nyata dibanding

perusahaan jasa pada kehidupan sehari-

hari, dapat dikatakan kemajuan yang

dicapai oleh perusahaan manufaktur

selangkah di depan dibandingkan

perusahaan jasa.

Namun demikian, seiring dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi informasi, perusahaan jasa terus

mengalami kemajuan yang cukup pesat,

bahkan perkembangan yang dicapai tidak

kalah pesatnya dengan perusahaan

manufaktur. Dewasa ini perusahaan

manufaktur dan perusahaan jasa sama-sama

menunjukkan perkembangan yang baik.

Fakta menunjukkan bahwa di beberapa

negara maju, kontribusi yang diberikan

sektor jasa terhadap perekonomian lebih

besar dibandingkan dengan perusahaan

manufaktur.

Rumah sakit merupakan salah satu

unit usaha jasa yang memberikan jasa

pelayanan sosial di bidang klinis.

Pengelolaan unit usaha rumah sakit

memiliki keunikan tersendiri karena selain

sebagai unit bisnis, usaha rumah sakit juga

memiliki sosial. Misi layanan rumah sakit

tidak terlepas dari misi layanan sosial,

namun tidak dipungkiri bahwa dalam

pengelolaan rumah sakit tetap terjadi

Page 32: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEVIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

29

konflik kepentingan dari berbagai pihak.

Konflik kepentingan terserbut dapat

bersumber dari klasifikasi organisasi rumah

sakit. Terlepas dari hal tersebut, keberadaan

rumah sakit dalam memberikan pelayanan

tetap menjadi visi yang menjadi komitmen

bersama yang dibutuhkan dan ditunggu

oleh masyarakat terutama untuk golongan

bawah.

Rumah sakit dalam operasionalnya

memberikan pelayanan jasa medis yang

ditunjang oleh beberapa pelayanan yang

lain, salah satunya adalah pelayanan

penunjang non medis. Pelayanan-pelayanan

tersebut secara terpadu melekat pada

lembaga sebagai produk jasa yang bisa

diberikan kepada masyarakat, sehingga

apabila salah satu pelayanannya kurang

baik maka berakibat pada image

masyarakat terhadap lembaga. Seksi

Pelayanan Penunjang Non Medis,

khususnya instalasi ambulance terdiri dari

pelayanan untuk pasien dan kereta jenazah.

Instalasi ambulance sebagai salah

satu pelayanan yang diberikan rumah sakit

tidak terlepas dari sistim pelayanan kepada

pelanggan/masyarakat yang mengandung

unsur experience quality yang tinggi.

Experience quality adalah karakteristik-

karakteristik yang hanya dapat dinilai

pelanggan setelah pembelian, misalnya:

kualitas, efisiensi dan kesopanan. Oleh

karena layanan jasa rendah dalam search

qualities (yakni karakteristik pisik yang

dapat dievaluasi pengguna sebelum

pelayanan dilakukan) dan tinggi dalam

experience qualities, maka pelanggan

merasakan resiko yang lebih besar dalam

keputusan pemakaianya. Konsekuensinya

dalam pembuatan keputusan pelanggan

lebih banyak dipengaruhi oleh kredibilitas

sumber informasi yang lebih bersifat

personal (seperti dari mulut ke mulut) dari

pada pesan iklan dari penyedia jasa.

Meskipun demikian, bila pelanggan

menemukan layanan jasa yang memuaskan,

mereka cenderung akan loyal pada

penyedia jasa tersebut.

Layanan jasa instalasi ambulance

tidak bisa lepas dari sistim antrian yang

harus dilakukan para pelanggan/pasien.

Perusahaan dalam merancang sistim

layanan jasa dapat menentukan waktu dan

fasilitas yang sebaik-baiknya agar dapat

melayani pelanggan dengan efisien. Pada

umumnya para pelanggan/pasien akan

merasa puas atas layanan yang diberikan

apabila tidak terlalu lama terlibat dalam

sistim antrian Dalam hal ini tentu saja

diperhitungkan antara tambahan biaya yang

dikeluarkan perusahaan untuk menambah

fasilitas layanan baru dengan kerugian

pelanggan karena harus menunggu apabila

tidak diadakan penambahan fasilitas

layanan yang baru

Untuk memudahkan pembahasan

selanjutnya dalam penelitian ini, perlu

dirumuskan masalah yang menjadi topik

bahasan. Berdasarkan uraian di atas, maka

Page 33: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance Pada Rumah Sakit

30

rumusan masalahnya adalah bagaimana

antrian pelayanan instalasi ambulance

untuk kereta jenazah pada Seksi Penunjang

Pelayanan Non Medis RSUD dr. Iskak

Tulungagung.

Untuk mendeskripsikan pelayanan

instalasi ambulance untuk kereta jenazah

pada Seksi Penunjang Pelayanan Non

Medis RSUD dr. Iskak Tulungagung. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai dasar pertimbangan untuk

membuat kebijakan-kebijakan dalam

rangka meningkatkan kualitas pelayanan.

Pelayanan Instalasi Ambulance

sebagai penunjang pelayanan non medis

dalam operasionalnya perlu dianalisis

dengan menggunakan waiting line model

untuk mengetahui sampai sejauh mana

pelayanan yang diberikan instalasi

ambulance untuk kereta jenazah kepada

pelanggan/pasien. Hasil analisis akan

dipergunakan sebagai bahan informasi

untuk pengambilan keputusan dalam upaya

meningkatkan kualitas pelayanan demi

kepuasan pelanggan.

Secara umum antrian merupakan

selang waktu pelayanan yang diberikan

oleh pemberi layanan terhadap pihak-pihak

yang membutuhkan pelayanan. Sehingga

dalam mengkaji teori entrian berarti tidak

terlepas dengan waktu. Pada dasarnya

pihak-pihak yang membutuhkan pelayanan

tidak menghendaki terjadimya antrian

dengan waktu yang cukup lama, artinya

secepatnya untuk dilayani sehingga

kepuasan akan tercapai.

Terjadinya antrian tidak terlepas dari

kemampuan dari pihak-pihak yang

memberikan pelayanan itu sendiri dan

banyaknya jumlah pihak-pihak yang datang

dalam waktu yang bersamaan dengan

tujuan yang sama. Untuk lebih jelasnya

pengertian antrian dapat dilihat dari

beberapa pendapat.

Siagian (1997: 390) menjelaskan

antrian adalah suatu garis tunggu dari

nasabah (satuan) yang memerlukan layanan

dari satu atau lebih pelayanan (fasilitas

pelayanan). Teori antrian merupakan studi

matematika dari kejadian atau gejala garis

tunggu (Supranto, 1998 : 390).

Hal yang sama dijelaskan, bahwa

sesungguhnya Antrian adalah suatu garis

tunggu dari nasabah (satuan) yang

memerlukan layanan dari satu atau lebih

pelayanan (fasilitas pelayanan). Kejadian

garis tunggu disebabkan oleh kebutuhan

akan layanan yang melebihi kapasitas

pelayanan atau fasilitas pelayanan sehingga

nasabah atau langganan yang datang tidak

bisa dengan segera mendapat pelayanan.

Keadaan yang demikian dinamakan teori

PenunjangPelayanan Non

Medis

Analisis AntrianPelayanan Instalasi

Ambulance

PeningkatanPelayanan

- Faktor Internal- Faktor eksternal

Page 34: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEVIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

31

antrian. Sehingga teori antrian adalah studi

matematik terhadap garis tunggu dari

langganan atau nasabah yang ada di depan

fasilitas pelayanan untuk mendapatkan

pelayanan dari fasilitas pelayanan. Sering

kali digunakan untuk diagram-diagram

yang diharapkan mampu mengembangkan

suatu keadaan yang mempunyai rangka dan

mempunyai urutan tertentu. Hal ini sering

disebut dengan model. Antrian atau tunggu

merupakan suatu kegiatan untuk menunggu

dalam mendapatkan suatu pelayanan.

Antrian sendiri mempunyai pengertian

yang lebih menunjukkan pada garis-garis

tunggu. Subagyo dkk (2000: 265),

menjelaskan bahwa sering terjadi orang-

orang, barang-barang, komponen-

komponen atau kertas kerja harus

menunggu untuk mendapatkan jasa

pelayanan, Garis-garis tunggu ini sering

disebut dengan antrian. Model merupakan

suatu gambaran formal dari pilihan,

biasanya model akan selalu dinyatakan

dalam hubungan matematik sepeti fungsi

lebih tegas lagi yaitu: Model adalah

penyajian dari gambaran-gambaran pokok

suatu teori atau situasi dunia sesungguhnya

yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata,

diagram-diagram, grafik-grafik, peramaan-

persamaan matematikal atau kombinasi

dari bentuk-bentuk di atas (Siagian, 1997:

10).

Berdasarkan pendapat di atas, maka

jelaslah bahwa model adalah gambaran

formal dari pokok suatu teori atau situasi

dan keadaan dunia sesungguhnya yang

dapat berupa kata-kata, diagram-diagram,

grafik-grafik, persamaan-persamaan mate-

matis atau kombinasi dari bentuk-bentuk

tersebut.

Untuk memahami optimal dapat

dijelaskan sebagai usaha memaksimumkan

keuntungan atau meminimumkan biaya.

Dengan demikian Pengertian optimal

sangat tergantung pada tujuan yang telah

ditetapkan kondisi semula, apakah

maksimum atau minimum. Hal mana sesuai

dengan apa yang diuraikan Subagyo dkk.

(2000: 256) bahwa tujuan dasar model-

model antrian adalah untuk meminimum-

kan total dua biaya, yaitu biaya langsung

penyediaan fasilitas pelayanan dan biaya

tidak langsung yang timbul karena para

individu harus mengunggu untuk dilayani.

Dalam suatu sistem antrian apabila

fasilitas pelayanan yang dipergunakan lebih

dari jumlah optimal, hal ini berarti

membutuhakan investasi modal yang

berlebihan tetapi bila jumlahnya kurang

dari optimal maka hasilnya adalah

tertundanya pelayanan. Maka dari itu,

untuk mewujudkan suatu fasilitas

pelayanan yang optimal diperlukan suatu

pemgkajian beberapa hal: (1) Elemen-

elemen pokok dalam sistem antrian, (2)

Sumber masukan (input).

Sistem antrian pada dasarnya terdiri

dari elemen-elemen pokok, yaitu masukan,

sistem antrian dan keluaran. Misalnya suatu

antrian tunggal dan fasilitas pelayanan dua

atau lebih. Secara sederhana digambarkan

sebagai berikut:

Page 35: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance Pada Rumah Sakit

32

Sistem Antrian

SumberPopulasi Keluar

Model Multy Channel - Single Phase

Katerangan :

M = antrian

S = fasilitas pelayanan (server

Dengan demkian dapat diuraikan

bahwa sumber masukan adalah suatu

kumpulan atau populasi orang , barang,

komponen atau kertas kerja dari mana satu-

satuan dating atau dipanggil untuk dilayani.

Kumpulan orang atau barang bias terbatas

atau tidak terbatas.

Pola kedatangan mungkin dapat

diketahui secara pasti atau mungkin satu

variable acak yang sebaran peluangnya

diketahui. Atas dasar pengertian tersebut di

atas, dapat diketahui bahwa pola

kedatangan merupakan cara individu-

individu dari populasi memasuki system

yang dispesifikasikan oleh waktu antar

kedatangan pada suatu fasilitas pelayanan.

Sedangkan tingkat kedatangan sering

mengikuti suatu distribusi poisson. Apabila

pola kedatangan mengikuti suatu pola

distribusi poisson, maka waktu antar

kedatangan mengikuti suatu distribusi

eksponensial.

Sebelum membahas tentang pola

pelayanan terlebih dahulu Moekiyat (1997:

57) menjelaskan pelayanan adalah jasa-jasa

managemen pemasaran adalah kegiatan-

kegiatan, keuntungan-keuntungan atau

kepuasan-kepuasan yang diberikan untuk

dijual (misalnya potong rambut, perbaikan-

perbaikan, pelayanan jasa lainnya.

Berdasarkan pengertian di atas dapat

dijelaskan bahwa dalam pemberian

pelayanan ditujukan untuk memberikan

kepuasan. Kepuasan yang diharapkan oleh

nasabah adalah apabila transaksi yang

mereka harapkan dapat segera terpenuhi

tanpa menunggu atau antri.

1. Disiplin Antrian

Pada umumnya dalam suatu pelayanan

yang didalamnya terdapat antrian, maka

model pelayanan terikat dengan pedoman

bahwa yang memasuki sistem antrian

terlebih dahulu akan dilayani dahulu.

Kakiay (2004: 12) menguraikan bahwa

M

S

S

S

Page 36: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEVIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

33

disiplin antrian adalah aturan dalam mana

para pelanggan dilayani atau disiplin

pelayanan (service discipline) yang

memuat urutan (order) para pelanggan

menerima layanan. Disiplin antrian yang

paling umum digunakan adalah first come,

first served (FCFS), yang pertama kali

datang pertama kali dilayani. Namun

demikian, juga ada beberapa tipe disiplin

antrian yang lain yang dipergunakan dalam

suatu sistem antrian. Model yang

dipergunakan dalam pembahasan disini

dibatasi untuk disiplin antrian FCFS.

2. Kapasitas Sistem

Kapasitas sistem adalah jumlah maksimum

pelanggan, mencakup yang sedang dilayani

dan yang berada dalam antrian, yang dapat

ditampung oleh fasilitas pelayanan pada

saat yang sama. Sebuah sistem yang tidak

membatasi jumah pelanggan di dalam

fasilitas pelayanannya dikatakan memiliki

kapasitas tak terhingga, sedangkan suatu

sistem yang membatasi jumlah pelanggan

yang ada di dalam fasilitas pelayanannya

dikatakan memiliki kapasitas yang terbatas.

Struktur dari suatu sistem antrian

tergantung pada proses pelayanannya, yang

secara umum dapat diklasifikasikan

fasilitas-fasilitas pelayanan dalam susunan

saluran atau channel (bisa berbentuk single

atau multiple) dan phase (single atau

multiple) yang akan membentuk suatu

struktur sistem antrian yang berbeda-beda.

Saluran atau channel menunjukkan jumlah

jalur (tempat) untuk memasuki sistem

pelayanan dan sekaligus menunjukkan

jumlah fasilitas pelayanan. Sedangkan

phase berarti jumlah station-station

pelayanan, dimana para langganan harus

melaluinya sebelum pelayanan dinyatakan

lengkap.

Secara umum model struktur antrian

dasar yang terjadi dalam seluruh sistem

antrian, adalah sebagai berikut :

1. Single Channel – Single Phase

Sistem ini merupakan suatu model yang

paling sederhana, single channel berarti

bahwa hanya ada satu jalur untuk

memasuki sistem pelayanan atau ada satu

fasilitas pelayanan. Model ini seperti

ditunjukkan gambar berikut:

Gambar 1. Model Single Channel – Single Phase

Sistem Antrian

SumberPopulasi Keluar

Phase

Keterangan :

M = Antrian

S = Fasilitas pelayanan (server)Phase

M S

Page 37: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance Pada Rumah Sakit

34

2. Single Channel – Multiphase

Multiphase menunjukkan ada dua atau

lebih pelayanan yang dilaksanakan secara

berurutan sebelum suatu pelayanan

dinyatakan lengkap. Adapun model ini

dapat ditunjukkan dalam gambar berikut:

Gambar 2 . Model Single Channel – Multiphase

SumberPopulasi Keluar

3. Multichannel – Single Phase

Sistem multichannel – single phase terjadi

pada suatu model pelayanan dimana dua

atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh

antrian tunggal. Sistem model ini

ditunjukkan gambar berikut :

Gambar 3. Model Multichannel – Singlepahase

Sumberi KeluarPopulasi

HASIL PENELITIAN

Pembahasan dalam Analisis Antrian

Pelayanan Instalasi Ambulance untuk

Kereta Jenazah pada Seksi Penunjang

Pelayanan Non Medis Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Tulungagung, akan

dilakukan secara bertahap sebagai berikut:

1. Tingkat kedatangan dan pelayanan

pengguna jasa

Perhitungan yang dilakukan terhadap

tingkat kedatangan pengguna jasa instalasi

ambulance berdasarkan pengambilan

sampel dari Data Register Pelayanan

Instalasi Ambulance pada Seksi Penunjang

Pelayanan Non Medis RSUD Dr. Iskak

Tulungagung selama satu tahun (2011),

sebagaimana ditunjukkan dalam tabel

berikut:

Tabel 1. Kedatangan dan PelayananPengguna Jasa Kereta Jenazah

No BulanPelayanan

(hari)

KedatanganPengguna Jasa

(kali)

WaktuPelayanan

Pengguna Jasa(menit)

123456789101112

JanuPeb

MaretAprilM e iJ u n iJ u l iAgustSepteOkt

NopemDes

312831303130313130313031

155136165156150177155149132170194157

10.90510.25512.90013.1309.825

12.83511.35511.39510.79512.41016.30010.895

Jmlah 365 1896 143.000

Sumber: Data Sekunder diolah, 2012

M S M S

M

S

S

S

Page 38: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEVIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

35

Sesuai dengan tabel 1 dapat diten-

tukan rata-rata kedatangan pengguna jasa

instalasi ambulance untuk kereta jenazah

(λ) = 1896/365 = 5,2 pengguna jasa per hari

(0,22 pengguna jasa per jam). Sedangkan

rata-rata waktu pelayanan pengguna jasa

instalasi ambulance untuk kereta jenazah

(µ) = 1896/143.000 = 0,01326 pengguna

jasa setiap menit (0,8 pengguna jasa setiap

jam.

2. Pengujian Rata-rata KedatanganPengguna Jasa

Perhitungan rata-rata tingkat kedatangan

pengguna jasa instalasi ambulance untuk

kereta jenazah perlu dilakukan pengujian

apakah pola kedatangan pengguna jasa

tersebut mengikuti distribusi Poisson

dengan menggunakan metode Chi Square

Test of Goodness of Fit.

Pengujian rata-rata kedatangan peng-

guna jasa (λ) dilakukan berdasarkan

observasi/pengamatan terhadap pola

kedatangan secara random dengan

mengambil sample sebanyak 100 kali

(interval waktu pengamatan 60 menit atau 1

jam). Adapun hasil observasi kedatangan

pengguna jasa seperti dalam tabel berikut:

Tabel 2. Tingkat Kedatangan Pengguna JasaInstalasi Ambulance

∑ Kedatangan (X)Frekuensi

Observasi (F)X.F

0

1

2

3

66

31

3

0

0

31

6

0

Jumlah 100 37

Sumber: Data Primer, diolah 2012

Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan

bahwa jumlah kedatangan pengguna jasa

(X) terdiri dari bilangan 0, 1, 2, dan 3.

Bilangan ini menunjukkan jumlah

kedatangan pengguna jasa pada setiap jam.

Sedangkan frekuensi observasi (F) terdapat

bilangan 66, 31, 3, dan 0, yang mana nilai-

nilai tersebut menunjukkan banyaknya

observasi atau pengamatan untuk masing-

masing jumlah kedatangan pengguna jasa.

Frekuensi observasi (F) dengan

jumlah kedatangan pengguna jasa (X)

sebesar 0 artinya tidak ada kedatangan

pengguna jasa adalah 66, frekuensi

observasi dengan jumlah kedatangan

pengguna jasa 1 adalah 31 dan seterusnya.

Sehingga frekuensi yang diselaraskan (Fx)

dan frekuensi harapan (Fn) untuk

kedatangan pengguna jasa pada Instalasi

Ambulance untuk kereta jenazah RSUD Dr.

Iskak Tulungagung dapat dihitung sebagai

berikut:

a. Frekuensi yang diselaraskan (Fx) :

2,718-0,37 .0,370

X = 0 F(x)0 =0!

= 0,6908

2,718-0,37 . 0,371

X = 1 F(x)1 =1!

= 0,0,2556

2,718-0,37.0,372

X = 2 F(x)2 =2!

= 0,0473

Page 39: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance Pada Rumah Sakit

36

2,718-0,37.0,373

X =3 F(x)3 =3!

= 0 ,0058

b. Sedangkan frekuensi harapan (Ex) :

X = 0 E0 = 100 x 0,6908

= 69,08

X = 1 E1 = 100 x 0,2556

= 25,56

X = 2 E2= 100 x 0,0473

= 4,73

X = 3 E3 = 100 x 0,0058

= 0,58

Pengujian hipotesis: Ho: bahwa

kedatangan pengguna jasa mengikuti

Disribusi Poisson. Uji statistik yang

digunakan X² (α: df), dimana α = 0.05 dandf = n – 1 dan kriteria uji adalah:

- Terima Ho jika X² < X² (0,05 : df)

- Tolak Ho jika X² > X² (0,05 : df)

Untuk memudahkan perhitungan

dalam pengujian statistik, maka diperlukan

tabel distribusi frekuensi kedatangan

pengguna jasa sebagai berikut :

Tabel 3. Distribusi Frekuensi KedatanganPengguna Jasa

∑ Kedatangan(X)

F X.FFrek. yang

DiselaraskanFrek.

Harapan0

1

2

3

70

26

4

0

0

26

8

0

0,8025

0,1766

0,0194

0,0015

80,25

17,66

1,94

0,15

100 34 1 100

Sumber: Data Primer, diolah 2012

(70 – 80,25)² (26 – 17,66)² (4 – 1,94)² (0 – 0,15)X² = + + +

80,25 17,66 1,94 0,15

= 1,31 + 3,94 + 2,19 + 0,15

= 7,59

Dengan menggunakan tingkat

signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan(degree of fredom) = 4 – 1 = 3 maka

berdasarkan table Chi – Square diperoleh

nilai kritis X2 (0,05 : 3) table = 7,815.

Sehingga uji statistik adalah:

- X2 (hitung) = 7,59

- X2 (table) = 7,815

- Ho = distribusi kedatangan

nasabah mengikuti distribusi Poisson.

Jadi X2 (hitung) = 7,59 < X2 (table) =

7,815, yang berarti bahwa : Ho diterima

sebagai distribusi kedatangan nasabah yang

mengikuti distribusi Poisson.

3. Pengujian Rata-rata PelayananPengguna Jasa

Pengujian rata-rata pelayanan

pengguna jasa apakah mengikuti distribusi

Poisson didasarkan pengambilan sample

pelayanan pengguna jasa melalui observasi

secara random yang dilakukan sebanyak

100 kali dengan interval waktu 60 menit (1

jam) pada Instalasi Ambulance untuk

Kereta Jenazah pada Seksi Penunjang

Page 40: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEVIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

37

pelayanan Non Media RSUD Dr. Iskak

Tulungagung seperti ditunjukkan dalam

tabel berikut:

Tabel 4. Tingkat Pelayanan Pengguna Jasa

JumlahPelayanan (X)

FrekuensiObservasi (F)

X.F

0123

2042317

0426221

Jumlah 100 125Sumber: Data Primer, diolah 2012

Sesuai dengan table 4 dapat diuraikan

bahwa jumlah pelayanan pengguna jasa (X)

terdiri dari bilangan 0, 1, 2, dan 3. Bilangan

ini menunjukkan jumlah pelayanan

pengguna jasa pada setiap jam pengamatan.

Sedangkan frekuensi observasi (F) terdapat

bilangan 20, 42, 31, dan 7, yang mana

nilai-nilai tersebut menunjukkan banyaknya

observasi atau pengamatan untuk masing-

masing jumlah pelayanan pengguna jasa.

Frekuensi observasi (F) dengan

jumlah pelayanan pengguna jasa 0 (tidak

ada pelayanan) adalah 20, frekuensi

observasi dengan jumlah pelayanan

pengguna jasa 1 adalah 42 dan seterusnya.

Dengan demikian frekuensi yang

diselaraskan (Fx) dan frekuensi harapan

(Fn) pelayanan pengguna jasa pada Instalasi

Ambulance untuk Kereta Jenazah RSUD

Dr. Iskak Tulungagung dapat dihitung

sebagai berikut:

a. Frekuensi yang diselaraskan (Fx) :

2,718-1,26 .1,260

X = 0 F(x)0 =0!

= 0, 2837

2,718-1,26 . 1,261

X = 1 F(x)1 =1!

= 0, 3575

2,718-1,26.1,262

X = 2 F(x)2 =2!

= 0,2252

2,718-1,26.1,263

X =3 F(x)3 =3!

= 0,0946

b. Sedangkan frekuensi harapan (Ex) :

X = 0 E0 = 100 x 0,2837

= 28,37

X = 1 E1 = 100 x 0,3575

= 35,75

X = 2 E2= 100 x 0,2252

= 22,52

X = 3 E3 = 100 x 0,0907

= 9,46

Rata-rata pelayanan pengguna jasa

instalasi ambulance untuk kereta jenazah

tersebut perlu dilakukan pengujian apakah

mengikuti distribusi Poisson dengan

menggunakan metode Chi Square Test of

Goodness of Fit.

Pengujian rata-rata pelayanan

penguna jasa (µ) dilakukan dengan uji

hipotesis : Ho : bahwa pelayanan pengguna

jasa mengikuti distribusi Poisson. Uji

statistik yang digunakan X² (α: df), dimana

Page 41: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance Pada Rumah Sakit

38

α = 0.05 dan df = n – 1 dan kriteria uji

adalah:

- Terima Ho jika X² < X² (0,05 : df)

- Tolak Ho jika X² > X² (0,05 : df)

Hasil perhitungan frekuensi observasi

dan yang diselaraskan ditunjukkan pada

tabel distribusi frekuensi pelayanan

pengguna jasa sebagaimana dalam tabel

berikut:

Tabel 4. Distribusi Frekuensi PelayananPengguna Jasa

∑ Pelayanan(X) F X.F

Frek. yangDiselaraskan

Frek.Harapan

0

1

2

3

20

42

31

7

0

42

62

21

0,2837

0,3575

0,2252

0,0946

28,37

35,75

22,52

9,46

100 125

Sumber: Data Primer, diolah 2012.

(20 – 28,37)² (42 – 35,75)²X² = + +

28,37 35,75

(31 – 22,52)² (7 – 9,46)2

+22,52 9,46

= 2,47 + 1,09 + 3,19 + 0,64

= 7,39

Dengan menggunakan tingkat

signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan

(degree of fredom) = 4 – 1 = 3 maka

berdasarkan table Chi – Square diperoleh

nilai kritis X2 (0,05 : 3) table = 7,815.

Sehingga uji statistik adalah :

X2 (hitung) = 7,39

X2 (table) = 7,815

Ho = distribusi pelayanan nasabah

mengikuti distribusi Poisson.

Jadi X2 (hitung) = 7,39 < X2

(table) = 7,815, yang berarti bahwa:

Ho diterima sebagai distribusi pelayanan

pengguna jasa yang mengikuti distribusi

Poisson.

Penerapan Model M/M/S/I/I

Model ini merupakan Kendall’sNotation yang banyak dipergunakan dalam

analisis antrian dan sebelum dilakukan

perhitungannya terlebih dahulu dijelaskan

tentang model tersebut.

Tanda pertama (M) menunjukkan

distribusi kedatangan nasabah mengikuti

suatu distribusi Probabilitas Poisson. Tanda

kedua (M) menunjukkan distribusi

pelayanan nasabah mengikuti distribusi

Probabilitas Poisson. Tanda ketiga (S)

menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan

(channel) dalam sistem. Model ini

merupakan model yang mempunyai

fasilitas pelayanan majemuk. Tanda

keempat dan kelima, menunjukkan sumber

populasi dan kepanjangan antrian. Model

tersebut baik sumber populasi maupun

kepanjangan antrian adalah tak terbatas (I).

Pemecahan persoalan antrian untuk

pelayanan instalasi ambulance kereta

jenazah pada Seksi Penunjang Pelayanan

Non Medis RSUD Dr. Iskak Tulungagung

dengan model multiple channel - single

phase dapat disajikan sebagai berikut:

Page 42: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEVIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

39

λ = 0,22 pengguna jasa per jamµ = 0,80 pengguna jasa per jam

S = 3

Maka:

a. Tingkat kesibukan/intensitas pelayanan

pengguna jasa (P) :

λP =

(µ)(S)

0,22P =

(0,80)(3)

= 0,0917

Ini berarti tingkat intensitas/

kesibukan instalasi ambulance untuk kereta

jenazah dalam melayani pengguna jasa

adalah 9,17 % dari waktunya dan instalasi

ambulance untuk kereta jenazah

mengangur sebesar 90,83 % dari waktunya.

b. Probabilitas tidak ada pengguna jasa

dalam sistem (P0):

1P0 =

S-1 ( λ/µ )n (λ/µ)S

Ʃ [ ] +n=0 n! S!(1 – λ/Sµ)

1P0 =

(1/0!)+(0,22/0,8)/(1!)+(0,22/0,8)2/(2!)+(0,22/0,8)3/3!(1-0,22/2,4)

1P0 =

1 + 0,275 + 0,0378 + 0,003816

P0 = 0,7595

a. Probabilitas sejumlah (n) pengguna jasa dalam sistem (Pn):

(λ/µ)n

Pn = P0n!

(0,22/0,8)1

P1 = (0,7595)1!

= 0,2089

(0,22/0,8)2

P2 = (0,7595)2!

= 0,0287

(0,22/0,8)3

P3 = (0,7595)3!

= 0,002633

b. Jumlah rata-rata pengguna jasa (yang diharapkan) menunggu dalam antrian (Lq):

Page 43: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance Pada Rumah Sakit

40

P0 (λ/µ)S PLq =

S! (1 - P)2

(0,7595)(0,275)3(0,0917)=

6 (1 – 0,0917)2

= 0,0003 pengguna jasa.

c. Jumlah rata-rata pengguna jasa (diharapkan) berada dalam sistem (Ls):

λLs = Lq +

µ

0,22= 0,0003 +

0,80

= 0,2753 pengguna jasa.

d. Rata-rata waktu pengguna jasa menunggu dalam antrian (Wq):

LqWq =

λ

0,0003=

0,22

= 0,0014 jam.

e. Rata-rata waktu pengguna jasa berada dalam sistem (Ws):

1Ws = Wq +

µ

1= 0,0014 +

0,80

= 1,2514 jam.

Dari hasil perhitungan di atas dapat

dijelaskan bahwa tingkat kesibukan

instalasi ambulance untuk kereta jenazah

dalam melayani pengguna jasa sebesar 9,17

% atau waktu menganggur instalasi

ambulace untuk kereta jenazah sebesar

90,83 %. Jumlah rata-rata pengguna jasa

yang menunggu pelayanan instalasi

ambulance dalam antrian adalah 0,0003

pengguna jasa, sedangkan jumlah rata-rata

pengguna jasa yang berada di dalam sistem

keseluruhan (menunggu ditambah yang

sedang dilayani) adalah 0,2753 pengguna

jasa. Waktu rata-rata pengguna jasa

Page 44: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEVIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

41

menunggu dalam antrian sebesar 0,0014

jam dan waktu rata-rata setiap pengguna

jasa berada di dalam sistem keseluruhan

(waktu menunggu plus waktu pelayanan)

adalah sebesar 1,2514 jam.

Untuk memudahkan pemahaman dari

hasil perhitungan sistem antrian pelayanan

instalasi ambulance untuk kereta jenazah

pada Seksi Penunjang pelayanan Non

Media RSUD Dr. Iskak Tulungagung Seksi

Penunjang pelayanan Non Media RSUD

Dr. Iskak Tulungagung tersebut, maka

dapat diperinci sebagaimana dalam tabel

berikut:

Tabel 5. Perhitungan Sistem Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance

No Keterangan %Pengguna

JasaJam

1

2

3

4

5

6

Tingkat kesibukan Instalasi Ambulace untuk keretajenazah (P).Waktu menganggur Instalasi Ambulace untuk keretajenazah.Jumlah rata-rata pengguna jasa menunggu dalam antrian(Lq).Jumlah rata-rata pengguna jasa berada dalam sistemkeseluruhan (menunggu + dilayani) (Ls).Waktu rata-rata pengguna jasa menunggu dalam antrianWq).Waktu rata-rata setiap pengguna jasa berada dalam sistemkeseluruhan (menunggu + dilayani) (Ws).

9,17

90,83

-

-

-

-

-

-

0,0003

0,3

-

-

-

-

-

-

0,0014

1,2514Sumber: Data Sekunder diolah, 2012.

Karakteristik Sistem Pelayanan

Alokasi waktu sistem pelayanan

instalasi ambulance untuk kereta jenazah

pada Seksi Penunjang pelayanan Non

Media RSUD Dr. Iskak Tulungagung

berdasarkan standar pelayanan yang telah

ditetapkan sebagai pedoman dalam

memberikan pelayanan kepada pengguna

jasa yang meliputi: proses administrasi;

petugas IPJ mengambil jenasah dari

ruangan; pelayanan instalasi ambulance

dan laporan petugas ambulance ke loket

pembayaran dan bagian register. Adapun

alokasi waktu rata-rata untuk masing-

masing jenis layanan adalah:

Tabel 6. Alokasi Waktu Rata-Rata Layanan Total

ProsesAdministrasi

Petugas IPJMengambil Jenazah

Pelayanan InstalasiAmbulance

Laporan PetugasAmbulance

Total

± 15 menit

(15,62 %)

± 5 menit

(5,20 %)

± 75,08 menit

(78,14 %)

± 1 menit

(1,04 %)

± 96,08 menit

(100 %)

Sumber: Data Primer diolah, 2012.

Page 45: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance Pada Rumah Sakit

42

Sesuai dengan tabel 6 hasil

perhitungan dalam analisis antrian

pelayanan total Seksi Penunjang Pelayanan

Non Medis Instalasi Ambulance untuk

Kereta Jenazah tersebut adalah : maka

waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk

melayani setiap pengguna jasa = waktu

rata-rata menunggu dalam sistem

keseluruhan – waktu rata-rata menunggu

dalam antrian ( 96,08 menit – 0,0014

menit = 96,0786 menit ).

Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan, maka

karakteristik pelayanan pengguna jasa

instalasi ambulance untuk kereta dapat

dideskripsikan sebagai berikut: 1) Tingkat

kedatangan pengguna jasa rata-rata (λ)adalah 0,22 pengguna jasa per jam dan

tingkat pelayanan pengguna jasa rata-rata

(µ) sebesar 0,8 pengguna jasa per jam. 2)

Tingkat intensitas/kesibukan dalam

memberikan layanan kepada pengguna jasa

sebesar 9,17 % atau waktu menganggur

instalasi ambulance untuk kereta jenazah

sebesar 90,83 %. Keadaan ini menunjukkan

bahwa pelayanan instalasi ambulance untuk

kereta jenazah berkaitan dengan jumlah

fasilitas layanan adalah sangat baik.

Sebaliknya ditinjau dari biaya pelayanan

adalah relatif mahal, karena tingkat idle

(waktu menganggur) fasilitas layanan

termasuk kategori tinggi. 3) Jumlah rata-

rata pengguna jasa yang menunggu dalam

antrian sebanyak 0,0003 pengguna jasa,

sedangkan jumlah rata-rata pengguna jasa

yang berada dalam sistem keseluruhan

(menunggu pelayanan dan yang sedang

dilayani) sebanyak 0,3 pengguna jasa. Hal

ini dapat dijelaskan bahwa jumlah rata-rata

pengguna jasa dalam sistem pelayanan

instalasi ambulance untuk kereta jenazah

sangat kecil sekali. Hampir dipastikan

bahwa tidak ada pengguna jasa yang

sedang menunggu dalam pelayanan,

sedangkan pengguna jasa yang sedang

dalam proses pelayanan rata-rata hanya 1

dengan tingkat layanan mencapai 70 %. 4)

Waktu rata-rata pengguna jasa menunggu

dalam antrian selama 0,0014 jam dan

waktu rata-rata setiap pengguna jasa berada

di dalam sistem keseluruhan (waktu

menunggu + waktu pelayanan) selama

1,2514 jam. Berarti dalam sistem antrian,

rata-rata pengguna jasa dapat dikatakan

tidak perlu menunggu pelayanan atau

apabila pengguna jasa telah

menyelesaiakan semua persyaratan, maka

akan langsung dilayanani. 5) Berdasarkan

tingkat intensitas/kesibukan pelayanan,

waktu rata-rata menunggu dan jumlah rata-

rata pengguna jasa yang menunggu

pelayanan maupun berada dalam sistem

pelayanan instalasi ambulance untuk kereta

jenazah, berarti bahwa operasional sistem

pelayanan instalasi ambulance untuk kereta

jenazah adalah baik. Namun dilihat dari sisi

pembiayaan fasilitas/sarana pelayanan

dapat dikatakan tidak efisien atau terjadi

pemborosan.

Page 46: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEVIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

43

Mencermati karakteristik pelayanan

instalasi ambulance untuk kereta jenazah

pada Seksi Penunjang Pelayanan Non

Medis RSUD Dr. Iskak Tulungagung,

maka penulis menyarankan: 1) Pelayanan

instalasi ambulance untuk kereta jenazah

merupakan bagian dari operasional sistem

pelayanan dari Seksi Penunjang Pelayanan

Non Medis, sehingga pelayanannya tidak

lepas dari pelayanan bagian lain, yaitu: (1)

proses administrasi (pendaftaran dan

pembayaran di loket, (2) proses

pengambilan jenazah Instalasi

Pemulasaraan Jenazah (IPJ) dan atau proses

pemandian, dan (3) proses lainnya atau

visum dan kesaksian kepolisian untuk

kasus kematian karena kecelakaa. Oleh

karena itu, walaupun pelayanan instalasi

ambulance untuk kereta jenazah sudah

baik, tetapi bila pelayanan-pelayanan lain

yang menyertainya tersebut kurang baik

maka akan tetap mempengaruhinya. Dalam

rangka memberikan layanan instalasi

ambulance untuk kereta jenazah yang baik,

hendaknya pelayanan-pelayanan lain yang

terkait tersebut perlu diperhatikan agar

dapat menunjang pelayanannya. 2)

Pelayanan instalasi ambulance kereta

jenazah untuk kasus tertentu sering

dihadapkan dengan proses menunggu

keluarga korban. Hendaknya bagian

instalasi ambulance kereta jenazah secara

aktif segera menggali informasi tentang

keluarga yang akan membantu proses

pelayanan. 3) Menjalin kerja sama yang

baik antara pihak RSUD (Seksi Penunjang

Pelayanan Non Medis) dengan Kepolisian

(bagian LAKA) dan perangkat desa dalam

menangani kasus kematian tertentu

(visum). Sehingga pelayanan instalasi

ambulance tidak perlu menunggu terlalu

lama karena proses visum tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari Agus. 2000. Manajemen Produksi –Pengendalian Produksi. Buku I.Yogyakarta: Penerbit BPFE.

Handoko T. Hani. 2010. Dasar-DasarManajemen Produksi dan Operasi,Yogyakarta: BPFE.

Indriantoro Nur dan Supomo Bambang.2002. Metodologi Penelitian Bisnis –Untuk Akuntansi & Manajemen.Yogyakarta: BPFE.

Kakiay, Thomas J. 2004. Dasar TeoriAntrian Untuk Kehidupan Nyata.Yogyakarta: Penerbit Andi.

Kotler, Philip. 2002. ManajemenPemasaran – Analisi, Perencanaan,Implementasi dan Pengendalian Jilid1. Edisi Ke Enam. Jakarta: PenerbitErlangga.

-----------------. 2002. ManajemenPemasaran – Analisi, Perencanaan,Implementasi dan Pengendalian Jilid2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Moekijat. 1984. Kamus Management.Bandung: Penerbit Alumni.

Siagian, P. 1997. Penelitian Operasional :Teori dan Praktek. Jakarta: PenerbitUI Press.

Stanton, William. 1993. PrinsipPemasaran. Edisi Ketujuh. Jakarta:Penerbit Erlangga.

Subagyo, Pangestu, Asri, Marwan & HaniT. Handoko. 2000. Dasar-DasarOpaerations Research. Cetakan

Page 47: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance Pada Rumah Sakit

44

Ketiga belas, Yogyakarta: BPFEUGM.

Swastha, Basu. 1999. ManajemenPemasaran Modern. Yogyakarta:Penerbit Liberty.

Supranto, J. 1998. Riset Operasi UntukPengambilan Keputusan. Jakarta:Penerbit UI.

Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran Jasa.Malang: Bayumedia Publishing.

Umar Husein. 1999. Metodologi Penelitian– Aplikasi Dalam Pemasaran. EdisiKedua. Jakarta: Penerbit PTGramedia Pustaka Utama.

Yamit, Zulian. 2003. ManajemenKuantitatif Untuk Bisnis (OperationsResearch). Edisi 2003/2004.Yogyakarta: BPFE UGM.

.

Page 48: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

45

ANALISIS PEMERIKSAAN MANAJEMEN FUNGSI KREDIT (ACCOUNTOFFICER) UNTUK MENGETAHUI TINGKAT EFEKTIFITAS KINERJA

Wenni Wahyuandari

Fakultas Ekonomi Universitas Tulungagung

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan Studi Kasus Pada PT.BPR Artha SamuderaIndonesia Tulungagung. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahuisejauh mana kinerja bagian kredit (account officer) serta kepuasan nasabahterhadap pelayanan bagian kredit. Selanjutnya dilakukan prosedurpemeriksaan umum dan terperinci pada bagian kredit dengan peyebarankueisioner kepada nasabah kredit. Teknik pengukuran hasil kuesionermenggunakan dengan skala linkert. Analisis kuisioner menggunakan Indekskepuasan Nasabah dengan melihat rata-rata tertimbang serta dilakukankonversi nilai tiap-tiap unsur layanan yang tertera dalam kuisioner. Hasilperhitungan bahwa pimpinan perusahaan sangat mendukung kegiatanpemeriksaan fungsi kredit atau bagian kredit (AO) dengan harapan akanmengetahui sejauhmana persepsi nasabah terkait pelayanan bagian kreditkepada nasabah. Rencana capaian kredit yang harus terserap ke masyarakatdalam satu tahun oleh fungsi kredit sudah tecapai 190%. Hasil penghitunganindek kepuasan nasabah setiap unsur layanan nilai rata-rata tertimbang(NRR) pada masing-masing unsur pelayanan berkisar antara 2,98 sampaidengan 3,16 yang berarti bahwa semua unsur pelayanan berada padapredikat kinerja yang baik. Nilai indek kepuasan nasabah (IKN) padapelayanan kredit atau fungsi kredit adalah 77,067 nilai tersebut berada padainterval mutu.

Kata kunci: Pemeriksaan manajemen, prosedur pemeriksaan, indekskepuasan nasabah.

Abstract

This study is a case study of PT BPR Artha Samudera IndonesiaTulungagung. The purpose of this study was to determine the extent towhich the performance of the credit department (account officer) as well ascustomer satisfaction with the services the credit department. Subsequentlyconducted a general inspection procedures and detailed on the credit todisseminate the views quesitionnare to customers . The measurementtechnique using the questionnaire results with linkert scale. Analysis of thequestionnaire using the Customer Satisfaction index with a weighted

Page 49: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Pemeriksaan Manajemen Fungsi Kredit

46

average look and do the conversion value of each element of the serviceslisted in the questionnaire . The results of the calculations that businessleaders strongly support the activities of credit checks or credit departmentfunctions (AO) in the hope of knowing the extent of the customer 'sperception of service related to customer credit department. Creditperformance plan that must be absorbed into the community in one year bythe credit function has been tecapai 190 %. The results of the customersatisfaction index calculation every element of service value weightedaverage (NRR) on each element of the service ranged from 2.98 to 3.16,which means that all elements of the service are the predicate goodperformance. The value of customer satisfaction index (IKN) on credit orservice credit function is 77.067 The value is in the interval quality.

Keywords: management examination, inspection procedures, customersatisfaction index.

PENDAHULUAN

Perkembangan ekonomi dewasa ini

membawa dampak bagi perkembangan

dunia usaha. Seiring dengan berkembang-

nya dunia usaha ini, ilmu akuntansi

berkembang menjadi dua kelompok besar

yaitu ilmu akuntansi (accounting) dan ilmu

pemeriksaan (auditing). Dalam hal ini ilmu

akuntansi selalu dituntut untuk terus

berbenah diri dan tumbuh agar dapat

mengikuti perkembangan dunia usaha yang

semakin kompleks, Salah satu sub bidang

dari akuntansi yang dikenal luas adalah

pemeriksaan (auditing). Perkembangan

ekonomi yang semakin lama semakin cepat

mendorong perusahaan untuk meningkat-

kan kinerjanya supaya tetap bertahan dan

berkembang. Pada umumnya suatu

perusahaan didirikan dengan tujuan untuk

memperoleh laba semaksimal mungkin

dengan memperhatikan pangsa pasar atau

kesempatan yang ada. Dalam aktivitas

perusahaan untuk mencapai tujuannya yaitu

laba serta sustainable usaha, para eksekutif

akan mendelegasikan tugas dan tanggung

jawab perusahaan dalam tingkat tertentu

yang tercermin dalam struktur organisasi

perusahaan.

Pemeriksaan internal (Internal

Auditing) adalah aktivitas pemberian

keyakinan serta konsultasi yang

independen dan obyektif, dirancang untuk

menambah nilai dan memperbaiki kinerja

organisasi. Melihat tujuan pemeriksaan

manajemen tersebut membantu semua

anggota manajemen melaksanakan

tanggung jawab mereka secara efektif.

Pemeriksaan manajemen dapat dilakukan

pada semua aspek yang ada dalam

perusahaan, yang umumnya meliputi fungsi

keuangan, fungsi pemasaran, fungsi sumber

daya manusia, fungsi pembelian, fungsi

Page 50: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

47

produksi. Pemeriksaan manajemen menye-

diakan analisis, penilaian-penilaian,

rekomendasi, nasihat dan informasi

mengenai kegiatan yang diperiksanya.

Tujuan akhir adalah untuk membantu

menyelesaikan setiap masalah yang sedang

dihadapi oleh organisasi perusahaan. Usaha

untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan

dengan meneliti dan menilai apakah fungsi

yang ada dalam perusahaan telah

melaksanakan Standar Operasional

Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.

Kemudian melakukan penilaian apakah

kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur

yang telah ditetapkan betul-betul ditaati.

Tujuan dari penelitian ini adalah

menilai sejauh mana kinerja bagian

kredit/account officer (AO) dalam

pelaksanaan standar operasional kredit

dalam pelayanan kepada nasabah di

PT.BPR Artha Samudera Indonesia

Tulungagung melalui pemeriksaan

manajemen. Diharapkan hasil penelitian ini

mempunyai kegunaan antara lain: (1)

Memberikan informasi tentang sejauh

mana kinerja bagian kredit (account

officer) dalam pelayanan kredit terhadap

nasabah di PT.BPR Artha Samudera

Indonesia Tulungagung melalui

pemeriksaan manajemen. (2) Membantu

memberi bahan masukan dan gambaran

secara praktis mengenai pentingnya

melakukan pemeriksaan atas fungsi pada

bagian kredit/account officer (AO) di

perusahaan serta sekaligus memberikan

saran dan rekomendasi untuk perbaikan

perusahaan apabila diperlukan.

Topik mengenai pemeriksaan mana-

jemen telah di bahas dalam beberapa

penelitian sebelumnya. Namun penelitian

dilakukan pada subyek dan obyek yang

berbeda. Penelitian terdahulu diantaranya

adalah sebagai berikut dilakukan oleh Sri

Astuti (2007) yang berjudul “PemeriksaanManajemen Atas Fungsi Pembelian dan

Pemakaian Bahan Baku pada Perusahaan

Rokok Dua Dewi Tulungagung”. Daripenelitian yang dilakukan, penulis

memperoleh kesimpulan bahwa perusahaan

telah melakukan Sistem Pengendalian

Manajemen (SPM) secara baik, hanya saja

pada bagian pembelian dan pemakaian

bahan baku ditemukan permasalahan dalam

pemasukan bahan baku yang kurang efektif

dan efisien sehingga perlu dilakukan

perbaikan dengan cara mencari pemasok

bahan baku dari daerah lain, sehingga dari

pembelian dan pemakaian bahan baku

dapat berjalan baik demi kelancaran proses

produksi perusahaan. Dalam metodologi

penelitian ini yang digunakan adalah

metode deskriptif studi kasus, sedangkan

teknik analisa yang digunakan adalah

metode kuantitatif dan kualitatif.

Selanjutnya penelitian yang

dilakukan oleh Elvira Bartholomeus

Tampang (2008) yang berjudul “Audit

Manajemen Atas Fungsi Keuangan Pada

Page 51: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Pemeriksaan Manajemen Fungsi Kredit

48

PT. Tirta Makna Bahagia Makassar”. Hasil

penelitian menunjukan bahwa perusahaan

sudah mempunyai struktur organisasi,

pembagian tugas dan tanggungjawab yang

jelas dan memadai. Adapun kekurangan

yang ada pada perusahaan adalah terjadinya

rangkap jabatan keuangan, keterlambatan

informasi keuangan, tidak ada pelatihan

karyawan yang memadai, tidak adanya

rotasi karyawan, kurangnya sistem

pengawasan terhadap persediaan barang

dagang dan tidak dibuatnya laporan

perbandingan realisasi dan anggaran biaya

yang cukup memadai. Metode analisis yang

digunakan ialah dengan menggunakan

tahapan audit manajemen, yaitu survei

pendahuluan, review dan pengujian

pengendalian manajemen, pengujian terinci

dan pengembangan laporan.

Penelitian pemeriksaan manajemen

yang berikutnya adalah “Audit Manajemen

Atas Fungsi Pembelian Pada PT.Mayora

Indah Tbk.” (2008) yang diteliti oleh

Daniella Gabriella Soplantila. Dari hasil

audit ini dapat disimpulkan bahwa fungsi

pembelian pada perusahaan ini telah

dilaksanakan dengan efektif dan efisien

yang dapat dilihat dari adanya sistem dan

prosedur yang diterapkan dalam transaksi

pembelian. Selain itu juga dalam pemilihan

supplier perusahaan juga melakukan seleksi

yang ketat serta dilakukan evaluasi secara

berkala. Didalam struktur organisasi

terdapat tugas, wewenang dan

tanggungjawab yang jelas. Adapun

kelemahan yang dimiliki perusahaan antara

lain tidak pernah dilakukan surprised audit,

barang yang diterima tidak selalu tepat

waktu dan tidak selalu sesuai pesanan. Oleh

karenanya untuk memperbaiki kelemahan

tersebut maka penulis telah memberikan

saran-saran perbaikan. Penelitian ini

menggunakan 2 metode pengumpulan data

yaitu studi kepustakaan dan studi lapangan

yang meliputi teknik-teknik manajemen

audit. Penulis membuat kuesioner dan

melakukan uji ketaatan yang berguna untuk

mengetahui keadaan pengendalian intern

perusahaan serta melakukan wawancara

dengan pihak-pihak terkait untuk meyakini

kebenarannya.

Penelitian tentang pemeriksaan

manajemen selanjutnya yaitu oleh Arnold

Aditya yang berjudul “Audit Manajemen

Atas Pembelian Barang Dagangan Pada

PT. Indomarco Prismatama” (2009). Dari

hasil analisis audit manajemen terhadap

fungsi pembelian barang dagangan PT

Indomarco Prismatama dapat disimpulkan

bahwa secara keseluruhan fungsi

pembelian pembelian barang dagangannya

sudah berjalan dengan baik yaitu,

perusahaan mempunyai struktur organisasi

yang telah digambarkan dengan jelas dan

terdapat pemisahan tugas yang jelas,

sehingga menunjukkan secara jelas

Page 52: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

49

wewenang dan tanggung jawab masing-

masing bagian, dengan sistem prosedur

pembelian barang dagangan yang baik,

perusahaan dapat menyediakan kebutuhan

barang dagangan/persediaan bagi gudang,

cabang, toko-toko Indomaret. Namun juga

ditemukan beberapa kelemahan dari fungsi

pembelian barang dagangannya yaitu, tidak

adanya prosedur pembelian barang

dagangan secara tertulis, yang sebetulnya

bisa menjadi pedoman dan membantu para

staff bagian Merchandising lebih

memahami mengenai prosedur pembelian

tersebut, karena selama ini hanya diajarkan

melalui lisan dan juga program komputer.

Dari analisis tersebut juga diperoleh saran

saran dan rekomendasi yang berguna bagi

perusahaan untuk memperbaiki kelemahan

tersebut sehingga dapat meningkatkan

efisiensi dan efektivitas perusahaan.

Dan penelitian tentang pemeriksaan

manajemen yang lain adalah Pemeriksaan

Manajemen Dalam Meningkatkan Kinerja

Pada Bagian Penjualan (Studi kasus pada

Perusahaan Konveksi Devitri Botoran

Jatim Tulungagung). (2011). Dari hasil

analisis pemeriksaan manajemen dalam

meningkatkan kinerja pada bagian

penjualan perusahaan konveksi Devitri

Botoran Tulungagung dapat disimpulkan

bahwa Perusahaan Konveksi Devitri telah

melakukan prinsip-prinsip pemeriksaan

manajemen terutama dalam penentuan

produksi, proses produksi, serta keuangan

walaupun penerapan pemeriksaan

manajemen yang telah dilakukan belum

sempurna berdasarkan hasil analisa SWOT

yang lebih ditekankan pada Weakness

(kelemahan) dan Threat (ancaman), hal ini

agar benar-benar diperhatikan karena bila

tidak diperhatikan akan membahayakan

kelangsungan perusahaan baik dalam

jangka waktu panjang maupun dekat dan

untuk mencapai keuntungan maksimal

perusahaan. Penelitian ini menggunakan

metodologi kualitatif dan kuantitatif

dengan metode studi kasus di Perusahaan

Konveksi Devitri Tulungagung.

Kesimpulan dari kelima penelitian

terdahulu diatas, audit manajemen

merupakan hal yang wajib dilakukan oleh

perusahaan maupun badan usaha secara

periodik dan berkelanjutan. Sehingga

fungsi audit manajemen untuk mengidenti-

fikasi berbagai kesempatan serta member-

kan rekomendasi bagi perbaikan atau

tindakan lebih lanjut dapat dilakukan secara

dini agar masalah dalam perusahaan tidak

berlarut-larut dan terlambat untuk diatasi.

Audit merupakan kegiatan pemerik-

saan terhadap suatu kesatuan ekonomi yang

dilakukan seseorang atau kelompok/

lembaga yang independen yang bertujuan

untuk mengevaluasi atau mengukur

lembaga/perusahaan dalam melaksanakan

tugas atau pekerjaan dengan kriteria yang

Page 53: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Pemeriksaan Manajemen Fungsi Kredit

50

telah ditentukan, untuk kemudian

mengkomunikasikannya kepada pihak-

pihak yang berkepentingan.

Pengertian audit sebagaimana

dijelaskan dalam buku Auditing Konsep

Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan

Publik:

Auditing is a systematic process of

objectively obtaining and evaluating

evidence regarding assertions about

economic actions and events to ascertain

the degree of correspondence between

those assertions and established criteria

and communicating the results to interested

users. Auditing merupakan suatu proses

yang sistematis untuk memperoleh dan

mengevaluasi bukti secara objektif yang

berhubungan dengan asersi-asersi tentang

tindakan-tindakan dan peristiwa-peristiwa

ekonomi untuk menentukan tingkat

kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dan

kriteria yang ditetapkan, serta

mengkomunikasikan hasilnya kepada

pengguna informasi tersebut”. (American

Accounting Association disitasi Arens,

2010: 1).

Selanjutnya menurut Alvin Arens

dalam dalam Auditing Konsep Dasar dan

Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik

pengertian audit adalah:

“The accumulation and evaluation of

evidence about information to determine

and report on the degree of

correspondence between the information

and established criteria. Auditing should be

done by a competent, independent person.

Auditing merupakan proses pengumpulan

dan penilaian bukti atau pengevaluasian

bukti mengenai informasi untuk

menentukan dan melaporkan tingkat

kesesuaian antar informasi tersebut dan

criteria yang ditetapkan. Auditing harus

dilakukan oleh orang yang kompeten dan

independen” (Arens, 2010: 1).

Berdasarkan pengertian di atas dapat

disimpulkan auditing merupakan suatu

proses yang sistematis untuk memperoleh

dan mengevaluasi bukti secara objektif

mengenai informasi tingkat kesesuaian

antara tindakan atau peristiwa ekonomi

dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta

melaporkan hasilnya kepada pihak yang

membutuhkan, dimana auditing harus

dilakukan oleh orang yang kompeten dan

independen.

Berbagai pengertian manajemen telah

diungkapkan oleh beberapa ahli

manajemen, tetapi belum ada kesamaan

tentang arti yang telah dirumuskan. Para

ahli tersebut mengemukakan definisi yang

berbeda tetapi mempunyai arti yang sama,

yaitu mengarahkan orang lain dalam

pencapaian tujuan organisasi. Secara umum

dapat diartikan bahwa manajemen

merupakan proses mengkoordinasi seluruh

aktivitas yang ada dalam organisasi untuk

mencapai tujuan yang efektif dan efisien.

Page 54: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

51

Menurut Stoner manajemen merupa-

kan “Suatu proses membuat perencanaan,

pengorganisasian, memimpin dan

mengendalikan berbagai usaha dari anggota

organisasi dan menggunakan semua

sumber daya organisasi untuk mencapai

sasaran. Dari pengertian tersebut,

manajemen merupakan rangkaian aktivitas-

aktivitas yang dikerjakan oleh anggota

organisasi untuk mencapai tujuannya”

(Stoner dikutip Bangun, 2008: 3).

Lebih lanjut manajemen didefinisi-

kan “sebagai seni dalam menyelesaikan

pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini

mengandung arti bahwa para manajer

mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui

pengaturan orang-orang lain untuk

melaksanakan berbagai tugas yang

mungkin diperlukan, atau berarti dengan

tidak melakukan tugas-tugas itu sendiri”

(Parker dikutip Bangun, 2008: 7).

Dari pengertian-pengertian diatas

maka dapat disimpulkan bahwa manajemen

dapat didefinisikan sebagai bekerja dengan

orang-orang untuk menentukan, meng-

interpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan

organisasi dengan pelaksanaan fungsi-

fungsi perencanaan, pengorganisa-sian,

penyusunan personalia atau kepegawaian,

pengarahan, kepemimpinan, dan

pengawasan.

Pemeriksaan manajemen merupakan

suatu penilaian dari organisasi manajerial

dan efisiensi dari suatu perusahaan,

departemen, atau setiap entitas dan

subentitas yang dapat diaudit. Kebanyakan

definisi audit manajemen memberi

penekanan pada efisiensi, efektifitas, dan

performa suatu kesatuan usaha.

Audit operasional difinisikan sebagai:

Suatu penelaahan dan penilaian dari

efisiensi dan efektifitas serta prosedur

operasi. Pemeriksaan operasional memberi

perhatian pada penemuan masalah operasi

dan memberitahukannya pada manajemen

puncak, akan tetapi tujuan utama

sebenarnya menyelesaikan masalah dengan

memberi rekomendasi tindakan yang

realistis kepada manajemen (Tunggal,

2003: 12).

Lebih lanjut, dalam buku

Management Audit Suatu Pengantar,

pemeriksaan manajemen adalah: Suatu

teknik yang secara teratur dan sistematis

digunakan untuk menilai efektifitas unit

atau pekerjaan dibandingkan dengan

standar-standar perusahaan dan industri,

dengan menggunakan petugas yang ahli

dalam lingkup objek yang dianalisis, untuk

meyakinkan manajemen bahwa tujuannya

dilaksanakan, keadaan yang membutuhkan

perbaikan ditemukan”. (R. Gorospe disitasi

Tunggal, 1992: 2).

Jadi dapat disimpulkan bahwa

pemeriksaan manajemen merupakan

aktifitas penilaian mengenai efisiensi dan

efektifitas atas objek yang diperiksa dalam

Page 55: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Pemeriksaan Manajemen Fungsi Kredit

52

perusahaan yang memberikan informasi

mengenai operasi suatu fungsi atau unit

dengan berdasarkan bukti-bukti yang

ditemukan dan membandingkan hasilnya

dengan standart atau kebijakan-kebijakan

yang telah ditetapkan yang menjadi acuan

kemudian disertai dengan pemberian

saran/rekomendasi (jika terjadi

penyimpangan, kesalahan prosedur atau

kecurangan) guna perbaikan kinerja

manajemen.

Tujuan pemeriksaan manajemen

adalah untuk menilai kinerja manajemen

dan fungsi-fungsi pada perusahaan.

1) Untuk mengetahui tindakan yang

bersifat perventif, artinya untuk menilai

apakah ada situasi dalam perusahaan

yang potensial dapat menjadi masalah di

masa depan meskipun pengamatan

sepintas mungkin menunjukkan bahwa

situasi demikian tidak dihadapi

perusahaan.

2) Untuk membandingkan hasil kerja

perusahaan secara keseluruhan atau

berbagai komponen di dalamnya dengan

standar yang mencakup berbagi bidang

kegiatan dan berbagai sasaran

perusahaan yang ditetapkan sebelumnya.

3) Untuk dijadikan sebagai upaya

investigasi. Bagi manajemen untuk

memutuskan melaksanakan audit

manajemen ialah karena ada sinyal

elemen bahwa dalam perusahaan

terdapat masalah tertentu yang harus

segera diketahui penyebabnya dan

dengan demikian dapat diambil langkah-

langkah untuk mengatasinya.

Sedangkan manfaat dari pemeriksaan

manajemen adalah:

1) Memungkinkan manajemen mengidenti-

fikasikan kegiatan operasional dalam

perusahaan yang tidak memberikan

kontribusi dalam perolehan keuntungan.

2) Membantu manajemen dalam

peningkatan produktifitas kerja dari

berbagai komponen organisasi.

3) Memungkinkan manajemen mengidenti-

fikasi hambatan dan kendala yang

dihadapi dalam mengkoordinasi-kan

berbagai kegiatan dan mengambil

langkah strategis untuk mengatasi dan

menghilangkannya.

4) Memantapkan penerapan pendekatan

kesisteman dalam menjalankan roda

organisasi.

5) Memungkinkan manajemen pada

berbagai tingkat menentukan strategi

yang tepat.

6) Membantu manajemen merumuskan

pedoman teknis operasional bagi para

pelaksana berbagai kegiatan dalam

perusahaan yang akan membantu para

tenaga kerja operasional melakukan

kegiatan masing-masing dengan tingkat

efisiensi dan efektifitas yang lebih

tinggi.

Page 56: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

53

7) Mengidentifikasikan dengan tepat

berbagai masalah dan tantangan yang

dihadapi dalam manajemen sumber daya

manusia.

8) Membantu manajemen menilai perilaku

bawahan dalam menyediakan informasi

bagi pimpinan sesuai dengan kebutuhan

pimpinan pada berbagai hierarki

perusahaan.

Apabila pemeriksaan manajemen

dilakukan secara berkala maka pemerik-

saan manajemen bisa menunjukkan

masalah ketika masalah tersebut masih

berskala kecil. Dengan demikian peme-

riksaan manajemen merupakan alat

manajemen yang membantu manajemen

dalam mencapai tujuan karena tindakan

korektif dapat dilakukan untuk pemecahan

masalah apabila ditemukan inefisiensi dan

inefektifitas serta sebagai tolak ukur

kinerja.

Pemeriksaan manajemen mempunyai

beberapa karakteristik penting dimana

karakteristik tersebut meliputi:

1) Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan manajemen adalah

membantu semua peringkat manajemen

dalam meningkatkan perencanaan dan

pengendalian manajemen dengan cara

mengidentifikasi aspek-aspek sistem dan

prosedur serta rekomendasi kepada

manajemen untuk meningkatkan

efisiensi, efektifitas kerja.

2) Independensi.

Agar manfaat pemeriksaan manajemen

dapat dicapai, maka pemeriksaan

tersebut harus bersifat independen.

3) Pendekatan Sistematis

Dalam perencanaan dan pelaksanaan

audit manajemen perlu digunakan

pendekatan yang sistematis dan metode-

metode yang konsisten.

4) Kriteria Prestasi

Dengan kriteria prestasi pelaksanaan

dapat dibandingkan dan dievaluasi.

5) Bukti Pemeriksaan.

Auditor harus dapat merencanakan dan

melaksanakan prosedur yang dirancang

untuk memperoleh bukti yang cukup

untuk mendukung temuan-temuan dan

kesimpulan-kesimpulan serta rekomen-

dasi yang dibuatnya.

6) Pelaporan dan Rekomendasi.

Karakteristik yang membedakan antara

pemeriksaan manajemen dengan jenis

audit lainnya adalah terletak pada

laporan audit. Dalam pemeriksaan

manajemen , laporan audit menekankan

pada temuan-temuan selama

pemeriksaan, pembuatan kesimpulan,

dan rekomendasi untuk meningkatkan

sistem perencanaan dan pengendalian

manajemen.

7) Tahap-Tahap Pemeriksaan Manajemen

Tahapan yang harus dilakukan dalam

pemeriksaaan manajemen secara garis

besar dapat dikelompokan manjadi lima

menurut dalam bukunya yang berjudul

Page 57: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Pemeriksaan Manajemen Fungsi Kredit

54

“Audit Manajemen Prosedur danImplementasi” menyebutkan lima

tahapan pemeriksaan manajemen yaitu:

a) Audit Pendahuluan

b) Review dan Pengujian Pengendalian

Manajemen

c) Audit terperinci

d) Pelaporan

e) Tindak lanjut (Tunggal, 2008: 9).

METODE PENELITIAN

Analisa kuantitatif yang mendukung

prosedur pemeriksaan untuk melihat

tingkat kepuasan nasabah atas layanan

bagian kredit (account officer) antara lain:

Pengiriman kuesioner kepada para

nasabah pada kurun waktu yang telah

ditetapkan.

Skala linkert dari hasil kuesioner

bahwa jawaban responden dibagi menjadi 4

(empat) penilaian pengukuran data yaitu

dengan pola sebagai berikut:

Jawaban dengan nilai: 1 = Tidak

baik, 2 = Kurang baik, 3 = Baik dan 4 =

Sangat baik. Konversi Interpretasi

Penilaian nilai Indek Kepuasan Nasabah

(IKN) antara 25 – 100 dengan nilai dasar

25. Konversi Interpretasi Penilaian nilai

Indek Kepuasan Nasabah (IKN) sebagai

berikut:

Tabel 1. IKNNilaiPersepsi

NilaiInterval

IKN

Nilai IntervalKonversi IKN

MutuPelayanan

Kinerja UnitPelayanan

1 1,00 -1.75 25 - 43,75 D Tidak Baik2 1.76-2.50 43,76-62.50 C Kurang Baik3 2.51-3.25 62,51-81,25 B Baik4 3.26-4,00 81,26-100 A Sangat Baik

Sumber: Data Sekunder, 2012

Indeks Kepuasan dari nasabah

terhadap pelayanan bagian kredit/Account

Officer (AO) di hitung dengan Nilai Rata-

Rata Tertimbang:

∑ BobotNilai Rata-2 Tertimbang = ----------------------

∑Unsur Pertanyaan

Indek layanan bagian kredit/Account

Officer (AO):

Total dari Nilai Persepsi Per Unsur------------------------------------------- X Nilai Penimbang

Total Unsur yang Terisi

PEMBAHASAN

Nilai Indek Kepuasan Nasabah (IKN)

dihitung dengan nilai rata-rata tertimbang,

masing-masing unsur dalam standar

pelayanan. Hal ini sesuai dengan

Kepmenpan No: KEP/25/M.PAN/2/2004

tentang Pedoman Umum Penyusunan

Indeks Kepuasan Masyarakat Unit

Pelayanan Instansi Pemerintah.

Untuk memudahkan interpretasi

terhadap penilaian IKN yaitu antara 25-100

maka hasil penilaian tersebut diatas

dikonversikan dengan nilai dasar 25.

Tabel 2. Konversi Interpretasi Penilaian Nilai IKN antara 25–100 dengan Nilai Dasar 25

Nilai Persepsi Nilai Interval IKNNilai Interval Konversi

IKNMutu

PelayananKinerja Unit Pelayanan

1 1,00 - 1.75 25 - 43,75 D Tidak Baik2 1.76-2.50 43,76-62.50 C Kurang baik3 2.51-3.25 62,51-81,25 B Baik4 3.26-4,00 81,26-100 A Sangat Baik

Sumber: Data Sekunder, 2012

Page 58: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

55

Tabel 3. Rata-rata Nilai Unsur Pelayanan oleh bagian kredit/account officer pada BPR ArthaSamodera Tulungagung.

No. UnsurPelayanan

Unsur PelayananNilai rata-rata unsur

pelayanan (NRR)1 Persyaratan pelayanan pada nasabah 3,102 Kesesuaian dengan syarat kredit 3,083 Jaminan kredit 3,064 Tanggungjawab petugas kredit pada nasabah 3,165 Keadilan mendapat pelayanan oleh bagian kredit. 3,066 Kecepatan pelayanan oleh bagian kredit 3,087 Kepastian jadwal pelayanan bagian kredit 3,008 Biaya pelayanan yang ditetapkan 3,129 Kesopanan dan keramahan bagian kredit 3,1210 Penjelasan oleh bagian kredit 3,1011 Kemampuan bagian kredit 3,1012 Kenyamanan lingkungan layanan kredit 2,9813 Keamanan pelayanan oleh bagian kredit 3,0614 Kedisiplinan petugas bagian kredit 3,1015 Kerahasiaan oleh bagian kredit 3,12

Sumber : Data Primer diolah

Tabel 4. Indeks Kepuasan Nasabah setiap unsur oleh bagian kredit/account officer pada BPRArtha Samodera Tulungagung.

No. UnsurPelayanan

Unsur PelayananNilai rata-rata unsur

pelayanan (NRR)1 Persyaratan pelayanan pada nasabah 5,172 Kesesuaian dengan syarat kredit 5,133 Jaminan kredit 5,104 Tanggungjawab petugas kredit pada nasabah 5,275 Keadilan mendapat pelayanan oleh bagian kredit. 5,106 Kecepatan pelayanan oleh bagian kredit 5,137 Kepastian jadwal pelayanan bagian kredit 5,008 Biaya pelayanan yang ditetapkan 5,209 Kesopanan dan keramahan bagian kredit 5,2010 Penjelasan oleh bagian kredit 5,1711 Kemampuan bagian kredit 5,1712 Kenyamanan lingkungan layanan kredit 4,9713 Keamanan pelayanan oleh bagian kredit 5,1014 Kedisiplinan petugas bagian kredit 5,1715 Kerahasiaan oleh bagian kredit 5,20

Total IKN 77,07Sumber : Data Primer diolah

Melihat tabel 3 dan 4 dapat diketahui

bahwa NRR pada masing-masing unsur

pelayanan berkisar antara 2,98 sampai

dengan 3,16 yang berarti bahwa semua

unsur pelayanan berada pada predikat

kinerja yang baik. Nilai IKN pada

pelayanan kredit adalah 77,067, nilai

tersebut berada pada interval mutu

pelayanan dengan kategori B yang berarti

Page 59: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Pemeriksaan Manajemen Fungsi Kredit

56

kinerja pelayanan di pelayanan kredit

adalah baik.

Unsur-unsur kepuasan pelanggan

dikembangkan dalam kuisioner (daftar

pertanyaan) adalah sebagai berikut :

a) Persyaratan pelayanan pada nasabah

yaitu persyaratan teknis dan

administrative yang diperlukan untuk

mendapatkan pelayanan sesuai dengan

jenis pelayanan, dengan NRR 3,10

b) Kesesuaian dengan syarat kredit yaitu

kesesuaian antara pelaksanaan

pelayanan dengan prosedur pelayanan

kredit yang telah ditetapkan dengan

NRR 3,08

c) Jaminan kredit yaitu kesesuaian nilai

jaminan yang harus disiapkan oleh

nasabag dari kredit yang diambil NRR

3,06

d) Tanggungjawab petugas kredit pada

nasabah yaitu tanggungjawab bagian

kredit dalam penyelesaian pelayanan

sampai dengan uang diterima oleh

nasabah kredit dengan NRR 3,16

e) Keadilan mendapat pelayanan oleh

bagian kredit. yaitu pelaksanaan

pelayanan dengan tidak membedakan

golongan/status maupun jumlah kredit

yang diajukan oleh nasabah, dengan

NRR 3,06

f) Kecepatan pelayanan oleh bagian kredit

yaitu waktu pelayanan kredit dapat

diselesaiakan oleh bagian kredit/accout

officer, dengan NRR 3,08

g) Kepastian jadwal pelayanan bagian

kredit yaitu pelaksanaan waktu

pelayanan sesuai dengan ketentuan yang

telah ditetapkan bersama nasabah pada

bagian kredit. dengan NRR 3,00

h) Biaya pelayanan yang ditetapkan yaitu

keterjangkauan terhadap besarnya biaya

yang ditetapkan dalam administrasi

kredit , dengan NRR 3,12

i) Kesopanan dan keramahan bagian kredit

yaitu sikap dan perilaku bagian kredit

dalam memberikan pelayanan kepada

nasabah secara sopan dan ramah serta

saling menghargai dan menghormati,

dengan NRR 3,12

j) Kejelasan oleh bagian kredit yaitu

penjelasan dan kepastian petugas yang

memberikan pelayanan (nama, jabatan,

serta kewenangan dan

tanggungjawabnya, dengan NRR 3,10

k) Kemampuan bagian kredit, yaitu tingkat

keahlian dan ketrampilan yang dimiliki

bagian kredit dalam memberikan

pelayanan kepada nasabah, dengan NRR

3,10

l) Kenyamanan lingkungan layanan kredit

yaitu sarana dan prasarana pelayanan

yang bersih rapi dan teratur sehingga

dapat memberikan rasa nyaman kepada

nasabah, dengan NRR 2,98

m)Keamanan pelayanan oleh bagian kredit

yaitu terjaminnya tingkat keamanan

lingkungan ataupun sarana yang

digunakan, sehingga nasabah merasa

Page 60: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

57

tenang untuk mendapatkan pelayanan

NRR 3,06

n) Kedisiplinan petugas bagian kredit yaitu

kesungguhan bagian kredit dalam

memberikan pelayanan terutama

terhadap konsistensi waktu kerja sesuai

ketentuan yang berlaku, dengan NRR

3,10

o) Kerahasiaan oleh bagian kredit yaitu

terjaganya kerahasiaan dari transaksi

kredit yang dilakukan oleh nasabah 3,12

p) Hasil penghitungan indek kepuasan

nasabah setiap unsur layanan NRR pada

masing-masing unsur pelayanan berkisar

antara 2,98 sampai dengan 3,16 yang

berarti bahwa semua unsur pelayanan

berada pada predikat kinerja yang baik.

Nilai IKN pada pelayanan kredit

adalah 77,067, nilai tersebut berada pada

interval mutu pelayanan dengan kategori B

yang berarti kinerja pelayanan di pelayanan

kredit adalah baik.

SIMPULAN

Simpulan atas hasil pemeriksaan

manajemen adalah sebagai berikut:

1) Bahwa pimpinan perusahaan sangat

mendukung kegiatan pemeriksaan fungsi

kredit atau bagian kredit/ account officer

(AO) dengan harapan akan mengetahui

sejauhmana persepsi nasabah terkait

pelayanan bagian kredit/account officer

(AO) kepada nasabah.

2) Dari data/current file terkait rencana

capaian kredit yang harus terserap ke

masyarakat dalam satu tahun oleh fungsi

kredit/account officer sudah tecapai

yaitu rencana Rp 3.000.000.000,00

tercapai Rp. 5.708.682.250,00 atau

190%.

3) Hasil penghitungan indek kepuasan

nasabah setiap unsur layanan NRR pada

masing-masing unsur pelayanan berkisar

antara 2,98 sampai dengan 3,16 yang

berarti bahwa semua unsur pelayanan

berada pada predikat kinerja yang baik.

4) Nilai indek kepuasan nasabah /IKN pada

pelayanan kredit atau fungsi kredit

adalah 77,067, nilai tersebut berada pada

interval mutu pelayanan dengan kategori

B yang berarti kinerja pelayanan di

pelayanan kredit adalah baik.

SARAN

1) Melihat pentingnya fungsi kredit/

account officer (AO) dalam pelayanan

nasabah kredit maka kegiatan

pemeriksaan manajemen fungsi kredit

(account officer) perlu dilaksanakan

secara berkelanjutan oleh internal audit.

2) Dari hasil rencana capaian kredit oleh

bagian kredit dengan realisasi capaian

dengan tingkat efektifitas 190 % sangat

tinggi, maka untuk kebijakan rencana

capaian kredit yang terserap masih bisa

ditingkatkan, dengan analisa bahwa

Page 61: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Pemeriksaan Manajemen Fungsi Kredit

58

tingkat permintaan kredit di masyarakat

masih sangat tinggi pada perusahaan.

3) Hasil penghitungan indek kepuasan

nasabah setiap unsur layanan NRR yang

terendah 2,98 adalah unsur kenyamanan

lingkungan. Perusahaan harus meninjau

ulang tata letak meja pelayanan sehingga

nasabah atau calon nasabah n\merasa

nyaman dan terbuka dalam menyam-

paikan kebutuhan kreditnya. Ruangan

harus tersekat atau terjaga privasi untuk

nasabah.

4) Dari keseluruhan hasil maka kualitas

pelayanan kredit terhadap nasabah

masih perlu ditingkatkan dari predikat

baik menjadi sangat baik dengan

harapan dapat memberikan kontribusi

positif bagi perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Dajan, Anto. 2000. Pengantar MetodeStatistik Jilid I. Jakarta: LP3ES.

Gito S., Indriyo. 2000. ManajemenPemasaran. Yogyakarta: BPFE.

Husnan S. dan Suwarsono. 2000. StudiKelayakan Perusahaan. Jakarta:Penerbit Erlangga.

Jogiyanto H. M. 2007. MetodologiPenelitian Bisnis-Salah kaprah DanPengalaman Pengalaman, Yogyakarta:BPFE.

Kotler, Philip. 2000. Manajemen,Pemasaran - Implementasi danKontrol. Jakarta: Penerbit Erlangga

Kotler P. dan Armstrong, Gary. 1995.Prinsip-Prinsip Pemasaran (Jilid I),Jakarta: Penerbit Erlangga.

Nadia, Susi. 2010. Analisa Faktor-faktoryang Mempengaruhi Konsumendalam Pengambilan KeputusanPemakaian Listrik Prabayar. SkripsiTidak Dipublikasikan. Madiun:Universitas Muhamadiyah Madiun.

Nurhadi. 2010. Analisa Faktor YangMempengaruhi Kepuasan Konsumen,Surabaya: Skripsi Tidak Dipublikasi-kan. Surabaya: Universitas PetraSurabaya.

Swastha, Basu Dh. dan Hani, T. Handoko.2000. Manajemen Pemasaran.Yogyakarta: BPFE.

Swastha, Basu Dh. dan Irawan. 2003.Menajemen Strategi Dan KelayakanPerusahaan. Jakarta: PenerbitErlangga.

Page 62: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

59

ANALISIS KOREKSI FISKAL ATAS PAJAK PENGHASILAN BADANPADA KOPERASI PRIMKOPPOL RESORT TULUNGAGUNG

Eni WidhajatiKristy Amalia

Fakultas Ekonomi Universitas Tulungagung

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Koreksi Fiskal Atas Pajak PenghasilanBadan Dari Laporan Keuangan Komersial pada Koperasi Prikompol ResortTulungagung. Hasil penelitian yang dilakukan dari tahun 2010 – tahun 2012dengan menghitung pajak penghasilan badan (PPh) dari laporan keuangankomersial dan setelah dilakukan Koreksi Fiskal tampak bahwa Laba/SHU setelahpajak pada Laporan Keuangan Komersial lebih tinggi dari pada laba setelah pajakdengan Koreksi Fiskal. Dari tabel perhitungan Laba Komersial tahun 2010 sebesarRp. 105.013.100,00, tahun 2011 sebesar Rp. 127.415.200,00 dan tahun 2012sebesar Rp. 142.720.560,00. Sedangkan Laba/SHU setelah Koreksi Fiskal lebihtinggi dari Laba Komersial ,tahun 2010 sebesar Rp. 108.012.172,50, tahun 2011sebesar Rp. 130.606.937,50 dan tahun 2012 sebesar Rp. 146.156.097,50.Perhitungan PPh Badan Komersial tahun 2010 sebesar Rp. 15.002.000,00, tahun2011 sebesar Rp. 18.202.000,00 dan tahun 2012 sebesar Rp. 20.389.000,00. PPhBadan setelah Koreksi Fiskal lebih tinggi dari pada PPh Badan Komersial, tahun2010 sebesar Rp. 15.430.000,00, tahun 2011 Rp. 18.658.000,00 dan tahun 2012sebesar Rp. 20.879.000,00. Dari hasil perhitungan diatas maka dapat disimpulkanbahwa terdapat perbedaan perhitungan laba komersial dan laba fiskal hal inidisebabkan aturan yang berbeda dalam pengakuan biaya dan pendapatan.Perbedaan laba komersial dan laba fiskal disebabkan karena diberlakukannyaundang – undang pajak penghasilan. Pemerintah memberlakukan Undang –Undang pajak penghasilan karena adanya pembedaan kepentingan antara StandarAkuntansi Keuangan dengan Ketentuan Perpajakan.

Kata Kunci: Koreksi Fiskal dan Pajak Penghasilan Badan

Abstract

This study aims to determine the Fiscal Correction On Corporate Income Taxfrom Commercial Financial Statement on Koperasi Prikompol ResortTulungagung. Results of research conducted from 2010 - 2012 with calculatingcorporate income tax (VAT) of commercial and financial statements after fiscalcorrection appears that the profit/SHU after taxes on Commercial FinancialStatements higher than the profit after tax by Fiscal Correction . From the table

Page 63: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan Pada Koperasi

60

calculation Commercial Income in 2010 of Rp 105,013,100.00 , in 2011amounting to Rp 127,415,200.00 and in 2012 was Rp 142,720,560.00. WhileProfit/SHU after correction Fiscal higher than Commercial Income in 2010 of Rp108,012,172.50, in 2011 amounting to Rp . 130,606,937.50 and in 2012 was Rp146,156,097,50. Commercial Corporate Tax calculation in 2010 of Rp15,002,000.00, in 2011 amounting to Rp 18,202,000.00 and in 2012 was Rp20,389,000.00. Corporate income tax after the Fiscal Correction higher than theCommercial Tax Agency, in 2010 amounted to Rp 15,430,000.00, in 2011 Rp18,658,000.00 and in 2012 was Rp 20,879,000,00. From the above calculation,we can conclude that there are differences in the calculation of commercial profitand taxable income this is due to the different rules in the recognition of costs andrevenues . Differences commercial income and taxable income caused by theenactment of - income tax law. The government enacted - the income taxlegislation because of the distinction between the interests of the provisions ofFinancial Accounting Standards Tax .

Keywords: Fiscal Correction and Corporate Income Tax

PENDAHULUAN

Pajak merupakan salah satu sumber

penerimaan Negara. Dalam UU No. 28

tahun 2007 definisi pajak dijelaskan :”Pajak adalah kontribusi wajib kepada

Negara yang terutang oleh orang pribadi

atau badan yang bersifat memaksa

berdasarkan Undang-Undang, dengan

tidak mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan

Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat. Sebagai warga Negara, baik pribadi

maupun perusahaan mempunyai kewajiban

membayar pajak apabila mempunyai

penghasilan.

Sistem pengenaan pajak penghasil-an

di Indonesia yaitu self assessment system.

Sistem ini memberikan kebebasan pada

wajib pajak untuk menghitung, membayar

dan melaporkan pajak pengha-silan wajib

pajak yang bersangkutan. Kwajiban ini

berlaku bagi wajib pajak pribadi maupun

wajib pajak badan.

Dalam sebuah perusahaan pajak

menjadi prioritas dan perlu perhitungan

yang berbeda dengan laporan keuangan

komersial. Hal ini disebabkan adanya

sebagian besar perbedaan prinsip, aturan

dan pencatatannya (akuntansi) dalam

perusahaan yang mengikuti aturan yang

diselenggarakan berdasarkan Sistem

Akuntansi Keuangan (SAK) dan pencatatan

(akuntansi perpajakan) yang

diselenggarakan pemerintah berdasarkan

Undang-undang pajak yang berlaku serta

aturan Menteri Keuangan yang berlaku

pada periode yang bersangkutan.

Pemahaman terhadap peraturan-peraturan

Page 64: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

61

yang berlaku sangat membantu dalam

penyelenggaraan pembukuan menurut

aturan komersial untuk dapat disesuaikan

dengan ketentuan perpajakan dalam rangka

self assessment secara efektif.

Dalam upaya perhitungan pajak perlu

dilakukan penyesuaian untuk memaksimal-

kan perhitungan penghasilan setelah pajak.

Perhitungan pajak dapat dilakukan dengan

melakukan analisis terhadap transaksi yang

diakui sebagai biaya sesuai dengan undang-

undang perpajakan yang berlaku, maka

perusahaan akan dapat melakukan

perhitungan pajak yang efektif, karena

pajak merupakan salah satu unsur

pengurang laba. Perhitungan pajak sesuai

dengan aturan perpajakan yang berlaku

dimaksudkan agar perusahaan dapat

menghitung beban pajak yang akan

disetorkan ke pemerintah dengan benar.

Dengan melakukan manajemen pajak yang

baik maka perusahaan dapat melakukan

perhitungan pajak dengan benar.

TINJAUAN PUSTAKA

Perhitungan pajak sesuai dengan UU

Perpajakan merupakan salah upaya

perusahaan dalam rangka menyesuaikan

perhitungan pajak dari laporan keuangan

komersial. Upaya ini merupakan langkah

agar perhitungan pajak tersebut sesuai

dengan UU Perpajakan yang berlaku.

Dalam perhitungan pajak sesuai UU

Perpajakan terdapat biaya-biaya yang

dalam perhitungan pajak komersial

dikeluarkan sebagai biaya namun dalam

aturan perpajakan tidak semua biaya

tersebut bisa dikurangkan sebagai biaya.

Dengan demikian perlu penyesuaian

perhitungan pajak dengan laporan

keuangan komersial. Contoh dalam

perhitungan penyusutan bisa disesuaikan

dengan metode penyusutan yang diatur

dalam UU Perpajakan memakai metode

Garis Lurus. Hal ini dimaksudkan gar tidak

ada perbedaan yang sangat material antara

perhitungan pajak komersial dengan

perhitungan pajak sesuai dengan UU

Perpajakan yang berlaku.

Pajak merupakan pungutan yang

dilakukan oleh pemerintah kepada

masyarakat, berdasarkan Undang-undang

dapat dipaksakan dimana balas jasanya

tidak secara langsung dinikmati oleh wajib

pajak. Pajak yang dipungut tersebut

dipergunakan untuk membiayai

pengeluaran umum pemerintah seperti

pembangunan sarana-sarana umum,

pemeliharaan keamanan dan ketertiban

yang akhirnya dapat dinikmati oleh seluruh

masyarakat. Pajak menurut PJ. A.Adriani

dalam bukunya Mohammad Zain (2003:

10) Pajak adalah iuran kepada kepada

negara (yang dapat dipaksakan) yang

terhutang oleh yang wajib pajak

membayarkan menurut peraturan-peraturan

dengan tidak mendapat prestasi kembali

secara secara langsung dapat ditunjuk, yang

gunanya untuk membiayai pengeluaran –pengeluaran umum sehubungan dengan

Page 65: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan Pada Koperasi

62

tugas Negara untuk menyelenggarakan

pemerintahan. Pajak penghasilan termasuk

dalam kategori pajak subjektif, artinya

pajak dikenakan karena ada subjeknya,

yakni mereka yang telah memenuhi kriteria

pemajakan seperti yang ditetapkan dalam

peraturan perpajakan. Dari berbagai jenis

pajak yang dipungut pemerintah salah

satunya adalah pajak penghasilan. Pajak

penghasilan dikenakan terhadap subjek

pajak atas penghasilan yang diterima atau

diperolehnya dalam tahun pajak. Subjek

pajak tersebut akan dikenakan pajak

apabila menerima atau memperoleh

penghasilan.

Dari berbagai jenis pajak yang

dipungut pemerintah salah satunya adalah

pajak penghasilan. Pajak penghasilan

dikenakan terhadap subjek pajak atas

penghasilan yang diterima atau

diperolehnya dalam tahun pajak. Subjek

pajak tersebut akan dikenakan pajak

apabila menerima atau memperoleh

penghasilan. Adapun yang menjadi subjek

pajak adalah orang pribadi, warisan yang

belum terbagi sebagai satu kesatuan

menggantikan yang berhak, badan dan

bentuk usaha tetap. Subjek pajak juga

terdiri dari subjek pajak dalam negeri dan

subjek pajak luar negeri.

Menurut Undang-undang No. 17

Tahun 2000 Pasal 4 ayat (1) Objek pajak

adalah penghasilan yaitu setiap tambahan

kemampuan ekonomis yang diterima atau

diperoleh wajib pajak, baik yang berasal

dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,

yang dapat dipakai untuk konsumsi atau

untuk menambah kekayaan wajib pajak

yang bersangkutan, dengan nama dan

dalam bentuk apapun termasuk di

dalamnya gaji/ upah, bonus, uang pensiun,

honorarium, hadiah undian dan

penghargaan, laba bruto usaha, keuntungan

karena penjualan atau pengalihan harta

sebagai biaya bunga, deviden dengan nama

dan bentuk apapun juga, royalty, sewa dan

penghasilan lain yang sehubungan dengan

penggunaan harta, penerimaan atau

perolehan pembayaran berkala dan

keuntungan karena pembayaran hutang.

Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan Komersial

Dalam sebuah perusahaan laporan

keuangan sangat diperlukan sebagai tolok

ukur untuk melihat perkembangan

perusahaan. Bagi manajemen laporan

keuangan dipakai untuk mempertanggung

jawabkan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya oleh pemilik perusahaan selama

satu periode. Laporan keuangan ini harus

menyajikan secara wajar posisi keuangan

dan kinerja keuangan pada periode

tersebut.

Laporan keuangan pada umumnya

terdiri dari Neraca, Laporan laba Rugi dan

Perubahan modal. Neraca

menginformasikan aktiva/harta, kwajiban/

hutang dan ekuitas/modal, Laporan laba

rugi menunjukkan sumber penghasilan dan

Page 66: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

63

biaya-biaya sehubungan dengan penghasil-

an tersebut. Laba/rugi merupakan selisih

dari penghasilan dengan biaya-biaya

tersebut.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia,

definisi laporan keuangan adalah sebagai

berikut:

Laporan keuangan merupakan bagian dari

proses pelaporan keuangan. Laporan

keuangan yang lengkap biasanya meliputi

neraca, laporan laba/rugi, laporan

perubahan posisi keuangan (yang disajikan

dalam berbagai cara misalnya, sebagai

laporan arus kas, atau laporan arus dana),

catatan dan laporan lain serta materi

penjelasan yang merupakan bagian integral

dari laporan keuangan disusun dan

disajikan sekurang-kurangnya setahun

sekali untuk memenuhi kebutuhan

sejumlah besar pemakai. (Ikatan Akuntan

Indonesia, 2009: 6-7).

Kasmir menyebutkan tentang

pengertian yang sederhana,laporan

keuangan adalah: ”laporan yangmenunjukkan kondisi keuangan perusahaan

pada saat ini atau dalam satu periode

tertentu. (Kasmir, 2009: 7).

Zakki Baridwan menyebutkan

definisi Laporan Keuangan sebagai berikut

:”Laporan Keuangan adalah hasil akhir darisuatu proses pencatatan, yang merupakan

ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

yang terjadi selama satu tahun buku yang

bersangkutan” (Baridwan, 2000: 17).

2. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan bertujuan untuk

memberikan informasi keuangan suatu

perusahaan baik pada masa maupun

periode tertentu. Menurut Standart

Akuntansi Keuangan (SAK) tujuan laporan

keuangan adalah :

a. Laporan keuangan menyediakan

informasi yang menyangkut posisi

kinerja keuangan serta perubahan posisi

keuangan suatu perusahaan yang

bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai

dalam pengambilan keputusan.

b. Laporan keuangan yang disusun untuk

tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama

sebagian besar pemakai. Namun

demikian, laporan keuangan tidak

menyediakan semua informasi yang

mungkin dibutuhkan pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi karena

secara umum menggambarkan pengaruh

keuangan dari kejadian dimasa lalu, dan

tidak diwajibkan untuk menyediakan

informasi non keuangan.

c. Laporan keuangan juga menunjukkan

apa yang telah dilakukan manajemen

(stewardship), atau pertanggung

jawaban manajemen atas sumberdaya

yang dipercayakan kepadanya. Pemakai

yang ingin menilai apa yang telah

dilakukan atau pertanggung jawaban

manajemen berbuat demikian agar

mereka dapat membuat keputusan

ekonomi, keputusan ini mungkin

Page 67: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan Pada Koperasi

64

mencakup beberapa hal misalnya,

keputusan untuk menahan atau menjual

investasi mereka dalam perusahaan atau

keputusan untuk mengangkat kembali

atau mengganti manajemen. (Ikatan

Akuntan Indonesia, 2007:4)

3. Jenis Laporan Keuangan

Ada beberapa jenis laporan keuangan

sebagaimana dijelaskan oleh Soekisno dan

Trisnawati (2009: 3) yang menyebutkan,

laporan terbagi menjadi seperti berikut ini:

a. Laporan Laba/ Rugi

Laporan laba/rugi adalah laporan yang

menunjukkan pendapatan dan beban

selama periode waktu tertentu, misalnya

sebulan atau setahun. Laporan ini

didasarkan pada konsep perbandingan,

yaitu suatu konsep yang membandingkan

beban dengan pendapatan yang dihasilkan

selama periode terjadinya beban tersebut.

b. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas adalah laporan

yang menunjukkan perubahan ekuitas

pemilik yang terjadi selama periode waktu

tertentu, misalnya sebulan atau setahun.

Laporan ini dibuat setelah laporan laba/rugi

tetapi sebalum neraca, karena jumlah

ekuitas pemilik pada akhir periode harus

dilaporkan dalam neraca.

c. Neraca

Neraca adalah suatu daftar asset, kwajiban,

dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu,

misalnya pada akhir bulan atau akhir tahun.

Ada dua bentuk neraca,yaitu bentuk akun

dan bentuk laporan.

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah laporan yang

menunjukkan penerimaan dan pembayaran

kas selama periode waktu tertentu,

misalnya sebulan atau setahun. Laporan

arus kas terdiri dari tiga bagian yaitu:

1) Arus kas dari aktivitas operasi

Merupakan arus kas dari transaksi yang

mempengaruhi laba bersih.

2) Arus kas dari aktivitas investasi

Merupakan arus kas dari transaksi yang

mempengaruhi investasi dan non asset

lancar

3) Arus kas dari aktivitas pendanaan

Merupakan arus kas dari transaksi yang

mempengaruhi ekuitas dan kewajiban

jangka panjang.

4. Akuntansi Pajak

Akuntansi merupakan suatu alat yang

dipakai sebagai bahasa bisnis. Informasi

yang disampaikan hanya dapat dipahami

apabila mekanisme akuntansi telah

dipahami. Dalam perpajakan akuntansi

digunakan dengan istilah pembukuan dan

pencatatan.

Yang dimaksudkan pembukuan atau

lebih dikenal dengan tata buku berpasangan

adalah cara pembukuan transaksi yang

mengakibatkan sisi debet dan kredit dari dua

atau lebih rekening menjadi sama. Pencatatan

didasarkan dari dokumen yang berupa kuitansi

dan lampiran-lampirannya yang merupakan

bukti transaksi dalam pembukuan. Tujuan

Page 68: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

65

pembukuan dalam perpajakan jelas-jelas

dimaksudkan agar dari pembukuan maupun

pencatatan tersebut dapat dihitung besarnya

pajak yang terhutang. Sesuai dengan Pasal 1

huruf v UU No. 6 (Undang-undang Perpajakan)

Akuntansi pajak merupakan bagian dari

akuntansi komersial. Akuntansi pajak tidak

memiliki standar sebagaimana akuntansi

komersial yang diatur dalam Standar

Akuntansi Keuangan (SAK). Akuntansi

pajak hanya digunakan untuk mencatat

transaksi yang berhubungan dengan

perpajakan. Dengan akuntansi pajak, Wajib

Pajak (WP) dapat lebih mudah menyusun

Surat Pemberitahuan (SPT).

Akun-akun laporan keuangan dalam

akuntansi pajak sebagaimana dikemukakan

oleh Soekisno Agoes, Estralita Trisnawati

(2009:9) adalah sebagai berikut:

a. Neraca

1) Sisi Aset, terdapat nam-nama akun

sebagai berikut:

a) Pajak Dibayar di Muka (Prepaid Tax)

Pajak dibayar dimuka biasa disajikan

sebagai biaya dibayar di muka (Prepaid

Expense) dalam asset lancar. Pajak dibayar

di muka dapat terdiri dari :

PPh 22, PPh 23,PPh 24,PPh 25

Fiskal Luar Negeri

PPN Masukan

b) Aset Pajak Tangguhan (Deffered Tax

Asset)

Aset pajak tangguhan disajikan dalam

asset lain-lain.

Sisi Kewajiban, terdapat nam-nama

akun sebagai berikut:

Utang Pajak (Tax Payable)

Utang pajak dapat terdiri dari:

- PPh 21, PPh 23, PPh 26, PPh 29

- PPN Keluaran

Kwajiban Pajak Tangguhan (Deferred

Tax Liability)

Dalam neraca, kewajiban pajak

tangguhan diantara utang jangka pendek

dan utang jangka panjang.

b. Laporan Laba/Rugi

1) Beban PPh (income tax expense)

2) Penghasilan pajak tangguhan (deferred

tax income)

3) Beban pajak tangguhan (deferred tax

expense)

4) Pajak Bumi dan Bangunan, PPN

Masukan yang tidak dapat dikreditkan,

dan Bea Materai dicatat sebagai Beban

Operasional (operational expense).

Pengakuan Pendapatan dan

Penggolongan Biaya Menurut Akuntansi

Komersial

1. Pengakuan Pendapatan Menurut Standar

Akuntansi Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia

dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004 :

23.3) “Pendapatan adalah arus masuk brutodari manfaat ekonomi yang timbul dari

aktivitas normal perusahaan selama satu

periode bila arus masuk itu mengakibatkan

kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal.” Pendapatanhanyalah merupakan komisi yang diterima

dari prinsipal. Pendapatan dapat

dibebankan menjadi dua bagian yaitu

Page 69: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan Pada Koperasi

66

pendapatan dari usaha dan pendapatan yang

berasal dari luar usaha. Pendapatan dari

usaha merupakan pendapatan yang berasal

dari kegiatan usaha perusahaan.

2. Penggolongan Biaya Standar

Akuntansi Keuangan

Biaya adalah semua pengurang terhadap

penghasilan. Sehubungan dengan periode

akuntansi pemanfaatan pengeluaran

dipisahkan antara pengeluaran kapital

(capital expenditure) yaitu pengeluaran

yang memberikan manfaat lebih dari satu

periode akuntansi dan dicatat sebagai

aktiva, sedangkan pengeluaran penghasilan

(revenue expenditure) yaitu pengeluaran

yang hanya memberi manfaat untuk satu

periode akuntansi yang bersangkutan yang

dicatat sebagai beban. Pengakuan atas

biaya atau cost juga berhubungan dengan

dasar atau prinsip akuntansi yang

digunakan dalam mencatat biaya tersebut

yaitu accrual basis yaitu biaya diakui

walaupun belum ada pengeluaran atau

pembayaran kas atas biaya yang terjadi

tersebut, dan cash basis yaitu pencatatan

dan pengakuan biaya hanya akan dilakukan

jika telah terjadi pembayaran atau

pengeluaran kas dan apabila belum ada

pengeluaran kas maka biaya tersebut tidak

diakui.

3. Laba

Laba merupakan suatu alat ukur yang

dapat digunakan untuk menilai kinerja atas

keberhasilan suatu perusahaan dalam suatu

periode tertentu. Selain itu laba juga

merupakan salah satu pos yang penting

dalam laporan keuangan dan mempunyai

manfaat yang bermacam-macam untuk

berbagai tujuan. Untuk mengetahui

besarnya laba maka dapat dilihat pada

laporan keuangan yang disajikan oleh

perusahaan, khususnya dalam laporan laba

rugi perusahaan.

4. Pengakuan Pendapatan danPenggolongan Biaya MenurutAkuntansi Fiskal

1. Pengakuan Pendapatan Menurut

Akuntansi Fiskal

Menurut UU Pajak No. 17 Tahun 2000,

pengertian penghasilan dapat didefinisikan

sebagai setiap tambahan kemampuan

ekonomis yang diterima atau diperoleh

wajib pajak, baik yang berasal dari

Indonesia maupun dari luar Indonesia

maupun dari luar Indonesia, yang dapat

diapakai untuk konsumsi atau untuk

menambah kekayaan wajib pajak yang

bersangkutan, dengan nama dan dalam

bentuk apapun. Jenis-jenis penghasilan

menurut undang-undang perpajakan No. 17

tahun 2000 yaitu imbalan, hadiah dan

penghargaan, laba usaha, keuntungan atas

penjualan atau pengalihan harta,

penerimaan kembali pajak yang telah

dibebankan sebagai biaya, bunga, deviden,

royalty, sewa, penerimaan/perolehan

pembayaran berkala, keuntungan karena

pembebasan hutang, keuntungan selisih

kurs, premi asuransi, selisih lebih revaluasi

aktiva, iuran, serta tambahan kekayaan

netto.

Page 70: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

67

1. Pengakuan Biaya Menurut Akuntansi

Fiskal

Menurut UU PPh No. 17 tahun 2000

Pasal 6 ayat (1), pengeluaran-pengeluaran

yang dilakukan wajib pajak dapat

dibedakan atas Pengeluaran yang boleh

dibebankan sebagai biaya dan pengeluaran

yang tidak boleh dibebankan sebagai biaya.

Pada prinsipnya biaya yang boleh dikurangi

dari penghasilan bruto adalah biaya yang

mempunyai hubungan langsung dengan

usaha atau kegiatan, biaya-biaya dan

penyusutan. Biaya yang tidak boleh

dikurangi dari penghasilan bruto adalah

biaya yang tidak mempunyai hubungan

langsung dengan usaha atau kegiatan,

biaya-biaya dan penyusutan.

2. Koreksi Fiskal

Koreksi fiskal adalah proses

penyesuaian atas laba komersial yang

berbeda dengan ketentuan fiskal untuk

menghasilkan penghasilan netto/ laba yang

sesuai dengan ketentuan pajak. Perbedaan-

perbedaan antara akuntansi dan fiskal

tersebut dapat dikelompokkan menjadi

beda tetap/ permanen dan beda waktu/

sementara. Menurut Setiawan dan Musri

(2006 : 421) “Rekonsiliasi fiskal adalahpenyesuaian ketentuan menurut pembukuan

secara komersial atau akuntansi yang harus

disesuaikan menurut ketentuan

perpajakan.”Koreksi fiskal terbagi atas beda tetap/

permanen dan beda waktu/ sementara.

Beda tetap adalah perbedaan yang terjadi

karena peraturan perpajakan menghitung

laba fiskal berbeda dengan perhitungan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

tanpa ada koreksi dikemudian hari

sedangkan beda waktu adalah perbedaan

yang bersifat sementara karena adanya

ketidaksamaan waktu pengakuan

penghasilan dan beban antara peraturan

perpajakan dengan Standar Akuntansi

Keuangan. Koreksi fiskal dapat berupa

koreksi positif dan negatif. Koreksi positif

terjadi apabila pendapatan menurut fiskal

bertambah dan mengakibatkan

pengurangan biaya yang diakui dalam

laporan rugi laba komersial menjadi

semakin kecil, atau yang berakibat adanya

penambahan penghasilan sedangkan

koreksi negatif terjadi apabila pendapatan

menurut fiskal berkurang dan berakibat

adanya penambahan biaya yang telah

diakui dalam laporan laba rugi komersial

menjadi semakin besar, atau yang berakibat

dengan adanya pengurangan penghasilan.

“Koreksi Fiskal/ Rekonsiliasi Fiskalterdiri dari rekonsiliasi positif dan

rekonsiliasi negative” sebagaimanadiunggah oleh Hendra Poerwanto dalam

webnya (www.hendrapajak.web.id) :

a. Rekonsiliasi/ Penyesuaian Positif

Prinsipnya, yang dimaksud penyesuaian

fiskal positif adalah:penyesuaian terhadap

penghasilan neto komersial (selain

penghasilan yang dikenakan PPh final dan

Page 71: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan Pada Koperasi

68

yang tidak termasuk obyek pajak), yang

sifatnya:

1. Menambah penghasilan (penghasilan

yang jumlahnya menjadi bertambah)

2. Mengurangi biaya-biaya ( biaya-biaya

yang jumlahnya berkurang berdasarkan

perhitungan menurut UU PPh atau biaya

komersial > biaya fiskal). Menyesuaian/

mengeluarkan biaya-biaya yang tidak

dapat diakui secara fiskal yang

menyebabkan biaya komersial > biaya

fiskal maka dilakukan penyesuaian

fiskal positif.

Dengan kata lain, penyesuaian fiskal

positif adalah penyesuaian terhadap

penghasilan neto komersial dalam rangka

menghitung penghasilan kena pajak

berdasarkan UU PPh beserta peraturan

pelaksanaannya, yang bersifat menambah

atau memperbesar penghasilan kena pajak.

Penyesuaian tersebut timbul karena adanya

biaya, pengeluaran, dan kerugian yang

tidak dapat dikurangkan dari penghasilan

bruto dalam menghitung penghasilan kena

pajak berdasarkan ketentuan UU PPh

beserta peraturan pelaksanaannya, karena

adanya perbedaan saat pengakuan biaya

dan penghasilan atau karena penghitungan

biaya menurut metode fiskal lebih rendah

dari penghitungan menurut metode

akuntansi komersial, serta karena adanya

penghasilan yang merupakan objek pajak

yang tidak termasuk dalam penghasilan

komersial.

Berikut beberapa hal yang menjadi obyek

perlu dilakukannya penyesuaian fiskal

positif:

Adanya pengeluaran perusahaan untuk

pembelian/perbaikan rumah atau

kendaraan pribadi, biaya perjalanan

pribadi/keluarga, biaya premi asuransi

pribadi/keluarga, dan pengeluaran

lainnya untuk kepentingan pribadi Wajib

Pajak atau orang yang menjadi

tanggungannya;

Adanya premi asuransi kesehatan,

asuransi kecelakaan, asuransi dwiguna,

dan asuransi beasiswa yang dibayar oleh

Wajib Pajak. Pada saat Wajib Pajak

menerima penggantian atau santunan

asuransi, penerimaan tersebut bukan

merupakan objek pajak;

Penyesuaian fiskal positif sehubungan

penggantian atau imbalan sehubungan

dengan pekerjaan atau jasa yang

diberikan dalam bentuk natura atau

kenikmatan (benefit in-kind) bukan

merupakan penghasilan bagi pegawai

yang bersangkutan. Oleh karena itu

sesuai dengan prinsip taxability and

deductibility, bagi Wajib Pajak pemberi

kerja tidak dapat dibebankan sebagai

biaya perusahaan. Namun pemberian

natura berupa penyediaan

makanan/minuman di tempat kerja bagi

seluruh pegawai, demikian pula

pemberian natura atau kenikmatan di

daerah terpencil yang ditetapkan dengan

Peraturan Menteri Keuangan, serta

pemberian natura atau kenikmatan yang

Page 72: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

69

merupakan keharusan dalam

pelaksanaan pekerjaan sebagai sarana

keselamatan kerja atau karena sifat

pekerjaan tersebut mengharuskannya

(seperti: pakaian dan peralatan khusus

untuk keselamatan kerja, pakaian

seragam petugas keamanan, antar-

jemput pegawai, serta akomodasi untuk

awak kapal dan sejenisnya), dapat

dibebankan sebagai biaya perusahaan;

(www.hendrapajak.web.id).

Seperti tercantum dalam Peraturan

Menteri Keuangan No. 83/PMK.03/2009

tentang Penyediaan Makanan dan

Minuman bagi Seluruh Pegawai Serta

Penggantian atau Imbalan dalam Bentuk

Natura dan Kenikmatan Di Daerah

Tertentu dan yang Berkaitan Dengan

Pelaksanaan Pekerjaan Yang dapat

Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto

Pemberi Kerja.

Penyesuaian sehubungan pembayaran

gaji, honorarium, dan imbalan lain

sehubungan dengan pekerjaan atau jasa

yang diberikan kepada pihak yang

mempunyai hubungan istimewa

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18

ayat (4) UU PPh, dapat dibebankan

sebagai biaya perusahaan sepanjang

jumlahnya tidak melebihi kewajaran.

Kewajaran diukur berdasarkan standar

yang berlaku umum untuk pekerjaan

dengan kualifikasi yang sama yang

dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak

mempunyai hubungan istimewa. Atas

selisih yang melebihi kewajaran tersebut

dapat dikategorikan sebagai pembagian

laba;

Penyesuaian sehubungan bantuan atau

sumbangan dan harta hibahan yang

diterima oleh badan keagamaan, badan

pendidikan, badan sosial, atau

pengusaha kecil termasuk koperasi yang

ditetapkan oleh Menteri Keuangan,

bukan merupakan penghasilan sepanjang

tidak terdapat hubungan usaha,

pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan

antara pihak-pihak yang bersangkutan.

Oleh karena itu sesuai dengan prinsip

taxability and deductibility, (jika atas

sejumlah uang (biaya) yang dikeluarkan

oleh Wajib Pajak Orang Pribadi/Badan

dapat dibiayakan atau diperlakukan

sebagai pengurang penghasilan bruto,

maka bagi si penerima uang,

penghasilan tersebut dikenakan pajak

(PPh)), penyesuaian berdasarkan Pasal 9

ayat (1) huruf g UU PPh, bagi Wajib

Pajak pemberi bantuan atau sumbangan

dan harta hibahan tersebut tidak dapat

dibebankan sebagai biaya;

Penyesuaian sehubungan PPh yang

terutang oleh Wajib Pajak yang

bersangkutan;

Penyesuaian sehubungan pembayaran

gaji kepada pemilik atau orang yang

menjadi tanggungannya tidak dapat

dibebankan sebagai biaya;

Penyesuaian sehubungan sanksi

administrasi berupa bunga, denda, dan

Page 73: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan Pada Koperasi

70

kenaikan, serta sanksi pidana berupa

denda yang berkenaan dengan

pelaksanaan perundang-undangan di

bidang perpajakan bukan merupakan

biaya;

Perhitungan penyusutan/amortisasi

menurut pembukuan Wajib Pajak lebih

besar dari perhitungan

penyusutan/amortisasi menurut fiskal

(daftar rincian perhitungan penyusutan

dan amortisasi fiskal dilampirkan pada

SPT);

Biaya yang berkaitan dengan

penghasilan yang dikenakan PPh Final

dan Penghasilan yang tidak termasuk

objek pajak tetapi termasuk dalam

penghasilan komersial;

Penyesuaian berdasarkan ketentuan

umum Pasal 4 dan Pasal 9 UU PPh

beserta peraturan pelaksanaannya, dalam

hal:

1. terdapat penghasilan yang tidak diakui

secara komersial akan tetapi termasuk

Objek Pajak yang dikenakan PPh tidak

bersifat final;

2. terdapat biaya-biaya perusahaan lainnya

atau kerugian yang diakui secara

komersial akan tetapi tidak dapat diakui

secara fiskal, misalnya biaya yang tidak

didukung oleh dokumen-dokumen

pengeluaran;

b. Rekonsiliasi/Penyesuaian Fiskal

Negatif

Penyesuaian fiskal negatif adalah

penyesuaian terhadap penghasilan neto

komersial dalam rangka menghitung

penghasilan kena pajak berdasarkan UU

PPh beserta peraturan pelaksanaannya,

yang bersifat mengurangi penghasilan kena

pajak

Dengan kata lain, yang dimaksud

penyesuaian fiskal negatif

adalah:penyesuaian terhadap penghasilan

neto komersial (selain penghasilan yang

dikenakan PPh final dan yang tidak

termasuk obyek pajak), yang sifatnya

Mengurangi penghasilan (penghasilan

yang jumlahnya berkurang)

Menambah biaya-biaya komersial (biaya

yang jumlahnya bertambah berdasarkan

perhitungan menurut UU PPh).

Menyesuaian/ memasukan biaya-biaya

yang diakui secara fiskal yang

menyebabkan biaya komersial < biaya

fiskal, maka dilakukan penyesuaian

fiskal negatif dilakukannya penyesuaian

fiskal negatif bila:

1. Penghasilan yang dikenakan PPh Final

dan Penghasilan yang tidak termasuk

objek pajak tetapi termasuk dalam

penghasilan komersial.

2. Apabila perhitungan penyusutan/

amortisasi menurut pembukuan Wajib

Pajak lebih kecil dari perhitungan

penyusutan/amortisasi menurut fiskal

(daftar rincian perhitungan penyusutan

dan amortisasi fiskal dilampirkan pada

SPT).

3. Penyesuaian fiskal negatif lainnya.

Page 74: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

71

Pajak Penghasilan

Undang-undang Pajak Penghasilan

(PPh) mengatur pajak atas penghasilan

(laba) yang diterima atau diperoleh orang

pribadi maupun badan.

Undang – undang PPh mengatur subyek

pajak, obyek pajak, serta cara menghitung

dan cara melunasi pajak yang terhutang.

Undang - undang PPh menganut asas

materiil, artinya penentuan mengenai pajak

yang terhutang tidak tergantung kepada

surat ketetapan pajak.

A. Subyek Pajak

Yang dimaksud dengan subyek pajak

adalah orang pribadi, badan dan bentuk

usaha tetap (BUT) yang bertempat tinggal

di Indonesia maupun yang berada diluar

Indonesia.

Yang menjadi subyek pajak adalah:

1. a. Orang pribadi

b. Warisan yang belum terbagi sebagai

satu kesatuan penggantian yang

berhak.

2. Badan, terdiri dari PT,CV, perseroan

lainnya,BUMN/BUMD dengan nama

dan bentuk apapun, firma, kongsi,

koperasi, dana pension, persekutuan,

perkumpulan, yayasan, organisasi masa,

organisasi social politik, atau organisasi

yang sejenis, lembaga, dan bentuk badan

lainnya.

3. Bentuk Usaha Tetap (BUT)

(Mardiasmo, 2008: 129).

Subyek Pajak dapat dibedakan menjadi:

1. Subyek pajak dalam negeri yang terdiri

dari:

a. Subyek pajak orang pribadi, yaitu:

- Orang pribadi yang bertempat tinggal

atau berada di Indonesia lebih dari 183

(seratus delapan puluh tiga) hari (tidak

harus berturut-turut) dalam jangka

waktu 12 (dua belas) bulan, atau

- Orang pribadi yang dalam suatu tahun

pajak berada di Indonesia dan

mempunyai niat bertempat tinggal di

Indonesia

b. Subyek pajak badan yaitu:

Badan yang didirikan atau bertempat

kedudukan di Indonesia

c. Subyek pajak warisan yaitu:

Warisan yang belum dibagi sebagai satu

kesatuan, menggantikan yang berhak.

2. Subyek pajak luar negeri yang terdiri

dari :

a. Subyek Pajak orang pribadi, yaitu:

Orang pribadi yang tidak bertempat

tinggal di Indonesia atau berada di

Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus

delapan puluh tiga) hari dalam jangka

waktu 12 (dua belas) bulan yang :

1) Menjalankan usaha atau melakukan

kegiatan melalui bentuk usaha tetap di

Indonesia.

2) Dapat menerima atau memperoleh

penghasilan dari Indonesia bukan dari

menjalankan usaha atau melakukan

kegiatan melaui bentuk usaha tetap di

Indonesia.

b. Subyek Pajak badan, yaitu:

Page 75: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan Pada Koperasi

72

Badan yang tidak didirikan dan tidak

bertempat kedudukan di Indonesia yang:

1) Menjalankan usaha atau melakukan

kegiatan melalui bentuk usaha tetap di

Indonesia.

2) Dapat menerima dan memperoleh

penghasilan dari Indonesia bukan dari

menjalankan usaha atau melakukan

kegiatan melalui bentuk usaha tetap di

Indonesia (Mardiasmo: 2008,130).

Subyek Pajak dalam negeri menjadi

Wajib Pajak apabila telah menerima atau

memperoleh penghasilan. Sedangkan

subyek pajak luar negeri sekaligus

menjadi wajib pajak, sehubungan

dengan penghasilan yang diterima dari

sumber penghasilan di Indonesia atau

diperoleh melalui usaha tetap di

Indonesia. Wajib pajak adalah orang

pribadi atau badan yang telah memenuhi

kewajiban subyektif dan obyektif.

Perbedaan Wajib Pajak dalam negeri

dan Wajib Pajak luar negeri, antara lain

adalah:

Tabel 1: Perbedaan Wajib Pajak

Wajib Pajak dalam negeri Wajib Pajak luar negeri- Dikenakan pajak atas penghasilan

baik yang diterima atau diperolehdari Indonesia dan dari luarIndonesia

- Dikenakan pajak berdasarkanpenghasilan netto

- Tarif pajak yang digunakan adalahtariff umum (Tarif UU PPh pasal17)

- Wajib menyampaikan SPT

- Dikenakan pajak hanya atas penghasilan

yang berasal dari sumber penghasilan di

Indonesia

- Dikenakan pajak berdasarkan penghasilan

bruto

- Tarif pajak yang digunakan adalah tariff

sepadan (tariff UU PPh pasal 26)

- Tidak wajib menyampaikan SPT.

(Mardiasmo:2008,131)

Sedangkan yang tidak termasuk

subyek pajak sebagaimana yang tercantum

dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun

2000 menjelaskan tentang apa yang tidak

termasuk subyek pajak sebagai berikut:

1. Badan perwakilan negara asing.

2. Pejabat perwakilan diplomatik dan

konsulat atau pejabat - pejabat lain dari

negara asing dan orang - orang yang

diperbantukan kepada mereka yang

bekerja pada dan bertempat tinggal

bersama mereka dengan syarat bukan

warga negara indonesia dan negara yang

bersangkutan memberikan perlakuan

timbal balik.

3. Organisasi internasional yang ditetapkan

oleh keputusan menteri keuangan

dengan syarat Indonesia ikut dalam

organisasi tersebut dan organisasi

tersebut tidak melakukan kegiatan usaha

di Indonesia. Contoh: WTO, FAO,

UNICEF.

4. Pejabat perwakilan organisasi

internasional yang ditetapkan oleh

Page 76: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

73

keputusan menteri keuangan dengan

syarat bukan warga negara indonesia

dan tidak memperoleh penghasilan dari

Indonesia.

B. Obyek Pajak

Yang menjadi obyek pajak adalah

penghasilan. Yang dimaksud dengan

penghasilan adalah setiap tambahan

kemampuan ekonomis yang diterima atau

diperoleh di Indonesia maupun dari luar

Indonesia yang menambah kekayaan wajib

pajak yang bersangkutan.

Undang-undang Pajak Penghasilan

Indonesia menganut prinsip pemajakan atas

penghasilan dalam pengertian yang luas,

yaitu bahwa pajak dikenakan atas setiap

tambahan kemampuan ekonomis yang

diterima atau diperoleh wajib pajak

darimanapun asalnya yang dapat

dipergunakan untuk konsumsi atau

menambah kekayaan wajib pajak tersebut.

Pengertian penghasilan dalam

Undang-undang PPh tidak

memperhatikan adanya penghasilan dari

sumber tertentu, tetapi pada adanya

tambahan kemampuan ekonomis.

Tambahan kemampuan ekonomis yang

diterima atau diperoleh Wajib Pajak

merupakan ukuran terbaik mengenai

kemampuan Wajib Pajak tersebut untuk

ikut bersama-sama memikul biaya yang

diperlukan pemerintah untuk kegiatan

rutin dan pembangunan.

Dilihat dari penggunaannya,

penghasilan dapat dipakai untuk

konsumsi dan dapat pula ditabung untuk

menambah kekayaan Wajib Pajak.

Yang termasuk dalam pengertian

penghasilan adalah :

1. Gaji, upah, honorarium, komisi, bonus,

gratifikasi, uang pensiun atau imbalan

dalam bentuk lainnya.

2. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau

kegiatan dan penghargaan.

3. Laba usaha atau keuntungan yang

diperoleh dari usaha perseroan,

persekutuan dan badan lainnya.

4. Penerimaan dari pembayaran kembali

pajak yang sudah dibebankan sebagai

biaya.

5. Bunga termasuk premium, diskonto, dan

imbalan lain karena jaminan

pengembalian utang.

6. Deviden, royalty, penghasilan sewa dan

penghasilan lain yang menambah

kekayaan yang belum dikenakan pajak.

Tarif Pajak

Pemungutan pajak tidak terlepas

dari keadilan, sebab keadilan dapat

menciptakan keseimbangan sosial yang

sangat penting untuk kesejahteraan

masyarakat. Dalam penetapan tarifpun

harus berdasarkan keadilan. Dalam

perhitungan pajak yang terhutang

digunakan tarif pajak. Tarif pajak

dimaksud adalah tarif untuk menghitung

besarnya pajak terhutang (Pajak yang harus

dibayar).

Sesuai dengan pasal 17 UU PPh

besarnya tarif pajak penghasilan tampak

pada tabel berikut:

Page 77: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan Pada Koperasi

74

1. Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri

(berlaku mulai tahun pajak 2009)

Tabel 2: Lapisan Penghasilan

Lapisan PenghasilanKena Pajak

Tarif Pajak

Sampai dengan Rp.50 juta

5%

Diatas Rp. 50 jutas/d Rp. 250 juta

15%

Diatas Rp. 250 jutas/d Rp. 500 juta

25%

Diatas Rp. 500 juta 30%

Sumber : UU PPh pasal 17

2. Wajib Pajak badan dalam negeri dan

Bentuk Usaha Tetap (BUT)

a. Tarif PPh Pasal 17 ayat (1) huruf b

Berdasarkan Pasal 17 ayat(1) huruf b

tariff yang diterapkan bagi wajib pajak

badan dalam negeri dan bentuk usaha

tetap,yaitu sebesar 28%. Namun

demikian berdasarkan Pasal 17 ayat(2a)

tarif tersebut sejak Tahun 2010 menjadi

25%.

b. Tarif PPh Pasal 17 ayat (2b)

Tarif ini diterapkan bagi Wajib Pajak

badan dalam negeri yang berbentuk

perseroan terbuka yang paling sedikit

40% (empat puluh persen) dari jumlah

keseluruhan saham yang disetor

diperdagangkan di bursa efek di

Indonesia dan memenuhi persyaratan

tertentu lainnya. Wajib pajak tersebut

dapat memperoleh tarif sebesar 5%(lima

persen) lebih rendah daripada tariff

sebagaimana dimaksud pada Pasal 17

ayat(1) huruf b dan ayat(2a) Undang-

Undang Nomor 36 Tahun 2008.

c. Tarif PPh Pasal 31E

Wajib Pajak dalam negeri dengan

peredaran bruto sampai dengan Rp.

50.000.000.000,00(lima puluh milyar

rupiah) mendapat fasilitas berupa

pengurangan tarif sebesar 50%(lima

puluh persen) dan tarif sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 17 ayat(1) huruf

b dan ayat(2a) yang dikenai tas

Penghasilan Kena Pajak dari bagian

peredaran bruto sampai dengan Rp.

4.800.000.000,00 (empat milyar delapan

ratus juta rupiah)

Perhitungan Pajak Penghasilan Badan

Cara pemakaian tariff PPh Pasal 31E

(diberlakukan pada Wajib Pajak badan

dalam negeri dengan peredaran bruto

sampai dengan Rp.50.000.000.000,00).

Dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Jika peredaran bruto sampai dengan Rp.

4.800.000.000,00 maka perhitungan PPh

terhutang sebagai berikut:PPh terhutang = 50%X25%X seluruh penghasilan pajak

2. Jika peredaran bruto lebih dari Rp.

4.800.000.000,00 sampai dengan Rp.

50.000.000.000,00 maka perhitungannya

sebagai berikut:

(50%X25%)X penghasilan 25%XPenghasilan

Kena Pajak dari bagian per- Kena Pajak

dari ba- PPh terhutang = edaran bruto

yang mempe- + gian peredaran bru-

roleh fasilitas to yang tidak mem-

Peroleh fasilitas.

Perhitungan Pajak Penghasilan Badan

Cara pemakaian tariff PPh Pasal 31E

(diberlakukan pada Wajib Pajak badan

Page 78: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

75

dalam negeri dengan peredaran bruto

sampai dengan Rp.50.000.000.000,00).

Dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Jika peredaran bruto sampai dengan Rp.

4.800.000.000,00 maka perhitungan PPh

terhutang sebagai berikut:PPh tterhutang = 50%x25%x seluruh penghasilan pajak

2. Jika peredaran bruto lebih dari Rp

4.800.000.000,00 sampai dengan Rp

50.000.000.000,00 maka perhitungannya

sebagai berikut:

(50%X25%)X penghasilan 25%XPenghasilan

Kena Pajak dari bagian per- Kena

Pajak dari ba-PPh terhutang= edaran

bruto yang mempe- + gian peredaran

bru- roleh fasilitas to yang tidak mem-

Peroleh fasilitas. Data Keuangan:

Tabel 1. N E R A C APer 31 Desember 2010-2012

Keterangan Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2013

AktivaAktiva Lancar

KasBank

Simpanan di PuskoppolPiutangPersediaanAngsuran PPh pasal 21

Jumlah Aktiva LancarAktiva TetapInventaris KantorAkumulasi PenyusutanBangunan TokoAkumulasi Penyusutan

Rp.

101.663.050,001.000.000,008.175.700,00

1.831.878.750,0032.179.110,009.274.000,00

1.984.170.610,00

52.006.250,00(28.157.450,00)

9.755.800,00(6.359.110,00)

Rp.

125.649.050,001.000.000,009.375.000,00

2.300.581.700,0023.150.000,009.810.000,00

2.469.565.750,00

53.116.250,00(34.187.500,00)

9.755.800,00(6.667.900,00)

Rp.

141.551.650,001.000.000,00

10.575.700,002.712.367.100,00

21.000.000,0010.400.000,00

2.896.894.450,00

53.116.250,00(40.070.850,00)

9.755.800,00(6.976.690,00)

Total Aktiva 2.011.416.100,00 2.491.582.400,00 2.912.738.960,00Pasiva

Kewajiban LancarDana SosialDana P.D.KDana PendidikanBeban RATDana BangunanDana Angg. Ymh Bayar

JumlahKekayaan bersihSimpanan Pokok

Simpanan WajibDana HibahDonasi InkoppolCad. Tujuan ResikoCadanganSHU

Jumlah

47.499.950,007.635.000,00

54.961.300,0055.275.000,0022.723.000,00

322.572.150,00620.196.950,00

30.160.000,001.030.015.400,00

946.000,001.000.000,00

55.538.400,00261.804.800,00120.015.100,00

1.500.749.700,00

51.309.000,007.635.000,00

68.723.200,0060.000.000,0027.067.600,00

322.597.850,00537.332.650,00

30.430.000,001.350.450.000,00

946.000,001.000.000,00

59.485.750,00366.321.500,00145.617.200,00

1.954.250.450,00

83.722.000,007.635.000,00

95.743.600,0066.000.000,0040.998.300,00

326.098.050,00620.196.950,00

30.160.000,001.500.150.000,00

946.000,001.000.000,00

72.575.660,00524.600.800,00163.109.560,00

2.292542.010,00

Total Pasiva 2.011.416.100,00 2.491.582.400,00 2.912.738.960,00

Sumber : Data Sekunder, Diolah 2013

Page 79: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan Pada Koperasi

76

Tabel 2. Laporan Laba-RugiPeriode : 01 Januari - 31 Desember 2010-2012

Keterangan Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

Laporan Laba-RugiPenjualanPendapatatan Jasa:PerkreditanLain-lainJumlahHarga Pokok Penjualan:

BarangJasa Anggota

JumlahLaba Kotor

Biaya-biaya Komersial :Biaya OperasionalBiaya Adm.dan UmumBiaya Usaha

JumlahSHU Sebelum Pajak

Rp.735.875.400,00

619.930.700,00162.865.750,00

1.518.671.850,00

726.020.850,00322.572.150,00

1.048.593.000,00470.078.850,00

110.205.000,00222.030.900,00

17.827.850,00350.063.750,00120.015.100,00

Rp.812.305.000,00

650.372.000,00134.550.000,00

1.597.227.000,00

741.500.200,00322.597.850,00

1.064.098.050,00533.128.950,00

119.087.300,00246.461.250,00

21.963.200,00387.511.750,00145.617.200,00

Rp.829.261.850,00

669.594.500,00135.327.050,00

1.634.183.400,00

754.912.050,00326.098.050,00

1.081.010.100,00553.173.300,00

121.205.000,00249.030.900,00

19.827.840,00390.063.740,00163.109.560,00

Sumber : Data Sekunder, Diolah 2013

Tabel 3 : Perincian Biaya-biaya Komersial

Periode 1 Januari - 31 Desember 2010 – 2012

Perincian Biaya-biaya Komersial Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

1. Biaya Operasional- Biaya Transport- Biaya Perjalanan Dinas- Biaya Komunikasi- Biaya Rapat

Jumlah2. Biaya Administrasi dan Umum- Gaji dan Tunjangan- Kesejahteraan Karyawan- Biaya Perjalanan Dinas- Biaya Pemeliharaan- Sumbangan- Biaya Penyusutan- Biaya Lain-lain

Jumlah3. Biaya Usaha- Ongkos Angkut- Biaya Promosi- Biaya Pemeliharaan

Jumlah

Rp.

35.625.000,0031.750.000,0037.595.000,005.235.000,00

110.205.000,00

135.550.000,0039.000.000,0023.650.000,0013.436.000,002.850.000,006.380.050,001.164.850,00

222.030.900,00

7.335.000,003.942.850,006.550.000,00

17.827.850,00

Rp.

37.475.000,0035.825.000,0038.255.000,007.532.300,00

119.087.300,00

149.430.000,0043.500.000,0027.950.000,0013.977.500,002.965.000,006.338.840,002.299.910,00

246.461.250,00

8.965.700,005.679.000,007.318.500,00

21.963.200,00

Rp.

38.080.000,0036.450.000,0038.925.000,007.750.000,00

121.205.000,00

152.650.000,0044.600.000,0026.875.000,0014.395.500,003.250.000,005.894.140,001.366.260,00

249.030.900,00

8.395.500,005.765.000,005.667.340,00

19.827.840,00

Sumber : Data Sekunder, Diolah 2013

METODE PENELITIAN

Data-data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder, yaitu

laporan keuangan dari perusahaan tahun

2010-2012. Teknik pengambilan sampel

adalah purposive judment sampling, yaitu

Page 80: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

77

pengambilan sampel berdasarkan kriteria

tertentu. Adapun kriteria yang dipenuhi

adalah laporan keuangan tiga tahun terakhir

yang dianggap representatif.

Variabel dependen dalam penelitian

ini adalah laporan keuangan fiskal,

sedangkan variabel independen adalah

laporan keuangan komersial.

Laporan keuangan komersial

merupakan laporan keuangan yang dipakai

untuk mempertanggung jawabkan tugas-

tugas yang dibebankan kepadanya oleh

pemilik perusahaan selama satu periode.

Laporan keuangan ini harus menyajikan

secara wajar posisi keuangan dan kinerja

keuangan pada periode tersebut. Laporan

keuangan fiscal adalah laporan keuangan

yang disusun berdasdarkan undang-undang

perpajakan.

Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah: deskriptif,

yaitu dengan menganalisis dan mengolah

data-data laporan keuangan dan

menjelaskan bagaimana cara menghitung

jumlah pajak penghasilan bagi wajib pajak

badan dan komparatif, yaitu dengan

membandingkan hasil dari laporan

keuangan yang telah disusun oleh

perusahaan berdasarkan SAK dan Undang-

undang no.17 Tahun 2000 dengan

ketentuan terbaru yaitu undang-undang no.

36 tahun 2008.

PEMBAHASAN

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

untuk mengetahui Koreksi Fiskal Atas

Pajak Penghasilan Badan Dari Laporan

Keuangan Komersial Pada Koperasi

“Primkopo Resort Tulungagung” maka

penulis melakukan analisis yang meliputi :

1. Perhitungan PPh Badan dengan Laporan

Keuangan Komersial.

2. Perhitungan PPh Badan dengan adanya

Koreksi Fiskal.

3. Selisih perhitungan PPh Badan dengan

Laporan Keuangan Komersial dan

Fiskal.

Perhitungan PPh Badan dengan Laporan

Keuangan Komersial :

1. Perhitungan PPh Badan dengan Laporan

Keuangan Komersial.

Dalam laporan laba rugi tahun 2010,

Peredaran Bruto/ Penjualan sebesar

Rp.1.518.671.850,00 sedangkan Laba/

SHU yang diperoleh perusahaan sebesar

Rp. 120.015.100,00 maka PPh Badan yang

seharusnya ditanggung oleh perusahaan

sesuai dengan tarif PPh Pasal 31E poin 1

diperhitungkan sebagai berikut:PPh terhutang = 50% X25% X Rp. 120.015.100,00

= Rp.15.002.000,00 (Pembulatan)

Dalam laporan laba rugi tahun 2011,

Peredaran Bruto/ Penjualan sebesar

Rp.1.597.227.000,00 sedangkan Laba/

SHU yang diperoleh perusahaan sebesar

Rp. 145.617.200,00 maka PPh Badan yang

seharusnya ditanggung oleh perusahaan

sesuai dengan tarif PPh Pasal 31E poin 1

diperhitungkan sebagai berikut:PPh terhutang = 50% X25% X Rp. 145.617.200,00

= Rp.18.202.000,00 (Pembulatan)

Laporan laba rugi tahun 2012,

Peredaran Bruto/ Penjualan sebesar

Page 81: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan Pada Koperasi

78

Rp.1.634.183.400,00 sedangkan Laba/

SHU yang diperoleh perusahaan sebesar

Rp. 163.109.560,00 maka PPh Badan yang

seharusnya ditanggung oleh perusahaan

sesuai dengan tarif PPh Pasal 31E poin 1

diperhitungkan sebagai berikut:PPh terhutang = 50% X25% X Rp. 163.109.560,00

= Rp.20.389.000,00 (Pembulatan)

2. Perhitungan PPh Badan dengan adanya

Koreksi Fiskal (Tabel Terlampir)

Dalam laporan laba rugi tahun 2010,

Peredaran Bruto/ Penjualan sebesar

Rp.1.518.671.850,00 sedangkan Laba/

SHU setelah koreksi fiskal sebesar Rp.

123.442.172,50 maka PPh Badan yang

seharusnya ditanggung oleh perusahaan

sesuai dengan tarif PPh Pasal 31E poin 1

diperhitungkan sebagai berikut:PPh terhutang = 50% X25% X Rp. 123.442.172,50

= Rp.15.430.000,00 (Pembulatan)

Dalam laporan laba rugi fiskal tahun

2011, Peredaran Bruto/Penjualan sebesar

Rp.1.597.227.000,00 sedangkan Laba/

SHU yang diperoleh perusahaan sebesar

Rp. 149.264.937,50 maka PPh Badan yang

seharusnya ditanggung oleh perusahaan

sesuai dengan tarif PPh Pasal 31E poin 1

diperhitungkan sebagai berikut:PPh terhutang = 50% X25% X Rp. 149.264.937,50

= Rp.18.658.000,00 (Pembulatan)

Laporan laba rugi fiskal tahun 2012,

Peredaran Bruto/ Penjualan sebesar

Rp.1.634.183.400,00 sedangkan Laba/

SHU yang diperoleh perusahaan sebesar

Rp. 167.035.097,50 maka PPh Badan yang

seharusnya ditanggung oleh perusahaan

sesuai dengan tarif PPh Pasal 31E poin 1

diperhitungkan sebagai berikut :PPh terhutang = 50% X25% X Rp. 167.035.097,50

= Rp.20.879.000,00 (Pembulatan)

Dengan adanya koreksi fiskal diatas

maka Laporan Laba Rugi Koperasi

Primkoppol Resort Tulungagung tampak

pada tabel halaman berikut:

Tabel 4. Laporan Laba-Rugi FiskalPeriode : 01 Januari - 31 Desember 2010-2012

Keterangan Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

Laporan Laba-RugiPenjualan

Pendapatatan Jasa:PerkreditanLain-lain

JumlahHarga Pokok Penjualan:

BarangJasa Anggota

JumlahLaba Kotor

Biaya-biaya Komersial :Biaya OperasionalBiaya Adm.dan UmumBiaya Usaha

JumlahSHU Sebelum PajakPPhSHU Setelah Pajak

Rp.735.875.400,00

619.930.700,00162.865.750,00

1.518.671.850,00

726.020.850,00322.572.150,00

1.048.593.000,00470.078.850,00

110.205.000,00218.603.827,50

17.827.850,00346.636.677,50123.442.172,50

15.430.000,00108.012.172,50

Rp.812.305.000,00

650.372.000,00134.550.000,00

1.597.227.000,00

741.500.200,00322.597.850,00

1.064.098.050,00533.128.950,00

119.087.300,00242.813.512.50

21.963.200,00383.864.012.50149.264.937,50

18.658.000,00130.606.937,50

Rp.829.261.850,00

669.594.500,00135.327.050,00

1.634.183.400,00

754.912.050,00326.098.050,00

1.081.010.100,00553.173.300,00

121.205.000,00245.105.362.50

19.827.840,00386.138.202,50167.035.097,50

20.879.000,00146.156.097,50

Sumber : Data Sekunder, Diolah 2013

Page 82: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

79

3. Selisih perhitungan PPh Badan dengan

Laporan Keuangan Komersial dan

Fiskal.

Dari perhitungan diatas maka terdapat

selisih Laba/Rugi dan jumlah PPh bila

dihitung dari Laporan Keuangan Komersial

dan setelah dilakukan Koreksi Fiskal.

Selisih perhitungan tampak pada tabel

berikut :

Tabel 5. Hasil Perhitungan SHU Setelah Pajak dari Laporan Keuangan Komersial dan KoreksiFiskal

URAIAN Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

Laba Komersial Rp.105.013.100,00 Rp.127.415.200,00 Rp.142.720.560,00Laba Fiskal 108.012.172,50 130.606.937,50 146.156.097,50Selisih 2.999.072,50 3.191.417,50 3.435.537,50

Sumber : Data Sekunder, Diolah 2013

Dari tabel diatas tampak selisih laba

dari perhitungan komersial dan perhitungan

fiskal. Tahun 2010 menunjukkan laba

komersial lebih tinggi sebesar Rp

2.999.072, 50 tahun 2011 lebih tinggi

sebesar Rp.3.191.417,50 dan tahun 2012

tinggi sebesar Rp. 3.435.537,50.

Tabel 11 : Hasil Perhitungan PPh Badan dari Laporan Keuangan Komersial dan Koreksi Fiskal

URAIAN Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012PPh Badan dari LaporanKeuangan Komersial

Rp.15.002.000,00 Rp.18.202.000,00 Rp.20.389.000,00

PPh Badan dari KoreksiFiskal

15.430.000,00 18.658.000,00 20.879.000,00

Selisih 428.000,00 456.000,00 490.000,00Sumber : Data Sekunder, Diolah 2013

Dari tabel diatas tampak selisih

perhitungan PPh Badan dari perhitungan

komersial dan perhitungan fiskal. Tahun

2010 menunjukkan PPh Badan dari

perhitungan komersial lebih rendah sebesar

Rp.428.000,00 Tahun 2011 lebih rendah

sebesar Rp.456.000,00 dan Tahun 2012

rendah sebesar Rp.490.000,00

Kesimpulan

1. Dari data Laporan Keuangan Komersial

Koperasi Primkoppol tampak SHU yang

diperoleh mulai tahun 2010 sampai

dengan tahun 2012 belum

diperhitungkan untuk PPh Badan.

2. Terdapat perbedaan perhitungan laba

komersial dan laba fiskal hal ini

disebabkan aturan yang berbeda dalam

pengakuan biaya dan pendapatan.

Perbedaan laba komersial dan laba fiskal

disebabkan karena diberlakukannya

undang – undang pajak penghasilan.

Pemerintah memberlakukan Undang–Undang Pajak Penghasilan karena

Page 83: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan Pada Koperasi

80

adanya pembedaan kepentingan antara

Standar Akuntansi Keuangan dengan

Ketentuan Perpajakan.

3. Koreksi fiskal tersebut terdiri dari

koreksi positif dan koreksi negatif.

Koreksi positif akan mengakibatkan

pengurangan biaya atau penambahan

penghasilan dipandang secara komersial

sedangkan koreksi negatif akan

mengakibatkan penambahan biaya atau

pengurangan penghasilan dipandang

secara komersial.

Saran

1. Pihak perusahaan hendaknya mulai

memperhitungkan pajak penghasilan/

PPh Badan untuk tahun-tahun yang akan

datang.

2. Pihak perusahaan harus senantiasa

mengikuti setiap perkembangan atau

perubahan ketentuan/peraturan perpaja-

kan terutama ketentuan perpajakan

sehubungan dengan pajak penghasilan

agar tidak terjadi hambatan dalam

menghitung pajak penghasilan terhutang

yang dapat merugikan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Anastasia, Diana dan Setiawati. 2009.Perpajakan Indonesia - Konsep,Aplikasi dan Penuntun Praktis.Yogyakarta: Andy.

Keputusan Direktur Jendral Pajak. NomorKEP-545/PJ/2000.

Keputusan Direktur Jendral Pajak. NomorKEP-213/PJ/2001.

Keputusan Direktur Jendral Pajak. NomorPER-15/PJ/2006.

Maretha, Windiarti. 2012. PerencanaanPajak Penghasilan Badan Pada PT.Semen Tonasa Di Tangkep.

Mardiasmo, Perpajakan. 2008. EdisiRevisi. Andi. Yogyakarta.

Zain, Mohammad. 2006. ManajemenPerpajakan. Edisi Pertama. Jakarta:Salemba Empat.

Munawir. 2000. Perpajakan, Edisi Revisi.Cetakan ke-4. Yogyakarta: LibertyYogyakarta.

Waluyo, Wirawan B. 2000. PerpajakanIndonesia, Jakarta: Penerbit SalembaEmpat.

Baridwan, Zaki. 2002. IntermediateAccounting. Edisi 10. Yogyakarta:Penerbit BPFE.

Page 84: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Pengaruh Sumber Dana Terhadap Pendapatan Operasional

80

ANALISIS PENGARUH SUMBER DANA TERHADAP PENDAPATANOPERASIONAL PADA BMT PAHLAWAN DI TULUNGAGUNG

Desi RahmawatiFakultas Ekonomi Universitas Tulungagung

Email: [email protected]

Abstrak

Permodalan merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi suatu lembagakeuangan. Penerapan kebijakan permodalan yang baik akan mempengaruhipendapatan operasional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruhsimpanan pokok, modal penyertaan, simpanan wajib dan simpanan sukarelaterhadap pendapatan operasional baik secara simultan maupun secara parsialpada BMT Pahlawan Tulungagung. Tujuan studi penelitian ini adalahexplanatory research dan teknik analisis data yang digunakan adalah regresilinier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simpanan pokok, modalpenyertaan dan simpanan sukarela berpengaruh positif dan signifikan terhadappendapatan operasi sedangkan simpanan wajib berpengaruh tidak signifikan.Keempat variabel bebas yang berpengaruh paling dominan adalah simpananpokok. Selain itu dalam penelitian diketahui bahwa koefisien determinasisebesar 0,979 yang menunjukkan 97,9 % pendapatan operasional dipengaruhioleh permodalan. Sedangkan sisanya 2,1 % dipengaruhi faktor lain yang tidakdimasukkan dalam penelitian.

Kata kunci: Baitul maal wat tamwil, Wadiah, Mudharabbah, pendapatanoperasional.

Abstract

Capital is one of the things that is very important for a financial institution. Theapplication of a good capitalization policy will affect operating income. Thepurpose of this research was to determine the influence of principal deposits,capital investment, deposits required and voluntary deposits to operating incomeeither simultaneously or partially on BMT Pahlawan Tulungagung. Thisresearch study is expalanatory research and data analysis technique used wasmultiple linear regression. The results showed that the principal deposits,capital investment and voluntary deposits effected positively and significantly tooperating revenue whereas the compulsory savings effect was not significant.Four free variables that influence most dominant is the principal deposits.Furthermore, in a research note that the coefficient of determination of 0,979indicating 97.9% operating income affected by capital. While the rest 2.1%influenced other factors not included in the study..

Keywords: Baitul maal wat tamwil, Wadiah, Mudharabbah, Operating income.

PENDAHULUAN

Koperasi didorong sebagai soko guru

perekonomian Indonesia, di mana

perekonomian di harapkan tumbuh dari

bawah dengan kekuatan sendiri. Koperasi

sebagai soko guru perekonomian Indonesia

Page 85: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

81

berarti koperasi tersebut mampu

membangun badan usaha yang tangguh, di

bangun bersama-sama dengan rakyat untuk

mewujudkan kemakmuran rakyat banyak..

Disamping itu juga koperasi merupakan

usaha ekonomi kerakyatan yang telah

terbukti mampu bertahan dan menjadi

penopang kondisi perekonomian Indonesia

yang terpuruk saat terjadi krisis ekonomi.

Salah satu BMT yang cukup

berkembang yang ada di Tulungagung

adalah BMT Pahlawan Semenjak berdiri

sampai sekarang BMT Pahlawan telah

banyak berperan dalam ikut serta

membangun perekonomian masyarakat.

Dari tahun ke tahun perkembangan BMT

Pahlawan menunjukkan grafik yang terus

meningkat, baik dalam hal permodalan,

pembiayaan yang disalurkan kepada

masyarakat, maupun pendapatan

operasionalnya.

Dengan demikian pembelanjaan

yang direncanakan dengan baik akan

menempatkan koperasi pada posisi yang

sehat dilihat dari segi likuiditas,

solvabilitas, dan rentabilitas. Yang

dimaksud dengan likuiditas ialah

kemampuan untuk menyediakan dana

dalam jumlah yang cukup untuk membiayai

semua transaksi usaha koperasi.

Solvabilitas ialah kemampuan dalam

memenuhi semua kewajiban keuangan

kepada pihak ketiga, baik utang jangka

pendek maupun utang jangka panjang,

seandainya sebuah koperasi dilikuidasi.

Sedangkan rentabilitas ialah kemampuan

dalam menghasilkan keuntungan, baik

dengan menggunakan dana internal

maupun dengan menggunakan dana

eksternal (Subandi, 2009: 69).

Berdasarkan uraian di atas, maka

permasalahan penelitian dapat dirumuskan,

bagaimana pengaruh simpanan pokok,

modal penyertaan, simpanan wajib dan

simpanan sukarela terhadap pendapatan

operasional.

Berkaitan dengan rumusan masalah

seperti dikemukakan di depan adalah untuk

mengetahui pengaruh variabel simpanan

pokok, modal penyertaan, simpanan wajib

dan simpanan sukarela terhadap

pendapatan operasional, baik secara

simultan maupun parsial pada BMT

Pahlawan Tulungagung. Secara teoritis

penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan pemikiran dan

memberikan gambaran bagaimana

permodalan mempengaruhi pendapatan

operasional yang selanjutnya gambaran

tersebut dapat digunakan sebagai acuan

pola pengelolaan manajemen keuangan

yang baik.

Berdasarkan rumusan masalah

diatas, hipotesis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah: (1) Terdapat pengaruh

signifikan untuk simpanan pokok, modal

penyertaan, simpanan wajib dan simpanan

sukarela terhadap pendapatan operasional

baik secara parsial maupun simultan, (2)

Variabel simpanan sukarela

Page 86: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Pengaruh Sumber Dana Terhadap Pendapatan Operasional

82

berpengaruh paling dominan terhadap

pendapatan operasioanl.

BMT adalah sebutan ringkas dari

Baitul Maal wat Tamwil, padanannya Balai

Usaha Mandiri Terpadu, yaitu lembaga

keuangan mikro (LKM) yang beroperasi

berdasarkan prinsip-prinsip syariah. BMT

sesuai namanya terdiri dari dua fungsi

utama yaitu: aitul maal dan Baitut

tamwil (rumah pengembangan harta)).

Prinsip operasional BMT terbagi ke

dalam dua kegiatan yaitu penggalangan

dana (funding) dan penyaluran dana

(lending/financing). Karim (2009: 264)

menyatakan bahwa produk dan jasa dalam

perbankan syariah dapat dibagi menjadi

dua bagian besar, yaitu: 1) Produk

Penghimpunan Dana (Funding), prinsip

operasional syariah yang diterapkan dalam

penghimpunan dana masyarakat adalah

prinsip wadi’ah dan mudharabah. 2)

Produk Penyaluran Dana (Financing),

dalam menyalurkan dananya kepada

nasabah, secara garis besar produk

pembiayaan syariah.

Simpanan pokok pada prinsipnya

adalah modal dasar koperasi yang

dipergunakan untuk melakukan usahanya.

Menurut Pachta W, dkk (2005: 117)

simpanan pokok adalah sejumlah uang

yang wajib disetorkan ke dalam kas

koperasi oleh para pendiri atau anggota

koperasi pada saat masuk menjadi anggota.

Simpanan pokok ini tidak dapat ditarik

kembali oleh anggota koperasi tersebut

selama yang bersangkutan masih tercatat

menjadi anggota koperasi.

Modal dasar koperasi yang disebut

dengan simpanan pokok, maka dalam

Undang-Undang Perkoperasian yang baru

telah diubah menjadi setoran pokok dengan

implikasi bahwa uang tersebut tidak dapat

ditarik kembali apabila anggota yang

bersangkutan keluar dari sebuah koperasi.

Pemupukan modal koperasi yang

berasal dari modal penyertaan, baik yang

berasal dari pemerintah maupun dari dana

masyarakat dilakukan dalam rangka

memperluas kemampuan untuk

menjalankan kegiatan usaha koperasi,

terutama usaha-usaha yang membutuhkan

dana untuk usaha yang memerlukan proses

jangka panjang. Kedudukan modal

penyertaan ini sama dengan equity. Yang

dimaksud dengan modal penyertaan pada

koperasi menurut Peraturan Pemerintah

Nomor 33 tahun 1998 adalah sejumlah

uang atau barang modal yang dapat dinilai

dengan uang yang ditanamkan oleh

pemodal untuk menambah dan memperkuat

struktur permodalan koperasi dalam

meningkatkan kegiatan usahanya. Pemodal

adalah pihak yang menanamkan modal

penyertaan pada koperasi. Berdasarkan SK

Menteri Koperasi No. 145/Menkop/1998,

penanaman modal penyertaan dapat

diperoleh dari pemerintah, dunia usaha dan

badan usaha lainnya baik yang

berkedudukan di dalam negeri maupun di

luar negeri, serta dari masyarakat umum.

Page 87: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

83

Dari ketentuan inilah maka koperasi dapat

menghimpun modal dari masyarakat luas di

lingkungan sekitarnya, bahkan menarik

modal dari luar negeri, baik secara manual

konvensional maupun secara modern

(Pachta W. dkk, 2005: 125).

Menurut Firdaus dan Susanto (2004:

72), Simpanan wajib adalah simpanan

tertentu yang tidak harus sama yang wajib

dibayar oleh anggota kepada koperasi

dalam waktu dan kesempatan tertentu.

simpanan wajib tidak dapat diambil

kembali selama yang bersangkutan masih

menjadi anggota.

Simpanan sukarela merupakan salah

satu bentuk simpanan yang ada dalam

koperasi, akan tetapi simpanan ini bukan

simpanan yang wajib diberikan oleh setiap

anggota kopersai melainkan bersifat bebas,

artinya simpanan sukarela bisa diberikan

kepada koperasi atau tidak. Menurut

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995

tentang Pelaksanaan Kegiatan Koperasi

Simpan Pinjam oleh Koperasi, simpanan

adalah dana yang dipercayakan oleh

anggota, calon anggota, koperasi-koperasi

lain dan/atau anggotanya kepada koperasi

dalam bentuk tabungan dan simpanan

koperasi berjangka.

Pendapatan merupakan unsur yang

paling penting dalam sebuah perusahaan

karena pendapatan akan dapat menentukan

maju mundurnya suatu perusahaan. Oleh

karena itu perusahaan harus berusaha

semaksimal mungkin untuk memperoleh

pendapatan yang diharapkan dengan

menggunakan segala sumber yang ada

dalam perusahaan seefisien mungkin.

Pendapatan pada dasarnya diperoleh

terutama dari hasil penjualan produk atau

jasa yang diberikan. Pada dunia perbankan

salah satu usahanya untuk memperoleh

pendapatan yaitu dengan menyediakan jasa

pinjaman kredit kepada nasabah,

pendapatan atau jasa.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini akan menguraikan

fakta-fakta dan informasi yang diperoleh di

lapangan, baik langsung maupun tidak

langsung dan membuat gambaran

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antara fenomena yang diteliti,

serta menguji hipotesis., maka penelitian

ini menggunakan desain penelitian

penjelasan (explanatory researh).

Jenis data dalam penelitian ini

meliputi data primer, melalui wawancara

langsung, dan data sekunder dari BMT dan

kepustakaan.

Adapun cara memecah data dan

sampelnya menggunakan rumus sebagai

berikut :

1 N 1

N i =1 NX= Ʃ Xi = (X1 + X2 + Xi + ……….. XN )

Dimana :

X = rata-rata perkiraan

N = nilai frekuensi

Page 88: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Pengaruh Sumber Dana Terhadap Pendapatan Operasional

84

Analisis data dilakukan dengan

menggunakan regresi linier berganda,

dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4

Dimana :

Y = Pendapatan operasional

a = Bilangan konstanta

b = Koefisien

X1= Simpanan pokok

X2= Modal penyertaan

X3= Simpanan wajib

X4= Simpanan sukarela

Untuk menguji F (F – test) digunakan

rumus:

R² / (k-1)(1-R²) / (n-k)

F hitung =

Dimana:∑ ei²∑ yi²

R² = 1

Uji t (t–test), untuk menguji t digunakan

rumus:

bᵢsbᵢ

t hitung =

Di mana :

bᵢ = koefisien regresisbᵢ = standar error bᵢ

PEMBAHASAN

Berkaitan dengan penelitian ini

penulis menganalisis perkembangan

pendapatan operasional BMT Pahlawan

Tulungagung tahun 2008-2012 dalam

setiap kwartal. Dengan data tersebut

terungkap pendapatan operasional

meningkat atau menurun sebagaimana

ditunjukkan dalam table berikut:

Tabel 1. Pendapatan Operasioanal Periode 2000-2012

Tahun KwartalPendapatan Operasional

(Rp)Perkembangan

(Rp) (%)

2008

I 17.210.913 - 0II 18.736.971 1.526.058 8,1III 19.190.276 453.305 2,3

Total 55.138.160 - 0

2009

I 20.820.296 1.630.020 7,8II 21.809.276 988,990 4,5III 21.513.758 (295518) (1,3)

Total 64.143.330 9.005.170 14

2010

I 22.123.439 609.681 2,7II 23.328.617 1.205.178 5,1III 23.674.853 346.236 1,4

Total 69.126.909 4.983.579 7,2

2011

I 24.785.853 1.111.000 4,4II 24.850.492 64.639 0,2III 25.470.551 620.059 2,4

Total 75.106.896 5.979.987 7,9

2012

I 25.801.664 331.113 1,2II 25.544.089 (257.575) (1)III 26.751.411 1.207.322 4,5

Total 78.097.164 2.990.268 3,8

Sumber : Data Sekunder, diolah, 2012

Page 89: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

85

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat

diketahui bahwa terjadi kenaikan dan

penurunan pendapatan operasional BMT

Pahlawan Tulungagung periode tahun

2008–2012 dalam setiap kwartal. Pada

tahun 2008 kwartal I sebesar Rp.

17.210.913,- mengalami kenaikan pada

kwartal II menjadi Rp. 18.736.971,- dan

pada kwartal III naik menjadi Rp.

19.190.276,-. Pada tahun 2009 kwartal I

mengalami kenaikan menjadi Rp.

20.820.296, pada kwartal II naik menjadi

Rp. 21.809.276 dan pada kwartal III

mengalami penurunan menjadi Rp.

21.513.758,- Pada tahun 2010 kwartal I

mengalami kenaikan menjadi Rp.

22.123.439 pada kwartal II naik menjadi

Rp. 23.328.617 dan pada kwartal III naik

menjadi Rp. 23.674.853,-. Tahun 2011

Kwartal I naik menjadi Rp. 24.785.853

kwartal II naik menjadi Rp. 24.850.492 dan

pada kwartal III naik menjadi Rp.

25.470.551,-. Tahun 2012 kwartal I

mengalami kenaikan menjadi Rp.

25.801.664 kemudian pada kwartal II

terjadi penurunan menjadi Rp. 25.544.089

dan pada kwartal III naik menjadi Rp.

26.751.411,-.

Dalam penelitian ini penulis meneliti

pengaruh permodalan terhadap pendapatan

operasional. Oleh karena itu kaitannya

dengan analisis dalam penelitian ini adalah

hendak diketahui variabel-variabel

permodalan melalui besaran simpanan

pokok, modal penyertaan, simpanan wajib

dan simpanan sukarela BMT Pahlawan

Tulungagung tahun buku 2008 sampai

dengan tahun 2012.

Tabel 2. Simpanan Pokok Periode 2008–2012

Tahun KwartalSimpanan

Pokok (Rp)Perkembangan

(Rp.) (%)

2008

I 20.160.166 - 0II 20.242.064 81.898 0,4III 21.411.872 1.169.808 5,4

Total 61.814.102 - 0

2009

I 24.785.088 3.373.216 13,6II 27.958.857 3.173.769 11,3III 27.812.381 (146.476) (0,5)

Total 80.556.326 18.742.224 23,2

2010

I 27.256.157 (556.224) (2)II 27.169.530 (86.627) (0,3)III 27.396.839 227.309 0,8

Total 81.822.526 1.266.200 1,5

2011

I 26.932.671 (464.168) (1,7)II 27.222.437 289.766 1III 27.713.439 491.002 1,7

Total 81.868.547 46.021 0,05

2012

I 27.498.761 (214.678) (0,8)II 27.276.460 (222.301) (0,8)III 28.187.564 911.104 3,2

Total 82.962.785 1.094.238 1,3Sumber : Data Sekunder, diolah, 2012

Page 90: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Pengaruh Sumber Dana Terhadap Pendapatan Operasional

86

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat

diketahui kenaikan dan penurunan

Simpanan Pokok pada BMT Pahlawan

Tulungagung periode tahun 2008 sampai

dengan 2012 dalam setiap kwartal. Pada

tahun 2008 kwartal I sebesar Rp.

20.160.166,- mengalami kenaikan pada

kwartal II menjadi Rp. 20.242.064,- dan

pada kwartal III naik menjadi Rp.

21.411.872,-. Pada tahun 2009 kwartal I

mengalami kenaikan menjadi Rp.

24.785.088, pada kwartal II naik menjadi

Rp. 27.958.857,- dan pada kwartal III

mengalami penurunan menjadi Rp.

27.812.381,-. Pada tahun 2010 kwartal I

mengalami penurunan menjadi Rp.

27.256.157,- pada kwartal II turun lagi

menjadi Rp. 27.169.530,- dan pada kwartal

III kembali naik menjadi Rp. 27.396.839,-.

Tahun 2011 Kwartal I naik menjadi Rp.

26.932.671,- kwartal II naik menjadi Rp.

27.222.437,- dan pada kwartal III naik

menjadi Rp. 27.713.439,-. Tahun 2012

kwartal I mengalami penurunan menjadi

Rp. 27.498.761,- kemudian pada kwartal II

terjadi penurunan lagi menjadi Rp.

27.276.460,- dan pada kwartal III naik

menjadi Rp. 228.187.564,-.

Modal penyertaan adalah penyetoran

modal pada koperasi berupa uang dan/atau

barang yang dapat dinilai dengan uang

yang disetorkan oleh perorangan dan/atau

badan hukum untuk menambah dan

memperkuat permodalan koperasi guna

meningkatkan kegiatan usahanya.

Tabel 3. Modal Penyertaan Periode 2008-2012

Tahun Kwartal Modal Penyertaan (Rp)Perkembangan

(Rp.) (%)

2008

I 30.981.384 - 0II 34.573.166 3.591.782 10,3III 47.298.266 12.725.100 0

Total 112.852.816 -

2009

I 48.319.672 1.021.406 2,1II 50.873.166 2.553.494 5III 48.700.723 (2.172.443) (4,4)

Total 147.893.561 35.040.745 23,6

2010

I 53.078.416 4.377.693 8,2II 55.706.500 2.628.084 4,7III 59.707.468 4.000.968 6,8

Total 168.492.384 20.598.823 12,2

2011

I 62.412.903 2.705.435 4,3II 60.373.166 (2.039.737) (3,3)III 62.335.786 1.962.620 2,6

Total 185.121.855 16.629.471 8,9

2012

I 73.890.832 11.555.046 15,3II 65.039.833 (8.850.999) (13,6)III 67.710.720 2.670.887 3,9

Total 206.641.385 21.519.530 10,4

Sumber : Data Sekunder, diolah, 2012

Page 91: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

87

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat

diketahui kenaikan dan penurunan modal

penyertaan BMT Pahlawan Tulungagung

periode tahun 2008 – 2012 dalam setiap

kwartal. Pada tahun 2008 kwartal I sebesar

Rp. 30.981.384,- mengalami kenaikan pada

kwartal II menjadi Rp. 34.573.166,- dan

pada kwartal III naik menjadi Rp.

47.298.266,-. Pada tahun 2009 kwartal I

mengalami peningkatan menjadi Rp.

48.319.672,- pada kwartal II naik menjadi

Rp. 50.873.166,- dan pada kwartal III

mengalami penurunan menjadi Rp.

48.700.723,-. Pada tahun 2010 kwartal I

mengalami penurunan menjadi Rp.

53.078.416,- pada kwartal II naik lagi

menjadi Rp. 55.706.500,- dan pada kwartal

III kembali naik menjadi Rp. 59.707.468,-

Tahun 2011 Kwartal I naik menjadi Rp.

62.412.903,- kwartal II turun menjadi Rp.

60.373.166,- dan pada kwartal III menguat

lagi menjadi Rp. 62.335.786,-. Tahun 2012

kwartal I mengalami peningkatan menjadi

Rp. 73.890.832,- kemudian pada kwartal II

terjadi penurunan menjadi Rp. 65.039.833,-dan pada kwartal III kembali naik menjadi

Rp. 67.710.720,-

Simpanan wajib adalah jumlah

simpanan tertentu yang tidak harus sama

yang wajib dibayar oleh anggota kepada

koperasi dalam waktu dan kesempatan

tertentu. Simpanan wajib tidak dapat

diambil kembali selama yang bersangkutan

masih menjadi anggota. Simpanan wajib

adalah sejumlah uang yang harus disetor

oleh para anggota koperasi secara terus-

menerus tanpa batas maksimum nomi-

nalnya.

Tabel 4. Simpanan Wajib Periode 2008-2012

Tahun KwartalSimpanan

Wajib (Rp)Perkembangan

(Rp) (%)2008 I 7.732.710 - 0

II 8.578.000 845.290 9,8III 9.090.397 512.397 5,6

Total 25.401.107 - 02009 I 10.687.901 1.597.504 14,9

II 12.100.777 1.412.876 11,6III 13.845.676 1.744.899 12,6

Total 36.634.354 11.233.247 30,62010 I 14.352.014 506.338 3,5

II 15.809.622 1.457.608 9,2III 16.009.793 200.171 1,2

Total 46.171.429 9.537.075 20,62011 I 17.604.557 1.594.764 9

II 17.909.351 304.794 1,7III 18.746.014 836.663 4,4

Total 54.259.922 8.088.493 14,92012 I 18.822.894 76.880 0,4

II 24.204.069 5.381.175 22,2III 25.190.388 986.319 3,9

Total 68.217.351 13.957.429 20,4

Sumber : Data Sekunder, diolah, 2012

Page 92: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Pengaruh Sumber Dana Terhadap Pendapatan Operasional

88

Berdasarkan table 4 dapat diketahui

kenaikan dan penurunan Simpanan Wajib

BMT Pahlawan Tulungagung tahun 2008–2012 dalam setiap kwartal. Pada tahun

2008 kwartal I sebesar Rp 7.732.710,-

mengalami kenaikan pada kwartal II

menjadi Rp. 8.578.000,- dan pada kwartal

III naik menjadi Rp. 9.090.397,-. Pada

tahun 2009 kwartal I mengalami

peningkatan menjadi Rp. 10.687.901, pada

kwartal II naik menjadi Rp. 12.100.777dan

pada kwartal III mengalami peningkatan

menjadi Rp. 13.845.676,-. Pada tahun 2010

kwartal I naik menjadi Rp. 14.352.014 pada

kwartal II naik lagi menjadi Rp.

15.809.622,- dan pada kwartal III kembali

naik menjadi Rp. 16.009.793,-. Tahun 2011

Kwartal I naik menjadi Rp. 17.604.557,-

kwartal II naik menjadi Rp. 17.909.351,-

dan pada kwartal III menguat lagi menjadi

Rp. 18.746.014,-. Tahun 2012 kwartal I

mengalami peningkatan menjadi Rp.

18.822.894,- kemudian pada kwartal II

terjadi peningkatan tajam menjadi Rp.

24.204.069,- dan pada kwartal III kembali

naik menjadi Rp. 25.190.388,-.

Tabel 5. Simpanan Sukarela Periode 200-2012

Tahun KwartalSimpanan

Sukarela (Rp)Perkembangan

(Rp.) (%)

2008

I 1.905.412.559 - 0II 2.044.019.873 138.607.314 6,7III 2.280.561.155 236.541.282 10,3

Total 6.229.993.587 - 0

2009

I 2.675.007.037 394.445.882 14,7II 2.812.665.611 137.658.574 4,8III 2.987.234.012 174.568.401 5,8

Total 8.474.906.660 2.244.913.073 26,4

2010

I 3.066.449.870 79.215.858 2,5II 3.169.663.782 103.213.912 3,2III 3.400.452.299 230.788.517 6,7

Total 9.636.565.951 1.161.659.291 12

2011

I 3.931.761.021 531.308.722 13II 4.002.057.910 70.296.889 2,2III 4.074.536.378 72.478.468 1,7

Total 12.008.355.309 2.371.789.358 19,7

2012

I 4.098.553.119 24.016.741 0,5II 4.056.947.049 (41.606.070) (1)III 4.114.903.411 57.956.362 1,4

Total 12.270.403.579 262.048.270 2,1

Sumber : Data Sekunder, diolah, 2012

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat

diketahui terjadi kenaikan dan penurunan

Simpanan Sukarela BMT Pahlawan

Tulungagung periode tahun 2008–2012

dalam setiap kwartal. Pada tahun 2008

kwartal I sebesar Rp. 1.905.412.559,-

mengalami kenaikan pada kwartal II

sebesar Rp. 2.044.019.873,- dan pada

Page 93: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

89

kwartal III naik sebesar Rp.

2.280.561.155,-. Pada tahun 2009 kwartal I

sebesar Rp. 2.675.007.037,- pada kwartal II

naik sebesar Rp. 2.812.665.611,- dan pada

kwartal III mengalami peningkatan sebesar

Rp. 2.987.234.012,-. Pada tahun 2010

kwartal I sebesar Rp. 3.066.449.870,- pada

kwartal II naik sebesar Rp. 3.169.663.782,-

dan pada kwartal III kembali naik sebesar

Rp. 3.400.452.299,-. Tahun 2011 Kwartal I

sebesar Rp. 3.931.761.021,- kwartal II naik

sebesar Rp. 4.002.057.910,- dan pada

kwartal III menguat lagi sebesar Rp.

4.074.536.378,-. Tahun 2012 kwartal I

sebesar Rp. 4.098.553.119,- kemudian pada

kwartal II terjadi penurunan menjadi Rp.

4.056.947.049,- dan pada kwartal III

kembali naik sebesar Rp. 4.114.903.411,-.

Analisis permodalan terhadap

pendapatan operasional dengan

menggunakan analisis regresi berganda

dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 6. Regresi Linier Berganda (Coefficients)

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients T Sig.

B Std. Error Beta1 (Constant)

Simpanan PokokModal penyertaanSimpanan WajibSimpanan Sukarela

637036.085.398.194.207.001

3.002E6.044.068.104.000

.571

.694

.627

.459

.2129.1142.8602.0033.310

.836

.000

.017

.073

.008

a.Dependent Variabel: Pendapatan Operasional

Sumber : Data sekunder, diolah, 2012

Berdasarkan tebel 6 yang diperoleh

dari hasil pengolahan dengan menggunakan

program SPSS 16.0 for Windows maka

diperoleh persamaan regresi berganda

sebagai berikut :

Y = 637.036.085 + 0.398X1 + 0.194X2 +

0.207X3 + 0.001X4

Persamaan regresi di atas dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a = 637.036.085 menunjukkan bahwa jika

X atau permodalan (simpanan pokok,

modal penyertaan, simpanan wajib, dan

simpanan sukarela) konstan atau X1, X2, X3

dan X4 = 0, maka volume pendapatan

operasional sebesar Rp. 637.036.085. b1=

0.398 artinya jika simpanan pokok (X1)

mengalami peningkatan Rp. 1,- dan modal

penyertaan (X2), simpanan wajib (X3), serta

simpanan sukarela (X4) tetap maka

pendapatan operasional (Y) akan meng-

alami peningkatan sebesar Rp. 0.398,-. b2 =

0.194 artinya jika modal penyertaan (X2)

mengalami peningkatan sebesar Rp. 1,- dan

simpanan pokok (X1), simpanan wajib

(X3), serta sempanan sukarela (X4) tetap

Page 94: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Pengaruh Sumber Dana Terhadap Pendapatan Operasional

90

maka pendapatan operasional (Y) akan

mengalami peningkatan sebesar Rp. 0.194,-

b3= 0.207 artinya jika simpanan wajib (X3)

mengalami peningkatan sebesar Rp. 1,- dan

simpanan pokok (X1), modal penyertaan

(X2), serta simpanan sukarela (X4) tetap

maka pendapatan operasional (Y) akan

mengalami peningkatan sebesar Rp. 0.207,-

b4= 0.001 artinya jika simpanan sukarela

(X4) mengalami peningkatan sebesar Rp 1,-

dan simpanan pokok (X1), modal

penyertaan (X2), serta simpanan wajib (X3)

tetap maka pendapatan operasional (Y)

akan mengalami peningkatan sebesar Rp

0,001,-.

Koefisien konstanta regresi sebesar

637.036.085 artinya bahwa pendapatan

operasional BMT Pahlawan dipengaruhi

permodalan sebesar 637.036.085. koefisien

variable bebas bertanda positif yaitu

simpanan pokok, modal penyertaan,

simpanan wajib dan simpanan sukarela

memiliki pengaruh positif dengan

pendapatan operasional, yang artinya

mempunyai pengaruh searah. Dengan kata

lain peningkatan simpanan pokok, modal

penyertaan, simpanan wajib dan simpanan

sukarela diikuti oleh naiknya pendapatan

operasional.

Tabel 7. Pengaruh Permodalan Terhadap Pendapatan Operasional

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error ofthe Estimate

1 .992ª .985 .979 338071.663a. Predictors: (Constant), Simpanan Pokok, Modal Penyertaan, Simpanan Wajib, Simpanan Sukarela

Sumber : Data Sekunder, diolah, 2012

Dalam kaitannya dengan tabel 7 di

atas maka dapat disajikan interpretasi atau

arti ekonominya sebagai berikut:

Koefisien determinasi (R2) = 97,9

yang menunjukkan bahwa 97,9 %

pendapatan operasional BMT Pahlawan

Tulungagung tahun buku 2008 – 2012

dipengaruhi oleh permodalan, sedangkan

sisanya 2,1 % dipengaruhi oleh faktor lain

yang tidak diteliti.

Pengujian secara simultan (uji F)

dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 8. Annova

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.RegressionResidualTotal

7.457E131.143E127.572E13

41014

1.864E131.143E11

163.118 .000ª

a. Predictors: (Constant), Simpanan Pokok, Modal Penyertaan, Simpanan Wajib, Simpanan Sukarelab.Dependent Variable: Pendapatan Operasional

Sumber : Data Sekunder, diolah, 2012.

Page 95: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

91

Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa

uji simultan ini menghasilkan nilai F hitung

sebesar 163.118 dengan tingkat signifikansi

0,000 atau kurang dari 0,05. Nilai F tabel

untuk model regresi di atas dengan df untuk

α = 0,05 adalah db1 = k dan db2 n-k-1 (4,7)

adalah 4,12. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa F hitung > F tabel, yaitu 163.118 >

4,12. Dengan demikian simpanan pokok,

modal penyertaan, simpanan wajib dan

simpanan sukarela secara simultan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pendapatan operasional.

Pengujian secara parsial atas variable

bebas terhadap variable terikat dengan hasil

sebagai berikut:

Tabel 9. Uji-t

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients T Sig.

B Std. Error Beta1 (Constant)

Simpanan PokokModal penyertaanSimpanan WajibSimpanan Sukarela

637036.085.398.194.207.001

3.002E6.044.068.104.000

.571

.694

.627

.459

.2129.1142.8602.0033.310

.836

.000

.017

.073

.008

a. Dependent Variabel : Pendapatan Operasional

Sumber : Data Sekunder, diolah 2012.

Dari hasil uji parsial pada tabel 9

pengaruh masing-masing variable

simpanan pokok, modal penyertaan,

simpanan wajib dan simpanan sukarela

dapat dijelaskan sebagai berikut;

a. Pengaruh simpanan pokok terhadap

pendapatan operasional BMT Pahlawan

Tulungagung pada tahun buku 2008 –2012.

Variabel simpanan pokok mendapat-

kan statistik uji t sebesar 9.114 dengan

signifikansi 0.000. Nilai t tabel untuk

model regresi di atas df untuk α = 0,05adalah 2,3646. Hasil uji tersebut

menunjukkan bahwa nilai signifikansi

0,000 < 0,05 (5%) dan nilai t-hitung

(9,114) > t tabel (2,3646). Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa

simpanan pokok berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pendapatan operasi-

onal.

b. Pengaruh modal penyertaan terhadap

pendapatan operasional BMT Pahlawan

Tulungagung pada tahun buku 2008 –2012.

Variabel modal penyertaan

mendapatkan statistik uji t sebesar 2.860

dengan signifikansi 0,017. Nilai t tabel

untuk model regresi di atas df untuk α =0,05; n-k-1 (0,05;7) adalah 2,3646. Hasil

uji tersebut menunjukkan bahwa nilai

signifikansi (0,017) < 0,05 (5%) dan nilai t

hitung (2,860) > t tabel (2,3646). Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa modal

Page 96: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Pengaruh Sumber Dana Terhadap Pendapatan Operasional

92

penyertaan berpengaruh positif signifikan

terhadap pendapatan operasional.

c. Pengaruh simpanan wajib terhadap

pendapatan operasional BMT Pahlawan

Tulungagung pada tahun buku 2008 –2012.

Variabel simpanan wajib mendapat-

kan statistik uji t sebesar 2,003 dengan

signifikansi 0,073. Nilai t tabel untuk

model regresi di atas df untuk α =0,05;n-k-

1 (0,05;7) adalah 2,3646. Hasil uji tersebut

menunjukkan bahwa nilai signifikansi

(0,073) > 0,05 (5%) dan nilai t hitung

(2,003) < t tabel (2,3646). Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa

simpanan wajib berpengaruh tidak

signifikan terhadap pendapatan operasi-

onal.

d. Pengaruh simpanan sukarela terhadap

pendapatan operasional BMT Pahalawan

Tulungagung pada tahun buku 2008-2012.

Variabel simpanan sukarela menda-

patkan statistik uji t sebesar 3.310 dengan

signifikansi 0,008. Nilai t tabel untuk

model regresi di atas df untuk α = 0,05; n-

k-1 (0,05; 7) adalah 2,3646. Hasil uji

tersebut menunjukkan bahwa nilai

signifikansi (0,008) < 0,05 (5%) dan nilai t

hitung (3.310) > t tabel (2,3646). Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa

simpanan sukarela berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pendapatan operasi-

onal.

Berdasarkan hasil uji t di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling

dominan signifikan mempengaruhi nilai

pendapatan operasional adalah variabel

simpanan pokok (X1) dengan koefisien regresi

paling besar (0,398). Sehingga dikarenakan

pengaruh positif dari variabel simpanan pokok

(X1) yang sangat dominan, maka nampak pada

hasil pengujian uji t, ke tiga variabel

independen yang lain yaitu modal penyertaan

(X2) dan simpanan sukarela (X4), berpengaruh

positif signifikan dan simpanan wajib (X3),

yang tampak tidak berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan operasional.

Dengan demikian hipotesis pada

penelitian ini yang menyatakan dugaan

bahwa variabel simpanan sukarela (X4)

merupakan variabel yang paling dominan

berpengaruh terhadap pendapatan

operasional tidak terbukti, melainkan

variabel simpanan pokok (X1) yang

berpengaruh paling dominan terhadap

pendapatan operasional.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan yang telah dilakukan oleh

penulis maka dapat disimpulkan sebagai

berikut: 1) Dengan menggunakan alat

analisis uji F, simpanan pokok, modal

penyertaan, simpanan wajib dan simpanan

sukarela pada BMT Pahlawan

Tulungagung dalam periode tahun 2008

sampai dengan tahun 2012 berpengaruh

positif dan signifikan terhadap pendapatan

operasional.

Dengan menggunakan alat analisis uji

t, menunjukkan bahwa: (1) simpanan

Page 97: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014

93

pokok berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pendapatan operasional, (2) modal

penyertaan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pendapatan operasi-

onal, (3) simpanan wajib ber-pengaruh

tidak signifikan terhadap pendapatan

operasional, (4) simpanan sukarela

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pendapatan operasional.

Variabel yang paling dominan

berpengaruh terhadap pendapatan

operasional adalah variabel simpanan

pokok.

Berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan, maka saran-saran yang

disampaikan sebagai berikut: (1) Pengurus

dan pengelola BMT Pahlawan

Tulungagung. untuk meningkatkan

pelayanan kepada anggota dan nasabah.

Dengan peningkatan pelayanan yang lebih

baik maka mereka akan tertarik untuk

melakukan partisipasi dan transaksi. Di

samping itu juga hendaknya pengurus lebih

giat lagi mengajak para anggotanya untuk

meningkatkan perolehan modal sendiri.

Sehingga dengan demikian BMT Pahlawan

Tulungagung akan dapat meningkatkan

penadapatan operasional-nya, (2) Penda-

patan operasional BMT Pahlawan

Tulungagung cenderung mengalami

fluktuatif atau naik turun yang

memungkinkan dapat mengganggu kinerja

BMT Pahlawan Tulungagung dan

kesejahteraan anggotanya. Untuk itu para

anggota sebaiknya selalu aktif

meningkatkan volume modal sendiri agar

memperoleh pendapatan yang tinggi,

sehingga tujuan dan kesejahteraan anggota

pada BMT Pahlawan Tulungagung dapat

tercapai, (3) Dinas Koperasi dan UKM

hendaknya melakukan pembinaan secara

rutin pada BMT Pahlawan Tulungagung

dan memberikan bantuan dana untuk

pengembangan koperasi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktek.Edisi Revisi VI. Jakarta: Penerbit PT.Rineka Cipta.

Firdaus dan Susanto, Agus, Edi. 2004.Perkoperasian. Bogor: PenerbitGhalia Indonesia.

Harmono. 2011. Manajemen KauanganBerbasis Balanced Scorecard,Cetakan Kedua, Jakarta: Penerbit PTBumi Aksara.

Hendrojogi 2000. Koperasi Azas-AzasTeori dan Praktek, Edisi Revisi,Jakarta: Penerbit PT Raja GrafindoPersada.

Kasmir. 2004. Bank dan LembagaKeuangan Lainnya, Edisi Keempat,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Modul Pelatihan BMT. 2006. PusatInkubasi Bisnis Usaha Kecil (Pinbuk)Tulungagung.

Muhamad, Adji. 2009. Pendidikan AnggotaKoperasi. Darihttp://www.lapenkopnas.com, diakses29 Maret 2013.

Pachta. Andjar. dkk, 2005. ManajemenKoperasi Teori Dan Praktek, EdisiKetiga, Yogyakarta: Penerbit GrahaIlmu.

Page 98: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Analisis Pengaruh Sumber Dana Terhadap Pendapatan Operasional

94

Sitio. Arifin. dan Tamba, Haloman. 2006.Koperasi Teori Dan Praktek, Cetakanke III. Surabaya: Penerbit Erlangga.

Soemitra. Andi. 2009. Bank dan LembagaKeuangan Syari’ah, Cetakan ke I,Jakarta: Penerbit Kencana PrenadaMedia.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012.Tentang Perkoperasian. Darihttp://www.hukumonline.com.diakses 8 Januari 2013.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992.2001. Tentang Perkoperasian,Cetakan VIII, Surabaya: PenerbitArkola.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967.Tentang Pokok - Pokok Perkoperasi-an, http://www.dpr.go.id/uu/uu1967.diakses 8 Januari 2013.

Sudarsono, Heri. 2008. Bank dan LembagaKeuangan Syari’ah Deskripsi danIlustrasi. Edisi 3. Yogyakarta:Penerbit EKONISIA FE UII.

Sudaryono, Saefullah, Asep dan Rahardja,Untung. 2012. Statistik Deskriptif ForIT. Cetakan Pertama. Yogyakarta:Penerbit CV Andi.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian,Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sukirno, Sadono. 2005. Mikro EkonomiTeori Pengantar. Edisi Ketiga.Jakarta: Penerbit PT Raja GrafindoPersada.

Page 99: ENEFIT - fakultasekonomiunita.files.wordpress.com · Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung Krisan Sisdiyantoro Bambang

Petunjuk bagi PenulisBENEFIT

1. Artikel yang ditulis meliputi hasil telaah dan hasil penelitian di bidang manajemen dan akuntansi. Naskahdiketik dengan program Microsoft Word, huruf Time new Roman, ukuran 12 pts, dengan spasi ganda,dicetak pada kertas A4 sepanjang maksimum 30 halaman, dan diserahkan dalam bentuk print-outsebanyak 1 eksemplar beserta soft-copy-nya. Pengiriman naskah juga dapat dilakukan melalui e-mail kealamat: [email protected]

2. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia. Sistematika penulisan artikel hasil penelitian adalah judul; namapenulis, abstrak diserttai kata kunci; pendahuluan, metode, hasil dan pembahasan , simpulan, serta daftarrujukan.

3. Judul artikel dalam bahasa Indonesia tidak boleh lebih dari 12 kata, dan judul dalam bahasa Inggris tidakboleh lebih dari 10 kata. Judul dicetak dengan huruf kapital ditengah-tengah dengan ukuran huruf 13 poin.

4. Nama penulis artikel dicantumkan tanpa gelar akademik, disertai nama dan alamay lembaga asal danditempatkan di bawah judul artikel. Dalam hal artikrl ditulis oleh tim, penyunting hanya berhubunganpenulis utama atau penulis yang namamya tercantum pada urutan pertama. Penulis utama harusmencantumkan alamat korespondensi atau e-mail.

5. Abstrak dan kata kunci ditulis dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris). Panjang masing-masing abstrakmaksimum 150 kata, sedangkan jumlah kata kunci 3-5 kata atau gabungan kata. Abstrak minimal berisijudul artikel, tujuan, metode, dan hasil penelitian.

6. Bagian pendahuluan berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian dan hasil kajian pustaka.Seluruh bagian pendahuluan dipaparkan secara terintegrasi dalam bentuk paragraf-paragraf, denganpanjang 15-20% dari total panjang artikel.

7. Bagian metode berisi paparan dalam bentuk paragraf tentang rancangan penelitian, sumber data, teknikpengumpulan data, dan analisis data yang secara nyata dilakukan oleh peneliti dengan panjang 10-15%dari total panjang artikel.

8. Bagian hasil penelitian berisi paparan hasil analisis yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian. Setiaphasil penelitian harus dibahas. Pembahasan berisi pemaknaan hasil dan perbandingan dengan teoridan/atau hasil penelitian sejenis. Panjang paparan hasil dan pembahasan 40-60% dari total panjang artikel.

9. Bagian simpulan berisi temuan penelitian yang berupa jawaban atas pertanyaan atau berupa intisari hasilpembahasan. Simpulan disajikan dalam bentuk paragraf.

10. Daftar rujukan hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk, dan semua sumber yang dirujuk harustercantum dalam daftar rujukan. Sumber rujukan minimal 80% berupa pustaka terbitan 10 tahun terakhir.Rujuan yang digunakan adalah sumber-sumber primer berupa artikel-artikel penelitian dalam jurnal ataulaporan penelitian (termasuk skripsi, tesis, disertasi).

11. Perujukan dan pengutipan menggunakan teknik rujukan berkurung (nama akhir, tahun). Pencantumansumber pada kutipan langsung hendaknya disertai keterangan tentang nomor halaman tempat asal kutipan.Contoh: (Carrens, 2002: 37).

12. Daftar rujukan disusun dengan tata cara seperti contoh berikut ini dan diurutkan secara alfabetis dankronologis.Artikel dari jurnal:Anindita, Ratya dan Shinta, Agustina. 2008. Pengaruh Kurs Dollar dan Harga Jagung Dunia terhadap

Harga Jagung di Jawa Timur. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial (Social Sciences), 20 (1): 14-21.Referensi dari buku:Berman, B., dan J.R. Evans. 2001. Retail Management A Strategic Approach. Edisi ke-8. New Jersey:

Prentice Hall., Inc.Referensi dari buku terjemahan:Kieso, Donald, E., Weygandt, Jerry, J. & Warfield, Terry, D. 2007. Akuntansi Intermediate. Jilid 1, Edisi

Keduabelas. Terjemahan Emil Salim. 2008. Jakarta: Penerbit Erlangga.Artikel dalam Koran:Suwandi, Adig, 22 Mei 2008. Kebangkitan Industri Gula. Jawa Pos, hal. 4.Artikel dalam jurnal online:Marlina, Lisa dan Danica, Clara. 2009. Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return

on Assets terhadap Devidend Payout Ratio. Jurnal Manajemen Bisnis, (Online), 2 (1): 1-6,(http:///www.slideshare.net/RinggaArie/jurnal-manajemen-bisnis-vol-2-1-jan-2009), diakses 31Januari 2009.

Dokumen resmi:Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: PT

Armas Duta Jaya.Skripsi, Tesis, Disertasi, Laporan penelitian:Agung, Perdana. 2008. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Produktivitas Karyawan Bagian Produksi

pada PT Putra Lestari Indah di Tulungagung. Skripsi tidak dipublikasikan, Tulungagung: FakultasEkonomi Universitas Tulungagung.