empedu

2
Hasil-hasil pemecahan metabolisme, paling banyak dikelurkan dari tubuh lewat ginjal bersama urine, terutama berlaku untuk akhir metabolisme protein yang mengandung nitrogen. Pada keadaan sakit metabolisme terganggu, ginjal mengeluarkan hasil-hasil pemecahan metabolisme yang terganggu tersebut asalkan fungsi ginjal cukup baik, juga banyak racun- racun dan obat-obat yang dikeluarkan oleh urine baik dalam keadaan tidak diubah maupun dalam hasil-hasil pemecahanya. Urin pada keadaan abnormal dapat ditemukan glukosa, asam amino, protein dan berbagai senyawa lain seperti pigmen empedu, darah dan porifirin yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa penyakit terten tu Empedu memegang perang penting dalam pencernaan. Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan yang diekskresikan oleh hepatosit hati pada sebagian bear vertebrata. Cairan empedu dibuat dalam hati dan disimpan dalam kantung empedu apabila tidak digunakan. Kantung empedu ini melekat pada hati. Pada watu proses pencernaan makanan kantung empedu berkontraksi dan mengeluarkan cairan empedu ke dalam duodenum, melalui saluran yang menyatu dengan saluran cairan pankreas pada bagian akhir. Cairan empedu mengandung zat organik yaitu asam-asam empedu, bilirubin, dan kolesterol (Poedjiadi A 2006). Bila terjadi sumbatan saluran empedu, maka empedu akan ada dalam urin. Analisis pigmen empedu dalam urin dilakukan dengan menggunakan dua pengujian yaitu uji gmelin dan uji busa. Uji gmelin dilakukan dengan penambahan HNO 3 pekat. Prinsip uji pigmen empedu yaitu penentuan pigmen empedu dalam urin dimana dengan larut an asam nitrat pekat akan terbe ntuk cincin putih yang menunjukkan adanya pigmen empedu. Berdasarkan uji gmelin urin tidak menunjukan adanya cincin putih, hal tersebut menunjukan bahwa sampel urin tidak mengandung empedu. Uji busa dalam analisis empedu dilakukan dengan prinsip uji dimana urin yang mengandung empedu berwarna hijau kekuningan sampai coklat dan bila dikocok akan membentuk busa. Berdasarkan hasil percobaan uji busa, busa yang terbentuk setelah pengocokan kemudian didiamkan 3 menit, menunjukan hasil negatif dimana busa yang terbentuk lama-kelamaan berkuran dan hilang. Busa tersebut terbentuk dapat menunjukan adanya bilirubin, dimana bilirubin terkandung dalam empedu. Banyaknya busa yang terbentuk sebnading dengan banyaknya bilirubin, dimana bilirubin terkandung dalam urin disebabkan konsumsi obat-obatan yang menyebabkan bilirubinia seperti asetofenazin.

Upload: reginaoktoris

Post on 28-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: empedu

Hasil-hasil pemecahan metabolisme, paling banyak dikelurkan dari tubuh lewat ginjal bersama urine, terutama berlaku untuk akhir metabolisme protein yang mengandung nitrogen. Pada keadaan sakit metabolisme terganggu, ginjal mengeluarkan hasil-hasil pemecahan metabolisme yang terganggu tersebut asalkan fungsi ginjal cukup baik, juga banyak racun-racun dan obat-obat yang dikeluarkan oleh urine baik dalam keadaan tidak diubah maupun dalam hasil-hasil pemecahanya. Urin pada keadaan abnormal dapat ditemukan glukosa, asam amino, protein danberbagai senyawa lain seperti pigmen empedu, darah dan porifirin yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa penyakit tertentu

Empedu memegang perang penting dalam pencernaan. Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan yang diekskresikan oleh hepatosit hati pada sebagian bear vertebrata. Cairan empedu dibuat dalam hati dan disimpan dalam kantung empedu apabila tidak digunakan. Kantung empedu ini melekat pada hati. Pada watu proses pencernaan makanan kantung empedu berkontraksi dan mengeluarkan cairan empedu ke dalam duodenum, melalui saluran yang menyatu dengan saluran cairan pankreas pada bagian akhir. Cairan empedu mengandung zat organik yaitu asam-asam empedu, bilirubin, dan kolesterol (Poedjiadi A 2006). Bila terjadi sumbatan saluran empedu, maka empedu akan ada dalam urin.

Analisis pigmen empedu dalam urin dilakukan dengan menggunakan dua pengujian yaitu uji gmelin dan uji busa. Uji gmelin dilakukan dengan penambahan HNO3 pekat. Prinsip uji pigmen empedu yaitu penentuan pigmen empedu dalam urin dimana dengan larutan asam nitrat pekat akan terbentuk cincin putih yang menunjukkan adanya pigmen empedu. Berdasarkan uji gmelin urin tidak menunjukan adanya cincin putih, hal tersebut menunjukan bahwa sampel urin tidak mengandung empedu.

Uji busa dalam analisis empedu dilakukan dengan prinsip uji dimana urin yang mengandung empedu berwarna hijau kekuningan sampai coklat dan bila dikocok akan membentuk busa. Berdasarkan hasil percobaan uji busa, busa yang terbentuk setelah pengocokan kemudian didiamkan 3 menit, menunjukan hasil negatif dimana busa yang terbentuk lama-kelamaan berkuran dan hilang. Busa tersebut terbentuk dapat menunjukan adanya bilirubin, dimana bilirubin terkandung dalam empedu. Banyaknya busa yang terbentuk sebnading dengan banyaknya bilirubin, dimana bilirubin terkandung dalam urin disebabkan konsumsi obat-obatan yang menyebabkan bilirubinia seperti asetofenazin.