electrical battery and charger risha
DESCRIPTION
plttTRANSCRIPT
DESKRIPSI
BATTERY AND CHARGERS
Baterai atau accumulator adalah suatu peralatan listrik yang dapat menyimpan dan
mengeluarkan energi listrik melalui proses kimia (elektrolisa). Baterai dapat terdiri dari
susunan beberapa sel atau hanya satu sel dan tiap sel terdiri dari elektroda positif (+),
elektroda negatif (-) dan elektrolit. Elektrolit yang digunakan tergantung dari pabrik yang
memproduksinya. Keistimewaan dari baterai adalah bila energi listrik sudah habis atau
kosong, maka energinya dapat diisi kembali, sedangkan energi listrik yang dapat disimpan
dalam baterai adalah arus searah.
Konstruksi baterai
Baterai terdiri dari beberapa bagian yaitu :
Sel : Terdiri dari elektroda positif (+) disebut anoda dan
elektroda negatif (-) disebut katoda.
Elektrolit : Cairan baik berupa Asam sulfat (H2SO4)
maupun potasium hydrokside (KOH). Penggunaan Asam
sulfat maupun potasium hydrokside tergantung dari
karakteristik baterainya.
Container : Tempat elektrolit dan elektroda positif (+) dan
negatif (-). Setiap satu sel maupun beberapa sel mempunyai
satu container.
Karakteristik Baterai
a. Baterai timah hitam (Load-Acid storage baterai)
Baterai dengan tegangan 125 Volt terdiri dari 58 sel
Ukuran baterai lebih besar bila dibandingkan dengan baterai alkali ; sehinga
memerlukan ruangan yang lebih besar.
Berat jenis (specific grafity ) elektrolitnya tergantung dari keadaan pengisian
(Charge)
Suhu elektrolit sangat mempengaruhi terhadap nilai berat jenis elektrolit ,
semakin tinggi suhu elektrolit semakin rendah nilai berat jenisnya dan
sebaliknya.
Harga berat jenis elektrolit tergantung dari tipe baterai dan pabriknya.
Umurnya dapat mencapai 7 sampai 8 tahun
Tegangan terminal = 2 Volt
Tegangan pengisian (charge) :
Pengisian terapung (permanen floating) : 2,18 Volt
Pengisian secara cepat : 2,25 Volt
Pengisian dengan harga tertinggi : 2,37 Volt
Tegangan tertinggi pada akhir pengisian : 2,7 Volt
Tegangan pengosongan (discharge) tanpa rectifier: 2,0 - 1,8 Volt
Tegangan terendah setelah pengosongan : Lebih besar dari 1,8 Volt
b. Baterai Alkali (Alkaline Storage Battery)
Suatu baterai dengan tegangan 125 volt terdiri dari 92 sel
Berat jenis (spesifik grafity) dari elektrolinya tidak tergantung dari keadaan
pengisian, jadi praktis tetap
Umurnya dapat mencapai 10 tahun atau lebih
Tegangan nominal : 1,2 Volt
Tegangan pengisian (Charger) :
Pengisian secara terapung (Permanent floating) : 1,40 - 142 Volt
Pengisian secara cepat : 1,45 Volt
Pengisian dengan harga tinggi : 1,50 - 1,65 Volt
Tegangan pengosongan (discharge) tanpa rectifier : 1,30 - 1,25 Volt
(dalam keadaan normal 10 jam)
Penggunaan Baterai
Penggunaan baterai di Pembangkit Tenaga Listrik adalah sebagai sumber daya
mandiri ( indenpedent) Untuk berbagai peralatan diantaranya.
Untuk tegangan kontrol dan rele proteksi
Penerangan darurat
Motor-moptor arus searah
Sistem telekomunikasi
Tanda-tanda isyarat ( Signalling and alarm).
Penggunaan tegangan searah dalam operasi normal PLTU. Tidak sepenuhnya diambil
dari baterai, sebagaian diambil langsung dari tegangan bolak-balik yang di searahkan.
Namun dalam operasi yang abnormal ( tergangu ) atau tegangan bolak-balik hilang dan
peralatan pengisian baterai ( baterai charging).ganguan, maka dalam kondisi tersebut
tegangan arus searah dari baterai harus siap /mampu melayani untuk keperluan membuka
circuit breaker (CB) dan menjalankan motor / pompa pelumas dan sebagainya. Oleh karena
itu peranan baterai atau tersediannya tegangan searah sangat penting. Untuk memperoleh
unjuk kerja dan umur yang optimal, maka baterai harus dipelihara secara memadai .
Type dan Standard dari Baterai
a. Baterai Asam - Timah
Elektrolitnya : Asam sulfat ( H2SO4)
Elektrodanya :
Anoda : Timah peroxide (PbO2)
Katoda : Timah murni ( Pb )
Tegangan nominal per sel : 2.0 Vol
Tegangan tertinggi setelah pengisian : 2,7 Volt
Tegangan terendah setelah pengosongan : 1,8 Volt
b. Baterai Basa ( Alkali )
Elektrolitnya : Potasium hydroxide ( KOH)
Elektrodanya :
Anoda : Incomplate nickelis - Hydroxide ( NiOOH)
Katoda : Cadmium ( Ca )
Tegangan nominal per sel : 1.2 Volt
Tegangan tertinggi setelah pengisian : 1,65 Volt
Tegangan terendah setelah pengosongan : 1,25 Volt
Rangkaian Baterai
1. Hubungan seri
Berhubung terbatasnya tegangan per sel baterai yaitu jenis baterai asam 2,0
Volt dan jenis baterai basa 1,2 Volt maka untuk mendapat tegangan kerja dari
peralatan yang pada umumnya di Pembangkit Tenaga Listrik adalah 110 Vdc atau 220
Vdc , maka perlu merangkai beberapa baterai secara hubungan serie, sehingga didapat
tegangan keluaran baterai sesuai dengan tegangan kerja peralatan. Apabila
menggunakan baterai asam dengan tegangan 2,0 Volt maka untuk mendapatkan
tegangan keluaran baterai sebesar 110 Vdc, perlu menghubungkan secara seri
sebanyak 55 sel baterai dan bila tegangan keluaran yang diinginkan sebesar 220 Vdc,
maka baterai diseri sebanyak 110 sel. Pada hubungan seri dari baterai, dimana Vdc
sama dengan penjumlahan tegangan dari masing sel baterai sedangkan kapasitas
baterai dalam amperejam adalah tetap.
2. Hubungan Paralel
Pada umumnya menghubungkan paralel setiap sel baterai jarang ditemukan
pada Pusat Pembangkit Listrik, tetapi menghubungkan paralel yang terdiri dari
beberapa group baterai (satu group merupakan hubungan seri dari beberapa baterai )
banyak dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.
Untuk menaikan kapasitas baterai yaitu ampere jam .
Untuk keandalan pasok arus searah yang disuplai dari baterai, sehingga apabila
salah satu mengalami gangguan, group yang lain akan berfungsi sebagai back up
atau beberapa group baterai secara bersama memasok kebeban.
Meningkatnya kebutuhan beban DC.
Kapasitas Baterai
Kapasitas suatu baterai adalah menyatakan besar arus listrik (ampere) baterai yang
dapat dialirkan ke suatu rangkaian luar (beban), dalam jangka waktu tertentu (jam), untuk
memberikan tegangan tertentu. Kapasitas baterai dalam ampere jam (Ah) dinyatakan sebagai
berikut :
C = I x t
dimana : C = Kapasitas baterai dalam ampere-jam (Ah)
I = Besar arus yang mengalir (A)
t = Waktu (jam)
Kapasitas baterai ditentukan oleh bahan, Banyaknya material aktif dan elektronnya
yang digunakan. Pada baterai asam timah, kapasitas (Ah) yang tersedia adalah selama 8 atau
10 jam. Sedangkan baterai basa (alkali nickel-cadmiun) umumnya kapasitas baterai
dinyatakan dalam C5 atau C10 (5 atau 10 jam). Untuk meningkat kapasitas baterai, dalam
penggunaannya, maka pada Pusat Tenaga Listrik dengan menghubungkan paralel antara 1
group baterai dengan group lainnya.
Macam-Macam Sistem Pengisian Baterai (Chargers)
1. Cycle Charging
Pengisian dengan cara Cycle Charging digunakan untuk mengisi kembali
baterai setelah mengalami proses pengosongan sebagian atau proses pengosongan
secara normal. Pengisian secara ini biasanya dibutuhkan waktu antara 5 samapai 10
jam. Arus yang dibutuhkan untuk pengisian. Cara ini adalah antara 20 - 25 A setiap
100 Ah dari kapasitas, dengan metode pengisian arus tetap. Besar arus pengisian ini
dikurangi secara perlahan-lahan sampai akhir pengisian yaitu kira-kira 80 - 85 %. Bila
sudah penuh, pengisiandihentikan. Biasanya secara otomatis. Cara ini umum dipakai
pada baterai diesel.
2. Boost Dan Quick Charging
Pengisian dengan cara boost dan quick charging adalah untuk pengisian
baterai yang dipakai di pabrik-pabrik, juga untuk baterai diesel, dimana diperlukan
tambahan pengisian dalam periode yang singkat misalnya pada jam-jam istirahat.
Pengisian cara ini cukup untuk pelayanan satu hari. Cara ini juga digunakan pada
baterai mobil yang tersambung dengan dinamo pengisi baterai sehingga selalu
pengisian penuh. Arus yang diberikan kebaterai tidak boleh melebihi harga ampere
jamnya. Untuk menjaga pengisian yang berlebihan dan arus yang terlalu besar,
biasanya alat pengisi ini dilengkapi dengan automatic out - off, yang dapat
menghentikan pengisian pada waktu baterai mencapai suhu tinggi.
3. Floating Charging
Alat pengisi baterai ini direncanakan untuk menjaga tegangan dari baterai
yang tersambung ke beban tetap konstan. Besarnya tegangan yang diberikan untuk
mengatasi kerugian dalam baterai dan menjaga baterai selalu dalam keadaan
pengisian penuh (full charge) adalah tetap untuk :
Baterai timah-hitam : 2,18 Volt/sel
Baterai alkali : 1,40 - 1,42 Volt/sel
Pada saat baterai diisi, secara otomatis arus yang besar mengalir ke baterai
untuk mengembalikan keadaan pengisian penuh. Oleh karena itu tegangan dari alat
pengisi baterai harus dijaga, harus mempunyai tegangan out-put minimum yang
cukup untuk pengisian arus tinggi sebesar 1,52 Volt/sel untuk baterai alkali dan 2,37
Volt/sel untuk baterai timah hitam.
4. Equalizing Charging
Dalam sel-sel dari suatu baterai yang beropersi dengan “floating charging”
akan selalu terjadi sedikit perbedaan dalam kondisi kimia antara sel yang satu dengan
sel lainnya. Hal ini akan mengakibatkan beberapa sel akan mencapai pengisian penuh
dan berakibat menurunnya kapasitas baterai. Keadaan dimana terdapat perbedaan
kondisi kimia ini disebut “out off balance”.
5. Trickle Charging
Pengisian dengan cara trickle charging adalah pengisian baterai dengan arus
konstan. Besarnya arus konstan dipilih untuk mendapatkan arus rata-rata yang
dibutuhkan untuk mengisi baterai sampai penuh (full-charge) dan ditambah arus
kompensasi untuk melayani beban. Pada umumnya trickle charging digunakan pada
baterai yang tidak terlalu sering terjadi proses pengosongan seperti pada mesin
stationer yang besar dan starting turbin. Setelah terjadi pengosongan, maka diperlukan
pengisian dengan arus tinggi (higth-rate charge), untuk mengembalikan kapasitas
baterai penuh.
DETAIL DESIGN
Sistem Penyimpanan Energi Baterai
Baterai pada PLTU 2 x 300 MW Gunung Megang, Muara Enim ini digunakan sebagai
penyimpanan cadangan sumber listrik. Baterai yang sering digunakan adalah baterai liquid
nikel cadmium (NiCd). Pemeliharaan baterai aki yang paling penting adalah:
Pemantauan besarnya tegangan listrikBerat jenis elektrolit
Kebersihan ruangan storage
Ventilasi ruangan storage
Pengecekan ketinggian air accu
Kapasitas baterai dinyatakan dalam Ampere hours, dimana Ah = kuat arus (Ampere)
x waktu (hour). Artinya baterai dapat memberikan/menyuplai sejumlah arus (Ampere) secara
rata-rata dalam jangka waktu tertentu, sebelum tiap selnya menyentuh tegangan/voltase turun
(dropvoltage) yaitu sebesar 1,75 V (tiap sel memiliki tegangan sebesar 2 V). Misal, baterai
12V, 75 Ah. Secara sederhana berarti baterai ini mampu memberikan kuat arus sebesar 75
Ampere dalam satu jam, artinya memberikan daya rata-rata sebesar 900 Watt dan dapat
menyuplai alat berdaya 900 Watt selama satu jam atau alat berdaya 90 Watt selama 10 jam
(Watt = Voltase x Ampere = 12 V x 75 A).
Langkah-langkah Pengukuran Kapasitas baterai
1. Menghitung nilai total kebutuhan daya (kW) dan kebutuhan energi (kWh) dari
beban yang akan dipasok oleh baterai tersebut.
2. Menentukan seberapa lama baterai akan digunakan untuk memasok beban (waktu
charge dan discharge). Sebaiknya baterai tidak mengalami discharge melebihi
50% dari kapasitas total nya. Kapasitas AH yang tertulis pada suatu baterai,
biasanya merupakan kapasitas baterai dengan waktu discharge selama 20 jam,
secara sederhana berarti pada baterai berkapasitas 100 AH, akan memasok arus
sebesar 5 A selama 20 jam.
3. Menentukan besarnya kapasitas Ah maksimum yang dapat digunakan
berdasarkan waktu discharge nya. Kapasitas maksimum yang dapat
digunakan dari suatu baterai dalam berbagai waktu discharge dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Kapasitas Baterai (%) Durasi Discharge (jam)
100 20
83 10
87 8
75 6
70 5
60 3
50 2
40 1
4. Menentukan Depth of Discharge dari baterai yang akan digunakan. Depth of
Discharge (DOD) adalah suatu ketentuan yang membatasi tingkat kedalaman
discharge maksimum yang dapat diberlakukan pada baterai. Pengaturan DOD
berperan dalam menjaga usia pakai (life time) dari baterai tersebut. Semakin
dalam DOD yang diberlakukan pada suatu baterai, maka semakin pendek pula
usia pakai dari baterai tersebut.
Depth of Discharge (DOD) Usia Baterai dalam Cycle
10% 6200
20% 5200
30% 4400
40% 3700
50% 3000
60% 2400
70% 2000
5. Menentukan jumlah unit baterai yang akan digunakan berdasarkan analisis beban,
frekuensi charge-discharge baterai, DOD, serta efisiensi dari sisi ekonomis.
Analisis Beban
Jenis Beban yang digunakan dari PLTU 2 x 300 MW Gunung Megang, Muara Enim
ini diasumsikan merupakan kebutuhan rumah tangga, industry kecil dan industry menengah
di sekitar daerah Gunung Megang, Sumatera Selatan selama satu hari (24 jam) yang besarnya
adalah perkalian dari beban auxiliary 5MW x 24 jam = 120 MWh dengan rating tegangan
sistem 220 V. Untuk menghitung kapasitas (Ah) dari baterai, dilakukan perhitungan sebagai
berikut:
PAC = VRMS × IRMS × Power Factor, Dan
EAC = VRMS × IRMS × Power Factor × t
Dengan:
PAC = Kebutuhan Daya Konsumen (Watt)
EAC = Kebutuhan Energi Konsumen (Wh)
VRMS = Tengangan Sistem ( 220 V)
IRMS = Arus listrik yang disupplai (Ah)
Power Factor = Faktor daya beban (0,85)
t = Waktu (Jam)
Nilai Amper Hour (24 jam)
Perlu dihitung pula adanya nilai efisiensi kerja pada inverter diasumsikan sebesar
90%, sehingga kapasitas baterai yang disiapkan harus ditambah sebesar 10% dari nilai Ah
yang telah didapat sebelum nya. Perhitungan nya sebagai berikut:
Nilai Amper Hour Baterai = 641.711 + (10% ×641.711)
= 705.882 Ah
Sesuai dengan ketentuan penggunaan deep cycle battery yang hanya di-discharge
sedalam 50% dari kapasitas totalnya, maka nilai Ah yang didapat kita kalikan 2. Jadi
kapasitas minimal yang harus dimiliki oleh baterai adalah sebesar 1411.764 Ah.
Jumlah Baterai yang diperlukan
Baterai dari GS PS-2860 memiliki rating tegangan 6V dan kapasitas sebesar 2860 Ah.
Untuk mendapat tegangan yang sesuai dengan tegangan sistem (220 V), maka jumlah baterai
yang harus dirangkai secara seri adalah:
= 36.67 ~ 37 buah baterai
Jadi apabila kita menggunakan baterai bertegangan 6V, maka jumlah baterai yang harus kita
rangkai secara seri adalah sebanyak 37 baterai.
Battery Model GS PS - 2860
Design Floating Life 10 years
Capacity (25°C) 24hr (119A, 5.85V)
10hr (238A, 5.80V)
5hr (396A, 5.77V)
1hr (1438A, 5.67V)
Capacity (25°C) 2860 AH 2300 AH 1980 AH 1438 AH
Dimension length width height total height
325mm 430mm 995mm 826mm
Approx, Weight Without Electrolyte
219kg
Price USD1480
Self Discharge 3% of capacity declined permonth at (25°C)
Capacity Affected By Temp (20hrs)
40°C 25°C 0°C -15°C
102% 100% 85% 65%
Charge Voltage (25°C)
cycle use float use
6.3V - 6.5V (-5mV/°C), max curret 600A
6.25V - 6.45V (-3.3mV/°C)
GS PS-2450 memiliki rating tegangan 4V dan kapasitas sebesar 2450 Ah. Untuk
mendapat tegangan yang sesuai dengan tegangan sistem (220 V), maka jumlah baterai yang
harus dirangkai secara seri adalah:
= 55 Baterai
Jadi apabila kita menggunakan baterai bertegangan 4V, maka jumlah baterai yang harus kita
rangkai secara seri adalah sebanyak 55 baterai.
Battery Model GS PS - 2450
Design Floating Life 12 years
Capacity (25°C) 24hr (102.08A, 3.85V)
10hr (167.2A, 3.80V)
5hr (244.4A, 3.76V)
1hr (1100A, 3.58V)
Capacity (25°C) 2450 AH 1672 AH 1222 AH 1100 AH
Dimension length width height total height
308mm 450mm 800mm 814mm
Approx, Weight Without Electrolyte
160kg
Price USD1150
Self Discharge 3% of capacity declined permonth at (25°C)
Capacity Affected By Temp (20hrs)
40°C 25°C 0°C -15°C
102% 100% 85% 65%
Charge Voltage (25°C)
cycle use float use
4.3V - 4.5V (-5mV/°C), max curret 600A
4.25V - 4.45V (-3.3mV/°C)
GS EF-3000 memiliki rating tegangan 2V dan kapasitas sebesar 3000 Ah. Untuk
mendapat tegangan yang sesuai dengan tegangan sistem (220 V), maka jumlah baterai yang
harus dirangkai secara seri adalah:
= 110 Baterai
Jadi apabila kita menggunakan baterai bertegangan 2V, maka jumlah baterai yang harus kita
rangkai secara seri adalah sebanyak 110 baterai.
Battery Model GS EF – 3000
Design Floating Life 15 years
Capacity (25°C) 24hr (150A, 1.8V)
10hr (300A, 1.80V)
5hr (504A, 1.77V)
1hr (1488A, 1.67V)
Capacity (25°C) 3600 AH 3000 AH 2520 AH 1488 AH
Dimension length width height total height
576mm 212mm 771mm 826mm
Approx, Weight Without Electrolyte
179kg
Price USD915
Self Discharge 3% of capacity declined permonth at (25°C)
Capacity Affected By Temp (20hrs)
40°C 25°C 0°C -15°C
102% 100% 85% 65%
Charge Voltage (25°C)
cycle use float use
2.3V - 2.35V (-5mV/°C), max curret 600A
2.25V - 2.27V (-3.3mV/°C)
Penambahan air accu dapat dilakukan kapan saja apabila level ketinggian air accu terlihat
dibawah batas minimum nya.
Tipe baterai
GP PS - 2860 GS PS - 2450 GS EF - 3000
Kapasitas air accu 65 lt 57 lt 61 lt
Frekuensi penggantian air accu 2 tahun 2 tahun 2 tahun
Frekuensi penambahan air accu 3 bulan 4 bulan 3 bulan
Volume air accu yang ditambahkan kesetiap unitnya
3 lt 3 lt 3 lt