ekstrasi

Upload: anonymous-ndkwqpp

Post on 05-Apr-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 EKSTRASI

    1/4

    EKSTRAKSI

    A. Ekstraksi Violet Kristal dengan corong pisah1. Ditimbang 0,3 gram violet Kristal dan larutkan dalam 50 mL air.2. Dibagi larutan menjadi dua bagian, bagian pertama ekstraksi dengan

    30 mL triklorometana dalam corong pisah 100 mL.

    3. Dikocok campuran selama 5 menit dengan sekali-kali membukasumbat.

    4. Didiamkan beberapa menit sehingga terbentuk dua lapisan.5. Dilapisan bawah dipisahkan ke dalam Erlenmeyer, tambahkan Kristal

    Na2SO4 anhidrat kira-kira 2 gram, dekantir dan triklorometana

    diuapkan.

    6. Ditimbang residu yang diperoleh.7. Dibagian kedua diekstrak dengan cara yang sama tetapi dengan 3 kali

    ekstraksi masing masing 10 mL triklorometana, caranya sebagai

    berikut :

    a.

    Dibagian dua diatas lapisan ditambahkan triklorometana dalamcorong pisah 100 mL.

    b. Dikocok campuran selama 5 menit sehingga terbentuk dua lapisan.c. Didiamkan beberapa menit sehingga terbentuk 2 lapisan.d. Dilapisan bawah dipisahkan kedalam Erlenmeyer dan simpan

    (sebagai hasil ekstraksi pertama).

    e. Dilapisan atas tambahkan 10 mL triklorometana yang segar,lakukan seperti cara diatas. Hasilnya sebagai ekstrak kedua.

    f. Dilapisan atas yang diperoleh tambahkan 10 mL triklorometanayang segar, lakukan seperti cara diatas sehingga diperoleh ekstrak

    ketiga.

    g. Digabungkan ekstrak pertama, kedua dan ketiga, tambahkan 4gram Kristal Na2SO4 anhidrat, dekantir dan uapkan pelarutnya.

    h. Ditimbang resifu yang diperoleh dan bandingkan beratnya denganantara cara pertam dan kedua.

  • 7/31/2019 EKSTRASI

    2/4

    B. Penentuan Koefesien Distribusi1. Ditimbang 1,2 gram Kristal asam etanadioat dan larutkan dalam 50 mL

    air.

    2. Dibagi larutan menjadi dua bagian.3. Diambil 10 mL larutan bagian pertama masukkan kedalam

    Erlenmeyer, tambahkan 3 tetes indikator fenolftalein dan titrasi dengan

    larutan NaOH 0,01 N sampai terbentuk warna jambon yang tipis.

    Dicatat volume larutan NaOH yang digunakan.

    4. Diulangi sekali lagi titrasi untik 10 mL larutan asam etanadioat yanglain.

    5. Dihitung jumlah asam etanadioat dalam larutan tersebut.6. Dibagian kedua masukkan ke dalam corong pisah 100 mL dan

    tambahkan 25 mL etoksietana.

    7. Dikocok campuaran selama 10 menit dengan sekali-kali sumbatdibuka.

    8. Didiamkan beberapa menit sehingga terbentuk dua lapisan. Lapisanbawah pisahkan ke dalam Erlenmeyer.

    9. Diukur volume lapisan air (atas) lakukan titrasi seperti cara diatas.Titrasi dilakukan 2 kali masing-masing untuk 10 mL larutan. Dihitung

    koefesien distribusi.

    C. Ekstraksi Minyak Kemiri dengan Ekstraktor Soxhlet.1. Dirangkai alat ekstraksi soxhletasi seperti pada gambar.2. Ditimbang daging buah kemiri yang telah diiris sebanyak 50 gram dan

    bungkus denga kertas saring.

    3. Dimasukkan kedalam tempat sampel ekstraktor soxhlet.4. Didalam labu didih isi dengan 250 mL methanol dan 4 potong batu

    didih (sebaiknya labu ditimbang terlebih dahulu beratnya).

    5. Setelah pendingin air dialirkan, labu dipanaskan dengan pemanasmantel.

    6. Dilakukann ekstraksi selama 3 jam.

  • 7/31/2019 EKSTRASI

    3/4

    7. Dilakukan ekstraksi uapkan pelarut dan labu didih didinginkan.8. Minyak kemiri diperoleh sebagai residu ditimbang dan ditentukan

    indeks biasnya. Bila memungkinkan dapat ditemtukan bilangan iod.

    KROMATOGRAFI

    A. Identifikasi Zat Warna pada makanan.1. Disebanyak 50 mL sampel (bila pembentukan padatan gerus dan

    larutkan dalam air), masukkan ke dalam gelas kimia 100 mL dan

    tambahkan 10 mL asam etanoat 6% dan 30 cm benang wool bebas

    lemak, kemudian didihkan selama 30 menit.

    2. Setelah warna larutkan diserap oleh benang wool, benang wooltersebut diangkat dan bilas dengan air.

    3. Dipindahkan benang wool ke dalam cawan penguap, tambahkan 10mL larutan amonium hirodroksida 10% dan didihkan lagi sampai

    semua warna pada benang wool luntur. Benang dibuang dan uapkan

    filtratnya sampai hamper kering.

    4. Bila pada saat dinotolkan filtrate menjadi kering, larutkan dengansedikit methanol.

    5. Dititolkan sampel tersebut tersebut dengan pipet mikro pada plat tipisyang telah diberi batasan arah rambat setinggi 15 cm dan jarak tempat

    awal penotolan dengan dasar lapis 2 cm.

    6. Ditotolkan juga zat pembanding warna dengan cara yang sama (jaraksampel dengan pembanding warna masing-masing 2 cm ke arah

    samping).

    7. Dimasukkan lapis tipis kedalam chamber yang berisi 54 mL 1-utanol,13,5 mL asam etanoat dan 32,5 mL aquades (sebagai eluen). Biarkan

    eluen merambat sampai tanda batas.

  • 7/31/2019 EKSTRASI

    4/4

    8. Dikeluarkan lapis tipis dan keringkan di udara terbuka, dihitung hargaRf dan ditentukan jenis zat warna yang digunakan untuk masing-

    masing sampel.

    B. Kromatografi Kolom1. Didalam kolom yang bersih, masukkan penjerap aluminium oksida

    yang dibasahi dengan air (menjadi larutan kental) setinggi 10 cm.

    2. Melalui corong pisah, tambahkan pelarut 1-butanol (eluen) hinggamencapai 1 cm diatas permukaan penjerap (jaga agar penjerap jangan

    sampai kering.

    3. Dimasukkan 5 mL sampel (campuran larutan KMnO4 dan larutanK2Cr2O7), kemudian buka keran kolom serta keran cadangan eluen.

    Biarkan cairan dalam kolom akan turun membawa komponen-

    komponen campuran dengan kecepatan berbeda.

    4. Proses ini diteruskan sampai semua komponen-komponen keluar darikolom dan ditampung pada tempat yang berbeda.

    5. Disetiap komponen yang diperoleh dapat dilanjutkan penetapannya(baik jenis maupun konsentrasinya) dengan cara TLC atau metode

    lainnya.