eksplorasi panasbumi (tugas akhir)

10
PENENTUAN KARAKTERISTIK SUMUR PANASBUMI DI SUMUR “X” LOKASI A 1. PENDAHULUAN Penentuan karakteristik suatu sumur panasbumi merupakan suatu penelitian tentang ciri – ciri dari suatu sumur agar dapat dikatakan layak untuk dimanfaatkan dan mampu memberikan energi panas pada suatu perusahaan panasbumi untuk digunakan dalam pengembangan energi listrik yang akan di konsumsi oleh industri maupun rumah tangga yang setidaknya berada di sekitaran sumber energi panasbumi ini diambil. 2. PEMBAHASAN Dalam penentuan karakteristik suatu sumur panasbumi, banyak data yang bisa digunakan untuk mendapatkan ciri – ciri dari suatu sumur. Data yang digunakan biasanya adalah data dari hasil survey geologi, geokimia dan geofisika. Dalam pembahasan ini, saya akan menjelaskan karakteristik dari sumur “X” di lokasi “A” berdasarkan data Inklusi Fluida, Temperatur sumur dan data mineral alterasi, berikut adalah data yang sebagian telah diolah untuk mengetahui karakteristik sumur berdasarkan data yang telah disebutkan di atas. A. Inklusi Fluida Inklusi fluida adalah inklusi yang terperangkap sebagai zat cair yang sebagian besar masih dalam bentuk cairan pada suhu permukaan. Inklusi (terutama primer)terbentuk bersamaan dengan mineral yang memperangkapnya, sehingga karakterisrik fisika atau kimia dari larutan pembawa mineral tersebut akan memiliki

Upload: arief-purnanda

Post on 04-Dec-2015

245 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Panas Bumi

TRANSCRIPT

Page 1: Eksplorasi Panasbumi (Tugas Akhir)

PENENTUAN KARAKTERISTIK SUMUR PANASBUMI

DI SUMUR “X” LOKASI A

1. PENDAHULUAN

Penentuan karakteristik suatu sumur panasbumi merupakan suatu penelitian tentang ciri –

ciri dari suatu sumur agar dapat dikatakan layak untuk dimanfaatkan dan mampu memberikan

energi panas pada suatu perusahaan panasbumi untuk digunakan dalam pengembangan energi

listrik yang akan di konsumsi oleh industri maupun rumah tangga yang setidaknya berada di

sekitaran sumber energi panasbumi ini diambil.

2. PEMBAHASAN

Dalam penentuan karakteristik suatu sumur panasbumi, banyak data yang bisa digunakan

untuk mendapatkan ciri – ciri dari suatu sumur. Data yang digunakan biasanya adalah data

dari hasil survey geologi, geokimia dan geofisika. Dalam pembahasan ini, saya akan

menjelaskan karakteristik dari sumur “X” di lokasi “A” berdasarkan data Inklusi Fluida,

Temperatur sumur dan data mineral alterasi, berikut adalah data yang sebagian telah diolah

untuk mengetahui karakteristik sumur berdasarkan data yang telah disebutkan di atas.

A. Inklusi Fluida

Inklusi fluida adalah inklusi yang terperangkap sebagai zat cair yang sebagian besar masih

dalam bentuk cairan pada suhu permukaan. Inklusi (terutama primer)terbentuk bersamaan

dengan mineral yang memperangkapnya, sehingga karakterisrik fisika atau kimia dari larutan

pembawa mineral tersebut akan memiliki kemiripan dengan larutan yang terperangkap

sebagai inklusi fluida.

Gambar 1. Diagram Frekuensi vs Temperatur (Th)

Page 2: Eksplorasi Panasbumi (Tugas Akhir)

Dari gambar diatas menunjukan kenaikan temperatur seiring bertambahnya kedalaman.

Lihat diagram batang yang berwarna cokelat, diketahui kedalamannya ialah 1525 m dan

temperaturnya berada pada range 270˚ - 280˚C. Lihat pada diagram batang yang berwarna

biru yang berada pada kedalamn 1624 m dan temperaturnya berada pada range 320˚ - 330˚C.

Hal ini membuktikan tentang kebenaran dari teori gradient temperature.

Gambar 2. Profil Temperatur vs Kedalaman

Gambar di atas menunjukan adanya peningkatan temperatur seiring bertambahnya

kedalaman, namun pada kedalamn 1400 – 1500 m menunjukan adanya penurunan

temperatur. Hal ini diperkirakan disebabkan oleh ada struktur yang merupakan jalur

masuknya air dari permukaan dan batuan yang seharusnya panas itu mengalami kontaminasi

dengan air dari permukaan hingga menyebabkan terjadinya penurunan.

Page 3: Eksplorasi Panasbumi (Tugas Akhir)

Tabel 1. Salinitas vs Kedalaman

Tabel di atas merupakan tabel salinitas yang didapakan dari hasil perhitungan dari rumus :

Contoh : Tm : -3,6

Wt Nacl = 1,76958 (-(-3,6)) - 0,042384 x (-3,6)2 + 0,0052778 x (-(-3,6)3.

= 6,370488 - 0,54929664 + 0,02462410368

= 5,7

Pentingnya mengetahui salinitas ini ialah untuk mengetahui rekristralisasi mineral bijih

dan untuk menentukan cairang yang terperangkap di dalam suatu mineral yang terubah.

B. Temperatur Sumur

Tujuan dari studi temperatur sumur (SFTT) adalh untuk memperkirakan temperatur

formasi sebenarnya pada kedalaman yang sedang atau telah ditembus oleh pengeboran sumur

tersebut. Pengukuran temeratur sumur ini dilakukan secara berkala dan jangka waktu yang

cukup lama yakni dimulai dari tanggal 20 – 09 – 1995 hingga 21 – 05 – 1996. Hal ini

dilakukan agar kita bisa memprediksi temperatur sumur yang stabil terjadi pada saat

pengukuran yang keberapa.

Page 4: Eksplorasi Panasbumi (Tugas Akhir)

Tabel 2. Data pengukuran temperatur sumur

Gambar 3. Profil Temperatur vs Kedalaman dari 18 kali pengukuran

Page 5: Eksplorasi Panasbumi (Tugas Akhir)

Gambar 4. Profil temperatur pengukuran ke 15

Profil temperatur yang menunjukan kestabilan ialah pada pengukuran yang ke 15, seperti

yang diketahui seiring bertambahnya kedalaman, maka temperatur juga meningkat. Pada

kedalaman 600 – 750 m terjadi penurunan temperatur, hal ini diperkirakan karena telah

terjadi kontaminasi antara batuan yang mengandung temperatur dengan masuknya air dari

permukaan.

C. Mineral Alterasi

Alterasi merupakan perubahan komposisi mineralogi batuan (dalam keadaan padat) karena

adanya pengaruh Suhu dan Tekanan yang tinggi dan tidak dalam kondisi isokimia

menghasilkan mineral lempung, kuarsa, oksida atau sulfida logam. Proses alterasi merupakan

peristiwa sekunder, berbeda dengan metamorfisme yang merupakan peristiwa primer.

Alterasi terjadi pada intrusi batuan beku yang mengalami pemanasan dan pada struktur

tertentu yang memungkinkan masuknya air meteorik (meteoric water) untuk dapat mengubah

komposisi mineralogi batuan.

Alterasi Hidrotermal merupakan interaksi antara fluida hidrotermal dengan batuan yang

dilewatinya (batuan dinding), akan menyebabkan terubahnya mineral-mineral primer menjadi

mineral ubahan (mineral alterasi), maupun fluida itu sendiri (Pirajno, 1992, dalam Sutarto,

2004).

0 50 100 150 200 250 300

-2500

-2000

-1500

-1000

-500

0

Page 6: Eksplorasi Panasbumi (Tugas Akhir)

Tabel 3. Distribusi mineral alterasi

Page 7: Eksplorasi Panasbumi (Tugas Akhir)

Dari tabel distribusi mineral alterasi diatas, kita dapat mengindikasikan keterdapatan

geothermal system, seperti zona reservoar panas bumi dan zona batuan penutupnya. Pada

tabel di atas bisa diprediksikan bahwa zona reservoar panasbumi terdapat pada kedaman 1300

– 2000 m. Hal ini bisa diperkirakan karna mengacu pada litologi sumur serta kehadiran

mineral alterasi yang menunjukan zona reservoar yakni adalah mineral epidot, karena epidot

merupakan mineral alterasi yang terbentuk dari temperatur yang tinggi. Sehingga mineral

epidot merupakan penciri dari lapisan reservoar pada suatu lapangan panasbumi.

3. KESIMPULAN

Zona reservoar terdapat pada kedalaman 1300 – 2000 m berdasarkan data mineral

alterasi yang menunjukan adanya batupasir terubah, seperti yang diketahui batupasir

adalah batuan yang porous dan mampu menyimpan panas. Berdasarkan data temperatur

sumur dibuktikan juga bahwa pada kedalaman tersebut temperatur meningkat seiring

bertambahnya kedalaman. Temperatur pada zona reservoar berkisar antara 200˚ -

263˚C.

Zona cap rock terdapat pada kedalaman 100 – 1300 m, hal ini dibuktikan dari data

distribusi mineral alterasi. Mineral alterasiyang terdapat pada kedalaman tersebut

adalah monmorilonite dan iilite yang merupakan mineral berukuran lempung, mineral

lempung memiliki sifat impermeabelity, hal ini menyebabkan panas dari reservoar tidak

akan habis dalam waktu singkat. Pernyataan zona cap rock ini didukung oleh data

temperatur sumur, bahwasannya pada kedalaman tersebut temperaturnya berkisar

antara 14˚ - 150˚C.

Fase fluida pada sumur ini diperkirakan adalah bifase. Mengacu pada data inklusi fluida

yang mengindikasikan bahwasannya sumur x ini pernah mengalami boiling

(pendidihan) yang terjadi pada kedalaman 1300 – 1600 m dengan range temperatur

270˚ - 330˚C. Pernyataan ini juga didukung dari distribusi mineral alterasi

bahwasannya pada kedalaman tersebut terdapat mineral karbonat yang mungkin adalah

mineral kalsit berupa platy atau traventin.

Jenis fluida diperkirakan adalah bikarbonat yang mengacu pada data distrubusi mineral

alterasi atas keterdapatan mineral karbonat pada kedalaman 1200 -1600 m. Mineral

karbonat ini merupakan penciri bahwa ia terbentuk pada temperatur yang tinggi.

Sumur ini sudah pernah mengalami pendidihan, hal ini diperkirakan mengingat data

dari inklusi fluida dan temperatur sumur. Inklusi fluida terjadi tidak pada saat kita

melakukan pengeboran. Inklusi fluida yang terjadi pada sumur ini saya perkirakan

Page 8: Eksplorasi Panasbumi (Tugas Akhir)

terjadi jauh sebelum dilakukannya pengeboran. Pendidihan terjadi pada kedalaman

1500 – 1600 m dengan temperatur 270˚ - 330˚C. Berdasarkan data temperatur sumur,

pada kedalaman tersebut temperaturnya hanya berkisar antara 210˚ - 230˚C.