eksistensi kaum lesbi di kota bandung dalam sosial media facebook

16
EKSISTENSI KAUM LESBI DI KOTA BANDUNG DALAM SOSIAL MEDIA FACEBOOK ( Dramaturgi, Panggung Belakang ( Back Stage ) dan Panggung Depan ( Front Stage) Komunitas Family Belokers Bandung di Group Facebook) Latar Belakang masalah Pada dasarnya manusia diciptakan secara berpasangan, yaitu laki-laki dan perempuan. Mereka diciptakan untuk salaing melengkapi, termasuk dalam orientasi seksual dimana secara fitrah akan tertarik terhadap lawan jeninya. Akan tetapi jika kita melihat pada kenyataan yang ada, tidak semua orang memiliki orientassi seksual pada lewan jenis yang berbeda, namun ada juga orang yang memiliki orientasi seksual pada sesama jenis. Pada kajian kali ini penulis cenderung tertarik dengan kelompok yang kedua yakni kelompok homoseksual yaitu orang yang memiliki orientasi seksual pada sesama jenis. Namun berhubung sangat kentalnya nuansa gender dalam kelompok tersebut yang tentunya akan berimbas pada tujuan penelitian yakni perihal perilaku komunikasi pelaku, maka yang akan menjadi sorotan dalam penelitian ini adalah kelompok homoseksual pada perempuan atau disebut lesbian. Di Indonesia, tentunya hal ini sangat berbeda dengan apa yang terjadi di barat terkait dengan penerimaan kaum lesbian. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih beranggapan bahwa mencintai sesama jenisnya adalah sesuatu

Upload: pradityaputra

Post on 18-Jan-2016

170 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Eksistensi Kaum Lesbi Di Kota Bandung Dalam Sosial Media Facebook

EKSISTENSI KAUM LESBI DI KOTA BANDUNG DALAM SOSIAL MEDIA

FACEBOOK

( Dramaturgi, Panggung Belakang ( Back Stage ) dan Panggung Depan ( Front Stage)

Komunitas Family Belokers Bandung di Group Facebook)

Latar Belakang masalah

Pada dasarnya manusia diciptakan secara berpasangan, yaitu laki-laki dan

perempuan. Mereka diciptakan untuk salaing melengkapi, termasuk dalam orientasi

seksual dimana secara fitrah akan tertarik terhadap lawan jeninya. Akan tetapi jika kita

melihat pada kenyataan yang ada, tidak semua orang memiliki orientassi seksual pada

lewan jenis yang berbeda, namun ada juga orang yang memiliki orientasi seksual pada

sesama jenis.

Pada kajian kali ini penulis cenderung tertarik dengan kelompok yang kedua

yakni kelompok homoseksual yaitu orang yang memiliki orientasi seksual pada sesama

jenis. Namun berhubung sangat kentalnya nuansa gender dalam kelompok tersebut yang

tentunya akan berimbas pada tujuan penelitian yakni perihal perilaku komunikasi pelaku,

maka yang akan menjadi sorotan dalam penelitian ini adalah kelompok homoseksual pada

perempuan atau disebut lesbian.

Di Indonesia, tentunya hal ini sangat berbeda dengan apa yang terjadi di barat

terkait dengan penerimaan kaum lesbian. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih

beranggapan bahwa mencintai sesama jenisnya adalah sesuatu hal yang tabu, aneh dan

menjijikan. Walaupun kecendrungan lesbian itu oleh beberapa orang dokter yang

memakai pengobatan klinis dianggap masih pada tingkatan yang normal, tetapi jika

dipandang dari sudut pandang yang legal dalam beberapa kelompok masyarakat, lesbian

yang tampak jelas itu masih dianggap sebagai perbuatan yang kurang wajar, sehingga

masyarakat menjadi anti-homoseksual. Freud menyebut hal ini sebagai Homofobia

(Kaplan & Sadock, 2010).

Secara umum diperkirakan jumlah kaum lesbian dan gay di dalam masyarakat

adalah 1% hingga 10% dari populasi. Di Indonesia sendiri, data statistik menyatakan

bahwa 8 dari 10 juta populasi pria indonesia pada suatu waktu pernah terlibat

pengalaman homoseksual. Sebagai catatan dari suatu survei dari Yayasan Priangan

Page 2: Eksistensi Kaum Lesbi Di Kota Bandung Dalam Sosial Media Facebook

beberapa tahun yang lalu menyebutkan bahwa ada 21% pelajar SMP dan 35% SMU

yang pernah terlibat perilaku homoseksual. Data lain juga menyebutkan kaum

homoseksual ditanah air memilki sekitar 221 tempat pertemuan di 53 kota di Indonesia.

Berdasarkan catatan LSM Abiasa dan Komisi penanggulangan AIDS Jawa Barat yang

terlibat pendampingan untuk HIV/AIDS, di kota Bandung saja tidak kurang dari 656

orang tercatat sebagai homoseksual (Saputri, 2011).

Kota Bandung merupakan kota besar di Indonesia yang sebagian besar masyarakat

diluar kota akan datang berkunjung untuk belajar ataupun bekerja. Di kota Bandung ini

tidak hanya dikenal dengan warganya yang ramah, cantik, dan tampan saja, akan tetapi

keberadaaan kaum homoseksual terutama kaum lesbi sudah mulai dikenal oleh

sebagian masyarakat. Namun sejarah praktik homoseksual di Indonesia termasuk di kota

Bandung, serta peningkatan jumlah homoseksual yang ada di masyarakat tidak lantas

menjadikan kaum homoseksual dapat diterima sepenuhnya oleh masyarakat.

Saat ini kaum homoseksual terutama kaum lesbi sudah memperlihatkan

eksistensinya di kota Bandung, hal ini tidak terlepas dari peran kemajuan teknologi

informasi dan komunikasi terutama internet. Mereka sangat memahami pemanfaatan

kemajuan teknologi tersebut dan mereka memanfaatkan beberapa media sosial untuk

mengangkat citra dan eksistensi mereka agar dapat diterima di masayarakat.

Dan diantara beberapa media sosial yang mereka gunakan, situs jejaring sosial

facebook merupakan media yang menjadi pilihan utama mereka, hal ini dapat terlihat dari

banyaknya akun-akun facebook yang sudah secara terang-terangan dan terbuka bahwa

mereka adalah kaum yang termarjinalkan yang perlu sebuah pengakuan.

Dalam jejaring sosial facebook tersebut, mereka banyak sekali membuat akun-akun

facebook baik secara pribadi maupun kelompok yang tergabung dalam berbagai group.

Bandung Lesbi Mania yang saat ini sudah disukai oleh lebih dari 700 (tujuh ratus) orang,

Barudak Belok Fantastic Bandung (BBF) yang sudah mempunyai anggota 639 (enam ratus

tiga puluh Sembilan) orang, Kumpulan Barudak Belok Garut Bandung (KBBGB) yang

telah mencapai anggotanya sebanyak 784 (tujuh ratus delapan puluh empat) orang,

Familiy Belokers Bandung anggotanya telah mencapai seribu orang lebih komunitas lesbi

di kota Bandung. Adapun rata-rata usia mereka adalah usia remaja dari tingkat SLTP

sampai perguruan tinggi.

Page 3: Eksistensi Kaum Lesbi Di Kota Bandung Dalam Sosial Media Facebook

Indonesia menjadi salah satu negara yang sebagian warga negaranya adalah pengguna

situs facebook tersebut. Melalui situs jejaring sosial, komunitas homoseksual terutana

kaum lesbi menjadi semakin meluas ke berbagai daerah yang ada di wilayah Jawa Barat.

Mereka membuat akun facebook dengan tampilan mereka sendiri, seolah tidak

ada kata risih lagi atau malu untuk memperlihatkan tentang identitas mereka yang selama

ini disembunyikan. Dan yang sangat menarik perhatian penulis adalah bagaimana mereka

memperlihatkan eksistensi dirinya di depan panggung (front stage) yang mereka lakukan

di facebook dengan perilaku mereka di belakang panggung (back stage) sebagai kaum

yang termarjinalkan.

Bila kita berkaca pada teori Dramaturgi dari Goufman, bahwa kehidupan itu

dibagi kedalam dua wilayah yaitu wilayah depan (front region) dan wilayah belakang

(back region). Wilayah depan ibarat panggung sandiwara bagian depan (front stage)

yang ditonton khalayak penonton, sedangkan wilayah belakang ibarat panggung

sandiwara bagian belakang (back stage) atau kamar rias tempat pemain sandiwara

bersantai, mempersiapkan diri, atau berlatih untuk memainkan perannya di panggung

depan. Goffman membagai panggung depan menjadi dua bagian: front pribadi

(personal front), dan setting, yakni situasi fisik yang harus ada ketika aktor harus

melakukakn pertunjukan. Tanpa setting, aktor biasanya tidak dapat melakukan

pertunjukan. Begitu juga yang dilakukan para komunitas lesbi Bandung dalam

eksistensinya di masyarakat dengan mempergunakan jejaring sosial yang diuraikan di

atas.

Namun tidak lantas apa yang dilakukan komunitas lesbi Bandung tersebut dalam

melakukan eksistensinya dimasyarakat dapat serta merta diterima, masyarakat kota

Bandung yang masih cukup kuat memegang kendali agamis dan juga adat istiadat

kesundaanya masih tetap menganggap tabu dan aib terhadap komunitas kaum

homoseksual sebab hal itu dianggap keluar dari fitrah sebagai manusia dan diluar

kewajaran.

Apalagi Undang-undang yang berlaku di Indonesia sangat menentang sekali

pernikahan sesama jenis . Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974

Page 4: Eksistensi Kaum Lesbi Di Kota Bandung Dalam Sosial Media Facebook

tentang Perkawinan (“UU Perkawinan”), perkawinan adalah ikatan lahir batin antara

seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri.

Pasal 1

“Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha esa.”

Selain itu, di dalam Pasal 2 ayat (1) UU Perkawinan dikatakan juga bahwa perkawinan

adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan

kepercayaannya. Ini berarti selain negara hanya mengenal perkawinan antara wanita dan

pria, negara juga mengembalikan lagi hal tersebut kepada agama masing-masing.

Kemudian, dari sisi agama Islam, perkawinan antara sesama jenis secara tegas

dilarang. Hal ini dapat dilihat dalam Surah Al-A’raaf (7): 80-84, yang artinya sebagai

berikut:

"Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah (keji) itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?" Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya (yang beriman) kecuali istrinya (istri Nabi Luth); dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu."

Gereja Katolik, misalnya, tetap mempertahankan doktrinnya yang menolak

praktik homoseksual. Tahun 1975, Vatikan mengeluarkan keputusan bertajuk “The

Vatican Declaration on Sexual Ethics.” Isinya, antara lain menegaskan: “It (Scripture)

does attest to the fact that homosexual acts are intrinsically disordered and can in no

case be approved of.” Dalam Pidatonya pada malam Tahun Baru 2006, Paus Benediktus

XVI juga menegaskan kembali tentang terkutuknya perilaku homoseksual. Dalam Islam,

soal homoseksual ini sudah jelas hukumnya. Meskipun sudah sejak dulu ada orang-orang

yang orientasi seksualnya homoseks, ajaran Islam tetap tidak berubah, dan tidak

mengikuti hawa nafsu kaum homo atau pendukungnya.

Page 5: Eksistensi Kaum Lesbi Di Kota Bandung Dalam Sosial Media Facebook

Perumusan Masalah

Berkembangnya komunitas homoseksual terutama kaum lesbi yang ada di kota

Bandung merupakan sesuatu yang menjadi bidang kajian berbagai pihak terutama yang

berkaitan dengan masalah kehidupan sosial masyarakat di kota kembang tersebut. Salah satu

faktor pendukung dari pesatnya perkembangan komunitas lesbi tersebut adalah berkaitan

dengan berkembangnya kemajuan di bidang teknologi komunikasi dan informasi terutama

jaringan internet.

Jejaring sosial yang begitu marak dalam dunia maya (internet) sudah dapat diakses

oleh berbagai bentuk perangkat media dari mulai PC sampai dengan hand phone, terutama

yang menjadi andalan dari jejaring sosial adalah facebook.

Eksistensi kaum lesbi di kota Bandung dengan memanfaatkan facebook sebagai

media untuk berkomunikasi baik dengn sesama komunitas maupun dengan masyarakat

sudah tidak canggung dan ragu lagi untuk memperlihatkan identitas mereka. Berkaitan

dengan hal tersebut, tulisan ini berupaya untuk mengungkapkan permasalahan pokok yang

muncul diantaranya adalah :

Bagaimana eksistensi komunitas lesbi Family Belokers Bandung di media sosial

facebook pada masyarakat kota Bandung?

Bagaimana peran panggung depan (front stage) dan panggung belakang (back stage)

komunitas lesbi Family Belokers Bandung di media sosial facebook pada masyarakat

kota Bandung?

Pembahasan

Lesbian dan Komunitas Family Belokers Bandung

Lesbian adalah seorang perempuan yang memiliki ikatan emosional-erotis dan

seksual terutama dengan perempuan atau yang melihat dirinya terutama sebagai bagian

dari sebuah komunitas yang mengidentifikasikan diri lesbian yang memiliki ikatan

emosional erotis dan seksual dengan perempuan dan yang mengidentifikasikan dirinya

seorang lesbian (Adhiati,2007). Lesbian adalah perempuan-perempuan yang hidup dan

bercinta secara mandiri dari laki-laki (Rueda, dkk, 2007).

Page 6: Eksistensi Kaum Lesbi Di Kota Bandung Dalam Sosial Media Facebook

Lesbian adalah istilah bagi perempuan yang mengarahkan orientasi seksualnya

kepada sesama perempuan atau disebut juga perempuan yang mencintai perempuan

baik secara fisik, seksual, emosional atau secara spiritual. Lesbian adalah seorang yang

penuh kasih. Pada saat ini kata lesbian digunakan untuk menunjukkan kaum gay

wanita

Lesbian atau lesbianisme berasal dari kata Lesbos yaitu pulau di tengah Lautan

Egeis yang pada zaman kuno dihuni oleh para wanita. Konon siapa saja yang lahir

di pulau itu nama belakangnya akan di ikuti kata Lesbia, namun tidak semua orang

yang memakai nama tersebut adalah lesbian. Mereka meneruskan kebiasaan tersebut

untuk menghormati leluhur sebelumnya dan agar kebiasaan itu tidak hilang oleh

waktu karena semakin zaman terus berkembang orang-orang pun lebih mengenal istilah

lesbian sebagai lesbian (Kartono, 2009 : 249).

Komunitas Family Belokers Bandung adalah sebuah kelompok sosial dari

beberapa organisme lesbian di kota Bandung yang berbagi lingkungan melalui media

sosial facebook dalam satu group yang umumnya memiliki ketertarikan yang sama.

Dalam komunitas tersebut di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber

daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa.

Dramaturgi Erving Goffman

Manusia mampu menjalankan berbagai peran sesuai dengan situasi dan kondisi

yang berbeda. Menurut George Ritzer, manusia adalah aktor yang kreatif dari realitas

sosialnya. Manusia sebagai aktor yang kreatif mampu menciptakan berbagai hal, salah

satunya adalah ruang interaksi dunia maya. Setiap individu mampu menampilkan

karakter diri yang berbeda ketika berada di dunia maya dengan dunia nyata. Dalam

sosiologi terdapat istilah dramaturgi atau presentasi diri (The Presentation of Self) untuk

menjelaskan bagaimana seseorang menampilkan diri pada lingkungan atau panggung

tertentu.

Erving Goffman memperkenalkan teori dramaturgi yang melihat kehidupan sosial

sebagai serangkaian pertunjukan drama yang serupa dengan apa yang ditampilkan diatas

panggung. Teori dramaturgi menjelaskan bahwa identitas manusia tidaklah stabil,

berubah-ubah tergantung dengan siapa individu berinteraksi. Goffman berasumsi bahwa

Page 7: Eksistensi Kaum Lesbi Di Kota Bandung Dalam Sosial Media Facebook

ketika individu berinteraksi, mereka ingin menyajikan pemahaman tertentu tentang diri

yang akan diterima oleh orang lain. Setiap individu sebagai aktor berusaha melakukan

peran dalam “pertunjukkan dramanya” sebaik mngkin dengan tujuan orang lain melihat

karakteristik personalnya sesuai dengan apa yang diperankan. Untuk mencapai tujuannya

ini, actor perlu menggunakan teknik “manajemen kesan” atau impression management

agar penonton yakin dengan apa yang diperankan dan tidak mengetahui karakter asli dari

aktor. Dengan impression management, aktor mampu mengendalikan ekspresi muka dan

suara serta skenario yang perankan..

Dalam konsep dramaturgi terdapat dua jenis panggung yaitu, panggung depan

(front stage) dan panggung belakang (back stage). Panggung depan (front stage) adalah

bagian pertunjukan yang berfungsi mendefinisikan situasi penyaksi pertunjukan. Front

stage dibagi dua, setting pemandangan fisik yang harus ada jika aktor ingin

memainkannya dan front personal berbagai macam perlengkapan sebagai pembahasa

perasaan dari aktor. Front personal terbagi dua, yaitu penampilan berbagai jenis barang

yang mengenalkan status sosial aktor (appereance), dan gaya mengenalkan peran macam

apa yang dimainkan aktor dalam situasi tertentu (manner)atau dalam bahasa lain di front

stage inilah aktor melakukan pencitraan dirinya sebaik mungkin.

Panggung belakang (Back stage) merupakan ruang dimana berjalan skenario

pertunjukan oleh “tim” (masyarakat rahasia yang mengatur pementasan masing-masing

aktor) atau dalam bahasa lain di back stage inilah karakter aktor yang asli ditunjukan.

Individu bebas berperilaku sesuai dengan karakter asli tanpa harus mengkhawatirkan ada

yang memperhatikannya. Tujuan dari orang melakukan dramaturgi menurut Goffman

adalah penerimaan penonton akan manipulasi. Ketika aktor berhasil menjalankan

perannya maka penonton akan melihat aktor sesuai dengan apa yang memamg

diperrtunjukkan oleh aktor tersebut. Aktor akan semakin mudah membawa penonton

untuk mencapai tujuan dari pertunjukkan yang dilakukan.

Eksistensi Lesbian Familiy Belokers Bandung Pada Media Sosial facebook Baik di

Depan maupun Belakang Panggung

Menjadi seorang lesbian bukanlah hal yang mudah untuk di jalani. Masih

banyak orang beranggapan lesbian merupakan hal yang tidak wajar dan tabu untuk

Page 8: Eksistensi Kaum Lesbi Di Kota Bandung Dalam Sosial Media Facebook

berada di sekitarnya. Dengan adanya penolakan dari masyarakat sebenarnya membuat

komunitas ini enggan untuk mengungkapkan keberadaannya. Tapi dengan penampilan

yang apa adanya membuat komunitas ini merasa dirinya mulai memiliki

kepercayaan diri untuk mengungkapkan siapa dirinya tanpa menutupinya lagi. Mereka

lebih merasa percaya diri bila orang lain (orang diluar komunitas lesbian) di

sekitarnya mengetahui keadaannya tersebut dan dapat mengakui keberadaan dari

komunitas ini. Tapi sebagai manusia, mereka juga memiliki rasa minder atau kurang

percaya diri dengan keadaannya ini. Namun apa yang mau dikata semua itu sudah

terlanjur dan tidak dapat ditarik lagi apa yang sudah terjadi. Mereka mencoba untuk

dapat bersosialisasi dengan orang lain untuk mendapatkan kepercayaan dirinya yang

lain di masyarakat.

Komunitas ini mengharapkan agar masyarakat dapat memahami keadaannya

khususnya di kota Bandung karena bagaimanapun juga komunitas ini manusia yang

memiliki haknya untuk menetap di tempat yang mereka tinggali. Dengan adanya pro

dan kontra dalam masalah ini, komunitas di Bandung lebih memilih untuk diam

karena mereka tahu dengan dilakukannya protes maka keberadaannya terancam, oleh

sebab itu mereka tidak banyak mengambil tindakan yang berbahaya yang dapat

mengancam komunitasnya dan sekarang ini di Bandung komunitas lesbian dapat

menunjukkan diri karena pro-kontra tersebut tidak mengusik mereka.

Perkembangan teknologi pun menjadi salah satu penyebab penyebarannya,

dimana kemampuan teknologi saat ini sangat menjamin orang untuk mendapatkan

informasi dengan mudah. Biasanya komunitas ini melakukan perkenalan lewat jejaring

sosial di internet seperti Facebook yang sekarang memang sedang banyak di gandrungi

orang, Friendster, Twitter, Blog, dan MiRC serta situs pribadi untuk komunitasnya.

Semua itu mereka lakukan untuk tetap dapat menjaga ke eksistensian komunitasnya di

dunia maya.

Komunitas Family Belokers Bandung juga merupakan group yang memanfaatkan

media sosial facebook, dan saat ini mereka sudah tidak ada keraguan lagi untuk

memperlihatkan eksistensi dirinya di depan masyarakat. Pengamatan penulis dalam group

Familiy Belokers Bandung para anggotanya sudah secara terang-terangan mengakui

bahwa dirinya adalah seorang lesbian tanpa mengganti atau merubah identitas dirinya.

Page 9: Eksistensi Kaum Lesbi Di Kota Bandung Dalam Sosial Media Facebook

Panggung depan (front stage) mereka dalam facebook sudah memperlihatkan

identitasnya sebagai lesbi, misalnya untuk yang lesbian Butchy selain memakai pakaian

laki-laki mereka pun memperlihatkan status-statusnya yang ada di wall facebook serta

komentar dan foto-foto yang berperilaku sebagaimana laki-laki. Sehingga sulit

mengatakan bahwa mereka itu sebenarnya perempuan tapi bila melihat seperti itu

orang-orangpun dapat mengatakan bahwa mereka adalah laki-laki berpenampilan

perempuan dan terjebak dalam badan tersebut. Berbeda dengan lesbian Femme, dimana

penampilannya sangat feminim

Bagaimana dengan belakang panggungnya (back stage) berdasarkan hasil tinjauan

di lapangan untuk komunitas group facebook Family Beloker Bandung sudah mempunyai

tempat untuk berkumpul dimana komunitas ini senang untuk ”unjuk gigi” di depan

masyarakat dengan sering ”nongkrong” di tempat-tempat ramai. Di Bandung ini

khususnya, komunitas ini biasanya ”nongkrong” di Tony Jack Bandung Indah Plaza

(BIP) orang-orang atau komunitas ini menyebutnya komunitas TJ (Tony Jack).

Paris Van Java (PVJ), Dago Plaza (Dapla) dan tempat hiburan malam Planet atau lebih

dikenal dengan komunitas PL ini juga menjadi tempat biasa mereka kumpul untuk

sekedar ngobrol atau sharing dengan teman-teman di komunitasnya tersebut.

Untuk mengetahui keberadaan pasangan lesbian dari komunitas facebook Family

Belokers Bandung tersebut, kita dapat mencoba untuk memperhatikan butchy yang

sedang membawa pasangannya. Dari sana dapat dibedakan mana perempuan normal

dan mana yang lesbian. Karena komunitas lesbian di Tony Jack sudah berani untuk

memperlihatkan kemesraannya dengan pasangannya yaitu dengan bergandengan tangan,

berpelukan bahkan duduk dipangkuan pasangannya.

Jadi komunitas Family Belokers Bandung yang ada di kota Bandung untuk saat ini

telah mencoba untuk merubah eksistensi mereka dan telah terjadi pergeseran pada

komunitas tersebut yang tadinya untuk panggung depan (front stage) mereka masih ragu

dan malu secara terbuka membuka identitas dirinya sekarang dengan sangat terbuka

mereka memperlihatkan jati diri mereka sebagai kaum yang termarjinalkan. Begitu pula

dengan panggung belakang (back stage) saat ini mereka yang juga tergabung dalam

komunitas Tony Jack sudah berani untuk memperlihatkan kemesraannya dengan

Page 10: Eksistensi Kaum Lesbi Di Kota Bandung Dalam Sosial Media Facebook

pasangannya yaitu dengan bergandengan tangan, berpelukan bahkan duduk dipangkuan

pasangannya.

Kesimpulan

Sebenarnya komunitas Family Belokers Bandung dalam group facebook

memiliki sikap acuh tak acuh terhadap pandangan orang lain, mereka tidak

menganggap pandangan orang menjadi masalah dalam hidupnya, tapi selama orang

tersebut tidak melakukan hal yang dapat menyakiti hati komunitas ini maka

komunitas ini pun tidak akan membuat masalah. Oleh karena itu mereka mencoba

untuk menghargai hak masing-masing orang untuk tetap berdampingan. Dan dengan

cara berkomunikasi serta bersosialisasi dengan masyarakat melalui group Family

Belokers Bandung itulah yang dapat membuat komunitas ini dapat mempertahankan

eksistensinya dan memperlihatkan bagaimana eksistensi mereka di depan panggung (front

stage) d a n eksistensi mereka dibelakang panggung (back stage) terhadap masyarakat

khususnya di kota Bandung sendiri.

DAFTAR RUJUKAN PUSTAKA

Adhiati, Triana. (2007). Gerakan Feminis Lesbian Studi Kasusu politik Amerika 1990-an. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Departeman Agama RI, (1989). Terjemahan Al-Qur’an, CV.Toha Putra:Semarang.

George Ritzer dan Douglas J.Goodman.(2008) Teori Sosiologi Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Muktahir Teori Sosial Postmodern. Penerjemah Nurhadi Yogyakarta:Kreasi Wacana,

Kaplan, H.I.,Sadock, B.J.&Gerbb, J.A. (2010). Sinopsis psikiatri, Jakarta:Binapura Aksara

Kartono, K. (2009). Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual. Yogyakarta: Jala Sutra

Mudji Sutrisno dan Hendar Putranto. (2005). Teori-Teori Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.

New Merah Putih (2009) Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan , Gallang Press:Yogyakarta

Page 11: Eksistensi Kaum Lesbi Di Kota Bandung Dalam Sosial Media Facebook

Rueda, Marisa. Rodriguez, Marta. Watkins, Susan Alice. 2007. Feminisme Untuk

Pemula. Resist Book. Yogyakarta.

Saputri, M. (2011), Krisis identitas seorang lesbian (skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang) Jawa Timur.