ekonomi syariah

16

Upload: putra-w-o

Post on 20-Nov-2015

239 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ekonomi Syariah

TRANSCRIPT

Kewarganegaraan 06

Perkembangan Lembaga Ekonomi Syariah

KELOMPOK 3Muhammad Rizal Tauvany(13080583005)Nela Diah Septiana(13080583008)Putra Wahyu Oktavianus(13080583035)Pramedia Navysilia(13080583045)Ria Audina Rega Regita(13080583044)Jefry Argo Wijaya(13080583039)

Sejarah Perkembangan Lembaga Keuangan Bank Syariah

Bank Syariah pada awalnya dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok ekonomi dan praktisi perbankan muslim yang berupaya mengakomodasi desakan dari berbagai pihak yang menginginkan agar tersedia jasa transaksi keuagnan yang dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan prinsip-prinsip syariah Islam.

Ref :Yuesuf, 2013. Makalah Sistem Ekonomi Islam. (Online). Tersedia :http://yuesuf.wordpress.com/2013/04/15/makalah-sistim-ekonomi-islam/. Diakses pada 03 Maret 2014

Seiring Berjalannya WaktuLembaga-lembaga keuangan dengan berbasis syariah ternyata tidak hanya berkembang di negara yang masyarakatnya mayoritas muslim. Telah banyak berdiri beberapa bank syariah di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Kita dapat melihat Citibank yang telah mendirikan CitiIslamic Investment Bank. Ref :Yuesuf, 2013. Makalah Sistem Ekonomi Islam. (Online). Tersedia :http://yuesuf.wordpress.com/2013/04/15/makalah-sistim-ekonomi-islam/. Diakses pada 03 Maret 2014

Perkembangan Bank Syariah di IndonesiaMulai pertengahan tahun 1997 hingga sekarang, bank syariah terbukti telah menunjukkan ketangguhannya. PT. Bank Muamalat Indonesia yang merupakan bank syariah pertama di Indonesia ternyata tetap dalam posisi sehat dimana banyak bank-bank umum konvensional saat itu mengalami kesulitan.

Vhara, 2013. Perkembangan Ekonomi Islam Indonesia. (online). Tersedia: http://vhara.wordpress.com/perkembangan-ekonomi-islam-di-indonesia/. Di akses pada tanggal 02 Maret 2014

Perkembangan bank syariah di Indonesia mengikuti tiga tahapanTahap perkenalan (introduction)

Tahap pengakuan (recognition)

Tahapan pemurnian (purification)

Tahap perkenalan terjadi pada tahun 1991 sampai tahun 1997. Pada tahap ini, masih terdapat perdebatan di masyarakat mengenai nama dari produk-produk perbankan syariah apakah harus menggunakan bahasa aslinya, seperti al-mudharabah, al-musyarakah, al-murabaha, al-baiu bithaman ajil, as-Salam, al-Istishna, al Ijarah, ar-Rahn, al-Kafalah, dan lain-lain, atau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Tahap Perkenalan (Introduction)

Tahap Pengakuan (Recognition)

Tahapan-tahapan tersebut adalah:1) Tahap I (2002-2004), yaitu meletakkan landasan yang kuat bagi pertumbuhan industri.2) Tahap II (2005-2009), yaitu memperkuat struktur industri perbankan syariah.3) Tahap III (2010-2012), yaitu memenuhi standar keuangan dan mutu pelayanan internasional.4) Tahap IV (2013-2015), yaitu terbentuknya integrasi lembaga keuangan syariah.Tahap pengakuan akan keunggulan bank syariah ini ditandai dengan dibentuknya Biro Perbankan Syariah pada tahun 2001 oleh Tim Pengembangan Perbankan Syariah dalam rangka pengembangan dan pembinaan perbankan syariah di Indonesia. Karena beban kerja semakin meningkat maka muncul Tahapan implementasi.

Tahapan pemurnian (purification)

Tahap ini dimulai sejak tahun 2002, sejalan dengan prioritas pertama dari inisiatif yang harus dilakukan agar perbankan syariah selalu mematuhi prinsip Syariah. Tahap pemurnian ini masih belum merasakan kenyamanan yang berbeda dalam berbagai aspeknya dengan praktik perbankan konvensional, maka usaha pemurnian menuju perbankan syariah yang baik belum selesai dan harus terus dilanjutkan.

Selain itu, unit usaha syariah (UUS) menambahkan Undang-Undang Perbankan Syariah tersebut yang dapat membuka lebar peluang bagi berkembangnya perbankan syariah adalah :Bank Umum Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat tidak dapat dikonversi menjadi Bank Konvensional, sementara Bank Konvensional dapat dikonversi menjadi Bank Syariah (Pasal 5 ayat 7).Penggabungan (merger) atau peleburan (akuisisi) antara Bank Syariah dengan Bank Non Syariah wajib menjadi Bank Syariah (Pasal 17 ayat 2).Bank Umum Konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah (UUS) harus melakukan pemisahan (spin off) apabila UUS mencapai asset paling sedikit 50% dari total nilai asset bank induknya; atau 15 tahun sejak berlakunya UU Perbankan Syariah. (Pasal 68 ayat 1).Dimungkinkannya warga negara asing dan/atau badan hukum asing yang tergabung secara kemitraan dalam badan hukum Indonesia untuk mendirikan dan/atau memiliki Bank Umum Syariah (Pasal 9 ayat 1 butir b).Pemilikan pihak asing tersebut dapat secara langsung maupun tidak langsung melalui pembelian saham di bursa efek (Pasal 14 ayat 1).

Sistem Operasional Bank SyariahSistem Penghimpunan DanaSistem Penyaluran DanaJasa Layanan Perbankan

Referensi :Zainul Arifin dalam Sistem Operasional Bank Syariahhttp://shariahlife.wordpress.com/2007/01/16/prinsip-prinsip-operasional-bank-islam/diakses pada 28 April 2012

Sistem Penghimpunan DanaSumber Dana :

Dana ModalDana TitipanDana dari ZIS

Sistem Penyaluran Dana

Equity FinancingDebt Financing

13

Jasa Layanan Perbankan

1.Al-Wakalah (Deputyship)2.Kafalah(Gauranty)3.Hawalah (Transfer Service)4.Jualah5.Rahn6.Al-Qardh (Soft and Benevolent Loan)7.Sharf

14

Daftar Pustaka

Yuesuf, 2013. Makalah Sistem Ekonomi Islam. (online). Tersedia :http://yuesuf.wordpress.com/2013/04/15/makalah-sistim-ekonomi- islam/. Diakses pada 03 Maret 2014

Zainul Arifin dalam Sistem Operasional Bank Syariah. (online). Tersedia: http://shariahlife.wordpress.com/2007/01/16/prinsip-prinsip-operasional-bank-islam/diakses pada 03 Maret 2014

Vhara, 2013. Perkembangan Ekonomi Islam Indonesia. (online). Tersedia: http://vhara.wordpress.com/perkembangan-ekonomi-islam-di-indonesia/. Diakses pada 03 Maret 2014

TERIMA KASIH