ekonomi regional
TRANSCRIPT
EKONOMI REGIONAL
Fak Ek
MATERI : 1. PENDAHULUAN - RUANG LINGKUP
2. KONSEP WILAYAH
3. TEORI BASIS EKONOMI
4. TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH
5. TEORI LOKASI
6. ALAT ANALISIS EKONOMI REGIONAL
Fak Ek
1. PENDAHULUAN - RUANG LINGKUP
ILMU EKONOMI REGIONAL/WILAYAH :Suatu cabang dari ilmu ekonomi yang dalam pembahasannya lebih
menitik beratkan pada dimensi tata ruang dalam pengertian ekonomi.
Walter Isard (1956) : Penerapan prinsip-prinsip ekonomi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi antar wilayah yang memiliki potensi yang berbedaPersoalan pokok ilmu ekonomi (ekonom klasik) mecakup 4 hal :what, how, for whom, when.
Perbedaan kondisi antar daerah : potensi ekonomi, kemajuan industri, ketersediaan prasarana, kepadatan penduduk, keahlian TK dan harga faktor produksi
WHERE : Pemilihan lokasi dari berbagai kegiatan ekonomi (Ilmu Eko Regional)
Fak Ek
Tujuan Ilmu Ekonomi Regional, menciptakan :
Full employment Economic Growth
Price Stability
Terjaganya kelestarian dan Swasembada Pangan
Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah Penetapan Sektor Unggulan
Membuat Keterkaitan Antar Sektor
Fak Ek
MANFAAT
ILMU EKO REGIONAL
MAKRO
MIKRO
Kebijakan Mempercepat
Laju Pertumbuhan Keseluruhan
Wilayah
Membantu Perencanaan
Wilayah Menghemat
Waktu dan Biaya Dalam Proses Menentukan Lokasi Suatu
Kegiatan Proyek
Penentuan Wilayah
Proyek
Ada Perbedaan Pada Setiap Wilayah :• Potensi• Keunggulan Komparative• Skala Prioritas• Pendapatan• MPC
Fak Ek
EKONOMI REGIONAL VERSUS EKONOMI PEMBANGUNAN
KESAMAAN : DALAM UPAYA MERUMUSKAN KEBIJAKAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAKMURAN MASYARAKAT
ILMU EKO REGIONAL ILMU EKO PEMBANGUNAN Membicarakan
perbedaan /hubungan potensi antar bagian wilayah
Hanya membicarakan bagian tertentu saja dari wilayah suatu negara (fokus pada batasan kesatuan wilayah analisis)
Membahas pengaruh pembangunan suatu wilayah, arah perpindahan modal & TK serta faktor penyebabnya, arus barang dan uang dalam suatu wilayah
Analisis ekonomi regional banyak yang tidak dapat diterapkan dalam ekonomipembangunan
Ekonomi regional banyak berisikan rumus aplikasi
Kurang membicarakan perbedaan hubungan potensi antar bagian wilayah
Objeknya mencakup seluruh wilayah di seluruh negara (fokus pada batasan administrasi)
Membahas aspek moneter, fiskal, impor, ekspor, tahapan pertumbuhan dan kebijakan lainnya
Analisis ekonomi pembangunan umumnya dapat digunakan untuk analisis eko regional
Eko Pembangunan berisi teori murni
Fak Ek
EKSPOR (Regional Approach)
•Menjual produk barang dan jasa keluar wilayah ;ain dalam negara maupun ke luar negeri
KEGIATAN BASIS
Semua kegiatan baik penghasil produk maupun penyedia jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah (bersifat exogenous)
KEGIATAN NON BASIS
Semua kegiatan untu memenuhi konsumsi lokal yang dipengaruhi oleh pendapatan masyarakat lokal
TEORI BASIS EKONOMI (ECONOMIC BASE THEORY)
Laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut.
Fak Ek
TEORI BASIS EKONOMI (ECONOMIC BASE THEORY)
Laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut.
KEGIATAN EKONOMI
NON BASIS
BASIS
InvestasiProduksi (+) Bila permintaan lokal tetap Harga (-) VA (-) Usaha (-) Produksi (-) LapanganKerja & Pajak (-) Pertumbuhan Ekonomi (-)
Investasi Produksi (+) Orientasi ekspor Harga Stabil/ Meningkat VA (+) Sektor Lain Berkembang Lapangan
Kerja dan Pajak (+) Pertumbuhan Ekonomi (+)
Fak Ek
PENGGANDA BASIS
Rasio Basis
Perbandingan antara banyaknya lapangan kerja non basis yang tersedia untuk setiap lapangan kerja basis
Bila base ratio adalah 1:2 setiap satu lapangan kerja basis , tersedia 2 lapangan kerja non basis
Dengan kegiatan ekspor yang menambah 100 TK maka akan menambah 200 TK baru di sektor non basis.
Kegiatan ekspor berdampak langsung terhadap sektor basis, sedangkan pada sektor non basis dampaknya menyusul secara bertahap sampai seluruhnya terjadi.
Fak Ek
PENGGANDA BASIS (BASE MULTIPLIER)
Besarnya perubahan lapangan kerja total untuk setiap suatu perubahan lapangan kerja di sektor basis
TOTAL LAPANGAN KERJARUMUS : --------------------------------- LAPANGAN KERJA BASIS
BASE MULTIPLIER : 300 / 100 = 3
Setiap perubahan 1 TK pada sektor basis mengakibatkan perubahan lapangan kerja total sebesar 3 TK
PERUBAHAN LAPANGAN KERJA TOTAL
= (Nilai Pengganda Basis) x (Perubahan Pada Lapangan Kerja Basis)
Fak Ek
PENENTUAN SEKTOR BASIS
1. METODE LANGSUNG
Dilakukan melalui suvai langsung kpd pelaku usaha kemana mereka memasarkan produknya dan dari mana mereka membeli bahan baku (nilai netto ekspor impor)
VARIABEL : Nilai Tambah - Jumlah TK
2. METODE TIDAK LANGSUNG
Menetapkan suatu kegiatan basis dan non basis berdasarkan asumsi yang ditetapkan sendiri. Setiap kegiatan yang dominan di ekspor, kegiatan yang dibiayai pemerintah pusat dan lainnya
3. METODE CAMPURAN• Survai pendahuluan melalui pengumpulan data sekunder• Tentukan sektor basis dan non basis (Basis : 70% produk di
ekspor)• Bila tdk memenuhi kriteria, lakukan survai kembali yang diserta
survai langsung ke pelaku usaha
Fak Ek
NN
i
RRi
EE
EELQ
Dimana:
LQ = Locatioan Quotient
RiE = Tenaga kerja di sektor i di Kabupaten Tanjung Jabung
RE = Total tenaga kerja di seluruh sektor di Kabupaten Tanjung Jabung
NiE = Total tenaga kerja di sektor i di Provinsi Jambi
NE = Total tenaga kerja di seluruh sektor di Provinsi Jambi
Bila LQ > 1 : Sektor i memiliki tingkat spesialisasi yang berlebihan/berpotensi ekspor inter daerah (sektor utama)
Bila LQ = 1 : Sektor i memiliki tingkat spesialisasi yang cukup (kondisi seimbang)
Bila LQ < 1 : Sektor i kurang memiliki tingkat spesialisasi/ berpotensi impor inter daerah (sektor non utama)
4. METODE LOCATION QUOTIENT
Membandingkan porsi lapangan kerja/ nilai tambah untuk sektor tertentu di wilayah kita dengan porsi lapangan kerja / nilai tambah untuk sektor yang sama secara nasional
Fak Ek
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH ?
Fak Ek
TEORI LOKASI• ILMU YANG MENYELIDIKI TATA RUANG KEGIATAN EKONOMI
• ILMU YANG MENYELIDIKI ALOKASI GEOGRAFIS DARI SUMBER-SUMBER YANG LANGKA SERTA HUBUNGANNYA DENGAN ATAU PENGARUHNYA TERHADAP LOKASI BERBAGAI MACAM KEGIATAN LAINNYA
LOKASI RUANG : PERMUKAAN BUMI, BAIK YANG ADA DIATASNYA MAUPUN YANG ADA
DIBAWAHNYA SEPANJANG MANUSIA BISA MENJANGKAUNYA
STUDI RUANG
ANALISIS ATAS DAMPAK / KETERAITAN ANTAR KEGIATAN DISUATU LOKASI DENGAN BERBAGAI KEGIATAN LAIN PADA LOKASI LAIN
STUDI LOKASIMELIHAT KEDEKATAN ATAU JAUHNYA SUTAU KEGIATAN DENGAN KEGIATAN LAIN DAN APA DAMPAKNYA ATAS KEGIATAN MASING-MASING KARENA LOKASI BERDEKATAN TERSEBUT
JARAK• WAKTU•BIAYA•TENAGA•INFORMASI
INTENSITAS MOBILITAS
Fak Ek
1.TEORI LOKASI VON THUNENMENGANALISIS TENTANG PERBEDAAN LOKASI DARI BERBAGAI KEGIATAN PERTANIAN ATAS DASAR PERBEDAAN SAWAH TANAH
ASUMSI:• WILAYAH ANALISIS BERSIFAT TERISOLIR SEHINGGA TIDAK TERDAPAT PENGARUH PASAR DARI KOTA LAIN • TIPE PEMUKIMAN ADALAH PADAT DI PUSAT WILAYAH (PUSAT PASAR) DAN MAKIN KURANG PADAT APABILA MENJAUH DARI PUSAT WILAYAH• SELURUH WILAYAH MODEL MEMILIKI IKLIM, TANAH DAN TOPOGRAFI YANG SERAGAM• FASILITAS PENGANGKUTAN ADALAH PRIMITIF DAN RELATIF SERAGAM, ONGKOS DITENTUKAN OLEH BERAT BARANG YANG DIBAWA• KECUALI PERBEDAAN BERAT JARAK KE PASAR, SEMUA FAKTOR ALAMIAH YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN TANAH ADALAH SERAGAM DAN KONSTAN.
JARAK KE PASAR
SEWA TANAH
PUSAT PASAR
KURVA : PERBEDAAN SEWA TANAH SESUAI PERBEDAAN JARAK KE PASAR
Fak Ek
KEMAMPUAN SEWA TANAH
KURVA - A
KURVA - B
PASARJARAK DR PASAR
KURVA : PERMINTAAN ATAS TANAH UNTUK KEGIATAN YANG BERBEDA
• KEGIATAN A YANG TERCERMIN PADA KURVA PERMINTAAN ATAS TANAH MENUNJUKKAN KEMAMPUAN YANG LEBIH TINGGI MEMBAYAR SEWA DIBANDINGKAN DENGAN KEGIATAN B
• SAMPAI PADA TITIK T, LEBIH MENUNJUKAN KEGIATAN A LEBIH UNGGUL. SETELAH TTIK T, KEGIATAN B YANG UNGGUL
Fak Ek
1234567 P
GAMBAR : DIAGRAM LINEAR VON THUNEN
POLA PENGGUNAAN TANAH
KETERANAGAN :P PASAR1. PUSAT INDUSTRI2. PERTANIAN INTENSIF3. WILAYAH KOTA4. PERTANIAN EKSTENSIF5. PETERNAKAN6. PEMBUANGAN SAMPAH
•SEWA TANAH DAPAT MEMPENGARUHI JENIS KEGIATAN BERLOKASI•SEWA TANAH SEMAKIN TINGGI DIPUSAT KOTA DAN AKAN SEMAKIN MENURUN BILA SEMAKIN JAUH DARI PUSAT KOTA•HARGA TANAH ADALAH SEMAKIN TINGGI PADA JALAN-JALAN UTAMA
Fak Ek
2. TEORI LOKASI WEBER• PENELITIAN LOKASI INDUSTRI DIDASARKAN ATAS PRINSIP
MINIMALISASI BIAYA• LOKASI SETIAP INDUSTRI TERGANTUNG PADA BIAYA TOTAL
TRANSPORTASI DAN TENAGA KERJA DIMANA PENJUMLAHAN KEDUANYA HARUS MINIMUM
KEUNTUNGAN MAKSIMUM = TR – TCASUMSI :• WILAYAH ANALISIS TERISOLASI, IKLIM HOMOGEN, KONSUMEN TERKONSENTRASI DAN
KONDISI PASAR ADALAH PERSAINGAN SEMPURNA• SDA TERSEDIA DIMANA-MANA (UBIQUITOUS) DALAM JUMLAH MEMADAI• MATERIAL LAINNYA (BHN BAKAR, TAMBANG) TERSEDIA SECARA SPORADIS DAN
HANYA TERJANGKAU PADA BEBERAPA TEMPAT TERBATAS.• TK TIDAK UBIQUITOUS (TIDAK MENYEBAR SECARA MERATA) TP BERKELOMPOK PADA
BEBERAPA LOKASI DENGAN MOBILITAS TERBATASFAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOKASI :1. BIAYA TRANSPORTASI (JARAK DAN BERAT LOKASIONAL) BERAT LOKASIONAL : BERAT TOTAL SEMUA BARANG INPUT YANG HARUS DIANGKUT
KETEMPAT PRODUKSI UNTUK MENGHASILKAN SATU SATUAN OUTPUT DITAMBAH BERAT
OUTPUT YANG AKAN DIBAWA KE PASAR BERAT TOTAL : TERDIRI DARI SATU-SATUAN PRODUK AKHIR DITAMBAH SEMUA BERAT
INPUT YANG HARUS DIANGKUT KE LOKASI PABRIK YANG DIPERLUKAN UNTUK
MENGHASILKAN SATU SATUAN OUTPUT.2. UPAH TENAGA KERJA3. AGLOMERASI Fak Ek
AD 1. BIAYA TRANSPORTASI
X
P
T
ZY
M2
b
a
c
M1
DIMANA :T = LOKASI OPTIMUMM1 M2 = SUMBER BAHAN BAKUP = PASARXYZ = BOBOT INPUT DAN OUTPUTabc = JARAK LOKASI INPUT DAN OUTPUT
PENENTUAN LOKASI OPTIMUM (DEKAT LOKASI BAHAN BAKU ATAU PASAR ) DENGAN MENGGUNAKAN INDEKS MATERIAL :
BOBOT BHN BAKU LOKALIM = ------------------------------------- BOBOT PRODUK AKHIR
•BILA IM > 1: PERUSAHAAN BERLOKASI DEKAT BAHAN BAKU•BILA IM < 1: PERUSAHAAN BERLOKASI DEKAT PASAR
Fak Ek
AD. BIAYA TENAGA KERJALOKASI INDUSTRI PENGHEMATAN BIAYA TK/UNIT PRODUKSI LEBIH BESAR DARI PADA TAMBAHAN BIAYA TRANSPORTASI/UNIT PRODUKSI KARENA BERPINDAHNYA LOKASI INDUSTRI KE DEKAT SUMBER TK
T123
L
BIAYA MINIMUM
T = LOKASI BIAYA TRANSPORTASI TERENDAHL = LOKASI BIAYA TK TERENDAH
Fak Ek
• TITIK-2 DI LUAR T MEMILIKI TINGKAT BIAYA TRANSPORTASI YANG SAMA
PENYIMPANGANNYA DARI TITIK T
• BILA TITIK-2 TSB DIHUBUNGKAN SATU SAMA LAIN CLOSE CURVE
ISODAPAN
• ISODOPAN : KURVA YANG MENGGAMBARKAN BERBAGAI LOKASI INDUSTRI
YANG MEMBERIKAN TINGKAT BIAYA TRANSPORTASI YANG SAMA
• PERBEDAAN ISODOPAN SATU DENGAN LAINNYA MENUNJUKKAN
PERTAMBAHAN BIAYA AKIBAT PERTAMBAHAN JARAK DARI TITIK T
DENGAN TINGKAT PERTAMBAHAN YANG SAMA PADA MASING-MASING
ISODAPAN
• PADA GBR TERLIHAT, DILUAR TITIK T TERDAPAT ISODAPAN 1,2 DAN 3.
TITIK L ADALAH LOKASI PASAR TK DI DALAM ISODAPAN 2
• PERUSAHAAN AKAN PINDAH LOKASI KE L ATAU TETAP DI LOKASI TITIK T,
TERGANTUNG PD BERAPA BESAR PERBEDAAN BIAYA YANG DIHEMAT DARI
UPAH BURUH YANG RENDAH BILA PINDAH KE LOKASI L DIBANDINGKAN
DENGAN BIAYA TRANSPORTASI YANG HARUS DIKELUARKAN KARENA
KEPINDAHAN TSB Fak Ek
AD. AGLOMERASI
TEMPAT KECENDERUNGAN BERKUMPULNYA BEBERAPA PELAKU EKONMI PADA SUATU LOKASI KARENA ADA UPAYA SALING MEMANFAATKAN DARI FASILITAS YANG TERSEDIA
LOKASI INDUSTRI : TAMBAHAN BIAYA TRANSPORTASI AKAN DIIMBANGI OLEH PENGHEMATAN DILUAR BIAYA TRANSOPRTASI (NON TRANSPORTASI: FASILITAS PENDUKUNG)T1 T2 T3 = MASING-2 LOKASI INDUSTRI YANG MEMILIKI BIAYA TRANSPORTASI MINIMUM
T1
T3
T2
A
• ISODAPAN KRITIS : SELISIH BIAYA DARI SALAH SATU KURVA ISODAPAN DARI TITIK T ADALAH SAMA DENGAN KEUNTUNGAN NON TRANSPORTASI YANG DAPAT DIPEROLEH PADA SUATU TEMPAT ALTERNATIF
• TITIK A MRP ISODAPAN KRITIS UNTUK MASING-MASING INDUSTRI, KRN TITIK A MRP PUSAT PERPOTONGAN MAKA AKAN TERJADI AGLOMERASI PADA TITIK A
Fak Ek
Walter Isard (1956) : Penerapan prinsip-prinsip ekonomi untuk mempercepat pertumbuhan
ekonomi antar wilayah yang memiliki potensi yang berbeda
Tujuan Ilmu Ekonomi Regional, menciptakan : Full employmentEconomic Growth
Price Stability
Terjaganya kelestarian dan Swasembada Pangan
Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah Penetapan Sektor Unggulan
Membuat Keterkaitan Antar Sektor
Fak Ek
NNi
RRi
EE
EELQ
Dimana:
LQ = Locatioan Quotient
RiE = Tenaga kerja di sektor i di Kabupaten Tanjung Jabung
RE = Total tenaga kerja di seluruh sektor di Kabupaten Tanjung Jabung
NiE = Total tenaga kerja di sektor i di Provinsi Jambi
NE = Total tenaga kerja di seluruh sektor di Provinsi Jambi
Bila LQ > 1 : Sektor i memiliki tingkat spesialisasi yang berlebihan/berpotensi ekspor inter daerah (sektor utama)
Bila LQ = 1 : Sektor i memiliki tingkat spesialisasi yang cukup (kondisi seimbang)
Bila LQ < 1 : Sektor i kurang memiliki tingkat spesialisasi/ berpotensi impor inter daerah (sektor non utama)
Fak Ek
2
1
R
NRNi
Ri EEEE
LI
Model ini digunakan untuk mengetahui tingkat penyebaran secara relatif sub sektor di berbagai wilayah. Indeks lokalisasi yang dihasilkan bernilai 0 LI 1
Bila LI = 0 : Berarti tingkat penyebaran sektor i relatif seimbang di wilayan Kabupaten Jabung.
Bila LI = 1 : Berarti tingkat penyebaran sektor i tidak seimbang di Kabupaten Tanjung Jabung.
Dalam LI, distribusi angkatan kerja dalam sebuah sektor untuk daerah yang berbeda-beda diperbandingkan dengan distribusinya di seluruh daerah yang lebih luas. Kedua variabel tersebut harus dinyatakan dalam persen. Kemudian untuk setiap wilayah, di hitung perbedaan antara masing-masing presentasinya. Indeks lokalisasi (LI) ini lebih cenderung bersifat sebagai alat analisis sektoral, dalam hal pesebaran daerahal. Namun demikian, LI dapat juga digunakan untuk mengetahui sektor mana yang penting bagi sebuah daerah serta penyebarannya
Fak Ek
Model ini berguna untuk menganalisis tingkat konsentrasi sektor i di Kabupaten Tanjung Jabung secara relatif. Indeks lokalisasi yang dihasilkan bernilai 0 SI 1
21
i
NNi
RRi EEEE
SI
Bila SI = 0 : Berarti tidak terkonsentrasinya sektor i di Kabupaten Tanjung Jabung secara relatif terhadap Provinsi Jambi.
Bila SI = 1 : Berarti terkonsentrasinya sektor i di Kabupaten Tanjung Jabung secara relatif terhadap Provinsi Jambi
SI mengukur cara kegiatan ekonomi secara keseluruhan, misalnya kesempatan kerja, di suatu daerah menyebar kesegala sektor. Secara relatif, berarti juga dapat dibandingkan dengan wilayah yang lebih luas. Pada SI indeks yang diperoleh adalah untuk seluruh sektor pada sebuah daerah. Hal inilah yang membedakannya dengan LQ, yang hanya menghasilkan indeks untuk hanya satu sektor
Fak Ek
Model ini digunakan untuk menganalisis masalah perbedaan pertumbuhan antar sektor terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata suatu daerah dalam periode tertentu. Sehingga, pada tahap selanjutnya akan diperoleh gambaran keseimbangan pertumbuhan pada sutau daerah. Data yang dipergunakan adalah Produk Domestik
Daerahal Bruto secara sektoral (Primer, Industri, Utilitas dan Jasa) Indeks yang semakin rendah (mendekati nol) menunjukkan makin berimbang pertumbuhan antar sektor dan akan menghasilkan rata-rata pertumbuhan ekonomi daerah yang semakin tinggi dan demikian pula sebaliknya.
2
11,1
1,
1
1
11 sjn
sjni
k
i
sjisj
n
sjn Ggw
kGBG
BG nj s
1
G nj s
1
i
Wij s1
gi nj s,1
=
=
=
=
=
Indeks pertumbuhan yang seimbang untuk daerah Kabupaten Tanjab
selama kurun waktu n tahun.
Laju pertumbuhan PDRB rata-rata tahun ke 1 hingga tahun ke n pada
Kabupaten Tanjab.
Banyaknya sektor ekonomi yang terdapat di Kabupaten Tanjab.
Sumbangan sektor i terhadap PDRB dalam bentuk persentase pada tahun
ke 1 pada Kabupaten Tanjab.
Laju pertumbuhan rata-rata sektor i pada Kabupaten Tanjab.
Fak Ek
KV
X
Xjs
x
xi
N
N
ii
n
i
n2 1
2
1
KV js
X
X
=
=
=
Indikator pemerataan untuk setiap region Kabupaten Batang
Hari dan Tanjung Jabung.
Standar deviasi dari indikator yang diamati yaitu PDRB untuk
setiap region Kabupaten Batang Hari dan Tanjung Jabung
(Barat-Timur).
Rata-rata nilai dari indikator yang diamati (rata-rata PDRB)
untuk setiap region Kabupaten Batang Hari dan Tanjung
Jabung.
Koefisien Variasi yang mendekati nol menunjukkan indikasi semakin meratanya pembangunan suatu region berdasarkan aspek yang diamati dan demikian sebaliknya
Fak Ek
Indeks redistribusi positif menunjukkan suatu pergeseran distribusi lokasi sektor i ke dalam daerah, sedangkan indeks redistribusi negatif menunjukkan suatu pergeseran distribusi lokasi industri ke luar daerah
Nt
Nti
Nnt
Nnti
Rt
Rti
Rnt
Rnti EEEEEEEERI 00,,00,,
RI : Redistribution Indext = 0 : tahun awalt = n : tahun akhirIndeks redistribusi yang dihasilkan bernilai 0 RI 1 dimana:
Bila RI = 0 : Berarti tidak ada pergeseran di dalam distribusi lokasi sektor i.
Bila RI = 1 : Berarti terjadi pergeseran mutlak di dalam distribusi lokasi sektor i.
Indeks ini menyatakan besarnya pergeseran (redistribusi) di dalam distribusi lokal suatu tahun dibandingkan tahun berikutnya. Suatu perbedaan positif menunjukkan suatu pergeseran industri tersebut kedalam wilayah. Suatu perbedaan negatif menunjukkan suatu pergeseran keluar daerah. Dalam menghitung angka pergeseran ini kita mengabaikan berbagai perubahan dalam beberapa perubah.
Fak Ek
RCAEX EX
EX EXi R
i R
dimana:RCA = Indeks keunggulan komparatifExi = Nilai ekspor produk agroindustri ke i di Provinsi JambiEXR = Nilai total ekspor Provinsi JambiExn = Nilai total ekspor Indonesia
Jika nilai indeks RCA dari produk agroindustri yang dianalisis lebih besar dari satu berarti produk tersebut mempunyai keunggulan komparatif bagi Provinsi Jambi dan sebaliknya.
Pendekatan melalui RCA dilakukan dengan cara mengevaluasi peranan ekspor komoditas tertentu dalam ekspor total suatu negara dibandingkan dengan pangsa komoditas tersebut dalam perdagangan dunia. Indeks RCA yang lebih besar dari satu menunjukkan bahwa ekspor komoditas tersebut mengalami peningkatan relatif dibandingkan rata-rata ekspor dunia, sehingga pangsanya di pasaran dunia meningkat, demikian sebaliknya (Ballasa,1965)
Fak Ek
Coefficient Of Concentration Index (CCI) terdiri dari dua model yaitu Indeks Konsentrasi Pasar dan Indeks Konsentrasi Komoditas. Indeks Konsentrasi Pasar dimaksudkan untuk memfokuskan perhatian ekspor komoditas tertentu ke beberapa negara tujuan. Sedangkan Indeks Konsentrasi Komoditas dimaksudkan untuk mengkonsentrasikan pada satu atau beberapa jenis komoditas ekspor saja.
CXij
Xjjxi
n
100
1
2
Cjx = Indeks konsentrasi komoditas ekspor produk agroindustriXij = Nilai ekspor produk agroindustri ke negara i pada tahun jXj = Nilai total ekspor produk agroindustriIndeks yang dihasilkan berkisar antara 0% - 100%. Nilai indeks semakin mendekati 100% dari suatu produk agroindustri berarti produk agroindustri tersebut memiliki tingkat konsentrasi ekspor yang tinggi dibandingkan produk agroindustri lainnya.
Fak Ek
IPRO
t PRO
Nins pro
tt i
n
1
100
2
ln
ln ln
I INS-PRO = Indeks Kestabilitasan ProduksiN = Jumlah tahun observasit = 1,2,................, NPRO = Tingkat produksi produk agroindustri ke i PRO = Menunjukkan rata-rata PROPRO = Nilai estimasi dari log PROt = a + bt + Ut Bila indeks yang dihasilkan semakin mendekati nilai 0 berarti tingkat produksi dari produk agroindustri yang dianalisis semakin stabil dan sebaliknya.
Fak Ek
Koefisien MPI akan mengindikasikan bahwa perkembangan industri melalui peningkatan investasi akan memberi pengaruh yang besar atau kecil terhadap pengembangan kawasan ekonomi melalui bekerjanya mekanisme super multiplier effect dari investasi yang diinjeksi terhadap kawasan ekonomi tersebut
I = a + eY Dimana, IYae
====
Total InvestasiPDRBKonstantaMPI
Fak Ek
d = 1
1d
n dimana di = YI - YP
Sd = )1(
)( 22
nn
ddn ii ; df = n – 1
t hitung = nS
d
d
dimana:YP = Tingkat pendapatan rata-rata tenaga kerja pada sektor pertanianYI = Tingkat pendapatan rata-rata tenaga kerja setelah bekerja di sektor industri
Fak Ek
Untuk melihat perbedaan perilaku konsumsi tenaga kerja sebelum dan sesudah bekerja di sektor industri dilakukan pengujian dengan Chow Test (Gujarati, 1993):
Fungsi Konsumsi tenaga kerja pada saat bekerja di sektor pertanian :CP = a1 + a2YP + U1 .....………………………………………………..…(1)Fungsi Konsumsi tenaga kerja setelah bekerja di sektor industri:CI = b1 + b2YI+ U2 ………………………………........………………….(2)
Dimana :YP = Tingkat Pendapatan Tenaga Kerja Sektor PertanianYI = Tingkat Pendapatan Tenaga Kerja Sektor IndustriCP = Tingkat Konsumsi Tenaga Kerja Sektor PertanianCi = Tingkat Konsumsi Tenaga Kerja Sektor Industri a1 dan b1 = intersepa2 dan b2 = MPC
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan perilaku konsumsi tenaga kerja sebelum dan sesudah bekerja di sektor industri maka dilakukan uji F:
F =
Hasil F hitung akan dibandingkan dengan F tabel
kNNS
kS
221
4
5
Fak Ek
TR/Yti = αi + ß1i Y/kapt
i + eti
TR/Yti = αi + ß1i Y/kapt
i + ß2i Tradetyi + et
i
TR/Y = rasio pajakY/kap = pendapatan perkapita (PDRB perkapita)Tradey = share sektor perdagangan terhadap PDRBe = faktor kesalahan (error term)i = daerah tingkat II (i = 1, 2, 3, ..., 10)t = waktu
TR/Yti = ai + b1i Y/kapt
i + b2i Agrictyi + b3i Tradet
yi + b4i SBtyi + et
i T^/Yti = kapasitas pajak daerahY/kap = pendapatan perkapitaAgricy = kontribusi sektor pertanian terhadap PDRBTradey = kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRBSBy = rasio sumbangan-bantuan terhadap PDRBe = faktor kesalahan (error term)i = daerah tingkat II (I = 1, 2, ..., 10)t = waktu
Fak Ek
Fak Ek
Fak Ek