ekonomi regional

38
EKONOMI REGIONAL Fak Ek

Upload: bagus-cahyo-jaya-pratama

Post on 23-Jun-2015

7.537 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ekonomi regional

EKONOMI REGIONAL

Fak Ek

Page 2: Ekonomi regional

MATERI : 1. PENDAHULUAN - RUANG LINGKUP

2. KONSEP WILAYAH

3. TEORI BASIS EKONOMI

4. TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH

5. TEORI LOKASI

6. ALAT ANALISIS EKONOMI REGIONAL

Fak Ek

Page 3: Ekonomi regional

1. PENDAHULUAN - RUANG LINGKUP

ILMU EKONOMI REGIONAL/WILAYAH :Suatu cabang dari ilmu ekonomi yang dalam pembahasannya lebih

menitik beratkan pada dimensi tata ruang dalam pengertian ekonomi.

Walter Isard (1956) : Penerapan prinsip-prinsip ekonomi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi antar wilayah yang memiliki potensi yang berbedaPersoalan pokok ilmu ekonomi (ekonom klasik) mecakup 4 hal :what, how, for whom, when.

Perbedaan kondisi antar daerah : potensi ekonomi, kemajuan industri, ketersediaan prasarana, kepadatan penduduk, keahlian TK dan harga faktor produksi

WHERE : Pemilihan lokasi dari berbagai kegiatan ekonomi (Ilmu Eko Regional)

Fak Ek

Page 4: Ekonomi regional

Tujuan Ilmu Ekonomi Regional, menciptakan :

Full employment Economic Growth

Price Stability

Terjaganya kelestarian dan Swasembada Pangan

Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah Penetapan Sektor Unggulan

Membuat Keterkaitan Antar Sektor

Fak Ek

Page 5: Ekonomi regional

MANFAAT

ILMU EKO REGIONAL

MAKRO

MIKRO

Kebijakan Mempercepat

Laju Pertumbuhan Keseluruhan

Wilayah

Membantu Perencanaan

Wilayah Menghemat

Waktu dan Biaya Dalam Proses Menentukan Lokasi Suatu

Kegiatan Proyek

Penentuan Wilayah

Proyek

Ada Perbedaan Pada Setiap Wilayah :• Potensi• Keunggulan Komparative• Skala Prioritas• Pendapatan• MPC

Fak Ek

Page 6: Ekonomi regional

EKONOMI REGIONAL VERSUS EKONOMI PEMBANGUNAN

KESAMAAN : DALAM UPAYA MERUMUSKAN KEBIJAKAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAKMURAN MASYARAKAT

ILMU EKO REGIONAL ILMU EKO PEMBANGUNAN Membicarakan

perbedaan /hubungan potensi antar bagian wilayah

Hanya membicarakan bagian tertentu saja dari wilayah suatu negara (fokus pada batasan kesatuan wilayah analisis)

Membahas pengaruh pembangunan suatu wilayah, arah perpindahan modal & TK serta faktor penyebabnya, arus barang dan uang dalam suatu wilayah

Analisis ekonomi regional banyak yang tidak dapat diterapkan dalam ekonomipembangunan

Ekonomi regional banyak berisikan rumus aplikasi

Kurang membicarakan perbedaan hubungan potensi antar bagian wilayah

Objeknya mencakup seluruh wilayah di seluruh negara (fokus pada batasan administrasi)

Membahas aspek moneter, fiskal, impor, ekspor, tahapan pertumbuhan dan kebijakan lainnya

Analisis ekonomi pembangunan umumnya dapat digunakan untuk analisis eko regional

Eko Pembangunan berisi teori murni

Fak Ek

Page 7: Ekonomi regional

EKSPOR (Regional Approach)

•Menjual produk barang dan jasa keluar wilayah ;ain dalam negara maupun ke luar negeri

KEGIATAN BASIS

Semua kegiatan baik penghasil produk maupun penyedia jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah (bersifat exogenous)

KEGIATAN NON BASIS

Semua kegiatan untu memenuhi konsumsi lokal yang dipengaruhi oleh pendapatan masyarakat lokal

TEORI BASIS EKONOMI (ECONOMIC BASE THEORY)

Laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut.

Fak Ek

Page 8: Ekonomi regional

TEORI BASIS EKONOMI (ECONOMIC BASE THEORY)

Laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut.

KEGIATAN EKONOMI

NON BASIS

BASIS

InvestasiProduksi (+) Bila permintaan lokal tetap Harga (-) VA (-) Usaha (-) Produksi (-) LapanganKerja & Pajak (-) Pertumbuhan Ekonomi (-)

Investasi Produksi (+) Orientasi ekspor Harga Stabil/ Meningkat VA (+) Sektor Lain Berkembang Lapangan

Kerja dan Pajak (+) Pertumbuhan Ekonomi (+)

Fak Ek

Page 9: Ekonomi regional

PENGGANDA BASIS

Rasio Basis

Perbandingan antara banyaknya lapangan kerja non basis yang tersedia untuk setiap lapangan kerja basis

Bila base ratio adalah 1:2 setiap satu lapangan kerja basis , tersedia 2 lapangan kerja non basis

Dengan kegiatan ekspor yang menambah 100 TK maka akan menambah 200 TK baru di sektor non basis.

Kegiatan ekspor berdampak langsung terhadap sektor basis, sedangkan pada sektor non basis dampaknya menyusul secara bertahap sampai seluruhnya terjadi.

Fak Ek

Page 10: Ekonomi regional

PENGGANDA BASIS (BASE MULTIPLIER)

Besarnya perubahan lapangan kerja total untuk setiap suatu perubahan lapangan kerja di sektor basis

TOTAL LAPANGAN KERJARUMUS : --------------------------------- LAPANGAN KERJA BASIS

BASE MULTIPLIER : 300 / 100 = 3

Setiap perubahan 1 TK pada sektor basis mengakibatkan perubahan lapangan kerja total sebesar 3 TK

PERUBAHAN LAPANGAN KERJA TOTAL

= (Nilai Pengganda Basis) x (Perubahan Pada Lapangan Kerja Basis)

Fak Ek

Page 11: Ekonomi regional

PENENTUAN SEKTOR BASIS

1. METODE LANGSUNG

Dilakukan melalui suvai langsung kpd pelaku usaha kemana mereka memasarkan produknya dan dari mana mereka membeli bahan baku (nilai netto ekspor impor)

VARIABEL : Nilai Tambah - Jumlah TK

2. METODE TIDAK LANGSUNG

Menetapkan suatu kegiatan basis dan non basis berdasarkan asumsi yang ditetapkan sendiri. Setiap kegiatan yang dominan di ekspor, kegiatan yang dibiayai pemerintah pusat dan lainnya

3. METODE CAMPURAN• Survai pendahuluan melalui pengumpulan data sekunder• Tentukan sektor basis dan non basis (Basis : 70% produk di

ekspor)• Bila tdk memenuhi kriteria, lakukan survai kembali yang diserta

survai langsung ke pelaku usaha

Fak Ek

Page 12: Ekonomi regional

NN

i

RRi

EE

EELQ

Dimana:

LQ = Locatioan Quotient

RiE = Tenaga kerja di sektor i di Kabupaten Tanjung Jabung

RE = Total tenaga kerja di seluruh sektor di Kabupaten Tanjung Jabung

NiE = Total tenaga kerja di sektor i di Provinsi Jambi

NE = Total tenaga kerja di seluruh sektor di Provinsi Jambi

Bila LQ > 1 : Sektor i memiliki tingkat spesialisasi yang berlebihan/berpotensi ekspor inter daerah (sektor utama)

Bila LQ = 1 : Sektor i memiliki tingkat spesialisasi yang cukup (kondisi seimbang)

Bila LQ < 1 : Sektor i kurang memiliki tingkat spesialisasi/ berpotensi impor inter daerah (sektor non utama)

4. METODE LOCATION QUOTIENT

Membandingkan porsi lapangan kerja/ nilai tambah untuk sektor tertentu di wilayah kita dengan porsi lapangan kerja / nilai tambah untuk sektor yang sama secara nasional

Fak Ek

Page 13: Ekonomi regional

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH ?

Fak Ek

Page 14: Ekonomi regional

TEORI LOKASI• ILMU YANG MENYELIDIKI TATA RUANG KEGIATAN EKONOMI

• ILMU YANG MENYELIDIKI ALOKASI GEOGRAFIS DARI SUMBER-SUMBER YANG LANGKA SERTA HUBUNGANNYA DENGAN ATAU PENGARUHNYA TERHADAP LOKASI BERBAGAI MACAM KEGIATAN LAINNYA

LOKASI RUANG : PERMUKAAN BUMI, BAIK YANG ADA DIATASNYA MAUPUN YANG ADA

DIBAWAHNYA SEPANJANG MANUSIA BISA MENJANGKAUNYA

STUDI RUANG

ANALISIS ATAS DAMPAK / KETERAITAN ANTAR KEGIATAN DISUATU LOKASI DENGAN BERBAGAI KEGIATAN LAIN PADA LOKASI LAIN

STUDI LOKASIMELIHAT KEDEKATAN ATAU JAUHNYA SUTAU KEGIATAN DENGAN KEGIATAN LAIN DAN APA DAMPAKNYA ATAS KEGIATAN MASING-MASING KARENA LOKASI BERDEKATAN TERSEBUT

JARAK• WAKTU•BIAYA•TENAGA•INFORMASI

INTENSITAS MOBILITAS

Fak Ek

Page 15: Ekonomi regional

1.TEORI LOKASI VON THUNENMENGANALISIS TENTANG PERBEDAAN LOKASI DARI BERBAGAI KEGIATAN PERTANIAN ATAS DASAR PERBEDAAN SAWAH TANAH

ASUMSI:• WILAYAH ANALISIS BERSIFAT TERISOLIR SEHINGGA TIDAK TERDAPAT PENGARUH PASAR DARI KOTA LAIN • TIPE PEMUKIMAN ADALAH PADAT DI PUSAT WILAYAH (PUSAT PASAR) DAN MAKIN KURANG PADAT APABILA MENJAUH DARI PUSAT WILAYAH• SELURUH WILAYAH MODEL MEMILIKI IKLIM, TANAH DAN TOPOGRAFI YANG SERAGAM• FASILITAS PENGANGKUTAN ADALAH PRIMITIF DAN RELATIF SERAGAM, ONGKOS DITENTUKAN OLEH BERAT BARANG YANG DIBAWA• KECUALI PERBEDAAN BERAT JARAK KE PASAR, SEMUA FAKTOR ALAMIAH YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN TANAH ADALAH SERAGAM DAN KONSTAN.

JARAK KE PASAR

SEWA TANAH

PUSAT PASAR

KURVA : PERBEDAAN SEWA TANAH SESUAI PERBEDAAN JARAK KE PASAR

Fak Ek

Page 16: Ekonomi regional

KEMAMPUAN SEWA TANAH

KURVA - A

KURVA - B

PASARJARAK DR PASAR

KURVA : PERMINTAAN ATAS TANAH UNTUK KEGIATAN YANG BERBEDA

• KEGIATAN A YANG TERCERMIN PADA KURVA PERMINTAAN ATAS TANAH MENUNJUKKAN KEMAMPUAN YANG LEBIH TINGGI MEMBAYAR SEWA DIBANDINGKAN DENGAN KEGIATAN B

• SAMPAI PADA TITIK T, LEBIH MENUNJUKAN KEGIATAN A LEBIH UNGGUL. SETELAH TTIK T, KEGIATAN B YANG UNGGUL

Fak Ek

Page 17: Ekonomi regional

1234567 P

GAMBAR : DIAGRAM LINEAR VON THUNEN

POLA PENGGUNAAN TANAH

KETERANAGAN :P PASAR1. PUSAT INDUSTRI2. PERTANIAN INTENSIF3. WILAYAH KOTA4. PERTANIAN EKSTENSIF5. PETERNAKAN6. PEMBUANGAN SAMPAH

•SEWA TANAH DAPAT MEMPENGARUHI JENIS KEGIATAN BERLOKASI•SEWA TANAH SEMAKIN TINGGI DIPUSAT KOTA DAN AKAN SEMAKIN MENURUN BILA SEMAKIN JAUH DARI PUSAT KOTA•HARGA TANAH ADALAH SEMAKIN TINGGI PADA JALAN-JALAN UTAMA

Fak Ek

Page 18: Ekonomi regional

2. TEORI LOKASI WEBER• PENELITIAN LOKASI INDUSTRI DIDASARKAN ATAS PRINSIP

MINIMALISASI BIAYA• LOKASI SETIAP INDUSTRI TERGANTUNG PADA BIAYA TOTAL

TRANSPORTASI DAN TENAGA KERJA DIMANA PENJUMLAHAN KEDUANYA HARUS MINIMUM

KEUNTUNGAN MAKSIMUM = TR – TCASUMSI :• WILAYAH ANALISIS TERISOLASI, IKLIM HOMOGEN, KONSUMEN TERKONSENTRASI DAN

KONDISI PASAR ADALAH PERSAINGAN SEMPURNA• SDA TERSEDIA DIMANA-MANA (UBIQUITOUS) DALAM JUMLAH MEMADAI• MATERIAL LAINNYA (BHN BAKAR, TAMBANG) TERSEDIA SECARA SPORADIS DAN

HANYA TERJANGKAU PADA BEBERAPA TEMPAT TERBATAS.• TK TIDAK UBIQUITOUS (TIDAK MENYEBAR SECARA MERATA) TP BERKELOMPOK PADA

BEBERAPA LOKASI DENGAN MOBILITAS TERBATASFAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOKASI :1. BIAYA TRANSPORTASI (JARAK DAN BERAT LOKASIONAL) BERAT LOKASIONAL : BERAT TOTAL SEMUA BARANG INPUT YANG HARUS DIANGKUT

KETEMPAT PRODUKSI UNTUK MENGHASILKAN SATU SATUAN OUTPUT DITAMBAH BERAT

OUTPUT YANG AKAN DIBAWA KE PASAR BERAT TOTAL : TERDIRI DARI SATU-SATUAN PRODUK AKHIR DITAMBAH SEMUA BERAT

INPUT YANG HARUS DIANGKUT KE LOKASI PABRIK YANG DIPERLUKAN UNTUK

MENGHASILKAN SATU SATUAN OUTPUT.2. UPAH TENAGA KERJA3. AGLOMERASI Fak Ek

Page 19: Ekonomi regional

AD 1. BIAYA TRANSPORTASI

X

P

T

ZY

M2

b

a

c

M1

DIMANA :T = LOKASI OPTIMUMM1 M2 = SUMBER BAHAN BAKUP = PASARXYZ = BOBOT INPUT DAN OUTPUTabc = JARAK LOKASI INPUT DAN OUTPUT

PENENTUAN LOKASI OPTIMUM (DEKAT LOKASI BAHAN BAKU ATAU PASAR ) DENGAN MENGGUNAKAN INDEKS MATERIAL :

BOBOT BHN BAKU LOKALIM = ------------------------------------- BOBOT PRODUK AKHIR

•BILA IM > 1: PERUSAHAAN BERLOKASI DEKAT BAHAN BAKU•BILA IM < 1: PERUSAHAAN BERLOKASI DEKAT PASAR

Fak Ek

Page 20: Ekonomi regional

AD. BIAYA TENAGA KERJALOKASI INDUSTRI PENGHEMATAN BIAYA TK/UNIT PRODUKSI LEBIH BESAR DARI PADA TAMBAHAN BIAYA TRANSPORTASI/UNIT PRODUKSI KARENA BERPINDAHNYA LOKASI INDUSTRI KE DEKAT SUMBER TK

T123

L

BIAYA MINIMUM

T = LOKASI BIAYA TRANSPORTASI TERENDAHL = LOKASI BIAYA TK TERENDAH

Fak Ek

Page 21: Ekonomi regional

• TITIK-2 DI LUAR T MEMILIKI TINGKAT BIAYA TRANSPORTASI YANG SAMA

PENYIMPANGANNYA DARI TITIK T

• BILA TITIK-2 TSB DIHUBUNGKAN SATU SAMA LAIN CLOSE CURVE

ISODAPAN

• ISODOPAN : KURVA YANG MENGGAMBARKAN BERBAGAI LOKASI INDUSTRI

YANG MEMBERIKAN TINGKAT BIAYA TRANSPORTASI YANG SAMA

• PERBEDAAN ISODOPAN SATU DENGAN LAINNYA MENUNJUKKAN

PERTAMBAHAN BIAYA AKIBAT PERTAMBAHAN JARAK DARI TITIK T

DENGAN TINGKAT PERTAMBAHAN YANG SAMA PADA MASING-MASING

ISODAPAN

• PADA GBR TERLIHAT, DILUAR TITIK T TERDAPAT ISODAPAN 1,2 DAN 3.

TITIK L ADALAH LOKASI PASAR TK DI DALAM ISODAPAN 2

• PERUSAHAAN AKAN PINDAH LOKASI KE L ATAU TETAP DI LOKASI TITIK T,

TERGANTUNG PD BERAPA BESAR PERBEDAAN BIAYA YANG DIHEMAT DARI

UPAH BURUH YANG RENDAH BILA PINDAH KE LOKASI L DIBANDINGKAN

DENGAN BIAYA TRANSPORTASI YANG HARUS DIKELUARKAN KARENA

KEPINDAHAN TSB Fak Ek

Page 22: Ekonomi regional

AD. AGLOMERASI

TEMPAT KECENDERUNGAN BERKUMPULNYA BEBERAPA PELAKU EKONMI PADA SUATU LOKASI KARENA ADA UPAYA SALING MEMANFAATKAN DARI FASILITAS YANG TERSEDIA

LOKASI INDUSTRI : TAMBAHAN BIAYA TRANSPORTASI AKAN DIIMBANGI OLEH PENGHEMATAN DILUAR BIAYA TRANSOPRTASI (NON TRANSPORTASI: FASILITAS PENDUKUNG)T1 T2 T3 = MASING-2 LOKASI INDUSTRI YANG MEMILIKI BIAYA TRANSPORTASI MINIMUM

T1

T3

T2

A

• ISODAPAN KRITIS : SELISIH BIAYA DARI SALAH SATU KURVA ISODAPAN DARI TITIK T ADALAH SAMA DENGAN KEUNTUNGAN NON TRANSPORTASI YANG DAPAT DIPEROLEH PADA SUATU TEMPAT ALTERNATIF

• TITIK A MRP ISODAPAN KRITIS UNTUK MASING-MASING INDUSTRI, KRN TITIK A MRP PUSAT PERPOTONGAN MAKA AKAN TERJADI AGLOMERASI PADA TITIK A

Fak Ek

Page 23: Ekonomi regional

Walter Isard (1956) : Penerapan prinsip-prinsip ekonomi untuk mempercepat pertumbuhan

ekonomi antar wilayah yang memiliki potensi yang berbeda

Tujuan Ilmu Ekonomi Regional, menciptakan : Full employmentEconomic Growth

Price Stability

Terjaganya kelestarian dan Swasembada Pangan

Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah Penetapan Sektor Unggulan

Membuat Keterkaitan Antar Sektor

Fak Ek

Page 24: Ekonomi regional

NNi

RRi

EE

EELQ

Dimana:

LQ = Locatioan Quotient

RiE = Tenaga kerja di sektor i di Kabupaten Tanjung Jabung

RE = Total tenaga kerja di seluruh sektor di Kabupaten Tanjung Jabung

NiE = Total tenaga kerja di sektor i di Provinsi Jambi

NE = Total tenaga kerja di seluruh sektor di Provinsi Jambi

Bila LQ > 1 : Sektor i memiliki tingkat spesialisasi yang berlebihan/berpotensi ekspor inter daerah (sektor utama)

Bila LQ = 1 : Sektor i memiliki tingkat spesialisasi yang cukup (kondisi seimbang)

Bila LQ < 1 : Sektor i kurang memiliki tingkat spesialisasi/ berpotensi impor inter daerah (sektor non utama)

Fak Ek

Page 25: Ekonomi regional

2

1

R

NRNi

Ri EEEE

LI

Model ini digunakan untuk mengetahui tingkat penyebaran secara relatif sub sektor di berbagai wilayah. Indeks lokalisasi yang dihasilkan bernilai 0 LI 1

Bila LI = 0 : Berarti tingkat penyebaran sektor i relatif seimbang di wilayan Kabupaten Jabung.

Bila LI = 1 : Berarti tingkat penyebaran sektor i tidak seimbang di Kabupaten Tanjung Jabung.

Dalam LI, distribusi angkatan kerja dalam sebuah sektor untuk daerah yang berbeda-beda diperbandingkan dengan distribusinya di seluruh daerah yang lebih luas. Kedua variabel tersebut harus dinyatakan dalam persen. Kemudian untuk setiap wilayah, di hitung perbedaan antara masing-masing presentasinya. Indeks lokalisasi (LI) ini lebih cenderung bersifat sebagai alat analisis sektoral, dalam hal pesebaran daerahal. Namun demikian, LI dapat juga digunakan untuk mengetahui sektor mana yang penting bagi sebuah daerah serta penyebarannya

Fak Ek

Page 26: Ekonomi regional

Model ini berguna untuk menganalisis tingkat konsentrasi sektor i di Kabupaten Tanjung Jabung secara relatif. Indeks lokalisasi yang dihasilkan bernilai 0 SI 1

21

i

NNi

RRi EEEE

SI

Bila SI = 0 : Berarti tidak terkonsentrasinya sektor i di Kabupaten Tanjung Jabung secara relatif terhadap Provinsi Jambi.

Bila SI = 1 : Berarti terkonsentrasinya sektor i di Kabupaten Tanjung Jabung secara relatif terhadap Provinsi Jambi

SI mengukur cara kegiatan ekonomi secara keseluruhan, misalnya kesempatan kerja, di suatu daerah menyebar kesegala sektor. Secara relatif, berarti juga dapat dibandingkan dengan wilayah yang lebih luas. Pada SI indeks yang diperoleh adalah untuk seluruh sektor pada sebuah daerah. Hal inilah yang membedakannya dengan LQ, yang hanya menghasilkan indeks untuk hanya satu sektor

Fak Ek

Page 27: Ekonomi regional

Model ini digunakan untuk menganalisis masalah perbedaan pertumbuhan antar sektor terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata suatu daerah dalam periode tertentu. Sehingga, pada tahap selanjutnya akan diperoleh gambaran keseimbangan pertumbuhan pada sutau daerah. Data yang dipergunakan adalah Produk Domestik

Daerahal Bruto secara sektoral (Primer, Industri, Utilitas dan Jasa) Indeks yang semakin rendah (mendekati nol) menunjukkan makin berimbang pertumbuhan antar sektor dan akan menghasilkan rata-rata pertumbuhan ekonomi daerah yang semakin tinggi dan demikian pula sebaliknya.

2

11,1

1,

1

1

11 sjn

sjni

k

i

sjisj

n

sjn Ggw

kGBG

BG nj s

1

G nj s

1

i

Wij s1

gi nj s,1

=

=

=

=

=

Indeks pertumbuhan yang seimbang untuk daerah Kabupaten Tanjab

selama kurun waktu n tahun.

Laju pertumbuhan PDRB rata-rata tahun ke 1 hingga tahun ke n pada

Kabupaten Tanjab.

Banyaknya sektor ekonomi yang terdapat di Kabupaten Tanjab.

Sumbangan sektor i terhadap PDRB dalam bentuk persentase pada tahun

ke 1 pada Kabupaten Tanjab.

Laju pertumbuhan rata-rata sektor i pada Kabupaten Tanjab.

Fak Ek

Page 28: Ekonomi regional

KV

X

Xjs

x

xi

N

N

ii

n

i

n2 1

2

1

KV js

X

X

=

=

=

Indikator pemerataan untuk setiap region Kabupaten Batang

Hari dan Tanjung Jabung.

Standar deviasi dari indikator yang diamati yaitu PDRB untuk

setiap region Kabupaten Batang Hari dan Tanjung Jabung

(Barat-Timur).

Rata-rata nilai dari indikator yang diamati (rata-rata PDRB)

untuk setiap region Kabupaten Batang Hari dan Tanjung

Jabung.

Koefisien Variasi yang mendekati nol menunjukkan indikasi semakin meratanya pembangunan suatu region berdasarkan aspek yang diamati dan demikian sebaliknya

Fak Ek

Page 29: Ekonomi regional

Indeks redistribusi positif menunjukkan suatu pergeseran distribusi lokasi sektor i ke dalam daerah, sedangkan indeks redistribusi negatif menunjukkan suatu pergeseran distribusi lokasi industri ke luar daerah

Nt

Nti

Nnt

Nnti

Rt

Rti

Rnt

Rnti EEEEEEEERI 00,,00,,

RI : Redistribution Indext = 0 : tahun awalt = n : tahun akhirIndeks redistribusi yang dihasilkan bernilai 0 RI 1 dimana:

Bila RI = 0 : Berarti tidak ada pergeseran di dalam distribusi lokasi sektor i.

Bila RI = 1 : Berarti terjadi pergeseran mutlak di dalam distribusi lokasi sektor i.

Indeks ini menyatakan besarnya pergeseran (redistribusi) di dalam distribusi lokal suatu tahun dibandingkan tahun berikutnya. Suatu perbedaan positif menunjukkan suatu pergeseran industri tersebut kedalam wilayah. Suatu perbedaan negatif menunjukkan suatu pergeseran keluar daerah. Dalam menghitung angka pergeseran ini kita mengabaikan berbagai perubahan dalam beberapa perubah.

Fak Ek

Page 30: Ekonomi regional

RCAEX EX

EX EXi R

i R

dimana:RCA = Indeks keunggulan komparatifExi = Nilai ekspor produk agroindustri ke i di Provinsi JambiEXR = Nilai total ekspor Provinsi JambiExn = Nilai total ekspor Indonesia

Jika nilai indeks RCA dari produk agroindustri yang dianalisis lebih besar dari satu berarti produk tersebut mempunyai keunggulan komparatif bagi Provinsi Jambi dan sebaliknya.

Pendekatan melalui RCA dilakukan dengan cara mengevaluasi peranan ekspor komoditas tertentu dalam ekspor total suatu negara dibandingkan dengan pangsa komoditas tersebut dalam perdagangan dunia. Indeks RCA yang lebih besar dari satu menunjukkan bahwa ekspor komoditas tersebut mengalami peningkatan relatif dibandingkan rata-rata ekspor dunia, sehingga pangsanya di pasaran dunia meningkat, demikian sebaliknya (Ballasa,1965)

Fak Ek

Page 31: Ekonomi regional

Coefficient Of Concentration Index (CCI) terdiri dari dua model yaitu Indeks Konsentrasi Pasar dan Indeks Konsentrasi Komoditas. Indeks Konsentrasi Pasar dimaksudkan untuk memfokuskan perhatian ekspor komoditas tertentu ke beberapa negara tujuan. Sedangkan Indeks Konsentrasi Komoditas dimaksudkan untuk mengkonsentrasikan pada satu atau beberapa jenis komoditas ekspor saja.

CXij

Xjjxi

n

100

1

2

Cjx = Indeks konsentrasi komoditas ekspor produk agroindustriXij = Nilai ekspor produk agroindustri ke negara i pada tahun jXj = Nilai total ekspor produk agroindustriIndeks yang dihasilkan berkisar antara 0% - 100%. Nilai indeks semakin mendekati 100% dari suatu produk agroindustri berarti produk agroindustri tersebut memiliki tingkat konsentrasi ekspor yang tinggi dibandingkan produk agroindustri lainnya.

Fak Ek

Page 32: Ekonomi regional

IPRO

t PRO

Nins pro

tt i

n

1

100

2

ln

ln ln

I INS-PRO = Indeks Kestabilitasan ProduksiN = Jumlah tahun observasit = 1,2,................, NPRO = Tingkat produksi produk agroindustri ke i PRO = Menunjukkan rata-rata PROPRO = Nilai estimasi dari log PROt = a + bt + Ut Bila indeks yang dihasilkan semakin mendekati nilai 0 berarti tingkat produksi dari produk agroindustri yang dianalisis semakin stabil dan sebaliknya.

Fak Ek

Page 33: Ekonomi regional

Koefisien MPI akan mengindikasikan bahwa perkembangan industri melalui peningkatan investasi akan memberi pengaruh yang besar atau kecil terhadap pengembangan kawasan ekonomi melalui bekerjanya mekanisme super multiplier effect dari investasi yang diinjeksi terhadap kawasan ekonomi tersebut

I = a + eY Dimana, IYae

====

Total InvestasiPDRBKonstantaMPI

Fak Ek

Page 34: Ekonomi regional

d = 1

1d

n dimana di = YI - YP

Sd = )1(

)( 22

nn

ddn ii ; df = n – 1

t hitung = nS

d

d

dimana:YP = Tingkat pendapatan rata-rata tenaga kerja pada sektor pertanianYI = Tingkat pendapatan rata-rata tenaga kerja setelah bekerja di sektor industri

Fak Ek

Page 35: Ekonomi regional

Untuk melihat perbedaan perilaku konsumsi tenaga kerja sebelum dan sesudah bekerja di sektor industri dilakukan pengujian dengan Chow Test (Gujarati, 1993):

Fungsi Konsumsi tenaga kerja pada saat bekerja di sektor pertanian :CP = a1 + a2YP + U1 .....………………………………………………..…(1)Fungsi Konsumsi tenaga kerja setelah bekerja di sektor industri:CI = b1 + b2YI+ U2 ………………………………........………………….(2)

Dimana :YP = Tingkat Pendapatan Tenaga Kerja Sektor PertanianYI = Tingkat Pendapatan Tenaga Kerja Sektor IndustriCP = Tingkat Konsumsi Tenaga Kerja Sektor PertanianCi = Tingkat Konsumsi Tenaga Kerja Sektor Industri a1 dan b1 = intersepa2 dan b2 = MPC

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan perilaku konsumsi tenaga kerja sebelum dan sesudah bekerja di sektor industri maka dilakukan uji F:

F =

Hasil F hitung akan dibandingkan dengan F tabel

kNNS

kS

221

4

5

Fak Ek

Page 36: Ekonomi regional

TR/Yti = αi + ß1i Y/kapt

i + eti

TR/Yti = αi + ß1i Y/kapt

i + ß2i Tradetyi + et

i

TR/Y = rasio pajakY/kap = pendapatan perkapita (PDRB perkapita)Tradey = share sektor perdagangan terhadap PDRBe = faktor kesalahan (error term)i = daerah tingkat II (i = 1, 2, 3, ..., 10)t = waktu

TR/Yti = ai + b1i Y/kapt

i + b2i Agrictyi + b3i Tradet

yi + b4i SBtyi + et

i T^/Yti = kapasitas pajak daerahY/kap = pendapatan perkapitaAgricy = kontribusi sektor pertanian terhadap PDRBTradey = kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRBSBy = rasio sumbangan-bantuan terhadap PDRBe = faktor kesalahan (error term)i = daerah tingkat II (I = 1, 2, ..., 10)t = waktu

Fak Ek

Page 37: Ekonomi regional

Fak Ek

Page 38: Ekonomi regional

Fak Ek