ekonomi - ftp.unpad.ac.id filenaikan tarif dasar listrik (tdl) tahun depan. upaya penekanan biaya...

1
Eselon I Kementerian BUMN Dirombak MENTERI BUMN Mustafa Abubakar merombak jajaran pejabat eselon I di kementeriannya. Salah satu pejabat yang akan lengser adalah Sekretaris Kementerian BUMN M Said Didu yang telah menduduki posisi tersebut sejak era Menteri BUMN Sugiharto. “Iya, besok (hari ini) serah terima jabatan. Hari ini (kemarin) ter- akhir saya jadi sesmen,” ujar Said di Jakarta, kemarin. Dipastikan, pengganti Said adalah Deputi Menteri BUMN Bidang Restruk- turisasi dan Privatisasi Mahmuddin Yasin. Adapun empat deputi yang dibebastugaskan yaitu Deputi Menteri Bidang Pertambang an Industri Strategis Energi dan Telekomunikasi (PISET) Sahala Lumban Gaol, Deputi Menteri Bidang Logistik dan Pariwisata Hari Susetio, dan Deputi Menteri Bidang Agroindustri, Penerbit- an, dan Percetakan Agus Pakpahan, serta Deputi Menteri BUMN Bidang Jasa Usaha Lainnya Muchayat. (Jaz/E-4) Munas VI Kadin Dimulai KAMAR Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menggelar perhelatan Musyawarah Na- sional (Munas) VI di Jakarta Convention Center (JCC) pada hari ini dan besok. Munas VI Kadin bertujuan memilih Ketua Umum Dewan Pengurus Kadin Indonesia periode 2010- 2015. Adapun lima calon yang akan berlaga dalam pemilihan itu adalah Suryo B Sulisto, Wishnu Wardhana, Adi Putra Darmawan Tahir, Sandiaga Uno, dan Chris Kanter. Sebelumnya, Kadin menggelar acara Pramunas yang menurut Ketua Penyeleng- gara Munas VI Kadin Haryadi B Sukamdani bertujuan menggelar konvensi untuk memilih 30 suara yang akan mewakili asosiasi atau himpunan pengusaha. Selain 30 suara itu, lima kandidat akan merebutkan 129 suara yang terdiri atas 99 suara dari 33 perwakilan Kadin provinsi. (Ant/E-4) Peralatan Listrik Bandara Soetta Usang DIRETUR Utama PLN Dahlan Iskan menyatakan banyak per- alatan listrik di Bandara Soekarno-Hatta tidak layak pakai karena umur yang sudah tua. “Bandara Soekarno-Hatta membutuhkan 160 kubikel listrik baru agar listriknya bisa aman,” ujar Dahlan di Jakarta, kemarin. Sementara itu, operator Bandara Soekarno-Hatta, PT Angkasa Pura (AP) II, akhirnya menggandeng PT PLN untuk pendampingan pengelolaan listrik level III di bandara yang sempat beberapa kali mengalami gangguan itu, meliputi jaringan tegangan menengah (JTM), genset yang terhubung dengan JTM dan main po- wer system (MPS) serta uninterrupted power system (UPS) untuk daerah prioritas. Adapun untuk mengetahui penyakit di sistem kelistrikan bandara, kedua BUMN itu menargetkan penyelesaian pengkajian (assessment) pada akhir November mendatang. (Jaz/E-4) P EMERINTAH ber- sama Komisi VII DPR RI menyepakati pem- batalan rencana pe- naikan tarif dasar listrik (TDL) tahun depan. Upaya penekanan biaya pokok penyediaan (BPP) tenaga listrik diproyeksikan mencukupi untuk menutup kekurangan subsidi. Demikian antara lain hasil rapat kerja Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Darwin Zahedy Saleh, dengan Komisi VII DPR, di Gedung Parlemen Jakarta, tadi malam. Menurut Darwin, penekan- an BPP listrik diperkirakan mampu menghemat hingga Rp8,1 triliun. Penghematan tersebut diperoleh dengan me- manfaatkan tambahan pasokan gas kepada PLN sebanyak 100 juta kaki kubik (million stan- dard cubic feet per day/mmscfd) diperkirakan menghemat Rp2,5 triliun. Selain itu, menurut Darwin, dengan pembangunan termi- nal penerimaan LNG (liqueed natural gas) juga dapat dihemat Rp2,3 triliun. Darwin mengatakan, pem- batalan penaikan TDL yang semula direncanakan mulai 1 Januari 2011 bisa dijalankan dengan catatan utang subsidi 2009 Rp4,6 triliun ditangguh- kan dan tidak diberikan ke- pada PLN pada 2011. Dengan demikian, beban subsidi listrik tahun depan Rp36,4 triliun. Dalam menanggapi keputus- an pembatalan penaikan TDL, Direktur Utama PLN Dahlan Ishkan mengaku hal itu akan memberatkan PLN. Pasalnya, PLN sudah berupaya melaku- kan penghematan sehingga beban subsidi listrik bisa turun drastis dari Rp55,1 triliun pada 2010 menjadi tinggal Rp36,4 triliun di 2011. “Bagaimana lagi? kami akan lakukan esiensi. Di sisi lain tuntutan elektrifikasi terus meningkat. Tetapi, kami di PLN menerima berapa pun subsidi yang diberikan. Itu semua urusan pemerintah dan parlemen,” tuturnya. Sebelumnya, pemerintah mengusulkan TDL tetap naik mulai 1 Januari 2011, namun tarifnya berubah dari 15% menjadi 5,4% Namun setelah dilakukan lobi dan pihak DPR meminta agar pemerintah memaksi- malkan penekanan BPP listrik, akhirnya diputuskan untuk membatalkan penaikan TDL. Usul penaikan TDL yang pertama kali dilontarkan pe- merintah melalui RAPBN 2011, mendapatkan tentangan dari masyarakat dan kalangan pengusaha. Pasalnya, pada Juli lalu pemerintah baru saja me- naikkan tarif rata-rata 10%. Energi terbarukan Sementara itu, pemerintah berencana menaikkan proporsi energi baru dan terbarukan (EBT) menjadi 25% di 2025. Sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) No 5 Ta- hun 2006, pemerintah berke- inginan untuk menurunkan ketergantungan pada minyak bumi serta me ningkatkan peran jenis energi baru dan terbarukan. Perpres menyebutkan kon- tribusi EBT dalam bauran energi primer nasional pada 2025 adalah sebesar 17% dengan komposisi bahan ba- kar nabati sebesar 5%, panas bumi 5%, biomasa, nuklir, air, surya, dan angin 5%, serta batu bara yang dicairkan sebesar 2%. Direktur Jenderal EBT dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Luluk Sumiarso meng- ungkapkan setelah melaku- kan penghitungan kembali, pihaknya memperkirakan pe- ranan EBT dapat diperbesar. “Potensi panas bumi dan energi hidro kita banyak, sa- ngat sayang jika tidak diguna- kan,” ucap Luluk. Luluk menyatakan belum da- pat menyebutkan porsi energi alternatif lainnya. Komposisi- nya akan ditentukan Dewan Energi Nasional. (Jaz/E-2) [email protected] Peraturan Menkeu Keluar Fasilitas Likuiditas Siap Kucur RI masih Kantongi Komitmen Impor Beras Satu Juta Ton Nyok Lebaran Lagi Lebaran Betawi menjadi momentum mengakrabkan kembali masyarakat Betawi.’ Fokus Megapolitan, hal 18-19 HALAMAN 13 JUMAT, 24 SEPTEMBER 2010 Ekonomi EBET PROGRAM bantuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Peru- mahan (FLPP) kini benar-benar siap untuk direalisasikan awal Oktober nanti. Peraturan men- teri keuangan (PMK) tentang tata cara penyediaan, pencairan, dan pertanggungjawaban dana FLPP yang selama ini ditunggu- tunggu sebagai payung pelak- sanaan program tersebut telah diterbitkan, Rabu (22/9). Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Monoarfa menyatakan dengan terbitnya PMK tersebut, standard operating procedure (SOP) sebagai patok- an pengucuran FLPP juga siap diterapkan Kementerian Peru- mahan Rakyat (Kemenpera). Isi dan pelaksanaan SOP itu akan mengacu ke PMK. “SOP-nya sendiri sudah nal sebelumnya. Hanya kemarin masih dalam pembahasan dengan Kementerian Keuang- an dan menunggu PMK-nya. Sekarang PMK sudah keluar, ini sudah bisa dijalankan,” ujar Suharso seusai peringatan Hari Perumahan Nasional 2010 di Jakarta, Rabu malam. Meski demikian, jelas dia, SOP untuk skema baru pem- biayaan perumahan tersebut akan disosialisasikan terlebih dahulu kepada bank penyalur, masyarakat, dan pihak terkait lainnya sebelum diberlakukan penuh mulai 1 Oktober 2010. Sebelumnya, para pelaku usaha realestat meminta pe- merintah segera menerbitkan SOP dari program FLPP untuk mempercepat kucuran dana dari bank pelaksana program. Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Teguh Satria mengatakan jika SOP tidak keluar sebelum 1 Oktober 2010, penerapan FLPP berpotensi mundur lagi. Kondisi itu akan menyebabkan banyak akad kredit transaksi perumahan juga mundur. “Penundaan akad kredit membuat pengembang rugi karena tetap harus mem- bayar bunga kredit,” katanya, akhir pekan lalu. Menurut Deputi Menpera Bidang Pembiayaan Tito Mur- baintoro, SOP akan mengatur sejumlah hal teknis terkait de- ngan pelaksanaan FLPP. Antara lain penetapan tarif cicilan bagi calon penerima fasilitas, tingkat suku bunga, jumlah dana yang akan digelontorkan ke bank, serta komposisi pembagian fasilitas bagi perumahan formal dan swadaya. SOP juga mengatur pe- netapan komposisi bunga yang akan ditanggung pemerintah dan bank penyalur fasilitas tersebut. Komposisi bunga dan tarif cicilan itu akan ditetapkan berbeda-beda sesuai dengan tingkat penghasilan dan harga rumah yang diajukan calon penerima fasilitas tersebut. (CS/E-3) PEMERINTAH mengaku masih memiliki komitmen dengan Vietnam dan Thailand untuk impor sebesar 1 juta ton beras. Komitmen itu akan direalisasi- kan jika pasokan domestik ti- dak bisa memenuhi kebutuhan cadangan beras Perum Bulog. Policy-nya sudah dipegang bahwa stok pemerintah tidak boleh kurang dari 1,5 juta (ton) di akhir tahun, hitungannya yang punya Bulog. Langsung opsi impor (dipilih) jika me- mang diperlukan,” kata Wakil Mentan Bayu Krisnamurthi di Jakarta, kemarin. Lebih jauh, Bayu mengatakan pemerintah mengupayakan segala cara untuk memenuhi kebutuhan beras dari dalam negeri. Caranya dengan me- ning katkan produksi beras, pemberian bibit lebih cepat, dan insentif. Namun, pemerin- tah tidak akan menutup diri terhadap opsi impor beras. Bayu mengatakan saat ini Indonesia mempunyai out- standing komitmen impor beras dengan Vietnam dan Thailand sebesar 1 juta ton. Ini meru- pakan bagian dari kerja sama antarnegara. Jika dibutuhkan, beras itu bisa saja diimpor. “Kalau kita membutuhkan bisa menggunakan resources internasional mungkin sampai 1 juta (ton),” tuturnya. Sementara itu, Menteri Koor- dinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan ke- bijakan impor beras bukan disebabkan kekurangan stok. Kebijakan itu ditujukan untuk menambah cadangan beras nasional. Hal itu sebagai an- tisipasi kondisi iklim ekstrem yang diprediksi bisa berlanjut hingga tahun depan. “Opsi apa pun juga untuk memenuhi kebutuhan 237 juta rakyat Indonesia harus kita lakukan. Saya tidak ingin beras kita kurang,” ujar Hatta. Menurut Hatta, dengan mengimpor, bukan berarti Indonesia kini tidak mempu- nyai beras. Kebijakan ini juga dilakukan berbagai negara konsumen beras seperti China. Bahkan, beberapa negara te- lah berencana meningkatkan cadangan berasnya seperti Pakistan dan Filipina. “Bahkan Thailand yang eng- gak pernah impor gula kok impor gula. Apalagi kini pasar beras internasional kan tipis.” Sampai September ini, Bulog baru merealisasikan pengadaan beras sebesar 1,8 juta ton. Pada- hal, BUMN ini ditugasi melaku- kan pengadaan beras sebesar 3,2 juta ton agar posisi stok di akhir tahun masih 1,5 juta ton. Selain stabilisasi harga, cadangan Bulog dibutuhkan untuk me- menuhi jatah beras masyarakat miskin. (Tup/ST/E-6) EKONOMIKA Tarif Listrik 2011 Batal Naik Pemerintah mengandalkan upaya penekanan biaya pokok penyediaan listrik untuk mengurangi beban subsidi. Edna Tarigan Kalau kita membutuhkan bisa menggunakan resources internasional.” INSTALASI LISTRIK: Petani mencangkul sawahnya dengan latar belakang instalasi listrik PLN di Jakarta, beberapa waktu lalu. SUBSIDI PERUMAHAN: Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah di Tangerang, Banten, beberapa waktu lalu. Bantuan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan siap dikucurkan awal Oktober mendatang. MI/AGUNG W REUTERS/DADANG TRI Haryadi B Sukamdani Ketua Penyelenggara Munas VI Kadin MI/M IRFAN Bayu Krisnamurthi Wakil Menteri Pertanian

Upload: nguyendung

Post on 17-Apr-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Eselon I Kementerian BUMN DirombakMENTERI BUMN Mustafa Abubakar merombak jajaran pejabat eselon I di kementeriannya. Salah satu pejabat yang akan lengser adalah Sekretaris Kementerian BUMN M Said Didu yang telah menduduki posisi tersebut sejak era Menteri BUMN Sugiharto. “Iya, besok (hari ini) serah terima jabatan. Hari ini (kemarin) ter-akhir saya jadi sesmen,” ujar Said di Jakarta, kemarin. Dipastikan, pengganti Said adalah Deputi Menteri BUMN Bidang Restruk-turisasi dan Privatisasi Mahmuddin Yasin. Adapun empat deputi yang dibebastugaskan yaitu Deputi Menteri Bidang Pertambang an Industri Strategis Energi dan Telekomunikasi (PISET) Sahala Lumban Gaol, Deputi Menteri Bidang Logistik dan Pariwisata Hari Susetio, dan Deputi Menteri Bidang Agroindustri, Penerbit-an, dan Percetakan Agus Pakpahan, serta Deputi Menteri BUMN Bidang Jasa Usaha Lainnya Muchayat. (Jaz/E-4)

Munas VI Kadin Dimulai KAMAR Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menggelar perhelatan Musyawarah Na-sional (Munas) VI di Jakarta Convention Center (JCC) pada hari ini dan besok. Munas VI Kadin bertujuan memilih Ketua Umum Dewan Pengurus Kadin Indonesia periode 2010-2015. Adapun lima calon yang akan berlaga dalam pemilihan itu adalah Suryo B Sulisto, Wishnu Wardhana, Adi Putra Darmawan Tahir, Sandiaga Uno, dan Chris Kanter. Sebelumnya, Kadin menggelar acara Pramunas yang menurut Ketua Penyeleng-gara Munas VI Kadin Haryadi B Sukamdani bertujuan menggelar konvensi untuk memilih 30 suara yang akan mewakili asosiasi atau himpunan pengusaha. Selain 30 suara itu, lima kandidat akan merebutkan 129 suara yang terdiri atas 99 suara dari 33 perwakilan Kadin provinsi. (Ant/E-4)

Peralatan Listrik Bandara Soetta UsangDIRETUR Utama PLN Dahlan Iskan menyatakan banyak per-alatan listrik di Bandara Soekarno-Hatta tidak layak pakai karena umur yang sudah tua. “Bandara Soekarno-Hatta membutuhkan 160 kubikel listrik baru agar listriknya bisa aman,” ujar Dahlan di Jakarta, kemarin. Sementara itu, operator Bandara Soekarno-Hatta, PT Angkasa Pura (AP) II, akhirnya menggandeng PT PLN untuk pendampingan pengelolaan listrik level III di bandara yang sempat beberapa kali mengalami gangguan itu, meliputi jaringan tegangan menengah (JTM), genset yang terhubung dengan JTM dan main po-wer system (MPS) serta uninterrupted power system (UPS) untuk daerah prioritas. Adapun untuk mengetahui penyakit di sistem kelistrikan bandara, kedua BUMN itu menargetkan penyelesaian pengkajian (assessment) pada akhir November mendatang. (Jaz/E-4)

PEMERINTAH ber-sama Komisi VII DPR RI menyepakati pem-batalan rencana pe-

naikan tarif dasar listrik (TDL) tahun depan. Upaya penekanan biaya pokok penyediaan (BPP) tenaga listrik diproyeksikan mencukupi untuk menutup kekurangan subsidi.

Demikian antara lain hasil rapat kerja Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Darwin Zahedy Saleh, dengan Komisi VII DPR, di Gedung Parlemen Jakarta, tadi malam.

Menurut Darwin, penekan-an BPP listrik diperkirakan mampu menghemat hingga Rp8,1 triliun. Penghematan tersebut diperoleh dengan me-manfaatkan tambahan pasokan gas kepada PLN sebanyak 100 juta kaki kubik (million stan-dard cubic feet per day/mmscfd) diperkirakan menghemat Rp2,5 triliun.

Selain itu, menurut Darwin, dengan pembangunan termi-

nal penerimaan LNG (liquefi ed natural gas) juga dapat dihemat Rp2,3 triliun.

Darwin mengatakan, pem-batalan penaikan TDL yang semula direncanakan mulai 1 Januari 2011 bisa dijalankan dengan catatan utang subsidi 2009 Rp4,6 triliun ditangguh-kan dan tidak diberikan ke-

pada PLN pada 2011. Dengan demikian, beban subsidi listrik tahun depan Rp36,4 triliun.

Dalam menanggapi keputus-an pembatalan penaikan TDL, Direktur Utama PLN Dahlan Ishkan mengaku hal itu akan memberatkan PLN. Pasalnya, PLN sudah berupaya melaku-kan penghematan sehingga

beban subsidi listrik bisa turun drastis dari Rp55,1 triliun pada 2010 menjadi tinggal Rp36,4 triliun di 2011.

“Bagaimana lagi? kami akan lakukan efi siensi. Di sisi lain tuntutan elektrifikasi terus meningkat. Tetapi, kami di PLN menerima berapa pun subsidi yang diberikan. Itu

semua urusan pemerintah dan parlemen,” tuturnya.

Sebelumnya, pemerintah mengusulkan TDL tetap naik mulai 1 Januari 2011, namun tarifnya berubah dari 15% menjadi 5,4%

Namun setelah dilakukan lobi dan pihak DPR meminta agar pemerintah memaksi-

malkan penekanan BPP listrik, akhirnya diputuskan untuk membatalkan penaikan TDL.

Usul penaikan TDL yang pertama kali dilontarkan pe-merintah melalui RAPBN 2011, mendapatkan tentangan dari masyarakat dan kalangan peng usaha. Pasalnya, pada Juli lalu pemerintah baru saja me-

naikkan tarif rata-rata 10%.

Energi terbarukanSementara itu, pemerintah

berencana menaikkan proporsi energi baru dan terbarukan (EBT) menjadi 25% di 2025.

Sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) No 5 Ta-hun 2006, pemerintah berke-inginan untuk menurunkan ketergantungan pada minyak bumi serta me ningkatkan peran jenis energi baru dan terbarukan.

Perpres menyebutkan kon-tribusi EBT dalam bauran energi primer nasional pada 2025 adalah sebesar 17% dengan komposisi bahan ba-kar nabati sebesar 5%, panas bumi 5%, biomasa, nuklir, air, surya, dan angin 5%, serta batu bara yang dicairkan sebesar 2%.

Direktur Jenderal EBT dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Luluk Su miarso meng-ungkapkan setelah melaku-kan penghitungan kembali, pihaknya memperkirakan pe-ranan EBT dapat diperbe sar.

“Potensi panas bumi dan energi hidro kita banyak, sa-ngat sayang jika tidak diguna-kan,” ucap Luluk.

Luluk menyatakan belum da-pat menyebutkan porsi energi alternatif lainnya. Komposisi-nya akan ditentukan Dewan Energi Nasional. (Jaz/E-2)

[email protected]

Peraturan Menkeu KeluarFasilitas Likuiditas Siap Kucur

RI masih KantongiKomitmen Impor

Beras Satu Juta Ton

Nyok Lebaran Lagi Lebaran Betawi menjadi momentum

mengakrabkan kembali masyarakat Betawi.’

Fokus Megapolitan, hal 18-19HALAMAN 13JUMAT, 24 SEPTEMBER 2010Ekonomi

EBET

PROGRAM bantuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Peru-mahan (FLPP) kini benar-benar siap untuk direalisasikan awal Oktober nanti. Peraturan men-teri keuangan (PMK) tentang tata cara penyediaan, pencairan, dan pertanggungjawaban dana FLPP yang selama ini ditunggu-tunggu sebagai payung pelak-sanaan program tersebut telah diterbitkan, Rabu (22/9).

Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Monoarfa menyatakan dengan terbitnya PMK tersebut, standard operating procedure (SOP) sebagai patok-an pengucuran FLPP juga siap diterapkan Kementerian Peru-mahan Rakyat (Kemenpera). Isi dan pelaksanaan SOP itu akan mengacu ke PMK.

“SOP-nya sendiri sudah fi nal sebelumnya. Hanya kemarin masih dalam pembahasan dengan Kementerian Keuang-an dan menunggu PMK-nya. Sekarang PMK sudah keluar, ini sudah bisa dijalankan,” ujar Suharso seusai peringatan Hari Perumahan Nasional 2010 di Jakarta, Rabu malam.

Meski demikian, jelas dia, SOP untuk skema baru pem-biayaan perumahan tersebut akan disosialisasikan terlebih dahulu kepada bank penyalur, masyarakat, dan pihak terkait lainnya sebelum diberlakukan penuh mulai 1 Oktober 2010.

Sebelumnya, para pelaku usaha realestat meminta pe-merintah segera menerbitkan SOP dari program FLPP untuk mempercepat kucuran dana dari bank pelaksana program.

Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Teguh Satria mengatakan jika SOP tidak keluar sebelum 1 Oktober 2010,

penerapan FLPP berpotensi mundur lagi. Kondisi itu akan menyebabkan banyak akad kredit transaksi perumahan juga mundur. “Penundaan akad kredit membuat pengembang rugi karena tetap harus mem-bayar bunga kredit,” katanya, akhir pekan lalu.

Menurut Deputi Menpera Bidang Pembiayaan Tito Mur-baintoro, SOP akan mengatur sejumlah hal teknis terkait de-ngan pelaksanaan FLPP. Antara lain penetapan tarif cicilan bagi calon penerima fasilitas, tingkat

suku bunga, jumlah dana yang akan digelontorkan ke bank, serta komposisi pembagian fasilitas bagi perumahan formal dan swadaya.

SOP juga mengatur pe-netapan komposisi bunga yang akan ditanggung pemerintah dan bank penyalur fasilitas tersebut. Komposisi bunga dan tarif cicilan itu akan ditetapkan berbeda-beda sesuai dengan tingkat penghasilan dan harga rumah yang diajukan calon penerima fasilitas tersebut. (CS/E-3)

PEMERINTAH mengaku masih memiliki komitmen dengan Vietnam dan Thailand untuk im por sebesar 1 juta ton beras. Ko mitmen itu akan direalisasi-kan jika pasokan domestik ti-dak bisa memenuhi kebutuhan cadangan beras Perum Bulog.

“Policy-nya sudah dipegang bahwa stok pemerintah tidak boleh kurang dari 1,5 juta (ton) di akhir tahun, hitungan nya yang punya Bulog. Langsung opsi impor (dipilih) jika me-mang diperlukan,” kata Wakil Mentan Bayu Krisnamurthi di Jakarta, kemarin.

Lebih jauh, Bayu mengatakan pemerintah mengupayakan segala cara untuk memenuhi kebutuhan beras dari dalam negeri. Caranya dengan me-ning katkan produksi beras, pem berian bibit lebih cepat, dan insentif. Namun, pemerin-tah tidak akan menutup diri terhadap opsi impor beras.

Bayu mengatakan saat ini Indonesia mempunyai out-standing komitmen impor beras dengan Vietnam dan Thailand sebesar 1 juta ton. Ini meru-pakan bagian dari kerja sama antarnegara. Jika dibutuhkan, beras itu bisa saja diimpor. “Kalau kita membutuhkan bisa menggunakan resources internasional mungkin sampai 1 juta (ton),” tuturnya.

Sementara itu, Menteri Koor-dinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan ke-bijakan impor beras bukan disebabkan kekurangan stok. Kebijakan itu ditujukan untuk menambah cadangan beras nasional. Hal itu sebagai an-tisipasi kondisi iklim ekstrem

yang diprediksi bisa berlanjut hingga tahun depan.

“Opsi apa pun juga untuk memenuhi kebutuhan 237 juta rakyat Indonesia harus kita lakukan. Saya tidak ingin beras kita kurang,” ujar Hatta.

Menurut Hatta, dengan mengimpor, bukan berarti Indonesia kini tidak mempu-nyai beras. Kebijakan ini juga dilakukan berbagai negara konsumen beras seperti China. Bahkan, beberapa negara te-

lah berencana meningkatkan cadangan berasnya seperti Pakistan dan Filipina.

“Bahkan Thailand yang eng-gak pernah impor gula kok impor gula. Apalagi kini pasar beras internasional kan tipis.”

Sampai September ini, Bulog baru merealisasikan pengadaan beras sebesar 1,8 juta ton. Pada-hal, BUMN ini ditugasi melaku-kan pengadaan beras sebesar 3,2 juta ton agar posisi stok di akhir tahun masih 1,5 juta ton. Selain stabilisasi harga, cadangan Bulog dibutuhkan untuk me-menuhi jatah beras masyarakat miskin. (Tup/ST/E-6)

EKONOMIKA

Tarif Listrik 2011 Batal NaikPemerintah mengandalkan upaya penekanan biaya pokok penyediaan listrik untuk mengurangi beban subsidi.

Edna Tarigan

Kalau kita membutuhkan bisa menggunakan resources internasional.”

INSTALASI LISTRIK: Petani mencangkul sawahnya dengan latar belakang instalasi listrik PLN di Jakarta, beberapa waktu lalu.

SUBSIDI PERUMAHAN: Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah di Tangerang, Banten, beberapa waktu lalu. Bantuan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan siap dikucurkan awal Oktober mendatang.

MI/AGUNG W

REUTERS/DADANG TRI

Haryadi B SukamdaniKetua Penyelenggara Munas VI Kadin

MI/M IRFAN

Bayu KrisnamurthiWakil Menteri Pertanian