ekofisiologi tumbuhan : pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan glycine max
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Cahaya memegang peranan yang sangat penting dalam perkecambahan biji dari
beberapa tanaman. Peranan cahaya dalam merangsang atau menghambat perkecambahan
biji dari beberapa tanaman ini telah diketahui sejak pertengahan abad ke-19. Biji-biji yang
untuk perkecambahannya sangat dipengaruhi cahaya dengan biji-biji yang light sensitif.
Kebanyakan biji-biji tanaman menjadi sensitif terhadap cahaya bila biji-biji tersebut dalam
keadaan basah. Pencahayaan biji-biji kering tidak efektif dalam menstimulasi
perkecambahan, tetapi pencahayaan biji-biji yang telah direndam air kesinar matahari
langsung dalam waktu 0,01 detik saja telah mampu memberikan pengaruh stimulasi
perkecambahan biji. Jadi di samping peranan cahaya, peranan air pun sangat penting dalam
perkecambahan biji. Ini disebabkan karena air mempunyai peranan yang sangat penting
dalam reaksi-reaksi biokhemis dalam biji selama proses perkecambahan. Tetapi pada biji-biji
tertantu justru perkecambahan dihambat dengan adanya cahaya dan tidak terpengaruh
kelembaban yang ada.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam karya tulis ini penulis akan mencoba memaparkan mengenai masalah yang
berhubungan dengan pengaruh cahaya terhadap perkecambahan kacang kedelai (Glycine
max). Hal yang akan dijadikan sebagai permasalahan, yakni:
Bagaimana peran intensitas cahaya yang berbeda-beda terhadap proses perkecambahan
kacang kedelai ?
C. TUJUAN
Tujuan diadakannya percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh intensitas
cahaya dengan pemberian berbagai jenis warna berbeda terhadap perkecambahan kacang
kedelai (Glycine max).
BAB II
PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERKECAMBAHAN KACANG KEDELAI (Glycine max)
A. TEORI DASAR
Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka
pertumbuhannya akan lambat karena jika auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi
tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena
kerja auksin tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut
cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme. Untuk
membedakan tanaman yang memiliki hormon yang banyak atau sedikit kita harus
mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih mudah untuk
mengetahuinya (Anonim, 2008).
Banyak faktor yang mepengaruhi pertumbuhan di antaranya adalah faktor genetik
untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan hormon.
Untuk proses perkecambahan banyak di pengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon,
walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi. Perkecambahan di pengaruhi oleh hormon
auxin, jika melakukan perkecambahan di tempat yang gelap maka akan tumbuh lebih cepat
namun bengkok, hal itu disebabkan karena hormon auxin sangat peka terhadap cahaya, jika
pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat yang perkecambahan akan terjadi
relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh hormon auxin yang aktif secara merata
ketika terkena cahaya. Sehingga di hasilkan tumbuhan yang normal atau lurus menjulur ke
atas (Soerga,2009).
Pengaruh cahaya terhadap perkecambahan dibedakan menjadi :
1. Tanaman yang perkecambahannya membutuhkan cahaya.
Contoh : Latuca sativa
Nicotiana tabacum
2. Tanaman yang berkecambahan baik pada keadaan yang becahaya (intensitas lebih tinggi,
perkecambahan lebih baik).
Contoh : Daucus carota
Ficus elastica
Rumput-rumputan
3. Tanaman yang perkecambahannya dihambat dengan adanya cahaya.
Contoh : Liliaceae
Nigella spp.
4. Tanaman yang perkecambahannya sangat berkurang bila kena cahaya.
Contoh : Licopersicum esculentum
Bromus spp.
Pigmen yang memegang peranan dalam perkecambahan biji adalah phytochrome yang
sulit ditentukan karena hanya terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit dalam biji.
Biji light sensitive yang telah mengadakan imbibisi bila disinari dengan sinar merah
(660 mu) mengakibatkan phytocrome merah berubah bentuk menjadi bentuk phytocrome
infra merah yang aktif sehingga dapat menyebabkan perkecambahan biji.
Sedangkan pencahayaan dengan sinar infra merah (730 mu) mengakibatkan perubahan
bentuk kebentuk phytocrome merah yang inaktif sehingga menghambat perkecambahan
biji. Van der Veen (1973) menyatakan bahwa phytocrome infra merah menginduksi embryo
dalam biji untuk menghasilkan hormon giberelin. Giberelin ini menginduksi terbentuknya
enzym amylase dalam biji. Amylase akan memecah pati menjadi gula sehingga akan
meningkat tekanan osmose dalam biji. Hal ini akan berakibat pecahnya kulit biji. Dengan
rusaknya kulit biji maka biji-biji yang dorman akan berkecambah.
Sinar matahari yang sampai di bumi dikuasai oleh sinar merah sehingga phytocrome
diubah menjadi bentuk phytocrome infra merah aktif. Penetrasi cahaya ke dalam tanah
tergantung oleh panjang gelombang. Cahaya merah penetrasinya mencapai kira-kira 2,5 cm
dalam tanah berpasir. Di kedalaman yang lebih besar keadaannya menjadi gelap sempurna
dan hanya sinar infra merah yang masih sanggup menembusnya, sehingga dalam hal ini biji-
biji akan tetap dorman sampai tanah tersebut diolah.
(http://fp.uns.ac.id/~hamasains/ekotan%206.htm)
Benih mempunyai sifat yang bervariasi terhadap kebutuhan cahaya untuk
perkecambahannya. Berdasarkan pengaruh cahaya terhadap perkecambahan, benih
diklasifikasikan menjadi 3 golongan, yaitu : a) Benih yang bersifat positively photoblastic
(perkecambahannya membutuhkan cahaya atau dipercepat oleh cahaya), misalnya benih
selada,tembakau. b) Benih yang bersifat negatively photoblastic (perkecambahannya tidak
membutuhkan cahaya, atau perkecambahannya dihambat oleh adanya cahaya), misalnya
benih bawang (Allium sp), bayam (Amarantus sp). c) Benih dapat berkecambah sama baik di
tempat gelap atau ada cahaya, misalnya kubis dan kacang-kacangan.
Pengaruh cahaya dan perkecambahan benih dikontrol oleh suatu pigmen penyerap
cahaya, yang dikenal dengan “ phytochrom”. Phytochrom adalah sejenis protein yang
memilikikomponenyangdapatmenyerapcahaya. Cahaya mempengaruhi perkecambahan
dengan tiga cara, yaitu dengan intensitas (kuantitas) cahaya, kualitas cahaya (panjang
gelombang) dan fotoperiodisitas (panjang hari) .(http: //efrin4mzil.blogspot.com /2009/03/
agroklimatologi.html)
Cahaya dengan intensitas tinggi dapat meningkatkan perkecambahan pada biji-biji
yang positively photoblastic (perkecambahannya dipercepat oleh cahaya); jika penyinaran
intensitas tinggi ini diberikan dalam durasi waktu yang pendek. Hal ini tidak berlaku pada biji
yang bersifat negatively photoblastic (perkecambahannya dihambat oleh cahaya).
Biji positively photoblastic yang disimpan dalam kondisi imbibisi dalam gelap untuk jangka
waktu lama akan berubah menjadi tidak responsif terhadap cahaya, dan hal ini disebut
skotodormant. Sebaliknya, biji yang bersifat negatively photoblastic menjadi photodormant
jika dikenai cahaya. Kedua dormansi ini dapat dipatahkan dengan temperatur rendah.
Yang menyebabkan terjadinya perkecambahan adalah daerah merah dari spektrum
(red; 650 nm), sedangkan sinar infra merah (far red; 730 nm) menghambat perkecambahan.
Efek dari kedua daerah di spektrum ini adalah mutually antagonistic (sama sekali
bertentangan): jika diberikan bergantian, maka efek yang terjadi kemudian dipengaruhi oleh
spektrum yang terakhir kali diberikan. Dalam hal ini, biji mempunyai 2 pigmen yang
photoreversible (dapat berada dalam 2 kondisi alternatif).
P650 : mengabsorbir di daerah merah, P730 : mengabsorbir di daerah inframerah. Jika biji
dikenai sinar merah (red; 650 nm), maka pigmen P650 diubah menjadi P730. P730 inilah
yang menghasilkan sederetan aksi-aksi yang menyebabkan terjadinya perkecambahan.
Sebaliknya jika P730 dikenai sinar infra merah (far-red; 730 nm), maka pigmen berubah
kembali menjadi P650 dan terhambatlah proses perkecambahan (Elisa, 2006).
B. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
- Polybag ukuran kecil
- Sekop
- Kertas minyak warna merah, kuning, hijau, biru, merah muda, hitam, dan putih.
b. Bahan
- Air
- Tanah humus (tanah kebun)
- Biji kacang kedelai (Glycine max)
C. LANGKAH KERJA
1. Rendam 50 biji kacang kedelai selama 1 hari
2. Setelah 1 hari, pilih biji yang bobotnya besar dan bagus
3. Siapkan 7 buah polybag berdiameter
4. Isi masing-masing polybag dengan tanah kebun hingga setengah dari volume
polybag tersebut
5. Tanam biji kacang kedelei dengan jarak yang teratur sebanyak 5 biji
6. Tutup masing-masing polybag dengan warna kertas minyak yang berbeda,
usahakan udara tetap masuk kedalam polybag
7. Amati pertumbuhan kecambah setiap hari dengan melihat pertambahan panjang
batangnya.
D. HASIL PENGAMATAN
Macam variabel yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. Variabel bebas : warna penutup polybag
2. Variabel terikat : tinggi kecambah
3. Variabel kontrol : waktu penelitian, tempat penelitian, medium tanam, suhu,
intensitas cahaya, umur tanaman, ukuran polybag, jarak tanam.
No. Warna Penutup Pertambahan tinggi batang(cm)
H-1 H-2 H-3 H-4 H-5 H-6 H-7
1. Kontrol 3 12 18 21 24 27,3 31
2. Merah 1,8 2,7 4 5,8 6,3 6,6 6,9
3. Kuning 2 6,8 9,5 11 13 12,3 11,7
4. Hijau 1,8 2,3 2,8 3,5 4 5,3 5,7
5. Biru 2 5 7,3 7,8 8,3 8,5 8,8
6. Hitam 1,8 2,8 3,4 3,7 4 4 3,8
7. Putih 2 8 11 13 13 11,7 10,2
E. PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, terlihat perbedaan dari masing-masing
pertumbuhan kecambah kacang kedelai pada warna penutup polybag yang berbeda. Pada
polybag yang ditutupi kertas minyak warna putih memiliki pertambahan tinggi batang yang
lebih mencolok dibanding dengan kecambah pada polybag lainnya. Namun, pertumbuhan
kecambah terhalang oleh penutup polybag, sehingga batang membengkok dan beberapa
hari berikutnya mati. Hal yang sama juga terlihat pada polybag dengan penutup warna
kuning, sementara polybag dengan penutup warna merah, kuning, hijau dan biru terlihat
tumbuh lebih lambat. Ini dikarenakan warna penutup yang cenderung gelap sehingga
kurangnya cahaya matahari yang dibutuhkan kecambah untuk tumbuh. Khususnya pada
polybag dengan penutup warna hitam, kecambah kacang kedelai pada hari ke-6 dan ke-7
mulai layu dan berwarna pucat. Selain itu, jika dilihat dari petumbuhan daun, hanya pada
kontrol yang memiliki daun berwarna hijau segar dan berukuran lebar. Sedangkan daun
pada polybag dengan penutup warna merah, kuning, hijau, biru dan putih memiliki daun
berwarna hijau, hingga pucat kekuningan. Bahkan pada polybag dengan penutup warna
hitam, memiliki daun berwarna kuning tua dan berukuran kecil.
Perkecambahan di pengaruhi dua faktor, yaitu faktor internal : kemasakan benih,
dan faktor eksternal : air, udara, cahaya dan suhu. Cahaya berperan penting dalam
perkecambahan kacang kedelai. Hal ini terbukti karena kecambah pada kontrol tumbuh
lebih baik dibanding kecambah yang ditutupi, baik dengan warna terang maupun gelap.
Bahkan pertumbuhan kecambah terhambat di tempat gelap yaitu pada polybag yang
ditutupi kertas minyak warna hitam. Menurut literatur, perkecambahan di pengaruhi oleh
hormon auxin. Jika melakukan perkecambahan di tempat yang gelap maka akan tumbuh
lebih cepat namun bengkok, hal itu disebabkan karena hormon auxin sangat peka terhadap
cahaya, jika pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat yang perkecambahan
akan terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh hormon auxin yang aktif
secara merata ketika terkena cahaya. Sehingga di hasilkan tumbuhan yang normal atau lurus
menjulur ke atas.
Daun pada kecambah yang ditutupi kertas minyak cenderung memiliki warna yang
pucat kekuningan karena tidak dapat memproduksi klorofil sebagai pigmen warna daun.
Pertumbuhan kecambah tersebut mendapatkan nutrisi yang berasal dari kotiledon. Jika
kotiledon telah habis maka tidak ada lagi nutrisi yang digunakan untuk tumbuh. Jika
kecambah tersebut dibiarkan tetap berada di tempat yang tertutup, kecambah akan mati
karena kehabisan nutrisi yang tidak dapat diproduksinya dengan jalan fotosintesis.
Warna penutup polybag yang terang cenderung memiliki kecambah dengan
pertumbuhan yang cukup baik dan daun yang berwarna hijau. Sementara pada polybag
dengan penutup warna hitam dan gelap memiliki kecambah yang kurus dan warna daun
yang pucat kekuningan. Semakin berkurang cahaya untuk perkecambahan biji kacang
kedelai ini, semakin lambat pertumbuhannya. Semakin cukup cahaya yang dibutuhkan
kacang kedelai untuk berkecambah, semakin bagus dan normal pertumbuhannya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
Cahaya sangat berpengaruh terhadap perkecambahan kacang kedelai
(Glycine max).
Warna penutup polybag yang terang cenderung memiliki kecambah dengan
pertumbuhan yang cukup baik dan daun yang berwarna hijau.
Pada polybag dengan penutup warna hitam dan gelap memiliki kecambah
yang kurus dan warna daun yang pucat kekuningan.
Semakin berkurang cahaya untuk perkecambahan biji kacang kedelai ini,
semakin lambat pertumbuhannya. Semakin cukup cahaya yang dibutuhkan
kacang kedelai untuk berkecambah, semakin bagus dan normal
pertumbuhannya.