ekofisiologi hewan
DESCRIPTION
ekofisiologi hewan adalahTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.,
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., atas berkat rahmatNya lah kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah Ekologi berjudul “Ekofisiologi Hewan”.
Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Ekologi Hewan. Makalah ini berisi beberapa
masalah yang mengkaji tentang tanggapan dan penyesuaian diri hewan secara fisiologis terhadap
faktor-faktor lingkungan. Permasalahan tersebut muncul akibat perubahan-perubahan yang
terjadi di dalam peradaban hewan dengan segala kepentingannya dan lingkungan yang juga
senantiasa berubah.
Ucapan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Ekologi Hewan yang telah
memberikan penulis kesempatan untuk membuat makalah ini sebagai pedoman, acuan, dan
sumber belajar.
Penulis menyadari bahwa makalah ini memang jauh dari kata sempurna untuk memberikan
sebuah khazanah baru dalam pengetahuan kita. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis
mempersilahkan kepada pembaca untuk bersama-sama mengkoreksi makalah ini agar tercipta
laporan yang baik dan sesuai dengan kaidah. Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….……………..1
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………..2
PENDAHULUAN ……………………………………………………………………….....3
A. Latar Belakang …………………………………………………………………....…..3
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………….....4
C. Tujuan Penulisan …………………………………………………………………..….4
D. Manfaat Penulisan …………………………………………………………………....4
BAB 2 ………………………………………………………………………………….…...5
PEMBAHASAN ……………………………………………………………………….......5
A. Pengertian Ekofisiologi. ………………………………………………………….…..5
a. Hubungan Ekologi dengan Ekofisiologi ………………………………..……….11
B. Pengaruh Ekofisiologi terhadap Perilaku....................................................................13
C. Cara Hewan Beradaptasi dengan Lingkungan ……………………………………...14
BAB 3 ……………………………………………………………………………………..19
Kesimpulan ………………………………………………………………………………..19
Saran.....................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………...……..20
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan bagi hewan adalah semua faktor biotic dan abiotik yang ada di sekitarnya
dan dapat mempengaruhinya. Setiap organisme di muka bumi menempati habitatnya masing-
masing. Dalam suatu habitat terdapat lebih dari satu jenis organisme dan semuanya berada dalam
satu komunitas.Komunitas menyatu dengan lingkungan abiotik dan membentuk suatu ekosistem.
Dalam ekosistem hewan berinteraksi dengan lingkungan biotic , yaitu hewan lain,
tumbuhan serta mikroorganisme lainnya. Interaksi tersebut dapat terjadi antar individu, antar
populasi danantar komunitas. Setiap makhluk hidup harus dapat berkembangbiak untuk dapat
mewariskan sifat-sifat pada keturunannya. Disamping itu, makhluk hidup juga harus dapat
beradaptasi dengan lingkungannya.
Sebagian besar hewan dapat bertahan hidup menghadapi fluktuasi lingkungan eksternal
yang lebih ekstrim dibandingkan dengan keadaan yang dapat ditolerir oleh setiap individu
selnya. Metabolisme sangat sensitif terhadap perubahan suhu lingkungan internal seekor hewan.
Setiap species hewan yang berbeda telah diadaptasikan terhadap kisaran suhu yang berbeda-
beda. Setiap hewan mempunyai kisaran suhu yang optimum. Di dalam kisaran tersebut, banyak
hewan dapat mempertahankan suhu internal yang konstan meskipun suhu eksternalnya
berfluktuasi.
Adaptasi fisiologis merupakan adaptasi yang menyangkut proses-proses fisiologis hewan
dengan kondisi lingkungan dan sumber daya yang ada dihabitatnya.diantara ciri-ciri fisiologis
hewan yang beradaptasi ada yang berkaitan dengan adaptasi struktural,terutama pada bagian –
bagian dalam tubuh.Adanya keterkaitan antara ciri fisiologis dan struktural yang mungkin
tampak jelas,dilihat dari garis evolusi yang terbentang dari organisme sederhana sampai
organisme tingkat tinggi.
Ekofisiologi hewan berkaitan dengan aktivitas dan proses dari setiap sistem dalam tubuh
hewan seperti sistem pencernaan, pernafasan, gerak, koordinasi, dan regulasi dalam melakukan
3
fungsi hidup oleh organ yang bersangkutan dengan penyesuaiannya terhadap kondisi lingkungan.
Sehingga di sini akan dipelajari tentang organ dan sistem2 tersebut dan bagaimana sistem itu
bekerja satu sama lain untuk melakukan fungsi tertentu, serta bagaimana sistem tersebut
beradaptasi dengan lingkungannya.
B. Rumusan Masalah
Berikut ini beberapa rumusan masalah dalam mengkaji makalah ini :
1. Apa yang dimaksud dengan ekofisiologi ?
2. Bagaimana pengaruh ekofisiologi terhadap perilaku?
3. Bagaimana cara hewan beradaptasi terhadap lingkungan tempat hidupnya?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang kami ingin capai dalam penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui ekomorfologi hewan
2. Untuk mengetahui pengaruh ekomorfologi terhadap perilaku
3. Untuk mengetahui cara hewan beradaptasi terhadap lingkungan tempat hidupnya
D. Manfaat Penulisan
Dengan penulisan makalah ini diharapkan wacana tentang masalah Ekofisiologi hewan
dapat menjadi referensi bagi pembaca serta dapat menambah pengetahuan dalam bidang ekologi
khususnya pada hewan.
Manfaat penulisan makalah ini bagi penyusun adalah, masalah ini dapat memberikan
pengetahuan yang jelas mengenai ekofisiologi hewan.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
EKOFISIOLOGI DALAM EKOLOGI HEWAN
A. PENGERTIAN EKOFISIOLOGI
Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang banyak memanfaatkan informasi dari berbagai
ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya.
Penerapan ekologi di bidang pertanian dan perkebunan di antaranya adalah penggunaan kontrol
biologi untuk pengendalian populasi hama guna meningkatkan produktivitas.
Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan
lingkungannya. Definisi ekologi seperti di atas, pertama kali disampaikan oleh Ernest Haeckel
(zoologiwan Jerman, 1834-1914).
Ilmu ekologi pada dasarnya menjelaskan hubungan antara organisme -tumbuhan maupun
hewan- dengan lingkungannya. Sifat setiap benda hidup dimengerti dari segi hubungannya.
Bukan hanya dengan alam secara fisik -termasuk tanah, air dan iklim- tetapi juga dengan benda
hidup lain dalam suatu pola saling ketergantungan yang dinamakan ekosistem. Contoh ekosistem
dari Sumatera adalah hutan tropis dataran rendah, hutan mangrov, sungai, lahan basah gambut,
dll.
Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi organisme dengan lingkungannya.
Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip yang terkandung dalam hubungan
timbal balik tersebut.
Dalam studi ekologi digunakan metoda pendekatan secara rnenyeluruh pada komponen-
kornponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat
populasi, komunitas, dan ekosistem.
Fisiologi adalah turunan biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan berfungsi
secara fisik dan kimiawi. Fisiologi menggunakan berbagai metode ilmiah untuk mempelajari
5
biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan menjalankan
fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan.
Ekofisiologi adalah ilmu yang mengkaji tentang tanggapan dan penyesuaian diri hewan
secara fisiologis terhadap faktor-faktor lingkungan tempat hidupnya. Ekofisiologi yang
mempelajari efek ekologis dari ciri fisiologi suatu hewan, genetika bukanlah satu-satunya faktor
yang mempengaruhi fisiologi hewan. Tekanan lingkungan juga sering menyebabkan kerusakan
pada organisme eukariotik. Organisme yang tidak hidup di habitat akuatik harus menyimpan air
dalam lingkungan seluler. Ekofisiologi hewan berkaitan dengan aktivitas dan proses dari setiap
sistem dalam tubuh hewan seperti sistem pencernaan, pernafasan, gerak, koordinasi, dan regulasi
dalam melakukan fungsi hidup oleh organ yang bersangkutan dengan penyesuaiannya terhadap
kondisi lingkungan. Sehingga di sini akan dipelajari tentang organ dan sistem2 tersebut dan
bagaimana sistem itu bekerja satu sama lain untuk melakukan fungsi tertentu, serta bagaimana
sistem tersebut beradaptasi dengan lingkungannya.
Setiap organisme mempunyai habitat sesuai dengan kebutuhannya. Apabila ada gangguan
yang menimpa pada habitat akan menyebabkan terjadinya perubahan pada komponen habitat,
sehingga ada kemungkinan habitat menjadi tidak cocok bagi organisme yang menggunakannya.
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya yang senantiasa berubah-ubah. Perubahan ini bisa berlangsung cepat ataupun
lambat, karena lingkungan berubah maka agar makhluk hidup dapat bertahan hidup, dia harus
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.(Prawirohartono, 2005 : 79)
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang
menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan
baik. Contoh adapatasi fisiologis adalah seperti pada hewan onta yang punya kantung air di
punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam jangka waktu
yang lama serta pada anjing laut yang memiliki lapisan lemak yang tebal untuk bertahan di
daerah dingin.
Pada adaptasi fisiologi ini adanya keterkaitan antara ciri fisiologis dengan ciri struktural
mungkin tampak jelas jika dilihat dari garis evolusi yang terbentang dari organisme sederhana
hingga organisme tingkat tinggi. Untuk memberikan gambaran tentang adanya ciri-ciri fisiologi
yang teradaptasi pada lingkungan berikut ini beberapa contoh fisiologi yang dapat dengan mudah
dilihat hubungannya dengan ciri habitat.
6
1. Respirasi
Respirasi merupakan proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbon
dioksida. Respirasi dapat diartikan sebagai pembongkaran makanan untuk mengambil
energi kimia yang tersimpan didalamnya.Sistem respirasi dan proses fisiologis respirasi
berbeda antara hewan satu dengan yang lain.Secara ekologis, perbedaan itu disebabkan
oleh faktor-faktor luar terutama konsentrasi oksigen yang ada di medium yang ada di
dalam habitat. Perbedaan sistem dan proses respirasi juga ada hubungannya dengan
tingkat kerumitan anatomi tubuh hewan.Hubungan faktor ekologis dan kerumitan
anatomi tubuh hewan dengan adaptasi fisiologi adalah sebagai berikut:
Hewan-hewan air mengambil oksigen dari gas yang terlarut didalam air yang
berkonsentrasi rendah,hewan darat mengambil oksigen dari udara yang kandungannya
melimpah.Hewan kecil terutama yang hidup diair mengambil oksigen melalui permukaan
tubuh, hewan besar memerlukan alat khusus untuk mengambil atau menghisap oksigen.
Hewan-hewan yang tinggal di air dalam banyak yang bersifat anaerob sedangkan
hewan air yang tinggal di air dangkal bersifat aerob,Keduanya berbeda karena
hubungannya dengan perbedaan konsentrasi larutan oksigen didalam air.Kandungan
oksigen ditempat yang dalam sangat kecil,sehingga hewan anaerob mengadaptasi diri
terhadap lingkungan yang kuran oksigen dengan bernapas tanpa menggunakan oksigen.
Pada pernapasan anaerobik karbohidrat dibongkar untuk menghasilkan energi dengan
produk sampingan berupa asam cuka dan alkohol. Hewan yang hidup didaerah
permukaan air yang ada dilingkungan yang kaya oksigen,sehingga hewan lebih
teradaptasi dengan pernapasan aerob yang membongkar makanan untuk mengeluarkan
energi dengan menggunakan oksigen dengan produk sampingan karbondioksida dan air.
Karena tubuhnya uniseluler sehingga oksigen diserap secara langsung dengan permukaan
tubuhnya. (Pudyo Susanto,2000)
Pada manusia ,pada saat orang melakukan kerja otot melebihi kapasitas paru-paru
untuk menghirup oksigen,pembongkaran dengan bahan bakar karbohidrat ditingkatkan
dengan respirasi anaerobik.Adanya respirasi anaerobik dapat ditandai dengan
7
terbentuknya asam laktat.Asam laktat terbawa oleh aliran darah dan diubah menjadi
glikogen dan disimpan dalam hati.
Kebanyakan hewan air bernapas menggunakan insang,insng ikan terletak didalam
rongga mulut.Paru paru yang dimiliki hewan darat merupakan pelekukan kedalam dari
permukaan tubuh. Paru paru sederhana terdapat pada siput tanah.Serangga merupakan
hewan yang mempunyai kemampuan untuk hidup di lingkungan kering, untuk
mengurangi kehilangan air dalam tubuh tubuhnya tertutup oleh kulit tebal yang terbentuk
oleh lapisan khitin,sehingga difusi oksigen melalui permukaan tubuh tidak dapat
berlangsung.Serangga memerlukan alat pernapasan khusus disebut trakhea.
Meskipun insang merupakan alat yang cocok untuk pernapasan didalam
air,beberapa jenis ikan sering mengambil oksigen di udara.Ikan itu naik ke permukaan air
untuk mengeluarkan moncongnya diatas air,contohnya pada ikan mujair dan ikan mas.
2. Makanan dan pencernaan makanan
Makanan sangat diperllukan hewan untuk memenuhi kebutuhan:
- Energi
- Bahan untuk membangun sel,jaringan dan organ tubuh
- Bahan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan
Makanan yang dibutuhkan diperoleh dengan cara memakan tumbuhan atau hewan lain.
Ada hewan yang memakan tumbuhan disebut herbivor,hewan yang memakan daging atau
hewan laindisebut karnivora,dan hewan pemakan tumbuhan, hewan disebut omnivora,ada
yang memakan hewan dan tumbuhan yang masih hidup(predator, parasit, parasitoid) dan
ada yang memakan tumbuhan dan hewan yang sudah mati (scavinger,detritivor dan
saproba).Pada Protozoa memakan alga, bakteri,dan bahan yang berukuran mikroskopis
makanan dapat langsung kedalam sel yaitu kedalan vakuola makanan yang berfungsi
sebagai alat mencerna makanan.Sarimakanan diserap kedalam sitoplasma,sisa makanan
dikeluarkan melalui dinding sel.
Hewan avertebrata yang lebih tinggi memakan makanan yang berukuran kecil
dengan cara menyaring makanan yang tercampur dengan bahan lain,contoh ketam darat
memakan makanan yang berada didalam lumpur, lumpur dimasukkan kedalam mulut
dengan kaki sapit,pada waktu makan ketam memasukkan air sebanyak banyaknya
kedalam rongga mulut dengan adanya air butir-butir makanan yang kecil terapung dan
8
butir lumpur yang berukuran besar mengendap.Butir lumpur yang besar tersangkut pada
insang kemudian dikeluarkan dari mulut dengan cara menyemburkan air yang ada
dirongga mulut.
Beberapa jenis vertebrata yang tidak mempunyai gigi menelan seluruh makanan
yang diidapatkan,tanpa dipotong atau dikunyah terlebih dahulu misalnya pada
ikan ,reptil,amphibi dan burung. Hewan ini memiliki cara tertentu untuk menghancurkan
makanannya.Burung mempunyai lambung pengunyah (gizzard). Burung sering memakan
pasir untuk mempercepat pelumatan makanan didalam lambung pengunyah. Burung
mempunyai tembolok yang terletak dibagian atas lambung dan tembolok berfungsi untuk
menyimpan makanan sebelum masuk ke lambung untuk dilunakkan.
Makanan yang masuk kedalam saluran pencernaan kebanyakan masih dalam
bentuk molekul besar,sehingga tidak dapat diserap oleh dinding usus. Molekul yang
berukuran besar perlu diuraikan mejadi molekul yang lebih kecil oleh enzim yang
disekresikan oleh kelenjar pencernaan. Hewan herbivor menghadapi kesukararan dalam
mencerna selulosa yang terkandung dalam makanannya.Selulosa hanya dapat dicerna
oleh enzim selulase.Enzim itu tidak dipunyai oleh hewan herbivor .Namun beberapa jenis
hewan mampu memanfaatkan selulase atas bantuan mikroorganisme yang hidup sebagai
simbion di dalam saluran pencernaan makanan contohnya pada siput kebun,cacing
teredo,anai-anai.
Mamalia herbivora mempunyai saluran pencernaan sehubungan dengan
pencernaan selulosa karena didalam saluran pencernaan terdapat mikroorganisme yang
dapat mencerna selulose misalnya pada sapi dan domba.Keistimewaan terdapat pada
lambungnya karena terdiri dari rumen,retikulum,omasum dan abomasum.
9
3. Temperatur
Adaptasi fisiologi hewan terhadap temperatur lingkungan meliputi tiga hal antara lain:
- Adaptasi untuk hidup pada lingkungan bertemperatur tendah
- Adaptasi untuk hidup pada lingkungan bertemperatur tinggi
- Adaptasi untuk mengatasi perubahan temperatur tubuh sebagai akibat perubahan
temperatur lingkungan.
Berdasarkan responnya terhadap perubahan temperatur lingkungan hewan dapat
dikelompokkan menjadi hewan homeoterm dan hewan poikiloterm. Hewan homeoterm
dapat mempertahankan temperatur tubuh meskipun temperatur lingkungan berubah.
Hewan yang bersifat homeotermik adalah mamalia dan burung. Hewan poikiloterm
adalah hewan yang temperatur tubuhnya berubah ubah jika temperatur lingkungan
berubah. Hewan yang bersifat poikiloterm adalah reptil, amphibi,ikan dan hewan
avertebrata.
Semua hewan berusaha untuk memanaskan tubuhnya agar temperatur tubuh tidak
banyak berubah sebagai akibat penurunan temperatur lingkungan,tetapi dengan cara
berbeda-beda. Hewan homeotrem memanaskan tubuhnya dengan cara meningkatkan
respirasi karbohidrat,dengan kata lain panah tubuh hewan homeotermberasal dari
tubuhnya sendiri.Sifat itu disebut endotermik.Pada saat temperatur lingkungan meningkat
panas keluar sebagai metabolisme karbohidrat dipancarkan keluar. Selain itu air yang
diproduksi pada peningkatan metabolisme karbohidrat dikeluarkan kepermukaan kulit
dalam bentuk keringat. Keringat itu menguap,dan penguapan menghisap panas dari
tubuh.Dengan cara itu suhu tubuh hewan homeoterm tidak meningkat , jika suhu
lingkungan meningkat.Bila temperatur lingkungan turun, panas yang dihasilkan pada
respirasi karbohidrat disimpan oleh tubuh. Air yang keluar dari respirasi dikeluarkan
10
melalui ginjal,sehingga tidak menghisap panas tubuh untuk pengeluarannya.Dengan cara
itu hewan mempertahankan temperatur tubuh jika temperatur lingkungan turun.
Ketahanan hewan untuk hidup dalam rentangan suhu lingkungan yang berbeda
beda ,ada hewan yang mempunyai toleransi lebar terhadap perubahan suhu lingkungan
(euritermal)dan ada yang mempunyai toleransi sempit (stenotermal).
4. Air
Masalah yang dihadapi hewan sehubungan dengan ada tidaknya air di lingkungan
hidup adalah mempertahankan kandungan air tubuh dan konsentrasi larutan garam dan
tekanan osmotik cairan tubuh. Hewan darat lebih menghadapi ancaman kehilangan air
dari dalam tubuh jika lingkungan menjadi kering. Faktor yang mempengaruhi adalah
kelembaban udara dan temperatur. Air dalam tubuh menguap jika lingkungan menjadi
kering dan suhu tubuh meningkat. Secara umum hewan mengatur keseimbangan air
didalam tubuh dengan cara mengeluarkan air dan memasukkan air. Pengeluaran aira dari
dalam tubuh dilakukan dengan cara penguapan melalui permukaan tubuh,dan alat
pernapasan melalui feses dan urin. Pemasukan air kedalam tubuh dilakukan dengan cara
minum, menghisap air dalam makanan,menghisap air melalui permukaan tubuh,dan
memanfaatkan air yang terbentuk pada metabolisme karbohidrat.
a. Hubungan Ekologi dengan Ekofisiologi
Ekologi mempunyai perkembangan yang berangsur-angsur. Dari perkembangan itu
semakin terlihat bahwa ekologi mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu lainnya. Guna
memahami ruang lingkup dan sangkut-pautnya ekologi, persoalannya harus dipandang dalam
hubungannya dengan ilmu-ilmu lain. Untuk mengerti hubungan antara organisme dan
lingkungan, semua bidang ilmu yang menerangkan tentang komponen-komponen makhluk hidup
dan lingkungan itu sangat diperlukan. Jika berbicara mengenai pencemaran hutan, perkembangan
penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena efek dari rumah
kaca atau pemenasan global, ozon berlubang dan lainnya, ini berarti juga harus berbicara
mengenai ilmu kimia, fisika, pertanian, kehutanan, ilmu gizi, klimatologi, dan lainnya. Boleh
dikatakan bahwa semakin hari semakin terasa hubungan ekologi dengan hampir semua bidang
ilmu yang ada. Semakin terasa bahwa semua orang harus memahami ekologi.
Dalam ekologi, istilah populasi dinyatakan sebagai golongan individu-individu dari setiap
spesies organisme. Sedangkan komunitas adalah semua populasi-populasi yang menduduki
11
daerah tertentu. Komunitas dan lingkungan yang tidak hidup berfungsi bersama sebagai sistem
ekologi atau ekosistem. Penting untuk diketahui bahwa tidak ada garis pemisah yang jelas
ditunjukkan pada spectrum yang dimaksud. Interaksi dengan lingkungan fisik (energi dan
mineral) pada setiap tingkat menghasilkan sistem-sistem fungsional yang khas. Di mana sistem
tersebut mempunyai tujuan dan merupakan gabungan dari berbagai komponen yang secara
teratur berinteraksi satu sama lain dan saling ketergantungan serta membentuk satu kesatuan
secara keseluruhan. Setiap organisme mempunyai habitat sesuai dengan kebutuhannya. Apabila
ada gangguan yang menimpa pada habitat akan menyebabkan perubahan pada komponen
habitat,sehingga ada kemungkinan habitat menjadi tidak cocok bagi organisme yang
menggunakannya. (Indriyanto.2006;27).
Fisiologi, dari kata Yunani physis yang berarti alam dan logos yang berarti cerita, adalah
ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup. Fisiologi dibagi
menjadi fisiologi tumbuhan dan fisiologi hewan tetapi prinsip dari fisiologi bersifat universal,
tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari. Misalnya, apa yang dipelajari pada
fisiologi sel khamir dapat pula diterapkan pada sel manusia.Fisiologi hewan bermula dari metode
dan peralatan yang digunakan dalam pembelajaran fisiologi manusia yang kemudian meluas
pada spesies hewan selain manusia. Cakupan subjek dari fisiologi hewan adalah semua makhluk
hidup. Banyaknya subjek menyebabkan penelitian di bidang fisiologi hewan lebih terkonsentrasi
pada pemahaman bagaimana ciri fisiologis berubah sepanjang sejarah evolusi hewan.
Banyak bidang yang berkaitan dengan fisiologi, diantaranya adalah Ekofisiologi yang
mempelajari efek ekologis dari ciri fisiologi suatu hewan atau tumbuhan dan sebaliknya.
Ekofisiologi adalah ilmu yang mengkaji tentang tanggapan dan penyesuaian diri hewan secara
fisiologis terhadap faktor-faktor lingkungan tempat hidupnya. Genetika bukanlah satu-satunya
faktor yang mempengaruhi fisiologi hewan dan tumbuhan. Tekanan lingkungan juga sering
menyebabkan kerusakan pada organisme eukariotik. Organisme yang tidak hidup di habitat
akuatik harus menyimpan air dalam lingkungan seluler. Pada organisme demikian, dehidrasi
dapat menjadi masalah besar. Dehidrasi pada manusia dapat terjadi ketika terdapat peningkatan
aktivitas fisik. Dalam bidang exercise physiology, telah dilakukan berbagai penelitian mengenai
efek dehidrasi terhadap homeostasis.
Contoh hubungan fisiologi dengan ekologi
12
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya
dan yang lainnya. Ekologi biologi dan ilmu kehidupan saling melengkapi dengan zoologi dan
botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi
yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.Kehidupan
manusia menyesuaikan diri pada lingkunganya, orang yang tinggal di daerah pantai seperti
nelayan kebanyakan berkulit hitam (dampak lingkungan) dan berpakaian tipis karena harus
menyesuaikan diri dengan cuaca yang panas. Dan katak yang dapat menyesuaikan diri di darat
maupun di laut.
B. PENGARUH EKOFISIOLOGI TERHADAP PERILAKU
Satuan pokok ekologi adalah ekosistem atau sistem ekologi, yakni satuan kehidupan yang
terdiri atas suatu komunitas makhluk hidup (dari berbagai jenis) dengan berbagai benda mati
yang berinteraksi membentuk suatu sistem. Ekosistem dicirikan dengan berlangsungnya
pertukaran materi dan transformasi energi yang sepenuhnya berlangsung di antara berbagai
komponen dalam sistem itu sendiri atau dengan sistem lain di luarnya. Kehidupan akan
berlangsung dalam berbagai fenomena kehidupan menurut prinsip, tatanan dan hukum alam atau
ekologi seperti homeostatis (keseimbangan), kelentingan (resilience atau kelenturan), kompetisi,
toleransi, adaptasi, suksesi, evolusi, mutasi, dan sebagainya. Adaptasi fisiologi adalah
penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan adanya penyesuaian
pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik. Adaptasi alat-alat tubuh atau
secara fisiologis memungkinkan hewan bertahan hidup pada keadaan lingkungan yang tersedia
Perubahan ini bisa berlangsung cepat ataupun lambat, karena lingkungan berubah maka agar
makhluk hidup dapat bertahan hidup, dia harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
adaptasi ini sulit diamati.
Perilaku hewan dapat dikaji melalui beberapa cara salah satunya bisa dapat dilihat dari
fisiologi yang melatar belakangi perilaku suatu individu atau hewan tersebut. Perilaku dapat
terjadi sebagai akibat suatu stimulus dari luar. Reseptor diperlukan untuk mendeteksi stimulus
itu, saraf diperlukan untuk mengkoordinasikan respons, efektor itulah yang sebenarnya
melaksanakan aksi. Perilaku dapat juga disebabkan stimulus dari dalam. Hewan yang merasa
lapar akan mencari makanan sehingga hilanglah laparnya setelah memperoleh makanan. Lebih
sering terjadi, perilaku suatu organisme merupakan akibat gabungan stimulus dari luar dan dari
13
dalam. Jadi, berdasarkan pernyataan di atas hubungan timbal balik antara stimulus dan respons
yang terjadi pada organisme merupakan sebagian studi mengenai perilaku. Study lainnya
menyangkut masalah pertumbuhan dan mekanisme evolusioner dari organisme dan sekaligus
evolusi perilakunya.
Pokok pembahasannya pembagian perilaku hewan pengenbangannya berdasarkan prinsip-
prinsip fisiologis dan fungsinya (pendekatan evolusioner). Salah satu penelitian yang dilakukan
oleh Tingbergen yaitu menempatkan kulit telur burung camar yang pecah dekat dengan telur-
telur kamouflase tersebat tanpa pecahan kulit telur burung camar. Ia kemudian mengamati, telur-
telur mana yang mudah ditemukan oleh camar. Karena camar-camar tersebut dapat
mengidentifikasi atau mengenali warna putih pecahan telurnya sebagai petunjuk atau penanda,
ternyata burung-burung camar tersebut lebih banyak memakan telur-telur ayam kamouplase yang
dekat dengan pecahan kulit telur-telurnya yang asli. Dari peristiwa ini, Timbergen menarik
kesimpulan bahwa pembuangan cangkang-cangkang telur oleh camar setelah menetas adalah
perilaku adaptif. Hal ini dilakukan oleh camar untuk mengurangi usaha pemangsaan (predator)
sehingga meningkatkan untuk tetap bertahan hidup (Sukarsono, 2009).
C. CARA HEWAN BERADAPTASI TERHADAP LINGKUNGAN
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk dapat menyesuaikan siri terhadap
lingkungan tempat hidupnya agar tetap dapat bertahan hidup ( survive ) dan berkembangbiak
dilingkungan alamnya. Adaptasi fisiologi penekanannya menyangkut fungsi alat-alat tubuh yang
umumnya terletak di dalam tubuh mengalami perubahan sehingga tetap bertahan hidup. Jadi
dengan kata lain adaptasi diperlukan oleh makhluk hidup karena beberapa hal, yaitu: Untuk
bertahan hidup (melindungi diri dan memenuhi kebutuhan akan makanan) dan untuk
berkembangbiak.
Organisme bersel satu pada umumnya hidup di lingkungan berair. Diantaranya ada yang
tinggal di tempat yang dalam dan ada yang tinggal didekat permukaan air Hewan-hewan yang
tinggal di air dalam banyak yang bersifat anaerob sedangkan hewan air yang tinggal di air
dangkal bersifat aerob,Keduanya berbeda karena hubungannya dengan perbedaan konsentrasi
larutan oksigen didalam air.Kandungan oksigen ditempat yang dalam sangat kecil,sehingga
hewan anaerob mengadaptasi diri terhadap lingkungan yang kuran oksigen dengan bernapas
tanpa menggunakan oksigen. Pada pernapasan anaerobik karbohidrat dibongkar untuk
14
menghasilkan energi dengan produk sampingan berupa asam cuka dan alkohol. Hewan yang
hidup didaerah permukaan air yang ada dilingkungan yang kaya oksigen,sehingga hewan lebih
teradaptasi dengan pernapasn aerob yang membongkar makanan untuk mengeluarkan energi
dengan menggunakan oksigen dengan produk sampingan karbondioksida dan air. Karena
tubuhnya uniseluler sehingga oksigen diserap secara langsung dengan permukaan tubuhnya.
Meskipun insang merupakan alat yang cocok untuk mengambil oksigen didalam air tetapi ada
beberapa hewan yang mengambil oksigen di udara misalkan pada ikan mujair dan ikan mas
mengeluarkan moncongnya diatas air.
Saluran pencernaan herbivora panjang dan menghasilkan enzim selulase yang dapat
menguraikan selulosa. Dengan adanya selulase, pencernaan makanan yang berupa tumbuhan
menjadi lebih mudah karena sel tumbuhan mempunyai dinding yang kuat, yang sulit untuk
dicerna hewan.
Adaptasi fisiologi pada sistem pencernaan juga terjadi pada cacing Teredo navalis
(hewan semacam kerang pengebor). Hewan ini sering disebut cacing kapal karena perusak kayu
galangan kapal. Teredo navalis muda yang baru menetas mempunyai sepasang cangkok. Pada
tepi cangkok terdapat gigi mirip kikir yang berfungsi mengebor kayu. Setelah dewasa, Teredo
navalis menjadi makhluk mirip cacing. Pada saluran pencernaannya terdapat kelanjar yang
mampu menghasilkan enzim selulase. Dengan enzim itulah kayukayu yang telah dilumatkan
dengan gigi kikirnya dapat dicernakan.
15
Mamalia herbivora mempunyai saluran pencernaan sehubungan dengan pencernaan
selulosa karena didalam saluran pencernaan terdapat mikroorganisme yang dapat mencerna
selulose misalnya pada sapi dan domba. Keistimewaan terdapat pada lambungnya karena terdiri
dari rumen,retikulum,omasum dan abomasum. Makanan dicampur dengan air liur didalam
rumen sehingga dapat menjadi fermentasi secara besar-besaran. Air liur berfungsi sebagai zat
penahan atau buffer.Fermentasi didalam rumen dilakukan oleh bakteri dan protozoa yang hidup
didalamnya. Kedua kelompok mikroorganisme itu mencerna selulose menjadi molekul
karbohidrat yang dapat dicerna pada saluran pencernaan berikutnya. Hasil pencernaan sebagian
besar berupa asam asetat,asam butirat dan asam propionat karbon dioksida dan metana.
Asetat,asam butirat dan asam propionat diabsobsi dan digunakan oleh tubuh,sementara karbon
dioksida dan metana dikeluarkan dari tubuh,bahan yang belum tercerna secara sempurna
dikembalikan ke mulut untuk kunyah lagi.
16
Di alam terdapat dua macam perairan yang berbeda kadar garamnya, yaitu perairan laut
dan perairan tawar. Air laut mempunyai kadar garam yang lebih tinggi daripada air tawar. Ikan
yang hidup di air laut dan air tawar masing-masing memiliki cara adaptasi yang khusus.
Adaptasi ikan terhadap salinitas (kadar garam)
Ikan air laut tidak dapat bertahan hidup, jika dipindahkan ke air tawar, demikian pula
sebaliknya. Ikan air laut mempunyai cairan tubuh berkadar garam lebih rendah dibandingkan
kadar garam di lingkungannya. Ikan tersebut beradaptasi dengan cara selalu minum dan
mengeluarkan urine sangat sedikit. Hal itu bertujuan untuk menjaga jumlah cairan yang berada di
sel-sel tubuhnya. Garam yang masuk bersama air akan dikeluarkan secara aktif melalui insang.
Tekanan osmosis sel-sel tubuh ikan air tawar lebih tinggi dibandingkan tekanan osmosis air di
lingkungannya, karena kadar garam sel tubuh ikan air tawar lebih tinggi daripada kadar garam
air lingkungannya. Dengan demikian banyak air yang masuk ke tubuh ikan melalui sel-sel tubuh
ikan. Untuk menjaga agar cairan tubuhnya tetap seimbang, ikan tersebut beradaptasi dengan cara
sedikit minum dan mengeluarkan banyak urine.
Tekanan osmosis di dalam sel-sel tubuh ikan air tawar jauh lebih rendah dibanding tekanan
osmosis lingkungan air laut. Akibatnya, apabila ikan air tawar dimasukkan ke air laut, bentuk
preadaptasinya adalah minum air sebanyak-banyaknya agar cairan di dalam sel-sel tubuh yang
keluar.
Hewan onta mempunyai kantung air dipunuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak
minum di padang pasir dalam jangka waktu yang lama.onta dapat mengatur kelembaban udara
pernapasan untuk mengatur pengeluaran dan pemasukan air tubuh. Pada siang hari rongga
hidung didinginkan, sehingga udara pernapasan menjadi lembab. Pada malam hari udara
pernapasan sangat kering. Pendinginan dan pelembaban udara pernapasan pada rongga hidung
onta dapat mengurangi hilangnya air tubuh sebanya 60%.
17
Katak dewasa mempunyai kulit tipis dan selalu lembab. Pada lingkungan udara kering,kulit
tidak mampu mencegah penguapan air tubuh sehingga katak selalu mencari tempat yang dekat
air atau tempat yang lembab.Kalau masuk kedalam air, air dari luar masuk kedalam tubuh
dengan cara difusi dan garam keluar dari dalam tubuh, sehingga konsentrasi garam dalam tubuh
menjadi encer.Untuk mempertahankan tekanan osmotik tubuh katak menggunakan cara seperti
yang dilakukan oleh hewan air tawar,yaitu mengeluarkan urin encer, dan menghirup garam.
Anjing laut yang mempunyai lapisan lemak yang tebal untuk bertahan di daerah dingin
dengan menahan panas tubuh tetap terjaga. Musang beradaptasi dengan cara menyemburkan
cairan bagi mengelakkan dirinya daripada musuh. Kelenjar bahu dimiliki oleh musang tersebut
membuat musuh tidak kuat dan pergi karena baunya.
Siput mempunyai permukaan kulit yang selalu lembab dan tingkat penguappan air tubuh
tinggi maka siput telanjang aktif hanya pada musim penghujan atau pada malam hari ketika
kelembaban udara tinggi. Siput darat yang mempunyai cangkang dapat mengurangi penguapan
air tubuh,namun pada musim kering siput darat melakukan estivasi,tubuhnya dimasukkan
kedalam cangkang,kemudian lubang cangkang ditutup dengan selaput epifragma.
Kucing menyergap dan melumpuhkan mangsa dengan cara yang mirip dengan singa dan
harimau. Menggigit leher mangsa dengan gigi taring yang tajam sehingga melukai saraf tulang
belakang atau menyebabkan mangsa kehabisan napas dengan merusak tenggorokan.
PENGATURAN AKTIVITAS MAKAN
1. Proses makan : aktivitas yang komplek yang meliputi mencari makanan, mengamati,
pergerakan, memakan dan mencerna.
2. Aktivitas makan dikontrol oleh hipothalamus.
3. Di dalam hipothalamus ada dua pusat kendali yang berkaitan dengan pengambilan
makanan yaitu :
a. pusat makan atau pusat lapar pada hipothalamus lateral, menyebabkan individu
memulai aktivitas makan.
b.pusat kenyang pada hipothalamus vetromedial, yang menerima signal untuk
menghentikan makan.
Rangsangan Nuklei amygdala menyebabkan gerakan seperti mengunyah dan menjilat dan
aktivitas-aktivitas lainnya yang berhubungan dengan makan.
18
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Ekofisiologi adalah ilmu yang mengkaji tentang tanggapan dan penyesuaian diri hewan
secara fisiologis terhadap faktor-faktor lingkungan tempat hidupnya, dimana hewan akan
mengadakan suatu penyesuaian diri terhadap lingkungannya disebut dengan adaptasi. Adaptasi
fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan
adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik. Perilaku
hewan dapat dikaji melalui beberapa cara salah satunya bisa dapat dilihat dari fisiologi yang
melatar belakangi perilaku suatu individu atau hewan tersebut. Perilaku dapat terjadi sebagai
akibat suatu stimulus dari luar. Reseptor diperlukan untuk mendeteksi stimulus itu, saraf
diperlukan untuk mengkoordinasikan respons, efektor itulah yang sebenarnya melaksanakan
aksi. Pada adaptasi fisiologi ini adanya keterkaitan antara ciri fisiologis dengan ciri struktural
mungkin tampak jelas jika dilihat dari garis evolusi yang terbentang dari organisme sederhana
hingga organisme tingkat tinggi. Contoh fisiologi yang dapat dengan mudah dilihat hubungannya
dengan ciri habitat yang berhubungan dengan respirasi, temperatur, makanan, air, dan kadar
garam (salinitas)
B. Saran
Mungkin dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna masih banyak kesalahan, karena
penulis hanyalah manusia tempat salah dan dosa. Kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan makalah dikemudian hari.
19
DAFTAR PUSTAKA
Rusmendro,Husmar.2004. Struktur komunitas dan Regenerasi. Fakultas Biologi Universitas
Nasional
Resosoedarmo,R.S., Kuswata K, Aprilani S.1984. Pengantar Ekologi. Bandung: CV. Remaja
Karya.
Sukarsono 2009 Pengantar Ekologi Hewan UMM Pres: Malang
Susanto,Pudyo.2000. Pengantar Ekologi Hewan.Jakarta: Proyek pengembangan Guru
http://id.keplok.com/jagad-unik/read/9-hewan-paling-tangguh-di-dunia-3200.html
20