ekin
DESCRIPTION
ekonomiTRANSCRIPT
![Page 1: ekin](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb25550346aa9aaaa792/html5/thumbnails/1.jpg)
Universitas Hasanuddin
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan akan integrasi ekonomi di ASEAN saat ini menjadi sebuah perhatian khusus.
Integrasi ekonomi ASEAN disini dapat berupa penciptaan komunitas perekonomian sesama
ASEAN, Yang mana diharapkan dengan terjadinya komunitas perekonomian sesama anggota
ASEAN ini akan meningkatkan perdagangan setiap negara anggota, efisiensi dalam produksi,
pembenahan sIstem finansial, dan membantu negara-negara yang terlambat pertumbuhannya.
Dalam rangka menjaga stabilitas politik dan keamanan regional ASEAN, meningkatkan daya
saing kasawasan secara menyeluruh di pasar dunia, mendorong pertumbuhan ekomi dan
meningkatkan standar hidup penduduk negara anggota ASEAN maka seluruh anggota sepakat
untuk mewujudkan integrasi ekonomi yang lebih nyata yaitu ASEAN Economic Community
(AEC). AEC merupakan bentuk integrasi Ekonomi negara – negara ASEAN yang dirancang
akan tercapai pada tahun 2015. Dimana apabila AEC tercapai maka ASEAN akan menjadi pasar
tunggal dan berbasis produksi tunggal dimana terjadi arus barang, jasa, investasi, dan tenaga
terampil yang bebas. Dengan mempersatukan potensi dari beberapa negara dalam satu kawasan
maka diharapkan semua negara tersebut memperoleh dampak positif dari integrasi regional
tersebut. Hingga pada akhirnya, ketika negara anggota ASEAN mampu mencapai integrasi
ekonomi bukan tidak mungkin kedepanya akan mampu menerapkan mata uang tunggal dan
menjadi basis perekonomian dunia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi integrasi ekonomi?
2. Bagaimana kerugian dan manfaat integrasi ekonomi?
3. Bagaimana sejarah singkat ASEAN dan MEA?
4. Bagaimana elemen-elemen yang terintegrasi dalam integrasi ekonomi?
5. Bagaimana struktur kelembagaan ASEAN ECONOMIC COMMUNITY?
6. Bagaimana peluang dan tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam MEA 2015?
7. Bagaimana produk yang diunggulkan dan produk kelemahan Indonesia dalam MEA?
Manfaat dan Tantangan Integrasi Ekonomi ASEAN | 1
![Page 2: ekin](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb25550346aa9aaaa792/html5/thumbnails/2.jpg)
Universitas Hasanuddin
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi integrasi ekonomi
2. Untuk mengetahui kerugian dan manfaat integrasi ekonomi
3. Untuk mengetahui sejarah singkat ASEAN dan MEA
4. Untuk mengetahui elemen-elemen yang terintegrasi dalam integrasi ekonomi
5. Untuk mengetahui struktur kelembagaan ASEAN ECONOMIC COMMUNITY
6. Untuk mengetahui peluang dan tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam MEA 2015
7. Untuk mengetahui produk yang diunggulkan dan produk kelemahan Indonesia dalam MEA
Manfaat dan Tantangan Integrasi Ekonomi ASEAN | 2
![Page 3: ekin](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb25550346aa9aaaa792/html5/thumbnails/3.jpg)
Universitas Hasanuddin
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Integrasi Ekonomi
Secara harfiah kata integrasi dapat diartikan sebagai penggabungan. Menurut Tinbergen, integrasi
ekonomi merupakan penciptaan struktur perekonomian internasional yang lebih bebas dengan jalan
menghapuskan semua pembatasan-pembatasan (barriers) yang dibuat terhadap bekerjanya perdagangan
bebas dan dengan jalan mengintroduksi semua bentuk-bentuk kerjasama dan unifikasi. Integrasi dapat
dipakai sebagai alat untuk mengakses pasar yang lebih besar, menstimulasi pertumbuhan ekonomi
sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan nasional.
Integrasi ekonomi memiliki prinsip dan mekanisme yang sama dengan perdagangan bebas.
Secara teoritis, integrasi ekonomi mengacu pada suatu kebijakan komersial atau kebijakan perdagangan
yang secara diskriminatif menurunkan atau menghapuskan hambatan-hambatan perdagangan hanya
diantara negara-negara anggota yang sepakat akan membentuk suatu integrasi ekonomi. Semua bentuk
hambatan perdagangan baik tarif maupun non tarif sengaja diturunkan atau bahkan dihapuskan diantara
negara anggota. Sedangkan bagi negara-negara yang bukan anggota, maka pemberlakuan tarif dan non
tarif tergantung dari kebijakan negara masing-masing. Dalam integrasi ekonomi terjadi perlakuan
diskriminatif antara negara-negara anggota dengan negara-negara diluar anggota dalam melakukan
perdagangan, sehingga dapat memberikan dampak kreasi dan dampak diversi bagi negara-negara anggota
(Salvatore, 1997). Krugman (1991) memperkenalkan suatu angapan bahwa secara alami blok
perdagangan didasarkan pada pendekatan geografis yang dapat memberikan efisiensi dan meningkatkan
kesejahteraan bagi anggotanya.
Griffin dan Pustay (2002), membentuk susunan atau hirarki dari integrasi ekonomi regional yang
mungkin terjadi. Ada lima tingkatan yaitu, kawasan perdagangan bebas, persekutuan pabean, pasaran
bersama, uni ekonomi, dan uni politik.
Secara teoritis Salvatore (1997) menguraikan integrasi ekonomi menjadi beberapa bentuk:
1. Pengaturan perdagangan Preferensial (preferential trade arrangements) dibentuk oleh negara-
negara yang sepakat menurunkan hambatan-hambatan perdagangan yang berlangsung diantara
mereka dan membedakannya dengan negara-negara yang bukan anggota.
2. Kawasan perdagangan bebas (free trade area) adalah bentuk integrasi ekonomi yang lebih tinggi
dimana semua hambatan perdagangan baik tarif maupun non-tarif diantara negara-negara anggota
telah dihilangkan sepenuhnya, namun masing-masing negara anggota tersebut masih berhak
Manfaat dan Tantangan Integrasi Ekonomi ASEAN | 3
![Page 4: ekin](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb25550346aa9aaaa792/html5/thumbnails/4.jpg)
Universitas Hasanuddin
menentukan sendiri apakah tetap mempertahankan atau menghilangkan hambatan-hambatan
perdagangan yang diterapkan terhadap negara-negara diluar anggota.
3. Persekutuan Pabean (customs union) mewajibkan semua negara nggota untuk tidak hanya
menghilangkan semua bentuk hambatan perdagangan diantara mereka, namun juga
menyeragamkan kebijakan perdagangan mereka terhadap negara luar yang bukan anggota.
4. Pasar bersama (common market) yaitu suatu bentuk integrasi dimana bukan hanya perdagangan
barang saja yang dibebaskan, namun arus faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal juga
dibebaskan dari semua hambatan.
5. Uni Ekonomi (economic union) yaitu dengan menyeragamkan kebijakan-kebijakan moneter dan
fiskal dari masing-masing negara anggota yang berada dalam suatu kawasan atau bagi negara-
negara yang melakukan kesepakatan.
B. Kerugian dan Manfaat Integrasi Ekonomi
Terbentuknya integrasi ekonomi tidak disangkal akan menciptakan sejumlah manfaat dan
kerugian, antara lain:
Kerugian
Integrasi ekonomi internasional membatasi kewenangan suatu Negara untuk menggunakan
kebijakan fiscal, keuangan dan moneter untuk mempengaruhi kinerja ekonomi dalam negeri.
Hilangnya kedaulatan Negara merupakan biaya atau pengorbanan terbesar yang ” diberikan ”
oleh masing-masing negara yang berintegrasi dalam satu kawasan.
Kerugian lain adalah adanya kemungkinan hilangnya pekerjaan dan potensi menjadi pasar bagi
Negara yang tidak mampu bersaing. Tenaga kerja dan produksi dari Negara lain dalam suatu
kawasan akan masuk dengan hambatan yang lebih ringan. Hal ini berpotensi menimbulkan
pengangguran di dalam negeri dan ketergantungan akan produk impor yang lebih murah dan
efisien.
Manfaat
Meningkatnya kompetisi aktual dan potensial diantara pelaku pasar, baik pelaku pasar yang
berasal dari suatu Negara, dalam sekelompok Negara, maupun pelaku pasar diluar kedua
kelompok tersebut. Kompetisi diantara pelaku pasar tersebut diharapkan akan mendorong harga
barang dan jasa yang sama lebih rendah, meningkatkan variasi kualitas dan pilihan yang lebih
luas bagi kawasan yang terintegrasi.
Manfaat dan Tantangan Integrasi Ekonomi ASEAN | 4
![Page 5: ekin](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb25550346aa9aaaa792/html5/thumbnails/5.jpg)
Universitas Hasanuddin
Desain produk, metode pelayanan, system produksi dan distribusi serta aspek lain menjadi
tantangan bagi pelaku pasar saat ini dan dimasa depan. Hal ini akan mendorong perubahan arah
dan intensitas dalam inovasi dan kebiasaan kerja dalam suatu perusahaan.
Tercapainya ekonomi melalui pasar yang lebih luas yang akan mendorong peningkatan efisiensi
perusahaan melalui berkurangnya biaya produksi.
C. Sejarah Singkat ASEAN dan MEA
ASEAN yang merupakan singkatan dari Association of South East Asia Nation berdiri pada
tanggal 8 Agustus 1967. Merupakan perserikatan negara – negara di kawasan asia tenggara untuk
menggalang kerjasama regional untuk mencapai tujuan – tujuan yang telah tertuang dalam deklarasi
Bangkok yang mana masih ditandatangani oleh lima menteri luar negeri dari Indonesia, Singapura,
Malaysia, Thailand, dan Filipina. Disusul oleh Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan
Kamboja. Tujuan dibentuknya ASEAN itu sendiri antara lain untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi,
meningkatka perdamaian dan stabilitas regional, meningkatkan kerjasama yang aktif.
Dan sebagai langkah nyata untuk mencapai tujuan – tujuan terbentuknya ASEAN salah satunya
adalah dengan adanya ASEAN Economic Community atau masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Krisis
keuangan dan ekonomi yang terjadi di Asia pada tahun 1997-1998 memicu kesadaran negara – negara
anggota ASEAN tentang pentingnya peningkatan dan penguatan kerjasama intra-kawasan. Dalam
Declaration of ASEAN Concord II di Bali Oktober 2003. Ini merupakan bagian dari upaya untuk
mempererat integrasi, menyesuaikan cara pandang agar dapat lebih tebuka dalam membahas
permasalahan domestik yang berdampak pada kawasan tanpa meninggalkan prisip – prinsip utama
ASEAN yaitu saling menghormati, tidak mencampuri urusan dalam negeri, konsesnsus, dialog, dan
konsultasi.
Pada KTT ke-10 di Vientien Laos tahun 2004 disepakati tentang realisasi ASEAN Economic
Community pada 2020 dengan membentuk komite High Level Tasks Force (HLTF) yang memiliki
kewenangan dalam mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Namun pada KTT ke-12 di Cebu
Filipina tahun 2007 menyepakati percepatan realisasi MEA dari tahun 2020 menjadi 2015. Keputusan
untuk mempercepat ini ditetapkan dalam rangka memperkuat daya saing ASEAN dalam menghadapi
kompetisi global. Untuk itulah disusun ASEAN Charter sebagai payung hukum, panduan terwujudnya
MEA serta menjadi basis komitmen dalam meningkatkan dan mendorong kerjasama negara anggota
ASEAN.
Manfaat dan Tantangan Integrasi Ekonomi ASEAN | 5
![Page 6: ekin](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb25550346aa9aaaa792/html5/thumbnails/6.jpg)
Universitas Hasanuddin
D. Elemen-elemen yang Terintegrasi dalam Integrasi Ekonomi
1. Arus Bebas Barang
Arus barang bebas merupakan salah satu elemen dalam mewujudkan Masyarakat
Ekonomi ASEAN dengan kekuatan pasar tunggal dan diharapkan mekanisme tesebut dapat
membentuk jaringan produksi regional ASEAN. MEA merupakan salah satu langkah
komprehensif dari pedagangan bebas ASEAN. Untuk mewujudkanya anggota ASEAN telah
menyepakati ASEAN Trade in Good Agreement (ATIGA) pada KTT ASEAN ke-14 tahun 2008
di Thailand. Yang mana ATIGA merupakan kodifikasi atas keseluruhan kesepakatan ASEAN
dalam liberalisasi dan fasilitas perdagangan. Dimana tujuan dari ATIGA tersebut antara lain
untuk :
Mewujudkan kawasan arus barang bebas sebagai salah satu pronsip untuk membentuk pasar
tunggal dan basis produksi dari MEA.
Meminimalkan hambatan dan memperkuat kerjasama diantara negara – negara anggota
ASEAN.
Menurunkan biaya produksi.
Meningkatkan perdagangan dan investasi dan efisiensi ekonomi.
Menciptakan pasar yang lebih besar dengan kesempatan dan skala ekonomi yang lebih besar.
Menciptakan kawasan investasi yang kompetitif.
Manfaat dan tantangan ATIGA bagi Indonesia :
Terciptanya kepastian hukum dalam menjalankan usaha di bidang perdagangan barang.
Terbukanya peluang untuk meningkatkan volume ekspor barang dari Indonesia ke negara –
negara anggota ASEAN lainya.
Iklim usaha yang semakin kondusif dengan diterapkanya penyederhanaan perizinan.
Terciptanya lapangan kerja baru dan terbukanya peluang pemanfaatan teknologi antar negara
anggota.
Penghapusan Non Tariff Barriers (Ntbs)
Negara anggota ASEAN sepakat dalam mewujudkan integrasi ekonomi tahun 2015
seluruh hambatan non tariff akan dihapuskan. Untuk itu masing – masing negara anggota
diwajibkan untuk meningkatkan transparansi dengan mematuhi prosedur dan melakukan
pengapusan hambatan non-tarif yang dilakukan dalam tiga tahap.
Manfaat dan Tantangan Integrasi Ekonomi ASEAN | 6
![Page 7: ekin](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb25550346aa9aaaa792/html5/thumbnails/7.jpg)
Universitas Hasanuddin
Trade Facilitator
Fasilitas perdagangan yang memiliki mekanisme perdagangan, kepabeanan, proses,
prosedur dan arus informasi guna menigkatkan daya saing ekspor dan mendorong integrasi
ekonomi ASEAN menuju pasar tunggal. Dengan adanya fasilitas perdagangan ini diharapkan
akan tercipta lingkungan regional yang konsisten, transparan, dan dapat diprediksi.
Custom Integration (Integrasi Kepabeanan)
Terdapat beberapa rencana strategis dalam pengembangan kepabeanan agar terintegrasi
yang mana fokus pada : pengintegrasian struktur, merancang ASEAN e-customs (modernisasi
klasifikasi tariff penilaian penentuan asal barang), penguatan sumberdaya manusia, peningkatan
kerjasama internasional terkait, pengurangan perbedaan sistem kepabeanan antar negara anggota,
dan penerapan teknik pengelolaan resiko serta kontrol berbasis audit.
Asean Single Window
ASEAN single window merupaan sistem elektronik yang akan mengitegrasikan
informasi berkaitan dengan proses penanganan dokumen kepabeanan dan pengeluaran barang
yang menjamin keamanan data dan informasi serta memadukan alur dan proses antar sistem
internal yang secara otomatis meliputi sitem kepabeanan, perizinan, kepelabuhan dan sistem –
sistem lainya.
2. Arus Bebas Investasi
Untuk meningkatkan daya saing negara anggota ASEAN agar menarik penanam modal asing
adalah menciptakan iklim investasi yang kondusif. Sebelumnya ASEAN telah menciptakan
kerangka terkait dengan penanaman modal asing dan dengan adanya Masyarakat Ekonomi
ASEAN ini, ASEAN telah memiliki persetujuan di bidang investasi yang lebih konprehensif
dengan 4 pilar antara lain :
Perlindungan investasi, bertujuan untuk menyediakan perlindungan kepada investor. Yang
didalamnya sudah mencangkup tentang mekanisme sengketa, aturan transfer dan repatriasi
modal, serta perlakuan kompensasi atas kerugian akibat adanya sengketa.
Fasilitas dan kerjasama bertujuan untuk menyediakan peraturan, ketentuan, kebijakan,
prosedur investasi yang transparan. Yang didalamnya mencangkup tindakan
mengharmonisasikan kebijakan investasi.
Manfaat dan Tantangan Integrasi Ekonomi ASEAN | 7
![Page 8: ekin](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb25550346aa9aaaa792/html5/thumbnails/8.jpg)
Universitas Hasanuddin
Promosi dan awareness yang bertujuan untuk mempromosikan ASEAN sebagai kawasa
investasi yang terpadu dan menciptakan iklim investasi yang kondusif.
Liberalisasi investasi secara progresif dengan menerapkan perlakuan non-diskriminasi.
3. Arus Modal Yang Lebih Bebas
Arus modal yang lebih bebas adalah untuk mendukung transaksi keuangan yang lebih
efisien. Arus modal antar negara merupaan salah satu indikator adanya transaksi perdagangan
asset. Liberalisas arus modal dalam konteks ASEAN adalah suatu proses menghilangkan
peraturan yang bersifat menghambat arus modal atau mengontrol dalam berbagai bentuk. Upaya
untuk mengembangkan dan meningkatkan integrasi pasar modal ASEAN maka diciptakan
program utama antara lain :
Harmonisasi berbagai standar pasar modal ASEAN, khususnya dalam hal ketentuan
penawaran harga;
Adanya fleksibilitas dalam ketentuan hukum untuk penerbitan sekuritas;
Memfasilitasi usaha yang bersifat market driven untuk membentuk hubungan antar pasara
saham dan pasar obligasi;
Memperkuat struktur mekanisme pemungutan pajak penghasilan, untuk memperkuat basis
investasi bagi penerbitan surat utang.
4. Arus Bebas Tenaga Kerja Terampil
Dengan adanya MEA maka akan terbuka kesempatan kerja seluas-luasnya bagi warga negara
anggota ASEAN. Para warga negara dapat keluar masuk dari satu negara ke negara lainya guna
mendapatkan pekerjaan tanpa adanya hambatan di negara yang dituju.Untuk mendukung upaya
tersebut maka dibentuklah Mutual Recognition Arrangement (MRA) sebagai kesepakatan yang
diakui bersama oleh seluruh negera anggota ASEAN untuk mengakui atau menerima beberapa
atau semua aspek hasil penilaian seperti hasil tes maupun sertifikat. Pembentukan MRA tersebut
untuk menciptakan prosedur dan mekanisme akreditasi untuk mendapatkan kesetaraan.
Manfaat dan Tantangan Integrasi Ekonomi ASEAN | 8
![Page 9: ekin](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb25550346aa9aaaa792/html5/thumbnails/9.jpg)
Universitas Hasanuddin
E. Kelembagaan dalam ASEAN ECONOMIC COMMUNITY
Sesuai dengan piagam ASEAN dibentuk struktur kelembagaan ASEAN yang terdiri dari :
1. ASEAN Summit merupakan pertemuan tingkat kepala Negara yang berlangsung 2x dalam
setahun dan di selenggarakan secara bergiilir berdasarkan alphabet dari Negara-negara yang
menjabat sebagai ketua ASEAN
2. ASEAN Coordinating Council yaitu dewan yang dibentuk untuk mengkoordinasi seluruh
pertemuan tingkat menteri ASEAN
3. ASEAN Economic Community Council (AEC Council) Merupakan dewan yang mengkoordinasi
semua economic sektoral seperti bidanh perdagangan, keuangan, pertanian dan kehutanan energy
perhubungan, pariwisata dan telekomunikasi. Pertemuan dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 kali
setahun
4. ASEAN Economic Ministers (AEM) merupakan dewan menteri yang mengkoordinasikan
negoisasi dan proses implementasi intergrasi ekonomi
5. ASEAN Free Trade Area Council ( AFTA Council ) yaitu Dewan menteri ASEAN yang pada
umumnya diwakili oleh menteri ekonomi masing-masing Negara anggota. Bertanggunng jawab
atas proses negoisasi dan implementasi komitmen dari bidang perdagangan barang ASEAN
6. ASEAN investemen Area Council (AIA Council) yaitu Dewan menteri ASEAN yang
bertanggung jawab atas proses negoisasi dan implementasi komitmen di bidang investasi
ASEAN.
7. Senior Economic Official Meeting (SEOM) merupakan pertemuan ASEAN di tingkat pejabat
eselon yang menangani ekonomi. Pertemuan diadakan di emnpat kali dalam setahun
8. Coordinating Commites merupakan pertemuan teknis setingkat pejabat eselon 2 atau pejabat
eselon 3 di instansi terkait masing-masing Negara anggota ASEAN .
F. Peluang dan Tantangan yang Dihadapi oleh Indonesia dalam MEA 2015
1. Peluang
Manfaat Integrasi Ekonomi
Kesediaan Indonesia bersama-sama dengan 9 Negara ASEAN membentuk ASEAN
Economic Community (AEC) pada tahun 2015 tentu saja didasarkan pada keyakinan atas
manfaatnya yang secara konseptual akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia
dan kawasan ASEAN. Integrasi ekonomi dalam mewujudan AEC 2015 melalui
Manfaat dan Tantangan Integrasi Ekonomi ASEAN | 9
![Page 10: ekin](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb25550346aa9aaaa792/html5/thumbnails/10.jpg)
Universitas Hasanuddin
pembukaan dan pembentukan pasar yang lebih besar, dorongan peningkatan efisiensi dan
daya saing, serta pembukaan peluang penyerapan tenaga kerja di kawasan ASEAN, akan
meningkatkan kesejahteraan seluruh negara di kawasan.
Pasar Potensial Dunia
Pewujudan AEC di tahun 2015 akan menempatkan ASEAN sebagai kawasan pasar
terbesar ke-3 di dunia setelah China dan India. Pada tahun 2008, jumlah penduduk
ASEAN sudah mencapai 584 juta orang (ASEAN Economic Community Chartbook,
2009), dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan usia mayoritas
berada pada usia produktif. Pertumbuhan ekonomi individu Negara ASEAN juga
meningkat dengan stabilitas makroekonomi ASEAN yang cukup terjaga dengan inflasi
sekitar 3,5%. Jumlah penduduk Indonesia yang terbesar di kawasan (40% dari total
penduduk ASEAN) tentu saja merupakan potensi yang sangat besar bagi Indonesia
menjadi negara ekonomi yang produktif dan dinamis yang dapat memimpin pasar
ASEAN di masa depan.
Negara Pengekspor
Negara-negara di kawasan ASEAN juga dikenal sebagai negara-negara pengekspor baik
produk berbasis sumber daya alam (seperti agro-based product) maupun berbagai produk
elektronik. Dengan mingkatnya harga komoditas internasional, sebagian besar Neagara
ASEAN mencatat surplus pada transaksi berjalan. Prosepek perekonomian yang cukup
baik juga menyebabkan ASEAN menjadi tempat tujuan investasi (penanaman modal).
Pada umumnya, konsentrasi perdagangan ASEAN masih dengan dunia meskipun
cenderung menurun dan beralih ke intra-ASEAN. Data perdagangan ASEAN
menunjukkan bahwa share perdagangan ke luar ASEAN semakin menurun, dari 80,8%
pada tahun 1993 turun menjadi 73,2% pada tahun 1993 menjadi 26,8% pada tahun 2008.
Hal yang sama juga terjadi dengan Indonesia dalam 5 tahun terakhir, namun
perubahannya tidak signfikan. Nilai ekspor Indonesia ke intra-ASEAN hanya 18-19%
sedangan ke luar ASEAN berkisar 80-82% dari total ekspornya, hal ini berarti peluang
untuk meningkatkan ekspor ke intra-ASEAN masih harus ditingkatkan agar laju
peningkatkan ekspor ke intra-ASEAN berimbang dengan laju peningkatan impor dari
intra-ASEAN.
Manfaat dan Tantangan Integrasi Ekonomi ASEAN | 10
![Page 11: ekin](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb25550346aa9aaaa792/html5/thumbnails/11.jpg)
Universitas Hasanuddin
Indonesia sudah mencatat 10 komoditi unggulan ekspornya baik ke dunia maupun ke
intra-ASEAN selama 5 tahun terakhir ini (2004-2008) dan 10 komoditi ekspor yang
potensial untuk semakin ditingkatan. Komoditi unggulan ekspor ke dunia adalah minyak
kelapa sawit, tekstil & produk tekstil, elektronik produk hasil hutan, karet & produk
karet, otomotif, alas kaki, kakao, udang dan kopi sedangkan omoditi ekspor ke intra-
ASEAN adalah minyak petroleum mentah, timah, minyak kelapa sawit, refined copper,
batubara, karet, biji kakao, dan emas. Disamping itu, Indonesia mempunyai komoditi
lainnya yang punya peluang untuk ditingkatkan nilai ekspor ke dunia adalah perlatan
kantor, rempah-rempah, perhiasan, kerajinan, ikan & produk perikanan, minyak atsiri,
makanan olahan, tanaman obat, perlatan medis, sert kulit & produk kulit. Tentu saja,
Indonesia harus cermat mengidentifikasi tujuan pasar sesuai dengan segmen pasar dan
spesifikasi dan kualitas produk yang dihasilkan.
Negara Tujuan Investor
Uraian tersebut di atas merupakan fakta yang menunjukkan bahwa ASEAN merupakan
pasar dan memiliki basis produksi. Fakta-fakta tersebut merupakan faktor yang
mendorong meningkatnya investasi di dalam negeri masing-masing anggota dan intra-
ASEAN serta masuknya investasi asing ke kawasan. Sebagai Negara dengan jumlah
penduduk terbesar (40%) diantara Negara Anggota ASEAN, Indonesia diharapkan akan
mampu menarik investor ke dalam negeri dan mendapat peluang ekonomi yang lebih
besar dari Negara Anggota ASEAN lainnya.
Dari segi peningkatan investasi, berbagai negara ASEAN mengalami penurunan rasio
investasi terhadap PDB sejak krisis, antara lain akibat berembangnya regional hub-
production. Tapi bagi Indonesia, salah satu faktor penyebab penting penurunan rasio
investasi ini adalah belum membaiknya iklim investasi dan keterbatasan infrastruktur
(pipa gas, teknologi informasi) maupun dari sisi pembiayaan menjadi agenda.
Kesempatan tersebut membuka peluang bagi perbaikan iklim investasi Indonesia melalui
pemanfaatan program kerja sama regional, terutama dalam melancarkan program
perbaikan infrastruktur domestic. Sedangkan, kepentingan untuk harmonisasi dengan
regional menjadi prakondisi untuk menyesuaikan peraturan investasi sesuai standar
kawasan
Manfaat dan Tantangan Integrasi Ekonomi ASEAN | 11
![Page 12: ekin](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb25550346aa9aaaa792/html5/thumbnails/12.jpg)
Universitas Hasanuddin
Daya Saing
Liberalisasi perdagangan barang ASEAN aakan menjamin kelancaran arus barang untuk
pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN karena hambatan tariff non-
tarif yang berarti sudah tidak lagi. Kondisi pasar yang sudah bebas di kawasan sendirinya
akan mendorong pihak produsen dan pelaku usaha lainnya untuk memproduksi dan
mendistribusikan barang yang berualitas secara efisien sehingga mampu bersaing dengan
produk-produk dari negara lain. Di sisi lain, pasa konsumen juga mempunyai alternative
pilihan yang beragam yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, dari
yang paling murah sampai yang paling mahal. Indonesia sebagai salah satu Negara besar
yang juga memiliki tingat integrasi tinggi di sektor elektronik dan keunggulan komparatif
pada sektor berbasis sumber daya alam, berpeluang besar untuk mengembangkan
industry di sektor-sektor tersebut di dalam negeri.
Sektor Jasa yang Terbuka
Di bidang jasa, ASEAN juga memiliki kondisi yang memungkinkan agar pengembangan
sektor jasa dapat dibuka seluas-luasnya. Sektor-sektor jasa prioritas yang telah ditetapkan
yaitu pariwisata, kesehatan, penerbangan dan e-ASEAN dan kemudian akan disusul
dengan logistic. Namun, perkembangan jasa prioritas di ASEAN belum merata, hanya
beberapa negara ASEAN yang mempunyai perkembangan jasa yang sudah berkembang
seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Kemajuan ketiga negara tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai penggerak dan acuan untuk perembangan liberalisasi jasa di
ASEAN. Lebih lanjut, untuk liberalisasi aliran modal dapat berpengaruh pada
peningkatan sumber dana sehingga memberikan manfaat yang positif baik pada
pengembangan system keuangan, alokasi sumber daya yang efisien serta peningkatan
kinerja perekonomian secara keseluruhan.
Dari sisi jumlah tenaga kerja, Indonesia yang mempunyai penduduk yang sangat besar
dapat menyediakan tenaga kerja yang cukup dan pasar yang besar, sehingga menjadi
pusat industri. Selain itu, Indonesia dapat menjadikan ASEAN sebagai tujuan pekerjaan
guna mengisi investasi yang dilakukan dalam rangka AEC 2015. Standarisasi yang
dilakukan melalui Mutual Recognition Arrangements (MRAs) dapat memfasilitasi
pergerakan tenaga kerja tersebut.
Manfaat dan Tantangan Integrasi Ekonomi ASEAN | 12
![Page 13: ekin](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb25550346aa9aaaa792/html5/thumbnails/13.jpg)
Universitas Hasanuddin
Aliran Modal
Dari sisi penarikan aliran modal asing, ASEAN sebagai kawasan dikenal sebagai tujuan
penanaman modal global, termasuk CLMV khususnya Vietnam. AEC membuka peluang
bagi Indonesia untuk dapat memanfaatkan aliran modal masuk ke kawasan yang
kemudian ditempatkan di asset berdenominasi rupiah. Aliran modal tersebut tidak saja
berupa porsi dan portofolio regional tetapi juga dalam bentuk aliran modal langsung
(PMA). Sedangkan dari sisi peningkatan kapasitas dan kualitas lembaga, peraturan
terkait, maupun sumber daya manusia, berbagai program kerja sama regional yang
dilakukan tidak terlepas dari eharusan melakukan harmonisasi, standarisasi, mauoun
mengikuti MRA yang telah disetujui bersama. Artinya aan terjadi proses perbaikan
kapasitas di berbagai institusi, sektor maupun peraturan terkait. Sebagai contoh adalah
penerapan ASEAN Single Window yang seharusnya dilakukan pada tahun 2008 (hingga
saat ini masih adalah dalam proses) untuk ASEAN-6 mengharuskan penerapan sistem
National Single Window (NSW) di masing-masing negara.
2. Tantangan
Laju Peningkatan Ekspor dan Impor
Tantangan yang dihadapi oleh Indonesia memasuki integrasi ekonomi ASEAN tidak
hanya yang bersifat internal didalam negeri tetapi terlebih lagi persaingan dengan negara
sesame ASEAN dan negara lain di luar ASEAN seperti China dan India. Kinerja ekspor
selama periode 2004-2008 yang berada di urutan ke-4 setelah Singapura, Malaysia, dan
Thailand, dan importer tertinggi ke-3 setelah Singapura dan Malaysia, merupakan
tantangan yang sangat serius ke depan karena telah mengakibatkan neraca perdagangan
Indonesia yang deficit terhadap beberapa Negara ASEAN tersebut.
Ancaman yang diperkirakan lebih serius lagi adalah perdagangan bebas ASEAN dengan
China. Hingga tahun 2007, nilai perdagangan Indonesia dengan China masih mengalami
surplus, akan tetapi pada tahun 2008, Indonesia mengalami deficit ± US$ 3600 juta.
Kondisi daya saing Indonesia tidak segera diperbaiki, nilai deficit perdagangan dengan
China akan semakin meningat. Akhir-akhir ini para pelaku usaha khususnya yang
bergerak di sektor industry petrokimis hulu, baja, tekstil, alas kaki serta elektronik,
menyampaikan kekhawatirannya dengan masuknya produk-produk sejenis dari China
Manfaat dan Tantangan Integrasi Ekonomi ASEAN | 13
![Page 14: ekin](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb25550346aa9aaaa792/html5/thumbnails/14.jpg)
Universitas Hasanuddin
dengan harga yang relative lebih murah dari produsi dalam negeri (Media Indonesia, 26
Nopember 2009).
Laju Inflasi
Tantangan lainnya adalah laju inflasi Indonesia yang masih tergolong tinggi bila
dibandingkan dengan Negara lain di kawasan ASEAN. Stabilitas makro masih menjadi
endala peningkatan daya saing Indonesia dan tingkat kemakmuran Indonesia juga masih
lebih rendah dibandingkan negara lain. Populasi Indonesia yang terbesar di ASEAN
membawa konsekuensi tersendiri bagi pemerataan pendapatan, 3 negara ASEAN yang
lebih baik dalam menarik PMA mempunyai pendapatan per kapita yang lebih tinggi dari
Indonesia.
Dampak Negatif Arus Modal yang Lebih Bebas
Arus modal yang lebih bebas untuk mendukung transaksi keuangan yang lebih efisien,
merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan,memfasilitasi perdagangan
internasional, mendukung pengembangan sektor keuangan dan akhirnya meningkatkan
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun demikian, proses liberalisasi arus modal
dapat menimbulkan ketidakstabilan melalui dampak langsungnya pada kemungkinan
pembalikan arus modal yang tiba-tiba maupun dampak tidak langsungnyapada
peningkatan permintaan domestic yang akhirnya berujung pada tekanan inflasi. Selain
itu, aliran modal yang lebih bebas di kawasan dapat mengakibatkan terjadinya
konsentrasi aliran modal ke Negara tertentu yang dianggap memberikan potensi
keuntungan lebih menarik. Hal ini kemudian dapat menimbulkan resiko tersendiri bagi
stabilitas makrekonomi.
Kesamaan Produk
Hal lain yang perlu dicermati adalah kesamaan keunggulan komparatif kawasan ASEAN,
khususnya di sektor pertanian, perikanan, produk aret, produk berbasis kayu, dan
eletronik. Kesamaan jenis produk ekspor unggulan ini merupakan salah satu penyebab
pangsa perdagangan intra-ASEAN yang hanya berkisar 20-25% dari total perdagangan
ASEAN. Indonesia perlu melakukan strategi peningkatan nilai tambah bagi produk
Manfaat dan Tantangan Integrasi Ekonomi ASEAN | 14
![Page 15: ekin](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb25550346aa9aaaa792/html5/thumbnails/15.jpg)
Universitas Hasanuddin
ekspornya sehingga mempunyai karakteristi tersendiri dengan produk dari Negara-negara
ASEAN lainnya.
Daya Saing Sektor Prioritas Integrasi
Tantangan lain yang juga dihadapi oleh Indonesia adalah peningkatan keunggulan
komparatif di setor prioritas integrasi. Saat ini Indonesia memiliki keunggulan di
sektor/komoditi seperti produk berbasis kayu, pertanian, minyak sawit, perikanan, produk
karet dan elektronik, sedangkan untuk tekstil, elektronik, mineral (tembaga, batu bara,
nikel), mesin-mesin, produk kimia, karet dank etas masih dengan tingkat keunggulan
yang terbatas.
Daya Saing SDM
Kemampuan bersaing SDM tenaga kerja Indonesia harus ditingkatkan baik secara formal
maupun informal. Kemampuan tersebut diharapkan harus minimal memenuhi ketentuan
dalam MRA yang telah disetujui. Pada tahun 2008-2009, mode 3 pendirian perusahaan
(commercial presence) dan Mode 4 berupa mobilitas tenaga kerja (Movement of Natural
Persons) intra ASEAN akan diberlakukan untuk sektor prioritas integrasi. Untuk itu,
Indonesia harus dapat meningkatkan kualitas tenaga erjanya sehingga bisa digunakan
baik di dalam negeri maupun intra-ASEAN, untuk mencegah banjirnya tenaga kerja
terampil dari luar. Pekerjaan ini tidaklah mudah karena memerlukan adanya ceta baru
sistem pendidikan secara menyeluruh, dan sertifikasi berbagai proses terkait.
Kepentingan Nasional
Disadari bahwa dalam rangka integrasi ekonomi, kepentingan nasional merupakan yang
utama yang harus diamanan oleh Negara Anggota ASEAN. Kepentingan kawasan,
apabila tidak sejalan dengan kepentingan nasional, merupakan prioritas kedua. Hal ini
berdampak pada sulitnya mencapai dan melaksanaan komitmen liberalisasi AEC
Blueprint. Dapat dikatakan, kelemahan visi dan mandat secara politik serta masalah
kepemimpinan di kawasan akan menghambat integrasi kawasan. Selama ini ASEAN
selalu menggunakan pendekatan voluntary approach dalam berbagai inisiatif kerja sama
yang terbentuk di ASEAN sehingga group pressure diantara sesame Negara Aggota
Manfaat dan Tantangan Integrasi Ekonomi ASEAN | 15
![Page 16: ekin](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb25550346aa9aaaa792/html5/thumbnails/16.jpg)
Universitas Hasanuddin
lemah. Tentu saja hal ini berkonsekuensi pada pewujudan integrasi ekonomi kawasan
akan dicapai dalam waktu yang lebih lama.
G. Produk Keunggulan dan Produk Kelemahan Indonesia dalam MEA
Produk Keunggulan Indonesia dalam kaitannya dengan persaingan dengan Negara lain, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Tekstil dan Produksi TekstilIndustri tekstil dan produk tekstil Indonesia adalah industri yang telah lama menjadi primadona ekspor Indonesia. Kegiatan ekspor TPT Indonesia telah menjadi penyokong perekonomian Indonesia karena menjadi sumber penghasil devisa. Perdagangan TPT dunia yang terus meningkat dari tahun ke tahun merupakan peluang bagi Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas ekspor produk TPT agar dapat bersaing dengan sejumlah negara produsen TPT seperti Cina dan India.
2. Alas KakiIndustri alas kaki merupakan sektor yang nilai perdagangannya terus meningkat dengan rata-rata mengalami surplus. Bukan hanya dari sisi investasi dan produksi, industri alas kaki juga memberikan devisa yang sangat besar bagi negara. Ekspor industri alas kaki terus mengalami peningkatan. Pada 2014, nilai ekspor produksi alas kaki nasional mencapai USD 4,11 miliar (sekitar Rp 53,4 triliun) atau naik 6,44 persen dari tahun sebelumnya sebesar USD 3,86 miliar.
3. KertasIndonesia memiliki peluang ekspor kertas yang lebih baik karena memiliki kekayaan sumber daya alam dan berlimpahnya tenaga kerja yang dimiliki. Indonesia memiliki keunggulan komparatif pada kertas dan memiliki integrasi perdagangan yang cukup kuat. Performa perdagangan kertas Indonesia cukup dinamis dan Indonesia memiliki keunggulan kompetitif untuk pasar kertas internasioal.
4. Kelapa SawitKelapa sawit merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menghasilkan minyak sawit mentah (CPO; crude palm oil) dan menjadi andalan komoditi ekspor Indonesia. Kelapa sawit memiliki peran strategis karena (1) kelapa sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng sehingga pasokan yang kontinyu ikut menjaga kestabilan harga minyak goreng. Hal ini penting karena minyak goring merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok kebutuhan masyarakat sehingga harganya harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. (2) kelapa sawit sebagai salah satu komoditi pertanian andalan nonmigas mempunyai prospek yang baik sebagai sumber pendapatan devisa maupun pajak. Dalam proses produksi maupun pengolahan mampu menciptakan kesempatan kerja dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Minyak kelapa sawit merupakan komoditas ekspor yang sangat menguntungkan karena harga minyak sawit di pasaran Internasional cenderung mengalami peningkatan.
5. Biji Kakao dan Kopi
Manfaat dan Tantangan Integrasi Ekonomi ASEAN | 16
![Page 17: ekin](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb25550346aa9aaaa792/html5/thumbnails/17.jpg)
Universitas Hasanuddin
Kopi merupakan salah satu komoditi subsektor perkebunan yang memegang peranan penting dalam perekonomian nasional khususnya sebagai sumber devisa dan penyedia lapangan kerja. Sebagai sumber devisa, kontribusi nilai ekspor kopi terhadap nilai ekspor hasil pertanian dan nilai ekspor non migas selama periode 1999-2003 masing-masing sebesar 11.75 persen dan 0.70 persen. Posisi Indonesia juga cukup strategis dalam perdagangan kopi dunia, karena Indonesia menempati posisi keempat sebagai negara produsen dan pengekspor kopi terbesar di dunia setelah Brazil, Colombia dan Vietnam. Tujuan ekspor kopi utama Indonesia antara lain adalah ke negara-negara anggota MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa), negara kawasan Amerika khususnya negara Amerika Serikat serta negara di kawasan Asia seperti Jepang, Singapura, Korea dan Malaysia (Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI, 2005). Berdasarkan data dari Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia hampir 90 persen pasar ekspor kopi Indonesia berada di tiga kawasan tersebut. Hal ini merupakan prospek yang cukup cerah bagi Indonesia untuk dapat meningkatkan devisa negara dari ekspor kopi pada tiga kawasan tersebut. Indonesia sendiri adalah negara produsen utama kakao dunia. Tercatat seluas 1,4 juta hektar dengan produksi kurang lebih 500 ribu ton pertahun, menempatkan Indonesia sebagai negara produsen terbesar ketiga dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Pantai Gading, dengan luas area 1,6 Ha dan produksinya sebesar 1,3 juta ton per tahun dan Ghana sebesar 900 ribu ton per tahun. Pertumbuhan perluasan kebun kakao di Indonesia dari tahun 2000 hingga 2009 meningkat sebesar 8 persen. Luas perkebunan tersebut menunjukan bahwa kakao di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat. Mengingat biji kakao maupun produk olahan kakao adalah komoditi yang diperdagangan secara internasional. Indonesia termasuk negara pengekspor penting dalam perdaganagan biji kakao. Karena dari segi kualitas, kakao Indonesia tidak kalah dengan kakao dunia dimana bila dilakukan fermentasi dengan baik dapat mencapai cita rasa setara dengan kakao yang berasal dari Ghana dan kakao Indonesia mempunyai keunggulan yaitu tidak mudah meleleh sehingga cocok bila dipakai untuk blending. Keunggulan tersebut, peluang pasar kakao Indonesia cukup terbuka baik ekspor maupun kebutuhan dalam negeri.
Adapun produk yang merupakan kelemahan Indonesia dalam menghadapi MEA antara lain:
1. Mesin dan Peralatan2. Elektronika3. Kendaraan4. Besi dan Baja
Manfaat dan Tantangan Integrasi Ekonomi ASEAN | 17
![Page 18: ekin](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb25550346aa9aaaa792/html5/thumbnails/18.jpg)
Universitas Hasanuddin
BAB III
PENUTUP
Globalisasi ekonomi telah merubah struktur perekonomian dunia secara fundamental. Demikian
pula halnya dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Dewasa ini ASEAN tumbuh sebagai wadah
integrasi ekonomi dengan pasar potensial, yang pengaruhnya berdampak pada peningkatan kerjasama
ekonomi yang semakin luas terutama dengan negara-negara di kawasan Asia Timur seperti China, Jepang
dan Korea Selatan. Integrasi ekonomi ASEAN menghadapi tantangan besar karena negara-negara
ASEAN memiliki sistem ekonomi, pendapatan per kapita, tingkat pembangunan ekonomi dan institusi
serta kondisi sosial yang berbeda dan heterogen. Perbedaan dan heterogenitas menyebabkan beberapa
negara yang tidak memiliki infrastruktur dan kapasitas institusional yang memadai mengalami kesulitan
untuk berintegrasi dengan negara yang lain.
Manfaat dan Tantangan Integrasi Ekonomi ASEAN | 18
![Page 19: ekin](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb25550346aa9aaaa792/html5/thumbnails/19.jpg)
Universitas Hasanuddin
Daftar Pustaka
Salvatore, Dominic. 2014. International Economic: Ekonomi Internasional. Jakarta:Salemba Empat.
http://indaharitonang-fakultaspertanianunpad.blogspot.com/2013/06/integrasi-ekonomi.html
https://jhonzhutauruk.wordpress.com/2012/07/30/integrasi-ekono/
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/35731885/
INTEGRASI_EKONOMI_ASEAN_2015.pdf?
https://www.academia.edu/8857969/
MASYARAKAT_EKONOMI_ASEAN_2015_DAN_MATA_UANG_TUNGGAL_ASEAN
Manfaat dan Tantangan Integrasi Ekonomi ASEAN | 19