efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i...

60
i EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP APERSEPSI DALAM PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN SISWA KELAS X SMA NUSAPUTERA SEMARANG Skripsi Diajukan dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Mandarin (S1) oleh Yun Setyorini NIM 2404412004 PRODI PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Upload: others

Post on 11-Sep-2019

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

i

EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA

TAHAP APERSEPSI DALAM PENINGKATAN

PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN

SISWA KELAS X SMA NUSAPUTERA SEMARANG

Skripsi

Diajukan dalam rangka memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Mandarin (S1)

oleh

Yun Setyorini

NIM 2404412004

PRODI PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

ii

Page 3: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

iii

Page 4: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

iv

Page 5: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Jangan pisahkan dirimu darimu dari binatang”

“Biar apa, Ayah?”

“Biar kamu tidak sombong jadi manusia,”ujarnya sambil tersenyum”

- Dee Lestari, Partikel

“Bagi saya kesuksesan adalah dengan menjadi orang tua yang melihat anak-

anaknya berhasil sebagai manusia tangguh dan tidak sombong”

- Yun Setyorini

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua orang tua saya, Bapak Tukul dan Ibu Suparni,

yang telah memberikan dukungan, doa dan semangat

yang tiada henti kepada saya.

2. Kedua kakak saya Hesti Jamilun Hani dan Setiyadi

yang tidak pernah segan memarahi saya jika saya salah.

3. Mas Januarto Tri Raharjo yang telah mendukung moril

maupun materiil untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

4. Sahabat serta rekan-rekan Wisma Hijau dan Prodi

Pendidikan Bahasa Mandarin yang telah memberi

warna selama saya menempuh pendidikan di UNNES.

5. Pembaca skripsi.

Page 6: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

vi

PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Efektivitas Permainan Kartu Hànzi pada Tahap Apersepsi Peningkatan

Penguasaan Kosakata Bahasa Mandarin Apersepsi Siswa Kelas X SMA

Nusaputera Semarang”. Shalawat serta salam disampaikan kepada junjungan kita

Nabi Muhammad SAW, semoga mendapatkan syafaat-Nya di hari akhir nanti.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.

3. Dra. Rina Supriatnaningsih, M. Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra

Asing.

4. Retno Purnama Irawati, S.S., M.A, Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, arahan dan saran yang berarti dalam penyusunan

skripsi.

5. Anggraeni, S.T., MTCSOL, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, arahan, saran dan motivasi yang berarti dalam penyusunan

skripsi dan selama perkuliahan.

6. Andy Moorad Oesman, S.Pd., M.Ed, Dosen Penguji yang telah memberikan

penilaian dan masukan dalam penulisan skripsi.

Page 7: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

vii

7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, yang telah

memberikan bimbingan dan ilmu kepada penulis selama menempuh

pendidikan.

8. Drs. JB. Hariyana BK., Kepala Sekolah SMA Nusaputera Semarang, yang

telah memberikan izin penelitian.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberikan bantuan, motivasi serta doa kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh

mencapai kesempurnaan dalam arti sebenarnya. Karena itu, kritik dan saran

diharapkan menjadi semacam suara yang dapat menyapa tulisan ini sebagai bahan

pertimbangan dalam proses kreatif berikutnya. Namun demikian, sekecil apapun

makna yang terjelma dalam tulisan ini, diharapkan ada manfaatnya.

Semarang, Maret 2017

Penulis

Page 8: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

viii

ABSTRAK

Setyorini, Yun. 2017. Efektivitas Permaianan Kartu Hànzi pada Tahap

Apersepsi dalam Peningkatan Penguasaan Kosakata Siswa Kelas X SMA Nusaputera Semarang. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Retno Purnama Irawati, S.S., M.A, Pembimbing II: Anggraeni, S.T., MTCSOL.

Kata kunci: Efektivitas, Kartu hànzi, Kosakata, Apersepsi

Apersepsi adalah kondisi alfa siswa sebelum masuk pada kegiatan inti

pembelajaran. Pada kondisi alfa siswa dalam keadaan siap menerima instruksi

atau materi pelajaran sehingga mudah menyerap materi pelajaran. Apersepsi yang

tidak baik pada proses pembelajaran bahasa Mandarin di kelas X SMA

Nusaputera Semarang adalah salah satu penyebab kegiatan pembelajaran tidak

efektif dan berdampak pada rendahnya penguasaan kosakata. Salah satu bentuk

aktivitas yang mampu meningkatkan penguasaan kosakata adalah dengan

memberikan ice breaking. Adapun ice breaking yang diberikan berupa permainan

tebak kartu Hànzi dan arti.

Berdasarkan paparan tersebut, masalah penelitian ini adalah apakah

permainan ice breaking pada tahap apersepsi efektif dalam meningkatkan

penguasaan kosakata siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

keefektifan permainan ice breaking pada tahap apersepsi dalam peningkatan

penguasaan kosakata siswa kelas X SMA Nusaputera Semarang.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain

nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa

kelas X SMA Nusaputera Semarang tahun ajaran 2016/2017 yang terdiri atas dua

kelas dengan jumlah keseluruhan 32 siswa, terpilih kelas XA sebagai kelas

eksperimen dan kelas XB sebagai kelas kontrol. Metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data yaitu metode tes dan dokumentasi. Data dianalisis

menggunakan uji rata-rata pretest-posttest dan uji koefisien korelasi Spearman.

Berdasarkan hasil penelitian, nilai posttest penguasaan kosakata kelas

yang diajar dengan ice breaking sebesar 83,9 sedangkan kelas yang tidak diajar

dengan ice breaking sebesar 76,81. Hasil statistik penguasaan kosakata bahwa

nilai sebesar 26,68325 lebih besar dari sehingga peningkatan hasil

tes signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa ice breaking melalui permainan

kartu hànzi pada tahap apersepsi efektif untuk meningkatkan penguasaan kosakata

bahasa Mandarin.

Page 9: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

ix

Page 10: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

x

DAFTAR ISI

COVER….................................................................................................................i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ............................ Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN ..................................................... Error! Bookmark not defined.

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iii

PRAKATA ............................................................................................................. vi

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

........................................................................................................................ ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 5

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 5

1.5 Sistematika Penulisan ........................................................................... 6

BAB II ..................................................................................................................... 8

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS ................................. 8

2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................... 8

2.2 Landasan Teoretis ............................................................................... 13

2.2.1 Efektivitas .................................................................................... 13

2.2.2 Apersepsi ..................................................................................... 14

2.2.3 Ice Breaking ................................................................................ 16

2.2.4 Metode Permainan ....................................................................... 26

2.2.5 Kosakata ...................................................................................... 31

2.2.6 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Mandarin

Kelas X 38

BAB III ................................................................................................................. 41

METODE PENELITIAN .................................................................................. 41

Page 11: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

xi

3.1 Desain Penelitian ................................................................................ 41

3.2 Populasi dan Sampel ........................................................................... 43

3.3 Variabel Penelitian .............................................................................. 44

3.4 Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 45

3.5 Instrumen Penelitian ........................................................................... 47

3.7 Uji Instrumen ...................................................................................... 52

3.8 Teknik Analisis Data .......................................................................... 53

BAB IV ................................................................................................................. 57

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 57

4.1 Penerapan Permainan Kartu Hanzi dalam Meningkatkan Penguasaan

Kosakata Bahasa Mandarin ........................................................................... 57

4.2 Keefektifan Permainan Ice Breaking pada Penguasaan Kosakata

Bahasa Mandarin ........................................................................................... 60

4.2.1 Uji Instrumen ............................................................................... 60

4.3. Uji Prasyarat ....................................................................................... 64

4.3.1 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest .......................... 64

4.3.2 Hasil Uji Kesamaan Dua Varian Data Pretest dan Posttest ........ 67

4.4 Hasil Tes Awal (Pretest) dan (Posttest) Penguasaan Kosakata .......... 69

4.6 Hasil Analisis Penguasaan Kosakata .................................................. 70

4.6.1 Hasil Analisis Penguasaan Kosakata ........................................... 70

4.7 Pembahasan ........................................................................................ 72

4.7.1 Analisis Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Mandarin .. 72

4.8 Analisis Keseluruhan Hasil Tes Penguasaan Kosakata melalui

Permainan Kartu Hanzi .................................................................................. 73

BAB V ................................................................................................................... 74

PENUTUP ......................................................................................................... 74

5.1 Simpulan ............................................................................................. 74

5.2 Saran ................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 76

LAMPIRAN .......................................................................................................... 80

Silabus ................................................................................................................... 81

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................................... 87

Kisi-kisi Tes Penguasaan Kosakata ...................................................................... 90

Page 12: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

xii

Soal Tes Penguasaan Kosakata ............................................................................. 91

Uji Reliabilitas Instrumen Tes .............................................................................. 92

Tabel Penolong Uji Reliabilitas Instrumen Tes Soal Pilihan Ganda .................... 93

Tabel Penolong Uji Reliabilitas Instrumen Tes Soal Menjodohkan ..................... 94

Tabel Penolong Uji Reliabilitas Instrumen Tes Soal Uraian ................................ 95

Nilai pretest-posttest Tes Penguasaan Kosakata ................................................... 99

Uji Normalitas Pretest-Posttest Penguasaan Kosakata ....................................... 100

Tabel Penolong Perhitungan Uji Dua Varians .................................................... 102

Pretest-Posttest Penguasaan Kosakata ................................................................ 102

Perhitungan Uji Dua Varians Data Pretest-Posttest ........................................... 103

Page 13: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Tabel Persamaa dan Perbedaan Penelitian Penulis dengan Penelitian

Terdahulu...............................................................................................................11

Tabel 2. 2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Mandarin Kelas

X.............................................................................................................................37

Tabel 3. 1 Kisi-kisi Instrumen Tes Kosakata.........................................................47

Tabel 4.1 Validitas Isi Intrumen Perangkat Pembelajaran Penguasaan

Kosakata.................................................................................................................60

Tabel 4.2 Validitas Isi Instrumen Tes Penguasaan Kosakata................................61

Tabel 4.3 Interpretasi Nilai r..................................................................................62

Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes......................................................62

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Penguasaan

Kosakata.................................................................................................................65

Tabel 4.6 Hasil Uji Kesamaan Dua Varian Pretest dan Posttest Penguasaan

Kosakata.................................................................................................................67

Tabel 4.7 Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest Penguasaan Kosakata...................68

Page 14: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Ilustrasi Nonequivalent Control Group Design ................................ 41

Gambar 4.1 Diagram Hasil Nilai Rata-rata Pretest-Posttest Penguasaan Kosakata

............................................................................................................................... 68

Page 15: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa Mandarin adalah bahasa Internasioal kedua setelah bahasa Inggris.

Berdasarkan data dari UNESCO yang dirilis pada tahun 2008 menyatakan bahwa

saat ini bahasa Mandarin adalah bahasa yang paling banyak digunakan di seluruh

dunia yang dipakai lebih dari satu miliar orang (naskah pidato Huang Yao-Hui,

2012). Negara Tiongkok yang saat ini semakin pesat kemajuan perekonomian dan

teknologinya semakin menopang ketenaran bahasa Mandarin sehingga semakin

banyak negara yang membutuhkan untuk belajar bahasa Mandarin.

Hasil Seminar Politik Bahasa tahun 1999 (dalam Sutami 2007:224),

bahasa Mandarin sebagai bahasa asing dapat disiarkan ke dalam empat butir, yaitu:

(a) bahasa Mandarin merupakan bahasa asing; (b) pembinaan bahasa Mandarin

perlu dilakukan, antara lain melalui peningkatan mutu pengajarannya; (c) bahasa

Mandarin dapat diajarkan sebagai mata pelajaran wajib atau pilihan: wajib pada

program studi yang khusus mengajarkan bahasa itu, misalnya program studi

bahasa Mandarin, diploma bahasa Mandarin; pilihan pada tingkat sekolah

menengah seperti SMP, SMA dan sejenisnya, tingkat universitas atau sejenisnya;

dan (d) pengembangan bahasa Mandarin dilakukan melalui penelitian guna

memperkaya bahasa Indonesia, meningkatkan mutu pengajaran bahasa Mandarin

di Indonesia atau mencegah dampak negatif bahasa itu terhadap pertumbuhan dan

perkembangan bahasa Indonesia.

Page 16: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

2

Kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan mutu pengajaran bahasa

Mandarin diantaranya: (a) pengembangan kurikulum; (b) pengembangan bahan

ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa dalam era global dan dengan

perkembangan metodologi pengajaran bahasa; (c) pengembangan tenaga pengajar

bahasa Mandarin yang profesional; (d) pengembangan sarana pengajaran bahasa

Mandarin yang memadai, dan (e) Pemanfaatan teknologi informasi dalam bahasa

Mandarin.

Sutami (2007:230) menambahkan, sesuai dengan Rumusan Seminar

Politik Bahasa 1999, bahasa Mandarin baru diajarkan sebagai mata pelajaran

penuh di jenjang pendidikan sekolah menengah. Sutami berpendapat sebaiknya

bahasa ini mulai diajarkan di sekolah menengah seperti SMA dan SMK.

Kemahiran pada jenjang ini berada pada tingkat dasar yang merupakan tahap awal

untuk kemahiran tingkat lanjut di perguruan tinggi. Di jenjang perguruan tinggi

bahasa Mandarin diajarkan di S1 dan D3.

Kesinambungan di atas terlihat dari tujuan dan sasaran yang hendak

dicapai. Pengajaran di SMA/SMK bertujuan menghasilkan pelajar yang

mempunyai kemampuan dasar dalam komunikasi lisan dan tulis. Mereka

diharapkan dapat berkomunikasi dengan penutur bahasa Mandarin dalam

kehidupan sehari-hari dengan topik percakapan sederhana. Salah satu sekolah

SMA di Semarang yang memiliki misi untuk membekali siswa dengan

ketrampilan berbahasa Mandarin adalah SMA Nusaputera.

SMA Nusaputera berada dalam satu wadah Sekolah Nasional Nusaputera,

terdiri dari PG TK, SD, SMP, SMA, SMK Teknik Komputer dan Jaringan, SMK

Page 17: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

3

Farmasi dan Farmasi Industri, dan Akademi Farmasi. Sesuai dengan misi yang

dimiliki SMA Nusaputera, menjadikan bahasa Mandarin sebagai bahasa unggulan

di samping bahasa Inggris. Pembelajaran bahasa Mandarin di jenjang SMA

mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara, menulis, dan membaca. Hal

mendasar yang ditekankan dalam pembelajaran bahasa Mandarin adalah

penguasaan kosakata, karena semakin banyak kosakata yang dipahami siswa

maka semakin mudah untuk berkomunikasi menggunakan bahasa Mandarin

Berdasarkan pengalaman penulis saat melaksanakan observasi Praktik

Pengalaman Lapangan di kelas X SMA Nusaputera dan salah seorang mahasiswa

praktikan yang melaksanakan praktik mengajar di jenjang SMA mengatakan

bahwa masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru saat pelajaran

berlangsung. Siswa terlihat bosan dan memilih untuk mengobrol dengan teman

sebangkunya bahkan ada yang tertidur. Sangat terlihat sekali para siswa kurang

termotivasi untuk belajar bahasa Mandarin.

Penulis juga mengamati tentang pelaksanaan proses pembelajaran yang

dilakukan oleh guru. Penulis memperoleh fakta bahwa guru dalam kegiatan

pembelajaran bahasa Mandarin tidak mengawalinya dengan apersepsi yang baik,

yakni ketika guru tersebut masuk kelas, dan sesaat setelah menyampaikan salam

kemudian mengecek kehadiran siswa, guru langsung menyajikan materi pelajaran

tanpa menyiapkan terlebih dahulu siswa secara fisik atau psikis untuk mengikuti

pelajaran. Metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Mandarin juga

masih konvensional. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab kegiatan

Page 18: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

4

pembelajaran menjadi tidak efektif dan berdampak pada rendahnya penguasaan

kosakata siswa.

Salah satu bentuk aktifitas yang mampu meningkatkan motivasi siswa dan

penguasaan kosakata adalah dengan memberikan ice breaking. Ice breaking

dalam pembelajaran bahasa Mandarin dapat dilakukan pada saat membuka

pelajaran, jeda pada saat penyampaian materi dan pada saat menutup pelajaran.

Jenis ice breaking yang digunakan dalam penelitia ini berupa permainan kartu

hànzi. Fokus penelitian penggunaa permaianan kartu hànzi dalam pembelajaran

bahasa Mandarin ini dilakukan pada saat membuka pelajaran atau pada tahap

apersepsi. Penggunaan aktivitas permainan kartu hànzi sebagai apersepsi dalam

proses pembelajaran bahasa Mandarin di SMA Nusaputera Semarang belum

pernah dilakukan karena singkatnya jam pelajaran dan kurangnya pengetahuan

guru mengena permainan kartu hànzi tersebut.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti

melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Permainan Kartu Hànzi pada

Tahap Apersepsi dalam Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Mandarin

Siswa Kelas X SMA Nusaputera Semarang”. Dengan menerapkan permainan

kartu hànzi dalam proses pembelajaran bahasa Mandarin diharapkan mampu

menciptakan suasana belajar yang kondusif dan tidak membosankan sehingga

pada akhirnya dapat memiliki pengaruh signifikan terhadap penguasaan kosakata

bahasa Mandarin siswa kelas X SMA Nusaputera Semarang.

Page 19: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah apakah permainan kartu hànzi pada tahap apersepsi efektif

dalam meningkatkan penguasan kosakata bahasa Mandarin siswa kelas X SMA

Nusaputera Semarang?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah permainan

kartu hànzi pada tahap apersepsi efektif dalam meningkatkan penguasan kosakata

bahasa Mandarin siswa kelas X SMA Nusaputera Semarang.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pada

metode pembelajaran bahasa Mandarin yang menyenangkan terhadap

siswa, khususnya tentang penggunaan permainan kartu hànzi sebagai

media dalam meninggakatkan penguasan kosakata siswa.

2. Manfaat praktis

a. Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

masukan bagi pengajar bahasa Mandarin dalam meninggkatkan penguasan

kosakata siswa melalu permainan kartu hànzi.

b. Siswa

Page 20: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

6

Hasil penelitian ini diharapkan siswa dapat lebih termotivasi dan

meningkatkan penguasan kosakata bahasa Mandarin melalui metode

permainan kartu hànzi.

c. Pihak lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur bagi peneliti yang

ingin melakukan pengkajian lebih jauh, terkait penelitian melalui

permainan kartu hànzi menjadi alat bantu dalam meningkatkan penguasan

kosakata bahasa Mandarin.

1.5 Sistematika Penulisan

Secara garis besar, skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu pendahuluan,

kajian pustaka dan landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian dan penutup.

Rincian masing-masing bab adalah sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan

Pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab 2 Kajian Pustaka dan Landasan Teori

Pada bab ini terdiri dari kajian pustaka dan landasan teori. Landasan teori

terdiri dari pengertian apersepsi, pengertian metode ice breaking, macam-macam

ice breaking, tujuan ice breaking dalam belajar, penggunaan ice breaking yang

tepat, ice breaking dalam bahasa Mandarin, pengertian metode permainan,

pengertian kosakata, pengertian bahasa Mandarin, dan pembelajaran bahasa

Mandarin.

Bab 3 Metode penelitian

Page 21: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

7

Metode penelitian terdiri dari pendekatan penelitian, populasi dan sampel,

metode pengumpulan data, instrumen penelitian dan metode analisis data.

Bab 4 Analisis data

Pada bab ini penulis menyajikan hasil analisis data tentang apakah

permainan kartu hànzi pada tahap apersepsi efektif dalam meningkatkan

penguasaan kosakata bahasa Mandarin siswa kelas X SMA Nusaputera Semarang.

Bab 5 Simpulan dan Saran

Berisi kesimpulan dan saran dari penulis.

Page 22: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

Pada bab ini peneliti akan membahas tentang tinjauan pustaka dan

landasan teori. Tinjauan pustaka merupakan penelitian-penelitian yang sudah

pernah dilakukan sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini. Sedangkan

landasan teori adalah penjelasan mengenai teori-teori yang mendukung dalam

penelitian ini. Huda mengungkapkan (sebagaimana dikutip oleh Rahman 2016:12),

bahwa bagian tinjauan atau kajian pustaka ini menguraikan dua hal, yaitu (a)

teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti, dan (b) ringkasan

hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2.1 Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai penerapan ice breaking melalui permainan kartu

hànzi pada tahap apersepsi dilakukan untuk mengetahui keefektifan metode

permainan kartu hànzi dalam peningkatan penguasaan kosakata bahasa Mandarin

siswa kelas X SMA Nusaputera Semarang. Kajian pustaka yang berhubungan

dengan penelitian ini atau mengenai penggunaan ice breaking untuk

meningkatkan hasil belajar bahasa Mandarin diantaranya penelitian yang

dilakukan oleh Tiyas Asmarani (2014). Judul penelitiannya “Ice Breaker untuk

Page 23: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

9

Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Bahasa Mandarin Siswa Kelas X

SMAN 1 Wonogiri” dan penelitian tersebut berupa tugas akhir yang terdapat di

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,

dapat disimpulkan bahwa penggunaan ice breaker dapat meningkatkan motivasi

dan hasil belajar bahasa Mandarin kelas X SMA Negeri 1 Wonogiri.

Pembelajaran ice breaker juga juga lebih efektif daripada pembelajaran

konvensional terhadap hasil dan motivasi belajar bahasa Mandarin siswa kelas X

SMA Negeri 1 Wonogiri (Asmarani 2014:99).

Penelitian yang dilakukan oleh Asmarani memiliki persamaan dengan

penelitian penulis yaitu bahasa Mandarin sebagai variabel bebas, ice breaking

sebagai variabel terikat, dan metode penelitian yang digunakan yaitu dengan

metode eksperimen. Sedangkan perbedaan penelitian penulis dengan penelitian

Asmarani adalah pada tahap pemberian ice breaking dan subyek penelitian.

Asmarani memberikan ice breaking pada tahap pendahuluan, inti dan akhir

pembelajaran, sedangkan penulis memberikan ice breaking dengan fokus

penelitian pada tahap apersepsi. Subyek penelitian Asmarani yaitu siswa kelas X

SMA Negeri 1 Wonogiri, sedangkan subyek penelitian penulis yaitu siswa kelas

X SMA Nusaputera Semarang.

Selain itu Dian Arshinta (2010) juga menuliskan penggunaan ice breaking

dalam penelitiannya. Penelitian tersebut berjudul “Strategi Penerapan Ice

Breaking sebagai Kreativitas Guru dalam Mengatasi Kebosanan Siswa dalam

Pembelajaran Bahasa China di SMAN 1 Karanganyar”. Hasil penelitian

menunjukan bahwa dalam proses belajar bahasa Mandarin siswa-siswi SMAN 1

Page 24: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

10

Karanganyar pernah dilanda rasa bosan. Salah satu cara yang bisa dilakukan guru

adalah dengan memberikan ice breaking dalam proses pembelajaran. Kesimpulan

dari penelitian ini adalah penerapan strategi ice breaking mampu mengatasi

kebosanan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Mandarin di SMAN 1

Karanganyar (Arshinta 2010:42).

Persamaan dari penelitian Arshinta dan penelitian penulis terdapat pada

penggunaan variabel bebas yaitu ice breaking, variabel terikat yaitu bahasa

Mandarin dan penggunaan metode eksperimen. Sedangkan perbedaaan penelitian

penulis dengan penelitian Arshinta terdapat pada tujuan penelitian, tahap

pemberian ice breaking dan subyek penelitian. Tujuan dari penelitian Arshinta

adalah sebagai kreativitas guru mengatasi kebosanan siswa, sedangkan tujuan

penelitian penulis adalah untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa

Mandarin siswa. Arshinta juga lebih menekankan pemberian ice breaking pada

tahap inti pembelajaran, sedangkan penulis memberikan ice breaking dengan

fokus penelitian pada tahap apersepsi. Subyek penelitian Arshinta yaitu siswa

SMAN 1 Karanganyar, sedangkan subyek penelitian penulis yaitu siswa SMA

Nusaputera Semarang.

Penelitian lain dilakukan oleh Suryanti (2014) pada skripsinya di

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta berjudul “Pengaruh Ice

Breaking Terhadap Motivasi Belajar Kimia Siswa Kelas X Semester 2 di SMA

Negeri 10 Yogyakarta” yang menyimpulkan bahwa jumlah siswa yang mencapai

nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) pada ujian akhir semester gasal tahun

ajaran 2012/2013 mata pelajaran kimia di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta

Page 25: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

11

hanya 50% dari jumlah siswa yang ada. Hasil belajar yang belum optimal ini

dapat disebabkan oleh berbagai faktor, namun diasumsikan bahwa faktor yang

paling dominan adalah rendahnya motivasi belajar kimia siswa (Suryati 2014:2).

Persamaan penelitian yang dilakukan Suryanti dan penelitian penulis

adalah pada variabel bebas yaitu ice breaking dan penggunaan metode eksperimen.

Sedangkan perbedaan penelitian Suryanti dengan penelitian penulis terletak pada

variabel terikatnya yaitu Kimia dan penerapan ice breaking pada tahap

pendahuluan, inti dan akhir pembelajaran. Sedangkan pada penelitian penulis,

penerapan ice breaking fokus pada tahap apersepsi. Rekapitulasi perbedaan dan

persamaan penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya dapat dilihat pada

Tabel 1.

Tabel 1. Persamaan dan perbedaan penelitian penulis dengan penelitian

terdahulu

No Perbedaan Persamaan

1.

Penulis

Asmarani

Subyek penelitian: SMA

Nusaputera Semarang

Tahap penerapan ice breaking:

apersepsi

Subyek penelitian: siswa kelas X

SMA N 1 Wonogiri

Tahap penerapan ice breaking:

pendahuluan, inti, penutup

Variabel terikat: bahasa

Mandarin

Variabel bebas: ice

breaking

Tujuan penelitian:

meningkatkan penguasaan

kosakata bahasa Mandarin

Metode penelitian:

eksperimen

Page 26: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

12

2. Penulis

Arshinta

Subyek penelitian: SMA

Nusaputera Semarang

Tahap penerapan ice breaking:

apersepsi

Tujuan penelitian: meningkatkan

penguasaan kosakata bahasa

Mandarin

Subyek penelitian: SMA N 1

Karanganyar

Tahap penerapan ice breaking:

inti

Tujuan penelitian: kreativitas guru

mengatasi kebosanan siswa

Variabel terikat: bahasa

Mandarin

Variabel bebas: ice

breaking

Metode penelitian:

eksperimen

3. Penulis

Suryanti

Variabel terikat: bahasa Mandarin

Subyek penelitian: SMA

Nusaputera Semarang

Tahap penerapan ice breaking:

apersepsi

Variabel terikat: Kimia

Subyek penelitian: SMA N 10

Yogyakarta

Tahap penerapan ice breaking:

pendahuluan, inti, penutup

Variabel bebas: ice

breaking

Tujuan penelitian:

meningkatkan penguasaan

kosakata bahasa Mandarin

Metode penelitian:

eksperimen

Sesuai dengan kajian pustaka sebelumnya penulisan skripsi mengenai

keefektifan metode ice breaking melalui permaian kartu hànzi dalam

meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Mandarin di SMA Nusaputera

Page 27: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

13

Semarang dengan fokus penelitian pada tahap apersepsi belum pernah dilakukan.

Oleh karena itu penulis mengambil judul “Efektivitas Permainan Kartu Hànzi

pada Tahap Apersepsi dalam Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Mandarin

Siswa Kelas X SMA Nusaputera Semarang.

2.2 Landasan Teoretis

Berikut uraian mengenai pengertian efektifitas, apersepsi, pentingnya

apersepsi dalam pembelajaran, ice breaking, tujuan ice breaking dalam belajar,

dan pengertian metode permainan.

2.2.1 Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mempunyai arti ada efeknya,

dapat membawa hasil, berhasil guna (tentang usaha dan tindakan) (Alwi

2002:284). Mengacu pada istilah tersebut, penerapan permainan kartu hànzi

dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat efektif dalam usaha

untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Mandarin siswa.

Pada dasarnya pengertian efektivitas yang umum menunjukkan pada taraf

tercapainya hasil, sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien,

meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Efektivitas menekankan

pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaimana cara

mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan

outputnya. Istilah efektif (effective) dan efisien (efficient) merupakan dua istilah

yang saling berkaitan dalam upaya untuk mencapai tujuan suatu pembelajaran.

Page 28: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

14

2.2.2 Apersepsi

Apersepsi berasal dari kata apperception (Inggris), yang berarti

menafsirkan buah pikiran, jadi menyatukan dan mengasimilasi suatu pengamatan

yang telah dimiliki dan dengan demikian memahami dan menafsirkannya.

(Nasution 2000:156)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas 2003:60) bahwa

apersepsi adalah pengamatan secara sadar (penghayatan) tentang segala sesuatu di

jiwanya (dirinya) sendiri yang menjadi dasar perbandingan serta landasan untuk

menerima ide baru. Dapat pula dikatakan bahwa apersepsi berarti

menyatupadukan atau mengasimilisasikan suatau pengamatan dengan pengalaman

yang telah dimiliki.

Leibnitz (dalam Nasution 2000:156) membedakan persepsi dan apersepsi.

Dengan persepsi (perception) dimaksud bahwa adanya perangsang yang diterima

seseorang, adanya pengamatan. Sedangkan apersepsi dimaksud bahwa ia tahu

bahwa ia melakukan pengamatan dan apa yang diamatinya.

Menurut Herbert (dalam Sukarman 2003:11) apersepsi adalah memperoleh

tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang telah ada. Jadi

menurut Herbert bahwa apa yang telah dikatahui dapat digunakan untuk

memahami sesuatu yang belum diketahui. Dengan kata lain bahwa apersepsi

adalah menghubungkan pelajaran lama dengan pelajaran baru sebagai batu

loncatan sejauh mana peserta didik menguasai pelajaran lama sehingga dengan

mudah menyerap pelajaran baru. Dengan demikian fungsi apersepsi dalam

Page 29: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

15

kegiatan pembelajaran adalah untuk mengaitkan apa yang telah diketahui atau

dialami peserta didik dengan apa yang akan dipelajari.

Pengertian yang lebih luas tentang apersepsi sebagaimana dikemukakan

oleh Chatib (2012:92) adalah stimulus khusus pada awal belajar yang bertujuan

untuk meraih perhatian dari peserta didik. Jadi apersepsi itu membangkitkan

minat dan perhatian untuk sesuatu. Apersepsi juga dimaknai sebagai menciptakan

kondisi (zona) alfa, yaitu kondisi terbaik untuk belajar peserta didik sebab pada

kondisi alfa, neuron (sel saraf) sedang berada dalam suatu harmoni

(keseimbangan).

2.2.2.1 Pentingnya Apersepsi dalam Kegiatan Pembelajaran

Menurut teori belajar Koneksionisme oleh Thorndike (dalam Sanjaya

2007:115) dasar terjadinya belajar adalah pembetukan asosiasi antara kesan yang

ditangkap pancaindra dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan

antara stimulus dan respon (S-R). Oleh karena itu teori ini juga dinamakan teori

Stimulus-Respons. Sebagai ilustrasi, ketika seseorang melirik setangkai bunga

melati yang indah dan harum di tanam, dapat menjadi sebuah stimulus yang dapat

mengakibatkan munculnya respons untuk memetiknya. Atau ketika seseorang

mengendarai motor tiba-tiba lampu merah menyala, maka dengan seketika orang

tersebut mengerem motornya dan kemudian berhenti. Dalam kasus ini lampu

merah merupakan stimulus bagi orang yang mengendarai sepeda motor, dan

mengerem untuk menghentikan motornya adalah respons.

Page 30: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

16

2.2.3 Ice Breaking

Ice breaking adalah peralihan situasi dari yang membosankan, membuat

mengantuk, menjenuhkan dan tegang menjadi rileks, bersemangat, tidak membuat

mengantuk, serta ada perhatian dan ada rasa senang untuk mendengarkan atau

melihat orang yang berbicara di depan kelas atau ruangan pertemuan

(Suryoharjuno 2014:1). Sedangkan menurut Setyawan (2013:10) mengatakan ice

breaking adalah kegiatan yang dilakukan di awal atau di tengah-tengah kegiatan

belajar mengajar untuk mencairkan suasana, membangun kesiapan belajar, atau

memacu motivasi belajar siswa.

Pengertian ice breaking dalam situs wiki.mbalib.com diunduh tanggal 3

Oktober 2016 pukul 22.36 adalah:

, ,

,

pòbīng yòu chēng róng bīng, shì dǎpò rénjì jiāowǎng jiān huáiyí, cāijì, jiù

xiàng dǎpò yándōng hòu hòu de bīng céng. zhège pòbīng yóuxì bāngzhù

rénmen biàn dé lèyú jiāowǎng hé xiānghù xuéxí, dǎpò mòshēng rén zhī

jiān de gémó, xiāochú tóngshì jiān de jīyuàn.

Artinya adalah “ ice breaking (pemecah es) juga dikenal sebagai ice

melting (pencair es) adalah memecah hubungan antara seseorang dengan

keraguan dan kecurigaanya, seperti memecah es tebal pada musim dingin.

Ice breaking membantu seseorang untuk bersedia bertukar pikiran dan

Page 31: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

17

saling belajar, memecah kebekuan dengan orang yang belum dikenal dan

menghilangkan dendam antar teman.”

Menurut Soenarno (2005:5) ice breaking adalah cara cepat untuk

menciptakan suasana yang kondusif. Ice breaking ini dapat memusatkan perhatian

yang bisa membuat suasana menjadi terkondisi, aman dan fokus. Ice breaking

adalah permainan yang kelihatannya sederhana, ringan, dan ringkas yang

berfungsi untuk memecahkan kebekuan, kekakuan, rasa bosan dan mengantuk

dalam sebuah kegiatan atau pertemuan.

Melihat arti kata ice breaking yaitu “pemecah es atau secara harfiah adalah

pencair suasana, mka kegiatan ice breaking ini sesekali perlu diciptakan oleh guru

manakala situasi nampak sudah mulai menjenuhkan mungkin juga kaku dan

tegang, hingga jika situasi ini berlanjur maka dikhawatirkan konsentrasi siswa

dalam proses pembelajaran lantas menurun atau bahkan mungkin hilang” (Yudha

2011:6).

Selama ini permainan ice breaking dilaksanakan dalam agenda pelatihan-

pelatihan atau semacamnya saja, karena dianggap sebagai sebuah kegiatan yang

menyenangkan dan sebuah sarana untuk relaxasi. Meskipun sederhana dan

menjadi sarana relaxasi, permainan ice breaking dan permainan-permainan

lainnya yang dilaksanakan untuk kepentingan pelatihan bukanlah sebuah

permainan belaka.

Setyawan (2013:10) menambahkan penggunaan Ice Breaking

memungkinkan para guru dapat mempersiapkan siswa atau membangun

Page 32: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

18

momentum pembelajaran. Aktivitas ini antara lain berguna untuk hal-hal berikut

ini:

a. Mengarahkan perhatian siswa yang baru saja mengikuti pelajaran lain

agar siap mendengarkan ceramah dengan harapan agar siswa dapat

makin memahami isi ceramah atau melakukan tugas selanjutnya.

b. Menggugah kembali motivasi belajar siswa agar makin termotivikasi

untuk melanjutkan pelajaran dan pada akhirnya dapat makin

bersemangat untuk melakukan tugas.

Seorang guru seharusnya dapat mempersiapkan diri untuk mengajar agar

dapat membangun semangat siswa dalam belajar. Dengan menggunakan ice

breaking ini diharapkan siswa untuk mendengarkan dan berkonsentrasi dalam

belajar.

Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa ice breaking

merupakan suatu strategi yang dapat digunakan dalam rangka mencairkan suasana

ketegangan, mengembalikan konsentrasi belajar, membuat suasana belajar

semakin menarik dan menyenangkan. Penggunaan ice breaking yang tepat

memungkinkan pembelajaran bisa diarahkan kepencapaian arah tujuan

pembelajaran. Selain itu, pembelajaran bisa menjadi lebih dinamis, tidak

membosankan, menyegarkan, dan menyenangkan. Kesan menyenangkan pada

saat pembelajaran adalah modal utama untuk membuat siswa termotivasi dan

berminat mengikuti pelajaran selanjutnya.

2.2.3.1 Tujuan Ice Breaking dalam Belajar

Page 33: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

19

Anak-anak yang memang bersemangat untuk mendapatkan ilmu tambahan

akan terus antusias sampai pembelajaran berakhir. Disisi lain ada anak-anak yang

melamun sambil menulis yang tahu secara jelas apa yang ditulis mereka, ada yang

bercerita dengan teman yang lain, serta ada juga yang tegang dan diam tetapi

mengantuk. Begitu banyak gaya dan ekspresi tersebut perlu dijadikan satu gaya

saja. Semua anak diarahkan pandangan dan pikirannya ke satu arah saja yaitu guru.

Kata-kata yang pembuka yang memancing perhatian semua anak akan bisa

mengalihkan semua pandangan, lamunan, pikiran, dan konsentrasi anak-anak

kearah sumber suara.

Ice breaking bertujuan memberikan angin segar kepada peserta didik. Ada

yang ingin menguasai pengetahuan yang akan disampaikan guru, ada yang hanya

berniat untuk mengikuti pelajaran tanpa memperdulikan materi apa yang sedang

berlangsung dan ada yang hanya sekedar berkumpul bersama teman-temannya.

Semua alasan tersebut berdampak terhadap cara mereka meminta pelajaran yang

akan disampaikan dan merespon setiap aktivitas dalam belajar.

Seperti rumus sederhana yang disampaikan oleh Suryoharjono (2014:2-3)

seorang trainer dan penulis buku “100 + Ice Breaking Penyemangat Belajar”.

Beliau mengatakan dalam bukunya tersebut bahwa pengguna ice breaking ketika

mengajar mampu membuat kelas menjadi lebih hidup, ingat saja rumus sederhana

ini: “CG + CP = SB P”, artinya jika siswa Cinta Guru Plus Cinta Pelajaran, maka

akan Semanga Belajar, semangat belajar akan mengantarkan sukses meraih

Prestasi.”

Page 34: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

20

Kegiatan ini dapat dilakukan di awal-awal pertama kali masuk kelas yakni

tahap perkenalan dimana langkah ini dapat menjadikan warga dalam kelas untuk

saling mengenal. Di awal proses pembelajaran juga dapat dimanfaatkan dengan

ice breaking sebagai pemancing perhatian siswa untuk konsentrasi, dan biasanya

ditengah-tengah proses pembelajaran manakala guru melihat sebagian besar siswa

mengantuk, lesu, tidak bersemangat dan lain sebagainya, maka saat inilah guru

dapat mengambil langkah menciptakan games untuk dapat mengembalikan

perhatian, konsentrasi dan semangat siswanya. Adapun jenis permainan bisa saja

yang ada kaitannya dengan materi pelajaran yang bersangkutan atau boleh jadi

tidak ada hubungannaya dengan materi pelajaran.

2.2.3.2 Prinsip-prinsip Penggunaan Ice Breaking dalam Belajar

Ada beberapa komponen utama dalam kegiatan belajar mengajar.

Komponen tersebut terkait erat dengan langkah-langkah yang harus diambil guru.

Dalam kata lain adalah strategi mengajar guru selama ia berada di ruang belajar

bersama dengan siswa merupaka proses yang sangat menarik untuk diperhatikan.

Salah satu strategi yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar yakni

penggunaan ice breaking, adapun prinsip-prinsip dalam penggunaan ice breaking

tersebut ialah:

a. Menjadikan pembelajaran menjadi menarik

Tugas utama seorang pengajar atau guru adalah untuk

memudahkan pembelajaran para pelajar. Untuk memenuhi tugas ini,

pengajar atau guru bukan saja harus dapat menyediakan suasana

pembelajaran yang menarik dan harmonis, tetapi mereka juga menciptakan

Page 35: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

21

pembelajara yang berkesan. Hal ini bermakna bahwa guru perlu

mewujudkan suasana pembelajaran yang dapat merangsang minat pelajar

selain senantiasa memikirkan kebijakan dan keperluan pelajar (Uno

2012:213).

Perlunya guru menarik perhatian pelajar dalam suatu pembelajaran,

aktivitas-aktivitas yang dipilih hendaklah yang menarik dan mempunyai

potensi yang tinggi. Penggunaan kaidah dan teknik yang bervariasi akan

menajadikan sesuatu pembelajaran itu menarik dan akan memberi ruang

untuk membolehkan pelajar terlibat secara aktif sepanjang sesi

pembelajaran tanpa merasa jemu dan bosan.

b. Menjadikan suasana belajar menjadi menyenangkan

Pembelajaran harus memperoleh kenikmatan atau kesenangan

dalam belajar, karena apabila pembelajar senang ketika sedang belajar,

maka pengajar dapat menstimulus pikiran bawah sadar untuk mencari tahu

berbagai hal yang menyenangkan dalam pembelajaran. Untuk menambah

suasana riang pengajar dapat menggunakan semua bagian tubuh seperti

tangan, kaki dan mulut serta sarana belajar yang lain (musik, lapangan,

ruangan, dan laboratorium) (Syaifurrahman 2003:155).

c. Mudah untuk dilakukan

Dalam penggunaannya, permainan ice breaking secara teknis

mudah untuk dilakukan, hanya membutuhkan waktu yang singkat untuk

memberi penjelasan tentang cara bermain serta peraturan pelaksanaannya

dapat langsung dimengerti.

Page 36: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

22

d. Melibatkan semua siswa

Dalam pelaksanaannya, permainan ice breaking sangat baik jika

dilakukan dengan banyak orang sekaligus. Terutama untuk permainan

yang berkaitan dengan kerjasama kelompok dengan itu semua peserta akan

terlibat dalam permainan tersebut.

e. Memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai secara optimal

karena para peserta didik terlibat aktif tanpa harus dipaksa. Salah satu cara

untuk membuat pembelajara menjadi akrab dan menyenangkan adalah

dengan menggunakan ice breaking ini. Karena fungsi ice breaking itu

sendiri adalah menciptakan suasana belajar menjadi lebih santai dan tidak

tegang, memompa energi dan motivasi, meruntuhkan penghalang sosial

sehingga antara peserta didik akan terjalin hubungan yang positif.

f. Hemat

Sebagian permainan dalam ice breaking ini hanya membutuhkan

biaya sedikit hanya untuk pengadaan alat bantu permainan, akan tetapi

kebanyakan ice breaking ini lebih kepada pemanfaatan anggota tubuh.

2.2.3.3 Macam-macam Ice Breaking

Menurut Kusumo Haryosujono (2014:3) ada beberapa macam ice breaking

yang dapat diterapkan dalam sebuah proses belajar, maupun pelatihan-pelatihan,

diantaranya adalah sebagai berikut:

Page 37: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

23

a. Games atau permainan, berisi kegiatan simulasi yang melibatkan siswa.

Dimana durasi waktu yang diperlukan berkisar antara 1-5 menit.

b. Menyanyi, sebagai ice breaking adalah kegiatan yang paling mudah dan

disukai, tetapi jarang digunakan guru kecuali guru seni suara. Menyanyi

bisa dilakukan oleh anak-anak, remaja maupun dewasa sekalipun yang

dinyanyikan boleh jadi tidak sesuai dengan usianya. Namun, jika dikemas

dengan baik, menyanyi dapat membuat suasan kelas menjadi gembira.

c. Senam. Senam untuk ice breaking itu sendiri adalah gerakan-gerakan

sederhana yang mudah dilakukan, tidak terlalu menguras tenaga atau

keringat, tidak perlu membahayakan dan tetap ada unsur kegembiraan.

d. Kalimat Pembangkit Semangat. Kalimat di sini harus mampu memotivasi

kegiatan belajar mengajar dan tentunya bersifat positif.

e. Kalimat Indah Penuh Makna. Untuk ice breaking, Kalimat Indah Penuh

Makna ini bertujuan supaya memotivasi proses KBM dan bersifat positif

yang mencerminkan suatu komunitas atau teladan yang akan didapatkan.

f. Story Telling. Bercerita untuk ice breaking adalah menyampaikan sebuah

kisah nyata berdasar kenyataan atau yang bersifat fiksi yang keduanya

mengandung hikmah teladan. Biasanya bercerita metode yang sangat

disukai oleh peserta didik.

g. Tepuk Tangan. Teknik bertepuk tangan untuk ice breaking ini sangat

efektif mengonsentrasikan para siswa sebelum memulai KBM,

mengkondisikan para siswa agar kembali segar dan fokus mengikuti KBM,

maupun untuk memberi perasaan senang ketika mengakhiri KBM. Teknik

Page 38: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

24

ini juga cukup mudah dan dapat langsung diterapkan tanpa memerlukan

persiapan yang panjang.

h. Senam Otak. Teknik ini sangat efektif untuk membuat otak siap bekerja,

karena diawali dengan sebuah gerakan. Jika kita melatih otak, kita akan

mempengaruhi tubuh secara positif. Jika kita melatih tubuh, kita akan

mempengaruhi otak secara aktif.

i. Humor. Humor sebagai ice breaking adalah suatu kegiatan untuk

membantu siswa menemukan jati diri mereka sesungguhnya. Jika siswa

dituntut ketat dan bertingkah laku sempurna, maka dapat menimbulkan

perasaan tidak nyaman. Sebaliknya, jika disampaikan dengan rasa humor,

dapat membuat siswa menemukan rasa percaya diri mereka dan tumbuh

secara positif.

j. Tebak-tebakan. Tebak-tebakan sebagai ice breaking adalah suatu kegiatan

untuk menguras rasa ingin tahun siswa serta membangun kreatifitas siswa

dalam membuat dan menjawab permasalahan dari sisi yang unik.

Dari berbagai macam ice breaking di atas, dapat dimanfaatkan semua

untuk strategi belajar mengajar bagi seorang guru, dengan melihat kesesuaian ice

breaking dengan materi ajar yang akan disampaikan. Dalam penelitian ini akan

peneliti ambil dari macam-macam ice breaking di atas games atau permainan

dengan fokus penelitian pada tahap apersepsi. Games yang digunakan merupakan

permainan tebak kartu. Siswa dibagai menjadi 2 kelompok berjumlah 8-9 orang.

Dalam permainan tersebut guru menyebutkan kosakata sambil membuka kartu

yang sudah ditulis sejumlah kosakata huruf Mandarin dan artinya. Siswa diminta

Page 39: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

25

cepat untuk menutup kartu yang sesuai dengan yang diucapkan guru dan yang

dijatuhkan, siswa tercepat mendapat point.

2.2.3.4 Ice Breaking dalam Pembelajaran Bahasa Mandarin

Menurut penelitian J Hu (dalam epub.cnki.net 26 September 2016 pukul

22.30) menjelaskan penerapan ice breaking dalam pembelajaran bahasa Mandarin

adalah:

,

, ,

,

zuòwéi qǐyè péixùn shǒuduàn de pòbīng yóuxì kěyǐ yǒuxiào dì yìngyòng yú

rènhé tuánduì qíngjìng. Yóuyú jiàoxué huódòng hé péixùn huódòng jùyǒu

yīdìng de xiāngsì xìng, guójì hànyǔ jiàoshī kěyǐ zài kètáng jiàoxué zhōng

xīshōu hé yùnyòng pòbīng yóuxì de gàiniàn jí fāngfǎ. běnwén zài guójì

hànyǔ kètáng jiàoxué de fànwéi nèi, tǎolùnle shíshī pòbīng yóuxì de bìyào

xìng hé yìyì, qūbiéle pòbīng yóuxì hé rèshēn huódòng, bìng chángshì duì

pòbīng yóuxì de lèixíng jìnxíng jiǎndān de guīnà.

Artinya adalah “permainan ice breaking digunakan sebagai alat kegiatan

pelatihan dalam perusahaan juga dapat diterapkan secara efektif dalam

bentuk tim. Karena kegiatan pembelajaran dan pelatihan memiliki

Page 40: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

26

kesamaan tertentu, guru bahasa Mandarin Internasional menyerap dan

menggunakan konsep permainan ice breaking dalam metode pembelajaran

di kelas. Rangkuman dari artikel pembelajaran bahasa Mandarin di kelas

Internasional ini adalah membahas kebutuhan dan pentingnya penerapan

ice breaking, perbedaan antara kegiatan ice breaking dan kegiatan

pemanasan dan mencoba jenis permainan ice breaking secara ringkas dan

singkat.”

2.2.3.5 Kelebihan dan Kelemahan Ice Breaking

Dalam metode pembelajaran pasti ada yang namanya kekurangan dan

kelebihan masing-masing (Sunarto 2012:106), termasuk kelebihan ice breaking

yaitu antara lain: a) membuat waktu panjang terasa cepat; b) membawa dampak

menyenangkan dalam pembelajaran; c) dapat digunakan secara spontan atau

terkonsep; d) membuat suasana kompak dan menyatu. Sedangkan kelemahan ice

breaking, penerapan disesuaikan dengan kondisi masing-masing.

2.2.4 Metode Permainan

Menurut Siswoyo (2008:133) metode adalah cara yang berfungsi sebagai

alat untuk mencapai tujua. Lebih lanjut Siswoyo menuliskan metode pendidikan

adalah cara-cara yang dipakai oleh orang atau sekelompok orang untuk

membimbing anak/peserta didik sesuai dengan perkembangannya ke arah tujuan

yang hendak dicapai.

Page 41: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

27

Terdapat metode-metode yang digunakan dalam dunia pedidikan atau

lebih dikenal dengan metode mengajar dan metode pengajaran. Metode mengajar

adalah alat yang dapat, merupakan bagian dari perangkat alat, dan cara dalam

pelaksanaan suatu strategi belajar-mengajar (Hasibuan dan Mudjiono 2006:3).

Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru,

yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan

pembelajaran (Uno 2010:2). Berbeda dengan pendapat dari Gerlach dan Ely

(dalam Uno 2010:2) menyatakan bahwa teknik pembelajaran seringkali

disamakan artinya dengan metode pembelajaran, dimana teknik pembelajaran

adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan

kegiatan siswa ke arah tujuan yang ingin dicapai.

Jadi dapat diketahui bahwa metode mengajar dan metode pembelajaran

hampir sama yaitu berkaitan dengan pembelajaran yang berlangsung di kelas.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah alat atau cara

yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan siswa untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Menurut Arisnawati dalam Ahmad Saefudin (2012:3) metode permainan

sebagai cara yang digunakan guru dalam menyajikan pelajaran dengan

menciptakan suasana yang menyenangkan, serius tapi santai dengan tidak

mengabaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai.

Page 42: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

28

Dalam melakukan permainan diperlukan alat permainan yang edukatif

sehingga akan membuat permainan menjadi lebih menarik. Ciri-ciri alat permaian

yang edukatif menurut Tedjasaputra (2007:81) adalah sebagai berikut:

1. Dapat digunakan dalam berbagai cara, sehingga dapat mencapai

bermacam-macam tujuan dan manfaat

2. Berfungsi untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan

kecerdasan serta motorik anak

3. Membuat anak terlibat secara aktif

4. Sifatnya konstruktif.

2.2.4.1 Langkah-langkah Metode Permainan

Pelaksanaan metode permainan dalam kegiatan pembelajaran terdapat

langkah-langkah yang perlu dilakukan. Menurut Fandy dalam Ahmad Saefudin

(2012:3) langkah-langkah metode permainan adalah :

1. Guru menentukan topik atau materi permainan yang akan digunakan

dalam pembelajaran.

2. Guru menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

3. Guru menyusun petunjuk atau langkah-langkah pelaksanaan

permainan.

4. Guru menjelaskan maksud dan tujuan serta aturan dalam permainan.

5. Siswa dibagi atas individu atau kelompok.

6. Siswa melakukan kegiatan permainan yang dipimpin oleh guru.

7. Siswa berhenti melakukan permainan dan melaporkan hasil dari

permainan.

Page 43: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

29

8. Guru memberikan kesimpulan tentang pengertian atau konsep yang

dimaksud dalam tujuan tersebut.

2.2.4.2 Manfaat Metode Permainan

Pemilihan metode permainan sebagai salah satu metode permainan

dikarenakan metode permainan memiliki beberapa manfaat dalam pembelajaran.

Beberapa manfaat permainan sebagai metode permaian menurut Paul Ginnis

(2008:214) diantaranya ialah :

1. Menciptakan hubungan kerja yang fleksibel antara siswa.

2. Memecahkan kebekuan antara siswa dan guru.

3. Meningkatkan atau menurunkan level energi.

4. Memfokuskan ulang perhatian.

Dari beberapa pendapat tentang manfaat bermain dan metode permainan

maka dapat disimpulkan bahwa metode permainan dapat digunakan untuk

membantu siswa memfokuskan perhatian terhadap pembelajaran. Penggunaaan

metode permainan akan menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa pada saat

mengalami kebosanan selama proses pembelajaran. Metode permainan digunakan

sebagai treatment pada kelas eksperimen, yaitu dengan menerapkan metode

permainan saat mengajar bahasa Mandarin pada tahap apersepsi di kelas

eksperimen.

2.2.4.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode Permainan

Page 44: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

30

Sebuah metode pastilah memiliki kelebihan dan kelemahan, berikut ini

merupakan kelebihan dan kelemahan metode permainan. Kelebihan dari metode

permainan adalah (Sahibun Nikmah 2012: 8):

1) Siswa dirangsang untuk aktif, berfikir logis, sportif dan merasa senang

( puas ) dalam proses belajar mengajar.

2) Materi pembelajaran dapat lebih cepat dipahami

3) Kemampuan memecahkan masalah pada siswa dapat meningkat.

Adapun kelemahan dari metode permainan adalah:

1. Tidak semua topik dapat disajikan dengan metode permainan

2. Dapat memakan waktu yang lama dalam proses pembelajaran

3. Permainan dapat mengakibatkan kelas gaduh sehingga dapat

mengganggu ketenangan kelas sekitarnya.

2.2.4.4 Permainan yang Digunakan dalam Penelitian

Permainan ice breaking yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

permaina tebak kartu Hànzi dan arti. Peneliti mengambil permainan tebak kartu

tersebut berdasarkan pengalaman peneliti saat mengikui “Seminar Pelatihan Guru

Bahasa Mandarin Se-Jateng” pada tanggal 30 Juni 2015 sampai 04 Juli 2015

dengan pemateri dari Taiwan yaitu Bapak Liào Yíyáo ( ). Permainan tebak

kartu Hànzi dan arti ini telah dimodifikasi oleh peneliti, yaitu dengan

Page 45: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

31

menyesuaikan materi dan tingkat kemampuan peserta dalam penelitian ini adalah

siswa kelas X.

Permainan kartu yang diikuti peneliti pada saat seminar berupa kartu

kosakata berisi huruf Hànzi sederhana dan Hànzi tradisional yang dipilih dan

dibuat oleh peserta sendiri. Sedangkan pada penelitian ini, peneliti menentukan

kosakata dan menyiapkan 7 kartu Hànzi dan 7 karu arti sesuai dengan materi

kosakata yang sedang dipelajari. Permainan tebak kartu Hànzi ini seperti pada

permainan kartu gaplek yaitu dengan menutup kartu sesuai kosakata yang

diucapkan dengan kartu yang dijatuhkan di meja. Siswa diharapkan mampu

berkonsentrasi melalui pendengaran kosakata yang diucapkan dan menyesuaikan

dengan huruf Hànzi dan artinya.

2.2.5 Kosakata

Kosakata merupakan salah satu komponen yang penting dalam sebuah

bahasa, seperti yang diungkapkan oleh Brown (dalam Nurgiyantoro 1995:165)

yang menyatakan bahwa kompetensi kebahasaan seseorang berkaitan dengan

pengetahuan tentang struktur dan kosakata.

Menurut Nurgiyantoro (1995:211), kosakata adalah kekayaan kata yang

dimiliki oleh (terdapat dalam) suatu bahasa.

Soedjito (1992:1) mendefinisikan kosakata sebagai berikut:

1. Semua kata yang terdapat dalam satu bahasa.

2. Kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara atau penulis.

3. Kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan; dan

4. Daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan secara

Page 46: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

32

singkat dan praktis.

Kosakata menurut situs www.baike.baidu.com diunduh tanggal 3 Oktober

2016 pukul 22.35adalah :

“ ” “ ”

cíhuì, yòu chēng yǔhuì, shì yī zhǒng yǔyán lǐ suǒyǒu de (huò tèdìng fànwéi

de) cí hé gùdìng duǎnyǔ de zǒnghé. lìrú hànyǔ cíhuì, yīngyǔ cíhuì huò

yībān cíhuì, jīběn cíhuì, wényán cíhuì, fāngyán cíhuì děng; hái kěyǐ zhǐ

mǒu yīgè rén huò mǒu yī zuòpǐn suǒyòng de cí hé gùdìng duǎnyǔ de

zǒnghé, rú “lǎoshě de cíhuì”,““lǔxùn quánjí” de cíhuì” děng děng.

Artinya adalah “Cíhuì (kosakata) atau dikenal juga dengan yǔhuì adalah

salah satu jenis dari keseluruhan (atau kisaran tertentu) kata-kata dan frase

tetap dalam suatu bahasa, contohnya adalah kosakata bahasa Mandarin,

kosakata bahasa Inggris atau kosakata secara umum, kosakata dasar,

kosakata bahasa Mandarin klasik, kosakata dialek, dan lain-lain. Kata-kata

dan frase tetap dalam suatu bahasa juga dapat menjelaskan seseorang atau

suatu kegunaan, contohnya adalah “lǎoshě de cíhuì”, kosakata dalam buku

dan lain-lain.

Page 47: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

33

2.2.4.5 Pembagian Kosakata dalam Bahasa Mandarin

Menurut (Shī Chūnhóng) (2009:154-195), jenis kata dalam bahasa

Mandarin dibagi menjadi dua, yaitu kata konkrit ( ) dan partikel ( ). Kata

konkret mempunyai arti yang lebih nyata dan dapat berdiri sendiri membentuk

bagian dari kalimat. Sedangkan kata partikel biasanya tidak mempunyai arti yang

nyata, dan biasanya tidak dapat berdiri sendiri membentuk bagian dari kalimat.

Kata konkrit ada 8 jenis, yaitu:

1. (kata benda) adalah kata yang menunjukan orang atau benda

(termasuk waktu, tempat dan arah). Contoh :

nóngmín zuòtiān Zhōngguó nánbian

(petani) (kemarin) (Tiongkok) (sebelah selatan)

2. ( kata kerja) adalah kata yang menunjukan kegiatan, tingkah laku,

aktivitas psikologis, dan adanya suatu hal yang muncul, berubah, hilang,

dan lainnya. Contoh :

pǎo yīnggāi kànjiàn tǎoyàn

(berlari) (harus) (terlihat) (tidak suka)

3. (kata sifat) adalah kata yang menunjukan karakter dan suatu

keadaan, termasuk juga beberapa kata yang menunjukan jumlah. Contoh :

rè duō wěidà duōshao

Page 48: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

34

(panas) (banyak) (besar) (berapa)

4. (kata pembeda) adalah kata yang menunjukan kepemilikan benda

dan memiliki fungsi yang diklasifikasikan. Contoh :

/ / / /

nán/nǚ jīn/yín cǎisè/hēibái gèbié/gòngtóng

(lelaki/perempuan) (emas/perak) (warna/hitam-putih)

(individu/kelompok)

5. (kata bilangan) adalah kata yang menunjukan angka dan urutan.

Contoh:

shíliù bàn jǐ dìwǔ

(enambelas) (setengah) (berapa) (kelima)

6. (kata bantu bilangan) adalah kata yang menunjukan orang atau

benda, kata yang digunakan untuk mengukur suatu tindakan. Contoh :

yīgè liùjīn yīxiē wǔhuí

(sebuah) (3 kilo) (beberapa) (lima kali)

7. (kata ganti) adalah kata yang berfungsi untuk menggantikan sesuatu.

Contoh :

wǒ zhè shénme zěnmeyàng

(saya) (ini) (apa) (bagaimana)

Page 49: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

35

8. (kata keterangan) adalalah kata yang biasanya menggabungkan kata

kerja dan kata sifat yang menunjukan tingkatan, jarak, waktu, frekuensi,

dan makna positif atau negatif juga memili makna yang berkaitan.

Contoh :

hěn gāngcái bìxū yěxǔ

(sangat) (barusan) (harus) (mungkin)

Kata partikel tidak mempunyai arti konkrit dan tidak dapat berdiri sendiri

terdiri dari 4 jenis:

1. (kata depan) adalah kata bantu yang berfungsi untuk menjelaskan

tanda. Contoh :

zài cóng ànzhào wèile

(di) (dari) (berdasarkan) (demi)

2. (konjungsi) adalah kata bantu yang berfungsi untuk menggabungkan

struktur kata dalam tata bahasa. Contoh :

hé huòzhě rúguǒ yīnwèi

(dan) (atau) (jika) (karena)

3. (kata bantu atau partikel) adalah kata bantu yang melekat di atas kata

konkrit, frasa atau kalimat. Kata bantu atau partikel hanya menjelaskan

makna tata bahasa tidak menjelaskan makna kata sebenarnya. Berdasarkan

Page 50: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

36

proses pembentukanya, kata bantu atau partikel dibendakan menjadi 2

jenis, yaitu:

a. (kata bantu yang melekat di belakang) contoh :

b. (kata bantu yang melekat di depan) contoh :

4. (nada) adalah kata bantu yang melekat di belakang kalimat atau

kata lain menjelaskan beberapa jenis nada. Contoh :

de ba ma me ne

2.2.4.6 Tes Penguasaan Kosakata

Nurgiyantoro (1995:215-223) berpendapat tes penguasaan kosakata

dimaksudkan untuk mengukur kemampuan siswa terhadap kosakata dalam bahasa

tertentu yang bersifat reseptif maupun produktif. Permasalahan yang harus

diperhatikan dalam tes kosakata adalah (1) pemilihan kosakata yang akan diteskan

(20) pemilihan bentuk dan cara pengetesan khususnya yang menyangkut

penyusunan tes yang sesuai dengan tingkatan-tingkatan aspek kognitif. Keempat

tingkatan kognitif tes kosakata yaitu tingkat ingatan (C1), tingkat pemahaman

(C2), tingkat peerapan (C3), dan tingkat analisis (C4).

1. Tes kosakata tingkat ingatan (C1)

Tes kosakata pada tingkat ini sekedar menuntut kemampuan siswa

untuk mengingat makna, sinonim, atau antonim sebuah kata, definisi atau

Page 51: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

37

pengertian sebuah kata, istilah, atau ungkapan. Pengertian “sebuah kata” di

sini dimaksudkan kata secara lepas, dalam arti idak dikaitkan dengan

konteks pemakaian.

Tes kosakata dapat berupa pemberian definisi atau pengertian terhadap

sebuah kata atau istilah. Teknik penyajian mungkin dengan penulisan

sebuah kata yang diikuti beberapa buah definisi, atau sebuah definisi

diikuti beberapa kata.

2. Tes kosakata tingkat pemahaman (C2)

Pada tingkat pemahaman ini menuntut siswa untuk dapat memahami

makna, maksud, pengertian, atau pengungkapan dengan cara lain kata-kata,

istilah, atau ungkapan yang diujikan. Pelibatan kosakata dalam konteks

memungkinkan kita untuk dapat menafsirkan makna kata secara lebih

tepat. Sebab, makna sebuah kata dapat (dibantu) ditafsirkan berdasarkan

makna keseluruhan konteks.

Bentuk tes kosakata tingkat pemahaman dapat berupa latihan

menerangkan kata-kata sendiri kata atau ungkapan yang ditentukan

(biasanya digaris bawah atau disebut kembali), atau dapat berupa tes

objektif pilihan ganda.

3. Tes kosakata tingkat penerapan (C3)

Tes kosakata ini menuntut siswa untuk dapat memilih dan menerapkan

kata-kata, istilah, atau ungkapan tertentu dalam suatu wacana secara tepat,

atau mempergunakan kata-kata tersebut untuk menghasilkan wacana.

Untuk dapat memilih dan mempergunakan kata dalam suatu wacana atau

Page 52: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

38

untuk menghasilkan wacana secara tepat, siswa dituntut untuk telah

memahami makna kata yang bersangkutan.

Tes kosakata ini untuk menghasilkan wacana biasanya berupa tugas

untuk menyusun kalimat dengan kata-kata dan pikiran sendiri berdasarkan

kata, istilah, atau ungkapan yang disediakan.

4. Tes kosakata tingkat analisis (C4)

Tes kosakata tingkat analisis, siswa dituntut untuk melakukan kegiatan

kognitif otak yang berupa analisis, baik hal itu berupa analisis terhadap

kosakata yang diujikan maupun analisis terhadap wacana tempat kata

tersebut (akan) diterapkan.

Bahan yang diteskan dapat berupa penggunaan kata secara cermat

dalam suatu wacana. Dengan demikian, untuk menentukan ketepatan

penggunaan kata itu diperlukan analisis makna wacana secara keseluruhan.

2.2.6 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Mandarin Kelas X

Standar kompetensi dan kompetensi dasar bahasa Mandarin kelas X SMA

Nusaputera dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Standar kompetensi dan kompetensi dasar bahasa Mandarin kelas X

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mendengarkan

1. Memahami wacana lisan berbentuk

paparan atau dialog sederhana tentang

kehidupan sehari-hari

1.1 Mengidentifikasi bunyi Hànyǔ

pīnyīn, ujaran (kata, frasa atau kalimat)

dalam suatu konteks denga mencocokkan

dan membedakan secara tepat

1.2 Memperoleh informasi umum,

Page 53: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

39

informasi tertentu dan atau rinci dari

berbagai bentuk wacana lisan sederhana

secara tepat

Berbicara

2. Mengungkapkan informasi secara lisan

dalam bentuk paparan atau dialog

sederhana tentang kehidupan sehari-

hari.

2.1 Menyampaikan berbagai

informasi secara lisan dalam kalimat

sederhana sesuai konteks dengan lafal

Hànyǔ pīnyīn yang mencerminkan

kecakapan berbahasa yang santun dan

tepat.

2.2 Melakukan dialog sederhana

dengan lancar dan benar yang

mencerminkan kecakapan

berkomunikasi yang santun dan tepat

Membaca

3. Memahami wacana tulis berbentuk

paparan atau dialog sederhana tentang

kehidupan sehari-hari.

3.1 Membaca nyaring ujaran (kata,

frasa atau kalimat) dengan Hànyǔ

pīnyīn maupun Hànzi (aksara Han)

dalam wacana tertulis sederhana secara

tepat

3.2 Mengidentifikasi bentuk dan tema

wacana sederhana secara tepat

3.3 Memperoleh informasi umum,

informasi tertentu dan atau rinci dari

wacana sederhana secara tepat berbagai

informasi

Menulis

4. Mengungkapkan informasi secara

tertulis dalam bentuk paparan atau

4.1 Menulis Hànyǔ pīnyīn secara

tepat

4.2 Menulis Hànzi sesuai ketentuan

Page 54: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

40

dialog sederhana tentang kehidupan

sehari-hari.

bìhuà dan bǐshùn

4.3 Mengungkapkan informasi

secara tertulis dalam kalimat

sederhana sesuai konteks, yang

mencerminkan kecakapan

menggunakan kata, frasa dengan

Hànzi, ejaan, tanda baca dan

struktur yang tepat.

Page 55: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

74

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa

penerapan permainan katu hànzi pada tahap apersepsi dalam pembelajaran bahasa

Mandarin efektif dalam peningkatan kosakata bahasa Mandarin siswa kelas X

SMA Nusaputera Semarang. Hal ini dapat dilihat dari hasil posttest yang telah

diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Besar rata-rata nilai posttest

penguasaan kosakata siswa kelas eksperimen adalah 83,9 sedangkan kelas kontrol

yang menggunakan metode konvensional adalah 76,82 atau dapat disimpulkan

perbedaannnya sangat signifikan.

Hal tersebut dibuktikan dengan uji signifikan Spearman diperoleh hasil

yaitu nilai sebesar 26,68325 lebih besar dari untuk N = 13 taraf

signifikan 5% yaitu 2,160. Maka hipotesis kerja ) yang berbunyi “permainan

kartu hànzi berpengaruh pada peningkatan penguasaan kosakata” diterima.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan, maka saran

yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran kosakata bahasa Mandarin menggunakan ice breaking

melalui permainan kartu hànzi pada tahap apersepsi membutuhkan

persiapan yang matang untuk memaksimalkan waktu yang sedikit. Guru

yang memahami cara penerapan permaianan kartu hanzi dengan baik dan

Page 56: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

75

mampu memanfaatkan tahap apersepsi pada kegiatan belajar mengajar

sangat dibutuhkan dalam pembelajaran kosakata bahasa Mandarin agar

hasil yang ingin dicapai tepat tujuan.

2. Bagi para peneliti khususnya dibidang pendidikan bahasa Mandarin,

penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk melakukan

penelitian sejenis dengan jenis ice breaking yang berbeda, dengan harapan

dapat dapat menemukan bermacam-macam permainan yang lebih beragam

dan menarik yang dapat dijadikan sebagai alternatif dalam mengisi tahap

apersepsi pada kegiatan pembelajaran bahasa Mandarin.

3. Kekurangan dari penelitian ini diantaranya peneliti hanya mengajar pada

kelas eksperimen dan tidak mengajar pada kelas kontrol karena jadwal

pelajaran yang sama dan kurangnya waktu yang diberikan untuk penelitian.

Oleh karena itu diharapkan untuk penelitian selanjutnya memperhatikan

kesiapan jadwal dan waktu penelitian agar penelitian yang dilaksanakan di

sekolah berjalan dengan baik dan maksimal.

Page 57: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

76

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku

Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai

Pustaka.

Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2006a. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : PT. Rineke Cipta.

_________________. 2012b. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara

Chatib, Munif. 2012. Gurunya Manusia. Bandung: PT. Mizan Pustaka.

Depdiknas, (2003). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasioal. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Gennis, Paul. 2008. Trik dan Taktik Mengajar Strategi Meningkatkan Pencapaian

Pengajaran di Kelas. (Alih bahasa: Wasi Dewanto). Jakarta: PT. Indeks.

Hasan M. Iqbal. 2014. Analisis Data Penelitian denga Statistik. Jakarta: Bumi

Aksara.

Hasibuan, Mudjiono. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Yang Ji Zhou, Qiu Jun & Zhu Qing Ming. (2012). Hanyu Jiaocheng Buku

Mandarin Komprehensif. Edisi revisi. Terjemahan Mulyanto. Jakarta: PT

Legacy Utama Kreasindo

Nasution. 2000. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE.

Page 58: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

77

Purwanto, Ngalim. 1986. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: Remaja Karya.

Said, Mardjanis. 2010. 80+ Ice Breaker Games Kumpulan Permainan Penggugah

Semangat. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Setyawan, Sigit. 2013. Nyalakan Kelasmu: 20 Metode Mengajar dan Aplikasinya.

Jakarta: PT Gramedia.

Siregar, Syofian. 2010. Statistika Dekriptif untuk Penelitian. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Siswoyo, Dwi. 2008. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Pers.

Soedjito. 1992. Kosakata Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Soenarno, Adi. 2005. Ice Breaker Permainan Atraktif-Edukatif. Yogyakarta: CV.

Andi Offset.

Sudjana, Nana. 2005. Metoda Statistika (Edisi ke 6). Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2010a. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta.

________. 2012b. _______________________________________________

________. 2013c. Statistika untuk Penelitian. _________________________

Sukarman, Herry. 2003. Dasar-Dasar Didaktik dan Penerapannya dalam

Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Dikdasmen

Depdiknas.

Sunarto. 2012. Ice Breaker dalam Pembelajaran Aktif. Surakarta: Cakrawala

Media.

Suryoharjuno, Kusumo. 2014. 100+ Ice Breaker Penyemangat Belajar. Surabaya:

Ilman Nafia.

Page 59: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

78

Sutedi, Dedi. 2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: UPI press.

Syaifurrahman. 2003. Manajemen dalam Pembelajaran. Jakarta: PT INDEKS.

Syamsudin, Abin. 1981. Psikologi Pendidikan. Bandund: IKIP Bandung.

Tedjasaputra, M.S. 2007. Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta: PT. Grasindo.

Uno, Hamzah, B. 2012. Belajar dengan Pendekatan Paikem. Jakarta: Bumi

Aksara.

. 2009. . : .

2. Skripsi

Arshinta, Dian. 2010. Strategi Penerapan Ice Breaking sebagai Kreativitas Guru

dalam Mengatasi Kebosanan Siswa dalam Pembelajaran Bahasa China

di SMAN 1 Karangayar. Skripsi. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Asmarani, Tiyas. 2014. Ice Breaker untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil

Belajar Bahasa Mandari Siswa Kelas X SMAN 1 Wonogiri. Skripsi.

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Nikmah, Sahibun. 2012. Penggunaan Metode Permainan dalam Pembelajaran

IPA untuk Meningkatkan Aktivitas da Hasil belajar Siswa. Makalah.

Pontianak: Universitas Tanjung Pura.

Suryanti. 2014. Pengaruh Ice Breaking Terhadap Motivasi Belajar Kimia Siswa

Kelas X Semester 2 di SMA Negeri 10 Yogyakarta. Skripsi. UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Rahman, Ibadi. 2016. Arabic Puzzle Book : Pengembangan Media Interaktif

untuk Keterampilan Membaca bagi Siswa Kelas IV di Kota Semarang.

Semarang:Universitas Negeri Semarang.

Saefudin, Ahmad. 2012. Penerapan Metode Permainan Menggunakan Kartu

Kosakata dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Siswa V SD. Surakarta:

FKIP Universitas Sebelas Maret.

Page 60: EFEKTIVITAS PERMAIANAN KARTU Hànzi PADA TAHAP …lib.unnes.ac.id/31859/1/2404412004.pdf · i efektivitas permaianan kartu hànzi pada tahap apersepsi dalam peningkatan penguasaan

79

3. Jurnal dan majalah

Sutami, Hermina. 2007. “Kekhasan Pengajaran Bahasa Mandarin di Indonesia”.

Wacana. Volume 9. Nomor 2. Oktober 2007. Hlm 222-237. Jakarta:

Universitas Indonesia.

Mansur, HR. 2015. “Menciptakan Pembelajaran Efektif Melalui Apersepsi”.

eBuletin. Edisi Februari 2015 ISSN.2355-3189. Makassar: Media

Pendidikan LPMP Sulawesi Selatan.

4. Website

epub.cnki.net diunduh tanggal 26 September 2016 pukul 22.30

wiki.mbalib.com diunduh tanggal 30 Agustus 2016 pukul 22.26

www.baike.baidu.com diunduh tanggal 3 Oktober 2016 pukul 22.35

Yudha, Deepy. Kegiatan Ice Breaking dalam Proses Pembelajaran. tersedia pada

laman http://deepyudha.blogspot.com/2011/06/kegiatan-ice-breaking-dalam-

proses.html diakses pada 29 Agustus 2016 pukul 19.30

http://dr-suparyanto.blogspot.com./2010/2009/konsep-motivasi.html/ tanggal 03

Oktober 2016 pukul 07.19

5. Silabus

Silabus kelas X SMA Nusaputera Semarang tahun pelajaran 2016/2017