efektivitas pengelolaan pajak bumi dan ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak...

93
EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BONE MARJUNI Nomor Stambuk : 105610475913 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019

Upload: others

Post on 21-Jul-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

PERDESAAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI DINAS PENDAPATAN

DAERAH KABUPATEN BONE

MARJUNI

Nomor Stambuk : 105610475913

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

Page 2: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

i

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

PERDESAAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI DINAS PENDAPATAN

DAERAH KABUPATEN BONE

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Administrasi Negara

Disusun dan Diajukan Oleh

MARJUNI

Nomor Stambuk : 105610475913

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

Page 3: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang
Page 4: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang
Page 5: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang
Page 6: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

v

ABSTRAK

MARJUNI. Efektivitas Pengelolaan Pajak Bumi Dan Bangunan

Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) Di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Bone, dibimbing oleh H. Muhlis Madani dan H. Samsir Rahim.

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengetahui Efektivitas Pengelolaan Pajak

Bumi Dan Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) di Dinas Pendapatan Daerah

Kabupaten Bone, 2) Mengetahui faktor-faktor apakah yang menjadi penghambat

dalam Pengelolaan Pajak Bumi Dan Bangunan Pedesaan Perkotaan (PBB-P2) di

Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bone.

Metode penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian kualitatif dengan

sumber data terdiri atas data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data

menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data

meliputi reduksi data, penyajian data serta kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas dalam mengelolah pajak

bumi dan bangunan di Dispenda Kabupaten Bone dilihat dari pengelolaan mulai

dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan hingga pengawasan masih sering

terjadi masalah yang menyebabkan pendapatan daerah menjadi lambat. Proses

pengelolaan di Dispenda Kabupaten Bone sering terjadi permasalahan dibidang

pelaksanan yang meliputi pendaftaran, pendataan, pembayaran dan penagihan.

Permasalahan yang sering terjadi yaitu masyarakat masih kurang menyadari

tentang perpajakan dan seakan tidak peduli untuk membayar pajak. Serta SPPT

kadang tidak sampai kemasyarakat diakibatkan lokasi tempat tinggal wajib pajak

susah dijangkau. Serta masih kurangnya tindakan penagihan yang dilakukan pihak

Dispenda Kabupaten Bone sehingga petugas penagihan masih sering melakukan

tindak kecurangan dalam pemungutan wajib pajak. Dalam hal ini wajib pajak

disarankan membayar sendiri ke bank atau kantor pos yang telah ditunjuk secara

resmi oleh Dispenda Kabupaten Bone.

Kata Kunci: Efektivitas, Pengelolaan, PBB-P2

Page 7: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Efektivitas Pengelolaan Pajak Bumi Dan Bangunan

Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bone”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimah kasih kepada yang

terhormat:

1. Bapak Dr. H. Muhlis Madani, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. H.

Samsir Rahim, M.Si selaku Pembimbing II yang senang tiasa meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

2. Bapak Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE. MM. selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Bapak Nasrul Haq, S.Sos. MPA selalu Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Makassar

Page 8: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

vii

5. Teman- teman Administrasi Negara angkatan 2013 tanpa terkecuali, bersama

kita telah melalui semester-semester yang berat terima kasih untuk

kebersamaannya yang tak ternilai, semangat,motivasi, dan batuannya dalam

menyelesaiakn skripsi ini.

6. Teristimewa kepada kedua orang tuaku ayahanda Jumadia dan Mardina yang

senantiasa memberikan semangat dan bantuan baik moril maupun materi

demi membantu kelancaran dibangku perkulihan saya selama ini. Tak lupa

penulis haturkan terima kasih kepada adik saya Wirawan beserta kelurga

besarku yang senantiasa memberikan nasehat, bantuan, dan do’a yang tulus

dan iklas.

Akhirnya, segala kerendahan hati penulis menyampaikan bahwa tidak ada

manusia yang sempurna dan luput dari kesalahan . Oleh karena itu penulis

senantiasa mengharapkan saran yang membangun sehingga penulis dapat

berkarya lebih baik lagi dimasa mendatang. Harapan penulis semoga skeipsi ini

dapat dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Amin

Makassar, 22 Juni 2019

Penulis

Marjuni

Page 9: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

viii

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ............................................................................................ i

Halaman Persetujuan ..................................................................................... ii

Penerimaan Tim ............................................................................................ iii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ................................................. iv

Abstrak .......................................................................................................... v

Kata Pengantar .............................................................................................. vi

Daftar Isi ........................................................................................................ viii

Daftar Tabel .................................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………… ...... 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Efektivitas ............................................................................. 7

B. Konsep Pengelolaan ........................................................................... 9

C. Konsep Pajak ............................ ......................................................... 15

D. Pajak Bumi Dan Bangunan ............................................................... 20

E. Kerangka Pikir................................................................................ ... 24

F. Deskripsi fokus penelitian .................................................................. 25

Page 10: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

ix

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................. 28

B. Jenis dan Tipe Penelitian .................................................................... 28

C. Sumber Data ....................................................................................... 39

D. Informan Penelitian ............................................................................ 39

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 30

F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 31

G. Pengabsahan Data …………………………………………….. ....... 32

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian ................................................................. 34

B. Penyajian Data Dan Hasil Penelitian ................................................. 52

C. Faktor Penghambat Dalam Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) di Dinas Pendapatan Daerah

Kabupaten Bone ................................................................................. 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 72

B. Saran ................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 76

Lampiran ....................................................................................................... 78

Page 11: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Target Penerimaan PBB-P2 Di Dispenda Kabupaten Bone .. 4

Tabel 4.1 Struktur Organisasi Dispenda Kabupaten Bone .................... 40

Tabel 4.2 Target dan Realisasi Penerimaan PBB-P2 di Dispenda

Kabupaten Bone .................................................................... 52

Tabel 4.3 Daftar Pokok dan Realisasi Penerimaan PBB-P2

Perkecamatan Tahun 2017 .................................................... 54

Tabel 4.4 Formulir Pelayanan PBB-P2 Dispenda Kabupaten Bone ..... 59

Tabel 4.5 Jangka Waktu Pelaksanaan Penagihan PBB-P2 ................... 64

Tabel 4.6 Sarana dan Prasarana PBB-P2 ............................................... 65

Page 12: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Undang-undang yang memebahas tentang ketentuan umum serta tata cara

perpajakan harus dilandasi dan dibarengi dengan falsafah pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945, yang di dalamnya harus tertuang cara menjunjung tinggi hak

atas warga dan Negara. Undang-undang yang memuat isi ketentuan umum serta

tata cara perpajakan mempunyai prinsip bagi undang-undang pajak materai,

kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang tata cara

perpajakan. Otonomi daerah di mulai dengan peyerahan kewenangan yang

dikelola dari pemerintah pusat pindah ke pemerintah daerah. Penyerahan berbagai

kewenangan dan urusan pemerintah pusat yang dipindahkan ke pemerintah daerah

dan harus disertai pengalihan sumber dana pembiayaan.

Berdasarkan undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 yang membahas

tentang Pajak Daerah Retribusi Daerah ini, maka Pajak Bumi dan Bangunan

Pedesaan Perkotaan (PBB-P2) yang sebelumnya dikelola pemerintah pusat dan

dipindahkan pengelolaannya kepemerintah daerah. Sesuai dengan Pasal 182 ayat

(1) Undang-Undang Pajak Daerah Retribusi Daerah menyatakan bahwa

pelimpahan pengelolaan PBB-P2 paling lambat pada tahun 2014 akan dialihkan

dari pemerintah pusat kepemerintah daerah. Sesuai dengan prinsip hukum,

keadilan serta kesederhanaan tujuan dilakukannya perubahan Undang-Undang

tentang tata cara perpajakan mengacu pada kebijakan pokok, yaitu:

Page 13: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

2

1). Meningkatkan efesiensi pengelolaan pajak guna mendukung penerimaan

negara; 2). Meningkatkan pelayanan dan kepastian hukum serta keadilan bagi

masyarakat untuk meningkatkan daya saing dibidang penanaman modal, dan tetap

mendukung pengusaha kecil dan pengusaha menengah kebawah; 3).

Meningkatkan keadilan dan keseimbangan hak dan kewajiban; 4).

Menyederhanakan tata cara prosedur administrasi perpajakan; 5). Meningkatkan

prinsip self assessment yang baik dan konsisten.

Terbitnya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 yang membahas

tentang Pajak Daerah Retribusi Daerah maka pemerintah daerah mendapat

tambahan Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang bersumber dari pajak daerah

sehingga jenis pajak Kabupaten/Kota yang saat ini dikelola berupa Pajak Hotel,

Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Restoran, Pajak

Mineral Bukan Logam serta Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang

Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan, serta Bea

Perolehan Hak Tanah dan Bangunan. Wacana untuk pelimpahan pengelohan

PBB-P2 dari pemerintah pusat kepemerintah daerah sudah berlangsung lama tapi

baru terwujud ketika sudah adanya Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 yang

membahas tentang Pajak Daerah Retribusi Daerah. Sistem pemungutan PBB-P2

dahulu dilakukan dan di administrasikan oleh pemerintah pusat lalu hasilnya

dibagikan kembali kepada pemerintah daerah untuk pembangunan daerahnya.

Mekanisme pembagian hasil Pajak Bumi dan Bangunan berpedoman pada

Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 yang membahas Perimbangan Keuangan

Pusat serta Keuangan Daerah. Berikut ini hasil pembagiannya: a). 10% untuk

Page 14: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

3

pusat, b). 16,2% untuk propinsi, c). 64,8% untuk kabupaten. Oleh karena itu untuk

mengefektipkan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan

maka diperlukan adanya sebuah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta

pengawasan sesuai dengan konsep fungsi manajemen yang diciptakan oleh

George R. Terry (1992). Keempat fungsi manajemen tersebut di tambahkan oleh

Bachrul Elmi yakni perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Pertama

perencanaan, mencakup penentuan pokok-pokok tujuan, sasaran, target serta

strategi yang akan dilakukan guna meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan

Bangunan perdesaan perkotaan. Kedua pelaksanaan yakni penerapan mekanisme

pemungutan, monitoring masa Pajak Bumi dan Bangunan perdesaan dan

perkotaan. Dan ketiga yaitu pengawasan pemantauan di lapangan terutama apa

saja yang menjadi aturan saat mengelola Pajak Bumi dan Bangunan perdesaan

dan perkotaan.

Pada dasarnya yang menjadi penghambat dalam mengelolah Pajak Bumi

dan Bangunan (PBB-P2) di Kabupaten Bone adalah masalah hambatan Internal

dan Eksternal. Hambatan internal berupa relative rendahnya sumber daya manusia

saat pengelolaan di Dispenda Kabupaten Bone ditambah dengan kurangnya

koordinasi antar unit pengelola ke unit-unit terkait. Hambatan eksternal

disebabkan oleh perkembangan intelektual moral masyarakat sebagai wajib pajak,

seta rendahnya income perkapita dan adanya upaya pelarian pajak dalam bentuk

meringankan beban pajak yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-

undangan, masyarakat Kabupaten Bone masih perlu di beri pengarahan bahwa

pajak itu bukan semata-mata merupakan kewajiban setiap warga negara, tetapi

Page 15: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

4

juga merupakan hak setiap masyarakat untuk ikut serta dalam pembiayaan negara

melalui pembangunan. Berdasarkan kenyataan sekarang ini, bahwa sebagian besar

masyarakat Kabupaten Bone mata pencahariannya adalah petani, pedagang,

pelayan dan ada sebagian PNS, tapi partisipasi dalam membayar Pajak masih

kurang. Sehingga dana yang dikumpulkan dari masyarakat melalui pajak sering

menemui kendala seperti membayar pajak tidak tepat waktu bahkan sering

menunggak sehingga mengkibatkan pelaksanaan pembangunan sering tersendak

atau tidak lancar proses pembangunannya.

Tabel 1. Penentuan target/pokok penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Pedesaan

Perkotaan (PBB-P2) tiga tahun terakhir dapat dilihat tabel dibawah ini.

N0 Tahun Target/Pokok (Rp) Realisasai (Rp) Presentase

1 2015 17.378.448.295 16.603.057.476 95.54

2 2016 17.504.627.746 16.554.911.086 94.57

3 2017 17.695.564.015 16.554.547.118 93.55

Sumber data: Dispenda Kabupaten Bone Tahun 2018

Tabel diatas menunjukkan adanya permasalahan yang terjadi dalam

pengelolaan PBB-P2 di Dispenda Kabupaten Bone, jika dilihat dari nilai

persentase yang tidak pernah mencapai target/pokok pencapaian setiap tahunnya.

Persentase merupakan parameter yang biasa digunakan untuk mengukur

efektivitas pengelolaan pajak dengan cara membandingkan realisasi pendapatan

dengan rencana/target pendapatan. Pada tahun 2015 presentasenya 95.54%, tahun

2016 persentasinya 94.57% dan tahun 2017 persentasenya 93.55%. Angka-angka

tersebut menunjukkan bahwa penerimaan PBB-P2 di Kabupaten Bone dalam tiga

Page 16: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

5

tahun terakhir sejak tahun 2015 sampai tahun 2017 menunjukkan persentase yang

selalu menurun.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul ” Efektivitas Pengelolaan Pajak Bumi Dan Bangunan

Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) Di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Bone.”

2. Rumusan Masalah

Pemerintah Pusat mengalihkan pengelolaan Pajak Bumi Dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan kepada Pemerintah Daerah. Maka yang menjadi

rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Efektivitas Pengelolaan Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan

Perkotaan (PBB-P2) di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bone ?

2. Faktor-faktor apakah yang menjadi penghambat dalam Pengelolaan Pajak

Bumi Dan Bangunan Pedesaan Perkotaan (PBB-P2) di Dinas Pendapatan

Daerah Kabupaten Bone ?

3. Tujuan Penilitian

Berdasarkan latar belakang serta rumusan masalah diatas, maka Tujuan

dari penelitian ini, adalah :

1. Untuk mengetahui Efektivitas Pengelolaan Pajak Bumi Dan Bangunan

Pedesaan Perkotaan (PBB-P2) di Dispenda Kabupaten Bone.

Page 17: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

6

2. Untuk mengetahui Faktor-faktor apakah yang menjadi penghambat dalam

Pengelolaan Pajak Bumi Dan Bangunan Pedesaan Perkotaan (PBB-P2) di

Dispenda Kabupaten Bone.

4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Akademik

Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan penulis dari penelitian

yang dilakukan dengan cara mengaplikasikan semua teori yang didapat selama

duduk dibangku perkuliahan dalam pembahasan masalah mengenai

Efektivitas Pengelolaan Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB-P2) di Dispenda

Kabupaten Bone.

2. Praktis

Dalam Penelitian ini, mempunyai manfaat bagi Pemerintah Kabupaten

Bone untuk mengevaluasi segala proses Pengelolaan Pajak Bumi Dan

Bangunan Pedesaan Perkotaan dari segi efektivitas maupun dari segi yang

menghambat demi kelancaran proses penyusunan strategi yang lebih baik

dimasa mendatang.

Page 18: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Efektivitas

Keberhasilan organisasi pada umumnya diukur dengan konsep efektivitas,

apa yang dimaksud efektivitas, terdapat perbedaan pendapat diantara yang

menggunakannya, baik dikalangan akademisi dikalangan dan praktisi. Efektivitas

organisasi mencakup beberapa individu dan kelompok, efektivitas individu

menekankan hasil kerja karyawan atau anggota dari organisasi. Tugas yang

dilakukan biasanya ditentukan oleh bagian dari pekerjaan serta posisi dalam

organisasi. Efektivitas kelompok merupakan jumlah kontribusi dari anggotanya.

Sebagian hal efektivitas kelompok lebih besar dari pada kontribusi tiap individu.

Kata efektif berasal dari kata “efek” yang digunakan sebagai hubungan

sebab dan akibat. Efektivitas digunakan sebagai suatu sebab akibat untuk variable

lain serta tujuan yang sudah direncanakan dari awal akan tercapai karena melalui

sebuah proses kegiatan.

Adapun pengertian efektivias menurut para ahli :

1. Robbins menjelaskan bahwa efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat

pencapaian organisasi karena tujuan jangka pendek (tujuan) serta jangka

panjang (cara). Ini menggambarkan konstituensi strategis, minat serta

mengevaluasi tingkat kehidupan suatu organisasi.

2. Siagian (Dalam Indrawijaya 2010:175) menjelaskan pengertian tentang

efektivitas yang berkaitan pelaksanaan suatu pekerjaan, “penyelesaian

Page 19: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

8

pekerjaan sesuai waktu yang telah ditetapkan. Artinya apakah pelaksanaan

tugas dinilai baik atau tidak, terutama menjawab berbagai pertanyaan

bagaimana cara melaksanakannya, serta berapa biaya yang dikeluarkan.

3. Sedarmayanti, (2009: 59). “ efektivitas adalah sebuah ukuran yang

memberikan penjelasan seberapa jauh kita dapat mencapai target.

Pengertian lebih berorientasi kepada hasil pengeluaran sedangkan masalah

masukan tidak terlalu diperhatikan. Apabila efisiensi di kaitkan dengan

efektivitas jadi walaupun ada peningkatan efektivitas belum tentu efisieni

meningkat”.

4. Azhar Susanto yang mengutip dari Mc Leod (Mc Leod dalam Susanto,

2007:41) dalam bukunya berjudul System Informasi Manajemen

mengatakan bahwa: “Efektivitas yaitu informasi yang disampaikan sesuai

kebutuhan yang diperlukan guna mendukung proses bisnis, didalamnya

sudah ada informasi yang harus disajikan secara tepat dan mudah

dipahami sesuai kebutuhan dan ketentuan”.

Yang dimaksud rancaangan sistem ialah menggunakan sistem terbuka,

yaitu pandangan terhadap organisasi yang saling berkaitan dan berhubungan

dengan lingkungannya. Dengan rancangan ini perhatian lebih diarahkan pada

persoalan mengenai berhubungan, struktur, dan saling ketergantungan satu dengan

yang lain. Sistem ini mencakup tiga komponen, ialah input, proses, dan output.

Sebagai sistem, suatu organisasi menerima input dari lingkungannya kemudian

memprosesnya, dan selanjutnya memberikan output kepada lingkungannya.

Page 20: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

9

B. Konsep Pengelolaan

Pengelolaan sama halnya dengan manajemen sehingga mudah dipahami

sebagai proses serta membeda-bedakan perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengawasan dengan memanfaatkan ilmu maupun seni sehingga

bisa menyelesaikan tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Manajemen sangat dibutuhkan oleh organisasi karena tanpa manajemen

yang baik semua usaha yang dilakukan akan sia-sia dalam pencapaian tujuan. Ada

beberapa alasan utama diperlukan manajemen yakni. Pertama, mencapai tujuan

organisasi serta pribadi. Kedua, menjaga keseimbangan antara tujuan yang saling

bertentangan, dan ketiga, mencapai efisiensi dan efektifitas suatu organisasi kerja

yang diukur dengan cara yang berbeda, salah satu cara yaitu menetapkan

optimalisasi pencapaian tujuan organisasi melalui tindakan pengelolaan. Ketiga

alasan tersebut di atas memberikan proporsi bahwa manajemen merupakan suatu

tujuan yang harus dicapai, yang saling mendukung untuk tercapainya kegiatan

efisiensi dan efektifitas dari suatu pencapaian tindakan pengelolaan yang

dilakukan oleh suatu organisasi. Begitulah yang dilakukan pemerintah dalam

mengelolah pajak untuk mengoptimalkan penerimaan keuangan suatu daerah,

dalam pengelolaan pajak tersebut sangat terkait dengan fungsi manajemen

terutama mengenai perencanaan, pelaksanaan dan pengawasannya.

1. Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen terdiri dari Planning, Organizing,Actuating, dan

Controlling yang biasanya disingkat POAC. Masing-masing fungsi saling

berkaitan dan membentuk suatu sistem di mana masing-masingunsurnya tidak

Page 21: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

10

boleh terlepas satu sama lainnya. Hal ini berarti proses penyelenggaraan

manajemen yang dilakukan pemerintah kepada masing-masing unit kerja kantor

atau organisasi adalah satu kesatuan sistem.

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan penentuan beberapa tindakan dalam mencapai

hasil yang diharapkan.

“perencanaan merupakan seluruh proses pemikiran yang telah

direncanakan secara matang dan akan dikerjakan guna mencapai tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya serta sebagai landasan pokok menjadi

fungsi manajemen yang memegang peranan penting dalam menjamin

tercapainya tujuan yang diinginkan”

Sedangkan Simbolong mengemukakan pengertian dari perencanaan yakni:

“ Sebagai perumusan dari masalah-masalah tentang apa dan bagaimana

cara mengerjakan yang akan dilaksanakan selalu siap untuk tindakan-

tindakan berikutnya”

Dalam menyusun rencana yang baik, dibutuhkan data serta informasi

yang benar dari hasil penelitian dilapangan. Suatu rencana berorientasi dimasa

yang akan datang, dibutuhkan beberapa hal yang harus diingat dalam

hubungannya dengan proses perencanaan itu. Hal-hal ini biasa disebut dalam teori

administrasi dan manajemen sebagai planning premises. Untuk membuat suatu

perencanaan yang baik, terlebih dahuluharus memahami pertanyaan pokok, yakni

apa (what), menjawab tentang tujuan apakah yang hendak dicapai. Bagaimana

(how), yaitu cara yang dipergunakan demi tercapainya tujuan. Mengapa (why),

Page 22: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

11

digunakan untuk mengetahui apa sebabnya. Lalu (where) menunjukkan dimana

tempat kegiatan usaha yang akan dilaksanakan. Lalu pertanyaan (whe)n

menunjukkan kapan rencana dilaksanakan, serta (who) menunjukkan siapa yang

akan melaksanakan.

b. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian yaitu pengelompokan kegiatan yang dilakukan untuk

mencapai tujuan, termasuk dalam menentukan susunan organisasi, tugas dan

fungsinya. Pengorganisasian sebagai fungsi organik dari administrasi dan

manajemen yang perlu dilakukan setelah perencanaan, dan menghasilkan

organisasi sebagai kesatuan yang bulat.

Adapun menurut Simbolong yang menjelaskan arti pengorganisasian yaitu:

“pengorganisasian dilakukan setelah adanya rencana serta diatur dan

ditentukan mengenai tugas pekerjaannya, jenis pekerjaan, unit kerjanya,

alat-alatnya, bagaimana keuangannya, fasilitasnya, serta siapa yang akan

melakukannya”.

Struktur organisasi yaitu susunan komponen /unit kerja yang ada dalam

organisasi, serta menunjukkan adanya pembagian unit kerja dan menunjukkan

fungsi dan kegiatan yang berbeda selain itu organisasi juga memperlihatkan

kemampuan dalam pekerjaan menyampaikan laporan.

c. Pengarahan (Actuating)

Pengarahan yaitu usaha yang dilakukan guna menggerakkan para anggota

kelompok sehingga mereka berkeinginan dan selalu berusaha untuk mencapai

target yang telah ditentukan.

Page 23: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

12

d. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan termasuk sebagai fungsi organik dari manajemen, yakni

memiliki hubungan yang erat dengan perencanaan. Menurut Harold Kontz

perencanaan serta pengawasan saling berkaitan dan saling membutuhkan. Jelas

bahwa tanpa rencana, pengawasan sulit dilaksanakan karena tidak adanya

panduan/pedoman untuk melaksanakan pengawasan itu. Begitu pula sebaliknya

tanpa pengawasan kemungkinan timbulnya penyelewengan atau penyimpangan

tanpa ada yang mencegahnya.

2. Factor-faktor penghambat dalam Pengelolaan Pajak Bumi Dan Bangunan

Perdesaan Perkotaan (PBB-P2)

Hambatan pengelolaan pajak daerah dapat dibagi menjadi dua kelompok

yakni hambatan internal dan eksternal (Abdul Halim, 2001;43).

1. Hambatan internal

Hambatan internal yaitu pengelolaan pajak yang lebih banyak disebabkan

oleh relative rendahnya perkembangan intelektual serta moral para aparat

pengelola didaerah kota/kabupaten ditambah dengan kurangnya komunikasi antar

pengelola ke unit-unit terkait.

2. Hambatan eksternal

Hambatan eksternal disebabkan oleh perkembangan moral masyarakat

sebagai wajib pajak, rendahnya pendapatan perkapita dan adanya upaya pelarian

pajak dalam bentuk meringankan beban pajak supaya tidak sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Dalam upaya peningkatan penerimaan pajak

daerah, pemerintah daerah dapat menempuh upaya intensifikasi pajak daerah.

Page 24: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

13

Intensifikasi pajak daerah digunakan sebagai usaha yang dilakukan pemerintah

kota/kabupaten untuk meningkatkan hasil penerimaan pajak daerah yang

diaplikasikan dalam bentuk;

Upaya Pemerintah dalam meningkatkan pendapatan dari sektor pajak.

antara lain:

1. Sosialisasi pajak;

Yaitu dengan sosialisasi secara massal kepada pembayar pajak untuk

memperlihatkan lebih jelas kemana larinya uang pajak yang dibayar

masyarakat. Misalnya, adanya mekanisme kontrol secara langsung dari

masyarakat terhadap proyek pembangunan yang diusulkan langsung oleh

masyarakat yang semuanya menggunakan uang pajak dari masyarakat.

2. Pengetatan sanksi bagi wajib pajak;

Pengetatan sanksi yaitu upaya penerapan hukum supaya tegas dan adil

kepada masyarakat, untuk memenuhi peraturan yang ada sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang. Tujuan dari pengetatan sanksi supaya

menyadarkan masyarakat agar membayar pajak secara tepat waktu supaya

mencapai target penerimaan pajak. Misalnya, sanksi apabila tidak

membayar pajak dapat dikenakan dalam berbagai bentuk:

a. Tindak pidana menyangkut harta dan kekayaan melalui proses

penahanan dan hukuman penjara;

b. Tindakan perdata yang sama dengan pengembalian hutang pribadi

yang dilakukan melalui penyitaan dan penjualan kekayaan;

c. Penyitaan dan penjualan atas kekayaan;

Page 25: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

14

d. Menghentikan pelayanan misalnya memutuskan pelayanan air atau

listrik. (Prakosa, 2003:27).

3. Perbaikan sistem administrasi dan pelayanan perpajakan;

Dalam melaksanakan penggelolaan dan pemungutan pajak tergantung pada

tingkat kemampuan yang dibutuhkan dan tersedianya tenaga kerja di

tingkat daerah tertentu masih kurang, meskipun ada alternatif seperti

menyewa konsultan atau bantuan tenaga dari suatuinstansi lain.

4. Menciptakan iklim pajak yang baik;

Iklim perpajakan yang baik terjadi jika kepatuhan masyarakat untuk

membayar menjadi semakin tinggi. Maka dari itu diperlukan strategi di

bidang perpajakan yang diarahkan untuk mengubah masyarakat meliputi:

a. Pola pikir;

b. Kebiasaan;

c. Emosi.

5. Tata organisasi perpajakan yang memadai.

Instansi pajak perlu melakukan strategi untuk menunjang terciptanya iklim

pajak yang baik dilingkungannya sendiri sehingga meningkatkan kepatuhan

masyarakat untuk selalu membayar pajak. Usaha yang dapat dilakukan

antara lain:

a. Mengelola perpajakan secara baik dan benar.

b. Memelihara integritas aparat pajak terhadap sikap yang jujur, sopan,

dalam melayani sehingga menumbuhkan kepercayaan wajib pajak.

c. Mencegah timbulnya penghindaran atau penggelapan pajak.

Page 26: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

15

C. Konsep Pajak

1. Pengertian Pajak

Pajak yaitu kontribusi yang wajib dibayar kepada Negara baik secara

pribadi maupun badan dan bersifat memaksa seseuai dengan Undang-undang

yang berlaku serta tidak mengharapkan imbalan secara langsung karena akan

digunakan untuk membangun Negara demi kesejahteraan rakyat.

S.I Djajadiningrat dalam buku (perpajakan teori dan kasus : 1; 2013) pajak

adalah suatu kewajiban menyetorkan sebagian dari harta kita untuk Negara karena

suatu keadaan berdasarkan kedudukan atau perbuatan sesuai dengan peraturan

pemerintah dan dapat dipaksakan, dan tidak mengharapkan jasa timbal balik dari

Negara.

Rochmat Soemitro, menyatakan pajak adalah iuran dari rakyat kepada

Negara berdasarkan undang-undang atau peraturan dan tidak mendapatkan jasa

secara langsung. Definisi tersebut disempurnakan menjadi “Pajak adalah

peralihan kekayan dari pihak rakyat untuk Negara guna membiayai pengeluaran

rutin dan “surplus”-nya.

Dari definisi diatas dapat kesimpulan bahwa ;

a. Pajak dipungut berdasarkan Undang-Undang serta dapat dipaksakan;

b. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun daerah;

c. Pajak diperuntukkan ketika pengeluaran pemerintah apabila dari

pemasukan mendapat surplus digunakan untuk membiayai public;

d. Pajak juga bertujuan sebagai pengatur selain penerimaan.

Page 27: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

16

2. Jenis-Jenis Pajak

Kemudian pajak daerah itu dibagi menjadi dua jenis dan beberapa

objeknya sesuai (Pasal 2 Undang-Undang No 28 Tahun 2009), yaitu:

a. jenis pajak provinsi terbagi atas:

1. Pajak kendaraan bermotor;

2. Bea balik nama kendaraan bermotor;

3. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor;

4. Pajak air permukaan;

5. Pajak rokok.

b. jenis pajak kabupaten/kota terbagi atas:

1. Pajak hotel;

2. Pajak restoran;

3. Pajak hiburan;

4. Pajak reklame;

5. Pajak penerangan jalan;

6. Pajak mineral bukan logam dan batuan;

7. Pajak parkir;

8. Pajak air tanah;

9. Pajak sarang burung wallet;

10. Pajak Bumi dan Bangunan perdesaan perkotaan;

11. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.

Selanjutnya daerah dilarang untuk melakukan pemungutan pajak selain

dari jenis-jenis pajak dan objeknya yang telah disebutkan diatas.

Page 28: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

17

3. Fungsi pajak

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya tentang ciri-ciri pajak

maka disini kita akan membahas fungsi pajak, berikut ini fungsi dari pajak:

a. Fungsi penerimaan (budgeter)

Pajak berguna sebagai sumber dana untuk membiayai pengeluaran

pemerintah dan sumber keuangan negara serta pemerintah berusaha memasukkan

untuk khas Negara. Upaya tersebut dilakukan sebagai pemasukan Negara yang

berasal dari beberapa macam pajak.

b. Fungsi mengatur (regular)

Pajak sebagai alat yang digunakan untuk mengatur dan melaksanakan

kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam bidang keuangan.

4. Syarat Pemungutan Pajak

Dalam pemungutan pajak berjalan lancar dan tidak menimbulkan

hambatan/perlawanan maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Pemungutan pajak harus adil

Adil yang dimaksud yaitu memberikan hak bagi masyarakat wajib pajak

jika ada yang ingin mengajukan keberatan/penundaan dalam pembayaran.

b. Pemungutan berdasarkan peraturan perundang-undangan

Di Indonesia sendiri pajak diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal

23 ayat 2. Yang memberikan jaminan hukum dan hak untuk menyatakan

keadilan bagi Negara maupun warganya.

Page 29: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

18

c. Tidak mengganggu perekonomian

Pemungutan diharapkan tidak mengganggu kelancaran kegiatan

perdagangan sehingga tidak menimbulkan permasalahan dalam

perekonomian masyarakat.

d. Pemungutan pajak harus efisien

Biaya pemungutan pajak dilaksanakan secara cermat sehingga bisa sesuai

dengan hasil pemungutannya.

5. Pengelompokan Pajak

Ada beberapa bagian pengelompokan pajak diantaranya:

a. Menurut golongannya, dalam pengelompokan ini terbagi atas pajak secara

langsung dan pajak tidak langsung.

b. Menurut sifatnya, dalam pengelompokan ini terbagi atas pajak subjektif

dan pajak objektif.

c. Menurut lembaga pemungutannya, pengelompokan ini terbagi atas pajak

pusat dan pajak daerah.

6. Sistem Pemungutan Pajak

a. Official assessment system

Yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi hak dan wewenang kepada

pemerintah untuk menentukan sendiri seberapa besarnya pajak yang terutang oleh

wajib pajak.

Cirri-cirinya :

1. Wewenang untuk menentukan seberapa besarnya pajak yang terutang

ada pada fiskus/pemerintah;

Page 30: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

19

2. Wajib pajak bersifat pasif;

3. Utang pajak muncul setelah adanya dikeluarkan surat ketetapan pajak

oleh pemerintah/fiskus.

b. Self Assessment System

Yaitu sistem pemungutan yang memberi hak dan kewenangan kepada

wajib pajak guna menentukan sendiri seberapa besar pajak yang terutang.

Cirri-cirinya :

1. Wewenang untuk menentukan seberapa besar pajak terutang yang ada

pada wajib pajak itu sendiri.

2. Wajib pajak aktif mulai dari menghitung, melaporkan dan menyetor

sendiri wajib pajak yang terutang.

3. Pemerintah/fiskus tidak ikut campur langsung tapi hanya mengawasi.

7. Kewajiban dan Hak Wajib Pajak

Kewajiban-kewajiban yang dimiliki oleh Wajib Pajak (Mardiasmo,

2011:56), yaitu:

1. Mendaftarkan diri masing-masing untuk mendapatkan pelayanan NPWP.

2. Melaporkan usahanya agar dikukuhkan sebagai PKP.

3. Menghitung serta membayar sendiri wajib pajak dengan benar.

4. Mengisi SPT serta memasukkan keKantor Pelayan Pajak sesuai batas

waktu yang telah ditetapkan.

5. Menyelenggarakan pembukuan/pencatatan.

Page 31: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

20

8. Sanksi Pajak

Sanksi perpajakan merupakan jaminan ketentuan perundang-undangan

perpajakan akan dituruti/ditaati/dipatuhi. Dengan kata lain sanksi dilakukan untuk

mencegah agar Wajib Pajak patuh dan tidak melanggar aturan perpajakan.

(Menurut Mardiasmo, 2011:59-60) sanksi dibagi dalam dua yaitu sanksi

administrasi dan sanksi pidana. Berikut ini pembagian sanksi perpajakan :

a. Sanksi administrasi yaitu sanksi pembayaran kerugian kepada Negara

berupa bunga dan kenaikan;

b. Sanksi pidana yaitu berupa sanksi siksaan/penderitaan dan sanksi

hukuman penjara.

D. Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB)

1. Dasar hukum

Dalam Negara kesatuan republik Indonesia ini, kehidupan rakyat serta

perekonomian dan bumi, perairan serta kekayaan alam yang berada didalamnya

mempunyai fungsi bagi masyarakat sesuai pancasila dan UUD 1945. Oleh karena

itu, bagi mereka yang memperoleh manfaat dari bumi serta kekayaan alam yang

terkandung didalamnya, karena mendapat hak dari Negara maka wajib

menyerahkan sebagian apa yang didapatnya kepada Negara melalui pembayaran

pajak.

Pajak Bumi dan Bangunan bisa di jelaskan sebagai berikut, pajak Negara

dikenakan kepada wajib pajak karena menggunakan bumi/ bangunan sesuai

dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan,

dan saat ini telah diubah menjadi Undang-Undang No. 14 Tahun 1994.

Page 32: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

21

2. Pengalihan Pengelolaan PBB

Ada beberapa alasan pengalihan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) kepada pemerintah daerah (Departemen

Keuangan, 2009), yaitu:

a. Transparansi dan akuntabilitas dapat dinilai lebih mudah diwujudkan

apabila pengelolaan PBB dialihkan kepada tiap daerah masing-masing.

Hal ini diharapkan lebih baik karena langsung berhadapan dengan

persoalan didaerah yang bersangkutan, jika kita melihat kebutuhan daerah

kebanyakan dana yang didapat dari pusat tidak transparan dan efisien.

b. Objek pajak PBB-P2 bersifat tidak pasti, serta tidak bisa direlokasi

kedaerah lain sehingga lebih mudah apabila dijadikan pajak daerah.

c. Objek PBB-P2 berada di daerah kabupaten/kota, sehingga pemerintah

daerah lebih paham dan mengetahui karakteristik masyarakatnya sehingga

lebih mudah dalam menagih PBB-P2 daerahnya.

Pemerintah pusat lebih memilih untuk mengalihkan PBB-P2 menjadi

pajak daerah didasarkan karena adanya beberapa kenyataan (Supriyanto, 2012),

antara lain:

a. Kebanyakan Negara maju sudah menyerahkan pajaknya untuk diurus oleh

pemerintah daerah;

b. Minyak dan gas bumi (migas) tidak bisa diharapkan lagi sebagai APBN

karena indonesia bukan lagi pengekspor minyak bumi, bahkan sebaliknya.

Page 33: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

22

c. Direktoral jenderal pajak telah membuat Kantor Pelayan Pajak Pratama

disejumlah daerah sehingga pemungutan pajak bumi dan bangunan

menjadi lebih efisien.

3. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan

PBB yaitu pajak yang berupa benda objek seperti bumi/tanah dan/atau

bangunan. Dimana keadaan subyek atau wajib pajak tidak ikut menentukan

sendiri seberapa besarnya pajak yang harus dibayar.

Bumi adalah seluruh permukaan bumi meliputi tanah dan perairan seperti

rawa-rawa, tambak, serta laut yang berada diwilayah Republik Indonesia.

Bangunan adalah konstruksi teknik yang dilekatkan secara utuh pada tanah

atau perairan.

Termasuk pengertian bangunan adalah :

a. Lingkungan dalam satu kesatuan dengan kompleks bangunan.

b. Jalan tol

c. Kolam renang

d. Pagar mewahtempat olah raga

e. Galangan kapal, dermaga.

f. Taman mewah

g. Tempat penampungan minyak, air dan gas.

h. Fasilitas lain yang memberikan manfaat.

Adapun cara untuk menghitung besarnya Pajak bumi dan bangunan yaitu

sebgai barikut:

Page 34: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

23

a. Tarif pajak adalah sebesar 0,5%

b. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) berupah tanah (Bumi dan bangunan)

c. Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) yang besarnya adalah 20% X NJOP

d. Rumus untuk menghitung PBB adalah:

PBB = 0,5% X 20% X NJOP

Page 35: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

24

E. Kerangka Pikir

Berdasarkan Undang-undang No. 28 Tahun 2009 yang membahas tentang

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) yang sebelumnya

dikelolah oleh pemerintah pusat dan sekarang sudah dikelolah oleh pemerintah

daerah.

Gambar. 1. Kerangka Pikir

Fungsi manajemen Menurut

George R. Terry

1. Perencanaan

2. Pengorganisasian

3. Pengarahan

4. Pengawasan

Efektivitas Pengelolaan Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-

P2) Di Dinas Pendapatan Daerah

Kabupaten Bone.

Pajak Bumi dan Bangunan sektor

Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2).

FaktorPenghambat dalam

Pengelolaan (PBB-P2)

1. Faktor internal

2. Faktor eksternal

Page 36: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

25

F. Fokus dan Deskripsi Fokus Penelitian

1. Fokus Penelitian

Model implementasi yang digunakan dalam fokus penelitian ini adalah

model implementasi kebijakan George R. Terry, yang memiliki variabel-variabel

sebagai berikut:

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan yaitu sebagai perumusan dari masalah-masalah

tentang apa serta bagaimana cara mengerjakan yang akan dilakukan dan

selalu siap untuk tindakan-tindakan berikutnya.

b. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian dilakukan setelah adanya rencana serta diatur

dan ditentukan mengenai tugas pekerjaannya, jenis pekerjaan, unit

kerjanya, alat-alatnya, bagaimana keuangannya, fasilitasnya, serta siapa

yang akan melakukannya.

c. Pengarahan (Actuating)

Pengarahan yaitu usaha yang dilakukan untuk menggerakkan para

anggota kelompok sehingga mereka berkeinginan dan selalu berusaha

guna mencapai sasaran yang telah ditentukan.

d. Pengawasan (Controlling)

Perencanaan dan pengawasan saling berkaitan dan saling

membutuhkan. Jelas bahwa tanpa rencana, pengawasan sulit dilaksanakan

karena tidak adanya panduan/pedoman untuk melaksanakan pengawasan

Page 37: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

26

itu. Begitu pula sebaliknya tanpa pengawasan kemungkinan timbulnya

penyelewengan atau penyimpangan tanpa ada yang mencegahnya.

e. Faktor Penghambat dalam Pengelolaan Pajak Bumi Dan Bangunan

Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) Di Dispenda Kabupaten Bone. Yaitu

faktor internal dan eskternal, factor internal berupa dalam pengelolaan

pajak yang lebih banyak disebabkan oleh relative rendahnya efektifitas

organiasi/SDM pengelola didaerah kota/kabupaten ditambah dengan

kurangnya komunikasi antar unit pengelola ke unit-unit terkait. Sedangkan

faktor eksternal disebabkan oleh moral masyarakat sebagai wajib pajak,

rendahnya income perkapita dan adanya upaya pelarian pajak dalam

bentuk meringankan beban pajak yang tidak sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

2. Deskripsi Fokus

Peneliti mendeskripsikan beberapa konsep yang bisa dijadikan landasan

penelitian dan berhubungan langsung dengan fokus penelitian.

a. Menurut Nawawi Zaidan, Fungsi manajemen terdiri dari Planning,

Organizing, Actuating, dan Controlling yang biasanya disingkat POAC.

Masing-masing fungsi saling berkaitan dan membentuk suatu sistem di

mana masing-masing unsurnya tidak boleh terlepas satu sama lainnya.

b. Menurut Simbolong mengemukakan arti dari pengorganisasian yakni :

Perencanaan yaitu sebagai perumusan dari masalah-masalah tentang apa

serta bagaimana cara mengerjakan yang akan dilakukan dan selalu siap

untuk tindakan-tindakan berikutnya.

Page 38: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

27

c. Menurut Harold Kontz perencanaan serta pengawasan saling berkaitan dan

saling membutuhkan. Jelas bahwa tanpa rencana, pengawasan sulit

dilakukan karena tidak ada panduan/pedoman untuk melaksanakan

pengawasan itu. Begitu pula sebaliknya tanpa pengawasan kemungkinan

timbulnya penyelewengan atau penyimpangan tanpa ada yang

mencegahnya.

d. Menurut (Abdul Halim, 2001;43). Hambatan penerimaan pajak daerah

dapat dibagi menjadi dua kelompok yakni hambatan internal dan eksternal.

Hambatan internal dalam pengelolaan pajak yang lebih banyak disebabkan

oleh relative rendahnya efektifitas organiasi/SDM pengelola didaerah

kota/kabupaten ditambah dengan kurangnya komunikasi antar unit

pengelola ke unit-unit terkait. Hambatan eksternal disebabkan oleh moral

masyarakat sebagai wajib pajak, rendahnya income perkapita dan adanya

upaya pelarian pajak dalam bentuk meringankan beban pajak tidak sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Page 39: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Lokasi Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilakukan kurang lebih selama 2 bulan setelah seminar

proposal di laksanakan.

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Bone, karena tempat tersebut merupakan instansi pemerintah yang berwenang

dalam mengelolah PBB yang selama ini menjadi masalah dalam sistem

pengelolan dalam bidang perpajakan di daerah Kabupaten Bone.

B. Jenis Dan Tipe Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif, yaitu kegiatan

yang meliputi pengumpulan data menjawab pertanyaan yang menyangkut dengan

keadaan pada saat waktu berjalan dari pokok suatu penelitian. Tujuan penelitian

ini untuk mengetahui persepsi Pemerintah Daerah Kabupaten Bone dalam

mengelola Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan.

2. Tipe Penelitian

Tipe yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tipe penelitian deskriptif,

yaitu penelitian yang berguna untuk memberikan suatu gambaran mengenai

Page 40: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

29

Efektivitas Pengelolaan Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-

P2) di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bone.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif yaitu kata-kata serta tindakan

selebihnya yaitu data tambahan misalnya dokumen dan lain-lainnya. Dimana data

hasil penelitian didapatkan melalui 2 sumber data, yaitu :

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya yaitu

informan yang dianggap berpotensi memberikan informasi yang akurat sesuai

kondisi sebenarnya di lapangan melalui wawancara.

2. Data sekunder, adalah data pendukung yang di peroleh dari literature dan

dokumen serta laporan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.

D. Informan Penelitian

Menurut Sugiono, informan merupakan orang yang tinggal atau

berdomisili dilingkungan lokasi penelitian, sehingga dia bisa memberikan

informasi secara akurat mengenai latar kondisi tempat penelitian. Adapun cara

penentuan informan yaitu menggunakan teknik purposive sampling, teknik

penentuan informan berdasarkan tujuan tertentu sesuai dengan kriteria masalah

yang akan diteliti.

Adapun informan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kepala DISPENDA

2. Kepala Bindang Pendaftaran dan Pendataan

3. Kepala Bagian Umum dan Perencanaan

4. Bidang Keuangan dan Perlengkapan

Page 41: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

30

5. Bidang Pengelolaan Data dan Informasi

6. Bidang Penagihan dan Pelayanan PBB-P2

7. Masyarakat.

E. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan penelitian ini, jenis data yang dikumpulkan adalah data

primer dan data sekunder. Untuk mengumpulkan data primer dan sekunder

peneliti menggunakan beberapa instrumen pengumpulan data yaitu :

1. Observasi

Observasi yakni pencatatan yang dilakukan terhadap masalah yang

akan diteliti. Kegiatan pengamatan terhadap objek penelitian untuk

memperoleh keterangan yang lebih epektif dan akurat tentang hal-hal yang

akan diteliti mengenai pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan

Perkotaan di Dispenda Kabupaten Bone.

2. Wawancara

Wawancara yaitu kegiatan dilakukan saat berada dilokasi penelitian

seperti Tanya jawab kepada pegawai maupun masyarakat secara mendalam

guna mendapatkan data sesuai dengan yang dibutuhkan peneliti dan masalah

penelitian yang difokuskannya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah bagaimana cara kita mengkaji dokumen dengan

baik seperti buku referensi, pasal-pasal serta peraturan perundang-undangan

Page 42: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

31

mengenai penelitian guna melengkapi materi berhubungan dengan penelitian

yang penulis lakukan.

F. Teknik Analisis Data

Proses analisis data dilakukan terus menerus dengan memeriksa semua

data yang didapat dari berbagai sumber. Seperti data dari hasil wawancara yang

ditulis dalam catatan serta dokumentasi dan sebagainya sampai dengan penarikan

kesimpulan. Didalam melakukan analisis data peneliti berpedoman pada tahapan

yang dirumuskan oleh Miles dan Huberman yaitu sebagai berikut:

1. Reduksi data, yaitu pemusatan perhatian guna penyerderhanaan,

transformasi terhadap data-data yang muncul dilapangan selama

melakukan penelitian serta memilih data yang dibutuhkan sesuai

permasalahan pusat penelitian di lapangan.

2. Penyajian data yaitu cara yang dilakukan untuk menyampaikan informasi

dalam bentuk tabel, grafik, naratif, guna mempertajam pemahaman

penelitian terhadap informasi yang ditampilkan dalam bentuk tabel serta

uraian penjelasan.

3. Tahap terakhir yaitu memberikan kesimpulan tentang arti pola penjelasan

tentang konfigurasi serta alur sebab akibat dan proposisi. Penarikan

kesimpulan dilakukan secara teliti agar pada saat melakukan verifikasi

peninjauan kembali pada catatan dilapangan sehingga data dapat diuji

secara valid.

Page 43: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

32

G. Pengabsahan Data

Menurut Moleong (2009), dalam menetapkan keabsahan data dibutuhkan

teknik pemeriksaan. Teknik pemeriksaan dilakukan berdasarkan beberapa criteria

yaitu sebagai berikut:

1. Teknik Memeriksa Kredibilitas Data

a. Triangulasi

Triangulasi merupakan cara untuk mengecek kebenaran data serta

membandingkan data yang didapat dari sumber lain yang berada dilapangan,

dengan menggunakan sumber data, metode, serta teori. Berikut ini cara yang

dilakukan peneliti untuk mengetahuinya:

1. Mengajukan pertanyaan yang bervariasi;

2. Memeriksa dengan berbagai sumber data;

3. memanfaatkan metode agar pengecekan kepercayan data dapat

dilakukan.

b. Kecukupan referensial

Kecukupan referensial yaitu bagaimana cara kita melakukan

berbagai cara untuk mengumpulkan catatan, bahan dan rekaman yang

digunakan sebagai referensi dan sebagai patokan jika sewaktu-waktu ada

penafsiran data.

2. Keteralihan Data Teknik unyuk memeriksa keteralihan data akan dilakukan dengan teknik

“uraian rinci”, dengan cara melaporkan hasil penelitian sesuai dengan gambaran

lokasi penelitian, serta uraian secara lengkap dan cermat antara penerima dan

Page 44: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

33

pengirim. Upaya untuk mendapatkan itu semua maka peneliti melakukannya

dengan tabulasi data serta disajikan dalam hasil dan pembahasan.

3. Kebergantungan

Dalam penelitian ini, kebergantungan dilakukan agar pemeriksaan semua

proses penelitian. Karena sering terjadi dilapangan peneliti tidak turun

meneliti, tapi bisa memberikan/mendapatkan data.

Peneliti yang dilakukan seperti ini harus diuji dependability-nya. Kalau

proses penelitiannya tidak dilakukan tapi datanya ada, jadi penelitian tersebut

tidak dependable.

4. Kepastian Data (confirmability)

Dalam penelitian kualitatif uji kepastian data agak mirip uji kebergantungan,

sehingga saat menguji bisa dilakukan secara bersama, dalam menguji kepastian

(confirmability) harus dilakukan secara teliti jangan sampai proses tidak

dilakukan tetapi hasilnya ada.

Page 45: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Bone

Kabupaten Bone merupakan salah satu daerah yang ada di pesisir timur

Sulawesi Selatan dan memiliki posisi strategis untuk perdagangan barang dan jasa

secara administrasi terdiri dari 27 Kecamatan, 328 desa, dan 44 kelurahan.

Terletak 174 km kearah timur Kota Makassar, dan berada pada posisi 4°13' - 5°6'

LS dan 119°42'-120°30' BT dengan luas wilayah 4.559 km2 dengan garis pantai

sepanjang 138 km yang membentang dari selatan ke utara. Kabupaten Bone

secara langsung berbatasan dengan beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan, yaitu

sebelah utara berbatasan langsung Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Wajo,

sebelah selatan berbatasan langsung Kabupaten Gowa dan Kabupaten Sinjai,

sebelah barat berbatasan langsung kabupaten Barru dan Kabupaten Maros,

sebelah timur berbatasan langsung dengan Teluk Bone.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone, penduduk Kabupaten

Bone Tahun 2017 sebanyak 738.515 jiwa, yang terdiri dari 352.081 laki-laki serta

386.434 perempuan, dengan luas wilayah 4.559 km2. Dengan rata-rata tingkat

kepadatan penduduk Kabupaten Bone yaitu 162 jiwa per km2. Kabupaten Bone

termasuk kabupaten yang luas di Sulawesi Selatan, keberadaan penduduk dalam

jumlah besar sering dianggap sebagai pemicu masalah kependudukan seperti

kemiskinan dan pengangguran.

Page 46: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

35

Wilayah Kabupaten Bone beriklim sedang, dengan kelembapan udara

berkisar antara 95%-99% dengan temperatur 26 °C – 34 °C. Selain itu terdapat

juga dua wilayah peralihan, yaitu Kecamatan Libureng dan Kecamatan Bontocani

yang sebagian mengikuti wilayah barat dan sebagian wilayah timur. Kabupaten

Bone juga terdapat pegunungan dan bukit yang dicelahnya terdapat aliran sungai,

dan disekitarnya terdapat lembah yang dalam ketika musim hujan, tetapi sebagian

mengalami kekeringan ketika musim kemarau datang kecuali sungai yang besar,

seperti sungai salomekko,cenrana,palakka dan lekoballo.

2. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bone

Berdasarkan perda Kabupaten Bone No. 3 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bone. Hal ini merupakan

penjabaran dari peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

perangkat daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 57 Tahun 2007

tentang petunjuk teknis penataan organisasi perangkat daerah.

Struktur organisasi Dispenda Kabupaten Bone yaitu sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris

a. Sub Bagian Umum dan kepegawaian

b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Program

3. Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Penepatan.

a. Sub Bidang Pelayanan PBB-P2

Page 47: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

36

b. Sub Bidang Pendaftaran dan Pendataan Retribusi Daerah dan Pajak

Daerah lainnya.

c. Sub Bidang Penetapan Retribusi Daerah dan Pajak Daerah Lainnya.

4. Bidang Penagihan.

a. Sub Bidang Pengihan PBB-P2

b. Sub Bidang Penagihan Retribusi Daerah dan Pajak Daerah lainnya

c. Sub Bidang Pengelolaan Pasar

5. Bidang Pembukuan Dan Pelaporan

a. Sub Bidang Pembukuan Penerimaan PBB-P2

b. Sub Bidang Pembukuan Penerimaan Pajak daerah, Retribusi daerah

dan Pedapatan Daerah Lainnya

c. Sub Bidang Pelaporan dan Pengelolaan Benda Berharga

6. Bidang Perencanaan dan Pengendalian Operasional.

a. Sub Bidang Perencanaan serta Pembinaan Teknis Pemungutan

b. Sub Bidang Penggalian dan Peningkatan Pendapatan Daerah

c. Sub Bidang Koordinasi Pendapatan Daerah dan Penyuluhan

7. Kelompok Jabatan Pelaksana dan Jabatan Fungsional.

8. Unit Pelaksan Teknis (UPT) Dinas.

Dalam menjalankan tugas pokok serta funsi Dinas Pendapatan Daerah di

tunjang oleh sumber daya aparatur sebanyak 73 orang PNS serta di bantu sekitar

25 orang non PNS (tenaga kontrak). Dari jumlah tersebut terdiri dari 36 laki-laki

dan 37 perempuan, dilihat dari golongan I yaitu 3 orang, golongan II yaitu 30

orang, golongan III yaitu 36 orang, dan golongan IV yaitu 4 orang.

Page 48: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

37

Dispenda Kabupaten Bone merupakan unsur pelaksana yang mempunyai

tugas untuk melaksanakan kewenangan otonomi daerah dalam mengelola

Pendapatan Daerah Kabupaten Bone. Adapun yang menjadi kewenangan

Dispenda Kabupaten Bone dalam Pendapatan Asli Daerah yaitu penerimaan dari

pajak daerah dan retribusi daerah serta pendapatan daerah sah yang lainnya.

Adapun jenis pajak daerah dan retribusi daerah yang dikelola oleh

Dispenda Kabupaten Bone yaitu :

a. Pajak Hotel;

b. Pajak Restoran;

c. Pajak Hiburan;

d. Pajak Reklame;

e. Pajak Penerangan Jalan;

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;

g. Pajak Parkir

h. Pajak Air Tanah

i. Pajak Sarang Burung Walet

j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan

k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

3. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bone

Dispenda Kabupaten Bone mempunyai visi, yaitu : Terwujudnya Instansi

yang Profesional dalam Pengelolaan Pendapatan Daerah yang Optimal, Efisien

dan Efektif.

Page 49: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

38

Visi ini mengandung frase yang optimal, efisien, efektif serta akuntabel.

Rincian frase ini yaitu sebagai berikut:

1. Instansi yang profesianal adalah instansi yang memiliki kompetensi dalam

pengelolaan keuangan daerah, kreatif dan inovatif dalam pengembangan

pendapatan daerah untuk membangun Bone yang sejahtera. Optimal

artinya mengelola sumber-sumber pendapatan daerah dengan memperkuat

sumber-sumber yang telah ada dan menggali serta mengembangkan

sumber-sumber pendapatan yang belum terolah dengan memanfaatkan

potensi SDM yang ada.

2. Efisien adalah pengelolaan sumber-sumber pendapatan dengan

mengunakan sumber-sumber daya yang sesuai kebutuhan untuk

mendapatkan hasil yang optimal

3. Efektif adalah pengelolaan sumber-sumber pendapatan pada situasi dan

kondisi waktu yang telah ditetapkan mampu meraih hasil sesuai dengan

target dan harapan pemerintah daerah.

Misi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bone adalah sebagai berikut:

a. Mengoptimalkan pengelolaan pendapatan daerah baik yang dikelola

lansung maupun tdak langsung.

b. Mengefesiensikan penggunaan sarana dan prasarana yang mendukung

operasional dan menyempurnakan system dan prosedur pengelolaan

pendapatan daerah.

c. Meningkatkan tenaga teknis tenaga pengelola daerah sebagai ujung

tombak dalam pengelolaan pendapatan daerah.

Page 50: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

39

d. Meningkatkan pengendalian dan pengawasan terhadap pemungutan

pendapatan daerah dapat dipertanggungjawabkan.

e. Meningkatkan pemahaman, kepatuhan masyarakat dalam pembayaran

pajak serta retribusi daerah.

f. Mengoptimalkan penegakan hukum atas pelanggaran ketentuan

perpajakan.

4. Tugas Pokok serta Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bone

Adapun tugas pokok serta fungsi serta kewenangan Dispenda Kabupaten

Bone didasarkan pada keputusan Bupati Nomor 54 Tahun 2008, yaitu :

pelaksanaaan urusan rumah tangga dalam bidang pendapatan daerah, sedangkan

fungsinya adalah sebagai berikut:

a. Meyiapkan bahan pembinaan berdasarkan kebijaksaan umum yang

ditetapkan oleh Bupati;

b. Menyiapkan bahan penyusunan serta program petunjuk teknis pengelolaan

pendapatan daerah;

c. Menyiapkan bahan perumusan Peraturan Perundang-undangan mengenai

pendapatan daerah;

d. Menyiapkan dan mengkoordinasikan bahan penyusunan anggaran;

e. Melakukan pendaftaran serta pendataan objek dan subjek pendapatan asli

daerah;

f. Menyiapkan bahan pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan;

g. Memelihara dan melaksanakan pembukuan dan pelaporan; dan

h. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh bupati.

Page 51: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

40

Tabel 4.1 Struktur Organisasi Dispenda Kabupaten Bone

STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BONE

KEPALA DINAS

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN

SUB BAGIAN KEUANGAN

SUB BAGIAN PROGRAM

BIDANG PENDAFTARAN, PENDAPATAN DAN PENETAPAN

BIDANG

PENAGIHAN

SUB BIDANG PENAGIHAN PBB-P2

SUB BIDANG PENAGIHAN RETRIBUSI DAERAH DAN PAJAK DAERAH LAINNYA

SUB BIDANG PENGELOLAAN

PASAR

SUB PELAKSANA PELAYANAN PBB-P2

SUB BIDANG PENDAFTARAN DAN PENDAPATAN RETRIBUSI DAERAH

DAN PAJAK DAERAH LAINNYA

SUB BIDANG PENETAPAN RETRIBUSI DAERAH DAN PAJAK

DAERAH LAINNYA

BIDANG PEMBUKUAN DAN PELAPORAN

BIDANG PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

OPERASIONAL

SUB BIDANG PEMBUKUAN PENERIMAAN PBB-P2

SUB BIDANG PERENCANAAN DAN

PEMBINAAN PEMUNGUTAN

SUB BIDANG PEMBUKUAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH, RETRIBUSI

DAERAH DAN PENDAPATAN DAERAH

SUB BIDANG PENGGALIAN DAN PENIGKATAN

PENDAPATAN DAERAH

SUB BIDANG PELAPORAN DAN PENGELOLAAN BENDA BERHARGA

SUB BIDANG KOORDINASI PENDAPATAN DAERAH

DAN PENYULUHAN UPT

Page 52: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

41

5. Uraian Tugas dan Fungsi Jabatan Struktural Pada Dinas Pendapatan Daerah

Kabupaten Bone

Dinas Pendapatan Daerah mempunyai fungsi membantu bupati dalam

melaksanakan tugas penunjang urusan pemerintah daerah dibidang pendapatan

daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas Kabupaten Bone mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Perumusan kebijakan penyelenggaraan fungsi penunjang dalam urusan

pemerintahan dibidang pendapatan daerah.

b. Pelaksanaan kebijakan fungsi penunjang dalam urusan pemerintahan

dibidang pendapatan daerah.

c. Pelaksanaan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan tugas dukungan

fungsi penunjang dalam urusan pemerintahan dibidang pendapatan

daerah.

d. Pembinaan teknis penyelenggaran fungsi penunjang dalam urusan

pemerintahan dibidang pendapatan daerah.

e. Pelaksanaan fungsi yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

2. Sekertariat

Sekertariat Dispenda Kabupaten Bone mempunyai tugas

menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian

dukungan administrasi kepada seluruh unit-unit organisasi di lingkungan Dinas

Pendapatan Daerah. Adapun fungsi sekertariat yaitu sebagai berikut:

Page 53: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

42

a. Penyusunan kebijakan teknis administrasi umum dan kepegawaian,

keuangan serta program;

b. Penyusunan rencana strategis;

c. Pengorganisasian penyusunan rencana anggaran, program, dan

kegiatan Dinas Pendapatan Daerah;

d. Pelaksanaan pembinaan urusan umum dan administrasi kepegawaian;

e. Pelaksanaan urusan keuangan dan penyusunan rencana;

f. Pelaksanaan urusan perlengkapan serta pengelolaan barang milik

daerah;

g. Pembinaan, pengoordinasian, pengendalian dan pengawasan program

dan kegiatan secretariat; dan

h. Pelaksanaan fungsi yang diberikan kepala dinas sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

1). Sub Bagian Umum dan kepegawaian mempunyai tugas:

a). Melaksanakan urusan persuratan;

b). Melaksanakan urusan rumah tangga;

c). Melaksanakan pengelolaan pemeliharaan barang inventaris;

d). Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian;

e). Melaksanakan penerapan dan peraturan disiplin pegawai;

f). Melaksanakan pengelolaan data serta arsip kepegawaian;

g). Melaksanakan tugas yang diberikan oleh sekertaris.

2). Sub Bagian keuangan mempunyai tugas:

a). Menyusun rencana kerja dan anggaran;

Page 54: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

43

b). Melaksanakan pengelolaan keuangan, pembayaran gaji pegawai;

c). Melaksanakan tata laksana dan pengelolaan data keuangan;

d). Melaksankan verifikasi akuntansi, pelaporan keuangan serta

pertanggangjawaban keuangan;

e). Melaksanakan penerimaan dan penyetoran uanghasil pemungutan

pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

f). Melaksanakan pengendalian pelaporan keuangan dan pengawasan

pembukuan perbendaharaan pengeluaran dan penerimaan;

g). Menyiapkan dan menyusulkan pejabat pengelola keuangan;

h). Melaksanakan pengadaan barang jasa dan pembuatan laporan

evaluasi pengadaan serta permanfaatan barang; dan

i). Melaksanakan tugas yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan

tugasnya.

3). Sub Bagian Program dipimpin oleh kepala Sub Bagian Program yang

mempunyai tugas:

a). Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan anggaran;

b). Menyiapkan bahan penyusunan rencana strategis (RENSTRA);

c). Menyusun rencana kerja (RENJA);

d).Menyusun dokumen laporan akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah (LAKIP);

e). Melaksanakan monitoring dan evaluasi program dan anggaran;

f). Membuat Laporan Penyelenggaran Pemerintah Daerah (LPPD) dan

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ);

Page 55: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

44

g). Menyusuan laporan pelaksanaan program dan anggaran secara

berkala

h). Melaksanakan tugas yang dibeikan oleh atasan sesuai tugas dan

fungsinya;

3. Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan

Bidang pendaftaran, pendataan dan penetapan mempunyai tugas lain yaitu

membantu Kepala Dinas ketika melaksanakan perencanaan, pengorganisasiaan,

pembagian tugas, evaluasi serta pelaporan pelaksanaan tugas dibidang

pendaftaran, pendataan dan penepatan pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan. Adapun tugas-tugasnya adalah sebagai berikut:

a). Sub bidang pelayanan PBB-P2, mempunyai tugas:

1. Melaksanakan pelayanan pendaftaran, pendataan, penilaian dan

penetapan serta pengelolaan data informasi PBB-P2;

2. Menerima kelengkapan permohonan pelayanan PBB-P2 serta

melakukan penelitian kantor dan lapangan terhadap dokumen

permohonan wajib pajak;

3. Mendistribusikan dan menerima formulir pendaftaran Surat

Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) yang diisi oleh wajib pajak;

4. Melaksanakan pendataan, penilaian, perhitungan dan evaluasi

penetapan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) PBB-P2;

5. Mengolah data formulir pendaftaran SPOP PBB-P2 dan

menerbitkan Surat Pemberitahuan Pajak Terhitung (SPPT) PBB-P2

kepada wajib pajak,

Page 56: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

45

6. Melakukan perhitungan data hasil pelayanan PBB-P2 serta

perubahan blok;

7. Melaksanakan tugas yang diberikan Kepala Bidang pendaftaran,

pendataan dan penetapan sesuai dengan tugasnya.

b). Sub bidang Pendaftaran dan Pendataan mempunyai tugas yaitu:

1. Mendistribusikan dan menerima formulir pendaftaran Retribusi

Daerah;

2. Memeriksa dan meneliti pengisian serta dokumen kelengkapan

formulir pendaftaran yang diterima;

3. Melaksanakan pendataan dan penilaian Objek Retribusi Daerah dan

pajak lainnya;

4. Melakukan perhitungan dalam rangka penerbitan Surat

Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT);

5. Melaksanakan pengelolaan data dan penyimpanan data base tentang

pendaftaran serta pendataan objek pajak;

c). Sub bidang penetapan Retribusi Daerah dan Pajak Daerah lainnya

mempunyai tugas yaitu:

1. Melakukan penelitian data dan perhitungan untuk penetapan

retribusi pajak daerah lainnya;

2. Melaksanakan penelitian dan validasi Surat Setoran Pajak Daerah

(SSPD) serta Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

(BPHTB);

Page 57: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

46

3. Melaksanakan pembuatan serta penerbitan Surat Ketetapan

Retribusi Daerah dan pajak daerah lainnya;

4. Melaksanakan pembuatan daftar ketetapan pajak daerah perjenis

maupun perwajib pajak;

5. Melaksanakan koordinasi dengan Sub. Bidang penagihan sebagai

bahan penerbitan Surat Ketetapan dan penetapan bagi wajib pajak

daerah yang bermohon;

6. Melaksanakan pengolahan data serta pemberian informasi tentang

Penetapan Retribusi Daerah dan pajak daerah lainnya;

4. Bidang Penagihan

Bidang penagihan mempunyai tugas lain membantu kepala dinas

melaksanakan perencanaan, pengoorganisasian, pembagian tugas, evaluasi dan

pelaporan dalam pelaksanaan tugas di bidang penagihan PBB-P2, Retribusi

Daerah dan Pajak Daerah Lainnya.

a). Sub Bidang Penagihan PBB-P2 mempunyai tugas yaitu:

1. Menyiapkan dan mendistribusikan surat dan dokumentasi yang

sangat berhubungan dengan penagihan PBB-P2.

2. Melaksanakan dan memproses dokumen yang masuk serta mengisi

kartu pengawasan tunggakan;

3. Melaksanakan penagihan piutang PBB-P2;

4. Melaksanakan restitusi administrasi kelebihan pembayaran PBB-P2

dalam bentuk uang tunai atau pemindahbukuan;

Page 58: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

47

5. Melaksanakan pengolahan data dan pemberian informasi tentang

penagihan PBB-P2.

b). Sub Bidang Penagihan Retribusi Daerah dan Pajak Lainnya, yaitu:

1. Menyiapkan dan mendistribusikan surat dan dokumentasi yang

sangat berhubungan dengan penagihan retribusi daerah dan lainnya.

2. Melayani surat-surat keberatan sebagai bahan penerbitan surat

ketetapan dan penetapan bagi wajib pajak;

3. Melaksanakan pengolahan data pemberian informasi tentang

penagihan retribusi daerah dan pajak daerah lainnya.

c). Sub Bidang Pengelolaan Pasar memiliki tugas:

1. Menyiapkan surat-surat yang berkaitan pengelolaan pasar;

2. Melaksanakan pemeliharaaan sarana dan prasarana pasar;

3. Membuat data base nama-nama pasar setiap pasar;

4. Melaksanakan perencanaan target penerimaan perpasar;

5. Mencatat penerimaan dan pengendalian pendapatan asli daerah yang

bersumber dari pasar;

6. Melaksanakan penagihan dan penyetoran uang retribusi pasar

melalui masing-masing coordinator pemungut.

5. Bidang Pembukuan dan Penagihan

Bidang Pembukuan dan Penagihan mempunyai tugas lain membantu

Kepala Dinas dalam melaksanakan perencanaan, pengoorganisasiaan, pembagian

tugas, evaluasi pelaporan pelaksaan tugas dibidang pembukuaan penerimaan dan

Page 59: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

48

pelaporan pajak daerah dan retribusi daerah serta pengelolaan benda berharga

lainnya.

a). Sub Bidang pembukuan Penerimaan PBB-P2 mempunyai tugas:

1. Melaksanakan penerimaan Daftar Hipuna Ketetapan Pajak (DHKP)

PBB-P2 dalam bentuk soft copy;

2. Menyandingkan laporan posisi kas penerimaan PBB-P2 dengan

laporan penerimaan kecamatan;

3. Melaksanakan verifikasi terhadap laporan penerimaan pokok PBB-

P2 dengan pihak bank penerima dan kecamatan;

4. Melaksanakan identifikasi, verifikasi dan validasi piutang PBB-P2;

5. Mencatat penerimaan PBB-P2 yang lunas kedalam buku jenis pajak;

6. Menyiapkan rekapitulasi penerimaan PBB-P2 perbulan, triwulan

dan pertahun;

b). Sub Bidang Pembukuan Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah serta Pendapatan Daerah Lainnya yaitu:

1. Melaksanakan penerimaan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)

serta surat-surat ketetapan pajak lain yang telah dibayar lunas;

2. Mencatat penerimaan pajak daerah serta retribusi daerah yang lunas

kedalam buku jenis pajak;

3. Mencatat penerimaan pendapatan daerah lainnya;

4. Melaksanakan verifikasi terhadap penerimaan pajak daerah serta

retribusi daerah dengan menyandingkan laporan dari instansi

pengelola pendapatan asli daerah;

Page 60: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

49

5. Melaksanakan verifikasi terhadap penerimaan pendapan lainnya;

6. Menyiapkan rekapitulasi penerimaan Pajak daerah dan retribusi

daerah serta pendapatan daerah lainnya perbulan, pertriwulan dan

pertahun.

c). Sub Bidang Pelaporan dan Pengelolaan Benda Berharga memiliki

tugas:

1. Membuat laporan perjenis dan laporan persatuan Kerja Perangkat

Desa (SKPD) realisasi penerimaan pendapatan daerah setiap bulan

dan laporan data tunggakan pada akhir tahun;

2. Membuat laporan bulanan, triwulan dan tahunan realisasi

penerimaan serta tunggakan pendapatan daerah;

3. Menerima serta mencatat tanda terima dari benda berharga bukti

penerimaan benda berharga bukti pengeluaran/pengambilan benda

berharga pengelola pendapatan asli daerah;

4. Menghitung sisa persediaan benda berharga;

5. Membuat laporan penerimaan uang hasil pemungutan kedalam kartu

persediaan benda berharga.

6. Bidang Perencanaan dan Pengendalian Operasional

Bidang Perencanaan dan Pengendalian Operasional mempunyai tugas lain

membantu kepala dinas melaksanakan perencanaan, pengooordinasiaan,

pembagian tugas, evaluasi serta pelaporan pelaksanaan tugas dibidang

perencanaan dan pengendalian operasioanal pengelolaan pajak daerah.

Page 61: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

50

a) Sub Bidang perencanaan dan pembinaan teknis pemungutan

mempunyai tugas :

1. Melaksanakan pengelolaan data tentang penerimaan pendapatan

daerah;

2. Menyiapkan bahan dan mengonsep rencana penerimaan

pendapatan daerah;

3. Melaksanakan hubungan tata kerja, pembinaan teknis pemungutan

dengan instansi terkait menyangkut pengelolaan pajak daerah;

4. Menyiapkan bahan evaluasi penerimaan pendapatan daerah.

b) Sub Bidang Pengalian dan Peningkatan Pendapatan Daerah

mempunyai tugas:

1. Melaksanakan pengawasan terhadap realisasi penerimaan pajak

daerah dan retribusi daerah serta pendapatan daerah lainnya;

2. Mengumpulkan dan mengelola data semua sumber-sumber

pendapatan daerah;

3. Melaksanakan kegiatan intensifikasi serta ekstensifikasi dalam

penerimaan pendapatan daerah;

4. Membuat rumusan rancangan peraturan daerah tentang pajak

daerah dan retribusi daerah serta pendapatan daerah lainnya;

5. Membuat rumusan rancangan peraturan Bupati tentang system dan

prosedur pemungutan pajak daerah;

6. Menerima dan menangani pengaduan masyarakat berkaitan

pelayanan dalam pengelolaan pendapatan daerah.

Page 62: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

51

c) Sub Bidang Koordinasi Pendapatan Daerah dan Penyuluhan

mempunyai tugas :

1. Melaksanakan koordinasi dengan satuan unit kerja perangkat

daerah;

2. Menyiapkan bahan koordinasi bagi hasil pajak dengan instansi

pemerintah provinsi;

3. Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi pemerintah pusat

berkaitan dengan dana perimbangan dan pendapatan daerah.

4. Melaksanakan sosialisai, penyuluhan tentang pengelolaan pajak

daerah kepada wajib pajak;

7. Kelompok Jabatan Pelaksana dan Jabatan Fungsional

Kelompak jabatan pelaksana melaksanakan tugas yang diatur oleh

Peraturan Bupati, sedangkan Kelompok Jabatan Fungsional memiliki tugas

melakukan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.

8. Unit Pelaksana Tugas (UPT) Dinas

Unit pelaksan tugas (UPT) Dinas mempunyai tugas yaitu membantu

Kepala Dinas sesuai dengan bidang teknis yang diurusi, serta pembentukan UPT

Dinas berdasarkan dengan Peraturan Bupati.

Page 63: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

52

B. Penyajian Data Hasil Penelitian

Pembahasan dalam penelitian ini akan menjeaskan pengelolaan Pajak

Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-P2), yang dikelola oleh Dinas

Pendapatan Daerah Kabupaten yang diperoleh dari hasil wawancara langsung

antara penulis dengan informan dan data-data lain yang mendukung penelitian ini.

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan proses pemikiran yang telah direncanakan secara

matang dan akan dikerjakan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan dan juga

sebagai landasan pokok serta menjadi fungsi manajemen yang memegang peranan

penting dalam menjamin tercapainya tujuan yang diinginkan.

a. Penentuan Target

Perencanaan merupakan tahap pertama dalam manajemen yang memiliki

peran yang sangat penting dalam menentukan besarnya target yang ingin

dicapai dalam setiap tahun.

Berikut ini data-data yang dikumpulkan peneliti saat berada di Dinas

Pendapatan Daerah Kabupaten Bone.

Tabel 4.2. Target dan Realisasi penerimaan pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan

Perkotaan (PBB-P2) tiga Tahun terakhir di Dispenda Kabupaten Bone.

N0 Tahun Target/Pokok (Rp) Realisasai (Rp) Persentase (%)

1 2015 17.378.448.295 16.603.057.476 95.54

2 2016 17.504.627.746 16.554.911.086 94.57

3 2017 17.695.564.015 16.554.547.118 93.55

Sumber data: Dispenda Kabupaten Bone Tahun 2018

Page 64: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

53

Tabel diatas menunjukkan adanya permasalahan yang terjadi dalam

pengelolaan PBB-P2 di Dispenda Kabupaten Bone, jika dilihat dari nilai

persentase yang tidak pernah mencapai target/pokok pencapaian setiap tahunnya.

Persentase merupakan parameter yang biasa digunakan untuk mengukur

efektivitas pengelolaan pajak dengan cara membandingkan realisasi pendapatan

dengan rencana/target pendapatan. Pada tahun 2015 presentasenya 95.54%, tahun

2016 persentasinya 94.57% dan tahun 2017 persentasenya 93.55%. Angka-angka

tersebut menunjukkan bahwa penerimaan PBB-P2 di Kabupaten Bone dalam tiga

tahun terakhir sejak tahun 2015 sampai tahun 2017 menunjukkan persentase yang

selalu menurun. Berikut ini hasil wawancara peneliti bersama Kepala Dinas

Pendapatan Daerah Kabupaten Bone, yaitu Bapak Andi Herman, SH, MH.

“Jika membahas masalah target kami semua yang ada dilingkungan Dispenda Kabupaten Bone akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai target, walaupun beberapa tahun terakhir realisasi selalu tidak mencapai target”. (Wawancara A. H. SH,MH tanggal 30 April 2018) Bedasarkan hasil wawancara di atas, Bapak Andi Herman selaku Kepala

Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bone mengatakan kalau membahas masalah

target maka kami seluruh pegawai yang berada dilingkungan Dispenda Kabupaten

Bone akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai target, walaupun

beberapa tahun terakhir realisasi selalu tidak mencapai target.

b. Dasar Penentuan Target

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Dispenda Kabupaten

Bone, dalam penentuan target berdasarkan Realisasi karena sangat berpengaruh

terhadap penetuan target karena merupakan wujud nyata dari besaran pajak yang

masuk setiap tahunnya.

Page 65: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

54

Tabel 4.3. Daftar Pokok dan Realisasi penerimaan PBB-P2 per Kecamatan di Kabupaten Bone Tahun 2017

No. Kecamatan Pokok Realisasi

1 Ajangale Rp. 682.779.410 Rp. 657.245.719

2 Amali Rp. 486.015.768 Rp. 485.811.000

3 Awangpone Rp. 589.099.105 Rp. 589.099.105

4 Barebbo Rp. 642.918.105 Rp. 642.918.105

5 Bengo Rp. 530.163.765 Rp. 524.754.784

6 Bontocani Rp. 186.659.898 Rp. 186.659.898

7 Cenrana Rp. 700,728,623 Rp. 595.836.047

8 Cina Rp. 527.416.029 Rp. 511.319.697

9 Dua Boccoe Rp. 921.984.142 Rp. 921.423.450

10 Kahu Rp. 907.964.656 Rp. 907.964.656

11 Kajuara Rp. 443.661.143 Rp. 443.661.143

12 Lamuru Rp. 472.731.969 Rp. 466.013.349

13 Lappariaja Rp. 387.089.020 RP. 385.955.294

14 Libureng Rp. 546.782.658 Rp. 546.408.820

15 Mare Rp. 587.081.736 Rp. 543.701.489

16 Palakka Rp. 471.759.325 Rp. 471.759.325

17 Patimpeng Rp. 280.509.147 Rp. 274.352.602

18 Ponre Rp. 223.811.150 Rp. 223.811.150

19 Salomekko Rp. 202.441.554 Rp. 202.441.554

20 Sibulue Rp. 842.709.222 Rp. 837.124.294

21 Tellu Limpoe Rp. 174.969.196 Rp. 174.969.196

Page 66: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

55

22 Tanete Riattang Barat Rp. 2.555.085.491 Rp. 1.933.490.177

23 Tanete Riattang Timur Rp. 1.060.733.656 Rp. 1.060.733.656

24 Tanete Riattang Rp. 1.846.800.177 Rp. 1.543.423.547

25 Tellu Siattinge Rp. 689.963.448 Rp. 689.963.448

26 Tonra Rp. 307.049.481 Rp. 307.049.481

27 Ulaweng Rp. 426.656.132 Rp. 426.656.132

Jumlah Rp. 17.695.564.015 Rp. 16.554.547.118

Sumber data: Dispenda Kabupaten Bone 2018

Jika kita melihat data yang diperoleh dari Dispenda Kabupaten Bone pada

tahun 2017 maka jumlahnya pokok yaitu sebesar Rp. 17.695.564.015. dan yang

terealisasi Rp. 16.554.547.118. Berikut hasil wawancara dengan Bapak Abdul

Rasyid, selaku bidang pengelolaan data dan informasi:

“Kecamatan yang kurang kontribusinya yaitu Kecamatan Tellu Limpoe dengan jumlah PBB 174,969,196. Salah satu penyebab mengapa Kecamatan Tellu Limpoe menjadi terendah karena kecamatan tersebut bisa dikatakan menjadi salah satu kecamatan yang paling tertinggal yang ada di Kabupaten Bone, potensi pembangunan di Tellu Limpoe juga masih rendah karena berada di pegunungan yang kawasannya masih terbatas serta hanya memiliki 11 Desa dan jarak antar desa lumayan cukup jauh”. (Wawancara A. R. S.sos tanggal 2 Mei 2018)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, bisa disimpulkan bahwa masih ada

beberapa kecamatan yang kurang kontribusinya dalam meningkatka pendapatan

asli daerah salah satunya yaitu Kecamatan Tellu Limpoe. Karena kecamatan

tersebut merupakan kecamatan yang paling tertinggal yang ada di Kabupaten

Bone, potensi pembangunan infrastrukturnya masih minim dan berada di kawasan

pegunungan serta jauh dari perkotaan.

Page 67: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

56

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian yaitu pengelompokan kegiatan yang dilakukan untuk

mencapai tujuan, termasuk dalam menentukan susunan organisasi, tugas dan

fungsinya.

Struktur organisasi yaitu susunan komponen /unit kerja yang ada dalam

organisasi, serta menunjukkan adanya pembagian unit kerja dan menunjukkan

fungsi dan kegiatan yang berbeda selain itu struktur organisasi juga

memperlihatkan kemampuan dalam pekerjaan menyampaikan laporan.

3. Pengarahan atau Pelaksanaan

Setelah kegiatan perencanaan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan Perkotaan (PBB- P2) maka kegiatan selanjutnya yaitu pelaksanaan

kegiatan meliputi:

a. Pendaftaran PBB-P2

Pada prinsipnya wajib pajak yang sudah memenuhi persyaratan sesuai

dengan peraturan Perundang-Undangan perpajakan, wajib melakukan pendaftaran

pada kantor pengelola Pajak Daerah diwilayah tempat tinggalnya (bagi wajib

pajak orang pribadi) atau tempat kedudukan (bagi wajib pajak badan) untuk

dicatat sebagai wajib pajak dan diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah

(NPWPD). Wajib pajak adalah orang pribadi/badan yang membayar pajak,

pemotong pajak dan pemungut pajak yang memiliki hak dan kewajiban sesuai

ketentuan peraturan Perundang-Undangan perpajakan.

Adapun persyaratan subjektif PBB-P2 adalah orang priadi/badan yang

secara nyata memiliki hak atas bumi serta memperoleh manfaat atas bumi, dan

Page 68: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

57

memiliki/menguasai bangunan tersebut, kecuali kawasan digunakan untuk

kegiatan usaha perhutanan, perkebunan, dan pertambangan. Sedangkan

persyaratan objektif menjadi factor dominan dalam pengelolaan PBB-P2, Surat

Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) yang digunakan oleh wajib pajak untuk

melaporkan/mendaftarkan data subjek serta objek PBB-P2. Dalam keputusan

Dirjen Pajak dijelaskan bahwa tujuan dari proses pendaftaran PBB-P2 adalah

untuk meningkatkan akuntabilitas dengan cara memberikan pelayanan yang baik

dan benar kepada wajib pajak serta meningkatkan potensi penerimaan PBB-P2

dengan mempertimbangkan perkembangan kondisi perekonomian terkini.

Berikut hasil diskusi dengan Bapak Alim Fachry, S.sos selaku kepala

bidang pendaftaran dan pendataan yang mengatakan bahwa:

“wajib pajak sangat berperang penting untuk menambahkan anggaran daerah, jadi saya harapkan wajib pajak segera mendaftarkan dirinya. Karena kebanyakan masyarakat sudah seharusnya mendaftar wajib pajak akan tetapi belum mendaftarkan dirinya karena masih kurangnya penghasilan yang ia dapat, sehingga bisa mengurangi tingkat pencapaian pendapatan daerah”. (Wawancara A. F, S.sos tanggal 2 Mei 2018)

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Alim Fachry, bisa dikatakan kalau

masyarakat masih ada yang kurang patuh dalam membayar pajak sehingga dalam

pemungutan wajib pajak belum efektif. Wajib pajak berperang penting dalam

pembangunan guna menambah anggaran, kebanyakan masyarakat belum

mendaftarkan dirinya karena masih kurangnya penghasilan yang ia dapat.

Ada beberapa prosedur kegiatan pelayanan pendaftaran pada Dinas

pendapatan daerah Kabupaten Bone, diantaranya:

Page 69: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

58

a) Wajib pajak mengajukan permohonan pendaftaran objek pajak baru ke

Dispenda Kabupaten Bone;

b) Petugas menerima berkas dan memeriksa kelengkapan persyaratan

permohonan pendaftaran objek pajak baru.

c) Petugas meneruskan berkas permohonan kepada pejabat fungsional untuk

dilakukan pemeriksaan kantor maupun pemeriksaan lapangan;

d) Pejabat fungsional penilai dan menerima berkas permohonan pendaftaran;

e) Pejabat pendaftaran mempelajari dan memaraf berita acara penelitian;

f) Pejabat terkait mereview, menetapkan serta menandatangani berita acara

penelitian;

g) Petugas melakukan pemutakhiran data, perekaman data SPOP, mencetak

daftar hasil rekaman kemudian mencocokkan antara SPOP dan DHR, serta

men-generate produk keluaran serta meneruskan berkas untuk dicetak

bentuk produk hokum;

h) Pejabat menyetujui dan memaraf konsep produk hokum, kemudian

meyampaikan kepada Kepala Dinas pendapatan daerah atau pejabat lain

yang telah di tunjuk sebelumnya;

i) Kepala Dinas atau pejabat yang telah di tunjuk mereview, menetapkan

serta menandatangani produk hukum.

Page 70: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

59

Tabel 4.4. Formulir pelayan PBB-P2 yang digunakan dalam pengelolaan PBB-P2

di Dispenda Kabupaten Bone

NO Nama Formulir Fungsi

1

2

3

4

5

Surat Pemberitahuan Pajak

Tertulis (SPPT)

Surat Tanda Terima Setoran

(STTS)

Surat Pemberitahuan Objek

Pajak (SPOP) dan Lampiran

Surat Pemberitahuan Objek

Pajak (LSPOP)

Barang cetakan pendukung

lain

Surat surat pelayanan

Untuk pemberitahuan besarnya PBB-P2

yang terhutang kepada wajib pajak;

Bukti pembayaran PBB-P2 yang diterima

wajib pajak dari tempat pembayaran pajak;

Surat yang digunakan wajib pajak untuk

melaporkan data objek maupun subjek

PBB-P2 sesuai dengan peraturan

perundang-undangan pemerintah daerah;

Barang yang dimaksud adalah kertas yang

digunakan untuk mencetak tanda terima

pelaporan pembetulan, pengurangan;

Surat pengajuan keberatan, surat pengajuan

keringanan, surat pengajuan pembatalan,

surat penerbitan SPPT.

Sumber Data: Dispenda Kabupaten Bone

b. Pendataan PBB-P2

Proses pendataan pada dinas pendapatan daerah Kabupaten Bone terbagi

dalam beberapa tahap diantaranya:

a) Alternative pendataan

Page 71: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

60

Pendataan merupakan upaya dari pemerintah daerah untuk

mengiventarisasi objek dan wajib pajak, pendataan objek dan subjek PBB-P2

dilaksanakan oleh dinas pendapatan daerah Kabupaten Bone dengan formulir

SPOP/LSPOP dilakukan sekurang-kurangnya satu wilayah administrasi

desa/kelurahan, dengan menggunakan alternative berikut ini:

1. Pendataan dengan menyampaikan dan pemantauan SPOP, pendataan ini

hanya dapat dilaksanakan pada daerah yang pada umumnya belum

mempunyai peta dan merupakan daerah terpencil serta mempunyai potensi

PBB relative kecil. Dengan cara menyebarkan melalui aparat desa atau

membagikan secara langsung sesuai dengan blok yang telah ada.

2. Pendatan dengan identifikasi objek pajak, pendataan ini dilaksanakan pada

daerah yang sudah mempunyai peta dapat menetukan posisi objek pajak

tetapi tidak mempunyai data administrasi dalam pembukuan PBB-P2.

3. Pendataan dengan verifikasi objek pajak, pendataan ini dilaksanakan pada

daerah yang sudah mempunyai peta dan data administrasi pembukuan

PBB-P2 secara lengkap;

4. Pendataan dengan pengukuran objek pajak, pendataan ini dilaksanakan

pada daerah yang hanya mempunyai peta desa atau kelurahan (misalnya

dari Badan Statistik) tetapi belum deapat digunakan untuk menentukan

lokasi/posisi relative objek pajak.

Page 72: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

61

b) Tahapan Pendataan

Setelah proses pendaftaran penyampaian SPOP kepada wajib pajak,

pengisian serta pengembalian SPOP maka dilakukan tahapan selanjutnya yaitu

proses pendataan PBB-P2. Berikut tahapan kegiatan pendataan yaitu:

1. Pekerjaan persiapan

Pada dasarnya merupakan proses meyiapkan semua bahan untuk

menentukan data serta informasi yang diperlukan untuk menyusun rencana

keja/menetukan sasaran dan wilayah mana yang selanjutnya akan

diadakan kegiatan pendataan dengan melihat potensi pajak dan

perkembangan wilayah. Adapun data yang harus dikumpulkan yaitu:

a). Luas wilayah;

b). Luas tanah yang dikenakan PBB-P2;

c). Luas bangunan yang dikenakan PBB-P2;

d). Jumlah penduduk;

e). Jumlah wajib pajak telah terdaftar;

f). Jumlah ketetapan pokok pajak tahun sebelumnya;

g). Harga bahan bangunan;

h). Peta dan data pembukuan PBB-P2.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Ada beberapa kegiatan yang akan dilakukan dalam pekerjaan lapangan

sebagai berikut:

a). Pengumpulan data objek dan subjek pajak serta pemberian NOP;

Page 73: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

62

b).Penyerahan hasil pekerjaan lapangan, setelah dilakukan pengumpulan

data objek pajak, data diserahkan oleh petugas kepada pengawas

lapangan kemudian dilanjutkan dengan konfirmasi atas hasil

pengumpula tersebut.

3. Tahap Pekerjaan Kantor

Ada beberapa tahap ketika data sudah masuk di kantor, diantaranya:

a). Penelitian data masukan;

b). Perekaman data;

c). Pengawasan kualitas data;

d). Penyimpanan data;

e). Pembuatan dan penyimpanan peta/sket;

f). Pemutakhiran data;

c. Pembayaran PBB-P2

Setelah wajib pajak menerima ketetapan pajak dengan mendapatkan SPPT

maka wajib pajak harus menyelesaikan pembayaran kewajiban pajak terutangnya

kepada daerah sebelum jatuh tempo pembayaran serta penyetoran yang sudah

ditentukan berakhir.

Dalam pembayaran PBB-P2, wajib pajak bisa melakukan pembayaran

dengan cara berikut:

a) Pembayaran melalui petugas pemungut, yaitu mebayar kepada pihak yang

memverifikasi serta mencocokkan data pada SPPT dan data pada DHKP

lalu memberikan tanda terima sementara (TTS) kepada wajib pajak;

Page 74: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

63

b) Pembayaran melalui tempat yang telah ditunjuk, dan petugas akan

memberikan stempel pada Surat Tanda Terima Setoran (STTS),

menyiapkan daftar realisasi, menyetor uang pembayaran PBB-P2 ke

rekening kas daerah di bank kemudian membuat buku penerimaan dan

penyetoran;

c) Pembayaran melalui tempat elektronik, yaitu pembayaran yang disediakan

oleh penyedia jaringan yang bekerjasama dengan pemerintah dan secara

otomatis tersambung dengan system pada tempat pembayaran. Tempat

pembayaran elektronik ada berupa ATM, SMS, atau Internet.

d. Penagihan PBB-P2

Penagihan merupakan serangkaian tindakan supaya wajib pajak segera

membayar utang dengan melakukan teguran, peringatan, melakukan penagihan

sekaligus memberikan surat paksa, melaksanakan penyitaan, penyanderaan serta

menjual barang sitaan melalui pelelangan. Berikut wawancara dengan Bapak A.

Pakharuddin, S.Sos selaku bidang Penagihan dan Pelayanan PBB-P2 berikut:

“sistem penagihannya masih bekerja sama dengan Kepala Desa, karena wajib pajak ini belum bisa saya lihat masuk bayar sendiri serta masih manja harus di datangi, kallau mau dibiarkan kadang kala tidak ada pemasukan, setelah itu disetor ke bank. Harapannya supaya bisa bayar online supaya penagih tidak bersentuhan langsung dengan uang”. (Wawancara A. P. S.sos tanggal 7 Mei 2018)

Berdasarkan hasil wawancara diatas, dispenda selalu memperbaiki proses

pelayanan pungutan kepada masyarakat, supaya tidak terjadi penyimpangan dalam

dalam proses pengelolaan pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan di

Dispenda Kabupaten Bone.

Page 75: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

64

Tabel 4.5. Jangka waktu pelaksanaan penagihan PBB-P2

No Jenis Tindakan Alasan Waktu Pelaksanaan

1 Penerbitan Surat

Teguran atau

Surat Peringatan

Wajib pajak tidak

melunasi utang pajaknya

sampai dengan jatuh

tempo

Setelah 7 (tujuh) hari

sejak saat jatuh tempo

2 Penerbitan Surat

Paksa

Wajib pajak tidak

melunasi utang pajaknya

dan kepadanya telah

diterbitkan Surat Teguran

Sesudah lewat 21 hari

sejak diterbikannya

Surat Teguran atau Surat

Peringatan

3 Penerbitan Surat

Perintah

melakukan

Wajib pajak tidak

melunasi utang pajaknya

dan kepadanya telah

diterbitkan Surat Paksa

Setelah lewat 2x24 jam

sejak Surat Paksa

diberitahukan kepada

wajib pajak

4 Pengumuman

lelang

Setelah pelaksanaan

penyitaan wajib pajak

tidak juga melunasi utang

pajaknya

Setelah lewat 14 hari

sejak tanggal

pelaksanaan penyitaan

5 Penjualan atau

pelelangan barang

Setelah pengumuman

lelang ternyata

penanggung jawab tidak

juga melunasi utangnya

Setelah lewat waktu 14

hari sejak pengumuman

lelang

Sumber data: Dispenda Kabupaten Bone

Page 76: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

65

e. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen penting yang harus

dipenuhi oleh dinas pendapatan daerah dalam menunjang proses pelayanan Pajak

Bumi dan Bangunan Pedesaan Perkotaan (PBB-P2), Telah menyiapkan sarana

dan prasarana terdiri dari ruangan yang digunakan sebagai tempat pelayanan,

ruang pegawai untuk menjalankan tugas mengelolah administrasi PBB-P2, ruang

server, serta perlengkapan dan peralatan yang ada di dalam ruangan berupa

perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mengelolah PBB-P2

dengan baik. Berikut ini daftar perangkat keras pengelolaan PBB-P2 yang dimiliki

Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bone:

Tabel 4.6. Daftar perangkat pengelolaan PBB-P2 yang ada di Dispenda

Kabupaten Bone.

No Nama Perangkat Keras Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Personal komputer (PC)

Printer

Meja

Kursi

Cctv

Ac

Lemari buku

Tv

Server

9

4

12

18

3

5

4

1

1

Page 77: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

66

10 Papan Pengumuman 1

Sumber data: Dinas Pedapatan Daerah Kabupaten Bone 2018

4. Pengawasan

Pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa,

menilai, mencocokkan serta membandingkan agar tidak terjadi penyimpanan

dalam pengelolaan pajak bumi dan bangunan PBB-P2. Pengawasan harus

dilakukan se efektif mungkin untuk menghindari hal-hal penyimpangan sehingga

memenuhi target yang telah direncanakan sebelumnya.

Berikut ini hasil wawancara peneliti bersama Kepala Dinas Pendapatan

Daerah Kabupaten Bone, yaitu Bapak Andi Herman, SH, MH.

“proses pengawasan yang dilakukan yaitu memantau setiap proses pengelolaa pajak bumi dan bangunan PBB-P2 mulai dari pendaftaran, pendataan, pembayaran, serta penagihan pajak agar para pegawai tidak melakukan menyimpangan yang bisa menguntungkan diri sendiri”. (Wawancara A. H. SH, MH. tanggal 30 April 2018)

Berdasarkan wawancara diatas Bapak Andi Herman selalu mengawasi

para pegawainya agar tidak terjadi penyimpanan yang bisa menguntungkan diri

sendiri dengan uang rakyat.

Page 78: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

67

C. Faktor penghambat dalam Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) Di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Bone.

Ada beberapa hal yang menjadi penghambat dalam mengelola PBB-P2

dalam lingkungan dinas pendapatan daerah Kabupaten Bone yaitu Hambatan

Internal berupa hambatan di bawah kendali pribadi individu, sedangkan Hambatan

Eksternal yaitu hambatan yang berasal dari luar. Factor yang terjadi dalam

Pengelolaan PBB-P2 di Dispenda Kabupaten Bone, yaitu sebagai berikut:

1. Hambatan Internal

a) Kurangnya kesadaran/kepatuhan wajib pajak

Pembayaran pajak sangat erat kaitannya dengan kesadaran/kepatuhan

dalam membayar pajak. Semakin kecil tingkat kesadaraan/kepatuhan wajib pajak

untuk membayar pajak, maka semakin besar pula jumlah pajak terutang yang

tidak dilunasi/dibayar. Tingkat kesadaran/kepatuhan wajib pajak dapat

depengaruhi oleh berbagai faktor yaitu kurangnya pengetahuan perpajakan

termasuk sanksi-sanksi di bidang perpajakan, kurangnya informasi mengenai

peran dan fungsi pajak bagi pembangunan Negara, serta tingkat pendapatan wajib

pajak yang tidak sebanding dengan jumlah pajak yang harus dibayar oleh wajib

pajak. Berikut ini wawancara dengan Bapak Alimuddin, S.Sos. selaku sekertaris

dinas:

“kendala-kendalanya yaitu kendala tradisional yang seperti kurang patuh bukan kurang sadar. Sebenarnya dia cuman kurang patuh dalam membayar pajak. Kadang kala orang pintar tapi bangga dengan dosa-dosa sehingga tidak peduli dalam membayar pajak”. (Wawancara M. S.sos tanggal 2 Mei 2018)

Page 79: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

68

Berdasarkan hasil wawancara diatas, kepatuhan wajib pajak untuk

membayar pajak merupakan ukuran tingkat efektifnya dalam pemungutan PBB-

P2. Walaupun pemerintah telah melakukan pengawasan tapi ternyata masyarakat

Kabupaten Bone masih ada yang bandel dalam membayar wajib pajaknya,

sehingga mengakibatkan kurangnya pembangunan sesuai target yang

direncanakan di lingkungan Kabupaten Bone. Berikut tambahan dari bapak

Alimuddin M, S.sos selaku Sekretaris Dinas.

“Berbagai upaya telah kami lakukan untuk memberikan pemahaman agar masyarakat sadar dalam membayar pajak melalui sosialisasi maupun mendatanginya secara langsung kerumahnya kemudian menjelaskan bahwa prosedur pemungutannya bisa melalui lurah dan bisa langsung membayar ke kantor pos atau bank yang telah di tunjuk setiap kecamatan”. (Wawancara A. M. S.sos tanggal 7 Mei 2018)

Berdasarkan hasil wawancara diatas, para pegawai Dispenda Kabupaten

Bone telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat

untuk membayar pajak, tapi masih banyak masyarakat yang kurang sadar dalam

melakukan pembayaran pajak.

2. Hambatan Eksternal

a) Sumber Daya Manusia

Dalam melaksanakan pengelolaan PBB-P2 yang baik maka dibutuhkan

sumber daya manusia yang baik pula dan sangat menentukan dalam tercapainya

tujuan yang ingin di capai dalam pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan Perkotaan (PBB-P2). Berikut ini hasil wawancara saya bersama Kepala

Dispenda Kabupaten Bone, yaitu Bapak Andi Herman, SH, MH.

Page 80: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

69

“Upaya yang dilakukan oleh Dispenda dalam meningkatkan kualitas kinerja para pegawai dan staf yaitu dengan melakukan berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan yang formal seperti melaksanakan bimbingan teknologi yang bertujuan meningkatkan hasil dan sistem pelayanan terhadap masyarakat”. (Wawancara A. H. SH, MH tanggal 30 April 2018)

Sumber daya manusia mempunyai peran yang sangat penting dalam

pengelolaan PBB-P2, maka Dispenda Kabupaten Bone melakukan system

perekrutan SDM dengan memanfaatkan sumber daya yang berasal dari pegawai

internal maupun eksternal Dispenda tersebut, dengan cara memperhatikan

keahlian yang dimiliki dan dianggap sesuai dengan kemampuan dan kriteria yang

dibutuhkan dalam proses pengelolaan PBB-P2.

Berikut ini hasil wawancara bersama Ibu Andi Nurlaela selaku Kepala sub

bagian umum dan kepegawaian:

“Ada beberapa cara yang dilakukan untuk meningkatkan SDM para pegawai, yaitu dengan mengikutsertakan pegawainya yang telah direkrut melaksanakan pelatihan mengenai system pengelolaan pajak yang baik yang dilaksanakan oleh KPP Pratama Watampone. selain itu Dispenda juga merekrut pegawai yang berhubungan dengan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan dengan tujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang baik”. (Wawancara A. N. S.sos tanggal 15 Mei 2018)

Berdasarkan hasil wawancara diatas, ada beberapa cara yang dilakukan

Dispenda Kabupaten Bone dalam meningkatkan SDM pegawainya, salah satunya

yaitu melaksanakan diklat/pelatihan serta mengikutkan pegawai baru dalam diklat

yang berhubungan dengan pengelolaan PBB-P2 guna meningkatkan sumber daya

manusia yang baik.

Page 81: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

70

b) Surat Pemberitahuan Pajak Tertulis (SPPT) kadang tidak sampai ke wajib

pajak/Masyarakat.

Sebagai sarana pemungutan PBB-P2, SPPT harus disampaikan langsung

kepada wajib pajak yang bersangkutan. Dalam hal ini Dispenda harus melakukan

kerjasama dengan kelurahan/desa untuk menyampaikan SPPT kepada wajib pajak.

Berikut ini wawancara dengan Bapak Muslimin selaku masyarakat yang sering

lambat membayar wajib pajak karena surat SPPT tidak sampai kerumahnya.

“saya selaku masyarakat yang mempunyai kewajiban dalam membayar pajak sering terlambat dalam membayar pajak diakibatkan karena rumah saya agak jauh dari kantor lurah dan petugas lurah juga tidak mengantar langsung kerumah dengan berbagai macam alasan”. (Wawancara B. M tanggal 15 Mei 2018)

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Muslimin dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar yang menjadi faktor kenapa wajib pajak sering terlambat

membayar pajak yaitu SPPT tidak sampai kerumahnya, sehingga masyarakat itu

sendiri yang harus ke kantor lurah atau kantor camat untuk mencari SPPTnya

kemudian membayar ketempat yang telah ditentukan.

Itulah sebabnya peneliti memasukkan masyarakat dalam informan

penelitian, karena masyarakat merupakan wajib pajak yang dimana pendapatnya

dibutuhkan guna mengurangi permasalahan dalam pengelolaan pajak bumi dan

bangunan perdesaan perkotaan di Dispenda Kabupaten Bone. Serta memberikan

masukan agar kedepannya SPPT tidak sering terlambat sampai kewajib pajak

sehingga pendapatan asli daerah bisa terealisasi dengan baik.

Page 82: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

71

c) Kurang optimalnya tindakan penagihan pajak

Penagihan pajak merupakan proses agar wajib pajak segera melunasi utang

pajaknya, proses ini sangat penting dalam alur pemungutan agar penerimaan PBB-

P2 dilakukan secara optimal. Masalah yang sering timbul dalam penagihan PBB-

P2 yaitu karakteristik piutang pajak yang berbeda dengan jenis pajak lainnya,

nilai PBB-P2 untuk setiap wajib pajak pada umumnya berjumlah kecil sehingga

jumlah piutang yang harus ditagih kurang signifikan apabila dibandingkan

dengan biaya operasional yang dikeluarkan dalam melakukan seluruh tahap-tahap

penagihan. Berikut hasil wawancara dengan Ibu Andi Rahmiati selaku Kepala

Desa sebagai berikut:

“Sebagian besar petugas penagih yang berada di lingkungan Dispenda Kabupaten Bone terkadang melakukan kecurangan dalam pemungutan wajib pajak, seperti tidak menyetorkan sebagian pada pihak bank atau pada pihak pengelola PBB-P2 sehingga Dispenda bekerja sama dengan Kepala Desa dalam proses penagihan pajak agar tindak kecurangan bisa diminimalisir”. (Wawancara A. R. S.sos tanggal 2 Mei 2018)

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa beberapa faktor

yang menjadi penghambat yaitu petugas penagih sering melakukan kecurangan

saat melakukan penagihan wajib pajak kepada masyarakat sehingga tidak masuk

dalam khas negara. Dan disarankan kepada masyarakat agar membayar pajak

melalui tempat yang telah ditentukan/ditunjuk sehingga tingkat kecurangan bisa

berkuran.

Page 83: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam Pengelolaan Pajak

Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan PBB-P2 di Dinas Pendapatan Daerah

Kabupaten Bone, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Perencanaan merupakan proses pemikiran yang telah direncanakan secara

matang dan akan dikerjakan sesuai prosedur yang ada. Dalam Pengelolaan

Pajak Bumi dan Bangunanan PBB-P2 di kabupaten bone sudah baik dilihat

dari nilai persentase yang selalu melebihi target atau pokok pencapaian setiap

tahunnya. Pada tahun 2015 presentasenya 95.54%, tahun 2016 persentasinya

94.57% dan tahun 2017 persentasenya 93.55%.

2. Pengorganisasian yang ada di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bone

sudah tertata sesuai pengelompokan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai

tujuan, termasuk dalam menentukan susunan organisasi, tugas dan fungsinya.

3. Pengarahan atau Pelaksanaan dalam Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan

Peresaan Perkotaan PBB-P2 yang dilakukan oleh pegawai cukup efektif hal

ini dikarenakan sudah adanya pembagian tugas masing-masing, adapun

pembagian tugas meliputi Pendaftaran, Pendataan, Pembayaran, Penagihan

serta Sarana dan prasarana.

4. Pengawasan yang dilakukan dalam Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan

Peresaan Perkotaan PBB-P2 yaitu memantau setiap proses pengelolaan serta

Page 84: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

73

memeriksa, menilai, mencocokkan serta membandingkan agar tidak terjadi

penyimpanan mulai dari pendaftaran, pendataan, pembayaran, serta

penagihan.

5. Faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam Pengelolaan Pajak Bumi dan

Bangunan PBB-P2 dalam lingkungan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Bone yaitu sebagai berikut:

a. Kurangya kesadaran/kepatuhan wajib pajak

Tingkat kesadaran/kepatuhan wajib pajak dapat depengaruhi oleh

berbagai faktor yaitu kurangnya pengetahuan perpajakan termasuk sanksi-

sanksi di bidang perpajakan, kurangnya informasi mengenai peran dan

fungsi pajak bagi pembangunan Negara, serta tingkat pendapatan wajib

pajak yang tidak sebanding dengan jumlah pajak yang harus dibayar oleh

wajib pajak.

b. Sumber daya manusia para pegawai

Sumber daya manusia para pegawai mempunyai peran yang sangat

penting dalam pengelolaan PBB-P2, maka Dinas Pendapatan Daerah

Kabupaten Bone melakukan system perekrutan pegawai dengan

memanfaatkan sumber daya yang berasal dari pegawai internal maupun

eksternal Dispenda tersebut, dengan cara memperhatikan keahlian yang

dimiliki dan dianggap sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan dalam

proses pengelolaan PBB-P2.

Page 85: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

74

c. SPPT yang tidak sampai ke wajib pajak

Hal yang menyebabkan sehingga sebagian SPPT tidak sampai ke

wajib pajak adalah lokasi wajib pajak yang cukup jauh dan sebagian lagi

sudah tidak lagi menempati objek pajak atau telah berdomisili ditempat

lain.

d. Kurang optimal dalam tindakan penagihan pajak

Salah satu faktor yang menjadi penghambat yaitu petugas penagih

sering melakukan kecurangan saat melakukan penagihan wajib pajak

kepada masyarakat sehingga tidak masuk dalam khas negara. Dan

disarankan kepada masyarakat agar membayar pajak melalui tempat yang

telah ditentukan/ditunjuk sehingga tingkat kecurangan bisa berkurang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas dalam mengelolah pajak

bumi dan bangunan di Dispenda Kabupaten Bone dilihat dari pengelolaan mulai

dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan hingga pengawasan masih sering

terjadi masalah yang menyebabkan pendapatan daerah menjadi lambat. Proses

pengelolaan di Dispenda Kabupaten Bone sering terjadi permasalahan dibidang

pelaksanan yang meliputi pendaftaran, pendataan, pembayaran dan penagihan.

Permasalahan yang sering terjadi yaitu masyarakat masih kurang menyadari

tentang perpajakan dan seakan tidak peduli untuk membayar pajak. Serta SPPT

kadang tidak sampai kemasyarakat diakibatkan lokasi tempat tinggal wajib pajak

susah dijangkau. Serta masih kurangnya tindakan penagihan yang dilakukan pihak

Dispenda Kabupaten Bone sehingga petugas penagihan masih sering melakukan

tindak kecurangan dalam pemungutan wajib pajak.

Page 86: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

75

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan

saran sebagai dasar pertimbangan dan masukan bagi Dinas Pendapatan Daerah

Kabupaten Bone yaitu:

1. Mengharapkan Dinas Pedapatan Daerah Kabupaten Bone selalu

memberikan pelatihan kepada semua pegawai serta dalam perekrutan

selalu memperhatikan keahlian yang dimiliki dan memilih yang dianggap

sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan dalam proses pengelolaan PBB-P2.

2. Dalam hal ini saya mengharapkan Dispenda Kabupaten Bone melakukan

kerjasama dengan kelurahan/desa untuk menyampaikan SPPT kepada

wajib pajak, walaupun lokasi tempat tinggal wajib pajak yang susah untuk

dijangkau karena berada di pelosok desa, agar wajib pajak mengetaui

berapa piutang yang harus dibayar dan tidak terjadi penunggakan.

Page 87: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

76

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pajak. 2012. Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebagai Pajak Daerah, (Online),(http://www.pajak.go.id/content/pengalihan-pbb-perdesaan-dan-perkotaan.

Dispenda Bonekab. 2013. Rencana Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PelimpahanPBBP2,(Online),(http://dispendabonekab.blogspot.com/2013/09/rencana-sosialisasi-dan-bimbingan.html,

H. Malayu, Hasibuan SP. 2009. Manajemen Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Mahmudi. 2010. Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Mardiasmo. 2011, perpajakan edisi revisi.Yogyakarta: Penerbit Forum Perencanan pembangunan.

Maringan Masry, Simbolon. 2004. Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen. Ghalia Indonesia

Nawawi, Zaidan. 2013. Manajemen Pemerintahan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada. Purwono, Herry. 2010. Dasar-Dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Jakarta:

Erlangga. Rahayu, Sitti. 2010. Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soemarso. 2007. Perpajakan pendekatan komprehensif. Jakarta: Salemba Empat.

Soemitro Rochmat, dan Zainal Muttaqin, 2001, Pajak Bumi Dan Bangunan, Refika Aditama, Bandung

Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sumarsan, Thomas. 2009. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Esia Media.

Supriyanto, Heru. 2012. Peluang dan Tantangan Pengalihan PBB P2 dan BPHTB,(Online),(http://www.formasi.com/index.php?page=showartikel&id=9,

Terry GR. 1992.Dasar-Dasar Manajemen.Jakarta:Bumi aksara.

Page 88: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

77

Perundang - undangan

Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Dan Retribusi Daerah.

Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat Dan Daerah.

Peraturan Daerah Kabupaten Bone Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. 2011.Watampone: Bupati Bone.

Website http://www.hukumsumberhukum.com/2017/01/pengertian-pajak.html

http://rujak.org/2014/01/pajak-bumi-dan-bangunan-pbb-kini-sepenuhnya-urusan-kota/kabupaten.

Page 89: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

78

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 90: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

79

Wawancara bersama Ibu Andi Nurlaela selaku Sub Bagian Umum

Wawancara bersama Bapak Abdul Rahman selaku Bidang Pengelolaan Data

Page 91: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

80

Wawancara bersama Bapak Alimuddin, S. Sos selaku Sekretaris Dinas

Wawancara bersama Ibu Rahmiati

Page 92: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

81

Foto bersama pegawai Dispenda Kabupaten Bone

Page 93: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN ...tata cara perpajakan mempunyai prinsip undang pajak materai, bagi undang-kecuali bagi undang-undang yang yang telah mengatur sendiri tentang

xi

RIWAYAT HIDUP

MARJUNI, dilahirkan di Mangilu pada tanggal 03

November 1993. Anak pertama dari pasangan

Jumadia dan Mardina. Pendidikan formal dimulai

dari Sekolah Dasar SDN 174 Samaenre dan lulus

pada tahun 2007. Pada tahun yang sama, penulis

melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah

Pertama (SMP) Negeri 1 Lamuru dan lulus pada

tahun 2010, dan pada tahun yang sama pula penulis melanjutkan pendidikan di

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Budi Utomo Soroako dan lulus pada tahun

2013. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah

Makassar ke jengjang S1 pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, dan selesai pada tahun 2019 dengan gelar Sarjana Sosial

(S.Sos).