efektivitas pemasaran produk asuransi melalui...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PEMASARAN PRODUK ASURANSI MELALUIKEAGENAN BRANCH OFFICE SYSTEM DALAM PENINGKATANJUMLAH PREMI PADA AJB BUMIPUTERA 1912 DIVISI SYARIAH
SKRIPSIDiajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai GelarSarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
OLEH :NUR INTAN FADHILLAH
1111046200027
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAHPROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUMUNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
1436 H / 2015 M
v
ABSTRAK
Efektivitas Pemasaran Produk Asuransi Melalui Keagenan Branch
Office System dalam Peningkatan Jumlah Premi Pada AJB Bumiputera 1912
Divisi Syariah adalah karya ilmiah Nur Intan Fadhillah 1111046200027.
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana keefektivan pemasaran
melalui branch office system diterapkan oleh AJB Bumiputera 1912 Divisi
Syariah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek dalam
penelitian ini adalah AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah. Teknik pengumpulan
data melalui wawancara dan studi pustaka. Data dalam penelitian ini bersumber
dari hasil wawancara sebagai data primer. Sementara data sekunder diperoleh dari
buku-buku, penelitian terdahulu serta laporan keuangan AJB Bumiputera 1912
Divisi Syariah tahun 2010-2014.
Dalam penelitian ini, penulis membahas strategi dan karakteristik
pemasaran yang diterapkan AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah yaitu branch
office system. Bagaimana sistem pemasaran ini diterapkan pada AJB Bumiputera
1912 Divisi Syariah. Serta bagaimana kelebihan dan kekurangan sistem keagenan
branch office system. .
Kesimpulan penelitian ini adalah keagenan branch office system masih
kurang efektif bila dibandingkan agency office system karena lebih membutuhkan
beban pemasaran yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan agency office
system, namun cenderung menurun dibanding agency office system yang selalu
mengalami peningkatan. Sementara perkembangan kontribusi bruto setiap
tahunnya masih jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan perusahaan yang
menerapkan agency office system.
Kata Kunci : Efektivitas, Pemasaran Produk Asuransi, Agen, Branch
Office System, AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah
Pembimbing : 1. Dr. H. Abdul Malik, MM
Daftar Pustaka : Tahun 1980 sampai dengan 2012
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur, penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan
semesta alam berkat taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikam
penulisan skipsi ini, serta shalawat serta salam penulis panjatkan kepada Nabi
Muhammad SAW serta keluarga dan para sahabatnya.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menghadapi hambatan dan
rintangan, namun Alhamdulillah atas ridho dan kuasa Allah SWT serta doa dan
bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung hingga
akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis sadar, skripsi ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, izinkanlah penulis menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A. Ketua Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak H. Abdurrauf, Lc., M.A. selaku Sekretaris Prodi Muamalat Fakultas
Syariah dan HukumUIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. H. Abduk Malik, MM selaku Dosen Pembimbing atas segala
bimbingan, arahan, dan bantuan yang diberikan kepada penulis dalam
penulisan skripsi ini.
5. Kedua orang tua penulis yang tersayang, Ayah Hary Rayadi dan Bunda
Siti Rodiah. Terima kasih atas segala cinta kasih, doa, dan dukungan yang
vii
diberikan kepada penulis dalam masa penulisan skripsi ini. Terima kasih
atas segala kesabaran ayah dan bunda dalam mendengarkan keluh kesah
penulis. Juga terima kasih kepada kakak dan adik tersayang, A’ Fadhli dan
Ain atas doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah
memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat berharga selama penulis
menyelesaikan masa kuliah.
7. Staf Perpusatakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum
yang sudah melayani dan membantu dalam penyajian buku dalam
mendukung penulisan skripsi ini.
8. Bapak Suryanto, Ibu Tatik, Ka Riris, dan Bapak Adri dari AJB
Bumiputera 1912 Divisi Syariah yang telah bersedia meluangkan waktu,
memberikan masukan, bimbingan, saran, dan data yang diperlukan penulis
dalam penulisan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat terdekat penulis Meilia, Vina, Puput, dan Wawah. Terima
kasih atas persahabatan, kebahagiaan dan canda tawa yang kalian berikan
kepada penulis selama masa kuliah. Empat tahun ini terasa sangat
berwarna karena dilalui bersama kalian.
10. Kepada teman-teman Asuransi Syariah 2011, terima kasih atas warna yang
telah kalian berikan di masa perkuliahan ini. Terima kasih atas segala
canda, tawa, obrolan, dan saran yang sudah diberikan. Sampai jumpa di
masa yang akan datang.
viii
11. Untuk teman-teman KKN GREAT, Affan, Iqbal, Icad, Kinoy, Agung,
Adhi, Bowo, Ka Angga, Pepe, Memel, Puput, Teteh Dini, Aam, Lia, dan
Ani terima kasih atas kebahagiaan dan kenangan indah yang diberikan
kepada penulis. Dimulai dari persiapan menuju KKN, masa KKN, sampai
sekarang kita siap menerima gelar.
12. Kepada sahabat-sahabat terbaik penulis, Sari, Bertil, Ully, Irma, Nindya,
Hawa, terima kasih telah menjadi sahabat berbagi keluh kesah dalam masa
kuliah ini. Akhirnya yaaa :D
13. Kepada dua orang penyiar yang selalu mewarnai pagi hari penulis, Surya
dan Molan. Terima kasih atas obrolan-obrolan yang merubah mood
penulis setiap paginya. Juga untuk The Ebreks Family, terima kasih atas
segala semangat, dan doa tulusnya. Terima kasih sudah menjadi tempat
penulis mengeluarkan uneg-uneg, keluh kesah, atau menjadi tempat
penulis mendapatkan kebahagiaan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua
pihak yang telah memberikan, doa, dukungan, dan bantuan dalam penyusunan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tentunya masih banyak kekurangan dari skripsi ini.
Namun demikian, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.
Jakarta, 26 Juli 2015
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING...................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN…………………………………………………….iv
ABSTRAK.............................................................................................................v
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..............................................6
D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan...............................7
E. Review Studi Terdahulu.................................................... .10
F. Kerangka Pemikiran Penelitian........................................... 12
G. Kerangka Teori....................................................................14
H. Sistematika Penulisan..........................................................14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori Efektivitas...................................................................16
B. Pemasaran
x
1. Pengertian Pemasaran....................................................17
2. Strategi Pemasaran.........................................................19
3. Pemasaran melalui Branch Office System....................21
4. Asuransi Syariah............................................................21
5. Asuransi Jiwa ................................................................26
C. Agen Asuransi
1. Pengertian Agen Asuransi....... ......................................28
2. Branch Office System.....................................................30
3. Agency Office System.....................................................31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian....................................................................32
B. Objek dan Subjek Penelitian...............................................33
C. Populasi dan Sampel...........................................................44
D. Jenis Data............................................................................45
E. Teknik Pengumpulan Data..................................................46
F. Teknik Analisa Data............................................................47
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Strategi dan Karakteristik Pemasaran Melalui Branch Office
System pada AJB Bumiputera 1912 Divisi
Syariah..................................................................................48
B. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Keagenan Branch Office
System yang diterapkan AJB Bumiputera 1912 Divisi
Syariah..................................................................................51
xi
C. Efektivitas Pemasaran Produk Melalui Branch Office System
Pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah.........................53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................59
B. Saran....................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................62
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................65
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Perusahaan Asuransi Syariah..........................................1
Tabel 1.2 Review Studi Terdahulu............................................................11
Tabel 2.1 Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional........................20
Tabel 3.1 Jumlah Agen AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah.................34
Tabel 3.2 Beban Pemasaran AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah..........41
Tabel 3.3 Kontribusi Bruto AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah...........42
Tabel 3.4 Beban Pemasaran PT Prudential Life Assurance
Unit Syariah...............................................................................43
Tabel 3.5 Kontribusi Bruto PT Prudential Life Assurance
Unit Syariah..............................................................................43
Tabel 4.1 Rekap Persentase Beban Pemasaran AJB Bumiputera 1912
Divisi Syariah............................................................................54
Tabel 4.2 Rekap Persentase Beban Pemasaran PT Prudential Life
Assurance Unit Syariah.............................................................54
Tabel 4.3 Rekap Persentase Kontribusi Bruto AJB Bumiputera 1912
Divisi Syariah............................................................................55
Tabel 4.4 Rekap Persentase Kontribusi Bruto PT Prudential Life
Assurance Unit Syariah.............................................................55
Tabel 4.5 Market share Kontribusi Bruto Asuransi Jiwa Syariah.............56
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian.................................................11
Gambar 3.1 Struktur Organisasi AJB Bumiputera 1912...............................37
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Kantor Divisi Asuransi Jiwa Syariah.........38
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara...........................................................................64
Lampiran 2 Surat Permohonan Wawancara AJB Bumiputera 1912 Divisi
Syariah............................................................................................67
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian AJB Bumiputera 1912
Divisi Syariah.................................................................................68
Lampiran 4 Surat Pengantar Bimbingan Skripsi...............................................69
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan asuransi di Indonesia kini semakin berkembang pesat.
Berkembangnya industri asuransi adalah suatu gambaran meningkatknya
kesadaran masyarakat indonesia untuk memberikan perlindungan pada jiwa dan
harta benda mereka.
Hal ini dapat dilihat dengan semakin meningkatnya jumlah perusahaan
asuransi syariah yang sampai tahun 2014 berjumlah 49 perusahaan asuransi
syariah dengan rincian di bawah ini 1:
Tabel 1.1
Jumlah Perusahaan Asuransi Syariah
1 Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia, “Data Bisnis Asuransi dan Reasuransi SyariahTW IV 2014”, artikel diakses pada 2 Oktober 215 darihttp://www.aasi.or.id/assets/img/upload/data_bisnis_asuransi_dan_reasuransi_syariah/Data_Bisnis_Asuransi_dan_Reasuransi_Syariah_AASI_Q4_2014.pdf
No Keterangan TW IV2014
TW IV2013
1. Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah 3 3
2. Perusahaan Asuransi Umum Syariah 2 2
3. Unit Syariah Perusahaan AsuransiJiwa
18 17
4. Unit Syariah Perusahaan AsuransiUmum
23 24
5. Unit Syariah Perusahaan Reasuransi 3 3
Total 49 49
2
Perkembangan industri asuransi syariah juga dapat dilihat melalui jumlah
market share kontribusi asuransi syariah pada tahun 2014 yang bernilai 5.25 %
dibandingkan dengan total industri asuransi umum dan jiwa di Indonesia.
Asuransi Jiwa Syariah masih menjadi motor dalam peningkatan market share
kontribusi di Industri Asuransi Indonesia sebesar 6.48% dibandingkan dengan
total industri asuransi jiwa sedangkan asuransi umum syariah sebesar 2.54%
dibandingkan dengan total industri asuransi umum2.
Salah satu faktor penting yang mempengaruhi perkembangan asuransi
jiwa syariah ialah faktor pemasaran. Baik atau tidaknya strategi pemasaran
mempengaruhi pendapatan yang akan diperoleh perusahaan. Karena tujuan
pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga
produk atau jasa bisa sesuai dengan kebutuhannya sehingga terjual sendiri3.
Sebagai industri yang sedang berkembang, tentunya perusahaan asuransi
harus mempunyai strategi untuk memasarkan produk mereka agar dapat menarik
perhatian masyarakat. Hal ini juga terjadi pada asuransi jiwa syariah.
Ada beberapa cara yang digunakan perusahaan untuk memasarkan
produk asuransi yang mereka miliki. Salah satunya melalui teknik pemasaran
keagenan atau agency. Menurut UU perasuransian No. 2 Tahun 1992 definisi dari
agen asuransi adalah seorang atau badan hukum yang kegiatannya memberikan
jasa dalam memasarkan jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.
2 ibid3 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 13, cet. I, h. 6.
3
Di Indonesia sendiri, jumlah agen asuransi terus mengalami peningkatan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh AAJI, pertumbuhan rata-rata tenaga
pemasaran sebesar 13,9 % per tahun. Untuk tahun 2015 ini sendiri AAJI
menargetkan jumlah agen sebanyak 447. 249 agen4.
Dalam melakukan pemasaran produk asuransi jiwa dikenal sistem
keagenan (ordinary agency system atau agency distribution system), sistem ini
dibedakan menjadi dua, yakni sistem kantor cabang (branch office system) dan
sistem keagenan umum (general agency sytem)5.
Perusahaan yang menerapkan branch office system salah satunya ialah
AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah sedangkan perusahaan yang menerapkan
Agency Office System salah satunya ialah PT Prudential Life Assurance Unit
Syariah.
Banyak perusahaan asuransi jiwa syariah yang lebih memilih sistem
keagenan umum (general agency system) untuk memasarkan produk mereka.
Karena dengan general agency system perusahaan tidak direpotkan untuk
mengurus agen, karena agen yang dimiliki perusahaan agency umumnya sudah
memiliki kemampuan dalam memasarkan produk. Mitra asuransi ini tetap menjadi
primadona bagi perusahaan asuransi karena kanal distribusi tersebut masih
menjadi penyumbang utama pendapatan premi bagi bisnis asuransi. Menghadapi
4 “AAJI Kejar Target 500.000 Agen” diakses pada tanggal 14 Januari 2015 darihttp://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/05/23/02594740/AAJI.Kejar.Target.500.000.Agen
5 Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah (Jakarta: PT Grasindo, 2007), h.94.
4
hal itu, sejumlah perusahaan asuransi lebih memilih bekerjasama dengan pemilik
usaha agen secara khusus untuk menyediakan agen asuransi profesional6.
Namun, di tengah maraknya perusahaan yang menggunakan agency
office system, AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah lebih memilih saluran
distribusi keagenan branch office system dalam memasarkan produknya.
AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah sebagai sebuah divisi dari
perusahaan asuransi yang sudah sangat dikenal masyarakat juga mengandalkan
agen sebagai sumber utama pemasukan premi. Para agen yang dimiliki AJB
Bumiputera 1912 Divisi Syariah pun bukan sembarang agen, agen yang tergabung
dengan perusahaan haruslah agen yang memiliki lisensi serta memiliki
kemampuan personal selling yang baik
Pertumbuhan perusahaan asuransi syariah yang terus mengalami
peningkatan mendorong perusahaan asuransi berlomba-lomba dalam memasarkan
produknya. Entah melalui agency office system atau branch office system,
kemampuan penjualan melalui personal selling sangat dituntut kepada agen atau
tenaga pemasar agar calon nasabah tertarik dan akhirnya bergabung dengan
perusahaan tersebut.
Melihat fenomena keagenan yang dilakukan perusahaan asuransi syariah,
penulis merasa perlu diteliti lebih lanjut tentang sistem pemasaran melalui
keagenan branch office system yang diterapkan AJB Bumiputera 1912 Divisi
6 Widiastuti, “Rekrut Agen dari Perusahaan Keagenan Perkecil Resiko”, artikel diaksespada 5 Oktober 2015 darihttp://www.mediaasuransinews.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1597:rekrut-agen-dari-perusahaan-keagenan-perkecil-risiko&catid=27&Itemid=485
5
Syariah. Di tengah maraknya perusahaan asuransi yang memilih bekerja sama
dengan agency office, mengapa AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah memilih
untuk menerapkan branch office system. Untuk itu penulis membahasnya lebih
lanjut dalam skripsi dengan judul “EFEKTIVITAS PEMASARAN PRODUK
ASURANSI MELALUI BRANCH OFFICE SYSTEM DALAM
PENINGKATAN JUMLAH PREMI PADA AJB BUMIPUTERA 1912
DIVISI SYARIAH”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
penulis perlu membatasi dan merumuskan permasalahan dalam penelitian.
1. Pembatasan Masalah
Pembatasan dilakukan agar pembahasan mempunyai maksud dan
tujuan yang jelas dan terarah. Supaya tidak terjadi pelebaran dan
perluasan masalah dalam penulisan skripsi ini.
a. Produk asuransi yang dimaksud dalam skripsi ini dibatasi pada
produk asuransi jiwa syariah yang terdapat pada AJB Bumiputera
1912 Divisi Syariah.
b. Data dalam skripsi ini dibatasi pada laporan produksi AJB
Bumiputera 1912 Divisi Syariah dari tahun 2010 sampai dengan
2014.
2. Perumusan Masalah
a. Bagaimana strategi dan karakteristik pemasaran melalui branch
office system pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah?
6
b. Bagaimana kelebihan dan kekurangan sistem keagenan branch
office system yang diterapkan oleh AJB Bumiputera 1912 Divisi
Syariah?
c. Bagaimana efektivitas pemasaran produk melalui branch office
system pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana strategi dan karakteristik pemasaran
melalui branch office system pada AJB Bumiputera 1912 Divisi
Syariah
b. Untuk mengetahui bagaimana kelebihan dan kekurangan sistem
keagenan branch office system yang diterapkan oleh AJB
Bumiputera 1912 Divisi Syariah
c. Untuk mengetahui sejauh mana keefektivan pemasaran produk
melalui branch office system pada AJB Bumiputera 1912 Divisi
dalam peningkatan jumlah premi.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis yaitu menambah pengetahuan dan sebagai aplikasi
dari teori yang telah didapat di perkuliahan serta pembanding
dengan praktek yang ada di lapangan.
b. Bagi akademisi, diharapkan dapat menambah atau mendukung teori
yang telah ada tentang keagenan melalui branch offiice system.
7
c. Bagi perusahaan yaitu AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi yang penting
mengenai produktivitas pemasaran melalui melalui keagenan
branch office system.
d. Bagi masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
pemahaman bahwa konsep pemasaran melalui keagenan branch
office system dan kerap dipraktekkan oleh perusahaan asuransi
syariah.
D.Metode Penelitian dan Teknik Penulisan
1. Objek dan Subjek Penelitian
a. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, objek penelitiannya ialah AJB Bumiputera
1912 Divisi Syariah.
b. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitiannya ialah
staf pemasaran AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif berlangsung dalam situasi
alamiah (natural setting). Desain penelitian bersifat alamiah, artinya
peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi situs (setting) penelitian,
ataupun melakukan intervensi terhadap aktivitas subjek penelitian
dengan memberikan treatment (perlakuan) tertentu. Namun, peneliti
8
berusaha untuk memahami fenomena yang dirasakan subjek
sebagaimana adanya (verstehen)7. Bersifat deskriptif karena penelitian
kualitatif akan melakukan penggambaran secara mendalam tentang
situasi atau proses yang diteliti 8.
3. Jenis Data Penelitian
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data
primer dan data sekunder
a. Data primer yang penulis peroleh adalah wawancara langsung
ke AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah untuk melakukan
pengambilan data terhadap objek penelitian.
b. Data sekunder yaitu data yang berupa laporan keuangan serta
laporan-laporan lain yang dimiliki AJB Bumiputera 1912
Divisi Syariah mengenai pemasaran produk asuransi melalui
keagenan branch office system serta berbagai literatur ilmiah
yang dapat memberikan informasi tentang masalah yang
diangkat dalam penelitian ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
a. Penelitian Kepustakaan (library research) yaitu penulis
mengadakan penelitian terhadap literatur yang berkaitan dengan
penelitian ini. Berupa skirpsi terdahulu, buku-buku, surat kabar,
artikel, internet, buletin, dan sebagainya.
7 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, Edisi Kedua, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009), h. 24.
8 ibid
9
b. Penelitian Lapangan (field research) yaitu penelitian yang
dilakukan dengan melihat objek langsung di lapangan, dalam hal
ini adalah AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah.
1. Wawancara (interview) , adalah salah satu cara mendapatkan
data dengan bertanya dalam bentuk komunikasi verbal atau
wawancara guna mendapatkan informasi dari responden dalam
hal ini adalah pihak AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah.
2. Studi dokumenter, digunakan untuk melengkapi data yang
dijaring melalui teknik wawancara, data yang dihimpun melalui
teknik studi dokumenter ini adalah data perkembangan premi
AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah pada tahun 2010-2014.
3. Studi Kepustakaan (library research), yaitu buku-buku
diperpustakaan dengan pengumpulan data dari buku-buku yang
relevan dengan studi ini. Dan juga dengan cara mengumpulkan
data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dan sudah
dikumpulkan9.
5. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kualitatif
yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif akan melakukan
penggambaran secara mendalam tentang situasi atau proses yang
diteliti10. Yaitu menggambarkan hasil pengamatan dan wawancara
9 Muhammad, Metodelogi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta: PT Rajawali Perss, 2008),h. 101.
10 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, Edisi Kedua, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009), h. 24.
10
yang telah diperoleh lalu dilakukan penganalisaan kemudian
digambarkan dengan kata-karta serta membuat sebuah kesimpulan dan
saran-saran berdasarkan hasil pembahasan.
6. Pedoman Penulisan Skripsi
Teknik penulisan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu
pada buku “Pedoman Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2014”
E. Review Studi Terdahulu
Penelitian ini bukan penelitian pertama tentang strategi pemasaran
melalui sistem keagenan. Untuk menghindari anggapan plagiarisme
atas penelitian yang telah ada, maka penulis telah mendata penelitian
terdahulu yang membahas keagenan antara lain :
11
Tabel 1.2
Review Studi Terdahulu
Penulis, JudulSkripsi/Jurnal,
Tahun
Hasil Perbedaan Persamaan
Abung Fayshal danHenny Medyawati,Analisis StrategiPemasaran ProdukAsuransi Jiwa padaBumiputeraSyariah CabangDepok, 2013
Hasil penelitian Jurnalini ialah bahwaBumiputera Syariahsecara keseluruhansudah menerapkanBauran Pemasaran.Dari keempat BauranPemasaran yangditeliti, aspek promosilebih mendapatkanprioritas dibandingaspek bauranpemasaran lainnya.Hal ini karena aspekpromosi dianggapdapat meluaskanjangkauan calonpemegang polis.
Penelitian dalamjurnal ini membahasstrategi pemasaranmelalui aspekBauran Pemasaranyaitu produk, , price,place, danpromotion, ,sedangkan penelitianini membahastentang efektivitasstrategi pemasarandengan branch officesystem.
Persamaanpenelitian dalamjurnal ini denganpenelitian yangdilakukan olehpenulis ialah,sama-samameneliti tentangpemasaran diBumiputeraSyariah
Djauhari SH. MM.AAAI.J danYanuarRahmansyah S.E,M.Si, StrategiMeningkatkanKinerja PenjualanAsuransi Jiwa(Studi di AJBBumiputera 1912Kantor CabangSemanrang)
Hasil penelitian iniadalah bahwa sebabterjadinya fluktuasidalam penjualanasuransi jiwadiakibatkan karenakurangnyapengetahuan pasar,kurangnyapengetahuan danpengelolaan wilayah,tidak adanya jaringanpemasaran yangberkualitas,kompeensi tenagapenjuala yang rendah,dan kemampuanpemantauan diritenagan penjual yang
Perbedaan penelitiandalam jurnal inidengan penelitianyang ditulis penulisialah penelitiandalam jurnal inimembahas tentangstrategi dalammeningkatkankinerja perusahaanserta faktor apa yangmenyebabkan rendahatau tingginyapenjualan itu dapatterjadi. Sementarapenelitian yangditulis penulismelihat efektivitaspemasaran darifaktor pemasaran
Persamaanpenelitian dalamjurnal ini denganpenelitian yangdilakukan olehpenulis ialahsama-samamembahastentang kinerjapenjualanpprodukperusahaanasuransi jiwa.
12
F. Kerangka Pemikiran Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana keefektivan pemasaran
produk melalui sistem keagenan branch office system dan general office system
dalam peningkatan jumlah premi yang dilakukan AJB Bumiputera 1912 Divisi
Syariah. Penelitian dilakukan dengan metode wawancara kepada tim pemasaran
juga rendah. atau agency. Selainitu perusahaan yangditeliti dalam jurnalini ialah perusahaanasuransi jiwakonvensional.
Dhimas RizkyDharmawan,Strategi AgencyOffice PT AsuransiTakaful Keluargadan agency officePT Prudential LifeAssurance dalamMeningkatkanPelayanan, 2013
Penelitian dalamskripsi inimenjelaskan tentangstrategi yangdilakukan oleh PTAsuransi TakafulKeluarga dan PTPrudential LifeAssurance melaluiagency office. Hasildari penelitian inimenunjukkan strategiyang dilakukanagency office untukmengembangkanproduktivitasdilakukan denganmelakukan pembinaanseperti training. Dankomisi yangdivberpengaruhdengan komisi yangdiberikan agencyoffice jugamempengaruhiproduktivitas agen.
Penelitian dalamskripsi ini melihatproduktivitas agenmasing-masingperusahaan denganmeneliti masing-masing agencyoffice. Berbedadengan penelitianyang dilakukanpenulis yaitu melihatefektivitaspemasaran agendengan sistembranch office systemdan dilihat dariperusahaan asuransi.
Persamaanpenelitian padaskripsi ini denganpenelitian yangdilakukan penulisialah menelititentang kinerjaagen padaperusahaanasuransi syariah.
13
yang terlibat langsung dalam perusahaan tersebut kemudian dianalisis dengan
teori yang ada, lalu diambil kesimpulan dari hasil penelitian tersebut.
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran Penelitian
Sistem Distribusi
BrokerAsuransi
Retail OutletBranch OfficeSystem
General OfficeSystem
Premi per Tahun
Wawancara
Deskripti Kualitatif
Interpretasi
14
G. Kerangka Teori
Setiap Perusahaan mempunyai strategi tersendiri dalam melakukan
pemasaran produk yang akan dijualnya. AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah
sebagai salah satu perusahaan asuransi syariah yang sedang berkembang pun
memiliki strategi dalam memasarkan produk melalui keagenan branch office
system saluran.
H. Sistematika Penulisan
Penulisan dalam skripsi ini terbagi menjadi lima bab. Susunan bab secara
sistematis adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka,
metodologi penelitian, pedoman penulisan skripsi dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PEMASARAN ASURANSI
SYARIAH
Dalam bab ini membahas tentang pengertian pemasaran, strategi
dan karakteristik efektivitas, pemasaran, pemasaran melalui branch
office system, asuransi syariah, asuransi jiwa, agen, branch office
system, dan agency office system.
BAB III METODE PENELITIAN
15
Dalam bab ini akan membahas mengenai jenis penelitian, subjek
dan objek penelitian, populasi dan sampel, jenis data, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisa data.
BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PEMASARAN PRODUK
ASURANSI MELALUI BRANCH OFFICE SYSTEM DALAM
PENINGKATAN JUMLAH PREMI PADA AJB
BUMIPUTERA 1912 DIVISI SYARIAH
Dalam bab ini akan menjelaskan strategi dan karakteristik
pemasaran melalui branch office system pada AJB Bumiputera
1912 Divisi Syariah, kelebihan dan kekurangan sistem keagenan
branch office system yang diterapkan oleh AJB Bumiputera 1912
Divisi Syariah serta keefektivan pemasaran melalui keagenan
branch office system pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah
dalam peningkatan jumlah premi.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan dari apa yang sudah dibahas dari
bab satu sampai bab empat dilengkapi dengan saran yang
bermanfaat.
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Efektivitas
Secara bahasa efektivitas diambil dari kata “efek” yang berarti akibat atau
pengaruh, sedangkan “efektif” berarti adanya pengaruh atau adanya akibat serta
penekanannya, jadi sesuatu. Jadi “efektivitas” berarti keberpengaruhan atau
keadaan berpengaruh (keberhasilan setelah melakukan sesuatu)1.
Menurut F.X. Suwarto, keefektivan berasal dari kata dasar efektif yang
artinya ada efek, pengaruh, akibat, dan kesan seperti manjur, mujarab, dan
mempan dan juga mempunyai arti dalam penggunaan metode atau cara, sarana,
atau alat dalam melaksanakan aktivitas sehingga berhasil guna atau mencapai
hasil yang optimal2. Menurut Amin Widjaja, efektivitas adalah berhubungan
dengan penentuan apakah tujuan perusahaan yang telah ditetapkan tercapai3.
Efektivitas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam mencapai
sasaran hasil akhir yang telah ditetapkan secara tepat. Pencapaian hasil akhir yang
sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan dan ukuran maupun standar
yang berlaku mencerminkan suatu perusahaan tersebut telah memperhatikan
efektivitas operasional4.
1 Tim Penyusun Kamus Besar Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (P3B) DepartemenPendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h.250.
2 F.X. Suwarto, Perilaku Organisasi (Yogyakarta: Universitas Atmajaya Yogyakarta,1999), h. 1.
3 Hasan Sadili, Ensiklopedia Bahasa Indonesia (Jakarta: Ichitar Baru-van Hoeve, 1980),Jilid 2, h. 134 .
4 Amirullah, dan Haris Budiyon, Pengantar Manajemen (Yogyakarta: Graha Ilmu,2004), h. 8.
17
Untuk melihat tercapai atau tidaknya nilai keefektivan, berikut adalah
syarat-syarat atau ukuran yang harus dipenuhi, diantaranya:
1. Kegunaan, yakni agar berguna bagi manajemen dalam pelaksanaan
fungsi-fungsinya yang lain, suatu rencana harus fleksibel, stabil,
berkesinambungan dan sederhana.
2. Ketetapan dan obyektivitas, maksudnya semua rencana harus
dievaluasi untuk mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata, dan akurat.
3. Ruang lingkup, yakni perlu memperhatikan prinsip-prinsip
kelengkapan (comprehensiveness), kepaduan (unity) dan konsistensi
(consistency).
4. Efektivitas biaya, dalam hal ini efektivitas biaya menyangkut waktu,
usaha, dan aliran emosional.
5. Akuntabilitas, terdapat dua aspek akuntabilitas; pertama tanggung
jawab atas pelaksanaan, kedua tanggung jawab atas implementasi.
6. Ketepatan waktu, yakni suatu perencanaan, perubahan-perubahan yang
terjadi sangat cepat akan dapat menyebabkan rencana tidak tepat atau
sesuai untuk berbagai perbedaan waktu5.
B. Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran
Inti dari pemasaran (marketting) adalah mengidentifikasi dan memenuhi
kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari
pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan6.
5 Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: BPPE, 2003), h. 103-105.
18
Pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan di mana individu dan
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa
yang bernilai dengan orang lain7. Sedangkan pemasaran menurut perspektif
syariah adala segala aktivitas yang dijalankan dalam kegiatan bisnis berbentuk
kegiatan penciptaan nilai (value creating activities) yang memungkinkan siapapun
yang melakukannya bertumbuh serta mendayagunakan kemanfaatannya yang
dilandasi atas kejujuran, keadilan, keterbukaan, dan keikhlasan sesuai dengan
proses yang berprinsip pada akad bermualamah islami atau perjanjian transaksi
bisnis dalam islam8.
Kata kunci dalam definisi pemasaran syariah ini adalah bahwa dalam
seluruh proses, baik proses penciptaan, proses penawaran, maupun proses
perubahan nilai (value), tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad
dan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam. Sepanjang hal tersebut dapat dijamin,
dan penyimpangan prinsip-prinsip muamalah tidak akan terjadi, maka bentuk
transaksi apapun dalam bisnis dibolehkan dalam syariat Islam. Karena itu Allah
mengingatkan agar senantiasa menghindari perbuatan zalim dalam bisnis
termasuk dalam proses penciptaan, penawararan, dan proses perubahan nilai
dalam pemasaran9. Allah berfiman10:
6 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1, h.5.7 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi 13, Jilid 1, h. 5.8Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah (Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesi, 2007), h. 1.9 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem
Operasional (Jakarta: Gema Insani, 2004), h. 425.10ibid
19
“Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang bersyarikat(berbisnis) itu sebagian dari mereka berbuat zalim kepadasebagian yang lain, kecuali orang yang beriman danmengerjakan amal saleh, dan amat sedikit mereka ini”(Shaad:24)
Setiap perusahaan berharap bahwa produk mereka dapat diterima dengan
baik oleh masyarakat. Untuk itu, peranan pemasaran sangat penting dalam
perusahaan. Diterima atau tidaknya produk mereka sangat bergantung kepada
strategi pemasaran perusahaan tersebut.
Saluran distribusi merupakan salah satu bagian dari pemasaran, yakni
salah satu sarana penyampaian produk atau jasa dari produsen kepada konsumen.
Dalam bisnis asuransi kita mengenal ada beberapa sistem saluran distribusi, di
antaranya adalah sistem keagenan, broker asuransi, retail outlet, surat/direct
mailing, dan market afiliasi11. Pemasaran pada asuransi jiwa berbeda dengan
pemasaran pada asuransi kerugian. Pemasar pada asuransi jiwa lebih diperlukan
kemampuan personal seliing serta kemampuan merekrut, membina, dan
mengembangkan agen. Sedangkan pemasar pada asuransi kerugian lebih
diperlukan pada penguasaan produk yang kuat (sebagai underwriter), kemampuan
lobi, dan networking12.
2. Strategi Pemasaran
a. Segmentasi
Pada prinsipnya, segmentasi pasar bisa diartikan sebagai proses
mengelompokkan pasar yang heterogen menjadi kelompok-kelomok
11Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah (Jakarta: PT. GramediaWidiasarana Indonesia, 2007), h. 93.
12 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan SistemOperassional (Jakarta: Gema Insani, 2004), h. 511.
20
atau segmen yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan,
perilaku dan/atau respons terhadap program pemasaran perusahaan dan
alokasi sumber daya yang harus dilakukan dalam rangka
mengimplementasikan program pemasaran13.
Dalam rangka merealisasikan manfaat potensial segmentasi pasar,
perusahaan membutuhkan studi empiris mengenai kebutuhan dan
keinginan konsumen, serta sistem manajemen yang bisa menyesuaikan
proses bisnis dengan kebutuhan dan keinginan tersebut14.
b. Targetting
Pada strategi targetting, perusahaan mengevaluasi daya tarik
masing-masing segmen menggunakan variabel-variabel yang bisa
menguantifikasi kemungkinan permintaan dari setiap segmen (misalnya,
tingkat pertumbuhan segmen bersangkutan), biaya melayani setiap
segmen (misalnya, biaya distribusi), biaya memproduksi produk dan
jasa yang dinginkan pelanggan (misalnya biaya produksi dan
diferensiasi produk), dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan
dan peluang pasar sasaran. Perusahaan juga memilih satu atau lebih
segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan potensi laba segmen
tersebut dan kesesuainnya dengan strategi korporat perusahaan15.
c. Differensiasi
Perusahaan jasa perlu melakukan diferensiasi melalui inovasi yang
bersifat pre-emptive dalam jangka panjang. Pre-emptive disini
13 Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa (Malang: Bayumedia Publishing,2005), h. 64.14 ibid15 ibid, hlm. 65.
21
maksudnya adalah implementasi suatu strategi yang baru bagi suatu
bisnis tertentu, karena merupakan yang pertama maka dapat
menghasilkan keterampilan atau aset yang dapat merintangi, mencegah,
atau menghalangi para pesaing untuk melakukan duplikasi atau
membuat tandingannya (Macmillan dalam Aaker, 1992)16.
Cara lain untuk melakukan diferensiasi adalah secara konsisten
memberikan kualitas jasa yang lebih baik daripada para pesaing. Hal ini
dapat tercapai dengan memenuhi atau bahkan melampaui kualitas jasa
yang diharapkan oleh para pelanggan17.
3. Pemasaran Melalui Branch Office System
Sistem kantor cabang (branch office system) dibentuk dengan tujuan agar
perusahaan dapat melakukan pengendalian secara optimal, meskipun perusahaan
harus menanggung berbagai biaya yang cukup signifikan. Kepala cabang dituntut
untuk melakukan efisiensi biaya dalam mengelola operasional kantor cabang dan
menghasilkan pendapatan secara maksimal melalui agen-agen yang produktif.
Perusahaan yang sudah kokoh ( well established) akan memilih sistem karena
kemungkinan perusahaan perlu memiliki kendali yang cukup besar dalam
pengelolaan perusahaan, misalnya kemudahan dalam penciutan, perluasan,
penggabungan teritorial pemasaran, serta pemindahan tenaga kerja dari satu
cabang ke cabang lain18.
4. Asuransi Syariah
16 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran (Yogyakarta: Andi, 1997), h. 145.17 ibid, h.146.18 Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah ( Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2007), h. 94.
22
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dalam
fatwanya tentang Pedoman Umum Asuransi Islam mengartikan tentang asuransi
menurutnya, Asuransi Islam (Ta’min, Takaful, Tadhamun) adalah usaha saling
melindungi dan saling menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui
investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (pertukaran) yang
sesuai dengan syariah19.
Takaful20 dalam pengertian muamalah ialah saling memikul resiko di
antara sesama orang sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi
penanggung atas resiko yang lainnya. Saling pikul resiko ini dilakukan atas dasar
saling menolong dalam kebaikan dengan cara masing-masing mengeluarkan dana
tabarru’ dana ibadah, sumbangan, derma, yang ditujukkan untuk menanggung
resiko. Takaful dalam pengertian ini sesuai dengan Al-Qur’an21.“Dan tolong
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa; dan jangan tolong
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” (Q.S : Al-Ma’idah. 2).
Perbedaan-perbedaan mendasar antara asuransi syariah dan asuransi
konvensional, dapat dilihat dalam tabel 2.1 di bawah ini:
19 Nurul Huda dan Mohammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis danPraktis, (Jakarta:Kencana, 2010), hlm. 155
20 Muhammad Syakir Sula, Konsep Asuransi dalam Islam (Bandung: PPM, Fi Zhilal.1996), h. 1.
21 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan SistemOperasional (Jakarta: Gema Insani, 2004), h. 33.
23
Tabel 2.1
Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional
Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional
Aspek Pembanding Asuransi Syariah Asuransi Konvensional
Prinsip dasar Risk Sharing Transfer Sharing
Akad/Perikatan Tolong menolong
(ta’awun) dan tabarru
Jual-beli (tabadduli)
resiko
Kepemilikan
dana/premi
Milik bersama nasabah
setelah diambil fee
perusahaan
Premi menjadi milik
perusahaan
Investasi dana Harus dalam skim syariah Boleh diluar skim syariah
Produk Lebih luwes dan variatif Cenderung kaku dan
kurang variatif
Sumber Pembayaran
Klaim
Dari dana tabungan
bersama
Dari kas perusahaan
Pengawasan Oleh Depkeu RI dan
Dewan Pengawas Syariah
Hanya Depkeu RI
Dana Sosial Perusahaan diwajibkan
zakat, infak, dan sedekah
Tidak ada kewajiban
zakat, infak, dan sedekah
24
Asas bagi hasil Ada bagi hasil Tidak ada bagi hasil
Transparansi aliran
dana
Sejak awal nasabah
mengetahui aliran dana
Nasabah tidak diberi
btahu aliran dana
Dana hangus Tidak mengenal/dikenal Mengenal dana hangus
Asas hubungan Individu dan
kebersamaan
Individualistik
Keuntungan Win-win solution Terbuka kemungkinan
diderita satu pihak
Asas kerohanian Religius Sekuler
Sumber: M. Amin Suma, Menggali akar dan Mengurai Serat Ekonomi danKeuangan Islam (Jakarta: Kholam Publishing, 2008), h. 411.
Dalam pelaksanaan operasionalnya, asuransi syariah berbeda dengan
asuransi konvensional. Asuransi syariah harus memiliki sistem operasional yang
sesuai dengan syariat islam. Selain itu, prinsip operasional asuransi syariah harus
menghindari hal-hal yang diharamkan, yang terdapat dalam asuransi
konvensional. Hal tersebut seperti gharar, maisir, dan riba. Sesuai dengan
prinsipnya, asuransi syariah lebih menekankan pada prinsip kebersamaan, tolong-
menolong, dan keadilan.
Prinsip operasional asuransi syariah mempunyai ciri-ciri, seperti: 22
22 Wirdyaningsih, dkk, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia (Jakarta: Kencana, 2005),h. 208-209.
25
a. Niat, semangat, tata cara pengelolaan, jenis usaha, dan
pengawasan syariah.
1) Dana asuransi diperoleh dari pemodal dan peserta
suransi didasarkan atas niat dan semangat persaudaraan
untuk saling membantu pada waktu diperlukan.
2) Tata cara pengelolaan tidak terlibat dengan unsur-unsur
yang bertentangan dengan syariat islam.
3) Jenis asuransi Islam terdiri dari :
a) Takaful Keluarga yang memberikan
perlindungan kepada peserta atau ahli warisnya
sebagai akibat kematian, dan sebagainya.
b) Takaful Umum yang memberikan perlindungan
atas kerugian harta benda karena kebakaran,
kecurian, dan sebagainya.
4) Terdapat Dewan Pengawas Syariah yang bertugas
mengawasi operasional perusahaan agar tidak
menyimpang dari tuntuntan syariat. Pada asuransi
islam yang perlu mendapatkan perhatian adalah agar
format berbagai perjanjian yang mengikat para pihak
dan investasi yang dilakukan perusahaan tidak
menyimpang dari ketentua-ketentuan syariah.
b. Modal Saham
26
Modal saham yang disetor para pemegang saham merupakan
modal awal usaha asuransi Islam untuk dibelanjakan bagi
kebutuhan awal operasi dan siswanya diinvestasikan sesuai deng
prinsip syariat Islam atas dasar konsep mudharabah
5. Asuransi Jiwa
a. Pengertian Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa merupakan asuransi dengan manusia sebagai
kepentingan (interest) yang diasuransikan. Berbeda dengan asuransi
kerugian, dengan harta benda sebagai kepentingan yang diasuransikan.
Dengan membayar premi setiap tahun atau selama suatu jangka waktu
terbatas, seorang tertanggung, sebagai imbalan dari premi yang
dibayarkannya kepada penanggung, menerima jaminan yaitu :
1) Pada hari tua tertanggung akan diberikan sejumlah uang sebagai
santunan biaya hidup.
2) Bila tertanggung meninggal dunia, akan diberikan sejumlah uang
kepada ahli waris tertanggung sebagai santunan biaya hidup.
3) Bila tertanggung mengalami kecelakaan fisik, akan diberikan
sejumlah pengobatan bila tidak cacat tetap23.
Metode asuransi jiwa merupakan suatu metode investasi dalam
upaya manusia untuk menyediakan dana untuk menghadapi resiko hidup
yang tidak berkepastian. Dalam metode ini, dapat dikatakan bahwa
perusahaan asuransi jiwa memberikan proteksi untuk mengganti
23 Radiks Purba, Memahami Asuransi di Indonesia (Jakarta: PT. Pustaka BinamanPressindo, 1995), h. 271-272.
27
ketidakpastian menjadi kepastian yang maksimal, berarti melindungi
masa depan setiap orang yang berpartisipasi dalam asuransi jiwa24.
b. Fungsi Asuransi Jiwa
Asuransi Jiwa memiliki fungsi diantaranya25:
1) Tujuan pertanggungan jiwa ialah mengadakan jaminan bagi
masyarakat, yaitu mengambil alih semua beban resiko dari tiap-
tiap individu. Bilama ditanggung sendiri akan terlalu berat, maka
lebih baik dipindahkan kepada perusahaan asuransi jiwa. Untuk
mengambil alih resiko dari masyarakat itu, oleh perusahaan
asuransi dipungut suatu pembayaran yang relatif lebih rendah
(pembayaran premi).
2) Perusahaan asuransi mempunyai tugas lain bila dilihat dari sudut
pembangunan (economic development), yaitu sebagai suatu
lembaga yang mengumpulkan dana (funds/premium) dan dana
tersebut dapat diinvestikan dalam lapangan pembangunan ekonomi
seperti: industri-industri, perkebunan, dan lain-lain. Dengan jalan
demikian, adanya asuransi bisa untuk membangun perekonomian
nasional.
3) Dari sudut employment (pekerjaan), perusahaan asuransi memberi
bantuan kepada publik, yaitu memberi kesempatan bekerja pada
24 ibid. 275-27625 H. Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Resiko (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2003), h. 39.
28
buruh-buruh/pegawai-pegawai untuk memperoleh income guna
kelangsungan hidup mereka sehari-hari.
Dari semua fungsi yang kita lihat di atas tadi, dapatlah ditarik
konklusi bahwa perusahaan asuransi jiwa itu terutama bertujuan untuk26:
a) Meningkatkan social welfare (kesejahteraan sosial masyarakat)
b) Menaikkan economic wekdare (kesejahteraan ekonomis)
C. Agen Asuransi
1. Pengertian Agen Asuransi
Dalam melakukan pemasaran produk asuransi, kita mengenal sistem
keagenan (ordinary system atau agency distribution system). Karena, setiap
organisasi sebuah perusahaan akan menempatkan aspek pemasaran atau sering
disebut agen asuransi dalam mendukung kelancaran jalannya operasional
perusahaan, terutama perusahaan yang bergerak dalam bidang pertanggungan
semacam asuransi akan selalu menempatkan bidang pemasaran sebagai tulang
punggung penopang kinerja perusahaan. Dalam sebuah struktur perusahaan
asuransi divisi pemasaran/keagenan merupakan satu divisi tersendiri disamping
divisi-divisi lainnya, yang mempunyai fungsi sebagai agen yang memperkenalkan
dan menjual produk asuransi kepada calon nasabah27.
Agen adalah setiap orang yang menawarkan asuransi atau membantu
menempatkan resiko-resiko, menyerahkan polis, atau menagih premi atas nama
sebuah perusahaan asuransi. Menurut UU Perasuransian No. 2 tahun 1992 definisi
26ibid27 AM.Hasan Ali, Asuransi dalam Persprektif Hukum Islam Suatu Tinjauan Analisis
Historis, Teoritis, dan Praktis ( Jakarta: Kencana Press, 2004), h. 47.
29
dari agen asuransi adalah seorang atau badan hukum yang kegiatannya
memberikan jasa dalam memasarkan jasa asuransi untuk dan atas nama
penanggung. Tindakan-tindakan agen itu hanya mengikat perusahaan sejauh
ditentukan dalam kontrak atau diberi kuasa. Mereka tidak dapat mengikat
perusahaan dengan suatu pernyataan yang bertentangan dengan pasal-pasal
aplikasi atau polis. Agen-agen tidak dapat melimpahkan hak-hak atau kekuasaan
mereka kecuali kalau dikuasakan secara tegas. Dalam banyak negara bagian, para
solicitor asuransi dianggap sebagai agen perusahaan dan bukan agen dari si
tertanggung28.
Bagi perusahaan yang menggunakan jalur distribusi melalui penjualan
langsung (direct selling) maka peranan agen menjadi faktor yang sangat
menentukan untuk keberhasilan penjualan. Maka, untuk itu setiap agen harus
diberikan pendidikan dan pelatihan yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Pengetahuan tentang profil perusahaan
b. Pengetahuan produk
c. Teori pemasaran
d. Pemantapan aqidah dan akhlaq29
Dalam bisnis agen diberi kuasa dan wewenang untuk melakukan
penjualan dan promosi barang-barang atau jasa milik perusahaan yang diageninya.
Secara umum wewenang seorang agen terutama terletak pada wewenang yang
28 A. Hasyim Ali, et.al, Kamus asuransi (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002), h. 16.29 Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah (Jakarta: PT Grasindo,2007), h.
97.
30
diberikan kepadanya oleh kontrak keagenan atau yang biasa disebut dengan
perjanjian keagenan. Karena adanya wewenang yang dimiliki oleh agen
merupakan kriteria utama untuk mendapatkan adanya suatu kegenan. Namun,
kekuasaannya untuk mengikat perusahaan melampaui kontrak ini30.
Agen mempunyai tiga macam wewenang: pertama, adalah wewenang
tersurat yaitu tercantum dalam kontraknya dengan perusahaan yang dalam hal ini
perusahaan asuransi. yang kedua, adalah wewenang tersirat, yaitu agen
memperoleh wewenang yang layak dianggap publik yang dimilikinya. Aturan
menyelidiki syarat-syarat sesungguhnya dari setiap perjanjian keagenan. Jika
layak , maka bagi publik yaitu untuk mempercayai bahwa seorang agen
mempunyai wewenang untuk suatu tindakan tertentu, maka sejauh yang
menyangkut hukum, agen tersebut mempunyai wewenang itu. Yang ketiga, agen
mempunyai wewenang lahiriah yaitu wewenang yang telah dilaksanakan itu
didiamkan oleh perusahaan, artinya perusahaan asuransi itu gagal melarang
tindakan agen tersebut. contoh, seorang agen telah dilarang oleh perusahaannya
untuk mengambil asuransi mobil untuk pengemudi yang usianya di bawah 25
tahun. Sementara perusahaan asuransi menerima premi tersebut. Dengan
tindakannya ini, perusahaan asuransi mendiamkan tindakan agen tersebut dan
berarti merestui wewenangnya menjual polis tersebut31.
2. Branch Office System
Dalam sistem keagenan branch office system, perusahaan memegang
kendali untuk mengatur agen-agen. Para agen terstruktur oleh perusahaan dan
30 Sumantoro, Hukum Ekonomi (Jakarta: UIP, 1986), cet.I, h.24.31 A. Hasmi Ali, Pengantar Asuransi (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), cet ke-1, h. 92.
31
langsung berhubungan langsung dengan perusahaan. Agen diberikan pendidikan
dan pelatihan yang ditangani langsung oleh perusahaan untuk mebentuk agen
yang unggul. AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah memiliki kriteria sendiri
dalam menetapkan syarat agen syariah, namun tetap berpatokan pada rule dari
regulator dalam hal ini AAJI (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia) dan AASI
(Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia).
3. Agency Office System
General agency system merupakan salah satu jenis distribusi alternatif
yang dapat berbentuk badan hukum maupun individu. Seperti pembukaan
authorized agency, yakni melibatkan pihak di luar manajemen dalam pemasaran
produk, pelayanan administrasi, dan pelayanan nasabah, atau yang dikenal dengan
pola “outsourcing”. Hal ini dapat dilakukan antar lembaga ataupun perseorangan
dengan pihak perusahaan asuransi. ciri khas dari agency office system pada
umunya adalah general agency, tidak ada subsidi biaya-biaya namun kontrak
management participal menjadi terbatas.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif dan akan dikembangkan dengan desain studi deskriptif. Format
deskriptif kualitatif pada umumnya dilakukan pada penelitian dalam bentuk studi
kasus1. Penelitian sosial menggunakan format deskriptif kualititatif bertujuan
untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau
berbagai fenomena realitas, sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek
penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri,
karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun
fenomena tertentu2.
Dalam mengumpulkan data penelitian, penulis melakukan wawancara dengan
staf pemasaran sebagai narasumber pertanyaan penelitian. Wawancara dilakukan
di kantor perusahaan yang bersangkutan. Penulis juga meminta data berupa
dokumen seperti laporan keuangan tahunan dan sebagainya. Selain itu penulis
juga meneliti langsung aktivitas para karyawan pada saat bekerja.
1 H.M.Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, danIlmu Sosial Lainnya (Jakarta:Kencana, 201), h. 68.
2 ibid
33
B. Objek dan Subjek Penelitian
1. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah.
a. Sejarah Singkat AJB Bumiputera 1912 Divisi syariah
Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 adalah perusahaan
asuransi jiwa Nasional milik bangsa Indonesia yang pertama dan tertua.
Ia didirikan pada tanggal 12 februari 1912 di Magelang, Jawa Tengah,
dengan nama Onderlingen Levensverzekering Maatschappij Persatoean
Goeroe-goeroe Hindia Belanda yang disingkat (OLMij PGHB)3.
Perusahaan ini digagas dan didirikan oleh Mas Ngabehi
Dwidjosoewojo, seorang guru di Jogjakarta yang juga sekretaris Boedi
Oetomo-sebuah organisasi yang mempelopori gerakan kebangkitan
nasional, dua guru lainnya yaitu Mas Karto Hadi Soebroto dan Mas
Adimidjojo turut mendirikan prerusahaan ini, masing-masing sebagai
Direktur dan Bendahara. Bersama R. Soepadmo dan M. Darmowidjojo,
kelima pendiri yang juga anggota O.L.Mij.PGHB ini menjadi pemegang
polis pertama4.
Bumiputera selalu berusaha melihat peluang potensi pasar yang
relative besar, yaitu dengan langkah AJB Bumiputera 1912 Jakarta untuk
3 AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1, Company Profile, (Jakarta:AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Syariah, 2007, hlm. 1
4 ibid
34
mendirikan cabang usaha jiwa Syariah dalam bentuk Divisi Syariah
sebagai Strategi Bisnis Unit (SBU).
Unit bisnis syariah Bumiputera secara resmi terbentuk sejak
dikeluarkannya surat keputusan menteri keuangan
No.kep.268/KM.6/2002 tanggal 7 Nopember 2002 dalam bentuk cabang
usaha asuransi jiwa syariah dan Fatwa Dewan Syariah Nasional No.
21/DSN-MUI/X/2001 tanggal 17 Oktober 2001. Dalam rangka menjaga
kemurnian pelaksanaan prinsip – prinsip syariah, maka berdasarkan
keputusan Direksi No. SK/14/DIR/2002 tanggal 11 Nopember 2002
dibentuk Divisi Asuransi Jiwa syariah dan Kantor Cabang Asuransi
Syariah Jakarta.
Sampai saat ini, AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah tercatat
memiliki agen yang berjumlah 2.049 Agen yang tersebar di seluruh
seluruh Indonesia, dengan rincian sebagai berikut5 :
Tabel 3.1
Jumlah Agen AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah
No. KANTOR CABANG JumlahAgen
1 KCS. Wolter M 542 KCS. Pasar Minggu 353 KCS. Rawamangun 274 KCS. Cibubur 265 KCS. Ciputat 306 KCS. Tangerang 417 KCS. Sudirman 14
5 Wawancara penulis dengan Bpk Suryanto, Staf Pemasaran dan Evaluasi Bisnis, AJBBumiputera 1912 Divisi Syariah . Jakarta, 17 Juni 2015
35
8 KCS. Kemayoran 299 KCS. Roxy 2010 KCS. Serang 5411 KCS. Palmerah 2712 KCS. Cempaka Putih 3013 KCS. Sawah Besar 1214 KCS. Medan 3315 KCS. Pematangsiantar 10416 KCS. Padang 2717 KCS. Pekanbaru 3718 KCS. Jambi 6519 KCS. Palembang 6520 KCS. Banda Aceh 1721 KCS. Bandar Lampung 4522 KCS. Bekasi 5023 KCS. Depok 2224 KCS. Bogor 3325 KCS. Karawang 5026 KCS. Sukabumi 3927 KCS. Bandung 6228 KCS. Cirebon 3529 KCS. Tasikmalaya 7530 KCS. Pondok Gede 6031 KCS. Purwokerto 2532 KCS. Tegal 6433 KCS. Yogyakarta 9034 KCS. Surakarta 2035 KCS. Semarang 4736 KCS. Kudus 6437 KCS. Pontianak 4238 KCS. Banjarmasin 2039 KCS. Samarinda 1940 KCS. Kediri 3941 KCS. Surabaya 3742 KCS. Sidoarjo 3643 KCS. Malang 5344 KCS. Denpasar 4245 KCS. Mataram 7046 KCS. Kupang 3347 KCS. Makassar 7648 KCS. Manado 3049 KCS. Jayapura 24
JUMLAH TOTAL 2.049
36
b. Visi dan Misi AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah
1) Visi
AJB Bumiputera 1912 menjadi perusahaan asuransi jiwa
nasional yang kuat, modern dan menguntungkan didukung
oleh Sumber Daya Manusia (SDM) profesional yang
menjunjung tinggi nilai-nilai idealisme serta mutualisme.
2) Misi
a) Menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi
jiwa berkualitas sebagai wujud partisipasi dalam
pembangunan nasional melalui peningkatan
kesejahteraan masyarakat Indonesia.
b) Menyelenggarakan berbagai pendidikan dan
pelatihan untuk menjamin pertumbuhan
kompetensi karyawan, peningkatan produktivitas
dan peningkatan kesejahteraan, dalam kerangka
peningkatan kualitas pelayanan perusahaan kepada
pemegang polis.
c) Mendorong terciptanya iklim kerja yang motivatif
dan inovatif untuk mendukung proses bisnis
internal perusahaan yang efektif dan efisien.
37
c. Struktur Organsisasi AJB Bumiputera 1912
Gambar 3.1
Struktur Organisasi AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah
Dari gambar di atas terlihat Kantor Cabang Syariah berhubungan langsung
dengan Kantor Wilayah Syariah dan langsung dibawahi oleh Divisi Syariah . Divisi dan
Departemen yang menangani Divisi Syariah langsung ialah Departemen Umum, Divisi
Manajemen Resiko, dan Departemen Keagenan.
38
Gambar 3.2
Struktur Organisasi Kantor Divisi Asuransi Jiwa Syariah
Pada gambar diatas terlihat, Kantor Cabang Syariah terhubung langsung
oleh Divisi Pemasaran Asuransi Jiwa Syariah melalui Kantor Wilayah. Bidang
operasional dan Bidang Administrasi Keuangan dan segala bagian yang
ditanganinya langsung diatur oleh Divisi Pemasaran Asuransi Jiwa Syariah.
d. Produk AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah
Jaringan usaha pada perusahaan Asuransi Jiwa Bersama 1912
Divisi Syariah meliputi usaha untuk berbagai kegiatan, diantaranya6:
6 Laporan Annual Report, Jakarta: Bumiputera, 2010, hlm. 57
39
1) Asuransi Perorangan Syariah
a) Mitra Mabrur Plus
Mitra Mabrur Plus membantu peserta asuransi
mempersiapkan dana untuk menunaikan ibadah haji,
melalui perpaduan perlindungan asuransi dan tabungan,
sesuai dengan prinsip syariah
b) Mitra Iqra Plus
Mitra Iqra Plus membiayai perlindungan dan pendidikan
anak dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, baik
dalam keadaan kedua orang tua masih hidup atau telah
meninggal dunia, berdasarkan syariah.
c) Mitra Amanah
Mitra (Bumiputera) Amanah memberikan perlindungan
jiwa dan hasil investasi yang kompetitif.
2) Asuransi Kumpulan Syariah
a) Mitra Ekawarsa
Mitra Ekawarsa adalah program asuransi yang dirancang
untuk memenuhi kebutuhan perusahaandalam melindungi
kesejahteraan karyawannya dan keluarga jika terjadi resiko
meninggal dunia.
b) Mitra Perlindungan Kecelakaan Diri
Mitra Perlindungan Kecelakaan Diri merupakan program
asuransi kumpulan berbasis syariah untuk melindungi
40
peserta dari kesulitan ketika terjadi musibah kematian atau
kecacatan karena kecelakaan.
c) Mitra Ta’awun Pembiayaan
Mitra Ta’awun Pembiayaan merupakan program asuransi
kumpulan berbasis syariah yang dirancang untuk
membantu kreditur dan melindungi debiturnya dengan
merencanakan pelunasan pinjaman jika terjadi musibah
kematian.
e. Pendapatan premi AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah
Sebagai perusahaan asuransi jiwa syariah yang memilih saluran
distribusi branch office system di tengah maraknya perusahaan asuransi
yang menerapkan agency office system, AJB Bumiputera 1912 telah
mempersiapkan dengan baik sistem pemasaran ini. Agen yang terpilih
bukanlah sembarang agen yang hanya bermodalkan kemampuan
personal selling saja. Para agen haruslah berlisensi dalam menguasai
dunia asuransi dengan baik. Keberhasilan perusahaan dalam menjual
produk sangat bergantung pada kemampuan agen dalam menarik calon
peserta melalui branch office system.
Dengan pemasaran branch office system perusahaan harus
menanggung berbagai biaya yang cukup signifikan. Artinya pengeluaran
yang dikeluarkan perusahaan akan lebih banyak daripada sistem
keagenan agency office system. Jumlah biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam melakukan pemasaran dapat dilihat pada beban
41
pemasaran dalam laporan laba rugi. Berikut beban pemasaran yang
ditanggung AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah
Tabel 3.27
Beban Pemasaran AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah
Sementara untuk melihat hasil dari pemasaran yang dilakukan agen
perusahaan dapat terlihat dalam kontribusi bruto pada laporan surplus
(defisit) underwriting dana tabarru. Kontribusi bruto merupakan
pendapatan perusahaan. Menurut PSAK (Peraturan Standar Akuntansi
Keuangan) 108 kontribusi adalah jumlah bruto yang menjadi kewajiban
peserta untuk porsi resiko dan ujroh. Jadi kontiribusi bruto adalah jumlah
yang dibayarkan peserta yang merupakan jumlah resiko yang harus
dibayar dan ujroh yang harus dibayar untuk perusahaan.
7 Laporan Keuangan Tahunan AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah Tahun 2010, 2011,2012, 2013, dan 2014
Tahun Jumlah
2010 31,848,550,000
2011 28,610,220,000
2012 27,373,100,000
2013 25,858,960,000
2014 28,780,460,000
42
Tabel 3.38
Kontribusi Bruto AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah
Untuk melihat keefektivan pemasaran yang dilakukan AJB
Bumiputera 1912 Divisi Syariah melalui keagenan branch office system,
penulis melihat hal tersebut pada perkembangan beban pemasaran dan
kontribusi bruto AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah. Sebagai
pembanding, akan dipaparkan pula jumlah beban pemasaran dan
kontribusi bruto dari perusahaan lain yang menggunakan sistem keagenan
agency office system untuk melihat sejauh mana efektifnya AJB
Bumiputera 1912 Divisi Syariah dalam melakukan pemasaran melalui
branch office system. Berikut akan dipaparkan beban pemasaram dan
kontribusi bruto PT Prudential Life Assurance Unit Syariah dan PT
Asuransi Jiwa Sinar Mas MSIG Unit Syariah
8 ibid
Tahun Jumlah
2010 61,866,260,000
2011 71,047,860,000
2012 64,731,190,000
2013 75,199,090,000
2014 60,392,290,000
43
Tabel 3.49
Beban Pemasaran PT Prudential Life Assurance Unit syariah
Tabel 3.510
Kontribusi Bruto PT Prudential Life Assurance Unit Syariah
9 Laporan Keuangan PT Prudential Life Assurance Unit Syariah Tahun 2010, 2011, 2012,2013, dan 2014
10 ibid
Tahun Jumlah
2010 3,787,000,000
2011 5,438,000,000
2012 20,448,000,000
2013 21,871,000,000
2014 19,968,000,000
Tahun Jumlah
2010 966,591,000,000
2011 1,186,964,000,000
2012 1,399,429,000,000
2013 1,710,512,000,000
2014 2,066,456,000,000
44
b. Subjek Penelitian
Subjek penelitian Menurut Amirin (1986) merupakan seseorang atau
sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh keterangan11. Subjek dalam
penelitian ini adalah satu orang karyawan AJB Bumiputera 1912 Divisi
Syariah yang menduduki jabatan sebagai staf pemasaran.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekumpulan orang, hewan, tumbuhan, benda yang
mempunyai karakteristik tertentu yang akan diteliti. Populasi akan menjadi
wilayah generalisasi kesimpulan hasil penelitian12.
Populasi dalam penelitian ini adalah strategi pemasaran AJB
Bumiputera 1912 Divisi Syariah. Bagaimana AJB Bumiputera dalam
memasarkam produk mereka agar sampai dan menarik minat masyarakat
untuk menjadi calon peserta.
2. Sampel
Sampel adalah cuplikan atau bagian dari populasi. Peneliti boleh
mengambil sebagian populasi saja untuk diteliti meskipun kesimpulan
hasil penelitian akan berlaku untuk semua populasi. Sampel yang diambil
11 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitaf ,Edisi Kedua (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009), h. 91.
12 Dr. Endang Mulyatiningsih, Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan (Bandung:Alfabeta, 2012), h. 9.
45
harus mewakili semua karakteristik yang terdapat pada populasi dimana
kesimpulan tersebut akan berlaku13.
Sampel dalam penelitian ini adalah sistem pemasaran melalui
branch office system. Sejauh mana keefektivan branch office system
menjadi strategi pemasaran yang dilakukan AJB Bumiputera 1912 Divisi
Syariah.
D. Jenis Data
1. Data Primer
Data primer ialah data yang diperoleh penulis langsung yang
diperoleh dari AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah melalui kegiatan
wawancara dan observasi guna melengkapi data-data yang
dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini. Dalam penelitian ini, data
tersebut berupa karakteristik pemasaran melalui branch office system
yang menjadi sumber pertanyaan dalam penelitian ini.
2. Data Sekunder
Data sekunder ialah data yang diperoleh penulis yang
bersumber dari literatur dan refrensi lain seperti buku, jurnal, artikel,
tabloid, majalah yang mengandung informasi yang berkaitan dengan
pembahasan dalam skripsi ini serta laporan keuangan AJB
Bumiputera 1912 Divisi Syariah pada tahun 2010-2014. Data
tersebut berupa pendukung pertanyaan tentang karakteristik
pemasaran melalui keagenan branch office system seperti jumlah
13 Ibid, hlm. 10
46
agen, jumlah premi bruto dan beban pemasaran AJB Bumiputera
1912 Divisi Syariah, PT Prudential Life Assurance Unit Syariah, dan
PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Unit Syariah.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data penelitian, penulis menggunakan metode sebagai
berikut:
1. Penelitian Kepustakaan (library research) yaitu penulis mengadakan
penelitian terhadap literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Berupa
skripsi terdahulu, buku-buku, surat kabar, artikel, internet, buletin, dan
sebagainya. Misalnya, dalam skripsi yang ditulis oleh Dhimas Rizky
Setiawan yang berjudul Strategi Agency Office PT Asuransi Takaful
Keluarga dan Agency Office PT Prudential Life Assurance dalam
Meningkatkan Pelayanan, dan skripsi Wulan Siti Maryam yang berjudul
Strategi pemasaran Produk Dana Pendidikan oleh Agen Asuransi pada
AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Syariah.
2. Penelitian Lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan
dengan melihat objek langsung di lapangan, dalam hal ini adalah AJB
Bumiputera 1912 Divisi Syariah.
a. Wawancara (interview) , adalah salah satu cara mendapatkan data
dengan bertanya dalam bentuk komunikasi verbal atau wawancara
guna mendapatkan informasi dari responden dalam hal ini adalah
pihak AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah
47
b. Studi dokumenter, digunakan untuk melengkapi data yang dijaring
melalui teknik wawancara, data yang dihimpun melalui teknik studi
dokumenter ini adalah data perkembangan premi AJB Bumiputera
1912 Divisi Syariah pada tahun 2010-2014
c. Studi Kepustakaan (library research) , yaitu buku-buku
diperpustakaan dengan pengumpulan data dari buku-buku yang
relevan dengan studi ini. Dan juga dengan cara mengumpulkan data
yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dan sudah
dikumpulkan14. Seperti data jumlah agen AJB Bumiputera 1912
Divisi Syariah, Laporan Annual Report AJB Bumiputera 1912.
F. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data disebut juga dengan teknik mengolah data dan
menganalisa data. Data yang didapat penulis diolah dengan deskriptif kualitatif.
Dimana sumber data yang diperoleh penulis akan diambil kesimpulan dengan
melihat teori yang ada.
Setelah melakukan wawancara, penulis mengolah data hasil wawancara
dengan teori yang ada. Penulis juga mengamati hasil wawancara dengan
kenyataan yang ada di lapangan. Selain itu, penulis juga mengambil data dari
laporan keuangan perusahaan dan beberapa perusahaan lain.
14 Muhammad, Metodelogi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta: PT Rajawali Perss, 2008),h. 101.
48
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Strategi dan Karakteristik Pemasaran Melalui Branch Office System
pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah1
Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan
asuransi jiwa terutama syariah, hal ini membuat perusahaan asuransi jiwa syariah
berlomba-lomba untuk merancang strategi pemasaran agar masyarakat tertarik
dengan produk yang ditawarkan hingga akhirnya bersedia bergabung menjadi
peserta pada perusahaan tersebut. Tidak terkecuali pada AJB Bumiputera 1912
Divisi Syariah. Sebagai anak cabang dari perusahaan yang sudah terkemuka di
Indonesia, tentunya AJB Bumiputera 1912 Syariah mempunyai strategi tersendiri
dalam memasarkan produknya agar dapat diterima masyarakat.
Salah satu saluran distribusi yang cukup familiar di Indonesia ialah
melalui sistem keagenan. AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah memiliki strategi
pemasaran produk melalui sistem keagenan dengan branch office system. Sistem
keagenan ini dipilih dengan tujuan agar perusahaan dapat melakukan
pengendalian secara optimal, meskipun harus menanggung berbagai biaya yang
cukup signifikan. Karena dengan keagenan ini, Kepala Cabang memegang kendali
penuh dalam merancang strategi pemasaran melalui agen. Dalam hal ini Kepala
Cabang dituntut untuk melakukan efisiensi biaya dalam mengelola operasional
1Wawancara penulis dengan Bpk Suryanto, Staf Pemasaran dan Evaluasi Bisnis, AJBBumiputera 1912 Divisi Syariah
49
kantor cabang dan menghasilkan pendapatan secara maksimal melalui agen-agen
yang produktif.
Pada dasarnya strategi pemasaran yang dilakukan AJB Bumiputera 1912
Divisi Syariah berprinsip untuk menjadikan kepentingan nasabah sebagai prioritas
utama. Salah satu cara yang dilakukan AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah dari
sisi penetapan harga premi yang dibayarkan peserta.
Berbeda dengan agency office system, jumlah kontribusi yang dibayarkan
peserta tidak akan habis hanya untuk komisi agen saja. Karena dengan branch
office system, perusahaan mengatur untuk menetapkan ujroh perusahaan dan
komisi agen pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah relatif kecil sehingga
kontribusi yang sudah dibayarkan nasabah tidak habis hanya untuk biaya
operasional atau komisi agen.
Perusahaan menetapkan persentase komisi yang berbeda-beda di setiap
produknya. Namun umumnya, pada tahun pertama agen akan mendapatkan
komisi sebesar 30-36% dari premi tahun pertama. Untuk tahun kedua, agen akan
mendapatkan premi sebesar 15-24%. Tahun berikutnya, agen sudah tidak
mendapar komisi. Mereka hanya mendapat komisi jalan atau fee karena berhasil
menagih, meskipun pembayaran premi dilakukan via bank.
Sebagai perusahaan yang menggunakan branch office system, 80%
promosi AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah dilakukan melalui agen. Oleh
karena itu, AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah tidak sembarang dalam memilih
agen. Karena agen akan mengatasnamakan diri sebagai wakil perusahaan. Untuk
50
itu, perusahaan fokus untuk menciptakan agen yang unggul. Dalam sistem
keagenan AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah tetap berpatokan pada rule dari
regulator dalam hal ini AAJI (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia) dan AASI
(Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia).
Agen yang tergabung dalam sistem keagenan branch office system pada
AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah memiliki kedudukan sebagai Sumber Daya
Manusia (SDM) Pemasaran non karyawan dan disebut mitra agen yang diikat oleh
perusahaan berdasarkan “perjanjian keagenan”. Perjanjian Keagenan adalah
perjanjian kemitraan tentang pemasaran asuransi jiwa antara Agen dengan
Perusahaan, yang bukan merupakan perjanjian ketenagakerjaan, yang memuat,
namun tidak terbatas pada, hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam
Perjanjian tersebut.
Setelah agen dikontrak oleh perusahaan, agen tersebut akan terus dinilai
kinerjanya. Terdapat juga reward bagi agen yang berprestasi dan punishment bagi
agen yang tidak mengikuti aturan yang telah disepakati.
Dalam rangka menarik dan mempertahankan calon agen dan agen di AJB
Bumiputera 1912 Divisi Syariah telah ditetapkan standar-standar remunerasi yang
menjadi pedoman dan berlaku secara menyeluruh. Selain itu penerapan reward
yang diberikan kepada agen atas prestasi tertentu dan jenjang/peluang karir yang
diterapkan oleh Perusahaan dengan penilaian dan kriteria tertentu.
Dalam penetapan kantor cabang, melalui branch office system,
perusahaan memfasilitasi kantor-kantor pemasaran atau kantor cabang. Kantor
cabang membidik sendiri calon peserta mereka dengan membagi menjadi blok
51
sistem dan ordinari sistem. Blok sistem adalah pembagian pasar berdasarkan
geografis calon peserta. Sedangkan ordinari sistem adalah pembagian pasar
berdasarkan profesi calon peserta. Dalam blok sistem dan ordniari sistem nantinya
akan dipetakan lagi, apa saja yang ada dalam pasar ini. Dengan blok sistem akan
mempermudah karena sumber/target/calon peserta sudah banyak dikenal. Karena
asuransi berasal dari kedekatan agen dengan calon peserta.
B. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Keagenan Branch Office System yang
diterapkan AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah2
Praktek dalam melakukan pemasaran produk yang dilakukan AJB
Bumiputera 1912 Divisi Syariah tidak selalu mengalami kelancaran. Tentu ada
sisi kelebihan dan kekurangan didapat perusahaan dalam melakukan pemasaran
tersebut.
1. Kelebihan pemasaran melalui Branch Office System
a. Perusahaan cabang dapat mengontrol secara langsung agen cabang
mereka.
Dengan branch office system, perusahaan dapat mengontrol
secara langsung agen-agen perusahaan cabang mereka. Kepala
cabang dapat dengan mudah melakukan perintah dalam aktivitas
pemasaran produk.
b. Perusahaan dapat melakukan pengendalian secara optimal
2 Hasil analisa penulis bersumber dari wawancara pribadi dengan Bpk. Suryanto StafPemasaran dan Evaluasi Bisnis, AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah
52
Kepala cabang dapat melakukan pengendalian aktivitas
pemasaran kepada agen dengan mudah. Kepala cabang lebih
mengetahui karakteristik calon peserta, sehingga agen dapat
dikendalikan lebih optimal.
c. Perusahaan cabang lebih mengetahui karakteristik calon peserta
blok sistem dan ordinari sistem sehingga memudahkan dalam
merancang produk dan jumlah kontribusi yang akan dipasarkan
Agen cabang dipersiapkan untuk melakukan pemasaran
yang diutamakan di sekitar perusahaan mereka. Perusahaan
cabang lebih mengatahui bagaimana produk yang cocok
kebutuhan untuk calon peserta. Sehingga perusahaan dapat
merancang produk dengan lebih mudah sebelum dipasarkan oleh
agen.
d. Sebagai sarana penetrasi pasar dan penggarapan pasar yang lebih
tertata dan tergarap secara merata.
Dengan branch office system, perusahaan akan lebih mudah
dalam penggarapan pasar dengan lebih tertata dan tergarap secara
merata. Karena perusahaan lebih mengetahui karakteristik pasar.
2. Kekurangan pemasaran melalui Branch Office System
a. Beban pemasaran yang harus dikeluarkan perusahaan jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan keagenan agency office system
53
Berdasarkan laporan keuangan AJB Bumiputera 1912
Divisi Syariah terlihat jelas bahwa beban pemasaran yang harus
ditanggung perusahaan jauh lebih tinggi dibanding perusahaan
yang menggunakan agency office system yang pasti
mempengaruhi beban yang harus ditanggung perusahaan.
b. Komisi untuk agen jauh lebih rendah dibandingkan dengan
agency office system.
Jumlah komisi agen pada agency office system sangatlah
tinggi jumlahnya. Maraknya perusahaan asuransi jiwa syariah
yang membuka peluang usaha sebagai agen dengan iming-iming
jumlah komisi yang besar menjadikan agen akan lebih tertarik
bergabung pada perusahaan yang menggunakan agency office
system.
C. Efektivitas Pemasaran Produk Melalui Branch Office System Pada AJB
Bumiputera 1912 Divisi Syariah
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pada branch office system Kepala
Cabang memegang kendali penuh dalam merancang strategi pemasaran melalui
agen. Dalam hal ini Kepala Cabang dituntut untuk melakukan efisiensi biaya
dalam mengelola operasional kantor cabang dan menghasilkan pendapatan secara
maksimal melalui agen-agen yang produktif.
Oleh karena itu untuk melihat sejauh mana keefektivan pemasaran melalui
bracng office system dilihat melalui besar biaya operasional yang dilihat melalui
54
nilai beban operasional dan pendapatan perusahaan yang dilihat melalui
kontribusi bruto AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah dan akan dibandingkan
dengan beban operasional dan kontribusi bruto PT Prudential Life Assurance Unit
Syariah yang menerapkan sistem keagenan agency office system.
Tabel 4.1
Rekap Persentase Beban pemasaran AJB
Bumiputera 1912 Divisi Syariah
Tabel 4.2
Rekap Persentase Beban Pemasaran PT Prudential Life
Assurance Unit Syariah
Tahun Jumlah Persentase
2010 31,848,550,000 -
2011 28,610,220,000 (10.1%)
2012 27,373,100,000 (4.3 %)
2013 25,858,960,000 (5.5 %)
2014 28,780,460,000 11.2 %
Tahun Jumlah Persentase
2010 3,787,000,000 -
2011 5,438,000,000 43.5 %
2012 20,448,000,000 276 %
2013 21,871,000,000 6.9 %
2014 19,968,000,000 (8.7 %)
55
Tabel 4.3
Rekap Persentase Kontribusi Bruto AJB
Bumiputera 1912 Divisi Syariah
Tabel 4.4
Rekap Persentase Kontribusi Bruto PT Prudential Life
Assurance Unit Syariah
Tahun Jumlah Persentase
2010 61,866,260,000 -
2011 71,047,860,000 14.8 %
2012 64,731,190,000 (8.8 %)
2013 75,199,090,000 16 %
2014 60,392,290,000 (19.6 %)
Tahun Jumlah Persentase
2010 966,591,000,000 -
2011 1,186,964,000,000 22.7 %
2012 1,399,429,000,000 17.8 %
2013 1,710,512,000,000 22.2 %
2014 2,066,456,000,000 20.8 %
56
Tabel 4.5
Market Share Kontribusi Bruto Asuransi Jiwa Syariah
Pada tahun 2011 beban pemasaran AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah
mengalami penurunan sebesar 10.1% . sementara pada tahun 2012 mengalami
penurunan sebesar 4.3% . pada tahun 2013 pun mengalami penurunan sebesar
5.5% dan pada tahun mengalami peningkatan sebesar 11.2%.
Sementara pada PT Prudential Life Assurance Unit Syariah yang
menggunakan agency office system, beban pemasaran PT Prudential Life
Assurance Unit Syariah selalu meningkat setiap tahunnya. Bila dibandingkan
dengan AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah sangat terlihat jauh jumlahnya. Pada
3 Otoritas Jasa Keuangan, “Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Tahun 2013”,artikel diakses pada 13 Oktober 2015 dari http://www.ojk.go.id/publikasi-laporan-perkembangan-keuangan-syariah-2013
4 ibid5 ibid6 ibid7 Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia, “Data Bisnis Asuransi dan Reasuransi Syariah
TW IV 2014”, artikel diakses pada 2 Oktober 215 darihttp://www.aasi.or.id/assets/img/upload/data_bisnis_asuransi_dan_reasuransi_syariah/Data_Bisnis_Asuransi_dan_Reasuransi_Syariah_AASI_Q4_2014.pdf
Tahun Persentase
2010 4 %3
2011 4.14 %4
2012 5.21 %5
2013 6.68 %6
2014 6.48 %7
57
tahun 2011 jumlah beban pemasaran mengalamin peningkatan sebesar 43.5%.
Sementara pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 276%. Pada tahun
2013 mengalami peningkatan sebesar 6.9%. Dan pada tahun 2014 mengalami
penurunan sebesar 8.7%.
Nilai kontribusi bruto yang didapat AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah
selama 5 tahun terakhir mengalami ketidakstabilan. Pada tahun 2011 kontribusi
bruto AJB Bumiputtera 1912 Divisi Syariah mengalami peningkatan sebesar 14.8
% dari tahun 2010. Sedangkan pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar
8.8%. peningkatan jumlah kontribusi bruto juga terjadi lagi pada tahun 2013
sebesar 16 %, dan kembali menurun pada tahun 2014 sebesar 19.6%. Disini
terlihat kontribusi bruto AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah tidak mengalami
peningkatan yang signifikan, padahal nilai market share kontribusi bruto asuransi
jiwa syariah terus mengalami peningkatan dari tahun 2010-2013 dan hanya turun
0.2% pada tahun 2014.
Sedangkan kontribusi bruto yang diterima PT Prudential Life Assurance
Unit Syariah terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya market
share kontribusi asuransi jiwa syariah di Indonesia terhadap industri asuransi
jiwa. Pada tahun 2011 meningkat sebesar 22.7%. Pada tahun 2012 juga
mengalami peningkatan sebesar 17.8%. Sementara pada tahun 2013 mengalami
peningkatan sebesar 22.2% dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar
20.8%. Disini terlihat nilai kontribusi bruto PT Prudential Life Assurance Unit
Syariah terus meningkat dari tahun 2010-2014. Hal ini serupa dengan nilai market
58
share kontribusi bruto asuransi jiwa syariah di Indonesia yang mengalami
peningkatan pada 2010-2013 dan penurunan sebesar 0.2 % pada 2014.
Pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah sangat terlihat beban
pemasaran perusahaan dalam memasarkan produk melalui keagenan branch office
system terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Meskipun angka penurunan
tersebut sangat kecil. Jumlah beban pemasaran AJB Bumiputera 1912 Divisi
Syariah jauh lebih tinggi dibandingkan PT Prudential Life Assurance Unit
Syariah. Namun, beban pemasaran AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah yang
menggunakan sistem keagenan branch office system cenderung mengalami
penurunan setiap tahunnya bila dibandingkan dengan PT Prudential Life
Assurance Unit Syariah yang menggunakan agency office system.
Sementara dengan jumlah kontribusi bruto , jumlah kontribusi bruto yang
diterima AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah cenderung tidak stabil, setiap
tahunnya mengalami peningkatan dan penurunan. Berbeda dengan PT Prudential
Life Assurance Unit Syariah yang selalu mengalami peningkatan yang signifikan
dan hanya .
59
BAB V
PENUTUP
Sebagai bagian akhir dari penelitian, penulis memberikan kesimpulan dan
saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah menerapkan sistem keagenan branch
office system dengan pertimbangan perusahaan dapat melakukan
pengendalian secara optimal
2. Agen AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah mendapatkan komisi sebesar
30-36% pada tahun pertama dan 15-24% pada tahun kedua. Sementara
pada tahun seterusnya, agen hanya akan mendapat fee.
3. Strategi promosi yang dilakukan AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah
80% dilakukan melalui agen.
4. Agen akan diberikan pendidikan agen dan diawasi kinerjanya dengan
memberi reward dan punishment
5. Dengan sistem keagenan branch office system, AJB Bumiputera 1912
menerapkan strategi pemasaran blok sistem dan ordinari sistem.
6. Beban pemasaran perusahaan AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah jauh
lebih tinggi bila dibandingkan PT Prudential Life Assurance Unit Syariah
yang menggunakan agency office system
7. Namun dengan branch office system, beban pemasaran AJB Bumiputera
1912 Divisi Syariah cenderung selalu mengalami penurunan setiap
60
tahunnya bila dibandingkan dengan PT Prudential Life Assurance Unit
Syariah
8. Kontribusi bruto AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah cenderung tidak
stabil karena mengalami peningkatan dan penurunan setiap tahunnya.
Berbeda dengan PT Prudential Life Assurance Unit Syariah
B. Saran
1. Kantor Cabang AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah harus
mempertimbangkan untuk menekan beban pemasaran. Branch office
system merupakan saluran pemasaran yang sangat baik apabila diterapkan,
namun tingginya angka beban pemasaran harus dipertimbangkan untuk
diminimalisir angkanya guna mengurangi beban perusahaan.
2. Para agen harus lebih giat dalam memasarkan produk. Angka kontribusi
bruto AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah perkembangannya masih
sangat jauh bila dibandingkan dengan perusahaan lain yang menggunakan
agency office system.
3. Melihat jumlah agen yang sudah banyak, AJB Bumiputera 1912 Divisi
Syariah harus mengembangkan kemampuan agen dalam memasarkan
produk guna memperoleh kontribusi bruto yang lebih tinggi lagi.
4. Saran untuk peneliti selanjutnya :
a. Agar penelitian selanjutnya dalam meneliti branch office system dan
agency office system, menjelaskan tentang masing-masing karakteristik
dengan agency office system secara mendalam lagi.
61
b. Agar penelitian selanjutnya membahas karakteristik branch office
system membedah dari sisi laporan keuangan bila dibandingkan
dengan agency office system.
62
DAFTAR PUSTAKA
Ali, A. Hasmi. Pengantar Asuransi, cet ke-1. Jakarta: Bumi Aksara, 1993.
Ali, A. Hasyim dkk. Kamus Asuransi. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002.
Ali, AM. Hasan. Asuransi dalam Pesrpektif Hukum Islam Suatu Tinjauan AnalisisHistoris, Teoritis, dan Praktis. Jakarta: Kencana Press, 2004.
Amirullah, dan Haris Budiyon. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu,2004.
Amrin, Abdullah. Strategi Pemasaran Asuransi Syariah. Jakarta: PT GramediaWidiasarana Indonesia, 2007.
Bungin, H.M.Burhan. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, KebijakanPublik, dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana, 2011.
Handoko, Hani. Manajemen. Yogyakarta: BPPE, 2003.
Huda, Nurul dan Mohammad Heykal. Lembaga Keuangan Islam Teoritis danPraktis. Jakarta: Kencana, 2010.
Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif danKuantitatif. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1
Muhammad. Metodelogi Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta: PT Rajawali Pers,2008.
Mulyatiningsih, Endang. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.Bandung: Alfabeta, 2012.
Purba, Radiks. Memahami Asuransi di Indonesia. Jakarta: PT Pustaka BinamanPressindo, 1995.
Sadili, Hasan. Ensiklopedia Bahasa Indonesia. Jakarta: Ichitar Baru-van Hoeve,1980.
Salim, H. Abbas. Asuransi dan Manajemen Resiko. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2003.
63
Suma, M Amin Suma. Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan KeuanganIslam. Ciputat: Kholam Publising, 2008.
Sula, Muhammad Syakir. Konsep Asuransi dalam Islam. Bandung: Fi Zhilal,1996.
__________. Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan SistemOperasional. Jakarta: Gema Insani, 2004.
Sumantoro. Hukum Ekonomi, cet ke-1. Jakarta: UIP, 1986.
Suwarto, F.X. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Universitas AtmajayaYogyakarta, 1999.
Tim Penyusun Kamus Besar Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (P3B)Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar BahasaIndonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1995.
Tjiptono, Fandy. Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia Publishing, 2005.
__________. Strategi Pemasaran. Yogyakarta. Andi, 1997.
Wirdyaningsih, dan kawan-kawan. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia,Jakarta: Kencana, 2007.
Wawancara:
Wawancara pribadi dengan Bapak Suryanto Staf Pemasaran dan Evaluasi BisnisAJB Bumiputera 1912 Divisi Sariah Cabang Wolter Mongonsidi
Artikel :
AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1. Company Profile.Jakarta: AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Syariah, 2007
Laporan Annual Report AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah Tahun 2010
Laporan Keuangan AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah Tahun 2010, 2011,2012, 2013, dan 2014
Laporan Keuangan PT Prudential Life Assurance Unit Syariah Tahun 2010, 2011,2012, 2013, dan 2014
64
Rujukan dari Internet :
“AAJI Kejar Target 500.000 Agen”. Artikel diakses pada tanggal 14 Januari 2015darihttp://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/05/23/02594740/AAJI.Kejar.Target.500.000.Agen
Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia. “Data Bisnis Asuransi dan ReasuransiSyariah TW IV 2014”. Artikel diakses pada 2 Oktober 215 darihttp://www.aasi.or.id/assets/img/upload/data_bisnis_asuransi_dan_reasuransi_syariah/Data_Bisnis_Asuransi_dan_Reasuransi_Syariah_AASI_Q4_2014.pdf
Otoritas Jasa Keuangan. “Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Tahun2013”. Artikel diakes pada 13 Oktober 2015 darihttp://www.ojk.go.id/publikasi-laporan-perkembangan-keuangan-syariah-2013
Widiastuti. “Rekrut Agen dari Perusahaan Keagenan Perkecil Resiko”. Artikeldiakses pada 5 Oktober 2015 darihttp://www.mediaasuransinews.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1597:rekrut-agen-dari-perusahaan-keagenan-perkecil-risiko&catid=27&Itemid=485
HASIL WAWANCARA
Efektivitas Pemasaran Produk Asuransi Branch Office System dalamPeningkatan Jumlah Premi Pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah
Narasumber : Suryanto
Jabatan : Staf Pemasaran dan Evaluasi Bisnis AJB Bumiputera 1912Divisi Syariah
1. Mengapa AJB Bumiputera 1912 divisi syariah lebih memilihmemasarkan produk melalui keagenan branch office system daripadamelalui agency office system, sementara perusahaan lain berlomba-lomba memasarkan produk dengan agency office system?
Jawab :
Divisi Syariah memilih saluran distribusi dengan branch office systemdengan tujuan agar perusahaan dapat melakukan pengendalian secaraoptimal,meskipun perusahaan harus menanggung berbagai biaya yangcukup signifikan. Dalam hal ini Kepala Cabang dituntut untuk untukmelakukan efisiensi biaya dalam mengelola operasional kantor cabang danmenghasilkan pendapatan secara maksimal melalui agen-agen yangproduktif. Selain itu pertimbangan lain adalah sebagai sarana penetrasipasar dan pembagian penggarapan pasar yang lebih tertata dan tergarapsecara merata. Sebuah perusahaan kokohpun akan memilih sistem kantorcabang, karena kemungkinan perusahaan perlu kendali yang cukup besardalam pengelolaan perusahaan, misalnya kemudahan dalam penciutan,perluasan, penggabungan teritorial pemasaran, serta mutasi dan/ataurolling pegawai dari satu cabang ke cabang lain.
2. Bagaimana kedudukan agen dalam branch office system pada AJBBumiputera 1912 Divisi Syariah?
Jawab :
Kedudukan Agen-agen di kantor cabang adalah sebagai SDM Pemasarannon karyawan dan disebut Mitra Agen yang diikat berdasarkan “PerjanjianKeagenan”, dimana Agen akan mendapatkan imbal jasa berupa komisiatas produk yang berhasil dijual dengan ketentuan remunerasi yang sudahditetapkan oleh Perusahaan.
Perjanjian Keagenan adalah perjanjian kemitraan tentang pemasaranasuransi jiwa antara Agen dengan Perusahaan, yang bukan merupakanperjanjian ketenagakerjaan, yang memuat, namun tidak terbatas pada, hakdan kewajiban masing-masing pihak dalam Perjanjian tersebut.
Dalam aplikasinya Agen yang direkruit akan diberikan bekal berupapengetahuan produk dan hal-hal lain yang terkait dengan pemasarannya.Namun dalam sistem keagenan Divisi Syariah Bumiputera tetapberpatokan pada rule dari regulator dalam hal ini AAJI (Asosiasi AsuransiJiwa Indonesia) dan AASI Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI).
3. Bagaimana pertimbangan perusahaan mempersiapkan danmenciptakan produk yang akan dipasarkan?
Jawab:Dalam menciptakan produk kita mengutamakan dulu kepentingan nasabahatau pemegang polis. Nah, itu dinilai dari asumsi-asumsi yang dihitungoleh aktuaris pada saat membuat produk. Misalnya, produk kita denganproduk lain justru banyak kita benar-benar menguntungkan nasabah dulu.Tandanya adalah ujroh di kita yang terdiri dari komisi untuk penjual atauagen itu relatif kecil. Maka premi atau kontribusi yang disetor nasabah itutidak berkurang banyak untuk biaya-biaya operasional. Ditandai dengankomposisi kontribusi. Hanya pada saat disitu menjadi kendala lagi, yaitupenjualannya menjadi kurang semangat karena biaya atau komisi atauremunerasinya kecil. Tapi itupun sudah kita upayakan misalnya biayatidak dihabiskan di tahun pertama. Artinya nanti si agen dapat tambahankomisi lagi di tahun berikutnya yang otomatis premi-premi sebelumnyasudah dikembangkan oleh Bumiputera. Jadi tidak sekaligus diambillangsung, kebanyakan produknya seperti itu, terutama produk yangtradisional..
4. Bagaimana tentang penetapan harga produk tersebut?Jawab:Untuk harga, kita mementingkan bagaimana nasabah tidak dirugikan.Artinya, kontribusi yang sudah diberikan nasabah tidak habis untukoperasional atau komisi. Diatur dan dihitung sedemikian rupa sehinggaharga itu tepat sesuai dengan cara penyajiannya juga. Kalau komisi untukagen itu beda-beda. Untuk produk tradisional, biasanya premi itu kandikategorikan premi tahun pertama dan premi lanjutan. Biasanya, di kitakomposisi agen tahun pertama sekitar 30-36 % dari premi tahun pertama.Tahun berikutnya (tahun kedua) 15-24%. Tahun berikutnya, sudah tidakdapat komisi, hanya mendapat incaso, yaitu komisi jalan atau fee karenasudah berhasil menagih, meskipun pembayaran dilakukan via bank.
5. Bagaimana promosi yang dilakukan perusahaan dalam menawarkanproduk?Jawab:Kita menggunakan sistem keagenan, bisa dibilang bumiputera 80%promosi via agen. Karena brand Bumiputera sudah kuat, tanpa iklanmasyarakat sudah tau Bumiputera meskipun syariah karenaBumiputeranya sudah lama. Artinya kita menjaring agen. Agen dibekalidengan pendidikan.
6. Bagaimana strategi pemasaran perusahaan berdasarkan place(tempat)?Jawab:Pastinya kalau di kita dengan branch office itu artinya untuk menjual itukita memfasilitasi kantor-kantor pemasaran ya artinya cabang. Untukpasarnya sendiri ialah dibidik dengan strategi pemasaran dengan bloksistem dan ordinari sistem. Artinya, kita sudah mempunyai cabang untukmempermudah pemasaran, nanti melalui cabang akan mengkotak-kotakkan lagi. Untuk melihat di pasar ini ada apa saja. Nanti dibidik lagidengan penetrasi ordinarinya. Blok sistem adalah pengkotakanberdasarkan geografis. Ordinari sistem berdasarkan profesi. Artinya adayang fokus. Pertama dipetakan, apa saja isinya pasar ini. Dengan blokakan mempermudah karena sumber/target/calon peserta sudah banyakdikenal. Karena asuransi berasal dari kedekatan agen dengan calon peserta.
7. Bagaimana perusahaan mempersiapkan SDM pemasaran?Jawab:Tenaga pemasaran pastinya adalah yang diutamakan adalah agen. Makafokus untuk menciptakan SDM atau agen yang unggul itu terus dilakukanoleh kantor. Rekruitmen, seleksi, pendidikan, filterisasi, baru pelatihan kelapangan langsung. Setelah dikontrak terus akan dinilai, maka ada rewarddan punishment bila tidak mengikuti aturan yang disepakati. People lainadalah supporting pemasaran, karyawan, karyawan dinas luar, kepalacabang, tanaga teknis yang akan memperlancar dokumen-dokumenterpolis.
8. Bagaimana strategi AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah agarmenarik semangat agen dalam memasarkan produk melalui branchoffice system?
Jawab :
Dalam rangka menarik dan mempertahankan calon Agen dan Agen di AJBBumiputera Divisi Syariah telah ditetapkan standar-standar remunerasiyang menjadi pedoman dan berlaku secara menyeluruh. Selain itupenerapan reward yang diberikan kepada Agen atas prestasi tertentu danjenjang/peluang karir yang diterapkan oleh Perusahaan dengan penilaiandan kriteria tertentu.
HASIL WAWANCARA
Efektivitas Pemasaran Produk Asuransi Branch Office System dalamPeningkatan Jumlah Premi Pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah
Narasumber : Suryanto
Jabatan : Staf Pemasaran dan Evaluasi Bisnis AJB Bumiputera 1912Divisi Syariah
1. Mengapa AJB Bumiputera 1912 divisi syariah lebih memilihmemasarkan produk melalui keagenan branch office system daripadamelalui agency office system, sementara perusahaan lain berlomba-lomba memasarkan produk dengan agency office system?
Jawab :
Divisi Syariah memilih saluran distribusi dengan branch office systemdengan tujuan agar perusahaan dapat melakukan pengendalian secaraoptimal,meskipun perusahaan harus menanggung berbagai biaya yangcukup signifikan. Dalam hal ini Kepala Cabang dituntut untuk untukmelakukan efisiensi biaya dalam mengelola operasional kantor cabang danmenghasilkan pendapatan secara maksimal melalui agen-agen yangproduktif. Selain itu pertimbangan lain adalah sebagai sarana penetrasipasar dan pembagian penggarapan pasar yang lebih tertata dan tergarapsecara merata. Sebuah perusahaan kokohpun akan memilih sistem kantorcabang, karena kemungkinan perusahaan perlu kendali yang cukup besardalam pengelolaan perusahaan, misalnya kemudahan dalam penciutan,perluasan, penggabungan teritorial pemasaran, serta mutasi dan/ataurolling pegawai dari satu cabang ke cabang lain.
2. Bagaimana kedudukan agen dalam branch office system pada AJBBumiputera 1912 Divisi Syariah?
Jawab :
Kedudukan Agen-agen di kantor cabang adalah sebagai SDM Pemasarannon karyawan dan disebut Mitra Agen yang diikat berdasarkan “PerjanjianKeagenan”, dimana Agen akan mendapatkan imbal jasa berupa komisiatas produk yang berhasil dijual dengan ketentuan remunerasi yang sudahditetapkan oleh Perusahaan.
Perjanjian Keagenan adalah perjanjian kemitraan tentang pemasaranasuransi jiwa antara Agen dengan Perusahaan, yang bukan merupakanperjanjian ketenagakerjaan, yang memuat, namun tidak terbatas pada, hakdan kewajiban masing-masing pihak dalam Perjanjian tersebut.
Dalam aplikasinya Agen yang direkruit akan diberikan bekal berupapengetahuan produk dan hal-hal lain yang terkait dengan pemasarannya.Namun dalam sistem keagenan Divisi Syariah Bumiputera tetapberpatokan pada rule dari regulator dalam hal ini AAJI (Asosiasi AsuransiJiwa Indonesia) dan AASI Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI).
3. Bagaimana pertimbangan perusahaan mempersiapkan danmenciptakan produk yang akan dipasarkan?
Jawab:Dalam menciptakan produk kita mengutamakan dulu kepentingan nasabahatau pemegang polis. Nah, itu dinilai dari asumsi-asumsi yang dihitungoleh aktuaris pada saat membuat produk. Misalnya, produk kita denganproduk lain justru banyak kita benar-benar menguntungkan nasabah dulu.Tandanya adalah ujroh di kita yang terdiri dari komisi untuk penjual atauagen itu relatif kecil. Maka premi atau kontribusi yang disetor nasabah itutidak berkurang banyak untuk biaya-biaya operasional. Ditandai dengankomposisi kontribusi. Hanya pada saat disitu menjadi kendala lagi, yaitupenjualannya menjadi kurang semangat karena biaya atau komisi atauremunerasinya kecil. Tapi itupun sudah kita upayakan misalnya biayatidak dihabiskan di tahun pertama. Artinya nanti si agen dapat tambahankomisi lagi di tahun berikutnya yang otomatis premi-premi sebelumnyasudah dikembangkan oleh Bumiputera. Jadi tidak sekaligus diambillangsung, kebanyakan produknya seperti itu, terutama produk yangtradisional..
4. Bagaimana tentang penetapan harga produk tersebut?Jawab:Untuk harga, kita mementingkan bagaimana nasabah tidak dirugikan.Artinya, kontribusi yang sudah diberikan nasabah tidak habis untukoperasional atau komisi. Diatur dan dihitung sedemikian rupa sehinggaharga itu tepat sesuai dengan cara penyajiannya juga. Kalau komisi untukagen itu beda-beda. Untuk produk tradisional, biasanya premi itu kandikategorikan premi tahun pertama dan premi lanjutan. Biasanya, di kitakomposisi agen tahun pertama sekitar 30-36 % dari premi tahun pertama.Tahun berikutnya (tahun kedua) 15-24%. Tahun berikutnya, sudah tidakdapat komisi, hanya mendapat incaso, yaitu komisi jalan atau fee karenasudah berhasil menagih, meskipun pembayaran dilakukan via bank.
5. Bagaimana promosi yang dilakukan perusahaan dalam menawarkanproduk?Jawab:Kita menggunakan sistem keagenan, bisa dibilang bumiputera 80%promosi via agen. Karena brand Bumiputera sudah kuat, tanpa iklanmasyarakat sudah tau Bumiputera meskipun syariah karenaBumiputeranya sudah lama. Artinya kita menjaring agen. Agen dibekalidengan pendidikan.
6. Bagaimana strategi pemasaran perusahaan berdasarkan place(tempat)?Jawab:Pastinya kalau di kita dengan branch office itu artinya untuk menjual itukita memfasilitasi kantor-kantor pemasaran ya artinya cabang. Untukpasarnya sendiri ialah dibidik dengan strategi pemasaran dengan bloksistem dan ordinari sistem. Artinya, kita sudah mempunyai cabang untukmempermudah pemasaran, nanti melalui cabang akan mengkotak-kotakkan lagi. Untuk melihat di pasar ini ada apa saja. Nanti dibidik lagidengan penetrasi ordinarinya. Blok sistem adalah pengkotakanberdasarkan geografis. Ordinari sistem berdasarkan profesi. Artinya adayang fokus. Pertama dipetakan, apa saja isinya pasar ini. Dengan blokakan mempermudah karena sumber/target/calon peserta sudah banyakdikenal. Karena asuransi berasal dari kedekatan agen dengan calon peserta.
7. Bagaimana perusahaan mempersiapkan SDM pemasaran?Jawab:Tenaga pemasaran pastinya adalah yang diutamakan adalah agen. Makafokus untuk menciptakan SDM atau agen yang unggul itu terus dilakukanoleh kantor. Rekruitmen, seleksi, pendidikan, filterisasi, baru pelatihan kelapangan langsung. Setelah dikontrak terus akan dinilai, maka ada rewarddan punishment bila tidak mengikuti aturan yang disepakati. People lainadalah supporting pemasaran, karyawan, karyawan dinas luar, kepalacabang, tanaga teknis yang akan memperlancar dokumen-dokumenterpolis.
8. Bagaimana strategi AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah agarmenarik semangat agen dalam memasarkan produk melalui branchoffice system?
Jawab :
Dalam rangka menarik dan mempertahankan calon Agen dan Agen di AJBBumiputera Divisi Syariah telah ditetapkan standar-standar remunerasiyang menjadi pedoman dan berlaku secara menyeluruh. Selain itupenerapan reward yang diberikan kepada Agen atas prestasi tertentu danjenjang/peluang karir yang diterapkan oleh Perusahaan dengan penilaiandan kriteria tertentu.