efektivitas model pembelajaran snowball throwingkupersembahkan karya ini sebagai tanda baktiku...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING
TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF MURID
KELAS V SDN CENTER MALAKAJI KECAMATAN
TOMPOBULU KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
MEIDINA NURRAHMADANI
10540 11015 16
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2020
iv
PRODI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin Telp. (0411) 860 132 makassar 90221
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : MEIDINA NURRAHMADANI
NIM : 10540 11015 16
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Efektivitas Model Pembelajaran Snowball Throwing terhadap
Hasil Membaca Intensif Murid Kelas V SDN Center Malakaji
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan didepan tim
penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabilapernyataan ini tidak benar.
Makassar, September 2020
Yang Membuat Pernyataan
Meidina Nurrahmadani
NIM: 10540 11015 16
v
PRODI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin Telp. (0411) 860 132 makassar 90221
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tanagn di bawah ini :
Nama : MEIDINA NURRAHMADANI
Nim : 10540 11015 16
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai dengan selesainya skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan
skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, September 2020
Yang membuat perjanjian
Meidina Nurrahmadani
NIM. 10540 11015 16
vi
MOTO
Kita tidak akan pernah tahu sejauh mana keberanian kita jikalau kita tidak pernah mencoba untuk salah. Kesuksesan yang sejati akan datang pada orang- orang yang berani mengatakan ‘”tidak” pada kata “menyerah”.
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan,
maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan)
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan
hanya kepada tuhanmulah kamu berharap”
(QS Al Insyirah: 6-7)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda baktiku
Kepada Ayah dan Ibu yang senantiasa memberikan segala rasa cinta, kasih sayang dan doa restu, dukungan dan semangat serta
pengorbanan yang tulus dan ikhlas. Buat saudara”ku dan semua keluarga aku yang selalu memberikan
dukungan dan semangat guna tercapainya keberhasilan Penulis. End Thanks For All Of My Friend, kalian adalah warna keindahan
dalam keseharianku dan yakinlah kita akan selalu menjadi idola bagi diri kita sendiri.
vii
ABSTRAK
MEIDINA NURRAHMADANI, 2016. Efektivitas Model Pembelajaran
Snowball Throwing Terhadap Hasil Membaca Intensif Murid Kelas V SDN
Center Malakaji Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I H. Bahrun Amin, dan
pembimbing II Abdan Syakur.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen bentuk Pre Test Post
Test Design yaitu sebuah eksperimen yang dalam pelaksanaannya hanya
melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen tanpa adanya kelas pembanding
(kelas kontrol) yang bertujuan untuk Pengaruh Model Pembelajaran Snowball
Throwing Terhadap Hasil Membaca Intensif Murid Kelas Va SDN Center
Malakaji tahun ajaran 2020/2021. Satuan eksperimen dalam penelitian ini adalah
murid Kelas Va sebanyak 26 orang. Penelitian dilaksanakan selama 6 kali
pertemuan.
Keberhasilan proses pembelajaran ditinjau dari aspek, yaitu: ketercapaian
ketuntasan hasil belajar Bahasa Indonesia murid secara klasikal, aktivitas siswa
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran dikatakan berhasil jika
aspek di atas terpenuhi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data
skor perolehan hasil membaca yang dikumpulkan dengan menggunakan tes
membaca, data tentang aktivitas murid dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa.
Hasil analisis statistik deskriptif penggunaan Model Pembelajaran
Snowball Throwing terhadap keterampilan membaca intensif positif, keterampilan
membaca murid dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing
menunjukkkan hasil belajar yang lebih baik dari pada sebelum diterapkan model
pembelajaran Snowball Throwing. Hasil analisis statistik inferensial menggunakan
rumus uji t, diketahui bahwa nilai t Hitung yang diperoleh adalah 27,36 dengan
frekuensi db = 26–1 = 25, pada taraf signifikansi 5% diperoleh t Tabel = 1,708. Jadi,
t Hitung > t tabel atau hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternative (H1)
diterima. Hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh dalam menerapkan model
pembelajaran Snowball Throwing terhadap keterampilan membaca intensif pada
mata pelajaran bahasa Indonesia kelas Va SDN Center Malakaji.
Kata kunci: Model Snowball Throwing, membaca intensif.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘Alamin puji dan syukur kehadirat Allah swt atas
segala limpahan rahmat dan segala nikmat yang selalu tercurahkan kepada
penulis, salam dan salawat kepada junjungan Nabi Muhammmad saw, keluarga,
sahabat dan seluruh ummat muslim yang tetap istiqomah pada ajarannya. Pada
kesempatan ini penulis mendapat nikmat yang luar biasa karena dapat
menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Dalam penyusunan sikripsi ini, tidak sedikit mengalami hambatan, akan
tetapi atas berkat pertolongan sang Khalik Allah Swt penulis dapat mengatasinya
dengan baik. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan sebagaimana
layaknya sebuah karya ilmiah. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati,
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuannya baik berupa moril maupun materil dalam penyelesaian skripsi ini
mulai dari awal sampai selesai. Ucapan terima kasih yang tak terhingga dan
teristimewa untuk yang penulis cintai dan mencintai penulis dengan sepenuh hati
ix
Ayahanda Abdullah dan Ibunda Mudminina D, atas pengorbanannya yang tak
akan pernah bisa penulis balas walaupun sampai titik peluh yang terakhir. Dr. H.
Bahrun Amin, M. Hum., Pembimbing I, dan Abdan Syakur, S.Pd.,M.Pd
Pembimbing II, yang ditengah kesibukannya masih dapat meluangkan waktunya
membantu dan membimbing penulis.
Demikian juga ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya penulis
sampaikan kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan FKIP
Universitas Muhammadiyah Makassar. Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd., Ketua Jurusan
dan Ernawati, S.Pd, M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak dan Ibu Dosen pada Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar
yang telah memberikan bekal dan ilmu pengetahuan selama mengikuti
pendidikan.
Hj. Aguslina. S.PdI., M.Pd Kepala SDN Center Malakaji, dan Ibu Ayuk
Mayangsari, S.Pd., selaku guru kelas V yang telah mengizinkan penulis untuk
melakukan penelitian. Bapak dan Ibu guru serta staf SDN center Malakaji.
Sahabat-sahabat tercinta terkhususnya PIFRHE, serta teman-teman
seperjuanganku khususnya kelas 16.A terima kasih atas keikhlasan dan kerja
samanya selama menggeluti perkuliahan. Pihak-pihak lain yang telah banyak
membantu penulis sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.
x
Dan tiada imbalan yang dapat diberikan oleh penulis, hanya kepada Allah
Swt penulis menyerahkan segalanya dan semoga bantuan yang diberikan selama
ini bernilai ibadah di sisi-Nya Amin.
Makassar, Agustus 2020
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................... 8
2. Belajar dan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ..... 9
3. Pengertian Membaca ...................................................................... 13
4. Pengertian Membaca Intensif ......................................................... 15
xii
5. Jenis- jenis Membaca Intensif ........................................................ 16
6. Pengertian Hasil Belajar ................................................................. 17
7. Pengertian Pembelajara .................................................................. 19
8. Efektifitas ....................................................................................... 20
9. Konsep Pembelajaran Kooperatif Model Snowball Throwing ..... 21
B. Kerangka Pikir ..................................................................................... 32
C. Hipotesis Tindakan............................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ........................................................................... 35
1. Jenis Penelitian ............................................................................... 35
2. Desain Penelitian ............................................................................ 35
B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 36
C. Definisi Operasional Variabel .............................................................. 37
D. Instrument Penelitian ........................................................................... 38
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 42
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 48
B. Pembahasan .......................................................................................... 58
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Dan Saran ............................................................................. 63
B. Saran ..................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 65
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel. 3.2 Jumlah Murid Kelas V SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu
Kabupaten Gowa 2020/2021………………………………………
Tabel 4.1. Perhitungan untuk mencari mean ( rata – rata ) nilai pretest……
Tabel 4.2. Tingkat kemampuan membaca Pretest…………………………….
Tabel 4.3 Deskripsi Kemampuan Membaca Intensif Pre Test………………..
Tabel 4.4. Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai post-test……
Tabel 4.5. Tingkat Kemampuan Membaca Intensif Post-test………………
Tabel 4.6. Deskripsi Kemampuan Membaca Intensif pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia……………………………………………………………
Tabel 4.7. Analisis skor Pre-test dan Post-test…………………………………
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
RPP Pertemuan 1 .................................................................................
RPP Pertemuan 2 .................................................................................
RPP Pertemuan 3 .................................................................................
Lampiran B
Daftar Hadir Siswa ...............................................................................
Lampiran C
Data Hasil Belajar Pretest dan Posttest ................................................
Lampiran D
Dokumentasi ........................................................................................
Lampiran E
Persuratan .............................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin
perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa yang bersangkutan.
Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan output yang berdaya pikir tinggi
dan kreatif. Pendidikan itu merupakan kunci untuk semua kemajuan dan
perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan, manusia dapat
mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga
negara masyarakat.
Berbagai upaya telah ditempuh untuk memperbaiki kualitas pembelajaran,
seperti: pembaharuan dalam kurikulum, pengembangan model pembelajaran,
pengembangan media pembelajaran, perubahan sistem penilaian, dan sebagainya.
Salah satu unsur yang sering dikaji dalam hubungannya dengan keaktifan dan
hasil belajar murid adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam
pembelajaran di sekolah. Selama ini kegiatan pembelajaran yang berlangsung di
dalam kelas berpusat pada guru dan cenderung murid kurang aktif serta
penggunaan model pembelajaran masih jarang dilakukan oleh guru dalam
menunjang pemahaman konsep tentang materi pelajaran yang akan diajarkan.
Banyak cara yang dilakukan agar murid menjadi aktif, salah satunya yaitu
mengubah paradigma pembelajaran. Guru bukan sebagai pusat pembelajaran,
melainkan sebagai pembimbing, fasilitator, dan motivator. Selama kegiatan
2
pembelajaran, muridlah yang dituntut untuk aktif dalam pembelajaran. Oleh
karena itu, perlu dikembangkan suatu model pembelajaran yang mampu
meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia, sehingga
pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar murid. Menurut Saminanto,
model pembelajaran Snowball Throwing disebut juga model pembelajaran
gelundungan bola salju. Model pembelajaran ini melatih murid untuk lebih
tanggap menerima pesan dari murid lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari
kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.
Siswa akan mengerti dalam membaca intensif karena pada snowball throwing
mereka bertanggung jawab menyampaikan bacaannya,
Proses belajar mengajar bahasa dan sastra Indonesia di sekolah masih
mengalami kendala, terutama pada aspek kemampuan membaca. Membaca
merupakan suatu pemahaman atau memahami pola-pola dari gambaran yang
tertulis, dalam hal ini membaca bertujuan untuk mencari serta memperoleh
informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Hal ini sering kali
menyebabkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia belum
optimal mencapai ketuntasan belajar yang optimal sesuai dengan tujuan dari
ketentuan yang berlaku.
Kendala tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor, salah satunya guru masih
banyak menggunakan sistem pembelajaran satu arah dengan menerapkan metode
konvensional sehingga siswa kurang aktif untuk mengikuti proses pembelajaran
yang diberikan oleh guru dengan demikian mengakibatkan kemampuan membaca
3
siswa tidak optimal dengan demikian hasil membaca intensif belum optimal
mencapai ketuntasan yang diharapkan.
Brooks dikutip Tarigan (2009: 35) Membaca intensif adalah studi seksama,
telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap
suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari.
Kuesioner, latihan pola-pola kalimat, latihan kosa kata, telaah kata-kata, dikte dan
diskusi umum merupakan bagian dan teknik membaca intensif.
Untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam
membaca intensif sehingga ketuntasan belajar siswa akan tercapai secara baik,
maka dibutuhkan peran serta guru bahasa Indonesia dalam memilih dan
menerapkan suatu metode, model atau pun pendekatan yang sesuai dengan materi
yang akan diberikan pada siswa sehingga akan mencapai tujuan pembelajaran
secara optimal sehingga keberhasilan atau ketuntasan belajar akan tercapai dengan
baik. Dari uraian tersebut, maka salah satu model pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yakni model pembelajaran
kooperatif tipe snowball throwing. Karena, dengan menggunakan model
pembelajarran snowball throwing akan memberikan konstribusi dalam membantu
siswa untuk meningkatkan kemampuannya dalam membaca intensif sehingga
ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia akan tercapai
secara optimal dengan demikian kemampuan siswa dalam membaca intensif
meningkat.
Model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing merupakan suatu
model belajar kooperatif yang proses pembelajarannya digunakan untuk
4
memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta dapat
digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa
dalam materi tersebut (Farhan, 2011 dikutip pada http://www.farhan-bjm.web.id,
diakses tanggal 15 Desember 2012). Selain itu, snowball throwing dapat diartikan
suatu gumpalan kertas yang tertulis pertanyaan-pertanyaan yang dilemparkan
pada siswa lainnya dengan tujuan untuk terjadi tanya jawab terhadap masing-
masing kelompok (PLPG, 2008:22).
Bahasa Indonesia pada siswa kelas V, terlihat bahwa pada saat siswa
diberikan materi membaca terutama membaca intensif oleh guru ada sebagian
siswa yang belum optimal memanami isi bacaan sehingga siswa tersebut
mengalami kesulitan, bahkan kurang aktif untuk menyelesaikan atau mengerjakan
tugas yang telah diberikan demikian, akan memberikan pengaruh terhadap hasil
pembelajaran yang diperoleh siswa.
Hasil pengamatan secara singkat yang dilakukan penulis di SDN Center
Malakaji Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa pada saat proses belajar
mengajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas V, terlihat bahwa pada saat siswa
diberikan materi membaca intensif ada sebagian siswa masih mengalami kesulitan
dalam mengikuti proses pembelajaran membaca intensif bahkan ada juga siswa
kurang aktif untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan demikian
proses belajar mengajar kurang aktif atau kata lainnya bisa dikatakan tidak efektif.
Kendala ini disebabkan metode yang digunakan guru mata pelajaran bahasa
Indonesia hanya menggunakan metode konvensional seperti ceramah, tanya
jawab, dan penugasan sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai secara optimal.
5
Berdasarkan hasil pengamatan secara singkat, penulis menyimpulkan bahwa
untuk mengatasi kejenuhan dan kesulitan yang dialami siswa pada pembelajaran
membaca intensif, maka seorang guru membutuhkan model pembelajaran yang
tepat dalam pembelajaran membaca intensif, yaitu model pembelajaran kooperatif
tipe snowball throwing.
Pada observasi tahun 2020, peneliti melihat keadaan murid pada saat
pembelajaran memiliki karakter yang bervariasi. Ruang kelas cukup menunjang
terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Jumlah keseluruhan
siswa di kelas V sebanyak 26 murid yang terdiri atas 9 laki-laki dan 17 murid
perempuan.
Berdasarkan uraian di atas kiranya perlu diadakan penelitian sebagai upaya
untuk meningkatkan hasil belajar dari pembelajaran bahasa Indonesia. Mengingat
banyaknya masalah dan materi yang ada serta keterbatasan dari peneliti, maka
peneliti membatasi masalah dan memilih judul “Efektivitas Model
Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Membaca Intensif
Murid Kelas V SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu Kabupaten
Gowa”.
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang yang telah dibahas sebelumnya maka,
adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah model
pembelajaran Snowball Throwing efektif terhadap hasil belajar membaca intensif
murid kelas V SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa?”.
6
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
efektifitas model pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar
membaca intensif murid kelas V SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu
Kabupaten Gowa.
D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat dan memberikan
konstribusi teoritis maupun praktis. Adapun manfaat penelitian ini sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoretis
a) Sebagai bahan referensi dalam upaya mengembangkan model
pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar membaca
intensif murid kelas V SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu
Kabupaten Gowa.
b) Sebagai bahan untuk memperluas pengetahuan peneliti dalam
mempersiapkan diri sebagai calon tenaga pendidik yang profesioanal.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Guru
Sebagai masukan dan inovasi bagi guru dalam memilih model
pembelajaran efektif dan efesien dalam setiap pembelajaran.
b) Bagi Murid
Dapat memberikan motivasi bagi murid dalam meningkatkan aktivitas
belajar dan hasil belajar di sekolah.
7
c) Bagi Sekolah
Dapat memberikan informasi terhadap upaya perbaikan pembelajaran
sehingga dapat menunjang tercapainya target kurikulum dan daya serap
murid yang diharapkan.
d) Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini sebagai acuan dalam penulisan skripsi.
Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar program
starata satu pendidikan Guru Sekolah Dasar.
8
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian sebelumnya yang dijadikan referensi bagi
penulis, diantaranya :
a) Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Puji Lestari (2014) yang berjudul
“Meningkatkan Hasil Belajar Murid Dalam Pembelajaran bahasa
indonesia Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model
Snowball Throwing di Kelas V SD Inpres Pagandongan I”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus I rata-rata yang
diperoleh sebesar 62,42 sedangkan pada siklus II diperoleh sebesar
80,14 dari 35 murid. Dimana pada siklus I berada dalam kategori
rendah sedangkan pada siklus II berada dalam kategori tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar bahasa indonesia pada murid kelas V SD Inpres
Pagandongan I Kota Makassar 30 melalui penerapan pembelajaran
kooperatif model Snowball Throwing mengalami peningkatan.
b) Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Fitria Marza (2013) yang berjudul
“ Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing (ST)
Terhadap Kecakapan Komunikasi dan Hasil Belajar Siswa SMP
Negeri 45 Palembang Pada Kompetensi Dasar Sistem Gerak Pada
9
Manusia”. Hasil penelitian ini menunjukkan kecakapan komunikasi
siswa diperoleh persentase dari pertemuan pertama 59,82%,
pertemuan kedua yaitu 72,5%, dengan persentase rata- rata dari dua
kali pertemuan 66,16%, yang masuk kedalam kategori baik.
Berdasarkan data hasil belajar, diperoleh nilai rata-rata tes awal 26,40
dan ratarata tes akhir 79,66, gain 53,26 dan N-Gain 0,72 yang
termasuk dalam kategori tinggi. Hasil uji hipotesus menunjukkan
bahwa nilai hitung lebih besar dari tabel yang artinya hipotesis Ha
diterima. Didapat bahwa hasil belajar murid meningkat dari tes akhir
dengan penerapan model pembelajaran Snowball Throwing.
2. Belajar dan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
a) Pengertian Belajar
Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku, dan
keterampilan dengan cara mengolah bahan ajar. Beberapa pakar pendidikan
mendefinisikan belajar sebagai berikut
1. Menurut Gagne dalam (Suprijono, 2017: 2) Belajar adalah “Perubahan
disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas.
Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses
pertumbuhan seseorang secara alamiah”.
2. Menurut Travers dalam (Suprijino, 2017: 2) Belajar adalah Proses
Menghasilkan penyesuaian tingkah laku.
3. Menurut Morgan dalam (Suprijono, 2017: 2) Belajar adalah
10
“perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari
pengalaman.
b) Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Didalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, identitas nasional, alat
perhubungan antar warga dan alat penyatuan berbagai suku bangsa (Rahim,
Thamrin Paelori, 2013: 10). Bahasa adalah satu diantara sejumlah kebutuhan
pokok manusia sehari-hari, betapa pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi
yang primer yang dapat dirasakan oleh setiap pengguna bahasa (Junus dan
Fatimah Junus, 2012: 1). Mengingat fungsi yang diemban oleh bahasa Indonesia
sangat banyak, maka kita perlu mengadakan pembinaan dan pengembangan
terhadap bahasa Indonesia sehingga peserta didik dapat berbahasa Indonesia yang
baik dan benar. Jadi, dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa
Indonesia sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa sebagai
lambag kebanggan bangsa dan identitas nasional juga sebagai alat penghubung
antar suku bangsa. Sebagai warga negara Indonesia harus mampu menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik dan benar
adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai norma kemasyarakatan yang
berlaku dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baku. Tanpa adanya
pembinaan dan pengembangan tersebut, bahasa Indonesia tidak akan dapat
berkembang, sehingga dikhawatirkan bahasa Indonesia tidak dapat mengembang
fungsi-fungsinya. Salah satu cara dalam melaksanakan pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia adalah melalui mata pelajaran bahasa Indonesia
11
di sekolah khususnya di Sekolah Dasar (SD). Pembinaan dan pengembangan,
kemampuan dan keterampilan berbahasa yang diupayakan di sekolah berorientasi
pada empat jenis keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
Berikut adalah penjelasan dari keempat keterampilan tersebut:
1) Keterampilan menyimak merupakan dasar untuk menguasai sesuatu bahasa.
Keterampilan menyimak menyangkut sikap, ingatan, persepsi, kemampuan
membedakan, intelegensi, perhatian, motivasi, dan emosi yang harus
dilaksanakan secara integral dalam tindakan yang optimal pada saat
penyimakan berlangsung
2) Keterampilan berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekpresikan, menyatakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
3) Keterampilan membaca merupakan keterampilan mengenal dan memahami
tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahannya
menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman atau pengujaran kata-
kata.
4) Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tetapi dengan cara
mengungkapkan ide atau gagasan produktif dan ekspresif.
Keempat keterampilan berbahasa di atas berhubungan erat satu dengan
yang lain. Pembelajaran adalah proses yang secara kreatif menuntut smurid
melakukan sejumlah kegiatan sehingga murid benar-benar membangun
12
pengetahuannya secara mandiri dan berkembang pula kreatifitasnya (Abidin,
2012: 3).
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,
dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu
peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,
mengemukakan gagasan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan
bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan
imaginatif yang ada dalam dirinya.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan
maupun tulisan. Disamping itu, pembelajaran bahasa Indonesia juga diharapkan
dapat menumbuhkan apresiasi peserta didik terhadap hasil karya kesastraan
manusia Indonesia (Munirah, 2012: 2).
c ) Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi
pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan untuk meningkatkan kemampuan
intelektual dan kesusastraan. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia
adalah salah satu program yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan berbahasa peserta didik, serta sikap positif terhadap bahasa dan
sastra Indonesia. Menurut Munirah (2012: 3) tujuan mata pelajaran bahasa
Indonesia di sekolah dasar yaitu:
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
13
baik secara lisan maupun tulis.
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara.
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif
untuk berbagai tujuan.
4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
serta kematangan emosional dan sosial.
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa.
3. Pengertian Membaca
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan
banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan
aktifitas visual, berpikir, psikolinguistik dan metakognitif. Sebagai proses visual
membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-
kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir membaca mencakup aktivitas pengenalan
kata, pemahaman literal, interprestasi, membaca kritis dan pemahaman kreatif.
Menurut Farr (Dalman, 2013: 5) mengemukakan bahwa membaca
merupakan jantung pendidikan. Dalam hal ini, orang yang sering membaca,
pendidikannya akan maju dan ia akan memiliki wawasan yang luas. Tentu saja
hasil membacanya itu akan menjadi skemata baginya. Selanjutnya Tampubolon
(2008: 56) mengatakan bahwa “membaca adalah aktivitas fisik dan mental”.
Melalui membaca informasi dan pengetahuan yang berguna bagi kehidupan dapat
14
diperoleh. Inilah motivasi pokok yang dapat mendorong tumbuh dan
berkembangnya minat membaca.
Safi`ie (Rahim2007: 2) mengatakan bahwa tiga istilah sering digunakan
untuk memberikan komponen dasar dari proses membaca yaitu recording,
decoding dan meaning. Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat, kemudian
mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang
digunakan sedangkan proses decoding (penyandian) merupakan proses
penerjemahan rangkaian grafis kedalam kata-kata. Proses recording dan decoding
biasanya berlangsung pada kelas-kelas awal yaitu kelas 1-3 yang dikenal dengan
istilah membaca permulaan. Penekanan membaca pada tahap ini ialah proses
perseptual yaitu pengenalan korespondensi rangkaian huruf dengan bunyi-bunyi
bahasa. sementara itu, proses memahami makna (meaning) lebih ditekankan di
kelas-kelas tinggi.
Dari beberapa butir pandangan tentang hakikat membaca tersebut dapat
dikemukakan bahwa membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang bersifat
fisik dan psikologis. Proses yang bersifat fisik berupa kegiatan mengamati tulisan
secara visual, dalam proses ini peranan indera visual sangat penting bagi mereka
yang tuna netra. Peranan indera visual dialihkan pada indera peraba, dengan
indera visual dan indera perabanya pembaca mengenali dan membedakan gambar-
gambar bunyi serta kombinasi dengan bunyi-bunyinya. Dengan proses itu
rangkaian tulisan yang dibacanya menjelma menjadi rangkaian bunyi bahasa
dalam kombinasi kata, kelompok kata yang bermakna di samping gambar bunyi.
15
Membaca juga mengamati berbagai macam tanda baca yang harus dikenalinya.
Tanda-tanda baca membantu dalam memahami maksud baris-baris tulisan.
4. Pengertian Membaca Intensif
Membaca intensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara cermat
dan teliti terhadap teks yang dibaca. Membaca intensif ini diterapkan dalam
upaya mencari informasi secara detail atau diterapkan pada pencarian
informasi sebagai bahan diskusi.
Adapun Ciri-ciri intensif meliputi:
a. Membaca untuk meraih tingkat pemahaman yang tinggi dengan harapan
dapat mengingatnya dalam waktu relatif lama.
b. Membaca dengan detail agar mendapat pemahaman seluruhnya yang
meliputi isi dan bagian teks.
c. Cara membaca ini sebagai dasar untuk belajar pemahaman yang lebih baik
dan mengingatnya lebih lama.
d. Membaca intensif tidak memakai cara membaca tunggal tetapi dengan
berbagai variasi teknik membaca yakni scanning, membaca komprehensif,
skimming dan teknik lainnya.
e. Tujuan membaca intensif yakni pengembangan keterampilan dalam
membaca dengan detail yang menekankan pada pemahaman kata,
pengembangan kosakata, kalimat dan pemahaman seluruh dari isi wacana.
f. Kegiatan ini melatih siswa membaca kalimat pada teks secar cermat dan
dengan penuh konsentrasi, adanya kecermatan, sehingga menemukan
kesalahan struktur, kosakata, serta penggunaan ejaan atau tanda baca.
16
g. Kegiatan ini juga dapat melatih siswa untuk berpikir lebih kritis, kreatif
dan inovatif.
Tujuan Membaca Intensif
Membaca intensif selain bertujuan untuk mendapatkan
informasi sebagai bahan diskusi juga dapat dijadikan sebagai
sarana untuk menentukan sebuah pokok persoalan atau perihal
yang menarik dari suatu teks bacaan untuk dapat atau layak
dijadikan sebagai bahan diskusi.
Manfaat Membaca Intensif
Adapun manfaat membaca intensif antara lain:
a. Pembaca menguasai isi teks secara mantap.
b. Pembaca mengetahui latar belakang ditulisnya teks tersebut.
c. Pembaca dapat mempunyai daya ingat yang lebih lama yang
berhubungan dengan isi teks.
5. Jenis-Jenis Membaca Intensif
Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis membaca intensif, terdiri atas:
a. Membaca Teliti
Membaca ini bertujuan untuk memahami secara detail gagasan yang
terdapat dalam terks bacaan tersebut untuk melihat organisasi penulisan
atau pendekatan yang digunakan oleh si penulis.
17
Pembaca dalam hal ini selain dituntut untuk dapat mengenal dan
menghubungkan kaitan antara gagasan yang ada, baik yang terdapat dalam
kalimat maupun maupun dalam setiap paragraf.
b. Membaca kritis
Membaca kritis adalah sejemis membaca yang dilakukan secara bijaksana,
penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan hanya
mencari kesalahan.
c. Membaca Bahasa Asing
Membaca bahasa asing pada tataran yang lebih rendah umumnya
bertujuan untuk memperbesar daya kata dan untuk mengembangkan
kosakata, dalam tataran yang lebih luas tentu saja bertujuan untuk
mencapai kefasihan.
d. Membaca Sastra
Membaca sastra merupakan kegiatan membaca karya sastra, baik dalam
hubungannya dengan kepentingan apresiasi maupun dalam hubungannya
dengan kepentingan studi dan kepentingan pengkajian.
6. Pengertian Hasil Belajar
Menurut suprijono (2009:5) “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan-
keterampilan”. Sedangkan menurut Gegne (dalam suprijono,2009: hasil belajar
berupa :
18
a. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
b. Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan
dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang.
c. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah
dalam memecahkan masalah.
d. Keterampilan motorik adalah kemampuan untuk melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam usaha dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerakan
jasmani.
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan
penilaian terhadap obyek tersebut.
Menurut Bloom (dalam Suprijono, 2009:6) hasil belajar mencakup:
Kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah
knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan,
meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis
(menguraukan,menentukn hubungan), synthesis (mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk),dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah
receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai),
organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotorik
meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotorik juga mencakup
keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.
19
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar adalah
perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya satu aspek potensi
kemanusiaan saja.
7. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah ringkasan dari kata belajar dan mengajar. Dengan
kata lain, pembelajaran adalah penyederhanaan dari kata belajar dan mengajar
(BM), proses belajar mengajar (PBM), atau kegiatan belajar Mengajar (KBM),
Susanto (2013:19). 18 Pembelajaran berdasarkan makna lesikal berarti proses,
cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan esensil istilah ini dengan pengajaran
adalah pada tindak ajar. Pada pengajaran guru mengajar, peserta didik belajar,
sementara pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru
mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam
perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta
didiknya untuk mempelajarinya. Jadi, subjek pembelajaran adalah peserta didik.
Pembelajaran berpusat pada peserta didik. Pembelajaran merupakan proses
organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti halnya pengajaran, Suprijono
(2014:13)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah penyederhanaan dari
kata belajar dan mengajar atau proses belajar mengajar, dalam hal ini guru
haruslah dapat menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didik untuk dipeljarinya.
20
8. Efektivitas
Efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya
suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan
pengertian efetktivitas menurut Moore D.Kenneth Dalam Moh Syarif (2015:1)
efektivitas suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,
kualitas dan waktu) telah tercapai, atau makna besar presentase target yang
dicapai, makin tinggi efektivitasnya. Pada kegiatan mengajar terkandung
kemampuan menganalisis kebtuhan siswa, mengambil putusan apa yang harus
dilakukan , merancang pembelajaran yang efektif dan efisien, mengaktifkan
siswa melalui motifasi eksrinstik dan ntrinsik, mengevaluasi hasil belajar,
serta merevisi pembelajaran berikutnya agar lebih efektif guna meningkatkan
prestasi belajar siswa. Pengertian efektivitas tersebut dapat disimpulkan
bahwa efektivitas merupakan suatu ukuran ang menyatakan seberapa jauh
target (kuantias, kualitas dan waktu) yang telah tercapai oleh manajmen,yang
mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Hal ini dapat di
padankan dalam pembelajaran seberapa jauh tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dapat dicapai dengan capaian kuantitas, kualitas dan waktu. Dalam
konteks kegiatan pembelajaran perlu dipertimbangkan efektivitas artinya
sejauhmana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai sesuai harapan.
Efektifitas berasal dari kata “efektif”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
“efektif” berarti: (1) ada efeknya (akibatnya, pengaruh, kesannya), (2) dapat
membawa hasil. Sedangkan efektifitas berarti: (1) keadaan berpengaruh, hal
21
berkesan, (2) keberhasilan usaha atau tindakan. Efektif adalah meningkatkan hasil
belajar siswa.
Handoko (Rahmayanni, 2015: 11) Mengemukakan bahwa efektivitas
merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat
untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya Said (Rahmayanni,
2015: 12) Mengemukakan bahwa efektifitas berarti berusaha untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, sesuai
pula dengan rencana, baik dalam penggunaan data, sarana, maupun waktunya atau
berusaha melalui aktivitas tertentu baik secara fisik maupun non fisik untuk
memperoleh hasil yang maksimal baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang dapat menghasilkan belajar
yang bermanfaat dan terfokus kepada siswa (student centered) melalui
penggunaan prosedur yang tepat. Definisi itu menagandung arti bahwa
pembelajaran yang efektif terdapat dua hal penting, yaitu tercadinya belajar pada
siswa dan apa yang dilakukan oleh guru untuk membelajarkan siswanya.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah
seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan.
9. Konsep Pembelajaran Kooperatif Model Snowball Throwing
a. Konsep Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran
yang melibatkan murid bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan
bersama, Enggen and Kauchak dalam Trianto (2007:42). Pembelajaran kooperatif
disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan pertisipasi murid, memfasilitasi
22
siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam
kelompok, serta memberikan kesempatan pada murid untuk berinteraksi dan
belajar bersama-sama murid yang berbeda latar belakangnya. Pembelajaran
kooperatif sangat tepat digunakan untuk melatihkan keterampilan-keterampilan
kerjasama dan kalaborasi, dan juga keterampilan-keterampilan tanya-jawab,
Ibrahim, dkk, (Trianto 2007:45).
b. Langkah- langkah Snowball Throwing
Ada beberapa langkah-langkah snowball throwing sebagai berikut
(Suprijono, 2017: 147):
a) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
b) Guru membentuk kelompok- kelompok dan memanggil masing-
masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang
materi.
c) Masing- masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-
masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan guru
kepada temannya.
d) Kemudian masing- masing siswa diberikan satu lembar kertas
kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut
materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
e) Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti
bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15
menit.
f) Setelah siswa dapat satu bola/ satu pertanyaan diberikan
23
kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis
dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
g) Evaluasi.
h) Penutup.
c. Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif
Menurut Lungren (Jauhar, 2011: 53), unsur-unsur dasar pembelajaran
Kooperatif antara lain sebagai berikut:
1) Para murid harus memiliki persepsi bahwa mereka “Tenggelam atau berenang
bersama”.
2) Para murid memiliki tanggung jawab terhadap murid atau peserta didik lain
dalam kelompok, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri mempelajari
materi yang dihadapi.
3) Para murid berpandangan bahwa semua memiliki tujuan yang sama.
4) Para murid membagi tugas dan tanggung jawab diantara para anggota
kelompok.
5) Para murid diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.
6) Para murid berbagi kepemimpinan memperoleh keterampilan bekerjasama
sesama belajar.
7) Setiap murid akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok Kooperatif.
24
d. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Arends (Trianto, 2009: 65) menyatakan bahwa pelajaran yang
menggunakan pembelajaran Kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Murid bekerja kelompok secara Kooperatif untuk menuntaskan materi
belajar.
b. Kelompok dibentuk dari murid-murid yang memiliki kemampuan yang
tinggi, sedang dan rendah.
c. Jika dalam kelas, terdapat murid-murid yang terdiri dari beberapa ras,
suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar tiap
kelompok terdiri dari ras, suku, buadaya, jenis kelamin yang berbeda.
d. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.
e. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
Tujuan pembelajaran ini mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu: hasil
belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan
keterampilan sosial, Ibrahim, dkk, (Trianto 2007:44). Pembelajaran kooperatif
memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk
bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui
penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama
lain.Keterampilan sosial atau kooperatif berkembang secara signifikan dalam
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif sangat tepat digunakan untuk
melatihkan keterampilan-keterampilan kerjasama dan kalaborasi, dan juga
keterampilan-keterampilan tanya-jawab, Ibrahim, dkk, (Trianto 2007:45).
25
f. Pembelajaran Kooperatif Model Snowball Throwing
Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya
melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola
salju. Menurut Imas kurniasih & berlin sani, model pembelajaran Snowball
Throwing ‘bola salju bergulir’ merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola
kemudian dilemparkan secara bergiliran diantara sesama anggota kelompok.
Sedangkan menurut Kisworo (Lestari, 2014:19) model pembelajaran Snowball
Throwing adalah suatu model pembelajaran yang diawali dengan pembentukan
kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru
kemudian masing-masing murid membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola
(kertas pertanyaan) lalu dilempar ke murid lain yang masing-masing murid
menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. Langkah-langkah Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Thowing menurut imas kurniasih &
berlin sani (2015) adalah sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan cukup beberapa menit
saja.
b. Setelah itu suruh membentuk kelompok dan memanggil masing-masing
ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
c. Masing-masing ketua kelompok kembali kekelompok masing-masing,
kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
d. Kemudian masing-masing murid diberikan satu lembar kerja untuk
menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
26
dijelaskan oleh ketua kelompok.
e. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu murid
kemurid yang lain selama kurang lebih 5 menit.
f. Setelah murid mendapat satu bola atau satu pertanyaan diberi kesmpatan
kepada murid untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas
berbentuk bola tersebut bergantian.
g. Setelah semuanya mendapat giliran, kemudian guru memberikan
kesimpulan materi hari itu dan melakukan evaluasi jika dibutuhkan, dan
kemudian baru menutup pelajaran.
g. Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball
Throwing
Adapun kelemahan dan kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe
Snowbal Throwing menurut Arief (2013) adalah sebagai berikut :
a. Kelemahan Model Pembelajaran Snowball Throwing
1) Sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami
materi sehingga apa yang dikuasai murid hanya sedikit. Hal ini
dapat dilihat dari soal yang dibuat siswa biasanya hanya seputar
materi yang sudah dijelaskan atau seperti contoh soal yang telah
diberikan.
2) Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik
tentu menjadi penghambat bagi anggota lain untuk memahami
materi sehingga diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk
murid mendiskusikan materi pelajaran.
27
3) Tidak ada kuis individu maupun penghargaan kelompok
sehingga murid saat berkelompok kurang termotivasi untuk
bekerja sama. Tapi tidak menutup kemungkinan bagi guru untuk
menambahkan pemberian kuis individu dan penghargaan
kelompok.
4) Memerlukan waktu yang panjang.
5) Murid yang nakal cenderung untuk berbuat onar.
6) Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh murid.
2. Kelebihan Model Pembelajaran Snowball Throwing
a) Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena murid
seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada murid lain.
b) Murid mendapat kesempatan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir karena diberi kesempatan untuk memmbuat
soal dan diberikan pada murid lain.
c) Membuat murid siap dengan berbagai kemungkinan karena
murid tidak tahu soal yang dibuat temannya seperti apa.
d) murid terlibat aktif dalam pembelajaran.
e) Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena murid terjun
langsung dalam praktek.
f) Pembelajaran menjadi lebih efektif.
g) Ketiga aspek yaitu asepek kognitif, afektif dan psikomotorik
dapat tercapai.
28
h. Manfaat Penggunaan Model pembelajaran snowball throwing
Sudjana & Rivai (dalam Arsyad, 2014: 28) mengemukakan manfaat model
pembelajaran dalam proses belajar murid, yaitu:
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian murid sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar;
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh murid dan memungkinkannya menguasai dan mencapai
tujuan pembelajaran;
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga murid tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi jika guru mengajar pada setiap
jam pelajaran;
d. Murid dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, dan memerankan.
Hamalik (dalam Arsyad, 2014: 28) merincikan manfaat model
pembelajaran sebagai berikut:
1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh
karena itu mengurangi verbalisme.
2) Memperbesar perhatian murid.
3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan
belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan
29
kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa.
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu.
i. Membaca Intensif Menurut Kurikulum di SD
Pembelajaran membaca intensif di SD dilaksanakan dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia. Kegiatan membaca salah satunya membaca cerita, hal- hal
yang perlu diperhatikan dalam membaca intensif adalah pemahaman siswa
terhadap isi bacaan tersebut.
Menurut Depdikbud, 1982: 79) Membaca intensif ialah salah satu jenis
membaca yang tergolong tidak bersuara atau jenis membaca dalam hati yang
bermanfaat untuk memahami gagasan-gagasan yang terkandung di dalam
bacaan itu sendiri sampai hal-hal yang sekecil-kecilnya.
j. Penilaian Keterampilan Membaca
Adapun penilaian keterampilan membaca yaitu :
Menyampaikan Hasil Bacaan
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup
Perlu
Bimbingan
4 3 2 1
Pengetahuan Siswa
menunjukkan
pemahaman
materi yang
sangat tinggi.
Siswa
menunjukkan
pemahaman
materi cukup
tinggi.
Siswa
menunjukkan
pemahaman
materi yang
cukup tinggi
namun
membutuhkan
sedikit bantuan
guru dalam
Siswa
menunjukkan
pemahaman
materi yang
kurang dan
membutuhkan
banyak
bantuan
guru dalam
30
pengerjaannya pengerjaannya.
Keterampilan Hasil bacaan
disampaikan
dengan
menggunakan
tata bahasa
Indonesia yang
baik dan baku.
Terdapat satu
atau dua
kesalahan
dalam
tata bahasa
Indonesia yang
baik dan baku
Terdapat tiga
atau empat
kesalahan
dalam
tata bahasa
Indonesia yang
baik dan baku.
Terdapat lebih
dari empat
kesalahan
dalam
tata bahasa
Indonesia yang
baik dan baku.
Mencari Ide Pokok Bacaan
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup
Perlu
Bimbingan
4 3 2 1
Ketepatan Menemukan
keseluruhan
ide
pokok dengan
tepat.
Hampir
semua
ide pokok
ditemukan
dengan tepat.
Ada beberapa
ide
pokok yang
tidak
tepat.
Sebagian ide
pokok yang
ditemukan
tidak
tepat.
Waktu Keseluruhan
ide
pokok
ditemukan
dengan sangat
cepat.
Keseluruhan
ide
pokok
ditemukan
dengan cepat.
Keseluruhan
ide
pokok
ditemukan
dengan cukup
cepat.
Keseluruhan
ide
pokok
ditemukan
dengan sangat
lambat.
Keterampilan
Penulisan:
Ringkasan
dibuat dengan
benar,
sistematis
Keseluruhan
hasil penulisan
ringkasan
yang
sistematis
dan benar
Keseluruhan
hasil
penulisan
ringkasan
yang
sistematis
Sebagian
besar
hasil
penulisan
ringkasan
yang
Hanya
sebagian
kecil hasil
penulisan
ringkasan
yang
31
dan jelas, yang
menunjukkan
keterampilan
penulisan yang
baik.
menunjukkan
keterampilan
penulisan yang
sangat baik, di
atas rata-rata
kelas.
dan benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan
yang
baik
sistematis
dan benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan
yang terus
berkembang.
sistematis
dan benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan
yang
masih perlu
terus
ditingkatkan.
Menuliskan Ide Pokok dari Bacaan
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup
Perlu
Bimbingan
4 3 2 1
Rumusan Ide
Pokok: Ide
pokok ditulis
dalam bentuk
kalimat (Subjek +
Predikat).
Keseluruhan
ide
pokok ditulis
dalam bentuk
kalimat.
Hampir semua
ide pokok
ditulis
dalam bentuk
kalimat.
Sebagian
besar
ide pokok
ditulis
dalam bentuk
kalimat.
Hanya
sebagian
kecil ide
pokok
ditulis dalam
bentuk
kalimat.
Penggunaan
Bahasa Indonesia
yang baik dan
Benar : Bahasa
Indonesia yang baik
dan benar digunakan
dalam penulisan
ringkasan
Bahasa
Indonesia
yang baik dan
benar
digunakan
dengan
efisien dan
menarik dalam
keseluruhan
Bahasa
Indonesia
yang baik dan
benar
digunakan
dengan
efisien dalam
keseluruhan
penulisan.
Bahasa
Indonesia
yang baik dan
benar
digunakan
dengan sangat
efisien dalam
sebagian
besar
Bahasa
Indonesia
yang baik dan
benar
digunakan
dengan sangat
efisien dalam
sebagian kecil
penulisan.
32
penulisan. penulisan.
Ketepatan: Ide
pokok yang ditulis
benar dan sesuai
dengan bacaan.
Keseluruhan
ide pokok yang
ditulis benar
dan
sesuai dengan
bacaan.
Hampir
keseluruhan
ide pokok yang
ditulis benar
dan
sesuai dengan
bacaan.
Sebagian
besar
ide pokok
yang
ditulis benar
dan
sesuai dengan
bacaan.
Sebagian kecil
ide pokok
yang
ditulis benar
dan
sesuai dengan
bacaan.
B. Kerangka Pikir
Pada Kurikulum 2013 disebutkan bahwa bagi setiap pelaku pembelajaran
bahasa Indonesia, yaitu guru dan murid, agar senantiasa mengarahkan aktivitas
belajar bahasa Indonesia di sekolah pada pencapaian hasil belajar sesuai dengan
KKM (Kriteria Ketuntasan minimal) 70. Untuk dapat mencapai hasil belajar yang
telah ditargetkan tentunya guru harus bisa memfasilitasi murid, supaya murid
lebih mudah menerima dan mengolah materi pembelajaran bahasa Indonesia yang
disampaikan. Satu diantaranya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran
snowball throwing. Dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing
peserta didik tertarik untuk mengikuti pembelajaran, serta dapat memberi
pengalaman yang nyata dalam kehidupan, dan dapat menarik motivasi belajar
murid. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan hasil
belajar bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran snowball
throwing, peneliti akan melakukan uji tes yang disebut pretest dan posttest yang
akan diberikan sebelum menggunakan model pembelajaran snowball throwing
dan setelah menggunakan model pembelajaran snowball throwing.
33
Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa hal yang dijadikan penulis
sebagai landasan berpikir yang selanjutnya mengarahkan penulis untuk
menemukan data dan informasi guna memecahkan masalah yang telah
dikemukakan.
Adapun landasan berpikir yang dijadikan pegangan penelitian ini dapat
dilihat pada bagan 2.1.
Bagan 2.1 Kerangka Pikir
Menulis Membaca Intensif
Berbicara Menyimak
Snowball Throwing
Analisis
Temuan /
hasil Berpengaruh Tidak berpengaruh
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Isi Bacaan
34
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir, maka dapat dijadikan
hipotesis bahwa dalam menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing
efektif terhadap hasil belajar membaca intensif murid kelas V SDN Center
Malakaji Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.
Dalam penelitian ini, hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
H0: Penggunaan model pembelajaran snowball throwing tidak efektif terhadap
hasil belajar membaca intensif.
H1: Penggunaan model pembelajaran snowball throwing efektif terhadap hasil
belajar membaca Intensif.
35
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yaitu jenis
preExperimental Design. Desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-
sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap
terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel
dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini
dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara
random. (Sugiyono, 2013:108).
2. Desain penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yaitu jenis One-Group
Pretest-Posttest Design. Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti selama 2
bulan. Dengan penelitian ini, hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena
dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (treatment) dan
sesudah diberi perlakuan . Adapun desain penelitian ini adalah sebagai baerikut.
Desain penelitian
Gambar. 3.1 Sumber: Emzir, 2014
O1 X O2
36
Keterangan:
O1 = Tes awal sebelum diberikan perlakuan (pretest)
O2 = Tes akhir setelah diberikan perlakuan (posttest)
X = perlakuan yang diberikan
Model eksperimen ini melalui tiga langkah yaitu:
a) Memberikan pretest untuk mengukur variabel terikat (hasil belajar) sebelum
perlakuan dilakukan.
b) Memberikan perlakuan kepada kelas subjek penelitian dengan menggunakan
model pembelajaran snowball throwing.
c) Memberikan posttest untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan
dilakukan.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono: 2013). Jadi populasi
bukan hanya orang, tetapi juga objek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek itu. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh murid kelas V SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu
Kabupaten Gowa. Populasi penelitian disajikan pada table berikut:
37
Tabel. 3.2 Jumlah Murid Kelas V SDN Center Malakaji Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Gowa 2020/2021
No. Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Laki- laki Perempuan
1. Kelas V 9 17 26
Sumber: Absen Umum Kelas V SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu
Kabupaten Gowa
Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili
populasi. Dalam penelitian ini sampelnya terdiri dari semua populasi kelas V SDN
Center Malakaji Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa yang berjumlah 26
murid, murid laki-laki 9 orang dan murid perempuan 17 orang.
C. Definisi Operasional Variabel
Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diamati, yaitu variabel
X dan variabel Y. Variabel X dalam penelitian ini adalah penerapan model
pembelajaran Snowball Throwing sebagai variabel bebas (dependen), sedangkan
variabel Y adalah hasil belajar membaca intensif sebagai variabel terikat
(independen).
Agar dapat menghindari terjadinya salah penafsiran mengenai variabel
dalam penelitian ini, maka peneliti menperjelas defenisi operasional variabel yang
dimaksud.
38
1. Yang dimaksud dengan model pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu
model pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang
diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-
masing murid membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas
pertanyaan) lalu dilempar ke murid lain yang masing-masing murid menjawab
pertanyaan dari bola yang diperoleh.
2. Hasil belajar membaca intesif murid yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
nilai yang diperoleh murid pada tes awal (pretest) dan nilai yang diperoleh
murid pada saat posttest.
D. Instrumen Penelitian
Melakukan sebuah penelitian hendaknya menggunakan alat ukur yang
baik. Alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti
berdasarkan pada teori-teori yang mendasari variabel penelitian. Instrument
penelitian dapat diartikan sebagai alat bantu yang dapat diwujudkan dalam benda,
misalnya pedoman wawancara dan lembar pengamatan.
Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian antara lain tes tulis
dan teks lisan berupa Teks bacaan yang harus dibaca oleh subjek penelitian dan
peneliti menggunakan observasi langsung untuk menilai kemampuan membaca
murid. Bentuk menilai kemampuan membaca antara lain: penyampaian hasil
bacaan, mencari ide pokok bacaan, menuliskan ide pokok dari bacaan. Dan
dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi murid
dalam proses belajar mengajar melalui penerapan model pembelajaran snowball
39
throwing pengambilan dokumentasi berupa foto. Adapun tabel penilaian
keterampilan membaca sebagai berikut:
a. Menyampaikan Hasil Bacaan
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup
Perlu
Bimbingan
4 3 2 1
Pengetahuan Siswa
menunjukkan
pemahaman
materi yang
sangat tinggi.
Siswa
menunjukkan
pemahaman
materi cukup
tinggi.
Siswa
menunjukkan
pemahaman
materi yang
cukup tinggi
namun
membutuhkan
sedikit bantuan
guru dalam
pengerjaannya
Siswa
menunjukkan
pemahaman
materi yang
kurang dan
membutuhkan
banyak
bantuan
guru dalam
pengerjaannya.
Keterampilan Hasil bacaan
disampaikan
dengan
menggunakan
tata bahasa
Indonesia yang
baik dan baku.
Terdapat satu
atau dua
kesalahan
dalam
tata bahasa
Indonesia yang
baik dan baku
Terdapat tiga
atau empat
kesalahan
dalam
tata bahasa
Indonesia yang
baik dan baku.
Terdapat lebih
dari empat
kesalahan
dalam
tata bahasa
Indonesia yang
baik dan baku.
40
b. Mencari Ide Pokok Bacaan
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup
Perlu
Bimbingan
4 3 2 1
Ketepatan Menemukan
keseluruhan
ide
pokok dengan
tepat.
Hampir
semua
ide pokok
ditemukan
dengan tepat.
Ada beberapa
ide
pokok yang
tidak
tepat.
Sebagian ide
pokok yang
ditemukan tidak
tepat.
Waktu Keseluruhan
ide
pokok
ditemukan
dengan sangat
cepat.
Keseluruhan
ide
pokok
ditemukan
dengan cepat.
Keseluruhan
ide
pokok
ditemukan
dengan cukup
cepat.
Keseluruhan ide
pokok
ditemukan
dengan sangat
lambat.
Keterampilan
Penulisan:
Ringkasan
dibuat dengan
benar, sistematis
dan jelas, yang
menunjukkan
keterampilan
penulisan yang
baik.
Keseluruhan
hasil penulisan
ringkasan yang
sistematis
dan benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan yang
sangat baik, di
atas rata-rata
kelas.
Keseluruhan
hasil
penulisan
ringkasan
yang
sistematis
dan benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan
yang
baik
Sebagian
besar
hasil
penulisan
ringkasan
yang
sistematis
dan benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan
yang terus
berkembang.
Hanya sebagian
kecil hasil
penulisan
ringkasan yang
sistematis
dan benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan yang
masih perlu
terus
ditingkatkan.
41
c. Menuliskan Ide Pokok dari Bacaan
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup
Perlu
Bimbingan
4 3 2 1
Rumusan Ide
Pokok: Ide
pokok ditulis
dalam bentuk
kalimat (Subjek +
Predikat).
Keseluruhan ide
pokok ditulis
dalam bentuk
kalimat.
Hampir semua
ide pokok
ditulis
dalam bentuk
kalimat.
Sebagian
besar
ide pokok
ditulis
dalam bentuk
kalimat.
Hanya
sebagian
kecil ide
pokok
ditulis dalam
bentuk
kalimat.
Penggunaan
Bahasa
Indonesia yang
baik dan Benar :
Bahasa Indonesia
yang baik dan
benar digunakan
dalam penulisan
ringkasan
Bahasa Indonesia
yang baik dan
benar digunakan
dengan
efisien dan
menarik dalam
keseluruhan
penulisan.
Bahasa
Indonesia
yang baik dan
benar
digunakan
dengan
efisien dalam
keseluruhan
penulisan.
Bahasa
Indonesia
yang baik dan
benar
digunakan
dengan sangat
efisien dalam
sebagian
besar
penulisan.
Bahasa
Indonesia
yang baik dan
benar
digunakan
dengan sangat
efisien dalam
sebagian kecil
penulisan.
Ketepatan: Ide
pokok yang
ditulis
benar dan sesuai
dengan bacaan.
Keseluruhan
ide pokok yang
ditulis benar dan
sesuai dengan
bacaan.
Hampir
keseluruhan
ide pokok yang
ditulis benar
dan
sesuai dengan
bacaan.
Sebagian
besar
ide pokok
yang
ditulis benar
dan
sesuai dengan
bacaan.
Sebagian kecil
ide pokok
yang
ditulis benar
dan
sesuai dengan
bacaan.
42
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
awal dan tes akhir, adapun langkah-langkah pengumpulan data yang akan
dilakukan sebagai berikut:
1. Tes awal (pretest)
Tes awal dilakukan sebelum treatment, pretest dilakukan untuk
mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh murid sebelum digunakan model
pembelajaran snowball throwing.
2. Treatment (pemberian perlakuan)
Dalam hal ini peneliti menggunakan model pembelajaran snowball
throwing pada pembelajaran bahasa Indonesia. Ada beberapa langkah-langkah
snowball throwing sebagai berikut (Suprijono, 2017: 147):
d. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
e. Guru membentuk kelompok- kelompok dan memanggil masing-
masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang
materi.
f. Masing- masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-
masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan guru
kepada temannya.
g. Kemudian masing- masing siswa diberikan satu lembar kertas
kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut
materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
h. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti
43
bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15
menit.
i. Setelah siswa dapat satu bola/ satu pertanyaan diberikan
kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis
dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
j. Evaluasi.
k. Penutup.
3. Tes akhir (posttest)
Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah posttest untuk mengetahui
pengaruh penggunaan model pembelajaran snowball throwing.
F. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan
digunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul berupa
nilai pretest dan nilai posttest kemudian dibandingkan. Membandingkan kedua
nilai tersebut dengan mengajukkan pertanyaan apakah ada perbedaan antara nilai
30 yang didapatkan antara nilai pretest dengan nilai Post test. Pengujian
perbedaan nilai hanya dilakukan terhadap rerata kedua nilai saja, dan untuk
keperluan itu digunakan teknik yang disebut dengan uji-t (t-test). Dengan
demikian langkah-langkah analisis data eksperimen dengan model eksperimen
One Group Prerest Posttest Design adalah sebagai berikut :
44
1. Analisis Data Statistik Deskriptif
Merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul selama
proses penelitian dan bersifat kuantitatif. Adapun langkah-langkah dalam
penyusunan melalui analisis ini adalah sebagai berikut:
a) Rata-rata (Mean)
=
b) Persentase (%) nilai rata-rata
P =
x 100%
Dimana:
P = Angka persentase
F = frekuensi yang dicari persentasenya
N = Banyaknya sampel responden.
Dalam analisis ini peneliti menetapkan tingkat kemampuan murid dalam
penguasaan materi pelajaran sesuai dengan prosedur yang diterangkan oleh
Depdikbud (2003) yaitu:
45
Tabel 3.4. Standar Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Tingkat Penguasaan(%) Kategori Hasil Belajar
0 – 34
35 – 54
55 – 64
65 – 84
85 – 100
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
2. Analisis Data Statistik Inferensial
Dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan teknik
statistik t (uji t).Dengan tahapan sebagai berikut :
t =
Keterangan:
Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest
X1 = Hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)
X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (posttest)
d = Deviasi masing-masing subjek
∑ X 2d = Jumlah kuadrat deviasi
N = Subjek pada sampel
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
46
a) Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:
Md =
Keterangan:
Md = Mean dari perbedaan pretest dengan posttest
= Jumlah dari gain (posttest – pretest)
N = Subjek pada sampel.
b) Mencari harga “ ∑ X 2d ” dengan menggunakan rumus:
∑ X 2d = ∑ d −
(
)2
Keterangan :
∑ X 2d = Jumlah kuadrat deviasi
∑ d = Jumlah dari gain (post test – pre test)
N = Subjek pada sampel.
c) Mentukan harga t Hitung dengan menggunakan rumus:
t =
Keterangan :
Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest
X1 = Hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)
X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (posttest)
d = Deviasi masing-masing subjek
∑ X 2d = Jumlah kuadrat deviasi
N = Subjek pada sampel
47
d) Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan
Kaidah pengujian signifikan:
Jika t = Hitung > t Tabel maka H o ditolak dan H 1 diterima, berarti penggunaan
model pembelajaran snowball throwing efektif terhadap hasil belajar
membaca intensif kelas V SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu
Kabupaten Gowa.
e) Jika t Hitung < t Tabel maka H o diterima, berarti penggunaan model
pembelajaran snowball throwing tidak efektif terhadap hasil belajar
membaca intensif kelas V SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu
Kabupaten Gowa. Menentukan harga t Tabel dengan Mencari t Tabel
menggunakan tabel distribusi t dengan taraf signifikan a = 0,05 dan dk = n
– 1.
f) Membuat kesimpulan apakah penggunaan model pembelajaran snowball
throwing efektif digunakan terhadap hasil belajar membaca intensif murid
Kelas V SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.
69648
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil Pretest Kemampuan Membaca Intensif, Bahasa Indonesia
Murid Kelas V SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu Kabupaten
Gowa Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran Snowball Throwing.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SDN
Center Malakaji, mulai tanggal 29 juli - 24 agustus 2020, maka diperoleh
data-data yang dikumpulkan melalui instrumen tes sehingga dapat
diketahui hasil belajar murid berupa nilai dari kelas V A SDN Center
Malakaji.
Data perolehan skor hasil belajar murid kelas V A di SDN Center
Malakaji, dapat diketahui sebagai berikut ini dengan cara mencari mean (
rata-rata) dengan cara nilai pre-test melalui tabel dibawah ini:
Tabel 4.1. Perhitungan untuk mencari mean ( rata – rata ) nilai
pretest
X F F.X
50 1 50
55 4 220
60 4 240
49
65 7 455
70 1 70
75 2 150
80 3 240
Jumlah 26 1425
Dari data di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ = 1425 sedangkan
nilai dari N sendiri adalah 26. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai rata-rata
(mean) sebagai berikut:
=
Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil
belajar murid kelas V A SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu
Kabupaten Gowa, sebelum penerapan model kooperatif tipe Snowball Throwing
yaitu 54,80. Adapun dikategorikan pada pedoman Departemen pendidikan dan
kebudayaan (Depdikbud), maka keterangan murid dapat dilihat pada tabel
berikut:
50
Tabel 4.2. Tingkat kemampuan membaca Pretest
No Skor Kategori Frekuensi Persentase
%
1 0 – 59 Sangat rendah 5 19 %
2 60 – 69 Rendah 11 43 %
3 70 – 79 Sedang 5 19 %
4 80 – 89 Tinggi 5 19 %
5 90 – 100 Sangat tinggi - -
Jumlah 26 100
Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap pretest dengan menggunakan
pedoman tes membaca intensif dikategorikan sangat rendah yaitu 19 %, rendah
43 %, sedang 19 %, dan tinggi 19 %. Melihat dari hasil presentase yang ada
dapat dikatakan bahwa tingkat hasil belajar sebelum diterapkan metode snowball
throwing tergolong rendah.
Tabel 4.3 Deskripsi Kemampuan Membaca Intensif Pre Test
Skor Kategorisasi Frekuensi
Persentase
(%)
0 ≤ × <
70
Tidak Tuntas 16 62
70≤ × Tuntas 10 38
51
≤100
Jumlah 26 100
Apabila Tabel 4.3 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil
belajar murid yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah murid yang
mencapai atau melebihi nilai KKM (70) sehingga dapat disimpulkan bahwa
kemampuan membaca intensif murid Kelas V A SDN Center Malakaji
Kecamatan Tomponulu Kabupaten Gowa belum memenuhi kriteria ketuntasan
hasil belajar secara klasikal karena murid yang tuntas hanya 38%.
2. Deskripsi Hasil Belajar (Posttest) Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Murid Kelas V A SDN Center Malakaji Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Gowa setelah diterapkan Model Pembelajaran
Snowball Throwing.
Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap kelas setelah
diberikan perlakuan. Perubahan tersebut berupa kemampuan membaca yang
datanya diperoleh setelah diberikan post- test. Perubahan tersebut dapat dilihat
dari data berikut ini :
Data perolehan skor kemampuan membaca kelas V A SDN Center
Malakaji Kecamatan tompobulu Kabupaten Gowa setelah penerapan
Model pembelajaran Snowball Throwing dengan cara mencari mean (rata-
rata) nilai post-test melalui tabel dibawah ini:
52
Tabel 4.4. Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai
post-test
X F F.X
60 1 60
65 4 260
70 5 350
75 2 150
80 3 240
85 6 510
95 2 190
100 3 300
Jumlah 26 2060
Dari data hasil post-test di atas dapat diketahui bahwa nilai dari
∑ = 2060 dan nilai dari N sendiri adalah 26. Kemudian dapat diperoleh
nilai rata-rata (mean) sebagai berikut:
=
= 79,23
Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari
hasil belajar murid kelas V A SDN Center Malakaji Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Gowa, setelah penerapan model pembelajaran
Snowball Throwing yaitu 79,23 dari skor ideal 100. Adapun di kategorikan
53
pada pedoman Departemen pendidikan dan kebudayaan (Depdikbud),
maka keterangan murid dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5. Tingkat Kemampuan Membaca Intensif Post-test
No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 0 – 59 Sangat rendah - -
2 60 – 69 Rendah 5 19 %
3 70 – 79 Sedang 7 27 %
4 80 – 89 Tinggi 9 35 %
5 90 – 100 Sangat tinggi 5 19 %
Jumlah 26 100
Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap post-test dengan
menggunakan pedoman tes membaca intensif dikategorikan sangat tinggi yaitu
19%, tinggi 35%, sedang 27%, rendah 19% dan sangat rendah berada pada
presentase 0%. Melihat dari hasil presentase yang ada dapat dikatakan bahwa
tingkat kemampuan berbicara meningkat setelah diterapkan model pembelajaran
Snowball Throwing.
54
Tabel 4.6. Deskripsi Kemampuan Membaca Intensif pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia
Skor Kategorisasi Frekuensi Persentase
(%)
0 ≤ × <
70 Tidak Tuntas 5 19
70 ≤ × ≤
100 Tuntas 21 81
Jumlah 26 100
Apabila Tabel 4.6 dikaitkan dengan indikator kriteria kemampuan
membaca intensif murid yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah murid
yang mencapai atau melebihi nilai KKM (70) sehingga dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar murid Kelas V A SDN Center Malakaji Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Gowa telah memenuhi kriteria ketuntasan kemampuan
membaca intensif secara klasikal karena murid yang tuntas adalah 81%.
3. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Pada
Murid Kelas V A SDN Center Malakaji
Sesuai dengan hipotesis penelitian yakni “Terdapat pengaruh
model pembelajaran snowball throwing terhadap kemampuan membaca
intensif pada murid kelas V A SDN Center Malakaji Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Gowa”, maka teknik yang digunakan untuk
menguji hipotesis tersebut adalah teknik statistik inferensial dengan
menggunakan uji-t.
55
Tabel 4.7. Analisis skor Pre-test dan Post-test
No X1 (Pre-
test)
X2 (Post-
test)
d = X2 -
X1 d²
1 55 65 10 100
2 55 65 10 100
3 75 85 10 100
4 65 80 15 225
5 65 70 5 25
6 75 85 10 100
7 60 80 20 400
8 70 80 10 100
9 60 75 15 225
10 75 85 10 100
11 85 100 15 225
12 75 95 20 400
13 55 65 10 100
14 65 75 10 100
15 50 60 10 100
16 65 85 20 400
17 65 70 5 25
18 80 85 5 25
19 85 100 15 225
20 65 85 20 400
21 65 70 5 25
56
22 85 100 15 225
23 80 95 15 225
24 60 70 10 100
25 60 65 5 25
26 55 70 15 225
1750 2060 310 4300
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:
Md =
= 11,92
2. Mencari harga “ ” dengan menggunakan rumus:
=
= 6
= 604
57
3. Menentukan harga t Hitung
t =
t =
t =
t =
t =
t = 27,36
4. Menentukan harga t Tabel
Untuk mencari t Tabel peneliti menggunakan table distribusi t
dengan taraf signifikan = 26 – 1 = 25 maka
diperoleh t 0,05 = 1,708
Setelah diperoleh tHitung = 27,36 dan tTabel = 1,708 maka
diperoleh tHitung > tTabel atau 27,36 > 1,708. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa ada pengaruh dalam
menerapkan model pembelajaran terhadap kemampuan membaca murid
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V A SDN Center Malakaji
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.
58
B. Pembahasan
1. Gambaran pelaksanaan Model pembelajaran snowball Throwing murid
kelas V SDN Center Malakaji.
Model pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu model
pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua
kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing murid
membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar
ke murid lain yang masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang
diperoleh. Berdasarkan hasil pre-test, nilai rata-rata hasil belajar murid 54,80
dengan kategori yakni sangat rendah yaitu 19%, rendah 43%, sedang 19%, tinggi
19% dan sangat tingggi berada pada presentase 0%. Melihat dari hasil presentase
yang ada dapat dikatakan bahwa kemampua membaca intensif murid tergolong
rendah sebelum diterapkan model pembelajaran.
Dengan demikian, Snowball Throwing dalam kaitannya dengan
pendidikan ialah sebagai wahana pembelajaran dalam bentuk permainan sesuatu
yang bermakna dalam menggambarkan pesan, suasana, mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang bernilai bagi anak dalam membuahkan
pengalaman belajar.
2. Gambaran keterampian membaca intensif murid kelas V SDN Center
Malakaji.
Pada hakikatnya Membaca adalah suatu yang rumit yang
melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga
59
melibatkan aktifitas visual, berpikir, psikolinguistik dan metakognitif.
Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol
tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir
membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal,
interprestasi, membaca kritis dan pemahaman kreatif. Crawley dan
Mountain (Rahim 2007: 2) mengatakan bahwa pengenalan kata bisa
berupa aktifitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus.
3. Uji Hipotesis Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing
pada Murid Kelas Va SDN Center Malakaji.
Pada bagian ini akan diuraikan hasil yang ditemukan dalam penelitian.
Hasil yang dimaksudkan yaitu kesimpulan yang diambil berdasarkan data yang
terkumpul dan analisis data yang telah dilakukan.
Selanjutnya nilai rata-rata hasil post-test adalah 79,23 jadi setelah
diterapkan model pembelajaran Snowball Throwing kemampuan membaca murid
lebih baik dibanding dengan sebelum penerapan model kooperatif tipe Snowball
Throwing. Selain itu persentasi kategori kemampuan membaca intensif murid
juga meningkat yakni sangat tinggi yaitu 19%, tinggi 35%, sedang 27%, rendah
19%, dan sangat rendah berada pada presentase 0,00%.
Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan
rumus uji t, dapat diketahui bahwa nilai thitung sebesar 27,36. Dengan frekuensi
(dk) sebesar 26 - 1 = 25 pada taraf signifikansi 5% diperoleh ttabel = 1,708. Oleh
karena thitung ttabel pada taraf signifikansi 0,05, maka hipotesis nol (H0) ditolak
dan hipotesis alternative (Ha) diterima yang berarti bahwa ada pengaruh dalam
60
menerapkan model pembelajaran snowball throwing terhadap kemampuan
membaca intensif murid.
Hasil analisis diatas yang menunjukkan adanya pengaruh penerapan
model pembelajaran snowball throwing sejalan dengan hasil observasi yang
dilakukan. Berdasarkan hasil observasi terdapat perubahan pada murid yaitu pada
awal kegiatan pembelajaran ada beberapa murid yang belum berani berbicara
(mengeluarkan pendapat). Hal ini dapat dilihat pada pertemuan pertama murid
yang belum berani membaca 14 orang, sedangkan pada pertemuan terakhir murid
mampu berlomba-lomba untuk tampil di depan untuk mengeluarkan
pendapatnya. Pada awal pertemuan, hanya sedikit murid yang aktif mengikuti
pembelajaran. Akan tetapi sejalan dengan diterapkannya model pembelajaran
snowball throwing murid mulai aktif pada setiap pertemuan.
Hasil observasi menunjukkan banyaknya jumlah murid yang menjawab
pada saat diajukan pertanyaan dan murid yang mengajukan diri untuk melakukan
kegiatan pembelajaran. Murid juga mulai aktif dan percaya diri untuk
menyampaikan perasaan dan pendapatnya setelah di terapkan model
pembelajaran snowball throwing. Proses pembelajaran yang menyenangkan
membuat murid tidak lagi merasa jenuh pada saat pembelajaran berlangsung dan
tidak lagi merasa bosan ataupun tertekan ketika mengikuti proses pembelajaran
di kelas.
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yang
diperoleh serta hasil observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh dalam menerapkan model pembelajaran snowball throwing
61
terhadap kemampuan membaca intensif murid kelas V A SDN Center Malakaji
Kecamatan Tompobulu Kabupateng Gowa.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SDN Center
Malakaji dengan hasil nilai akhir pretest yaitu 54,80 dengan hasil posttest 79,23.
Dengan ini Dapat diperkuat oleh peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Ayu
Puji Lestari (2014) yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Murid Dalam
Pembelajaran bahasa indonesia Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif
Model Snowball Throwing di Kelas V SD Inpres Pagandongan I”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus I rata-rata yang diperoleh sebesar
62,42 sedangkan pada siklus II diperoleh sebesar 80,14 dari 35 murid. Dimana
pada siklus I berada dalam kategori rendah sedangkan pada siklus II berada
dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar bahasa indonesia pada murid kelas V SD Inpres
Pagandongan I Kota Makassar 30 melalui penerapan pembelajaran kooperatif
model Snowball Throwing mengalami peningkatan.
4. Deskripsi Kualitas Membaca Intensif pada Model Pembelajaran Snowball
Throwing
Deskripsi kualitas yang dicapai oleh peserta didik sebelum di terapkan
model pembelajaran Snowball Throwing pada rubric membuat bacaan yang
mendapatkan nilai baik yaitu 6 orang, nilai cukup yaitu 12 orang. dan yang masih
perlu bimbingan yaitu 6 orang. Sedangkan dalam mencari ide pokok bacaan
siswa yang mendapat nilai baik Sekali yaitu 2 orang, yang mendapat nilai baik
yaitu 6 orang, nilai cukup 13 orang, dan yang masih perlu bimbingan yaitu 5
62
orang. Penilaian terakhir yaitu menuliskan ide pokok dari bacaan, yang
mendapatkan nilai baik sekali yaitu 1 orang, nilai baik yaitu 9 orang, nilai cukup
yaitu 13 orang, dan siswa yang masih perlu bimbingan yaitu 3 orang.
Setelah penerapan model pembelajaran Snowball Throwing deskripsi
kualitas yang dicapai peserta didik meningkat, seperti halnya pada rubrik
membuat bacaan yang mendapat nilai baik sekali yaitu 3 orang, nilai baik yaitu
11 orang, dan nilai cukup yaitu 14 orang. Sedangkan penilaian mencari ide
pokok bacaan yang mendapatkan nilai sangat baik yaitu 9 orang, nilai baik 11
orang, dan nilai cukup 6 orang. Penilaian menuliskan ide pokok dari bacaan yang
mendapatkan nilai sangat baik yaitu 7 orang, nilai baik 7 orang, nilai cukup 9
orang, sedangkan yang masih memerlukan bimbingan guru yaitu 3 orang.
69663
63
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan yang lebih rinci berkaitan pelaksanaan pembelajran dengan
menggunakan model pembelajaran snowball throwing pada murid kelas V A
SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa sebagai
berikut :
1. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara umum
kemampuan membaca murid kelas V A SDN Center Malakaji
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa sebelum penerapan model
pembelajaran snowball throwing dikategorikan rendah. Hal ini
ditunjukkan dari perolehan persentase hasil belajar siswa yaitu sangat
rendah 19%, rendah 43%, sedang 19%, tinggi 19% dan sangat tingggi
berada pada presentase 0,00%..
2. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara umum
murid kelas V A SDN center Malakaji Kecamatan Tompobulu
Kabupaten Gowa setelah menerapkan model pembelajaran snowball
throwing berpengaruh terhadap kemampuan membaca murid kelas V A
SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa dapat
dilihat dari perolehan persentase yaitu sangat tinggi 19%, tinggi 35%,
sedang 27%, rendah 19%, dan sangat rendah berada pada presentase
64
0,00%.
3. Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
penerapan model kooperatif tipe snowball throwing berpengaruh
terhadap kemampuan membaca setelah diperoleh tHitung = 27,36 dan tTabel
= 1,708 maka diperoleh tHitung > tTabel atau 27,36 > 1,708.
B. Saran
Berdasarkan temuan yang berkaitan hasil penelitian penerapan model
snowball Throwing mempengaruhi kemampuan membaca intensif murid
kelas V A SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa,
maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada para pendidik khususnya guru SDN Center Malakaji Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Gowa, disarankan menerapkan model
pembelajaran snowball throwing untuk membangkitkan minat dan
motivasi siswa untuk belajar.
2. Kepada Peneliti, diharapkan mampu mengembangkan model
pembelajaran snowball throwing ini dengan menerapkan pada materi lain
untuk mengetahui apakah pada materi lain cocok dengan model
pembelajaran ini demi tercapainya tujuan yang diharapkan.
3. Kepada calon Peneliti, akan dapat mengembangkan dan memperkuat
model ini serta memperkuat hasil penelitian ini dengan cara mengkaji
terlebih dahulu dan mampu mengadakan penelitian yang lebih sukses.
65
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter.
Bandung: Refika Aditama.
Arifin, E. Zaenal. 1986. Berbahasa Indonesialah dengan Benar. Jakarta: PT.
Mediyatama Sarana Perkasa.
Arief, Ardha. 2013. Kelemahan dan kelebihan model pembelajaran kooperatif
tipe Snowball Throwing.
http://ardhaphys.blogspot.com/2016/05/modelpembelajaran-snowball-
throwing.html?m.
https://www.slideshare.net/kurniatamaarief/penilaian-otentik-
keterampilan-membaca
Farhan. 2011. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing.
(http://www.farhan-bjm.web.id, diunduh tanggal 15 Desember 2012).
https://www.dosenpendidikan.co.id/membaca-intensif/
Depdikbud. 2003. Pengajaran Membaca. Jakarta: Depdikbud
Imas kurnia & berlin sani.2015.ragam pengembangan model pembelajaran.
Junus, A. M & Andi Fatimah J. 2012. Pembentukan Paragraf Bahasa Indonesia.
Makassar: Badan Penerbit UNM.
Komara, Endang. 2014. Belajar dan Pembelajaran Interaktif. Bandung: Refika
Aditama.
Lestari, Ayu Puji. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar Murid Dalam Pembelajaran
PKn Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Snowball
Throwing di Kelas IV SD Inpres Pagandongan I.Skripsi Makassar.FKIP
Unismuh Makassar.
66
Mirza, Ayu Fitria.2013. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Snowball
Throwing (ST) Terhadap Kecakapan Komunikasi dan Hasil Belajar Siswa
SMP Negeri 4 Palembang Pada Kompetensi Dasar Sistem Gerak Pada
Manusia. Skripsi Palembang. FKIP UNSRI Palembang.
Munirah. 2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Awal. Makassar:
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Rahim, Thamrin Paelori. 2013. Seluk Beluk Bahasa dan Sastra Indonesia.
Surakarta: Romis Aisy.
Suardi. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta barat: PT. Indeks.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Jakarta: Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suprijono, Agus. 2017. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
NAMA : Meidina Nurrahmadani
NIM : 105401101516
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN Center Malakaji
Kelas/Semester : V (Lima) / I (Satu)
Tema 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia
Sub Tema 2 : Manusia dan Lingkungan
Pembelajaran Ke : 1 (Satu)
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (4 x 15 Menit)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan kegiatan membaca, siswa dapat menentukan ide pokok setiap
paragraf dalam bacaan secara percaya diri.
Dengan menulis, siswa dapat mengembangkan ide pokok menjadi sebuah
paragraf secara tanggung jawab.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak
semua siswa berdo’a menurut agama
dan keyakinan masing-masing.
Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi
dan tempat duduk disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran.
Menginformasikan tema yang akan
dibelajarkan yaitu tentang ” Manusia
dan Lingkungan”.
5 menit
Inti Guru menyampaikan materi yang akan
disajikan cukup beberapa menit saja.
Setelah itu menyuruh siswa membuat
kelompok dan memanggil masing-
masing ketua kelompok untuk
memberikan penjelasan tentang materi.
Masing- masing ketua kelompok
kembali kekelompok masing- masing,
kemudian menjelaskan materi yang
disampaikan oleh guru kepada
temannya.
Kemudian masing- masing murid
diberikan sat lembar kerja untuk
menuliskan pertanyaan apa saja yang
menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok.
Kemudian kertas tersebut dibuat seperti
bola dan dilempar daei satu murid
kemurid yang lain selama kurang lebih
5 menit.
Setelah murid mendapat satu bola atau
45 menit
satu pertanyaan diberi kesempatan
kepada murid untuk menjawab
pertanyaan yang tertulis dalam kertas
berbentuk bola tersebut bergantian.
Penutup Bersama-sama siswa membuat
kesimpulan pembelajaran.
Guru memberikan pesan- pesan moral.
Mengajak semua siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran)
10 menit
C. PENILAIAN
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu
dari penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan.
Malakaji, Agustus 2020
Mengetahui,
Kepala Sekolah SDN Center Malakaji Guru Kelas V
Hj. Aguslina. S.PdI.M.Pd Ayuk Mayangsari, S.Pd
NIP.19730816 199703 2003 19940906 201903 2 020
LAMPIRAN
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu
dari penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan.
1. Pengetahuan
Format Penilaian
No. Nama Siswa
Hasil Penilaian Pengetahuan
Tercapai
()
Belum
Tercapai
()
1.
2.
3.
Keterangan:
Menemukan ide pokok dari sebuah bacaan.
2. Keterampilan
Penilaian Uji Unjuk Kerja
a. Menyampaikan Hasil Bacaan
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup
Perlu
Bimbingan
4 3 2 1
Pengetahuan Siswa
menunjukkan
pemahaman
materi yang
sangat tinggi.
Siswa
menunjukkan
pemahaman
materi cukup
tinggi.
Siswa
menunjukkan
pemahaman
materi yang
cukup tinggi
namun
membutuhkan
sedikit bantuan
guru dalam
pengerjaannya
Siswa
menunjukkan
pemahaman
materi yang
kurang dan
membutuhkan
banyak
bantuan
guru dalam
pengerjaannya.
Keterampilan Hasil bacaan
disampaikan
dengan
menggunakan
tata bahasa
Indonesia yang
baik dan baku.
Terdapat satu
atau dua
kesalahan
dalam
tata bahasa
Indonesia yang
baik dan baku
Terdapat tiga
atau empat
kesalahan
dalam
tata bahasa
Indonesia yang
baik dan baku.
Terdapat lebih
dari empat
kesalahan
dalam
tata bahasa
Indonesia yang
baik dan baku.
b. Mencari Ide Pokok Bacaan
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup
Perlu
Bimbingan
4 3 2 1
Ketepatan Menemukan Hampir Ada beberapa Sebagian ide
keseluruhan
ide
pokok dengan
tepat.
semua
ide pokok
ditemukan
dengan tepat.
ide
pokok yang
tidak
tepat.
pokok yang
ditemukan
tidak
tepat.
Waktu Keseluruhan
ide
pokok
ditemukan
dengan sangat
cepat.
Keseluruhan
ide
pokok
ditemukan
dengan cepat.
Keseluruhan
ide
pokok
ditemukan
dengan cukup
cepat.
Keseluruhan
ide
pokok
ditemukan
dengan sangat
lambat.
Keterampilan
Penulisan:
Ringkasan
dibuat dengan
benar,
sistematis
dan jelas, yang
menunjukkan
keterampilan
penulisan yang
baik.
Keseluruhan
hasil penulisan
ringkasan
yang
sistematis
dan benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan yang
sangat baik, di
atas rata-rata
kelas.
Keseluruhan
hasil
penulisan
ringkasan
yang
sistematis
dan benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan
yang
baik
Sebagian
besar
hasil
penulisan
ringkasan
yang
sistematis
dan benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan
yang terus
berkembang.
Hanya
sebagian
kecil hasil
penulisan
ringkasan
yang
sistematis
dan benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan
yang
masih perlu
terus
ditingkatkan.
c. Menuliskan Ide Pokok dari Bacaan
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup
Perlu
Bimbingan
4 3 2 1
Rumusan Ide
Pokok: Ide
pokok ditulis
dalam bentuk
kalimat
(Subjek +
Predikat).
Keseluruhan
ide
pokok ditulis
dalam bentuk
kalimat.
Hampir semua
ide pokok
ditulis
dalam bentuk
kalimat.
Sebagian
besar
ide pokok
ditulis
dalam bentuk
kalimat.
Hanya
sebagian
kecil ide
pokok
ditulis dalam
bentuk
kalimat.
Penggunaan
Bahasa
Indonesia
yang baik dan
Benar : Bahasa
Indonesia yang
baik dan benar
digunakan
Bahasa
Indonesia
yang baik
dan
benar
digunakan
dengan
efisien dan
menarik
Bahasa
Indonesia
yang baik dan
benar
digunakan
dengan
efisien dalam
keseluruhan
penulisan.
Bahasa
Indonesia
yang baik dan
benar
digunakan
dengan sangat
efisien dalam
sebagian
besar
Bahasa
Indonesia
yang baik dan
benar
digunakan
dengan sangat
efisien dalam
sebagian kecil
penulisan.
dalam
penulisan
ringkasan
dalam
keseluruhan
penulisan.
penulisan.
Ketepatan:
Ide
pokok yang
ditulis
benar dan
sesuai
dengan bacaan.
Keseluruhan
ide pokok
yang
ditulis benar
dan
sesuai
dengan
bacaan.
Hampir
keseluruhan
ide pokok yang
ditulis benar
dan
sesuai dengan
bacaan.
Sebagian
besar
ide pokok
yang
ditulis benar
dan
sesuai dengan
bacaan.
Sebagian kecil
ide pokok
yang
ditulis benar
dan
sesuai dengan
bacaan.
Teks Bacaan I
BERSEPEDA
Bersepeda merupakan kegiatan yang menyenangkan sekaligus
menyehatkan. Sepeda bisa dikatakan sebagai alat transportasi darat yang murah.
Parktis, dan mudah dikendarai. Banyak orang yang memanfaatkan sepeda untuk
pergi ke kantor, sekolah, pasar, dan lain- lain. Sepeda juga ramah lingkungan
karena tidak menggunakan bahan bakar minyak sehingga tidak menimbulkan
polusi. Selain itu, dengan bersepeda juga dapat menjaga dan meningkatkan
kesehatan tubuh kita.
Bersepeda dapat mengencangkan otot- otot tubuh. Bersepeda tidak hanya
melibatkan bagian kaki saja. Bahkan, banyak orang yang menganggap bersepeda
hanya dapat mengencangkan otot- otot bagian betis dan paha saja. Namun
sebenarnya, bersepeda merupakan latihan fisik yang hampir melibatkan setiap
bagian tubuh. Selain memperkuat otot- otot bagian kaki dan paha, bersepeda
secara rutin juga akan mengencangkan otot- otot bagian belakang, pinggul, dan
lengan.
Jika bersepeda secara rutin, kesehatan jantung kita akan tetap terjaga.
Selama bersepeda, jantung berdetak lebih cepat dari biasanya. Efek positif
terhadap jantung ini tentunya juga akan membawa efek- efek positif lainnya
seperti melancarkan peredaran darah dan oksigen. Dengan demikian kita bisa
terhindar dari munculnya gangguan- gangguan yang berkaitan dengan jantung dan
peredaran darah dalam tubuh.
Salah satu pilihan yang bijak untuk menjaga stamina dan daya tahan tubuh
adalah dengan bersepeda. Bersepeda secara rutin dapat meningkatkan stamina dan
dayabtahan tubuh. Hal ini akan membuat kamu selalu bugar dan berenergi setiap
harinya.
Bersepeda juga merupakan olahraga yang dapat membakar kalori dalam
tubuh. Oleh karena itu, bersepada dapat menurunkan berat badan. Timbunan
lemak- lemak dalam tubuh kita yang menyebabkan kegemukan akan terbakar dan
lambat laun akan hilang. Tubuh kita pun akan kembali menjadi ideal.
Oleh karena bisa membakar kalori dalam tubuh, maka bersepeda juga
dapat menurunkan risiko terkena penyakit diabetes. Penyakit diabetes disebabkan
karena tingginya kadar gula dalam darah. Kadar gula dalam darah bisa tinggi
karena gula (glukosa) yang kita konsumsi setiap hari dalam tubuh kita berubah
menjadi energi. Timbunan kalori tersebut akan memicu meningkatkan kadar gula
dalam darah. Adapun penyakit diabetes sendiri bisa menjadi penyebab munculnya
penyakit- penyakit lainnya, seperti jantung, stroke, kulit, mata, ginjal, dan
penyakit lainnya.
Manfaat bersepeda lainnya adalah mengurangi stress. Seperti yang telah
dijelaskan di atas, bahwa bersepeda merupakan kegiatan olahraga yang
menyenangkan. Bersepeda memberikan hiburan tersendiri bagi kita. Pada waktu
pagi dan sore hari untuk bersepeda sambil melihat- lihat indahnya pemandangan
dan suasana sekitar cukup efektif untuk mengurangi stres.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
NAMA : Meidina Nurrahmadani
NIM : 105401101516
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN Center Malakaji
Kelas/Semester : V (Lima) / I (Satu)
Tema 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia
Sub Tema 2 : Manusia dan Lingkungan
Pembelajaran Ke : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (4 x 15 Menit)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan membaca, siswa mampu mengolah informasi dari bacaan dan
menentukan ide pokok dari setiap paragraf secara bertanggung jawab.
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa
berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-
masing.
Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi
dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu
tentang ” Manusia dan Lingkungan”.
5 menit
Inti Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
cukup beberapa menit saja.
Setelah itu menyuruh siswa membuat kelompok dan
memanggil masing-masing ketua kelompok untuk
memberikan penjelasan tentang materi.
Masing- masing ketua kelompok kembali kekelompok
masing- masing, kemudian menjelaskan materi yang
disampaikan oleh guru kepada temannya.
Kemudian masing- masing murid diberikan sat lembar
kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang
menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua
kelompok.
Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan
dilempar daei satu murid kemurid yang lain selama
kurang lebih 5 menit.
Setelah murid mendapat satu bola atau satu pertanyaan
diberi kesempatan kepada murid untuk menjawab
pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola
tersebut bergantian.
45 menit
Penutup Bersama-sama siswa membuat kesimpulan
pembelajaran.
Guru memberikan pesan- pesan moral.
Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran)
10 menit
C. PENILAIAN
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu
dari penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan.
Malakaji, Agustus 2020
Mengetahui,
Kepala Sekolah SDN Center Malakaji Guru Kelas V
Hj. Aguslina. S.PdI.M.Pd Ayuk Mayangsari, S.Pd
NIP.19730816 199703 2003 19940906 201903 2 020
LAMPIRAN
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu
dari penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan.
1. Pengetahuan
Format Penilaian
No. Nama Siswa
Hasil Penilaian Pengetahuan
Tercapai
()
Belum
Tercapai
()
1.
2.
3.
Keterangan:
Menemukan ide pokok dari sebuah bacaan.
2. Keterampilan
Penilaian Uji Unjuk Kerja
a. Menyampaikan Hasil Bacaan
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup
Perlu
Bimbingan
4 3 2 1
Pengetahuan Siswa
menunjukkan
pemahaman
materi yang
sangat tinggi.
Siswa
menunjukkan
pemahaman
materi cukup
tinggi.
Siswa
menunjukkan
pemahaman
materi yang
cukup tinggi
namun
membutuhkan
sedikit bantuan
guru dalam
pengerjaannya
Siswa
menunjukkan
pemahaman
materi yang
kurang dan
membutuhkan
banyak
bantuan
guru dalam
pengerjaannya.
Keterampilan Hasil bacaan
disampaikan
dengan
menggunakan
tata bahasa
Indonesia yang
baik dan baku.
Terdapat satu
atau dua
kesalahan
dalam
tata bahasa
Indonesia yang
baik dan baku
Terdapat tiga
atau empat
kesalahan
dalam
tata bahasa
Indonesia yang
baik dan baku.
Terdapat lebih
dari empat
kesalahan
dalam
tata bahasa
Indonesia yang
baik dan baku.
b. Mencari Ide Pokok Bacaan
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup
Perlu
Bimbingan
4 3 2 1
Ketepatan Menemukan
keseluruhan
ide
Hampir
semua
ide pokok
Ada beberapa
ide
pokok yang
Sebagian ide
pokok yang
ditemukan
pokok dengan
tepat.
ditemukan
dengan tepat.
tidak
tepat.
tidak
tepat.
Waktu Keseluruhan
ide
pokok
ditemukan
dengan sangat
cepat.
Keseluruhan
ide
pokok
ditemukan
dengan cepat.
Keseluruhan
ide
pokok
ditemukan
dengan cukup
cepat.
Keseluruhan
ide
pokok
ditemukan
dengan sangat
lambat.
Keterampilan
Penulisan:
Ringkasan
dibuat dengan
benar,
sistematis
dan jelas, yang
menunjukkan
keterampilan
penulisan yang
baik.
Keseluruhan
hasil penulisan
ringkasan
yang
sistematis
dan benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan yang
sangat baik, di
atas rata-rata
kelas.
Keseluruhan
hasil
penulisan
ringkasan
yang
sistematis
dan benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan
yang
baik
Sebagian
besar
hasil
penulisan
ringkasan
yang
sistematis
dan benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan
yang terus
berkembang.
Hanya
sebagian
kecil hasil
penulisan
ringkasan
yang
sistematis
dan benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan
yang
masih perlu
terus
ditingkatkan.
c. Menuliskan Ide Pokok dari Bacaan
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup
Perlu
Bimbingan
4 3 2 1
Rumusan Ide
Pokok: Ide
pokok ditulis
dalam bentuk
kalimat
(Subjek +
Predikat).
Keseluruhan
ide
pokok ditulis
dalam bentuk
kalimat.
Hampir semua
ide pokok
ditulis
dalam bentuk
kalimat.
Sebagian
besar
ide pokok
ditulis
dalam bentuk
kalimat.
Hanya
sebagian
kecil ide
pokok
ditulis dalam
bentuk
kalimat.
Penggunaan
Bahasa
Indonesia
yang baik dan
Benar : Bahasa
Indonesia yang
baik dan benar
digunakan
dalam
penulisan
Bahasa
Indonesia
yang baik
dan
benar
digunakan
dengan
efisien dan
menarik
dalam
keseluruhan
Bahasa
Indonesia
yang baik dan
benar
digunakan
dengan
efisien dalam
keseluruhan
penulisan.
Bahasa
Indonesia
yang baik dan
benar
digunakan
dengan sangat
efisien dalam
sebagian
besar
penulisan.
Bahasa
Indonesia
yang baik dan
benar
digunakan
dengan sangat
efisien dalam
sebagian kecil
penulisan.
ringkasan penulisan.
Ketepatan:
Ide
pokok yang
ditulis
benar dan
sesuai
dengan bacaan.
Keseluruhan
ide pokok
yang
ditulis benar
dan
sesuai
dengan
bacaan.
Hampir
keseluruhan
ide pokok yang
ditulis benar
dan
sesuai dengan
bacaan.
Sebagian
besar
ide pokok
yang
ditulis benar
dan
sesuai dengan
bacaan.
Sebagian kecil
ide pokok
yang
ditulis benar
dan
sesuai dengan
bacaan.
Teks Bacaan 2
PENYANDANG CACAT YANG SUKSES
Sidik lahir dengan kondisi yang memprihatinkan. Dia tak memiliki kedua
kaki mulai dari pangkat paha. Boleh dibilang, tubuhnya hanya separuh. Sebelum
menggunakan kersi roda, dia mengayungkan dua tangan guna menyeret tubuhnya
untuk berjalan.
Meski tubuhnya tak sempurna, sejak kecil Sidik tidak pernah mau
merepotkan orang lain. Ia selalu berusaha melakukan semua aktivitasnya sendiri.
Dia juga tidak mau dipapah atau digendong.
“Saya tidak mau dikasihani orang. Saya ingin sukses bukan karena orang
kasihan kepada saya, tetapi karena kerja keras saya,” katanya lugas.
Setelah berathun- tahun bekerja di Yayasan Swa Prasidya Purna tetapi
tidak menghasilkan materi berarti, Sidik memilih keluar dan mencari pekerjaan
lain. Dengan bekal ijazah diplomanya, dia diterima disebuah perusahaan
kontraktor sebagai staf personalia. Tapi belum lama dia bekerja, krisis moneter
tahun 1998 menghantam dari perusahaannya terpaksa tutup. Maka, dimulailah
periode. Sidik menjadi pengangguran. Tetapi, diatak mau lama- lama
menganggur, sidik mulai mengikuti berbagai kursus keterampilan yang diadakan
oleh Pemda DKI bagi penyandang cacat. Salah satu kursus yang memikat
perhatian Sidik ialah kursus membuat kerupuk dari singkong.
Modalnya ketika itu sumbangan dari Pemda DKI sebesar satu juta rupiah.
Bersama istrinya, Sidik kemudian memulai usaha membuat kerupuk singkong.
“Dulu belum ada merek, plastik pembungkusnya masih polos.”katanya.
Pada awal produksi dia memproduksi sekitar 100 bungkus kerupuk
berukuran 2 ons daei bahan baku singkong sebanyak 10 kilogram.
“Namanya juga pertama, kerupuk dagangan saya baru habis setelah
sebulan lebih,” katanya mengenang.
Namun kini, dari hanya mengolah 10 kilogram singkong. Sidik mengolah
sedikitnya 50 hingga 100 kilogram singkong setiap bulannya.
Dia juga sudah memiliki merek lengkap dengan cap di pembungkus
produknya.
“Saya beri nama merek Cap Gurame, ini sama sekali tidak ada
hubungannya dengan ikan gurame, gurame adalah singkatan dari Gurih, Renyah,
Enak.,” katanya tersenyum. “Kalau nanti ada uang lebih, merek ini saya mau
potenkan.” Tambahnya.
Beruntung, ada seorang pengusaha local yang melihat kegigihan Sidik dan
akhirnya menyumbangkan sebuah sepeda motor untuk operasional usaha.
“Namanya juga tidak punya kaki, saya sempat bingung juga, bagaimana
mengendarainya?” Tetapi Sidik tak kehilangan akal, dia mendesain motornya agar
tuas perseneling dapat dioperasikan dengan tangan. Dengan bantuan tukang las,
jadilah sebuah motor dengan tongkat besi tambahan yang ditempel diperseneling
dan injakan rem. Tidak lupa juga dia menempelkan gerobak disampingnya untuk
mengangkut muatan.
“Motor itu benar- benar membantu mobilitas dan produktivitas usaha
saya.” Ujar Sidik.
Saat ini Sidik terus mengembangkan pemasaran produknya. Setiap hari dia
masih berkeliling ke koperasi- koperasi atau warung diseluruh pelosok Ibukota.
Bahkan saat kabari mewawancarainya, dua kali telepon selularnya berbunyi dari
orang yang meminta agar pasokan kerupuk “Cap Gurame” segera dikirim.
Kini, dari hasil usahanya, Sidik mengantungi keuntungan berkisaran 1
sampai 2 juta rupiah perbulan. Meski jumlahnya kecil, apa yang diperbuat Sidik
termasuk luar biasa. Dengan keadaan yang terbatas, dia menjadi enterpreuner
sejati. Meminjam rumusnya Pak Ciputra, pengusaha dan dosen mata kuliah
enterpreunership, bahwa Indonesia membutuhkan sedikitnya 20 persen
penduduknya menjadi enterpreuner, barulah menjadi Negara makmur, mak sidik
memulainya bertahun- tahun lalu jelaslah, Indonesia membutuhkan orang- orang
gigih seperti Sidik.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
NAMA : Meidina Nurrahmadani
NIM : 105401101516
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN Center Malakaji
Kelas/Semester : V (Lima) / I (Satu)
Tema 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia
Sub Tema 2 : Manusia dan Lingkungan
Pembelajaran Ke : 3 (Tiga)
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (4 x 15 Menit)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan membaca dan menulis, siswa menentukan ide pokok dari bacaan
secara tepat.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak
semua siswa berdo’a menurut agama
dan keyakinan masing-masing.
Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi
dan tempat duduk disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran.
Menginformasikan tema yang akan
dibelajarkan yaitu tentang ” Manusia
dan Lingkungan”.
5 menit
Inti Guru menyampaikan materi yang akan
disajikan cukup beberapa menit saja.
Setelah itu menyuruh siswa membuat
kelompok dan memanggil masing-
masing ketua kelompok untuk
memberikan penjelasan tentang materi.
Masing- masing ketua kelompok
kembali kekelompok masing- masing,
kemudian menjelaskan materi yang
disampaikan oleh guru kepada
temannya.
Kemudian masing- masing murid
diberikan sat lembar kerja untuk
menuliskan pertanyaan apa saja yang
menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok.
Kemudian kertas tersebut dibuat seperti
bola dan dilempar daei satu murid
kemurid yang lain selama kurang lebih
5 menit.
Setelah murid mendapat satu bola atau
satu pertanyaan diberi kesempatan
kepada murid untuk menjawab
pertanyaan yang tertulis dalam kertas
45 menit
berbentuk bola tersebut bergantian.
Penutup Bersama-sama siswa membuat
kesimpulan pembelajaran.
Guru memberikan pesan- pesan moral.
Mengajak semua siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran)
10 menit
C. PENILAIAN
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu
dari penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan.
Malakaji, Agustus 2020
Mengetahui,
Kepala Sekolah SDN Center Malakaji Guru Kelas V
Hj. Aguslina. S.PdI.M.Pd Ayuk Mayangsari, S.Pd
NIP.19730816 199703 2003 19940906 201903 2 020
LAMPIRAN
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu
dari penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan.
1. Pengetahuan
Format Penilaian
No. Nama Siswa
Hasil Penilaian Pengetahuan
Tercapai
()
Belum
Tercapai
()
1.
2.
3.
Keterangan:
Menemukan ide pokok dari sebuah bacaan.
2. Keterampilan
Penilaian Uji Unjuk Kerja
a. Menyampaikan Hasil Bacaan
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup
Perlu
Bimbingan
4 3 2 1
Pengetahuan Siswa
menunjukkan
pemahaman
materi yang
sangat tinggi.
Siswa
menunjukkan
pemahaman
materi cukup
tinggi.
Siswa
menunjukkan
pemahaman
materi yang
cukup tinggi
namun
membutuhkan
sedikit bantuan
guru dalam
pengerjaannya
Siswa
menunjukkan
pemahaman
materi yang
kurang dan
membutuhkan
banyak
bantuan
guru dalam
pengerjaannya.
Keterampilan Hasil bacaan
disampaikan
dengan
menggunakan
tata bahasa
Indonesia yang
baik dan baku.
Terdapat satu
atau dua
kesalahan
dalam
tata bahasa
Indonesia yang
baik dan baku
Terdapat tiga
atau empat
kesalahan
dalam
tata bahasa
Indonesia yang
baik dan baku.
Terdapat lebih
dari empat
kesalahan
dalam
tata bahasa
Indonesia yang
baik dan baku.
b. Mencari Ide Pokok Bacaan
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup
Perlu
Bimbingan
4 3 2 1
Ketepatan Menemukan
keseluruhan
ide
Hampir
semua
ide pokok
Ada beberapa
ide
pokok yang
Sebagian ide
pokok yang
ditemukan
pokok dengan
tepat.
ditemukan
dengan tepat.
tidak
tepat.
tidak
tepat.
Waktu Keseluruhan
ide
pokok
ditemukan
dengan sangat
cepat.
Keseluruhan
ide
pokok
ditemukan
dengan cepat.
Keseluruhan
ide
pokok
ditemukan
dengan cukup
cepat.
Keseluruhan
ide
pokok
ditemukan
dengan sangat
lambat.
Keterampilan
Penulisan:
Ringkasan
dibuat dengan
benar,
sistematis
dan jelas, yang
menunjukkan
keterampilan
penulisan yang
baik.
Keseluruhan
hasil penulisan
ringkasan
yang
sistematis
dan benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan yang
sangat baik, di
atas rata-rata
kelas.
Keseluruhan
hasil
penulisan
ringkasan
yang
sistematis
dan benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan
yang
baik
Sebagian
besar
hasil
penulisan
ringkasan
yang
sistematis
dan benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan
yang terus
berkembang.
Hanya
sebagian
kecil hasil
penulisan
ringkasan
yang
sistematis
dan benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan
yang
masih perlu
terus
ditingkatkan.
c. Menuliskan Ide Pokok dari Bacaan
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup
Perlu
Bimbingan
4 3 2 1
Rumusan Ide
Pokok: Ide
pokok ditulis
dalam bentuk
kalimat
(Subjek +
Predikat).
Keseluruhan
ide
pokok ditulis
dalam bentuk
kalimat.
Hampir semua
ide pokok
ditulis
dalam bentuk
kalimat.
Sebagian
besar
ide pokok
ditulis
dalam bentuk
kalimat.
Hanya
sebagian
kecil ide
pokok
ditulis dalam
bentuk
kalimat.
Penggunaan
Bahasa
Indonesia
yang baik dan
Benar : Bahasa
Indonesia yang
baik dan benar
digunakan
dalam
penulisan
Bahasa
Indonesia
yang baik
dan
benar
digunakan
dengan
efisien dan
menarik
dalam
keseluruhan
Bahasa
Indonesia
yang baik dan
benar
digunakan
dengan
efisien dalam
keseluruhan
penulisan.
Bahasa
Indonesia
yang baik dan
benar
digunakan
dengan sangat
efisien dalam
sebagian
besar
penulisan.
Bahasa
Indonesia
yang baik dan
benar
digunakan
dengan sangat
efisien dalam
sebagian kecil
penulisan.
ringkasan penulisan.
Ketepatan:
Ide
pokok yang
ditulis
benar dan
sesuai
dengan bacaan.
Keseluruhan
ide pokok
yang
ditulis benar
dan
sesuai
dengan
bacaan.
Hampir
keseluruhan
ide pokok yang
ditulis benar
dan
sesuai dengan
bacaan.
Sebagian
besar
ide pokok
yang
ditulis benar
dan
sesuai dengan
bacaan.
Sebagian kecil
ide pokok
yang
ditulis benar
dan
sesuai dengan
bacaan.
Teks Bacaan 3
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI INDONESIA
Kerukunan umat beragam merupakan bentuk hubungan antarmanusia yang
damai berkat adanya toleransi beragama. Toleransi beragama adalah suatu sikap
saling mengerti dan menghargai tanpa adanya sikap membeda- bedakan dan
mengecilkan umat agama lain.
Kerukunan umat beragama sangat penting bagi bangsa Indonesia untuk
mencapai kesejahteraan hidup. Seperti yang telah kita ketahui bahwa Indonesia
memiliki keragaman yang begitu banyak, salah satunya adalah agama. Meskipun
mayoritas penduduk Indonesia memeluk agana Islam, namun ada berapa agama
lain yang juga dianut, yakni Buddha, Hindu, Kristen, Katholik, dan Konghucu.
Setiap agama tentunya memiliki aturan masing- masing dalam menjalankan ajaran
agamanya. Namun, perbedaan ini bukanlah bukanlah alas an menjadi pemecah
belah, namun justru menjadi pemersatu dan memperkaya nilai- nilai dalam
masyarakat. Sebagai satu saudara dalam tanah air yang sama, kita harus menjaga
kerukunan umat beragama agar bangsa dan Negara kita tetap menjadi satu
kesatuan yang utuh.
Tri kerukunan Umat Beragama merupakan program yang dicanangkan
pemerintah untuk menciptakan kerukunan beragama damai dan rukun. Program
ini menghendaki adanya kerukunan antarumat- beragama dalam satu agama
(intern umat beragama), kerukunan antara umat beragama yang satu dengan
agama lain, dan kerukunan antara umat beragama dengan pemerintah. Hal ini
perlu dilakukan untuk mencegah munculnya konflik dalam kehidupan beragama.
Tri kerukunan Umat Beragama bertujuan agar masyarakat Indonesia bisa
hidup dalam kebersamaan, meskipun banyak perbedaan. Program ini harus
diwujudkan agar tidak terjadi pengekangan dan pengurangan hak- hak dalam
menjalankan ajaran agama, seperti dalam pendirian rumah ibadah, pelaksanaan
ibadah dan hari besar beragama, serta penyiaran agama.
Tri kerukunan Umat Beragama dimukai dengan kerukunan antarumat
beragama dalam satu agama (intern umat beragama). Perbedaan pandangan dalam
satu agama dapat memicu terjadinya konflik dalam agama itu sendiri. Oleh karena
itu perbedaan pandangan ini haruslah diupayakan agar tidak saling merasa bahwa
pandangan adalah yang paling benar.
Tri kerukunan Umat Beragama selanjutnya adalah kerukunan antaraumat
beragama yang memiliki pengertian kehidupan yang rukun antar masyarakat
meskipun berbeda agama dan keyakinan. Dalam hal ini tidak terjadi sikap saling
curiga mencurigai serta selalu menghormati agama masing- masing. Selain itu
juga tidak saling memaksakan agama kepada orang lain.
Adapun Tri Kerukunan Umat Beragama yang terakhir adalah kerukunan
antarumat beragama dengan pemerintah mengandung pengertian bahwa tiap- tiap
umat beragama dapat bekerja sama dan bermitra secara baik dengan pemerintah
dalam menjaga kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam hal
ini para tokoh agama dan pemerintah sangat diperlukan perannya dalam mencari
solusi yang baik tanpa merugikan pihak manapun.
LAMPIRAN B
Daftar Hadir Siswa Kelas V SDN Center Malakaji
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa
NO NAMA PESERTA DIDIK JENIS
KEL.
PERTEMUAN 29/07/
20
30/07/
20 05/08/
20 06/08/
20 12/08/
20 13/08/
20 1. Aprilia Rahmadani P a
2. Fikram L
3. Khaerun Nisa P
4. Nurzamzam Kurnia L
5. Muh. Fikri A L
6. Mumtaza Aqila P
7. Akhdan Azizah Nur P
8. Andi Zakia Asma Nabila P
9. Hafiah Berlian Barawati P a
10. Nur Aini Ramadani P a
11. Muh. Ilhamsyah L
12. Siti Nasyifa R P
13. Muh. Abidzar L
14. Marlina P
15. Muh. Afdhal L a
16. Hijriani P
17. Putri P a
18. Rizasya Aprilia P
19. Nurul Qalbi P s
20. St. Amelia P
21. Adiwitya Cakrawansah L
22. Ifha Ardianti P
23. Dzulfa Dalillah Jalali L a
24. Radiatul Jannah P a
25. M. Al Izhar L
26. Yusna Aulia P a
LAMPIRAN C
DAFTAR NILAI MURID KELAS V SDN CENTER MALAKAJI
KECAMATAN TOMPOBULU KABUPATEN GOWA
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
No. Jenis Nama Nilai
Kelas / Semester : V A / 1 (Ganjil)
Tema 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia
Kelamin Pre-test Post-test
1 P Aprilia Rahmadani 75 85
2 L Fikram 70 80
3 L Khaerun Nisa 80 90
4 L Nurzamzam Kurnia 80 85
5 L Muh. Fikra A 70 75
6 P Mumtaza Aqila 80 90
7 P Akhdan Azizah Nur 80 85
8 P Andi Zakia Asma Nabila 75 85
9 P Hafiah Berlian Barawati 75 80
10 P Nur Aini Ramadani 80 90
11 L Muh. Ilhamsyah 90 100
12 P Siti Nasyifa R 80 95
13 L Muh. Abidzar 65 75
14 P Marlina 70 80
15 L Muh. Afdhal 80 85
16 P Hijriani 85 90
17 P Putri 70 75
18 P Rizasya Aprilia 85 90
19 P Nurul Qalbi 90 100
20 P St. Amelia 75 85
21 L Adiwitya Cakrawansah 70 75
LEMBAR PENILAIAN MEMBACA INTENSIF SEBELUM PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING (PRETEST)
No Nama Peserta Didik Aspek Penilaian Skor Nilai
I
Rubrik
Membuat
Bacaan
II
Mencari Ide
Pokok Bacaan
III
Menuliskan
Ide Pokok Dari
Bacaan
1. Aprilia Rahmadani 1 1 2 4 55
2. Fikram 1 2 1 4 55
3. Khaerun Nisa 3 2 3 8 75
4. Nurzamzam Kurnia 2 2 2 6 65
22 P Ifha Ardianti 90 100
23 P Dzulfa Dalillah Jalali 85 95
24 P Radiatil Jannah 65 75
25 L M. Al Azhar 65 70
26 P Yusna Aulia 70 75
Jumlah 1425 2060
Rata-rata 54,80 79,23
5. Muh. Fikra A 2 2 2 6 65
6. Mumtaza Aqila 2 3 3 8 75
7. Akhdan Azizah Nur 1 2 2 5 60
8. Andi Zakia Asma Nabila 2 2 3 7 70
9. Hafiah Berlian Barawati 1 2 2 5 60
10. Nur Aini Ramadani 2 3 3 8 75
11. Muh. Ilhamsyah 3 3 4 10 85
12. Siti Nasyifa R 2 3 3 8 75
13. Muh. Abidzar 1 1 2 4 55
14. Marlina 2 2 2 6 65
15. Muh. Afdhal 1 1 1 3 50
16. Hijriani 2 2 2 6 65
17. Putri 2 2 2 6 65
18. Rizasya Aprilia 3 3 3 9 80
19. Nurul Qalbi 3 4 3 10 85
20. St. Amelia 2 2 2 6 65
21. Adiwitya Cakrawansah 2 2 2 6 65
22. Ifha Ardianti 3 4 3 10 85
23. Dzulfa Dalillah Jalali 3 3 3 9 80
24. Radiatil Jannah 1 2 2 5 60
25. M. Al Azhar 2 1 2 5 60
26. Yusna Aulia 1 1 2 4 55
LEMBAR PENILAIAN MEMBACA SETELAH PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING (POSTTEST)
No Nama Peserta Didik Aspek Penilaian Skor Nilai
I
Rubrik
Membuat
Bacaan
II
Mencari Ide
Pokok Bacaan
III
Menuliskan
Ide Pokok Dari
Bacaan
1. Aprilia Rahmadani 2 2 2 6 65
2. Fikram 2 2 2 6 65
3. Khaerun Nisa 3 3 4 10 85
4. Nurzamzam Kurnia 3 3 3 9 80
5. Muh. Fikra A 2 3 2 7 70
6. Mumtaza Aqila 3 3 4 10 85
7. Akhdan Azizah Nur 3 4 3 9 80
8. Andi Zakia Asma Nabila 3 3 3 9 80
9. Hafiah Berlian Barawati 2 3 3 8 75
10. Nur Aini Ramadani 3 4 3 10 85
11. Muh. Ilhamsyah 4 4 4 12 100
12. Siti Nasyifa R 3 4 4 11 95
13. Muh. Abidzar 2 2 2 6 65
14. Marlina 2 3 3 8 75
15. Muh. Afdhal 2 2 1 5 60
16. Hijriani 3 4 3 10 85
17. Putri 3 2 2 7 70
18. Rizasya Aprilia 3 4 3 10 85
19. Nurul Qalbi 4 4 4 12 100
20. St. Amelia 3 3 3 9 85
21. Adiwitya Cakrawansah 2 3 2 7 70
22. Ifha Ardianti 4 4 4 12 100
23. Dzulfa Dalillah Jalali 3 4 4 11 95
24. Radiatil Jannah 2 3 2 7 70
25. M. Al Azhar 2 2 2 6 65
26. Yusna Aulia 2 3 2 7 70
FORMAT PENILAIAN PENGETAHUAN MEMBACA INTENSIF
SEBELUM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL
THROWING (PRETEST)
No Nama Peserta Didik Hasil Penilaian Pengetahuan
Tercapai
()
Belum Tercapai
()
1. Aprilia Rahmadani
2. Fikram
3. Khaerun Nisa
4. Nurzamzam Kurnia
5. Muh. Fikri A
6. Mumtaza Aqila
7. Akhdan Azizah Nur
8. Andi Zakia Asma Nabila
9. Hafiah Berlian Barawati
10. Nur Aini Ramadani
11. Muh. Ilhamsyah
12. Siti Nasyifa R
13. Muh. Abidzar
14. Marlina
15. Muh. Afdhal
16. Hijriani
17. Putri
18. Rizasya Aprilia
19. Nurul Qalbi
20. St. Amelia
21. Adiwitya Cakrawansah
22. Ifha Ardianti
23. Dzulfa Dalillah Jalali
24. Radiatul Jannah
25. M. Al Izhar
26. Yusna Aulia
Keterangan :
Menemukan ide pokok dari sebuah bacaan.
FORMAT PENILAIAN PENGETAHUAN MEMBACA INTENSIF
SETELAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL
THROWING (POSTTEST)
No Nama Peserta Didik Hasil Penilaian Pengetahuan
Tercapai
()
Belum Tercapai
()
1. Aprilia Rahmadani
2. Fikram
3. Khaerun Nisa
4. Nurzamzam Kurnia
5. Muh. Fikri A
6. Mumtaza Aqila
7. Akhdan Azizah Nur
8. Andi Zakia Asma Nabila
9. Hafiah Berlian Barawati
10. Nur Aini Ramadani
11. Muh. Ilhamsyah
12. Siti Nasyifa R
13. Muh. Abidzar
14. Marlina
15. Muh. Afdhal
16. Hijriani
17. Putri
18. Rizasya Aprilia
19. Nurul Qalbi
20. St. Amelia
21. Adiwitya Cakrawansah
22. Ifha Ardianti
23. Dzulfa Dalillah Jalali
24. Radiatul Jannah
25. M. Al Izhar
26. Yusna Aulia
Keterangan :
Menemukan ide pokok dari sebuah bacaan.
LAMPIRAN D
LAMPIRAN E
RIWAYAT HIDUP
Meidina Nurrahmadani, Dilahirkan di Gowa, pada
tanggal 12 Mei 1998, anak pertama dari pasangan
Ayahanda Abdullah dengan Mudminina D. Penulis
menyelesaikan pendidikan Taman Kanak- kanak (TK) di
TK Pertiwi Malakaji tahun 2004, pada tahun 2010
menyelesaikan Pendidikan Dasar di SDN Center
Malakaji, pada tahun 2013 menyelesaikan Pendidikan
Tingkat Menengah di SMP Negeri 1 Tompobulu, dan
tamat di MAN 1 Gowa pada tahun 2016. Pada tahun
yang sama (2016), penulis melanjutkan pendidikan pada program Sarjana Strata
Satu (S1) Program Studi Pendidikn Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar dan
selesai tahun 2020.
Akhirnya, penulis merampungkan studi S1 dengan meraih gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd). sebuah gelar sarjana yang penulis cita- citakan sejak awal
masuk di kampus ini. Semoga dengan mendapat gelar sarjana ini, penulis bisa
mengembangkan ilmu yang sudah penulis dapatakan dan tidak hanya selembar
Ijazah yang dihiasi nilai.