efektivitas model pembelajaran snowball throwingkupersembahkan karya ini sebagai tanda baktiku...

126
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF MURID KELAS V SDN CENTER MALAKAJI KECAMATAN TOMPOBULU KABUPATEN GOWA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh : MEIDINA NURRAHMADANI 10540 11015 16 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2020

Upload: others

Post on 13-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF MURID

KELAS V SDN CENTER MALAKAJI KECAMATAN

TOMPOBULU KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

MEIDINA NURRAHMADANI

10540 11015 16

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2020

iv

PRODI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin Telp. (0411) 860 132 makassar 90221

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : MEIDINA NURRAHMADANI

NIM : 10540 11015 16

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Efektivitas Model Pembelajaran Snowball Throwing terhadap

Hasil Membaca Intensif Murid Kelas V SDN Center Malakaji

Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan didepan tim

penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau

dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi

apabilapernyataan ini tidak benar.

Makassar, September 2020

Yang Membuat Pernyataan

Meidina Nurrahmadani

NIM: 10540 11015 16

v

PRODI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin Telp. (0411) 860 132 makassar 90221

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tanagn di bawah ini :

Nama : MEIDINA NURRAHMADANI

Nim : 10540 11015 16

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai dengan selesainya skripsi ini, saya

akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan

skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, September 2020

Yang membuat perjanjian

Meidina Nurrahmadani

NIM. 10540 11015 16

vi

MOTO

Kita tidak akan pernah tahu sejauh mana keberanian kita jikalau kita tidak pernah mencoba untuk salah. Kesuksesan yang sejati akan datang pada orang- orang yang berani mengatakan ‘”tidak” pada kata “menyerah”.

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan,

maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan)

kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan

hanya kepada tuhanmulah kamu berharap”

(QS Al Insyirah: 6-7)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda baktiku

Kepada Ayah dan Ibu yang senantiasa memberikan segala rasa cinta, kasih sayang dan doa restu, dukungan dan semangat serta

pengorbanan yang tulus dan ikhlas. Buat saudara”ku dan semua keluarga aku yang selalu memberikan

dukungan dan semangat guna tercapainya keberhasilan Penulis. End Thanks For All Of My Friend, kalian adalah warna keindahan

dalam keseharianku dan yakinlah kita akan selalu menjadi idola bagi diri kita sendiri.

vii

ABSTRAK

MEIDINA NURRAHMADANI, 2016. Efektivitas Model Pembelajaran

Snowball Throwing Terhadap Hasil Membaca Intensif Murid Kelas V SDN

Center Malakaji Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa. Skripsi. Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I H. Bahrun Amin, dan

pembimbing II Abdan Syakur.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen bentuk Pre Test Post

Test Design yaitu sebuah eksperimen yang dalam pelaksanaannya hanya

melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen tanpa adanya kelas pembanding

(kelas kontrol) yang bertujuan untuk Pengaruh Model Pembelajaran Snowball

Throwing Terhadap Hasil Membaca Intensif Murid Kelas Va SDN Center

Malakaji tahun ajaran 2020/2021. Satuan eksperimen dalam penelitian ini adalah

murid Kelas Va sebanyak 26 orang. Penelitian dilaksanakan selama 6 kali

pertemuan.

Keberhasilan proses pembelajaran ditinjau dari aspek, yaitu: ketercapaian

ketuntasan hasil belajar Bahasa Indonesia murid secara klasikal, aktivitas siswa

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran dikatakan berhasil jika

aspek di atas terpenuhi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data

skor perolehan hasil membaca yang dikumpulkan dengan menggunakan tes

membaca, data tentang aktivitas murid dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa.

Hasil analisis statistik deskriptif penggunaan Model Pembelajaran

Snowball Throwing terhadap keterampilan membaca intensif positif, keterampilan

membaca murid dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing

menunjukkkan hasil belajar yang lebih baik dari pada sebelum diterapkan model

pembelajaran Snowball Throwing. Hasil analisis statistik inferensial menggunakan

rumus uji t, diketahui bahwa nilai t Hitung yang diperoleh adalah 27,36 dengan

frekuensi db = 26–1 = 25, pada taraf signifikansi 5% diperoleh t Tabel = 1,708. Jadi,

t Hitung > t tabel atau hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternative (H1)

diterima. Hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh dalam menerapkan model

pembelajaran Snowball Throwing terhadap keterampilan membaca intensif pada

mata pelajaran bahasa Indonesia kelas Va SDN Center Malakaji.

Kata kunci: Model Snowball Throwing, membaca intensif.

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘Alamin puji dan syukur kehadirat Allah swt atas

segala limpahan rahmat dan segala nikmat yang selalu tercurahkan kepada

penulis, salam dan salawat kepada junjungan Nabi Muhammmad saw, keluarga,

sahabat dan seluruh ummat muslim yang tetap istiqomah pada ajarannya. Pada

kesempatan ini penulis mendapat nikmat yang luar biasa karena dapat

menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Dalam penyusunan sikripsi ini, tidak sedikit mengalami hambatan, akan

tetapi atas berkat pertolongan sang Khalik Allah Swt penulis dapat mengatasinya

dengan baik. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan sebagaimana

layaknya sebuah karya ilmiah. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati,

penulis mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.

Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan

bantuannya baik berupa moril maupun materil dalam penyelesaian skripsi ini

mulai dari awal sampai selesai. Ucapan terima kasih yang tak terhingga dan

teristimewa untuk yang penulis cintai dan mencintai penulis dengan sepenuh hati

ix

Ayahanda Abdullah dan Ibunda Mudminina D, atas pengorbanannya yang tak

akan pernah bisa penulis balas walaupun sampai titik peluh yang terakhir. Dr. H.

Bahrun Amin, M. Hum., Pembimbing I, dan Abdan Syakur, S.Pd.,M.Pd

Pembimbing II, yang ditengah kesibukannya masih dapat meluangkan waktunya

membantu dan membimbing penulis.

Demikian juga ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya penulis

sampaikan kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan FKIP

Universitas Muhammadiyah Makassar. Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd., Ketua Jurusan

dan Ernawati, S.Pd, M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak dan Ibu Dosen pada Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar

yang telah memberikan bekal dan ilmu pengetahuan selama mengikuti

pendidikan.

Hj. Aguslina. S.PdI., M.Pd Kepala SDN Center Malakaji, dan Ibu Ayuk

Mayangsari, S.Pd., selaku guru kelas V yang telah mengizinkan penulis untuk

melakukan penelitian. Bapak dan Ibu guru serta staf SDN center Malakaji.

Sahabat-sahabat tercinta terkhususnya PIFRHE, serta teman-teman

seperjuanganku khususnya kelas 16.A terima kasih atas keikhlasan dan kerja

samanya selama menggeluti perkuliahan. Pihak-pihak lain yang telah banyak

membantu penulis sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

x

Dan tiada imbalan yang dapat diberikan oleh penulis, hanya kepada Allah

Swt penulis menyerahkan segalanya dan semoga bantuan yang diberikan selama

ini bernilai ibadah di sisi-Nya Amin.

Makassar, Agustus 2020

Penulis

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................... 8

2. Belajar dan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ..... 9

3. Pengertian Membaca ...................................................................... 13

4. Pengertian Membaca Intensif ......................................................... 15

xii

5. Jenis- jenis Membaca Intensif ........................................................ 16

6. Pengertian Hasil Belajar ................................................................. 17

7. Pengertian Pembelajara .................................................................. 19

8. Efektifitas ....................................................................................... 20

9. Konsep Pembelajaran Kooperatif Model Snowball Throwing ..... 21

B. Kerangka Pikir ..................................................................................... 32

C. Hipotesis Tindakan............................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ........................................................................... 35

1. Jenis Penelitian ............................................................................... 35

2. Desain Penelitian ............................................................................ 35

B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 36

C. Definisi Operasional Variabel .............................................................. 37

D. Instrument Penelitian ........................................................................... 38

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 42

F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 48

B. Pembahasan .......................................................................................... 58

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan Dan Saran ............................................................................. 63

B. Saran ..................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 65

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel. 3.2 Jumlah Murid Kelas V SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu

Kabupaten Gowa 2020/2021………………………………………

Tabel 4.1. Perhitungan untuk mencari mean ( rata – rata ) nilai pretest……

Tabel 4.2. Tingkat kemampuan membaca Pretest…………………………….

Tabel 4.3 Deskripsi Kemampuan Membaca Intensif Pre Test………………..

Tabel 4.4. Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai post-test……

Tabel 4.5. Tingkat Kemampuan Membaca Intensif Post-test………………

Tabel 4.6. Deskripsi Kemampuan Membaca Intensif pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia……………………………………………………………

Tabel 4.7. Analisis skor Pre-test dan Post-test…………………………………

xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Pikir………………………………………………….

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

RPP Pertemuan 1 .................................................................................

RPP Pertemuan 2 .................................................................................

RPP Pertemuan 3 .................................................................................

Lampiran B

Daftar Hadir Siswa ...............................................................................

Lampiran C

Data Hasil Belajar Pretest dan Posttest ................................................

Lampiran D

Dokumentasi ........................................................................................

Lampiran E

Persuratan .............................................................................................

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa yang bersangkutan.

Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan output yang berdaya pikir tinggi

dan kreatif. Pendidikan itu merupakan kunci untuk semua kemajuan dan

perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan, manusia dapat

mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga

negara masyarakat.

Berbagai upaya telah ditempuh untuk memperbaiki kualitas pembelajaran,

seperti: pembaharuan dalam kurikulum, pengembangan model pembelajaran,

pengembangan media pembelajaran, perubahan sistem penilaian, dan sebagainya.

Salah satu unsur yang sering dikaji dalam hubungannya dengan keaktifan dan

hasil belajar murid adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam

pembelajaran di sekolah. Selama ini kegiatan pembelajaran yang berlangsung di

dalam kelas berpusat pada guru dan cenderung murid kurang aktif serta

penggunaan model pembelajaran masih jarang dilakukan oleh guru dalam

menunjang pemahaman konsep tentang materi pelajaran yang akan diajarkan.

Banyak cara yang dilakukan agar murid menjadi aktif, salah satunya yaitu

mengubah paradigma pembelajaran. Guru bukan sebagai pusat pembelajaran,

melainkan sebagai pembimbing, fasilitator, dan motivator. Selama kegiatan

2

pembelajaran, muridlah yang dituntut untuk aktif dalam pembelajaran. Oleh

karena itu, perlu dikembangkan suatu model pembelajaran yang mampu

meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia, sehingga

pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar murid. Menurut Saminanto,

model pembelajaran Snowball Throwing disebut juga model pembelajaran

gelundungan bola salju. Model pembelajaran ini melatih murid untuk lebih

tanggap menerima pesan dari murid lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari

kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.

Siswa akan mengerti dalam membaca intensif karena pada snowball throwing

mereka bertanggung jawab menyampaikan bacaannya,

Proses belajar mengajar bahasa dan sastra Indonesia di sekolah masih

mengalami kendala, terutama pada aspek kemampuan membaca. Membaca

merupakan suatu pemahaman atau memahami pola-pola dari gambaran yang

tertulis, dalam hal ini membaca bertujuan untuk mencari serta memperoleh

informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Hal ini sering kali

menyebabkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia belum

optimal mencapai ketuntasan belajar yang optimal sesuai dengan tujuan dari

ketentuan yang berlaku.

Kendala tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor, salah satunya guru masih

banyak menggunakan sistem pembelajaran satu arah dengan menerapkan metode

konvensional sehingga siswa kurang aktif untuk mengikuti proses pembelajaran

yang diberikan oleh guru dengan demikian mengakibatkan kemampuan membaca

3

siswa tidak optimal dengan demikian hasil membaca intensif belum optimal

mencapai ketuntasan yang diharapkan.

Brooks dikutip Tarigan (2009: 35) Membaca intensif adalah studi seksama,

telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap

suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari.

Kuesioner, latihan pola-pola kalimat, latihan kosa kata, telaah kata-kata, dikte dan

diskusi umum merupakan bagian dan teknik membaca intensif.

Untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam

membaca intensif sehingga ketuntasan belajar siswa akan tercapai secara baik,

maka dibutuhkan peran serta guru bahasa Indonesia dalam memilih dan

menerapkan suatu metode, model atau pun pendekatan yang sesuai dengan materi

yang akan diberikan pada siswa sehingga akan mencapai tujuan pembelajaran

secara optimal sehingga keberhasilan atau ketuntasan belajar akan tercapai dengan

baik. Dari uraian tersebut, maka salah satu model pembelajaran yang dapat

diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yakni model pembelajaran

kooperatif tipe snowball throwing. Karena, dengan menggunakan model

pembelajarran snowball throwing akan memberikan konstribusi dalam membantu

siswa untuk meningkatkan kemampuannya dalam membaca intensif sehingga

ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia akan tercapai

secara optimal dengan demikian kemampuan siswa dalam membaca intensif

meningkat.

Model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing merupakan suatu

model belajar kooperatif yang proses pembelajarannya digunakan untuk

4

memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta dapat

digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa

dalam materi tersebut (Farhan, 2011 dikutip pada http://www.farhan-bjm.web.id,

diakses tanggal 15 Desember 2012). Selain itu, snowball throwing dapat diartikan

suatu gumpalan kertas yang tertulis pertanyaan-pertanyaan yang dilemparkan

pada siswa lainnya dengan tujuan untuk terjadi tanya jawab terhadap masing-

masing kelompok (PLPG, 2008:22).

Bahasa Indonesia pada siswa kelas V, terlihat bahwa pada saat siswa

diberikan materi membaca terutama membaca intensif oleh guru ada sebagian

siswa yang belum optimal memanami isi bacaan sehingga siswa tersebut

mengalami kesulitan, bahkan kurang aktif untuk menyelesaikan atau mengerjakan

tugas yang telah diberikan demikian, akan memberikan pengaruh terhadap hasil

pembelajaran yang diperoleh siswa.

Hasil pengamatan secara singkat yang dilakukan penulis di SDN Center

Malakaji Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa pada saat proses belajar

mengajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas V, terlihat bahwa pada saat siswa

diberikan materi membaca intensif ada sebagian siswa masih mengalami kesulitan

dalam mengikuti proses pembelajaran membaca intensif bahkan ada juga siswa

kurang aktif untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan demikian

proses belajar mengajar kurang aktif atau kata lainnya bisa dikatakan tidak efektif.

Kendala ini disebabkan metode yang digunakan guru mata pelajaran bahasa

Indonesia hanya menggunakan metode konvensional seperti ceramah, tanya

jawab, dan penugasan sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai secara optimal.

5

Berdasarkan hasil pengamatan secara singkat, penulis menyimpulkan bahwa

untuk mengatasi kejenuhan dan kesulitan yang dialami siswa pada pembelajaran

membaca intensif, maka seorang guru membutuhkan model pembelajaran yang

tepat dalam pembelajaran membaca intensif, yaitu model pembelajaran kooperatif

tipe snowball throwing.

Pada observasi tahun 2020, peneliti melihat keadaan murid pada saat

pembelajaran memiliki karakter yang bervariasi. Ruang kelas cukup menunjang

terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Jumlah keseluruhan

siswa di kelas V sebanyak 26 murid yang terdiri atas 9 laki-laki dan 17 murid

perempuan.

Berdasarkan uraian di atas kiranya perlu diadakan penelitian sebagai upaya

untuk meningkatkan hasil belajar dari pembelajaran bahasa Indonesia. Mengingat

banyaknya masalah dan materi yang ada serta keterbatasan dari peneliti, maka

peneliti membatasi masalah dan memilih judul “Efektivitas Model

Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Membaca Intensif

Murid Kelas V SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu Kabupaten

Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang yang telah dibahas sebelumnya maka,

adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah model

pembelajaran Snowball Throwing efektif terhadap hasil belajar membaca intensif

murid kelas V SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa?”.

6

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

efektifitas model pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar

membaca intensif murid kelas V SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu

Kabupaten Gowa.

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat dan memberikan

konstribusi teoritis maupun praktis. Adapun manfaat penelitian ini sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoretis

a) Sebagai bahan referensi dalam upaya mengembangkan model

pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar membaca

intensif murid kelas V SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu

Kabupaten Gowa.

b) Sebagai bahan untuk memperluas pengetahuan peneliti dalam

mempersiapkan diri sebagai calon tenaga pendidik yang profesioanal.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Guru

Sebagai masukan dan inovasi bagi guru dalam memilih model

pembelajaran efektif dan efesien dalam setiap pembelajaran.

b) Bagi Murid

Dapat memberikan motivasi bagi murid dalam meningkatkan aktivitas

belajar dan hasil belajar di sekolah.

7

c) Bagi Sekolah

Dapat memberikan informasi terhadap upaya perbaikan pembelajaran

sehingga dapat menunjang tercapainya target kurikulum dan daya serap

murid yang diharapkan.

d) Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini sebagai acuan dalam penulisan skripsi.

Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana

pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar program

starata satu pendidikan Guru Sekolah Dasar.

8

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian sebelumnya yang dijadikan referensi bagi

penulis, diantaranya :

a) Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Puji Lestari (2014) yang berjudul

“Meningkatkan Hasil Belajar Murid Dalam Pembelajaran bahasa

indonesia Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model

Snowball Throwing di Kelas V SD Inpres Pagandongan I”. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus I rata-rata yang

diperoleh sebesar 62,42 sedangkan pada siklus II diperoleh sebesar

80,14 dari 35 murid. Dimana pada siklus I berada dalam kategori

rendah sedangkan pada siklus II berada dalam kategori tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar bahasa indonesia pada murid kelas V SD Inpres

Pagandongan I Kota Makassar 30 melalui penerapan pembelajaran

kooperatif model Snowball Throwing mengalami peningkatan.

b) Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Fitria Marza (2013) yang berjudul

“ Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing (ST)

Terhadap Kecakapan Komunikasi dan Hasil Belajar Siswa SMP

Negeri 45 Palembang Pada Kompetensi Dasar Sistem Gerak Pada

9

Manusia”. Hasil penelitian ini menunjukkan kecakapan komunikasi

siswa diperoleh persentase dari pertemuan pertama 59,82%,

pertemuan kedua yaitu 72,5%, dengan persentase rata- rata dari dua

kali pertemuan 66,16%, yang masuk kedalam kategori baik.

Berdasarkan data hasil belajar, diperoleh nilai rata-rata tes awal 26,40

dan ratarata tes akhir 79,66, gain 53,26 dan N-Gain 0,72 yang

termasuk dalam kategori tinggi. Hasil uji hipotesus menunjukkan

bahwa nilai hitung lebih besar dari tabel yang artinya hipotesis Ha

diterima. Didapat bahwa hasil belajar murid meningkat dari tes akhir

dengan penerapan model pembelajaran Snowball Throwing.

2. Belajar dan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

a) Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku, dan

keterampilan dengan cara mengolah bahan ajar. Beberapa pakar pendidikan

mendefinisikan belajar sebagai berikut

1. Menurut Gagne dalam (Suprijono, 2017: 2) Belajar adalah “Perubahan

disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas.

Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses

pertumbuhan seseorang secara alamiah”.

2. Menurut Travers dalam (Suprijino, 2017: 2) Belajar adalah Proses

Menghasilkan penyesuaian tingkah laku.

3. Menurut Morgan dalam (Suprijono, 2017: 2) Belajar adalah

10

“perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari

pengalaman.

b) Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Didalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia

berfungsi sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, identitas nasional, alat

perhubungan antar warga dan alat penyatuan berbagai suku bangsa (Rahim,

Thamrin Paelori, 2013: 10). Bahasa adalah satu diantara sejumlah kebutuhan

pokok manusia sehari-hari, betapa pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi

yang primer yang dapat dirasakan oleh setiap pengguna bahasa (Junus dan

Fatimah Junus, 2012: 1). Mengingat fungsi yang diemban oleh bahasa Indonesia

sangat banyak, maka kita perlu mengadakan pembinaan dan pengembangan

terhadap bahasa Indonesia sehingga peserta didik dapat berbahasa Indonesia yang

baik dan benar. Jadi, dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa

Indonesia sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa sebagai

lambag kebanggan bangsa dan identitas nasional juga sebagai alat penghubung

antar suku bangsa. Sebagai warga negara Indonesia harus mampu menggunakan

bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik dan benar

adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai norma kemasyarakatan yang

berlaku dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baku. Tanpa adanya

pembinaan dan pengembangan tersebut, bahasa Indonesia tidak akan dapat

berkembang, sehingga dikhawatirkan bahasa Indonesia tidak dapat mengembang

fungsi-fungsinya. Salah satu cara dalam melaksanakan pembinaan dan

pengembangan bahasa Indonesia adalah melalui mata pelajaran bahasa Indonesia

11

di sekolah khususnya di Sekolah Dasar (SD). Pembinaan dan pengembangan,

kemampuan dan keterampilan berbahasa yang diupayakan di sekolah berorientasi

pada empat jenis keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak,

keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.

Berikut adalah penjelasan dari keempat keterampilan tersebut:

1) Keterampilan menyimak merupakan dasar untuk menguasai sesuatu bahasa.

Keterampilan menyimak menyangkut sikap, ingatan, persepsi, kemampuan

membedakan, intelegensi, perhatian, motivasi, dan emosi yang harus

dilaksanakan secara integral dalam tindakan yang optimal pada saat

penyimakan berlangsung

2) Keterampilan berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi

artikulasi atau kata-kata untuk mengekpresikan, menyatakan serta

menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

3) Keterampilan membaca merupakan keterampilan mengenal dan memahami

tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahannya

menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman atau pengujaran kata-

kata.

4) Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan

untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tetapi dengan cara

mengungkapkan ide atau gagasan produktif dan ekspresif.

Keempat keterampilan berbahasa di atas berhubungan erat satu dengan

yang lain. Pembelajaran adalah proses yang secara kreatif menuntut smurid

melakukan sejumlah kegiatan sehingga murid benar-benar membangun

12

pengetahuannya secara mandiri dan berkembang pula kreatifitasnya (Abidin,

2012: 3).

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu

peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,

mengemukakan gagasan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan

bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan

imaginatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan

maupun tulisan. Disamping itu, pembelajaran bahasa Indonesia juga diharapkan

dapat menumbuhkan apresiasi peserta didik terhadap hasil karya kesastraan

manusia Indonesia (Munirah, 2012: 2).

c ) Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi

pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan untuk meningkatkan kemampuan

intelektual dan kesusastraan. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia

adalah salah satu program yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan,

keterampilan berbahasa peserta didik, serta sikap positif terhadap bahasa dan

sastra Indonesia. Menurut Munirah (2012: 3) tujuan mata pelajaran bahasa

Indonesia di sekolah dasar yaitu:

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,

13

baik secara lisan maupun tulis.

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa negara.

3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif

untuk berbagai tujuan.

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,

serta kematangan emosional dan sosial.

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

berbahasa.

3. Pengertian Membaca

Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan

banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan

aktifitas visual, berpikir, psikolinguistik dan metakognitif. Sebagai proses visual

membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-

kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir membaca mencakup aktivitas pengenalan

kata, pemahaman literal, interprestasi, membaca kritis dan pemahaman kreatif.

Menurut Farr (Dalman, 2013: 5) mengemukakan bahwa membaca

merupakan jantung pendidikan. Dalam hal ini, orang yang sering membaca,

pendidikannya akan maju dan ia akan memiliki wawasan yang luas. Tentu saja

hasil membacanya itu akan menjadi skemata baginya. Selanjutnya Tampubolon

(2008: 56) mengatakan bahwa “membaca adalah aktivitas fisik dan mental”.

Melalui membaca informasi dan pengetahuan yang berguna bagi kehidupan dapat

14

diperoleh. Inilah motivasi pokok yang dapat mendorong tumbuh dan

berkembangnya minat membaca.

Safi`ie (Rahim2007: 2) mengatakan bahwa tiga istilah sering digunakan

untuk memberikan komponen dasar dari proses membaca yaitu recording,

decoding dan meaning. Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat, kemudian

mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang

digunakan sedangkan proses decoding (penyandian) merupakan proses

penerjemahan rangkaian grafis kedalam kata-kata. Proses recording dan decoding

biasanya berlangsung pada kelas-kelas awal yaitu kelas 1-3 yang dikenal dengan

istilah membaca permulaan. Penekanan membaca pada tahap ini ialah proses

perseptual yaitu pengenalan korespondensi rangkaian huruf dengan bunyi-bunyi

bahasa. sementara itu, proses memahami makna (meaning) lebih ditekankan di

kelas-kelas tinggi.

Dari beberapa butir pandangan tentang hakikat membaca tersebut dapat

dikemukakan bahwa membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang bersifat

fisik dan psikologis. Proses yang bersifat fisik berupa kegiatan mengamati tulisan

secara visual, dalam proses ini peranan indera visual sangat penting bagi mereka

yang tuna netra. Peranan indera visual dialihkan pada indera peraba, dengan

indera visual dan indera perabanya pembaca mengenali dan membedakan gambar-

gambar bunyi serta kombinasi dengan bunyi-bunyinya. Dengan proses itu

rangkaian tulisan yang dibacanya menjelma menjadi rangkaian bunyi bahasa

dalam kombinasi kata, kelompok kata yang bermakna di samping gambar bunyi.

15

Membaca juga mengamati berbagai macam tanda baca yang harus dikenalinya.

Tanda-tanda baca membantu dalam memahami maksud baris-baris tulisan.

4. Pengertian Membaca Intensif

Membaca intensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara cermat

dan teliti terhadap teks yang dibaca. Membaca intensif ini diterapkan dalam

upaya mencari informasi secara detail atau diterapkan pada pencarian

informasi sebagai bahan diskusi.

Adapun Ciri-ciri intensif meliputi:

a. Membaca untuk meraih tingkat pemahaman yang tinggi dengan harapan

dapat mengingatnya dalam waktu relatif lama.

b. Membaca dengan detail agar mendapat pemahaman seluruhnya yang

meliputi isi dan bagian teks.

c. Cara membaca ini sebagai dasar untuk belajar pemahaman yang lebih baik

dan mengingatnya lebih lama.

d. Membaca intensif tidak memakai cara membaca tunggal tetapi dengan

berbagai variasi teknik membaca yakni scanning, membaca komprehensif,

skimming dan teknik lainnya.

e. Tujuan membaca intensif yakni pengembangan keterampilan dalam

membaca dengan detail yang menekankan pada pemahaman kata,

pengembangan kosakata, kalimat dan pemahaman seluruh dari isi wacana.

f. Kegiatan ini melatih siswa membaca kalimat pada teks secar cermat dan

dengan penuh konsentrasi, adanya kecermatan, sehingga menemukan

kesalahan struktur, kosakata, serta penggunaan ejaan atau tanda baca.

16

g. Kegiatan ini juga dapat melatih siswa untuk berpikir lebih kritis, kreatif

dan inovatif.

Tujuan Membaca Intensif

Membaca intensif selain bertujuan untuk mendapatkan

informasi sebagai bahan diskusi juga dapat dijadikan sebagai

sarana untuk menentukan sebuah pokok persoalan atau perihal

yang menarik dari suatu teks bacaan untuk dapat atau layak

dijadikan sebagai bahan diskusi.

Manfaat Membaca Intensif

Adapun manfaat membaca intensif antara lain:

a. Pembaca menguasai isi teks secara mantap.

b. Pembaca mengetahui latar belakang ditulisnya teks tersebut.

c. Pembaca dapat mempunyai daya ingat yang lebih lama yang

berhubungan dengan isi teks.

5. Jenis-Jenis Membaca Intensif

Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis membaca intensif, terdiri atas:

a. Membaca Teliti

Membaca ini bertujuan untuk memahami secara detail gagasan yang

terdapat dalam terks bacaan tersebut untuk melihat organisasi penulisan

atau pendekatan yang digunakan oleh si penulis.

17

Pembaca dalam hal ini selain dituntut untuk dapat mengenal dan

menghubungkan kaitan antara gagasan yang ada, baik yang terdapat dalam

kalimat maupun maupun dalam setiap paragraf.

b. Membaca kritis

Membaca kritis adalah sejemis membaca yang dilakukan secara bijaksana,

penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan hanya

mencari kesalahan.

c. Membaca Bahasa Asing

Membaca bahasa asing pada tataran yang lebih rendah umumnya

bertujuan untuk memperbesar daya kata dan untuk mengembangkan

kosakata, dalam tataran yang lebih luas tentu saja bertujuan untuk

mencapai kefasihan.

d. Membaca Sastra

Membaca sastra merupakan kegiatan membaca karya sastra, baik dalam

hubungannya dengan kepentingan apresiasi maupun dalam hubungannya

dengan kepentingan studi dan kepentingan pengkajian.

6. Pengertian Hasil Belajar

Menurut suprijono (2009:5) “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,

nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan-

keterampilan”. Sedangkan menurut Gegne (dalam suprijono,2009: hasil belajar

berupa :

18

a. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam

bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

b. Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan

dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang.

c. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas

kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah

dalam memecahkan masalah.

d. Keterampilan motorik adalah kemampuan untuk melakukan serangkaian gerak

jasmani dalam usaha dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerakan

jasmani.

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan

penilaian terhadap obyek tersebut.

Menurut Bloom (dalam Suprijono, 2009:6) hasil belajar mencakup:

Kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah

knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan,

meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis

(menguraukan,menentukn hubungan), synthesis (mengorganisasikan,

merencanakan, membentuk),dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah

receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai),

organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotorik

meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotorik juga mencakup

keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.

19

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar adalah

perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya satu aspek potensi

kemanusiaan saja.

7. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah ringkasan dari kata belajar dan mengajar. Dengan

kata lain, pembelajaran adalah penyederhanaan dari kata belajar dan mengajar

(BM), proses belajar mengajar (PBM), atau kegiatan belajar Mengajar (KBM),

Susanto (2013:19). 18 Pembelajaran berdasarkan makna lesikal berarti proses,

cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan esensil istilah ini dengan pengajaran

adalah pada tindak ajar. Pada pengajaran guru mengajar, peserta didik belajar,

sementara pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru

mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam

perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta

didiknya untuk mempelajarinya. Jadi, subjek pembelajaran adalah peserta didik.

Pembelajaran berpusat pada peserta didik. Pembelajaran merupakan proses

organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti halnya pengajaran, Suprijono

(2014:13)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah penyederhanaan dari

kata belajar dan mengajar atau proses belajar mengajar, dalam hal ini guru

haruslah dapat menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didik untuk dipeljarinya.

20

8. Efektivitas

Efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya

suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan

pengertian efetktivitas menurut Moore D.Kenneth Dalam Moh Syarif (2015:1)

efektivitas suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,

kualitas dan waktu) telah tercapai, atau makna besar presentase target yang

dicapai, makin tinggi efektivitasnya. Pada kegiatan mengajar terkandung

kemampuan menganalisis kebtuhan siswa, mengambil putusan apa yang harus

dilakukan , merancang pembelajaran yang efektif dan efisien, mengaktifkan

siswa melalui motifasi eksrinstik dan ntrinsik, mengevaluasi hasil belajar,

serta merevisi pembelajaran berikutnya agar lebih efektif guna meningkatkan

prestasi belajar siswa. Pengertian efektivitas tersebut dapat disimpulkan

bahwa efektivitas merupakan suatu ukuran ang menyatakan seberapa jauh

target (kuantias, kualitas dan waktu) yang telah tercapai oleh manajmen,yang

mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Hal ini dapat di

padankan dalam pembelajaran seberapa jauh tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan dapat dicapai dengan capaian kuantitas, kualitas dan waktu. Dalam

konteks kegiatan pembelajaran perlu dipertimbangkan efektivitas artinya

sejauhmana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai sesuai harapan.

Efektifitas berasal dari kata “efektif”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

“efektif” berarti: (1) ada efeknya (akibatnya, pengaruh, kesannya), (2) dapat

membawa hasil. Sedangkan efektifitas berarti: (1) keadaan berpengaruh, hal

21

berkesan, (2) keberhasilan usaha atau tindakan. Efektif adalah meningkatkan hasil

belajar siswa.

Handoko (Rahmayanni, 2015: 11) Mengemukakan bahwa efektivitas

merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat

untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya Said (Rahmayanni,

2015: 12) Mengemukakan bahwa efektifitas berarti berusaha untuk mencapai

sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, sesuai

pula dengan rencana, baik dalam penggunaan data, sarana, maupun waktunya atau

berusaha melalui aktivitas tertentu baik secara fisik maupun non fisik untuk

memperoleh hasil yang maksimal baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang dapat menghasilkan belajar

yang bermanfaat dan terfokus kepada siswa (student centered) melalui

penggunaan prosedur yang tepat. Definisi itu menagandung arti bahwa

pembelajaran yang efektif terdapat dua hal penting, yaitu tercadinya belajar pada

siswa dan apa yang dilakukan oleh guru untuk membelajarkan siswanya.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah

seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan.

9. Konsep Pembelajaran Kooperatif Model Snowball Throwing

a. Konsep Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran

yang melibatkan murid bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan

bersama, Enggen and Kauchak dalam Trianto (2007:42). Pembelajaran kooperatif

disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan pertisipasi murid, memfasilitasi

22

siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam

kelompok, serta memberikan kesempatan pada murid untuk berinteraksi dan

belajar bersama-sama murid yang berbeda latar belakangnya. Pembelajaran

kooperatif sangat tepat digunakan untuk melatihkan keterampilan-keterampilan

kerjasama dan kalaborasi, dan juga keterampilan-keterampilan tanya-jawab,

Ibrahim, dkk, (Trianto 2007:45).

b. Langkah- langkah Snowball Throwing

Ada beberapa langkah-langkah snowball throwing sebagai berikut

(Suprijono, 2017: 147):

a) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

b) Guru membentuk kelompok- kelompok dan memanggil masing-

masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang

materi.

c) Masing- masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-

masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan guru

kepada temannya.

d) Kemudian masing- masing siswa diberikan satu lembar kertas

kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut

materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

e) Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti

bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15

menit.

f) Setelah siswa dapat satu bola/ satu pertanyaan diberikan

23

kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis

dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

g) Evaluasi.

h) Penutup.

c. Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif

Menurut Lungren (Jauhar, 2011: 53), unsur-unsur dasar pembelajaran

Kooperatif antara lain sebagai berikut:

1) Para murid harus memiliki persepsi bahwa mereka “Tenggelam atau berenang

bersama”.

2) Para murid memiliki tanggung jawab terhadap murid atau peserta didik lain

dalam kelompok, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri mempelajari

materi yang dihadapi.

3) Para murid berpandangan bahwa semua memiliki tujuan yang sama.

4) Para murid membagi tugas dan tanggung jawab diantara para anggota

kelompok.

5) Para murid diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut

berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.

6) Para murid berbagi kepemimpinan memperoleh keterampilan bekerjasama

sesama belajar.

7) Setiap murid akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual

materi yang ditangani dalam kelompok Kooperatif.

24

d. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Arends (Trianto, 2009: 65) menyatakan bahwa pelajaran yang

menggunakan pembelajaran Kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Murid bekerja kelompok secara Kooperatif untuk menuntaskan materi

belajar.

b. Kelompok dibentuk dari murid-murid yang memiliki kemampuan yang

tinggi, sedang dan rendah.

c. Jika dalam kelas, terdapat murid-murid yang terdiri dari beberapa ras,

suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar tiap

kelompok terdiri dari ras, suku, buadaya, jenis kelamin yang berbeda.

d. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.

e. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

Tujuan pembelajaran ini mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu: hasil

belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan

keterampilan sosial, Ibrahim, dkk, (Trianto 2007:44). Pembelajaran kooperatif

memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk

bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui

penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama

lain.Keterampilan sosial atau kooperatif berkembang secara signifikan dalam

pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif sangat tepat digunakan untuk

melatihkan keterampilan-keterampilan kerjasama dan kalaborasi, dan juga

keterampilan-keterampilan tanya-jawab, Ibrahim, dkk, (Trianto 2007:45).

25

f. Pembelajaran Kooperatif Model Snowball Throwing

Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya

melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola

salju. Menurut Imas kurniasih & berlin sani, model pembelajaran Snowball

Throwing ‘bola salju bergulir’ merupakan model pembelajaran dengan

menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola

kemudian dilemparkan secara bergiliran diantara sesama anggota kelompok.

Sedangkan menurut Kisworo (Lestari, 2014:19) model pembelajaran Snowball

Throwing adalah suatu model pembelajaran yang diawali dengan pembentukan

kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru

kemudian masing-masing murid membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola

(kertas pertanyaan) lalu dilempar ke murid lain yang masing-masing murid

menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. Langkah-langkah Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Thowing menurut imas kurniasih &

berlin sani (2015) adalah sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan cukup beberapa menit

saja.

b. Setelah itu suruh membentuk kelompok dan memanggil masing-masing

ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

c. Masing-masing ketua kelompok kembali kekelompok masing-masing,

kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.

d. Kemudian masing-masing murid diberikan satu lembar kerja untuk

menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah

26

dijelaskan oleh ketua kelompok.

e. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu murid

kemurid yang lain selama kurang lebih 5 menit.

f. Setelah murid mendapat satu bola atau satu pertanyaan diberi kesmpatan

kepada murid untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas

berbentuk bola tersebut bergantian.

g. Setelah semuanya mendapat giliran, kemudian guru memberikan

kesimpulan materi hari itu dan melakukan evaluasi jika dibutuhkan, dan

kemudian baru menutup pelajaran.

g. Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball

Throwing

Adapun kelemahan dan kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe

Snowbal Throwing menurut Arief (2013) adalah sebagai berikut :

a. Kelemahan Model Pembelajaran Snowball Throwing

1) Sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami

materi sehingga apa yang dikuasai murid hanya sedikit. Hal ini

dapat dilihat dari soal yang dibuat siswa biasanya hanya seputar

materi yang sudah dijelaskan atau seperti contoh soal yang telah

diberikan.

2) Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik

tentu menjadi penghambat bagi anggota lain untuk memahami

materi sehingga diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk

murid mendiskusikan materi pelajaran.

27

3) Tidak ada kuis individu maupun penghargaan kelompok

sehingga murid saat berkelompok kurang termotivasi untuk

bekerja sama. Tapi tidak menutup kemungkinan bagi guru untuk

menambahkan pemberian kuis individu dan penghargaan

kelompok.

4) Memerlukan waktu yang panjang.

5) Murid yang nakal cenderung untuk berbuat onar.

6) Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh murid.

2. Kelebihan Model Pembelajaran Snowball Throwing

a) Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena murid

seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada murid lain.

b) Murid mendapat kesempatan untuk mengembangkan

kemampuan berpikir karena diberi kesempatan untuk memmbuat

soal dan diberikan pada murid lain.

c) Membuat murid siap dengan berbagai kemungkinan karena

murid tidak tahu soal yang dibuat temannya seperti apa.

d) murid terlibat aktif dalam pembelajaran.

e) Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena murid terjun

langsung dalam praktek.

f) Pembelajaran menjadi lebih efektif.

g) Ketiga aspek yaitu asepek kognitif, afektif dan psikomotorik

dapat tercapai.

28

h. Manfaat Penggunaan Model pembelajaran snowball throwing

Sudjana & Rivai (dalam Arsyad, 2014: 28) mengemukakan manfaat model

pembelajaran dalam proses belajar murid, yaitu:

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian murid sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar;

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh murid dan memungkinkannya menguasai dan mencapai

tujuan pembelajaran;

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga murid tidak bosan

dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi jika guru mengajar pada setiap

jam pelajaran;

d. Murid dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, dan memerankan.

Hamalik (dalam Arsyad, 2014: 28) merincikan manfaat model

pembelajaran sebagai berikut:

1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh

karena itu mengurangi verbalisme.

2) Memperbesar perhatian murid.

3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan

belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan

29

kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa.

5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu.

i. Membaca Intensif Menurut Kurikulum di SD

Pembelajaran membaca intensif di SD dilaksanakan dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia. Kegiatan membaca salah satunya membaca cerita, hal- hal

yang perlu diperhatikan dalam membaca intensif adalah pemahaman siswa

terhadap isi bacaan tersebut.

Menurut Depdikbud, 1982: 79) Membaca intensif ialah salah satu jenis

membaca yang tergolong tidak bersuara atau jenis membaca dalam hati yang

bermanfaat untuk memahami gagasan-gagasan yang terkandung di dalam

bacaan itu sendiri sampai hal-hal yang sekecil-kecilnya.

j. Penilaian Keterampilan Membaca

Adapun penilaian keterampilan membaca yaitu :

Menyampaikan Hasil Bacaan

Kriteria Baik Sekali Baik Cukup

Perlu

Bimbingan

4 3 2 1

Pengetahuan Siswa

menunjukkan

pemahaman

materi yang

sangat tinggi.

Siswa

menunjukkan

pemahaman

materi cukup

tinggi.

Siswa

menunjukkan

pemahaman

materi yang

cukup tinggi

namun

membutuhkan

sedikit bantuan

guru dalam

Siswa

menunjukkan

pemahaman

materi yang

kurang dan

membutuhkan

banyak

bantuan

guru dalam

30

pengerjaannya pengerjaannya.

Keterampilan Hasil bacaan

disampaikan

dengan

menggunakan

tata bahasa

Indonesia yang

baik dan baku.

Terdapat satu

atau dua

kesalahan

dalam

tata bahasa

Indonesia yang

baik dan baku

Terdapat tiga

atau empat

kesalahan

dalam

tata bahasa

Indonesia yang

baik dan baku.

Terdapat lebih

dari empat

kesalahan

dalam

tata bahasa

Indonesia yang

baik dan baku.

Mencari Ide Pokok Bacaan

Kriteria Baik Sekali Baik Cukup

Perlu

Bimbingan

4 3 2 1

Ketepatan Menemukan

keseluruhan

ide

pokok dengan

tepat.

Hampir

semua

ide pokok

ditemukan

dengan tepat.

Ada beberapa

ide

pokok yang

tidak

tepat.

Sebagian ide

pokok yang

ditemukan

tidak

tepat.

Waktu Keseluruhan

ide

pokok

ditemukan

dengan sangat

cepat.

Keseluruhan

ide

pokok

ditemukan

dengan cepat.

Keseluruhan

ide

pokok

ditemukan

dengan cukup

cepat.

Keseluruhan

ide

pokok

ditemukan

dengan sangat

lambat.

Keterampilan

Penulisan:

Ringkasan

dibuat dengan

benar,

sistematis

Keseluruhan

hasil penulisan

ringkasan

yang

sistematis

dan benar

Keseluruhan

hasil

penulisan

ringkasan

yang

sistematis

Sebagian

besar

hasil

penulisan

ringkasan

yang

Hanya

sebagian

kecil hasil

penulisan

ringkasan

yang

31

dan jelas, yang

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

baik.

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

sangat baik, di

atas rata-rata

kelas.

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan

yang

baik

sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan

yang terus

berkembang.

sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan

yang

masih perlu

terus

ditingkatkan.

Menuliskan Ide Pokok dari Bacaan

Kriteria Baik Sekali Baik Cukup

Perlu

Bimbingan

4 3 2 1

Rumusan Ide

Pokok: Ide

pokok ditulis

dalam bentuk

kalimat (Subjek +

Predikat).

Keseluruhan

ide

pokok ditulis

dalam bentuk

kalimat.

Hampir semua

ide pokok

ditulis

dalam bentuk

kalimat.

Sebagian

besar

ide pokok

ditulis

dalam bentuk

kalimat.

Hanya

sebagian

kecil ide

pokok

ditulis dalam

bentuk

kalimat.

Penggunaan

Bahasa Indonesia

yang baik dan

Benar : Bahasa

Indonesia yang baik

dan benar digunakan

dalam penulisan

ringkasan

Bahasa

Indonesia

yang baik dan

benar

digunakan

dengan

efisien dan

menarik dalam

keseluruhan

Bahasa

Indonesia

yang baik dan

benar

digunakan

dengan

efisien dalam

keseluruhan

penulisan.

Bahasa

Indonesia

yang baik dan

benar

digunakan

dengan sangat

efisien dalam

sebagian

besar

Bahasa

Indonesia

yang baik dan

benar

digunakan

dengan sangat

efisien dalam

sebagian kecil

penulisan.

32

penulisan. penulisan.

Ketepatan: Ide

pokok yang ditulis

benar dan sesuai

dengan bacaan.

Keseluruhan

ide pokok yang

ditulis benar

dan

sesuai dengan

bacaan.

Hampir

keseluruhan

ide pokok yang

ditulis benar

dan

sesuai dengan

bacaan.

Sebagian

besar

ide pokok

yang

ditulis benar

dan

sesuai dengan

bacaan.

Sebagian kecil

ide pokok

yang

ditulis benar

dan

sesuai dengan

bacaan.

B. Kerangka Pikir

Pada Kurikulum 2013 disebutkan bahwa bagi setiap pelaku pembelajaran

bahasa Indonesia, yaitu guru dan murid, agar senantiasa mengarahkan aktivitas

belajar bahasa Indonesia di sekolah pada pencapaian hasil belajar sesuai dengan

KKM (Kriteria Ketuntasan minimal) 70. Untuk dapat mencapai hasil belajar yang

telah ditargetkan tentunya guru harus bisa memfasilitasi murid, supaya murid

lebih mudah menerima dan mengolah materi pembelajaran bahasa Indonesia yang

disampaikan. Satu diantaranya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran

snowball throwing. Dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing

peserta didik tertarik untuk mengikuti pembelajaran, serta dapat memberi

pengalaman yang nyata dalam kehidupan, dan dapat menarik motivasi belajar

murid. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan hasil

belajar bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran snowball

throwing, peneliti akan melakukan uji tes yang disebut pretest dan posttest yang

akan diberikan sebelum menggunakan model pembelajaran snowball throwing

dan setelah menggunakan model pembelajaran snowball throwing.

33

Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa hal yang dijadikan penulis

sebagai landasan berpikir yang selanjutnya mengarahkan penulis untuk

menemukan data dan informasi guna memecahkan masalah yang telah

dikemukakan.

Adapun landasan berpikir yang dijadikan pegangan penelitian ini dapat

dilihat pada bagan 2.1.

Bagan 2.1 Kerangka Pikir

Menulis Membaca Intensif

Berbicara Menyimak

Snowball Throwing

Analisis

Temuan /

hasil Berpengaruh Tidak berpengaruh

Pembelajaran Bahasa Indonesia

Isi Bacaan

34

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir, maka dapat dijadikan

hipotesis bahwa dalam menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing

efektif terhadap hasil belajar membaca intensif murid kelas V SDN Center

Malakaji Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.

Dalam penelitian ini, hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

H0: Penggunaan model pembelajaran snowball throwing tidak efektif terhadap

hasil belajar membaca intensif.

H1: Penggunaan model pembelajaran snowball throwing efektif terhadap hasil

belajar membaca Intensif.

35

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yaitu jenis

preExperimental Design. Desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-

sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap

terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel

dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini

dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara

random. (Sugiyono, 2013:108).

2. Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yaitu jenis One-Group

Pretest-Posttest Design. Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti selama 2

bulan. Dengan penelitian ini, hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena

dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (treatment) dan

sesudah diberi perlakuan . Adapun desain penelitian ini adalah sebagai baerikut.

Desain penelitian

Gambar. 3.1 Sumber: Emzir, 2014

O1 X O2

36

Keterangan:

O1 = Tes awal sebelum diberikan perlakuan (pretest)

O2 = Tes akhir setelah diberikan perlakuan (posttest)

X = perlakuan yang diberikan

Model eksperimen ini melalui tiga langkah yaitu:

a) Memberikan pretest untuk mengukur variabel terikat (hasil belajar) sebelum

perlakuan dilakukan.

b) Memberikan perlakuan kepada kelas subjek penelitian dengan menggunakan

model pembelajaran snowball throwing.

c) Memberikan posttest untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan

dilakukan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono: 2013). Jadi populasi

bukan hanya orang, tetapi juga objek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek itu. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh murid kelas V SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu

Kabupaten Gowa. Populasi penelitian disajikan pada table berikut:

37

Tabel. 3.2 Jumlah Murid Kelas V SDN Center Malakaji Kecamatan

Tompobulu Kabupaten Gowa 2020/2021

No. Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki- laki Perempuan

1. Kelas V 9 17 26

Sumber: Absen Umum Kelas V SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu

Kabupaten Gowa

Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili

populasi. Dalam penelitian ini sampelnya terdiri dari semua populasi kelas V SDN

Center Malakaji Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa yang berjumlah 26

murid, murid laki-laki 9 orang dan murid perempuan 17 orang.

C. Definisi Operasional Variabel

Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diamati, yaitu variabel

X dan variabel Y. Variabel X dalam penelitian ini adalah penerapan model

pembelajaran Snowball Throwing sebagai variabel bebas (dependen), sedangkan

variabel Y adalah hasil belajar membaca intensif sebagai variabel terikat

(independen).

Agar dapat menghindari terjadinya salah penafsiran mengenai variabel

dalam penelitian ini, maka peneliti menperjelas defenisi operasional variabel yang

dimaksud.

38

1. Yang dimaksud dengan model pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu

model pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang

diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-

masing murid membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas

pertanyaan) lalu dilempar ke murid lain yang masing-masing murid menjawab

pertanyaan dari bola yang diperoleh.

2. Hasil belajar membaca intesif murid yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

nilai yang diperoleh murid pada tes awal (pretest) dan nilai yang diperoleh

murid pada saat posttest.

D. Instrumen Penelitian

Melakukan sebuah penelitian hendaknya menggunakan alat ukur yang

baik. Alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti

berdasarkan pada teori-teori yang mendasari variabel penelitian. Instrument

penelitian dapat diartikan sebagai alat bantu yang dapat diwujudkan dalam benda,

misalnya pedoman wawancara dan lembar pengamatan.

Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian antara lain tes tulis

dan teks lisan berupa Teks bacaan yang harus dibaca oleh subjek penelitian dan

peneliti menggunakan observasi langsung untuk menilai kemampuan membaca

murid. Bentuk menilai kemampuan membaca antara lain: penyampaian hasil

bacaan, mencari ide pokok bacaan, menuliskan ide pokok dari bacaan. Dan

dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi murid

dalam proses belajar mengajar melalui penerapan model pembelajaran snowball

39

throwing pengambilan dokumentasi berupa foto. Adapun tabel penilaian

keterampilan membaca sebagai berikut:

a. Menyampaikan Hasil Bacaan

Kriteria Baik Sekali Baik Cukup

Perlu

Bimbingan

4 3 2 1

Pengetahuan Siswa

menunjukkan

pemahaman

materi yang

sangat tinggi.

Siswa

menunjukkan

pemahaman

materi cukup

tinggi.

Siswa

menunjukkan

pemahaman

materi yang

cukup tinggi

namun

membutuhkan

sedikit bantuan

guru dalam

pengerjaannya

Siswa

menunjukkan

pemahaman

materi yang

kurang dan

membutuhkan

banyak

bantuan

guru dalam

pengerjaannya.

Keterampilan Hasil bacaan

disampaikan

dengan

menggunakan

tata bahasa

Indonesia yang

baik dan baku.

Terdapat satu

atau dua

kesalahan

dalam

tata bahasa

Indonesia yang

baik dan baku

Terdapat tiga

atau empat

kesalahan

dalam

tata bahasa

Indonesia yang

baik dan baku.

Terdapat lebih

dari empat

kesalahan

dalam

tata bahasa

Indonesia yang

baik dan baku.

40

b. Mencari Ide Pokok Bacaan

Kriteria Baik Sekali Baik Cukup

Perlu

Bimbingan

4 3 2 1

Ketepatan Menemukan

keseluruhan

ide

pokok dengan

tepat.

Hampir

semua

ide pokok

ditemukan

dengan tepat.

Ada beberapa

ide

pokok yang

tidak

tepat.

Sebagian ide

pokok yang

ditemukan tidak

tepat.

Waktu Keseluruhan

ide

pokok

ditemukan

dengan sangat

cepat.

Keseluruhan

ide

pokok

ditemukan

dengan cepat.

Keseluruhan

ide

pokok

ditemukan

dengan cukup

cepat.

Keseluruhan ide

pokok

ditemukan

dengan sangat

lambat.

Keterampilan

Penulisan:

Ringkasan

dibuat dengan

benar, sistematis

dan jelas, yang

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

baik.

Keseluruhan

hasil penulisan

ringkasan yang

sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

sangat baik, di

atas rata-rata

kelas.

Keseluruhan

hasil

penulisan

ringkasan

yang

sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan

yang

baik

Sebagian

besar

hasil

penulisan

ringkasan

yang

sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan

yang terus

berkembang.

Hanya sebagian

kecil hasil

penulisan

ringkasan yang

sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

masih perlu

terus

ditingkatkan.

41

c. Menuliskan Ide Pokok dari Bacaan

Kriteria Baik Sekali Baik Cukup

Perlu

Bimbingan

4 3 2 1

Rumusan Ide

Pokok: Ide

pokok ditulis

dalam bentuk

kalimat (Subjek +

Predikat).

Keseluruhan ide

pokok ditulis

dalam bentuk

kalimat.

Hampir semua

ide pokok

ditulis

dalam bentuk

kalimat.

Sebagian

besar

ide pokok

ditulis

dalam bentuk

kalimat.

Hanya

sebagian

kecil ide

pokok

ditulis dalam

bentuk

kalimat.

Penggunaan

Bahasa

Indonesia yang

baik dan Benar :

Bahasa Indonesia

yang baik dan

benar digunakan

dalam penulisan

ringkasan

Bahasa Indonesia

yang baik dan

benar digunakan

dengan

efisien dan

menarik dalam

keseluruhan

penulisan.

Bahasa

Indonesia

yang baik dan

benar

digunakan

dengan

efisien dalam

keseluruhan

penulisan.

Bahasa

Indonesia

yang baik dan

benar

digunakan

dengan sangat

efisien dalam

sebagian

besar

penulisan.

Bahasa

Indonesia

yang baik dan

benar

digunakan

dengan sangat

efisien dalam

sebagian kecil

penulisan.

Ketepatan: Ide

pokok yang

ditulis

benar dan sesuai

dengan bacaan.

Keseluruhan

ide pokok yang

ditulis benar dan

sesuai dengan

bacaan.

Hampir

keseluruhan

ide pokok yang

ditulis benar

dan

sesuai dengan

bacaan.

Sebagian

besar

ide pokok

yang

ditulis benar

dan

sesuai dengan

bacaan.

Sebagian kecil

ide pokok

yang

ditulis benar

dan

sesuai dengan

bacaan.

42

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

awal dan tes akhir, adapun langkah-langkah pengumpulan data yang akan

dilakukan sebagai berikut:

1. Tes awal (pretest)

Tes awal dilakukan sebelum treatment, pretest dilakukan untuk

mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh murid sebelum digunakan model

pembelajaran snowball throwing.

2. Treatment (pemberian perlakuan)

Dalam hal ini peneliti menggunakan model pembelajaran snowball

throwing pada pembelajaran bahasa Indonesia. Ada beberapa langkah-langkah

snowball throwing sebagai berikut (Suprijono, 2017: 147):

d. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

e. Guru membentuk kelompok- kelompok dan memanggil masing-

masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang

materi.

f. Masing- masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-

masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan guru

kepada temannya.

g. Kemudian masing- masing siswa diberikan satu lembar kertas

kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut

materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

h. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti

43

bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15

menit.

i. Setelah siswa dapat satu bola/ satu pertanyaan diberikan

kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis

dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

j. Evaluasi.

k. Penutup.

3. Tes akhir (posttest)

Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah posttest untuk mengetahui

pengaruh penggunaan model pembelajaran snowball throwing.

F. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan

digunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul berupa

nilai pretest dan nilai posttest kemudian dibandingkan. Membandingkan kedua

nilai tersebut dengan mengajukkan pertanyaan apakah ada perbedaan antara nilai

30 yang didapatkan antara nilai pretest dengan nilai Post test. Pengujian

perbedaan nilai hanya dilakukan terhadap rerata kedua nilai saja, dan untuk

keperluan itu digunakan teknik yang disebut dengan uji-t (t-test). Dengan

demikian langkah-langkah analisis data eksperimen dengan model eksperimen

One Group Prerest Posttest Design adalah sebagai berikut :

44

1. Analisis Data Statistik Deskriptif

Merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul selama

proses penelitian dan bersifat kuantitatif. Adapun langkah-langkah dalam

penyusunan melalui analisis ini adalah sebagai berikut:

a) Rata-rata (Mean)

=

b) Persentase (%) nilai rata-rata

P =

x 100%

Dimana:

P = Angka persentase

F = frekuensi yang dicari persentasenya

N = Banyaknya sampel responden.

Dalam analisis ini peneliti menetapkan tingkat kemampuan murid dalam

penguasaan materi pelajaran sesuai dengan prosedur yang diterangkan oleh

Depdikbud (2003) yaitu:

45

Tabel 3.4. Standar Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia

Tingkat Penguasaan(%) Kategori Hasil Belajar

0 – 34

35 – 54

55 – 64

65 – 84

85 – 100

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat tinggi

2. Analisis Data Statistik Inferensial

Dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan teknik

statistik t (uji t).Dengan tahapan sebagai berikut :

t =

Keterangan:

Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest

X1 = Hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)

X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (posttest)

d = Deviasi masing-masing subjek

∑ X 2d = Jumlah kuadrat deviasi

N = Subjek pada sampel

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

46

a) Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:

Md =

Keterangan:

Md = Mean dari perbedaan pretest dengan posttest

= Jumlah dari gain (posttest – pretest)

N = Subjek pada sampel.

b) Mencari harga “ ∑ X 2d ” dengan menggunakan rumus:

∑ X 2d = ∑ d −

(

)2

Keterangan :

∑ X 2d = Jumlah kuadrat deviasi

∑ d = Jumlah dari gain (post test – pre test)

N = Subjek pada sampel.

c) Mentukan harga t Hitung dengan menggunakan rumus:

t =

Keterangan :

Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest

X1 = Hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)

X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (posttest)

d = Deviasi masing-masing subjek

∑ X 2d = Jumlah kuadrat deviasi

N = Subjek pada sampel

47

d) Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan

Kaidah pengujian signifikan:

Jika t = Hitung > t Tabel maka H o ditolak dan H 1 diterima, berarti penggunaan

model pembelajaran snowball throwing efektif terhadap hasil belajar

membaca intensif kelas V SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu

Kabupaten Gowa.

e) Jika t Hitung < t Tabel maka H o diterima, berarti penggunaan model

pembelajaran snowball throwing tidak efektif terhadap hasil belajar

membaca intensif kelas V SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu

Kabupaten Gowa. Menentukan harga t Tabel dengan Mencari t Tabel

menggunakan tabel distribusi t dengan taraf signifikan a = 0,05 dan dk = n

– 1.

f) Membuat kesimpulan apakah penggunaan model pembelajaran snowball

throwing efektif digunakan terhadap hasil belajar membaca intensif murid

Kelas V SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.

69648

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Hasil Pretest Kemampuan Membaca Intensif, Bahasa Indonesia

Murid Kelas V SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu Kabupaten

Gowa Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran Snowball Throwing.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SDN

Center Malakaji, mulai tanggal 29 juli - 24 agustus 2020, maka diperoleh

data-data yang dikumpulkan melalui instrumen tes sehingga dapat

diketahui hasil belajar murid berupa nilai dari kelas V A SDN Center

Malakaji.

Data perolehan skor hasil belajar murid kelas V A di SDN Center

Malakaji, dapat diketahui sebagai berikut ini dengan cara mencari mean (

rata-rata) dengan cara nilai pre-test melalui tabel dibawah ini:

Tabel 4.1. Perhitungan untuk mencari mean ( rata – rata ) nilai

pretest

X F F.X

50 1 50

55 4 220

60 4 240

49

65 7 455

70 1 70

75 2 150

80 3 240

Jumlah 26 1425

Dari data di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ = 1425 sedangkan

nilai dari N sendiri adalah 26. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai rata-rata

(mean) sebagai berikut:

=

Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil

belajar murid kelas V A SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu

Kabupaten Gowa, sebelum penerapan model kooperatif tipe Snowball Throwing

yaitu 54,80. Adapun dikategorikan pada pedoman Departemen pendidikan dan

kebudayaan (Depdikbud), maka keterangan murid dapat dilihat pada tabel

berikut:

50

Tabel 4.2. Tingkat kemampuan membaca Pretest

No Skor Kategori Frekuensi Persentase

%

1 0 – 59 Sangat rendah 5 19 %

2 60 – 69 Rendah 11 43 %

3 70 – 79 Sedang 5 19 %

4 80 – 89 Tinggi 5 19 %

5 90 – 100 Sangat tinggi - -

Jumlah 26 100

Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap pretest dengan menggunakan

pedoman tes membaca intensif dikategorikan sangat rendah yaitu 19 %, rendah

43 %, sedang 19 %, dan tinggi 19 %. Melihat dari hasil presentase yang ada

dapat dikatakan bahwa tingkat hasil belajar sebelum diterapkan metode snowball

throwing tergolong rendah.

Tabel 4.3 Deskripsi Kemampuan Membaca Intensif Pre Test

Skor Kategorisasi Frekuensi

Persentase

(%)

0 ≤ × <

70

Tidak Tuntas 16 62

70≤ × Tuntas 10 38

51

≤100

Jumlah 26 100

Apabila Tabel 4.3 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil

belajar murid yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah murid yang

mencapai atau melebihi nilai KKM (70) sehingga dapat disimpulkan bahwa

kemampuan membaca intensif murid Kelas V A SDN Center Malakaji

Kecamatan Tomponulu Kabupaten Gowa belum memenuhi kriteria ketuntasan

hasil belajar secara klasikal karena murid yang tuntas hanya 38%.

2. Deskripsi Hasil Belajar (Posttest) Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Murid Kelas V A SDN Center Malakaji Kecamatan

Tompobulu Kabupaten Gowa setelah diterapkan Model Pembelajaran

Snowball Throwing.

Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap kelas setelah

diberikan perlakuan. Perubahan tersebut berupa kemampuan membaca yang

datanya diperoleh setelah diberikan post- test. Perubahan tersebut dapat dilihat

dari data berikut ini :

Data perolehan skor kemampuan membaca kelas V A SDN Center

Malakaji Kecamatan tompobulu Kabupaten Gowa setelah penerapan

Model pembelajaran Snowball Throwing dengan cara mencari mean (rata-

rata) nilai post-test melalui tabel dibawah ini:

52

Tabel 4.4. Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai

post-test

X F F.X

60 1 60

65 4 260

70 5 350

75 2 150

80 3 240

85 6 510

95 2 190

100 3 300

Jumlah 26 2060

Dari data hasil post-test di atas dapat diketahui bahwa nilai dari

∑ = 2060 dan nilai dari N sendiri adalah 26. Kemudian dapat diperoleh

nilai rata-rata (mean) sebagai berikut:

=

= 79,23

Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari

hasil belajar murid kelas V A SDN Center Malakaji Kecamatan

Tompobulu Kabupaten Gowa, setelah penerapan model pembelajaran

Snowball Throwing yaitu 79,23 dari skor ideal 100. Adapun di kategorikan

53

pada pedoman Departemen pendidikan dan kebudayaan (Depdikbud),

maka keterangan murid dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5. Tingkat Kemampuan Membaca Intensif Post-test

No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 0 – 59 Sangat rendah - -

2 60 – 69 Rendah 5 19 %

3 70 – 79 Sedang 7 27 %

4 80 – 89 Tinggi 9 35 %

5 90 – 100 Sangat tinggi 5 19 %

Jumlah 26 100

Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap post-test dengan

menggunakan pedoman tes membaca intensif dikategorikan sangat tinggi yaitu

19%, tinggi 35%, sedang 27%, rendah 19% dan sangat rendah berada pada

presentase 0%. Melihat dari hasil presentase yang ada dapat dikatakan bahwa

tingkat kemampuan berbicara meningkat setelah diterapkan model pembelajaran

Snowball Throwing.

54

Tabel 4.6. Deskripsi Kemampuan Membaca Intensif pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia

Skor Kategorisasi Frekuensi Persentase

(%)

0 ≤ × <

70 Tidak Tuntas 5 19

70 ≤ × ≤

100 Tuntas 21 81

Jumlah 26 100

Apabila Tabel 4.6 dikaitkan dengan indikator kriteria kemampuan

membaca intensif murid yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah murid

yang mencapai atau melebihi nilai KKM (70) sehingga dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar murid Kelas V A SDN Center Malakaji Kecamatan

Tompobulu Kabupaten Gowa telah memenuhi kriteria ketuntasan kemampuan

membaca intensif secara klasikal karena murid yang tuntas adalah 81%.

3. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Pada

Murid Kelas V A SDN Center Malakaji

Sesuai dengan hipotesis penelitian yakni “Terdapat pengaruh

model pembelajaran snowball throwing terhadap kemampuan membaca

intensif pada murid kelas V A SDN Center Malakaji Kecamatan

Tompobulu Kabupaten Gowa”, maka teknik yang digunakan untuk

menguji hipotesis tersebut adalah teknik statistik inferensial dengan

menggunakan uji-t.

55

Tabel 4.7. Analisis skor Pre-test dan Post-test

No X1 (Pre-

test)

X2 (Post-

test)

d = X2 -

X1 d²

1 55 65 10 100

2 55 65 10 100

3 75 85 10 100

4 65 80 15 225

5 65 70 5 25

6 75 85 10 100

7 60 80 20 400

8 70 80 10 100

9 60 75 15 225

10 75 85 10 100

11 85 100 15 225

12 75 95 20 400

13 55 65 10 100

14 65 75 10 100

15 50 60 10 100

16 65 85 20 400

17 65 70 5 25

18 80 85 5 25

19 85 100 15 225

20 65 85 20 400

21 65 70 5 25

56

22 85 100 15 225

23 80 95 15 225

24 60 70 10 100

25 60 65 5 25

26 55 70 15 225

1750 2060 310 4300

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:

Md =

= 11,92

2. Mencari harga “ ” dengan menggunakan rumus:

=

= 6

= 604

57

3. Menentukan harga t Hitung

t =

t =

t =

t =

t =

t = 27,36

4. Menentukan harga t Tabel

Untuk mencari t Tabel peneliti menggunakan table distribusi t

dengan taraf signifikan = 26 – 1 = 25 maka

diperoleh t 0,05 = 1,708

Setelah diperoleh tHitung = 27,36 dan tTabel = 1,708 maka

diperoleh tHitung > tTabel atau 27,36 > 1,708. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa ada pengaruh dalam

menerapkan model pembelajaran terhadap kemampuan membaca murid

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V A SDN Center Malakaji

Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.

58

B. Pembahasan

1. Gambaran pelaksanaan Model pembelajaran snowball Throwing murid

kelas V SDN Center Malakaji.

Model pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu model

pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua

kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing murid

membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar

ke murid lain yang masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang

diperoleh. Berdasarkan hasil pre-test, nilai rata-rata hasil belajar murid 54,80

dengan kategori yakni sangat rendah yaitu 19%, rendah 43%, sedang 19%, tinggi

19% dan sangat tingggi berada pada presentase 0%. Melihat dari hasil presentase

yang ada dapat dikatakan bahwa kemampua membaca intensif murid tergolong

rendah sebelum diterapkan model pembelajaran.

Dengan demikian, Snowball Throwing dalam kaitannya dengan

pendidikan ialah sebagai wahana pembelajaran dalam bentuk permainan sesuatu

yang bermakna dalam menggambarkan pesan, suasana, mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan yang bernilai bagi anak dalam membuahkan

pengalaman belajar.

2. Gambaran keterampian membaca intensif murid kelas V SDN Center

Malakaji.

Pada hakikatnya Membaca adalah suatu yang rumit yang

melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga

59

melibatkan aktifitas visual, berpikir, psikolinguistik dan metakognitif.

Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol

tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir

membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal,

interprestasi, membaca kritis dan pemahaman kreatif. Crawley dan

Mountain (Rahim 2007: 2) mengatakan bahwa pengenalan kata bisa

berupa aktifitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus.

3. Uji Hipotesis Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing

pada Murid Kelas Va SDN Center Malakaji.

Pada bagian ini akan diuraikan hasil yang ditemukan dalam penelitian.

Hasil yang dimaksudkan yaitu kesimpulan yang diambil berdasarkan data yang

terkumpul dan analisis data yang telah dilakukan.

Selanjutnya nilai rata-rata hasil post-test adalah 79,23 jadi setelah

diterapkan model pembelajaran Snowball Throwing kemampuan membaca murid

lebih baik dibanding dengan sebelum penerapan model kooperatif tipe Snowball

Throwing. Selain itu persentasi kategori kemampuan membaca intensif murid

juga meningkat yakni sangat tinggi yaitu 19%, tinggi 35%, sedang 27%, rendah

19%, dan sangat rendah berada pada presentase 0,00%.

Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan

rumus uji t, dapat diketahui bahwa nilai thitung sebesar 27,36. Dengan frekuensi

(dk) sebesar 26 - 1 = 25 pada taraf signifikansi 5% diperoleh ttabel = 1,708. Oleh

karena thitung ttabel pada taraf signifikansi 0,05, maka hipotesis nol (H0) ditolak

dan hipotesis alternative (Ha) diterima yang berarti bahwa ada pengaruh dalam

60

menerapkan model pembelajaran snowball throwing terhadap kemampuan

membaca intensif murid.

Hasil analisis diatas yang menunjukkan adanya pengaruh penerapan

model pembelajaran snowball throwing sejalan dengan hasil observasi yang

dilakukan. Berdasarkan hasil observasi terdapat perubahan pada murid yaitu pada

awal kegiatan pembelajaran ada beberapa murid yang belum berani berbicara

(mengeluarkan pendapat). Hal ini dapat dilihat pada pertemuan pertama murid

yang belum berani membaca 14 orang, sedangkan pada pertemuan terakhir murid

mampu berlomba-lomba untuk tampil di depan untuk mengeluarkan

pendapatnya. Pada awal pertemuan, hanya sedikit murid yang aktif mengikuti

pembelajaran. Akan tetapi sejalan dengan diterapkannya model pembelajaran

snowball throwing murid mulai aktif pada setiap pertemuan.

Hasil observasi menunjukkan banyaknya jumlah murid yang menjawab

pada saat diajukan pertanyaan dan murid yang mengajukan diri untuk melakukan

kegiatan pembelajaran. Murid juga mulai aktif dan percaya diri untuk

menyampaikan perasaan dan pendapatnya setelah di terapkan model

pembelajaran snowball throwing. Proses pembelajaran yang menyenangkan

membuat murid tidak lagi merasa jenuh pada saat pembelajaran berlangsung dan

tidak lagi merasa bosan ataupun tertekan ketika mengikuti proses pembelajaran

di kelas.

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yang

diperoleh serta hasil observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh dalam menerapkan model pembelajaran snowball throwing

61

terhadap kemampuan membaca intensif murid kelas V A SDN Center Malakaji

Kecamatan Tompobulu Kabupateng Gowa.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SDN Center

Malakaji dengan hasil nilai akhir pretest yaitu 54,80 dengan hasil posttest 79,23.

Dengan ini Dapat diperkuat oleh peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Ayu

Puji Lestari (2014) yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Murid Dalam

Pembelajaran bahasa indonesia Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif

Model Snowball Throwing di Kelas V SD Inpres Pagandongan I”. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus I rata-rata yang diperoleh sebesar

62,42 sedangkan pada siklus II diperoleh sebesar 80,14 dari 35 murid. Dimana

pada siklus I berada dalam kategori rendah sedangkan pada siklus II berada

dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar bahasa indonesia pada murid kelas V SD Inpres

Pagandongan I Kota Makassar 30 melalui penerapan pembelajaran kooperatif

model Snowball Throwing mengalami peningkatan.

4. Deskripsi Kualitas Membaca Intensif pada Model Pembelajaran Snowball

Throwing

Deskripsi kualitas yang dicapai oleh peserta didik sebelum di terapkan

model pembelajaran Snowball Throwing pada rubric membuat bacaan yang

mendapatkan nilai baik yaitu 6 orang, nilai cukup yaitu 12 orang. dan yang masih

perlu bimbingan yaitu 6 orang. Sedangkan dalam mencari ide pokok bacaan

siswa yang mendapat nilai baik Sekali yaitu 2 orang, yang mendapat nilai baik

yaitu 6 orang, nilai cukup 13 orang, dan yang masih perlu bimbingan yaitu 5

62

orang. Penilaian terakhir yaitu menuliskan ide pokok dari bacaan, yang

mendapatkan nilai baik sekali yaitu 1 orang, nilai baik yaitu 9 orang, nilai cukup

yaitu 13 orang, dan siswa yang masih perlu bimbingan yaitu 3 orang.

Setelah penerapan model pembelajaran Snowball Throwing deskripsi

kualitas yang dicapai peserta didik meningkat, seperti halnya pada rubrik

membuat bacaan yang mendapat nilai baik sekali yaitu 3 orang, nilai baik yaitu

11 orang, dan nilai cukup yaitu 14 orang. Sedangkan penilaian mencari ide

pokok bacaan yang mendapatkan nilai sangat baik yaitu 9 orang, nilai baik 11

orang, dan nilai cukup 6 orang. Penilaian menuliskan ide pokok dari bacaan yang

mendapatkan nilai sangat baik yaitu 7 orang, nilai baik 7 orang, nilai cukup 9

orang, sedangkan yang masih memerlukan bimbingan guru yaitu 3 orang.

69663

63

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang lebih rinci berkaitan pelaksanaan pembelajran dengan

menggunakan model pembelajaran snowball throwing pada murid kelas V A

SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa sebagai

berikut :

1. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara umum

kemampuan membaca murid kelas V A SDN Center Malakaji

Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa sebelum penerapan model

pembelajaran snowball throwing dikategorikan rendah. Hal ini

ditunjukkan dari perolehan persentase hasil belajar siswa yaitu sangat

rendah 19%, rendah 43%, sedang 19%, tinggi 19% dan sangat tingggi

berada pada presentase 0,00%..

2. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara umum

murid kelas V A SDN center Malakaji Kecamatan Tompobulu

Kabupaten Gowa setelah menerapkan model pembelajaran snowball

throwing berpengaruh terhadap kemampuan membaca murid kelas V A

SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa dapat

dilihat dari perolehan persentase yaitu sangat tinggi 19%, tinggi 35%,

sedang 27%, rendah 19%, dan sangat rendah berada pada presentase

64

0,00%.

3. Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

penerapan model kooperatif tipe snowball throwing berpengaruh

terhadap kemampuan membaca setelah diperoleh tHitung = 27,36 dan tTabel

= 1,708 maka diperoleh tHitung > tTabel atau 27,36 > 1,708.

B. Saran

Berdasarkan temuan yang berkaitan hasil penelitian penerapan model

snowball Throwing mempengaruhi kemampuan membaca intensif murid

kelas V A SDN Center Malakaji Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa,

maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada para pendidik khususnya guru SDN Center Malakaji Kecamatan

Tompobulu Kabupaten Gowa, disarankan menerapkan model

pembelajaran snowball throwing untuk membangkitkan minat dan

motivasi siswa untuk belajar.

2. Kepada Peneliti, diharapkan mampu mengembangkan model

pembelajaran snowball throwing ini dengan menerapkan pada materi lain

untuk mengetahui apakah pada materi lain cocok dengan model

pembelajaran ini demi tercapainya tujuan yang diharapkan.

3. Kepada calon Peneliti, akan dapat mengembangkan dan memperkuat

model ini serta memperkuat hasil penelitian ini dengan cara mengkaji

terlebih dahulu dan mampu mengadakan penelitian yang lebih sukses.

65

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter.

Bandung: Refika Aditama.

Arifin, E. Zaenal. 1986. Berbahasa Indonesialah dengan Benar. Jakarta: PT.

Mediyatama Sarana Perkasa.

Arief, Ardha. 2013. Kelemahan dan kelebihan model pembelajaran kooperatif

tipe Snowball Throwing.

http://ardhaphys.blogspot.com/2016/05/modelpembelajaran-snowball-

throwing.html?m.

https://www.slideshare.net/kurniatamaarief/penilaian-otentik-

keterampilan-membaca

Farhan. 2011. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing.

(http://www.farhan-bjm.web.id, diunduh tanggal 15 Desember 2012).

https://www.dosenpendidikan.co.id/membaca-intensif/

Depdikbud. 2003. Pengajaran Membaca. Jakarta: Depdikbud

Imas kurnia & berlin sani.2015.ragam pengembangan model pembelajaran.

Junus, A. M & Andi Fatimah J. 2012. Pembentukan Paragraf Bahasa Indonesia.

Makassar: Badan Penerbit UNM.

Komara, Endang. 2014. Belajar dan Pembelajaran Interaktif. Bandung: Refika

Aditama.

Lestari, Ayu Puji. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar Murid Dalam Pembelajaran

PKn Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Snowball

Throwing di Kelas IV SD Inpres Pagandongan I.Skripsi Makassar.FKIP

Unismuh Makassar.

66

Mirza, Ayu Fitria.2013. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Snowball

Throwing (ST) Terhadap Kecakapan Komunikasi dan Hasil Belajar Siswa

SMP Negeri 4 Palembang Pada Kompetensi Dasar Sistem Gerak Pada

Manusia. Skripsi Palembang. FKIP UNSRI Palembang.

Munirah. 2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Awal. Makassar:

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Rahim, Thamrin Paelori. 2013. Seluk Beluk Bahasa dan Sastra Indonesia.

Surakarta: Romis Aisy.

Suardi. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta barat: PT. Indeks.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Jakarta: Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suprijono, Agus. 2017. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

LAMPIRAN A

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

NAMA : Meidina Nurrahmadani

NIM : 105401101516

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN Center Malakaji

Kelas/Semester : V (Lima) / I (Satu)

Tema 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia

Sub Tema 2 : Manusia dan Lingkungan

Pembelajaran Ke : 1 (Satu)

Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (4 x 15 Menit)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Dengan kegiatan membaca, siswa dapat menentukan ide pokok setiap

paragraf dalam bacaan secara percaya diri.

Dengan menulis, siswa dapat mengembangkan ide pokok menjadi sebuah

paragraf secara tanggung jawab.

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak

semua siswa berdo’a menurut agama

dan keyakinan masing-masing.

Guru mengecek kesiapan diri dengan

mengisi lembar kehadiran dan

memeriksa kerapihan pakaian, posisi

dan tempat duduk disesuaikan dengan

kegiatan pembelajaran.

Menginformasikan tema yang akan

dibelajarkan yaitu tentang ” Manusia

dan Lingkungan”.

5 menit

Inti Guru menyampaikan materi yang akan

disajikan cukup beberapa menit saja.

Setelah itu menyuruh siswa membuat

kelompok dan memanggil masing-

masing ketua kelompok untuk

memberikan penjelasan tentang materi.

Masing- masing ketua kelompok

kembali kekelompok masing- masing,

kemudian menjelaskan materi yang

disampaikan oleh guru kepada

temannya.

Kemudian masing- masing murid

diberikan sat lembar kerja untuk

menuliskan pertanyaan apa saja yang

menyangkut materi yang sudah

dijelaskan oleh ketua kelompok.

Kemudian kertas tersebut dibuat seperti

bola dan dilempar daei satu murid

kemurid yang lain selama kurang lebih

5 menit.

Setelah murid mendapat satu bola atau

45 menit

satu pertanyaan diberi kesempatan

kepada murid untuk menjawab

pertanyaan yang tertulis dalam kertas

berbentuk bola tersebut bergantian.

Penutup Bersama-sama siswa membuat

kesimpulan pembelajaran.

Guru memberikan pesan- pesan moral.

Mengajak semua siswa berdo’a menurut

agama dan keyakinan masing-masing

(untuk mengakhiri kegiatan

pembelajaran)

10 menit

C. PENILAIAN

Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu

dari penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan.

Malakaji, Agustus 2020

Mengetahui,

Kepala Sekolah SDN Center Malakaji Guru Kelas V

Hj. Aguslina. S.PdI.M.Pd Ayuk Mayangsari, S.Pd

NIP.19730816 199703 2003 19940906 201903 2 020

LAMPIRAN

Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu

dari penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan.

1. Pengetahuan

Format Penilaian

No. Nama Siswa

Hasil Penilaian Pengetahuan

Tercapai

()

Belum

Tercapai

()

1.

2.

3.

Keterangan:

Menemukan ide pokok dari sebuah bacaan.

2. Keterampilan

Penilaian Uji Unjuk Kerja

a. Menyampaikan Hasil Bacaan

Kriteria Baik Sekali Baik Cukup

Perlu

Bimbingan

4 3 2 1

Pengetahuan Siswa

menunjukkan

pemahaman

materi yang

sangat tinggi.

Siswa

menunjukkan

pemahaman

materi cukup

tinggi.

Siswa

menunjukkan

pemahaman

materi yang

cukup tinggi

namun

membutuhkan

sedikit bantuan

guru dalam

pengerjaannya

Siswa

menunjukkan

pemahaman

materi yang

kurang dan

membutuhkan

banyak

bantuan

guru dalam

pengerjaannya.

Keterampilan Hasil bacaan

disampaikan

dengan

menggunakan

tata bahasa

Indonesia yang

baik dan baku.

Terdapat satu

atau dua

kesalahan

dalam

tata bahasa

Indonesia yang

baik dan baku

Terdapat tiga

atau empat

kesalahan

dalam

tata bahasa

Indonesia yang

baik dan baku.

Terdapat lebih

dari empat

kesalahan

dalam

tata bahasa

Indonesia yang

baik dan baku.

b. Mencari Ide Pokok Bacaan

Kriteria Baik Sekali Baik Cukup

Perlu

Bimbingan

4 3 2 1

Ketepatan Menemukan Hampir Ada beberapa Sebagian ide

keseluruhan

ide

pokok dengan

tepat.

semua

ide pokok

ditemukan

dengan tepat.

ide

pokok yang

tidak

tepat.

pokok yang

ditemukan

tidak

tepat.

Waktu Keseluruhan

ide

pokok

ditemukan

dengan sangat

cepat.

Keseluruhan

ide

pokok

ditemukan

dengan cepat.

Keseluruhan

ide

pokok

ditemukan

dengan cukup

cepat.

Keseluruhan

ide

pokok

ditemukan

dengan sangat

lambat.

Keterampilan

Penulisan:

Ringkasan

dibuat dengan

benar,

sistematis

dan jelas, yang

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

baik.

Keseluruhan

hasil penulisan

ringkasan

yang

sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

sangat baik, di

atas rata-rata

kelas.

Keseluruhan

hasil

penulisan

ringkasan

yang

sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan

yang

baik

Sebagian

besar

hasil

penulisan

ringkasan

yang

sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan

yang terus

berkembang.

Hanya

sebagian

kecil hasil

penulisan

ringkasan

yang

sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan

yang

masih perlu

terus

ditingkatkan.

c. Menuliskan Ide Pokok dari Bacaan

Kriteria Baik Sekali Baik Cukup

Perlu

Bimbingan

4 3 2 1

Rumusan Ide

Pokok: Ide

pokok ditulis

dalam bentuk

kalimat

(Subjek +

Predikat).

Keseluruhan

ide

pokok ditulis

dalam bentuk

kalimat.

Hampir semua

ide pokok

ditulis

dalam bentuk

kalimat.

Sebagian

besar

ide pokok

ditulis

dalam bentuk

kalimat.

Hanya

sebagian

kecil ide

pokok

ditulis dalam

bentuk

kalimat.

Penggunaan

Bahasa

Indonesia

yang baik dan

Benar : Bahasa

Indonesia yang

baik dan benar

digunakan

Bahasa

Indonesia

yang baik

dan

benar

digunakan

dengan

efisien dan

menarik

Bahasa

Indonesia

yang baik dan

benar

digunakan

dengan

efisien dalam

keseluruhan

penulisan.

Bahasa

Indonesia

yang baik dan

benar

digunakan

dengan sangat

efisien dalam

sebagian

besar

Bahasa

Indonesia

yang baik dan

benar

digunakan

dengan sangat

efisien dalam

sebagian kecil

penulisan.

dalam

penulisan

ringkasan

dalam

keseluruhan

penulisan.

penulisan.

Ketepatan:

Ide

pokok yang

ditulis

benar dan

sesuai

dengan bacaan.

Keseluruhan

ide pokok

yang

ditulis benar

dan

sesuai

dengan

bacaan.

Hampir

keseluruhan

ide pokok yang

ditulis benar

dan

sesuai dengan

bacaan.

Sebagian

besar

ide pokok

yang

ditulis benar

dan

sesuai dengan

bacaan.

Sebagian kecil

ide pokok

yang

ditulis benar

dan

sesuai dengan

bacaan.

Teks Bacaan I

BERSEPEDA

Bersepeda merupakan kegiatan yang menyenangkan sekaligus

menyehatkan. Sepeda bisa dikatakan sebagai alat transportasi darat yang murah.

Parktis, dan mudah dikendarai. Banyak orang yang memanfaatkan sepeda untuk

pergi ke kantor, sekolah, pasar, dan lain- lain. Sepeda juga ramah lingkungan

karena tidak menggunakan bahan bakar minyak sehingga tidak menimbulkan

polusi. Selain itu, dengan bersepeda juga dapat menjaga dan meningkatkan

kesehatan tubuh kita.

Bersepeda dapat mengencangkan otot- otot tubuh. Bersepeda tidak hanya

melibatkan bagian kaki saja. Bahkan, banyak orang yang menganggap bersepeda

hanya dapat mengencangkan otot- otot bagian betis dan paha saja. Namun

sebenarnya, bersepeda merupakan latihan fisik yang hampir melibatkan setiap

bagian tubuh. Selain memperkuat otot- otot bagian kaki dan paha, bersepeda

secara rutin juga akan mengencangkan otot- otot bagian belakang, pinggul, dan

lengan.

Jika bersepeda secara rutin, kesehatan jantung kita akan tetap terjaga.

Selama bersepeda, jantung berdetak lebih cepat dari biasanya. Efek positif

terhadap jantung ini tentunya juga akan membawa efek- efek positif lainnya

seperti melancarkan peredaran darah dan oksigen. Dengan demikian kita bisa

terhindar dari munculnya gangguan- gangguan yang berkaitan dengan jantung dan

peredaran darah dalam tubuh.

Salah satu pilihan yang bijak untuk menjaga stamina dan daya tahan tubuh

adalah dengan bersepeda. Bersepeda secara rutin dapat meningkatkan stamina dan

dayabtahan tubuh. Hal ini akan membuat kamu selalu bugar dan berenergi setiap

harinya.

Bersepeda juga merupakan olahraga yang dapat membakar kalori dalam

tubuh. Oleh karena itu, bersepada dapat menurunkan berat badan. Timbunan

lemak- lemak dalam tubuh kita yang menyebabkan kegemukan akan terbakar dan

lambat laun akan hilang. Tubuh kita pun akan kembali menjadi ideal.

Oleh karena bisa membakar kalori dalam tubuh, maka bersepeda juga

dapat menurunkan risiko terkena penyakit diabetes. Penyakit diabetes disebabkan

karena tingginya kadar gula dalam darah. Kadar gula dalam darah bisa tinggi

karena gula (glukosa) yang kita konsumsi setiap hari dalam tubuh kita berubah

menjadi energi. Timbunan kalori tersebut akan memicu meningkatkan kadar gula

dalam darah. Adapun penyakit diabetes sendiri bisa menjadi penyebab munculnya

penyakit- penyakit lainnya, seperti jantung, stroke, kulit, mata, ginjal, dan

penyakit lainnya.

Manfaat bersepeda lainnya adalah mengurangi stress. Seperti yang telah

dijelaskan di atas, bahwa bersepeda merupakan kegiatan olahraga yang

menyenangkan. Bersepeda memberikan hiburan tersendiri bagi kita. Pada waktu

pagi dan sore hari untuk bersepeda sambil melihat- lihat indahnya pemandangan

dan suasana sekitar cukup efektif untuk mengurangi stres.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

NAMA : Meidina Nurrahmadani

NIM : 105401101516

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN Center Malakaji

Kelas/Semester : V (Lima) / I (Satu)

Tema 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia

Sub Tema 2 : Manusia dan Lingkungan

Pembelajaran Ke : 2 (Dua)

Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (4 x 15 Menit)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Dengan membaca, siswa mampu mengolah informasi dari bacaan dan

menentukan ide pokok dari setiap paragraf secara bertanggung jawab.

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa

berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-

masing.

Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar

kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi

dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan

pembelajaran.

Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu

tentang ” Manusia dan Lingkungan”.

5 menit

Inti Guru menyampaikan materi yang akan disajikan

cukup beberapa menit saja.

Setelah itu menyuruh siswa membuat kelompok dan

memanggil masing-masing ketua kelompok untuk

memberikan penjelasan tentang materi.

Masing- masing ketua kelompok kembali kekelompok

masing- masing, kemudian menjelaskan materi yang

disampaikan oleh guru kepada temannya.

Kemudian masing- masing murid diberikan sat lembar

kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang

menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua

kelompok.

Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan

dilempar daei satu murid kemurid yang lain selama

kurang lebih 5 menit.

Setelah murid mendapat satu bola atau satu pertanyaan

diberi kesempatan kepada murid untuk menjawab

pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola

tersebut bergantian.

45 menit

Penutup Bersama-sama siswa membuat kesimpulan

pembelajaran.

Guru memberikan pesan- pesan moral.

Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan

keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan

pembelajaran)

10 menit

C. PENILAIAN

Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu

dari penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan.

Malakaji, Agustus 2020

Mengetahui,

Kepala Sekolah SDN Center Malakaji Guru Kelas V

Hj. Aguslina. S.PdI.M.Pd Ayuk Mayangsari, S.Pd

NIP.19730816 199703 2003 19940906 201903 2 020

LAMPIRAN

Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu

dari penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan.

1. Pengetahuan

Format Penilaian

No. Nama Siswa

Hasil Penilaian Pengetahuan

Tercapai

()

Belum

Tercapai

()

1.

2.

3.

Keterangan:

Menemukan ide pokok dari sebuah bacaan.

2. Keterampilan

Penilaian Uji Unjuk Kerja

a. Menyampaikan Hasil Bacaan

Kriteria Baik Sekali Baik Cukup

Perlu

Bimbingan

4 3 2 1

Pengetahuan Siswa

menunjukkan

pemahaman

materi yang

sangat tinggi.

Siswa

menunjukkan

pemahaman

materi cukup

tinggi.

Siswa

menunjukkan

pemahaman

materi yang

cukup tinggi

namun

membutuhkan

sedikit bantuan

guru dalam

pengerjaannya

Siswa

menunjukkan

pemahaman

materi yang

kurang dan

membutuhkan

banyak

bantuan

guru dalam

pengerjaannya.

Keterampilan Hasil bacaan

disampaikan

dengan

menggunakan

tata bahasa

Indonesia yang

baik dan baku.

Terdapat satu

atau dua

kesalahan

dalam

tata bahasa

Indonesia yang

baik dan baku

Terdapat tiga

atau empat

kesalahan

dalam

tata bahasa

Indonesia yang

baik dan baku.

Terdapat lebih

dari empat

kesalahan

dalam

tata bahasa

Indonesia yang

baik dan baku.

b. Mencari Ide Pokok Bacaan

Kriteria Baik Sekali Baik Cukup

Perlu

Bimbingan

4 3 2 1

Ketepatan Menemukan

keseluruhan

ide

Hampir

semua

ide pokok

Ada beberapa

ide

pokok yang

Sebagian ide

pokok yang

ditemukan

pokok dengan

tepat.

ditemukan

dengan tepat.

tidak

tepat.

tidak

tepat.

Waktu Keseluruhan

ide

pokok

ditemukan

dengan sangat

cepat.

Keseluruhan

ide

pokok

ditemukan

dengan cepat.

Keseluruhan

ide

pokok

ditemukan

dengan cukup

cepat.

Keseluruhan

ide

pokok

ditemukan

dengan sangat

lambat.

Keterampilan

Penulisan:

Ringkasan

dibuat dengan

benar,

sistematis

dan jelas, yang

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

baik.

Keseluruhan

hasil penulisan

ringkasan

yang

sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

sangat baik, di

atas rata-rata

kelas.

Keseluruhan

hasil

penulisan

ringkasan

yang

sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan

yang

baik

Sebagian

besar

hasil

penulisan

ringkasan

yang

sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan

yang terus

berkembang.

Hanya

sebagian

kecil hasil

penulisan

ringkasan

yang

sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan

yang

masih perlu

terus

ditingkatkan.

c. Menuliskan Ide Pokok dari Bacaan

Kriteria Baik Sekali Baik Cukup

Perlu

Bimbingan

4 3 2 1

Rumusan Ide

Pokok: Ide

pokok ditulis

dalam bentuk

kalimat

(Subjek +

Predikat).

Keseluruhan

ide

pokok ditulis

dalam bentuk

kalimat.

Hampir semua

ide pokok

ditulis

dalam bentuk

kalimat.

Sebagian

besar

ide pokok

ditulis

dalam bentuk

kalimat.

Hanya

sebagian

kecil ide

pokok

ditulis dalam

bentuk

kalimat.

Penggunaan

Bahasa

Indonesia

yang baik dan

Benar : Bahasa

Indonesia yang

baik dan benar

digunakan

dalam

penulisan

Bahasa

Indonesia

yang baik

dan

benar

digunakan

dengan

efisien dan

menarik

dalam

keseluruhan

Bahasa

Indonesia

yang baik dan

benar

digunakan

dengan

efisien dalam

keseluruhan

penulisan.

Bahasa

Indonesia

yang baik dan

benar

digunakan

dengan sangat

efisien dalam

sebagian

besar

penulisan.

Bahasa

Indonesia

yang baik dan

benar

digunakan

dengan sangat

efisien dalam

sebagian kecil

penulisan.

ringkasan penulisan.

Ketepatan:

Ide

pokok yang

ditulis

benar dan

sesuai

dengan bacaan.

Keseluruhan

ide pokok

yang

ditulis benar

dan

sesuai

dengan

bacaan.

Hampir

keseluruhan

ide pokok yang

ditulis benar

dan

sesuai dengan

bacaan.

Sebagian

besar

ide pokok

yang

ditulis benar

dan

sesuai dengan

bacaan.

Sebagian kecil

ide pokok

yang

ditulis benar

dan

sesuai dengan

bacaan.

Teks Bacaan 2

PENYANDANG CACAT YANG SUKSES

Sidik lahir dengan kondisi yang memprihatinkan. Dia tak memiliki kedua

kaki mulai dari pangkat paha. Boleh dibilang, tubuhnya hanya separuh. Sebelum

menggunakan kersi roda, dia mengayungkan dua tangan guna menyeret tubuhnya

untuk berjalan.

Meski tubuhnya tak sempurna, sejak kecil Sidik tidak pernah mau

merepotkan orang lain. Ia selalu berusaha melakukan semua aktivitasnya sendiri.

Dia juga tidak mau dipapah atau digendong.

“Saya tidak mau dikasihani orang. Saya ingin sukses bukan karena orang

kasihan kepada saya, tetapi karena kerja keras saya,” katanya lugas.

Setelah berathun- tahun bekerja di Yayasan Swa Prasidya Purna tetapi

tidak menghasilkan materi berarti, Sidik memilih keluar dan mencari pekerjaan

lain. Dengan bekal ijazah diplomanya, dia diterima disebuah perusahaan

kontraktor sebagai staf personalia. Tapi belum lama dia bekerja, krisis moneter

tahun 1998 menghantam dari perusahaannya terpaksa tutup. Maka, dimulailah

periode. Sidik menjadi pengangguran. Tetapi, diatak mau lama- lama

menganggur, sidik mulai mengikuti berbagai kursus keterampilan yang diadakan

oleh Pemda DKI bagi penyandang cacat. Salah satu kursus yang memikat

perhatian Sidik ialah kursus membuat kerupuk dari singkong.

Modalnya ketika itu sumbangan dari Pemda DKI sebesar satu juta rupiah.

Bersama istrinya, Sidik kemudian memulai usaha membuat kerupuk singkong.

“Dulu belum ada merek, plastik pembungkusnya masih polos.”katanya.

Pada awal produksi dia memproduksi sekitar 100 bungkus kerupuk

berukuran 2 ons daei bahan baku singkong sebanyak 10 kilogram.

“Namanya juga pertama, kerupuk dagangan saya baru habis setelah

sebulan lebih,” katanya mengenang.

Namun kini, dari hanya mengolah 10 kilogram singkong. Sidik mengolah

sedikitnya 50 hingga 100 kilogram singkong setiap bulannya.

Dia juga sudah memiliki merek lengkap dengan cap di pembungkus

produknya.

“Saya beri nama merek Cap Gurame, ini sama sekali tidak ada

hubungannya dengan ikan gurame, gurame adalah singkatan dari Gurih, Renyah,

Enak.,” katanya tersenyum. “Kalau nanti ada uang lebih, merek ini saya mau

potenkan.” Tambahnya.

Beruntung, ada seorang pengusaha local yang melihat kegigihan Sidik dan

akhirnya menyumbangkan sebuah sepeda motor untuk operasional usaha.

“Namanya juga tidak punya kaki, saya sempat bingung juga, bagaimana

mengendarainya?” Tetapi Sidik tak kehilangan akal, dia mendesain motornya agar

tuas perseneling dapat dioperasikan dengan tangan. Dengan bantuan tukang las,

jadilah sebuah motor dengan tongkat besi tambahan yang ditempel diperseneling

dan injakan rem. Tidak lupa juga dia menempelkan gerobak disampingnya untuk

mengangkut muatan.

“Motor itu benar- benar membantu mobilitas dan produktivitas usaha

saya.” Ujar Sidik.

Saat ini Sidik terus mengembangkan pemasaran produknya. Setiap hari dia

masih berkeliling ke koperasi- koperasi atau warung diseluruh pelosok Ibukota.

Bahkan saat kabari mewawancarainya, dua kali telepon selularnya berbunyi dari

orang yang meminta agar pasokan kerupuk “Cap Gurame” segera dikirim.

Kini, dari hasil usahanya, Sidik mengantungi keuntungan berkisaran 1

sampai 2 juta rupiah perbulan. Meski jumlahnya kecil, apa yang diperbuat Sidik

termasuk luar biasa. Dengan keadaan yang terbatas, dia menjadi enterpreuner

sejati. Meminjam rumusnya Pak Ciputra, pengusaha dan dosen mata kuliah

enterpreunership, bahwa Indonesia membutuhkan sedikitnya 20 persen

penduduknya menjadi enterpreuner, barulah menjadi Negara makmur, mak sidik

memulainya bertahun- tahun lalu jelaslah, Indonesia membutuhkan orang- orang

gigih seperti Sidik.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

NAMA : Meidina Nurrahmadani

NIM : 105401101516

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN Center Malakaji

Kelas/Semester : V (Lima) / I (Satu)

Tema 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia

Sub Tema 2 : Manusia dan Lingkungan

Pembelajaran Ke : 3 (Tiga)

Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (4 x 15 Menit)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Dengan membaca dan menulis, siswa menentukan ide pokok dari bacaan

secara tepat.

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak

semua siswa berdo’a menurut agama

dan keyakinan masing-masing.

Guru mengecek kesiapan diri dengan

mengisi lembar kehadiran dan

memeriksa kerapihan pakaian, posisi

dan tempat duduk disesuaikan dengan

kegiatan pembelajaran.

Menginformasikan tema yang akan

dibelajarkan yaitu tentang ” Manusia

dan Lingkungan”.

5 menit

Inti Guru menyampaikan materi yang akan

disajikan cukup beberapa menit saja.

Setelah itu menyuruh siswa membuat

kelompok dan memanggil masing-

masing ketua kelompok untuk

memberikan penjelasan tentang materi.

Masing- masing ketua kelompok

kembali kekelompok masing- masing,

kemudian menjelaskan materi yang

disampaikan oleh guru kepada

temannya.

Kemudian masing- masing murid

diberikan sat lembar kerja untuk

menuliskan pertanyaan apa saja yang

menyangkut materi yang sudah

dijelaskan oleh ketua kelompok.

Kemudian kertas tersebut dibuat seperti

bola dan dilempar daei satu murid

kemurid yang lain selama kurang lebih

5 menit.

Setelah murid mendapat satu bola atau

satu pertanyaan diberi kesempatan

kepada murid untuk menjawab

pertanyaan yang tertulis dalam kertas

45 menit

berbentuk bola tersebut bergantian.

Penutup Bersama-sama siswa membuat

kesimpulan pembelajaran.

Guru memberikan pesan- pesan moral.

Mengajak semua siswa berdo’a menurut

agama dan keyakinan masing-masing

(untuk mengakhiri kegiatan

pembelajaran)

10 menit

C. PENILAIAN

Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu

dari penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan.

Malakaji, Agustus 2020

Mengetahui,

Kepala Sekolah SDN Center Malakaji Guru Kelas V

Hj. Aguslina. S.PdI.M.Pd Ayuk Mayangsari, S.Pd

NIP.19730816 199703 2003 19940906 201903 2 020

LAMPIRAN

Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu

dari penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan.

1. Pengetahuan

Format Penilaian

No. Nama Siswa

Hasil Penilaian Pengetahuan

Tercapai

()

Belum

Tercapai

()

1.

2.

3.

Keterangan:

Menemukan ide pokok dari sebuah bacaan.

2. Keterampilan

Penilaian Uji Unjuk Kerja

a. Menyampaikan Hasil Bacaan

Kriteria Baik Sekali Baik Cukup

Perlu

Bimbingan

4 3 2 1

Pengetahuan Siswa

menunjukkan

pemahaman

materi yang

sangat tinggi.

Siswa

menunjukkan

pemahaman

materi cukup

tinggi.

Siswa

menunjukkan

pemahaman

materi yang

cukup tinggi

namun

membutuhkan

sedikit bantuan

guru dalam

pengerjaannya

Siswa

menunjukkan

pemahaman

materi yang

kurang dan

membutuhkan

banyak

bantuan

guru dalam

pengerjaannya.

Keterampilan Hasil bacaan

disampaikan

dengan

menggunakan

tata bahasa

Indonesia yang

baik dan baku.

Terdapat satu

atau dua

kesalahan

dalam

tata bahasa

Indonesia yang

baik dan baku

Terdapat tiga

atau empat

kesalahan

dalam

tata bahasa

Indonesia yang

baik dan baku.

Terdapat lebih

dari empat

kesalahan

dalam

tata bahasa

Indonesia yang

baik dan baku.

b. Mencari Ide Pokok Bacaan

Kriteria Baik Sekali Baik Cukup

Perlu

Bimbingan

4 3 2 1

Ketepatan Menemukan

keseluruhan

ide

Hampir

semua

ide pokok

Ada beberapa

ide

pokok yang

Sebagian ide

pokok yang

ditemukan

pokok dengan

tepat.

ditemukan

dengan tepat.

tidak

tepat.

tidak

tepat.

Waktu Keseluruhan

ide

pokok

ditemukan

dengan sangat

cepat.

Keseluruhan

ide

pokok

ditemukan

dengan cepat.

Keseluruhan

ide

pokok

ditemukan

dengan cukup

cepat.

Keseluruhan

ide

pokok

ditemukan

dengan sangat

lambat.

Keterampilan

Penulisan:

Ringkasan

dibuat dengan

benar,

sistematis

dan jelas, yang

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

baik.

Keseluruhan

hasil penulisan

ringkasan

yang

sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

sangat baik, di

atas rata-rata

kelas.

Keseluruhan

hasil

penulisan

ringkasan

yang

sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan

yang

baik

Sebagian

besar

hasil

penulisan

ringkasan

yang

sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan

yang terus

berkembang.

Hanya

sebagian

kecil hasil

penulisan

ringkasan

yang

sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan

yang

masih perlu

terus

ditingkatkan.

c. Menuliskan Ide Pokok dari Bacaan

Kriteria Baik Sekali Baik Cukup

Perlu

Bimbingan

4 3 2 1

Rumusan Ide

Pokok: Ide

pokok ditulis

dalam bentuk

kalimat

(Subjek +

Predikat).

Keseluruhan

ide

pokok ditulis

dalam bentuk

kalimat.

Hampir semua

ide pokok

ditulis

dalam bentuk

kalimat.

Sebagian

besar

ide pokok

ditulis

dalam bentuk

kalimat.

Hanya

sebagian

kecil ide

pokok

ditulis dalam

bentuk

kalimat.

Penggunaan

Bahasa

Indonesia

yang baik dan

Benar : Bahasa

Indonesia yang

baik dan benar

digunakan

dalam

penulisan

Bahasa

Indonesia

yang baik

dan

benar

digunakan

dengan

efisien dan

menarik

dalam

keseluruhan

Bahasa

Indonesia

yang baik dan

benar

digunakan

dengan

efisien dalam

keseluruhan

penulisan.

Bahasa

Indonesia

yang baik dan

benar

digunakan

dengan sangat

efisien dalam

sebagian

besar

penulisan.

Bahasa

Indonesia

yang baik dan

benar

digunakan

dengan sangat

efisien dalam

sebagian kecil

penulisan.

ringkasan penulisan.

Ketepatan:

Ide

pokok yang

ditulis

benar dan

sesuai

dengan bacaan.

Keseluruhan

ide pokok

yang

ditulis benar

dan

sesuai

dengan

bacaan.

Hampir

keseluruhan

ide pokok yang

ditulis benar

dan

sesuai dengan

bacaan.

Sebagian

besar

ide pokok

yang

ditulis benar

dan

sesuai dengan

bacaan.

Sebagian kecil

ide pokok

yang

ditulis benar

dan

sesuai dengan

bacaan.

Teks Bacaan 3

KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI INDONESIA

Kerukunan umat beragam merupakan bentuk hubungan antarmanusia yang

damai berkat adanya toleransi beragama. Toleransi beragama adalah suatu sikap

saling mengerti dan menghargai tanpa adanya sikap membeda- bedakan dan

mengecilkan umat agama lain.

Kerukunan umat beragama sangat penting bagi bangsa Indonesia untuk

mencapai kesejahteraan hidup. Seperti yang telah kita ketahui bahwa Indonesia

memiliki keragaman yang begitu banyak, salah satunya adalah agama. Meskipun

mayoritas penduduk Indonesia memeluk agana Islam, namun ada berapa agama

lain yang juga dianut, yakni Buddha, Hindu, Kristen, Katholik, dan Konghucu.

Setiap agama tentunya memiliki aturan masing- masing dalam menjalankan ajaran

agamanya. Namun, perbedaan ini bukanlah bukanlah alas an menjadi pemecah

belah, namun justru menjadi pemersatu dan memperkaya nilai- nilai dalam

masyarakat. Sebagai satu saudara dalam tanah air yang sama, kita harus menjaga

kerukunan umat beragama agar bangsa dan Negara kita tetap menjadi satu

kesatuan yang utuh.

Tri kerukunan Umat Beragama merupakan program yang dicanangkan

pemerintah untuk menciptakan kerukunan beragama damai dan rukun. Program

ini menghendaki adanya kerukunan antarumat- beragama dalam satu agama

(intern umat beragama), kerukunan antara umat beragama yang satu dengan

agama lain, dan kerukunan antara umat beragama dengan pemerintah. Hal ini

perlu dilakukan untuk mencegah munculnya konflik dalam kehidupan beragama.

Tri kerukunan Umat Beragama bertujuan agar masyarakat Indonesia bisa

hidup dalam kebersamaan, meskipun banyak perbedaan. Program ini harus

diwujudkan agar tidak terjadi pengekangan dan pengurangan hak- hak dalam

menjalankan ajaran agama, seperti dalam pendirian rumah ibadah, pelaksanaan

ibadah dan hari besar beragama, serta penyiaran agama.

Tri kerukunan Umat Beragama dimukai dengan kerukunan antarumat

beragama dalam satu agama (intern umat beragama). Perbedaan pandangan dalam

satu agama dapat memicu terjadinya konflik dalam agama itu sendiri. Oleh karena

itu perbedaan pandangan ini haruslah diupayakan agar tidak saling merasa bahwa

pandangan adalah yang paling benar.

Tri kerukunan Umat Beragama selanjutnya adalah kerukunan antaraumat

beragama yang memiliki pengertian kehidupan yang rukun antar masyarakat

meskipun berbeda agama dan keyakinan. Dalam hal ini tidak terjadi sikap saling

curiga mencurigai serta selalu menghormati agama masing- masing. Selain itu

juga tidak saling memaksakan agama kepada orang lain.

Adapun Tri Kerukunan Umat Beragama yang terakhir adalah kerukunan

antarumat beragama dengan pemerintah mengandung pengertian bahwa tiap- tiap

umat beragama dapat bekerja sama dan bermitra secara baik dengan pemerintah

dalam menjaga kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam hal

ini para tokoh agama dan pemerintah sangat diperlukan perannya dalam mencari

solusi yang baik tanpa merugikan pihak manapun.

LAMPIRAN B

Daftar Hadir Siswa Kelas V SDN Center Malakaji

Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa

NO NAMA PESERTA DIDIK JENIS

KEL.

PERTEMUAN 29/07/

20

30/07/

20 05/08/

20 06/08/

20 12/08/

20 13/08/

20 1. Aprilia Rahmadani P a

2. Fikram L

3. Khaerun Nisa P

4. Nurzamzam Kurnia L

5. Muh. Fikri A L

6. Mumtaza Aqila P

7. Akhdan Azizah Nur P

8. Andi Zakia Asma Nabila P

9. Hafiah Berlian Barawati P a

10. Nur Aini Ramadani P a

11. Muh. Ilhamsyah L

12. Siti Nasyifa R P

13. Muh. Abidzar L

14. Marlina P

15. Muh. Afdhal L a

16. Hijriani P

17. Putri P a

18. Rizasya Aprilia P

19. Nurul Qalbi P s

20. St. Amelia P

21. Adiwitya Cakrawansah L

22. Ifha Ardianti P

23. Dzulfa Dalillah Jalali L a

24. Radiatul Jannah P a

25. M. Al Izhar L

26. Yusna Aulia P a

LAMPIRAN C

DAFTAR NILAI MURID KELAS V SDN CENTER MALAKAJI

KECAMATAN TOMPOBULU KABUPATEN GOWA

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

No. Jenis Nama Nilai

Kelas / Semester : V A / 1 (Ganjil)

Tema 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia

Kelamin Pre-test Post-test

1 P Aprilia Rahmadani 75 85

2 L Fikram 70 80

3 L Khaerun Nisa 80 90

4 L Nurzamzam Kurnia 80 85

5 L Muh. Fikra A 70 75

6 P Mumtaza Aqila 80 90

7 P Akhdan Azizah Nur 80 85

8 P Andi Zakia Asma Nabila 75 85

9 P Hafiah Berlian Barawati 75 80

10 P Nur Aini Ramadani 80 90

11 L Muh. Ilhamsyah 90 100

12 P Siti Nasyifa R 80 95

13 L Muh. Abidzar 65 75

14 P Marlina 70 80

15 L Muh. Afdhal 80 85

16 P Hijriani 85 90

17 P Putri 70 75

18 P Rizasya Aprilia 85 90

19 P Nurul Qalbi 90 100

20 P St. Amelia 75 85

21 L Adiwitya Cakrawansah 70 75

LEMBAR PENILAIAN MEMBACA INTENSIF SEBELUM PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING (PRETEST)

No Nama Peserta Didik Aspek Penilaian Skor Nilai

I

Rubrik

Membuat

Bacaan

II

Mencari Ide

Pokok Bacaan

III

Menuliskan

Ide Pokok Dari

Bacaan

1. Aprilia Rahmadani 1 1 2 4 55

2. Fikram 1 2 1 4 55

3. Khaerun Nisa 3 2 3 8 75

4. Nurzamzam Kurnia 2 2 2 6 65

22 P Ifha Ardianti 90 100

23 P Dzulfa Dalillah Jalali 85 95

24 P Radiatil Jannah 65 75

25 L M. Al Azhar 65 70

26 P Yusna Aulia 70 75

Jumlah 1425 2060

Rata-rata 54,80 79,23

5. Muh. Fikra A 2 2 2 6 65

6. Mumtaza Aqila 2 3 3 8 75

7. Akhdan Azizah Nur 1 2 2 5 60

8. Andi Zakia Asma Nabila 2 2 3 7 70

9. Hafiah Berlian Barawati 1 2 2 5 60

10. Nur Aini Ramadani 2 3 3 8 75

11. Muh. Ilhamsyah 3 3 4 10 85

12. Siti Nasyifa R 2 3 3 8 75

13. Muh. Abidzar 1 1 2 4 55

14. Marlina 2 2 2 6 65

15. Muh. Afdhal 1 1 1 3 50

16. Hijriani 2 2 2 6 65

17. Putri 2 2 2 6 65

18. Rizasya Aprilia 3 3 3 9 80

19. Nurul Qalbi 3 4 3 10 85

20. St. Amelia 2 2 2 6 65

21. Adiwitya Cakrawansah 2 2 2 6 65

22. Ifha Ardianti 3 4 3 10 85

23. Dzulfa Dalillah Jalali 3 3 3 9 80

24. Radiatil Jannah 1 2 2 5 60

25. M. Al Azhar 2 1 2 5 60

26. Yusna Aulia 1 1 2 4 55

LEMBAR PENILAIAN MEMBACA SETELAH PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING (POSTTEST)

No Nama Peserta Didik Aspek Penilaian Skor Nilai

I

Rubrik

Membuat

Bacaan

II

Mencari Ide

Pokok Bacaan

III

Menuliskan

Ide Pokok Dari

Bacaan

1. Aprilia Rahmadani 2 2 2 6 65

2. Fikram 2 2 2 6 65

3. Khaerun Nisa 3 3 4 10 85

4. Nurzamzam Kurnia 3 3 3 9 80

5. Muh. Fikra A 2 3 2 7 70

6. Mumtaza Aqila 3 3 4 10 85

7. Akhdan Azizah Nur 3 4 3 9 80

8. Andi Zakia Asma Nabila 3 3 3 9 80

9. Hafiah Berlian Barawati 2 3 3 8 75

10. Nur Aini Ramadani 3 4 3 10 85

11. Muh. Ilhamsyah 4 4 4 12 100

12. Siti Nasyifa R 3 4 4 11 95

13. Muh. Abidzar 2 2 2 6 65

14. Marlina 2 3 3 8 75

15. Muh. Afdhal 2 2 1 5 60

16. Hijriani 3 4 3 10 85

17. Putri 3 2 2 7 70

18. Rizasya Aprilia 3 4 3 10 85

19. Nurul Qalbi 4 4 4 12 100

20. St. Amelia 3 3 3 9 85

21. Adiwitya Cakrawansah 2 3 2 7 70

22. Ifha Ardianti 4 4 4 12 100

23. Dzulfa Dalillah Jalali 3 4 4 11 95

24. Radiatil Jannah 2 3 2 7 70

25. M. Al Azhar 2 2 2 6 65

26. Yusna Aulia 2 3 2 7 70

FORMAT PENILAIAN PENGETAHUAN MEMBACA INTENSIF

SEBELUM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL

THROWING (PRETEST)

No Nama Peserta Didik Hasil Penilaian Pengetahuan

Tercapai

()

Belum Tercapai

()

1. Aprilia Rahmadani

2. Fikram

3. Khaerun Nisa

4. Nurzamzam Kurnia

5. Muh. Fikri A

6. Mumtaza Aqila

7. Akhdan Azizah Nur

8. Andi Zakia Asma Nabila

9. Hafiah Berlian Barawati

10. Nur Aini Ramadani

11. Muh. Ilhamsyah

12. Siti Nasyifa R

13. Muh. Abidzar

14. Marlina

15. Muh. Afdhal

16. Hijriani

17. Putri

18. Rizasya Aprilia

19. Nurul Qalbi

20. St. Amelia

21. Adiwitya Cakrawansah

22. Ifha Ardianti

23. Dzulfa Dalillah Jalali

24. Radiatul Jannah

25. M. Al Izhar

26. Yusna Aulia

Keterangan :

Menemukan ide pokok dari sebuah bacaan.

FORMAT PENILAIAN PENGETAHUAN MEMBACA INTENSIF

SETELAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL

THROWING (POSTTEST)

No Nama Peserta Didik Hasil Penilaian Pengetahuan

Tercapai

()

Belum Tercapai

()

1. Aprilia Rahmadani

2. Fikram

3. Khaerun Nisa

4. Nurzamzam Kurnia

5. Muh. Fikri A

6. Mumtaza Aqila

7. Akhdan Azizah Nur

8. Andi Zakia Asma Nabila

9. Hafiah Berlian Barawati

10. Nur Aini Ramadani

11. Muh. Ilhamsyah

12. Siti Nasyifa R

13. Muh. Abidzar

14. Marlina

15. Muh. Afdhal

16. Hijriani

17. Putri

18. Rizasya Aprilia

19. Nurul Qalbi

20. St. Amelia

21. Adiwitya Cakrawansah

22. Ifha Ardianti

23. Dzulfa Dalillah Jalali

24. Radiatul Jannah

25. M. Al Izhar

26. Yusna Aulia

Keterangan :

Menemukan ide pokok dari sebuah bacaan.

LAMPIRAN D

DOKUMENTASI

LAMPIRAN E

RIWAYAT HIDUP

Meidina Nurrahmadani, Dilahirkan di Gowa, pada

tanggal 12 Mei 1998, anak pertama dari pasangan

Ayahanda Abdullah dengan Mudminina D. Penulis

menyelesaikan pendidikan Taman Kanak- kanak (TK) di

TK Pertiwi Malakaji tahun 2004, pada tahun 2010

menyelesaikan Pendidikan Dasar di SDN Center

Malakaji, pada tahun 2013 menyelesaikan Pendidikan

Tingkat Menengah di SMP Negeri 1 Tompobulu, dan

tamat di MAN 1 Gowa pada tahun 2016. Pada tahun

yang sama (2016), penulis melanjutkan pendidikan pada program Sarjana Strata

Satu (S1) Program Studi Pendidikn Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar dan

selesai tahun 2020.

Akhirnya, penulis merampungkan studi S1 dengan meraih gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd). sebuah gelar sarjana yang penulis cita- citakan sejak awal

masuk di kampus ini. Semoga dengan mendapat gelar sarjana ini, penulis bisa

mengembangkan ilmu yang sudah penulis dapatakan dan tidak hanya selembar

Ijazah yang dihiasi nilai.