efektivitas model pembelajaran core ditinjau dari ...digilib.unila.ac.id/28094/3/skripsi tanpa bab...

57
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2016/2017) (Skripsi) Oleh: CHINTYA MARTANOVI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Upload: others

Post on 15-Nov-2019

10 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARIPEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 BandarlampungTahun Pelajaran 2016/2017)

(Skripsi)

Oleh:

CHINTYA MARTANOVI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 2: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARIPEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5Bandarlampung Tahun Pelajaran 2016/2017)

Oleh:

Chintya Martanovi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran CORE

ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa, Populasi penelitian adalah

seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 5 Bandarlampung tahun pelajaran 2016/2017

yang terdistribusi dalam 12 kelas. Sampel ditentukan dengan teknik purposive

random sampling. Penelitian ini menggunakan pretest-posttest control group

design. Analisis data penelitian ini menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil

penelitian, diperoleh bahwa model pembelajaran CORE tidak efektif ditinjau dari

pemahaman konsep matematis siswa. Tetapi, peningkatan pemahaman konsep

matematis siswa yang mengikuti model pembelajaran CORE lebih tinggi daripada

peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional.

Kata kunci: Efektivitas, Connecting Organizing Reflecting Extending,

Pemahaman Konsep Matematis

Page 3: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARIPEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5Bandarlampung Tahun Pelajaran 2016/2017)

Oleh:

Chintya Martanovi

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan MatematikaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 4: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung
Page 5: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung
Page 6: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung
Page 7: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Palembang, pada tanggal 12 September 1995, anak pertama

dari tiga bersaudara pasangan Bapak Sugianto dan Ibu Marwiah. Penulis me-

nyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Setia Negara pada tahun 2007, pen-

didikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Baradatu pada tahun 2010, dan pen-

didikan menengah atas di SMA Negeri 1 Bukit Kemuning pada tahun 2013.

Penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui

jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dengan me-

ngambil program studi Pendidikan Matematika.

Selama menjadi mahasiswa, penulis mendapatkan beasiswa Bidik Misi dari tahun

2013 hingga 2017. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa

Rantau Jaya Ilir, Kecamatan Putra Rumbia, Kabupaten Lampung Tengah dan

menjalani Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Bangun Cipta Rantau

Jaya Ilir, Kabupaten Lampung Tengah.

Page 8: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

Motto

Mimpikan, Inginkan dan Kerjakan

Tidak ada kata “Rugi” dalam belajar

Page 9: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

Persembahan

Segala Puji Bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha Sempurna

Sholawat serta Salam Selalu Tercurah Kepada Uswatun Hasanah

Rasululloh Muhammad SAW

Kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta & kasih sayangku kepada:

Ayah dan Ibuku tercinta, (Bpk. Sugianto dan Ibu Marwiah) yang telah

membesarkan, mendidik dan memberikan kasih sayang yang tulus, memberikan semangat

serta selalu mendoakan yang terbaik untuk keberhasilan dan kebahagiaanku, sehingga

aku yakin bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya.

Adik-adikku Wahyu Oktaviansyah dan Adjie Saputra yang telah memberikan dukungan

dan semangatnya padaku.

Para pendidik yang telah mengajar dengan penuh kesabaran.

Seluruh keluarga besar Pendidikan Matematika 2013, yang terus memberikan doa’nya

untukku, terima kasih.

Semua sahabat yang selalu mendukungku dan tulus menyayangiku dengan segala

kekuranganku serta memberi warna dalam hidupku.

Almamater Universitas Lampung tercinta

Page 10: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

ii

SANWACANA

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah me-

limpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat dise-

lesaikan. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Uswatun

Hasannah Rasulullah Muhammad SAW.

Skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran CORE Ditinjau dari

Pemahaman Konsep Matematis (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 5

Bandarlampung T.P. 2016/2017) adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini

tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terima kasih yang tulus ikhlas kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, terimakasih selalu memberikan dukungan dan

semangat kepadaku serta tidak pernah lelah mendoakan yang terbaik untukku.

2. Bapak Drs. M. Coesamin, M.Pd., pembimbing akademik dan sekaligus dosen

pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan, kritik, dan saran kepada penulis, sehingga skripsi ini menjadi

lebih baik.

Page 11: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

iii

3. Ibu Dra. Rini Asnawati, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah berse-

dia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan perhatian, motivasi,

dan semangat kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

4. Bapak Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd., selaku pembahas yang telah memberikan

kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta memberi-

kan masukan dan saran-saran kepada penulis.

5. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA yang telah memberi-

kan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Haninda Bharata, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam me-

nyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan terima kasih telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada

penulis.

9. Kepala SMP Negeri 5 Bandarlampung beserta wakil, staff, dan karyawan

yang telah memberikan kemudahan selama penelitian.

10. Ibu Silvy Oktora, S.Pd., selaku guru mitra yang telah banyak membantu

dalam penelitian.

11. Siswa/siswi kelas VII-E dan VII-F SMP Negeri 5 Bandarlampung Tahun Pe-

lajaran 2016/2017, atas perhatian dan kerjasama yang telah terjalin.

Page 12: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

iv

12. Keluarga besar tercintaku, terima kasih selalu menyayangi, mendoakan dan

selalu menjadi penyemangat dalam hidupku.

13. Sahabat-sahabat KOPLAG tersayang Mbok (Fitri Anita Sari), Tirto (Evi Tirto

Nanda), Unni (Djakia Ulfah), Afria Wulandari, Peggy Nurida Asri, Shinta

Khairunisa Furqoni dan Siti Hotijah yang selama ini memberiku semangat

dan selalu menemani saat suka maupun duka.

14. Muli Baradatu-Bukit Kemuning terkece Dita, Selvi, Dina, Puteri, Nia,

Michel, Ridha, Bella, Nung, Dewi, Nurul, Fidel, Imelda, Uci dan Ani terima

kasih memberi warna dalam hidupku.

15. Sahabat seperjuangan Pungkas, Wayan, Winjuni, Purnama Dewi, Kiki,

Humedi, Hadi, Yuli, Kihar, Maul, Nita, Rahayu, Atin, Wahyu, Ali, Diah,

Dinda, Asri, Dini, Mba Ana, Mba Ayu dan Mba Iis terima kasih selalu

memberi dukungan dan membantuku.

16. Teman-teman seperjuanganku di KKN-PPL Desa Rantau Jaya Ilir, Putra

Rumbia Kabupaten Lampung Tengah: Illa Maghfiroh, Engrid Septa Reni,

Siska Wiyasa Oktora, Ferdiansyah, Rikko Karendra, Rio Handoyo, Nanik

Rustiana, Tiara Oktaviana, Anggi, Anggun, Meriya, Randa, Merna atas

kebersamaan selama kurang lebih 40 hari yang penuh makna dan kenangan.

17. Teman hidup di rumah keduaku Teteh Heni sekeluarga, Mba Fitri, Diana,

Cici, Fitri, Uus, Etri dan Ranti terima kasih telah menghibur dan menyema-

ngatiku.

18. Sahabat-sahabat rusun Diah, Rika, Intan, Umi, Oktri, Syaroh dan Wulan teri-

ma kasih telah membersamaiku.

Page 13: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

v

19. Seluruh Guru dan siswa/siswi SMP Bangun Cipta Rantau Jaya Ilir Tahun

Pelajaran 2016/2017, terima kasih telah memberikan pengalaman yang tak

terlupakan.

20. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Matematika 2013 terima kasih selama

ini telah berbagi ilmu, membagi semangat dan dukungan bersama.

21. Kakak-kakakku angkatan 2010, 2011, 2012 serta adik-adikku angkatan 2014,

2015, 2016 terima kasih atas dukungan dan kebersamaanya.

22. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan pada penulis men-

dapat balasan pahala yang setimpal dari Allah SWT dan semoga skripsi ini ber-

manfaat.

Bandar Lampung, Agustus 2017Penulis

Chintya Martanovi

Page 14: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

vi

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ....................................................................................... 9

1. Efektivitas Pembelajaran .............................................................. 9

2. Model Pembelajaran CORE .......................................................... 10

3. Pemahaman Konsep Matematis .................................................... 13

B. Kerangka Pikir .................................................................................. 15

C. Anggapan Dasar ................................................................................ 18

D. Hipotesis ............................................................................................ 18

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel .......................................................................... 20

B. Desain Penelitian ............................................................................... 21

C. Tahap-Tahap Penelitian ..................................................................... 21

D. Data dan Teknik Pengumpulan Data ................................................. 23

Halaman

Page 15: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

vii

1. Data Penelitian ............................................................................... 23

2. Teknik Pengempulan Data ............................................................. 23

E. Instrumen Penelitian .......................................................................... 23

1. Validitas ......................................................................................... 24

2. Reliabilitas .................................................................................... 25

3. Daya Pembeda ............................................................................... 26

4. Tingkat Kesukaran ........................................................................ 27

F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 29

1. Uji Normalitas ................................................................................ 30

2. Uji Homogenitas ............................................................................ 31

3. Uji Hipotesis .................................................................................. 32

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................. 35

B. Pembahasan ........................................................................................ 39

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ........................................................................................... 45

B. Saran .................................................................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Data Rata-rata Nilai Mid Semester Matematika ................................. 20

3.2 Desain Penelitian ................................................................................. 21

3.3 Pedoman Penskoran Soal Tes Pemahaman Konsep Matematis ......... 24

3.4 Interpretasi Koefisien Reliabilitas ...................................................... 26

3.5 Interpretasi Nilai Daya Pembeda ........................................................ 27

3.6 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran .................................................. 28

3.7 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba ........................................................ 28

3.8 Kriteria Indeks Gain ........................................................................... 29

3.9 Hasil Uji Normalitas Data Gain Pemahaman Konsep Matematis ...... 31

3.10 Hasil Uji Homogenitas Data Gain Pemahaman Konsep Matematis .. 32

4.1 Data Skor Awal Pemahaman Konsep Matematis Siswa ..................... 35

4.2 Data Skor Akhir Pemahaman Konsep Matematis Siswa .................... 36

4.3 Data Gain Pemahaman Konsep Matematis Siswa .............................. 37

4.4 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Gain Pemahaman Konsep

Matematis ............................................................................................ 37

4.5 Pencapaian Indikator Pemahaman Konsep Matematis ....................... 39

Page 17: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

A. PERANGKAT PEMBELAJARAN

A.1 Silabus Pembelajaran ........................................................................ 51

A.2 Rencana Pelaksanaan (RPP) Kelas CORE ....................................... 58

A.3 Rencana Pelaksanaan (RPP) Kelas Konvensional ........................... 83

A.4 Lembar Kerja Kelompok (LKK) ...................................................... 105

B. PERANGKAT TES

B.1 Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep Matematis Siswa ...................... 153

B.2 Soal Tes Pemahaman Konsep Matematis Siswa ............................. 155

B.3 Pedoman Penskoran Soal Tes Pemahaman Konsep

Matematis Siswa................................................................................ 156

B.4 Kunci Jawaban Soal Tes Pemahaman Konsep

Matematis Siswa ............................................................................... 157

B.5 Form Penilaian Validitas Tes Pemahaman Konsep

Matematis Siswa ............................................................................... 159

C. ANALISIS DATA

C.1 Analisis Reliabilitas Tes Pemahaman Konsep

Matematis Siswa ............................................................................... 161

C.2 Analisis Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran

Tes Pemahaman Konsep Matematis Siswa ...................................... 163

C.3 Skor Tes Pemahaman Konsep Matematis Kelas

CORE ................................................................................................ 164

C.4 Skor Tes Pemahaman Konsep Matematis Kelas

Konvensional .................................................................................... 168

Page 18: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

x

C.5 Data Gain Pemahaman Konsep Matematis Siswa

Kelas CORE ...................................................................................... 172

C.6 Data Gain Pemahaman Konsep Matematis Siswa

Kelas Konvensional .......................................................................... 174

C.7 Uji Normalitas Data Gain Pemahaman Konsep

Matematis Siswa dengan CORE ....................................................... 176

C.8 Uji Normalitas Data Gain Pemahaman Konsep

Matematis Siswa dengan Konvensional ........................................... 179

C.9 Uji Homogenitas Data Gain Pemahaman Konsep

Matematis Siswa ............................................................................... 182

C.10 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Gain Pemahaman

Konsep Matematis Siswa ................................................................. 184

C.11 Uji Proporsi Pemahaman Konsep Matematis Siswa ........................ 187

C.12 Tabel Analisis Indikator Pemahaman Konsep Matematis

Skor Kemampuan Awal Tes Pemahaman Konsep

Matematis Siswa Kelas CORE ......................................................... 189

C.13 Tabel Analisis Indikator Pemahaman Konsep Matematis

Skor Kemampuan Awal Tes Pemahaman Konsep

Matematis Siswa Kelas Konvensional ............................................. 192

C.14 Tabel Analisis Indikator Pemahaman Konsep Matematis

Skor Kemampuan Akhir Tes Pemahaman Konsep

Matematis Siswa Kelas CORE ......................................................... 195

C.15 Tabel Analisis Indikator Pemahaman Konsep Matematis

Skor Kemampuan Akhir Tes Pemahaman Konsep

Matematis Siswa Kelas Konvensional ............................................. 198

D. LAIN-LAIN

D.1 Surat Izin Penelitian ......................................................................... 202

D.2 Surat Keterangan Penelitian ............................................................. 203

Page 19: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, persaingan di era globalisasi semakin ketat. Untuk mengupayakan

agar Indonesia mampu menghadapi persaingan tersebut maka dibutuhkan sumber

daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat

diperoleh dengan menempuh pendidikan. Melalui pendidikan, manusia mampu

mengembangkan potensi yang dimiliki serta menjadi pribadi yang bermoral dan

bertanggung jawab. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2003

yaitu, tujuan dari pendidikan ialah mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, sehat jasmani

dan rohani, mandiri, serta dapat bertanggung jawab. Dengan demikian, melalui

pendidikan manusia dapat berguna bagi dirinya sendiri maupun khalayak banyak.

Pendidikan yang dibutuhkan manusia dapat diperoleh secara formal maupun

nonformal. Pendidikan formal biasanya dilakukan di sekolah. Pendidikan di

sekolah mempunyai pengaruh cukup besar bagi perkembangan siswa. Agar pen-

didikan di sekolah berjalan dengan baik, diperlukan suatu pembelajaran. Sebagai

sarana yang digunakan untuk membentuk siswa menjadi pribadi yang berkarakter,

berakhlak, dan berperilaku baik, pembelajaran merupakan inti dari kegiatan yang

Page 20: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

2

ada di sekolah. Pembelajaran di sekolah meliputi berbagai macam disiplin ilmu

yang disampaikan melalui beberapa mata pelajaran. Setiap mata pelajaran

memiliki tujuan tertentu, tidak terkecuali pada mata pelajaran matematika.

Tujuan pembelajaran matematika dalam Permendikbud No 22 tahun 2006

(Depdiknas, 2006) adalah agar peserta didik memiliki kemampuan berikut:

(1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsepdan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien,dan tepat, dalam pemecahan masalah; (2) Menggunakan penalaran padapola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuatgeneralisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataanmatematika; (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan me-mahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model danmenafsirkan solusi yang diperoleh; serta (4) Mengomunikasikan gagasandengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaanatau masalah

Pada kenyataannya, hasil pembelajaran matematika di Indonesia masih cukup

rendah. Hal ini ditunjukkan dalam penelitian Trends in International Mathe-

matics and Science Study (TIMSS) pada tahun 2015 mengenai kemampuan

matematis siswa Indonesia (Rahmawati, 2016), Indonesia memiliki perolehan

skor capaian matematika atau Mathematics Achievement Distribution sebanyak

397. Capaian yang diperoleh Indonesia masih jauh dari rata-rata skor yang

diberikan oleh TIMSS yaitu 500. Keadaan ini menempatkan Indonesia sebagai

salah satu negara dengan skor terendah dan menduduki peringkat ke-45 dari 50

negara yang berpartisipasi. Sedangkan penelitian TIMSS pada tahun 2011

(Mullis, 2012: 114-117) menyebutkan bahwa Indonesia memiliki perolehan skor

capaian matematika sebesar 386 dan menduduki peringkat ke-38 dari 42 negara

yang berpartisipasi. Padahal di tahun 2007 Indonesia telah mencapai skor 397,

meskipun masih termasuk negara yang memiliki skor terendah. Dalam TIMSS

Page 21: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

3

juga dijelaskan bahwa secara umum, siswa di Indonesia lemah di semua aspek

konten maupun kognitif, baik untuk matematika maupun sains. Siswa Indonesia

menguasai soal-soal yang bersifat rutin, komputasi sederhana, serta mengukur

pengetahuan akan fakta yang berkonteks keseharian. Hasil penelitian TIMSS

tersebut menunjukkan bahwa kemampuan matematis siswa di Indonesia masih

sangat rendah jika dibandingkan dengan negara lain. Hal ini dapat disebabkan

oleh beberapa faktor, salah satunya adalah siswa yang kurang terlatih dalam

mengerjakan soal-soal yang bersifat konsep maupun aplikasi.

Menurut Kesumawati (2008: 2) pembelajaran di dalam kelas seringkali meng-

arahkan siswa pada kemampuan menggunakan rumus untuk mengerjakan soal,

serta jarang diajarkan cara untuk menganalisa dan menggunakan matematika

dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan siswa cenderung pasif dan

kurang diberi kesempatan untuk mengutarakan sendiri pendapatnya serta

menganalisa keterkaitan antarkonsep sehingga materi yang dipahami kurang

begitu mendalam. Padahal, konsep merupakan hal dasar yang nantinya akan

selalu digunakan siswa untuk menyelesaikan masalah baru yang akan ditemui.

NCTM (2000), menyatakan bahwa:

“Learning with understanding is essential to enable students to solve thenew kinds of problems they will inevitably face in the future” (belajardengan pemahaman sangat penting untuk memungkinkan siswa dalammemecahkan masalah baru yang akan mereka hadapi di masa depan).

Dalam hal ini, proses pembelajaran di sekolah sangat berpengaruh bagi pe-

mahaman konsep siswa.

Setiadi (Mufidah, 2016: 5) menyebutkan bahwa model pembelajaran matematika

yang selama ini dilakukan oleh guru adalah model pembelajaran konvensional

Page 22: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

4

yang berpusat pada guru. Pada model pembelajaran ini, guru mempunyai peran

yang cukup banyak dan siswa kurang berperan aktif. Salah satu sekolah yang

mewakili sekolah-sekolah yang ada di Indonesia adalah SMP Negeri 5

Bandarlampung. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru ma-

tematika di kelas VII SMP Negeri 5 Bandarlampung tahun pelajaran 2016/2017,

diperoleh informasi bahwa siswa cukup sulit mengerjakan soal yang berupa

aplikasi konsep dalam kehidupan sehari-hari. Ini terbukti dari analisis soal mid

semester siswa. Selain itu, pembelajaran yang berpusat pada guru memungkinkan

siswa untuk selalu bergantung pada guru karena terbiasa diberi bukan menemukan

dan berusaha untuk mandiri. Sehingga, di akhir pembelajaran suatu konsep dari

materi yang diajarkan tidak begitu melekat diingatan siswa. Oleh karena itu,

dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa kelas VII SMP

Negeri 5 tahun pelajaran 2016/2017 Bandarlampung masih rendah,

Berdasarkan kenyataan tersebut, maka diperlukan adanya pembelajaran yang

mampu menuntun siswa untuk dapat menafsirkan, memperkirakan, mengerti dan

memahami suatu konsep secara mandiri. Dengan diterapkannya pembelajaran

tersebut mampu mengedepankan keaktifan siswa dalam membentuk suatu konsep

dan guru sebagai fasilitatornya sehingga menunjang peningkatan pemahaman

konsep matematis siswa. Salah satu model pembelajaran yang memenuhi kriteria

seperti ini ialah model pembelajaran CORE.

Model pembelajaran CORE (connecting, organizing, reflecting, dan extending)

adalah model pembelajaran yang mempunyai empat tahapan pengajaran yaitu

connecting, organizing, reflecting, dan extending. Tahapan tersebut dilakukan

Page 23: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

5

dengan cara mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok diskusi.

Sehingga, dengan model pembelajaran CORE siswa mampu menghubungkan

(connecting), mengorganisasikan (organizing) pengetahuan baru dengan penge-

tahuan lama, memikirkan kembali konsep yang sedang dipelajari (reflecting),

serta memperluas pengetahuan selama proses belajar mengajar berlangsung

(extending). Dalam model pembelajaran ini, keaktifan siswa dalam belajar sangat

ditekankan, selain itu dengan diterapkannya model pembelajaran ini mampu

melatih daya ingat dan daya pikir siswa, serta memberikan pengalaman belajar

inovatif kepada siswa. Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian tentang

“Efektivitas Model Pembelajaran CORE Ditinjau dari Pemahaman Konsep

Matematis Siswa” kelas VII di SMP Negeri 5 Bandarlampung tahun pelajaran

2016/2017.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

dalam penelitian ini adalah “Apakah model pembelajaran CORE efektif ditinjau

dari pemahaman konsep matematis siswa kelas VII SMP Negeri 5 Bandarlam-

pung tahun pelajaran 2016/2017?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas model pem-

belajaran CORE ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa kelas VII SMP

Negeri 5 Bandarlampung tahun pelajaran 2016/2017.

Page 24: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

6

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi informasi tambahan bagi

perkembangan pembelajaran matematika yang berkaitan dengan model

pembelajaran CORE serta hubungannya dengan peningkatan pemahaman

konsep matematis siswa.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi praktisi pendidikan sebagai

informasi tambahan dalam pembelajaran matematika terkait model pem-

belajaran CORE dan pemahaman konsep matematis siswa. Selain itu, di-

harapkan dapat dijadikan bahan masukkan bagi peneliti yang melakukan

penelitian sejenis di masa akan datang.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ada beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut, akan

dijelaskan mengenai istilah tersebut agar tidak terjadi kesalahan persepsi antara

peneliti dan pembaca.

1. Efektivitas adalah ukuran tercapainya suatu hasil kegiatan. Dalam penelitian

ini, pembelajaran dikatakan efektif apabila peningkatan pemahaman konsep

matematis siswa yang mengikuti model pembelajaran CORE lebih tinggi

daripada peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional dan proporsi siswa yang memahami konsep pada

model pembelajaran CORE lebih dari 60%.

Page 25: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

7

2. Model pembelajaran CORE adalah suatu model pembelajaran yang

berlandaskan kontruktivisme dan melibatkan siswa melalui kegiatan connect-

ing, organizing, reflecting dan extending. Model pembelajaran ini menge-

depankan empat tahap.

a. Menghubungkan pengetahuan lama siswa dengan pengetahuan baru.

Dengan demikian, dibutuhkan adanya konsep lama yang dimiliki siswa

untuk membentuk konsep baru yang akan diperolehnya. Pada tahap ini,

siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian guru dapat memberikan

pertanyaan yang menyangkut hubungan pengetahuan lama dan penge-

tahuan baru siswa.

b. Mengorganisasikan informasi-informasi yang diperoleh siswa seperti

konsep apa yang dicari, konsep apa yang diketahui, serta hubungannya

dengan konsep yang telah ditemukan dalam tahap sebelumnya. Dalam hal

ini, siswa mengerjakan soal sebagai informasi untuk membentuk konsep

baru, siswa juga diperbolehkan untuk bertukar pendapat dengan sesama

anggota kelompoknya.

c. Mengulas kembali konsep yang baru saja dimiliki siswa sehingga siswa

dapat memperbaiki jika terdapat kekeliruan dalam suatu konsep.

d. Mengembangkan konsep yang telah diperoleh agar dapat memperluas

pengetahuan siswa sesuai dengan kondisi dan situasi.

3. Pemahaman konsep matematis adalah suatu kemampuan siswa dalam

mengerti, memahami serta menguasai konsep suatu materi pelajaran dan tidak

hanya sekedar menghafal konsep tersebut, sehingga siswa mampu me-

nyelesaikan masalah matematika dengan baik. Adapun indikator yang akan

Page 26: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

8

digunakan dalam penelitian ini yaitu, menyatakan ulang sebuah konsep,

memberikan contoh dan non contoh dari konsep, menggunakan, me-

manfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu, dan mengaplikasikan

konsep atau alogaritma ke pemecahan masalah.

Page 27: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Efektivitas Pembelajaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 352), efektivitas berasal dari kata

efektif yang berarti berhasil guna. Sinambela (Putra, 2013: 10) mengemukakan

bahwa suatu kegiatan pembelajaran dikatakan efektif apabila mencapai sasaran

yang diinginkan, baik dari segi tujuan pembelajaran maupun prestasi siswa yang

maksimal. Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa pem-

belajaran yang efektif merupakan keadaan dimana dalam suatu kegiatan belajar

mengajar guru berperan sebagai fasilitator dan siswa aktif dalam pembelajaran

serta memperoleh pengetahuan juga pengalaman sekaligus, dengan memanfaatkan

segala sumber yang ada. Dengan demikian pembelajaran yang efektif, meng-

indikasikan suatu pembelajaran yang berhasil.

Dalam Depdiknas (2008: 4) dinyatakan bahwa salah satu kriteria pembelajaran

yang efektif adalah peserta didik menyelesaikan serangkaian tes dan mencapai

tingkat keberhasilan rata-rata 60%. Berdasarkan pernyataan tersebut, penelitian

ini dikatakan efektif apabila: a) Peningkatan pemahaman konsep matematis siswa

yang mengikuti model pembelajaran CORE lebih tinggi daripada peningkatan

pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional;

Page 28: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

10

b) Proporsi siswa yang memahami konsep pada model pembelajaran CORE lebih

dari 60%.

2. Model Pembelajaran CORE

Model pembelajaran CORE adalah model pembelajaran yang tersusun atas empat

kata, yaitu connecting, organizing, reflecting dan extending. Keempat kata ter-

sebut merupakan tahap yang dikerjakan dalam model pembelajaran dan saling

berkaitan satu sama lain. Hal ini sejalan dengan pemaparan Miller & Calfee

(2004: 21) yang menyatakan bahwa:

“The CORE Model incorporates four elements: Connect, Organize, Reflect,and Extend. Students first connect what they already know about a topic tonew science content or experience. Then they organize information frommultiple sources into coherent packages. They then reflect on the collectionof “stuff” by discussing it with others in preparation for the writing task.Finally, completion of the project serves to “stretch” or extend thelearning”.

Tahapan pembelajaran CORE menurut Miller & Calfee yaitu pertama-tama siswa

menghubungkan apa yang telah mereka ketahui tentang topik yang memuat

pengetahuan baru atau pengalaman baru. Kemudian siswa mengorganisasikan in-

formasi mengenai topik yang akan dibahas dari berbagai macam sumber dan

menjadi sebuah konsep. Selanjutnya siswa merefleksikan konsep yang telah di-

bentuk kemudian didiskusikan dengan teman sekelompoknya untuk mem-

persiapkan penyelesaian masalah. Terakhir, penyelesaian rancangan disajikan de-

ngan mengembangkan atau memperluas pembelajaran.

Sedangkan menurut Suyatno (2009: 67) sintaks model pembelajaran CORE secara

umum meliputi koneksi informasi lama dan informasi baru, organisasi ide untuk

Page 29: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

11

memahami materi, memikirkan kembali, mendalami dan menggali konsep, serta

mengembangkan, memperluas, dan menggunakan konsep yang telah ditemukan.

Kemudian, Suyatno (2009: 63) merumuskan langkah-langkah pada model pem-

belajaran CORE yaitu: (1) Membuka pembelajaran dengan kegiatan yang

menarik; (2) Penyampaian konsep lama yang akan dihubungkan dengan konsep

baru (connecting); (3) Pengorganisasian ide-ide untuk memahami materi yang

dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru (organizing); (4) Pembagian

kelompok secara heterogen; (5) Memikirkan kembali, mendalami, dan menggali

informasi yang sudah didapat dan dilaksanakan dalam kegiatan kelompok

(reflecting); (6) Mengembangkan, memperluas, dan menggunakan suatu konsep

melalui tugas individu dengan mengerjakan tugas (extending).

Berdasarkan pemaparan para ahli, terlihat bahwa pada model pembelajaran CORE

siswa lebih banyak diberi kesempatan untuk membentuk dan mengembangkan

konsep secara mandiri. Dengan kata lain, CORE merupakan model pembelajaran

yang berlandaskan konstruktivisme. Hal ini sesuai dengan pendapat Jacob (Putri,

2016: 13) yang menyatakan bahwa model pembelajaran CORE adalah model

pembelajaran yang berlandaskan kontruktivisme.

Adapun pemaparan mengenai CORE secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut:

a) Connecting

Connecting atau menghubungkan merupakan tahap awal dari pembelajaran

CORE. Menurut Katz dan Nirula (Yuniarti, 2013: 4), melalui connecting sebuah

konsep yang akan diajarkan dapat dihubungkan dengan apa yang telah diketahui

siswa dalam sebuah diskusi kelas. Agar siswa dapat berperan aktif, maka siswa

Page 30: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

12

harus dapat mengingat informasi dari pelajaran terdahulu untuk dihubungkan

dengan topik yang didiskusikan. Dalam hal ini guru berperan dalam memfasilitasi

diskusi dan mengaktifkan kembali pengetahuan lama siswa. Kemudian, penge-

tahuan lama tersebut dihubungkan dengan konsep yang akan dibentuk. Dengan

hal ini, siswa akan cepat tanggap sehingga siswa dapat melakukan diskusi kembali

dan menambah pengetahuan baru untuk membentuk konsep baru.

b) Organizing

Dalam organizing siswa mengatur dan mengelola informasi-informasi yang telah

diperoleh dari tahap connecting. Menurut Miller & Calfee siswa harus belajar

mengatur dan mengelola informasi yang telah dikumpulkan dengan menuliskan

hasil temuan siswa tersebut. Siswa secara aktif mengatur atau mengorganisasikan

kembali pengetahuannya dengan bertukar pendapat dalam kelompoknya sehingga

simpulan dari hasil diskusi mampu membentuk konsep baru dengan pemahaman

konsep yang lebih baik.

c) Reflecting

Dymock (Kumalasari, 2011: 224) menyatakan bahwa: “Reflect is where students

explain or critique content, structure, and strategies”. Menurut Dymock, refleksi

adalah suatu kondisi dimana siswa mampu menjelaskan atau mengkritik konsep,

struktur, maupun strategi-strategi. Jadi, dalam reflecting guru dan siswa bersama-

sama meluruskan kekeliruan siswa dalam mengorganisasikan pengetahuannya.

d) Extending

Pengetahuan siswa dapat diperluas dengan adanya diskusi antar siswa mengenai

pemecahan masalah baru yang bervariasi. Siswa dengan konsep yang telah

Page 31: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

13

diperoleh dari tahap sebelumnya dapat mengembangkan konsep tersebut sesuai

dengan kondisi dan kemampuan yang dimilikinya.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

CORE merupakan model dengan tahap connecting, organizing, reflecting dan

extending yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar. Harmsen (Azizah,

2012: 102) mengemukakan bahwa keempat tahap tersebut digunakan untuk

menghubungkan informasi lama dengan informasi baru, mengorganisasikan se-

jumlah materi yang bervariasi, merefleksikan segala sesuatu yang siswa pelajari

dan mengembangkan lingkungan belajar. Maka dari itu, dengan connecting siswa

mampu menghubungkan pengetahuan lama dan pengetahuan baru, kemudian

siswa mengatur dan mengelola informasi yang telah mereka miliki dengan

organizing, selanjutnya siswa menelaah kembali konsep sementara yang terbentuk

melalui reflecting dan melalui extending siswa mengembangkan konsep baru yang

telah terbentuk.

3. Pemahaman Konsep Matematis

Belajar matematika erat kaitannya dengan pemahaman. Dengan pemahaman sis-

wa mampu menerima materi yang diajarkan guru dengan baik. Hal ini sesuai de-

ngan pendapat Marpaung (Alam, 2012: 150) yang menyatakan bahwa matematika

tidak ada artinya bila hanya dihafalkan, namun lebih dari itu dengan pemahaman

siswa dapat lebih mengerti konsep dari materi. Selanjutnya, Hamalik (2009: 48)

memaparkan bahwa pemahaman adalah kemampuan melihat hubungan-hubungan

antara berbagai faktor atau unsur dalam situasi yang problematis. Sedangkan

Edmund (Arvianto, 2011: 172) menyatakan bahwa konsep merupakan titik awal

Page 32: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

14

dari sekumpulan hubungan atau ide dan semua hal lain yang dihubungkan dengan

ide tersebut. Dengan demikian pemahaman konsep berarti lebih dari sekedar

mengerti tetapi mampu melekatkan suatu konsep ke struktur kognitif siswa.

Menurut Kesumawati (2015: 2), untuk memahami konsep matematika yang rumit

dan kompleks diperlukan adanya kecermatan, yaitu cermat memahami makna

simbol pada suatu konsep, memahami konsep-konsep sebelumnya, dan me-

ngaitkan konsep sebelumnya dengan konsep yang sedang dipelajari. Maka dari

itu, penting bagi guru untuk membuat siswa paham benar bagaimana konsep dari

suatu materi, sebab dengan paham konsep mampu mempermudah siswa dalam

menyelesaikan masalah matematis. Hal ini sejalan dengan pendapat Suprijono

(2009: 9) yang menyatakan bahwa terdapat beberapa keuntungan melalui kegiatan

belajar konsep yaitu mengurangi beban berat memori, pemahaman konsep me-

rupakan unsur pembangun berpikir, pemahaman konsep juga merupakan dasar

proses mental yang lebih tinggi dan dapat diperlukan untuk memecahkan masalah.

Terdapat beberapa indikator pemahaman siswa terhadap konsep matematika

menurut Kesumawati (2015: 4) antara lain: (1) Menyatakan ulang sebuah konsep,

(2) Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan

konsepnya); (3) Memberikan contoh dan non contoh dari konsep; (4) Menyajikan

konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis; (5) Mengembangkan

syarat cukup dan syarat perlu suatu konsep; (6) Menggunakan, memanfaatkan dan

memilih prosedur atau operasi tertentu serta (7) Mengaplikasikan konsep atau

alogaritma ke pemecahan masalah.

Page 33: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

15

Berdasarkan uraian dan beberapa definisi sebelumnya dapat disimpulkan bahwa

pemahaman konsep matematis dalam penelitian ini adalah suatu kemampuan

siswa dalam mengerti, memahami serta menguasai konsep suatu materi pelajaran

dan tidak hanya sekedar menghafal konsep tersebut, sehingga siswa mampu

menyelesaikan masalah matematika dengan baik. Adapun indikator yang akan

digunakan dalam penelitian ini yaitu, menyatakan ulang sebuah konsep, mem-

berikan contoh dan non contoh dari konsep, menggunakan, memanfaatkan dan

memilih prosedur atau operasi tertentu, dan mengaplikasikan konsep atau

alogaritma ke pemecahan masalah.

B. Kerangka Pikir

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu satu variabel bebas

dan satu variabel terikat. Adapun variabel bebas dari penelitian ini yaitu model

pembelajaran CORE sedangkan variabel terikatnya berupa pemahaman konsep

matematis siswa.

Pemahaman konsep merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa.

Melalui pemahaman konsep, siswa mampu mengaitkan suatu konsep ke konsep

lain, menjelaskan kembali suatu konsep dengan bahasanya sendiri, sehingga

konsep tersebut benar-benar melekat diingatan siswa dan bukan hanya sekedar

menghafal. Dengan paham konsep juga, dapat membantu siswa dalam me-

nyelesaikan berbagai masalah matematika.

Untuk meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa, dibutuhkan model

pembelajaran yang membuat siswa mandiri dan aktif dalam menemukan suatu

Page 34: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

16

konsep. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan efektif untuk me-

ningkatkan pemahaman konsep matematis siswa ialah model pembelajaran

CORE. Dengan menggunakan model pembelajaran CORE, siswa diajarkan untuk

mencari, menemukan dan mengolah konsep-konsep, baik yang sudah diperoleh

maupun yang akan diperoleh. Kegiatan tersebut dilakukan dengan menggunakan

tahap-tahap tertentu.

Tahap pertama siswa menghubungkan pengetahuan lama dan pengetahuan baru.

Di awal pembelajaran siswa dibentukkan kelompok heterogen yang terdiri dari

5-6 orang, kelompok heterogen dipilih berdasarkan nilai awal yang telah di-

peroleh siswa. Kemudian, setiap kelompok diberikan suatu masalah. Untuk me-

nyelesaikan masalah tersebut pertama-tama siswa diajak untuk mengingat kembali

konsep materi yang telah diperoleh sebelumnya. Konsep lama tersebut di-

tuangkan dalam bentuk kata-kata siswa sendiri. Lalu, konsep dihubungkan de-

ngan materi yang akan dipelajari. Konsep tersebut dapat berupa pengetahuan-

pengetahuan yang berfungsi sebagai informasi awal dalam membangun konsep

baru yang akan diperoleh.

Tahap kedua yaitu mengorganisasikan ide-ide untuk memahami materi. Penge-

tahuan yang telah diolah dari konsep sebelumnya, diatur, disusun dan disaring

sedemikian sehingga informasi tersebut mampu mendukung konsep baru yang

akan dibentuk. Dalam hal ini, siswa bersama kelompoknya mendiskusikan in-

formasi yang telah diperoleh dari tahap pertama, kemudian mendiskusikan pe-

nyelesaian masalah baru yang diberikan guru, hasil penyelesaian masalah tersebut

merupakan informasi baru guna membentuk konsep baru. Untuk membentuk

Page 35: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

17

konsep baru, siswa dihadapkan dengan masalah yang merupakan contoh dan

bukan contoh dari materi. Hal ini dilakukan agar siswa benar-benar paham

konsep dari materi tersebut. Dengan terbentuknya konsep baru, maka siswa dapat

menyelesaikan masalah yang lebih bervariasi.

Tahap selanjutnya ialah mengulas kembali pengetahuan yang telah diperoleh.

Setelah konsep baru terbentuk, siswa memilih dan menggunakan prosedur atau

cara yang benar-benar sesuai untuk menyelesaikan permasalahan yang lebih

bervariasi. Dengan demikian, untuk melakukan kegiatan tersebut siswa harus

melihat kembali konsep yang baru saja diperoleh. Hal ini dapat dilakukan dengan

cara perwakilan setiap kelompok mempresentasikan konsep yang telah mereka

temukan. Kemudian, siswa bersama guru membahas konsep tersebut dan

memperbaiki konsep jika ada yang salah.

Terakhir, mengembangkan pengetahuan yang telah diperoleh. Setelah konsep

baru ditelaah dan diperbaiki, selanjutnya siswa diminta untuk mengembangkan,

memperluas, dan menggunakan informasi-informasi yang telah diperoleh dengan

mengaplikasikan konsep tersebut untuk menyelesaikan permasalahan baru yang

lebih bervariasi. Apabila siswa mampu memecahkan masalah yang bervariasi dan

memberikan solusi terkait materi, maka siswa dikatakan telah mengembangkan

pengetahuan yang diperolehnya. Dalam hal ini, dapat terlihat matang atau

tidaknya pemahaman konsep seseorang.

Berdasarkan tahap-tahap tersebut, terlihat bahwa dengan menggunakan model

pembelajaran CORE siswa dituntut untuk aktif dalam suatu kegiatan belajar

mengajar. Selain itu, pembelajaran juga mengedepankan siswa untuk

Page 36: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

18

memperoleh suatu konsep secara mandiri dengan guru sebagai fasilitator. Hal ini

berbeda dengan pembelajaran konvensional yang selama ini diterapkan guru.

Pada pembelajaran yang berlangsung selama ini, guru lebih aktif memberikan

informasi sedangkan siswa hanya bertugas untuk menerima informasi, sehingga

siswa kurang diberikan kesempatan untuk aktif dalam membentuk suatu konsep.

Ini terjadi karena pembelajaran masih berpusat pada guru. Dengan demikian, di-

perkirakan model pembelajaran CORE efektif ditinjau dari pemahaman konsep

matematis siswa.

C. Anggapan Dasar

Adapun anggapan dasar dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Semua siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 5 Bandarlampung tahun

pelajaran 2016/2017 memperoleh materi yang sama dan sesuai dengan

kurikulum tingkat satuan pendidikan.

2. Faktor lain yang mempengaruhi pemahaman konsep matematis siswa selain

model pembelajaran CORE dianggap memberikan kontribusi yang sangat

kecil dan tidak diperhatikan.

D. Hipotesis

1. Hipotesis Penelitian :

Model pembelajaran CORE efektif ditinjau dari pemahaman konsep matematis

siswa kelas VII SMP Negeri 5 Bandarlampung tahun pelajaran 2016/2017.

Page 37: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

19

2. Hipotesis Kerja :

a. Peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti model

pembelajaran CORE lebih tinggi daripada peningkatan pemahaman

konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

b. Proporsi siswa yang memahami konsep pada model pembelajaran CORE

lebih dari 60%.

Page 38: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

20

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Bandarlampung pada semester genap

tahun ajaran 2016/2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

VII SMP Negeri 5 Bandarlampung, yang terdistribusi dalam dua belas kelas yaitu

kelas VII-A hingga VII-L. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

teknik purposive random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel secara acak

atas dasar pertimbangan dengan memilih kelas yang diasuh oleh guru yang sama

dan memiliki kemampuan matematis siswa yang setara. Kelas yang me-

mungkinkan untuk dipilih sebagai sampel adalah kelas VII-C, VII-D, VII-E, dan

VII-F. Rata-rata nilai mid semester siswa pada kelas tersebut disajikan pada

Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Data Rata-rata Nilai Mid Semester Matematika

No Kelas Jumlah Siswa Rata-Rata Nilai1. VII-C 36 58,152. VII-D 40 68,173. VII-E 39 42,674. VII-F 40 37,58

Jumlah 206,57Rata-Rata 51,64

Berdasarkan Tabel 3.1 maka dipilihlah kelas VII-E sebagai kelas eksperimen dan

kelas VII-F sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen guru menggunakan

Page 39: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

21

model pembelajaran CORE sedangkan pada kelas kontrol menggunakan

pembelajaran konvensional yakni guru menyampaikan materi, kemudian

memberikan contoh soal, lalu memberikan latihan soal kepada siswa.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan quasi experiment (eksperimen kuasi) yang terdiri dari

variabel bebas yaitu model pembelajaran CORE, serta variabel terikatnya yaitu

pemahaman konsep matematis siswa. Desain yang digunakan dalam penelitian

ini adalah pretest-posttest control group design. Fraenkel dan Wallen (2009: 248)

menyajikan desain pretest-posttest seperti pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Desain Penelitian

KelompokPerlakuan

Pretest Pembelajaran PosttestEksperimen (E) Y1 CORE Y2

Kontrol (K) Y1 Konvensional Y2

Keterangan :Y1 = Skor pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrolY2 = Skor posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

C. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap-tahap dalam penelitian ini adalah :

1. Tahap Persiapan Penelitian

Tahapan-tahapan persiapan dalam penelitian ini adalah.

a. Melakukan observasi dan wawancara dengan guru matematika untuk

mengetahui karakteristik populasi yang ada, serta proses pembelajaran

yang biasa dilakukan guru matematika di SMP Negeri 5 Bandarlampung.

Page 40: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

22

b. Menentukan sampel penelitian. Pemilihan sampel penelitian dilakukan

dengan teknik purposive random sampling.

c. Menentukan materi yang akan digunakan pada saat penelitian dan waktu

penelitian.

d. Menyusun proposal penelitian.

e. Menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen tes untuk kelas eks-

perimen dan kelas kontrol.

f. Mengurus perizinan penelitian.

g. Melakukan validasi dan uji coba soal tes.

h. Melakukan perbaikan instrumen penelitian bila diperlukan.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahapan-tahapan pelaksanaan dalam penelitian ini adalah :

a. Mengadakan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol guna

mengetahui kemampuan awal pemahaman konsep matematis siswa

sebelum diberi perlakuan berbeda.

b. Memberikan perlakuan pada eksperimen dan kelas kontrol. Untuk kelas

eksperimen menggunakan model pembelajaran CORE. Sedangkan, untuk

kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

c. Mengadakan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol guna

mengetahui kemampuan akhir pemahaman konsep matematis siswa

setelah diberi perlakuan berbeda.

3. Tahap Analisis Data

Tahapan-tahapan analisis data pada penelitian ini adalah :

a. Mengumpulkan data hasil penelitian.

Page 41: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

23

b. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.

c. Menyimpulkan hasil penelitian.

d. Menyusun laporan penelitian.

D. Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Data Penelitian

Data penelitian ini berupa data kuantitatif yang terdiri dari data hasil tes pe-

mahaman konsep siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes. Tes digunakan

untuk mengukur pemahaman konsep matematis siswa yang dilaksanakan sebelum

dan sesudah pembelajaran, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes berbentuk uraian

yang terdiri dari lima butir soal. Materi yang diujikan adalah pokok bahasan

himpunan. Soal-soal pretest dan posttest yang diberikan pada setiap kelas

merupakan soal yang sama. Setiap soal memiliki satu atau lebih indikator

pemahaman konsep matematis. Sebelum melakukan penyusunan soal, telebih

dahulu membuat kisi-kisi tes yang sesuai dengan indikator pembelajaran dan

indikator-indikator pemahaman konsep beserta penyelesaian dan pedoman

penskorannya.

Page 42: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

24

Adapun pedoman penskoran soal tes pemahaman konsep matematis siswa yang

diadaptasi dari Mulyadi (2016: 30-31) yang disajikan sebagai berikut.

Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Soal Tes Pemahaman Konsep Matematis

No Indikator Ketentuan Skor1. Menyatakan

ulang sebuahkonsep

a. Tidak menjawab 0b. Hanya sedikit dari menyatakan ulang suatu

konsepyang benar1

c. Menyatakan ulang suatu konsep dengan benartetapi salah, ketika mendapatkan solusi

2

d. Menyatakan ulang suatu konsep dengan benardan mendapatkan solusi dengan benar

3

2. Memberi contohdan bukancontoh

a. Tidak menjawab 0b. Memberikan contoh dan bukan contoh tetapi

tidak sesuai dengan konsepnya1

c. Memberikan contoh dan bukan contoh tetapitidak sesuai dengan konsepnya

2

3. Menggunakan,memanfaatkan,dan memilihprosedur atauoperasi tertentu

a. Tidak menjawab 0b. Hanya sedikit dari menggunakan, memanfaatkan,

dan memilih prosedur atau operasi tertentu1

c. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilihprosedur atau operasi tertentu tetapi salah dalammendapatkan solusi

2

d. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilihprosedur atau operasi dan mendapatkan solusidengan benar

3

4. Mengaplikasikankonsep

a. Tidak menjawab 0b. Hanya sedikit dari mengaplikasikan konsep yang

benar1

c. Mengaplikasikan konsep tetapi tidak tepat 2d. Mengaplikasikan konsep dengan tepat 3

Untuk memperoleh data yang akurat maka tes yang digunakan dalam peneilitian

ini harus berupa tes yang memenuhi kriteria tes yang baik, yaitu valid, reliabel,

serta memiliki daya pembeda dan tingkat kesukaran yang memadai.

1. Validitas

Validitas dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi instrumen tes da-

pat diketahui dengan membandingkan isi yang terkandung dalam tes pemahaman

Page 43: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

25

konsep matematis dengan indikator pencapaian kompetensi yang telah ditentukan.

Agar validitas isi yang diperoleh baik, maka dilakukan konsultasi dengan guru

mata pelajaran matematika kelas VII. Dengan asumsi bahwa guru kelas VII SMP

Negeri 5 Bandarlampung mengetahui dengan benar kurikulum SMP dan

mengenai evaluasi pembelajaran. Maka validitas instrumen tes ini didasarkan

pada penilaian guru terhadap pemahaman konsep matematis siswa.

Tes dikatakan valid apabila sesuai dengan indikator serta kompetensi dasar yang

telah ditentukan kemudian diukur berdasarkan penilaian terhadap kesesuaian isi

tes dengan kisi-kisi serta kesesuaian bahasa yang digunakan dalam tes dengan

kemampuan bahasa siswa. Penilaian tersebut dilakukan dengan menggunakan

daftar ceklis (√) oleh guru. Hasil penilaian terhadap tes menunjukkan bahwa tes

yang digunakan telah memenuhi validitas isi dapat dilihat selengkapnya pada

Lampiran B.5 halaman 159.

Setelah semua soal dinyatakan valid, maka soal diujicobakan pada siswa yang

berada di luar sampel yaitu kelas VIII F. Kemudian, data yang telah diperoleh

diolah menggunakan bantuan Software Microsoft Excel 2010 untuk mengetahui

reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.

2. Reliabilitas

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini soal tes yang berbentuk uraian.

Menurut Sudijono (2007: 208) untuk mencari koefisien reliabilitas (r11) bentuk

uraian dikenal dengan rumus Alpha sebagai berikut:

Page 44: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

26

Keterangan:r11 = Koefisien reliabilitas tesn = Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes

= Jumlah varians skor dari tiap-tiap butir item

Si2 = Varians total

Menurut Sudijono (2007: 209) koefisien reliabilitas diinterpretasikan seperti yang

disajikan pada Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Reliabilitas

Koefisien relibilitas (r11) Kriteriar11 < 0,70 Un-reliabler11 ≥ 0,70 Reliable

Berdasarkan hasil perhitungan uji instrumen tes diperoleh bahwa koefisien re-

liabilitas soal sebesar 0,734 yang berarti instrumen tes yang digunakan memiliki

kriteria reliable. Oleh karena itu, instrumen tes layak digunakan. Hasil per-

hitungan reliabilitas uji coba instrumen tes dapat dilihat pada Lampiran C.1 .

3. Daya Pembeda

Daya pembeda dari sebuah soal menyatakan kemampuan soal untuk membedakan

siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi dan rendah. Arifin, (2011: 133)

menjelaskan bahwa untuk menghitung daya pembeda ditentukan dengan rumus:

Keterangan :DP : Nilai daya pembeda suatu butir soal

: Rata-rata skor suatu butir soal dari kelompok atas: Rata-rata skor suatu butir soal dari kelompok bawah

Skor maks : Skor maksimum suatu butir soal

Page 45: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

27

Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang

tertera dalam tabel berikut.

Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Daya Pembeda (DP) Kriteria

0,40 ≤ DP ≤ 1,00 Sangat baik

0,30 ≤ DP ≤ 0,39 Baik

0,20 ≤ DP≤ 0,29 Sedang

-1,00 ≤ DP≤ 0,19 Jelek

Setelah dilakukan perhitungan diperoleh bahwa nilai daya pembeda tes adalah

0,30 sampai dengan 0,80 yang berarti instrumen tes memiliki kriteria baik dan

sangat baik. Hasil perhitungan daya pembeda uji coba instrumen tes dapat dilihat

pada Lampiran C.2.1 halaman 163.

4. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran digunakan untuk menentukan derajat kesukaran suatu butir

soal. Sudijono (2007: 372) mengungkapkan bahwa untuk menghitung tingkat ke-

sukaran suatu butir soal digunakan rumus berikut.

Keterangan:TK : Tingkat kesukaran suatu butir soalJT : Jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperolehIT : Jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal

Interpretasi dari tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat dari klasifikasinya

menurut Sudijono (2007: 372) seperti yang disajikan pada tabel berikut.

Page 46: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

28

Tabel 3.6 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

Tingkat Kesukaran (TK) InterpretasiTK < 0.30 Terlalu Sukar

0.30 ≤ TK ≤ 0.70 Cukup (Sedang)0.70 < TK Terlalu Mudah

Berdasarkan hasil perhitungan instrumen tes diperoleh bahwa tingkat kesukaran

tes sebesar 0,53 sampai dengan 0,70 yang berarti instrumen tes yang digunakan

memiliki kriteria cukup (sedang). Hasil perhitungan secara rinci dapat dilihat

pada Lampiran C.2.2 halaman 163.

Setelah dilakukan analisis reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran

terhadap soal tes pemahaman konsep matematis siswa diperoleh rekapitulasi hasil

tes uji coba dan kesimpulan yang disajikan pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba

NoSoal Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat

KesukaranKesimpulan

1a

0,734(Reliabel)

0,67 (sangat baik) 0,70 (sedang) Dipakai

1b 0,60 (sangat baik) 0,68 (sedang) Dipakai

2a 0,35 (baik) 0,61 (sedang) Dipakai

2b 0,30 (baik) 0,68 (sedang) Dipakai

3a 0,35 (baik) 0,70 (sedang) Dipakai

3b 0,35 (baik) 0,53 (sedang) Dipakai

4a 0,50 (sangat baik) 0,59 (sedang) Dipakai

4b 0,40 (sangat baik) 0,69 (sedang) Dipakai

4c 0,67 (sangat baik) 0,57 (sedang) Dipakai

4d 0,80 (sangat baik) 0,55 (sedang) Dipakai

5 0,42 (sangat baik) 0,70 (sedang) Dipakai

Dari Tabel 3.7 terlihat bahwa koefisien reliabilitas soal adalah 0,734 yang berarti

soal memiliki kriteria reliabel. Daya pembeda untuk soal nomor 2a, 2b, 3a dan 3b

Page 47: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

29

dikategorikan baik dan untuk nomor soal 1a, 1b, 4a, 4b, 4c, 4d dan 5 di-

kategorikan sangat baik, sedangkan tingkat kesukaran untuk nomor 1a sampai

dengan 5 dikategorikan sedang. Dengan demikian, semua soal dikatakan valid

dan memenuhi kriteria reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran yang

telah ditentukan maka soal tes pemahaman konsep matematis yang disusun layak

digunakan untuk mengumpulkan data pemahaman konsep matematis.

F. Teknik Analisis Data

Setelah dilakukan perlakuan berbeda pada kedua kelas, data yang diperoleh dari

tes kemampuan awal dan tes kemampuan akhir dianalisis untuk mendapatkan skor

peningkatan (gain) pemahaman konsep matematis siswa. Menurut Hake (1998:

65) besarnya peningkatan dihitung dengan rumus gain ternormalisasi (normalized

gain) yaitu :

Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan kla-

sifikasi dari Hake (1998: 65) sebagai berikut.

Tabel 3.8 Kriteria Indeks Gain

Indeks Gain (g) Kriteriag 0,7 Tinggi

0,3 g 0,7 Sedang

g 0,3 Rendah

Hasil perhitungan skor gain pemahaman konsep matematis siswa selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran C.5 dan C.6 halaman 172-175.

Page 48: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

30

Data skor pemahaman konsep matematis siswa di kelas eksperimen dan kontrol,

dianalisis dengan uji statistik untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran

CORE ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa. Sebelum melakukan uji

statistik perlu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data gain yang diperoleh

berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan

uji chi kuadrat. Uji chi-kuadrat menurut Sudjana (2005: 272-273) sebagai

berikut:

a. Hipotesis

Ho : data gain berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : data gain tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

b. Taraf signifikan : α = 0,05

c. Statistik uji

Keterangan:= Frekuensi pengamatan= Frekuensi yang diharapkan= Banyaknya pengamatan

d. Keputusan Uji

Terima H0 jika dengan dan derajat ke-

bebasan dk = k-3 dan tolak Ho dan hal lainnya.

Page 49: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

31

Hasil uji normalitas data gain pemahaman konsep matematis disajikan dalam

Tabel 3.9 dan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.7 dan C.8.

Tabel 3.9 Hasil Uji Normalitas Data Gain Pemahaman Konsep Matematis

SumberData Pembelajaran Keputusan

uji H0

Kesimpulan

PemahamanKonsepMatematisSiswa

CORE 6,5082 7,81 Diterima Normal

Konvensional 7,2212 7,81 Diterima Normal

Berdasarkan Tabel 3.9 diperoleh bahwa kedua data gain berdistribusi normal

sehingga dilakukan langkah selanjutnya yaitu uji homogenitas.

1. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dalam penelitian ini digunakan untuk melihat apakah kedua

kelompok data gain memiliki varians yang homogen atau tidak. Menurut Sudjana

(2005: 249-250) untuk menguji homogenitas data dapat digunakan ketentuan

sebagai berikut.

a. Hipotesis

Ho : (kedua kelompok data gain memiliki varians yang homogen)

H1 : (kedua kelompok data gain memiliki varians yang tak homogen)

b. Taraf signifikan : α = 0,05

c. Statistik Uji

Keterangan:= Varians terbesar

= Varians terkecil

Page 50: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

32

d. Keputusan Uji

Tolak H0 jika dengan yang diperoleh

dari daftar distribusi F dengan taraf signifikan sebesar 0,05 dan dk pembilang =

n1 – 1 dan dk penyebut = n2 – 1.

Hasil uji homogenitas data gain pemahaman konsep matematis disajikan pada

Tabel 3.10.

Tabel 3.10 Hasil Uji Homogenitas Data Gain Pemahaman Konsep Matematis

Kelas Varians FKritis Keputusan Uji Kesimpulan

CORE 0,051,667 1,71 H0 Diterima

Kedua kelompokdata gain

memiliki variansyang homogenKonvensional 0,03

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pemahaman konsep matematis

pada kelas CORE dan kelas konvensional memiliki varians yang homogen. Hasil

perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.9 halaman 182-183.

2. Uji Hipotesis

Setelah uji prasyarat, langkah berikutnya dilakukan uji hipotesis. Adapun uji

hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Uji kesamaan dua rata-rata

Karena data gain berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai

varians yang homogen, maka analisis data dilakukan dengan menggunakan uji

kesamaan dua rata-rata, yaitu uji-t dengan hipotesis uji sebagai berikut.

Page 51: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

33

Ho: μ1 = μ2, (rata-rata skor peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang

mengikuti model pembelajaran CORE sama dengan rata-rata skor

peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional)

H1: μ1 > μ2, (rata-rata skor peningkatan pemahaman konsep matematis siswa

yang mengikuti model pembelajaran CORE lebih tinggi daripada

rata-rata skor peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang

mengikuti pembelajaran konvensional)

Rumus yang digunakan untuk pengujian hipotesis yang dilakukan dengan

menggunakan Uji-t menurut Sudjana (2005: 239) sebagai berikut:

dengan 2

11

21

222

2112

nn

snsns

Keterangan:1 : Rata-rata nilai siswa di kelas eksperimen

2 : Rata-rata nilai siswa di kelas kontroln1 : Banyaknya siswa kelas eksperimenn2 : Banyaknya siswa kelas kontrol

: Varians pada kelas eksperimen: Varians pada kelas kontrol: Varians gabungan

Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikan α = 0,05, dengan kriteria uji:

terima H0 jika , dimana diperoleh dari

daftar tabel dengan peluang dan dk = ( 221 nn ).

b. Uji proporsi

Untuk mengetahui proporsi siswa yang memahami konsep pada model pem-

belajaran CORE lebih dari atau sama dengan 60% maka dilakukan uji proporsi.

Page 52: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

34

Berdasarkan perhitungan yang diperoleh, kelas yang mengikuti model

pembelajaran CORE populasinya berdistribusi normal maka dilakukan uji

proporsi satu pihak. Menurut Sudjana (2005: 234) rumusan hipotesis untuk uji ini

adalah:

H0 : = 60% (proporsi siswa yang memahami konsep sama dengan 60%)

H0 : > 60% (proporsi siswa yang memahami konsep lebih dari 60%)

Statistik yang digunakan dalam uji ini adalah:

Keterangan:x = banyaknya siswa yang tuntas belajar dengan model COREn = banyaknya siswa pada kelas eksperimen0,6 = proporsi siswa tuntas belajar yang diharapkan

Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikan α = 0,05, dengan kriteria uji: tolak

H0 jika , dimana diperoleh dari daftar normal

baku dengan peluang = Kemudian untuk H0 diterima.

Page 53: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

45

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa model

pembelajaran CORE tidak efektif ditinjau dari pemahaman konsep matematis sis-

wa, karena proporsi siswa yang memahami konsep pada model pembelajaran

CORE belum mencapai kriteria proporsi efektif yang ditetapkan, yaitu lebih dari

60%. Akan tetapi, peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang meng-

ikuti model pembelajaran CORE lebih tinggi daripada peningkatan pemahaman

konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

B. Saran

Berdasarkan hasil pada penelitian ini, saran-saran yang dapat dikemukan yaitu:

1. Kepada guru, disarankan untuk menggunakan alternatif pembelajaran lain yang

lebih baik dalam kegiatan belajar mengajar. Namun, apabila guru ingin meng-

gunakan model pembelajaran CORE, maka guru harus memahami tahap-tahap

pada model pembelajaran CORE dengan baik dan benar. Selain itu, guru juga

harus mengelola kelas seefektif mungkin agar suasana belajar kondusif,

terutama pada saat diskusi berlangsung. Penerapan pembelajaran secara rutin

juga perlu dilakukan agar pembelajaran menjadi efektif.

Page 54: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

46

2. Kepada peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang model pem-

belajaran CORE disarankan untuk melakukan penelitian secara rutin agar

subjek penelitian terbiasa dengan model pembelajaran CORE dan mem-

perhatikan efisiensi waktu agar proses pembelajaran berjalan secara optimal.

Disarankan pula menggunakan subjek yang sama dalam penelitian ini, sebab

pada penelitian ini subjek penelitian mengalami peningkatan pemahaman kon-

sep matematis yang cukup signifikan.

Page 55: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

47

DAFTAR PUSTAKA

Alam, Burhan Iskandar. 2012. Peningkatan Kemampuan Pemahaman danKomunikasi Matematika Siswa SD Melalui Pendekatan RealisticMathematics Education (RME). Jurnal. Prosiding Seminar NasionalPendidikan Matematika FMIPA UNY, ISBN 978-979-16353-7-8. [online].Diakses di http://respository.upi.edu pada tanggal 27 September 2016.

Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arvianto, I. R., Budi Murtiyasa dan Masduki. 2011. Penggunaan MultimediaPembelajaran untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa denganPendekatan Instruksional Concrete Representational Abstract (CRA).Jurnal. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika UniversitasMuhammadiah Surakarta, 24 Juli 2011. [online]. Diakses di http://res-pository.upi.edu pada tanggal 24 Oktober 2016.

Azizah, L., Mariani S, dan Rochmad. 2012. Pengembangan Perangkat Pem-belajaran Model CORE Bernuansa Konstruktivistik untuk MeningkatkanKemampuan Koneksi Matematis. Jurnal. Unnes Journal of MathematicsEducation Research (UJMER), ISSN 2252-6455. [online]. Diakses dihttp://journal.unnes.ac.id pada tanggal 20 September 2016.

Depdiknas. 2006. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No 22 tahun 2006.Jakarta: Depdiknas.

________. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

________. 2008. UU NOMOR 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas. Jakarta.

________. 2008. Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian BerbasisKompetensi SMP. Jakarta: Depdiknas.

Fraenkel, Jack R. dan Norman E. Wallen. 2009. How to Design and EvaluateResearch in Education 7th Edition. New York: Mcgraw-hill Inc.

Hake, Richard R. 1998. Interactive-Engagement Versus Ttraditional Methods.Jurnal. American Journal of Physics. [online]. Diakses diwww.montana.edu pada tanggal 29 Januari 2017.

Page 56: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

48

Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar (edisi revisi). Bandung: BumiAksara.

Kesumawati, Nila. 2008. Pemahaman Konsep Matematik dalam PembelajaranMatematika. Bahan Materi Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika2008. [online]. Diakses di http://univpgri-palembang.ac.id pada tanggal 1Oktober 2016.

Kesumawati, Nila. 2015. Kemampuan Pemahaman Konsep MatematikaMahasiswa pada Mata Kuliah Struktur Aljabar. Jurnal. KNPM 2015.[online]. Diakses di http://univpgri-palembang.ac.id pada tanggal 27September 2016.

Kumalasari, Ellisia. 2011. Peningkatan Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Matematika Model CORE.Jurnal. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIPSiliwangi Bandung Volume 1, ISBN 978-602-19541-0-2. [online]. Diaksesdi http://publikasi.stkipsiliwangi.ac.id pada tanggal 27 September 2016.

Miller, Roxanne Greitz & Robert C. Calfee. 2004. Making Thinking Visible: AMethode to Encourage Science Writing In Upper Elementary Grade.Education Faculty Articles and Research. Chapman University. [online].Diakses di http://digitalcommons.chapman.edu/education_aricles padatanggal 15 Oktober 2016.

Mufidah, Arum Dahlia. 2016. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe COREterhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa. Skripsi.Lampung: Unila. Tidak diterbitkan.

Mullis, Ina V. S., Michael O. Martin, Pierre Foy, dan Alka Arora. 2012. TIMSS2011 International Result in Mathematics. TIMSS and PIRLS InternationalStudy Center : Boston College. [online]. Diakses di http://timssand-pirls.bc.edu pada tanggal 29 September 2016.

Mulyadi, Zachra Dilya. 2016. Efektivitas Model Pembelajaran Problem BasedLearning Ditinjau dari Kemampuan Pemahaman Konsep dan DisposisiMatematis Siswa. Skripsi. Lampung: Unila. Tidak diterbitkan.

National Council of Teacher Mathematics. 2000. Communication on Imperativefor Change. Virgina: The NCTM. [online]. Diakses di http://www.nctm.org.pada tanggal 12 Juni 2016.

Putra, Yuwana S.W. 2013. Keefektifan Pembelajaran CORE berbantuan CabriMotivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Materi Dimensi Tiga. Skripsi.Semarang: Unnes. [online]. Diakses di http://lib.unnes.ac.id pada tanggal 3Oktober 2016.

Page 57: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DITINJAU DARI ...digilib.unila.ac.id/28094/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (S tudi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Bandarlampung

49

Putri, Agata Intan. 2016. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe COREterhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. Skripsi. Lampung:Unila. Tidak diterbitkan.

Rahmawati. 2016. Hasil TIMSS 2015. Makalah pada Seminar Hasil PenilaianPendidikan untuk Kebijakan 14 Desember 2016. [online]. Diakses dihttp://puspendik.kemdikbud.go.id pada tanggal 20 Maret 2017.

Relawati dan Nurasni. 2016. Perbandingan Kemampuan Pemahaman KonsepMatematis Melalui Model Pembelajaran CORE dan PembelajaranLangsung pada Siswa. Jurnal. MENDIDIK:Jurnal Kajian Pendidikan danPengajaran Volume 2, No 2, Oktober 2016, P-ISSN: 2443-1435, E-ISSN:2528-4290. [online]. Diakses di http://ojs.ejournal.id pada tanggal 20 April2017.

Subarjo, M. Pradana., I Wayan Romi Sudhita, dan I Made Suarjana. 2014.Pengaruh model CORE terhadap pemahaman konsep IPA siswa kelas V digugus I NAkula Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana. MIMBAR PGSD2014 Volume 2 No 1. [online]. Diakses di http://ejournal.undiksha.ac.idpada tanggal 20 April 2017.

Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja GrafindoPersada.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia BuanaPustaka.

Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:Remaja Rosda Karya.

Yuniarti, Santi. 2013. Pengaruh Model Core Berbasis Kontekstual terhadapKemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa. Jurnal. [online].Diakses di http://publikasi.stkipsiliwangi.ac.id pada tanggal 09 Mei 2016.