efektivitas metode jigsaw pada mata pelajaran...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS METODE JIGSAW PADA MATA
PELAJARAN FIQIH KELAS XI IPS II SISWA MA
PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd)
Oleh :
Nur Putri Maulidia
NIM. 1112011000002
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M/1438 H
i
ABSTRAK
Efektivitas Metode Jigsaw pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI IPS II Siswa
MA Pembangunan UIN Jakarta
Kata kunci : Efektivitas, Metode Jigsaw, Fiqih
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Metode Jigsaw pada Mata
Pelajaran Fiqih Kelas XI IPS II Siswa MA Pembangunan UIN Jakarta. Penelitian
ini dilaksanakan di MA Pembangunan UIN Jakarta, dengan subjek penelitian
yaitu semua siswa kelas XI IPS II sebanyak 33 orang siswa. Penelitian ini
menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua
siklus, tiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Siklus dihentikan ketika indikator keberhasilan, yakni semua siswa telah
mencapai ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran Fiqih
kelas XI IPS II yaitu 75. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar Fiqih siswa pada setiap siklus. Peningkatan hasil belajar ditunjukan
dengan rata-rata N-Gain pada siklus I sebesar 32% dan terjadi peningkatan pada
siklus II menjadi 74%, siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 59% pada
siklus I ke II dikarenakan perbaikan dalam implementasi metode Jigsaw setelah
mengevaluasi kegiatan proses belajar dan hasil belajar. Dari hasil observasi pada
proses pembelajaran, menunjukkan bahwa implementasi metode pembelajaran
Jigsaw pada mata pelajaran Fiqih membuat siswa merasa senang dalam belajar.
Siswa menjadi lebih aktif, semangat dan motivasi siswa dalam belajar meningkat.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw
efektif, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih.
ii
ABSTRACK
The Effectiveness Method of Jigsaw on Fiqih Subject Class XI IPS II Student
of MA Pembangunan UIN Jakarta
Keywords : The Effectiveness, Method of Jigsaw, Fiqih
This research aims to know The Effectiveness Method of Jigsaw on Fiqih Subject
Class XI IPS II Student of MA Pembangunan UIN Jakarta. This research
implemented in MA Pembangunan UIN Jakarta, with the subject of research is all
students of class XI IPS II as much as 33 students. This research using a method is
Classroom Active Research which consists of two cycle, every cycle covering
planning, acting, observing and reflecting. Cycle stopped when achieved
indicator, it is all students who have achieved mastery of learning which is
assigned by the school for Fiqih subject class XI IPS II that 75. Result of the
research show an increase student learning outcome on Fiqih subject in every
cycle. The improvement of learning outcomes is shown by average of N-Gain on
cycle I is 32% and an increase become 74% on cycle II, the students who
achieved mastery learning of implementation Jigsaw method 59% on cycle I and
II after evaluation activities of learning process and learning outcomes. So an
observation result of learning process is the implementation method of Jigsaw on
Fiqih subject it is makes students enjoyable. Then students become more active,
spirit up and motivated in their study. It is concluded that learn using method of
Jigsaw is effective, because it can improve the learning result on Fiqih subject.
iii
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Puji Syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kemampuan
bagi penulis untuk menyusun skripsi ini. Serta berkat rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik dan lancar. Sholawat dan
salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah Saw. yang telah menjadi
suri teladan bagi umatnya terutama dalam hal mendidik.
Dalam menyusun dan menyelesaikan penelitian ini tentunya, penulis tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak yang tanpa lelah memberikan dorongan baik
moril maupun materil. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada:
1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Prof. Dr. Dede Rosyada, MA.
2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah,
Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA.
3. Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, Dr. H.
Abdul Majid Khon, M.Ag dan Marhamah Saleh, Lc, MA.
4. Dosen Pembimbing Akademik, Tanenji Sagma, MA yang selalu
meluangkan waktu dan memberikan bimbingan akademik penulis.
5. Dosen Pembimbing Skripsi, Drs. H. Ghufron Ihsan, MA yang selalu
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran di tengah kesibukannya untuk
memberikan bimbingan, motivasi serta saran sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.
6. Bapak ibu dosen dan staf akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah menjadi fasilitator dalam
memperoleh ilmu selama belajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Segenap staf perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah
memberikan kemudahan dalam penggunaan sarana perpustakaan.
iv
8. Kepala Sekolah MA Pembangunan, Drs. Rusli Ishaq, M.Pd dan Yayat
Hidayatul Mutaqin, S.Pd.I, Guru Mata Pelajaran Fiqih MA Pembangunan
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
9. Guru-guru, staf TU serta siswa/i kelas XI IPS II MA Pembangunan UIN
Jakarta yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan
penelitian.
10. Kedua orang tua penulis, Bapak Drs. Misro Sholih dan Ibu Dahlia
Fardiana Sari. Ketiga adik tercinta Nur Suci Hanifa, Nur Arsyi Himmatul
Ulya dan Nur Citra Humairo Lestari serta keluarga besar yang telah
memberikan banyak nasehat, kasih sayang dan curahan perhatian baik
berupa moril maupun materil serta do’a yang selalu teriring setiap waktu.
11. Sukmana Galih Maulana, S.Kom.I, sahabat sekaligus lelaki yang telah
meluangkan waktunya, memberi motivasi, do’a dan inspirasi dalam segala
hal. Terima kasih untuk kasih sayangnya, semoga Allah selalu menjaga
dan memelihara.
12. Keluarga kecilku tercinta “NANINU” Rina Winarni, Puji Ni’matul Ulya,
Umi Hafizhah, Dhea Izzati Farhani, Karimah, Sarah Hayatin Nufus dan
Vionia Gemifanny. Keluarga yang selalu ku jadikan tempat mengeluh dan
berbagi keceriaan, menghabiskan waktu dengan hanya mengobrol hal
penting sampai hal tidak penting, keluarga yang memberi warna, nasehat
dan dukungan dalam hal apapun. Terima kasih untuk kebersamaan,
semoga ukhuwah islamiyah kita kembali utuh dan tetap terpelihara seperti
kali pertama duduk dibangku perkuliahan dan layaknya biasa kita selalu
menerima satu sama lain meskipun ada saja hal-hal yang tidak disukai dan
dibicarakan di belakang keluarga kita sendiri.
13. Keluarga besarku terkasih, Keluarga Besar Prodi Pendidikan Agama Islam
(PAI) 2012 UIN Jakarta yang selalu terupdate dalam memberikan bantuan,
dukungan, dan kerja samanya. Semoga rahmat serta hidayah-Nya tak
pernah terputus kepada kita.
14. Keluarga besarku PMII Rayon PAI, PMII KOMFAKTAR dan PMII
Cabang Ciputat. Wadah dan keluarga yang selalu membantu
v
perkembangan pribadi penulis, mendidik penulis sejak penulis menjadi
mahasiswa baru hingga sekarang. Banyak hal yang penulis pelajari dalam
PMII. Semoga Allah melimpakan banyak barakah-Nya kepada kita semua,
sahabat/i. “Zikir, Fikir, Amal Shaleh”
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih
telah membantu, memberikan dukungan serta saran kepada peneliti sampai
skripsi ini selesai dengan baik.
Penulis panjatkan do’a dan rasa syukur kepada Allah SWT. semoga jasa
yang telah diberikan menjadi amal sholeh dan mendapatkan balasan yang jauh
lebih baik dari-Nya.
Banyak hal yang perlu diperbaiki dan dipelajari oleh penulis untuk
menjadi guru profesional dan dapat berperan sebagai pengajar dan juga pendidik.
Oleh sebab itu, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang dapat
membangun dan mengembangkan kegiatan pendidikan dikemudian hari, terlebih
apabila penulis benar-benar memegang amanah untuk melaksanakan tugas
sebagai agen pembelajar, pengajar dan pendidik. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.
Jakarta, 3 Oktober 2016
Nur Putri Maulidia
vi
DAFTAR ISI
PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG MUNAQASAH
ABSTRAK ...................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 5
D. Perumusan Masalah .................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI ........................................................... 8
A. Acuan Teori tentang Area dan Fokus yang Diteliti .................. 8
1. Belajar dan Hasil Belajar ................................................... 8
a. Pengertian Belajar ...................................................... 8
b. Pengertian Hasil Belajar ............................................ 9
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ....... 10
vii
d. Pengukuran Hasil Belajar .......................................... 11
2. Metode Pembelajaran ......................................................... 13
a. Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif ............ 13
b. Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw .................. 14
1) Pengertian Metode Kooperatif Jigsaw .............. 14
2) Tujuan Metode Kooperatif Jigsaw .................... 16
3) Prinsip-prinsip Belajar Kooperatif Jigsaw ........ 17
4) Pelaksanaan Belajar Berdasarkan
Kooperatif Jigsaw ............................................. 18
3. Mata Pelajaran Fiqih MA ................................................... 21
a. Pengertian Bidang Studi Fiqih di MA ........................ 21
b. Tujuan Pembelajaran Fiqih di MA ............................ 22
c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih di MA ............. 23
d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran Fiqih di MA ............................................... 24
e. Materi Jinayah dan Hikmahnya ................................. 25
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 34
C. Hipotesis Tindakan ................................................................... 36
D. Kerangka Berfikir ..................................................................... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................. 37
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 37
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian ................................ 37
C. Subjek yang Terlibat dalam Penelitian ..................................... 39
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .............................. 39
E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................... 39
1. Tahap Pra Penelitian ......................................................... 39
2. Tahap Penelitian Siklus I .................................................. 39
a. Perencanaan (Planning) ............................................. 39
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) .................................. 40
c. Pengamatan (Observing) ............................................ 40
viii
d. Refleksi (Reflecting) .................................................. 40
3. Tahap Penelitian Siklus II ................................................. 41
a. Perencanaan (Planning) ............................................. 41
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) .................................. 41
c. Pengamatan (Observing) ............................................ 41
d. Refleksi (Reflecting) .................................................. 41
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ............................. 42
G. Data dan Sumber Data .............................................................. 42
H. Instrumen Penelitian ................................................................. 42
1. Instrumen Tes .................................................................... 42
2. Instrumen Non Tes ............................................................ 43
I. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 44
J. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ............................ 44
K. Tindak Lanjut /Pengembangan Perencanaan Tindakan ............ 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............ 46
A. Kondisi Objektif Sasaran Penelitian ........................................ 46
1. Sejarah MA Pembangunan ................................................ 46
2. Visi, Misi, dan Tujuan ....................................................... 48
3. Tenaga Pendidik dan Kependidikan ................................. 50
4. Data Siswa ......................................................................... 54
5. Sarana dan Prasarana ........................................................ 54
B. Deskripsi Data Sebelum Tindakan ........................................... 55
C. Interpretasi Hasil Analisis ........................................................ 60
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I ....................................... 60
a. Tahap Perencanaan ..................................................... 60
b. Tahap Pelaksanaan ..................................................... 60
c. Tahap Observasi ......................................................... 62
1) Catatan Lapangan .............................................. 62
2) Wawancara ........................................................ 66
3) Hasil Belajar ...................................................... 67
ix
d. Tahap Refleksi ........................................................... 70
e. Keputusan Siklus I ..................................................... 70
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II ...................................... 70
a. Tahap Perencanaan ..................................................... 70
b. Tahap Pelaksanaan ..................................................... 71
c. Tahap Observasi ......................................................... 73
1) Catatan Lapangan .............................................. 73
2) Wawancara ........................................................ 77
3) Hasil Belajar ...................................................... 77
d. Tahap Refleksi ........................................................... 81
e. Keputusan Siklus II .................................................... 81
D. Pembahasan .............................................................................. 81
E. Keterbatasan Peneliti ................................................................ 83
BAB V PENUTUP ...................................................................... 84
A. Kesimpulan .............................................................................. 84
B. Implikasi ................................................................................... 84
C. Saran ......................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ............................................... 25
Tabel 2 Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan
MA Pembangunan UIN Jakarta ........................................................... 56
Tabel 3 Keadaan Siswa MA Pembangunan UIN Tahun Pelajaran
2016/2017 ............................................................................................ 59
Tabel 4 Aktivitas Siswa Siklus I ........................................................................ 67
Tabel 5 Aktivitas Guru Siklus I ......................................................................... 69
Tabel 6 Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Kelas XI IPS II Pada Siklus I ....... 72
Tabel 7 Aktivitas Siswa Siklus II ....................................................................... 78
Tabel 8 Aktivitas Guru Siklus II ........................................................................ 79
Tabel 9 Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Kelas XI IPS II Pada Siklus II ...... 82
Tabel 10 Skor Rata-rata Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II .................... 85
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Ilustrasi yang Menunjukkan Tim Jigsaw .......................................... 19
Gambar 2 Siklus PTK menurut Kurt Lewin ...................................................... 40
Gambar 3 Struktur Organisasi MA Pembangunan UIN Jakarta
Tahun Pelajaran 2016/2017 ............................................................. 56
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Uji Referensi
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I
Lampiran 4 Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I
Lampiran 5 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II
Lampiran 7 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II
Lampiran 8 Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II
Lampiran 9 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus I
Lampiran 12 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Lampiran 13 Lembar Observasi Guru Siklus II
Lampiran 14 Catatan Lapangan Siklus I
Lampiran 15 Catatan Lapangan Siklus II
Lampiran 16 Lembar Wawancara Guru
Lampiran 17 Lembar Wawancara Siswa
xiii
Lampiran 18 Perhitungan Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya
Pembeda Butir Soal
Lampiran 19 Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting bagi kehidupan
manusia dalam mengembangkan kepribadian dan kemampuannya yang
berlangsung seumur hidup. Melalui pendidikan, pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, dan wawasan manusia akan terus berkembang, guna
memperoleh ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Peranan pendidikan juga sama sekali tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan, baik dalam kehidupan keluarga maupun kehidupan bangsa dan
negara. Dalam agamapun pendidikan merupakan kewajiban yang harus
ditempuh agar manusia memperoleh derajat yang tinggi dihadapan Allah
SWT. seperti dalam firman-Nya:
......
“....Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Mujadalah (58): 11)1
Ayat di atas menunjukkan bahwa orang berilmu akan diberikan
derajat yang tinggi oleh Allah SWT, karena orang berilmu memiliki sesuatu
yang bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Orang beriman dan
berilmu pengetahuan luas akan dihormati oleh orang lain, akan dipercaya
untuk mengendalikan dan mengelola apapun dalam kehidupan. Ini berarti
1Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid X Juz 28-29-30, (Universitas
Islam Indonesia), h. 24.
2
tingkatan orang yang beriman dan berilmu lebih tinggi dibandingkan dengan
orang yang tidak berilmu.
Pendidikan Nasional menurut Undang-undang Republik Indonesia
tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003 Pasal
3, berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, “bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.2
Dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah yang melibatkan
guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan
adanya kegiatan belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam hal ini,
guru berperan sebagai pendidik yang secara sadar merencanakan pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan bidang studinya masing-masing dengan
berpedoman pada seperangkat aturan yang dikenal dengan istilah kurikulum.
Hasil belajar siswa yang baik didapat dari pendidikan yang baik.
Peningkatan hasil belajar siswa merupakan gambaran dari keberhasilan mutu
pendidikan. Keberhasilan dalam meningkatkan mutu pendidikan perlu adanya
perkembangan dan pembaharuan, yakni melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan berbagai macam metode belajar yang dalam
penggunaannya perlu disesuaikan dengan karakteristik, materi, kondisi
lingkungan di mana proses pembelajaran berlangsung, sarana dan prasarana
yang digunakan, kemampuan guru itu sendiri sebagai pelaksana metode serta
kemampuan murid yang kesemuanya itu disesuaikan dengan tujuan yang
hendak dicapai.
Salah satu mata pelajaran agama di tingkat Madrasah Aliyah (MA)
adalah mata pelajaran fiqih. Fiqih berguna untuk pengetahuan terhadap
masalah-masalah agama (syari’at) tentang perbuatan manusia dalam
2Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, (Jakarta: CV. Tamita
Utama, 2004), h. 7.
3
kehidupan sehari-hari, seperti pengetahuan terhadap masalah thaharah, shalat,
puasa, zakat, haji dan ibadah lainnya. Selain itu, fiqih juga berguna sebagai
patokan dalam menjalani kehidupan serta mengetahui status hukum, seperti
halal, haram, mubah, makruh, sunnah, dan wajibnya sesuatu.
Berdasarkan uraian di atas dan realita yang didapat dari lapangan
tentang masalah pendidikan khususnya pembelajaran Pendidikan Agama
Islam mata pelajaran Fiqih masih monoton, yaitu guru cenderung
menggunakan metode ceramah saja dan masih bersifat teacher centered
learning di mana pada kegiatan belajar mengajar banyak interaksi yang
berjalan satu arah, sehingga guru mendominasi dalam kegiatan belajar
mengajar. Hal ini, dikarenakan kurangnya variasi guru dalam memilih strategi
pembelajaran, metode maupun model-model dalam proses pembelajaran.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kemudian siswa menjadi kurang
aktif (cenderung pasif) dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini tentunya
menyebabkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih rendah.3
Untuk itu diperlukan solusi pembelajaran yang tepat, agar siswa aktif
dan mampu mengembangkan pikirannya terhadap materi yang dipelajari,
serta solusi pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar yang
lebih baik bagi siswa, agar hasil belajar fiqih mengalami peningkatan, salah
satunya dengan menggunakan pembelajaran koperatif tipe Jigsaw. Teknik
Jigsaw ini serupa dengan pertukaran kelompok dengan kelompok, namun ada
satu perbedaan penting: yakni tiap siswa mengajarkan sesuatu.4
Dalam jurnal pendidikan Joel M. Mokowitz mengemukakan defenisi
Jigsaw, dapat diuraikan bahwa “Jigsaw is a cooperative learning technique
whereby students teach part of the regular curriculum to a small group of
interdependent peers. Prior research on Jigsaw has found positive effects on
elementary students' achievement, self-esteem, and attitudes toward peers
3Hasil Observasi tentang Masalah Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Fiqih) di MA
Pembangunan UIN Jakarta dengan Guru Mata Pelajaran Fiqih pada hari Senin, 18 Juli 2016 pukul
13.00 Wib. 4Melvin L. Siberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung:
Nusamedia dan Nuansa Cendekia, 2013), h. 180.
4
and school.”5 Jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif dengan siswa
yang dapat mengajar beberapa dari materi ajar kepada siswa-siswa lain yang
telah di kelompokkan menjadi kelompok-kelompok kecil, yang di mana
mereka saling bergantung satu sama lainnya. Penelitian sebelumnya pada
Jigsaw menghasilkan efek positif pada prestasi belajar siswa SD, yakni siswa
lebih menghargai diri sendiri, antar siswa, dan sekolah.
Oleh karena itu, penulis ingin mencoba dan mengetahui apakah
implementasi metode Jigsaw pada mata pelajaran fiqih kelas XI IPS II dalam
meningkatkan hasil belajar siswa MA Pembangunan dapat berjalan dengan
baik, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena melalui metode
ini siswa dapat berperan aktif, kreatif dan inovatif dalam belajar.
Atas dasar uraian di atas, penulis bermaksud untuk meneliti lebih
jauh mengenai hal tersebut dalam sebuah tulisan dengan judul,
EFEKTIVITAS METODE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN
FIQIH KELAS XI IPS II SISWA MA PEMBANGUNAN UIN
JAKARTA.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah dalam penelitian, antara lain:
1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih masih rendah.
2. Pembelajaran fiqih masih berpusat pada guru (teacher centered
learning).
3. Guru cenderung menggunakan metode ceramah saja.
4. Kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran fiqih.
5. Beberapa metode yang dapat mengaktifkan siswa masih belum
diterapkan, seperti metode Jigsaw, Poster comment, Number head
together, dll.
5Joel M. Mokowitz., et al., Evaluation of a Cooperative Learning Strategy, American
Educational Research Journal, 20, 1983, pp. 687-696.
5
C. Pembatasan Masalah
Karena setiap masalah pada hakikatnya kompleks, maka agar tidak
menyimpang dan agar memperjelas objek penelitian ini, maka penulis perlu
membatasinya. Masalah yang akan diteliti penulis terbatas pada:
Efektivitas metode Jigsaw pada mata pelajaran fiqih kelas XI IPS II siswa
MA Pembangunan UIN Jakarta.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah di atas, masalah penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
Bagaimana efektivitas metode Jigsaw pada mata pelajaran fiqih kelas XI IPS
II siswa MA Pembangunan UIN Jakarta?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah, sebagai berikut:
Untuk mengetahui efektivitas metode Jigsaw pada mata pelajaran fiqih kelas
XI IPS II siswa MA Pembangunan UIN Jakarta.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan baik secara
langsung bagi penulis atau secara tidak langsung bagi pihak lain yang
memerlukannya, antara lain sebagai berikut:
6
1. Bagi Peneliti
Peneliti berharap hasil penelitian ini akan berguna untuk menambah
pengetahuan dan wawasan dalam hal metode pembelajaran yang tepat untuk
menyajikan mata pelajaran fiqih di sekolah.
2. Bagi Siswa
a. Memberikan pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw dalam
upaya pemantapan belajar siswa.
b. Memberikan solusi alternatif siswa untuk mengatasi permasalahan dalam
proses pembelajaran fiqih.
3. Bagi Guru Fiqih
a. Meningkatkan kopetensi pedagogik guru fiqih dalam melakukan aktivitas
belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien.
b. Membantu guru mata pelajaran fiqih dalam melakukan perbaikan metode
mengajar yang digunakan sebagai alternatif pembelajaran yang bermutu
dan bermakna.
4. Bagi Sekolah
a. Memberikan masukan terkait dalam mengambil kebijakan terutama
kebijakan pembelajaran.
b. Membantu sekolah dalam meningkatkan profesionalitas para guru
khususnya guru mata pelajaran fiqih.
c. Memberi sumbangsih pada sekolah dalam menghasilkan guru-guru yang
kreatif.
5. Bagi Fakultas
a. Memberikan masukan dalam penyusunan program penelitian di perguruan
tinggi.
b. Memberikan motivasi pada mahasiswa lain agar melakukan penelitian
dengan metode yang lebih baik.
c. Memberikan kontribusi hasil penelitian yang relevan terhadap mahasiswa-
mahasiswa lain yang akan melakukan penelitian.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Acuan Teori tentang Area dan Fokus yang Diteliti
1. Belajar dan Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu kata yang sudah akrab dengan semua
lapisan masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata belajar
merupakan kata yang tidak asing, bahkan sudah merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di
lembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka lakukan setiap
waktu sesuai dengan keinginan, baik malam hari, siang hari, sore hari
atau pagi hari.6
Menurut Robert M. Gagne yang dikutip oleh Rachman Abror,
“Pengertian belajar ialah sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam
perubahan tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari sebelum
individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan
yang serupa itu.”7
Belajar adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotor.8
Oleh karena itu, belajar merupakan proses dasar dari pada
perkembangan hidup manusia. Dengan melakukan aktivitas belajar
manusia melakukan perubahan-perubahan individu sehingga tingkah
lakunya berkembang. Perubahan dapat dilihat dari perubahan tingkah
6Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 12.
7Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1993),
h. 67. 8Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., h. 13.
9
laku menjadi lebih baik (misalnya dari tidak tahu menjadi tahu) yang
diperoleh dari aktivitas pengalaman belajar peserta didik. Hal ini
menyangkut tiga ranah perubahan dalam diri individu, yaitu ranah
kognitif, afektif dan psikomotor.
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah suatu kegiatan untuk mengukur perubahan
perilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik. Hasil belajar akan
memberikan pengaruh dalam dua bentuk, yakni: Pertama, peserta didik
akan mengetahui sejauh mana kekuatan dan kelemahan atas perilaku
dan hasil belajar yang diinginkan. Kedua, peserta didik akan mengalami
perubahan perilaku menjadi lebih baik. Kesinambungan tersebut
merupakan dinamika proses belajar sepanjang hayat.9
Menurut Benyamin Bloom sebagaimana yang dikutip A. Tabrani
Rusyan, dkk, hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah yaitu:
1) Kognitif, hal ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam jenis, yaitu pengamatan atau perseptual, hafalan
atau ingatan, pengertian atau pemahaman, aplikasi atau penggunaan,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
2) Afektif, berkenaan dengan hasil belajar sikap yang terdiri dari lima
jenis, yaitu penerimaan, sambutan, penghargaan atau apresiasi,
internalisasi atau pendalaman, dan karakterisasi atau penghayatan.
3) Psikomotorik, ini berkenaan dengan hasil belajar keterampilan yang
terdiri dari dua jenis, yaitu keterampilan bergerak atau bertindak dan
keterampilan ekspresi verbal serta non verbal.10
Berdasarkan uraian di atas, hasil belajar merupakan taraf
keberhasilan tujuan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan
peserta didik. Adapun perubahan hasil belajar yang menyangkut aspek
kognitif, yakni dengan bertambah kembangnya ilmu pengetahuan serta
pola berpikirnya individu, hal ini biasanya dibuktikan dengan
perubahan normatif (angka) misalnya pada nilai ulangan yang
tercantum di rapor dari nilai 7 menjadi nilai 8. Sedang perubahan yang
9E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru
dan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 208. 10
A. Tabrani Rusyan, dkk., Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung:
Remadja Karya CV, 1989), h. 22-23.
10
menyangkut afektif, yaitu perubahan tingkah laku atau watak individu
menjadi lebih baik. Kemudian, psikomotorik yaitu ditandai dengan
terlihatnya kemampuan atau skill seorang individu.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Berikut faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa
dapat dibedakan menjadi dua faktor, yaitu:
1) Faktor Internal
a) Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan panca indera siswa dapat
mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar siswa. Sehat
berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-
bagiannya bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang
berpengaruh terhadap belajarnya.
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan
seseorang terganggu. Agar seseorang dapat belajar dengan
baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap
terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-
ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan
olahraga rekreasi dan ibadah.
b) Aspek Psikologis
Aspek psikologis dapat mempengaruhi proses dan
perolehan hasil belajar siswa, di antaranya intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.
Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar,
dapat diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar
dengan cara mengusahakan bahan pelajaran selalu menarik
perhatian, disesuaikan dengan hobi atau bakatnya, dan perlu
tanamkan motif-motif dalam rangka memusatkan perhatian,
11
merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang
berhubungan/menunjang belajar siswa.11
2) Faktor Eksternal
a) Aspek Lingkungan
Kondisi lingkungan alam dan sosial dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Misalnya
keluarga, sekolah dan masyarakat.
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari
keluarga berupa; cara orang tua mendidik, relasi antara
anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan
ekonomi keluarga.12
Sedang sekolah berupa; cara guru
mendidik dan suasana teman dan sekolah, kemudian
masyarakat yaitu segala hal yang berkaitan dengan teman
bermain dan lingkungan tempat tinggal kita.
b) Aspek Instrumental
Yang termasuk faktor instrumental ialah faktor-faktor
yang sengaja dirancang dan dimanipulasi, seperti kurikulum
dan bahan pelajaran, guru yang memberikan pengajaran,
sarana dan fasilitas sekolah yang memadai sehingga segala
aktivitas sekolah dapat berlangsung dengan baik, serta
manajemen yang berlaku di sekolah yang bersangkutan.13
e. Pengukuran Hasil Belajar
Pengukuran hasil belajar dapat disebut juga dengan evaluasi hasil
belajar. Pengukuran hasil belajar yakni merupakan kegiatan menilai
11
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 54-57. 12
Ibid. 13
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remadja Karya CV, 1984), h.
107.
12
sampai sejauh mana keberhasilan perencanaan pembelajaran terhadap
pencapaian tujuan.14
Dalam hal ini pengukuran mempunyai peranan yang sangat
penting, yaitu untuk mendapatkan data dan informasi yang sesuai
dengan tujuan penilaian yang bersangkutan. Oleh karena itu,
pengukuran dengan sifatnya yang lebih objektif, dapat mendukung
objektivitas suatu proses penilaian hasil belajar.15
Pengukuran merupakan penilaian hasil belajar. Evaluasinya ada
yang bersifat hasil belajar jangka pendek dan hasil belajar jangka
panjang. Keberhasilan belajar jangka pendek dapat diketahui dari
pelaksanaan evaluasi formatif, sedangkan keberhasilan belajar jangka
panjang dapat diketahui melalui evaluasi sumatif.16
Di samping evaluasi formatif, hasil evaluasi proses dan
kemampuan melaksanakan pekerjaan dalam lembaran kerja siswa pun
dapat dijadikan acuan keberhasilan jangka pendek. Dengan sasaran
yang hendak dicapai adalah untuk menilai keberhasilan proses
pembelajaran untuk suatu materi pembelajaran tertentu.17
Demikian pula keberhasilan jangka panjang, di samping dapat
digunakan acuan hasil evaluasi sumatif, juga dapat digunakan
kumpulan hasil evaluasi baik melalui evaluasi formatif maupun hasil
evaluasi proses. Manfaat yang hendak dicapai adalah menilai
keberhasilan program belajar atau perencanaan pembelajaran
berdasarkan pengalaman belajar yang diperoleh siswa.18
Tes hasil belajar dibagi menjadi tiga jenis yaitu: 1) tes lisan (oral
test), 2) tes tertulis (written test), dan 3) tes tindakan atau perbuatan
(performance test). Penggunaan setiap jenis tes tersebut seyogianya
disesuaikan dengan kawasan (domain) perilaku siswa yang hendak
14
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h.
165. 15
Mudjijo, Tes Hasil Belajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 27. 16
Lukmanul Hakim, loc. cit. 17
Ibid., h. 166. 18
Ibid.
13
diukur. Misalnya tes tertulis atau lisan dapat digunakan untuk
mengukur kawasan kognitif, sedangkan kawasan psikomotor tepat bila
diukur dengan tes tindakan, dan kawasan afektif biasanya diukur
dengan skala penilaian, seperti skala sikap.19
Dalam tes tertulis dapat digunakan beberapa bentuk butir soal,
yaitu: 1) tes berbentuk uraian (essay test), yang terdiri atas tes uraian
bebas dan terikat; 2) tes bentuk objektif (objective test), yang terdiri atas
butir soal benar-salah (true-false), pilihan berganda (multiple choice),
isian (completion), jawaban singkat (short answer), dan menjodohkan
(matching).20
Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan
sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan
memperbaiki proses pembelajaran. Hal ini dilakukan secara konsisten,
sistematis, dan terprogram dengan menggunakan Standar Penilaian
Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.21
2. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran aktif yang
menekankan aktivitas siswa bersama-sama secara berkelompok dan
tidak individual. Siswa secara berkelompok mengembangkan
kecakapan hidupnya, seperti menemukan dan memecahkan masalah,
pengambilan keputusan, berpikir logis, berkomunikasi efektif, dan
bekerja sama.22
Pembelajaran kooperatif ialah pembelajaran yang melibatkan
siswa dengan berbagai kemampuan untuk bekerja sama guna mencapai
19
Mudjijo, op. cit., h. 29. 20
Ibid., h. 29-30. 21
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta,
Rajawali Pers, 2012), h. 13. 22
Lukmanul Hakim, op. cit., h. 54.
14
satu tujuan yang sama. “Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang
bersifat heterogen”.23
Keberhasilan belajar ditentukan bukan hanya
berdasarkan aktivitas individu melainkan masing-masing anggota
kelompok.
Jadi pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran
yang saat ini digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar
yang berpusat pada siswa (student centered learning), terutama untuk
mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan
siswa pada proses kegiatan belajar mengajar serta memiliki pengaruh
positif terhadap perkembangan siswa misalnya, dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif siswa menjadi lebih berani dalam
mengemukakan pendapat, siswa menjadi lebih aktif dalam dikusinya
dan siswa dapat memecahkan permasalahannya dalam pembelajaran.
b. Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
1) Pengertian Metode Kooperatif Jigsaw
Metode cooperative learning tipe Jigsaw ini pertama kali
dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aronson dan teman-
temannya di Universitas Texas.
Arti Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada
juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki
menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif metode
Jigsaw ini mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (zigzag),
yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja
sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.24
23
Rusman, op. cit., h. 202. 24
Ibid., h. 217.
15
Belajar ala Jigsaw merupakan teknik yang paling banyak
dipraktikkan. Teknik ini serupa dengan pertukaran kelompok-
dengan-kelompok, namun ada satu perbedaan penting, yakni tiap
siswa mengajarkan sesuatu. Ini merupakan alternatif menarik bila
ada materi belajar yang bisa disegmentasikan atau dibagi-bagi dan
bila bagian-bagiannya harus diajarkan secara berurutan. Tiap siswa
mempelajari sesuatu yang bila digabungkan dengan materi yang
dipelajari oleh siswa lain, membentuk kumpulan pengetahuan atau
keterampilan yang padu.25
Siswa bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya
dalam: (a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; (b)
merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada
anggota kelompoknya semula. Setelah itu, siswa tersebut kembali
lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya
dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada
temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa.
Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan
penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru.
Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai
topik secara keseluruhan.26
Dalam jurnal Pendidikan, yang diterbitkan oleh Electronic
Journal of Ecological Society of America diuraikan bahwa Jigsaw is
for implementing jigsaw, the students must be comfortable and
effective with group work to use jigsaws in large classes. At the
beginning of the semester, students form permanent groups
composed of four or five students. Everyone reads the entire
paper as homework, but each student in a group becomes an
„expert‟ on part of the paper. During the next class session, all
the experts for each section of the paper meet, share their
knowledge, and clarify their understanding. After 15 minutes,
groups reform and discuss the paper. All members of the group
learn from each other and put together different parts of the
25
Melvin L. Siberman. loc. cit. 26
Rusman, loc. cit.
16
paper.27
Para siswa harus nyaman dan efektif dalam penerapan
metode Jigsaw di kelas. Di awal pembelajaran, siswa membentuk
kelompok asli yang terdiri dari empat hingga lima siswa. Setiap
kelompok mendapatkan topik dan masing-masing siswa mendapat
kertas berisi materi untuk dipelajari. Kemudian, dari kelompok
asli berkembanglah menjadi kelompok „pakar‟ (ahli), yakni
dengan cara menunjuk salah satu siswa dari anggota kelompok
aslinya. Selama sesi kelas selanjutnya, semua ahli berbagi
pengetahuan, dan mengklarifikasi pemahaman mereka tentang
masing-masing topik yang telah diperoleh pada kelompok asli.
Setelah 15 menit, kelompok mengomunikasikan dan
mendiskusikan topik. Maka, terjadilah proses pembelajaran antar
siswa/ siswa dengan siswa.
Dengan demikian, pembelajaran kooperatif Jigsaw
merupakan pembelajaran dengan belajar bersama dan berdiskusi
secara kelompok. Jigsaw memiliki perbedaan dengan diskusi
kelompok lainnya, yaitu dengan adanya pembagian dua kelompok;
kelompok ahli dan kelompok asal. Tim atau kelompok ahli bertugas
untuk membahas permasalahan yang dihadapi, selanjutnya hasil
pembahasan itu dibawa ke kelompok asal dan dipresentasikan pada
anggota kelompoknya. Dalam Jigsaw siswa memiliki peran ganda
dalam kelasnya, yakni pertama, siswa berperan sebagai guru, di
mana dalam Jigsaw siswa dituntut untuk dapat mempresentasikan
hasil dari diskusi dan pemahamannya sendiri secara individu.
Kemudian yang kedua, siswa berperan sebagai siswa itu sendiri, di
mana siswa harus memerhatikan siswa lain yang sedang presentasi.
2) Tujuan Metode Kooperatif Jigsaw
Di atas telah disebutkan, bahwa ide utama dari pembelajaran
kooperatif adalah siswa bekerja sama untuk belajar dan bertanggung
jawab pada kemajuan belajar temannya. Oleh karena itu,
sebagaimana Johnson & Johnson yang dikutip oleh Trianto
menyatakan bahwa tujuan pokok pembelajaran kooperatif adalah
27
Christopher Finelli., et al., Collaborative Learning: A Jigsaw, Electronic Journal of
Ecological Society of America, 3, 2005, pp. 220-221.
17
memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik
dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok.
Karena siswa bekerja dalam satu tim, maka dengan sendirinya dapat
memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar
belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-
keterampilan proses kelompok dan pemecahan masalah.28
Dalam model kooperatif Jigsaw ini siswa memiliki banyak
kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi
yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi,
anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan
kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat
menyampaikan informasinya kepada kelompok lain.29
3) Prinsip-prinsip Belajar Kooperatif Jigsaw
Menurut Johnson & Johnson dan Sutton yang dikutip oleh
Trianto, terdapat lima prinsip belajar kooperatif, yaitu:
a) Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa. Dalam
belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja
sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain.
Seorang siswa tidak akan merasa sukses kecuali semua anggota
kelompoknya juga sukses.
b) Interaksi antara siswa yang semakin meningkat. Hal ini terjadi
dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses
sebagai anggota kelompok
c) Tanggung jawab individual. Tanggung jawab individual siswa
dalam hal: (1) membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan
(2) siswa tidak dapat hanya sekadar “membonceng” pada hasil
kerja teman jawab siswa dan teman sekelompoknya.
28
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009), h. 57. 29
Rusman, op.cit. h. 218.
18
d) Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam hal ini,
seorang siswa dituntut untuk belajar berinteraksi dengan siswa
lain dalam kelompoknya, bersikap dan menyampaikan ide.
e) Proses kelompok. Proses kelompok terjadi ketika anggota
kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai
tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.30
4) Pelaksanaan Belajar Berdasarkan Kooperatif Jigsaw
Berikut langkah-langkah pembelajaran kooperatif Jigsaw,
sebagai berikut:
a) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya
5-6 orang).
b) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang
telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab.
c) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya. Misalnya, jika materi
yang disampaikan mengenai sistem ekskresi. Maka seorang siswa
dari satu kelompok mempelajari tentang ginjal, siswa yang lain
dari kelompok satunya mempelajari tentang paru-paru, begitu pun
siswa lainnya mempelajari kulit, dan lainnya lagi mempelajari
hati.
d) Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang
sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk
mendiskusikannya.
e) Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya
bertugas mengajar teman-temannya.
f) Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai
tagihan berupa kuis individu.31
30
Trianto, op. cit., h. 60-61. 31
Ibid., h. 73-74.
19
Gambar 1
Ilustrasi yang Menunjukkan Tim Jigsaw
Jurnal Pendidikan Timothy Hedeen dengan judul The Reverse
Jigsaw menyebutkan terdapat langkah-langkah pembelajaran
kooperatif Jigsaw, yakni The Jigsaw is similar to other cooperative
learning exercises, and may be summarized in four steps:
a) Students gather in "jigsaw groups" or "learning groups"
of three to six and the instructor divides the material to be
covered into the same number of sections.
b) Each member of the group is provided materials related to
one of the sections, so that all materials will be covered
within the group. Students are provided sufficient time to
review their respective sections.
c) Students form "expert groups" or "preparation groups" by
gathering with members of other jigsaw groups who were
provided the same section of the material. In these expert
groups, students discuss their materials and plan how they
will teach the material to other members of their
respective jigsaw groups.
d) Students return to their jigsaw groups with two tasks: (1)
to teach their material to their group with appropriate
time for clarifying questions and discussion and (2) to
learn the materials taught by other members.
The above process outlines the four essentialstages of the
Jigsaw process.32
Pada jurnal The Reverse Jigsaw di atas,
menjelaskan tentang empat proses penting yang terdapat dalam
metode pembelajaran tipe Jigsaw, yakni (a) Siswa berkumpul dalam
32
Timothy Hedeen,The Reverse Jigsaw: A Process of Cooperative Learning and
Discussion, Journal of Teaching Sociology, 31, 2003, pp. 325-332.
Kelompok Asal
5 atau 6 anggota yang heterogen dikelompokkan
Kelompok Ahli
(tiap kelompok ahli memiliki satu anggota dari tim-tim asal)
® ® ® •
® ® ®
• • • •
• • • •
® ® ® •
® ® ®
® ® ® •
® ® ®
® ® ® •
® ® ®
20
"kelompok jigsaw" atau "kelompok belajar" tiga sampai enam dan
instruktur membagi materi yang akan dibahas dalam jumlah yang
sama dari bagian. (b) Setiap anggota kelompok diberikan materi
yang berhubungan, sehingga semua materi akan dibahas dalam
kelompok. Siswa diberikan waktu yang cukup untuk meninjau
bagian masing-masing. (c) Siswa membentuk "kelompok ahli" atau
"kelompok persiapan" dengan mengumpulkan dengan anggota
kelompok jigsaw lain yang diberikan bagian yang sama dari materi.
Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan materi mereka dan
merencanakan bagaimana mereka akan mengajarkan materi kepada
anggota lain dari kelompok jigsaw mereka masing-masing. (d) Siswa
kembali ke kelompok jigsaw mereka dengan dua tugas: 1) untuk
mengajar materi mereka ke kelompok mereka dengan waktu yang
tepat untuk mengklarifikasi pertanyaan dan diskusi, dan 2) untuk
mempelajari materi yang diajarkan oleh anggota lain.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam metode
pembelajaran Jigsaw sebagai berikut.
a) Peserta didik dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim.
b) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.
c) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
d) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari
bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru
(kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.
e) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka
tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya
mendengarkannya.
f) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
g) Guru memberi evaluasi.
h) Penutup.33
33
Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2014), h. 48-
49.
21
3. Mata Pelajaran Fiqih MA
a. Pengertian Bidang Studi Fiqih di MA
Kata fiqih dalam bahasa Arab berasal dari kata اه فق -يفقه –فقه ,
artinya paham atau tahu betul tentang sesuatu. Sedangkan, ilmu fiqih
menurut istilah berarti ilmu yang menerangkan tentang hukum-hukum
syara‟ yang berkenaan dengan amal perbuatan manusia yang diperoleh
dari dalil-dalil tafsil (jelas dan terperinci). Orang yang mendalami fiqih
disebut dengan fakih, jamaknya adalah fukaha.34
Karena itu mengenai
definisi ilmu fiqih dikemukakan:
لية ة العم فعلم الفقه فى الصطلح الشرعي : هو العلم بالحكام الشرعي
المكتسب من أدلتها الت فصيلية أو هو مجموعة الحكام الشرعية العملية
المست فادة من أدلتها الت فصيلية “Maka ilmu fiqih menurut istilah syara‟: ialah ilmu tentang
hukum-hukum syariat praktis yang diperoleh dari dalil-dalilnya
yang terperinci atau ia adalah kumpulan hukum-hukum syari‟at
praktis yang diperoleh dari dalil-dalilnya yang terperinci.”35
Dari definisi di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Pengetahuan tentang hukum-hukum syariat yang berkaitan dengan
perbuatan dan perkataan mukallaf (orang yang sudah terbebani/diberi
tugas menjalankan syariat agama), yang diambil dari dalil-dalilnya
yang bersifat terperinci, berupa nas-nas Al-Qur‟an dan As-Sunnah
serta yang bercabang darinya yang berupa ijma‟ dan ijtihad.
2) Hukum-hukum syariat itu sendiri.36
Jadi perbedaan antara kedua definisi tersebut ialah bahwa yang
pertama digunakan untuk mengetahui hukum-hukum (seperti seseorang
34
Djedjen Zainuddin, Pendidikan Agama Islam Fikih Madrasah Aliyah Kelas X
Kurikulum 2013, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2014), h. 4. 35
Zainal Abidin Ahmad, Ushul Fiqih, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1987), h. 11. 36
Djedjen Zainuddin, loc. cit.
22
yang ingin mengetahui apakah suatu perbuatan itu wajib atau sunah,
haram atau makruh, ataukah mubah, ditinjau dari dalil-dalil yang ada).
Sedangkan, yang kedua adalah untuk hukum-hukum syariat itu sendiri
(yaitu hukum apa saja yang terkandung dalam salat, zakat, puasa, haji,
dan lainnya berupa syarat-syarat, rukun-rukun kewajiban-kewajiban,
atau sunah-sunahnya).
Berdasarkan uraian di atas ilmu fiqih adalah ilmu tentang
sekumpulan hukum-hukum syara‟ atau agama yang berkenaan dengan
masalah amal perbuatan manusia (mukallaf), seperti shalat, zakat,
puasa, haji dan amalan perbuatan keseharian lainnya yang diperoleh
melalui dalil-dalil terperinci.
b. Tujuan Pembelajaran Fiqih di MA
Adapun tujuan mata pelajaran fiqih di Madrasah Aliyah, yaitu:
1) Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip, kaidah-kaidah dan
tatacara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek
ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam
kehidupan pribadi dan sosial.
2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan
benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam
menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia
dengan Allah SWT., dengan diri manusia itu sendiri, sesama
manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan
lingkungannya.
3) Mengenal, memahami, dan menghayati terhadap sumber hukum
Islam dengan memanfaatkan usul fikih sebagai metode penetapan
dan pengembangan hukum Islam dari sumbernya.
23
4) Menerapkan kaidah-kaidah pembahasan dalil-dalil syara‟ dalam
rangka melahirkan hukum Islam yang diambil dari dalil-dalilnya
untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.37
Maka tujuan ilmu fiqih adalah untuk mengetahui dan menerapkan
hukum-hukum syara‟ dari amal perbuatan manusia, yaitu apa saja yang
wajib dikerjakan maupun apa saja yang wajib ditinggalkan manusia
yang diperoleh dari dalil-dalil terperinci ke dalam kehidupan sehari-
hari, demi untuk kemaslahatan manusia dan mencegah timbulnya
kerusakan di tengah-tengah mereka.
c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih di MA
Fiqih Islam mencakup seluruh perbuatan manusia, karena
kehidupan manusia meliputi segala aspek. Fiqih Islam membahas
hukum-hukum yang Allah syariatkan kepada para hamba-Nya, demi
mengayomi seluruh kemaslahatan mereka dan mencegah tindakan
timbulnya kerusakan di tengah-tengah mereka. Maka fiqih Islam datang
memperhatikan aspek tersebut dan mengatur seluruh kebutuhan beserta
hukum-hukumnya.38
Adapun, ruang lingkup pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah
Aliyah meliputi: kajian tentang prinsip-prinsip ibadah dan syari‟at
dalam Islam; hukum Islam dan perundang-undangan tentang zakat dan
haji serta hikmah dan cara pengelolaannya; hikmah qurban dan aqiqah;
ketentuan hukum Islam tentang pengurusan jenazah; hukum Islam
tentang kepemilikan; konsep perekonomian dalam Islam dan
hikmahnya; hukum Islam tentang pelepasan perubahan harta beserta
hikmahnya; hukum Islam tentang wakalah dan sulhu beserta
hikmahnya; hukum Islam tentang daman dan kafalah beserta
hikmahnya; riba, bank dan asuransi; ketentuan Islam tentang jinayah,
37
Lampiran SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 2676 Tahun 2013 Tentang Kurikulum
2013Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, h. 63-64. 38
Djedjen Zainuddin, op. cit., h. 5.
24
hudud dan hikmahnya; ketentuan Islam tentang peradilan dan
hikmahnya; hukum Islam tentang keluarga, waris; ketentuan Islam
tentang siyasah syar‟iyah; sumber hukum Islam dan hukum taklifi;
dasar-dasar istinbath dalam fiqih Islam; kaidah-kaidah ushul fiqih dan
penerapannya.39
d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) tingkat
Madrasah Aliyah (MA) Fiqih kelas XI Bab I dengan materi jinayat dan
hikmahnya di Semester Ganjil.40
Tabel 1
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1. Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya
1.1.
Meyakini syariat Islam tentang
hukum jinayat
2. Menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai
2.1. Menunjukkan sikap adil dan
tanggung jawab dalam
penerapan materi hukum jinayat
39
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah. 40
Djedjen Zainuddin dan Mundzier Suparta, Pendidikan Agama Islam Fikih Madrasah
Aliyah Kelas XI Kurikulum 2013, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2014), h. 2.
25
cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia
3. Memahami, menerapkan, dan
menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan
masalah
3.1. Menelaah ketentuan Allah
tentang jinayat dan hikmahnya
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara
mandiri serta bertindak secara
efektif dan kreatif, mampu
menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan
4.1. Menunjukkan contoh
pelanggaran yang terkena
ketentuan jinayat
e. Materi Jinayah dan Hikmahnya
Materi bab I ini tentang jinayah dan hikmahnya yang berisikan
hukum pembunuhan, qisas dan hikmahnya, diyat dan kaffarat, yakni
sebagai berikut:
26
1) Hukum Pembunuhan
a) Pengertian dan Dasar Hukum Pembunuhan
Pembunuhan yaitu melenyapkan nyawa seseorang
sehingga menjadi mati, baik disengaja maupun tidak, baik
memakai alat maupun tidak. Dasar hukum larangan
pembunuhan yang disengaja adalah dosa besar. Karena Allah
dan Rasul-Nya melarang dengan tegas perbuatan tersebut.
Firman Allah Swt.
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan
Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan)
yang benar. dan Barangsiapa dibunuh secara zalim, Maka
Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli
warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas
dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang
mendapat pertolongan.” (QS. Al-Isra/17: 33)
Pembunuhan yang disengaja adalah dosa besar. Bahkan
orang-orang yang bersekongkol dalam pembunuhan, baik
ikut merencanakan, menyediakan alat, ikut membuat teknik
pembunuhan dan lain-lain, diancam dengan sanksi yang
berat.
b) Macam-macam Pembunuhan
Pertama, Pembunuhan yang disengaja ( القتل العمد), yaitu
pembunuhan yang dilakukan seseorang dengan alat yang
lazim dipakai untuk membunuh, atau alat yang bisa
membunuh, dengan anggota badan yang membunuh, maupun
tanpa menggunakan alat. Pembunuhan jenis ini biasanya
terencana. Misalnya, seseorang membunuh dengan meracuni,
27
membunuh dengan menyiksa dengan batu, atau membiarkan
seseorang tanpa makan dan minum, dan sebagainya.
Kedua, pembunuhan seperti disengaja ( العمد شبه القتل ),
yakni pembunuhan yang dilakukan oleh seseorang dengan
alat yang menurut perkiraan tidak akan menyebabkan
kematian, dan orang yang membunuhnya tidak bermaksud
membunuh orang lain. Misalnya, seseorang memukul kepala
orang lain tetapi tiba-tiba yang dipukul mati, seseorang
mendorong temannya ke belakang, lalu jatuh dan
mengakibatkan kematian, dan lain-lain.
Ketiga, pembunuhan yang tidak disengaja ( طا الخ القتل ),
merupakan pembunuhan yang sama sekali tidak disengaja
membunuh. Contohnya, seseorang sedang menembak
binatang buruan, tetapi terkena manusia sehingga mati.
Seseorang melempar mangga di atas pohon dengan batu,
tetapi batunya mengenai kepala orang sehingga
mengakibatkan kematian, dan lainnya.
c) Hukuman Bagi Pembunuh
Pembunuhan adalah perbuatan tercela dan dosa besar.
Oleh karena itu, pelakunya harus diberikan balasan
(hukuman) yang setimpal berdasarkan keadilan yang
digariskan oleh agama. Bentuk-bentuk hukuman tersebut
adalah qisas, diyat dan kafarat.41
d) Hikmah Larangan Membunuh
Adanya syariat yang melarang melakukan pembunuhan
ini mengandung beberapa hikmah, antara lain: Pertama,
manusia tidak berbuat semena-mena terhadap harga diri
manusia. Sebaliknya ia akan menghargai keberadaan
manusia. Kedua, manusia akan menempatkan manusia yang
41
Ibid., h. 5-7.
28
lain dalam kedudukan yang tinggi baik di mata hukum
maupun di hadapan Allah Swt. dan Ketiga, menjaga dan
menyelamatkan jiwa manusia.42
2) Qisas dan Hikmahnya
a) Pengertian dan Dasar Hukum Qisas
Qisas adalah hukuman balasan yang seimbang bagi
pelaku pembunuhan maupun pengrusakan anggota badan
seseorang yang dilakukan dengan sengaja. Yang dimaksud
balasan hukuman yang seimbang adalah apabila seseorang
membunuh dengan sengaja, maka hukumannya dibunuh pula.
Apabila merusak atau menghilangkan anggota badan orang
lain dengan sengaja atau aniaya, maka balasannya diberikan
seperti pelaku berbuat pada korbannya. Membunuh dengan
sengaja hukumnya haram, dan pelakunya selain di dunia
harus dijatuhi hukuman, kelak di akhirat mendapat siksa yang
pedih. Dasar hukum dilaksanakannya qisas telah ditegaskan
dalam Al-Qur‟an surat Al-Baqarah/2 ayat 178, sebagai
berikut.
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh;
orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan
hamba, dan wanita dengan wanita. Maka Barangsiapa
42
Ibid., h. 9.
29
yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya,
hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara
yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar
(diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik
(pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan dari
Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang
melampaui batas sesudah itu, Maka baginya siksa yang
sangat pedih.”43
Ayat ini berisikan tentang hukuman qisas bagi
pembunuh yang melakukan kejahatannya secara sengaja dan
pihak keluarga korban tidak memaafkan pelaku. Kalau
keluarga korban ternyata memaafkan pelaku, maka sanksi
qisas tidak berlaku dan beralih menjadi hukuman diyat.44
b) Syarat-syarat Qisas
Hukuman qisas wajib dilaksanakan apabila memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut: (1) Pembunuh sudah balig dan
berakal sehat, maka anak-anak dan orang gila tidak
dikenakan hukum qisas. (2) Pembunuh bukan orang tua dari
orang yang dibunuh. (3) Jenis pembunuhan adalah
pembunuhan yang disengaja. (4) Orang yang terbunuh
terpelihara darahnya, artinya bukan orang jahat. (5) Orang
yang dibunuh sama derajatnya misalnya, Islam dengan orang
Islam, merdeka dengan merdeka, dan (6) Qisas dilakukan
dalam hal yang sama; jiwa dengan jiwa, mata dengan mata,
dsb.45
c) Hapusnya Hukuman Qisas
Hukuman qisas dapat hapus karena, sebagai berikut:
Pertama, Hilangnya tempat untuk diqisas, maksudnya adalah
hilangnya anggota badan atau jiwa orang yang diqisas
sebelum dilaksanakannya hukuman qisas.46
Kedua,
Pemaafan, menurut Imam Syari‟i dan Imam Ahmad artinya
43
Ibid., 10-11. 44
M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta: AMZAH, 2013), h. 5. 45
Djedjen Zainuddin dan Mundzier Suparta, op. cit. h. 12-13. 46
A. Djazuli, Fiqh Jinayah, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1997), h. 150.
30
pemaafan qisas tanpa imbalan. Sedang menurut Imam Malik
dan Abu Hanifah pemaafan bisa dilaksanakan bila ada
kerelaan pelaku/terhukum.47
Ketiga, Perdamaian yaitu
dengan melalui perdamaian pihak pembunuh bisa membayar
tanggungan yang lebih kecil, sama atau lebih besar daripada
diyat. Keempat, Diwariskan hak qisas.
Memaafkan orang yang melakukan pembunuhan dan
atau pelukaan dari si korban atau keluarganya sangat
didorong dan terpuji, walaupun demikian tidak berarti si
pembunuh atau orang yang melukai tidak kena hukuman.
Sanksinya diserahkan kepada Ulil Amri, karena si pembunuh
ini melanggar dua hak yaitu perorangan (hak damai) dan hak
masyarakat/jamaah/Allah.48
d) Hikmah Hukum Qisas
Di antara hikmah hukum qisas antara lain: (1)
Memberikan pelajaran kepada manusia untuk tidak
melakukan kejahatan, ataupun mempermainkan nyawa
manusia. (2) Manusia akan merasa takut berbuat jahat pada
orang lain, terutama penganiayaan tubuh dan jiwa manusia.
(3) Melindungi jiwa dan raga manusia. (4) Timbulnya
ketertiban, keamanan, dan kedamaian dalam masyarakat,
sebagai bukti janji Allah. (5) Menunjukkan bahwa syariat
Islam itu luwes dalam menangani masalah dan keadilan dapat
ditegakkan dengan merata.49
3) Diyat
a) Pengertian dan Dasar Hukum Diyat
Diyat adalah harta benda yang wajib ditunaikan oleh
sebab tindakan kejahatan, kemudian diberikan kepada si
47
Ibid., h. 152. 48
Ibid., h. 153. 49
Djedjen Zainuddin dan Mundzier Suparta, op. cit. h. 15.
31
korban kejahatan atau kepada walinya.50
Diyat dalam
pembunuhan sengaja itu bukan hukuman pokok , melainkan
hukuman pengganti dari qisas bila qisas itu tidak dapat
dilaksanakan atau dihapus dengan sebab-sebab yang telah
disebut di muka.51
Diyat artinya denda, yaitu denda yang diwajibkan
kepada pembunuh yang tidak dikenakan hukum/qisas,
dengan membayar sejumlah barang atau uang sebagai
pengganti hukum qisas karena dimaafkan oleh anggota
keluarga.52
Dasar hukum wajibnya diyat adalah firman Allah:
“Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh
seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah
(tidak sengaja), dan Barangsiapa membunuh seorang
mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan
seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat
yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu),
kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. jika
ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada Perjanjian
(damai) antara mereka dengan kamu, Maka (hendaklah si
pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada
50
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, (Bandung: Alma‟arif, 1987), h. 90. 51
A. Djazuli, op. cit. h. 156. 52
Djedjen Zainuddin dan Mundzier Suparta, op. cit., h. 16.
32
keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba
sahaya yang beriman. Barangsiapa yang tidak
memperolehnya, Maka hendaklah ia (si pembunuh)
berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan
taubat dari pada Allah. dan adalah Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana.”53
b) Macam-macam Diyat
Diyat ada dua macam, yaitu: (1) Diyat mugallazah atau
denda yang berat. Ialah harus membayar denda 100 ekor unta
terdiri dari 30 ekor hiqaq (unta betina berumur 3-4 tahun 30
ekor jaza‟ah (unta betina berumur 4-5 tahun), dan 40 ekor
khalifah (unta betina yang bunting), dan (2) Diyat
mukhaffafah atau denda yang ringan. Yaitu dengan
membayar 100 ekor unta yang terdiri dari; 20 ekor hiqqah, 20
ekor jaza‟ah, 20 ekor binta labun (unta betina berumur lebih
dua tahun), 20 ekor unta ibnu labun (unta jantan unmur lebih
dua tahun), dan 20 ekor unta binta makhad (unta betina
berumur lebih dari satu tahun).54
c) Hikmah Diyat
Hikmah diyat, antara lain: (1) Dapat mencegah
kejahatan terhadap jiwa dan raga manusia. (2) Diyat menjadi
obat pelipur lara korban atau keluarga korban. (3) Timbulnya
ketenangan dan ketentraman dalam kehidupan masyarakat.
(4) memberi kesempatan pembunuh untuk bertaubat dan
lebih berhati-hati dalam melakukan suatu perbuatan, serta (5)
Mendidik jiwa pemaaf, baik bagi keluarga maupun pelaksana
diyat.55
4) Kaffarat
a) Pengertian Kaffarat dan Dasar Hukum Kaffarat
Kaffarat adalah tebusan dengan melakukan perbuatan-
perbuatan yang telah ditentukan oleh syari‟at Islam, karena
53
A. Djazuli, op. cit. h. 155. 54
Djedjen Zainuddin dan Mundzier Suparta, op. cit., h. 16-17. 55
Ibid., h. 19-20.
33
melakukan kesalahan atau pelanggaran yang diharamkan
Allah swt. Kaffarat wajib dilakukan, dan dalam hal
pembunuhan, kaffarat merupakan perbuatan untuk memenuhi
rida-Nya. Sedangkan pembayaran diyat, selain untuk
memperoleh rida-Nya juga guna memuaskan ahli waris yang
menjadi korban.56
b) Macam-macam Kaffarat
Macam-macam kaffarat, sebagai berikut: (1) Kaffarat
karena pembunuhan, dengan memerdekakan hamba sahaya
atau berpuasa dua bulan berturut-turut. (2) Kaffarat karena
melanggar sumpah, dengan menggunakan nama Allah, lalu
melanggarnya, maka baginya kaffarat yaitu memberi makan
10 orang miskin atau memberi pakaian, memerdekakan
seorang budak, atau puasa tiga hari. (3) Kaffarat karena
membunuh binatang buruan pada waktu melaksanakan
ihram, dengan mengganti dengan binatang ternak yang
seimbang atau memberi makan orang miskin atau dengan
berpuasa. (4) Kaffarat karena zihar, yaitu menyerupai isteri
dengan ibu suami. Dengan memerdekakan hamba sahaya,
atau berpuasa dua bulan berturut-turut, atau jika tidak bisa
yaitu memberikan makanan kepada 60 orang miskin. (5)
Kaffarat karena melakukan hubungan intim suami isteri di
siang hari pada bulan Ramadhan, kaffaratnya sama dengan
kaffarat zihar ditambah qada pada hari di mana ia bergaul.
(6) Kaffarat illa‟ yaitu suami yang berjanji tidak akan
menggauli isterinya selama masa tertentu maka kaffaratnya
sama dengan kaffarat melanggar sumpah.
c) Hikmah Kaffarat Pembunuhan
Disyariatkan adanya kaffarat pembunuhan ini
mempunyai beberapa hikmah, antara lain: (1) Manusia benar-
56
Ibid.
34
benar jera dan menyesali perbuatannya yang keliru. (2) Agar
manusia lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt. untuk
selanjutnya bertaubat kepada-Nya, serta (3) Memberikan
ketenangan kepada pembunuh.57
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Peningkatan Prestasi Belajar PAI melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Siswa Kelas X SMAN 90 Jakarta, Oleh Dewi Puspasari
(1110011000146), Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2015.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terbukti dapat
meningkatkan prestasi belajar PAI siswa kelas X SMAN 90 Jakarta. Pada
siklus I pencapaian nilai rata-rata prestasi belajar siswa yaitu 77, 58 dan
siklus II meningkat menjadi 81,82 dengan presentase nilai KKM pada
siklus I yaitu 66,67% dan pada siklus II meningkat menjadi 90,91%.
Peningkatan prestasi belajar PAI menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw adalah sebesar 24,24%. Dalam penelitian ini menekankan pada
prestasi belajar PAI siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw.
2. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa SD
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw (Penelitian Tindakan
Kelas IV di SDI Hudatul Khairiyah), oleh Mohammad Rido
(18100110000025), Program Studi Pendidikan Agama Islam Dual Mode,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Tahun 2014. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada pelajaran PAI dengan
pencapaian hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari rata-rata siswa
71,25 pada siklus I menjadi 78, 12 pada siklus II. Dalam penelitian ini
57
Ibid., h. 20-22.
35
menekankan pada perolehan hasil belajar PAI siswa dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
3. Penerapan Metode Aktif Learning Tipe Jigsaw dalam Meningkatkan Hasil
Belajar IPS Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Darul Amal Kota Tangerang,
oleh Muhaeni (809018300354), Program Studi PGMI Dual Mode System,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Tahun 2014. Melalui model kooperatif tipe Jigsaw, hasil belajar IPS
mengalami peningkatan 47,06% dari 41,17% menjadi 88,23% siswa sudah
mencapai KKM yang signifikan. Maka dapat dinyatakan bahwa metode
aktif learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi
lebih baik, karena metode ini dapat meningkatkan kerjasama dan interaksi
aktif siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
C. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat peningkatan
hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada
mata pelajaran Fiqih kelas XI IPS II MA Pembangunan UIN Jakarta.
D. Kerangka Berfikir
Pelajaran fiqih merupakan perwujudan dari ketaatan dalam
menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah
SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya
maupun hubungan dengan lingkungannya. Pembelajaran fiqih di Madrasah
Aliyah (MA) bertujuan untuk mengetahui dan memahami pokok-pokok
ajaran agama Islam, meliputi prinsip-prinsip, kaidah-kaidah dan tatacara
pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah, muamalah,
munakahat dan jinayah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan
pribadi dan sosial.
Dalam pembelajaran yang dilakukan di kelas harus diupayakan
mampu menuntut siswa untuk dapat berpikir kreatif, membentuk sikap
positif, memecahkan masalah dan memungkinkan siswa untuk
mengorganisasikan dirinya sendiri, sehingga akhirnya siswa dapat memahami
36
konsep Fiqih secara benar dan utuh serta dapat mengamalkannya di
kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, diperlukan proses pembelajaran yang dapat
mengembangkan kemampuan siswa. Hal ini dapat dibantu dengan proses
belajar bersama dengan teman sebaya dan guru berperan sebagai fasilitator
atau pembimbing melalui implementasi metode pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw. Dalam model pembelajaran ini siswa diberi kesempatan untuk
mengungkapkan kemampuannya dan berpikir sendiri untuk memberikan ilmu
kepada yang lain yang belum mengerti. Di samping itu, siswa dapat
mengembangkan kepekaan sosial tanpa menghambat dirinya sendiri karena
siswa lebih leluasa untuk menghargai pendapat orang lain, memotivasi,
bersikap positif sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar.
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada kelas XI IPS II MA Pembangunan
UIN Jakarta, Pisangan, Ciputat Timur, Banten. Adapun pelaksanaannya pada
bulan Juli sampai dengan September 2016.
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau Classroom Action Research, yaitu sebuah kegiatan penelitian
yang dilakukan di kelas terhadap proses belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang terdiri
dari beberapa siklus. Masing-masing siklus tediri dari empat tahapan,
yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan dan
mengevaluasi hasil tindakan (observing) dan melakukan refleksi
(reflecting) sampai perbaikan dan peningkatan yang diharapkan.
Arikunto mendefinisikan penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar mengajar berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama.59
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan kegiatan yang
bertujuan memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak
untuk digeneralisasi. Hasil penelitian tindakan kelas dapat diterapkan
oleh orang lain yang mempunyai latar belakang mirip dengan peneliti.60
59
Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2007), h. 3. 60
Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta,
PT Indeks, 2012), h. 10.
38
2. Rancangan Siklus Penelitian
Model penelitian tindakan kelas (PTK) yang digunakan dalam
penelitian ini adalah merujuk pada model yang diperkenalkan oleh Kurt
Lewin. Kurt Lewin mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat
komponen, yaitu: a) perencanaan (planning), b) tindakan (acting), c)
pengamatan (observing), dan d) refleksi (reflecting). Hubungan keempat
komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan,
sebagai berikut:61
Gambar 2 Siklus PTK menurut Kurt Lewin
61
Ibid., h. 20.
Perencanaan
Tindakan Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Tindakan
Pengamatan
Refleksi
PERUBAHAN
39
C. Subjek yang Terlibat dalam Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS II MA Pembangunan
UIN Jakarta Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 33 siswa.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana dan
pelaksana kegiatan penelitian. Peneliti membuat rencana kegiatan,
melaksanakan kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan dan
menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Dalam penelitian ini
peneliti dibantu oleh seorang guru sebagai mitra koloborasi (kolobolator).
Guru tersebut adalah guru yang mengajar mata pelajaran fiqih yang bertindak
sebagai pengamat (observer).
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahap penelitian ini dimulai dengan tahap pra penelitian yang
dilanjutkan dengan siklus I. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada
siklus I dilanjutkan ke siklus II dan seterusnya jika diperlukan.
Adapun tahapannya, sebagai berikut:
1. Tahap Pra Penelitian
Peneliti merencanakan kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK)
dengan menentukan kegiatan serta model pembelajaran yang
dilaksanakan. Pada perencanaan awal ini, guru mengidentifikasi masalah
yang terjadi di kelas serta menentukan tindakan penyelesaian dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
2. Tahap Penelitian Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
1) Menyiapkan kelas tempat penelitian
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
3) Menyiapkan materi ajar
4) Menyiapkan media pembelajaran
40
5) Menyiapkan lembar observasi kegiatan siswa, kegiatan guru dan
kegiatan pembelajaran
6) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS)
7) Menyiapkan instrumen tes
8) Melakukan uji tes
9) Menyiapkan alat dokumentasi
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
1) Pemberian pre test di awal pembelajaran
2) Menyampaikan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw
3) Melaksanakan proses belajar mengajar
4) Melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
5) Pemberian post test dilaksanakan di akhir kegiatan belajar
mengajar
c. Pengamatan (Observing)
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang
terdiri dari observasi terhadap siswa dan guru, yakni mencatat semua
hal yang terjadi selama proses pembelajaran dengan cara:
1) Melakukan pengamatan terhadap implementasi pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw
2) Mencatat perubahan yang terjadi
3) Berdiskusi dengan guru koloborator membahas masalah yang
dihadapi saat pembelajaran
d. Refleksi (Reflecting)
Peneliti mengadakan refleksi untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa terhadap penelitian yang telah dilaksanakan
sebagai pedoman atau acuan dalam pelaksanaan siklus berikutnya.
41
3. Tahap Penelitian Siklus II
a. Perencanaan (Planning)
1) Hasil refleksi siklus I dievaluasi, didiskusikan dengan guru fiqih
dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada
pembelajaran berikutnya
2) Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran
siklus I
3) Merancang rencana perbaikan berdasarkan refleksi siklus I
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
1) Pemberian pre test di awal pembelajaran
2) Menyampaikan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw
3) Pemberian motivasi belajar kepada siswa
4) Melaksanakan proses belajar mengajar
5) Penggunaan dan pemaksimalan media belajar
6) Proses implementasi pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw
7) Pemberian post test dilaksanakan di akhir kegiatan belajar
mengajar
c. Pengamatan (Observing)
1) Melakukan pengamatan terhadap implementasi pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw
2) Mencatat perubahan yang terjadi
3) Berdiskusi dengan guru koloborator membahas masalah yang
dihadapi saat pembelajaran
d. Refleksi (Reflecting)
Peneliti mengadakan refleksi untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa terhadap penelitian yang telah dilaksanakan
sebagai pedoman atau acuan dalam pelaksanaan siklus berikutnya
jika diperlukan.
42
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil intervensi yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas
(PTK) ini adalah peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di
MA Pembangunan UIN Jakarta, setelah mengalami pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Adapun yang
menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa telah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan sekolah
untuk mata pelajaran Fiqih, yaitu 75.00.62
G. Data dan Sumber Data
1. Data Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis data, yaitu
data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif.
Data kuantitatif berupa nilai hasil pre test dan post test. Adapun
data kualitatif berupa hasil observasi proses pembelajaran, hasil
wawancara terhadap guru mata pelajaran Fiqih dan siswa kelas XI IPS II
dan dokumentasi (foto kegiatan pembelajaran).
2. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah guru mata pelajaran Fiqih
dan siswa kelas XI IPS II.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis,
yaitu:
1. Instrumen Tes
Tes tertulis ini berupa tes awal (pre test) dan tes akhir (post test).
Tes awal (pre test) adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran
diberikan kepada peserta didik dengan tujuan untuk mengetahui sejauh
62
Hasil Wawancara tentang Masalah KKM Pendidikan Agama Islam (Fiqih) di MA
Pembangunan UIN Jakarta dengan Guru Mata Pelajaran Fiqih pada hari Rabu, 20 Juli 2016 pukul
10.00 Wib.
43
mana pengetahuan siswa mengenai materi yang akan dipelajari.
Sedangkan, tes akhir (post test) adalah tes yang dilaksanakan di akhir
siklus dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran. Soal tes merupakan bahan-bahan pelajaran
yang tergolong penting dan telah diajarkan kepada peserta didik. Naskah
tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal.
2. Instrumen Non Tes
Dalam instrumen non tes yang digunakan adalah:
a. Lembar observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena
baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk
mencapai tujuan tertentu.63
Lembar observasi terdiri dari tiga jenis, yaitu lembar observasi
aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi
proses pembelajaran. Lembar observasi digunakan untuk mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai aktivitas belajar siswa, aktivitas
guru dan proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
b. Catatan lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mengamati seluruh kegiatan
dalam proses pembelajaran berlangsung. Berbagai hasil pengamatan
tentang aspek pembelajaran di kelas yang meliputi kegiatan siswa,
kegiatan guru dan kegiatan pembelajaran yang perlu dicatat.
c. Pedoman wawancara
Wawancara adalah bentuk alat evaluasi jenis non tes yang
dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun
tidak langsung.64
63
Zaenal Arifin, Evaluai Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 153. 64
Ibid., h. 157.
44
Wawancara pada awal penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai
pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas.
Sedangkan, wawancara setelah tindakan dilakukan untuk mengetahui
respon siswa terhadap kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil belajar fiqih
siswa. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran fiqih dan
siswa sebelum dan setelah penelitian.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan wawancara terhadap murid dan guru, observasi terhadap aktivitas
siswa, aktivitas guru, aktivitas proses pembelajaran dan catatan lapangan,
serta merekapitulasi nilai hasil belajar yang diperoleh siswa dari tes pada
setiap akhir siklus. Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama
koloborator melakukan analisis dan evaluasi data untuk membuat kesimpulan
mengenai peningkatan hasil belajar siswa serta keunggulan penelitian
tindakan kelas yang telah dilaksanakan untuk membuat tindakan pada siklus
berikutnya.
J. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisis data, yaitu
peneliti memberi uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisis data
merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang
diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga
orang yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil
belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa, kegiatan
guru, kegiatan proses pembelajaran dan catatan lapangan mengenai
implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Dalam menganalisis data hasil belajar siswa pada aspek kognitif atau
penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus
45
menggunakan gain skor. Gain adalah selisih antara nilai post test dan pre test,
gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa
setelah pembelajaran yang dilakukan guru. Untuk mengetahui selisih nilai
tersebut, menggunakan Normalizet Gain.65
Dengan Kategori:
G tinggi : nilai (g) > 0,70
G sedang : 0,70 > (g) > 0,30
G rendah : nilai (g) < 0,30
K. Tindak Lanjut /Pengembangan Perencanaan Tindakan
Sebagaimana yang telah dikemukakan di awal, bahwa penelitian ini
merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang memiliki tahapan-
tahapan dalam siklusnya. Tahapan tersebut meliputi perencanaan (planning),
tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Sedangkan, prosedur pelaksanaan perbaikan apabila setelah tindakan siklus I
selesai dilakukan dan belum terjadi peningkatan hasil belajar siswa, maka
akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya pada siklus II
sebagai perbaikan pembelajaran. Jika hasil penelitian telah mencukupi
indikator keberhasilan, maka dicukupkan dan dianggap penelitian tindakan
kelas (PTK) berhasil dilaksanakan.
65
https://sciencemathematicseducation.wordpress.com/2014/01/11/ dengan judul Tehnik
Analisis Data yang diakses pada Senin, 3 Oktober pukul 12.05.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Objektif Sasaran Penelitian
1. Sejarah MA Pembangunan
Lahirnya Madrasah Pembangunan UIN Jakarta berawal dari
keinginan akan adanya lembaga pendidikan Islam yang representatif dari
para tokoh di Departemen Agama dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada awal tahun 1972, Panitia Pembangunan Gedung Madrasah
Komprehensif dibentuk oleh Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Prof. H.M. Toha Yahya Omar (alm).
Bulan Juni 1972, bertepatan dengan Lustrum III IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dimulai pembangunan gedung madrasah yang
ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri Agama RI pada masa
itu, yaitu Prof. H.A. Mukti Ali dan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah.
Tanggal 17 November 1973, gedung madrasah diserahterimakan
dari Pimpinan Bagian Proyek Pembinaan Bantuan Untuk Madrasah Swasta
Pemda DKI Jakarta kepada IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tahun 1974, pertama kali Madrasah Pembangunan membuka
tingkat Ibtidaiyah. Jumlah muridnya baru 58 orang, terdiri dari Kelas I: 43
orang, Kelas II: 8 orang, dan Kelas III: 7 orang. Permulaan kegiatan
belajar mengajar dimulai pada tanggal 7 Januari 1974. Tanggal inilah yang
kemudian ditetapkan sebagai ‘Hari Kelahiran’ Madrasah Pembangunan.
Pada awal tahun 1977, Madrasah Pembangunan membuka tingkat
Tsanawiyah. Peserta didik angkatan pertama berjumlah 19 orang. Bulan
Juli 1991, dibuka kelas jauh tingkat Ibtidaiyah di Pamulang, bekerja sama
dengan Yayasan Al Hidayah sebagai penyedia lahan.
Sesuai dengan keputusan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
sejak awal September 1974 pembinaan Madrasah Pembangunan
47
dilaksanakan oleh Tim Pembinaan yang dipimpin oleh Dekan Fakultas
Tarbiyah. Tugas tim ini di antaranya adalah menyiapkan Madrasah
Pembangunan sebagai ‘madrasah laboratorium’ Fakultas Tarbiyah IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada tahun 1978, Madrasah Pembangunan ditetapkan sebagai
Madrasah Pilot Proyek Percontohan (yakni madrasah dengan kurikulum
yang bermuatan pendidikan umum dan agama sehingga lulusan madrasah
dapat melanjutkan ke sekolah umum sederajat) oleh Departemen Agama
RI melalui Surat Keputusan Dirjen Bimas Islam Depag RI Nomor:
Kep/D/03/1978. Berdasarkan keputusan tersebut, kemudian
diselenggarakan kegiatan penataran penulisan modul dan uji coba
pembelajaran dengan sistem modul. Empat modul bidang studi Al-Qur’an
Hadits, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Matematika telah
diujicobakan sampai dengan tahun 1985.
Mulai tahun 1988, berdasarkan Surat Keputusan Rektor IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 06 Tahun 2008, wewenang pembinaan
dan pengelolaan Madrasah Pembangunan dilimpahkan kepada Yayasan
Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengembanan sebagai ‘madrasah
laboratorium’ dilaksanakan bersama-sama dengan Fakultas Tarbiyah IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tahun Pelajaran 1991/1992 Madrasah Pembangunan membuka
tingkat Aliyah. Peserta didik yang diterima pertama kali sebanyak 32
orang terdiri dari 10 laki-laki dan 22 perempuan. Setelah empat tahun
berjalan, berkenaan dengan kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan
(khususnya Madrasah Aliyah), pada Tahun Pelajaran 1995/1996 MA
Pembangunan tidak menerima pendaftaran peserta didik baru lagi. Tahun
1996/1997, sebanyak 31 orang peserta didik terakhir lulus dari MA
Pembangunan IAIN Jakarta.
Seiring dengan perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak
48
tahun 2002 Madrasah Pembangunan IAIN Jakarta mengikuti perubahan
nama menjadi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.
Tahun pelajaran 2006/2007 atas dorongan Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan banyaknya permintaan masyarakat, Madrasah
Pembangunan UIN Jakarta kembali membuka tingkat Aliyah. Jumlah
peserta didik pertama yang diterima adalah 47 peserta didik terbagi dalam
2 rombongan belajar. Setelah tiga tahun berjalan, akhir tahun 2009
Madrasah Pembangunan UIN Jakarta telah diakreditasi dengan hasil grade
A kategori Memuaskan, sama dengan perolehan akreditasi MI dan MTs.
Tahun 2008 Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah
Pembangunan UIN Jakarta ditetapkan sebagai Madrasah Standar
Nasional (MSN) di lingkungan Kantor Wilayah Departemen Agama
Provinsi DKI Jakarta dengan SK Nomor: Kw.09.4/4/5/HK.005/2081/2008
dan Madrasah Aliyah pun telah diverifikasi MSN pada 25 Desember 2010.
Tahun 2011 Kepala Kanwil Kemenag DKI Jakarta kembali mengukuhkan
status MSN melalui Surat Keputusan Nomor:
Kw.09.4/1/HK.005/2293/2011.
Pada tahun pelajaran 2010/2011 telah dimulai rintisan program
bilingual di tingkat tsanawiyah yang secara intens dievaluasi dan
disempurnakan. Pada aspek manajemen Madrasah Pembangunan UIN
mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan telah
memperoleh sertifikat ISO 9001:2008 No.QSC:00863 untuk pelayanan
pendidikan pada seluruh satuan pendidikan.72
2. Visi, Misi, dan Tujuan
a. Visi
Menjadi lembaga pendidikan dasar dan menengah yang unggul dan
terkemuka dalam pembinaan keislaman, keilmuan, dan keindonesiaan,
72
TU MA Pembanguan UIN Jakarta.
49
dengan mengapresiasi potensi peserta didik serta perkembangan era
global.73
b. Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah yang akan
melahirkan lulusan beriman dan bertaqwa serta memiliki
kemampuan kompetitif dan keunggulan komparatif;
2) Melakukan pembinaan kesehatan fisik sehingga terbentuk
keseimbangan antara kekuatan keilmuan dengan perkembangan
jasmani peserta didik serta dapat melahirkan lulusan yang cerdas,
kuat dan sehat;
3) Melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada pembinaan
keislaman, sains dan teknologi serta apresiatif terhadap
kecenderungan globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian
Indonesia;
4) Melakukan pembinaan tenaga pendidik sebagai tenaga proffesional
yang menguasai aspek keilmuan, keterampilan mengajar,
kepribadian pedagogis serta komunikasi global yang dijiwai akhlak
mulia;
5) Melakukan pembinaan tenaga kependidikan yang profesional yang
menguasai bidang ilmu yang mendukung tugasnya, etos kerja yang
tinggi, serta kepribadian yang Islami;
6) Mengupayakan tersedianya sarana prasarana dan fasilitas belajar
mengajar yang dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk dapat mengikuti kegiatan belajar seluas-luasnya, sehingga
madrasah benar-benar berfungsi sebagai pusat pembelajaran;
7) Melakukan pembinaan kemandirian dan team work melalui
berbagai aktivitas belajar baik intra maupun ekstrakurikuler.74
73
Ibid. 74
Ibid.
50
c. Tujuan
Madrasah Pembangunan UIN Jakarta mempunyai tujuan:
1) Terselenggaranya pendidikan dasar dan menengah yang akan
melahirkan lulusan beriman dan bertaqwa serta memiliki
kemampuan kompetitif dan keunggulan komparatif;
2) Terwujudnya peserta didik yang memiliki keseimbangan antara
kekuatan jasmani dan rohani serta kepekaan dan kepedulian sosial;
3) Terwujudnya kurikulum yang memiliki kekuatan pada pembinaan
keislaman, sains dan teknologi serta apresiatif terhadap
kecenderungan globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian
Indonesia dan kemampuan potensi anak;
4) Tersedianya pendidik sebagai tenaga profesional yang menguasai
bidang keilmuan yang diasuhnya secara luas, mendalam dan
komprehensif serta memiliki kemampuan untuk mengajarkannya
(teaching skill), berkepribadian pedagogis, dan berakhlak mulia;
5) Tersedianya tenaga kependidikan profesional yang dalam
melaksanakan tugasnya didukung oleh ilmu pengetahuan yang
relevan, memiliki etos kerja, loyalitas, dan dedikasi yang tinggi
yang dilandasi akhlak mulia;
6) Tersedianya sarana prasarana dan fasilitas sumber belajar yang
dapat memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk
dapat belajar seluas-luasnya, sehingga madrasah benar-benar
berfungsi sebagai pusat pembelajaran;
7) Terwujudnya peserta didik yang mandiri yang mampu melakukan
team work melalui berbagai aktivitas belajar baik intra maupun
ekstrakurikuler.75
3. Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan memerlukan adanya
struktur organisasi yang baik agar kegiatan sekolah berjalan lancar sesuai
75
Ibid.
51
dengan tujuannya. Struktur organisasi MA Pembangunan UIN Jakarta
dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3
STRUKTUR ORGANISASI MA PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Sumber Data: TU MA Pembangunan UIN
Pada tahun pelajaran 2016/2017 jumlah tenaga pendidik dan
kependidikan di MA Pembangunan UIN Jakarta sebanyak 36 orang yang
terdiri dari laki-laki dan perempuan. Untuk lebih jelas mengenai data
tenaga pendidik dan kependidikan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2
Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan
MA Pembangunan UIN Jakarta
No Nama Pelajaran Jabatan
1 Drs. Rusli Ishaq, M.Pd - Kepala Sekolah
2 A. Shohibul Wafa ZA. M.Pd Matematika Waka Kurikulum
Kepala MA
Drs. Rusli Ishaq, M.Pd
WaKa Bid. Kesiswaan
Zakariya, MA
WaKa Bid. Kurikulum
A. Shohibul Wafa ZA., M.Pd
Siswa
Guru
52
3 Zakariya, MA Bahasa Arab Waka Kesiswaan
4 Sartana, S.H - Kepala TU
5 Drs. H. Samingan - Kepala Perpus
6 Momon Mujiburahman, MA - Kepala
Laboratorium
7 Drs. Dani Wahyudi - Kepala Pusat SIDP
8 Ali Ridho, S.Ag - Kepala Pusat
Litbang JM
9 Efron Faulusia, S.E - Kasubag Dikjar
10 M. Agung Sya’ban, S.E - Kasubag Keu. Dan
Kepeg.
11 Hanafi Harris, S.S - Kasubag Umum
12 Dra. Tri Sunarsih Geografi Wali Kelas 12 IPS 2
13 Ridwan, S.Ag
Bahasa
Indonesia Guru
14 Dini Andriyani, S.S
Bahasa
Jepang dan
Seni Budaya Wali Kelas 11 IPA 2
15 Mardiana, S.Pd BK Guru
16 Isma Maryam, S.Pd
Bahasa
Inggris
Pembina KBS
Bahasa Inggris
17 Fitriyuni M. Siregar, S.Pd Kimia Wali Kelas 12 IPA 2
18 Putri Nuryani, S.Pd Biologi Wali Kelas 11 IPA 1
19 Wahyu Ramdhani, S.Pd Olahraga
Pembina Ekskul
Bidang Olahraga
20 Denden Permana Sidik, S.Pd Matematika Wali Kelas 12 IPS 1
21 Zaki Mubarak, S.Pd PKn Wali Kelas 10 C
22 Yayat Hidayatul M., S.Pd.I
Qurdis dan
Fikih Wali Kelas 11 IPS 2
53
23 Nidya Khoerina, S.Pd
Bahasa
Indonesia Wali Kelas 10 D
24 Halimatussa'Dyah, S.Pd
Ekonomi/Ak
untansi Wali Kelas 11 IPS 1
25 Yanuar Anas Bolkiah, S.Si Fisika Wali Kelas 12 IPA 1
26 Asep Mutaqin Abror, S.Pd
Bahasa
Inggris Wali Kelas 10A
27 Tendi, S.Pd Sosiologi
Pembina Ekskul
Bidang Seni
28 Dwi Kurniawan, S.Pd.I
SKI dan
Aqidah
Akhlak Wali Kelas 10 B
29 Rifatun Naily, S.Kom Komputer
Pembina KBS
Komputer
30 Muhammad Idham Khalid,
S.Pd.I
Qur’an
Hadits
dan Fikih Pembina Tahfiz
31 Endang Purwanto, S.Pd.I Bahasa Arab Guru
32 Drs. Muttaqilah, M.Pd
Bahasa
Indonesia Guru
33 Muhammad Dani, S.Pd Sejarah Guru
34 Diana Martiana, S.Pd Matematika Guru
35 Ubay Baijuri, S.Pd.I Bahasa Arab Guru
36 Inayah Mardi'ah, S.Psi BK Guru
Sumber Data: TU MA Pembangunan UIN
54
4. Data Siswa
Data peserta didik MA Pembangunan UIN Jakarta tahun pelajaran
2016/2017 berjumlah 342 orang, terdiri dari 157 orang laki-laki dan 185
orang perempuan. Sebagaimana yang terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3
Keadaan Siswa MA Pembangunan UIN Tahun Pelajaran 2016/2017
No. Jurusan
Kelas 10 JML
Kelas 11 JML
Kelas 12 JML
L P L P L P
1. IPA 1 11 12 23 14 19 33 18 12 30
2. IPA 2 8 16 24 17 16 33 17 14 31
3. IPS 1 8 18 26 12 20 32 13 12 25
4. IPS 2 12 14 26 13 20 33 14 12 26
TOTAL 39 60 99 56 75 131 50 50 112
342
Sumber Data: TU MA Pembangunan UIN
5. Sarana dan Prasarana
Untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran di MA
Pembangunan UIN Jakarta, tersedia sarana dan prasarana sebagai berikut:
a. Ruang kelas ber-AC
b. Bimbingan membaca Al-Qur’an
c. Perpustakaan
d. Laboratorium Komputer dilengkapi jaringan internet
e. Laboratorium MIPA
f. Laboratorium Bahasa
g. Laboratorium Keterampilan/ Kitchen Lab
h. Masjid dan Aula
55
i. Sarana audio visual
j. UKS dan perawat RS Syarif Hidayatullah
k. Ruang bimbingan dan konseling
l. Ruang musik
m. Tabungan amal shaleh (TAS)
n. Sarana antar jemput
o. Kantin
p. Satuan pengaman (Satpam)
q. Koperasi Sekolah
r. Sarana olahraga (futsal, basket, tenis meja, dll)
s. Bank76
B. Deskripsi Data Sebelum Tindakan
Kegiatan ini dilakukan sebelum peneliti melakukan proses
pembelajaran. Kegiatan pada penelitian ini yaitu observasi dengan mengamati
pembelajaran di kelas dan melakukan diskusi dengan guru Fiqih tersebut. Dan
guru Fiqih tersebut akan berperan sebagai koloborator dan observer dengan
tujuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang menjadi penyebab
rendahnya hasil belajar Fiqih siswa serta kendala yang dialami ketika proses
pembelajaran terjadi.
Berdasarkan observasi dan diskusi peneliti dan guru kolaborator
diperoleh informasi sebagai berikut:
1. Pembelajaran fiqih masih berpusat pada guru (teacher centered
learning).
2. Metode yang digunakan guru masih bersifat metode tradisional, seperti
ceramah, tanya jawab dan diskusi.
3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran fiqih.
4. Kurangnya keterlibatan siswa pada proses pembelajaran, sehingga siswa
cenderung kurang fokus pada saat proses pembelajaran.77
76
TU MA Pembangunan UIN Jakarta.
56
Berdasarkan masalah-masalah tersebut di atas maka peneliti mencoba
mengimplementasikan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Oleh
karena itu, objek penelitian tindakan ini adalah metode pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dan hasil belajar Fiqih siswa. Penelitian dilakukan
sebanyak dua siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
dan refleksi.
Pada tahap perencanaan, peneliti bersama guru yang juga mengajar
mata pelajaran fiqih, merencanakan tindakan berdasarkan hasil identifikasi
awal terhadap proses pembelajaran fiqih dalam rangka meningkatkan hasil
belajar fiqih siswa. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan media
video dan gambar sebagai media pembelajaran, menyiapkan instrumen hasil
belajar, lembar observasi aktifitas siswa, aktifitas guru, kegiatan
pembelajaran, catatan lapangan dan melakukan uji instrumen.
Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan tindakan. Tindakan dilakukan
bertujuan untuk memperbaiki keadaan proses pembelajaran fiqih. Pada tahap
pelaksanaan tindakan ini, dalam satu siklus terdiri dari dua kali pertemuan.
Pada siklus pertama, peneliti yang bertindak sebagai guru melalui
proses pembelajaran dengan menjelaskan tujuan pembelajaran, kemudian
guru memberikan soal pre test kepada siswa yang harus mereka kerjakan
sebelum guru menjelaskan mata pelajaran. Pre test diberikan dengan tujuan
untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa mengenai materi yang
akan dipelajari.
Kegiatan berikutnya guru mengimplementasikan metode Jigsaw
dengan membagi siswa ke dalam 4 kelompok besar yang disebut kelompok
asal di mana masing-masing kelompok terdiri dari 8-9 orang siswa.
Selanjutnya guru membagi materi kepada setiap kelompok, guru
menginstruksikan kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan poin-poin
77
Hasil Observasi tentang Masalah Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Fiqih di MA
Pembangunan UIN Jakarta dengan Guru Mata Pelajaran Fiqih pada hari Senin, 18 Juli 2016 pukul
13.00 Wib.
57
penting yang terdapat dalam buku paket dan memahami materi dengan
pemahaman individu.
Setelah ke empat kelompok mengerti dengan sub materi berdasarkan
kelompoknya masing-masing maka guru membagi 4 kelompok besar tersebut
menjadi kelompok baru yang disebut kelompok ahli sehingga nantinya akan
terbentuk 8 kelompok yang beranggotakan empat orang. Setiap anggota
kelompok mengajarkan satu sama lain tentang apa yang siswa telah pelajari di
kelompok asal. Guru menginstruksikan kepada seluruh kelompok untuk
kembali ke kelompok asal. Kemudian setiap kelompok menyelaraskan
pemahaman siswa yang dihasilkan dari kelompok tadi, dan menanyakan
apabila ada materi yang belum dipahami baik kepada guru atau teman
kelompoknya. Setelah itu guru menjelaskan materi pelajaran guna
memperbaiki dan meningkatkan pemahaman siswa.
Di akhir kegiatan pembelajaran guru memberikan soal post test
kepada siswa yang harus mereka kerjakan setelah guru menjelaskan mata
pelajaran. Post test diberikan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
penguasaan materi siswa mengenai pelajaran yang telah dipelajari.
Pada tahap observasi, guru mengobservasi proses pembelajaran
dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sekaligus mengamati
aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan melakukan dokumentasi berupa
foto-foto dan catatan lapangan serta menilai hasil belajar fiqih siswa setelah
diadakan tes awal (pre test) dan tes akhir (post test).
Terakhir adalah kegiatan analisis dan refleksi, di mana peneliti dan
guru koloborator menganalisis dan mengevaluasi proses pembelajaran pada
siklus I, apakah tindakan yang dilakukan sesuai dengan konsep penelitian
atau belum, tahap refleksi tujuannya untuk memperbaiki dan
menyempurnakan tindakan yang akan diberikan di siklus berikutnya. Melalui
refleksi, berbagai kendala yang muncul di kelas pada saat pemberian tindakan
didiskusikan untuk mencari solusi yang dapat memperbaiki mutu
pembelajaran fiqih. Kendala yang muncul pada saat pembelajaran, di
antaranya adalah masih banyak siswa yang tidak mendengarkan penjelasan
58
materi yang disampaikan oleh guru ketika proses pembelajaran terjadi, masih
belum pahamnya siswa tentang metode pembelajaran Jigsaw sehingga
banyak siswa yang masih kurang aktif dalam melakukan diskusi, kurangnya
arahan dari guru dalam pengimplementasian metode Jigsaw, dan kurangnya
waktu pembelajaran yang menyebabkan langkah-langkah dalam metode
Jigsaw kurang efisien.
Berdasarkan penjelasan mengenai hasil penelitian pada siklus I di atas,
maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus II karena guru belum berhasil
mengimplementasikan metode pembelajaran Jigsaw pada mata pelajaran fiqih
secara optimal, selain itu hasil belajar siswa pun masih perlu ditingkatkan.
Pada siklus kedua peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan
perencanaan yang dibuat sebelumnya, setelah refleksi pada siklus I. Tahap
awal adalah perencanaan, di mana peneliti dan guru koloborator
mengembangkan rencana tindakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan media video dan gambar
sebagai media pembelajaran, menyiapkan instrumen hasil belajar, lembar
observasi aktifitas siswa, aktifitas guru, kegiatan pembelajaran, catatan
lapangan dan melakukan uji instrumen.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sedikit berbeda dengan
pembelajaran pada siklus I, hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa bosan
dalam pembelajaran fiqih dan agar siswa semangat serta antusias dalam
belajar. Peneliti yang bertindak sebagai guru memulai proses pembelajaran
dengan memberikan penghargaan kepada siswa yang mendapat nilai tertinggi
pada soal instrumen tes hasil belajar siklus I serta memberikan ice breaking
sebelum pembelajaran dimulai, kemudian tujuan pembelajaran, memberikan
soal pre test kepada siswa, menjelaskan kembali langkah-langkah metode
pembelajaran Jigsaw agar siswa lebih paham di setiap tahap pelaksanaannya.
Kegiatan berikutnya guru mengimplementasikan metode Jigsaw
dengan membagi siswa ke dalam 4 kelompok besar yang disebut kelompok
asal di mana masing-masing kelompok terdiri dari 8-9 orang siswa.
59
Selanjutnya guru membagi materi kepada setiap kelompok, guru
menginstruksikan kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan poin-poin
penting yang terdapat dalam buku paket dan memahami materi dengan
pemahaman individu.
Setelah ke empat kelompok mengerti dengan sub materi berdasarkan
kelompoknya masing-masing maka guru membagi 4 kelompok besar tersebut
menjadi kelompok baru yang disebut kelompok ahli sehingga nantinya akan
terbentuk 8 kelompok yang beranggotakan empat orang. Setiap anggota
kelompok mengajarkan satu sama lain tentang apa yang siswa telah pelajari di
kelompok asal. Guru menginstruksikan kepada seluruh kelompok untuk
kembali ke kelompok asal. Kemudian setiap kelompok menyelaraskan
pemahaman siswa yang dihasilkan dari kelompok tadi, dan menanyakan
apabila ada materi yang belum dipahami baik kepada guru atau teman
kelompoknya. Setelah itu guru menjelaskan materi pelajaran guna
memperbaiki dan meningkatkan pemahaman siswa. Kegiatan seperti ini
dilakukan sebanyak dua kali pertemuan hingga pertemuan di akhiri dengan
post test (tes akhir).
Pada tahap observasi, guru (peneliti) mengobservasi proses
pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sekaligus
mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan melakukan dokumentasi
berupa foto-foto dan catatan lapangan serta menilai hasil belajar fiqih siswa
setelah diadakan tes awal (pre test) dan tes akhir (post test).
Pada tahap terakhir yaitu analisis dan refleksi, di mana peneliti dan
guru koloborator menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran
pada siklus II, apakah tindakan yang telah diberikan sudah sesuai atau belum
dengan konsep penelitian yang direncanakan. Kemudian hasil penelitian
siklus II dibandingkan dengan indikator keberhasilan. Proses pembelajaran
metode pembelajaran Jigsaw sudah berjalan dengan baik karena semua siswa
dapat mengatasi permasalahan dalam belajar, meskipun belum mencapai
kesempurnaan, akan tetapi guru dianggap sudah berhasil dalam melaksanakan
proses pembelajaran metode Jigsaw.
60
Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar fiqih
siswa, sehingga peneliti memutuskan tindakannya sudah berhasil mencapai
indikator keberhasilan dan peneliti dihentikan pada siklus II.
C. Interpretasi Hasil Analisis
Hasil penelitian akan diuraikan dalam beberapa tahapan yang berupa
siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran di
kelas. Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam dua siklus.
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I
Siklus I ini terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi, penjelasannya adalah sebagai berikut.
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti bersama guru yang juga
mengajar mata pelajaran fiqih yang menjadi koloborator dan observer,
merencanakan tindakan berdasarkan hasil identifikasi awal terhadap
proses pembelajaran fiqih dalam rangka meningkatkan hasil belajar
fiqih siswa. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
fiqih materi bab I Jinayah dengan menggunakan metode pembelajaran
kooperatif Jigsaw, menyiapkan materi ajar, menyiapkan media
pembelajaran berupa gambar dan power point, menyiapkan instrumen
tes hasil belajar, lembar observasi aktifitas siswa, lembar observasi
aktifitas guru, dan lembar catatan lapangan.
b. Tahap Pelaksanaan
Proses pembelajaran siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali
pertemuan, yaitu pada tanggal 1 dan 8 Agustus 2016.
1) Pertemuan Pertama
Peneliti yang bertindak sebagai guru sebelum proses
pembelajaran mengajak siswa untuk berdoa bersama,
memperkenalkan diri dan maksud mengadakan penelitian,
menampilkan gambar dan mengajukan pertanyaan secara
61
komunikatif tentang materi sesuai dengan pokok bahasan,
menjelaskan tujuan pembelajaran dan metode pembelajaran
Jigsaw. Selanjutnya guru memberikan soal pre test kepada siswa
yang harus mereka kerjakan sebelum guru menjelaskan materi
pembelajaran. Pre test diberikan dengan tujuan untuk mengetahui
sejauh mana pengetahuan siswa mengenai materi yang akan
dipelajari.
Kegiatan berikutnya guru mengimplementasikan metode
Jigsaw dengan membagi siswa ke dalam 4 kelompok besar yang
disebut kelompok asal di mana masing-masing kelompok terdiri
dari 8-9 orang siswa. Selanjutnya guru membagi materi kepada
setiap kelompok, guru menginstruksikan kepada setiap kelompok
untuk mendiskusikan poin-poin penting yang terdapat dalam buku
paket dan memahami materi dengan pemahaman individu.
Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru bersama siswa
menyimpulkan materi yang telah dipelajari kemudian menutup
pembelajaran dengan berdoa.
2) Pertemuan Kedua
Sebelum proses pembelajaran dimulai guru mengajak
siswa untuk berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa kemudian
menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa agar
lebih bersemangat mengikuti proses pembelajaran. Kemudian guru
memberikan soal pre test kepada siswa, soal pre test guru berikan
sebanyak dua kali, yaitu pada pertemuan pertama dan pertemuan
kedua, akan tetapi guru menggabungkan hasil belajar pre test
menjadi satu dalam hasil belajar siswa pada siklus I.
Kegiatan setelah ini yaitu melanjutkan kegiatan dari
kegiatan pertemuan pertama yakni guru membagi 4 kelompok
besar tersebut menjadi kelompok baru yang disebut kelompok ahli
sehingga nantinya akan terbentuk 8 kelompok yang beranggotakan
empat orang. Setiap anggota kelompok mempresentasikan
62
sekaligus mengajarkan satu sama lain tentang apa yang siswa telah
pelajari di kelompok asal. Guru menginstruksikan kepada seluruh
kelompok untuk kembali ke kelompok asal. Kemudian setiap
kelompok menyelaraskan pemahaman siswa yang dihasilkan dari
kelompok tadi, dan menanyakan apabila ada materi yang belum
dipahami baik kepada guru atau teman kelompoknya. Setelah itu
guru menjelaskan materi pelajaran guna memperbaiki dan
meningkatkan pemahaman siswa.
Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru bersama siswa
menyimpulkan pelajaran pada hari itu, kemudian guru memberikan
post test dengan tujuan untuk mengetahui penguasaan siswa
terhadap materi yang telah dipelajari. Guru memberikan post test
kepada siswa pada pertemuan kedua siklus pertama.
c. Tahap Observasi
1) Catatan Lapangan
Pada tahap observasi, peneliti melakukan observasi dengan
menyiapkan lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi
aktivitas siswa, aktivitas guru, dan catatan lapangan.
Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran Jigsaw pada siklus I
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4
AKTIVITAS SISWA SIKLUS I
No Aspek yang Diobservasi
Keterangan Nilai
Ada Tidak SB B C K SK
1 Melaksanakan tes awal
(pre test)
63
2
Mendengarkan penjelasan
materi yang disampaikan
oleh guru
3
Semangat dan antusias
mengikuti kegiatan
pembelajaran
4 Implementasi metode
Jigsaw
5 Komunikasi dan kerjasama
6 Aktif dalam diskusi
kelompok
7 Aktif dalam mengajukan
pertanyaan
8 Aktif mengungkapkan
pendapat
9 Menjawab pertanyaan dari
guru
10 Melaksanakan tes akhir
(post test)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa aktivitas
siswa pada proses pembelajaran fiqih masih perlu ditingkatkan
karena masih banyak siswa yang kurang memerhatikan penjelasan
guru, implementasi metode Jigsaw masih kurang dipahami siswa,
serta kurangnya semangat dan antusias siswa dalam mengikuti
64
kegiatan pembelajaran, dan sebagian siswa masih kurang aktif
dalam diskusi kelompok.78
Hasil Observasi Aktivitas Guru pada siklus I dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Jigsaw
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5
AKTIVITAS GURU SIKLUS I
No Aspek yang Diobservasi
Keterangan Nilai
Ada Tidak SB B C K SK
1 Mengondisikan situasi
pembelajaran dan kesiapan
siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran
2 Apersepsi
3 Membangkitkan minat atau
rasa ingin tahu siswa
(motivasi)
4 Menyampaikan tujuan
indikator yang ingin dicapai
5 Penggunaan media atau alat
pembelajaran yang sesuai
dengan indikator bahan ajar
6 Menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe
78
Hasil Observasi tentang Aktivitas Siswa pada Siklus I di MA Pembangunan UIN
Jakarta dengan Observer Guru Mata Pelajaran Fiqih pada hari Senin, 1 dan 8 Agustus 2016 pukul
13.20 Wib.
65
Jigsaw
7 Teknik menjelaskan atau
menyampaikan materi
8 Pengelolaan kegiatan
pembelajaran dengan metode
kooperatif tipe Jigsaw
9 Memberi bimbingan kepada
kelompok
10 Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk berpikir
11 Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
dan mengungkapkan jawaban
12 Mengalami kesulitan dan
kemajuan belajar siswa
13 Keterampilan menerangkan
kembali atau menyimpulkan
materi yang disampaikan
14 Keterampilan memberikan
kegiatan tindakan lanjut
setelah penyampaian materi
15 Kemampuan memberi
evaluasi pembelajaran yang
sesuai dengan indikator yang
ingin dicapai
66
Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran
pada siklus I masih rendah. Hal ini terjadi karena guru kurang
mengondisikan siswa dalam belajar, kurang membangkitkan minat
dan motivasi siswa dalam belajar, kurang dalam pengimplementasi
metode pembelajaran Jigsaw, serta masih kurang terampil dalam
menerangkan dan menyimpulkan materi pembelajaran. Dalam hal
ini dapat dilihat bahwa guru belum terbiasa menciptakan suasana
pembelajaran yang mengarah pada metode pembelajaran Jigsaw
sehingga guru harus beradaptasi dengan keadaan siswa dan kelas.79
2) Wawancara
a) Wawancara Guru Mata Pelajaran Fiqih dengan Bapak Yayat
Hidayatul Mutaqin
Dari hasil wawancara guru terlihat bahwa pembelajaran
metode Jigsaw sangat bagus diterapkan dalam mata pelajaran
Fiqih, karena belajar dengan metode Jigsaw membuat siswa
berpikir untuk memecahkan masalah antar teman diskusinya,
serta siswa menjadi ikut terlibat dalam pembelajaran bahkan
menjadi pusatnya atau student centered.80
b) Wawancara Siswa dengan Muhammad Paundra dan Nur Arsyi
Himmatul Ulya
Dalam wawancara ditemukan, siswa merasa senang dan
termotivasi untuk belajar Fiqih dengan menggunakan metode
pembelajaran Jigsaw. Dalam Jigsaw setiap siswa mendapat
kesempatan untuk presentasi secara bergantian, hal ini berarti
siswa berperan menjadi guru dan siswa bagi temannya. Dan
79
Hasil Observasi tentang Aktivitas Guru pada Siklus I di MA Pembangunan UIN Jakarta
dengan Observer Guru Mata Pelajaran Fiqih pada hari Senin, 1 dan 8 Agustus 2016 pukul 13.20
Wib. 80
Hasil Wawancara Guru dengan Guru Mata Pelajaran Fiqih, Bapak Yayat Hidayatul
Mutaqin di MA Pembangunan UIN Jakarta pada hari Jumat, 16 September 2016 pukul 11.00 Wib.
67
nilai pada mata pelajaran Fiqih siswa cenderung meningkat
(baik).81
3) Hasil Belajar
Pembelajaran fiqih dengan menggunakan Metode
Pembelajaran Kooperatif Jigsaw bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar fiqih siswa. Data hasil belajar fiqih siswa berdasarkan
hasil pre test dan post test pada siklus I dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 6
HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS
XI IPS II PADA SIKLUS I
No Nama Pre test Post test N-Gain Kriteria Ketercapaian
KKM (75)
1 Ahmad Rafi Farhan Noor 50 70 0,4 Sedang Belum
Tercapai
2 Ahmad Watsiq Ahdillah 60 70 0,17 Rendah Belum
Tercapai
3 Ananda Ruby Nurcantika 70 80 0,33 Sedang Tercapai
4 Anindya Nurhasna Putri 70 80 0,33 Sedang Tercapai
5 Aulia Ratna Pramesti N. 70 80 0,33 Sedang Tercapai
6 Cahya Zenitha 60 70 0,17 Rendah Belum
Tercapai
7 Dandi Akmal Rizki 60 80 0,5 Sedang Tercapai
8 Dylan Arrifqi Qadrian 30 60 0,43 Sedang Belum
Tercapai
81
Hasil Wawancara Siswa dengan Siswa/i Kelas XI IPS II, Muhammad Paundra dan Nur
Arsyi Himmatul Ulya di MA Pembangunan UIN Jakarta pada hari Senin, 5 September 2016 pukul
10.35 Wib.
68
9 Eriska Razilhija 60 70 0,17 Rendah Belum
Tercapai
10 Ferdinan Sultan 60 70 0,17 Rendah Belum
Tercapai
11 Fiona Daffa Darmawan 60 80 0,5 Sedang Tercapai
12 Imadinna Marsha D. 40 60 0,33 Sedang Belum
Tercapai
13 Luthfialdi Nouval 70 80 0,33 Sedang Tercapai
14 Maulana Rafly Al Fadzry 50 60 0,2 Rendah Belum
Tercapai
15 Miftah Farid Hasan 60 70 0,17 Rendah Belum
Tercapai
16 Mohammad Satria B. 70 80 0,33 Sedang Tercapai
17 Muhammad Alifian R. 70 80 0,33 Sedang Tercapai
18 Muhammad Arraf B. 50 60 0,2 Rendah Belum
Tercapai
19 Muhammad Herdin H. 70 80 0,33 Sedang Tercapai
20 Muhammad Paundra B. 50 70 0,4 Sedang Belum
Tercapai
21 Muhammad Raihansyah 50 70 0,4 Sedang Belum
Tercapai
22 Muhammad Valdy Putra 40 70 0,5 Sedang Belum
Tercapai
23 Nishita Amalia 70 80 0,33 Sedang Tercapai
24 Nur Arsyi Himmatul U. 70 80 0,33 Sedang Tercapai
25 Pranggara Dimassiwi 60 70 0,17 Rendah Belum
Tercapai
69
26 Qurrata Akyun 70 80 0,33 Sedang Tercapai
27 Rafli Al Fayyad 60 70 0,17 Rendah Belum
Tercapai
28 Rayhan Naufaldi Hidayat 70 80 0,33 Sedang Tercapai
29 Rizky Satria Perdana 60 70 0,17 Rendah Belum
Tercapai
30 Rukmini Puspita Sari 70 100 1 Tinggi Tercapai
31 Safira Talitha Anzani 60 70 0,17 Rendah Belum
Tercapai
32 Syifa Nurul Amira 70 90 0,67 Sedang Tercapai
33 Varrel Raflyanda Ridwan 40 50 0,16 Rendah Belum
Tercapai
JUMLAH 1970 2430 10,85
RATA-RATA 59,69 73,63 0,32
Hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan rata-rata nilai pre
test sebesar 59,69 , dan rata-rata nilai post test sebesar 73,63 dengan
nilai terendah adalah 30 dan nilai tertinggi sebesar 100. Siswa yang
memperoleh nilai kurang dari KKM sebanyak 18 siswa (59%),
sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 15 siswa
(41%). Hal ini berarti metode pembelajaran Jigsaw belum efektif dalam
meningkatkan hasil belajar. Dengan demikian, indikator keberhasilan
belum tercapai, untuk itu peneliti melanjutkan ke siklus II untuk
memperbaiki dan menyempurnakan kekurangan yang terdapat pada
siklus I. Oleh sebab itu perlu adanya perbaikan-perbaikan dari
kekurangan yang terdapat pada siklus I untuk kegiatan pada siklus II,
dan seterusnya.
70
d. Tahap Refleksi
Hasil refleksi pada siklus I ini, masih banyak kekurangan yang
harus diperbaiki dalam melaksanakan pembelajaran dengan Metode
Pembelajaran Jigsaw. Adapun kekurangan pada siklus I berdasarkan
lembar observasi adalah sebagai berikut:
1) Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang
mengarah pada metode pembelajaran Jigsaw sehingga guru harus
membiasakan dengan keadaan siswa dan suasana kelas.
2) Guru kurang mengondisikan siswa pada setiap langkah
pembelajaran Jigsaw. Sehingga pembelajaran Jigsaw kurang
maksimal.
3) Guru kurang terampil dalam menerangkan materi dan kurang
memotivasi siswa dalam belajar. Sehingga siswa cenderung kurang
aktif dalam kegiatan pembelajaran.
4) Kurangnya antusias siswa ketika pembelajaran Jigsaw.
e. Keputusan Siklus I
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I, masih banyak yang
harus diperbaiki dalam pemberian tindakan maka kemudian dapat
dikatakan penelitian pada siklus I ini belum berhasil. Sehingga untuk
memperbaiki kelemahan tersebut penelitian akan dilanjutkan pada
siklus II di mana perlu dibuat pengembangan perencanaan pemberian
tindakan berdasarkan hasil refleksi siklus I.
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II
Seperti pada siklus I, siklus II terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi.
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka perencanaan pada
siklus II ini lebih dikembangkan agar indikator keberhasilannya
tercapai. Perencanaan dimulai dengan membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) mata pelajaran fiqih dengan sub materi jinayah dan
71
hikmahnya dengan menggunakan metode pembelajaran Jigsaw,
menyiapkan materi ajar, menyiapkan media pembelajaran, menyiapkan
instrumen tes hasil belajar, lembar observasi aktifitas siswa, lembar
aktifitas guru dan catatan lapangan.
b. Tahap Pelaksanaan
Proses pelaksanaan siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan,
yaitu pada tanggal 15-22 Agustus 2016.
1) Pertemuan Pertama
Sebelum proses pembelajaran guru mengajak siswa untuk
berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa kemudian melakukan
apersepsi materi yang telah disampaikan pada siklus I. Guru
memberikan ice breaking terlebih dahulu kemudian guru
memberikan soal pre test kepada siswa untuk dikerjakan. Setelah
siswa mengerjakan soal pre test, guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dan menjelaskan kembali metode pembelajaran
Jigsaw agar dalam pelaksanaan pembelajaran siswa lebih paham
dan mengerti metode tersebut. Setelah itu dengan menggunakan
media gambar dalam power point tentang jinayah, guru
mengajukan pertanyaan yang komunikatif tentang materi tersebut.
Kegiatan berikutnya guru mengimplementasikan metode
Jigsaw dengan membagi siswa ke dalam 4 kelompok besar yang
disebut kelompok asal di mana masing-masing kelompok terdiri
dari 8-9 orang siswa. Selanjutnya guru membagi materi kepada
setiap kelompok, guru menginstruksikan kepada setiap kelompok
untuk mendiskusikan poin-poin penting yang terdapat dalam buku
paket dan memahami materi dengan pemahaman individu.
Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru bersama siswa
menyimpulkan materi yang telah dipelajari kemudian menutup
pembelajaran dengan berdoa.
72
2) Pertemuan Kedua
Sebelum proses pembelajaran dimulai guru mengajak
siswa untuk berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa kemudian
menyampaikan tujuan pembelajaran serta memberikan ice breaking
guna memotivasi siswa agar lebih bersemangat mengikuti proses
pembelajaran. Kemudian guru memberikan soal pre test kepada
siswa, soal pre test guru berikan sebanyak dua kali, yaitu pada
pertemuan pertama dan pertemuan kedua, akan tetapi guru
menggabungkan hasil belajar pre test menjadi satu dalam hasil
belajar siswa pada siklus I.
Kegiatan selanjutnya yaitu merupakan kegiatan lanjutan
dari kegiatan pada pertemuan pertama, yakni guru membagi 4
kelompok besar tersebut menjadi kelompok baru yang disebut
kelompok ahli sehingga nantinya akan terbentuk 8 kelompok yang
beranggotakan empat orang. Setiap anggota kelompok
mempresentasikan sekaligus mengajarkan satu sama lain tentang
apa yang siswa telah pelajari di kelompok asal. Guru
menginstruksikan kepada seluruh kelompok untuk kembali ke
kelompok asal. Kemudian setiap kelompok menyelaraskan
pemahaman siswa yang dihasilkan dari kelompok tadi, dan
menanyakan apabila ada materi yang belum dipahami baik kepada
guru atau teman kelompoknya. Setelah itu guru menjelaskan materi
pelajaran dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan
pemahaman siswa.
Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru bersama siswa
menyimpulkan pelajaran pada hari itu, kemudian guru memberikan
post test dengan tujuan untuk mengetahui penguasaan siswa
terhadap materi yang telah dipelajari. Guru memberikan post test
kepada siswa pada pertemuan kedua siklus pertama.
73
c. Tahap Observasi
1) Catatan Lapangan
Seperti halnya pada siklus I, pada tahap observasi ini
peneliti melakukan observasi dengan menyampaikan lembar
observasi yang terdiri dari lembar observasi aktivitas siswa,
aktivitas guru dan catatan lapangan.
Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran Jigsaw pada siklus II
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7
AKTIVITAS SISWA SIKLUS II
No Aspek yang Diobservasi
Keterangan Nilai
Ada Tidak SB B C K SK
1 Melaksanakan tes awal
(pre test)
2
Mendengarkan penjelasan
materi yang disampaikan
oleh guru
3
Semangat dan antusias
mengikuti kegiatan
pembelajaran
4 Implementasi metode
Jigsaw
5 Komunikasi dan kerjasama
6 Aktif dalam diskusi
74
kelompok
7 Aktif dalam mengajukan
pertanyaan
8 Aktif mengungkapkan
pendapat
9 Menjawab pertanyaan dari
guru
10 Melaksanakan tes akhir
(post test)
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
aktivitas belajar siswa semakin meningkat dibanding dengan
aktivitas siswa pada siklus I. Hal ini terbukti dari siswa aktif dalam
diskusi kelompok, siswa sangat baik dalam memerhatikan
penjelasan yang disampaikan guru, serta sangat baik semangat dan
antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode Jigsaw. Hal lainnya yaitu siswa sudah
memahami langkah-langkah pembelajaran Jigsaw.82
Hasil Observasi Aktivitas Guru pada siklus II dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Jigsaw
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
82
Hasil Observasi tentang Aktivitas Siswa pada Siklus II di MA Pembangunan UIN
Jakarta dengan Observer Guru Mata Pelajaran Fiqih pada hari Senin, 15 dan 22 Agustus 2016
pukul 13.20 Wib.
75
Tabel 8
AKTIVITAS GURU SIKLUS II
No Aspek yang Diobservasi
Keterangan Nilai
Ada Tidak SB B C K SK
1 Mengondisikan situasi
pembelajaran dan kesiapan
siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran
2 Apersepsi
3 Membangkitkan minat atau
rasa ingin tahu siswa
(motivasi)
4 Menyampaikan tujuan
indikator yang ingin dicapai
5 Penggunaan media atau alat
pembelajaran yang sesuai
dengan indikator bahan ajar
6 Menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw
7 Teknik menjelaskan atau
menyampaikan materi
8 Pengelolaan kegiatan
pembelajaran dengan metode
kooperatif tipe Jigsaw
76
9 Memberi bimbingan kepada
kelompok
10 Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk berpikir
11 Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
dan mengungkapkan jawaban
12 Mengalami kesulitan dan
kemajuan belajar siswa
13 Keterampilan menerangkan
kembali atau menyimpulkan
materi yang disampaikan
14 Keterampilan memberikan
kegiatan tindakan lanjut
setelah penyampaian materi
15 Kemampuan memberi
evaluasi pembelajaran yang
sesuai dengan indikator yang
ingin dicapai
Dilihat dari hasil observasi di atas guru telah dapat menjalankan
pembelajaran dengan metode Jigsaw. Guru sudah dapat beradaptasi
dengan siswa secara baik, guru membuat ruang kelas menjadi lebih
kondusif, dan guru telah dapat terampil dalam menyampaikan materi
77
serta memotivasi semangat belajar siswa dengan sangat baik
dibandingkan dengan siklus sebelumnya.83
2) Wawancara
a) Wawancara Guru
Dari hasil wawancara guru terlihat bahwa pembelajaran
metode Jigsaw sangat bagus diterapkan dalam mata pelajaran
Fiqih, karena belajar dengan metode Jigsaw membuat siswa
berpikir untuk memecahkan masalah antar teman diskusinya,
serta siswa menjadi ikut terlibat dalam pembelajaran bahkan
menjadi pusatnya atau student centered.84
b) Wawancara Siswa
Dalam wawancara ditemukan, siswa merasa senang dan
termotivasi untuk belajar Fiqih dengan menggunakan metode
pembelajaran Jigsaw. Dalam Jigsaw setiap siswa mendapat
kesempatan untuk presentasi secara bergantian, hal ini berarti
siswa berperan menjadi guru dan siswa bagi temannya. Dan
nilai pada mata pelajaran Fiqih siswa cenderung meningkat
(baik).85
3) Hasil Belajar
Pembelajaran fiqih dengan menggunakan Metode
Pembelajaran Kooperatif Jigsaw bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar fiqih siswa. Berikut hasil belajar fiqih siswa
berdasarkan hasil pre test dan post test pada siklus II dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
83
Hasil Observasi tentang Aktivitas Guru pada Siklus II di MA Pembangunan UIN
Jakarta dengan Observer Guru Mata Pelajaran Fiqih pada hari Senin, 15 dan 22 Agustus 2016
pukul 13.20 Wib. 84
Hasil Wawancara Guru dengan Guru Mata Pelajaran Fiqih, Bapak Yayat Hidayatul
Mutaqin di MA Pembangunan UIN Jakarta pada hari Jumat, 16 September 2016 pukul 11.00 Wib. 85
Hasil Wawancara Siswa dengan Siswa/i Kelas XI IPS II, Muhammad Paundra dan Nur
Arsyi Himmatul Ulya di MA Pembangunan UIN Jakarta pada hari Senin, 5 September 2016 pukul
10.35 Wib.
78
Tabel 9
HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS XI IPS II
PADA SIKLUS II
No Nama Pre test Post test N-Gain Kriteria Ketercapaian
KKM (75)
1 Ahmad Rafi Farhan Noor 70 80 0,33 Sedang Tercapai
2 Ahmad Watsiq Ahdillah 60 90 0,75 Tinggi Tercapai
3 Ananda Ruby Nurcantika 60 90 0,75 Tinggi Tercapai
4 Anindya Nurhasna Putri 70 100 1 Tinggi Tercapai
5 Aulia Ratna Pramesti N. 70 80 0,33 Sedang Tercapai
6 Cahya Zenitha 70 100 1 Tinggi Tercapai
7 Dandi Akmal Rizki 70 80 0,33 Sedang Tercapai
8 Dylan Arrifqi Qadrian 60 80 0,5 Sedang Tercapai
9 Eriska Razilhija 70 100 1 Tinggi Tercapai
10 Ferdinan Sultan 50 80 0,6 Sedang Tercapai
11 Fiona Daffa Darmawan 70 90 0,67 Sedang Tercapai
12 Imadinna Marsha D. 70 100 1 Tinggi Tercapai
13 Luthfialdi Nouval 70 100 1 Tinggi Tercapai
14 Maulana Rafly Al Fadzry 60 80 0,5 Sedang Tercapai
15 Miftah Farid Hasan 60 80 0,5 Sedang Tercapai
16 Mohammad Satria B. 70 80 0,33 Sedang Tercapai
17 Muhammad Alifian R. 50 100 1 Tinggi Tercapai
18 Muhammad Arraf B. 70 80 0,33 Sedang Tercapai
79
19 Muhammad Herdin H. 60 100 1 Tinggi Tercapai
20 Muhammad Paundra B. 60 90 0,75 Tinggi Tercapai
21 Muhammad Raihansyah 40 80 0,67 Sedang Tercapai
22 Muhammad Valdy Putra 60 90 0,75 Tinggi Tercapai
23 Nishita Amalia 60 100 1 Tinggi Tercapai
24 Nur Arsyi Himmatul U. 70 90 0,67 Sedang Tercapai
25 Pranggara Dimassiwi 60 90 0,75 Tinggi Tercapai
26 Qurrata Akyun 60 90 0,75 Tinggi Tercapai
27 Rafli Al Fayyad 70 90 0,67 Sedang Tercapai
28 Rayhan Naufaldi Hidayat 70 100 1 Tinggi Tercapai
29 Rizky Satria Perdana 70 100 1 Tinggi Tercapai
30 Rukmini Puspita Sari 70 100 1 Tinggi Tercapai
31 Safira Talitha Anzani 70 100 1 Tinggi Tercapai
32 Syifa Nurul Amira 60 90 0,75 Tinggi Tercapai
33 Varrel Raflyanda Ridwan 60 90 0,75 Tinggi Tercapai
JUMLAH 2110 2890 24,43
RATA-RATA 63,93 90,60 0,74
Hasil belajar fiqih siswa siklus II mengalami peningkatan dari
siklus I, hal ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang
mendapatkan nilai di bawah rata-rata. Dari tabel di atas, dapat dilihat skor
paling rendah yang diperoleh siswa pada saat pre test adalah 40,
sedangkan skor tertinggi pada saat pre test adalah 70 dan rata-rata nilai pre
test pada siklus II yakni 63,93. Nilai terendah pada post test yaitu 80,
80
sedangkan nilai tertinggi post test yaitu 100 dan rata-rata post test yaitu
90,60. Dari data tersebut kita bisa lihat semua hasil belajarnya meningkat.
Untuk hasil belajar siklus II diperoleh rata-rata N-Gain sebesar 74%.
Berdasarkan nilai tersebut metode pembelajaran Jigsaw dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian indikator keberhasilan
penelitian ini telah tercapai.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
implementasi metode pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada tiap
siklus, maka skor belajar siswa dianalisis dengan menggunakan N-Gain.
Gain adalah selisih antara nilai pre test dan post test, gain menunjukkan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Tabel 10
Skor Rata-rata Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus II
Pre test Post test N-Gain Pre test Post test N-Gain
59,69 73,63 0,32 63,93 90,60 0,74
Berdasarkan tabel skor rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I
dan siklus II tersebut dapat dilihat perbedaan yang nyata antara nilai rata-
rata pre test siklus I dengan pre test siklus II, rata-rata post test siklus I
dengan rata-rata post test II. Nilai rata-rata pre test pada siklus I adalah
59,69 sedangkan pre test pada siklus II rata-ratanya sebesar 63,93. Post
test pada siklus I rata-ratanya 73,63 sedang post test pada siklus II sebesar
90,60. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai nominal gain,
yakni N-Gain siklus I 0,32 dan N-Gain siklus II 0,74. Pada siklus I rata-
rata N-Gain tergolong sedang, kemudian meningkat menjadi N-Gain tinggi
pada siklus II.
81
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan observasi pada saat proses pembelajaran maka
dapat disimpulkan keberhasilan yang dicapai pada siklus II adalah
sebagai berikut:
1) Aktivitas guru semakin meningkat, guru mulai terbiasa
menggunakan metode pembelajaran Jigsaw.
2) Guru membuat ruang kelas menjadi lebih aktif dan kondusif.
3) Guru terampil dalam menyampaikan materi ajar, sehingga siswa
dapat memerhatikan penjelasan guru dengan sangat baik.
4) Siswa antusias, semangat, dan percaya diri dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
e. Keputusan Siklus II
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II di atas, dapat
dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan pada hasil belajar fiqih
siswa, sehingga peneliti memutuskan tindakannya sudah berhasil
mencapai indikator keberhasilan dan peneliti dihentikan pada siklus II.
D. Pembahasan
Tindakan pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan pada siswa
kelas XI IPS II MA Pembangunan UIN Jakarta dengan menggunakan Metode
Pembelajaran Kooperatif Jigsaw. Sebelum dilakukan tindakan pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif Jigsaw, proses
pembelajaran Fiqih kelas XI IPS II di MA Pembangunan UIN Jakarta masih
bersifat tradisional, yakni masih berpusat pada guru (teacher centered
learning) sehingga terjadi kurangnya keaktifan siswa. Oleh karena itu,
akibatnya hasil belajar siswa masih rendah.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus I dilakukan
sebanyak dua kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 1 dan 8
Agustus 2016 dan siklus II juga dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan
yang dilaksanakan pada tanggal 15 dan 22 Agustus 2016.
82
Temuan pada siklus I, masih terdapat beberapa kendala yang muncul
pada saat pembelajaran di antaranya adalah siswa masih kurang aktif dalam
diskusi kelompok, siswa masih banyak yang kurang memerhatikan penjelasan
guru, implementasi metode Jigsaw masih kurang dipahami siswa, serta
kurangnya semangat dan antusias siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan pada siklus I diperoleh nilai
paling rendah siswa pada saat pre test adalah 30 dan nilai tertinggi pada pre
test adalah 70. Sedang nilai yang terendah siswa pada saat post test adalah 50
dan nilai tertinggi post test adalah 100. Hal ini dapat dilihat bahwa sebagian
besar siswa hasil belajarnya meningkat. Untuk hasil belajar siklus I diperoleh
rata-rata N-Gain sebesar 32%. Dari hasil tes tersebut dapat dilihat bahwa
sebagian besar hasil belajar siswa belum efektif dalam meningkatkan hasil
belajar. Dan indikator keberhasilan penelitian ini belum tercapai, oleh karena
itu peneliti melanjutkan ke siklus II guna memperbaiki dan menyempurnakan
kekurangan pada siklus I.
Pada pelaksanaan siklus II menunjukkan proses pembelajaran dengan
Metode Pembelajaran Jigsaw sudah berjalan dengan baik. Hasil belajar siswa
pada siklus II, yaitu nilai terendah pada pre test adalah 40 dan nilai tertinggi
pada pre test adalah 70. Sedang nilai terendah pada saat post test sebesar 80,
dan skor tertinggi pada saat post test sebesar 100. Untuk hasil belajar siklus II
diperoleh rata-rata N-Gain sebesar 74%. Dari hasil belajar siswa pada siklus
II dapat dilihat bahwa semua siswa mencapai ketuntasan dalam belajar.
Demikian keberhasilan indikator penelitian telah tercapai.
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, dapat dikatakan bahwa
jalannya pembelajaran pada siklus II telah berhasil memperbaiki kelemahan
yang terjadi pada siklus I. Perbaikan tersebut menimbulkan peningkatan
aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan Metode Pembelajaran
Jigsaw, yaitu siswa telah memahami langkah-langkah Metode Pembelajaran
Jigsaw. Sehingga siswa antusias, semangat dan percaya diri dalam mengikuti
83
kegiatan pembelajaran. Aktivitas siswa yang aktif dalam kegiatan diskusi
kelompok dan lebih memerhatikan materi yang disampaikan oleh guru.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa menunjukkan
bahwa implementasi metode pembelajaran Jigsaw membuat semangat dan
motivasi siswa dalam belajar meningkat.86
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa senang
pembelajaran fiqih dengan menggunakan Metode Pembelajaran Jigsaw.
Karena pembelajaran dengan metode Jigsaw membuat siswa berperan
sebagai guru sekaligus siswa di mana setiap siswa mendapat kesempatan
presentasi secara bergantian. Metode Pembelajaran Jigsaw dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, peningkatan hasil belajar siswa diikuti pula
dengan peningkatan aktivitas belajar siswa.
E. Keterbatasan Peneliti
Gambaran penelitian di sini, bahwa kemampuan peneliti hanya sampai
pada tahap ini. Oleh karena itu, penulis mempersilakan peneliti yang lainnya
untuk mengadakan penelitian lanjutan berkaitan tentang hal ini, serta
mengembangkan penelitian menjadi lebih sempurna.
86
Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas XI IPS II, Muhammad Paundra dan Nur Arsyi
Himmatul Ulya.
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, Metode
Jigsaw efektif diterapkan pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI IPS II Siswa
MA Pembangunan UIN Jakarta. Hal ini dapat dilihat dari jalannya
pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil
belajar, dibuktikan dengan nilai rata-rata N-Gain pada siklus I sebesar 32%
meningkat pada siklus II menjadi 74%. Siswa yang mencapai ketuntasan
belajar adalah 41% pada siklus I dan pada siklus II semua siswa telah
mencapai ketuntasan belajar.
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, bahwa pembelajaran
dengan menggunakan Metode Jigsaw telah berhasil meningkatkan aktivitas
siswa. Aktivitas siswa menjadi lebih aktif dengan siswa menjadi antusias,
semangat dan percaya diri dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, dalam kegiatan pembelajaran untuk materi
pembelajaran tertentu, metode Jigsaw ini perlu dilakukan dan kurangi metode
konvensional. Secara teoritis, penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut.
1. Bahan pertimbangan dalam pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (Fiqih).
2. Hasil penelitian ini dapat diterapkan pada kegiatan pembelajaran di MA
Pembangunan UIN Jakarta guna peningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Fiqih.
3. Bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.
85
C. Saran
Setelah melakukan penelitian ini, peneliti dapat memberikan saran
sebagai berikut:
1. Guru mata pelajaran Fiqih dan guru-guru mata pelajaran lain pada
umumnya dapat menjadi bahan acuan pada proses pembelajaran serta
dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode
pembelajaran Jigsaw.
2. Sekolah diharapkan dapat menjadi masukan dalam upaya meningkatkan
kreatifitas dan profesionalitas guru, khususnya guru mata pelajaran Fiqih.
3. Siswa/i diharapkan dapat lebih termotivasi dan antusias dalam mengikuti
serta memahami pelajaran Fiqih.
4. Bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengadakan penelitian lanjutan
berkaitan tentang hal ini, serta mengembangkan penelitian menjadi lebih
sempurna.
91
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abd. Rachman. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,
1993.
Ahmad, Zainal Abidin. Ushul Fiqih. Jakarta: PT Bulan Bintang, 1987.
Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur). Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2009.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2006.
-------., dkk., Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid X Juz 28-29-30.
Universitas Islam Indonesia.
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2011.
Djazuli, A. Fiqh Jinayah. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1997.
Finelli, Christopher., et al., Collaborative Learning: A Jigsaw. Electronic Journal
of Ecological Society of America. 3, 2005.
Hakim, Lukmanul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima,
2009.
Hedeen, Timothy. The Reverse Jigsaw: A Process of Cooperative Learning and
Discussion. Journal of Teaching Sociology. 31, 2003.
https://sciencemathematicseducation.wordpress.com/2014/01/11/ dengan judul
Tehnik Analisis Data yang diakses pada Senin, 3 Oktober pukul 12.05.
Irfan, M. Nurul., dan Masyrofah. Fiqh Jinayah. Jakarta: AMZAH, 2013.
Kusumah, Wijaya & Dedi Dwitagama. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT Indeks, 2012.
Lampiran SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 2676 Tahun 2013 Tentang
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
di Madrasah.
Mokowitz, Joel M., et al., Evaluation of a Cooperative Learning Strategy.
American Educational Research Journal. 20, 1983.
Mudjijo. Tes Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
Mulyasa, E. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian
Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.
Mutaqin, Yayat Hidayatul. Wawancara. Jakarta, 16 September 2016.
92
-------. Wawancara. Jakarta, 20 Juli 2016.
Paundra, Muhammad dan Nur Arsyi Himmatul Ulya. Wawancara. Jakarta, 5
September 2016.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan
Bahasa Arab di Madrasah.
Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya CV,
1984.
Rusman. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Rusyan, A. Tabrani., dkk., Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remadja Karya CV, 1989.
Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah. Bandung: Alma’arif, 1987.
Siberman, Melvin L. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Nusamedia dan Nuansa Cendekia, 2013.
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta, 2010.
Suhana, Cucu. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama, 2014.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2008.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2009.
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003. Tentang SISDIKNAS. Jakarta: CV.
Tamita Utama, 2004.
Zainuddin, Djedjen. Pendidikan Agama Islam Fikih Madrasah Aliyah Kelas X
Kurikulum 2013. Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2014.
Zainuddin, Djedjen., dan Mundzier Suparta. Pendidikan Agama Islam Fikih
Madrasah Aliyah Kelas XI Kurikulum 2013. Semarang: PT. Karya Toha
Putra, 2014
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Siklus I Pertemuan Ke 1)
Satuan Pendidikan : MA Pembangunan UIN Jakarta
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/ Semester : XI (Sebelas)/ Ganjil
Materi Pokok : Jinayah dan Hikmahnya
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti (KI)
KI.1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI.2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar (KD)
1.1 Meyakini syariat Islam tentang hukum jinayat
2.1 Menunjukkan sikap adil dan tanggung jawab dalam penerapan materi hukum
jinayat
3.1 Menelaah ketentuan Allah tentang jinayat dan hikmahnya
4.1 Menunjukkan contoh pelanggaran yang terkena ketentuan jinayat
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian jinayah
2. Menjelaskan tentang hukum pembunuhan dalam Islam
3. Mengidentifikasi hikmah larangan membunuh
4. Menjelaskan hukum dan pelaksanaan qisas
5. Mengidentifikasi hikmah dilaksanakan qisas
6. Menjelaskan ketentuan Islam tentang diyat
7. Mengidentifikasi hukmah dilaksanakan diyat
8. Menjelaskan ketentuan Islam tentang kaffarat
9. Mengidentifikasikan hikmah dilaksanakan kaffarat
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian jinayah
2. Siswa mampu menjelaskan tentang hukum pembunuhan dalam Islam
3. Siswa mampu mengidentifikasi hikmah larangan membunuh
4. Siswa mampu menjelaskan hukum dan pelaksanaan qisas
5. Siswa mampu mengidentifikasi hikmah dilaksanakan qisas
6. Siswa mampu menjelaskan ketentuan Islam tentang diyat
7. Siswa mampu mengidentifikasi hukmah dilaksanakan diyat
8. Siswa mampu menjelaskan ketentuan Islam tentang kaffarat
9. Siswa mampu mengidentifikasikan hikmah dilaksanakan kaffarat
D. MATERI PEMBELAJARAN
Terlampir
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik (Scientific Aproach)
Metode : Poster Session dan Jigsaw
F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media
a) Power Point
b) Gambar tentang Jinayah
2. Alat
No. Jenis Jumlah
1 Laptop 1
2 LCD Proyektor 1
3. Sumber Pembelajaran
a) Al-Qur’an
b) Buku Pendidikan Agama Islam Fikih Madrasah Aliyah Kelas XI Kurikulum
2008
c) Buku Pendidikan Agama Islam Fikih Madrasah Aliyah Kelas XI Kurikulum
2013
d) Akses internet yang sesuai kebutuhan
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan
a. Guru mengucapkan salam.
b. Siswa menjawab salam guru, berdo’a dan mengondisikan
diri untuk siap belajar.
c. Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian dan posisi
tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
d. Guru menampilkan gambar dan mengajukan pertanyaan
secara komunikatif tentang materi sesuai dengan pokok
bahasan.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
f. Guru memberikan soal Pre test.
2x10
menit
2. Kegiatan Inti
a. Mengamati
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok besar yang setiap
kelompok terdiri dari 8 orang. Setiap kelompok membahas
satu sub materi, yaitu:
Kelompok 1: tentang Pembunuhan
Kelompok 2: tentang Qisas
Kelompok 3: tentang Diyat
Kelompok 4: tentang Kaffarat
Setelah guru membagi kelompok dan membagi materi
kepada setiap kelompok, maka guru menginstruksikan
kepada setiap kelompok untuk membaca sub materi tersebut
yang terdapat dalam buku paket.
b. Menanya
Setelah semua siswa membaca sub materi sesuai
kelompoknya maka guru menginstruksikan siswa untuk
mendiskusikan poin-poin penting yang terdapat dari sub
materi berdasarkan kelompoknya masing-masing.
c. Mencoba
Setelah mendapatkan poin-poin penting dari sub materi yang
siswa telah diskusikan, maka siswa mencoba untuk
memahami poin-poin tersebut sesuai dengan pemahaman
individu.
d. Menalar /Mengasosiasikan
Setelah ke empat kelompok mengerti dengan sub materi
berdasarkan kelompoknya masing-masing maka guru
membagi 4 kelompok besar tersebut menjadi kelompok baru
dengan berhitung 1, 2, 3, dan 4 sehingga nantinya akan
terbentuk 8 kelompok yang beranggotakan empat orang.
Setiap anggota kelompok mengajarkan satu sama lain
tentang apa yang siswa telah pelajari di kelompok asal.
e. Mengomunikasikan
Guru menginstruksikan kepada seluruh kelompok untuk
2x70
menit
kembali ke kelompok asal. Kemudian setiap kelompok
menyelaraskan pemahaman siswa yang dihasilkan dari
kelompok tadi, dan menanyakan apabila ada materi yang
belum dipahami baik kepada guru atau teman kelompoknya.
3. Kegiatan Penutup
a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran
berupa umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
b. Siswa merenungkan /merefleksikan aktivitas pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
c. Guru dan siswa berdo’a bersama.
d. Guru mengucapkan salam kepada para peserta didik
sebelum keluar kelas.
2x10
menit
H. PENILAIAN
a) Soal
1. Sebutkan macam-macam pembunuhan dan berikan contohnya masing-
masing!
2. Apa hukuman bagi pembunuh?
3. Sebutkan tiga syarat-syarat hukuman qisas!
b) Kriteria Penilaian
1. Produk (Hasil diskusi)
No Aspek Kriteria Skor
1 Konsep Semua Benar
Sebagian besar benar
Sebagian kecil benar
Semua salah
4
3
2
1
2. Performasi
No Aspek Kriteria Skor
1
Kerjasama
Bekerjasama
Kadang-kadang
Tidak bekerjasama
4
2
1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Siklus I Pertemuan Ke 2)
Satuan Pendidikan : MA Pembangunan UIN Jakarta
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/ Semester : XI (Sebelas)/ Ganjil
Materi Pokok : Jinayah dan Hikmahnya
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti (KI)
KI.1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI.2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar (KD)
1.1 Meyakini syariat Islam tentang hukum jinayat
2.1 Menunjukkan sikap adil dan tanggung jawab dalam penerapan materi hukum
jinayat
3.1 Menelaah ketentuan Allah tentang jinayat dan hikmahnya
4.1 Menunjukkan contoh pelanggaran yang terkena ketentuan jinayat
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian jinayah
2. Menjelaskan tentang hukum pembunuhan dalam Islam
3. Mengidentifikasi hikmah larangan membunuh
4. Menjelaskan hukum dan pelaksanaan qisas
5. Mengidentifikasi hikmah dilaksanakan qisas
6. Menjelaskan ketentuan Islam tentang diyat
7. Mengidentifikasi hukmah dilaksanakan diyat
8. Menjelaskan ketentuan Islam tentang kaffarat
9. Mengidentifikasikan hikmah dilaksanakan kaffarat
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian jinayah
2. Siswa mampu menjelaskan tentang hukum pembunuhan dalam Islam
3. Siswa mampu mengidentifikasi hikmah larangan membunuh
4. Siswa mampu menjelaskan hukum dan pelaksanaan qisas
5. Siswa mampu mengidentifikasi hikmah dilaksanakan qisas
6. Siswa mampu menjelaskan ketentuan Islam tentang diyat
7. Siswa mampu mengidentifikasi hukmah dilaksanakan diyat
8. Siswa mampu menjelaskan ketentuan Islam tentang kaffarat
9. Siswa mampu mengidentifikasikan hikmah dilaksanakan kaffarat
D. MATERI PEMBELAJARAN
Terlampir
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik (Scientific Aproach)
Metode : Diskusi dan Jigsaw
F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media
a) Power Point
2. Alat
No. Jenis Jumlah
1 Laptop 1
2 LCD Proyektor 1
3. Sumber Pembelajaran
a) Al-Qur’an
b) Buku Pendidikan Agama Islam Fikih Madrasah Aliyah Kelas XI Kurikulum
2008
c) Buku Pendidikan Agama Islam Fikih Madrasah Aliyah Kelas XI Kurikulum
2013
d) Akses internet yang sesuai kebutuhan
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan
a. Guru mengucapkan salam.
b. Siswa menjawab salam guru, berdo’a dan mengondisikan
diri untuk siap belajar.
c. Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian dan posisi
tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
d. Guru menampilkan gambar dan mengajukan pertanyaan
secara komunikatif tentang materi sesuai dengan pokok
bahasan.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
f. Guru memberikan soal Pre test.
2x10
menit
2. Kegiatan Inti
a. Mengamati
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok besar yang setiap
kelompok terdiri dari 8 orang. Setiap kelompok membahas
satu sub materi, yaitu:
Kelompok 1: tentang Pembunuhan
Kelompok 2: tentang Qisas
Kelompok 3: tentang Diyat
Kelompok 4: tentang Kaffarat
Setelah guru membagi kelompok dan membagi materi
kepada setiap kelompok, maka guru menginstruksikan
kepada setiap kelompok untuk membaca sub materi tersebut
yang terdapat dalam buku paket.
b. Menanya
Setelah semua siswa membaca sub materi sesuai
kelompoknya maka guru menginstruksikan siswa untuk
mendiskusikan poin-poin penting yang terdapat dari sub
materi berdasarkan kelompoknya masing-masing.
c. Mencoba
Setelah mendapatkan poin-poin penting dari sub materi yang
siswa telah diskusikan, maka siswa mencoba untuk
memahami poin-poin tersebut sesuai dengan pemahaman
individu.
d. Menalar /Mengasosiasikan
Setelah ke empat kelompok mengerti dengan sub materi
berdasarkan kelompoknya masing-masing maka guru
membagi 4 kelompok besar tersebut menjadi kelompok baru
dengan berhitung 1, 2, 3, dan 4 sehingga nantinya akan
terbentuk 8 kelompok yang beranggotakan empat orang.
Setiap anggota kelompok mengajarkan satu sama lain
tentang apa yang siswa telah pelajari di kelompok asal.
e. Mengomunikasikan
Guru menginstruksikan kepada seluruh kelompok untuk
2x70
menit
kembali ke kelompok asal. Kemudian setiap kelompok
menyelaraskan pemahaman siswa yang dihasilkan dari
kelompok tadi, dan menanyakan apabila ada materi yang
belum dipahami baik kepada guru atau teman kelompoknya.
3. Kegiatan Penutup
a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran
berupa umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
b. Guru memberikan soal latihan kepada siswa untuk melihat
sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
c. Guru bersama siswa merenungkan /merefleksikan aktivitas
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
d. Guru dan siswa berdo’a bersama.
e. Guru mengucapkan salam kepada para peserta didik
sebelum keluar kelas.
2x10
menit
H. PENILAIAN
a) Soal
1. Tuliskan ayat Al-Qur’an yang menjadi dasar hukum qisas!
2. Bagaimana kaffaratnya orang yang melakukan zihar?
b) Kriteria Penilaian
1. Produk (Hasil diskusi)
No Aspek Kriteria Skor
1 Konsep Semua Benar
Sebagian besar benar
Sebagian kecil benar
Semua salah
4
3
2
1
2. Performasi
No Aspek Kriteria Skor
1
Kerjasama
Bekerjasama
Kadang-kadang
Tidak bekerjasama
4
2
1
Lampiran 3
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SIKLUS I
Kompetensi
Inti
Kompetensi
Dasar Indikator
Nomor
Soal
Bentuk
Soal
1. Menghayati
dan mengamalkan
ajaran agama yang
dianutnya
2. Menghayati
dan mengamalkan
perilaku jujur,
disiplin, tanggung
jawab, peduli
(gotong royong,
kerja sama,
toleran, damai),
santun, responsif
dan proaktif dan
menunjukkan
sikap sebagai
bagian dari solusi
atas berbagai
permasalahan
dalam berinteraksi
secara efektif
dengan lingkungan
sosial dan alam
serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia
1.1 Meyakini
syariat Islam
tentang hukum
jinayat
2.1
Menunjukkan
sikap adil dan
tanggung jawab
dalam penerapan
materi hukum
jinayat
1. Menjelaskan
pengertian jinayah
2. Menjelaskan
tentang hukum
pembunuhan dalam
Islam
3. Mengidentifikasi
hikmah larangan
membunuh
4. Menjelaskan hukum
dan pelaksanaan
qisas
5. Mengidentifikasi
hikmah
dilaksanakan qisas
6. Menjelaskan
ketentuan Islam
tentang diyat
7. Mengidentifikasi
hukmah
dilaksanakan diyat
8. Menjelaskan
ketentuan Islam
tentang kaffarat
9. Mengidentifikasikan
hikmah
dilaksanakan kafarat
1
2
3
4
5
6
7
8, 9
10
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
3. Memahami,
menerapkan, dan
menganalisis
pengetahuan
faktual,
konseptual,
prosedural, dan
metakognitif
berdasarkan rasa
ingin tahunya
tentang ilmu
pengetahuan, seni,
budaya, dan
humaniora dengan
wawasan
kemanusiaan,
kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban terkait
penyebab
fenomena dan
kejadian, serta
menerapkan
pengetahuan
prosedural pada
bidang kajian yang
spesifik sesuai
dengan bakat dan
minatnya untuk
memecahkan
masalah
4. Mengolah,
menalar, menyaji,
3.1 Menelaah
ketentuan Allah
tentang jinayat
dan hikmahnya
4.1Menunjukkan
contoh
dan mencipta
dalam ranah
konkret dan ranah
abstrak terkait
dengan
pengembangan
dari yang
dipelajarinya di
sekolah secara
mandiri serta
bertindak secara
efektif dan kreatif,
mampu
menggunakan
metode sesuai
kaidah keilmuan
pelanggaran
yang terkena
ketentuan jinayat
Lampiran 4
INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SIKLUS I
Nama : ................................ Kelas : ..............................
1. Yang dimaksud dengan qathlu syibhil ‘amdi adalah ....
a. pembunuhan yang disengaja
b. pembunuhan seperti disengaja
c. pembunuhan yang tidak disengaja
d. pembunuhan yang dilakukan karena terpaksa
2. Pembunuhan merupakan perbuatan tercela, pembunuhan hukumnya adalah ....
a. dibolehkan
b. makruh
c. dosa besar
d. sunnah
3. Berikut ini yang termasuk hikmah larangan membunuh, kecuali ....
a. manusia dapat berbuat semena-mena terhadap harga diri manusia
b. menjaga dan menyelamatkan jiwa manusia
c. manusia akan menempatkan manusia lain dalam kedudukan yang tinggi
d. manusia akan menghargai keberadaan manusia lain
4. Dasar hukum dilaksanakannya qisas terdapat dalam Al-Qur’an surat ....
a. Al-Baqarah: 178
b. Al-Baqarah: 179
c. Al-Baqarah: 180
d. Al-Baqarah: 181
5. Dalam kasus pembunuhan di bawah ini, maka pembunuhnya harus diqisas ....
a. pak Somad membunuh anaknya berusia lima tahun
b. waktu Bella melempar batu, ternyata batu itu menimpa kepala anak TK, dan
anak TK tersebut meninggal
c. dalam sebuah perkelahian antar pelajar, siswa SMP kelas satu membunuh
lawan tandingnya
d. Anton membunuh Joni karena dianggapnya telah merebut pacarnya
6. Diyat mugallazah yaitu harus membayar 100 ekor unta dengan perincian
sebagimana di bawah ini, kecuali ....
a. 30 ekor hiqqah
b. 30 ekor jadza’ah
c. 40 ekor bintan labun
d. 40 ekor khafalah
7. Berikut ini merupakan sebab diyatnya seseorang adalah ....
a. pelaku pembunuhan disengaja yang dimaafkan oleh keluarga terbunuh
b. pelaku pembunuhan disengaja yang tidak dimaafkan oleh keluarga terbunuh
c. memotong anggota badan seseorang
d. pelaku pembunuhan berantai
8. Kaffarat adalah ....
a. balasan yang seimbang bagi pelaku pembunuhan
b. tebusan dengan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu yang telah digariskan
oleh agama
c. hukuman terhadap pelaku pengrusakan anggota tubuh manusia
d. denda yang dikenakan kepada pembunuh yang tidak diqisas
9. Kaffarat orang yang bersumpah dengan menggunakan nama Allah, lalu
melanggarnya adalah ....
a. memerdekakan hamba sahaya atau berpuasa dua bulan berturut-turut
b. memberi makan 60 orang miskin atau dengan berpuasa kapan saja
c. memberi makan 10 orang miskin, atau memerdekakan seorang budak, atau
berpuasa tiga hari
d. memerdekakan hamba sahaya atau berpuasa dua bulan berturut-turut atau
memberi makan 60 orang miskin
10. Hikmah adanya kaffarat pembunuhan adalah ....
a. manusia merasa dirinya lebih jauh dengan Allah SWT.
b. manusia cenderung selalu berbuat dosa dan menyepelekan perbuatan
pembunuhannya
c. dapat menimbulkan perbuatan pembunuhan yang selanjutnya
d. manusia benar-benar jera dan menyesali perbuatannya yang keliru, serta
mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.
KUNCI JAWABAN
INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SIKLUS I
1. b
2. c
3. a
4. a
5. d
6. c
7. a
8. b
9. c
10. d
Lampiran 5
HASIL BELAJAR SISWA PADA SIKLUS I
No Nama Pre test Post test N-Gain Kriteria Ketercapaian
KKM (75)
1 Ahmad Rafi Farhan Noor 50 70 0,4 Sedang Belum Tercapai
2 Ahmad Watsiq Ahdillah 60 70 0,17 Rendah Belum Tercapai
3 Ananda Ruby Nurcantika 70 80 0,33 Sedang Tercapai
4 Anindya Nurhasna Putri 70 80 0,33 Sedang Tercapai
5 Aulia Ratna Pramesti N. 70 80 0,33 Sedang Tercapai
6 Cahya Zenitha 60 70 0,17 Rendah Belum Tercapai
7 Dandi Akmal Rizki 60 80 0,5 Sedang Tercapai
8 Dylan Arrifqi Qadrian 30 60 0,43 Sedang Belum Tercapai
9 Eriska Razilhija 60 70 0,17 Rendah Belum Tercapai
10 Ferdinan Sultan 60 70 0,17 Rendah Belum Tercapai
11 Fiona Daffa Darmawan 60 80 0,5 Sedang Tercapai
12 Imadinna Marsha D. 40 60 0,33 Sedang Belum Tercapai
13 Luthfialdi Nouval 70 80 0,33 Sedang Tercapai
14 Maulana Rafly Al Fadzry 50 60 0,2 Rendah Belum Tercapai
15 Miftah Farid Hasan 60 70 0,17 Rendah Belum Tercapai
16 Mohammad Satria B. 70 80 0,33 Sedang Tercapai
17 Muhammad Alifian R. 70 80 0,33 Sedang Tercapai
18 Muhammad Arraf B. 50 60 0,2 Rendah Belum Tercapai
19 Muhammad Herdin H. 70 80 0,33 Sedang Tercapai
20 Muhammad Paundra B. 50 70 0,4 Sedang Belum Tercapai
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Siklus II Pertemuan Ke 1)
Satuan Pendidikan : MA Pembangunan UIN Jakarta
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/ Semester : XI (Sebelas)/ Ganjil
Materi Pokok : Jinayah dan Hikmahnya
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti (KI)
KI.1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI.2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar (KD)
1.1 Meyakini syariat Islam tentang hukum jinayat
2.1 Menunjukkan sikap adil dan tanggung jawab dalam penerapan materi hukum
jinayat
3.1 Menelaah ketentuan Allah tentang jinayat dan hikmahnya
4.1 Menunjukkan contoh pelanggaran yang terkena ketentuan jinayat
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian jinayah
2. Menjelaskan tentang hukum pembunuhan dalam Islam
3. Mengidentifikasi hikmah larangan membunuh
4. Menjelaskan hukum dan pelaksanaan qisas
5. Mengidentifikasi hikmah dilaksanakan qisas
6. Menjelaskan ketentuan Islam tentang diyat
7. Mengidentifikasi hukmah dilaksanakan diyat
8. Menjelaskan ketentuan Islam tentang kaffarat
9. Mengidentifikasikan hikmah dilaksanakan kafarat
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian jinayah
2. Siswa mampu menjelaskan tentang hukum pembunuhan dalam Islam
3. Siswa mampu mengidentifikasi hikmah larangan membunuh
4. Siswa mampu menjelaskan hukum dan pelaksanaan qisas
5. Siswa mampu mengidentifikasi hikmah dilaksanakan qisas
6. Siswa mampu menjelaskan ketentuan Islam tentang diyat
7. Siswa mampu mengidentifikasi hukmah dilaksanakan diyat
8. Siswa mampu menjelaskan ketentuan Islam tentang kaffarat
9. Siswa mampu mengidentifikasikan hikmah dilaksanakan kafarat
D. MATERI PEMBELAJARAN
Terlampir
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik (Scientific Aproach)
Metode : Tanya jawab dan Jigsaw
F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media
a) Power Point
2. Alat
No. Jenis Jumlah
1 Laptop 1
2 LCD Proyektor 1
3. Sumber Pembelajaran
a) Al-Qur’an
b) Buku Pendidikan Agama Islam Fikih Madrasah Aliyah Kelas XI Kurikulum
2008
c) Buku Pendidikan Agama Islam Fikih Madrasah Aliyah Kelas XI Kurikulum
2013
d) Akses internet yang sesuai kebutuhan
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan
a. Guru mengucapkan salam.
b. Siswa menjawab salam guru, berdo’a dan mengondisikan
diri untuk siap belajar.
c. Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian dan posisi
tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
d. Guru memberikan ice breaking kepada siswa
e. Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif tentang
materi sesuai dengan pokok bahasan.
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
g. Guru memberikan soal Pre test.
2x10
menit
2. Kegiatan Inti
a. Mengamati
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok besar yang setiap
kelompok terdiri dari 8 orang. Setiap kelompok membahas
satu sub materi, yaitu:
Kelompok 1: tentang Pembunuhan
Kelompok 2: tentang Qisas
Kelompok 3: tentang Diyat
Kelompok 4: tentang Kaffarat
Setelah guru membagi kelompok dan membagi materi
kepada setiap kelompok, maka guru menginstruksikan
kepada setiap kelompok untuk membaca sub materi tersebut
yang terdapat dalam buku paket.
b. Menanya
Setelah semua siswa membaca sub materi sesuai
kelompoknya maka guru menginstruksikan siswa untuk
mendiskusikan poin-poin penting yang terdapat dari sub
materi berdasarkan kelompoknya masing-masing.
c. Mencoba
Setelah mendapatkan poin-poin penting dari sub materi yang
siswa telah diskusikan, maka siswa mencoba untuk
memahami poin-poin tersebut sesuai dengan pemahaman
individu.
d. Menalar /Mengasosiasikan
Setelah ke empat kelompok mengerti dengan sub materi
berdasarkan kelompoknya masing-masing maka guru
membagi 4 kelompok besar tersebut menjadi kelompok baru
dengan berhitung 1, 2, 3, dan 4 sehingga nantinya akan
terbentuk 8 kelompok yang beranggotakan empat orang.
Setiap anggota kelompok mengajarkan satu sama lain
tentang apa yang siswa telah pelajari di kelompok asal.
e. Mengomunikasikan
Guru menginstruksikan kepada seluruh kelompok untuk
2x60
menit
kembali ke kelompok asal. Kemudian setiap kelompok
menyelaraskan pemahaman siswa yang dihasilkan dari
kelompok tadi, dan menanyakan apabila ada materi yang
belum dipahami baik kepada guru atau teman kelompoknya.
3. Kegiatan Penutup
a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran
berupa umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
b. Siswa merenungkan /merefleksikan aktivitas pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
c. Guru dan siswa berdo’a bersama.
d. Guru mengucapkan salam kepada para peserta didik
sebelum keluar kelas.
2x10
menit
H. PENILAIAN
a) Soal
1. Apa maksud hadis Nabi saw. bahwa orang yang membunuh dan orang yang
dibunuh sama-sama masuk neraka?
2. Sebutkan 3 hikmah dilaksanakannya hukum qisas!
3. Bagaimana kaffarat bagi orang yang membunuh?
b) Kriteria Penilaian
1. Produk (Hasil diskusi)
No Aspek Kriteria Skor
1 Konsep Semua Benar
Sebagian besar benar
Sebagian kecil benar
Semua salah
4
3
2
1
2. Performasi
No Aspek Kriteria Skor
1
Kerjasama
Bekerjasama
Kadang-kadang
Tidak bekerjasama
4
2
1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Siklus II Pertemuan Ke 2)
Satuan Pendidikan : MA Pembangunan UIN Jakarta
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/ Semester : XI (Sebelas)/ Ganjil
Materi Pokok : Jinayah dan Hikmahnya
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti (KI)
KI.1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI.2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar (KD)
1.1 Meyakini syariat Islam tentang hukum jinayat
2.1 Menunjukkan sikap adil dan tanggung jawab dalam penerapan materi hukum
jinayat
3.1 Menelaah ketentuan Allah tentang jinayat dan hikmahnya
4.1 Menunjukkan contoh pelanggaran yang terkena ketentuan jinayat
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian jinayah
2. Menjelaskan tentang hukum pembunuhan dalam Islam
3. Mengidentifikasi hikmah larangan membunuh
4. Menjelaskan hukum dan pelaksanaan qisas
5. Mengidentifikasi hikmah dilaksanakan qisas
6. Menjelaskan ketentuan Islam tentang diyat
7. Mengidentifikasi hukmah dilaksanakan diyat
8. Menjelaskan ketentuan Islam tentang kaffarat
9. Mengidentifikasikan hikmah dilaksanakan kafarat
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian jinayah
2. Siswa mampu menjelaskan tentang hukum pembunuhan dalam Islam
3. Siswa mampu mengidentifikasi hikmah larangan membunuh
4. Siswa mampu menjelaskan hukum dan pelaksanaan qisas
5. Siswa mampu mengidentifikasi hikmah dilaksanakan qisas
6. Siswa mampu menjelaskan ketentuan Islam tentang diyat
7. Siswa mampu mengidentifikasi hukmah dilaksanakan diyat
8. Siswa mampu menjelaskan ketentuan Islam tentang kaffarat
9. Siswa mampu mengidentifikasikan hikmah dilaksanakan kafarat
D. MATERI PEMBELAJARAN
Terlampir
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik (Scientific Aproach)
Metode : Jigsaw
F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media
a) Power Point
2. Alat
No. Jenis Jumlah
1 Laptop 1
2 LCD Proyektor 1
3. Sumber Pembelajaran
a) Al-Qur’an
b) Buku Pendidikan Agama Islam Fikih Madrasah Aliyah Kelas XI Kurikulum
2008
c) Buku Pendidikan Agama Islam Fikih Madrasah Aliyah Kelas XI Kurikulum
2013
d) Akses internet yang sesuai kebutuhan
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan
a. Guru mengucapkan salam.
b. Siswa menjawab salam guru, berdo’a dan mengondisikan
diri untuk siap belajar.
c. Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian dan posisi
tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
d. Guru memberikan ice breaking kepada siswa
e. Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif tentang
materi sesuai dengan pokok bahasan.
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
g. Guru memberikan soal Pre test.
2x10
menit
2. Kegiatan Inti
a. Mengamati
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok besar yang setiap
kelompok terdiri dari 8 orang. Setiap kelompok membahas
satu sub materi, yaitu:
Kelompok 1: tentang Pembunuhan
Kelompok 2: tentang Qisas
Kelompok 3: tentang Diyat
Kelompok 4: tentang Kaffarat
Setelah guru membagi kelompok dan membagi materi
kepada setiap kelompok, maka guru menginstruksikan
kepada setiap kelompok untuk membaca sub materi tersebut
yang terdapat dalam buku paket.
b. Menanya
Setelah semua siswa membaca sub materi sesuai
kelompoknya maka guru menginstruksikan siswa untuk
mendiskusikan poin-poin penting yang terdapat dari sub
materi berdasarkan kelompoknya masing-masing.
c. Mencoba
Setelah mendapatkan poin-poin penting dari sub materi yang
siswa telah diskusikan, maka siswa mencoba untuk
memahami poin-poin tersebut sesuai dengan pemahaman
individu.
d. Menalar /Mengasosiasikan
Setelah ke empat kelompok mengerti dengan sub materi
berdasarkan kelompoknya masing-masing maka guru
membagi 4 kelompok besar tersebut menjadi kelompok baru
dengan berhitung 1, 2, 3, dan 4 sehingga nantinya akan
terbentuk 8 kelompok yang beranggotakan empat orang.
Setiap anggota kelompok mengajarkan satu sama lain
tentang apa yang siswa telah pelajari di kelompok asal.
e. Mengomunikasikan
Guru menginstruksikan kepada seluruh kelompok untuk
2x60
menit
kembali ke kelompok asal. Kemudian setiap kelompok
menyelaraskan pemahaman siswa yang dihasilkan dari
kelompok tadi, dan menanyakan apabila ada materi yang
belum dipahami baik kepada guru atau teman kelompoknya.
3. Kegiatan Penutup
a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran
berupa umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
b. Guru memberikan soal latihan kepada siswa untuk melihat
sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
c. Guru bersama siswa merenungkan /merefleksikan aktivitas
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
d. Guru dan siswa berdo’a bersama.
e. Guru mengucapkan salam kepada para peserta didik
sebelum keluar kelas.
2x10
menit
H. PENILAIAN
a) Soal
1. Jelaskan hikmah dari larangan pembunuhan!
2. Jika orang tua membunuh anaknya, maka wajibkah membayar diyat,
jelaskan!
b) Kriteria Penilaian
1. Produk (Hasil diskusi)
No Aspek Kriteria Skor
1 Konsep Semua Benar
Sebagian besar benar
Sebagian kecil benar
Semua salah
4
3
2
1
2. Performasi
No Aspek Kriteria Skor
1
Kerjasama
Bekerjasama
Kadang-kadang
4
2
Lampiran 7
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SIKLUS II
Kompetensi
Inti
Kompetensi
Dasar Indikator
Nomor
Soal
Bentuk
Soal
1. Menghayati
dan mengamalkan
ajaran agama yang
dianutnya
2. Menghayati
dan mengamalkan
perilaku jujur,
disiplin, tanggung
jawab, peduli
(gotong royong,
kerja sama,
toleran, damai),
santun, responsif
dan proaktif dan
menunjukkan
sikap sebagai
bagian dari solusi
atas berbagai
permasalahan
dalam berinteraksi
secara efektif
dengan lingkungan
sosial dan alam
serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia
1.1 Meyakini
syariat Islam
tentang hukum
jinayat
2.1
Menunjukkan
sikap adil dan
tanggung jawab
dalam penerapan
materi hukum
jinayat
1. Menjelaskan
pengertian jinayah
2. Menjelaskan
tentang hukum
pembunuhan dalam
Islam
3. Mengidentifikasi
hikmah larangan
membunuh
4. Menjelaskan hukum
dan pelaksanaan
qisas
5. Mengidentifikasi
hikmah
dilaksanakan qisas
6. Menjelaskan
ketentuan Islam
tentang diyat
7. Mengidentifikasi
hukmah
dilaksanakan diyat
8. Menjelaskan
ketentuan Islam
tentang kaffarat
9. Mengidentifikasikan
hikmah
dilaksanakan kafarat
1
3
2
4, 5
6
7
8
10
9
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
3. Memahami,
menerapkan, dan
menganalisis
pengetahuan
faktual,
konseptual,
prosedural, dan
metakognitif
berdasarkan rasa
ingin tahunya
tentang ilmu
pengetahuan, seni,
budaya, dan
humaniora dengan
wawasan
kemanusiaan,
kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban terkait
penyebab
fenomena dan
kejadian, serta
menerapkan
pengetahuan
prosedural pada
bidang kajian yang
spesifik sesuai
dengan bakat dan
minatnya untuk
memecahkan
masalah
4. Mengolah,
menalar, menyaji,
3.1 Menelaah
ketentuan Allah
tentang jinayat
dan hikmahnya
4.1Menunjukkan
contoh
dan mencipta
dalam ranah
konkret dan ranah
abstrak terkait
dengan
pengembangan
dari yang
dipelajarinya di
sekolah secara
mandiri serta
bertindak secara
efektif dan kreatif,
mampu
menggunakan
metode sesuai
kaidah keilmuan
pelanggaran
yang terkena
ketentuan jinayat
Lampiran 8
INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SIKLUS II
Nama : ................................ Kelas : ..............................
.... Hadis di samping menegaskan bahwa القاتل والمقتول فى النار .1
a. pembunuh dan yang terbunuh masuk neraka
b. pembunuh dan yang terbunuh masuk surga
c. pembunuh dan pembunuh lainnya masuk surga
d. pembunuh dan yang ikut merencanakan pembunuhan masuk neraka
2. Berikut ini yang termasuk hikmah larangan membunuh ....
a. manusia cenderung menyepelekan keberadaan manusia lain
b. manusia dapat berbuat semena-mena terhadap harga diri manusia
c. manusia tidak akan jera terhadap perbuatannya
d. menjaga dan menyelamatkan jiwa manusia
3. Jika seseorang sedang menembak binatang buruan, tetapi terkena manusia
sehingga mati merupakan contoh dari pembunuhan ....
a. pembunuhan yang dilakukan karena terpaksa
b. pembunuhan yang tidak disengaja
c. pembunuhan seperti disengaja
d. pembunuhan disengaja
4. Hukuman balasan yang seimbang bagi pelaku pembunuhan maupun
pengrusakan anggota badan seseorang yang dilakukan dengan sengaja adalah
pengertian dari ....
a. pembunuhan
b. qisas
c. diyat
d. kaffarat
5. Yang merupakan syarat-syarat qisas, kecuali ....
a. jenis pembunuhan adalah pembunuhan yang disengaja
b. pembunuh bukan orang tua dari orang yang dibunuh
c. pembunuh memiliki akal sehat
d. pembunuh masih anak-anak
6. Hikmah dilaksanakannya hukum qisas di kehidupan manusia adalah ....
a. timbulnya kerusakan dalam masyarakat
b. hancurnya kehidupan manusia
c. memberikan pelajaran kepada manusia untuk tidak melakukan kejahatan
d. membuat manusia cenderung mempermainkan nyawa manusia lain
7. Diyat artinya ....
a. pengganti kaffarat
b. pengganti qisas
c. tebusan
d. denda
8. Orang yang melukai orang lain hingga putus jari tangan atau kakinya, maka
diyatnya adalah membayar ....
a. 5 ekor unta
b. 10 ekor unta
c. 15 ekor unta
d. 20 ekor unta
9. Kaffarat ‘ila adalah ....
a. kaffarat suami karena berjanji tidak akan menggauli isteri selama masa
tertentu
b. kaffarat suami karena menyamakan isterinya dengan ibunya (ibu suami)
c. kaffarat suami isteri yang melkukan hubungan intim di siang hari bulan
Ramadhan
d. kaffarat seseorang karena menganiaya, tapi dimaafkan oleh korban atau
keluarga korban
10. Kaffaratnya orang yang zihar ....
a. berpuasa tiga hari atau memberi makan kepada 10 orang miskin
b. memerdekakan budak atau berpuasa dua bulan berturut-turut atau memberi
makanan kepada 60 orang miskin
c. memberi makanan 10 orang miskin, atau memerdekakan seorang budak, atau
puasa tiga hari
d. memerdekakan hamba sahaya atau berpuasa dua bulan berturut-turut
KUNCI JAWABAN
INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SIKLUS II
1. a
2. d
3. b
4. b
5. d
6. c
7. d
8. c
9. a
10. b
Lampiran 9
HASIL BELAJAR SISWA PADA SIKLUS II
No Nama Pre test Post test N-Gain Kriteria Ketercapaian
KKM (75)
1 Ahmad Rafi Farhan Noor 70 80 0,33 Sedang Tercapai
2 Ahmad Watsiq Ahdillah 60 90 0,75 Tinggi Tercapai
3 Ananda Ruby Nurcantika 60 90 0,75 Tinggi Tercapai
4 Anindya Nurhasna Putri 70 100 1 Tinggi Tercapai
5 Aulia Ratna Pramesti N. 70 80 0,33 Sedang Tercapai
6 Cahya Zenitha 70 100 1 Tinggi Tercapai
7 Dandi Akmal Rizki 70 80 0,33 Sedang Tercapai
8 Dylan Arrifqi Qadrian 60 80 0,5 Sedang Tercapai
9 Eriska Razilhija 70 100 1 Tinggi Tercapai
10 Ferdinan Sultan 50 80 0,6 Sedang Tercapai
11 Fiona Daffa Darmawan 70 90 0,67 Sedang Tercapai
12 Imadinna Marsha D. 70 100 1 Tinggi Tercapai
13 Luthfialdi Nouval 70 100 1 Tinggi Tercapai
14 Maulana Rafly Al Fadzry 60 80 0,5 Sedang Tercapai
15 Miftah Farid Hasan 60 80 0,5 Sedang Tercapai
16 Mohammad Satria B. 70 80 0,33 Sedang Tercapai
17 Muhammad Alifian R. 50 100 1 Tinggi Tercapai
18 Muhammad Arraf B. 70 80 0,33 Sedang Tercapai
19 Muhammad Herdin H. 60 100 1 Tinggi Tercapai
20 Muhammad Paundra B. 60 90 0,75 Tinggi Tercapai
Lampiran 14
Catatan Lapangan
Penelitian Tindakan Kelas di MA Pembangunan UIN Jakarta
Siklus I
AKTIVITAS SISWA
1. Masih banyak siswa yang kurang aktif dalam
berdiskusi, serta siswa masih banyak yang kurang
memerhatikan penjelasan guru pada proses
pembelajaran fiqih berlangsung.
2. Pemahaman siswa terhadap langkah-langkah
pembelajaran Jigsaw masih kurang.
3. Kurangnya semangat dan antusias siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
AKTIVITAS GURU
1. Guru kurang mengondisikan siswa dalam belajar
karena guru masih beradaptasi dengan keadaan
siswa dan kelas.
2. Guru masih kurang terampil dalam menerangkan
dan menyimpulkan materi pembelajaran,
sehingga kurang membangkitkan minat dan
motivasi siswa dalam belajar.
3. Guru belum terbiasa menciptakan suasana
pembelajaran yang mengarah pada metode
pembelajaran Jigsaw.
AKTIVITAS
PEMBELAJARAN
1. Pelaksanaan proses pembelajaran belum kondusif
karena guru masih beradaptasi dengan siswa dan
kelas.
2. Implementasi metode Jigsaw pada pembelajaran
fiqih masih kurang baik, dikarenakan guru belum
terbiasa menggunakan dan siswa belum
memahami.
Lampiran 15
Catatan Lapangan
Penelitian Tindakan Kelas di MA Pembangunan UIN Jakarta
Siklus II
AKTIVITAS SISWA
1. Siswa mulai aktif dalam berdiskusi, serta sangat
baik dalam memerhatikan penjelasan guru.
2. Pemahaman siswa terhadap langkah-langkah
pembelajaran Jigsaw sangat baik.
3. Siswa semangat dan antusias dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
AKTIVITAS GURU
1. Guru sudah mampu beradaptasi dengan keadaan
siswa dan kelas.
2. Guru telah dapat terampil dalam menerangkan
dan menyimpulkan materi pembelajaran,
sehingga dapat membangkitkan minat dan
motivasi siswa dalam belajar.
3. Guru mulai terbiasa menciptakan suasana
pembelajaran yang mengarah pada metode
pembelajaran Jigsaw.
AKTIVITAS
PEMBELAJARAN
1. Aktivitas pembelajaran telah kondusif karena
guru sudah mampu beradaptasi dengan siswa dan
kelas.
2. Implementasi metode Jigsaw pada pembelajaran
fiqih berjalan dengan baik, sehingga timbul
semangat dan antusias siswa dalam pembelajaran
serta siswa dapat berperan aktif dalam berdiskusi.
Lampiran 16
LEMBAR WAWANCARA GURU
Nama : Yayat Hidayatul Mutaqin, S.Pd.I
Jabatan : Guru Mata Pelajaran Fiqih
Hari/ Tanggal : 16 September 2016
Waktu : 11.00 WIB
1. Apa yang memotivasi bapak mengajar Fiqih?
Jawab: Karena mengajar Fiqih merupakan panggilan jiwa di mana saya sendiri sudah
mempunyai modal dasar dalam mengajar Fiqih. Fiqih juga dapat mengasah
pikiran kita dalam memecahkan permasalahan di kehidupan sehari-hari, baik
permasalahan dalam ruang lingkup Fiqih ibadah, siyasah, munakahat, dsb.
2. Metode apa yang sering bapak gunakan dalam pembelajaran Fiqih?
Jawab: Diskusi, tanya jawab dan ceramah.
3. Apa saja hambatan yang bapak temui dalam mengajar pelajaran Fiqih?
Jawab: Kurangnya motivasi siswa dalam membaca pelajaran Fiqih, kemudian latar
belakang siswa yang beragam dan terkadang perencanaan pembelajaran tidak
sesuai dengan kondisi kelas.
4. Bagaimana pendapat bapak mengenai pembelajaran Fiqih dengan menggunakan metode
Jigsaw?
Jawab: Sangat bagus, karena dapat membuat siswa berpikir untuk memecahkan masalah
antar teman diskusinya.
5. Bagaimana harapan bapak untuk pembelajaran Fiqih bagi siswa di MA Pembangunan?
Jawab: Harapan saya kepada siswa/i MA Pembangunan agar dapat memahami Fiqih
yang sebenarnya, Fiqih yang berlandaskan pada dalil –dalil yang qath’i , akan
tetapi juga mengetahui dalil-dalil yang zhanni. Kemudian, agar siswa/i dapat
menerapkannnya dalam kehidupan sehari-hari.
Lampiran 17
LEMBAR WAWANCARA SISWA
Responden : Nur Arsyi Himmatul Ulya
Jabatan : Siswi XI IPS II
Hari/ Tanggal : 5 September 2016
Waktu : 10.00 WIB
1. Apakah kamu merasa senang dengan pembelajaran Fiqih dengan menggunakan metode
Jigsaw dibanding metode yang diterapkan sebelumnya?
Jawab: Ya, senang karena pembelajaran sebelumnya terkadang membosankan.
2. Bagaimana pendapatmu mengenai pembelajaran Fiqih dengan menggunakan metode
Jigsaw?
Jawab: Sangat bagus, karena semua orang mendapat giliran menjelaskan di kelompoknya
masing-masing.
3. Apakah kamu merasa kesulitan selama proses pembelajaran berlangsung?
Jawab: Ya, sedikit sulit saat menjelaskan pelajaran kepada teman-teman.
4. Bagaimana nilai hasil belajar Fiqih kamu setelah diterapkannya metode Jigsaw?
Jawab: Bagus.
5. Apakah kamu merasa termotivasi untuk belajar Fiqih setelah diterapkannya metode
Jigsaw?
Jawab: Ya, termotivasi.
6. Apa yang kamu harapkan setelah metode Jigsaw diterapkan di kelas?
Jawab: Agar metode Jigsaw dapat digunakan lagi pada materi dan pelajaran lainnya.
LEMBAR WAWANCARA SISWA
Responden : Muhammad Paundra B.
Jabatan : Siswa XI IPS II
Hari/ Tanggal : 5 September 2016
Waktu : 10.35 WIB
1. Apakah kamu merasa senang dengan pembelajaran Fiqih dengan menggunakan metode
Jigsaw dibanding metode yang diterapkan sebelumnya?
Jawab: Ya, senang.
2. Bagaimana pendapatmu mengenai pembelajaran Fiqih dengan menggunakan metode
Jigsaw?
Jawab: Bagus, karena seru dapat mendengarkan teman sendiri menjelaskan pelajaran.
3. Apakah kamu merasa kesulitan selama proses pembelajaran berlangsung?
Jawab: Ya, sulit menjelaskan pelajaran kepada teman-teman.
4. Bagaimana nilai hasil belajar Fiqih kamu setelah diterapkannya metode Jigsaw?
Jawab: Bagus.
5. Apakah kamu merasa termotivasi untuk belajar Fiqih setelah diterapkannya metode
Jigsaw?
Jawab: Ya.
6. Apa yang kamu harapkan setelah metode Jigsaw diterapkan di kelas?
Jawab: Agar bukan hanya kelas XI IPS II saja yang mendapat pembelajaran dengan
menggunakan metode Jigsaw, akan tetapi kelas lainnya juga. Kemudian, metode
yang lain bisa diterapkan agar seru dan tidak mengantuk di kelas.
Lampiran 18
DOKUMENTASI
PEMBELAJARAN FIQIH KELAS XI IPS II DENGAN
MENGGUNAKAN METODE JIGSAW
BIODATA PENULIS
Nur Putri Maulidia, kelahiran Tangerang, 31 Agustus
1994. Penulis berdomisili di Jalan Kertamukti No.17 B Rt.
001/08 Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Ketika
menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi PMII
(Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia). Penulis pernah
menjadi bendahara PMII Rayon PAI, Wakil Bendahara II PMII
KOMFAKTAR Cab. Ciputat, dan anggota Bidang Advokasi
KOPRI PMII Cab. Ciputat.