efektivitas mediasi badan penasehatan pembinaan...

104
EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) DAN PENGADILAN AGAMA DI KOTA ADMINISTRATIF JAKARTA TIMUR Skripsi diajukan sebagai syarat untuk meperoleh gelar Sarjana Syariah (S.Sy) OLEH: NIZAR BAHALWAN NIM: 107044201810 KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSIYYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Upload: vutruc

Post on 20-May-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN

PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) DAN PENGADILAN AGAMA

DI KOTA ADMINISTRATIF JAKARTA TIMUR

Skripsi diajukan sebagai syarat untuk meperoleh gelar

Sarjana Syariah (S.Sy)

OLEH:

NIZAR BAHALWAN

NIM: 107044201810

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM

PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSIYYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

ii

EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN

PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) DAN PENGADILAN AGAMA

DI KOTA ADMINISTRATIF JAKARTA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

Nizar Bahalwan NIM: 107044201810

Di Bawah Bimbingan:

Prof.DR.H.Hasanuddin, AF, MA

NIP: 150050917

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM

PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSIYYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

2011 H/ 1432 H

Page 3: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul " Efektivitas Mediasi Badan Penasehatan Pembinaan

Pelestarian Perkawinan (BP4) dan Pengadilan Agama di Kota Administrasi

Jakarta Timur", telah diajukan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 24 Mei 2011. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar strata satu, yaitu Sarjana

Hukum Islam (S.Hi) pada prodi perbandingan madzhab dan hukum dengan

konsentrasi perbandingan hukum.

Jakarta, 10 Juni 2011

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah Dan Hukum

Prof.DR.H.M.Amin Suma,SH. MA. MM

NIP. 19550505 198203 1 012

PANITIA UJIAN

Ketua : Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MA

NIP : 19500361976031001 : (.................................)

Sekertaris : Hj. Rosdiana, MA

NIP : 196906102003122001 : (.................................)

Pembimbing I : Prof.DR.H.Hasanuddin, AF,

NIP : 150050917 : (.................................)

Penguji I : Dr. Djawahir Hejazziey, SH, MA

NIP : 195510151979031002 : (.................................)

Penguji II : Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MA

NIP : 19500361976031001 : (.................................)

Page 4: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 4 Mei 2011

Nizar Bahalwan

Page 5: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahNya, terucap dengan tulus dan ikhlas Alhamdulillāhi Rabbil ‘ālamīn tiada

henti karena dapat terselesaikannya penulisan skripsi ini. Salawat seiring salam

semoga selalu tercurah limpahkan kepada insan pilihan Tuhan khātamul anbiyā’i

walmursalīn Muhammad SAW.

Dengan setulus hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh

dari kesempurnaan . Namun demikian, skripsi ini hasil usaha dan upaya yang

maksimal dari penulis. Tidak sedikit hambatan, cobaan dan kesulitan yang ditemui.

Banyak hal yang tidak dapat dihadirkan oleh penulis didalamnya karena keterbatasan

pengetahuan dan waktu. Namun patut disyukuri karena banyak pengalaman yang

didapat dalam penulisan skripsi ini.

Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada

semua pihak:

1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM., Selaku Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum serta para Pembantu Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MA, Selaku Ketua Program Studi Ahwal al

Syakhsiyyah dan Ibu Hj. Rosdiana, MA selaku Sekretaris Program Studi

Ahwal Syakhsiyyah.

Page 6: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

vi

3. Prof.DR.H.Hasanuddin, AF, MA yang telah membimbing, memberikan arahan

dan meluangkan waktu dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.

4. Seluruh dosen dan civitas akademika Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Pimpinan dan seluruh karyawan perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Para Mediator dan Para Staf di Badan Penasehatan Pembinaan Pelestarian

Perkawinan (BP4) Jakarta Timur dan Pengadilan Agama Jakarta Timur yang

telah meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk memberikan arahan

dan informasi kepada penulis.

7. Ayahanda H.M.Ali Fuad, ibunda Mutawasitoh, kakanda Ahmed Zauji

Mubassor, serta adinda Putri Sari Romadhon dan Dian Zarkasyi yang

senantiasa memberikan support baik moril maupun materil sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan segenap usaha.

8. Sahabat seperjuangan, teman-teman Konsentrasi Administrasi Keperdataan

Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta angkatan 2007.

9. Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya, atas jasa bantuan semua pihak baik berupa moril dan materil,

sampai detik ini penulis panjatkan do’a semoga Allah memberikan balasan yang

berlipat dan menjadikannya amal jariyah yang tidak pernah berhenti mengalir

hingga yaum al-akhir Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Semoga Allah senantiasa

Page 7: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

vii

memberikan kemudahan bagi kita semua dalam menjalani hari esok dan apa yang

kita lakukan diridhai oleh Allah swt, amin.

Jakarta: 30 Jumadil Awal 1432 H

4 Mei 2011 M

( Penulis )

Page 8: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ..................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. iv

KATA PENGANTAR .......................................................................................... v

DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ........................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 7

D. Metodologi dan Teknik Penelitian ............................................. 8

E. Studi Review Terdahulu .............................................................. 12

F. Sistematika Penulisan ................................................................. 13

BAB II KERANGKA TEORITIS EFEKTIVITAS DAN

PERDAMAIAN ............................................................................... 15

A. Pengertian Efektivitas ............................................................... 15

B. Indikator Efektivitas ................................................................... 17

C. Pengertian Mediasi ..................................................................... 18

D. Landasan Hukum Mediasi ......................................................... 22

E. Syarat Perdamaian ...................................................................... 27

F. Ruang Lingkup Mediasi ............................................................. 30

Page 9: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

ix

G. Keuntungan Mediasi .................................................................. 31

BAB III POTRET KOTA ADMINISTRATIF JAKARTA TIMUR ........ 35

A. Letak Geografis .......................................................................... 35

B. Keadaan Demografis .................................................................. 39

C. Selayang Pandang BP4 Jakarta Timur ....................................... 43

D. Selayang Pandang Pengadilan Agama Jakarta Timur ................ 46

BAB IV EFEKTIVITAS MEDIASI ............................................................ 59

A. Upaya BP4 Jakarta Timur Dalam Mendamaikan ....................... 59

B. Upaya Pengadilan Agama Jakarta Timur Dalam Mendamaikan 65

C. Laporan Data Perdamaian di BP4 Jakarta Timur ....................... 71

D. Laporan Data Mediasi di Pengadilan Agama Jakarta Timur ..... 72

E. Analisa Penulis ........................................................................... 73

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 80

A. Kesimpulan ................................................................................ 80

B. Saran .......................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 84

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam realita kehidupan umat

manusia. Perkawinan adalah salah satu sunnatullah yang umum berlaku pada semua

makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Jadi,

perkawinan secara umum bisa dilakukan semua makhluk hidup.1

Perkawinan merupakan salah satu perintah agama kepada yang mampu untuk

segera melaksanakannya. Karena perkawinan dapat mengurangi kemaksiatan, baik

dalam bentuk penglihatan maupun dalam bentuk perzinahan. Orang yang

berkeinginan untuk melakukan pernikahan, tetapi belum mempunyai persiapan bekal

(fisik dan nonfisik) dianjurkan oleh Nabi Muhammad saw, untuk berpuasa. Orang

berpuasa akan memiliki kekuatan atau penghalang dari berbuat tercela yang sangat

keji, yaitu perzinaan.2

Nikah adalah salah satu sendi pokok pergaulan bermasyarakat. Oleh karena

itu, agama memerintahkan kepada umatnya untuk melangsungkan pernikahan bagi

yang sudah mampu, Sehingga malapetaka yang diakibatkan oleh perbuatan terlarang

dapat dihindari. 3

1 Chuzaemah T. Yanggo dan Hafiz Anshari, Problematika Hukum Islam Kontemporer, cet.

IV, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002), h. 56.

2 Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), h. 7.

3 Asrorun Ni’am Sholeh, Fatwa-fatwa Masalah Pernikahan dan Keluarga, (Jakarta: Elsas,

2008), h. 4.

Page 11: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

2

Pernikahan merupakan tiang keluarga yang di dalamnya terdapat hak-hak dan

kewajiban yang sesuai dengan kesucian agama, yang di dalamnya seseorang dapat

merasakan bahwasanya pernikahan merupakan ikatan suci yang dapat memuliakan

manusia. Pernikahan juga merupakan ikatan rohani yang sesuai dengan kehormatan

manusia yang membedakannya dengan hewan dimana ikatan antara jantan dengan

betinanya hanyalah nafsu kehewanan saja.4

Filosofi dasar perkawinan adalah upaya menciptakan kehidupan suami isteri

yang harmonis dalam rangka membentuk dan membina rumah tangga sakinah,

mawaddah dan rahmah. Setiap suami isteri tentu saja mendambakan kehidupan

rumah tangga yang langgeng sepanjang hayat di kandung badan. Dapat hidup

selamanya dalam satu ikatan sampai mati.5

Diadakan akad nikah untuk selama-lamanya sampai suami isteri tersebut

meninggal dunia, karena yang diinginkan oleh Islam adalah langgengnya kehidupan

perkawinan. Suami isteri sama-sama dapat mewujudkan rumah tangga tempat

berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan dapat memelihara anak-anaknya

hidup dalam kehidupan yang baik agar anak-anak bisa menjadi generasi yang

berkualitas. Oleh karena itu, ikatan suami isteri adalah ikatan yang paling suci dan

teramat kokoh.6

4 Muhammad Abu Zahrah, Al-Ahwal al-Syakhsiyyah, (Kairo: Daarul Fikr al-Arabi, 2005), h.

20.

5 Baharudin Ahmad, Hukum Perkawinan di Indonesia Studi Historis Metodologis, (Jakarta:

Gaung Persada Press), h. 4.

6 Huzaimah Tahido Yanggo, Masail Fiqhiyyah Kajian Hukum Islam kontemporer, (Bandung:

Angkasa, 2005), h. 162.

Page 12: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

3

Tujuan perkawianan berdasarkan penjelasan Undang-undang no. 1 Tahun

1974 tentang Perkawinan Pasal 1 adalah membentuk keluarga (rumah tangga) yang

bahagia dan kekal (mendapat keturunan) berdasarkan Ketuhanan Yang maha Esa.

Dalam kenyataannya, relasi suami isteri tidak selamanya dapat dipelihara

secara harmonis, kadang-kadang suami isteri gagal dalam membangun rumah

tangganya karena menemui beberapa masalah yang tidak dapat diatasi. Pada akhirnya

upaya mengakhirkan kemelut berkepanjangan tersebut diselesaikan melalui alternatif

talak (perceraian). Dalam perkawinan tidak selalu yang diinginkan dalam tujuan

pernikahan itu tercapai, dengan demikian agama Islam membolehkan suami isteri

bercerai, tentunya dengan alasan-alasan tertentu, kendati perceraian itu sangat dibenci

oleh Allah SWT.7

Islam dengan tegas menyatakan dalam Al-Quran bahwa perceraian itu adalah

suatu perbuatan halal, tetapi paling dibenci Allah. Tapi faktanya, perceraian itu

menjadi fenomena yang tidak dapat terelakkan karena maraknya konflik rumah

tangga yang terjadi dalam masyarakat. Mulai dari perceraian yang disebabkan

pertengkaran secara terus-menerus atau sebab lain.

Oleh karena itu, Allah memberikan solusi yang sangat bijak agar menunjuk

seorang hakam atau mediator yaitu juru penengah. Keberadaan mediator dalam kasus

perkawinan merupakan penjabaran dari perintah Al-Quran. Dalam Al-Quran

disebutkan bahwa jika ada permasalahan dalam perkawinan, maka diharuskan

7 Muhammad Daud Ali, Hukum Islam dan Peradilan Agama, cet. II, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2002), h. 102.

Page 13: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

4

diangkat seorang hakam yang akan menjadi mediator. Dengan demikian, keberadaan

hakam menjadi penting adanya.8

Dalam Hukum Islam secara terminologis, perdamaian disebut dengan istilah

Islah atau Sulh yang artinya adalah memutuskan suatu persengketaan. Dan menurut

syara’ adalah suatu akad dengan maksud untuk mengakhiri suatu persengketaan

antara dua belah pihak yang saling bersengketa.9

Untuk meningkatkan kualitas perkawinan menurut ajaran Islam diperlukan

bimbingan dan penasihatan perkawinan secara terus menerus dan konsisten agar

dapat mewujudkan rumah tangga atau keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah. Hal

tersebut sangat terkait dengan apa yang sedang dilakukan oleh Badan Penasehatan

Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4), yaitu meningkatkan konsultasi

perkawinan dan meningkatkan pelayanan terhadap keluarga yang bermasalah melalui

kegiatan konseling, mediasi dan advokasi.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kualitas

perkawinan menurut ajaran Islam diperlukan bimbingan dan penasihatan perkawinan

secara terus menerus dan konsisten agar dapat mewujudkan rumah tangga atau

keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Hal tersebut sangat terkait dengan apa

yang sedang dilakukan oleh BP4, yaitu meningkatkan kualitas konsultasi perkawinan

dan meningkatkan pelayanan terhadap keluarga yang bermasalah melalui kegiatan

konseling, mediasi dan advokasi.

8 Muhammad Daud Ali, Hukum Islam dan Peradilan Agama, h. 103.

9 Al-Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Beirut: Dar al-Fikr, 1977), Juz III , h. 305.

Page 14: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

5

Kemudian perkara perdata yang masuk ke pengadilan harus melewati proses

mediasi, hal ini sesuai dengan aturan yang ada dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008

Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan. Apabiala pihak-pihak yang terkait menolak

melakukan mediasi maka proses persidangan tidak dapat dilanjutkan karena batal

demi hukum. Seperti yang tertera pada PERMA Nomor 1 Tahun 2008 bab I Pasal 2

mengenai “Ruang Lingkup dan Kekuatan Berlaku PERMA” ayat (2) dan (3). Setiap

hakim mediator dan para pihak wajib mengikuti prosedur penyelesaian sengketa

melalui mediasi yang diatur dalam Peraturan ini. Dan apabila tidak menempuh

prosedur mediasi berdsarkan Peraturan ini merupakan pelanggaran terhadap

ketentuan Pasal 130 HIR dan atau Pasal 154 Rbg yang mengakibatkan putusan batal

demi hukum. Hal ini dapat dikatakan proses mediasi ini merupakan paksaan bagi para

pihak yang berperkara.

Oleh karena itu dengan dikeluarkannya PERMA Nomor 1 Tahun 2008

Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan ini yang mengharuskan para pihak yang

berperkara mengikuti proses mediasi, penulis tertarik untuk mengetahui seberapa

efektif pelaksanaan mediasi yang telah masuk ke dalam sistem Peradilan di Indonesia

dan diwajibkan bagi pihak-pihak yang berperkara untuk dapat mengikuti prosedur

mediasi tersebut, khususnya di Pengadilan Agama Jakarta Timur, serta mengetahui

bagaiamanakah efetifitas pelaksanaan mediasi yang dilakukan di BP4 Jakarta Timur.

Penulis memilih melakukan penelitian di Wilayah Jakarta Timur karena Kota tersebut

terbilang kota yang paling luas di Jakarta, sehingga efektivitas mediasi tersebut dapat

digambarkan dalam skala yang besar.

Page 15: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

6

Kemudian timbul pertanyaan-pertanyaan, bagaimanakah upaya BP4 dan PA

dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan perkawinan? Bagaimana strategi atau

kebijakan yang dilakukan oleh BP4 dan PA dalam mendamaikan pasangan yang

bersengketa? Bagaimana kinerja mediasi BP4 dan PA dalam menekan angka

perceraian? Hambatan apa saja yang dialami oleh kedua Lembaga ini dalam

mendamaikan pihak-pihak yang bersengketa? Tantangan apa saja yang dihadapi

dalam mendamaikan pihak-pihak yang bersengketa?

Sejumlah pertanyaan-pertanyaan inilah yang mendorong penulis untuk

meneliti lebih lanjut tentang masalah perdamaian dalam perkawinan, sehingga

penulis menuangkannya dalam bentuk skripsi yang berjudul : " Efektivitas Mediasi

Badan Penasehatan Pembinaan Pelestarian Perkawinan (BP4) dan Pengadilan

Agama di Kota Administratif Jakarta Timur".

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Mengingat keluasan dan kompleksitas masalah mediasi tidaklah mungkin

dituangkan dalam skripsi ini. Oleh karena itu penulis akan membatasi permasalahan

yang ada, yaitu keefektivan mediasi yang terdapat di Pengadilan Agama Jakarta

Timur dan BP4 Jakarta Timur, dan hanya pada 2 (dua) tahun terakhir ini.

Agar lebih terfokus, penulis akan membatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Skripsi ini hanya mengkaji upaya dan efektivitas pelaksanaan mediasi.

2. Tahun perkara dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010.

Page 16: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

7

3. Lokasi Penelitian di BP4 Jakarta Timur dan Pengadilan Agama Jakarta Timur.

2. Perumusan Masalah

Menurut Pasal 82 Undang-undang No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama

yang berbunyi: “Pada sidang pertama pemeriksaan gugatan perceraian, hakim

berusaha mendamaikan kedua belah pihak”. Dari sini kita ketahui bahwa

dilaksanakannya mediasi di Pengadilan Agama pada dasarnya untuk mencegah serta

mengurangi perceraian, namun dalam kenyataannya angka perceraian tidak

menurun secara signifikan walaupun mediasi telah diupayakan oleh para hakim

untuk mendamaikan para pihak di dalam proses persidangan.

Berdasarkan dari rumusan dari latar belakang di atas, maka penulis dapat

merumuskan rumusan masalah dengan rinci dalam pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya serta strategi BP4 dan Pengadilan Agama dalam

mendamaikan pasangan yang bersengketa?

2. Bagaimana efektifitas penanganan problem rumah tangga di BP4 dan

Pengadilan Agama?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitan

Tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah, sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui upaya serta strategi BP4 dan Pengadilan Agama dalam

mendamaikan pasangan yang bersengketa.

Page 17: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

8

b. Untuk mengetahui efektifitas penanganan problem rumah tangga di BP4 dan

Pengadilan Agama.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan bagi

insan akademisi dalam menambah khazanah pemikiran bagi perkembangan Hukum di

Indonesia, sehingga tulisan ini dapat diambil menjadi salah satu solusi alternatif

dalam mengurangi angka perceraian. Maka penelitian mengenai perbandingan proses

mediasi ini dianggap sangat perlu bagi penulis.

D. Metodologi Penelitian dan Pedoman Penulisan

1. Pendekatan Penelitian

Pendekaatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan

memakai pendekatan kualitatif, yaitu suatu penelitian yang data dan hasil

penelitiannya berupa deskripsi kata, skema dan gambar. Pendekatan kualitatif adalah

suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang

menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.10

Dilihat dari segi objeknya,

penelitian ini termasuk ke dalam penelitian sosiologis atau empiris, yaitu penelitian

yang bertitik tolak pada data primer, yakni data yang diperoleh langsung dari objek

penelitian. Penelitian hukum empiris mencari jawaban terhadap kesenjangan (gap)

antara hukum yang seharusnya (daas sollen) dengan hukum senyatanya (das sein) di

10

Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), h. 45.

Page 18: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

9

dalam masyarakat.11

Pada penelitian ini yang diteliti awalnya adalah data sekunder,

untuk kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data primer di lapangan, atau

terhadap masyarakat.12

2. Sumber Data

Berdasarkan sumber datanya, hasil penelitian ini diperoleh dari penelitian

lapangan (field research) yang sumber datanya terutama diambil dari objek

penelitian secara langsung di daerah penelitian. Namun tidak menutup kemungkinan

hasil penelitian ini juga diperoleh dari penelitian kepustakaan (library research) yang

sumber datanya diambil dari tulisan-tulisan (sumber bacaan) yang telah diterbitkan

seperti, buku, hasil penelitian, jurnal, majalah, surat kabar dan bahan-bahan dokumen

resmi.13

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Dengan menggunakan metode observasi, yaitu dengan mencatat data yang

diperoleh langsung dari praktek di lapangan yang bermanfaat untuk mengetahui

secara langsung praktek penanganan mediasi di BP4 dan Pengadilan Agama.

b. Interview atau wawancara yakni tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih

secara langsung antara pewawancara dengan pihak-pihak yang ada kaitannya

dengan judul skripsi ini yakni Hakim Mediator Pengadilan Agama Jakarta Timur

11

Yayan Sopyan, Metode Penelitian Untuk Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum,

(Jakarta:T.2009), h.27.

12 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Cet. 3 (Jakarta: UI Press, 1986), h.51.

13 Yayan Sopyan, Metode Penelitian Untuk Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum, h.28.

Page 19: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

10

dan Ketua BP4 Jakarta Timur ataupun para Konsultan BP4 Jakarta Timur, yang

kemudian hasil dari wawancara tersebut penulis lampirkan dalam skripsi ini.

c. Studi Dokumenter, yakni dengan memeriksa dan mempelajari dokumentasi-

dokumentasi yang didapat dari lembaga-lembaga yang berkaitan dengan

penulisan skripsi ini.

d. Studi Pustaka, yakni dengan mengumpulkan, menelusuri dan mempelajari buku-

buku yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini hingga mampu memperkaya

dan memperkuat analisa penulis.

4. Kriteria Data

Data yang diperoleh untuk penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua

yaitu :

1. Data primer

Data primer yaitu data yang dikumpulkan oleh penulis sendiri selama

penelitian. Data ini dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknis disebut

informan. Yaitu orang yang dijadikan sarana mendapatkan informasi atau data, dalam

hal ini adalah Kepala BP4 Jakarta Timur, Konsultan BP4 Jakarta Timur dan Kepala

Pengadilan Agama Jakarta Timur. Data diperoleh melalui informan dengan

wawancara langsung kepada mereka dan observasi langsung untuk menyaksikan

proses penanganan keluarga bermasalah untuk mencapai kesepakatan damai yang

dilaksanakan di BP4 Jakarta Timur dan Pengadilan Agama Jakarta Timur.

Page 20: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

11

2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang bersumber dari hasil penelitian orang lain yang

dibuat untuk maksud yang berbeda. Dalam hal ini data sekunder penulisan ini didapat

dari tabel, gambar, dan bahan-bahan hukum seperti Undang-undang No.1 tahun 1974

tentang Perkawinan, Undang-undang No.14 tahun 1970 tentang Pokok-Pokok

Kekuasaan Kehakiman, Undang-undang No.7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama,

PP. No.9 tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang No.1 tahun 1974 tentang

Perkawinan, Kompilasi Hukum Islam dan sumber bacaan lain seperti buku, makalah,

hasil penelitian, diktat perkuliahan dan juga sumber-sumber yang berkenaan dengan

masalah yang penulis teliti.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data dilakukan dengan cara mendeskripsikan data-data tersebut

secara jelas dan mengambil isinya dengan menggunakan content analisis. Kemudian

diinterpretasikan dengan menggunakan bahasa penulis sendiri, dengan demikian akan

nampak rincian jawaban atas pokok permasalahan yang diteliti.

6. Teknik Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis merujuk pada tehnik penulisan yang ada

pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2007” agar tehnik penulisan dalam skripsi ini dapat

memenuhi persyaratan penulisan yang baik dalam membuat suatu tulisan ilmiah.

Page 21: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

12

E. Review Studi Terdahulu

Penulis menemukan beberapa juddul skripsi yang pernah ditulis oleh

mahasiswa-mahasiswa sebelumnya yang berkaitan erat dengan judul skripsi yang

akan diteliti oleh penulis. Akan tetapi, setelah penulis membaca beberapa skripsi

tersebut ada perbedaan pembahasan yang cukup signifikan, sehingga dalam penulisan

skripsi ini nantinya tidak ada timbul kecurigaan plagiasi. Untuk itu di bawah ini akan

penulis kemukakan tiga judul skripsi yang pernah ditulis oleh mereka, diantaranya

sebagai berikut :

Review studi terdahulu yang pertama adalah skripsi dari Tubagus Chaerul

Laily, Jurusan Peradilan Agama Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2010 dengan judul skripsi Efektivitas Mediasi melalui Badan

Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Pusat Dalam Menekan

Angka Perceraian. Di dalam skripsi ini membahas teori efektivitas dan mediasi.

Kemudian membahas strategi atau kebijakan BP4 dalam mendamaikan pasangan

yang bersengketa, kinerja mediasi BP4 serta hambatan dan tantangan yang dihadapi

BP4 dalam melakukan mediasi.

Review studi terdahulu yang kedua adalah skripsi Syahdan, Jurusan Peradilan

Agama Fakultas Syariah dan Hukum UIN syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010

dengan judul Skripsi : “Pengaruh Mediasi Terhadap Angka Perceraian (Studi

Analisa Pasca Peraturan Mahkamah Agung No. 01 Tahun 2008 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan Agama Jakarta Selatan)”. Skripsi ini membahas faktor-faktor

pemicu perceraian dan tahap pelaksanaan mediasi. Kemudian data yang digunakan

Page 22: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

13

adalah data perceraian pada Pengadilan Agama Jakarta Selatan dari tahun 2008

hingga tahun 2009.

Review studi terdahulu yang ketiga adalah skripsi Yanto Kiswanto, Jurusan

Administrasi Keperdataan Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2010 dengan judul Skripsi : “Upaya Perdamaian Dalam

Sidang Perceraian (Studi Kasus di Pengadilan Agama Ciamis)”. Skripsi ini

membahas teori tentang perdamaian, mulai dari pengertian, dasar hukum, serta

hikmah dan manfaat adanya perdamaian. Kemudian membahas efektivitas

perdamaian perceraian di Pengadilan Agama Ciamis.

Perbedaan penelitian penulis dengan review studi terdahulu di atas adalah

penulis membahas masalah perbandingan efektifitas mediasi melalui BP4 dan

Pengadilan Agama. Dari beberapa review studi terdahulu belum ada yang

membandingan efekfitas mediasi.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai materi yang menjadi pokok

penulisan skripsi ini dan agar memudahkan para pembaca dalam mempelajari tata

urutan penulisan ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan skripsi ini sebagai

berikut :

Bab Pertama, pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian,

kerangka teori, metode penelitian, review studi terdahulu dan sistematika penulisan.

Page 23: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

14

Bab Kedua berisi tentang efektifitas mediasi melalui BP4 dan Pengadilan

Agama yang mencakup teori mediasi, strategi BP4 dan Pengadilan Agama dalam

mendamaikan, kinerja mediasi BP4 dan Pengadilan Agama dalam menekan angka

perceraian, yang kesemuanya itu guna mengetahui perbandingan antara kedua

lembaga tersebut manakah yang lebih efektif dalam menangani keluarga yang

mengalami keretakan rumah tangga.

Bab Ketiga berisi Profil Kota Administrasi Jakarta Timur yang

menggambarkan Letak Geografis, Kondisi Demografis serta Kondisi Sosial

masyarakat Kota Administrasi Jakarta Timur.

Bab Keempat berisi gambaran hasil penelitian yang didapat dari data-data

yang diperoleh dari BP4 dan Pengadilan Agama di Kota Administrasi Jakarta Timur.

Pada bab ini merupakan bab yang paling utama dalam penulisan skripsi ini,

membahas dan melakukan analisa terhadap hasil penelitian.

Bab Kelima merupakan akhir dari seluruh rangkaian pembahasan dalam

penulisan skripsi yang berisi kesimpulan dan saran-saran.

Page 24: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

15

BAB II

KERANGKA TEORITIS EFEKTIVITAS DAN PERDAMAIAN

A. Pengertian Efektivitas

Dalam ensiklopedi umum, efektivitas diartikan dengan menunjukkan taraf

tercapainya suatu tujuan. Maksudnya adalah sesuatu dapat dikatakan efektif kalau

usaha tersebut telah mencapai tujuan secara ideal. Efektivitas merupakan ukuran yang

menggambarkan sejauh mana sasaran yang dapat dicapai, sedangkan efisiensi

menggambarkan bagaimana sumber daya tersebut dikelola secara tepat dan benar.1

Menurut Ahli Manajemen Peter Drucker, efektivitas adalah melakukan

pekerjaan yang benar (doing the right things), sedangkan efisiensi adalah melakukan

pekerjaan dengan benar (doing things right).2

Efektivitas juga dapat dikatakan,3

adanya kesesuaian antara orang yang

melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju, dan berkaitan erat dengan

perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan dengan rencana yang telah disusun

sebelumya, atau perbandingan hasil nyata dengan hasil yang direncanakan. Efektivitas

juga merupakan kata yang menunjukkan turut tercapainya suatu tujuan. Kriteria yang

menjadikan suatu tujuan atau rencana menjadi efektif, harus meliputi: kegunaan,

ketetapan dan objektifitas, adanya ruang lingkup (prinsip kelengkapan, kepaduan dan

konsisten), biaya akuntabilitas dan ketepatan waktu.

1 T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1998), cet-2, h. 7.

2 T. Hani Handoko, Manajemen, h. 7.

3 T. Hani Handoko, Managemen, h.7.

Page 25: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

16

Efektivitas hukum secara tata bahasa dapat diartikan sebagai keberhasilan suatu

hukum dalam menangani suatu permasalahan yang dapat diselesaikan oleh

keeksistensian hukum tersebut, dalam hal ini berkenaan dengan keberhasilan

pelaksanaan hukum itu sendiri. Keefektivitasan hukum adalah situasi dimana hukum

yang berlaku dapat dilaksanakan, ditaati dan berdaya guna sebagai alat kontrol sosial

atau sesuai tujuan dibuatnya hukum tersebut.4

Efektivitas hukum dalam masyarakat berarti menilai daya kerja hukum itu

dalam mengatur atau memaksa masyarakat uuntuk taat terhadap hukum. Namun agar

hukum dan peraturan benar-benar berfungsi secara efektif, senantiasa dikembalikan

pada penegak hukumnya, dan untuk itu sedikitnya memperhatikan lima faktor

penegakan hukum (law inforcement), yaitu:

1. Hukum atau aturan itu sendiri;

2. Penegak hukum;

3. Fasilitas yang mendukung pelaksanaan penegakan hukum;

4. Masyarakat;

5. Kebudayaan.

Kemudian efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pencapaian

tujuan dari usaha yang telah dilakukan berkaitan dengan pelaksanaan mediasi di BP4

Jakarta Timur dan Pengadilan Agama Jakarta Timur. Seberapa besar kesuksesan yang

4 E. Mulyana, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan Implementasi (Jakarta: PT

Rosyda Karya, 2004), h. 82.

Page 26: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

17

diraih oleh kedua lembaga tersebut dalam melaksanakan usaha damai dalam wadah

mediasi dengan memperhatikan berbagai macam aturan yang ada, baik peraturan yang

berasal dari pemerintah maupun peraturan yang berasal dari agama.

Dalam realita kehidupan bermasyarakat, seringkali penerapan hukum tidak

efektif sehingga wacana ini menjadi perbincangan menarik untuk dibahas dalam

perspektif efektivitas hukum. Artinya benarkah hukum yang tidak efektif atau

pelaksanaan hukum yang kurang efektif. Pada hakikatnya persoalan efektivitas hukum

mempunyai hubungan yang sangat erat dengan persoalan penerapan, pelaksanaan dan

penegakan hukum dalam masyarakat demi tercapainya tujuan hukum. Artinya hukum

benar-benar berlaku secara filosofis, yuridis dan sosiologis.5

B. Indikator Efektivitas

Sumaryadi berpendapat bahwa organisasi dapat dikatakan efektif bila organisasi

tersebut dapat sepenuhnya mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Efektivitas

umumnya dipandang sebagai tingkat pencapaian tujuan operatif dan operasional.

Dengan demikian pada dasarnya efektifitas adalah tingkat pencapaian tujuan atau

sasaran organisasional sesuai yang ditetapkan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa

apabila suatu pekerjaan dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan,

dapat dikatakan efektif tanpa memperhatikan waktu, tenaga dan yang lain.6

5 Ilham Idrus, Efektivitas Hukum, artikel diakses pada 1 Juni 2011 dari

http://ilhamidrus.blogspot.com/2009/06/artikel-efektivitas-hukum.html

6 Sumaryadi, Efektivitas Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah, (Bandung: Pustaka Setia,

2005), h. 35.

Page 27: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

18

Dalam buku Sujadi F. X disebutkan bahwa untuk mencapai efektivitas dan

efisiensi kerja haruslah dipenuhi syarat-syarat ataupun unsur-unsur sebagai berikut :7

a. Berhasil guna, yaitu untuk menyatakan bahwa kegiatan telah dilaksanakan

dengan tepat dalam arti target tercapai sesuai dengan waktu yang telah

ditetapkan.

b. Ekonomis, dilakukan dengan biaya sekecil mungkin sesuai dengan rencana serta

tidak ada penyelewengan.

c. Pelaksanaan kerja bertanggung jawab, yakni untuk membuktikan bahwa dalam

pelaksanaan kerja sumber-sumber telah dimanfaatkan dengan setepat-tepatnya

dan harus dilaksanakan dengan bertanggung jawab sesuai dengan perencanaan

yang telah ditetapkan, jadi apa yang telah dilaksanakan dapat dibuktikan

pertanggung jawabannya.

d. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab, arinya wewenang haruslah

seimbang dengan tanggung jawab dan harus dihindari adanya dominasi oleh

salah satu pihak atas pihak lainnya.

e. Pembagian kerja yang sesuai, dibagi berdasarkan beban kerja, ukuran

kemampuan kerja dan waktu yang tersedia.

C. Pengertian Mediasi

Dalam bahasa Inggris mediasi disebut dengan mediation yang berarti

penyelesaian sengketa dengan menengahi.8

7 Sujadi F. X., Penunjang Keberhasilan Proses Manajement, (Jakarta: CV Masagung, 1990), cet-

3. h. 36.

8John M. Echols dan Hassan Shadili, Kamus Inggis Indonesia (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 1990), h. 377.

Page 28: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

19

Penyelesaian sengketa dengan menengahi menunjuk pada peran yang

ditampilkan pihak ketiga sebagai mediator dalam menjalankan tugasnya untuk

menengahi dan menyelesaikan sengketa yang terjadi diantara kedua belah pihak yang

bersengketa.9

Dalam bahasa arab, perdamaian berasal dari terjemahan kata الصلح, yang

merupakan bentuk masdar dari صلح>يصلح >صلحا yang berarti :10

بعد المىازعت و فى الشريعت عقد يرفع الىساع الصلح فى اللغت اسم مه الصالحت وهى السالمت

Artinya : “Ash-Shulhu (perdamaian) menurut bahasa merupakan suatu nama dari

maslahah yang artinya saling menyerah setelah adanya pertikaian. Dan secara

terminologi berarti suatu akad yang dapat menghilangkan pertikaian.”

Mohammad Anwar mendefinisikan perdamaian (sulhu) menurut lughat ialah

memutuskan pertentangan. Sedangkan menurut istilah adalah suatu perjanjian untuk

mendamaikan orang-orang yang berselisih.11

Sedangkan menurut Ranuhandoko dalam bukunya “Terminologi Hukum”

mediasi diartikan dengan pihak ketiga yang ikut campur dalam perkara untuk mencapai

penyelesaian.12

9 Syahrizal Abbas, Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah, Hukum Adat dan Hukum Nasional,

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 2.

10 Ali Bin Muhammad Al Jarjani, Al-Ta‟rifat, (Jedah: AlHaramain, t.th), h. 143.

11 Sudarsono, Pokok-pokok hhukum Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), cet. 2, h. 487.

12I.P.M. Ranuhandoko, Terminologi Hukum (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), h. 399.

Page 29: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

20

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata mediasi diberi arti sebagai proses

pengikutsertaan pihak ketiga dalam menyelesaikan suatu perselisihan sebagai

penasihat.13

Garry Goopaster memberikan definisi mediasi sebagai proses negosiasi

pemecahan masalah dimana pihak luar yang tidak memihak (imparsial) bekerja sama

dengan pihak-pihak yang bersengketa untuk membantu mereka memperoleh

kesepakatan perjanjian yang memuaskan.14

Menurut Rachmadi Usman, mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui

perundingan yang melibatkan pihak ketiga yang bersifat netral (non-intervensi) dan

tidak berpihak (imparsial) kepada pihak-pihak yang bersengketa. Pihak ketiga tersebut

disebut “mediator” atau “penengah” yang tugasnya hanya membantu pihak-pihak yang

bersengketa dalam menyelesaikan masalahnya dan tidak mempunyai kewenangan

untuk mengambil keputusan. Dengan perkatan lain, mediator di sini hanya bertindak

sebagai fasilitator saja. Dengan mediasi diharapkan dicapai titik temu penyelesaian

masalah atau sengketa yang dihadapi para pihak, yang selanjutnya akan dituangkan

sebagai kesepakatan bersama. Pengambilan keputusan tidak berada di tangan mediator,

tetapi di tangan para pihak yang bersengketa.15

13

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988), h. 569.

14 Garry Goopaster, Negosiasi dan Mediasi: Sebuah Pedoman Negosiasi dan Penyelesaian

Sengketa Melalui Negosiasi, (Jakarta: ELIPS Project, 1993), h. 201.

15 Rachmadi Usman, Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan, (Bandung: PT Aditya Bakri,

2003), h. 82.

Page 30: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

21

Dari beberapa pengertian di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa

perdamaian adalah suatu akad atau perjanjian yang bertujuan untuk mengakhiri

pertikaian antara dua belah pihak yang sedang berselisih atau bersengketa secara damai.

Kata perdamaian atau ishlah merupakan istilah denotatif yang sangat umum,

dan istilah ini bisa berkonotasi perdamaian dalam lingkup keharta bendaan, perdamaian

dalam lingkup khusumat dan permusuhan, perdamaian dalam urusan rumah tangga,

perdamaian antara sesama muslim, dan sebagainya.16

Dalam perdamaian perlu adanya timbal balik dan pengorbanan dari pihak-pihak

yang berselisih dan bersengketa, atau dengan kata lain pihak-pihak yang berperkara

harus menyerahkan kepada pihak yang lebih dipercayakan untuk menyelesaikan

perkara yang sedang diperselisihkan oleh keduanya agar permasalahannya dapat

diselesaikan secara damai dan tidak ada permusuhan diantara keduanya.

Dengan demikian perdamaian adalah merupakan putusan berdasarkan kesadaran

bersama dari pihak-pihak yang berperkara, sehingga tidak ada kata menang ataupun

kalah, semuanya sama-sama baik, kalah maupun menang.17

Perdamaian bukanlah putusan yang ditetapkan atas tanggung jawab hakim,

melainkan sebagai persetujuan antara kedua belah pihak atas tanggung jawab mereka

sendiri. Perdamaian yang terjadi di muka sidang pengadilan, majelis hakim

membuatkan akta perdamaian menurut kehendak pihak-pihak yang berperkara. Itulah

16

Helmi Karim, Fikih Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), cet.1, h. 49

17 M. Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama, (Jakarta: Pustaka

Kartini, 1993), cet. 2, h. 47.

Page 31: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

22

sebabnya menurut pasal 130 ayat (3) HIR, 154 ayat (3) RBg putusan perdamaian tidak

dapat dimintakan banding.18

Kemudian dalam pasal 4 PERMA No.1 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa

semua perkara perdata yang diajukan ke Pengadilan Tingkat Pertama wajib lebih

dahulu diupayakan penyelesaian melalui perdamaian dengan bantuan mediator.19

Maka, pada sidang pertama yang dihadiri kedua belah pihak, sebelum

pembacaan gugatan dari penggugat, hakim wajib memerintahkan para pihak untuk

lebih dahulu menempuh mediasi yang dibarengi dengan penundaan pemeriksaan

perkara.

Apabila perdamaian di muka sidang pengadilan dapat dicapai, maka acara

berakhir dan majelis hakim membuatkan akta perdamaian (certificate of reconciliation)

antara pihak-pihak yang berperkara yang memuat isi perdamaian, dan majelis hakim

memerintahkan para pihak agar mematuhi dan memenuhi isi perdamaian tersebut. Akta

perdamaian mempunyai kekuatan berlaku (force of execution) dan dijalankan sama

dengan putusan hakim (Pasal 130 ayat (2) HIR, 154 ayat (2) RBg).20

D. Landasan Hukum Mediasi

Dalam kitab suci Al Quran ayat yang berhubungan dengan perdamaian (mediasi)

antara lain dalam surat QS. An Nisa (4): 35

18

Abdul Kadir Muhammad, Hukum Acara Perdata Indonesia , (Bandung: PT Citra Aditya Bakti,

2000), h. 94.

19 Lihat PERMA No.1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan.

20 Abdul Kadir Muhammad, Hukum Acara Perdata Indonesia, h. 94.

Page 32: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

23

و ان خفخم شقاق بيىهما فابعثىا حكما مه اهله و حكما مه اهلها ان يريدا اصلاحا يىفك اهلل بيىهما ان

( :\الىساء )اهلل كان عليما خبيرا

Artinya: “Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, Maka

kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga

perempuan. jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya

Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui

lagi Maha Mengenal.”(QS. An-Nisa’/ 4: 35)

Dan Firman-Nya:

و ان امراة خافج مه بعلها وشىزا او اعراضا فلا جىاح عليهما ان يصلحا بيىهما صلحا و الصلح

( :1\الىساء ). خير و احضرث االوفس الشح وان ححسىىا وحخقىا فان اهلل بما حعملىن خبيرا

Artinya: “Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari

suaminya, Maka tidak Mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang

sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu

menurut tabiatnya kikir. dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan

memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), Maka Sesungguhnya Allah

adalah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. An-Nisa’ : 128)

Kemudian dasar hukum mediasi berdasarkan Peraturan Perundang-undangan

seperti dalam Pasal 82 ayat (1) dan (4) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang

Pengadilan Agama, yang berbunyi:

(1) Pada sidang pertama pemeriksaan gugatan perceraian, Hakim berusaha

mendamaikan kedua pihak.

(4) Selama perkara belum diputuskan, usaha mendamaikan dapat dilakukan pada setiap

sidang pemeriksaan.

Page 33: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

24

Dalam pemeriksaan perkara di muka sidang pengadilan, ketua Majelis Hakim

diberi wewenang menawarkan perdamaian kepada para pihak yang berperkara.

Tawaran perdamaian dapat diusahakan sepanjang pemeriksaan perkara sebelum majelis

hakim menjatuhkan putusan. Perdamaian ditawarkan bukan hanya pada sidang hari

pertama, melainkan juga pada setiap kali sidang. Hal ini sesuai dengan sifat perkara

bahwa inisiatif berperkara datang dari pihak-pihak, karenanya pihak-pihak juga yang

dapat mengakhirinya secara damai melalui perantaraan majelis hakim di muka sidang

pengadilan. Menurut ketentuan Pasal 14 ayat (2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun

1970 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, pengadilan tidak

menutup kemungkinan untuk upaya penyelesaian perkara pedata secara perdamaian.21

Lalu mengenai pemeriksaan perkara perceraian di pengadilan, ada pasal-pasal

lain yang mengatur masalah perdamaian ini, yaitu dalam pasal 56 ayat (2), 65, 83

Undang-undang No. 7 Tahun 1989 Tentang Pengadilan Agama dan pasal 31, 33 PP No.

9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan UU No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

Selain itu dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) juga menganjurkan kepada

Hakim agar selalu berusaha mendamaikan kedua belah pihak yang berperkara di dalam

persidangan, yaitu dalam pasal 143 ayat 1 dan 2 yang berbunyi:

(1) Dalam pemeriksaan gugatan perceraian Hakim mendamaikan kedua belah pihak.

(2) Selama perkara belum diputuskan, usaha mendamaikan dapat dilakukan setiap

sidang pemeriksaan.

21

Abdul Kadir Muhammad, Hukum Acara Perdata Indonesia, h. 93.

Page 34: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

25

Di dalam Hukum Perdata (BW) juga mengatur masalah perdamaian ini,

diantaranya Pasal 1851 BW tentang perdamaian mempunyai definisi Perdamaian

adalah suatu persetujuan dengan mana kedua belah pihak, dengan menyerahkan,

menjanjikan atau menahan suatu barang, mengakhiri suatu perkara yang sedang

bergantung ataupun mencegah timbulnya suatu perkara”. Dalam pasal lain juga

dijelaskan tentang perdamaian pasal 1853 BW perdamaian yang menjelaskan tentang

kepentingan keperdataan yang terbit dari suatu kejahatan atau pelanggaran, dapat

diadakan perdamaian.”

Dalam Pasal 202 BW tentang pembubaran perkawinan juga menjelaskan

perdamaian yaitu “…pengadilan negeri harus memerintahkan kedua suami isteri,

supaya bersama-sama dan dengan diri sendiri, menghadap di muka seorang anggota

atau lebih dari pengadilan, yang mana nanti akan mencoba memperdamaikan kedua

belah pihak.” Dan juga pasal yang membahas hal sama yaitu Pasal 203 BW tentang

pembubaran perkawinanyang menjelaskan“…sementara itu pengadilan leluasa, setelah

selesainya pemeriksaan, mempertangguhkan putusnya selama enam bulan, jika kiranya

nampak olehnya kemungkinan-kemungkinan akan masih tercapainya perdamaian.”

Begitu juga dalam Pasal 130 HIR/154 RBG.22

disebutkan bahwa Apabila pada

hari sidang yang telah ditentukan kedua belah pihak hadir, maka pengadilan dengan

perantaraan kedua sidang berusaha mendamaikan mereka.

22

Mohammad Taufik Makarao, Pokok-pokok Hukum Acara Perdata, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2004), h. 61.

Page 35: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

26

1. Jika perdamaian tercapai pada waktu persidangan dibuat suatu akta perdamaian

yang mana kedua belah pihak dihukum untuk melaksanakan perjanjian itu; Akta

perdamaian tersebut berkekuatan dan dapat dijalankan sebagaimana putusan yang

biasa.

2. Terhadap putusan yang sedemikian itu tidak dapat dimohonkan banding.

Dalam Peraturan Mahkamah Agung No. 01 Tahun 2008 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan, pada pasal 1 butir 7 disebutkan bahwa:

Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk

memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator.

Dalam suatu sengketa antara dua pihak atau beberapa pihak, maka dapat

diupayakan untuk perdamaian. Perdamaian dapat dilakukan di luar pengadilan dan di

dalam pengadilan.

Di luar Pengadilan, mediasi dapat dilakukan di BP4 yang sekarang

kepanjangannya menjadi Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perekawinan),

dasar hukumnya seperti yang terdapat dalam Peraturan Menteri Agama No. 3 Tahun

1975 Pasal 28 ayat (3) menyebutkan bahwa “Pengadilan Agama dalam berusaha

mendamaikan kedua belah pihak dapat meminta bantuan kepada Badan Penasehat

Perkawinan, Perselisihan dan Perceraian (BP4) agar menasehati kedua suami istri

tersebut untuk hidup makmur lagi dalam rumah tangga”.

Kemudian dalam Konsideran Munas BP4 ke-XIV Tahun 2009 poin a-c

disebutkan :

Page 36: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

27

a. bahwa BP4 sebagai lembaga mitra Departemen Agama bertugas membantu dalam

meningkatkan mutu perkawinan dengan mengembangkan gerakan keluarga sakinah;

b. bahwa di era pasca reformasi saat ini peran BP4 sangat diperlukan untuk

menciptakan iklim yang kondusif dalam upaya mewujudkan keluarga yang sakinah

mawaddah warahmah;

c. bahwa untuk melaksanakan misi tersebut, upaya BP4 memberikan pelayanan

langsung kepada masyarakat berupa penasihatan, pembinaan, pelestarian, mediasi

dan advokasi perkawinan serta memberikan dorongan kepada segenap tokoh

masyarakat, ormas Islam, Konselor dan Penasihat Perkawinan untuk lebih proaktif

memberikan bimbingan dan penyuluhan tentang pentingnya eksistensi keluarga

yang bahagia kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa;

Dengan demikian peranan mediator dalam usaha menyelesaikan perkara secara

damai adalah sangat penting. Jelas mediator mempunyai peranan penting untuk

menyelesaikan secara damai terhadap perkara perdata yang diperiksanya. Putusan

perdamaian mempunyai arti yang sangat penting bagi masyarakat pada umunya dan

khususnya orang yang mencari keadilan.

E. Syarat Perdamaian

Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa perdamaian itu adalah

persetujuan dari kedua belah pihak yang berperkara untuk menyerahkan, menjanjikan

Page 37: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

28

atau menahan suatu barang, dengan maksud untuk mengakhiri suatu perkara.

Persetujuan itu harus dibuat secara tertulis.23

Ketentuan formal dari suatu putusan sebagaimana tersebut dalam pasal 1851 KUH

Perdata, Pasal 130 HIR dan Pasal 154 R.Bg dapat dikemukakan sebagai berikut :24

1. Adanya persetujuan dari kedua belah pihak

Langkah awal yang harus dilaksanakan oleh hakim dalam menyidangkan suatu

perkara adalah mengadakan perdamaian para pihak yang bersengketa. Dalam perkara

perceraian usaha mendamaikan para pihak dilaksanakan terus menerus pada setiap

persidangan sampai hakim menjatuhkan putusan.25

Dalam usaha mendamaikan yang dilaksanakan oleh Majelis Hakim dalam

persidangan, kedua belah pihak tidak boleh ada paksaan untuk menerima atau menolak

sesuatu gagasan atau penyelesaian selama proses perdamaian. Segala sesuatu harus

memperoleh persetujuan dari pihak lain.26

2. Mengakhiri sengketa

Dalam Pasal 130 HIR dan Pasal 154 R.Bg dikemukakan bahwa,27

apabila

perdamaian tercapai pada waktu persidangan, dibuat suatu akta perdamaian yang mana

23

Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata Di Lingkungan Peradilan Agama, (Jakarta:

Al-Hikmah 2000), h. 96.

24 Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata Di Lingkungan Peradilan Agama, h. 97.

25 Lihat KHI Pasal 143 Ayat (1) dan (3).

26 Mahkamah Agung RI, JICA, IICT, buku Komentar Peraturan Mahkamah Agung RI No. 1

tahun 2008 tentang Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan, h. 17.

27 M. Fauzan, Pokok-pokok Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah Syar‟iyah

di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2005), Cet.1, h.22.

Page 38: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

29

kedua belah pihak dihukum melaksanakan perjanjian itu. Akta perdamaian yang dibuat

itu harus benar-benar mengakhiri sengketa yang terjadi antara kedua belah pihak yang

berperkara.

Putusan perdamaian yang dibuat dalam persidangan tidak dapat dimohonkan

banding, jadi Majelis Hakim harus benar-benar mengakhiri sengketa yang sedang

terjadi antara pihak-pihak yang berperkara secara tuntas, dan harus benar-benar

mengakhiri sengketa secara keseluruhan dan diharapkan tidak timbul persoalan yang

sama dikemudian hari.28

3. Perdamaian atas sengketa yang telah ada

Dalam Pasal 1851 KUH Peradata dikemukakan bahwa syarat untuk dapat

dijadikan dasar putusan perdamaian itu hendaklah persengketaan para pihak sudah

terjadi, baik yang sudah wujud, maupun sudah nyata terwujud tetapi baru akan diajukan

ke pengadilan sehingga perdamaian yang dibuat oleh para pihak mencegah terjadinya

perkara siding di pengadilan.29

Berdasarkan Pasal 1851 KUH Perdata di atas dapat dipahami bahwa

perdamaian itu dapat lahir dari suatu sengketa perdata yang sedang diperiksa di

pengadilan maupun yang belum diajukan ke pengadilan, atau perkara yang sedang

tergantung di pengadilan sehingga persetujuan perdamaian yang dibuat oleh para pihak

dapat mencegah trjadinya perkara di pengadilan.

28

M. Fauzan, Pokok-pokok Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah Syar‟iyah

di Indonesia, h. 22.

29 Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata Di Lingkungan Peradilan Agama, h. 98.

Page 39: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

30

4. Bentuk perdamaian harus tertulis

Dalam Pasal 1851 KUH Perdata juga dikemukakan bahwa persetujuan

perdamaian itu sah jika dibuat secara tertulis. Syarat ini bersifat imperative (memaksa),

jadi tidak ada persetujuan perdamaian apabila dilaksanakan dengan lisan di hadapan

pejabat yang berwenang.

Akta perdamaian harus dibuat tertulis sesuai dengan format yang telah

ditetapkan oleh ketentuan yang berlaku.30

F. Ruang Lingkup Mediasi

Konflik atau sengketa yang terjadi pada manusia cukup luas ruang lingkupnya.

Konflik dan persengketaan dapat saja terjadi dalam wilayah publik maupun wilayah

prifat. Konflik dalam wilayah publik yaitu konflik yang terkait erat dengan kepentingan

umum, di mana Negara berkepentingan untuk mempertahankan kepentingan umum

tersebut. Kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan seseorang, harus diselesaikan

secara hukum melalui penegakan aturan pidana di pengadilan. Dalam kasus pidana,

pelaku kejahatan atau pelanggaran tidak dapat melakukan tawar menawar dengan

Negara. Dalam hukum Islam, kepentingan umum yang dipertahankan Negara melalui

sejumlah aturan pidana dikenal dengan mempertahankakn hak Allah (haqqullah).31

Beda halnya dengan wilayah hukum prifat, dimana titik berat kepentingannya

terletak pada kepentingan perseorangan (pribadi). Dimensi prifat cukup luas

30

Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata Di Lingkungan Peradilan Agama, h. 99.

31 Syahrizal Abbas, Mediasi Dalam Perspektif hukum Syariah, Hukum Adat dan Hukum Nasional,

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 22.

Page 40: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

31

cakupannya. Yaitu meliputi hukum keluarga, hukum kewaarisan, hukum kekayaan,

hukum perjanjian (kontrak), bisnis dan lain-lain. Dalam dimensi hukum prifat atau

perdata, para pihak yang bersengketa dapat melakukan penyelesaian sengketa melalui

jalur hukum di pengadilan ataupun di luar jalur pengadilan. Karena dalam hukum Islam

dimensi perdata mengandung hak manusia (haqqul „ibad) yang dapat dipertahankan

melalui kesepakatan damai antara para pihak yang bersengketa.32

Oleh karena itu, mediasi sebagai salah satu bentuk penyelesaian sengketa

memiliki ruang lingkup utama berupa wilayah prifat/ perdata. Sengketa-sengketa

perdata berupa sengketa keluarga, waris, kekayaan, kontrak, perbankan, bisnis,

lingkungan hidup dan berbagai jenis sengketa perdata lainnya dapat diselesaikan

melalui jalur mediasi. Penyelesaian melalui jalur mediasi ini dapat ditempuh di

pengadilan maupun di luar pengadilan. Mediasi yang dijalankan di pengadilan

merupakan rentetan dari prosedur hukum di pengadilan. Sedangkan bila mediasi

dilakukan di luar pengadilan, maka proses mediasi tersebut adalah bagian tersendiri

yang terlepas dari prosedur hukum acara pengadilan.33

G. Keuntungan Mediasi

Terdapat beberapa keunggulan dari mediasi jika dibandingkan dengan

penyelesaian sengketa melalui litigasi atau arbitrase. Pemutusan perkara baik melalui

litigasi maupun arbitrase bersifat formal, memaksa, melihat ke belakang, berciri

32

Syahrizal Abbas, Mediasi Dalam Perspektif hukum Syariah, Hukum Adat dan Hukum Nasional,

h. 22.

33 Syahrizal Abbas, Mediasi Dalam Perspektif hukum Syariah, Hukum Adat dan Hukum Nasional,

h. 23.

Page 41: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

32

pertentangan dan berdasar hak-hak. Artinya, bila para pihak melitigasi suatu sengketa

prosedur pemutusan perkara diatur ketentuan-ketentuan yang ketat dan suatu konklusi

pihak ketiga menyangkut kejadian-kejadian yang lampau dan hak serta kewajiban legal

masing-masing pihak akan menentukan hasilnya.

Penyelesaian sengketa melalui pengadilan juga menempatkan para pihak pada

dua sisi yang bertolak belakang, satu pihak sebagai pemenang (winner) dan pihak

lainnya sebagai pihak yang kalah (looser).

Secara umum pihak yang berperkara menggunakan jalur mediasi sebagai

penyelesaian sengketa dapat menemukan beberapa keuntungan (hikmah) diantaranya

adalah :

a. Penyelesaian melalui pendekatan nurani, bukan berdasarkan hukum. Kedua belah

pihak melepaskan diri dari kekakuan istilah hukum (legal term) kepada pendekatan

yang bercorak nurani dan moral. Menjauhkan pendekatan doktrin dan asas

pembuktian ke arah persamaan persepsi yang saling menguntungkan.

b. Aturan pembuktian tidak perlu, tidak ada pertarungan yang sengit antara para pihak

untuk saling membantah dan menjatuhkan pihak lawan melalui system dan prinsip

pembuktian yang formil dan teknis yang sangat menjemukan seperti halnya dalam

proses arbitrase dan pengadilan.34

c. Proses cepat, persengketaan yang paling banyak ditangani oleh pusat-pusat mediasi

publik dapat dituntaskan dengan pemeriksaan yang hanya berlangsung dua hingga

34

M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), cet. 8, h. 236.

Page 42: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

33

tiga minggu dan rata-rata waktu yang digunakan setiap pemeriksaan atau setiap kali

pertemuan hanya berkisar satu sampai satu setengah jam saja. Hal ini sangat

berbeda jauh dengan jangka waktu yang digunakan dalam proses arbitrase dan

proses litigasi.35

d. Bersifat rahasia, segala sesuatu yang diucapkan selama pemeriksaan mediasi

bersifat sangat rahasia. Hal ini dikarenakan dalam proses pemeriksaannya tidak

dihadiri oleh publik. Hal tersebut sangat berbeda dengan pemeriksaan lewat proses

litigasi. Untuk perkara-perkara yang pemeriksaannya atau persidangannya terbuka

untuk umum dapat dihadiri oleh publik atau diliput oleh pers sehingga dapat

menjaga privasi masing-masing pihak.

e. Biaya ringan, sebagian besar pusat-pusat mediasi publik menyediakan pelayanan

dengan biaya sangat murah dan juga tidak perlu membayar biaya pengacara karena

dalam proses mediasi kehadiran seorang pengacara kurang dibutuhkan.36

f. Adil, solusi bagi suatu persengketaan dapat diserasikan dengan kebutuhan-

kebutuhan atau keinginan-keinginan para pihak yang bersengketa dan oleh sebab itu

pulalah keputusan yang diambil atau dihasilkan dapat memenuhi rasa keadilan para

pihak. 37

35

Harijah Damis, “Hakim Mediasi” Mimbar Hukum, (Jakarta: Al Hikmah, 2004), No. 63, h. 25.

36 Harijah Damis, “Hakim Mediasi” Mimbar Hukum, No. 63, h. 28.

37 Rachmadi Usman, Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan, h. 85.

Page 43: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

34

g. Pemberdayaan individu, orang-orang yang menegosiasikan sendiri masalahnya

sering merasa punya lebih banhyak kuasa dari pada mereka yang melakukan

advokasi melalui wakil seperti pengacara.

h. Melestarikan hubungan yang sudah berjalan atau mengakhiri hubungan dengan cara

yang lebih ramah.

i. Kesepakatan yang lebih baik daripada hanya menerima hasil prosedur menang-

kalah.

j. Hubungan para pihak bersifat kooperatif. Oleh karena yang berbicara dalama

penyelelsaian adalah hati nurani, terjalin penyelesaian berdasarkan kerjasama.

Mereka tidak menabuh gendering perang dalam permusuhan atau antagonism,

tetapi dalam persaudaraan dan kerjasama. Masing-msing menjauhkan dendam dan

permusuhan.

k. Komunikasi dan fokus penyelesaian. Dlam penyelesaian perdamaian terdapat

komunikasi aktif antara par pihak. Dalam komunikasi itu, terpancar keinginan

memperbaiki perselisihan dan kesalahan masa lalu menuju hubungan yang lebih

baik untuk masa depan. Jadi melalui komunikasi itu, apa yang mereka selesaikan

bukan masa lalu (not the past) tapi untuk masa yang akan dating (for the future).38

38

M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, h. 237.

Page 44: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

35

BAB III

POTRET KOTA ADMINISTRATIF JAKARTA TIMUR

A. Letak Geografis

Wilayah Jakarta Timur 95 % terdiri dari daratan dan selebihnya rawa atau

persawahan dengan ketinggian rata-rata 50m dari permukaan air laut serta dilewati

oleh beberapa sungai kanal antara lain: Cakung Drain, Kali Ciliwung, Kali Malang,

Kali Sunter, Kali Cipinang. Letak geografis Kota ini berada diantara 1060

49'

35''

Bujur Timur dan 060 10

' 37

'' Lintang Selatan. Posisi yang melengkapi wilayah ini

berbatasan dengan:

Sebelah Utara Jakarta Pusat dan Jakarta Utara

Sebelah Barat Jakarta Selatan

Sebelah Selatan Kab. Daerah Tk.II Bogor

Sebelah Timur Kab. Daerah Tk.II Bekasi.1

Berikut adalah luas wilayah kecamatan dan jumlah kelurahan yang ada di

Jakarta Timur:2

Kecamatan, Luas Wilayah Dan Jumlah Kelurahan

Kecamatan Luas Wilayah

(Ha) Jumlah Kelurahan

1. Matraman 485,13 6

2. Jatinegara 1.063,52 8

3. Pasar Rebo 1.294,60 5

1Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta, “Wilayah Jakarta

Timur”, artikel diakses pada 19 April 2011 dari http://jakarta.go.id/2009/10/wilayah-jakarta-timur.html.

2Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur, Demografi, artikel diakses pada 19 april 2011

dari http://timur.jakarta.go.id

Page 45: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

36

4. Kramat Jati 1.333,45 7

5. Pulo Gadung 1.572,15 7

6. Cakung 4.248,08 7

7. Ciracas 1.608,30 5

8. Cipayung 2.729,59 8

9. Makasar 2.163,01 5

10. Duren Sawit 2.270,60 7

Jumlah 18.767,43 65

Luas Wilayah Menurut Administrasi Pemerintah

No Kecamatan Luas (Km2) % Terhadap

Kecamatan Kodya

1. Pasar Rebo

Pekayon 3.14 24.26 1.87

Kalisari 2.89 22.33 1.54

Baru 1.89 17.80 1.01

Cijantung 2.37 18.32 1.26

Gedong 2.85 20.49 1.42

Jumlah 12.94 100.00 6.89

2. Ciracas

Cibubur 4.50 27.98 2.40

Kelapa Dua Wetan 3.97 20.96 1.60

Ciracas 9.93 24.44 2.09

Susukan 2.19 13.62 1.18

2.09 13.00 1.10

Jumlah 16.08 100.00 8.57

3. Cipayung

Pondok Rangon 4.47 16.34 2.38

Cilangkap 4.30 15.72 2.29

Munjul 1.90 6.94 1.01

Cipayung 3.09 11.29 1.62

Setu 3.08 11.26 1.64

Bambu apus 3.17 11.59 1.69

Ceger 3.63 13.27 1.93

Lubang Buaya 3.72 13.59 1.96

Jumlah 27.36 100.00 14.57

Page 46: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

37

4. Makasar

Pinang Ranti 1.89 8.73 1.02

Makasar 1.85 8.55 0.98

Kebon Pala 2.30 10.63 1.22

Halim P. Kusuma 13.07 60.40 6.96

Cipinang Melayu 2.53 11.69 1.35

Jumlah 21.64 100.00 11.53

5. Kramat Jati

Bale Kambang 1.67 12.52 0.89

Batu Ampar 2.55 19.12 1.36

Kampung Tengah 2.03 15.22 1.08

Dukuh 1.98 14.84 1.08

Kramat Jati 1.52 11.39 0.81

Cililitan 1.80 13.49 0.96

Cawang 1.79 13.42 0.95

Jumlah 13.34 100.00 7.10

6. Jatinegara

Bidara Cina 1.26 11.84 0.67

Cipinang Cimpedak 1.67 15.70 0.89

Cipinang Muara 1.63 15.32 0.87

Cip.Besar Utara 1.15 27.25 1.54

Cip. Besar Selatan 1.63 10.81 0.62

Rawa Bunga 0.88 8.27 0.47

Bali Mester 0.67 6.30 0.36

Kampung Mester 0.48 4.51 0.25

Jumlah 10.84 100.00 5.67

7. Duren Sawit

Pondok Bambu 4.99 21.88 2.66

Duren Sawit 4.58 20.09 2.44

Pondok Kelapa 5.72 25.09 3.04

Pondok Kopi 2.06 9.04 1.10

Malaka Sari 1.38 6.05 0.73

Malaka Jaya 0.99 4.34 0.53

Klender 3.08 13.51 1.64

Jumlah 22.80 100.00 12.148

Page 47: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

38

8. Cakung

Jatinegara 6.60 15.54 3.52

Pengilingan 4.48 10.56 2.39

Pulogadung 6.88 16.15 3.65

Ujung Menteng 4.43 10.49 2.36

Cakung Timur 9.81 23.10 5.23

Cakung Barat 6.19 14.57 3.30

Rawateratai 4.10 9.68 2.18

Jumlah 42.47 100.00 22.63

9. Pulogadung

Pisangan Timur 1.80 11.53 0.96

Cipinang 1.54 9.87 1.62

Jatinegara Kaum 1.23 7.88 1.67

Jati 2.15 13.77 1.14

Rawamangun 2.60 16.66 1.38

Pulogadung 1.92 12.30 1.02

Kayu Putih 4.37 27.99 2.33

Jumlah 15.61 100.00 8.32

10. Matraman

Kebon manggis 0.78 18.08 0.41

Pal Meriam 0.65 13.40 0.35

Pisangan Baru 0.66 14.02 0.38

Kayu Manis 0.57 11.72 0.30

Utan Kayu Selatan 1.12 23.09 0.60

Utan Kayu Utara 1.05 21.00 0.56

Jumlah 4.85 100.00 2.58

Jumlah keseluruhan 187.73 100.00

Sumber data : Kotamadya Jakarta Timur / April 2003

Iklim dan Cuaca

Beriklim Panas dengan suhu rata-rata sepanjang tahun sekitar 27 derajad celcius

Curah hujan rata-rata 2.000 mm per tahun sampai dengan maksimum bulan Januari

Page 48: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

39

Secara administratif wilayah Jakarta Timur dibagi menjadi 10 Kecamatan, 65

Kelurahan, 673 Rukun Warga dan 7.513 Rukun Tetangga serta dihuni oleh Penduduk

sebanyak lebih kurang 1.959.022 jiwa terdiri dari 1.044.847 jiwa laki-laki dan

914.175 jiwa Perempuan. Atau sekitar 10 % dari jumlah penduduk DKI Jakarta

dengan kepadatan mencapai 10.445 jiwa per Km2. Pertumbuhan penduduk 2,4 persen

per Tahun dengan pendapatan per Kapita sebesar Rp. 5.057.040,00.3

B. Keadaan Demografis

1. Penduduk Dan Ketenagakerjaan

Dibidang ketenaga kerjaan, jumlah angkatan kerja diperkirakan mencapai

1,17 juta orang yang terdiri atas 989 ribu pekerja dan 182 ribu pengangguran, yang

dapat dilihat dalam tabel berikut :

Jumlah Penduduk bermur 10 tahun ke atas di Jakarta Timur berdasarkan Jenis

Kegiatan :

NO JENIS KEGIATAN

JENIS KELAMIN

JUMLAH LAKI-

LAKI

PEREMPUAN

1. Angkatan Kerja 772.440 398.937 1.171.377

2. Bekerja 669.291 319.809 989.100

3. Pengangguran 103.149 79.128 182.277

4. Bukan Angkatan Kerja 240.681 598.641 839.322

5. Sekolah 156.843 147.894 304.737

6. Mengurus Rumah Tangga 16.014 414.480 430.494

3 Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur, Demografi, artikel diakses pada 19 april 2011

dari http://timur.jakarta.go.id

Page 49: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

40

7. Lainnya 67.824 36.267 104.091

Jumlah 1.013.121 997.578 2.010.699

Profil pencari kerja di dominasi oleh yang berpendidikan SLTA sejumlah

109.092 pencari kerja, ini dapat dilihat sesuai dengan tabel berikut ini :

Tabel Jumlah pencari kerja menurut pendidikan:4

NO PENDIDIKAN

JENIS KELAMIN

JUMLAH LAKI-

LAKI

PEREMPUAN

1 Tidak/Belum Pernah Sekolah 452 0 452

2 Tidak / Belum Tamat SD 452 577 1.029

3 SD 9.501 8.664 18.165

4 SLTP 16.287 9.819 26.106

5 SLTA 62.885 46.207 109.092

6 Akademi dan Universitas 13.572 13.382 27.434

JUMLAH 103.149 79.129 182.278

Dengan pekerja didominasi oleh pekerja disektor perdagangan, hotel dan

restoran sejumlah 310.389 pekerja atau setara dengan 31,38% disektor jasa-jasa

sejumlah 259.050 pekerja atau 26,19% dan disektor industri sejumlah 203.943

pekerja atau 20,62%.

4 Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur, Demografi, artikel diakses pada 19 april 2011

dari http://timur.jakarta.go.id

Page 50: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

41

2. Pemerintahan

a. Visi dan Misi

1). Visi

Menjadikan Jakarta Timur sebagai pusat produk unggulan dan tujuan wisata

yang dihuni oleh masyarakat yang sejahtera dan berkualitas unutk mensejajarkan

Jakarta dengan kota - kota besar dunia.

2). Misi

Membangun Jakarta Timur berbasis pada masyarakat.

Membangun Jakarta Timur sebagai daerah produsen serta wisata

dengan pelayanan prima.

Mengembangkan lingkungan kehidupan perkotaan yang berkelanjutan.

Meningkatkan sumber daya manusia.

Meningkatkan kelembagaan keuangan bagi usaha kecil

Menigkatkan investasi dan promosi.5

b. Program

Rancangan prioritas Wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur 2011 :6

1. Pembangunan jalan akses dari pintu tol Bintara menuju kawasan Sentra Timur

yang merupakan jalur strategis menuju kawasan Sentra Timur.

5 Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur, Pemerintahan, artikel diakses pada 19 april

2011 dari http://timur.jakarta.go.id

6 Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur, Pemerintahan, artikel diakses pada 19 april

2011 dari http://timur.jakarta.go.id

Page 51: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

42

2. Peningkatan jalan terusan Rajiman- Soemarno yang juga merupakan jalan akses

strategis menuju kawasan Sentra Timur

3. Peningkatan dan pembangunan jalan Raya Kalimalang yang merupakan salah satu

poros Jakarta-Bekasi yang diharapkan akan meningkatkan dan memperlancar

kegiatan ekonomi Jakarta-Bekasi dan sebaliknya

4. Penuntasan jalan terusan I Gusti Ngurah Rai yang merupakan jalan penting yang

menghubungkan Jakarta Timur-Bekasi

5. Peningkatan dan pembangunan Jalan Raya Penggilingan yang merupakan jalan

strategis menuju kawasan Sentra Timur

6. Peningkatan dan pembangunan Jalan Raya Pulo Gebang

7. Pembangunan Terminal Terpadu Pulo Gebang

8. Penyelesaian Pembangunan Gelanggang Olahraga Ciracas

9. Peningkatan kawasan flyover Pasar Rebo yang merupakan kawasan pertemuan

moda transportasi penting di Jakarta Timur bagian selatan

10. Pengendalian ketentraman dan ketertiban pada kawasan Kanal banjr Timur yang

telah dimulai dengan melakukan kegiatan pengamanan secara khusus terhadap

kali yang menuju Kanal Banjir Timur dan sekitarnya

11. Pemasangan saringan air dari sungai yang menuju Kanal Banjir Timur

12. Pemagaran jalur hijau pada Jalan kali Baru yang terletak di Jalan raya Bogor

13. Penertiban bangunan di bantaran kali Baru (pedati-Basuki Rahmat) yang

mengakibatkan banjir

Page 52: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

43

14. Penurapan Kali Baru di Jalan Raya Bogor untuk menghindari longsor di Jalan

Raya Bogor

15. Pembangunan 5 gedung Puskesmas

16. Pembangunan 5 gedung kantor Kelurahan

17. Pembangunan 1 gedung Kantor Kecamatan lanjutan

18. Rehab gedung sekolahan SD, SMP, SMA, SMK

19. Penertiban inrit-inrit dan bangunan yang ada di atas saluran air yang

dipergunakan untuk kepentingan pribadi.

C. Selayang Pandang BP4 Jakarta Timur

1. Profil

Badan Penasehatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Jakarta

Timur adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Urusan Agama Islam

Departemen Agama Islam RI yang berada di tingkat Kota Administratif Jakarta

Timur, satu tingkat di bawah Kantor Departemen Agama Kota Administratif Jakarta

Timur. Badan Penasehatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Jakarta

Timur sebagai salah satu ujung tombak Departemen Agama RI memiliki Tugas

Pokok dan Fungsi untuk melaksanakan sebagian tugas Kantor Departemen Agama

Kota Jakarta Timur di bidang Pembinaan Keluarga Sakinah dan membantu

pembangunan pemerintahan umum di bidang agama di tingkat Kota Administratif

Jakarta Timur.

Page 53: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

44

Fungsi yang dijalankan Badan Penasehatan, Pembinaan dan Pelestarian

Perkawinan (BP4) Jakarta Timur meliputi fungsi pelayanan, fungsi pembinaan dan

fungsi penerangan serta penyuluhan.

Di samping itu, Badan Penasehatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan

(BP4) Jakarta Timur bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang beriman dan

bertaqwa, memiliki ketahanan keluarga yang sangat tinggi, terbinanya Keluarga

Sakinah yang bermoral atau berakhlakul karimah.

Tugas Pokok Badan Penasehatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan

(BP4) Jakarta Timur yakni melaksanakan sebagian tugas Kantor Departemen Agama

Kota Administratif Jakarta Timur, di bidang Pelestarian Perkawinan di wilayah Kota

Administratif Jakarta Timur.

1. Visi BP4 Jakarta Timur :

"Unggul dalam mewujudkan pelayanan di bidang pelestarian keluarga sakinah yang

berkualitas dan partisipatif di wilayah Kota Administratif Jakarta Timur"

2. Misi BP4 Jakarta Timur:

a) Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan di bidang pernikahan dan rujuk.

b) Meningkatkan kualitas pelayanan, bimbingan dan pengembangan di bidang

keluarga sakinah dan kependudukan.

Page 54: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

45

c) Meningkatkan kualitas dalam mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan dan

pelaksanaan kegiatan sektoral maupun lintas sektoral di Wilayah Kota

Administratif Jakarta Timur.

3. Daftar KUA yang ada di Wilayah Kota Administratif Jakarta Timur

BP4 Kota Jakarta Timur membawahi Kantor-kantor BP4 yang ada di tingkat

Kecamatan yang bersamaan dengan Kantor Urusan Agama Kecamatan, Kantor

Urusan Agama yang ada di Kota Administratif Jakarta Timur yakni:

1. KUA Kec.Matraman Jl.Balai Rakyat Utan Kayu Matraman Telp. 8577053

2. KUA Kec.Jatinegara Jl.I Gusti Ngurah Rai Cip.Muara Telp. 8577966

3. KUA Kec.Pulo Gadung Jl.Balai Pustaka Rawamangun Telp. 4700994

4. KUA Kec.Kramat Jati Jl.Dukuh III No.3 Kramat Jati Telp. 87793173

5. KUA Kec.Pasar Rebo Jl.Makasar No.42 Kel.Pekayon Telp. 8707848

6. KUA Kec.Duren Sawit Jl. P.Revolusi No.47 Pd.Bambu Telp. 8602573

7. KUA Kec.Ciracas Jl.Penganten Ali Gg.AMD Kel.Ciracas Telp. 8413485

8. KUA Kec.Makasar Jl.Kerja Bhakti Gg.Abd.Gani Telp. 8003157

9. KUA Kec.Cipayung Jl.Bina Marga No.3 Telp. 8446808

10. KUA Kec.Cakung Jl.Kayu Tinggi Cakung Telp. 4611235

Page 55: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

46

D. Selayang Pandang Pengadilan Agama Jakarta Timur

1) Sejarah Singkat

Di wilayah Nusantara, sebelum pemerintahan kolonial Belanda terdapat empat

macam lembaga Pengadilan, Pengadilan Pradata, Padu, Adat dan Peradilan Serambi.

Pengadilan Pradata merupakan Pengadilan Kerajaan yang menangani kasus-kasus

tindak pidana dan kasus-kasus makar yang ditangani oleh Raja secara langsung.

Sedangkan Pengadilan Padu ditangani oleh pejabat yang ditunjuk oleh Raja

menangani kasus-kasus perdata dan pidana ringan.

Pengadilan Adat menangani yang berhubungan dengan sengketa masyarakat

adat ditangani oleh Kepala Adat kebanyakan terdapat di wilayah Indonesia diluar

Pulau Jawa. Pengadilan Serambi, pada masa Sultan Agung memerintah kerajaan

Mataram, mengggantikan pengadilan Pradata yang kewenangannya meliputi kasus

pidana dan perdata. Kekuasaan Pengadilan serambi dijabat oleh Raja, akan tetapi

dalam prakteknya ditangani oleh para Penghulu yang diangkat oleh Raja.7

Pada awal pemerintahan Kolonial Belanda, keberadaan Pengadilan Agama

masih tetap dipertahankan. Bahkan keberadaanya diakui dalam Staats Blaad 1882

Nomor 152 tanggal 19 Januari 1882 untuk Pengadilan Agama di wilayah Jawa dan

Madura dan dalam Staatsblaad 1937 Nomor 638 untuk Pengadilan Agama diwilayah

Kalimantan Selatan dan Timur, meliputi perkawinan, perceraian, waris dan wakaf.

Sejak 1 april 1937, kewenangan Pengadilan Agama diwilayah Jawa dan Madura

7 Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur Tahun 2009, hal. 7

Page 56: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

47

dipersempit hanya berwenang mengadili kasus perkawinan dan perceraian, sedangkan

kasus waris dan wakaf menjadi wewenang Ladraad (sekarang Pengadilan Negeri).8

Sebagai kelanjutan dari sikap pemerintahan Hindia Belanda terhadap

Peradilan Agama, pada tahun 1982 dengan ketetapan Komisaris Jenderal tanggal 12

maret 1828 nomor 17 khusus untuk Jakarta ditiap-tiap distrik dibentuk satu majelis

distrik yang terdiri dari :

1. Komandan Distrik sebagai Ketua

2. Para penghulu masjid dan Kepala Wilayah sebagai anggota9

Majelis ada perbedaan semangat dan arti terhadap pasal 13 Staatsblad 1820

Nomor 22, maka melalui resolusi tanggal 1 Desember 1835 Pemerintah dimasa itu

mengeluarkan penjelasan pasal 13 Staatsblad Nomor 22 tahun 1820 sebagai

berikut :10

“Apabila terjadi sengketa antara orang-orang Jawa satu sama lain mengenai

soal-soal perkawinan, pembagian harta dan sengketa-sengketa sejenis yang harus

diputus menurut hukum Islam, maka “pendeta” memberi keputusan, tetapi gugatan

untuk mendapat pembiyaan yang timbul dari keputusan dari para “pendeta” itu

harus diajukan kepada pengadilan-pengadilan biasa”.

Penjelasan ini dilatarbelakangi pula oleh adanya kehendak dari pemerintah

Hindia Belanda untuk memberlakukan politik konkordansi dalam bidang hukum,

karena beranggapan bahwa bahwa hukum Eropa jauh lebih baik dari hukum yang

8 R. Soepomo, Sistem Hukum di Indonesia Sebelum Perang Dunia II, 1970, hal. 68

9 Dadang Muttaqien, dkk, Peradilan Agama Dan Kompilasi Hukum Islam Dalam Tata Hukum

Indonesia, (Yogyakarta: UI Press, 1999), h. 41.

10 Staatsblad No. 22 Tahun 1820.

Page 57: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

48

telah ada di Indonesia. Seperti diketahui bahwa pada tahun 1838 di Belanda

diberlakukan Burgerlijk Wetboek (BW).

Akan tetapi dalam rangka pelaksanaan politik konkordansi itu, Mr. Scholten

van Oud Haarlem yang menjadi Ketua Komisi penyesuain Undang-Undang Belanda

dengan keadaan istimewa di Hindia Belanda membuat sebuah nota kepada

pemerintahannya, dalam nota itu dikatakan bahwa11

:

“Untuk mencegah timbulnya keadaan yang tidak menyenangkan mungkin

juga perlawanan jika diadakan pelanggaran terhadap agama orang Bumi Putera,

maka harus diikhtiarkan sedapat-dapatnya agar mereka itu dapat tinggal tetap

dalam lingkungan (hukum) agama serta adat istiadat mereka”.

Secara khusus, sejarah lahirnya Pengadilan Agama kelas 1A Jakarta Timur di

pimpin oleh menteri Agama RI yang tersebut dalam keputusan Menteri Agama RI

Nomor 67 Tahun 1963 jo Nomor 4 Tahun 1967.12

Adapun kronologis Pengadilan Agama Jakarta Timur adalah Sebagai Berikut:

1) Pada saat itu, Pengadilan Agama di tanah Betawi hanya memiliki satu Pengadilan

Agama yaitu “Penghadilan Agama Istimewa Jakarta Raya” yang dibantu oleh dua

(2) kantor cabang Pengadilan Agama Jakarta Tengah. Kemudian warga ibukota

ini kian bertambah, sehingga terbitlah Keputusan Menteri Agama Nomor 67

Tahun 1963 jo Nomor 4 Tahun 1967 yang berbunyi antara lain: “Membubarkan

11

www.pa-jakartatimur.net (diakses pada 03 Juni 2011)

12 Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur Tahun 2009, hal. 21

Page 58: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

49

kantor-kantor cabang Pengadilan Agama (bentuk lama) dalam daerah khusus

Ibukota Jakarta Raya. (Keputusan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 1963 jo

Nomor 4 Tahun 1967)13

2) Pada tahun 1966 Gubernur kepala daerah khusus Ibukota Jakarta melalui

keputusan beliau Nomor Ib.3/1/1/1966 tanggal 12 Agustus 1966 membentuk

Ibukota Negara ini menjadi 5 wilayah dengan sebutan Kota Administratif.

Membentuk kantor-kantor Cabang Pengadilan Agama yang baru sederajat atau

setara dengan Kantor Agama tingkat II, yaitu :

a) Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Pusat

b) Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Timur

c) Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Barat

d) Kntor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan, dan

e) Kantor Cabang Pengadilan Agam Jakarta Utara.

3) Pengadilan Agama istimewa daerah khusus Ibukota Jakarta Raya yang daerah

hukumnya meliputi wilayah kekuasaan daerah Ibukota Jakarta Raya, adalah

kantor induk Pengadilan Agama Jakarta Raya,ditetapkan berkedudukan di kota

Jakarta Pusat dan secara khusus bertugas pula sebagai Pengadilan Agama sehari-

hari bagi wilayah kekuasaan Jakarta Pusat.14

13

Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur Tahun 2009, hal.32

14 Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur Tahun 2009, hal.33

Page 59: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

50

Berdasarkan pertimbangan tersebut, melalui keputusan Gubernur Kepala

Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor Ib.3/I/I1966 tanggal 12 Agustus 1966, maka

pada tanggal 18 Pebruari 1967 diresmikan sebutan maupun operasional Pengadilan

Agama di lima wilayah Daerah Khusus Ibukota, terutama Pengadilan Agama Jakarta

Timur menjadi berikut:

1. Pengadilan Agama Jakarta Pusat

2. Pengadilan Agama Jakarta Utara

3. Pengadilan Agama Jakarta Barat

4. Pengadilan Agama Jakarta Selatan, dan

5. Pengadilan Agama Jakarta Timur

Pengadilan Agama Jakarta Timur, terbentuk dan berdiri berdasarkan

keputusan menteri Agama RI Nomor 4 tahun 1967 tanggal 17 Januari 1967.

Pendirian Pengadilan Agama diwilayah hukum daerah ibukota (DKI) Jakarta.15

2) Tugas dan Wewenang

Wilayah hukum/yuridikasi yang dimaksud pada pembahasan ini bermuara

pada istilah kewenangan memeriksa, memutuskan, dan menyelesaikan suatu perkara

bagi pengadilan.

Peradilan agama mempunyai wewenang atau kekuasaan atau sering disebut

kompetensi yang menyangkut dua hal:16

15

Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur Tahun 2009, hal. 35

16 Basiq Djalil, Peradilan Agama Di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2006), hal. 137

Page 60: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

51

a) Kompetensi relatif yaitu kekuasaan peradilan yang satu jenis dan satu tingkatan,

dalam perbedaannya dengan kekuasaan pengadilan yang sama jenis dan sama

tingkatan.

Wilayah kekuasaan hukum (yuridiksi) Pengadilan Agama Jakarta Timur

adalah wilayah daerah Kotamadya Jakarta Timur yang terdiri dari 10 (sepuluh)

kecamatan dan 65 kelurahan.

Adapun batas-batas wilayahnya adalah :

1.Sebelah utara dengan : Kodya Jakarta Utara dan Kodya Jakarta Pusat

2. Sebelah barat dengan : Kodya Jakarta Selatan

3. Sebelah selatan dengan : Kabupaten Bogor /Kodya Depok

4.Sebelah timur dengan : Kabupaten Bekasi/Kota Bekasi.17

Luas wilayah : 18.877.77 Ha. Jumlah penduduknya 3.050.713 jiwa (besumber

data BAPEKO TAHUN 2003). Jumlah penduduk yang beragama Islam 2.569.390

jiwa (bersumber data Depag. Tahun 2003). Kodya Jakarta Timur adalah wilayah

Yuridiksi Pengadilan Agama Jakarta Timur, adapun 10 wilayah kecamatan tersebut

adalah sebagai berikut

1) Kecamatan Matraman, terdiri dai 6 (enam) kelurahan dengan jumlah

penduduknya sebanyak 153.484 jiwa :

a. Kelurahan Kebon Manggis

b. Kelurahan Palmerah

17

www.pa-jakartatimur.net (diakses pada 03 juni 2011)

Page 61: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

52

c. Kelurahan Pisangan Baru

d. Kelurahan Kayu Manis

e. Kelurahan Utan Kayu Utara

f. Kelurahan Utan Kayu Utara

g. Kelurahan Utan Kayu Selatan.18

2) Kecamatan Jatinegara, teridri dari 8 (delapan) Kelurahan dengan jumlah

penduduknya sebanyak 250.186 jiwa :

a. Kelurahan Bali Mester

b. Kelurahan Bidaracina

c. Kelurahan Cipinang Besar Selatan

d. Kelurahan Cipinang Besar Utara

e. Kelurahan Cipinang Cempedak

f. Kelurahan Cipinang Muara

g. Kelurahan Rawa Bunga

h. Kelurahan Kampung Melayu Kecil.19

3) Kecamatan Pasar Rebo, terdiri dari 5 (lima) kelurahan dengan jumlah

penduduknya sebanyak 240.074 jiwa :

a. Kelurahan Baru

b. Kelurahan Cijantung

c. Kelurahan Gedong

18

www.pa-jakartatimur.net (diakses pada 03 Juni 2011)

19 www.pa-jakartatimur.net (diakses pada 03 Juni 2011)

Page 62: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

53

d. Kelurahan Kalisari

e. Kelurahan Pekayon.20

4) Kecamatan kramat jati, terdiri dari 7 (tujuh) kelurahan dengan jumlah

penduduknya sebanyak 175.883 jiwa :

a. Kelurahan Balekambang

b. Kelurahan Batu Ampar

c. Kelurahan Cawang

d. Kelurahan Cililitan

e. Kelurahan Dukuh

f. Kelurahan Kampung Tengah

g. Kelurahan Kramat Jati.21

5) Kecamatan Pulogadung terdiri dari 7 (tujuh) kelurahan dengan jumlah

penduduk sebanyak 250.878 jiwa :

a. Kelurahan Cipinang

b. Kelurahan Jati

c. Kelurahan Jatinegara Kaum

d. Kelurahan Kayu Putih

e. Kelurahan Pisangan Timur

f. Kelurahan Pulogadung

20

www.pa-jakartatimur.net (diakses pada 03 Juni 2011)

21 www.pa-jakartatimur.net (diakses pada 03 Juni 2011)

Page 63: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

54

g. Kelurahan Rawamangun.22

6) Kecamatan Cakung terdiri dari 7 (tujuh) kelurahan dengan jumlah

penduduknya sebanyak 251.184 jiwa :

a. Kelurahan Cakung Barat

b. Kelurahan Cakung Timur

c. Kelurahan Jatinegara

d. Kelurahan Penggilingan

e. Kelurahan Pulogebang

f. Kelurahan Rawa Terate

g. Kelurahan Ujung Menteng.23

7) Kecamatan Ciracas, terdiri dari 5 (lima) kelurahan dengan jumlah

penduduknya sebanyak 160.679 jiwa :

a. Kelurahan Cibubur

b. Kelurahan Ciracas

c. Kelurahan Kelapa Dua Wetan

d. Kelurahan Rambutan

e. Kelurahan Susukan.24

8) Kelurahan Cipayung terdiri dari 8 (delapan) kelurahan dengan jumlah

penduduknya sebanyak 171.883 jiwa :

22

www.pa-jakartatimur.net (diakses pada 03 Juni 2011)

23 www.pa-jakartatimur.net (diakses pada 03 Juni 2011)

24 www.pa-jakartatimur.net (diakses pada 03 Juni 2011)

Page 64: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

55

a. Kelurahan Ceger

b. Kelurahan Cilangkap

c. Kelurahan Cipayung

d. Kelurahan Lubang Buaya

e. Kelurahan Munjul

f. Kelurahan Pondok Rangon

g. Kelurahan Setu.25

9) Kecamatan Makasar terdiri dari 5 (lima) kelurahan dengan jumlah penduduk

sebanyak 193.085 jiwa :

a. Kelurahan Cipinang Melayu

b. Kelurahan Him

c. Kelurahan Kebon Pala

d. Kelurahan Pinang Ranti

e. Kelurahan Makasar.26

10)Kecamatan Duren Sawit terdiri dari 7 (tujuh) kelurahan dengan jumlah

penduduknya 203.280 jiwa :

a. Kelurahan Duren Sawit

b. Kelurahan Malaka Jaya

c. Kelurahan Pondok Kopi

d. Kelurahan Pondok Bambu

25

www.pa-jakartatimur.net (diakses pada 03 Juni 2011)

26 www.pa-jakartatimur.net (diakses pada 03 Juni 2011)

Page 65: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

56

e. Kelurahan Klender.27

b) Kompetensi absolut yaitu kekuasaan pengadilan yang berhubungan dengan

jenis perkara atau jenis pengadilan.

Kekuasaan Peradilan Agama untuk memeriksa, memutuskan, dan

menyelesaikan perkara-perkara ditingkat pertama antara orang-orang yang beragama

Islam yang dilakukan berdasarkan hukum Islam.28

Bahkan ketika kekuatan kerajaan

Mataram telah merosot, perkara-perkara yang diancam dengan hukum badan dan

hukuman mati yang merupakan kewenangan Pengadilan Perdata, karena tidak dapat

dikirim ke Mataram, menjadi wewenang Pengadilan Agama. Pengadilan Agama ini

mengadili dan memutus perkara atas dasar hukum Islam dan berpedoman kepada

hukum-hukum yang ditetapkan.

Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang menjadi kompetensi

absolut Peradilan Agama yaitu:

1. Perkawinan

2. Kewarisan, wasiat, dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum Islam

3. Wakaf dan sedekah. 29

Sejalan dengan bertambahnya kompetensi Peradilan Agama berdasarkan

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1989 dan telah dirubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 7

27

www.pa-jakartatimur.net (diakses pada 03 Juni 2011)

28 Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata Di Lingkungan Peradilan Agama,

(Jakarta: Prenada Media Group, 2005), hal. 13

29 Undang-Undang No 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama Pasal 49 ayat (1)

Page 66: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

57

Tahun 1989, dimana kedudukan Peradilan Agama sebagai salah satu kekuasaan

kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara

tertentu yaitu:30

a. Perkawinan

b. Waris

c. Wasiat

d. Hibah

e. Wakaf

f. Zakat

g. Infaq

h. Shadaqah

i. Ekonomi Syariah

Dan selain perkara-perkara dibidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf,

infaq, shadaqah, dan ekonomi syariah, didalamnya juga diatur bahwa Pengadilan

Agama berwenang memberikan itsbat kesaksian rukyat hilal dalam penentuan awal

bulan pada tahun hijriyah dan memberikan keterangan atau nasehat mengenai

perbedaan penentuan arah kiblat dan penentuan waktu shalat.

Dalam penerimaan perkara hingga pengarsipan diselenggarakan dengan

sistem meja sebagaimana yang diatur dalam surat edaran Mahkamah Agung Republik

Indonesia tentang pola-pola pembinaan, pengendalian, administrasi peradilan

30

Undang-Undang No 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama Pasal 49

Page 67: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

58

(BINDALMIN). Yang kemudian, dalam rangka pemanfaatan sistem teknologi dan

informasi yang kian canggih ada suatu kebijakan Mahkamah Agung untuk

menggabungkan pola BINDALMIN ini dengan sistem Administrasi Kepegawaian

(SIMPEG) secara online.

Seperti halnya instansi-instansi lainnya, Pengadilan Agama Jakarta Timur,

mengalami beberapa kali pergantian pimpinan yaitu pada tanggal 27 September 1999

sampai dengan tanggal 16 Agustus 2001 di bawah pimpinan Drs. Hasan Bisri, SH, M.

HUM. Yang selanjutnya mulai tanggal 16 Agustus 2001 sampai dengan 16 Maret

2004 tanggungjawab kantor operasional di bawah pimpinan Drs. H. Sayyid Usman,

SH dan pada tanggal 1 Maret 2004 Kantor Lama di Jalan PKP No. 24 Kelapa Dua

Wetan Ciracas Jakarta Timur dan segala pelayanan masyarakat dan siding berpindah

pula.

Dikantor tersebut pada tanggal 16 Maret 2004 mulai dilantik ketua baru

H.Helmy Bakrie, SH yang menjabat sebagai ketua Pengadilan Agama Jakarta Timur

selama satu tahun, selanjutnya tahun 2004 sampai dengan 2006 dibawah pimpinan

Drs.H. Ruslan Harunar Rasyid, SH.MH. pada tahun 2006 sampai 2008 dipimpin oleh

Drs.H. Syarif Usman, SH.MH. dan tahun 2008 hingga sekarang dibawah pimpinan

Drs.H. Wakhidun AR, SH, M. Hum.

Page 68: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

59

BAB IV

EFEKTIVITAS MEDIASI

A. Upaya BP4 Jakarta Timur Dalam Mendamaikan

Dalam menyelesaikan masalahnya, para pihak di BP4 dan Pengadilan Agama

dibantu oleh seorang mediator yang menjadi penengah dalam memberikan konsultasi-

konsultasi terkait masalah keluarga. Secara garis besar upaya BP4 Kota Jakarta Timur

dan Pengadilan Agama Jakarta Timur mempunyai kesamaan dalam memberikan

konsultasi mengenai keluarga, hanya dalam prosedurnya saja yang terdapat sedikit

perbedaan.

Dalam upaya mendamaikan keluarga yang mengalami masalah, BP4 Jakarta

Timur mempunyai beberapa strategi demi memberi konsultasi terhadap keluarga

tersebut, yang secara garis besar penulis jelaskan dalam uraian di bawah ini:

1. Memanggil Para Pihak

Dalam menyelesaikan perselisihan keluarga, BP4 Jakarta Timur tidak bersifat

aktif artinya BP4 Jakarta Timur tidak mencari-cari perkara perselisihan rumah tangga,

akan tetapi para pihak yang sedang bersengketa tersebutlah yang mengadukan

permasalahannya kepada BP4 dan Pengadilan Agama untuk diselesaikan.

Ketika salah satu pihak telah mengadukan permasalahannya dan

menceritakannya kepada BP4, maka hal yang dilakukan BP4 adalah memanggil pihak

lain untuk hadir bersama guna menyelesaikan permasalahannya tersebut. Dalam hal

Page 69: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

60

ini BP4 membuat suatu surat panggilan kepada pihak yang lain untuk hadir guna

menyelesaikan permasalahan yang terjadi.1

2. Memberikan Nasihat Pada Pasangan Yang Bersengketa

Masyarakat zaman sekarang memerlukan adanya lembaga-lembaga atau orang

yang dapat memberi bantuan dalam mengatasi hubungan keluarga yang mengalami

gangguan-gangguan atau keretakan-keretakan agar perkawinan mereka tidak buyar

dan dapat melanjutkan hidup bersama secara harmonis. Bantuan yang dimaksud di

atas lazimnya dalam istilah sekarang dinamakan penasihatan atau dalam bahasa

asingnya disebut Conseling, Consulting. Marriage Conseling atau Marriage

Consulting yang artinya Konsultasi Perkawinan.

Tujuan dari adanya konsultasi perkawinan tersebut adalah untuk

menghindarkan terjadinya perceraian. Tapi bukan hanya itu yang diusahakan, bukan

sekedar mendirikan “damai dalam arti menyudahi perang”, tetapi bagaimana dapat

memulihkan keserasian, keharmonisan, suasana paham-memahami, harga-

menghargai antara suami isteri yang bersengketa itu.

Adapun nasihat yang diberikan BP4 untuk menyelesaikan masalah rumah

tangga sehingga diharapkan keadaan konflik yang terjadi pada pasangan yang

bersengketa tidak menjadi semakin parah, sekaligus dapat menghindarkan tragedi

perceraian yang berakibat sangat menyakitkan. Inilah beberapa hal yang dimaksud:2

1 Wawancara Pribadi dengan Abdul Rasyid, Konsultan BP4 Jakarta Timur, Jakarta 11 April

2011.

2 Wawancara Pribadi dengan Abdul Rasyid, Konsultan BP4 Jakarta Timur, Jakarta 11 April

2011.

Page 70: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

61

1. Mengingatkan Memori Masa Lalu

Terkadang pasangan suami isteri yang sedang berselisih kerapkali melupakan

memori-memori indah ketika awal pernikahan mereka. Mereka cenderung mengikuti

emosi dan ego masing-masing. Oleh karena itu, Mediator di BP4 dan Pengadilan

Agama menasihati pasangan suami isteri yang sedang berselisih agar selalu

mengingat-ingat memori indah ketika awal perkenalan sampai pernikahan mereka

dan membuang segala egoisme yang ada di dalam diri mereka agar mau bersatu

kembali.

2. Jangan Sekali-sekali Meremehkan Pasangan

Di zaman modern ini isteri-isteri tidak lagi mau menjadi penghuni sangkar,

walau sangkar itu terbuat dari emas dan di dalamnya tersedia segalanya. Mereka tidak

mau dikurung, tetapi ingin lebih bebas dalam berfikir, berkeinginan, bercita-cita

dalam mengembangkan kemampuan-kemampuannya.

Hal tersebut berpengaruh terhadap keadaan dalam suatu rumah tangga

khususnya dalam hal ekonomi. Walaupun suami adalah pemimpin keluarga, bukan

berarti pendapatan keuangan suami itu harus lebih besar dari pada isteri. Di zaman

sekarang tidak sedikit pendapatan ekonomi isteri lebih besar dari pada suami, hal

yang demikian itulah yang terkadang para suami merasa terkucilkan oleh isteri

sehingga memicu terjadinya pertengkaran dan perselisihan.

3. Sikap Lapang Dada Suami Isteri

Seorang isteri kerapkali tidak dapat memahami latar belakang problem yang

sedang dihadapi suaminya. Hal ini kadang sangat memperuncing keadaan. Karena

Page 71: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

62

seorang isteri akan selalu menuntut. Disebabkan oleh kodrat wanita yang semacam

ini, seyogyanya seorang suami memiliki sifat lapang dada, dan tidak tergesa-gesa

menghitung kesalahan-kesalahan yang dilakukan istri.

Untuk mengimbanginya, seorang isteri harus bersabar, karena kesabaran

menjadi neraca atas diri dan kedudukannya. Bahkan seorang isteri harus menghargai

dan menerima kondisi suami yang telah ditetapkan oleh syariat sebagai penanggung

nafkah baginya.

4. Kemaslahatan Yang Harus Dijaga

Sudah sangat jelas dan nyata bahwa untuk mewujudkan sebuah kehidupan dan

kebahagiaan, Islam menuntut beberapa kewajiban dari umatnya. Antara lain, Islam

memberikan tanggungjawab manusia untuk memenuhi segala kebutuhan sebagai

sarana tegaknya hukum-hukum kemanusiaan.

Tidak asing lagi, bagi masyarakat kita yang tengah dilanda krisis, harus

berusaha dengan sekuat tenaga bangkit memperbaikinya, agar dapat terhindar dari

perpecahan. Maka BP4 dan Pengadilan Agama menyarankan setiap pasangansuami

isteri yang selama ini belum bisa saling memahami, agar menjauhi sikap yang justru

dapat memperuncing situasi. Ciptakanlah ketenangan, hindarilah percekcokan dan

gejolak supaya tidak membuang-buang waktu yang seharusnya dapat digunakan

untuk mengurus hal-hal lain yang lebih penting. Kobarkanlah semangat rindu,

Page 72: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

63

hapuskanlah trauma-trauma masa lalu yang menyakitkan, bukalah lembaran baru,

torehkanlah sejarah baru yang cemerlang.3

5. Keseimbangan Antara Hak Dan Kewajiban Adalah Merupakan Kunci

Keberhasilan

Hak adalah suatu yang harus diterima sedangkan kewajiban adalah sesuatu

yang harus dilaksanakan dengan baik. Begitulah kehidupan antara suami isteri dalam

setiap rumah tangga, apabila dua hal tersebut tidak seimbang niscaya akan timbullah

percekcokan dan perselisihan dalam rumah tangga.

Sebaliknya jika antara hak dan kewajiban itu sejalan, terwujudlah keserasian

dan keharmonisan dalam rumah tangga, rasa kebahagiaan semakin terasa dan kasih

sayang akan terjalin dengan baik. Sang anak menghormati orangtuanya, orangtua

sayang kepada anaknya, suami menghargai isterinya dan isteripun menghargai

suaminya dan seterusnya. Inilah yang dimaksudkan oleh Rasulullah saw dengan

sabdanya yang artinya adalah “Rumah tanggaku laksana surga bagiku”.

Oleh karena itu antara suami isteri harus tahu dan melaksanakan hak serta

kewajibannya masing-masing, demikian juga sang anak harus tahu diri dan

menghormati orang tuanya.

Pada umumnya yang menimbulkan perselisihan dan percekcokan dalam

rumah tangga itu karena salah satu pihaknya tidak dapat menjalankan fungsinya

3

Ali Husain Muhammad Makki, Perceraian Salah Siapa : Bimbingan Islam Dalam

Mengatasi Problematika Rumah Tangga (Jakarta: Lentera, 2001), h. 123.

Page 73: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

64

dengan baik, mereka tidak saling menghargai, tidak saling menghormati, tidak saling

pengertian antara sesama mereka dalam rumah tangganya.

6. Pengamalan Ajaran Agama Dalam Rumah Tangga

Dalam setiap rumah tangga orang yang beriman pengamalan ajaran agama

adalah sangat penting dan mutlak diperlukan, karena ajaran agama adalah salah

satunya pegangan hidup manusia yang mengatur sikap tingkah laku agar sesuai

dengan harkat dan martabat kemanusiaan yang luhur. Mendidik dan mengajar anak-

anak atau keluarga adalah suatu kewajiban yang tidak dapat ditawar-tawar orang tua

(suami isteri), sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang artinya : “Tiap-tiap kamu

menjadi pemimpin dan bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya, raja adalah

pemimpin, tiap laki-laki menjadi pemimpin terhadap penghuni rumah tangganya

(keluarganya). Dan perempuan-permpuan menjadi pemimpin (pengasuh) dari rumah

tangga suami dan anak-anaknya. Tiap-tiap kamu manjadi pemimpin, dan tiap

pemimpin akan ditanya kelak (bertanggungjawab) terhadap orang-orang yang

dipimpinnya”. (H.R Bukhari)

Berdasarkan hadits Rasulullah SAW di atas, dapat diambil pengertian antara

lain suami isteri wajib mengajar atau menuntun anak-anak dan keluarganya dengan

ilmu pengetahuan agama, sehingga mereka mengerti dan mampu mengamalkan

ajaran agama itu dala kehidupan sehari-hari.4

4 Sidi Nazar Bakri, Kunci Keutuhan Rumah Tangga : Keluarga Yang Sakinah (Jakarta: CV

Pedoman Ilmu Karya, 1993), h. 37.

Page 74: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

65

3. Kesepakatan Akta Perdamaian

Apabila para pihak yang bersengketa yang mengadukan permasalahannya ke

BP4 untuk diselesaikan telah sepakat untuk berdamai dan tidak membawa

permasalahan tersebut ke Pengadilan Agama, maka BP4 membuat akta perdamaian.

Akta perdamaian tersebut cukup memiliki kekuatan hukum, artinya akta

tersebut ditandatangani oleh konsultan BP4 dan disepakati oleh kedua belah pihak

yang bersengketa, disamping itu, apabila ada dari salah satu pihak yang telah

mengajukan permasalahannya ke Pengadilan Agama, maka gugatan yang telah

diajukan ke Pengadilan Agama dapat dicabut dengan berdasarkan akta perdamaian

dari BP4 tersebut yang tentunya prosesnya terlebih dahulu melalui proses mediasi di

Pengadilan Agama.

Akan tetapi, apabila ketetntuan dalam perjanjian tersebut tidak ditaati oleh

salah satu pihak, maka yang lain dapat mengadukan kembali kepada BP4 untuk

diselesaikan sebagaimana mestinya.5

B. Upaya Pengadilan Agama Jakarta Timur Dalam Mendamaikan

Dalam Undang-undang No. 7 Tahun 1989 Tentang Pengadilan Agama bahwa

seorang hakim sebelum memulai sidang perkara perdata agar terlebih dahulu

berusaha atau mengusahakan suatu perdamaian bagi mereka yang sedang berselisih.

Apabila usaha untuk mendamaikan kedua belah pihak itu berhasil, berarti hilanglah

kewajiban hakim untuk pemeriksaan perkara selanjutnya. Namun apabila usahanya

5 Wawancara dengan Abdul Rasyid, Konsultan BP4 Jakarta Timur, Jakarta 11 April 2011

Page 75: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

66

untuk mendamaikan pihak-pihak yang bersengketa itu tidak berhasil, maka hakim

akan memeriksa perkara yang dihadapkannya dengan seksama dan selama

persidangan berjalan hakim senantiasa tetap berusaha mendamaikan para pihak yang

berperkara itu.6

Dalam menjalankan tugasnya hakim wajib mendamaikan para pihak. Pada

prinsipnya upaya hakim untuk mendamaikan bersifat imperatif, hal ini dapat ditarik

dari ketentuan pasal 131 ayat (1) HIR yang menjelaskan bahwa kalau hakim tidak

berhasil mendamaikan, maka ketidak berhasilan itu mesti ditegaskan dalam Berita

Acara Sidang.7

Dalam upaya mendamaikan, Hakim di Pengadilan Agama Jakarta Timur

terlebih dahulu mempelajari surat permohonan atau gugatan perceraian dan berkas-

berkas lainnya, dari surat tersebut hakim dapat mengetahui permasalahan yang

melatarbelakangi terjadinya perselisihan diantara pasangan suami isteri tersebut.

Dengan demikian hakim akan lebih mudah dalam mencari jalan keluar untuk

mendamaikan kedua belah pihak.8

Adapun usaha-usaha yang ditempuh Hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur

dalam upaya mendamaikan pasangan suami isteri yang berselisih adalah:

6 Syamri Adnan, Hakim Mediator Pengadilan Agama Jakarta Timur, Wawancara pribadi,

Jakarta 12 April 2011.

7 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, h. 239.

8 Syamri Adnan, Hakim Mediator Pengadilan Agama Jakarta Timur, Wawancara pribadi,

Jakarta 12 April 2011.

Page 76: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

67

1. Menasehati dan memberikan saran-saran kepada para pihak

Setelah permasalahan yang melatarbelakangi terjadinya perselisihan diketahui,

selanjtnya hakim menasehati kedua belah pihak untuk mengadakan perdamian.9

Disini diharapkan Majelis Hakim dapat memberikan saran-saran dan nasehat-

nasehat apabila dibutuhkan dengan ucapan-ucapan yang menyentuh agar para pihak

yang bersengketa merasa tersentuh dan mengurungkan niatnya untuk bercerai

sehingga terwujudlah sebuah perdamaian.

2. Melakukan Mediasi

Sesuai dengan maknanya, mediasi berarti menengahi. Seorang mediator tidak

berperan sebagai judge yang memaksakan pikiran keadilannya, tidak pula mengambil

kesimpulan yang mengikat seperti arbitrer tetapi lebih memberdayakan para pihak

untuk menentukan solisi apa yang mereka inginkan.10

Mediator mendorong dan memfasilitasi dialog, membantu para pihak

mengklasifikasikan kebutuhan dan keinginan-keinginan mereka, menyiapkan

panduan, membantu para pihak dalam meluruskan perbedaan-perbedan pandangan

dan bekerja untuk suatu yang dapat diterima para pihak dalam penyelesaian yang

mengikat. Jika sudah ada kecocokan diantara para pihak yang bersengketa lalu

9 Syamri Adnan, Hakim Mediator Pengadilan Agama Jakarta Timur, Wawancara pribadi,

Jakarta 12 April 2011.

10 Sugri Permana, Mediasi dan HakamDalam Tinjauan Pengadilan Agama, (T.tp., Giri, T.th),

h.2.

Page 77: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

68

dibuatkanlah suatu memorandum yang memuat kesepakatan-kesepakatan yang telah

dicapai.11

Mediasi yang dilakukan oleh Pengadilan Agama Jakarta Timur berpedoman

pada Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) No.2 Tahun 2003 yang telah

diperbaharui dengan PERMA No.1 Tahun 2008. Kebijakan Mahkamah Agung RI

memberlakukan mediasi ke dalam proses berperkara di Pengadilan didasari beberapa

alasan :12

1. Proses mediasi diharapkan dapat mengatasi masalah penumpukan perkara di

Pengadilan.

2. Proses mediasi dipandang sebagai cara penyelesaian sengketa yang lebih cepat

dan murah dibandingkan dengan proses litigasi.

3. Pemberlakuan mediasi diharapkan dapat memperluas akses bagi para pihak untuk

mendapat akses keadilan.

4. Institusionalisasi proses mediasi ke dalam proses peradilan dapat memperkuat dan

memaksimalkan fungsi lembaga pengadilan dalam penyelesaian sengketa.

Dengan adanya PERMA ini menjadilan mediasi menjadi bagian penting

(wajib) dilaksanakan di Pengadilan dan apabila tidak dipatuhi berakibat putusan atas

perkara yang bersangkutan batal demi hukum. Sebagaimana pasal 2 ayat (3) PERMA

No.1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi menyatakan “Tidak ditempuhnya

11

Sugri Permana, Mediasi dan HakamDalam Tinjauan Pengadilan Agama, h. 3.

12 Mahkamah Agung RI, JICA, IICT, Buku Komentar Peraturan Mahkamah Agung RI No. 1

tahun 2008 tentang Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan, h. 7.

Page 78: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

69

prosedur mediasi berdasarkan peraturan ini merupakan pelanggaran terhadap

ketentuan Pasal 130 HIR atau pasal 154 Rbg yang mengakibatkan putusan batal demi

hukum”.13

Adapun proses pelaksanaan mengenai mediasi adalah sebagai berikut:

1. Para pihak yang berperkara memilih mediator

Demi kenyamanan para pihak dalam menempuh proses mediasi mereka

berhak memilih mediator yang sesuai dengan pilihan mereka yang akan membantu

menyelesaikan perselisihannya, oleh karena itu setiap pengadilan tingkat pertama

wajib menyediakan daftar nama mediator. Daftar ini memuat sekurang-kurangnya

lima mediator.14

Daftar mediator tersebut juga memuat nama-nama hakim yang telah

memiliki sertifikat mediator. Apabila ternyata para pihak yang berperkara selambat-

lambatnya setelah dua hari kerja sejak hari sidang pertama tidak dapat menentukan

pilihan, para pihak harus memberitahu Keetua Majelis Hakim agar dapat segera

ditunjuk mediator yang dipilih dari hakim yang bukan pemeriksa pokok perkara yang

bersertifikat.

2. Para pihak wajib menempuh proses mediasi dengan itikad baik

Tujuan mediasi adalah menyelesaikan sengketa secara damai, oleh karena itu

tanpa adanya itikad baik dari para pihak perdamaian tidak akan tercapai. Untuk

mencegah adanya pihak yang bersikap tidak kooperatif, itikad baik para pihak

merupakan kunci keberhasilan mediasi.

13

Lihat PERMA No.1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan Pasal 2 ayat (3).

14 Lihat PERMA No.1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan Pasal 9 ayat (1).

Page 79: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

70

3. Para pihak menyerahkan resume perkara kepada satu sama lain dan mediator

Resume perkara yang dimaksud di sini dokumen yang dibuat oleh tiap pihak

yang memuat duduk perkara atau usulan penyelesaian sengketa. Penyerahan resume

beratujuan agar masing-masing pihak dan juga mediator juga memahami sengketa

yang akan dimediasi.15

Dengan demikian pada saat mediasi para pihak maupun

mediator telah memahami perkara.

4. Proses mediasi berlangsung paling lama 40 hari

Pasal 13 ayat 3 PERMA No. 1 Tahun 2008 mengatur mengenai jangka waktu

yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan seluruh proses mediasi ini paling lama

adalah 40 hari kerja.16

Adapun jangka waktu tersebut berlaku baik proses mediasi ini

berakhir ddengan tercapainya suatu kesepakatan maupun tidak tercapainya

kesepakatan. Namun apabila para pihak yang bersengketa sepakat untuk

memperpanjang waktu proses mediasi maka para pihak harus memberitahukan hal

tersebut kepada Majelis Hakim. Adapun perpanjangan waktu yang dapat dilakukan

adalah paling lama 14 hari sejak berakhirnya masa 40 hari proses mediasi

sebelumnya.17

Adapun tugas-tugas dari pada mediator terdapat pada pasal 15 PERMA No.1

Tahun 2008 :

15

Mahkamah Agung RI, JICA, IICT, Buku Komentar Peraturan Mahkamah Agung RI No. 1

tahun 2008 tentang Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan, h. 34.

16 Lihat PERMA No.1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan Pasal 13 ayat (3).

17 Lihat PERMA No.1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan Pasal 13 ayat (4).

Page 80: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

71

(1) Mediator wajib mempersiapkan usulan jadwal pertemuan mediasi kepada para

pihak untuk dibahas dan disepakati.

(2) Mediator wajib mendorong para pihak untuk secara langsung berperan dalam

proses mediasi.

(3) Apabila dianggap perlu, mediator dapat melakukan kaukus.

(4) Mediator wajib mendorong para pihak untuk menelusuri dan menggali

kepentingan mereka dan mencari berbagai pilihan penyelesaian yang terbaik bagi

para pihak.

Jadi mediator tidak memiliki kewenangan untuk memutus atau memaksakan

sebuah penyelesaian. Jadi, peran mediator hanyalah membantu para pihak dengan

cara tidak memutus atau memaksakan pandangan atau penilaiannya atas masalah-

masalah selama proses mediasi berlangsung kepada para pihak.

C. Laporan Data Perdamaian di BP4 Jakarta Timur

Ketika ingin melihat keberhasilan suatu upaya mediasi pada suatu lembaga,

salah satunya adalah melihat hasil dari angka perkara yang berhasil didamaikan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan data klien BP4 Jakarta Timur dan data

Perkara Pengadilan agama Jakarta Timur tahun 2009-2010. Berdasarkan data yang

penulis dapatkan dari Kantor BP4 Kota Jakarta Timur dapat diterangkan bahwa data

klien yang mengadukan masalah keluarganya ke BP4 yakni :

Tahun 2009 : 60 pasang

Tahun 2010 : 46 pasang

Jumlah : 106 pasang

Page 81: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

72

Kemudian pasangan yang berhasil didamaikan yakni :

Tahun 2009 : 25 pasang

Tahun 2010 : 20 pasang

Jumlah : 45 pasang.18

Dari keterangan di atas, jika kita kalkulasikan dalam dua tahun tersebut terdapat 106

klien yang masuk, dan 45 klien atau 42,5% yang berhasil didamaikan oleh BP4 dalam

kurun waktu dua tahun tersebut.

D. Laporan Data Mediasi di Pengadilan Agama Jakarta Timur

Sejak diberlakukannya lembaga Mediasi oleh Mahkamah Agung RI,

Pengadilan Agama Jakarta Timur, untuk sementara karena belum ada mediator yang

bersertifikat dan ditunjuk untuk itu secara resmi dan sesuai dengan ketentuan,

Pengadilan Agama Jakarta Timur memanfatkan tenaga hakim untuk menjadi

mediator. Semua perkara yang berbentuk gugatan sudah dilaksanakan mediasi oleh

Pengadilan Agama Jakarta Timur. Data yang penulis gunakan adalah data perkara

yang masuk tahun 2009-2010. Keterangan tersebut akan penulis uraikan sebagai

berikut :

Tahun 2009 : 1285 perkara

Tahun 2010 : 1090 perkara

Jumlah : 2375 perkara

Sedangkan jumlah perkara yang berhasil didamaikan yakni :

18

Arsip Rekapitulasi Klien BP4 Jakarta Timur Tahun 2009-2010.

Page 82: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

73

Tahun 2009 : 75 perkara

Tahun 2010 : 15 perkara

Jumlah : 90 perkara.19

Dari keterangan di atas dapat kita ketahui, perkara yang masuk di Pengadilan

Agama Jakarta Timur dalam kurun waktu tahun 2009-2010 berjumlah 2375 perkara,

kemudian perkara yang berhasil didamaikan dalam dua tahun tersebut berjumlah 90

perkara, artinya Pengadilan Agama Jakarta Timur hanya berhasil mendamaikan 3,8%

dari perkara yang masuk dalam kurun waktu dua tahun tersebut.

E. Analisa Penulis

1. Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Jakarta Timur

Semenjak ditetapkannya PERMA (Peraturan Mahkamah Agung) Nomor 1

Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, telah terjadi perubahan

fundamental dalam praktek peradilan di Indonesia. Pengadilan tidak hanya bertugas

dan berwenang memeriksa, mengadili dan menyelesaikan suatu perkara, tetapi

berwenang mendamaikan para pihak yang berperkara. Pengadilan yang selama ini

terkesan sebagai lembaga yang menegakkan hokum dan keadilan, tetapi sekarang

pengadilan juga menampakkan diri sebagai lembaga yang mencari solusi antara

pihak-pihak yang bertikai.

Pemberlakuan PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan ini diharapkan bisa menjadi tonggak awal keefektifan usaha perdamaian

19

Arsip Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur Tahun 2009-2010

Page 83: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

74

atau mediasi, bukan hanya dalam tataran teoritis tetapi juga dalam praktiknya di

lapangan. Karena PERMA tersebut merupakan hasil dari penyempurnaan dari

PERMA sebelumnya, yakni PERMA Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan yang dianggap kurang begitu efektif dalam penyelesaian

perkara di Pengadilan.

Pada dasarnya hokum mediasi tercantum dalam pasal 2 ayat (2) PERMA

Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan yang mewajibkan

setiap hakim, mediator dan para pihak untuk mengikuti prosedur penyelesaian

perkara melalui mediasi. Dan apabila tidak menempuh prosedur mediasi ini maka

berdasarkan PERMA ini merupakan pelanggaran terhadap pasal 130 HIR dan atau

pasal 154 Rbg. Yang mengakibatkan putusannya batal demi hokum. Artinya, semua

perkara yang masuk pada pengadilan tingkat pertama tidak mungkin melewatkan

prosesdur mediasi.20

Mengenai keefektifan mediasi dalam penelitian ini terdapat dua perspektif

dari kata “efektif”, yang pertama apakah peraturan yang berlaku itu efektif dalam

artian berjalan dan dilaksanakan. Dan kedua makna efektif di sini yaitu apakah hasil

yang diharapkan atau target dari peraturan tersebut berhasil. Apabila keefektifan yang

dimaksud pada bagian pertama, PERMA No. 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan berhasil dilaksanakan, berarti PERMA ini efektif. Namun

apabila efektif yang dimaksud pada bagian kedua, tentang hasil target dari penerapan

20

Siddiki, Mediasi di Pengadilan dan Asas Pengadilan sederhana, Cepat dan Biaya Ringan, artikel diakses pada 2 Juni 2011 dari http://badilag.net/2009.

Page 84: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

75

PERMA ini, bererti PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan ini belum efektif.

Efektivitas yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya terdapat 5 indikator,

yaitu berhasil guna; ekonomis; pelaksanaan kerja bertanggung jawab; rasionalitas

wewenang dan tanggung jawab; dan pembagian kerja yang sesuai. Dikaitkan dengan

indikator tersebut pelaksanaan dari 5 poin yang harus dicapai untuk dikatakan efektif

hanya 3 poin yang tercapai. Analisis efektivitas mediasi di Pengadilan Agama Jakarta

Timur berdasarkan indikator tersebut adalah sebagai berikut:

1. Berhasil Guna.

Pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama Jakarta Timur belum berhasil guna.

Target dibntuknya PERMA tentang mediasi tersebut adalah untuk mengontrol

jumlah perkara yang dilitigasi. Namun pada kenyataannya target tersebut

belum tercapai. Banyak perkara yang tetap dilitigasikan setelah mengikuti

mediasi ini.

2. Ekonomis.

Dari segi ini pun pelaksanaan mediasi tersebut malah menambah pengeluaran

biaya. Misalnya untuk biaya pemanggilan para pihak, untuk pengadaan

mediator, dan penambahan biaya administrasi lainnya.

3. Pelaksanaan kerja bertanggung jawab.

Pelaksanaan kerja yang ada di Pengadilan Agama Jakarta Timur sudah

bertanggung jawab, hal ini terlihat dari pelaksanaan tugas masing-masing oleh

para mediator yang telah ditunjuk untuk memediasi para pihak.

Page 85: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

76

4. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab.

Dalam pelaksanaan tugasnya, mediator merupakan pihak netral yang bebas

dari intervensi mana pun. Jadi mediator menengahi masalah tanpa memihak

pada salah satu pihak. Maka dalam hal ini telah terlaksana dengan baik.

5. Pembagian kerja yang nyata.

Pengadilan Agama Jakarta Timur juga telah melaksanakan pembagian kerja

yang sesuai dengan kapasitas kemampuan para pegawainya dan dilakukan

dengan ketepatan waktu yang tersedia.

Kemudian jika melihat data perkara yang masuk di Pengadilan Agama Jakarta

Timur dalam tahun 2009 terdapat 1285 perkara, dan yang berhasil didamaikan hanya

75 perkara atau sekitar 6% saja dari jumlah perkara yang masuk.

Kemudian pada tahun 2010, perkara yang masuk berjumlah 1090 dan perkara

yang berhasil didamaikan berjumlah 15, artinya hanya sekitar 1% saja dari perkara

yang masuk.

Dari keterangan di atas dapat kita ketahui, perkara yang masuk di Pengadilan

Agama Jakarta Timur dalam kurun waktu tahun 2009-2010 berjumlah 2375 perkara,

kemudian perkara yang berhasil didamaikan dalam dua tahun tersebut berjumlah 90

perkara, artinya Pengadilan Agama Jakarta Timur hanya berhasil mendamaikan 3,8%

dari perkara yang masuk dalam kurun waktu dua tahun tersebut.

Pengadilan Agama Jakarta Timur secara kelembagaan sudah baik, hal ini

terlihat dari kinerja Pengadilan Agama Jakarta Timur baik dalam segi pelayanan

Page 86: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

77

administrasi yudisial maupun administrasi umum telah sesuai dengan yang digariskan

oleh perundang-undangan yang berlaku.

Namun, meskipun dalam upaya memidiasi pasangan yang berperkara sudah

maksimal, tapi angka yang berhasil didamaikan di Pengadilan Agama Jakarta Timur

masih jauh persentasenya jika kita melihat angka yang berhasil didamaikan di BP4

Jakarta Timur. Hal ini disebabkan orang-orang yang mendaftarkan perkaranya ke

Pengadilan Agama, keinginannya untuk bercerai sudah sangat kuat sehingga sangat

sulit untuk mensukseskan upaya perdamaian.

2. Pelaksanaan Perdamaian di BP4 Jakarta Timur

Analisis efektivitas Perdamaian di BP4 Jakarta Timur berdasarkan 5 indikator

yang telah disebutkan sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Berhasil Guna.

Pelaksanaan mediasi di BP4 belum berhasil guna karena belum ada peraturan

yang secara khusus mengatur tentang mediasi di BP4, walaupun sudah ada

peraturan perundang-undangan yang menyingggungnya tapi belum ada aturan

yang secara khusus memberikan wewenang lebih kepada BP4 untuk

mengusahakan upaya perdamaian.

2. Ekonomis.

Dalam hal biaya konsultasi ke BP4 jauh lebih murah dibandingkan dengan

mengajukan perkara ke Pengadilan Agama, sehingga pengupayaan

perdamaian di BP4 lebih ekonomis.

Page 87: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

78

3. Pelaksanaan kerja bertanggung jawab.

Pelaksanaan kerja yang ada di BP4 Jakarta Timur sudah bertanggung jawab,

hal ini terlihat dari pelaksanaan tugas masing-masing oleh para Konsultan

yang telah ditunjuk untuk memediasi para pihak dan staf-staf lain yang

bertugas.

4. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab.

Dalam pelaksanaan tugasnya, mediator atau Konsultan merupakan pihak

netral yang bebas dari intervensi mana pun. Jadi mediator atau Konsultan

menengahi masalah tanpa memihak pada salah satu pihak. Maka dalam hal ini

telah terlaksana dengan baik.

5. Pembagian kerja yang nyata.

BP4 Jakarta Timur juga telah melaksanakan pembagian kerja yang sesuai

dengan kapasitas kemampuan para pegawainya dan dilakukan dengan

ketepatan waktu yang tersedia.

Kemudian jika kita melihat data jumlah klien yang diterima pada tahun 2009,

terdapat 60 pasangan yang mendaftar ke BP4 dan 25 pasangan yang berhasil

didamaikan, artinya sekitar 42% yang berhasil didamaikan oleh BP4 dalam tahun

2009.

Kemudian pada tahun 2010, jumlah pasangan yang mendaftar ke BP4 terdapat

46 pasangan dan 20 pasangan yang berhasil didamaikan, artinya sekitar 43% yang

berhasil didamaikan dalam tahun 2010.

Page 88: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

79

Kemudian jika kita kalkulasikan dalam dua tahun tersebut terdapat 106 klien

yang masuk, dan 45 klien atau 42,5% yang berhasil didamaikan oleh BP4 dalam

kurun waktu dua tahun tersebut.

Jadi, dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa dalam kurun waktu tahun

2009-2010, perkara yang berhasil didamaikan BP4 Jakarta Timur sekitar 42,5%. Dan

perkara yang berhasil didamaikan di Pengadilan Agama Jakarta Timur hanya sekitar

3,8%.

Berdasarkan hasil dari pemantauan penulis upaya dari BP4 Jakarta Timur

sudah cukup baik, melihat angka yang berhasil didamaikan persentasenya lebih besar

dari pada yang berhasil didamaikan di Pengadilan Agama Jakarta Timur, walaupun

memang keberadaan BP4 masih kurang diketahui oleh masyarakat banyak.

Kemudian dalam manajemen finansial, BP4 masih dirasa sangat kurang

karena belum ada anggaran tetap untuk BP4 dari APBN, sehingga ini menjadi

kendala bagi BP4 untuk memberdayakan para mediator juga lembaganya sehingga

dalam mensosialisasikan keberadaan dan perannya sering terbentur dengan masalah

finansial.

Page 89: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dalam menyelesaikan masalahnya, para pihak di BP4 dan Pengadilan Agama

dibantu oleh seorang mediator yang menjadi penengah dalam memberikan

konsultasi-konsultasi terkait masalah keluarga. Secara garis besar upaya BP4

Kota Jakarta Timur dan Pengadilan Agama Jakarta Timur mempunyai

kesamaan dalam memberikan konsultasi mengenai keluarga, hanya dalam

prosedurnya saja yang terdapat sedikit perbedaan.

2. Dalam upaya mendamaikan keluarga yang mengalami masalah, Mediator di

BP4 Jakarta Timur mempunyai beberapa strategi demi memberi konsultasi

terhadap keluarga tersebut, yakni :

a. Memanggil Para Pihak

b. Memberikan Nasihat Pada Pasangan Yang Bersengketa

3. Dalam upaya mendamaikan, Hakim di Pengadilan Agama Jakarta Timur

terlebih dahulu mempelajari surat permohonan atau gugatan perceraian dan

berkas-berkas lainnya, dari surat tersebut hakim dapat mengetahui

permasalahan yang melatarbelakangi terjadinya perselisihan diantara

pasangan suami isteri tersebut. Dengan demikian hakim akan lebih mudah

dalam mencari jalan keluar untuk mendamaikan kedua belah pihak.

Page 90: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

81

4. Berdasarkan data yang penulis dapatkan dari BP4 Jakarta Timur, terdapat 106

klien yang masuk, dan 45 klien atau 42,5% yang berhasil didamaikan oleh

BP4 dalam kurun waktu tahun 2009-2010.

5. Perkara yang masuk di Pengadilan Agama Jakarta Timur dalam kurun waktu

tahun 2009-2010 berjumlah 2375 perkara, kemudian perkara yang berhasil

didamaikan dalam dua tahun tersebut berjumlah 90 perkara, artinya

Pengadilan Agama Jakarta Timur hanya berhasil mendamaikan 3,8% dari

perkara yang masuk dalam kurun waktu dua tahun tersebut.

6. Dalam kurun waktu tahun 2009-2010, perkara yang berhasil didamaikan BP4

Jakarta Timur sekitar 42,5%. Dan perkara yang berhasil didamaikan di

Pengadilan Agama Jakarta Timur hanya sekitar 3,8%.

7. Pengadilan Agama Jakarta Timur secara kelembagaan sudah baik, hal ini

terlihat dari kinerja Pengadilan Agama Jakarta Timur baik dalam segi

pelayanan administrasi yudisial maupun administrasi umum telah sesuai

dengan yang digariskan oleh perundang-undangan yang berlaku.

Namun, meskipun dalam upaya memidiasi pasangan yang berperkara sudah

maksimal, tapi angka yang berhasil didamaikan di Pengadilan Agama Jakarta

Timur masih jauh persentasenya jika kita melihat angka yang berhasil

didamaikan di BP4 Jakarta Timur. Hal ini disebabkan orang-orang yang

mendaftarkan perkaranya ke Pengadilan Agama, keinginannya untuk bercerai

sudah sangat kuat sehingga sangat sulit untuk mensukseskan upaya

perdamaian.

Page 91: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

82

8. Berdasarkan hasil dari pemantauan penulis upaya dari BP4 Jakarta Timur

sudah cukup baik, melihat angka yang berhasil didamaikan persentasenya

lebih besar dari pada yang berhasil didamaikan di Pengadilan Agama Jakarta

Timur, walaupun memang keberadaan BP4 masih kurang diketahui oleh

masyarakat banyak.

9. Kemudian dalam manajemen finansial, BP4 masih dirasa sangat kurang

karena belum ada anggaran tetap untuk BP4 dari APBN, sehingga ini menjadi

kendala bagi BP4 untuk memberdayakan para mediator juga lembaganya

sehingga dalam mensosialisasikan keberadaan dan perannya sering terbentur

dengan masalah finansial.

10. Maka dari keterangan-keterangan di atas dapat penulis simpulkan bahwa baik

BP4 Jakarta Timur maupun Pengadilan Agama Jakarta Timur belum efektif

dalam upaya memediasi keluarga yang bermasalah, karena masih ada poin-

poin dari indikator efektivitas yang telah disebutkan sebelumnya belum

tercapai.

B. Saran

1. Keberadaan lembaga penasehatan perkawinan seperti BP4 sudah semakin

penting di era globalisasi di mana arus informasi sudah begitu cepat masuk

dalam sendi-sendi kehidupan yang dapat mengakibatkan dampak positif

maupun negatif. Sehingga sebaiknya lembaga penasehatan perkawinan seperti

BP4 mendapat perhatian lebih dengan ditetapkannya suatu aturan formil yang

memperkuat eksistensi dan peran BP4. Maka dari itu seharusnya pemerintah

Page 92: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

83

lebih memperhatikan BP4 secara kelembagaan agar dapat memaksimalkan

peran dan fungsi dari BP4 itu.

2. Perselisihan keluarga yang sudah masuk Pengadilan Agama, biasanya sudah

sangat memanas, sehingga sulit untuk mengupayakan ishlah atau perdamaian

bagi kedua belah pihak. Maka menurut penulis seharusnya keluarga tersebut

lebih dahulu mengkonsultasikan masalahnya ke BP4 sebagai Lembaga

Penasehat Perkawinan sebelum mendaftarkan masalahnya ke Pengadilan

Agama, sehingga dari permasalahan yang timbul para pihak dapat melalui

beberapa proses yang mungkin dapat menghambat keinginannya untuk

bercerai.

3. Dengan ini maka penulis memberikan saran kepada kedua Lembaga BP4 dan

Pengadilan Agama agar lebih mensosialisasikan perannya melalui media-

media baik elektronik maupun cetak sehingga keberadaan dan perannya dapat

disadari oleh masyarakat secara lebih luas. Kemudian juga ada pengarahan-

pengarahan ke sekolah-sekolah maupun desa yang akan menyadarkan

masyarakat akan pentingnya peran kedua Lembaga BP4 dan Pengadilan

Agama tersebut.

Page 93: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

84

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Syahrizal, Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah, Hukum Adat dan

Hukum Nasional, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009.

Ahmad, Baharudin, Hukum Perkawinan di Indonesia Studi Historis Metodologis,

Jakarta: Gaung Persada Press.

Ali, Muhammad Daud, Hukum Islam dan Peradilan Agama, cet. II, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2002.

Ali, Zainuddin, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2006.

Arto, Mukti, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, cet.VI, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2005.

Arikunto, Suharismi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik ,Jakarta:

Rineka Cipta, 2006.

Al Jarjani, Ali Bin Muhammad, t.th, Al-Ta’rifat, Jedah: AlHaramain.

Bakri, Sidi Nazar, 1993, Kunci Keutuhan Rumah Tangga : Keluarga Yang Sakinah

Jakarta: CV Pedoman Ilmu Karya.

Damis, Harijah, 2004, “Hakim Mediasi” Mimbar Hukum, Jakarta: Al Hikmah, No.

63.

Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta, “Wilayah

Jakarta Timur”, artikel diakses pada 19 April 2011 dari

http://jakarta.go.id/2009/10/wilayah-jakarta-timur.html.

Djalil, Basiq, 2006, Peradilan Agama Di Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Echols, John M. dan Shadili, Hassan, Kamus Inggis Indonesia, 1990, Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Page 94: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

85

Fauzan, M., Pokok-pokok Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah

Syar’iyah di Indonesia, Jakarta: Prenada Media. 2005, Cet.1.

Goopaster, Garry, 1993, Negosiasi dan Mediasi: Sebuah Pedoman Negosiasi dan

Penyelesaian Sengketa Melalui Negosiasi, Jakarta: ELIPS Project.

Hani Handoko, T., Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1998), cet-2.

Harahap, M. Yahya, 1993, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama,

Jakarta: Pustaka Kartini.

Harahap, M. Yahya, 2008, Hukum Acara Perdata, Jakarta: Sinar Grafika, cet. 8.

Idrus, Ilham, Efektivitas Hukum, artikel diakses pada 1 Juni 2011 dari

http://ilhamidrus.blogspot.com/2009/06/artikel-efektivitas-hukum.html.

Karim, Helmi, 1993, Fikih Muamalah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur Tahun 2009.

Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur Tahun 2010.

Muhammad, Abdul Kadir, Hukum Acara Perdata Indonesia, Bandung: PT Citra

Aditya Bakti, 2000

Mohammad Taufik Makarao, 2004, Pokok-pokok Hukum Acara Perdata, (Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Manan, Abdul, 2000, Penerapan Hukum Acara Perdata Di Lingkungan Peradilan

Agama, Jakarta: Al-Hikmah.

Mahkamah Agung RI, JICA, IICT, Buku Komentar Peraturan Mahkamah Agung RI

No. 1 tahun 2008 tentang Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan.

Makki, Ali Husain Muhammad, 2001, Perceraian Salah Siapa : Bimbingan Islam

Dalam Mengatasi Problematika Rumah Tangga, Jakarta: Lentera.

Page 95: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

86

Mulyana, E., 2004, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan Implementasi

Jakarta: PT Rosyda Karya.

Muttaqien, Dadang, dkk, 1999, Peradilan Agama Dan Kompilasi Hukum Islam

Dalam Tata Hukum Indonesia, Yogyakarta: UI Press.

PERMA No.1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan.

Permana, Sugri, T.th, Mediasi dan Hakam Dalam Tinjauan Pengadilan Agama,

T.tp., Giri.

Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur, Demografi, artikel diakses pada 19

april 2011 dari http://timur.jakarta.go.id.

Ranuhandoko, I.P.M., 2003, Terminologi Hukum Jakarta: Sinar Grafika.

Sabiq, As Sayyid, Fiqh Sunnah, Juz III , Beirut: Dar al-Fikr, 1977.

Sholeh, Asrorun Ni’am, Fatwa-fatwa Masalah Pernikahan dan Keluarga, Jakarta:

Elsas, 2008.

Soekanto, Soerjono Pengantar Penelitian Hukum Cet. 3 Jakarta: UI Press, 1986.

Soepomo, R., 1970, Sistem Hukum di Indonesia Sebelum Perang Dunia II, T.tp.

Staatsblad No. 22 Tahun 1820.

Sumaryadi, 2005, Efektivitas Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah, Bandung:

Pustaka Setia.

Sopyan,Yayan, Metode Penelitian Untuk Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum,

Jakarta:T.p. 2009.

Sudarsono, 2001, Pokok-pokok hhukum Islam, Jakarta: Rineka Cipta, cet. 2.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1988, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Page 96: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

87

Usman, Rachmadi, 2003, Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan, Bandung: PT

Aditya Bakri.

Undang-Undang No 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama jo. Undang-Undang No

3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama.

Yanggo, Chuzaemah T. dan Hafiz Anshari, Problematika Hukum Islam

Kontemporer, cet. IV, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002.

Yanggo,Huzaimah Tahido, Masail Fiqhiyyah Kajian Hukum Islam kontemporer,

Bandung: Angkasa, 2005.

Zahrah, Muhammad Abu, Al-Ahwal al-Syakhsiyyah, Kairo: Daarul Fikr al-Arabi,

2005.

Page 97: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 98: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

Wawancara Mengenai Mediasi Di BP4 Jakarta Timur

1. Bagaimanakah upaya yang dilakukan mediator demi mendamaikan

pasangan yang bersengketa?

Jawab :

Upaya yang dilakukan demi mendamaikan pasangan yang bersengketa

diantaranya :

a. Memanggil para pihak

Salah satu pihak mengadu ke BP4 Jakarta Timur, kemudian pihak yang lain

dipanggil lalu ditanyai apa saja yang terjadi untuk mengetahui seluk beluk

permasalahannya.

b. Memberikan nasihat pada pasangan yang bersengketa

Pasangan yang mengadukan masalahnya ke BP4 setelah ditanya apa

permasalahannya diberikan nasehat-nasehat diantaranya :

1) Mengingatkan memori masa lalu

2) Jangan sekali-sekali meremehkan pasangan

3) Sikap lapang dada suami isteri

4) Kemaslahatan yang harus dijaga

5) Keseimbangan antara hak dan kewajiban adalah merupakan kunci

keberhasilan

6) Pengamalan ajaran agama dalam rumah tangga

Page 99: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

c. Kesepakatan Akta Perdamaian

Setelah kedua belah pihak dinasehati dan ternyata tercapailah suatu

perdamaian, maka dibuatkanlah akta perdamaian sebagai tanda bukti bahwa

keduanya telah mengkonsultasikan permasalahannya ke BP4 Jakarta Timur

dan keduanya telah berdamai.

2. Jika diperlukan, adakah pihak lain yang dipanggil dalam mediasi selain

kedua belah pihak yang bermasalah?

Jawab :

Dalam mediasi di BP4 Jakarta Timur tidak boleh ada pihak lain yang ikut, karena

hal ini menyangkut privasi keluarga.

3. Adakah Konsultan BP4 Jakarta Timur yang digunakan Pengadilan Agama

untuk menjadi di Mediator di Pengadilan Agama ?

Jawab :

Belum ada Konsultan BP4 Jakarta Timur yang dipakai di Pengadilan Agama.

4. Apa sajakah Program Kerja BP4 Jakarta Timur ?

Jawab :

Untuk BP4 jakarta Timur sendiri tidak ada program kerja selain bertugas

memediasi pasangan, tapi Program Kerja ada di tingkat Kecamatan sepereti

SUSCATEN (Kursus Calon Penganten) yaitu pengarahan bagi orang-orang yang

ingin melangsungkan pernikahan, materinya mengenai Keluarga sakinah, Fiqh

munakahat, serta Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Page 100: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

5. Bagaimana pelaksanaan sosialisasi kepada masyarakat mengenai peran BP4

dalam memberikan konsultasi terhadap keluarga yang bermasalah ?

Jawab :

Pelaksanaan sosialisasi dilakukan oleh BP4 tingkat Provinsi melalui program-

program yang dapat memberikan informasi kepada masyarakat akan keberadaan

dan fungsi BP4.

6. Apa sajakah hambatan dan tantangan dalam memediasi pasangan ?

Jawab :

Ada beberapa hambatan serta tantangan yang dialami oleh mediator di BP4

diantaranya :

- Bagi pegawai, kesejahteraan sangat minim.

- Suasana tidak kondusif, karena yang datang ke BP4 Jakarta Timur adalah

orang-orang yang sedang mengalami masalah dalam rumah tangga.

- Adanya ketidak sabaran dari klien yang ingin menyelesaikan atau

memutuskan tali perkawinan.

7. Menurut bapak, bagaimana keadaan masyarakat Jakarta Timur dikaitkan

dengan masalah perceraian?

Jawab :

Tingkat perceraian masyarakat di Jakarta Timur masih cukup tunggi, banyak

faktor-faktor yang menyebabkan, diantaranya hal-hal di bawah ini berdasarkan

klien yang mengadu ke BP4 Jakarta Timur:

Page 101: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

a. Perselingkuhan

b. Ekonomi

c. Dari keluarga para pihak (besan)

d. Tidak punya keturunan

e. Egois, saling tidak mau mengalah

f. Penyakit.

Informan

(Drs. H. Abdul Rasyid)

Page 102: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

Wawancara Mengenai Mediasi Di Pengadilan Agama Jakarta Timur

1. Bagaimanakah upaya yang dilakukan mediator demi mendamaikan

pasangan yang bersengketa?

Jawab :

Upaya yang dilakukan demi mendamaikan pasangan yang bersengketa

diantaranya :

- Membangaun komunikasi yang baik antara kedua belah pihak agar dapat

berunding dengan baik dalam menyelesaikan masalah.

- Menyadarkan kedua belah pihak akan hak dan kewajiban masing-masing

sehingga keduanya menyadari mana yang menjadi hak dan kewajibannya

dan kapan bisa mendapatkan dan menjalaninya.

- Menyadarkan kedua belah pihak untuk lebih mendekatkan diri kepada

Allah, karena dengan mendekatkan diri kepada Allah dapat mengingatkan

kita akan esensi dari adanya anjuran perkawinan yang di dalamnya

terdapat tujuan meneruskan dan membangun generasi umat di masa yang

akan datang.

- Mengingatkan suami sebagai pemimpin rumah tangga dan isteri sebagai

sekretarisnya yang harus bekerjasama dalam membina rumah tangga.

- Mengkomunikasikan pendapatan kerja kedua pihak agar ada transparansi

sehingga tidak terjadi kesalah pahaman.

Page 103: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

- Begitu juga menganjurkan keterbukaan jika salah satu atau kedua pihak

mempunyai masalah dalam hidup.

- Menganjurkan agar ada pemisahan yang jelas antara manajemen rumah

tangga dengan manajemen pekerjaan, jangan membawa masalah

pekerjaan ke dalam rumah tangga.

- Menganjurkan untuk berlibur guna mencairkan suasana yang sempat

tegang dan agar ada hiburan dalam kehidupan berumah tangga sehingga

kehidupan rumah tangga dapat menyenangkan.

2. Adakah mediator memediasi para pihak di luar Pengadilan?

Jawab :

Untuk mediasi yang dilakukan di luar Pengadilan tidak ada karena Pengadilan

Agama Jakarta Timur sudah menyediakan tempat dan waktu untuk pelaksanaan

mediasi dalam ruangan mediasi yang telah dijadwalkan.

3. Menurut bapak, dengan adanya Undang-undang No.1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan sebagai perangkat pendukung tujuan perkawinan, apakah

sudah cukup berperan dalam mempersempit terjadinya perceraian?

Jawab :

Undang-undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menurut saya sudah bagus,

hanya saja masalah perkawinan itu merupakan masalah yang mencakup berbagai

aspek kehidupan, sehingga faktor-faktor yang berpengaruh pun sangat luas

sehingga walaupun norma-norma yang sudah diatur dalam Undang-undang

Page 104: EFEKTIVITAS MEDIASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2901/1/NIZAR BAHALWAN-FSH.pdf · berlindung, menikmati naungan kasih sayang dan

Perkawinan tersebut sudah bagus, masih saja ada masalah di kemudian hari yang

dipengaruhi berbagai faktor tadi seiring dengan berkembangnya zaman.

4. Menurut bapak, bagaimana keadaan masyarakat Jakarta Timur dikaitkan

dengan masalah perceraian?

Jawab :

Perceraian di Jakarta Timur masih tinggi sekitar 1500 per tahun. Hal ini menurut

saya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti maraknya isu persamaan gender

yang mana wanita menuntut peran yang sama dengan laki-laki yang akhirnya

mengakibatkan banyaknya gugatan cerai yang diajukan oleh kaum perempuan.

Namun faktor-faktor yang lain pun juga berpengaruh seperti faktor ekonomi.

5. Apa sajakah hambatan serta tantangan dalam memediasi pasangan?

Jawab :

Hambatan serta tantangannya adalah para pihak yang datang emosional

dikarenakan masalah yang ada sudah begitu memanas, kemudian ada beberapa

orang yang berpendidikannya rendah sehingga tidak memahami hak-hak dan

kewajiban suami isteri.

Informan

(Drs. H.M. Syamri Adnan, SH, MH.i)