efektivitas anggaran biaya produksi terhadap · pdf filemenetapkan anggaran biaya produksi,...
TRANSCRIPT
eJournal Administrasi Bisnis, 2015, 3 (4): 994-1008 ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2015
Efektivitas Anggaran Biaya Produksi Terhadap Peningkatan
Kinerja Produksi Pada PT.Roda Mas Timber Kalimantan
di Samarinda
Edwin Hadinata 1
Abstrak
Tujuan Penelitian ini adalah Untuk menganalisis efektivitas anggaran
biaya produksi dalam meningkatkan kinerja produksi kayu bulat (kayu log)
pada PT. Roda Mas Timber Kalimantan di Samarinda. Dan menganalisis
ratio efektivitas anggaran terhadap kinerja produksi. Alat analisis yang
digunakan adalah analisis ratio efektivitas anggaran terhadap kinerja
produksi. Anggaran biaya produksi PT Roda Mas Timber Kalimantan Timur
sebagai perusahaan yang bergerak di bidang Pengelolaan Hutan Alam
Produksi (HPH) maka anggaran yang dibuat dapat dikelompokkan biaya
langsung dan biaya tak langsung. Anggaran biaya tak langsung pengelolaan
HPH terdiri dari anggaran biaya perencanaan, penanaman, pemeliharaan
dan pembinaan hutan, pengendalian kebakaran dan pengamanan hutan,
pemungutan hasil hutan, pemenuhan kewajiban pada Negara, pemenuhan
kewajiban pada masyarakat dan biaya sarana dan prasaranana.
Kata Kunci : Efektivitas,Anggaran,Kinerja Produksi dan Realisasi
Pendahuluan
Perkembangan bisnis kehutanan di Indonesia yang semakin suram
dewasa ini merupakan kenyataan yang sangat memprihatinkan. Untuk itu setiap
perusahaan yang bergerak di bidang usaha kehutanan dituntut untuk mampu
mengembangkan kebijakan untuk meningkatkan kinerja produksinya. Usaha
yang ditempuh antara lain dengan membuat kebijakan pengalokasian dana yang
lebih efektif dan efisien.
Untuk bisa mempertahankan dan meningkatkan kinerja perusahaan yang
bergerak di bidang kehutanan harus mampu menjaga kelestarian produksi hasil
hutan dari segi kualitas (mutu) maupun kuantitas (jumlah). Hal tersebut hanya
bisa dicapai dengan memanfaatkan sumber-sumber daya hutan produksi berupa
hutan alam yang masih tersisa, dengan meminimalkan biaya operasional dan
memaksimalkan produk (hasil).
Kemampuan menjaga kelestarian produktivitas hasil hutan perusahaan
terus mengembangkan manajemen hutan lestari. Selain itu diperlukan usaha
keras dan cerdas agar mampu mempertahankan kinerja produksi dan kinerja
1 Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: [email protected]
Efektivitas Anggaran Biaya Terhadap Peningkatan Kinerja Produksi (Edwin)
995
keuangan demi kelestarian usahanya dari masa ke masa. Kekuatan utama
perusahaan yang bergerak pada bidang kehutanan untuk mempertahankan
kelestarian produktifitasnya adalah dengan menjaga keseimbangan antara
pertumbuhan produksi dan kemampuan perusahaan meningkatkan efektivitas
anggaran biaya produksi. Pada dasarnya konsumen korporasi (perusahaan)
ataupun pribadi (perorangan) akan puas dalam menggunakan atau membeli
suatu produk, baik barang maupun jasa dari suatu perusahaan, jika produk
dan layanan yang dibelinya sesuai dengan yang kebutuhan dan keinginan.
Kepuasan konsumen tidak lain adalah hasil dari kenerja produk yang
digunakannya, dan kinerja produk adalah hasil akhir dari kemampuan
perusahaan dalam mengelola biaya produksinya. Jika kinerja produksi suatu
perusahaan makin bagus perusahaan, perusahaan akan mampu meningkatkan
penjualan yang dapat menghasilkan laba maksimal sesuai dengan targer
perusahaan.
Fungsi bagian produksi dalam suatu organisasi perusahaan memegang
peran penting dalam usaha menciptakan kinerja produksi yang efektif dan
efisien. Bagian produksi sering dilihat sebagai salah satu fungsi
manajemen paling yang banyak menggunakan biaya, menentukan penciptaan
produk serta kinerja produksi, sehingga menentukan peningkatan dan
penurunan kinerja perusahaan.
Kinerja produksi unggulan dari suatu perusahaan harus selalu
mengikuti standar industri yang ada. Produksi bukan hanya atas dasar
mengejar target kuantitas semata. Bagi perusahaan bisnis lebih baik mengejar
menjaga keunggulan kenerja produktifitas yang continue dibandingkan
mengejar profit yang tinggi dalam waktu singkat. Karena dengan
kontinuitas yang stabil diharapkan mampu mewujudkan perolehan
keuntungan yang stabil. Stabilitas keuntungan tersebut dapat dimanfaatkan
untuk perencanaan investasi sesuai dengan waktu yang direncanakan. Jika
tanpa stabilitas keuntungan yang continue maka rencana investasi menjadi
sulit untuk diwujudkan.
Biaya produksi yang ditingkatkan tidak selalu diikuti dengan
peningkatan kinerja produksi yang besar (meningkat), begitu pula sebaliknya
penurunan biaya produksi yang kecil juga tidak selalu di ikuti penurunan
kinerja produksi. Oleh sebab itu, dengan anggaran biaya produksi yang
ada, perusahaan harus mengelola anggaran biaya secara lebih berdaya-guna dan
berhasil-guna, dengan penempatan dan penggunaan media atau sarana
produksi yang dipilih oleh perusahaan dan dianggap tepat dengan sasaran
bisnis yang dituju, sehingga mampu meningkatkan produksi perusahaan
dan sesuai dengan target dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan.
Untuk mengukur efektivitas usaha PT. Roda Mas Timber Kalimanatan
menetapkan anggaran biaya produksi, sehingga biaya dan penggunaan alat
dan sarana produksi tepat dan sesuai dengan sasaran bisnis yang dituju
harus dilaksanakan sebaik-baiknya.Dalam kenyataannya produktivitas
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: 994-1008
996
perusahaan mengalami fluktuasi dan cenderung menurun, dari tahun ke tahun.
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan maka penulis mengangkat
persoalan penelitian ini dengan judul “Analisis Efektivitas Anggaran Biaya
Produksi dalam Meningkatkan Kinerja Produksi pada PT. Roda Mas
Timber Kalimanatan di Samarinda”
Kerangka Dasar Teori
Pengertian Anggaran Perusahaan
Ada beberapa definisi yang dikemukakan para ahli mengenai anggaran
perusahaan. diantaranya dikemukakan Munandar (2001:1), yang
mendefinisikan tentang anggaran sebagai “Suatu rencana yang disusun secara
sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam
unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang
akan datang”.
Definisi anggaran menurut Mulyadi (2001:488), adalah sebagai berikut :
“Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kualitatif,
yang diukur dalam satuan moneter standard dan satuan yang lain, yang
mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran merupakan suatu rencana kerja
jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang
di tetapkan dalam proses penyusunan program”.
Pengertian Anggaran Produksi
Anggaran produksi adalah kebijakan mengenai perencanaan dan
pengorganisasian sebelumnya mengenai orang-orang, bahan-bahan, mesin-
mesin, dan peralatan lain serta modal yang diperlukan untuk memproduksi
barang pada suatu priode tertentu dimasa depan sesuai dengan apa yang
dibutuhkan atau diramalkan.
Produksi adalah sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan baik
berbentuk barang maupun jasa dalam suatu periode waktu yang selanjutnya
dihitung sebagai nilai tambah bagi perusahaan. Anggaran biaya produksi.
Menurut Welsch et.al. yang dialih bahasakan oleh Purwatiningsih (2000:181)
mengemukakan anggaran produksi yaitu : “Anggaran produksi adalah langkah
awal dalam penyusunan kegiatan operasi produksi”
Pengertian Anggaran Biaya Produksi
Menurut Welsch et.al. yang dialih bahasakan oleh Purwatiningsih
(2000:180), dikemukana bahwa ada beberapa tujuan anggaran biaya produksi
yaitu :
a. Menunjang kegiatan penjualan, sehingga barang dapat disediakan sesuai
permintaan.
b. Menjaga tingkat persediaan yang memadai, dalam artian bahwa tingkat
persediaan yang tidak terlalu besar atau tidak pula terlalu kecil.
c. Mengatur produksi sedemikian rupa sehingga biaya-biaya produksi yang
ditanggung akan seminimal mungkin. Pengendalian diperlukan agar
kegiatan yang dilaksanakan perusahaan tidak menyimpang dari rencana
Efektivitas Anggaran Biaya Terhadap Peningkatan Kinerja Produksi (Edwin)
997
yang telah ditetapkan sebelumnya dan memungkinkan dilakukannya
tindakan perbaikan terhadap penyimpangan yang terjadi secepat mungkin
sehingga diharapkan perusahaan tidak mengalami kerugian yang terlalu
besar.
Fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian tidak dapat dipisahkan
karena keduanya saling berkaitan. Suatu rencana akan dapat terlaksana dengan
baik dengan adanya pengendalian. Alat perencanaan dan juga alat pengendalian
yang dapat digunakan manajemen dalam kegiatan sehari – hari adalah
anggaran.
Anggaran Penjualan dan Anggaran Produksi.
Anggaran penjualan tak terpisahkan dengan anggaran produksi, karena
anggran penjualan menjadi dasar untuk menyususn anggaran produksi.
Anggaran penjualan dalam usaha dagang merupakan anggran produksi.
Anggaran penjualan merupakan suatu penentuan jumlah unit penjualan yang
diperkirakan akan dijual di dalam suatu perusahaan untuk periode yang akan
datang. Pada umumnya anggaran penjualan ini akan menyebutkan jumlah unit
yang dijual serta harga jual per unit produk tersebut untuk masing-masing
daerah penjualan yang ada. Dengan demikian, maka dari anggaran penjualan
yang disusun tersebut akan dapat diketahui proyeksi penerimaan pendapatan
perusahaan dari penjualan produk serta jumlah unit untuk masing-masing jenis
produk yang dijual.
Untuk menyusun anggaran penjualan ini perlu disusun peramalan
penjualan perusahaan dengan mempergunakan model yang paling sesuai
dengan situasi dan kondisi dari penjualan produk perusahaan. Beberapa model
yang dapat dipergunakan untuk mengadakan penyusunan anggaran penjualan
produk perusahaan ini antara lain model tren pangkat tunggal, tren pangkat dua,
regresi, dan lain-lain.
Anggaran produksi dapat disusun setelah mengetahui berapa besar
rencana penjualan untuk masing-masing produk. Rencana penjualan ini dapat
dilihat dalam anggaran penjualan. Berdasarkan rencana penjualan yang telah
tersusun tersebut serta dengan mempertimbangkan perubahan persediaan
produk akhir yang ada di dalam menyusun anggaran produksi bulanan, maka
akan dikenal penerapan dari pola produksi yang ada di dalam perusahaan. Di
dalam pemilihan pola produksi untuk perusahaan, maka manajemen selayaknya
mempertimbangkan berbagai macam faktor yang berhubungan dengan biaya-
biaya yang harus menjadi tanggungan perusahaan apabila perusahaan tersebut
memilih salah satu dari pola produksi tersebut.
Pengertian Efektivitas Anggaran
Anggaran sebagai sebuah kebijakan manajemen, maka untuk
mengevaluasi kebijakan manajemen maka parameter utama yang digunakan
ukuran efektivitas (hasil guna) dari kebijakan tersebut dalam memecahkan
masalah dan pencapaian tujuan yang ditentukan. Dalam setiap kegiatan yang
dilakukan organisasi atau perusahaan memiliki suatu tujuan yang sangat
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: 994-1008
998
penting dan harus ditetapkan sebelum perusahaan atau organisasi mengambil
suatu tindakan/strategi. Tujuan dapat memberi pengarahan dengan
menggambarkan keadaan masa yang akan datang yang sangat diharapkan untuk
menjadi kenyataan. Di samping itu pula tujuan dapat dijadikan alat untuk
menilai efektifitas perusahaan dalam menjalankan operasi-operasinya,
efektifitas perusahaan diukur dari dari tingkat sejauh mana perusahaan mampu
untuk mewujudkan tujuannya.
Soekanto (1999:271) berpendapat mengenai efektifitas sebagai berikut :
”efektifitas adalah pencapaian tujuan akan hasil yang dikehendaki tanpa
menghiraukan faktor-faktor tenaga,waktu, biaya, pikiran, alat-alat, dan lain-lain
yang telah dikeluarkan atau digunakan” Berdasrkan pengertian diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa efektifitas merupakan suatu keadaan dimana
perusahaan mampu mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan atau
direncanakan sebelumnya. Adapun indikator yang menentukan efektifitas
pengendalian biaya produksi yaitu perbandingan biaya produksi yang
sesungguhnya dengan yang dianggarkan sebelumnya dan selisih perbandingan
antara anggaran dengan realisasi.
Pencapaian sebuah nilai efektifitas berawal dari bagaimana sebuah
perusahaan menjalankan suatu pengendalian. Pengendalian pada dasarnya
adalah membandingkan antara rencana dengan pelaksanaannya sehingga dapat
ditentukan penyimpangan yang timbul apakah sudah menjadi tanda bahawa
bagi organisasi atau unit-unit lainnya. penyimpangan tersebut digunakan dasar
evaluasi atau penilaian prestasi dan umpan balik untuk perbaikan di masa yang
akan datang (Supriyono,2000:43).
James D.Wilson dan Jhon B. Campbell yang dialih bahasakan oleh
Tjintjin Fenix Tjendra (1997:241) mengemukakan sebagai berikut :
“pengendalian (control) mengasumsikan bahwa telah ditetapkan suatu rencana
tindakan atau standar untuk mengukur prestasi pelaksana”. Sedangkan menurut
Henry Simamora (2002:329) adalah sebagai berikut: “pengendalian biaya (cost
control) adalah perbandingan kerja actual dengan kinerja standar,
penganalisaan selisih-selisih yang timbul guna mengidentifikasikan penyebab-
penyebab yang dapat dikendallikan dan pengambilan tindakan untuk dapat
membenahi atau menyesuaikan perencanaan dan pengendalian pada masa yang
akan datang”.
Kinerja Produksi
Kinerja merupakan sesuatu capaian kerja yang dihasilkan oleh suatu
seseorang atau organisasi/perusahaan baik berbentuk barang maupun jasa.
Dalam suatu perusahaan pengertian kinerja produksi dalam arti sempit, yaitu
mengubah bentuk barang menjadi barang baru. Pengertian kinerja produksi
dalam arti luas,yaitu usaha yang menghasilkan kegunaan waktu dan posisi.
Anggaran kinerja produksi adalah realisasi produksi dan penjualan kayu bulat
yaitu keseluruhan penerimaan atau pendapatan yang diperoleh perusahaan dari
penjualan kayu bulat yang dapat berupa kayu bulat untuk bahan plywood dan
Efektivitas Anggaran Biaya Terhadap Peningkatan Kinerja Produksi (Edwin)
999
lain-lain.Indikatornya adalah jumlah nilai proyek produksi kayu bulat yang
dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).
Kerangka Pikir
Setiap perusahaan untuk dapat menghasilkan produk/jasa yang
direncanakan,maka perusahaan tersebut harus melakukan kegiatan produksi.
Namun, sebelum melakukan kegiatan produksi tersebut, maka perusahaan
harus menyediakan dan mengeluarkan sejumlah dana atau uang untuk
membiayai kegiatan produksi tersebut. Besarnya dana yang akan di keluarkan
untuk biaya produksi sebaiknya dianggarkan dengan tepat agar penggunaan
media dan biaya yang dikeluarkan dapat lebih efektif serta tepat dan
mampu menjangkau sasaran pasar yang dituju sehingga mampu menarik
konsumen dan mampu meningkatkan penjualan perusahaan.
Penelitian tentang efektifitas ada pada PT. Roda Mas Timber Kalimantan
dapat digambarkan dalam kerangka pikir sebagai berikut:
Gambar Kerangka Pikir Penelitian
Sumber : PT.Roda Mas Timber Kalimantan.
Yang terkait dalam kerangka pikir penelitian, yaitu :
1. Variabel pertama adalah anggaran biaya produksi.
Dalam hal ini variabel anggaran biaya produksi yaitu suatu kebijakan atau
keputusan yang diambil oleh perusahaan untuk menyisihkan uang untuk
kegiatan produksi agar dapat mencapai target produksi sesuai rencana.
2. Variabel ke dua adalah kenerja produksi.
ANGGARAN BIAYA
PRODUKSI
Biaya Fix/Tetap
-Biaya tidak langsung Biaya variabel -Biaya langsung
TARGET KINERJA
PRODUKSI
EFEKTIF
RASIO/PERBANDINGAN
ANTARA ANGGARAN BIAYA
PRODUKSI DAN KINERJA
TIDAK /KURANG
EFEKTIF
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: 994-1008
1000
Dalam hal ini variabel tergantungnya adalah penjualan perusahaan yaitu
kinerja produk kayu bulat yang berhasil diproyeksikan dan diproduksikan
dan dijual perusahaan kepada konsumen atau manufaktur.
Penjualan atau produksi kayu bulat ini dapat dilihat dari besarnya nilai
proyek dalam rupiah (Rp) yang disepakati atau ditandatangani oleh kedua
belah pihak.
Nilai proyek dalam rupiah (Rp) adalah nilai atau harga jual produksi kayu
bulat yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp) atau uang yang dibayar oleh
perseorangan atau lembaga yang memakai dan menggunakan kayu bulat
tersebut.
Definisi Konsepsional
Definisi konsepsional merupakan unsur pokok dari suatu penelitian,
penentuannya sangat penting agar persoalan tidak jadi kabur, juga
menghindarkan terjadinya salah pengertian dari konsep yang akan digunakan
serta membatasi ruang lingkup penulisan dan permasalahan.
Jadi definisi konsepsional dalam penulisan skripsi ini adalah merupakan
suatu analisa ilmiah yang mencakup bagaimana efektifitas anggaran biaya
produksi terhadap kinerja produksi kayu bulat pada tahun 2010 sampai tahun
2012 pada PT. Roda Mas Timber Kalimantan di samarinda.
Dengan merujuk beberapa teori ada, maka berikut ini penulis dapat
merumuskan defenisi konsepsional dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Anggaran Biaya Produksi adalah “Rencana pengeluaran perusahaan
untuk membiayai kegiatan produksi yang disusun secara sistematis,
yang dinyatakan dalam satuan moneter yang akan dilaksanakan dalam
jangka waktu periode tertentu.
2. Peningkatan kinerja produksi adalah pencapaian volume produksi yang
bertambah (lebih besar) jika dibandingkan dengan produksi tahun lalu,
dengan menggunakan sejumlah sumber-sumber daya produksi tertentu.
3. Efektifitas anggaran biaya produksi terhadap peningkatan kinerja
produksi adalah kemampuan perusahaan dalam penggunaan anggaran
secara berhasil guna, yang ditunjukkan dengan perbandingan (ratio)
antara jumlah biaya produksi yang digunakan dengan peningkatan
produk kayu bulat dari dari tahun ke tahun “.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan ini tergolong penelitian diskriptif
kuantitatif, yakni penelitian yang dilakasanakan dengan maksud untuk
mendiskripsikan atau menjabarkan fenomena kebijakan anggaran produksi
yang dibuat dan dilaksanakan pada suatu perusahaan. Penelitian ini dilakukan
dengan menjabarkan seberapa efektivitas anggaran biaya produksi dalam
menciptakan peningkatan kinerja produksi pada perusahaan.
Penelitian deskriptif kuantitatif terhadap efektivitas anggaran biaya
Efektivitas Anggaran Biaya Terhadap Peningkatan Kinerja Produksi (Edwin)
1001
produksi merupakan penelitian yang berkaitan dengan analisis statistik yang
digunakan untuk mengetahui dan menganalisis seberapa efektif variabel
kebijakan anggaran biaya produksi yang disusun perusahaan terhadap
peningkatan kinerja produksi. Data yang diperlukan dalam penelitian ini
menggunakan data kuantitatif yaitu data yang berupa anggaran biaya produksi
dan capaian/ kinerja produksi dalam besaran unit produk dan dalam jumlah
produk jika dikonversi dalam bentuk uang (rupiah).
Sedangkan sumber data penelitian diperoleh melalui data primer dan data
sekunder. Hasan (2003 : 33) mendefinisikan data primer dan data sekunder
adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan oleh orang yang melakukan
penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya, sedangkan data
sekunder adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan dari sumber-sumber data
yang telah disediakan oleh pihak lain”.
Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan unsur-unsur dalam kegiatan
produksi,merupakan variabel yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi
satu sama lain,sehingga jika salah satu variabel tidak tepat pengorganisasiannya
maka akan mempengaruhi strategi produksi secara keseluruhan. Oleh sebab itu,
keberhasilan dalam bidang produksi akan membawa dampak positif terhadap
pendapatan dan kinerja produksi.
Dalam kegiatan operasional perencanaan hutan terdapat 2 (dua) periode
atau jangka, yaitu jangka panjang (10 tahun), jangka pendek (1 tahun).
Perencanaan jangka panjang disebut (RKUPHHK) rencana kerja usaha
pemanfaatan hasil hutan kayu.RKUPHHK dibagi dalam rencana kerja jangka
pendek disebut RKTUPHHK(Rencana Kerja Tahunan).Dalam RKTUPHHK
didalamnya terdapat anggaran biaya produksi pemanfaatan hutan,untuk
mengukur efektifitas anggaran biaya produksi digunakan ukuran berupa kinerja
produksi.
Agar memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai variabel-variabel
serta indikator-indikator, maka penulis akan menjabarkan variabel-variabel
kedalam indikator-indikatornya, yaitu sebagai berikut :
1. Anggaran Biaya Produksi
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang usaha pengelolaan hasil hutan
kayu (UPHHK) maka anggaran biaya produksi dilihat dari besarnya biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan produksi kayu
bulat. Indikator-indikator anggaran biaya produksi tersebut meliputi :
a. Biaya penebangan, penyaradan, dan pengangkutan.
b. Biaya penggunaan alatberat, dilakukan secara mekanis menerapkan
metode Reduce Impact Logging(RTL).
c. Penggunaan tenaga operasional.Melaksanakan kegiatan pembinaan
hutan yaitu pengadaan bibit,pengayaan,rehabilitasi dan penanaman.
2. Peningkatan Kinerja Produksi
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: 994-1008
1002
Peningkatan kinerja produksi dalam hal ini diukur dari tingkat kinerja tahun
ini diperbandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Dalam penelitian ini
peningkatan perbandingan realisasi produksi kayu bulat tahun 2012,
dibandingkan dengan realisasi produksi tahun 2011 dan realisasi produksi
tahun 2010.
Hasil Penelitian
Anggaran Biaya Produksi Anggaran biaya produksi PT Roda Mas Timber Kalimantan Timur
sebagai perusahaan yang bergerak di bidang Pengelolaan Hutan Alam Produksi
(HPH) maka anggaran yang dibuat dapat dikelompokkan biaya langsung dan
biaya tak langsung. Anggaran biaya tak langsung pengelolaan HPH terdiri dari
anggaran biaya perencanaan, penanaman, pemeliharaan dan pembinaan hutan,
pengendalian kebakaran dan pengamanan hutan, pemungutan hasil hutan,
pemenuhan kewajiban pada Negara, pemenuhan kewajiban pada masyarakat
dan biaya sarana dan prasaranana. Sedangkan biaya langsung yakni biaya
pemungutan Hasil Hutan Kayu, yang terdiri dari biaya penebangan,
penyaradan, pengupasan dan pengulitan, bongkar muat angkut, pelegoan dan
perakitan, penarikan rakit, pengangkutan dan pengurusan, bahan bakar,
pengurusan dokumen, keperluan log pond administrasi camp.
Anggaran Biaya Produksi PT Roda Mas Timber Kaltim Guna pengelolaan hutan alam produksi pada area HPH PT Roda Mas
Timber Kaltim telah menyusun anggaran (rencana) antara lain berupa anggaran
biaya produksi. Adapun anggaran biaya produksi PT Roda Mas Timber Kaltim
sebagai berikut :
Anggaran Biaya Produksi
Tabel Anggaran Biaya Produksi PT Roda Mas Timber Kaltim Tahun 2010-
2013 Mata Anggaran
Biaya Produksi Tahun 2010
(000)
Tahun 2011
(000)
+/_
%
Tahun
2012
(000)
+/_
%
Penebangan, 115.663 231.211 99 295.735 27
Penyaradan, 80.149 156.631 95 200.343 27
Kupas Kulit 54.724 84.058 53 107.517 27
Muat/angkut/ bongkar, 80.767 154.315 91 197.380 11
Pelegoan/ perakitan 1.629.173 2.469.300 51 3.619.000 46
Pengurusan Dokumen 1.041.797 1.187.507 13 1.284.125 8
Efektivitas Anggaran Biaya Terhadap Peningkatan Kinerja Produksi (Edwin)
1003
TPK (Log Pond) 84.268 153.425 82 168.650 9
Biaya Pengangkutan
Barang
158.752 164.417 4 180.950 10
Biaya Bahan Bakar 3.398.131 13.650.734 300 14.659.100 5
Administrasi camp 4.115.808 5.762.829 40 5.720.570 9
Jumlah 11.481.035 25.121.951 118 28.172.370 12
Sumber PT Roda Mas Timber (diolah)
Data tabel diatas tersebut menunjukkan bahwa anggaran biaya produksi
pada PT Roda Mas Timber selama tiga tahun berturut turut mengalami
peningkatan. Dengan peningkatan anggaran biaya produksi selayaknya realisasi
kinerja produksi kayu log pada PT Roda Mas Timber tentunya ada beban bagi
manajer produksi untuk meningkatkan realisasi kinerja produksinya dari than
ke tahun.
Anggaran Kinerja Produksi Kayu Log
Selama periode 2010-2012 Anggaran Produksi produksi kayu log pada
PT.Roda Mas Timber Kalimantan menunjukkan angka-angka sebagai berikut.
Tabel Anggaran /rencana Produksi Kayu Log PT Roda Mas Timber
Anggaran /rencana Produksi Tahun 2010
(m3)
Tahun 2011
(m3)
Tahun 2012
(m3)
Floater (Meranti/Nyatoh) 32.698 36.276 40.180
Sinker (Bengkirai, Kapur,
Keruing, Rimba Campuran,
Kayu Indah)
2.978 3.728 4.820
Anggaran Produksi (Kayu
Bulat)
35.676 43.154 44.750
Sumber PT Roda Mas Timber (diolah)
Tabel data di atas menunjukkan bahwa perusahaan masih menunjukkan
optimisme untuk terus berencana meningkatkan produksi kayu bulat di tengah
kondisi persediaan kayu hutan alam yang semakin menipis.
Realisasi Kinerja Produksi Kayu Log
Selama periode 2010-2012 Anggaran Produksi produksi kayu log pada
PT.Roda Mas Timber menunjukkan realisasi angka-angka sebagai berikut.
Tabel Realisasi Kinerja Produksi Kayu Log PT Roda Mas Timber Kalimantan
2010-2012
Realisasi Kinerja
Produksi Kayu Log
Tahun 2010
(m3)
Tahun 2011
(m3)
Tahun 2012
(m3)
Realisasi Anggaran
(kinerja Produksi) 18.143 M
3 40.004 M
3 45.108 M
3
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: 994-1008
1004
Kayu bulat (m3)
Realisasi Kinerja
Anggaran Produksi
(dalam Rupian)
34.961.287.648 45.463.332.417 49.409.282.713
Sumber PT Roda Mas Timber (diolah)
Tabel data di atas menunjukkan bahwa perusahaan masih menunjukkan
adanya peningkatan produksi kayu bulat di tengah kondisi usaha perkayuan pada
hutan alam yang semakin lesu. Data juga menunjukkan bahwa peningkatan
produksi PT Roda Mas Timber 2010-2012 cenderung makin menurun, dalam arti
bahwa anggaran biaya produksi makin bertambah banyak, namun tidak diikuti
peningkatan produksi yang seimbang dengan peningkatan biaya.
Analisis dan Pembahasan
Analisis efektivitas anggaran biaya produksi terhadap kinerja produksi
dilkukan dengan membuat Perbandingan Anggaran Biaya Produksi dan
Realisasi Kinerja Produksi PT Roda Mas Timber Tahun 2010-2012. Rencana
anggaran produksi dibuat dengan tujuan untuk mencapai target kinerja
produksi. Anggaran biaya produksi merupakan penjabaran dari sasaran dan
program-program yang akan dilaksanakan melalui berbagai kegiatan produksi
tahunan.
Analisisis efektivitas Anggaran Biaya Produduksi dan Kinerja Produksi Tahun
2010-2012
Dengan menggunakan perbandingan antara anggaran biaya produksi dan
realisasi anggaran dalam periode anggaran 2010-2012 dapat diperoleh angka
tingkat efektivitas anggaran biaya produksi PT Roda Mas timber sebagai
berikut :
Tabel Anggaran Realisasi Produksi PT Roda Mas Timber Tahun 2010-2012
Realisasi Anggaran
Realiasan Kinerja Periode
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Realisasi Kinerja
Anggaran Produksi
(dalam Rupian)
34.961.287.648 45.463.332.417 49.409.282.713
Realisasi Peningkatan
kinerja (dalam %)
Realisasi Nilai
Produksi
- 30% 8%
Realisasi Anggaran
(kinerja Produksi)
Kayu bulat (m3)
18.143 M3 40.004 M
3 45.108 M
3
Peningkatan (dalam %)
Realisasi Produksi
Kayu Log
- 120% 20%
Efektivitas Anggaran Biaya Terhadap Peningkatan Kinerja Produksi (Edwin)
1005
Efektivitas Anggaran
Biaya Produksi
terhadap Peningkatan
Kinerja Produksi Kayu
Bulat (rupiah/M3 kayu
log)
Rp 632.807: 1M3 Rp 627.985: 1M
3 Rp 624.553:1
M3
Efektivitas Anggaran
Biaya Produksi
terhadap Peningkatan
Kinerja Produksi Kayu
Bulat (rupiah/M3 kayu
log)
1: 3
(300 %)
11 481 035 000
1: 1,8
(180%)
25 121 951 000
1: 1,75
(175 %)
28 172370 000
Sumber PT Roda Mas Timber (diolah )
Tabel data di atas menunjukkan bahwa efektivitas anggaran biaya produksi
PT Roda Mas Timber mengalami adanya penurunan. Realisasi produksi kayu
bulat di tengah kondisi usaha perkayuan pada hutan alam yang semakin lesu
namun PT.Roda Mas Timber Kalimantan masih mampu meningkatkan volume
produksi. Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa efektivitas anggaran biaya
produksi untuk meningkatkan kinerja produksi kayu PT Roda Mas Timber 2010-
2012 cenderung makin menurun, dalam arti bahwa anggaran biaya produksi
makin bertambah banyak, namun tidak diikuti peningkatan produksi yang
seimbang dengan peningkatan biaya.
Pembahasan
Hasil penelitian ini seperti menegaskan adanya penurunan dan kelesuan
dalam iklim usaha perkayuan di bidang Pengelolaan Hutan alam Produksi. Hal ini
terjadi karena persediaan kayu pada hutan alam sudah makin menipis, dan lokasi
persediaankayu pada hutan alampun makin jauh sehingga biaya produksi makin
besar. Dengan demikian hasil analisis yang menunjukkan adanyan penurunan
efektivitas anggaran biaya produksi untuk meningkatkan. kinerja bisa dipahami.
Jika anggaran biaya produksi PT Roda Mas Timber Kalimantan tahun
2010-2011 ditingkatkan 118 % mampu meningkatkan produktivitas kayu bulat
sebanyak 120%.Namun jika kinerja produksi tersebut diukur dengan nilai rupiah
yang didapat maka peningkatan produkivitas hanya sebanyak 30%. Semua itu
menunjukkan berlakunya hokum hasil yang berkenaikan kurang (the low of
deminissing return). Hal ini terjadi karena biaya produksi yang semakin lama
semakin semakin meningkat. Peningkatan biaya produksi banyak terjadi pada
biaya bahan bakar untuk penebangan, pengangkutan, dan TPK (log Pond).
Efektifitas usaha yang dilakukan PT Roda Mas Timber Kalimantan untuk
meningkatkan kinerja produksi nampak pada biaya produksi per M3 kayu log
pada tahun 2010 yakni Rp 632.807: 1M3 ke tahun 2011 yang menunjukkan
angka Rp 627.985: 1M3 walaupun pada tahun 2012 terjadi sedikit peningkatan
efektivitas dalam biaya produksi, yakni jika dilihat dari biaya produksi per M3
kayu log menjadi Rp 624.553:1 M3.
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: 994-1008
1006
Dengan memahami persoalan usaha perkayuan di Kalimantan Timur
khususnya dan di Indonesia pada umumnya, karena persoalan biaya produksi
yang sangat rumit, yakni banyaknya biaya-biaya yang tak terduga. Angka-
angka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen produksi pada PT
Roda Mas timber telah bekerja dengan baik. Karena pada tahun 2011 ke tahun
2012 terjadi peningkatan kinerja biaya produksi, dengan demikian peningkatan
kinerja produktivitas sekecil apapun dalan situasi krisis usaha kehutanan berarti
manajemen bekerja sangat luar biasa baik.
Hancurnya usaha kehutanan yang mengelola hutan alam produksi di
Indonesia yang mencapai angka diatas 80% menunjukkan usaha kehutanan
yang bergerak di bidang usaha kehutanan alam produksi makin tidak layak.
Biaya-biaya produksi yang dikeluarkan dalam usaha kehutanan sebagian besar
merupakan biaya langsung, yakni biaya-biaya penebangan, pengangktan,
administrasi dan lain lain yang tidak berdampak pada kelestarian usaha
kehutanan. Untuk kelestarian hutan dan usaha kehutanan memerlukan biaya
tak langsung langsung, seperti biaya reboisasi (penanaman kembali hutan),
pemeliharaan hutan agar siklus usaha kehutanan bisa berkelanjutan.
Jika gejala negatif usaha kehutanan tersebut berlanjut, dan tidak ada
kebijakan pemerintah yang efektif untuk mengatasi masalah yang ada dalam
usaha kehutanan, yakni melestarikan hutan alam produksi, bukan tidak
mungkin usaha kehutanan akan punah, bersamaan dengan punahnya hutan alam
yang tersisa.
Sudah saatnya hutan alam produksi yang merupakan bagian dari sumber
daya yang penting dan strategis bagi pemenuhan hajad hidup orang banyak,
dikuasai oleh Negara. Hutan alam sebagai penyangga lingkungan hidup
(ekosistem) dalam arti yang luas, tidak bisa hanya dijadikan sebagai sumber
penghasil kayu. Hasil hutan alam yang terbesar adalah hasil hutan non kayu,
seperti kekayaan keanekaragaman hayatinya, penyerapan karbon dan penghasil
oksigen, perlindungan dari ancaman bencana banjir dan erosi di musim hujan
dan sekaligus penyedia sumber air di musim kemarau.
Penutup
Anggaran Biaya Produksi tahun 2010-2012 telah efektif meningkatkan
kinerja produksi kayu bulat selama tiga tahun berturut-turut pada PT. Roda
Mas di Samarinda, walaupun peningkatan produksinya cenderung semakin
menurun. Penurunan kinerja produksi sejalan dengan makin menipisnya
persediaan kayu pada hutan alam dan makin sulitnya menjangkau lokasi
persediaan kayu yang semakin jauh berada di pedalaman.
Efektivitas anggaran biaya produksi telah terbukti mampu meningkatkan
kinerja produksi kayu log selama tahun 2010-2012. Namun jika diukur dari
efektivitas anggaran biaya produksi dalam meningkatkan kineja produksi
cenderung berkurang. Jika biya produksi kayu pada tahun 2010 sebesar Rp
Efektivitas Anggaran Biaya Terhadap Peningkatan Kinerja Produksi (Edwin)
1007
632.807: 1M3 maka pada tahun 2011 menjai Rp 627.985: 1M3 , artinya
efektivitas meningkat berkisar Rp 4.822/M3 . Walaupun pada tahun berikutnya
(2011) ada peningkatan efektivitas Rp 624.553:1 M3. (Rp3.432/M3) yang
berarti ada penurunan peningkatan dari Rp 4822 ke Rp.3.432. Di tengah iklim
usaha kehutanan yang makin suram, kinerja produksi tersebut menunjukkan
prestasi manajemen yang sangat bagus.
Anggaran biaya produksi yang banyak dikeluarkan perusahaan sebagian
besar masih berorientasi pada biaya jangka pendek, untuk menghasilkan
produksi berupa kayu bulat, dan kurang memperhatikan biaya untuk kelestarian
produksi kayu dalam jangka panjang, agar hasil hutan produksi yang berupa
kayu bisa menghasilkan hutan produksi lestari (berkelanjutan). Biaya reboisasi
hutan bekas tebanganbelum menjadi prioritas dalam anggaran biaya, agar kelak
bisa menghasilkan siklus pengelolaan hutan alam produski lestari.
Anggaran produksi yang berupa anggaran biaya investasi produksi hutan
jangka panjang perlu ditingkatkan dan diefektifkan. Anggaran biaya yang perlu
ditingkatkan dan diefektifkan seperti anggaran penanaman kembali hutan
(rehabilitasi) terhadap hutan bekas tebangan, anggaran pemeliraan hutan hasil
rehabilitasi, pengamanan hutan hasil rehabilitasi dari bahaya kebakaran dan
kerusakan dari ulah tangan manusia. Dengan peningkatan anggaran investasi
produksi hutan jangka panjang dan efektivitasnya, yang pada saatnya hutan
hasil rehabilitasi (tanaman) akan bisa dipanen dengan siklus produksi
berkelanjutan.
Untuk produktivitas hutan berkelanjutan perlu melibatkan peran lembaga
birokrasi (pemerintan) dan korporasi kehutan di daerah (BUMN kehutanan di
Kabupaten/Kota dan Badan Usaha Kehutanan Swasta), secara terpadu untuk
mengembangkan efektivitas usaha kehutanan kayu dan non kayu, sehingga
produksi usaha kehutanan bukan saja menghasilkan kayu yang cenderung
berdampak negatif terhadap kelestarian hutan, namun juga menghasilkan
produk berupa jasa lingkungan (penyerapan emisi carbon), dan usaha jasa
kehutanan lainnya, seperti hutan wisata, hutan penelitian dan hutan
pendidikan.
Daftar Pustaka
Andrew Graham (2008).Bugjeting Pengertian Bugjeting/,diakses 26 April
2013.
Bringham dan Ehrhardt (2008). Penganggaran Perusahaan/,diakses 1 Juni 2015.
Deashinta, Nitha (2014).Akutansi Management Edisi 7.Jakarta Rineka Cipta.
unandar. 2001. Budgeting Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja,Pengawasan Kerja Edisi Kesatu. Yogyakarta : BPFE.
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: 994-1008
1008
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah (Ed). 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta : RajaGrafindo Persada.
Rayburn, Leticia.G.1999.Akuntansi Biaya Dengan Menggunakan Pendekatan Management Biaya Jilid 1 Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga.
Simamora,Henry. 2002. “Biaya(Berbagai Macam Pengertian
Biaya)”.(http://tryusnita.wordpress.com/2009/05/06/biaya-berbagai-macam-pengertian -biaya/, diakses 26 April 2013).
Swastha, Basu. 2001.Manajemen Penjualan. Yogyakarta : BPFE. Tunggal, Amin. W . 1995. Dasar-Dasar Budgeting. Jakarta : Rineka Cipta.
Usry, Milton dan Lawrence.1991. Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian Jilid 1 Edisi Kesepuluh.Jakarta : Erlangga.
Tunggal, Amin. W . 1995. Dasar-dasar Budgeting. Jakarta : Rineka Cipta.
Nabila, D. Tialurra Della (2002).Kualitas Produk Jilid 1.Jakarta : Erlangga
M.Smith dan Shouse,( 2003) Akutansi Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Purwatiningsih,( 2000 ) Anggaran Operasi Produksi Malang: Erlangga
Munandar,(2001) Anggaran Produksi Yogyakarta Terbitan sekolah tinggi Ilmu Ekonomi
Soekanto (1999) Efektivitas Yogyakarta Raja Grafindo Persada.
Komaruddin .2000. “Efektifitas”.(file://H:/EFEKTIVITAS.pdf,diakses 25 April 2013).
Mulyadi.1993. Akutansi Biaya Edisi Kelima.Yogyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.