efektifitas teknik permainan acak kata bergambar …lib.unnes.ac.id/25133/1/2301411015.pdf ·...

118
i EFEKTIFITAS TEKNIK PERMAINAN ACAK KATA BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS XI SMA N 2 DEMAK SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Nama : Annys Alcorina NIM : 2301411015 Progam Studi : Pendidikan Bahasa Prancis Jurusan : Bahasa dan Sastra Asing JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Upload: dodang

Post on 01-Jul-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

EFEKTIFITAS TEKNIK PERMAINAN ACAK KATA

BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN

BERBICARA PADA SISWA KELAS XI SMA N 2 DEMAK

SKRIPSI

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Nama : Annys Alcorina

NIM : 2301411015

Progam Studi : Pendidikan Bahasa Prancis

Jurusan : Bahasa dan Sastra Asing

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

ii

iii

iv

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Selalu ada kesempatan bagi orang-orang yang ingin berjuang.

2. Masa depan itu ada bagi orang yang percaya akan mimpi-mimpi mereka.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Ibu dan adikku tercinta.

2. Teman-temanku seperjuangan angkatan

2011.

3. Teman-teman kos Barokah 2.

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., atas limpahan karunia-Nya

sehingga skripsi yang berjudul ”Efektifitas Teknik Permainan Acak Kata

Bergambar dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara pada Siswa keelas XI

SMA N 2 Demak” berhasil penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun

dan diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata 1 untuk mencapai gelar

Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis, Jurusan

Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri

Semarang.

Penyusunan skripsi ini tentu tidak mungkin terlepas dari bantuan berbagai pihak.

Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M. Hum, selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

yang telah memberi kesempatan untuk mengadakan penelitian ini.

2. Dr. Sri Rejeki Urip, M. Hum, selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Asing

yang telah memberikan kemudahan dalam menyusun skripsi.

3. Tri Eko Agustiningrum, S.Pd., M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Bahasa Prancis.

4. Dra. Diah Vitri W., DEA, selaku dosen pembimbing I dan Eko Agustiningrum,

S.Pd., M.Pd, selaku pembimbing II yang dengan tulus dan penuh kesabaran

dalam membimbing dan mengarahkan selama proses penyusunan skripsi ini.

vii

5. Para pengajar Jurusan Bahasa dan Sastra Asing yang telah memberikan bekal

ilmu pengetahuan kepada penulis.

6. Staf perpustakaan maupun TU Jurusan Bahasa dan Sastra Asing yang telah

membantu kelancaran proses penyusunan skripsi ini.

7. Guru Bahasa Prancis SMA N 2 Demak dan Siswa kelas XI IPS yang telah

menjadi responden dalam penelitian ini.

8. Ibuku yang selalu memberikan kasih sayang melalui dukungan dan doa dalam

setiap langkahku. Adikku, Anugrah Bagus Nursukma yang selalu memberikan

semangat. Semangat baruku, Mas Bagus Satria yang senantiasa memberi

semangat menyelesaikan skripsi ini. Mohammad Abdul Majid yang telah

membantu menyelesaikan skripsi ini. Sahabat-sahabatku Yuli,Sinur, Pibib, Apipi

yang senantiasa memberiku semangat dan hiburan.

9. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Bahasa Prancis 2011 yang selalu

memberikan saran, bantuan, dan hiburan.

10. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu dalam lembar ini,

yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Tentu saja

kekurangan dan kesilapan tersebut hanyalah disebabkan oleh kekurangan penulis.

Oleh sebab itu, kritik dan saran penulis butuhkan untuk perbaikan skripsi ini.

Semarang, 17 Mei 2016

Penulis

viii

SARI

Alcorina, Annys. 2016. Efektifitas Teknik Permainan Acak Kata Bergambar

dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara pada Siswa kelas XI SMA N 2

Demak. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan

Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: 1. Dra. Diah Vitri W,

DEA, II. Tri Eko Agustiningrum S.pd., M.pd.

Kata Kunci : Berbicara, Media, Kartu.

Keterampilan berbicara merupakan salah satu dari empat keterampilan

berbahasa yang harus dikuasai oleh pembelajar bahasa Prancis karena berbicara

merupakan media atau sarana untuk mengungkapkan isi pikiran lewat lisan. Oleh

karena itu guru harus mencari cara agar pembelajar termotivasi dalam

pembelajaran berbicara dan dapat mengungkapkan kalimat secara lisan dengan

baik dan benar. Ada banyak cara untuk mengajarkan keterampilan berbicara.

Salah satunya yaitu dengan menggunakan teknik permainan acak kata bergambar.

Penelitan ini bertujuan menguji kefektifan teknik permainan acak kata bergambar

dalam pembelajaran keterampilan berbicara pada siswa kelas XI SMA N 2

Demak.

Responden dalam penelitian ini sebanyak 28 siswa, yaitu siswa kelas XI IPS 4.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan

metode tes. Tes diberikan kepada siswa pada akhir pertemuan setelah diberi

pembelajaran menggunakan teknik permainan acak kata bergambar. Validitas tes

dalam penelitian ini adalah validitas isi. Guna menguji reliabilitias tes dalam

penelitian ini digunakan teknik pengulangan tes (test-retest), yaitu dengan cara

memberikan tes yang sama dua kali kepada responden yang sama. Hasil tes

pertama dan kedua dikorelasikan dengan menggunakan rumus korelasi product

moment.

Hasil analisis menunjukkan bahwa melalui penerapan teknik permainan acak

kata bergambar pada siswa kelas XI SMA N 2 Demak mempunyai pengaruh

dalam pembelajaran berbicara bahasa Prancis . hal itu dapat dilihat dari hasil nilai

yang dicapai responden pada tes yaitu dengan nilai rata-rata 78.0 dengan nilai

tertinggi 95 dan terendah 60. Berdasarkan pada standar kriteria penilaian atau

KKM di SMA yaitu 75, nilai rata-rata 78.0 termasuk dalam kategori Baik. Namun

dari perhitungan nilai ketuntasan belajar siswa dalam kelas ekperimen adalah 75%

yang artinya tidak tuntas sesuai dengan standar Kriteria Ketuntasan klasikal

yaitu 85% . Nilai persentase siswa lebih kecil dari standar kriteria ketuntasan

klasikal yaitu 75%<85%, sehingga hipotesis “Teknik Permainan Acak Kata

Bergambar efektif dalam pembelajaran berbicara bahasa Prancis di SMA N 2

Demak” tidak diterima.

ix

ARTICLE

L’EFFICACITÉ DE LA TECHNIQUE DE JEU AUX CARTES DANS

L’APPRENTISSAGE DE LA PRODUCTION ORALE AU XI DU SMA

NEGERI 2 DEMAK

Annys Alcorina,

Diah Vitri Widayanti, DEA, Tri Eko Agustiningrum, S.pd, M.pd.

Programme de la didactique du Français Langue Étrangère (FLE). Département

des Langues et des Littératures Étrangères, Faculté des Langues et des Arts,

Université d’État Semarang

ABSTRACT

The purpose of this research is to describe the effectiveness of the flash card game

technique. Game represents one of teaching techniques which can be used in

learning the french language. This research used the research quasi experimental

which has two variables and use the control group one shot case study desain. The

subject of the research is the students XI Ips 4 of SMA N 2 Demak. The amount

of the subject is about 28 students. The data are collected by the documentation,

then the test is used to know the students ability in speaking. Based on the

research, the result (test = 75% <KB = 85%) There is significant differences in the

ability of speaking among before and after using the flash card game technique.

The research results about the implementation of the flash card game technique is

not effectively proved. So it can be concluded that the use of the flash card game

technique are no more effective in learning the french spoken language.

Key words : speaking skill, game, flash card.

x

Abstrait

La technique de jeu aux cartes dans l’apprentissage de la production orale est une

technique d’apprentissage qui a un objectif de motiver des étudiants à parler.

C’est une recherche “Quasi Experimentale” ayant deux variables : la variable

indépendante (technique du jeux aux cartes) et la variable dépendante (la

production orale). Cette recherche utilise la méthode one shot case study design.

Les sujets dans cette recherche sont les lycéens du deuxieme du SMA N 2 Demak.

XI IPS 4 est la classe d’expérimentale (28 lycéens). J’utilise la méthode de la

documentation et le test pour collecter les données de la recherche. La validité est

validité de contenu, et j’utilise la formule de Product-moment pour savoir la

fiabilité du l’instrument. Le resultat moyen du test est plus petit que “Ketuntasan

Belajar(KB) klasikal” (test = 75% < KB = 85%). C’est-à-dire qu’il y a une

différences significatives des compétences de la production orale. Alors, on peut

conclure que l’utilisation de la technique de jeu aux cartes dans l’aprentissage de

la production orale du français est moins efficace.

Mots clés : la production orale, le jeu, les cartes.

xi

Introduction

L’enseignement de la langue étrangère est important. La langue est un

symbole de son qui est produit par l’organe de la parole. Les gens sont besoin

de la langue pour communiquer, intéragir et exprimer des opinions et des

suggestions. Le français est l’une des langues étrangères enseignées au lycée,

les lycéens devraient apprendre les quatre compétences : 1) la compréhension

orale, 2) la compréhension écrite, 3) la production orale, 4) la production

écrite.

La production orale est la compétence d’articuler un mots pour exprimer,

prononcer, dire des expressions, des pensées, des idées et des sentiments.

Selon Bellenger (1996:110), “l’expression orale est un aiguillon capital de

plusieurs enjeux de la vie : la qualité de nos relations humaines, la mise en

valeur de notre compétence professionnelle, notre propre développement

personnel comme notre équilibre psychique, notre ascendant et notre aptitude

à persuader”. Alors, la production orale joue un rôle important pour vivre

dans la société. En réalité, les lycéens ont encore des difficultés à utiliser le

vocabulaire pour construire des phrases pour parler. C’est pourquoi, il est

important de trouver un moyen qui facilite les lycéens dans l’apprentissage.

Les professeur doivent motiver les lycéens pour qu’ils soient plus actives.

L’utilisation des médias d’apprentissage est nécessaire dans les activités

d’apprentissage pour faciliter l’activité d’apprentissage. Selon Sadiman (2003

xii

: 102), le média est toutes les choses qui apportent ou écoulent l’information

entre l’émetteur et le récepteur. Selon Briggs le média d’apprentissage est la

facilité physique pour transmettre les matières soit des livres, des films, des

video, et des image. Dans ce cas j’utilise le media des images pour amélorer

la competence de la production orale.

Dans cette recherche, j’applique le jeu aux cartes pour enseigner la

production orale. Ce média a le but d’augmenter l’intérêt des lycéens

d’apprendre le françis. Ils doivent être plus active dans la classe. Selon

Huizinga, cité par Sopiawati (2010:136), le jeu permet de proposer une

grande variété de situations motivantes et familières, de modifier le rythme

d’un cours et relancer l’intérêt des apprenants, d’apporter aux apprenant un

moment où ils s’approprient l’action, de faire répéter et réutiliser de façon

naturelle des structures, du vocabulaire, d’améliorer les compétences de

prononciation et de compréhension par une mise de situation, d’obtenir une

attention et une implication de l’ensemble des apprenants, et de faire

participer les apprenants timides ou inquiet.

Cette recherche a le but de savoir l’efficacité d’utilisation des cartes dans

l’apprentissage de production orale. Avec 15 cartes carrées, sur lesquelles

figurent une image des membres de la famille et un mot, dont la mesure est de

6x8 cm, l’enseignant enseigne la production orale. En les utilisant, le

professeur de français peut animer la classe. Les lycéens peuvent apprendre

en jouant aussi. Le jeu permet aux lycéens de se concentrer à l’apprentissage.

Exemple de ces cartes :

xiii

Le déroulement du jeux :

1. Chaque lycéen doit prendre une carte.

2. Chaque lycéen doit observer bien le dessin et le mot.

3. Chaque lycéen doit faire un dialogue avec leurs amie/amis (faire

cinq phrases)pour présenter les membres de famille.

4. Chaque lycéen doit utiliser les informations sur la carte pour

demander l’identité (le nom, la profession, l’âge, l’addresse).

5. Chaque lycéen doit utiliser les adjectifs qualificatifs (beau, belle

,petit, grand, mince, etc.).

Par exemple : A : Qui est-ce ? B : C’est mon beau frère A : Comment

s’appelle-t-il ? B : Il s’appelle Junaedi A : Quelle est sa profession ? B

: Il est jurnaliste A : Quel âge a-t-il ? B : Il a 40 ans A : Où habite-t-il ?

B: Il habite à Jakarta A : Est-ce qu’il est beau ? B : Oui, il est beau.

L’objectif majeur de cet article est de savoir l’efficacité de la

technique de jeu aux cartes dans l’apprentissage de la production orale.

xiv

Methode de La Recherche

La variable indépendante de cette recherche est le technique

d’enseignement de la production orale en utilisent les cartes. La variable

dépendante de cette recherche est la performance des lycéens de la classe XI

Ips 4. Comme la population est homogène, cette recherche utilise un

échantillon d’une classes. Cette recherche utilise la méthode one shote case

study design.

Pour analyse les donnés, j’utilise la méthode de documentation pour

obtenir le nom et le nombre des étudiants et la méthode de test pour savoir la

compétence de la production orale des lycéens.

Pour examiner la fiabilité, je fais un test pour six lycéens avec le technique

test-retest. Je compte le résultat de test avec la formule product moment.

C’est pour avoir la fiabilité du test.

Efficacité de Média

Pour savoir la performance des lycéens XI Ips 4, je teste les 28 lycéens.

No

Responden Nilai

Post-

test

Post-

test

1 Al hadidi 7,5 75

2 Candra 7,5 75

3 Fahrizal 7,0 70

4 Faizal 7,0 70

5 Fauzi 6,0 60

6 Heru 6,0 60

7 Joko 8,0 80

8 Rio 7,0 70

xv

9 Sahrul 7,0 70

10 Atika 8,0 80

11 Ayunika 7,5 75

12 Ferlita 8,5 85

13 Indah 7,5 75

14 Ita 7,5 75

15 Lenia 7,0 70

16 Lina 8,5 85

17 Lutfi 8,5 85

18 Miftakul 8,5 85

19 Miftakhah 7,5 75

20 Nevia 8,5 85

21 Novinia 8,5 85

22 Nuris 8,5 85

23 Rima 7,5 75

24 Rina 9,5 95

25 Risma 8,0 80

26 Sofia 8,5 85

27 Sri 8,5 85

28 Ulva 8,0 80

Rata-rata 78.0

Le résultat moyen du test est plus grand que KKM (test= 78.0 > KKM =

75). La meilleure note de test est de 95, la pire est de 60 et la moyenne est de

78.0. Les lycéens sont dans la catégorie bien. Mais, selon Depdikbud, le

“Kriteria Ketuntasan Belajar (KB) Klasikal” est 85%. Dans cette recherche le

KB est 75%. Alors le résultat de KB est plus petit que KB Klasikal (

75%<85%) Cela veut dire que le résultat de test montre que l’apprentissage

de la production orale avec les cartes des mots est moins efficace.

xvi

Selon cette recherche, le dialoque entre les étudiants en utilisant le jeu aux

cartes, on peut conclure que les étudiants peuvent dialoguer bien qu’il y ait

des petits fautes, par exemple : les erreurs des vocabulaires, les étudiants font

des erreurs d’utilisation de verbe être et avoir, par exemple : elle a professeur,

il est vingt ans, elle a jolie, etc. Mais il y a des étudiants qui font des erreurs

prononciation des phrases, comme “elle est chanteuse”, prononcé “ elle est

chanteurse”. Alors il faut qu’ils fassent beaucoup des exercices de

prononciation.

Conclusion

Selon le résultat, l’utilisation de la technique de jeu aux cartes anime la

classe et en plus les lycéens deviennent enthousiastes pour apprendre le

français. Cela se voit de la competence de production orale des lycéens de

SMAN 2 Demak sont dans la catégorie bien. le résultat moyen du test est de

78.0 grâce à l’utilisation la technique de jeu aux cartes. Mais le résultat de KB

est plus petit que KB Klasikal ( 75%<85%) Cela veut dire que le résultat de

test montre que l’apprentissage de la production orale avec les cartes des mots

est moins efficace.

Remerciement

Premièrement, je remercie Allah, je remercie mes parents qui me prient

toujours pour mes succés. Puis, je remercie mon frère qui me donne l’esprit à

finir mon mémoire. Ensuite je remercie mes professeurs madame Vivi et

madame Titin qui m’ont donné la motivation. Enfin, je remercie les lycéens

xvii

de la classe XI Ips 4 du SMA N 2 Demak. Et mes amis du programme de

pédagogie du français 2011.

Bibliographie

Arsyad, A (2011). Media Pembelajaran. Jakarta. PT Raja Grafindo

Persada.

Bellenger, Lionel. 1996. L’Expression Orale : Une approche nouvelle de la

parole expressive. Paris : ESF éditeur.

Eviyanti. 2012. “Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Prancisdengan

Menggunakan Jeux”.

Mahriyuni. 2008. “Penggunaan Teknik Permainan dalam

pengembangan kosakata untuk Meningkatkan Keterampilan

Berbicara Bahasa Prancis SMA N 2 Medan”.Universitas Negeri

Medan.

Sadiman, Arif. et al 2003. Media Pendidikan (Pengertian,

Pengembangan Dan Pemanfaatannya). Jakarta : Raja Grafindo

Persada.

Sopiawati.2010. “Efektifitas Teknik Permainan Ular Tangga dalam

Pembelajaran Bahasa Jepang”. Skripsi. Universitas Pendidikan

Indonesia.

xviii

DAFTAR ISI

JUDUL............................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ iii

PERNYATAAN ................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................... v

PRAKATA ........................................................................................ vi

SARI ................................................................................................... viiii

ABSTRAK.......................................................................................... ix

ARTICLE............................................................................................. x

DAFTAR ISI......................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xx

DAFTAR TABEL............................................................................... xxi

DAFTAR GAMBAR.......................................................................... xxii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah …..…………………………… 5

1.3 Tujuan Penelitian .....……………………………… 6

1.4 Manfaat Penelitian ….....…………………………… 6

BAB II LANDASAN TEORI………………………...…………....... 8

2.1 Kajian Pustaka………....…………............................... 8

2.2 Media Permainan Kartu Kata Bergambar..................... 10

2.3 Keterampilan Berbicara........……………..................... 20

xix

2.4 Kerangka Pikir........…………….................................. 29

2.5 Hipotesis ....................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN...................……………......…… 31

3.1 Pendekatan Penelitian ...................……………......….. 31

3.2 Variabel Penelitian .........…………......…..................... 31

3.3 Populasi dan sampel ...................……………............... 31

3.4 Metode Pengumpulan Data...........……………......….. 32

3.5 Instrumen Penelitian ...................……………..... ......... 32

3.6 Validitas dan Reliabilitias ...................……………...... 36

3.7 Pelaksanaan Penelitian................................................... 38

3.8 Sistem penelitian............................................................ 39

3.9 Kriteria Skor Penilaian................................................... 41

3.10Teknik Analisis Data................................................... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................... 46

4.1 Subjek Penelitian........……........................................... 46

4.2 Hasil Nilai test............................................................... 47

4.3 Analisis Data.................................................................. 48

4.4 Analisis Media Kartu Bergambar.................................... 50

BAB V PENUTUP............................................................................ ... 62

5.1 Simpulan.................................................................................... 62

5.2 Saran.......................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………… 64

LAMPIRAN

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran-lampiran

Lampiran 1 RPP

Lampiran 2 Instrumen Penelitian

Lampiran 3 Contoh transkrip berbicara

Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 5 Surat-surat

Lampiran 6 Dokumentasi

xxi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen........................................................... 33

Tabel 3.8 Sistem Penilaian................................................................ 39

Tabel 3.9 Kriteria Skor Penilaian ..................................................... 41

xxii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Gambar Media Pembelajaran ayah ............................. 51

Gambar 4.2 Gambar Media Pembelajaran Ibu................................ 52

Gambar 4.3 Gambar Media Pembelajaran saudara laki-laki........... 52

Gambar 4.4 Gambar Media Pembelajaran Saudara Perempuan....... 53

Gambar 4.5 Gambar Media Pembelajaran Ipar Perempuan............. 54

Gambar 4.6 Gambar Media Pembelajaran Keponakan................... 54

Gambar 4.7 Gambar Media Pembelajaran Kakek........................... 55

Gambar 4.8 Gambar Media Pembelajaran Orangtua....................... 56

Gambar 4.9 Gambar Media Pembelajaran Tante............................ 56

Gambar 4.10 Gambar Media Pembelajaran Paman......................... 57

Gambar 4.11 Gambar Media Pembelajaran Ipar Laki-laki.............. 57

Gambar 4.12 Gambar Media Pembelajaran Sepupu Laki-laki......... 58

Gambar 4.13 Gambar Media Pmbelajaran Nenek............................ 59

Gambar 4.14 Gambar Media Pembelajaran Kakek-Nenek.............. 59

Gambar 4.15 Gambar Media Pembelajaran Sepupu Perempuan....... 60

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan media komunikasi baik secara formal maupun

informal. Dalam era globalisasi saat ini, menguasai bahasa asing sangat penting.

Dengan menguasai bahasa asing, seseorang dapat dengan mudah bersosialisasi di

berbagai belahan dunia, untuk itu, pembelajaran bahasa asing salah satunya

bahasa Prancis sudah semakin diperhitungkan dalam dunia pendidikan. Tidak

hanya tingkat Perguruan Tinggi, namun juga tingkat Sekolah Menengah Atas

(SMA/SMK/MA).

Pada pembelajaran bahasa asing, misalnya bahasa Prancis ada empat

keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,

keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut

sangat penting dan saling berkaitan dalam pembelajaran bahasa Prancis.

Keterampilan berbicara merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa

yang harus dikuasai oleh para pembelajar bahasa Prancis karena berbicara juga

merupakan suatu media atau sarana untuk mengungkapkan isi pikiran lewat lisan.

(Semi dalam Cahyani 2008:01) berpendapat bahwa berbicara atau bercakap

memainkan peranan penting karena bahasa pada hakikatnya adalah bahasa lisan.

Berbicara merupakan kegiatan berinteraksi dan menyampaikan pesan dalam

kehidupan sehari-hari. Mengingat pentingnya peranan berbicara, maka dalam

pengajaran bahasa asing, termasuk bahasa Prancis, pengajaran

2

berbicara perlu disajikan sedemikian rupa agar dapat menarik dan dapat

merangsang siswa untuk aktif berbicara.

Selama ini, pembelajaran bahasa Prancis di Sekolah Menengah Atas

(SMA/SMK/MA) masih didominasi metode ceramah dan pemberian tugas. Pada

pembelajaran seperti ini, pengetahuan hanya mengalir dari satu arah, yaitu dari

guru kepada siswa, oleh karena itu tidak heran jika banyak siswa cenderung tidak

aktif dalam pelajaran tersebut.

SMA N 2 Demak merupakan lembaga pendidikan yang menjadikan bahasa

Prancis menjadi salah satu mata pelajaran yang diajarkan. Berdasarkan

pengalaman dan observasi, siswa tidak aktif dalam pelajaran bahasa Prancis salah

satunya pada saat pembelajaran berbicara dan siswa lebih banyak diam dan

cenderung malu saat diminta untuk menjawab pertanyaan menggunakan bahasa

Prancis. Dalam pembelajaran, guru juga lebih banyak menggunakan metode

ceramah, yaitu hanya dengan menjelaskan isi buku pegangan sesuai tema yang

diajarkan kemudian diberi tugas. Siswa mendengarkan apa yang guru ucapkan

kemudian siswa meniru mengucapkannya. Siswa hanya diberi tugas untuk

membuat kalimat atau teks kemudian menghafalkan di depan kelas pada evaluasi

pembelajaran berbicara. Menurut pengamatan, siswa lebih banyak diam dan tidak

menjawab ketika diminta mengungkapkan kata atau kalimat dalam bahasa Prancis

secara spontan. Misalnya saat ditanya menggunakan bahasa Prancis secara

spontan, siswa lebih banyak diam karena malu untuk mengungkapkan kalimat

dalam bahasa Prancis. Siswa merasa takut apabila salah dalam mengungkapkan

kalimat. Pembelajaran ini tidak berfokus pada keaktifan siswa dan bertolak

3

belakang dengan tujuan kurikulum yang masih digunakan di SMA N 2 Demak,

yaitu kurikulum 2013 yang mengutamakan pembelajaran berfokus pada siswa

dengan menggunakan langkah 5M yaitu : Mengamati, Menanya, Mengekplorasi,

Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan.

Fenomena yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa siswa lebih banyak

diam saat pembelajaran dan kurangnya variasi pembelajaran yang digunakan

untuk menunjang keaktifan siswa. Oleh karena itu, dalam pembelajaran bahasa

Prancis, salah satunya dalam pembelajaran berbicara, diperlukan variasi

pembelajaran yang meliputi teknik-teknik pembelajaran agar dalam proses belajar

mengajar tidak monoton dan lebih menyenangkan sehingga dapat menunjang

keaktifan siswa. Salah satu teknik adalah teknik permainan. Permainan merupakan

hal yang menyenangkan dan cenderung lebih diminati oleh anak-anak. Teknik

permainan juga melibatkan seluruh siswa dalam kelas untuk ikut bermain

sehingga menunjang siswa untuk lebih aktif dalam menerima pembelajaran.

Permainan menjadikan alasan untuk berbicara pada setiap kegiatan (Lewis

2012:110). Eviyanti (2012:110-111) dalam penelitiannya yang berjudul

“Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Prancis dengan Menggunakan Jeux”

mengungkapkan bahwa jeux (permainan) dapat menciptakan suasana santai dan

menyenangkan sehingga sedikit demi sedikit rasa malu dan takut salah

mengucapkan yang ada pada diri mereka dapat dihilangkan secara perlahan-lahan.

Pembelajaran bahasa Prancis tidak hanya diajarkan satu arah saja yaitu dengan

metode ceramah, tapi diperlukan teknik permainan yang dapat menunjang

keaktifan siswa, yaitu dengan berdialog atau tanya jawab. Teknik permainan yang

4

digunakan dalam penelitian ini adalah acak kata bergambar yaitu kata-kata

bergambar yang diacak oleh siswa kemudian dikembangkan menjadi suatu

kalimat yang sesuai dengan tema yang ditentukan kemudian disampaikan di depan

kelas. Teknik permainan dengan kartu kata bergambar dipilih secara acak oleh

dua siswa yang masing-masing sebanyak 1 buah kemudian dua siswa tersebut

melakukan tanya jawab atau dialog mengenai kartu yang telah dipilih. Misalnya

siswa A mendapatkan kartu dengan gambar seorang Ibu dan di bawahnya

ditambah dengan kata yang menunjukkan keterangan la mère, siswa A

mengajukan pertanyaan kepada siswa B yang memungkinkan terdapat dalam

gambar seperti a). Qui est-ce ? b). Comment s’appelle t-elle? c). Quelle est sa

profession ? d). Quelle âge a t-elle ?. Kemudian siswa B menjawab pertanyaan

siswa A seperti a). C’est ma mère b). Elle s’appelle Saidah c). Elle est chanteuse

d). Elle a 38 ans. Begitupun sebaliknya, siswa B mengajukan pertanyaan yang

memungkinkan terdapat dalam gambar yang telah dipilih kemudian siswa A

menjawab pertanyaan tersebut. Gambar yang digunakan adalah gambar yang

menunjukkan anggota keluarga dan memungkinkan siswa dapat menjawab

pertanyaan berkaitan dengan anggota keluarga masing-masing.

Pada penelitian ini, teknik permainan dilakukan untuk pembelajaran berbicara.

Tema kelas XI semester I adalah kehidupan keluarga (la vie familiale) dengan

materi memperkenalkan anggota keluarga (Présenter le membres de famille).

Teknik permainan kartu kata yang dilengkapi dengan gambar ini bertujuan untuk

memancing ide agar siswa dapat membuat kalimat sederhana secara lisan.

Menurut Wibawa dan Mukti (1992:27), gambar merupakan media pembelajaran

5

visual diam yang digunakan untuk memperjelas pembelajaran. Kartu kata

bergambar adalah kartu yang berisi kata-kata dan terdapat gambar (Jaruki,

2008:15). Indriana (2011:69) mengemukakan kelebihan kartu kata bergambar

yaitu mudah diingat karena kartu bergambar sangat menarik perhatian. Dari

penjelasan tersebut dapat diasumsikan bahwa media kata bergambar secara tidak

langsung memberikan rangsangan kepada siswa dalam menyusun kata-kata

kedalam kalimat karena media kata bergambar mudah diingat. Berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan oleh Pramestari (2011) dengan judul “ Keefektifan

Kartu dan kata Bergambar pada Pembelajaran Menulis Kalimat Sederhana Siswa

Kelas X Tunas Patria Ungaran” terbukti bahwa media kartu dan kata bergambar

efektif untuk pembelajaran menulis kalimat sederhana. Dengan demikian,

permainan acak kata bergambar dapat dijadikan solusi untuk pembelajaran

berbicara karena permainan dengan media visual, yaitu kata bergambar dapat

merangsang siswa untuk menyusun kalimat sederhana baik secara tulis maupun

lisan sekaligus dapat menunjang keaktifan siswa untuk bertanya jawab mengenai

gambar yang telah disediakan. Dengan latar belakang masalah diatas, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian kepada siswa kelas XI SMA N 2 Demak

dengan judul :

“Efektifitas Teknik Permainan Acak Kata Bergambar dalam Pembelajaran

Keterampilan Berbicara pada Siswa kelas XI SMA N 2 Demak”

1.2 Rumusan Masalah

Apakah permainan acak kata bergambar efektif untuk pembelajaran

keterampilan berbicara siswa kelas XI SMA N 2 Demak ?

6

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah untuk mengetahui:

Efektif atau tidaknya penggunaan teknik permainan acak kata bergambar

dalam pembelajaran keterampilan berbicara siswa kelas XI SMA N 2

Demak.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang penulis harapkan dalam penelitian ini yaitu : Bagi Jurusan

Pendidikan Bahasa Prancis UNNES

Mendapatkan informasi mengenai penggunaan teknik permainan acak kata

bergambar untuk pembelajaran berbicara.

Bagi Pengajar Bahasa Prancis

Dapat dijadikan alternatif dalam menentukan pilihan dan menetapkan teknik

pembelajaran yang digunakan, sehingga dapat mempermudah pembelajaran

keterampilan berbicara.

Bagi Siswa

Dapat membantu mengatasi kesulitan dalam pembelajaran berbicara sehingga

dapat memotivasi siswa dalam belajar.

Bagi Peneliti

1. Menambah wawasan serta pengalaman mengenai penggunaan teknik

permainan acak kata bergambar dalam pembelajaran berbicara.

2. Dengan penelitian ini diharapkan penulis dan tenaga pengajar lainnya

dapat mengaplikasikan serta menemukan beberapa metode yang baru

7

untuk pembelajaran berbicara bahasa Prancis sehingga dapat penulis

aplikasikan untuk menjadi calon pengajar yang akan datang.

Bagi Peneliti Lainnya

Dapat menjadi referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian.

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

Pada bab ini dipaparkan sejumlah teori yang terdapat dalam berbagai sumber.

Teori-teori tersebut mencakup teori tentang pengertian Media Permainan Kartu

Kata Bergambar yang meliputi pengertian Media Pembelajaran, Fungsi Media

Pembelajaran, Jenis dan Klasifikasi Media Pembelajaran, Kriteria Pemilihan

Media Pembelajaran, Keunggulan Permainan sebagai Media Pembelajaran, Kartu

Acak Kata Bergambar. Teori tentang Keterampilan berbicara yang meliputi

Definisi Berbicara, Jenis-jenis tes berbicara dan Materi keterampilan berbicara

serta Kerangka Berpikir dan Hipotesis.

2.1 Kajian Pustaka

Beberapa penelitian yang telah dilakukan dan dapat dijadikan sebagai kajian

dalam penelitian ini adalah penelitian dari: Mahriyuni (2008) dan Yani (2012).

Penelitian pertama yang berjudul “Penggunaan Teknik Permainan dalam

pengembangan kosakata untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa

Prancis SMA N 2 Medan” oleh Mahriyuni (2008). Mengungkapkan bahwa hasil

penelitian menunjukkan peningkatan dalam setiap siklusnya, yaitu siklus I yang

awalnya 62,21 nilai rata-rata siswa masih dalam kategori kurang pada siklus II

mengalami peningkatan yaitu 76 yang dikategorikan pada level cukup, dan terjadi

peningkatan pada siklus III yaitu nilai rata-rata siswa yang mencapai 82,58 yang

berada pada level baik. Hasil penelitian ini adalah siswa mengalami peningkatan

yang signifikan mengenai keterampilan berbicara bahasa Prancis dengan

9

menggunakan teknik permainan oleh karena itu teknik permainan merupakan

salah satu teknik pengajaran yang tepat diterapkan dalam mata pelajaran bahasa

Prancis SMA N 2 Medan.

Penelitian kedua yang berjudul “Teknik Acak kata Berbasis Gambar dalam

Pembelajaran Berbicara Bahasa Prancis” oleh Yani (2012). Mengemukakan

bahwa hasil penelitian menunjukkan peningkatan nilai rata-rata pada siklus I, II,

dan III yaitu 75.83 (cukup), 80.00 (baik), dan 89.20 (sangat baik). Dari hasil

penelitian tersebut dapat dibuktikan bahwa penerapan teknik acak kata berbasis

gambar dapat meningkatkan penguasaan kosakata dalam berbicara bahasa Prancis

mahasiswa semester III.

Relevansi kedua penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada

penerapan teknik permainan dengan metode kata bergambar, sedangkan

perbedaannya adalah (1) hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahriyuni dan Yani

adalah penerapan permainan dan teknik acak kata berbasis gambar untuk

meningkatkan penguasaan kosakata, sedangkan penelitian ini adalah untuk

meningkatkan keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Prancis dan

untuk menunjang keaktifan siswa dalam pembelajaran bahasa Prancis. (2) subyek

penelitian Yani adalah mahasiswa semester III dan penelitian Mahriyuni adalah

siswa kelas X SMA N 2 Medan sedangkan penelitian ini adalah siswa kelas XI

SMA N 2 Demak.

10

2.2 Media Permainan Kartu Kata Bergambar

Kegiatan belajar mengajar akan lebih meyenangkan jika dilakukan

menggunakan bantuan media pembelajaran sebagai penyampai materi. Media

permainan kartu acak kata bergambar adalah salah satu media yang dapat

dijadikan alat sebagai penyampai materi untuk pembelajaran bahasa Prancis.

2.2.1 Hakikat Media Pembelajaran

Media pembelajaran mempunyai peranan yang penting dalam proses kegiatan

belajar mengajar. Dengan adanya media, proses kegiatan belajar mengajar semakn

dirasakan manfaatnya. Pemggunaan media diharapkan akan menimbulkan

dampak positif, seperti timbulnya proses pembelajaran yang lebih kondusif,

terjadi umpan balik dalam proses belajar mengajar, dan mencapai hasil yang

optimal. Berbicara mengenai media, tentu memiliki cakupan yang luas. Oleh

karena itu, masalah media akan dibatasi ke arah yang relevan dengan

pembelajaran yaitu media pembelajaran.

Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang

secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang

dapat menyalurkan informasi dari sumber kepada penerima (Hairudin 2008:7).

Gagne yang dikutip oleh Wijaya (1991:137) berpendapat bahwa media adalah

berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk

belajar. Jadi, media pembelajaran adalah media yang digunakan pada proses

pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dan siswa agar tujuan

pengajaran tercapai. Dalam Depdiknas (Hairudin 2008:7) juga menyatakan bahwa

11

media pembelajaran adalah media pendidikan yang secara khusus digunakan

untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang sudah dirumuskan.

Kehadiran media pembelajaran dalam proses pengajaran diharapkan dapat

menyentuh aspek-aspek psikologis sehingga terjadi proses belajar mengajar dalam

diri siswa tersebut. Seperti pendapat Sadiman (2003:102), media pembelajaran

adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari

pengirim pesan ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran perasaan, serta

perhatian siswa agar proses belajar terjadi.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

merupakan suatu bentuk peralatan, metode, atau teknik yang digunakan untuk

menyalurkan pesan, membantu mempertegas bahan pelajaran, sehingga dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar.

Dalam hal ini penerima pesan adalah siswa, jadi sebaiknya dalam pembelajaran

bahasa asing khususnya bahasa Prancis tidak lepas dari penggunaan media.

2.2.2 Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran sebenarnya alat bantu yang berguna bagi pendidik dalam

membantu menyampaikan isi materi. Secara umum, media pembelajaran

berfungsi mengarahkan siswa untuk memperoleh berbagai pengalaman belajar.

Pengalaman belajar tergantung adanya interaksi siswa dengan media. Dengan

penggunaan media yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, tentunya

akan mempertinggi hasil belajar.

Menurut Kemp dan Dayton (Indriana, 2011:48), media dalam pembelajaran

memiliki manfaat antara lain :

12

1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih mencapai standar.

2) Pembelajaran menjadi lebih menarik.

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif.

4) Dengan menerapkan teori belajar, waktu pembelajaran dapat

dipersingkat.

5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan dan dimanapun

diperlukan.

7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses

pembelajaran dapat ditingkatkan.

Dengan demikian media pembelajaran dapat dijadikan sarana untuk

menyampaikan isi materi.

2.2.3 Jenis dan Klasifikasi Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan komponen instruksional yang meliputi pesan,

teknik latar, dan peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh kedalam dunia

pendidikan ini, laju perkembangan teknologi yang maju, media pembelajaran

tampil dalam berbagai jenis. Dari sinilah timbul klasifikasi dan pengelompokkan

media pembelajaran.

Menurut Rudy Brezt dalam (Indriana 2011:55), media pengajaran itu

mempunyai bentuk informasi yaitu suara, gambar, cetakan, grafik, garis, dan

gerakan. menurut Briggs (Arsyad 2002) le média d’apprentissage est la facilité

physique pour transmettre les matières soit des livres, des films, des video, et des

image.

Menurut Hastuti (Djuanda 2006:103), media pembelajaran dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu media visual yang di yang diproyeksikan. Contoh

media visual yang diproyeksikan yaitu :

13

1) Gambar diam seperti foto, gambar, majalah, lukisan.

2) Gambar seri.

3) Wall cart seperti gambar, denah atau bagan yang biasa

digantungkan didinding.

4) Flash chard berisi kata-kata bergambar untuk mengembangkan

kosakata.

Klasifikasi media melalui bentuk dan cara penyajiannya, maka format

klasifikasi media pengajaran secara umum adalah:

1) Media visual yang meliputi media grafis, bahan cetak, dan

gambar diam.

2) Media proyeksi diam yang meliputi OHP/OHT, opaque projector,

slide, dan filmstrip.

3) Media audio yang meliputi media radio, media alat perekam pita

magnetik.

4) Media audio visual diam yang meliputi media sound slide (slide

suara), film strip bersuara, dan halaman bersuara.

5) Media film, televisi, dan multimedia.

Menurut Harjanto (2005:243-244) ada dua alasan media pendidikan dapat

berkenaan dengan manfaat media pendidikan, dalam proses belajar siswa, yang

pertama yaitu :

1) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat

lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa

menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

2) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata

konumikasi verba melalui penuturan kata-kata oleh guru,

sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga

apalagi bila guru mengajar setiap jam pelajaran.

14

3) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Sebab tidak

hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain

seperti mengamati, melakukan latihan, mendemonstrasikan, dll.

4) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

Alasan kedua adalah taraf berfikir manusia mengikuti perkembangan, dimulai

dan berfikir sederhana menuju berfikir kompleks. Penggunaan media erat

kaitannya dengan tahapan berfikir tersebut, sebab melalui media pendidikan hal-

hal yang abstrak dapat dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat

disederhanakan.

Media pembelajaran dapat dibagi menjadi :

1) Media yang didengar (auditory), misalnya radio dan tape

recorder;

2) Media yang dapat dilihat (visual), misalnya kartu dan gambar;

3) Media yang didengar dan dilihat (auditory dan visual), misalnya

film, video, dll;

4) Media permainan (games) misalnya teka-teki, scrabble, acak

kata.

Berdasarkan beberapa klasifikasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa

media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggabungkan

antara media permainan (games) dengan media yang dapat dilihat (visual) yaitu

teknik permainan acak kata bergambar .

2.2.4 Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Menentukan dan memilih media yang terbaik dalam proses belajar dan

mengajar merupakan sesuatu yang penting. Namun, hal ini kadang

15

membingungkan bagi para pendidik, tetapi di sisi lain juga merupakan moment

untuk penilaian kreatifitas mereka. Connel dalam (Indriana 2011:27) menyatakan

dengan tegas agar menggunakan media yang memiliki kesuaian dengan kebutuhan

belajar. Dengan demikian, secara sederhana media apa pun dapat digunakan

dalam aktivitas belajar mengajar asalkan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan

pengajaran itu sendiri.

Sudjana (2009:103) mengemukakan beberapa kriteria dalam memilih media

pembelajaran, sebagai berikut :

1) Ketepatan dengan tujuan pembelajaran.

2) Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran. Adanya media

pembelajaran akan lebih mudah dipahami siswa.

3) Media yang digunakan mudah diperoleh, murah, sederhana dan

praktis penggunaannya.

4) Keterampilan guru dalam menggunakan media dalam proses

pembelajaran.

5) Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut

dapat bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran berlangsung.

6) Sesuai dengan taraf berpikir siswa

Hafni (Hairudin 2008:7) mengemukakan bahwa media yang akan dipilih

hendaknya memiliki karakteristik yaitu relevan dengan tujuan, sederhana,

esensial, menarik dan menantang. Jadi secara umum kriteria pemilihan media

pembelajaran dapat dikelompokkan:

1) Kesesuaian dengan tujuan pengajaran.

2) Kesesuaian dengan materi yang diajarkan.

3) Kesesuaian dengan fasilitas pendukung, kondisi lingkungan dan

waktu.

16

4) Kesesuaian dengan karakteristik siswa.

5) Kesesuaian dengan gaya belajar siswa.

Dari beberapa penjelasan mengenai kriteria media pembelajaran tersebut dapat

disimpulkan bahwa permainan acak kata bergambar sesuai untuk pembelajaran

berbicara bahasa Prancis. Hal ini dapat dilihat dari kesesuaian dengan tujuan

pembelajaran yang didalamnya disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.

Alat yang digunakan pun sangat sederhana yaitu hanya dengan kartu persegi yang

didalamnya terdapat gambar dan kata-kata yang digunakan untuk memperjelas

gambar. Teknik permainan yang digunakan juga sangat sederhana yaitu siswa

secara berpasangan mengambil kartu kata masing-masing kemudian dilakukan

tanya jawab secara bergantian mengenai gambar yang terdapat dalam kartu.

2.2.5 Keunggulan Permainan Sebagai Media Pembelajaran

Permainan sebagai salah satu media pendidikan sangat dianjurkan oleh para

ahli psikologi karena sangat bermanfaat bagi perkembangan kognitif dan kreatif

anak didik.

Menurut Huizinga dalam Sopiawati (2010:135) menyebutkan bahwa :

“ Le jeu est une action ou une activité volontaire, accomplie dans certaines

limites fixées de temps et de lieu, suivant une règle librement consentie mais

complètement impérieuse, pourvue d’une fin de soi, accompagnée d’un sentiment

de tension ou de joie, et d’une conscience d’être”.

(Permainan adalah sebuah aksi atau kegiatan sukarela, dilakukan dalam batas

waktu dan tempat tertentu, diikuti dengan sebuah aturan yang bebas namun

menarik, berakhir pada waktu tersebut, diiringi dengan perasaan senang dan rasa

tegang).

17

http://www.bahasaarabsdit.com/2009/07/inovasi-pembelajaran-dengan-

metode.html sebagai media pendidikan, permainan mempunyai beberapa

kelebihan, yaitu :

1) Permainan adalah sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan,

sesuatu yang menghibur dan menarik.

2) Permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif dari siswa

untuk belajar.

3) Permainan dapat memberikan umpan balik langsung.

4) Permainan memungkinkan siswa untuk memecahkan masalah-

masalah yang nyata.

5) Membantu siswa meningkatkan kemampuan komunikatifnya.

6) Membantu siswa yang sulit belajar dengan metode tradisional.

7) Mainan bersifat luwes, dapat dipakai untuk berbagai tujuan

pendidikan. Permainan dapat dengan mudah dibuat dan

diperbanyak.

Sedangkan menurut Ruswandi (2004:7) dalam buku games for islamic

mentoring, teknik permainan memiliki beberapa keunggulan:

1) Singkat karena waktu yang digunakan bisa di minimalisasikan.

2) Tidak membutuhkan biaya yang besar.

3) Partisipatif, games melibatkan siswa baik secara fisik (termasuk

pergerakan) maupaun fisiologis (seperti perhatian secara mental

dan

visual). Games membantu perhatian siswa dan membuat mereka

berfikir, bereaksi, dan tertawa.

4) Menggunakan alat bantu (media), games melibatkan penggunaan

alat-alat sederhana untuk menambah kesan realistis pada kegiatan.

5) Beresiko rendah, tingkat keberhasilan games cukup tinggi bila

dilakukan sesuai dengan cara yang benar dan profesional.

18

6) Adaptasi yang mudah, games dapat disesuaikan dengan beragam

situasi dan penekanan pada poin-poin yang berbeda. Bahkan

games juga dapat dimodifikasi tanpa menghilangkan kesan dan

karakter aslinya.

Huizinga dalam (Sopiawati 2010:136) juga mengemukakan keunggulan

permainan dalam pembelajaran yaitu :

“Le jeu permet de proposer une grande variété de situations motivantes et

familières, de modifier le rythme d’un cours et de relancer l’intérêt des

apprenants, d’apporter aux apprenants un moment où ils s’approprient l’action,

de faire répéter et réutiliser de façon naturelle des structures, du vocabulaire,

d’améliorer les compétences de prononciation et de compréhension par une mise

de situation, d’obtenir une attention et une implication de l’ensemble des

apprenants, et de faire participer les apprenants timides ou anxieux.”

(Permainan memberikan berbagai macam situasi yang memotivasi dan nyaman,

mengubah ritme pembelajaran dan memberikan ketertarikan bagi para pembelajar,

membawa pembelajar ke dalam situasi di mana mereka beraksi, mengulangi dan

mempelajari kembali cara alami bentuk, kosakata, meningkatkan kemampuan

pelafalan dan pemahaman dalam sebuah situasi, meraih perhatian dan keterlibatan

pembelajar, serta mengikutsertakan pembelajar yang pemalu atau pembelajar yang

merasa cemas).

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar

mengajar, permainan untuk meningkatkan pembelajaran adalah bersifat positif.

Dengan media permainan dalam pembelajaran siswa merasa tertarik dan

tertantang untuk lebih mengetahui materi pembelajaran.

Teori-teori tersebut berhubungan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan

yaitu dengan menggunakan media permainan sebagai penyampai materi. Dari

berbagai teori tersebut telah dikemukakan beberapa keunggulan mengenai teknik

permainan dalam pembelajaran, hal ini dapat memperkuat argumen mengenai

19

keefektifan media permainan yang akan peneliti lakukan dalam pembelajaran

berbicara bahasa Prancis.

2.2.6 Kartu Kata Bergambar

Kartu yang dalam aplikasinya memiliki berbagai variasi dan ukuran

merupakan alat bantu ajar yang praktis, selembar kartu dapat dibuat dari kertas

biasa (HVS), karton manila, atau kertas cover Soetopo (2009:25).

Kartu kata bergambar menurut Wibawa dan Mukti dalam (Wahyuningsih

2014:9) adalah kartu yang berisi kata-kata, gambar atau kombinasi dan dapat

digunakan untuk mengembangkan perbendaharaan kata-kata dalam mata pelajaran

bahasa pada umumnya dan bahasa asing pada khususnya. Begitu pula menurut

House dalam (Wahyuningsih 2014:10) juga mengemukakan bahwa kartu kata

bergambar adalah kartu yang berukuran 12x8cm, yang berisi kata, gambar atau

kombinasinya.

Susanto (2011:108), mengemukakan bahwa kartu kata bergambar adalah

kartu-kartu bergambar yang dilengkapi kata-kata. Arsyad (2011:119-120),

mengemukakan bahwa kartu kata bergambar adalah kartu kecil yang berisi

gambar, teks, atau tanda simbol yang mengingatkan dan menuntun siswa kepada

sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu.

Adapun kelebihan dalam kartu kata bergambar menurut Indriana (2011:69),

yaitu:

1) Mudah dibawa ke mana-mana.

2) Praktis dalam membuat dan menggunakannya, sehingga kapan

pun anak didik bisa belajar dengan baik menggunakan media ini.

20

3) Gampang diingat karena karakteristik media flashcard adalah

menyajikan pesan-pesan pendek pada setiap kartu yang disajikan.

Sajian pendek ini akan memudahkan siswa untuk mengingat

pesan-pesan tersebut. Kombinasi antara gambar dan teks cukup

memudahkan siswa untuk mengenali suatu konsep.

4) Menyenangkan sebagai media pembelajaran, bahkan bisa

digunakan dalam permainan.

Dalam penelitian ini, kartu kata yang digunakan adalah kartu persegi panjang

dengan bahan kertas karton yang didalamnya terdapat gambar dan kata-kata untuk

memperjelas gambar.

2. 3 Keterampilan Berbicara

Dalam pembelajaran bahasa, ada empat keterampilan yaitu Berbicara,

Menulis, Menyimak, dan Membaca. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai

adalah keterampilan berbicara.

2.3.1 Definisi Berbicara

Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa dalam kehidupan

sehari-hari. Seseorang lebih sering memilih berbicara untuk berkomunikasi,

karena komunikasi lebih efektif jika dilakukan dengan berbicara. Berbicara

memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa ahli bahasa

telah mendefinisikan pengertian berbicara, diantaranya sebagai berikut.

Tarigan (1986: 3) mengemukakan bahwa berbicara adalah kemampuan

seseorang dalam mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata yang

21

bertujuan untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,

gagasan dan perasaan orang tersebut.

Bellenger (1996:110) bahwa “l’expression orale est un aiguillon capital de

plusieurs enjeux de la vie : la qualité de nos relations humaines, la mise en valeur

de notre compétence professionnelle, notre propre développement personnel

comme notre équilibre psychique, notre ascendant et notre aptitude à persuader”.

(Menurut Bellenger, ungkapan lisan adalah suatu yang sangat pokok di dalam

kehidupan : mutu hubungan antarmanusia, peningkatan tentang keahlian

profesional kita, pengembangan pribadi kita sendiri sebagai pertimbangan

kekuatan batin kita, yang mempengaruhi kita dan pancaindera yang kita miliki.

Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan di atas, dapat

disimpulkan bahwa berbicara adalah sesuatu yang sangat pokok yang berupa

kemampuan seseorang untuk bercakap-cakap dengan mengujarkan bunyi-bunyi

bahasa untuk menyampaikan pesan berupa ide, gagasan, maksud, atau perasaan,

untuk melahirkan interaksi dengan orang lain.

2.3.2 Tes Keterampilan Berbicara

Tes atau evaluasi tak pernah luput dari kegiatan belajar mengajar. Tes

dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa setelah dilakukan pembelajaran.

Masing-masing tes yang dilakukan disesuaikan dengan ketentuan dan jenis-jenis

tes, termasuk dalam tes berbicara.

Jenis-jenis tes berbicara menurut Nurgiyantoro (2012:401) adalah :

1. Berbicara berdasarkan gambar

Untuk mengungkapkan kemampuan berbicara pembelajar dalam suatu bahasa,

gambar dapat dijadikan rangsang pembicaraan yang baik. Rangsang yang berupa

gambar sangat baik untuk dipergunakan anak-anak usia sekolah dasar maupun

22

pembelajar bahasa asing pada tahap awal. Rangsang gambar yang dipakai sebagai

rangsang berbicara dikelompokkan kedalam gambar objek dan gambar cerita.

Gambar objek merupakan gambar tentang objek tertentu yang berdiri sendiri

seperti binatang, kendaraan, pakaian, alam, dan lain-lain. Sedangkan gambar

cerita adalah gambar susun yang terdiri dari sejumlah panel gambar yang saling

berkaitan yang secara keseluruhan membentuk sebuah cerita.

2. Berbicara berdasarkan rangsangan suara

Tugas berbicara berdasarkan rangsang suara yang lazim dipergunakan adalah

suara yang berasal dari siaran radio atau rekaman yang disengaja dibuat untuk

maksud itu.

3. Berbicara berdasarkan rangsang suara visual dan suara

Berbicara berdasarkan rangsang visual dan suara merupakan gabungan antara

berbicara berdasarkan gabungan gambar dan suara di atas. Namun, wujud visual

yang dimaksud sebenarnya lebih dari sekedar gambar. Contoh rangsang yang

dimaksud yang paling banyak dikenal adalah siaran televisi, video, dll.

4. Bercerita

Tugas cerita yang dimaksud disini ada kemiripan dengan tugas bercerita

berdasarkan rangsang diatas, namun lebih luas cakupannya. Rangsang yang

dijadikan bahan untuk bercerita dapat berupa buku yang sudah dibaca, berbagai

cerita (fiksi dan cerita lama), berbagai pengalaman dll.

5. Wawancara

Wawancara merupakan teknik yang paling sering dipergunakan untuk menilai

kompetensi berbicara seseorang dalam suatu bahasa, khususnya bahasa asing yang

23

dipelajarinya. Wawancara biasanya dilakukan terhadap seorang pembelajar yang

kompetensi bahasa lisannya, bahasa target yang sedang dipelajarinya, sudah

cukup memenuhi sehingga memungkinkan untuk mengungkapkan pikiran dan

perasaannya dalam bahasa itu.

6. Berdiskusi dan debat

Tugas berbicara yang dimasukkan dalam bagian ini adalah berdiskusi, berdebat,

berdialog, dan seminar.

7. Berpidato

Dilihat dari segi kebebasan peserta didik memilih bahasa untuk mengungkapkan

gagasan, berpidato, mempunyai persamaan tugas dengan bercerita. Dalam

kaitannya dengan pembelajaran (dan tes ) bahasa di sekolah, tugas berpidato dapat

berwujud permainan simulasi.

Dalam penelitian ini, menggunakan jenis berbicara pada poin yang pertama

yaitu Berbicara berdasarkan gambar, karena metode yang digunakan adalah teknik

acak kata bergambar. Siswa dapat berbicara menggunakan rangsangan gambar.

2.3.3 Kriteria Penilaian Keterampilan Berbicara

Evaluasi atau penilaian keterampilan berbicara juga tak lepas dari berbagai

aspek atau kriteria penilaian.

Menurut tagliante (2005:65-66), ada beberapa aspek yang dapat dinilai dalam

keterampilan berbicara, yaitu :

1. Le fond (dasar)

Bagian ini yang paling penting dalam keterampilan berbicara.

24

1) Les idées, les informations, l’argumentation (isinya jelas, gagasan-

gagasannya menarik)

2) La structure, l’organisation du message (pesan yang disampaikan logis)

3) Le langage (kebenaran atau ketepatan kata)

2.La forme (bentuk)

Bagian inilah yang paling sulit untuk dievaluasi. Penguji harus

menghargainya. Bagian ini meliputi :

1) L’attitude générale, la gestuelle

Sikap tidak kaku, tenang atau santai, wajah expressif

2) La voix, le volume, l’articulation, le débit, la fluidité, la spontanité

Suara, volume, artikulasi, cara mengucapkan (jelas), kelancaran

3) Le regard, les pauses, les silences

Pandangan mata, jeda, keadaan diam

4) d. La capacité à interagir

Aspek ini menilai kemampuan untuk berinteraksi secara lisan dalam

pembentukan makna

3.La prononciation (pengucapan)

Adapun kriteria penilaian keterampilan berbicara (la production orale)

berdasarkan tingkatan (niveaux) A1 menurut Tagliante (2005:68), yaitu :

25

Tabel 2.3.3 Tabel Kriteria Penilaian Keterampilan Berbicara

Comprehensi

on de la

consigne

0 0,5 1

Performance

globale

(peut

présenter les

membres de

famille.

À partir des

cartes sur

lesquelles

figurent des

mots et des

images. Peut

poser des

questions et

répondre aux

questions).

0 0,5 1 1,5 2

Structures

simples

correctes

(peut utiliser

de façon

limitée des

structures très

simples

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3

Lexique

approprié

(peut utiliser

un répertoire

élémentaire

de mots et

d’expressions

isolés relatifs

à des

situations

0 0,5 1 1,5 2

26

concrètes).

Correction

phonetique

(peut

prononcer de

manière

comprèhensib

le un

répertoire

limité

d’expression

mémoirisées.

0 0,5 1 1,5 2

Dari kriteria penilaian keterampilan berbicara diatas, peneliti menggunakan

kriteria penilain berdasarkan tingkataan (niveau) A1 karena sebagian besar kriteria

penilaian yang terdapat dalam rubrik penilaian A1 juga terdapat dalam kriteria

penilaian kterampilan berbicara yang sebelumnya dikemukakan oleh Tagliante.

Peneliti menggunakan penilaian berbicara tingkatan A1 karena siswa SMA

termasuk dalam kategori pembelajar bahasa asing tingkat pemula yang masuk

dalam tingkatan (niveau) A1.

2.3.4 Materi keterampilan berbicara

Pada penelitian ini, teknik permainan dilakukan untuk pembelajaran berbicara.

Tema kelas XI semester 1 adalah kehidupan keluarga dengan Kompetensi dasar

4.2 yaitu :

“Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk mengungkapkan cara

memberitahu dan menanyakan fakta, dan perasaan serta sikap dalam meminta dan

menawarkan barang dan jasa terkait topik kehidupan keluarga (la vie familiale)

27

dan kehidupan sehari-hari (la vie quotidienne) dengan memperhatikan unsur

kebahasaan dan struktur dalam teks secara benar dan sesuai konteks.”

Materi yang digunakan adalah memperkenalkan anggota keluarga (Présenter les

membres de famille) yang meliputi :

1. Tâche (tugas/pekerjaan)

Siswa melakukan dialog atau tanya jawab mengenai kehidupan

keluarga ( la vie familiale) dengan menggunakan media acak kata

bergambar.

2. Alat atau media

Menggunakan permainan acak kata bergambar yaitu kartu kata

bergambar yang diacak dipilih dan dijadikan bahan untuk pembelajaran.

3. Kegiatan yang dilakukan

Melakukan dialog atau tanya jawab mengenai gambar yang

terdapat dalam kartu yang dilengkapi dengan kata untuk mempertegas

gambar. Verba yang digunakan untuk bertanya jawab meliputi :

1) Nom (nama) Menggunakan kata kerja S’appeler

2) Âge (umur) Menggunakan kata kerja Avoir

3) Profession (pekerjaan) Menggunakan kata kerja Être

4) Adresse (alamat) Menggunakan kata kerja Habiter

4. Materi pembelajaran

1) Susunan dalam membuat kalimat

2) Kosakata mengenai pekerjaan (profession), anggota keluarga

(les membres de famille)

28

3) Penggunaan kata ganti orang (pronom sujet) dan adjectiv

possesif

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah teknik permainan dengan

konsep tanya jawab. Dua orang siswa maju kedepan kelas kemudian memilih

kartu yang sudah diacak, kartu tersebut menjadi bahan untuk bertanya jawab.

Misalnya seorang siswa mendapat sebuah kartu bergambar

LE PÈRE

Siswa A yang mendapat kartu tersebut dapat bertanya kepada siswa B seputar

isi gambar tersebut begitu juga sebaliknya, siswa B mengajukan pertanyaan

kepada siswa A seputar gambar yang di dapat. Seperti :

A : Qui est-ce ?

B : C’est mon père

A : Comment s’appelle-t-il ?

B : Il s’appelle Junaedi

A : Quelle est sa profession ?

B : Il est jurnaliste

A : Quel âge a-t-il ?

29

B : Il a 40 ans

A : Où habite-t-il ?

B : Il habite à Jakarta

Gambar yang digunakan adalah gambar yang menunjukkan anggota keluarga

dan memungkinkan siswa dapat menjawab pertanyaan berkaitan dengan anggota

keluarga masing-masing.

2.4 Kerangka Pikir

Keterampilan berbicara merupakan salah satu dari empat keterampilan

berbahasa yang harus dikuasai oleh para pembelajar bahasa Prancis karena

berbicara juga merupakan suatu media atau sarana untuk mengungkapkan isi

pikiran lewat lisan. Mengingat pentingnya peranan berbicara, maka dalam

pengajaran bahasa asing, khususnya bahasa Prancis, pengajaran berbicara perlu

disajikan sedemikian rupa agar dapat menarik dan dapat merangsang siswa untuk

aktif berbicara.

Dalam penelitian ini dicobakan model pembelajaran dengan teknik permainan

acak kata bergambar mengandung pengertian suatu cara untuk melakukan sesuatu

pilihan kata yang di perjelas dengan gambar agar lebih mudah dipahami. Teknik

permainan yang digunakan dalam penelitian ini adalah acak kata bergambar yaitu

kata-kata bergambar yang diacak oleh siswa kemudian dikembangkan menjadi

suatu kalimat yang sesuai dengan tema yang ditentukan kemudian disampaikan di

depan kelas. Teknik permainan dengan kartu kata bergambar dipilih secara acak

oleh dua siswa yang masing-masing sebanyak 1 buah kemudian dua siswa

tersebut melakukan tanya jawab atau dialog mengenai kartu yang telah dipilih.

30

Misalnya siswa A mendapatkan kartu dengan gambar seorang Ibu dan di

bawahnya ditambah dengan kata yang menunjukkan keterangan la mère, siswa A

mengajukan pertanyaan kepada siswa B yang memungkinkan terdapat dalam

gambar seperti a). Qui est-ce ? b). Comment s’appelle t-elle? c). Quelle est sa

profession ? d). Quelle âge a t-elle ?. Kemudian siswa B menjawab pertanyaan

siswa A seperti a). C’est ma mère b). Elle s’appelle Saidah c). Elle est chanteuse

d). Elle a 38 ans. Begitupun sebaliknya, siswa B mengajukan pertanyaan yang

memungkinkan terdapat dalam gambar yang telah dipilih kemudian siswa A

menjawab pertanyaan tersebut. Gambar yang digunakan adalah gambar yang

menunjukkan anggota keluarga dan memungkinkan siswa dapat menjawab

pertanyaan berkaitan dengan anggota keluarga masing-masing.

Dalam penelitian ini, teknik permainan acak kata sangat memungkinkan untuk

dijadikan media pembelajaran keterampilan berbicara karena didalam kartu kata

tersebut terdapat kata yang diperjelas dengan gambar sehingga siswa mampu

mengimajinasikan dan mengkonsep apa yang ada dalam pikiran sebelum

menuangkan menjadi kalimat lisan. Dengan adanya gambar, siswa bisa lebih

mudah mengungkapkan apa yang terkonsep didalam pikiran.

2.5 hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis penelitian ini adalah : “Teknik Permainan

Acak Kata Bergambar efektif dalam pembelajaran berbicara

bahasa Prancis di SMA N 2 Demak”

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian ini berdesain “One

Shot Case Study” yaitu desain yang terdapat suatu kelompok diberi treatment/

perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Menurut Sugiono (2011:94)

pengujian hipotesis deskriptif (satu sampel) pada dasarnya merupakan proses

pengujian generalisasi hasil penelitian yang didasarkan satu sampel. Dalam

Penelitian ini variabel penelitiannya bersifat mandiri, oleh karena itu hipotesis

penelitian tidak terbentuk perbandingan ataupun hubungan antar dua variabel atau

lebih. Nilai tes siswa menggunakan patokan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 75.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian. Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu

variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas adalah model pembelajaran

Teknik Permainan Acak Kata Bergambar, sedangkan variabel terikat adalah

variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel terikatnya adalah kemampuan berbicara bahasa Prancis.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA N 2 Demak.

Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IPS 4 yang

32

berjumlah 28 siswa karena di SMA N 2 Demak hanya kelas XI IPS 4 yang

mendapat mata pelajaran bahasa Prancis.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu cara untuk memperoleh data-data

yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian. Metode yang digunakan ini berupa

metode dokumentasi dan metode tes.

3.4.1 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data

mengenai daftar siswa kelas XI IPS 4 SMA N 2 Demak, yang akan diperlukan

dalam penelitian.

3.4.2 Metode Tes

Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengambil data tentang

kemampuan berbicara kelas XI IPS 4 SMA N 2 Demak setelah menggunakan

model pembelajaran Teknik Permainan Acak Kata Bergambar. Tes akan

dilakukan sebelum dan sesudah model pembelajaran Teknik Permainan Acak

Kata Bergambar digunakan dalam pembelajaran.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes mengenai

kemampuan berbicara yaitu dengan meminta siswa mempresentasikan anggota

keluarga masing-masing yang akan dilakukan secara berdialog namun dinilai

secara subjektif.

33

Tes hanya dilakukan satu kali yaitu berupa test yang digunakan untuk

mengetahui kemampuan berbicara siswa sesudah pembelajaran penggunakan

model Teknik Permainan Acak Kata Bergambar.

Adapun tes yang digunakan tertuang dalam kisi-kisi berikut :

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen

Variabel Sub-variabel Jenis tes

Kemampuan berbicara

siswa dengan

menggunakan Teknik

Permainan Acak Kata

Bergambar.

Kehidupan Keluarga (La Vie

Familiale)

Sub tema : memperkenalkan

anggota keluarga ( Présenter

les membres de famille).

Grammaire : être, s’appeller,

habiter, avoir,Adjectif possesif

(votre, notre, vos, nos, leur,

leurs) .ne.... pas.

Penggunaan kata ganti orang

(pronom sujet).

Temps du présent.

Konjugasi verbe –er.

Vocabulaire :

1. Les noms des

membres de famille

(kosakata mengenai

anggota keluarga)

grand-père, grand-

mère, père, mère, frère,

sœur, oncle, tante,

cousin, cousine, etc.

2. Les noms des

professions ( kosakata

mengenai pekerjaan

3. Angka untuk

menjelaskan usia (âge)

4. Les adjectifs

qualificatifs (beau,

belle, grand, petit,

dialog

34

mince, gros)

Acte de parole :

1. présenter la famille

2. poser des questions sur

les membres de famille,

la profession, l’age, les

adjectifs qualificatifs

3. parler de la profession,

l’âge, l’addresse, les

adjectifs qualificatifs

4. conjuguer le verbes

(présenter, être,

s’appeller, habiter,

avoir)

5. parler au présent

Instrumen Penelitian

1. Consignes

1. Prenez une carte !

2. Observez bien cette image !

3. Faites un dialogue avec votre amie/amis (faites cinq phrases)pour

présenter les membres de famille !

4. Demandez l’identité (le nom, la profession, l’âge, l’addresse)!

5. Utilisez les adjectifs qualificatifs (beau, belle ,petit, grand, mince,

etc.)!

3. Les cartes

35

36

Tes keterampilan berbicara ini hanya terdiri dari satu tema yaitu La Vie

Familiale dengan sub tema Présenter Les Membres de Famille. Tema tersebut

akan dibuat dalam 15 kartu kata bergambar dengan masing-masing kartu terdiri

dari satu gambar yang mewakili satu anggota keluarga, jumlah kartu disesuaikan

dengan jumlah anggota keluarga yang umum terdapat dalam keluarga di Indonesia

agar mudah diketahui oleh siswa. Masing-masing siswa mendapatkan satu kartu

yang akan di presentasikan dengan model dialog sehingga memungkinkan siswa

menjawab pertanyaan yang diajukan.

3.6 Validitas dan Reliabilitas

Untuk memperoleh data yang akurat dalam sebuah penelitian, maka diperlukan

alat pengumpul data yang dapat dipertanggungjawabkan, yaitu alat-alat ukur yang

harus memiliki tingkat kevalidan dan reliabel.

3.6.1 Validitas

Valid artinya dapat mengukur apa yang hendak diukur dengan baik. Jadi,

suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila dapat mengukur yang akan diukur

secara tepat. Sutedi (2009:217).

37

Dalam penelitian ini uji validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas

isi diperoleh dengan menyesuaikan materi tes dengan materi yang diajarkan pada

kelas XI IPS dalam silabus.

3.6.2 Reliabilitas

Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk mendapatkan hasil penelitian

yang reliabel. Menurut Sugiyono (2008:110) instrumen yang reliabel adalah

instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,

akan menghasilkan data yang sama. Hasil nilai siswa diuji reliabilitasnya dengan

menggunakan rumus product-moment sebagai berikut :

Tabel data uji reliabilitas :

Uji reliabilitas diujikan pada 6 siswa yang masing-masing berpasangan

melakukan tanya jawab mengenai anggota keluarganya.

38

untuk N = 6 = 0,811 dengan taraf kepercayaan 95%

= 0,832 > 0,811

Dapat disimpulkan bahwa hasil dari uji reliabilitas adalah reliabel.

3.7 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan pembelajaran berbicara menggunakan model pembelajaran

Teknik Permainan Acak Kata Bergambar dilakukan dalam dua kali pertemuan.

Dan dalam pertemuan terakhir akan diadakan pengambilan data berupa tes.

Adapun langkah-langkah dalam penelitian pembelajaran berbicara

menggunakan Teknik Permainan Acak Kata Bergambar adalah sebagai berikut :

1. Pertemuan pertama, memperkenalkan kosakata dan pola kalimat yang

akan dipelajari sesuai tema dalam silabus yaitu Kehidupan Keluarga ( La

Vie Familiale). Setelah itu, melakukan kegiatan berbicara menggunakan

model pembelajaran Teknik Permainan Acak Kata Bergambar yaitu siswa

secara berpasangan mengambil masing-masing satu kartu yang berisi

gambar yang telah diacak sebelumnya kemudian melakukan dialog secara

bergantian. Tahapan penggunaan teknik permainan acak kata bergambar

adalah sebagai berikut : 1). Siswa maju kedepan kelas dengan

berpasangan. 2). Masing-masing siswa mengambil satu katu yang telah

diacak sebelumnya (seperti bermain kartu remi). 3). Setelah mengambil

kartu, siswa diberi waktu selama satu menit untuk memikirkan dan

menyiapkan ide/konsep yang akan diutarakan. 4). Kemudian, siswa A

39

menunjukkan kartu yang telah diambil sembari mengajukan pertanyaan

kepada siswa B seputar gambar tersebut. (pertanyaan yang diajukan sesuai

dengan tema yang dipelajari yaitu Présenter les membres de famille yang

meliputi : le nom, la profession, l’addresse ,etc. ). 5). Siswa B menjawab

pertanyaan siswa A dengan acuan gambar yang terdapat dalam kartu

tersebut. 6). Kemudian gantian siswa B yang mengajukan pertanyaan dan

dijawab oleh siswa A .

Kartu tersebut berisi gambar anggota keluarga dengan ditambah

keterangan kata untuk memperjelas gambar. Dialog tersebut berisi tentang

memperkenalkan anggota keluarga. Setelah itu, diadakan

treatment/perlakuan dengan menggunakan teknik permainan acak kata

bergambar.

2. Pertemuan kedua, mengulang kosakata dan pola kalimat yang akan

dipelajari sesuai tema dalam silabus yaitu Kehidupan Keluarga ( La vie

Familiale) dengan sub tema Memperkenalkan Anggota Keluarga (

Présenter les membres de famille). Kemudian melakukan tes berbicara

dengan berdialog menggunakan permainan acak kata bergambar seperti

yang dilakukan pada perlakuan atau treatment pada pertemuan pertama.

3.8 Sistem Penelitian

Untuk mengetahui kemampuan berbicara masing-masing siswa dan dengan

menyesuaikan keadaan siswa, maka penilaian berbicara menggunakan penilaian

sebagai berikut :

Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Berbicara

40

Comprehensi

on de la

consigne

0 0,5 1

Performance

globale

(peut

présenter les

membres de

famille.

À partir des

cartes sur

lesquelles

figurent des

mots et des

images. Peut

poser des

questions et

répondre aux

questions).

0 0,5 1 1,5 2

Structures

simples

correctes

(peut utiliser

de façon

limitée des

structures très

simples

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3

Lexique

approprié

(peut utiliser

un répertoire

élémentaire

de mots et

d’expressions

isolés relatifs

à des

situations

concrètes).

0 0,5 1 1,5 2

Correction

phonetique

0 0,5 1 1,5 2

41

(peut

prononcer de

manière

comprèhensib

le un

répertoire

limité

d’expression

mémoirisées.

Penilaian ini menggunakan kriteria penilaian keterampilan berbicara (la

production orale) berdasarkan tingkatan (niveau) A1 menurut Tagliante

(2005:68).

Setelah skor ditentukan, dalam menghitung nilai masing-masing siswa

menggunakan rumus x 100.

3.9 Kriteria Skor Penilaian

Tabel 3.9.1 Compréhension de la consigne (pemahaman, mencakup isi dan

kemampuan memahami bahasa maupun perintah)

Nilai Kriteria penilaian

1 Mampu memasukkan semua unsur yang diminta dalam

perintah soal.

0,5 Memahami perintah dengan lambat namun dapat melakukan

percakapan meskipun kadang-kadang perlu penjelasan.

0 Tidak dapat memahami perintah maupun percakapan sama

sekali.

42

Tabel 3.9.2 Performance globale (mencakup keseluruhan)

Nilai Kriteria Penilaian

2 Dapat melakukan dialog, bertanya dan menjawab dengan

lancar dan benar.

1,5 Pembicaraan kurang lancar namun dapat melakukan dialog,

kalimat kurang lengkap.

1 Umumnya agak ragu-ragu dalam berdialog, bertanya atau

membuat kalimat, sering terpaksa berdiam diri karena

penguasaan bahasanya terbatas

0 Tidak dapat melakukan pembicaraan sehingga dialog benar-

benar tidak berlangsung

Tabel 3.9.3 Structures simples correctes (tata bahasa)

Nilai Kriteria Penilaian

3 Semua pola kalimat benar, dapat menggunakan kala waktu dan

konjugasi kata kerja dengan benar

2,5 Hampir semua kalimat benar, cukup dapat menggunakan kala

waktu dan konjugasi kata kerja hampir benar semua

2 Terdapat kurang dari ¼ bagian kesalahan dalam pola kalimat,

43

terdapat beberapa kesalahan

1,5 Terdapat ½ bagian kesalahan dalam pola kalimat,

menggunakan kala waktu dan konjugasi kata kerja

1 Terdapat ¾ bagian kesalahan dalam pola kalimat,

menggunakan kala waktu dan konjugasi kata kerja

0,5 Hampir semua pola kalimat salah, tidak menguasai dalam

menggunakan kala waktu dan konjugasi kata kerja

0 Semua pola kalimat salah, tidak menguasai dalam

menggunakan kala waktu dan konjugasi kata kerja

Tabel 3.9.4 Lexique approprié (kosakata)

Nilai Kriteria Penilaian

2 pemilihan verba sesuai, diksi tepat, mampu mencari alternatif

kata

1,5 pemilihan verba sesuai, hampir semua diksi tepat, mampu

mencari alternatif kata

1 setengah pemilihan verba sesuai , hampir semua diksi tepat,

tidak mampu mencari alternatif kata

44

0,5 Pemilihan verba cukup sesuai, diksi kurang tepat dan tidak

mampu mencari alternatif kata

0 Pemilihan verba tidak sesuai, semua disi tidak tepat dan tidak

mampu mencari alternatif kata

Tabel 3.9.5 Correction phonetique (pelafalan)

Nilai Kriteria Penilaian

2 Ucapan sudah jelas dan lancar

1,5 Tidak terjadi salah ucapan yang mencolok, mendekati ucapan

standar

1 Sering terjadi kesalahan pengucapan namun tidak

menyebabkan kesalahpahaman

0,5 Sering terjadi kesalahan besar dan aksen yang kuat menylitkan

pemahaman, menghendaki untuk selalu diulang

1 Ucapan tidak dapat dipahami sama sekali

45

3.10Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, menggunakan sampel satu kelas 37 siswa. Pada analisis

data tahap akhir ini, akan diuji kebenaran hipotesis yang menyatakan efektivitas

teknik permainan acak kata bergambar dalam pembelajaran keterampilan

berbicara siswa elas XI SMA N 2 Demak. Untuk itu data yang dianalisis adalah

hasil belajar berbicara bahasa prancis dalam materi memperkenalkan anggota

keluarga dengan menggunakan teknik prmainan acak kata bergambar. Dalam

penelitian ini, pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi indikator

keberhasilan yakni nilai ketuntasan belajar kelas eksperimen lebih besar dari

standar kriteria ketuntasan klasikal yaitu 85%.

Untuk mencari nilai ketuntasan belajar kelas eksperimen menggunakan rumus

sebagai berikut :

Ketuntasan belajar klasikal= x 100%

Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individual) dapat dihitung

dengan menggunkan persamaan sebagai berikut (Trianto, 2010:241) :

Ketuntasan belajar individu = x 100%

Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi

jawaban benar siswa > 65% dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya

(ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat >85% siswa yang tuntas

belajarnya (Depdikbud dalam Trianto, 2010:241). Tetapi, menurut Trianto

(2010:241) berdasarkan ketentuan KTSP penentuan ketuntasan elajar ditentukan

sendiri masing-masing sekolah yang dikenal dengan KKM yang berpedoman pada

pertimbangan kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda, fasilitas setiap

sekolag berdega, dan daya dukung yang berbeda.

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian berupa hasil pengumpulan data dan

pembahasan hasil penelitian yang mencakup analisis hasil penelitian dan

pembahasannya.

4.1 Subjek Penelitian

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode tes yang berupa tes lisan dan non tes yang berupa metode dokumentasi.

Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media Kartu Kata Bergambar.

Penelitian ini menggunakan metode pembelajaran teknik permainan acak kata

bergambar dalam membuat percakapan atau dialog sederhana secara lisan secara

berpasangan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 4 SMA N 2 Demak

yang berjumlah 28 siswa. Penelitian ini berlangsung selama satu minggu dengan

dua kali pertemuan. Pertemuan pertama, memperkenalkan kosakata dan pola

kalimat yang akan dipelajari sesuai tema dalam silabus yaitu Kehidupan Keluarga

( La Vie Familiale). Setelah itu, mengadakan treatment/perlakuan. Pertemuan

kedua, mengulang kosakata dan pola kalimat yang akan dipelajari sesuai tema

dalam silabus yaitu Kehidupan Keluarga ( La vie Familiale) dengan sub tema

Memperkenalkan Anggota Keluarga ( Présenter les membres de famille). Setelah

itu, melakukan kegiatan berbicara menggunakan model pembelajaran Teknik

Permainan Acak Kata Bergambar yaitu siswa secara berpasangan mengambil

masing masing satu kartu gambar yang telah diacak sebelumnya kemudian

melakukan dialog bergantian dan melakukan tes berbicara.

47

4.2 Hasil Nilai Siswa Berdasarkan tes

Tes dilakukan dalam satu kali pertemuan yaitu pertemuan kedua. Mengulas

kembali materi yang telah diajarkan yaitu memperkenalkan anggota keluarga

(Présenter les membres de famille) kemudian, melakukan kegiatan berbicara

menggunakan model pembelajaran Teknik Permainan Acak Kata Bergambar yaitu

siswa secara berpasangan mengambil masing-masing satu kartu yang berisi

gambar yang telah diacak sebelumnya kemudian melakukan dialog secara

bergantian dan melakukan tes berbicara.

Berikut adalah hasil nilai siswa berdasarkan tes berbicara :

No

Responden Nilai Tes

Skor Nilai

1 Al hadidi 7,5 75

2 Candra 7,5 75

3 Fahrizal 7,0 70

4 Faizal 7,0 70

5 Fauzi 6,0 60

6 Heru 6,0 60

7 Joko 8,0 80

8 Rio 7,0 70

9 Sahrul 7,0 70

10 Atika 8,0 80

11 Ayunika 7,5 75

12 Ferlita 8,5 85

13 Indah 7,5 75

14 Ita 7,5 75

15 Lenia 7,0 70

16 Lina 8,5 85

17 Lutfi 8,5 85

18 Miftakul 8,5 85

48

19 Miftakhah 7,5 75

20 Nevia 8,5 85

21 Novinia 8,5 85

22 Nuris 8,5 85

23 Rima 7,5 75

24 Rina 9,5 95

25 Risma 8,0 80

26 Sofia 8,5 85

27 Sri 8,5 85

28 Ulva 8,0 80

Rata-rata 78.0

Dari hasil nilai tersebut memperoleh rata-rata nilai tes 78.0 yang tergolong

baik. Dalam tes siswa lebih banyak menggunakan kosakata dan lebih sedikit

mengalami kesalahan dalam membuat kalimat. Siswa lebih banyak menemukan

ide untuk bertanya dan menjawab berdasarkan gambar.

4.4 Analisis Data

Untuk mengetahui apakah metode pembelajaran dengan menggunakan teknik

permainan acak kata bergambar efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara

Bahasa Prancis, maka perlu adanya pengujian. Dalam penelitian ini, pembelajaran

dikatakan efektif apabila memenuhi indikator keberhasilan yaitu nilai rata-rata

hasil belajar kelas eksperimen lebih besar dari KKM (kriteria ketuntasan minimal)

yaitu 75%. KKM tersebut berdasarkan intake, daya dukung, dan kompleksitas.

Dan berdasarkan standar nilai ketuntasan klasikal yang telah ditentukan

Depdikbud yaitu 85%.

49

Rekapitulasi nilai tes siswa :

Responden Comprehension

de la consigne

Performance

globale

Structure

simple

correctes

Lexique

approprié

Correction

phonetique

Jumlah

Alhadidi 1 2 2 1,5 1 75

Candra 1 2 2 1,5 1 75

Fahrizal 1 2 1,5 1,5 1 70

Faizal 1 2 2 1 1 70

Fauzi 1 2 1,5 1 1 60

Heru 1 2 1 1,5 0,5 60

Joko 1 2 2 2 1 80

Rio 1 2 2 1 1 70

Sahrul 1 2 2 1,5 0,5 70

Atika 1 2 2,5 2 1,5 80

Ayunika 1 2 2 1,5 1 75

Ferlita 1 2 2,5 1,5 1,5 85

Indah 1 2 2 1,5 1 75

Ita 1 2 2 1,5 1 75

Lenia 1 2 1,5 1,5 1 70

Lina 1 2 2 2 1 85

Lutfi 1 2 1,5 2 1 85

Miftakul 1 2 2 2 1,5 85

Miftakah 1 2 2 1,5 1 75

Nevia 1 2 2,5 2 1 85

Novinia 1 2 2 2 1,5 85

Nuris 1 2 2,5 2 1,5 85

Rima 1 2 2 1,5 1 75

Rina 1 2 3 2 1,5 95

Risma 1 2 2 2 1 80

Sofia 1 2 2 2 1,5 85

Sri 1 2 2,5 2 1 85

Ulva 1 2 2 2 1 80

Rata-rata 78.0

Untuk mencari nilai ketuntasan belajar kelas eksperimen menggunakan

rumus sebagai berikut :

Ketuntasan belajar = x 100 %

= x 100 %

= 75 %

50

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini kurang

efektif dilakukan dalam pembelajaran berbicara. Hal tersebut dapat dilihat dari

persentase nilai yang didapat oleh siswa berdasarkan ketuntasan nilai belajar yaitu

sebesar 75% yang kurang dari standar ketuntasan nilai berdasarkan dikbud yaitu

85%, ada 21 siswa (75%) yang memenuhi KKM dan 7 siswa (25%) yang tidak

memenuhi KKM atau memperoleh nilai dibawah KKM dengan perolehan skor

paling rendah yaitu 6.0. Siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM rata-rata

tidak menguasai struktur kalimat dengan baik, pelafalan kalimat yang tidak jelas

dan kurang tepat dalam memilih kata atau bisa dikatakan kemampuan setiap

individu berbeda-beda. Namun demikian, nilai rata-rata siswa yang mencapai 78.0

lebih besar dari nilai KKM yaitu 75 yang dapat dikategorikan Baik.

Dari hasil rekapitulasi nilai tersebut, dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa

kurang dapat melafalkan kalimat dalam bahasa Prancis dengan baik, hal tersebut

dapat dilihat dari rata-rata perolehan skor pada pelafalan yaitu skor = 1. Untuk itu,

perlua adanya pelatihan dalam melafalkan kalimat dalam bahasa Prancis.

4.5 Analisis Media Kartu Kata Bergambar

Hasil dari tes lisan untuk mengetahui kemampuan berbicara bahasa Prancis

siswa menggunakan media teknik permainan acak kata bergambar terdapat

peningkatan nilai yang lebih besar dari KKM yang sudah ditetapkan disekolah.

Pada sub bab ini akan dianalisis secara deskriptif mengenai deskripsi gambar,

frekuensi kartu yang dipilih oleh siswa, dan contoh jawaban siswa dalam tes.

51

Soal yang diberikan adalah sebagai berikut :

Consigne

1. Prenez une carte !

2. Observez bien cette image !

3. Faites un dialogue avec votre amie/amis (faites cinq phrases)pour

présenter les membres de famille !

4. Demandez l’identité (le nom, la profession, l’âge, l’addresse)!

5. Utilisez les adjectifs qualificatifs (beau, belle ,petit, grand, mince, etc.)!

Media kartu kata bergambar :

1.

Gambar 4.1 gambar media pembelajaran Ayah

Media dengan gambar yang menyatakan seorang Ayah dengan Profesi sebagai

Pilot, dipilih oleh 2 siswa. Rata-rata dapat membuat kalimat dan berdialog dengan

benar sesuai perintah soal. Mereka dapat bertanya dan menjawab mengenai le

nom, l’âge, l’adresse, la profession dan dapat mengungkapkan les adjectifs

52

qualificatifs meskipun ada beberapa kata kerja dan penggunaan subjek yang tidak

sesuai dengan konteks kalimat, misalnya elle est pilote, il a pilote.

2.

Gambar 4.2 gambar media pembelajaran Ibu

Media gambar seorang wanita dengan dilengkapi kata la mère dipilih oleh 4

siswa. Dari keempat siswa tersebut, rata-rata dapat membuat kalimat dengan

benar sesuai perintah soal dan semuanya dapat menyebutkan profesi la

professeur sesuai dengan gambar yang dilihat. Mereka juga dapat menyebutkan

kata sifat seperti elle est jolie, elle est belle, etc.

3.

53

Gambar 4.3 gambar media pembelajaran saudara laki-laki

Media yang menggambarkan seorang lelaki dengan dilengkapi kata le frère

dipilih oleh 1 siswa. Siswa tersebut dapat membuat kalimat dengan benar sesuai

perintah soal dan dapat mengungkapkan le nom, l’âge, l’adresse, la profession

meskipun ada beberapa kalimat yang kurang jelas tetapi masih bisa dipahami.

Misalnya saat menyebutkan kalimat il a policier, il est 25 ans.

4.

Gambar 4.4 gambar media pembelajaran saudara perempuan

Media gambar tersebut menggambarkan seorang wanita yang memegang

microphone dengan keterangan kata la soeur dipilih oleh 3 siswa. Dari 3 siswa

tersebut rata-rata dapat berdialog dengan benar sesuai perintah soal. Mereka dapat

bertanya dan menjawab mengenai le nom, l’âge, l’adresse, la profession dan

dapat mengungkapkan les adjectifs qualificatifs meskipun ada beberapa kata

kerja, kata ganti dan penggunaan subjek yang tidak sesuai dengan konteks

kalimat, misalnya il est chanteuse, elle a chanteuse, mon soeur.

54

5.

Gambar 4.5 gambar media pembelajaran ipar perempuan

Media yang menggambarkan seorang wanita dilengkapi dengan keterangan

kata la belle-soeur dipilih oleh 2 siswa. Rata-rata dari kedua siswa tersebut dapat

berdialog dengan benar sesuai konteks dan perintah soal, mereka dapat

mengungkapkan semua komponen dalam memperkenalkan orang lain seperti le

nom, l’âge, l’adresse, la profession.

6.

Gambar 4.6 gambar media pembelajaran Keponakan

55

Media tersebut mengambarkan seorang gadis yang sedang berlenggok lengkap

dengan kostum tari dan dilengkapi dengan kata la nièce dipilih oleh 2 siswa. Dari

kedua siswa tersebut rata-rata dapat membuat kalimat dan berdialog sesuai

perintah soal meskipun masih terdapat kesalahan atau kurang tepat dalam

menyebutkan umur yang sesuai dengan gambar misalnya elle a trente ans.

7.

Gambar 4.7 gambar media pembelajaran Kakek

Media diatas menggambarkan seorang kakek memegang sepotong kue dengan

keterangan kata le grand-père dipilih oleh 2 siswa. Rata-rata dari kedua siswa

tersebut dapat berdialog dengan baik sesuai perintah soal meskipun terjadi

kesalahan. Seperti saat menyebutkan c’est mon le grand-père. Sudah

menggunakan kata mon namun masih memakai article le.

56

8.

Gambar 4.8 gambar media pembelajaran Orang tua

Media dengan keterangan gambar sepasang guru dan dilengkapi kata les

parents dipilih oleh 1 siswa dan dapat membuat serta berdialog dengan benar

sesuai perintah soal meskipun masih ada kesalahan saat menyebutkan adjectifs

possessifs seperti c’est mon parents, yang seharusnya ce sont mon parents.

9.

Gambar 4.9 gambar media pembelajaran Tante

Media dengan keterangan gambar seorang wanita cantik dan dilengkapi

dengan kata la tante dipilih oleh 2 siswa. Rata-rata siswa dapat berdialog dengan

57

benar sesuai perintah soal. Gambar tersebut dapat memancing berbagai macam ide

saat menyebutkan profesi misalnya elle est actrice, elle est manequinne.

10.

Gambar 4.10 gambar media pembelajaran Paman

Media dengan gambar seorang pria berdasi dilengkapi dengan keterangan

l’oncle dipilih oleh 3 siswa. Rata-rata dapat membuat dialog dengan benar sesuai

perintah soal. Meskipun ada kesalahan saat membuat kalimat namun masih bisa

dipahami.

11.

58

Gambar 4.11 gambar media pembelajaran Ipar laki-laki

Media bergambar seorang pria membawa kamera dan dilengkapi dengan kata

le beau-frère dipilih oleh 2 siswa. Masing-masing siswa dapat membuat kalimat

sesuai perintah soal meskipun masih ada kesalahan dalam penggunaan kata kerja

seperti il a journaliste, il est trente ans .

12.

Gambar 4.12 gambar media pembelajaran sepupu laki-laki

Media gambar dengan keterangan seorang anak laki-laki dan dilengkapi

dengan kata le cousin dipilih oleh 1 siswa dan dapat membuat kalimat dan

berdialog dengan benar dan mencakup keseluruhan dari perintah soal meskipun

kurang pas dalam menyebutkan umur seperti il a vingt ans.

59

13.

Gambar 4.13 gambar pembelajaran Nenek

Media gambar dengan keterangan seorang nenek dan dilengkapi kata la

grande-mère dipilih oleh 1 siswa dan dapat membuat kalimat serta berdialog

sesuai perintah soal .

14.

Gambar 4.14 gambar media pembelajaran Kakek-Nenek

60

Media dengan gambar sepasang kakek nenek dan dilengkapi dengan kata les

grands parents dipilih oleh 1 siswa dan dapat berdialog dengan benar sesuai

perintah soal meskipun masih ada kesalahan saat menyebutkan c’est mon grands

parents yang seharusnya ce sont mon grands parents.

15.

Gambar 4.15 gambar media pembelajaran Sepupu perempuan

Media dengan gambar seorang gadis dan dilengkapi dengan kata la cousine

dipilih oleh 1 siswa dan dapat bertanya dan menjawab mengenai le nom, l’âge,

l’adresse, la profession serta dapat mengungkapkan les adjectifs qualificatifs

meskipun masih ada sedikit kesalahan.

Dari hasil dialog yang dilakukan oleh siswa dengan menggunakan media kartu

kata bergambar dapat disimpulkan bahwa siswa dapat melakukan dialog dengan

baik dan benar meskipun ada sedikit kesalahan saat membuat kalimat, misalnya

kesalahan pada kata kerja. Siswa sering terbalik menggunakan kata kerja être dan

avoir dalam kalimat, seperti saat menyebutkan Elle a professeur, Il est vingt ans,

Elle a jolie, etc. Ada sebagian siswa yang kurang nalar saat menyebutkan umur,

61

misalnya dalam gambar anak kecil yang dibawahnya terdapat keterangan kata le

cousin, disitu siswa menyebutkan il a vingt ans yang artinya dia berumur

duapuluh tahun. Namun masih ada juga siswa yang kurang tepat saat melafalkan

kalimat sehingga kadang kadang mengubah makna dari kalimat tersebut, misalnya

saat siswa mengucapkan elle est chanteurse yang seharusnya di baca chanteuse,

etc. Oleh karena itu, perlu adanya latihan untuk melafalkan kosakata atau kalimat

agar dapat berbicara Bahasa Prancis dengan baik lagi.

62

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan

teknik permainan acak kata bergambar pada siswa kelas XI SMA N 2 Demak

mempunyai pengaruh dalam pembelajaran berbicara bahasa Prancis . hal itu dapat

dilihat dari hasil nilai yang dicapai responden pada tes yaitu dengan nilai rata-rata

78.0 dengan nilai tertinggi 95 dan terendah 60. Berdasarkan pada standar kriteria

penilaian atau KKM di SMA yaitu 75, nilai rata-rata 78.0 termasuk dalam

kategori Baik. Namun dari perhitungan nilai ketuntasan belajar siswa dalam kelas

ekperimen adalah 75% yang artinya tidak tuntas sesuai dengan standar Kriteria

Ketuntasan klasikal yaitu 85% . Nilai persentase siswa lebih kecil dari standar

kriteria ketuntasan klasikal yaitu 75%<85%, sehingga hipotesis “Teknik

Permainan Acak Kata Bergambar efektif dalam pembelajaran berbicara bahasa

Prancis di SMA N 2 Demak” tidak diterima.

Hal ini terjadi karena masih ada 7 siswa yang memperoleh nilai dibawah

KKM dengan perolehan skor paling rendah yaitu 6.0. Siswa yang memperoleh

nilai dibawah KKM rata-rata tidak menguasai struktur kalimat dengan baik,

pelafalan kalimat yang tidak jelas dan kurang tepat dalam memilih kata. Tetapi,

siswa sudah dapat memahami perintah soal.

Namun demikian, rata-rata siswa telah memperoleh nilai diatas KKM yang

membuktikan bahwa adanya pengaruh setelah pemberian permainan acak kata

bergambar dalam pembelajaran berbicara bahasa Prancis. Mulanya ketertarikan

63

siswa pada pelajaran bahasa Prancis khususnya pembelajaran berbicara kurang

optimal dan siswa kesulitan membuat kalimat secara lisan, akan tetapi setelah

menggunakan permainan dengan media acak kata bergambar rasa ketertarikan dan

motivasi siswa nampak mulai meningkat. Siswa cenderung lebih aktif saat

menerima pelajaran yaitu siswa lebih ekspresif untuk bertanya jawab, lebih

leluasa berbicara bahasa prancis tanpa takut merasa salah dan dapat membuat

kalimat secara lisan dengan bantuan gambar yang terdapat dalam kartu kata

tersebut.

B. Saran

Berdasarkan hasil simpulan diatas, maka disarankan sebagai berikut :

1. Apabila guru menerapkan permainan dengan kartu ini, guru harus dapat

mengontrol kondisi kelas agar tidak mengganggu kelas lain karena

cenderung siswa lebih aktif dan merasa bebas berekspresi ketika menerima

pelajaran.

2. Kelemahan dalam penelitian ini adalah siswa kurang dapat melafalkan

kalimat dengan baik dan jelas sehingga mempengaruhi siswa dalam

memperoleh nilai yang masimal. Mengingat keterampilan yang diajarkan

media ini adalah keterampilan berbicara. Untuk itu, guru harus lebih

mengembangkan media ini agar dapat melatih siswa melafalkan kalimat

dengan baik dan benar.

3. Guru hendaknya tidak hanya berorientasi pada tuntasnya materi pelajaran

tetapi lebih memperhatikan penguasaan yang diperoleh.

64

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A (2011). Media Pembelajaran. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Bellenger, Lionel. 1996. L’Expression Orale : Une approche nouvelle de la

parole expressive. Paris : ESF éditeur.

Eviyanti. 2012. “Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Prancis dengan

Menggunakan Jeux”.

Halyantini, Soetopo. 2009. Pintar Memakai Alat Bantu Ajar untuk Guru

Kelompok Usia Dini. Erlangga Group.

Hairudin.2008. Pengaruh Permainan Kartu Huruf Terhadap Kemampuan

Membaca Anak Usia Dini. Skripsi: Universitas Muhamadiyah Magelang.

Indriana, Dina. 2011. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Bicara Siswa dalam

Bahasa Inggris melalui Permainan Snake and Ladder.

Mahriyuni. 2008. “Penggunaan Teknik Permainan dalam pengembangan

kosakata untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa

Prancis SMA N 2 Medan”.Universitas Negeri Medan.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta:BPFE.

Ruswandi.2004. buku games for islamic mentoring. Jakarta: Kencana.

Sadiman, Arif. et al 2003. Media Peendidikan (Pengertian, Pengembangan Dan

Pemanfaatannya). Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sopiawati.2010. “Efektifitas Teknik Permainan Ular Tangga dalam

Pembelajaran Bahasa Jepang”. Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudjana, N. Dan Rivai, A. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Tarigan, Hendri G. 1986. Berbicara sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung :

Angkasa.

Valette, Rebecca M. 1975. Le Test en Langue Etrangère: guide pratique. Paris :

Classique Hachette.

Wahyuningsih, T. 2014. “Penggunaan Kartu Kata Bergambar untuk

Meningkatkan Kemampuan Membaca pada Anak Usia Dini.

Yani, Dwi Armalisa. 2012. “Teknik Acak kata Berbasis Gambar dalam

Pembelajaran Berbicara Bahasa Prancis”.

65

LAMPIRAN 1

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 2 DEMAK

Kelas/Semester : XI/I

Program : IPS 4

Mata Pelajaran : Bahasa Perancis

Materi Pokok : Présenter les Objets de la Famille

Pertemuan Ke- : 2 pertemuan

Alokasi Waktu : 4 x 1 jp

Fokus Ketrampilan : Berbicara

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,

responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi

atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah

66

secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

4.2 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk mengungkapkan

cara memberitahu dan menanyakan fakta, dan perasaan serta sikap

dalam meminta dan menawarkan barang dan jasa terkait topik

kehidupan keluarga (la vie familiale) dankehidupan sehari-hari (la vie

quotidienne) dengan memperhatikan unsur kebahasaan dan struktur

dalam teks secara benar dan sesuai konteks.

Indikator: 1. siswa dapat memperkenalkan anggota keluarga secara

lisan ( berbicara).

2. siswa dapat memperkenalkan anggota keluarga secara lisan dengan

menggunakan teknik permainan acak kata bergambar.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran dan mendapatkan contoh dari guru, siswa dapat:

1. memperkenalkan anggota keluarga secara lisan.

2. memperkenalkan anggota keluarga secara lisan dengan menggunakan

teknik permainan acak kata bergambar.

D. Materi Pembelajaran

1. Présenter les Objets de la Famille , meliputi :

Nom ( nama)

Menggunakan kata kerja S’appeler

Âge ( umur)

Menggunakan kata kerja avoir

Profession ( pekerjaan)

Menggunakan kata kerja être

Adresse ( alamat)

Menggunakan kata kerja habiter

2. Pronom Sujet

67

- Il ( kata ganti orang ketiga tunggal, laki-laki)

- Elle (kata ganti orang ketiga tunggal, perempuan)

- Ils ( kata ganti orang ketiga jamak, laki-laki)

- Elles ( kata ganti orang ketiga jamak, perempuan)

Laki2 Perempuan

Tunggal Il Elle

Jamak Ils Elles

3. Les vocabulaire de la famille (kosa kata kehidupan keluarga)

Kakek : le grand-père

Nenek : la grand-mère

Kakek-nenek : les grand-parents

Ayah : le père

Ibu : la mère

Orang tua : les parents

Anak laki-laki : le fils

Anak perempuan : la fille

Saudara laki-laki : le frère

Saudara perempuan : la seour

Bibi : la tante

Paman : l’oncle

Sepupu laki-laki : le cousin

Sepupu perempuan : la cousinne

Ayah mertua : le beau-père

Ibu mertua : la belle-mère

Saudara laki-laki ipar : le beau-frère

Saudara perempuan ipar : la belle-seour

Ayah tiri : le demi-père

Ibu tiri : la demi-mère

Saudara laki-laki tiri : le demi-frère

Saudara perempuan tiri : la demi-sœur

Cucu laki-laki : le petit fils

Cucu perempuan : la petite fille

Keponakan laki-laki : le neveu

Keponakan perempuan : la nièce

4. Profesi ( la profession)

68

MASCULIN FEMININ ARTI

Acteur Actrice aktor/aktris

Chanteur Chanteuse penyanyi

Comédien Comédienne pemain teater

Cuisinier Cuisinière juru masak

Directeur Directrice direktur

Étudiant Étudiante murid

Journaliste Journaliste wartawan

Lycéen Lycéenne siswa

Mannequin Mannequine model

Médecin Médecine dokter

Musicien Musicienne musisi

Policier Policiere polisi

Président Présidente presiden

Professeur Professeur guru

Secrétaire Secrétaire sekertaris

5. Angka untuk menjelaskan usia (âge)

6. Les adjectifs qualificatifs (beau, belle, grand, petit, mince, gros)

Contoh memperkenalkan anggota keluarga menggunakan teknik acak kata

bergambar :

69

Siswa A yang mendapat kartu tersebut dapat bertanya kepada siswa B seputar

isi gambar tersebut begitu juga sebaliknya, siswa B mengajukan pertanyaan

kepada siswa A seputar gambar yang di dapat. Seperti :

A : Qui est-ce ?

B : C’est mon père

A : Comment s’appelle-t-il ?

B : Il s’appelle Junaedi

A : Quelle est sa profession ?

B : Il est jurnaliste

A : Quel âge a-t-il ?

B : Il a 40 ans

A : Où habite-t-il ?

B : Il habite à Jakarta

A : est-ce qu’il est beau ?

B : oui, il est beau.

E. Metode Pembelajaran

1. Pendahuluan :

- Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran

70

- Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas

yang dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan

tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti : Menanya, Mengamati, Mengumpulkan informasi,

Mengasosiasikan, mengkomunikasikan

3. Penutup :

- Guru beserta siswa bersama-sama menyimpulkan apa saja yang telah

dipelajari.

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media :power point, teknik permainan acak kata bergambar

2. Alat : kartu kata bergambar

3. Sumber Pembelajaran : buku pelajaran dan internet.

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan ke 1

Kegiatan Pembukaan (15 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Guru menyapa siswa dengan

sapaan “Bonjour”.

2. Guru menanyakan kabar siswa

dengan kalimat “comment allez

vous?” atau “ça va?”.

3. Guru meminta siswa

menyebutkan apa saja yang harus

disebutkan untuk

memperkenalkan anggota

keluarga, misal : nama, umur,

kebangsaan, profesi dan alamat

1. Siswa merespon dengan

menjawab,”Bonjour,

Madame/Monsieur/Mademoiselle.

2. Siswa merespon dengan

menjawab, “Je vais bien” atau

“ça va”.

3. Siswa diharapkan menyebutkan

apa saja yang harus disebutkan

untuk memperkenalkan anggota

keluarga ,misal: nama, umur,

kebangsaan, profesi dan alamat.

71

untuk mengantarkan siswa ke

materi berikutnya.

4. Siswa menjelaskan tujuan

pembelajaran atau kompetensi

dasar yang akan dicapai.

4. Siswa memperhatikan penjelasan

guru.

Kegiatan Inti (60 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Mengamati

1. Guru menayangkan power point

tentang cara memperkenalkan

anggota keluarga.

Menanya

2. Guru menanyakan siswa apa saja

yang mereka tangkap dari

tayangan power point tersebut.

3. Guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk mengajukan

pertanyaan terkait materi

memperkenalkan orang lain.

4. Guru menjawab pertanyaan siswa

satu per satu.

Mengumpulkan informasi

5. Guru meminta siswa untuk

menghafal kosakata mengenai

anggota keluarga, nama-nama

pekerjaan, dan apa yang sudah

dipelajari sebelumnya terkait

dengan memperkenalkan anggota

keluarga.

Mengamati

1. Siswa mengamati tayangan power

point tersebut.

Menanya

2. Siswa menyebutkan apa saja yang

mereka tangkap dari tersebut.

3. Siswa diharapkan mengajukan

beberapa pertanyaan.

4. Siswa memperhatikan penjelasan

guru.

Mengumpulkan informasi

5. Siswa mengerjakan tugas guru

72

Mengasosiasi

6. Guru meminta siswa berpasangan

untuk berdiskusi dengan teman

sebangku untuk membuat kalimat

lisan mengenai anggota keluarga.

Mengkomunikasikan

7. Guru meminta siswa maju

kedepan kelas dan berdialog

untuk memperkenalkan anggota

keluarga secara lisan.

Mengasosiasi

6. Siswa melakukan diskusi dengan

teman sebangkunya.

Mengkomunikasikan

7. Siswa maju kedepan kelas dan

berdialog memperkenalkan

anggota keluarga secara lisan.

Kegiatan Penutup (15 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Melakukan penilaian terhadap

hasil pembelajaran yang telah

dilakukan.

2. Guru bertanya pada siswa apa

saja yang telah dipelajari hari ini

dan menyimpulkannya .

3. Siswa bersama guru

menyimpulkan apa saja yang

telah dipelajari.

Pertemuan ke- 2 melakukan test

Kegiatan Pembukaan (15 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Guru menyapa siswa dengan

sapaan “Bonjour”.

2. Guru menanyakan kabar

1. Siswa merespon dengan

menjawab,”Bonjour,

Madame/Monsieur/Mademois

elle.

2. Siswa merespon dengan

73

siswa dengan kalimat

“comment allez vous?” atau

“ça va?”.

3. Guru mengulang kembali

materi kegiatan sebelumnya

tentang memperkenalkan

anggota keluarga, misal :

nama, umur, kebangsaan,

profesi dan alamat.

menjawab, “Je vais bien” atau

“ça va”.

3. Siswa diharapkan dapat

menghafal dan kosakata

mengenai apa yang sudah

dipelajari sebelumnya.

Kegiatan Inti (60 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Mengamati

4. Guru menayangkan power

point tentang cara

memperkenalkan anggota

keluarga dengan dialog lisan.

Menanya

5. Guru menanyakan kepada

siswa apa saja yang mereka

tangkap dari tayangan power

point tersebut.

6. Guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk

mengajukan pertanyaan

terkait materi

memperkenalkan orang lain.

7. Guru menjawab pertanyaan

siswa satu per satu.

Mengamati

4. Siswa mengamati tayangan

power point tersebut.

Menanya

5. Siswa menyebutkan apa saja

yang mereka tangkap dari

tersebut.

6. Siswa diharapkan mengajukan

beberapa pertanyaan.

7. Siswa memperhatikan

penjelasan guru.

Mengumpulkan informasi

74

Mengumpulkan informasi

8. Guru meminta siswa untuk

mengulang dan menghafal

kosakata mengenai anggota

keluarga, nama-nama

pekerjaan, dan apa yang

sudah dipelajari sebelumnya

terkait dengan

memperkenalkan anggota

keluarga.

Mengasosiasi

9. Guru meminta siswa

berpasangan untuk maju

kedepan kelas dan mengambil

kartu kata bergambar yang

telah disedikan kemudian

melakukan dialog secara lisan

Mengkomunikasikan

10. Guru meminta siswa

melakukan dialog secara lisan

mengenai memperkenalkan

anggota keluarga berdasarkan

kartu kata bergambar yang

telah diambil sebelumnya.

8. Siswa mengerjakan tugas guru

Mengasosiasi

9. Siswa maju kedepan kelas

secara berpasangan untuk

berdialog secara lisan

Mengkomunikasikan

10. Siswa memperkenalkan

anggota keluarga dengan

melakukan dialog secara lisan

Kegiatan Penutup (15 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

11. Melakukan penilaian test

terhadap hasil teknik

pembelajaran yang telah

dilakukan.

12. Siswa bersama guru

75

12. Guru bertanya pada siswa apa

saja yang telah dipelajari hari

ini dan menyimpulkannya .

menyimpulkan apa saja

yang telah dipelajari.

H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

1. Teknik : tes (lisan)

Soal test

1. Consignes

1. Prenez une carte !

2. Observez bien cette image !

3. Faites un dialogue avec votre amie/amis (faites cinq phrases)pour

présenter les membres de famille !

4. Demandez l’identité (le nom, la profession, l’âge, l’addresse)!

5. Utilisez les adjectifs qualificatifs (beau, belle ,petit, grand, mince,

etc.)!

2. Le déroulement du jeux :

1. Chaque lycéen doit prendre une carte.

2. Chaque lycéen doit observer bien le dessin et le mot.

3. Chaque lycéen doit faire un dialogue avec leurs amie/amis (faire

cinq phrases)pour présenter les membres de famille.

4. Chaque lycéen doit utiliser les informations sur la carte pour

demander l’identité (le nom, la profession, l’âge, l’addresse).

5. Chaque lycéen doit utiliser les adjectifs qualificatifs (beau, belle

,petit, grand, mince, etc.).

5. Les cartes

76

77

3.Alternatif jawaban

(dugaan yang muncul)

a). Pertanyaan :

Qui est-ce ?....

Comment s’appelle-t-il/elle?....

Comment s’appellent ils/elles ?....

Quelle est sa profession ?....

Quel âge a-t-il /elle?....

Quel âge ont-t-ils/elles ?....

Où habite-t-il /elle?....

Où habitent t-ils/elles ?....

Est-ce que il/elle/ils/elles est/sont belle/beau ?...

b). Jawaban :

C’est ma mère, mon père, mes parents, etc.

Il/elle/ils/elles s’appelle/s’appelent...

Il/elle/ils/elles est/sont...

Il/elle/ils/elles a/ont...

Il/elle/ils/elles habite/habitent à...

Oui, il/elle/ils/elles est/sont beau/belle, etc...

Non, il/elle/ils/elles ne’est/sont pas beau/belle, etc..

78

2. Pedoman penilaian

Comprehensi

on de la

consigne

0 0,5 1

Performance

globale

(peut se

présenter les

membres de

famille.

À partir des

cartes sur

lesquelles

figurent des

mots et des

images. Peut

poser des

questions et

répondre aux

questions).

0 0,5 1 1,5 2

Structures

simples

correctes

(peut utiliser

de façon

limitée des

structures très

simples

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3

Lexique

approprié

(peut utiliser

un répertoire

élémentaire

de mots et

d’expressions

isolés relatifs

à des

situations

concrètes).

0 0,5 1 1,5 2

79

Correction

phonetique

(peut

prononcer de

manière

comprèhensib

le un

répertoire

limité

d’expression

mémoirisées.

0 0,5 1 1,5 2

80

LAMPIRAN 2

Instrumen penelitian

1. Consignes

1. Prenez une carte !

2. Observez bien cette image !

3. Faites un dialogue avec votre amie/amis (faites cinq phrases)pour

présenter les membres de famille !

4. Demandez l’identité (le nom, la profession, l’âge, l’addresse)!

5. Utilisez les adjectifs qualificatifs (beau, belle ,petit, grand, mince,

etc.)!

3. Les cartes

81

82

LAMPIRAN 3

Sampel transkrip tes berbicara

Dialog antara Rina dan Ferlita

Rina mendapat kartu tersebut yang kemudian memberikan pertanyaan pada Ferlita

Rina : bonjour

Ferlita : bonjour

Rina : comment va-tu ?

Ferlita : je vais bien et toi ?

Rina : je vais bien aussi. Qui est-ce ?

Ferlita : c’est mon oncle

Rina : comment s’appelle t-il ?

Ferlita : elle s’appelle Rudi

Rina : quelle est sa profession ?

Ferlita : il est boss

Rina : quel âge a t-il ?

Ferlita : il a 30 ans

Rina : où habite il ?

Ferlita : il habite à Tegal

Rina : est-ce qu’il est beau ?

Ferlita : oui, il est très beau.

83

Kemudian mereka berdialog secara bergantian

Ferlita mendapat kartu tersebut yang kemudian bertanya kepada Rina

Ferlita : salut

Rina : salut

Ferlita : comment ça va ?

Rina : ça va, et toi ?

Ferlita : ça va bien. Qui est-ce ?

Rina : c’est mon frère

Ferlita : comment s’appelle t-il ?

Rina : il s’appelle Juan

Ferlita : quele est sa profession ?

Rina : il est policier

Ferlita : quel âge a t-il ?

Rina : il a 24 ans

Ferlita : où habite il ?

Rina : il habite à Demak

Ferlita : est-ce qu’il est gentil ?

Rina : oui, il est gentil

Ferlita : au revoir

Rina : au revoir.

84

LAMPIRAN 4

Media kartu kata ketika pelaksanaan treatment

85

86

LAMPIRAN 5

Hasil Uji Reliabilitas

Hasil nilai post-test siswa diuji reliabilitasnya dengan menggunakan rumus

product-moment sebagai berikut :

Tabel data uji reliabilitas :

Responden X Y XY

Riska 70 75 4900 5625 5250

Musya 75 60 5625 3600 4500

Ervi 70 60 4900 3600 4200

Eko 55 60 3025 3600 3300

Feni 65 70 4225 4900 4550

Yuni 70 75 4990 5625 5250

Jumlah 405 400 27575 26950 27850

87

untuk N = 6 = 0,811 dengan taraf kepercayaan 95%

= 0,832 > 0,811

Dapat disimpulkan bahwa hasil dari uji reliabilitas adalah reliabel.

88

LAMPIRAN 6

Surat-surat

89

90

91

92

93

94

LAMPIRAN 7

Dokumentasi

95

96