efektifitas teknik permainan acak kata bergambar …lib.unnes.ac.id/25133/1/2301411015.pdf ·...
TRANSCRIPT
i
EFEKTIFITAS TEKNIK PERMAINAN ACAK KATA
BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN
BERBICARA PADA SISWA KELAS XI SMA N 2 DEMAK
SKRIPSI
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Nama : Annys Alcorina
NIM : 2301411015
Progam Studi : Pendidikan Bahasa Prancis
Jurusan : Bahasa dan Sastra Asing
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Selalu ada kesempatan bagi orang-orang yang ingin berjuang.
2. Masa depan itu ada bagi orang yang percaya akan mimpi-mimpi mereka.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Ibu dan adikku tercinta.
2. Teman-temanku seperjuangan angkatan
2011.
3. Teman-teman kos Barokah 2.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., atas limpahan karunia-Nya
sehingga skripsi yang berjudul ”Efektifitas Teknik Permainan Acak Kata
Bergambar dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara pada Siswa keelas XI
SMA N 2 Demak” berhasil penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun
dan diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata 1 untuk mencapai gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis, Jurusan
Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang.
Penyusunan skripsi ini tentu tidak mungkin terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M. Hum, selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
yang telah memberi kesempatan untuk mengadakan penelitian ini.
2. Dr. Sri Rejeki Urip, M. Hum, selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Asing
yang telah memberikan kemudahan dalam menyusun skripsi.
3. Tri Eko Agustiningrum, S.Pd., M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Prancis.
4. Dra. Diah Vitri W., DEA, selaku dosen pembimbing I dan Eko Agustiningrum,
S.Pd., M.Pd, selaku pembimbing II yang dengan tulus dan penuh kesabaran
dalam membimbing dan mengarahkan selama proses penyusunan skripsi ini.
vii
5. Para pengajar Jurusan Bahasa dan Sastra Asing yang telah memberikan bekal
ilmu pengetahuan kepada penulis.
6. Staf perpustakaan maupun TU Jurusan Bahasa dan Sastra Asing yang telah
membantu kelancaran proses penyusunan skripsi ini.
7. Guru Bahasa Prancis SMA N 2 Demak dan Siswa kelas XI IPS yang telah
menjadi responden dalam penelitian ini.
8. Ibuku yang selalu memberikan kasih sayang melalui dukungan dan doa dalam
setiap langkahku. Adikku, Anugrah Bagus Nursukma yang selalu memberikan
semangat. Semangat baruku, Mas Bagus Satria yang senantiasa memberi
semangat menyelesaikan skripsi ini. Mohammad Abdul Majid yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini. Sahabat-sahabatku Yuli,Sinur, Pibib, Apipi
yang senantiasa memberiku semangat dan hiburan.
9. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Bahasa Prancis 2011 yang selalu
memberikan saran, bantuan, dan hiburan.
10. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu dalam lembar ini,
yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Tentu saja
kekurangan dan kesilapan tersebut hanyalah disebabkan oleh kekurangan penulis.
Oleh sebab itu, kritik dan saran penulis butuhkan untuk perbaikan skripsi ini.
Semarang, 17 Mei 2016
Penulis
viii
SARI
Alcorina, Annys. 2016. Efektifitas Teknik Permainan Acak Kata Bergambar
dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara pada Siswa kelas XI SMA N 2
Demak. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan
Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: 1. Dra. Diah Vitri W,
DEA, II. Tri Eko Agustiningrum S.pd., M.pd.
Kata Kunci : Berbicara, Media, Kartu.
Keterampilan berbicara merupakan salah satu dari empat keterampilan
berbahasa yang harus dikuasai oleh pembelajar bahasa Prancis karena berbicara
merupakan media atau sarana untuk mengungkapkan isi pikiran lewat lisan. Oleh
karena itu guru harus mencari cara agar pembelajar termotivasi dalam
pembelajaran berbicara dan dapat mengungkapkan kalimat secara lisan dengan
baik dan benar. Ada banyak cara untuk mengajarkan keterampilan berbicara.
Salah satunya yaitu dengan menggunakan teknik permainan acak kata bergambar.
Penelitan ini bertujuan menguji kefektifan teknik permainan acak kata bergambar
dalam pembelajaran keterampilan berbicara pada siswa kelas XI SMA N 2
Demak.
Responden dalam penelitian ini sebanyak 28 siswa, yaitu siswa kelas XI IPS 4.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan
metode tes. Tes diberikan kepada siswa pada akhir pertemuan setelah diberi
pembelajaran menggunakan teknik permainan acak kata bergambar. Validitas tes
dalam penelitian ini adalah validitas isi. Guna menguji reliabilitias tes dalam
penelitian ini digunakan teknik pengulangan tes (test-retest), yaitu dengan cara
memberikan tes yang sama dua kali kepada responden yang sama. Hasil tes
pertama dan kedua dikorelasikan dengan menggunakan rumus korelasi product
moment.
Hasil analisis menunjukkan bahwa melalui penerapan teknik permainan acak
kata bergambar pada siswa kelas XI SMA N 2 Demak mempunyai pengaruh
dalam pembelajaran berbicara bahasa Prancis . hal itu dapat dilihat dari hasil nilai
yang dicapai responden pada tes yaitu dengan nilai rata-rata 78.0 dengan nilai
tertinggi 95 dan terendah 60. Berdasarkan pada standar kriteria penilaian atau
KKM di SMA yaitu 75, nilai rata-rata 78.0 termasuk dalam kategori Baik. Namun
dari perhitungan nilai ketuntasan belajar siswa dalam kelas ekperimen adalah 75%
yang artinya tidak tuntas sesuai dengan standar Kriteria Ketuntasan klasikal
yaitu 85% . Nilai persentase siswa lebih kecil dari standar kriteria ketuntasan
klasikal yaitu 75%<85%, sehingga hipotesis “Teknik Permainan Acak Kata
Bergambar efektif dalam pembelajaran berbicara bahasa Prancis di SMA N 2
Demak” tidak diterima.
ix
ARTICLE
L’EFFICACITÉ DE LA TECHNIQUE DE JEU AUX CARTES DANS
L’APPRENTISSAGE DE LA PRODUCTION ORALE AU XI DU SMA
NEGERI 2 DEMAK
Annys Alcorina,
Diah Vitri Widayanti, DEA, Tri Eko Agustiningrum, S.pd, M.pd.
Programme de la didactique du Français Langue Étrangère (FLE). Département
des Langues et des Littératures Étrangères, Faculté des Langues et des Arts,
Université d’État Semarang
ABSTRACT
The purpose of this research is to describe the effectiveness of the flash card game
technique. Game represents one of teaching techniques which can be used in
learning the french language. This research used the research quasi experimental
which has two variables and use the control group one shot case study desain. The
subject of the research is the students XI Ips 4 of SMA N 2 Demak. The amount
of the subject is about 28 students. The data are collected by the documentation,
then the test is used to know the students ability in speaking. Based on the
research, the result (test = 75% <KB = 85%) There is significant differences in the
ability of speaking among before and after using the flash card game technique.
The research results about the implementation of the flash card game technique is
not effectively proved. So it can be concluded that the use of the flash card game
technique are no more effective in learning the french spoken language.
Key words : speaking skill, game, flash card.
x
Abstrait
La technique de jeu aux cartes dans l’apprentissage de la production orale est une
technique d’apprentissage qui a un objectif de motiver des étudiants à parler.
C’est une recherche “Quasi Experimentale” ayant deux variables : la variable
indépendante (technique du jeux aux cartes) et la variable dépendante (la
production orale). Cette recherche utilise la méthode one shot case study design.
Les sujets dans cette recherche sont les lycéens du deuxieme du SMA N 2 Demak.
XI IPS 4 est la classe d’expérimentale (28 lycéens). J’utilise la méthode de la
documentation et le test pour collecter les données de la recherche. La validité est
validité de contenu, et j’utilise la formule de Product-moment pour savoir la
fiabilité du l’instrument. Le resultat moyen du test est plus petit que “Ketuntasan
Belajar(KB) klasikal” (test = 75% < KB = 85%). C’est-à-dire qu’il y a une
différences significatives des compétences de la production orale. Alors, on peut
conclure que l’utilisation de la technique de jeu aux cartes dans l’aprentissage de
la production orale du français est moins efficace.
Mots clés : la production orale, le jeu, les cartes.
xi
Introduction
L’enseignement de la langue étrangère est important. La langue est un
symbole de son qui est produit par l’organe de la parole. Les gens sont besoin
de la langue pour communiquer, intéragir et exprimer des opinions et des
suggestions. Le français est l’une des langues étrangères enseignées au lycée,
les lycéens devraient apprendre les quatre compétences : 1) la compréhension
orale, 2) la compréhension écrite, 3) la production orale, 4) la production
écrite.
La production orale est la compétence d’articuler un mots pour exprimer,
prononcer, dire des expressions, des pensées, des idées et des sentiments.
Selon Bellenger (1996:110), “l’expression orale est un aiguillon capital de
plusieurs enjeux de la vie : la qualité de nos relations humaines, la mise en
valeur de notre compétence professionnelle, notre propre développement
personnel comme notre équilibre psychique, notre ascendant et notre aptitude
à persuader”. Alors, la production orale joue un rôle important pour vivre
dans la société. En réalité, les lycéens ont encore des difficultés à utiliser le
vocabulaire pour construire des phrases pour parler. C’est pourquoi, il est
important de trouver un moyen qui facilite les lycéens dans l’apprentissage.
Les professeur doivent motiver les lycéens pour qu’ils soient plus actives.
L’utilisation des médias d’apprentissage est nécessaire dans les activités
d’apprentissage pour faciliter l’activité d’apprentissage. Selon Sadiman (2003
xii
: 102), le média est toutes les choses qui apportent ou écoulent l’information
entre l’émetteur et le récepteur. Selon Briggs le média d’apprentissage est la
facilité physique pour transmettre les matières soit des livres, des films, des
video, et des image. Dans ce cas j’utilise le media des images pour amélorer
la competence de la production orale.
Dans cette recherche, j’applique le jeu aux cartes pour enseigner la
production orale. Ce média a le but d’augmenter l’intérêt des lycéens
d’apprendre le françis. Ils doivent être plus active dans la classe. Selon
Huizinga, cité par Sopiawati (2010:136), le jeu permet de proposer une
grande variété de situations motivantes et familières, de modifier le rythme
d’un cours et relancer l’intérêt des apprenants, d’apporter aux apprenant un
moment où ils s’approprient l’action, de faire répéter et réutiliser de façon
naturelle des structures, du vocabulaire, d’améliorer les compétences de
prononciation et de compréhension par une mise de situation, d’obtenir une
attention et une implication de l’ensemble des apprenants, et de faire
participer les apprenants timides ou inquiet.
Cette recherche a le but de savoir l’efficacité d’utilisation des cartes dans
l’apprentissage de production orale. Avec 15 cartes carrées, sur lesquelles
figurent une image des membres de la famille et un mot, dont la mesure est de
6x8 cm, l’enseignant enseigne la production orale. En les utilisant, le
professeur de français peut animer la classe. Les lycéens peuvent apprendre
en jouant aussi. Le jeu permet aux lycéens de se concentrer à l’apprentissage.
Exemple de ces cartes :
xiii
Le déroulement du jeux :
1. Chaque lycéen doit prendre une carte.
2. Chaque lycéen doit observer bien le dessin et le mot.
3. Chaque lycéen doit faire un dialogue avec leurs amie/amis (faire
cinq phrases)pour présenter les membres de famille.
4. Chaque lycéen doit utiliser les informations sur la carte pour
demander l’identité (le nom, la profession, l’âge, l’addresse).
5. Chaque lycéen doit utiliser les adjectifs qualificatifs (beau, belle
,petit, grand, mince, etc.).
Par exemple : A : Qui est-ce ? B : C’est mon beau frère A : Comment
s’appelle-t-il ? B : Il s’appelle Junaedi A : Quelle est sa profession ? B
: Il est jurnaliste A : Quel âge a-t-il ? B : Il a 40 ans A : Où habite-t-il ?
B: Il habite à Jakarta A : Est-ce qu’il est beau ? B : Oui, il est beau.
L’objectif majeur de cet article est de savoir l’efficacité de la
technique de jeu aux cartes dans l’apprentissage de la production orale.
xiv
Methode de La Recherche
La variable indépendante de cette recherche est le technique
d’enseignement de la production orale en utilisent les cartes. La variable
dépendante de cette recherche est la performance des lycéens de la classe XI
Ips 4. Comme la population est homogène, cette recherche utilise un
échantillon d’une classes. Cette recherche utilise la méthode one shote case
study design.
Pour analyse les donnés, j’utilise la méthode de documentation pour
obtenir le nom et le nombre des étudiants et la méthode de test pour savoir la
compétence de la production orale des lycéens.
Pour examiner la fiabilité, je fais un test pour six lycéens avec le technique
test-retest. Je compte le résultat de test avec la formule product moment.
C’est pour avoir la fiabilité du test.
Efficacité de Média
Pour savoir la performance des lycéens XI Ips 4, je teste les 28 lycéens.
No
Responden Nilai
Post-
test
Post-
test
1 Al hadidi 7,5 75
2 Candra 7,5 75
3 Fahrizal 7,0 70
4 Faizal 7,0 70
5 Fauzi 6,0 60
6 Heru 6,0 60
7 Joko 8,0 80
8 Rio 7,0 70
xv
9 Sahrul 7,0 70
10 Atika 8,0 80
11 Ayunika 7,5 75
12 Ferlita 8,5 85
13 Indah 7,5 75
14 Ita 7,5 75
15 Lenia 7,0 70
16 Lina 8,5 85
17 Lutfi 8,5 85
18 Miftakul 8,5 85
19 Miftakhah 7,5 75
20 Nevia 8,5 85
21 Novinia 8,5 85
22 Nuris 8,5 85
23 Rima 7,5 75
24 Rina 9,5 95
25 Risma 8,0 80
26 Sofia 8,5 85
27 Sri 8,5 85
28 Ulva 8,0 80
Rata-rata 78.0
Le résultat moyen du test est plus grand que KKM (test= 78.0 > KKM =
75). La meilleure note de test est de 95, la pire est de 60 et la moyenne est de
78.0. Les lycéens sont dans la catégorie bien. Mais, selon Depdikbud, le
“Kriteria Ketuntasan Belajar (KB) Klasikal” est 85%. Dans cette recherche le
KB est 75%. Alors le résultat de KB est plus petit que KB Klasikal (
75%<85%) Cela veut dire que le résultat de test montre que l’apprentissage
de la production orale avec les cartes des mots est moins efficace.
xvi
Selon cette recherche, le dialoque entre les étudiants en utilisant le jeu aux
cartes, on peut conclure que les étudiants peuvent dialoguer bien qu’il y ait
des petits fautes, par exemple : les erreurs des vocabulaires, les étudiants font
des erreurs d’utilisation de verbe être et avoir, par exemple : elle a professeur,
il est vingt ans, elle a jolie, etc. Mais il y a des étudiants qui font des erreurs
prononciation des phrases, comme “elle est chanteuse”, prononcé “ elle est
chanteurse”. Alors il faut qu’ils fassent beaucoup des exercices de
prononciation.
Conclusion
Selon le résultat, l’utilisation de la technique de jeu aux cartes anime la
classe et en plus les lycéens deviennent enthousiastes pour apprendre le
français. Cela se voit de la competence de production orale des lycéens de
SMAN 2 Demak sont dans la catégorie bien. le résultat moyen du test est de
78.0 grâce à l’utilisation la technique de jeu aux cartes. Mais le résultat de KB
est plus petit que KB Klasikal ( 75%<85%) Cela veut dire que le résultat de
test montre que l’apprentissage de la production orale avec les cartes des mots
est moins efficace.
Remerciement
Premièrement, je remercie Allah, je remercie mes parents qui me prient
toujours pour mes succés. Puis, je remercie mon frère qui me donne l’esprit à
finir mon mémoire. Ensuite je remercie mes professeurs madame Vivi et
madame Titin qui m’ont donné la motivation. Enfin, je remercie les lycéens
xvii
de la classe XI Ips 4 du SMA N 2 Demak. Et mes amis du programme de
pédagogie du français 2011.
Bibliographie
Arsyad, A (2011). Media Pembelajaran. Jakarta. PT Raja Grafindo
Persada.
Bellenger, Lionel. 1996. L’Expression Orale : Une approche nouvelle de la
parole expressive. Paris : ESF éditeur.
Eviyanti. 2012. “Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Prancisdengan
Menggunakan Jeux”.
Mahriyuni. 2008. “Penggunaan Teknik Permainan dalam
pengembangan kosakata untuk Meningkatkan Keterampilan
Berbicara Bahasa Prancis SMA N 2 Medan”.Universitas Negeri
Medan.
Sadiman, Arif. et al 2003. Media Pendidikan (Pengertian,
Pengembangan Dan Pemanfaatannya). Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Sopiawati.2010. “Efektifitas Teknik Permainan Ular Tangga dalam
Pembelajaran Bahasa Jepang”. Skripsi. Universitas Pendidikan
Indonesia.
xviii
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ iii
PERNYATAAN ................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................... v
PRAKATA ........................................................................................ vi
SARI ................................................................................................... viiii
ABSTRAK.......................................................................................... ix
ARTICLE............................................................................................. x
DAFTAR ISI......................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xx
DAFTAR TABEL............................................................................... xxi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................... xxii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah …..…………………………… 5
1.3 Tujuan Penelitian .....……………………………… 6
1.4 Manfaat Penelitian ….....…………………………… 6
BAB II LANDASAN TEORI………………………...…………....... 8
2.1 Kajian Pustaka………....…………............................... 8
2.2 Media Permainan Kartu Kata Bergambar..................... 10
2.3 Keterampilan Berbicara........……………..................... 20
xix
2.4 Kerangka Pikir........…………….................................. 29
2.5 Hipotesis ....................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN...................……………......…… 31
3.1 Pendekatan Penelitian ...................……………......….. 31
3.2 Variabel Penelitian .........…………......…..................... 31
3.3 Populasi dan sampel ...................……………............... 31
3.4 Metode Pengumpulan Data...........……………......….. 32
3.5 Instrumen Penelitian ...................……………..... ......... 32
3.6 Validitas dan Reliabilitias ...................……………...... 36
3.7 Pelaksanaan Penelitian................................................... 38
3.8 Sistem penelitian............................................................ 39
3.9 Kriteria Skor Penilaian................................................... 41
3.10Teknik Analisis Data................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................... 46
4.1 Subjek Penelitian........……........................................... 46
4.2 Hasil Nilai test............................................................... 47
4.3 Analisis Data.................................................................. 48
4.4 Analisis Media Kartu Bergambar.................................... 50
BAB V PENUTUP............................................................................ ... 62
5.1 Simpulan.................................................................................... 62
5.2 Saran.......................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………… 64
LAMPIRAN
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran-lampiran
Lampiran 1 RPP
Lampiran 2 Instrumen Penelitian
Lampiran 3 Contoh transkrip berbicara
Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 5 Surat-surat
Lampiran 6 Dokumentasi
xxi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen........................................................... 33
Tabel 3.8 Sistem Penilaian................................................................ 39
Tabel 3.9 Kriteria Skor Penilaian ..................................................... 41
xxii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Gambar Media Pembelajaran ayah ............................. 51
Gambar 4.2 Gambar Media Pembelajaran Ibu................................ 52
Gambar 4.3 Gambar Media Pembelajaran saudara laki-laki........... 52
Gambar 4.4 Gambar Media Pembelajaran Saudara Perempuan....... 53
Gambar 4.5 Gambar Media Pembelajaran Ipar Perempuan............. 54
Gambar 4.6 Gambar Media Pembelajaran Keponakan................... 54
Gambar 4.7 Gambar Media Pembelajaran Kakek........................... 55
Gambar 4.8 Gambar Media Pembelajaran Orangtua....................... 56
Gambar 4.9 Gambar Media Pembelajaran Tante............................ 56
Gambar 4.10 Gambar Media Pembelajaran Paman......................... 57
Gambar 4.11 Gambar Media Pembelajaran Ipar Laki-laki.............. 57
Gambar 4.12 Gambar Media Pembelajaran Sepupu Laki-laki......... 58
Gambar 4.13 Gambar Media Pmbelajaran Nenek............................ 59
Gambar 4.14 Gambar Media Pembelajaran Kakek-Nenek.............. 59
Gambar 4.15 Gambar Media Pembelajaran Sepupu Perempuan....... 60
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan media komunikasi baik secara formal maupun
informal. Dalam era globalisasi saat ini, menguasai bahasa asing sangat penting.
Dengan menguasai bahasa asing, seseorang dapat dengan mudah bersosialisasi di
berbagai belahan dunia, untuk itu, pembelajaran bahasa asing salah satunya
bahasa Prancis sudah semakin diperhitungkan dalam dunia pendidikan. Tidak
hanya tingkat Perguruan Tinggi, namun juga tingkat Sekolah Menengah Atas
(SMA/SMK/MA).
Pada pembelajaran bahasa asing, misalnya bahasa Prancis ada empat
keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut
sangat penting dan saling berkaitan dalam pembelajaran bahasa Prancis.
Keterampilan berbicara merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa
yang harus dikuasai oleh para pembelajar bahasa Prancis karena berbicara juga
merupakan suatu media atau sarana untuk mengungkapkan isi pikiran lewat lisan.
(Semi dalam Cahyani 2008:01) berpendapat bahwa berbicara atau bercakap
memainkan peranan penting karena bahasa pada hakikatnya adalah bahasa lisan.
Berbicara merupakan kegiatan berinteraksi dan menyampaikan pesan dalam
kehidupan sehari-hari. Mengingat pentingnya peranan berbicara, maka dalam
pengajaran bahasa asing, termasuk bahasa Prancis, pengajaran
2
berbicara perlu disajikan sedemikian rupa agar dapat menarik dan dapat
merangsang siswa untuk aktif berbicara.
Selama ini, pembelajaran bahasa Prancis di Sekolah Menengah Atas
(SMA/SMK/MA) masih didominasi metode ceramah dan pemberian tugas. Pada
pembelajaran seperti ini, pengetahuan hanya mengalir dari satu arah, yaitu dari
guru kepada siswa, oleh karena itu tidak heran jika banyak siswa cenderung tidak
aktif dalam pelajaran tersebut.
SMA N 2 Demak merupakan lembaga pendidikan yang menjadikan bahasa
Prancis menjadi salah satu mata pelajaran yang diajarkan. Berdasarkan
pengalaman dan observasi, siswa tidak aktif dalam pelajaran bahasa Prancis salah
satunya pada saat pembelajaran berbicara dan siswa lebih banyak diam dan
cenderung malu saat diminta untuk menjawab pertanyaan menggunakan bahasa
Prancis. Dalam pembelajaran, guru juga lebih banyak menggunakan metode
ceramah, yaitu hanya dengan menjelaskan isi buku pegangan sesuai tema yang
diajarkan kemudian diberi tugas. Siswa mendengarkan apa yang guru ucapkan
kemudian siswa meniru mengucapkannya. Siswa hanya diberi tugas untuk
membuat kalimat atau teks kemudian menghafalkan di depan kelas pada evaluasi
pembelajaran berbicara. Menurut pengamatan, siswa lebih banyak diam dan tidak
menjawab ketika diminta mengungkapkan kata atau kalimat dalam bahasa Prancis
secara spontan. Misalnya saat ditanya menggunakan bahasa Prancis secara
spontan, siswa lebih banyak diam karena malu untuk mengungkapkan kalimat
dalam bahasa Prancis. Siswa merasa takut apabila salah dalam mengungkapkan
kalimat. Pembelajaran ini tidak berfokus pada keaktifan siswa dan bertolak
3
belakang dengan tujuan kurikulum yang masih digunakan di SMA N 2 Demak,
yaitu kurikulum 2013 yang mengutamakan pembelajaran berfokus pada siswa
dengan menggunakan langkah 5M yaitu : Mengamati, Menanya, Mengekplorasi,
Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan.
Fenomena yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa siswa lebih banyak
diam saat pembelajaran dan kurangnya variasi pembelajaran yang digunakan
untuk menunjang keaktifan siswa. Oleh karena itu, dalam pembelajaran bahasa
Prancis, salah satunya dalam pembelajaran berbicara, diperlukan variasi
pembelajaran yang meliputi teknik-teknik pembelajaran agar dalam proses belajar
mengajar tidak monoton dan lebih menyenangkan sehingga dapat menunjang
keaktifan siswa. Salah satu teknik adalah teknik permainan. Permainan merupakan
hal yang menyenangkan dan cenderung lebih diminati oleh anak-anak. Teknik
permainan juga melibatkan seluruh siswa dalam kelas untuk ikut bermain
sehingga menunjang siswa untuk lebih aktif dalam menerima pembelajaran.
Permainan menjadikan alasan untuk berbicara pada setiap kegiatan (Lewis
2012:110). Eviyanti (2012:110-111) dalam penelitiannya yang berjudul
“Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Prancis dengan Menggunakan Jeux”
mengungkapkan bahwa jeux (permainan) dapat menciptakan suasana santai dan
menyenangkan sehingga sedikit demi sedikit rasa malu dan takut salah
mengucapkan yang ada pada diri mereka dapat dihilangkan secara perlahan-lahan.
Pembelajaran bahasa Prancis tidak hanya diajarkan satu arah saja yaitu dengan
metode ceramah, tapi diperlukan teknik permainan yang dapat menunjang
keaktifan siswa, yaitu dengan berdialog atau tanya jawab. Teknik permainan yang
4
digunakan dalam penelitian ini adalah acak kata bergambar yaitu kata-kata
bergambar yang diacak oleh siswa kemudian dikembangkan menjadi suatu
kalimat yang sesuai dengan tema yang ditentukan kemudian disampaikan di depan
kelas. Teknik permainan dengan kartu kata bergambar dipilih secara acak oleh
dua siswa yang masing-masing sebanyak 1 buah kemudian dua siswa tersebut
melakukan tanya jawab atau dialog mengenai kartu yang telah dipilih. Misalnya
siswa A mendapatkan kartu dengan gambar seorang Ibu dan di bawahnya
ditambah dengan kata yang menunjukkan keterangan la mère, siswa A
mengajukan pertanyaan kepada siswa B yang memungkinkan terdapat dalam
gambar seperti a). Qui est-ce ? b). Comment s’appelle t-elle? c). Quelle est sa
profession ? d). Quelle âge a t-elle ?. Kemudian siswa B menjawab pertanyaan
siswa A seperti a). C’est ma mère b). Elle s’appelle Saidah c). Elle est chanteuse
d). Elle a 38 ans. Begitupun sebaliknya, siswa B mengajukan pertanyaan yang
memungkinkan terdapat dalam gambar yang telah dipilih kemudian siswa A
menjawab pertanyaan tersebut. Gambar yang digunakan adalah gambar yang
menunjukkan anggota keluarga dan memungkinkan siswa dapat menjawab
pertanyaan berkaitan dengan anggota keluarga masing-masing.
Pada penelitian ini, teknik permainan dilakukan untuk pembelajaran berbicara.
Tema kelas XI semester I adalah kehidupan keluarga (la vie familiale) dengan
materi memperkenalkan anggota keluarga (Présenter le membres de famille).
Teknik permainan kartu kata yang dilengkapi dengan gambar ini bertujuan untuk
memancing ide agar siswa dapat membuat kalimat sederhana secara lisan.
Menurut Wibawa dan Mukti (1992:27), gambar merupakan media pembelajaran
5
visual diam yang digunakan untuk memperjelas pembelajaran. Kartu kata
bergambar adalah kartu yang berisi kata-kata dan terdapat gambar (Jaruki,
2008:15). Indriana (2011:69) mengemukakan kelebihan kartu kata bergambar
yaitu mudah diingat karena kartu bergambar sangat menarik perhatian. Dari
penjelasan tersebut dapat diasumsikan bahwa media kata bergambar secara tidak
langsung memberikan rangsangan kepada siswa dalam menyusun kata-kata
kedalam kalimat karena media kata bergambar mudah diingat. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan oleh Pramestari (2011) dengan judul “ Keefektifan
Kartu dan kata Bergambar pada Pembelajaran Menulis Kalimat Sederhana Siswa
Kelas X Tunas Patria Ungaran” terbukti bahwa media kartu dan kata bergambar
efektif untuk pembelajaran menulis kalimat sederhana. Dengan demikian,
permainan acak kata bergambar dapat dijadikan solusi untuk pembelajaran
berbicara karena permainan dengan media visual, yaitu kata bergambar dapat
merangsang siswa untuk menyusun kalimat sederhana baik secara tulis maupun
lisan sekaligus dapat menunjang keaktifan siswa untuk bertanya jawab mengenai
gambar yang telah disediakan. Dengan latar belakang masalah diatas, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian kepada siswa kelas XI SMA N 2 Demak
dengan judul :
“Efektifitas Teknik Permainan Acak Kata Bergambar dalam Pembelajaran
Keterampilan Berbicara pada Siswa kelas XI SMA N 2 Demak”
1.2 Rumusan Masalah
Apakah permainan acak kata bergambar efektif untuk pembelajaran
keterampilan berbicara siswa kelas XI SMA N 2 Demak ?
6
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah untuk mengetahui:
Efektif atau tidaknya penggunaan teknik permainan acak kata bergambar
dalam pembelajaran keterampilan berbicara siswa kelas XI SMA N 2
Demak.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang penulis harapkan dalam penelitian ini yaitu : Bagi Jurusan
Pendidikan Bahasa Prancis UNNES
Mendapatkan informasi mengenai penggunaan teknik permainan acak kata
bergambar untuk pembelajaran berbicara.
Bagi Pengajar Bahasa Prancis
Dapat dijadikan alternatif dalam menentukan pilihan dan menetapkan teknik
pembelajaran yang digunakan, sehingga dapat mempermudah pembelajaran
keterampilan berbicara.
Bagi Siswa
Dapat membantu mengatasi kesulitan dalam pembelajaran berbicara sehingga
dapat memotivasi siswa dalam belajar.
Bagi Peneliti
1. Menambah wawasan serta pengalaman mengenai penggunaan teknik
permainan acak kata bergambar dalam pembelajaran berbicara.
2. Dengan penelitian ini diharapkan penulis dan tenaga pengajar lainnya
dapat mengaplikasikan serta menemukan beberapa metode yang baru
7
untuk pembelajaran berbicara bahasa Prancis sehingga dapat penulis
aplikasikan untuk menjadi calon pengajar yang akan datang.
Bagi Peneliti Lainnya
Dapat menjadi referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
Pada bab ini dipaparkan sejumlah teori yang terdapat dalam berbagai sumber.
Teori-teori tersebut mencakup teori tentang pengertian Media Permainan Kartu
Kata Bergambar yang meliputi pengertian Media Pembelajaran, Fungsi Media
Pembelajaran, Jenis dan Klasifikasi Media Pembelajaran, Kriteria Pemilihan
Media Pembelajaran, Keunggulan Permainan sebagai Media Pembelajaran, Kartu
Acak Kata Bergambar. Teori tentang Keterampilan berbicara yang meliputi
Definisi Berbicara, Jenis-jenis tes berbicara dan Materi keterampilan berbicara
serta Kerangka Berpikir dan Hipotesis.
2.1 Kajian Pustaka
Beberapa penelitian yang telah dilakukan dan dapat dijadikan sebagai kajian
dalam penelitian ini adalah penelitian dari: Mahriyuni (2008) dan Yani (2012).
Penelitian pertama yang berjudul “Penggunaan Teknik Permainan dalam
pengembangan kosakata untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa
Prancis SMA N 2 Medan” oleh Mahriyuni (2008). Mengungkapkan bahwa hasil
penelitian menunjukkan peningkatan dalam setiap siklusnya, yaitu siklus I yang
awalnya 62,21 nilai rata-rata siswa masih dalam kategori kurang pada siklus II
mengalami peningkatan yaitu 76 yang dikategorikan pada level cukup, dan terjadi
peningkatan pada siklus III yaitu nilai rata-rata siswa yang mencapai 82,58 yang
berada pada level baik. Hasil penelitian ini adalah siswa mengalami peningkatan
yang signifikan mengenai keterampilan berbicara bahasa Prancis dengan
9
menggunakan teknik permainan oleh karena itu teknik permainan merupakan
salah satu teknik pengajaran yang tepat diterapkan dalam mata pelajaran bahasa
Prancis SMA N 2 Medan.
Penelitian kedua yang berjudul “Teknik Acak kata Berbasis Gambar dalam
Pembelajaran Berbicara Bahasa Prancis” oleh Yani (2012). Mengemukakan
bahwa hasil penelitian menunjukkan peningkatan nilai rata-rata pada siklus I, II,
dan III yaitu 75.83 (cukup), 80.00 (baik), dan 89.20 (sangat baik). Dari hasil
penelitian tersebut dapat dibuktikan bahwa penerapan teknik acak kata berbasis
gambar dapat meningkatkan penguasaan kosakata dalam berbicara bahasa Prancis
mahasiswa semester III.
Relevansi kedua penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada
penerapan teknik permainan dengan metode kata bergambar, sedangkan
perbedaannya adalah (1) hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahriyuni dan Yani
adalah penerapan permainan dan teknik acak kata berbasis gambar untuk
meningkatkan penguasaan kosakata, sedangkan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Prancis dan
untuk menunjang keaktifan siswa dalam pembelajaran bahasa Prancis. (2) subyek
penelitian Yani adalah mahasiswa semester III dan penelitian Mahriyuni adalah
siswa kelas X SMA N 2 Medan sedangkan penelitian ini adalah siswa kelas XI
SMA N 2 Demak.
10
2.2 Media Permainan Kartu Kata Bergambar
Kegiatan belajar mengajar akan lebih meyenangkan jika dilakukan
menggunakan bantuan media pembelajaran sebagai penyampai materi. Media
permainan kartu acak kata bergambar adalah salah satu media yang dapat
dijadikan alat sebagai penyampai materi untuk pembelajaran bahasa Prancis.
2.2.1 Hakikat Media Pembelajaran
Media pembelajaran mempunyai peranan yang penting dalam proses kegiatan
belajar mengajar. Dengan adanya media, proses kegiatan belajar mengajar semakn
dirasakan manfaatnya. Pemggunaan media diharapkan akan menimbulkan
dampak positif, seperti timbulnya proses pembelajaran yang lebih kondusif,
terjadi umpan balik dalam proses belajar mengajar, dan mencapai hasil yang
optimal. Berbicara mengenai media, tentu memiliki cakupan yang luas. Oleh
karena itu, masalah media akan dibatasi ke arah yang relevan dengan
pembelajaran yaitu media pembelajaran.
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang
dapat menyalurkan informasi dari sumber kepada penerima (Hairudin 2008:7).
Gagne yang dikutip oleh Wijaya (1991:137) berpendapat bahwa media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk
belajar. Jadi, media pembelajaran adalah media yang digunakan pada proses
pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dan siswa agar tujuan
pengajaran tercapai. Dalam Depdiknas (Hairudin 2008:7) juga menyatakan bahwa
11
media pembelajaran adalah media pendidikan yang secara khusus digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang sudah dirumuskan.
Kehadiran media pembelajaran dalam proses pengajaran diharapkan dapat
menyentuh aspek-aspek psikologis sehingga terjadi proses belajar mengajar dalam
diri siswa tersebut. Seperti pendapat Sadiman (2003:102), media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim pesan ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran perasaan, serta
perhatian siswa agar proses belajar terjadi.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
merupakan suatu bentuk peralatan, metode, atau teknik yang digunakan untuk
menyalurkan pesan, membantu mempertegas bahan pelajaran, sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar.
Dalam hal ini penerima pesan adalah siswa, jadi sebaiknya dalam pembelajaran
bahasa asing khususnya bahasa Prancis tidak lepas dari penggunaan media.
2.2.2 Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran sebenarnya alat bantu yang berguna bagi pendidik dalam
membantu menyampaikan isi materi. Secara umum, media pembelajaran
berfungsi mengarahkan siswa untuk memperoleh berbagai pengalaman belajar.
Pengalaman belajar tergantung adanya interaksi siswa dengan media. Dengan
penggunaan media yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, tentunya
akan mempertinggi hasil belajar.
Menurut Kemp dan Dayton (Indriana, 2011:48), media dalam pembelajaran
memiliki manfaat antara lain :
12
1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih mencapai standar.
2) Pembelajaran menjadi lebih menarik.
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4) Dengan menerapkan teori belajar, waktu pembelajaran dapat
dipersingkat.
5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan dan dimanapun
diperlukan.
7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan.
Dengan demikian media pembelajaran dapat dijadikan sarana untuk
menyampaikan isi materi.
2.2.3 Jenis dan Klasifikasi Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan komponen instruksional yang meliputi pesan,
teknik latar, dan peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh kedalam dunia
pendidikan ini, laju perkembangan teknologi yang maju, media pembelajaran
tampil dalam berbagai jenis. Dari sinilah timbul klasifikasi dan pengelompokkan
media pembelajaran.
Menurut Rudy Brezt dalam (Indriana 2011:55), media pengajaran itu
mempunyai bentuk informasi yaitu suara, gambar, cetakan, grafik, garis, dan
gerakan. menurut Briggs (Arsyad 2002) le média d’apprentissage est la facilité
physique pour transmettre les matières soit des livres, des films, des video, et des
image.
Menurut Hastuti (Djuanda 2006:103), media pembelajaran dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu media visual yang di yang diproyeksikan. Contoh
media visual yang diproyeksikan yaitu :
13
1) Gambar diam seperti foto, gambar, majalah, lukisan.
2) Gambar seri.
3) Wall cart seperti gambar, denah atau bagan yang biasa
digantungkan didinding.
4) Flash chard berisi kata-kata bergambar untuk mengembangkan
kosakata.
Klasifikasi media melalui bentuk dan cara penyajiannya, maka format
klasifikasi media pengajaran secara umum adalah:
1) Media visual yang meliputi media grafis, bahan cetak, dan
gambar diam.
2) Media proyeksi diam yang meliputi OHP/OHT, opaque projector,
slide, dan filmstrip.
3) Media audio yang meliputi media radio, media alat perekam pita
magnetik.
4) Media audio visual diam yang meliputi media sound slide (slide
suara), film strip bersuara, dan halaman bersuara.
5) Media film, televisi, dan multimedia.
Menurut Harjanto (2005:243-244) ada dua alasan media pendidikan dapat
berkenaan dengan manfaat media pendidikan, dalam proses belajar siswa, yang
pertama yaitu :
1) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat
lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa
menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
2) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
konumikasi verba melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga
apalagi bila guru mengajar setiap jam pelajaran.
14
3) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain
seperti mengamati, melakukan latihan, mendemonstrasikan, dll.
4) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
Alasan kedua adalah taraf berfikir manusia mengikuti perkembangan, dimulai
dan berfikir sederhana menuju berfikir kompleks. Penggunaan media erat
kaitannya dengan tahapan berfikir tersebut, sebab melalui media pendidikan hal-
hal yang abstrak dapat dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat
disederhanakan.
Media pembelajaran dapat dibagi menjadi :
1) Media yang didengar (auditory), misalnya radio dan tape
recorder;
2) Media yang dapat dilihat (visual), misalnya kartu dan gambar;
3) Media yang didengar dan dilihat (auditory dan visual), misalnya
film, video, dll;
4) Media permainan (games) misalnya teka-teki, scrabble, acak
kata.
Berdasarkan beberapa klasifikasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggabungkan
antara media permainan (games) dengan media yang dapat dilihat (visual) yaitu
teknik permainan acak kata bergambar .
2.2.4 Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Menentukan dan memilih media yang terbaik dalam proses belajar dan
mengajar merupakan sesuatu yang penting. Namun, hal ini kadang
15
membingungkan bagi para pendidik, tetapi di sisi lain juga merupakan moment
untuk penilaian kreatifitas mereka. Connel dalam (Indriana 2011:27) menyatakan
dengan tegas agar menggunakan media yang memiliki kesuaian dengan kebutuhan
belajar. Dengan demikian, secara sederhana media apa pun dapat digunakan
dalam aktivitas belajar mengajar asalkan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
pengajaran itu sendiri.
Sudjana (2009:103) mengemukakan beberapa kriteria dalam memilih media
pembelajaran, sebagai berikut :
1) Ketepatan dengan tujuan pembelajaran.
2) Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran. Adanya media
pembelajaran akan lebih mudah dipahami siswa.
3) Media yang digunakan mudah diperoleh, murah, sederhana dan
praktis penggunaannya.
4) Keterampilan guru dalam menggunakan media dalam proses
pembelajaran.
5) Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut
dapat bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran berlangsung.
6) Sesuai dengan taraf berpikir siswa
Hafni (Hairudin 2008:7) mengemukakan bahwa media yang akan dipilih
hendaknya memiliki karakteristik yaitu relevan dengan tujuan, sederhana,
esensial, menarik dan menantang. Jadi secara umum kriteria pemilihan media
pembelajaran dapat dikelompokkan:
1) Kesesuaian dengan tujuan pengajaran.
2) Kesesuaian dengan materi yang diajarkan.
3) Kesesuaian dengan fasilitas pendukung, kondisi lingkungan dan
waktu.
16
4) Kesesuaian dengan karakteristik siswa.
5) Kesesuaian dengan gaya belajar siswa.
Dari beberapa penjelasan mengenai kriteria media pembelajaran tersebut dapat
disimpulkan bahwa permainan acak kata bergambar sesuai untuk pembelajaran
berbicara bahasa Prancis. Hal ini dapat dilihat dari kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran yang didalamnya disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.
Alat yang digunakan pun sangat sederhana yaitu hanya dengan kartu persegi yang
didalamnya terdapat gambar dan kata-kata yang digunakan untuk memperjelas
gambar. Teknik permainan yang digunakan juga sangat sederhana yaitu siswa
secara berpasangan mengambil kartu kata masing-masing kemudian dilakukan
tanya jawab secara bergantian mengenai gambar yang terdapat dalam kartu.
2.2.5 Keunggulan Permainan Sebagai Media Pembelajaran
Permainan sebagai salah satu media pendidikan sangat dianjurkan oleh para
ahli psikologi karena sangat bermanfaat bagi perkembangan kognitif dan kreatif
anak didik.
Menurut Huizinga dalam Sopiawati (2010:135) menyebutkan bahwa :
“ Le jeu est une action ou une activité volontaire, accomplie dans certaines
limites fixées de temps et de lieu, suivant une règle librement consentie mais
complètement impérieuse, pourvue d’une fin de soi, accompagnée d’un sentiment
de tension ou de joie, et d’une conscience d’être”.
(Permainan adalah sebuah aksi atau kegiatan sukarela, dilakukan dalam batas
waktu dan tempat tertentu, diikuti dengan sebuah aturan yang bebas namun
menarik, berakhir pada waktu tersebut, diiringi dengan perasaan senang dan rasa
tegang).
17
http://www.bahasaarabsdit.com/2009/07/inovasi-pembelajaran-dengan-
metode.html sebagai media pendidikan, permainan mempunyai beberapa
kelebihan, yaitu :
1) Permainan adalah sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan,
sesuatu yang menghibur dan menarik.
2) Permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif dari siswa
untuk belajar.
3) Permainan dapat memberikan umpan balik langsung.
4) Permainan memungkinkan siswa untuk memecahkan masalah-
masalah yang nyata.
5) Membantu siswa meningkatkan kemampuan komunikatifnya.
6) Membantu siswa yang sulit belajar dengan metode tradisional.
7) Mainan bersifat luwes, dapat dipakai untuk berbagai tujuan
pendidikan. Permainan dapat dengan mudah dibuat dan
diperbanyak.
Sedangkan menurut Ruswandi (2004:7) dalam buku games for islamic
mentoring, teknik permainan memiliki beberapa keunggulan:
1) Singkat karena waktu yang digunakan bisa di minimalisasikan.
2) Tidak membutuhkan biaya yang besar.
3) Partisipatif, games melibatkan siswa baik secara fisik (termasuk
pergerakan) maupaun fisiologis (seperti perhatian secara mental
dan
visual). Games membantu perhatian siswa dan membuat mereka
berfikir, bereaksi, dan tertawa.
4) Menggunakan alat bantu (media), games melibatkan penggunaan
alat-alat sederhana untuk menambah kesan realistis pada kegiatan.
5) Beresiko rendah, tingkat keberhasilan games cukup tinggi bila
dilakukan sesuai dengan cara yang benar dan profesional.
18
6) Adaptasi yang mudah, games dapat disesuaikan dengan beragam
situasi dan penekanan pada poin-poin yang berbeda. Bahkan
games juga dapat dimodifikasi tanpa menghilangkan kesan dan
karakter aslinya.
Huizinga dalam (Sopiawati 2010:136) juga mengemukakan keunggulan
permainan dalam pembelajaran yaitu :
“Le jeu permet de proposer une grande variété de situations motivantes et
familières, de modifier le rythme d’un cours et de relancer l’intérêt des
apprenants, d’apporter aux apprenants un moment où ils s’approprient l’action,
de faire répéter et réutiliser de façon naturelle des structures, du vocabulaire,
d’améliorer les compétences de prononciation et de compréhension par une mise
de situation, d’obtenir une attention et une implication de l’ensemble des
apprenants, et de faire participer les apprenants timides ou anxieux.”
(Permainan memberikan berbagai macam situasi yang memotivasi dan nyaman,
mengubah ritme pembelajaran dan memberikan ketertarikan bagi para pembelajar,
membawa pembelajar ke dalam situasi di mana mereka beraksi, mengulangi dan
mempelajari kembali cara alami bentuk, kosakata, meningkatkan kemampuan
pelafalan dan pemahaman dalam sebuah situasi, meraih perhatian dan keterlibatan
pembelajar, serta mengikutsertakan pembelajar yang pemalu atau pembelajar yang
merasa cemas).
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar
mengajar, permainan untuk meningkatkan pembelajaran adalah bersifat positif.
Dengan media permainan dalam pembelajaran siswa merasa tertarik dan
tertantang untuk lebih mengetahui materi pembelajaran.
Teori-teori tersebut berhubungan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan
yaitu dengan menggunakan media permainan sebagai penyampai materi. Dari
berbagai teori tersebut telah dikemukakan beberapa keunggulan mengenai teknik
permainan dalam pembelajaran, hal ini dapat memperkuat argumen mengenai
19
keefektifan media permainan yang akan peneliti lakukan dalam pembelajaran
berbicara bahasa Prancis.
2.2.6 Kartu Kata Bergambar
Kartu yang dalam aplikasinya memiliki berbagai variasi dan ukuran
merupakan alat bantu ajar yang praktis, selembar kartu dapat dibuat dari kertas
biasa (HVS), karton manila, atau kertas cover Soetopo (2009:25).
Kartu kata bergambar menurut Wibawa dan Mukti dalam (Wahyuningsih
2014:9) adalah kartu yang berisi kata-kata, gambar atau kombinasi dan dapat
digunakan untuk mengembangkan perbendaharaan kata-kata dalam mata pelajaran
bahasa pada umumnya dan bahasa asing pada khususnya. Begitu pula menurut
House dalam (Wahyuningsih 2014:10) juga mengemukakan bahwa kartu kata
bergambar adalah kartu yang berukuran 12x8cm, yang berisi kata, gambar atau
kombinasinya.
Susanto (2011:108), mengemukakan bahwa kartu kata bergambar adalah
kartu-kartu bergambar yang dilengkapi kata-kata. Arsyad (2011:119-120),
mengemukakan bahwa kartu kata bergambar adalah kartu kecil yang berisi
gambar, teks, atau tanda simbol yang mengingatkan dan menuntun siswa kepada
sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu.
Adapun kelebihan dalam kartu kata bergambar menurut Indriana (2011:69),
yaitu:
1) Mudah dibawa ke mana-mana.
2) Praktis dalam membuat dan menggunakannya, sehingga kapan
pun anak didik bisa belajar dengan baik menggunakan media ini.
20
3) Gampang diingat karena karakteristik media flashcard adalah
menyajikan pesan-pesan pendek pada setiap kartu yang disajikan.
Sajian pendek ini akan memudahkan siswa untuk mengingat
pesan-pesan tersebut. Kombinasi antara gambar dan teks cukup
memudahkan siswa untuk mengenali suatu konsep.
4) Menyenangkan sebagai media pembelajaran, bahkan bisa
digunakan dalam permainan.
Dalam penelitian ini, kartu kata yang digunakan adalah kartu persegi panjang
dengan bahan kertas karton yang didalamnya terdapat gambar dan kata-kata untuk
memperjelas gambar.
2. 3 Keterampilan Berbicara
Dalam pembelajaran bahasa, ada empat keterampilan yaitu Berbicara,
Menulis, Menyimak, dan Membaca. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai
adalah keterampilan berbicara.
2.3.1 Definisi Berbicara
Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa dalam kehidupan
sehari-hari. Seseorang lebih sering memilih berbicara untuk berkomunikasi,
karena komunikasi lebih efektif jika dilakukan dengan berbicara. Berbicara
memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa ahli bahasa
telah mendefinisikan pengertian berbicara, diantaranya sebagai berikut.
Tarigan (1986: 3) mengemukakan bahwa berbicara adalah kemampuan
seseorang dalam mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata yang
21
bertujuan untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,
gagasan dan perasaan orang tersebut.
Bellenger (1996:110) bahwa “l’expression orale est un aiguillon capital de
plusieurs enjeux de la vie : la qualité de nos relations humaines, la mise en valeur
de notre compétence professionnelle, notre propre développement personnel
comme notre équilibre psychique, notre ascendant et notre aptitude à persuader”.
(Menurut Bellenger, ungkapan lisan adalah suatu yang sangat pokok di dalam
kehidupan : mutu hubungan antarmanusia, peningkatan tentang keahlian
profesional kita, pengembangan pribadi kita sendiri sebagai pertimbangan
kekuatan batin kita, yang mempengaruhi kita dan pancaindera yang kita miliki.
Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa berbicara adalah sesuatu yang sangat pokok yang berupa
kemampuan seseorang untuk bercakap-cakap dengan mengujarkan bunyi-bunyi
bahasa untuk menyampaikan pesan berupa ide, gagasan, maksud, atau perasaan,
untuk melahirkan interaksi dengan orang lain.
2.3.2 Tes Keterampilan Berbicara
Tes atau evaluasi tak pernah luput dari kegiatan belajar mengajar. Tes
dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa setelah dilakukan pembelajaran.
Masing-masing tes yang dilakukan disesuaikan dengan ketentuan dan jenis-jenis
tes, termasuk dalam tes berbicara.
Jenis-jenis tes berbicara menurut Nurgiyantoro (2012:401) adalah :
1. Berbicara berdasarkan gambar
Untuk mengungkapkan kemampuan berbicara pembelajar dalam suatu bahasa,
gambar dapat dijadikan rangsang pembicaraan yang baik. Rangsang yang berupa
gambar sangat baik untuk dipergunakan anak-anak usia sekolah dasar maupun
22
pembelajar bahasa asing pada tahap awal. Rangsang gambar yang dipakai sebagai
rangsang berbicara dikelompokkan kedalam gambar objek dan gambar cerita.
Gambar objek merupakan gambar tentang objek tertentu yang berdiri sendiri
seperti binatang, kendaraan, pakaian, alam, dan lain-lain. Sedangkan gambar
cerita adalah gambar susun yang terdiri dari sejumlah panel gambar yang saling
berkaitan yang secara keseluruhan membentuk sebuah cerita.
2. Berbicara berdasarkan rangsangan suara
Tugas berbicara berdasarkan rangsang suara yang lazim dipergunakan adalah
suara yang berasal dari siaran radio atau rekaman yang disengaja dibuat untuk
maksud itu.
3. Berbicara berdasarkan rangsang suara visual dan suara
Berbicara berdasarkan rangsang visual dan suara merupakan gabungan antara
berbicara berdasarkan gabungan gambar dan suara di atas. Namun, wujud visual
yang dimaksud sebenarnya lebih dari sekedar gambar. Contoh rangsang yang
dimaksud yang paling banyak dikenal adalah siaran televisi, video, dll.
4. Bercerita
Tugas cerita yang dimaksud disini ada kemiripan dengan tugas bercerita
berdasarkan rangsang diatas, namun lebih luas cakupannya. Rangsang yang
dijadikan bahan untuk bercerita dapat berupa buku yang sudah dibaca, berbagai
cerita (fiksi dan cerita lama), berbagai pengalaman dll.
5. Wawancara
Wawancara merupakan teknik yang paling sering dipergunakan untuk menilai
kompetensi berbicara seseorang dalam suatu bahasa, khususnya bahasa asing yang
23
dipelajarinya. Wawancara biasanya dilakukan terhadap seorang pembelajar yang
kompetensi bahasa lisannya, bahasa target yang sedang dipelajarinya, sudah
cukup memenuhi sehingga memungkinkan untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaannya dalam bahasa itu.
6. Berdiskusi dan debat
Tugas berbicara yang dimasukkan dalam bagian ini adalah berdiskusi, berdebat,
berdialog, dan seminar.
7. Berpidato
Dilihat dari segi kebebasan peserta didik memilih bahasa untuk mengungkapkan
gagasan, berpidato, mempunyai persamaan tugas dengan bercerita. Dalam
kaitannya dengan pembelajaran (dan tes ) bahasa di sekolah, tugas berpidato dapat
berwujud permainan simulasi.
Dalam penelitian ini, menggunakan jenis berbicara pada poin yang pertama
yaitu Berbicara berdasarkan gambar, karena metode yang digunakan adalah teknik
acak kata bergambar. Siswa dapat berbicara menggunakan rangsangan gambar.
2.3.3 Kriteria Penilaian Keterampilan Berbicara
Evaluasi atau penilaian keterampilan berbicara juga tak lepas dari berbagai
aspek atau kriteria penilaian.
Menurut tagliante (2005:65-66), ada beberapa aspek yang dapat dinilai dalam
keterampilan berbicara, yaitu :
1. Le fond (dasar)
Bagian ini yang paling penting dalam keterampilan berbicara.
24
1) Les idées, les informations, l’argumentation (isinya jelas, gagasan-
gagasannya menarik)
2) La structure, l’organisation du message (pesan yang disampaikan logis)
3) Le langage (kebenaran atau ketepatan kata)
2.La forme (bentuk)
Bagian inilah yang paling sulit untuk dievaluasi. Penguji harus
menghargainya. Bagian ini meliputi :
1) L’attitude générale, la gestuelle
Sikap tidak kaku, tenang atau santai, wajah expressif
2) La voix, le volume, l’articulation, le débit, la fluidité, la spontanité
Suara, volume, artikulasi, cara mengucapkan (jelas), kelancaran
3) Le regard, les pauses, les silences
Pandangan mata, jeda, keadaan diam
4) d. La capacité à interagir
Aspek ini menilai kemampuan untuk berinteraksi secara lisan dalam
pembentukan makna
3.La prononciation (pengucapan)
Adapun kriteria penilaian keterampilan berbicara (la production orale)
berdasarkan tingkatan (niveaux) A1 menurut Tagliante (2005:68), yaitu :
25
Tabel 2.3.3 Tabel Kriteria Penilaian Keterampilan Berbicara
Comprehensi
on de la
consigne
0 0,5 1
Performance
globale
(peut
présenter les
membres de
famille.
À partir des
cartes sur
lesquelles
figurent des
mots et des
images. Peut
poser des
questions et
répondre aux
questions).
0 0,5 1 1,5 2
Structures
simples
correctes
(peut utiliser
de façon
limitée des
structures très
simples
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3
Lexique
approprié
(peut utiliser
un répertoire
élémentaire
de mots et
d’expressions
isolés relatifs
à des
situations
0 0,5 1 1,5 2
26
concrètes).
Correction
phonetique
(peut
prononcer de
manière
comprèhensib
le un
répertoire
limité
d’expression
mémoirisées.
0 0,5 1 1,5 2
Dari kriteria penilaian keterampilan berbicara diatas, peneliti menggunakan
kriteria penilain berdasarkan tingkataan (niveau) A1 karena sebagian besar kriteria
penilaian yang terdapat dalam rubrik penilaian A1 juga terdapat dalam kriteria
penilaian kterampilan berbicara yang sebelumnya dikemukakan oleh Tagliante.
Peneliti menggunakan penilaian berbicara tingkatan A1 karena siswa SMA
termasuk dalam kategori pembelajar bahasa asing tingkat pemula yang masuk
dalam tingkatan (niveau) A1.
2.3.4 Materi keterampilan berbicara
Pada penelitian ini, teknik permainan dilakukan untuk pembelajaran berbicara.
Tema kelas XI semester 1 adalah kehidupan keluarga dengan Kompetensi dasar
4.2 yaitu :
“Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk mengungkapkan cara
memberitahu dan menanyakan fakta, dan perasaan serta sikap dalam meminta dan
menawarkan barang dan jasa terkait topik kehidupan keluarga (la vie familiale)
27
dan kehidupan sehari-hari (la vie quotidienne) dengan memperhatikan unsur
kebahasaan dan struktur dalam teks secara benar dan sesuai konteks.”
Materi yang digunakan adalah memperkenalkan anggota keluarga (Présenter les
membres de famille) yang meliputi :
1. Tâche (tugas/pekerjaan)
Siswa melakukan dialog atau tanya jawab mengenai kehidupan
keluarga ( la vie familiale) dengan menggunakan media acak kata
bergambar.
2. Alat atau media
Menggunakan permainan acak kata bergambar yaitu kartu kata
bergambar yang diacak dipilih dan dijadikan bahan untuk pembelajaran.
3. Kegiatan yang dilakukan
Melakukan dialog atau tanya jawab mengenai gambar yang
terdapat dalam kartu yang dilengkapi dengan kata untuk mempertegas
gambar. Verba yang digunakan untuk bertanya jawab meliputi :
1) Nom (nama) Menggunakan kata kerja S’appeler
2) Âge (umur) Menggunakan kata kerja Avoir
3) Profession (pekerjaan) Menggunakan kata kerja Être
4) Adresse (alamat) Menggunakan kata kerja Habiter
4. Materi pembelajaran
1) Susunan dalam membuat kalimat
2) Kosakata mengenai pekerjaan (profession), anggota keluarga
(les membres de famille)
28
3) Penggunaan kata ganti orang (pronom sujet) dan adjectiv
possesif
Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah teknik permainan dengan
konsep tanya jawab. Dua orang siswa maju kedepan kelas kemudian memilih
kartu yang sudah diacak, kartu tersebut menjadi bahan untuk bertanya jawab.
Misalnya seorang siswa mendapat sebuah kartu bergambar
LE PÈRE
Siswa A yang mendapat kartu tersebut dapat bertanya kepada siswa B seputar
isi gambar tersebut begitu juga sebaliknya, siswa B mengajukan pertanyaan
kepada siswa A seputar gambar yang di dapat. Seperti :
A : Qui est-ce ?
B : C’est mon père
A : Comment s’appelle-t-il ?
B : Il s’appelle Junaedi
A : Quelle est sa profession ?
B : Il est jurnaliste
A : Quel âge a-t-il ?
29
B : Il a 40 ans
A : Où habite-t-il ?
B : Il habite à Jakarta
Gambar yang digunakan adalah gambar yang menunjukkan anggota keluarga
dan memungkinkan siswa dapat menjawab pertanyaan berkaitan dengan anggota
keluarga masing-masing.
2.4 Kerangka Pikir
Keterampilan berbicara merupakan salah satu dari empat keterampilan
berbahasa yang harus dikuasai oleh para pembelajar bahasa Prancis karena
berbicara juga merupakan suatu media atau sarana untuk mengungkapkan isi
pikiran lewat lisan. Mengingat pentingnya peranan berbicara, maka dalam
pengajaran bahasa asing, khususnya bahasa Prancis, pengajaran berbicara perlu
disajikan sedemikian rupa agar dapat menarik dan dapat merangsang siswa untuk
aktif berbicara.
Dalam penelitian ini dicobakan model pembelajaran dengan teknik permainan
acak kata bergambar mengandung pengertian suatu cara untuk melakukan sesuatu
pilihan kata yang di perjelas dengan gambar agar lebih mudah dipahami. Teknik
permainan yang digunakan dalam penelitian ini adalah acak kata bergambar yaitu
kata-kata bergambar yang diacak oleh siswa kemudian dikembangkan menjadi
suatu kalimat yang sesuai dengan tema yang ditentukan kemudian disampaikan di
depan kelas. Teknik permainan dengan kartu kata bergambar dipilih secara acak
oleh dua siswa yang masing-masing sebanyak 1 buah kemudian dua siswa
tersebut melakukan tanya jawab atau dialog mengenai kartu yang telah dipilih.
30
Misalnya siswa A mendapatkan kartu dengan gambar seorang Ibu dan di
bawahnya ditambah dengan kata yang menunjukkan keterangan la mère, siswa A
mengajukan pertanyaan kepada siswa B yang memungkinkan terdapat dalam
gambar seperti a). Qui est-ce ? b). Comment s’appelle t-elle? c). Quelle est sa
profession ? d). Quelle âge a t-elle ?. Kemudian siswa B menjawab pertanyaan
siswa A seperti a). C’est ma mère b). Elle s’appelle Saidah c). Elle est chanteuse
d). Elle a 38 ans. Begitupun sebaliknya, siswa B mengajukan pertanyaan yang
memungkinkan terdapat dalam gambar yang telah dipilih kemudian siswa A
menjawab pertanyaan tersebut. Gambar yang digunakan adalah gambar yang
menunjukkan anggota keluarga dan memungkinkan siswa dapat menjawab
pertanyaan berkaitan dengan anggota keluarga masing-masing.
Dalam penelitian ini, teknik permainan acak kata sangat memungkinkan untuk
dijadikan media pembelajaran keterampilan berbicara karena didalam kartu kata
tersebut terdapat kata yang diperjelas dengan gambar sehingga siswa mampu
mengimajinasikan dan mengkonsep apa yang ada dalam pikiran sebelum
menuangkan menjadi kalimat lisan. Dengan adanya gambar, siswa bisa lebih
mudah mengungkapkan apa yang terkonsep didalam pikiran.
2.5 hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis penelitian ini adalah : “Teknik Permainan
Acak Kata Bergambar efektif dalam pembelajaran berbicara
bahasa Prancis di SMA N 2 Demak”
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian ini berdesain “One
Shot Case Study” yaitu desain yang terdapat suatu kelompok diberi treatment/
perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Menurut Sugiono (2011:94)
pengujian hipotesis deskriptif (satu sampel) pada dasarnya merupakan proses
pengujian generalisasi hasil penelitian yang didasarkan satu sampel. Dalam
Penelitian ini variabel penelitiannya bersifat mandiri, oleh karena itu hipotesis
penelitian tidak terbentuk perbandingan ataupun hubungan antar dua variabel atau
lebih. Nilai tes siswa menggunakan patokan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 75.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian. Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas adalah model pembelajaran
Teknik Permainan Acak Kata Bergambar, sedangkan variabel terikat adalah
variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel terikatnya adalah kemampuan berbicara bahasa Prancis.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA N 2 Demak.
Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IPS 4 yang
32
berjumlah 28 siswa karena di SMA N 2 Demak hanya kelas XI IPS 4 yang
mendapat mata pelajaran bahasa Prancis.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu cara untuk memperoleh data-data
yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian. Metode yang digunakan ini berupa
metode dokumentasi dan metode tes.
3.4.1 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data
mengenai daftar siswa kelas XI IPS 4 SMA N 2 Demak, yang akan diperlukan
dalam penelitian.
3.4.2 Metode Tes
Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengambil data tentang
kemampuan berbicara kelas XI IPS 4 SMA N 2 Demak setelah menggunakan
model pembelajaran Teknik Permainan Acak Kata Bergambar. Tes akan
dilakukan sebelum dan sesudah model pembelajaran Teknik Permainan Acak
Kata Bergambar digunakan dalam pembelajaran.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes mengenai
kemampuan berbicara yaitu dengan meminta siswa mempresentasikan anggota
keluarga masing-masing yang akan dilakukan secara berdialog namun dinilai
secara subjektif.
33
Tes hanya dilakukan satu kali yaitu berupa test yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan berbicara siswa sesudah pembelajaran penggunakan
model Teknik Permainan Acak Kata Bergambar.
Adapun tes yang digunakan tertuang dalam kisi-kisi berikut :
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen
Variabel Sub-variabel Jenis tes
Kemampuan berbicara
siswa dengan
menggunakan Teknik
Permainan Acak Kata
Bergambar.
Kehidupan Keluarga (La Vie
Familiale)
Sub tema : memperkenalkan
anggota keluarga ( Présenter
les membres de famille).
Grammaire : être, s’appeller,
habiter, avoir,Adjectif possesif
(votre, notre, vos, nos, leur,
leurs) .ne.... pas.
Penggunaan kata ganti orang
(pronom sujet).
Temps du présent.
Konjugasi verbe –er.
Vocabulaire :
1. Les noms des
membres de famille
(kosakata mengenai
anggota keluarga)
grand-père, grand-
mère, père, mère, frère,
sœur, oncle, tante,
cousin, cousine, etc.
2. Les noms des
professions ( kosakata
mengenai pekerjaan
3. Angka untuk
menjelaskan usia (âge)
4. Les adjectifs
qualificatifs (beau,
belle, grand, petit,
dialog
34
mince, gros)
Acte de parole :
1. présenter la famille
2. poser des questions sur
les membres de famille,
la profession, l’age, les
adjectifs qualificatifs
3. parler de la profession,
l’âge, l’addresse, les
adjectifs qualificatifs
4. conjuguer le verbes
(présenter, être,
s’appeller, habiter,
avoir)
5. parler au présent
Instrumen Penelitian
1. Consignes
1. Prenez une carte !
2. Observez bien cette image !
3. Faites un dialogue avec votre amie/amis (faites cinq phrases)pour
présenter les membres de famille !
4. Demandez l’identité (le nom, la profession, l’âge, l’addresse)!
5. Utilisez les adjectifs qualificatifs (beau, belle ,petit, grand, mince,
etc.)!
3. Les cartes
36
Tes keterampilan berbicara ini hanya terdiri dari satu tema yaitu La Vie
Familiale dengan sub tema Présenter Les Membres de Famille. Tema tersebut
akan dibuat dalam 15 kartu kata bergambar dengan masing-masing kartu terdiri
dari satu gambar yang mewakili satu anggota keluarga, jumlah kartu disesuaikan
dengan jumlah anggota keluarga yang umum terdapat dalam keluarga di Indonesia
agar mudah diketahui oleh siswa. Masing-masing siswa mendapatkan satu kartu
yang akan di presentasikan dengan model dialog sehingga memungkinkan siswa
menjawab pertanyaan yang diajukan.
3.6 Validitas dan Reliabilitas
Untuk memperoleh data yang akurat dalam sebuah penelitian, maka diperlukan
alat pengumpul data yang dapat dipertanggungjawabkan, yaitu alat-alat ukur yang
harus memiliki tingkat kevalidan dan reliabel.
3.6.1 Validitas
Valid artinya dapat mengukur apa yang hendak diukur dengan baik. Jadi,
suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila dapat mengukur yang akan diukur
secara tepat. Sutedi (2009:217).
37
Dalam penelitian ini uji validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas
isi diperoleh dengan menyesuaikan materi tes dengan materi yang diajarkan pada
kelas XI IPS dalam silabus.
3.6.2 Reliabilitas
Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk mendapatkan hasil penelitian
yang reliabel. Menurut Sugiyono (2008:110) instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,
akan menghasilkan data yang sama. Hasil nilai siswa diuji reliabilitasnya dengan
menggunakan rumus product-moment sebagai berikut :
Tabel data uji reliabilitas :
Uji reliabilitas diujikan pada 6 siswa yang masing-masing berpasangan
melakukan tanya jawab mengenai anggota keluarganya.
38
untuk N = 6 = 0,811 dengan taraf kepercayaan 95%
= 0,832 > 0,811
Dapat disimpulkan bahwa hasil dari uji reliabilitas adalah reliabel.
3.7 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan pembelajaran berbicara menggunakan model pembelajaran
Teknik Permainan Acak Kata Bergambar dilakukan dalam dua kali pertemuan.
Dan dalam pertemuan terakhir akan diadakan pengambilan data berupa tes.
Adapun langkah-langkah dalam penelitian pembelajaran berbicara
menggunakan Teknik Permainan Acak Kata Bergambar adalah sebagai berikut :
1. Pertemuan pertama, memperkenalkan kosakata dan pola kalimat yang
akan dipelajari sesuai tema dalam silabus yaitu Kehidupan Keluarga ( La
Vie Familiale). Setelah itu, melakukan kegiatan berbicara menggunakan
model pembelajaran Teknik Permainan Acak Kata Bergambar yaitu siswa
secara berpasangan mengambil masing-masing satu kartu yang berisi
gambar yang telah diacak sebelumnya kemudian melakukan dialog secara
bergantian. Tahapan penggunaan teknik permainan acak kata bergambar
adalah sebagai berikut : 1). Siswa maju kedepan kelas dengan
berpasangan. 2). Masing-masing siswa mengambil satu katu yang telah
diacak sebelumnya (seperti bermain kartu remi). 3). Setelah mengambil
kartu, siswa diberi waktu selama satu menit untuk memikirkan dan
menyiapkan ide/konsep yang akan diutarakan. 4). Kemudian, siswa A
39
menunjukkan kartu yang telah diambil sembari mengajukan pertanyaan
kepada siswa B seputar gambar tersebut. (pertanyaan yang diajukan sesuai
dengan tema yang dipelajari yaitu Présenter les membres de famille yang
meliputi : le nom, la profession, l’addresse ,etc. ). 5). Siswa B menjawab
pertanyaan siswa A dengan acuan gambar yang terdapat dalam kartu
tersebut. 6). Kemudian gantian siswa B yang mengajukan pertanyaan dan
dijawab oleh siswa A .
Kartu tersebut berisi gambar anggota keluarga dengan ditambah
keterangan kata untuk memperjelas gambar. Dialog tersebut berisi tentang
memperkenalkan anggota keluarga. Setelah itu, diadakan
treatment/perlakuan dengan menggunakan teknik permainan acak kata
bergambar.
2. Pertemuan kedua, mengulang kosakata dan pola kalimat yang akan
dipelajari sesuai tema dalam silabus yaitu Kehidupan Keluarga ( La vie
Familiale) dengan sub tema Memperkenalkan Anggota Keluarga (
Présenter les membres de famille). Kemudian melakukan tes berbicara
dengan berdialog menggunakan permainan acak kata bergambar seperti
yang dilakukan pada perlakuan atau treatment pada pertemuan pertama.
3.8 Sistem Penelitian
Untuk mengetahui kemampuan berbicara masing-masing siswa dan dengan
menyesuaikan keadaan siswa, maka penilaian berbicara menggunakan penilaian
sebagai berikut :
Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Berbicara
40
Comprehensi
on de la
consigne
0 0,5 1
Performance
globale
(peut
présenter les
membres de
famille.
À partir des
cartes sur
lesquelles
figurent des
mots et des
images. Peut
poser des
questions et
répondre aux
questions).
0 0,5 1 1,5 2
Structures
simples
correctes
(peut utiliser
de façon
limitée des
structures très
simples
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3
Lexique
approprié
(peut utiliser
un répertoire
élémentaire
de mots et
d’expressions
isolés relatifs
à des
situations
concrètes).
0 0,5 1 1,5 2
Correction
phonetique
0 0,5 1 1,5 2
41
(peut
prononcer de
manière
comprèhensib
le un
répertoire
limité
d’expression
mémoirisées.
Penilaian ini menggunakan kriteria penilaian keterampilan berbicara (la
production orale) berdasarkan tingkatan (niveau) A1 menurut Tagliante
(2005:68).
Setelah skor ditentukan, dalam menghitung nilai masing-masing siswa
menggunakan rumus x 100.
3.9 Kriteria Skor Penilaian
Tabel 3.9.1 Compréhension de la consigne (pemahaman, mencakup isi dan
kemampuan memahami bahasa maupun perintah)
Nilai Kriteria penilaian
1 Mampu memasukkan semua unsur yang diminta dalam
perintah soal.
0,5 Memahami perintah dengan lambat namun dapat melakukan
percakapan meskipun kadang-kadang perlu penjelasan.
0 Tidak dapat memahami perintah maupun percakapan sama
sekali.
42
Tabel 3.9.2 Performance globale (mencakup keseluruhan)
Nilai Kriteria Penilaian
2 Dapat melakukan dialog, bertanya dan menjawab dengan
lancar dan benar.
1,5 Pembicaraan kurang lancar namun dapat melakukan dialog,
kalimat kurang lengkap.
1 Umumnya agak ragu-ragu dalam berdialog, bertanya atau
membuat kalimat, sering terpaksa berdiam diri karena
penguasaan bahasanya terbatas
0 Tidak dapat melakukan pembicaraan sehingga dialog benar-
benar tidak berlangsung
Tabel 3.9.3 Structures simples correctes (tata bahasa)
Nilai Kriteria Penilaian
3 Semua pola kalimat benar, dapat menggunakan kala waktu dan
konjugasi kata kerja dengan benar
2,5 Hampir semua kalimat benar, cukup dapat menggunakan kala
waktu dan konjugasi kata kerja hampir benar semua
2 Terdapat kurang dari ¼ bagian kesalahan dalam pola kalimat,
43
terdapat beberapa kesalahan
1,5 Terdapat ½ bagian kesalahan dalam pola kalimat,
menggunakan kala waktu dan konjugasi kata kerja
1 Terdapat ¾ bagian kesalahan dalam pola kalimat,
menggunakan kala waktu dan konjugasi kata kerja
0,5 Hampir semua pola kalimat salah, tidak menguasai dalam
menggunakan kala waktu dan konjugasi kata kerja
0 Semua pola kalimat salah, tidak menguasai dalam
menggunakan kala waktu dan konjugasi kata kerja
Tabel 3.9.4 Lexique approprié (kosakata)
Nilai Kriteria Penilaian
2 pemilihan verba sesuai, diksi tepat, mampu mencari alternatif
kata
1,5 pemilihan verba sesuai, hampir semua diksi tepat, mampu
mencari alternatif kata
1 setengah pemilihan verba sesuai , hampir semua diksi tepat,
tidak mampu mencari alternatif kata
44
0,5 Pemilihan verba cukup sesuai, diksi kurang tepat dan tidak
mampu mencari alternatif kata
0 Pemilihan verba tidak sesuai, semua disi tidak tepat dan tidak
mampu mencari alternatif kata
Tabel 3.9.5 Correction phonetique (pelafalan)
Nilai Kriteria Penilaian
2 Ucapan sudah jelas dan lancar
1,5 Tidak terjadi salah ucapan yang mencolok, mendekati ucapan
standar
1 Sering terjadi kesalahan pengucapan namun tidak
menyebabkan kesalahpahaman
0,5 Sering terjadi kesalahan besar dan aksen yang kuat menylitkan
pemahaman, menghendaki untuk selalu diulang
1 Ucapan tidak dapat dipahami sama sekali
45
3.10Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, menggunakan sampel satu kelas 37 siswa. Pada analisis
data tahap akhir ini, akan diuji kebenaran hipotesis yang menyatakan efektivitas
teknik permainan acak kata bergambar dalam pembelajaran keterampilan
berbicara siswa elas XI SMA N 2 Demak. Untuk itu data yang dianalisis adalah
hasil belajar berbicara bahasa prancis dalam materi memperkenalkan anggota
keluarga dengan menggunakan teknik prmainan acak kata bergambar. Dalam
penelitian ini, pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi indikator
keberhasilan yakni nilai ketuntasan belajar kelas eksperimen lebih besar dari
standar kriteria ketuntasan klasikal yaitu 85%.
Untuk mencari nilai ketuntasan belajar kelas eksperimen menggunakan rumus
sebagai berikut :
Ketuntasan belajar klasikal= x 100%
Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individual) dapat dihitung
dengan menggunkan persamaan sebagai berikut (Trianto, 2010:241) :
Ketuntasan belajar individu = x 100%
Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi
jawaban benar siswa > 65% dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya
(ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat >85% siswa yang tuntas
belajarnya (Depdikbud dalam Trianto, 2010:241). Tetapi, menurut Trianto
(2010:241) berdasarkan ketentuan KTSP penentuan ketuntasan elajar ditentukan
sendiri masing-masing sekolah yang dikenal dengan KKM yang berpedoman pada
pertimbangan kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda, fasilitas setiap
sekolag berdega, dan daya dukung yang berbeda.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian berupa hasil pengumpulan data dan
pembahasan hasil penelitian yang mencakup analisis hasil penelitian dan
pembahasannya.
4.1 Subjek Penelitian
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode tes yang berupa tes lisan dan non tes yang berupa metode dokumentasi.
Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media Kartu Kata Bergambar.
Penelitian ini menggunakan metode pembelajaran teknik permainan acak kata
bergambar dalam membuat percakapan atau dialog sederhana secara lisan secara
berpasangan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 4 SMA N 2 Demak
yang berjumlah 28 siswa. Penelitian ini berlangsung selama satu minggu dengan
dua kali pertemuan. Pertemuan pertama, memperkenalkan kosakata dan pola
kalimat yang akan dipelajari sesuai tema dalam silabus yaitu Kehidupan Keluarga
( La Vie Familiale). Setelah itu, mengadakan treatment/perlakuan. Pertemuan
kedua, mengulang kosakata dan pola kalimat yang akan dipelajari sesuai tema
dalam silabus yaitu Kehidupan Keluarga ( La vie Familiale) dengan sub tema
Memperkenalkan Anggota Keluarga ( Présenter les membres de famille). Setelah
itu, melakukan kegiatan berbicara menggunakan model pembelajaran Teknik
Permainan Acak Kata Bergambar yaitu siswa secara berpasangan mengambil
masing masing satu kartu gambar yang telah diacak sebelumnya kemudian
melakukan dialog bergantian dan melakukan tes berbicara.
47
4.2 Hasil Nilai Siswa Berdasarkan tes
Tes dilakukan dalam satu kali pertemuan yaitu pertemuan kedua. Mengulas
kembali materi yang telah diajarkan yaitu memperkenalkan anggota keluarga
(Présenter les membres de famille) kemudian, melakukan kegiatan berbicara
menggunakan model pembelajaran Teknik Permainan Acak Kata Bergambar yaitu
siswa secara berpasangan mengambil masing-masing satu kartu yang berisi
gambar yang telah diacak sebelumnya kemudian melakukan dialog secara
bergantian dan melakukan tes berbicara.
Berikut adalah hasil nilai siswa berdasarkan tes berbicara :
No
Responden Nilai Tes
Skor Nilai
1 Al hadidi 7,5 75
2 Candra 7,5 75
3 Fahrizal 7,0 70
4 Faizal 7,0 70
5 Fauzi 6,0 60
6 Heru 6,0 60
7 Joko 8,0 80
8 Rio 7,0 70
9 Sahrul 7,0 70
10 Atika 8,0 80
11 Ayunika 7,5 75
12 Ferlita 8,5 85
13 Indah 7,5 75
14 Ita 7,5 75
15 Lenia 7,0 70
16 Lina 8,5 85
17 Lutfi 8,5 85
18 Miftakul 8,5 85
48
19 Miftakhah 7,5 75
20 Nevia 8,5 85
21 Novinia 8,5 85
22 Nuris 8,5 85
23 Rima 7,5 75
24 Rina 9,5 95
25 Risma 8,0 80
26 Sofia 8,5 85
27 Sri 8,5 85
28 Ulva 8,0 80
Rata-rata 78.0
Dari hasil nilai tersebut memperoleh rata-rata nilai tes 78.0 yang tergolong
baik. Dalam tes siswa lebih banyak menggunakan kosakata dan lebih sedikit
mengalami kesalahan dalam membuat kalimat. Siswa lebih banyak menemukan
ide untuk bertanya dan menjawab berdasarkan gambar.
4.4 Analisis Data
Untuk mengetahui apakah metode pembelajaran dengan menggunakan teknik
permainan acak kata bergambar efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara
Bahasa Prancis, maka perlu adanya pengujian. Dalam penelitian ini, pembelajaran
dikatakan efektif apabila memenuhi indikator keberhasilan yaitu nilai rata-rata
hasil belajar kelas eksperimen lebih besar dari KKM (kriteria ketuntasan minimal)
yaitu 75%. KKM tersebut berdasarkan intake, daya dukung, dan kompleksitas.
Dan berdasarkan standar nilai ketuntasan klasikal yang telah ditentukan
Depdikbud yaitu 85%.
49
Rekapitulasi nilai tes siswa :
Responden Comprehension
de la consigne
Performance
globale
Structure
simple
correctes
Lexique
approprié
Correction
phonetique
Jumlah
Alhadidi 1 2 2 1,5 1 75
Candra 1 2 2 1,5 1 75
Fahrizal 1 2 1,5 1,5 1 70
Faizal 1 2 2 1 1 70
Fauzi 1 2 1,5 1 1 60
Heru 1 2 1 1,5 0,5 60
Joko 1 2 2 2 1 80
Rio 1 2 2 1 1 70
Sahrul 1 2 2 1,5 0,5 70
Atika 1 2 2,5 2 1,5 80
Ayunika 1 2 2 1,5 1 75
Ferlita 1 2 2,5 1,5 1,5 85
Indah 1 2 2 1,5 1 75
Ita 1 2 2 1,5 1 75
Lenia 1 2 1,5 1,5 1 70
Lina 1 2 2 2 1 85
Lutfi 1 2 1,5 2 1 85
Miftakul 1 2 2 2 1,5 85
Miftakah 1 2 2 1,5 1 75
Nevia 1 2 2,5 2 1 85
Novinia 1 2 2 2 1,5 85
Nuris 1 2 2,5 2 1,5 85
Rima 1 2 2 1,5 1 75
Rina 1 2 3 2 1,5 95
Risma 1 2 2 2 1 80
Sofia 1 2 2 2 1,5 85
Sri 1 2 2,5 2 1 85
Ulva 1 2 2 2 1 80
Rata-rata 78.0
Untuk mencari nilai ketuntasan belajar kelas eksperimen menggunakan
rumus sebagai berikut :
Ketuntasan belajar = x 100 %
= x 100 %
= 75 %
50
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini kurang
efektif dilakukan dalam pembelajaran berbicara. Hal tersebut dapat dilihat dari
persentase nilai yang didapat oleh siswa berdasarkan ketuntasan nilai belajar yaitu
sebesar 75% yang kurang dari standar ketuntasan nilai berdasarkan dikbud yaitu
85%, ada 21 siswa (75%) yang memenuhi KKM dan 7 siswa (25%) yang tidak
memenuhi KKM atau memperoleh nilai dibawah KKM dengan perolehan skor
paling rendah yaitu 6.0. Siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM rata-rata
tidak menguasai struktur kalimat dengan baik, pelafalan kalimat yang tidak jelas
dan kurang tepat dalam memilih kata atau bisa dikatakan kemampuan setiap
individu berbeda-beda. Namun demikian, nilai rata-rata siswa yang mencapai 78.0
lebih besar dari nilai KKM yaitu 75 yang dapat dikategorikan Baik.
Dari hasil rekapitulasi nilai tersebut, dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa
kurang dapat melafalkan kalimat dalam bahasa Prancis dengan baik, hal tersebut
dapat dilihat dari rata-rata perolehan skor pada pelafalan yaitu skor = 1. Untuk itu,
perlua adanya pelatihan dalam melafalkan kalimat dalam bahasa Prancis.
4.5 Analisis Media Kartu Kata Bergambar
Hasil dari tes lisan untuk mengetahui kemampuan berbicara bahasa Prancis
siswa menggunakan media teknik permainan acak kata bergambar terdapat
peningkatan nilai yang lebih besar dari KKM yang sudah ditetapkan disekolah.
Pada sub bab ini akan dianalisis secara deskriptif mengenai deskripsi gambar,
frekuensi kartu yang dipilih oleh siswa, dan contoh jawaban siswa dalam tes.
51
Soal yang diberikan adalah sebagai berikut :
Consigne
1. Prenez une carte !
2. Observez bien cette image !
3. Faites un dialogue avec votre amie/amis (faites cinq phrases)pour
présenter les membres de famille !
4. Demandez l’identité (le nom, la profession, l’âge, l’addresse)!
5. Utilisez les adjectifs qualificatifs (beau, belle ,petit, grand, mince, etc.)!
Media kartu kata bergambar :
1.
Gambar 4.1 gambar media pembelajaran Ayah
Media dengan gambar yang menyatakan seorang Ayah dengan Profesi sebagai
Pilot, dipilih oleh 2 siswa. Rata-rata dapat membuat kalimat dan berdialog dengan
benar sesuai perintah soal. Mereka dapat bertanya dan menjawab mengenai le
nom, l’âge, l’adresse, la profession dan dapat mengungkapkan les adjectifs
52
qualificatifs meskipun ada beberapa kata kerja dan penggunaan subjek yang tidak
sesuai dengan konteks kalimat, misalnya elle est pilote, il a pilote.
2.
Gambar 4.2 gambar media pembelajaran Ibu
Media gambar seorang wanita dengan dilengkapi kata la mère dipilih oleh 4
siswa. Dari keempat siswa tersebut, rata-rata dapat membuat kalimat dengan
benar sesuai perintah soal dan semuanya dapat menyebutkan profesi la
professeur sesuai dengan gambar yang dilihat. Mereka juga dapat menyebutkan
kata sifat seperti elle est jolie, elle est belle, etc.
3.
53
Gambar 4.3 gambar media pembelajaran saudara laki-laki
Media yang menggambarkan seorang lelaki dengan dilengkapi kata le frère
dipilih oleh 1 siswa. Siswa tersebut dapat membuat kalimat dengan benar sesuai
perintah soal dan dapat mengungkapkan le nom, l’âge, l’adresse, la profession
meskipun ada beberapa kalimat yang kurang jelas tetapi masih bisa dipahami.
Misalnya saat menyebutkan kalimat il a policier, il est 25 ans.
4.
Gambar 4.4 gambar media pembelajaran saudara perempuan
Media gambar tersebut menggambarkan seorang wanita yang memegang
microphone dengan keterangan kata la soeur dipilih oleh 3 siswa. Dari 3 siswa
tersebut rata-rata dapat berdialog dengan benar sesuai perintah soal. Mereka dapat
bertanya dan menjawab mengenai le nom, l’âge, l’adresse, la profession dan
dapat mengungkapkan les adjectifs qualificatifs meskipun ada beberapa kata
kerja, kata ganti dan penggunaan subjek yang tidak sesuai dengan konteks
kalimat, misalnya il est chanteuse, elle a chanteuse, mon soeur.
54
5.
Gambar 4.5 gambar media pembelajaran ipar perempuan
Media yang menggambarkan seorang wanita dilengkapi dengan keterangan
kata la belle-soeur dipilih oleh 2 siswa. Rata-rata dari kedua siswa tersebut dapat
berdialog dengan benar sesuai konteks dan perintah soal, mereka dapat
mengungkapkan semua komponen dalam memperkenalkan orang lain seperti le
nom, l’âge, l’adresse, la profession.
6.
Gambar 4.6 gambar media pembelajaran Keponakan
55
Media tersebut mengambarkan seorang gadis yang sedang berlenggok lengkap
dengan kostum tari dan dilengkapi dengan kata la nièce dipilih oleh 2 siswa. Dari
kedua siswa tersebut rata-rata dapat membuat kalimat dan berdialog sesuai
perintah soal meskipun masih terdapat kesalahan atau kurang tepat dalam
menyebutkan umur yang sesuai dengan gambar misalnya elle a trente ans.
7.
Gambar 4.7 gambar media pembelajaran Kakek
Media diatas menggambarkan seorang kakek memegang sepotong kue dengan
keterangan kata le grand-père dipilih oleh 2 siswa. Rata-rata dari kedua siswa
tersebut dapat berdialog dengan baik sesuai perintah soal meskipun terjadi
kesalahan. Seperti saat menyebutkan c’est mon le grand-père. Sudah
menggunakan kata mon namun masih memakai article le.
56
8.
Gambar 4.8 gambar media pembelajaran Orang tua
Media dengan keterangan gambar sepasang guru dan dilengkapi kata les
parents dipilih oleh 1 siswa dan dapat membuat serta berdialog dengan benar
sesuai perintah soal meskipun masih ada kesalahan saat menyebutkan adjectifs
possessifs seperti c’est mon parents, yang seharusnya ce sont mon parents.
9.
Gambar 4.9 gambar media pembelajaran Tante
Media dengan keterangan gambar seorang wanita cantik dan dilengkapi
dengan kata la tante dipilih oleh 2 siswa. Rata-rata siswa dapat berdialog dengan
57
benar sesuai perintah soal. Gambar tersebut dapat memancing berbagai macam ide
saat menyebutkan profesi misalnya elle est actrice, elle est manequinne.
10.
Gambar 4.10 gambar media pembelajaran Paman
Media dengan gambar seorang pria berdasi dilengkapi dengan keterangan
l’oncle dipilih oleh 3 siswa. Rata-rata dapat membuat dialog dengan benar sesuai
perintah soal. Meskipun ada kesalahan saat membuat kalimat namun masih bisa
dipahami.
11.
58
Gambar 4.11 gambar media pembelajaran Ipar laki-laki
Media bergambar seorang pria membawa kamera dan dilengkapi dengan kata
le beau-frère dipilih oleh 2 siswa. Masing-masing siswa dapat membuat kalimat
sesuai perintah soal meskipun masih ada kesalahan dalam penggunaan kata kerja
seperti il a journaliste, il est trente ans .
12.
Gambar 4.12 gambar media pembelajaran sepupu laki-laki
Media gambar dengan keterangan seorang anak laki-laki dan dilengkapi
dengan kata le cousin dipilih oleh 1 siswa dan dapat membuat kalimat dan
berdialog dengan benar dan mencakup keseluruhan dari perintah soal meskipun
kurang pas dalam menyebutkan umur seperti il a vingt ans.
59
13.
Gambar 4.13 gambar pembelajaran Nenek
Media gambar dengan keterangan seorang nenek dan dilengkapi kata la
grande-mère dipilih oleh 1 siswa dan dapat membuat kalimat serta berdialog
sesuai perintah soal .
14.
Gambar 4.14 gambar media pembelajaran Kakek-Nenek
60
Media dengan gambar sepasang kakek nenek dan dilengkapi dengan kata les
grands parents dipilih oleh 1 siswa dan dapat berdialog dengan benar sesuai
perintah soal meskipun masih ada kesalahan saat menyebutkan c’est mon grands
parents yang seharusnya ce sont mon grands parents.
15.
Gambar 4.15 gambar media pembelajaran Sepupu perempuan
Media dengan gambar seorang gadis dan dilengkapi dengan kata la cousine
dipilih oleh 1 siswa dan dapat bertanya dan menjawab mengenai le nom, l’âge,
l’adresse, la profession serta dapat mengungkapkan les adjectifs qualificatifs
meskipun masih ada sedikit kesalahan.
Dari hasil dialog yang dilakukan oleh siswa dengan menggunakan media kartu
kata bergambar dapat disimpulkan bahwa siswa dapat melakukan dialog dengan
baik dan benar meskipun ada sedikit kesalahan saat membuat kalimat, misalnya
kesalahan pada kata kerja. Siswa sering terbalik menggunakan kata kerja être dan
avoir dalam kalimat, seperti saat menyebutkan Elle a professeur, Il est vingt ans,
Elle a jolie, etc. Ada sebagian siswa yang kurang nalar saat menyebutkan umur,
61
misalnya dalam gambar anak kecil yang dibawahnya terdapat keterangan kata le
cousin, disitu siswa menyebutkan il a vingt ans yang artinya dia berumur
duapuluh tahun. Namun masih ada juga siswa yang kurang tepat saat melafalkan
kalimat sehingga kadang kadang mengubah makna dari kalimat tersebut, misalnya
saat siswa mengucapkan elle est chanteurse yang seharusnya di baca chanteuse,
etc. Oleh karena itu, perlu adanya latihan untuk melafalkan kosakata atau kalimat
agar dapat berbicara Bahasa Prancis dengan baik lagi.
62
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan
teknik permainan acak kata bergambar pada siswa kelas XI SMA N 2 Demak
mempunyai pengaruh dalam pembelajaran berbicara bahasa Prancis . hal itu dapat
dilihat dari hasil nilai yang dicapai responden pada tes yaitu dengan nilai rata-rata
78.0 dengan nilai tertinggi 95 dan terendah 60. Berdasarkan pada standar kriteria
penilaian atau KKM di SMA yaitu 75, nilai rata-rata 78.0 termasuk dalam
kategori Baik. Namun dari perhitungan nilai ketuntasan belajar siswa dalam kelas
ekperimen adalah 75% yang artinya tidak tuntas sesuai dengan standar Kriteria
Ketuntasan klasikal yaitu 85% . Nilai persentase siswa lebih kecil dari standar
kriteria ketuntasan klasikal yaitu 75%<85%, sehingga hipotesis “Teknik
Permainan Acak Kata Bergambar efektif dalam pembelajaran berbicara bahasa
Prancis di SMA N 2 Demak” tidak diterima.
Hal ini terjadi karena masih ada 7 siswa yang memperoleh nilai dibawah
KKM dengan perolehan skor paling rendah yaitu 6.0. Siswa yang memperoleh
nilai dibawah KKM rata-rata tidak menguasai struktur kalimat dengan baik,
pelafalan kalimat yang tidak jelas dan kurang tepat dalam memilih kata. Tetapi,
siswa sudah dapat memahami perintah soal.
Namun demikian, rata-rata siswa telah memperoleh nilai diatas KKM yang
membuktikan bahwa adanya pengaruh setelah pemberian permainan acak kata
bergambar dalam pembelajaran berbicara bahasa Prancis. Mulanya ketertarikan
63
siswa pada pelajaran bahasa Prancis khususnya pembelajaran berbicara kurang
optimal dan siswa kesulitan membuat kalimat secara lisan, akan tetapi setelah
menggunakan permainan dengan media acak kata bergambar rasa ketertarikan dan
motivasi siswa nampak mulai meningkat. Siswa cenderung lebih aktif saat
menerima pelajaran yaitu siswa lebih ekspresif untuk bertanya jawab, lebih
leluasa berbicara bahasa prancis tanpa takut merasa salah dan dapat membuat
kalimat secara lisan dengan bantuan gambar yang terdapat dalam kartu kata
tersebut.
B. Saran
Berdasarkan hasil simpulan diatas, maka disarankan sebagai berikut :
1. Apabila guru menerapkan permainan dengan kartu ini, guru harus dapat
mengontrol kondisi kelas agar tidak mengganggu kelas lain karena
cenderung siswa lebih aktif dan merasa bebas berekspresi ketika menerima
pelajaran.
2. Kelemahan dalam penelitian ini adalah siswa kurang dapat melafalkan
kalimat dengan baik dan jelas sehingga mempengaruhi siswa dalam
memperoleh nilai yang masimal. Mengingat keterampilan yang diajarkan
media ini adalah keterampilan berbicara. Untuk itu, guru harus lebih
mengembangkan media ini agar dapat melatih siswa melafalkan kalimat
dengan baik dan benar.
3. Guru hendaknya tidak hanya berorientasi pada tuntasnya materi pelajaran
tetapi lebih memperhatikan penguasaan yang diperoleh.
64
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A (2011). Media Pembelajaran. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Bellenger, Lionel. 1996. L’Expression Orale : Une approche nouvelle de la
parole expressive. Paris : ESF éditeur.
Eviyanti. 2012. “Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Prancis dengan
Menggunakan Jeux”.
Halyantini, Soetopo. 2009. Pintar Memakai Alat Bantu Ajar untuk Guru
Kelompok Usia Dini. Erlangga Group.
Hairudin.2008. Pengaruh Permainan Kartu Huruf Terhadap Kemampuan
Membaca Anak Usia Dini. Skripsi: Universitas Muhamadiyah Magelang.
Indriana, Dina. 2011. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Bicara Siswa dalam
Bahasa Inggris melalui Permainan Snake and Ladder.
Mahriyuni. 2008. “Penggunaan Teknik Permainan dalam pengembangan
kosakata untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa
Prancis SMA N 2 Medan”.Universitas Negeri Medan.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta:BPFE.
Ruswandi.2004. buku games for islamic mentoring. Jakarta: Kencana.
Sadiman, Arif. et al 2003. Media Peendidikan (Pengertian, Pengembangan Dan
Pemanfaatannya). Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sopiawati.2010. “Efektifitas Teknik Permainan Ular Tangga dalam
Pembelajaran Bahasa Jepang”. Universitas Pendidikan Indonesia.
Sudjana, N. Dan Rivai, A. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Tarigan, Hendri G. 1986. Berbicara sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung :
Angkasa.
Valette, Rebecca M. 1975. Le Test en Langue Etrangère: guide pratique. Paris :
Classique Hachette.
Wahyuningsih, T. 2014. “Penggunaan Kartu Kata Bergambar untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca pada Anak Usia Dini.
Yani, Dwi Armalisa. 2012. “Teknik Acak kata Berbasis Gambar dalam
Pembelajaran Berbicara Bahasa Prancis”.
65
LAMPIRAN 1
Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 2 DEMAK
Kelas/Semester : XI/I
Program : IPS 4
Mata Pelajaran : Bahasa Perancis
Materi Pokok : Présenter les Objets de la Famille
Pertemuan Ke- : 2 pertemuan
Alokasi Waktu : 4 x 1 jp
Fokus Ketrampilan : Berbicara
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
66
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
4.2 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk mengungkapkan
cara memberitahu dan menanyakan fakta, dan perasaan serta sikap
dalam meminta dan menawarkan barang dan jasa terkait topik
kehidupan keluarga (la vie familiale) dankehidupan sehari-hari (la vie
quotidienne) dengan memperhatikan unsur kebahasaan dan struktur
dalam teks secara benar dan sesuai konteks.
Indikator: 1. siswa dapat memperkenalkan anggota keluarga secara
lisan ( berbicara).
2. siswa dapat memperkenalkan anggota keluarga secara lisan dengan
menggunakan teknik permainan acak kata bergambar.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran dan mendapatkan contoh dari guru, siswa dapat:
1. memperkenalkan anggota keluarga secara lisan.
2. memperkenalkan anggota keluarga secara lisan dengan menggunakan
teknik permainan acak kata bergambar.
D. Materi Pembelajaran
1. Présenter les Objets de la Famille , meliputi :
Nom ( nama)
Menggunakan kata kerja S’appeler
Âge ( umur)
Menggunakan kata kerja avoir
Profession ( pekerjaan)
Menggunakan kata kerja être
Adresse ( alamat)
Menggunakan kata kerja habiter
2. Pronom Sujet
67
- Il ( kata ganti orang ketiga tunggal, laki-laki)
- Elle (kata ganti orang ketiga tunggal, perempuan)
- Ils ( kata ganti orang ketiga jamak, laki-laki)
- Elles ( kata ganti orang ketiga jamak, perempuan)
Laki2 Perempuan
Tunggal Il Elle
Jamak Ils Elles
3. Les vocabulaire de la famille (kosa kata kehidupan keluarga)
Kakek : le grand-père
Nenek : la grand-mère
Kakek-nenek : les grand-parents
Ayah : le père
Ibu : la mère
Orang tua : les parents
Anak laki-laki : le fils
Anak perempuan : la fille
Saudara laki-laki : le frère
Saudara perempuan : la seour
Bibi : la tante
Paman : l’oncle
Sepupu laki-laki : le cousin
Sepupu perempuan : la cousinne
Ayah mertua : le beau-père
Ibu mertua : la belle-mère
Saudara laki-laki ipar : le beau-frère
Saudara perempuan ipar : la belle-seour
Ayah tiri : le demi-père
Ibu tiri : la demi-mère
Saudara laki-laki tiri : le demi-frère
Saudara perempuan tiri : la demi-sœur
Cucu laki-laki : le petit fils
Cucu perempuan : la petite fille
Keponakan laki-laki : le neveu
Keponakan perempuan : la nièce
4. Profesi ( la profession)
68
MASCULIN FEMININ ARTI
Acteur Actrice aktor/aktris
Chanteur Chanteuse penyanyi
Comédien Comédienne pemain teater
Cuisinier Cuisinière juru masak
Directeur Directrice direktur
Étudiant Étudiante murid
Journaliste Journaliste wartawan
Lycéen Lycéenne siswa
Mannequin Mannequine model
Médecin Médecine dokter
Musicien Musicienne musisi
Policier Policiere polisi
Président Présidente presiden
Professeur Professeur guru
Secrétaire Secrétaire sekertaris
5. Angka untuk menjelaskan usia (âge)
6. Les adjectifs qualificatifs (beau, belle, grand, petit, mince, gros)
Contoh memperkenalkan anggota keluarga menggunakan teknik acak kata
bergambar :
69
Siswa A yang mendapat kartu tersebut dapat bertanya kepada siswa B seputar
isi gambar tersebut begitu juga sebaliknya, siswa B mengajukan pertanyaan
kepada siswa A seputar gambar yang di dapat. Seperti :
A : Qui est-ce ?
B : C’est mon père
A : Comment s’appelle-t-il ?
B : Il s’appelle Junaedi
A : Quelle est sa profession ?
B : Il est jurnaliste
A : Quel âge a-t-il ?
B : Il a 40 ans
A : Où habite-t-il ?
B : Il habite à Jakarta
A : est-ce qu’il est beau ?
B : oui, il est beau.
E. Metode Pembelajaran
1. Pendahuluan :
- Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran
70
- Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas
yang dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan
tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
2. Kegiatan Inti : Menanya, Mengamati, Mengumpulkan informasi,
Mengasosiasikan, mengkomunikasikan
3. Penutup :
- Guru beserta siswa bersama-sama menyimpulkan apa saja yang telah
dipelajari.
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media :power point, teknik permainan acak kata bergambar
2. Alat : kartu kata bergambar
3. Sumber Pembelajaran : buku pelajaran dan internet.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke 1
Kegiatan Pembukaan (15 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Guru menyapa siswa dengan
sapaan “Bonjour”.
2. Guru menanyakan kabar siswa
dengan kalimat “comment allez
vous?” atau “ça va?”.
3. Guru meminta siswa
menyebutkan apa saja yang harus
disebutkan untuk
memperkenalkan anggota
keluarga, misal : nama, umur,
kebangsaan, profesi dan alamat
1. Siswa merespon dengan
menjawab,”Bonjour,
Madame/Monsieur/Mademoiselle.
2. Siswa merespon dengan
menjawab, “Je vais bien” atau
“ça va”.
3. Siswa diharapkan menyebutkan
apa saja yang harus disebutkan
untuk memperkenalkan anggota
keluarga ,misal: nama, umur,
kebangsaan, profesi dan alamat.
71
untuk mengantarkan siswa ke
materi berikutnya.
4. Siswa menjelaskan tujuan
pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai.
4. Siswa memperhatikan penjelasan
guru.
Kegiatan Inti (60 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Mengamati
1. Guru menayangkan power point
tentang cara memperkenalkan
anggota keluarga.
Menanya
2. Guru menanyakan siswa apa saja
yang mereka tangkap dari
tayangan power point tersebut.
3. Guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengajukan
pertanyaan terkait materi
memperkenalkan orang lain.
4. Guru menjawab pertanyaan siswa
satu per satu.
Mengumpulkan informasi
5. Guru meminta siswa untuk
menghafal kosakata mengenai
anggota keluarga, nama-nama
pekerjaan, dan apa yang sudah
dipelajari sebelumnya terkait
dengan memperkenalkan anggota
keluarga.
Mengamati
1. Siswa mengamati tayangan power
point tersebut.
Menanya
2. Siswa menyebutkan apa saja yang
mereka tangkap dari tersebut.
3. Siswa diharapkan mengajukan
beberapa pertanyaan.
4. Siswa memperhatikan penjelasan
guru.
Mengumpulkan informasi
5. Siswa mengerjakan tugas guru
72
Mengasosiasi
6. Guru meminta siswa berpasangan
untuk berdiskusi dengan teman
sebangku untuk membuat kalimat
lisan mengenai anggota keluarga.
Mengkomunikasikan
7. Guru meminta siswa maju
kedepan kelas dan berdialog
untuk memperkenalkan anggota
keluarga secara lisan.
Mengasosiasi
6. Siswa melakukan diskusi dengan
teman sebangkunya.
Mengkomunikasikan
7. Siswa maju kedepan kelas dan
berdialog memperkenalkan
anggota keluarga secara lisan.
Kegiatan Penutup (15 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Melakukan penilaian terhadap
hasil pembelajaran yang telah
dilakukan.
2. Guru bertanya pada siswa apa
saja yang telah dipelajari hari ini
dan menyimpulkannya .
3. Siswa bersama guru
menyimpulkan apa saja yang
telah dipelajari.
Pertemuan ke- 2 melakukan test
Kegiatan Pembukaan (15 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Guru menyapa siswa dengan
sapaan “Bonjour”.
2. Guru menanyakan kabar
1. Siswa merespon dengan
menjawab,”Bonjour,
Madame/Monsieur/Mademois
elle.
2. Siswa merespon dengan
73
siswa dengan kalimat
“comment allez vous?” atau
“ça va?”.
3. Guru mengulang kembali
materi kegiatan sebelumnya
tentang memperkenalkan
anggota keluarga, misal :
nama, umur, kebangsaan,
profesi dan alamat.
menjawab, “Je vais bien” atau
“ça va”.
3. Siswa diharapkan dapat
menghafal dan kosakata
mengenai apa yang sudah
dipelajari sebelumnya.
Kegiatan Inti (60 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Mengamati
4. Guru menayangkan power
point tentang cara
memperkenalkan anggota
keluarga dengan dialog lisan.
Menanya
5. Guru menanyakan kepada
siswa apa saja yang mereka
tangkap dari tayangan power
point tersebut.
6. Guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan
terkait materi
memperkenalkan orang lain.
7. Guru menjawab pertanyaan
siswa satu per satu.
Mengamati
4. Siswa mengamati tayangan
power point tersebut.
Menanya
5. Siswa menyebutkan apa saja
yang mereka tangkap dari
tersebut.
6. Siswa diharapkan mengajukan
beberapa pertanyaan.
7. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
Mengumpulkan informasi
74
Mengumpulkan informasi
8. Guru meminta siswa untuk
mengulang dan menghafal
kosakata mengenai anggota
keluarga, nama-nama
pekerjaan, dan apa yang
sudah dipelajari sebelumnya
terkait dengan
memperkenalkan anggota
keluarga.
Mengasosiasi
9. Guru meminta siswa
berpasangan untuk maju
kedepan kelas dan mengambil
kartu kata bergambar yang
telah disedikan kemudian
melakukan dialog secara lisan
Mengkomunikasikan
10. Guru meminta siswa
melakukan dialog secara lisan
mengenai memperkenalkan
anggota keluarga berdasarkan
kartu kata bergambar yang
telah diambil sebelumnya.
8. Siswa mengerjakan tugas guru
Mengasosiasi
9. Siswa maju kedepan kelas
secara berpasangan untuk
berdialog secara lisan
Mengkomunikasikan
10. Siswa memperkenalkan
anggota keluarga dengan
melakukan dialog secara lisan
Kegiatan Penutup (15 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
11. Melakukan penilaian test
terhadap hasil teknik
pembelajaran yang telah
dilakukan.
12. Siswa bersama guru
75
12. Guru bertanya pada siswa apa
saja yang telah dipelajari hari
ini dan menyimpulkannya .
menyimpulkan apa saja
yang telah dipelajari.
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1. Teknik : tes (lisan)
Soal test
1. Consignes
1. Prenez une carte !
2. Observez bien cette image !
3. Faites un dialogue avec votre amie/amis (faites cinq phrases)pour
présenter les membres de famille !
4. Demandez l’identité (le nom, la profession, l’âge, l’addresse)!
5. Utilisez les adjectifs qualificatifs (beau, belle ,petit, grand, mince,
etc.)!
2. Le déroulement du jeux :
1. Chaque lycéen doit prendre une carte.
2. Chaque lycéen doit observer bien le dessin et le mot.
3. Chaque lycéen doit faire un dialogue avec leurs amie/amis (faire
cinq phrases)pour présenter les membres de famille.
4. Chaque lycéen doit utiliser les informations sur la carte pour
demander l’identité (le nom, la profession, l’âge, l’addresse).
5. Chaque lycéen doit utiliser les adjectifs qualificatifs (beau, belle
,petit, grand, mince, etc.).
5. Les cartes
77
3.Alternatif jawaban
(dugaan yang muncul)
a). Pertanyaan :
Qui est-ce ?....
Comment s’appelle-t-il/elle?....
Comment s’appellent ils/elles ?....
Quelle est sa profession ?....
Quel âge a-t-il /elle?....
Quel âge ont-t-ils/elles ?....
Où habite-t-il /elle?....
Où habitent t-ils/elles ?....
Est-ce que il/elle/ils/elles est/sont belle/beau ?...
b). Jawaban :
C’est ma mère, mon père, mes parents, etc.
Il/elle/ils/elles s’appelle/s’appelent...
Il/elle/ils/elles est/sont...
Il/elle/ils/elles a/ont...
Il/elle/ils/elles habite/habitent à...
Oui, il/elle/ils/elles est/sont beau/belle, etc...
Non, il/elle/ils/elles ne’est/sont pas beau/belle, etc..
78
2. Pedoman penilaian
Comprehensi
on de la
consigne
0 0,5 1
Performance
globale
(peut se
présenter les
membres de
famille.
À partir des
cartes sur
lesquelles
figurent des
mots et des
images. Peut
poser des
questions et
répondre aux
questions).
0 0,5 1 1,5 2
Structures
simples
correctes
(peut utiliser
de façon
limitée des
structures très
simples
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3
Lexique
approprié
(peut utiliser
un répertoire
élémentaire
de mots et
d’expressions
isolés relatifs
à des
situations
concrètes).
0 0,5 1 1,5 2
79
Correction
phonetique
(peut
prononcer de
manière
comprèhensib
le un
répertoire
limité
d’expression
mémoirisées.
0 0,5 1 1,5 2
80
LAMPIRAN 2
Instrumen penelitian
1. Consignes
1. Prenez une carte !
2. Observez bien cette image !
3. Faites un dialogue avec votre amie/amis (faites cinq phrases)pour
présenter les membres de famille !
4. Demandez l’identité (le nom, la profession, l’âge, l’addresse)!
5. Utilisez les adjectifs qualificatifs (beau, belle ,petit, grand, mince,
etc.)!
3. Les cartes
82
LAMPIRAN 3
Sampel transkrip tes berbicara
Dialog antara Rina dan Ferlita
Rina mendapat kartu tersebut yang kemudian memberikan pertanyaan pada Ferlita
Rina : bonjour
Ferlita : bonjour
Rina : comment va-tu ?
Ferlita : je vais bien et toi ?
Rina : je vais bien aussi. Qui est-ce ?
Ferlita : c’est mon oncle
Rina : comment s’appelle t-il ?
Ferlita : elle s’appelle Rudi
Rina : quelle est sa profession ?
Ferlita : il est boss
Rina : quel âge a t-il ?
Ferlita : il a 30 ans
Rina : où habite il ?
Ferlita : il habite à Tegal
Rina : est-ce qu’il est beau ?
Ferlita : oui, il est très beau.
83
Kemudian mereka berdialog secara bergantian
Ferlita mendapat kartu tersebut yang kemudian bertanya kepada Rina
Ferlita : salut
Rina : salut
Ferlita : comment ça va ?
Rina : ça va, et toi ?
Ferlita : ça va bien. Qui est-ce ?
Rina : c’est mon frère
Ferlita : comment s’appelle t-il ?
Rina : il s’appelle Juan
Ferlita : quele est sa profession ?
Rina : il est policier
Ferlita : quel âge a t-il ?
Rina : il a 24 ans
Ferlita : où habite il ?
Rina : il habite à Demak
Ferlita : est-ce qu’il est gentil ?
Rina : oui, il est gentil
Ferlita : au revoir
Rina : au revoir.
86
LAMPIRAN 5
Hasil Uji Reliabilitas
Hasil nilai post-test siswa diuji reliabilitasnya dengan menggunakan rumus
product-moment sebagai berikut :
Tabel data uji reliabilitas :
Responden X Y XY
Riska 70 75 4900 5625 5250
Musya 75 60 5625 3600 4500
Ervi 70 60 4900 3600 4200
Eko 55 60 3025 3600 3300
Feni 65 70 4225 4900 4550
Yuni 70 75 4990 5625 5250
Jumlah 405 400 27575 26950 27850
87
untuk N = 6 = 0,811 dengan taraf kepercayaan 95%
= 0,832 > 0,811
Dapat disimpulkan bahwa hasil dari uji reliabilitas adalah reliabel.