efektifitas pembelajaran sains dengan...
TRANSCRIPT
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN SAINS
DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII MTs N 1
SEMARANG PADA MATERI POKOK KALOR
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat
Guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
FATCHUR ROCHMANNIM : 063611008
TADRIS FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tanggal Tanda Tangan
Wenti Dwi Yuniarti, S.Pd, M.Kom. ___________ ___________NIP. 19770622 200604 2 005Pembimbing I
Drs. Wahyudi, M.Pd ___________ ___________NIP. 19680314 1995 5 031Pembimbing II
PENGESAHAN
Skripsi saudara : Fatchur Rochman
NIM : 063611008
Judul : Efektifitas Pembelajaran Sains dengan Pendekatan Ketrampilan
Proses terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII MTs N 1
Semarang pada Materi Pokok Kalor.
Telah di munaqosahkan oleh dewan penguji Fakultas Tarbiah Insitut Agama Islam
Negri Walisongo Semarang, dan dinyatakan Lulus dengan predikat
Kumloude/Baik/Cukup, pada tanggal 15 Desember 2010.
Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana sastra 1 tahun
akademik 2010/2011.
Semarang, 19 Desember 2010
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Fakrur Rozi, M.Ag Wenti Dwi Yuniarti, S.Pd, M.KomNIP. 19691220 199503 1 001 NIP. 19770622 200604 2 005
Penguji I Penguji II
Andi Fadllan.M, Sc Saminanto, M.ScNIP. 198000915 200501 1 066 NIP. 19720604 200312 1 002
MOTTO
öN s9r&t• s?y# ø‹ x.z> uŽŸÑª!$#Wx sW tBZp yJ Î=x.Zp t6 ÍhŠsÛ;o t• yft± x.Bp t7 Íh‹sÛ$ygè=ô¹ r&×MÎ/$rO$ygãã ö• sùur’Îû
Ïä !$yJ ¡¡9$#ÇËÍÈ
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah membuatperumpamaan kalimat yang baik, seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan
cabangnya (menjulang) ke langit. ingat. (Q.S Ibrahim [14]: 24)1.
1 Mohammad Yunus, Terjemahan Al-Qur’an,(Bandung: Pt Al Ma’arif.1994), hlm.238
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan dan kebanggaan hati, kupersembahkan karya
tulis yang sederhana ini untuk orang-orang yang telah memberi arti dalam
hidupku:
1. Ayahanda dan ibunda tercinta ( Soekari Maskuri dan Kotidjah ), ini adalah
bagian dari perjuangan, cita-cita, iringan doa restumu. Karena jasa dan kasih
sayangmu aku akhirnya dapat menyelesaikan kuliah. Pengorbananmu sungguh
luhur tiada tara.
2. Keluarga Besar Mbah H. Djailani dan Keluarga besar mbah H. Sanusi
3. Saudara Saudaraku(mas Munif, Mbak Likah, Mbak Hanik, Dek Alwi, Dek
Fajar) do’a dan motivasi darimu semoga mengantarkan aku menuju gerbang
kesuksesan.
4. Orang yang menjadi motivator dalam pembuatan skripsi ini (Inta, Hani’,Want,
Mura, Arif, Najib).
5. Teman-temanku TF-06 senasib seperjuangan.
6. Seluruh kenshi-kensi dan Sinpe-Sinpe Dojo Miftahul Jannah IAIN WS yang
telah mengajariku belajar menjadi Boshido.
7. Sahabat/i ku yang telah mengajariku arti hidup dan telah menjadi temen
perjuanganku dikampus.
8. Semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa saya sebutkan
Pada akhirnya semua itu punya arti karenanya, kupersembahkan karya
sederhana ini untuk segala ketulusan kalian semua.
Penulis
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa
yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, tidak berisi
materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi
ini tidak berisi pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam
referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang,6 Desember 2010
Deklarator,
Fatchur Ruchman
NIM. 063611008
ABSTRAK
Fatchur Rochman (NIM : 063611008). Efektifitas Sains dengan PendekatanKetrampilan Proses terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII MTs N 1Semarang pada Materi Pokok Kalor. Skripsi Semarang: Program Strata 1 JurusanTadris Progam Studi Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010.
Pembelajaran Sains merupakan pembelajaran yang membutuhkanpemahaman konsep sebagai dasar untuk memperjelas tentang materi-materi pokokyang ada dalam Ilmu Fisika. Tuntutan kompetensi dalam kurikulum meliputi tigaaspek penting yang harus dimiliki siswa sebagai hasil belajar yaitu pemahamankonsep, keterampilan, dan sikap ilmiah. Oleh karena itu, diperlukan pendekatanpembelajaran yang dapat mencakup ketiga aspek tersebut. Pembelajaran denganpendekatan keterampilan proses dapat menumbuhkan sikap ilmiah, untukmengembangkan keterampilan mendasar sehingga konsep yang dipelajari mudahdipahami. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas hasil belajarketiga aspek tersebut.
Pembelajaran yang dilakukan adalah dengan menggunakan pre test danpos test. Pemberian pre test dan pos test bertujuan untuk mengetahui seberapaefektif penggunaan model pendekatan ketrampilan proses terhadap hasil belajarpeserta didik kelas VII MTs N 1 Semarand. model pembelajaran yang menitikberatkan pada peserta didik untuk mengetahui konsep-konsep tentang materi kalormelalui hasil kerja laboratorium. Dengan pembelajaran berbasis penemuan(discovery) ini yang tentunya akan bisa menuntun peserta didik memahamikonsep konsep fisika dengan sebuah penemuan ataupun sebuah percobaan.
Dengan pembelajaran model ini akan lebih memahami tentang materi yangdisampaikan, bahkan peserta itu bisa menerapkan gejala-gejala alam yangberhubungan dengan kalor ataupun materi materi Sains lainya. Dalam penerapanpembelajaran ini peserta didik dapat melakukan percoban sesuai petunjuk dancara yang disampaikan oleh pendidik melalui Lembar Kerja Siswa (LKS) yangdisediakan pendidik.
Dari hasil penelitian yang didapat pada pre test, bahwa nilai hasil belajarpeseta didik adalah homogen dan berdistribusi normal setelah dilakukan post testdidapatkan nilai rata rata kelas kontrol 55,69 sedangkan nilai rata-rata kelaseksperimen 65,63. dari hasil ini bisa dilihat bahwa ada perbedaan hasil belajarantar peserta didik yang diajarkan dengan model konvensional dan modelpendekatan ketrampilan proses.
Kesimpulan Berdasarkan dari perhitungan uji perbedaan rata rata diperoleh thitung = 4.542 dan t tabel = t (4.542)(66) , dengan taraf signifikan, maka dikatakan ratarata post test kedua kelompok ada perbedaan karena t hitung > t tabel. Artinya hasilbelajar kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol. Sehingga bisadiklatakan bahwa: ada efektifitas pada hasil belajar peserta didik saat diterapkanmodel pendekatan ketrampilan proses di MTs N 1 Semarang.
Kata kunci: pembelajaran sains, pendekatan keterampilan proses, hasil belajar.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan berbagai nikmat, taufik, hidayah, inayah-Nya, sehingga
penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurah kepada sang revisioner Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan
orang-orang yang mengikutinya di dalam kebaikan dan ketaqwaan.
Banyak pihak yang telah memberikan berbagai dukungan dan bantuan
dengan caranya masing-masing dalam proses penyusunan skripsi yang berjudul,
“Efektifitas Pembelajaran Sains dengan Pendekatan Keterampilan Proses terhadap
Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII MTs N 1 Semarang pada Materi Pokok
Kalor” dari permulaan sampai akhir. Oleh karena itu, dengan setulus hati penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak dan Ibu yang
senantiasa menyertakan penulis dalam setiap munajatnya, kakak dan adik yang
senantiasa memberikan motivasi kepada penulis.
Secara khusus penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Suja’i, M.Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
2. Drs. H. Abdul Wahid, M. Ag., Ketua Jurusan Tadris yang telah merestui
pembahasan skripsi ini.
3. Wenty Dwi Y. S.Pd., M.Kom walikelas Paket TF-06
4. Joko Budi P. M.Pd (pembimbing I) dan Drs. Wahyudi, M.Pd (pembimbing
II) yang telah memberikan bimbingan kepada saya hingga selesainya
skripsi ini.
5. Drs. Amirudin Aziz.M.Pd., Keepala sdekolah MTs N 1 Semarang.
6. Nur Hidayah, S.Pd., Pengampu mata pelajaran IPA kelas VII MTs N 1
Karya ini dibuat sebaik-baiknya, tetapi di dalamnya masih banyak
kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan.
Akhir kata, penulis berharap karya ini bermanfaat dan dicatat sebagai amal shalih.
Amiin.
Semarang, Desember 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................................................
PENGESAHAN PENGUJI................................................................………………
ABSTRAK .........................................................................................………………
DEKLARASI ..........................................................………………………………...
MOTTO............................................................................………………….……….
PERSEMBAHAN.......................................................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................
B. Identifikasi Masalah ......................................................................
C. Pembatasan Masalah ...........................................................……..
D. Penegasan Istilah ...........................................................................
E. Perumusan Masalah .......................................................................
F. Manfaat Penelitian .........................................................................
BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi teori ..............................................................................
1 Teori Belajar ..........................................................................
2 Pendekatan Pembelajaran…………………………………...
3 Pendekatan Ketrampilan Proses …………………………….
B. Hasil Belajar .................................................................................
1. Pengertian Hasil Belajar …………………………………….
2. Beberapa Definisi Tentang Hasil Belajar …………………...
3. Faktor Faktor yang Mempengaruh Hasil Belajar……………
a. Faktor Luar (Eksternal)………………….…………….
b. Faktor Dalam (Internal) …………………....................
4. Alat Alat untuk Mengukur Hasil Belajar ……...……............
C. Tinjauan Materi Kalor ..................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
1
4
5
5
8
8
10
10
12
13
17
17
19
20
20
21
21
22
1. Kalor ……….………………………………………………
2. Perubahan Wujud Akibat Kalor ….……………….………..
3. Asas Black ………..………………………………………...
D. Penerapan Materi Kalor Dengan Pendekatan Ketrampilan
Proses …………………………………………………………...
E. Kajian Penelitian yang Relavan ...................................................
F. Pengajuan Hipotesis .....................................................................
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian .........................................................................
B. Waktu dan Tempat Penelitian …………………………………..
C. Variabel Penelitian …………...…………………………………
1. Variabel Bebas ………...……………………………............
2. Variabel Terikat ………...………………….……………….
D. Metode Penelitian ………………...……………………….…...
E. Populasi, Sempel, dan Tehnik Pengambilan Sempel ……...……
F. Tehnik Pengambilan Data ………..…………………...………..
1. Metode Test …………………….………………………….
2. Metode Pengamatan ……………………….………………
3. Metode Dokumentasi ………………………………............
G. Tehnik Analisis Data …………………………………..……….
1 Tehnik Analisis Data…….……………...………………….
2 Reabelitas Soal ……………………………..………………
3 Tingkat Kesukaran Soal …………………………………….
4 UJi Daya Pembeda Soal …………………………………...
H. Metode Analisis Data....................................................................
1. Pengujian Tahap Awal ……………………………….……..
a. Uji Normalitas Data Awal………………………...…..…
b. Uji Homogenitas……………………………….………..
c. Uji Kesamaan Dua Rata Rata Data/Uji Beda…..………..
2. Pengujian Tahap Akhir……………………...…….………...
a. Uji Normalitas Hasil Belajar ……………..………...…
22
23
25
25
30
32
33
33
33
33
34
34
35
36
36
37
37
37
37
38
39
40
41
41
41
43
44
45
45
b. Uji Kesamaan Varian/Homogenitas ………..…………
c. Analisis Uji Hipotesis ………………………..………..
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ...................................................
1. Deskripsi Awal Pembelajaran ……………….….…………..
a. Pembelajaran pada Kelas Kontrol ……..………………..
b. Pembelajaran pada Kelas Eksperimen ………………….
2. Analisis Uji Instrumen …………………………….…….....
a. Analisis Validitas …………………..……………..……
b. Analisis Reabelitas ………………………………..…..
c. Analisis Tingkat Kesukaran ………..………..…………
d. Analisis Daya Beda …………………………………….
3. Data Nilai Tes Awal (Pre Test)
a. Kelas Kontrol ………………..………….….…………..
b. Kelas Eksperimen ………………………………………
4. Data Nilai Tes Akhir (Post Test)
a. Kelas Kontrol …………………………………………...
b. Kelas Eksperimen ………..…………..….………….…..
B. Pengujian Hipotesis ………………………………….….………
1. Analisis Tahap Awal ………………………….…...………..
a. Uji Normalitas …………………………..………………
b. Uji Homogenitas ……………………….……………….
c. Uji Kesamaan Dua Rata Rata …………………………..
2. Analisis Tahap Akhir ………………...…………………….
a. Uji Normalitas ………………………………………….
b. Uji Homogenitas ………………………….…………….
c. Uji Kesamaan Rata rata (Pihak Kanan) ………………...
C. Pembahasan Hasil Penelitian …………………….....….……….
D. Ketertbatasan Penelitian ……………………….……………….
1 Kemampuan Penulis …………………….....……………….
2 Keterbatasan Waktu …………………………………...……
46
46
47
47
49
50
51
51
51
51
52
52
565
3
54
54
55
55
55
56
56
57
57
58
58
58
61
61
62
3 Keterbatasan Tempat …………………..………...………….
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................
B. Saran-Saran……...........................................................................
1. Bagi Peserta Didik ………………………………………….
2. Bagi Pendidik ………………………………………………
3. Bagi Sekolah ……………………………………………....
C. Penutup………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
62
636
4
64
64
64
65
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran .
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.
Lampiran 14.
Lampiran 15.
Lampiran 16.
Lampiran 17.
Lampiran 18.
Lampiran 19.
Lampiran 20.
Lampiran 21.
Lampiran 22.
Lampiran 23.
Lampiran 24.
Lampiran 25.
Lampiran 26.
Lampiran 27.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Soal Test Awal (Pre Test)
Kunci Jawaban Soal Test Awal (Pre Test)
Soal Test Akhir (Post Test)
Kunci Jawaban Soal Test Akhir (Post Test)
Kelompok Peserta Didik Eksperimen Penerapan pendekatan
Ketrampilan Proses
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Perhitungan Validitas, Reabelitas, Tngkat Kesukaran,dan Daya
Pembeda Butir Soal
Perhitungan Reabelitas
Perhitungan Tingkat Kesukaran
Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal
Daftar Nama Kelas Uji Coba
Daftar Nama Kelas Kontrol
Daftar Nama Kelas Eksperimen
Uji Normalitas Test Awal (Pre Test) Kelas Kontrol
Uji Normalitas Test Awal (Pre Test) Kelas Kelas Eksperimen
Uji Homogenitas Nilai Awal (Pre Test)
Uji Kesamaan Dua Varians Data Post Test Antar Kelompok Kontrol
dan Kelas Eksperimen
UJi Perbedaan Dua Rata-Rata Post Test Antar Kelompok Kontrol
dan Eksperimen
Daftar Nilai Test Peserta Didik
Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Eksperimen
Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Kontrol
Uji Homogenitas Awal Nilai Post Test Peserta Didik
Uji Kesamaan Dua Varians Data Pre Test Antar Kelompok Kontrol
dan Kelas Eksperimen
UJi Perbedaan Dua Rata-Rata Pre Test Antar Kelompok Kontrol dan
Eksperimen
Foto KBM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengamatannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya2.
Dengan belajar tersebut peserta didik melakukan kualitatif individu, sehingga
tingkah lakunya berkembang selanjutnya akan bermanfaat bagi kehidupan
kelak, belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk
mencapai tujuan3. Oleh karena itu belajar berlangsung dengan aktif dan
integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai
suatu tujuan, semua aktifitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil
dari proses belajar.
Kegiatan belajar dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawa
sejak lahir. Komponen-komponen yang ada dalam kegiatan belajar di
antaranya adalah guru dan peserta didik. Seorang guru dituntut mempunyai
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang profesional dalam membelajarkan
peserta didiknya. Sehingga belajar merupakan proses perkembangan manusia
untuk bertambah dan berubah. Peretumbuhan seorang dalam melakukan
perubahan itulah yang membuat seorang bertambah secara ilmu serta
bertambah dan berkembang pengetahuanya. Dan perkembangan itu semua
tidak terlepas dari adanya proses belajar. Sehingga belajar inilah yang
menjadikan seorang menjadi berkembang.
Cara seorang untuk meningkatkan perubahan pada diri tidak akan
terlepas dari pertumbuhan teknologi yang ada. Saat pertumbuhan ilmu inilah
yang akan mempengaruhi pertumbuhan teknologi yang secara tidak langsung
pertumbuhan dan perkembangan ilmu berkembang secara alami.
2 Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,1995), hlm. 2
3 Oemar Hamalik , Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi aksara, 2003), hlm. 29
Perkembangan teknologi memberikan wahana yang memungkinkan
Sains berkembang dengan pesat. Hal ini menggugah para pendidik untuk
dapat merancang dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada
penguasaan konsep Sains, yang dapat bermanfaat dalam kegiatan sehari-hari
di masyarakat. Untuk dapat menyesuaikan perkembangan Sains, kreatifitas
sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk ditingkatkan. Jalur yang
tepat dan sesuai untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui
jalur pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikembangkan
dalam pendidikan saat ini, menuntut peserta didik untuk aktif dalam
pembelajaran dan mempersyaratkan kompetensi sebagai hasil belajar yang
meliputi tiga ranah yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sesuai pusat
kurikulum, di tingkat SMP/MTs diharapkan ada penekanan pembelajaran
Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) secara terpadu
yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu
karya melalui penerapan konsep Sains dan kompetensi bekerja ilmiah secara
bijaksana4. Peran serta guru dalam pembelajaran sebagai pembimbing dan
peserta didik menemukan sendiri konsep atau fakta yang akan dipelajarinya
sehingga muncul sikap ilmiah peserta didik. Proses penemuan sendiri akan
lebih bermanfaat bagi peserta didik sehingga pengetahuan yang dimiliki sulit
untuk dilupakan.
Pada realitanya permasalahan yang dihadapi peserta didik di MTs N 1
Semarang yaitu :
1. Pemahaman peserta didik MTs N 1 Semarang tentang konsep pelajaran
Sains (fisika) masih rendah.
2. Perhtian peserta didik MTs N 1 Semarang terhadap pelajaran Sains (fisika)
yang disampaikan guru masih rendah.
4 Pusat Kurikulum, Departemen Pendidikan Nasional, Mata Pelajaran Ilmu PengetahuanAlam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrash Tsanawiyah (MTs), 2005.Terdapat di http://www.puskur.net/inc/si/smp/PengetahuanAlam.pdf (12/8/2010)
3. Anggapan sulit peserta didik MTs N 1 Semarang tentang pelajaran Sains
(fisika).
4. Banyak dari hasil belajar pelajaran Sains (fisika) peserta didik MTs N 1
Semarang tidak mencapai 60 yang belum tuntas (sesuai KKM).
Hal ini yang mendorong bagi peneliti untuk mengubah cara
penyampaian materi yang konvensional menjadi sebuah model pembelajaran
yang berbasis praktek pembelajaran ini dinamakan pendekatan ketrampilan
proses. Sebuah model pembelajaran yang diharapkan bagi peneliti agar
pesertas didik mampu memahami konsep materi Sains (fisika) terutama pada
materi pokok kalor.
Maka dengan model pembelajaran pendekatan ketrampiulan proses ini
peneliti memberikan solusi dalam pembelajaran seperti:
1. Pendekatan ketrampilan proses merupakan suatu anutan cara berpikir
peserta didik agar peserta didik lebih bisa memehami tentang konsep Sains
(fisika) dengan mengetahui cara penemuanya karena ketrampilan proses
ini penerapannya berupa percobaan dilaboratorium.
2. Pendekatan kietrampilan proses salah satu media pembelajaran yang
mendorong peserta didik untuk bisa mengerti dan memahami tentang apa
yang harus dikerjakan didalam pembelajaran, karena disini peserta didik
di tunyut untuk mengetahui, membuktikan, bahkan menemukan konsep
dalam materi-materi Sains (fisika).
3. Pendekatan ketrampilan proses ini akan menuntut peserta didik untuk
memperhatikan arahan dari guru untuk dasar mereka melakukan
percobaan.
4. ketika peserta didik mengerti tentang konsep-konsep Sains (fisika) seperti
yang tertuang dalam pembelajaran ini pasti akan bisa meningkatkan hasil
belajar peserta didik secara umum.
Dalam pengelolaan pengajaran, peserta didik yang duduk dengan rapi
dan diam juga tidak dapat dipastikan memperhatikan semua penjelasan guru
bisa saja pandangan mata peserta didik terarah pada gerak sikap dan gaya
mengajar. Bahkan kediaman peserta didik terkadang memang takut pada
Guru, takut di tunjuk, ditanya, dan apalagi kalau di suruh mengerjakan soal.
Guru terkadang juga sadar bahwa pelajaran yang diberikan tidak semuanya
dapat diserap peserta didik.
Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah
dengan mengubah cara penyampaian materi, salah satunya dengan model
pembelajaran ketrampilan proses. Sehingga hasil belajar peserta didik bisa
tumbuh dan merasa senang dengan pelajaran Sains terutama fisika yang
mereka anggap pelajaran yang sulit.
Melihat problematika di atas seorang guru harus mempunyai suatu
metode pengajaran yang bisa mengikat perhatian peserta didik dan membuat
peserta didik menjadi senang dalam belajar fisika. Para ahli menganggap
metodologi pengajaran sebagai ilmu bantu yang tidak dapat berdiri sendiri,
tetapi berfungsi membantu bidang-bidang lain dalam proses pengajaran5.
Untuk mengatasi problematika tersebut dengan menggunakan salah satu
model pembelajaran yaitu model pendekatan ketrampilan proses.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana dideskripsikan
diatas, maka masalah penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Pemahaman peserta didik MTs N 1 Semarang tentang konsep pelajaran
Sains (fisika) masih rendah. khususnya pada mata pelajaran Sains (fisika)
mereka merasa kesulitan dalam memahami konsep-konsep dasarnya dan
merasa jenuh dikarenakan model pembelajaran Sains (fisika) yang
diterapkan guru mereka anggap membosankan.
2. Perhtian peserta didik MTs N 1 Semarang terhadap materi Sains (fisika)
yang disampaikan guru masih rendah. Sehingga peserta didik merasa
sudah cukup dengan mendengarkan pelajaran di dalam kelas yang
diterangkan oleh guru yang membuat mereka mengabaikan penjelasa atas
pelajaran yang disampaikan guru dan senang bermain.
5 Slameto , op.cit. , hlm. 184
3. Anggapan sulit peserta didik MTs N 1 Semarang tentang pelajaran Sains
(fisika). Sehingga menimbulkan adanya rasa takut, sungkan, bahkan
cagguh pada diri peserta saat menerima pelajaran Sains (fisika) karena
merasa bingung dan mereka sudah menganggap bahwa pelajaran ini sulit.
4. Banyak dari hasil belajar peserta didik MTs N 1 Semarang yang belum
tuntas (sesuai KKM). Kurang variatifnya metode/model pembelajaran
yang dikembangkan oleh pendidik menyebabkan peserta didik kurang
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran Sains (fisika).
C. Pembatasan Masalah
Berangkat dari permasalahan diatas, serta pertimbangan waktu dan
biaya, maka penulis membatasi permasalahan ini sebagai berikut:
1. Sasaran penelitian terbatas pada peserta didik tingkat SMP/MTs.
2. Sasaran penelitian ditunjukkan kepada peserta didik kelas VII semester
ganjil.
3. Sasaran penelitian terbatas pada materi pokok kalor.
4. Sasaran penelitian terbatas pada Tahun Pelajaran 2010/2011.
5. Sasaan penelitian tebatas pada pemahaman kognitif peseta didik.
D. Penegasan Istilah
Dalam penegasan istilah ini, agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam
memberikan interpretasi serta memudahkan dalam pemahaman maka perlu
dijelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam skripsi ini:
1. Efektivitas
Efektivitas adalah ketepatgunaan, hasil guna, dan menunjang
tujuan6. Jadi efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
keberhasilan tentang usaha atau tindakan, yaitu keberhasilan pemberian
model pembelajaran Sains dengan pendekatan keterampilan proses
6 Hendro Dermawan,dkk, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Bintang Cemerlang,2010), hlm 114
terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII MTs N 1 Semarang pada
materi pokok kalor sesuai dengan harapan dan tujuan yang diinginkan.
2. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas atau pembelaja ran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu
pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di
dalamnya tujuan-tujuan pengajaran tahap-tahap dalam pembelajaran,
lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas7.
3. Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan Keterampilan Proses adalah wawasan atau anutan
pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik
yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada
prinsipnya telah ada dalam diri pembelajar8.
4. Hasil Belajar
Menurut Clifford T. Morgan yang dikutip Mustaqim dalam buku
Ilmu Jiwa Pendidikan dijelaskan “learning is any relatively permanent
change in behaviour that is a result of past experience“ (Belajar adalah
perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil
pengalaman yang lalu)9.
Belajar merupakan proses individu yang berinteraksi dengan
lingkungannya untuk mendapatkan perubahan perilaku, maka hasil belajar
ini bisa dikatan sebuah proses yang dilalui individu dalam mencapai hasil
sebuah proses dari perilaku sebelumnya. sehingga definisi belajar dapat
diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku dari pengalaman yang
telah didapat. Sedangkan hasil belajar adalah pencapaian tingkat
7 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Surabaya: PrestasiPustaka, 2007), hlm. 1
8 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran,( Jakarta: Departemen Pendidikandan Kebudayaan, 1999), hlm. 157
9 Mustaqim, Ilmu Jiwa Pendidikan, (Semarang: CV. Andalan kita, 2007), hlm. 37
keberhasilan seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar untuk
mencapai kepandaian atau ilmu.
5. Sains
Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang pokok
bahasannya alam dengan segala isinya atau pengetahuan yang sistematis
atau tersusun secara teratur, berlaku umum dan berupa kumpulan data
hasil observasi dan eksperimen. dan obyektif serta dapat diteliti
kebenarannya10.
6. Materi Pokok Kalor
Materi kalor merupakan salah satu materi yang di pelajari di MTs
N 1 Semarang semester I (ganjil), dalam meteri ini banyak peserta didik
merasa kurang bisa menguasai karena memang menurut sebagian dari
mereka merasa kesukaran.
Dengan setandar kompetensi: Memahami wujud zat dan
perubahanya, dan kepetensi dasar: Mendeskripsikan peran kalor dalam
mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
7. Kelas VII B MTs N 1 Semarang
Kelas VII B adalah salah satu kelas VII MTs N 1 Semarang yang
terpilih sebagai sempel untuk diteliti dengan model pendekatan
ketrampilan proses.
E. Perumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah sebagaimana diungkapkan di
atas, maka dapat difokuskan penelitian ini diarahkan atau dibatasi pada hal-hal
berikut:
Apakah Pembelajaran Sains dengan Pendekatan Keterampilan Proses
Efektif terhadap Hasil Belajar di MTs N 1 Semarang Kelas VII pada Materi
Pokok Kalor?
10Tim Penyusun, Standar Penilaian Buku Pelajaran Sains, (Jakarta : Pusat PerbukuanDepdiknas, 2003), hlm. 1
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat penelitian ini adalah :
a. Bagi Guru
1) Memberi gambaran bagi guru bidang studi Saians (fisika) mengenai
pembelajaran pendekatan ketrampilan proses dalam meningkatkan
hasil belajar peserta didik.
2) Memberikan dan memperkaya model pembelajaran Sains (fisika)
yang lebih sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
3) Meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan kurikulum
dan kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien.
b. Bagi peserta didik
1) Membangkitkan kepercayaan diri dan memotivasi belajar Sains
(fisika) yang terkesan sulit.
2) Membantu peserta didik dalam mengembangkan dan
meningkatkan minat belajar Sains (fisika) untuk memperoleh hasil
optimal dalam pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran pendekatan ketrampilan proses.
3) Memberikan pengalaman langsung pada peseta didik dalam
menemukan konsep-konsep Sains (fisika), dan merangsang mereka
aktif, kreatif serta menumbuhkan sikap positif mereka terhadap
bidang studi Sains (fisika) yang terkesan sulit.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Teori Belajar
Dalam kerangka sistem belajar mengajar, terdapat komponen
proses yakni keaktifan fisik, mental, intelektual, dan emosional dan serta
keterpaduan komponen produk, yakni hasil belajar berupa keterpaduan
aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor11. Secara lebih rinci
kemampuan produk itu mencakup berbagai kemampuan yang membuat
peserta didik menjadi aktif dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran ini
peserta didik dituntut untuk bisa mencapai kemampuan yang diharapkan,
kemampuan itu meliputi mengamati, mengitepretasikan, meramalkan,
mengkaji, menjeneralisasi, menemukan, mendiskusikan, dan
mengkomunikasikan hasil penemuan yang telah ditemukan.
Dalam penemuan diperlukan langkah-langkah atau metode dan
hasilnya akan sulit terlupakan karena peserta didik mengalaminya sendiri.
Sehingga jika peserta didik menemukan sendiri dari apa yang dikerjakan
maka akan membuat suatu pengalaman dan pengalaman itulah yang
nantinya akan menjadi hasil dari sebuah proses belajar. Dimana dalam
sebuah penemuan peserta didik akan bisa lebih paham dengan konsep-
konsep yang ada. Karena sebuah penemuan pada dasarnya juga bisa
membuktikan kebenaran sebuah konsep bahkan bisa mendapatkan
konsep-konsep yang baru. Sehingga perlu bagi peserta didik untuk
menemukan sebuah konsep tersebut dengan sebuah kerja laboratorium.
Pembelajaran dengan penemuan (inquiry) merupakan satu
komponen penting dalam melakukan pendekatan konstruktivistik yang
telah memiliki sejarah panjang dalam inovasi dan pembinaan pendidikan.
Dalam pembelajaran dengan penemuan (inquiry), peserta didik didorong
untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri
11 Oemar hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), hlm. 138
dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendorong peserta didik
untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang
memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk mereka sendiri.
Cara belajar inquiry dan dicovery mendorong peserta didik untuk
terlibat aktif terhadap konsep dan prinsip-prinsip sedangkan guru
mendorong peserta didik agar memiliki pengalaman dan melaksanakan
eksperimen yang memungkinkan peserta didik menemukan konsep untuk
dirinya sendiri. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang
memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya
kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan,
dan proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajaran12. Hal ini sesuai
dengan apa yang terdapat dalam pendekatan ketrampilan proses, peserta
didik diajarkan memahami konsep melalui sebuah percobaan didalam
laboratorium.
Dengan demikian, belajar merupakan seperangkat taraf berpikir
seseorang yang mengubah sifat stimulasi lingkungan melewati
pengolahan informasi sehingga timbul kapabilitas baru. Belajar dapat
diklasifikasikan ke dalam dua dimensi. Dimensi yang pertama,
berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan pada
peserta didik melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua,
menyangkut cara bagaimana peserta didik dapat mengaitkan informasi
yang telah ada.
Sehingga dalam belajar seorang akan merasakan adanya perubahan
dalam dirinya. Ketika seorang itu sudah melualui proses dalam kegiatan
belajar untuk mencapai sebuah perubahan dalam diri maka perlu bagi
seorang untuk menerapkan prinsip-prinsip dalam perubahan dalam
dirinya tersebut. Dalam menumbuhkan sikap ilmiah seorang, maka
seorang akan mengalami sikap perubahan dalam dirinya, sehingga sikap
12 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Departemen Pendidikandan Kebudayaan, 1999). hlm 10
itulah yang nantinya akan menumbuhkan perubahan dalam hidup dan dari
itu pula seorang mengfahami perubahan sikap dalam dirinya.
Kajian yang dilakukan seorang akan menumbuhkan tarafr berpikir
seorang. Dimana pertumbuhan itulah seorang akan mengalami proses
perubahan dalam tingkah laku, karena dari sini seorang mengalami
perubahan untuk mencapai perubahan tingkah laku. Belajar bukan
merupakan sesuatu yang bisa dilakukan dengan cepat tetapi lebih banyak
pada proses. Belajar bukan hanya sekedar untuk mendapatkan sebuah
hasil saja tetapi, proses belajar merupakan sebuah langkah untuk
mendapatkan pengetahuan.
2. Pendekatan Pembelajaran
Ada beberapa metode yang cenderung untuk mengaktifkan peserta
didik antara lain ceramah yang disertai tanya jawab, demonstrasi, diskusi,
dan eksperimen13. Metode belajar akan lebih efektif jika disertai dengan
pendekatan pembelajaran karena metode dan pendekatan pembelajaran
memiliki peran yang penting dalam proses belajar mengajar.
Ada banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam
proses belajar mengajar. Pada dasarnya metode pembelajaran dapat
dilihat melalui dua sudut pandang yaitu, Pertama peserta didik dipandang
sebagai objek belajar, dalam hal ini pembelajaran menuntut keaktifan
guru atau yang biasa disebut tutur dan kapur. Kedua, peserta didik
sebagai subyek dan obyek belajar, peserta didik dituntut keaktifannya
dalam proses belajar.
Dalam menerapkan pendekatan yang biasa dan cocok untuk
menunjang keaktifan peserta didik diantaranya adalah pendekatan konsep
dan pendekatan proses. Dimana pendekatan ini peserta didik diajarkan
untuk memahami konsep dari sebuah penemuan atau discovery, yang
13 Memes, W, Model Pembelajaran Fisika di SMP, ( Jakarta: Proyek PengembanganGuru Sekolah Menengah (PGSM) IBRD, . 2000). hlm. 40
mana peserta didik akan lebih bisa memahami karena membuktikan
konsep atau melakukan penemuan sendiri dari hasil ekperimennya.
Konsep adalah suatu ide atau gagasan yang digeneralisasikan dari
pengalaman manusia dengan beberapa peristiwa benda dan fakta. Konsep
itu adalah hasil berfikir manusia yang merangkum beberapa
pengalaman14. Konsep dalam fisika sangat penting untuk memperoleh
dan mengkomunikasikan pengetahuan. Dengan menguasai konsep-
konsep kemungkinan untuk memperoleh pengetahuan baru pada peserta
didik tidak terbatas.
Pendekatan proses adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran
IPA yang beranggapan bahwa IPA itu terbentuk dan berkembang melalui
suatu proses ilmiah yang juga harus dikembangkan pada peserta didik
sebagai pengalaman yang bermakna yang dapat digunakan sebagai bekal
perkembangan diri selanjutnya15. Pemahaman konsep fisika tidak hanya
hasilnya saja yang diutamakan tetapi proses mendapatkan konsep sangat
penting untuk membangun pengetahuan peserta didik. Keterampilan dan
sikap ilmiah memiliki peran yang penting dalam menemukan konsep
fisika.
Keterampilan proses merupakan proses ilmiah sehingga sesuai
untuk pelajaran sains khususnya fisika. Produk dari fisika berupa fakta,
konsep, prinsip, teori, dan hukum sehingga sangat penting untuk
diterapkan.
3. Pendekatan Keterampilan Proses
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi hubungan timbal
balik antara guru dengan peserta didik. Guru memberikan bimbingan dan
menyediakan berbagai kesempatan yang dapat mendorong peserta didik
belajar dan untuk memperoleh pengalaman sesuai dengan tujuan
14 Memes, W. Ibid, 4015 Ibid, 40
pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran ditandai oleh tingkat
penguasaan kemampuan dan pembentukan kepribadian.
Proses pembelajaran melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan
yang perlu dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh hasil belajar
yang baik. Kesempatan untuk melakukan kegiatan dan perolehan hasil
belajar ditentukan oleh pendekatan yang digunakan oleh guru dan peserta
didik dalam proses pembelajaran tersebut.
Suatu prinsip untuk memilih pendekatan pembelajaran ialah belajar
melalui proses mengalami secara langsung untuk memperoleh hasil
belajar yang bermakna. Proses tersebut dilaksanakan melalui interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya. Peserta didik diharapkan
termotivasi dan senang melakukan kegiatan belajar yang menarik dan
bermakna bagi dirinya. Hal ini berarti bahwa peranan pendekatan belajar
mengajar sangat penting dalam kaitannnya dengan keberhasilan belajar.
Beberapa alasan yang melandasi perlunya diterapkan keterampilan
proses dalam kegiatan belajar mengajar yaitu :
a. Perkembangan ilmu pengetahuan yang berlangsung begitu cepat
sehingga tidak mungkin lagi seorang guru memberikan semua fakta
dan konsep kepada peserta didik.
b. Pada prinsipnya anak mempunyai motivasi dari dalam dirinya sendiri
untuk belajar. Hal ini bisa disebabkan oleh rasa ingin tahu anak
terhadap sesuatu.
c. Semua konsep yang telah ditemukan melalui penyelidikan ilmiah tidak
bersifat mutlak sehingga masih terbuka untuk dipertanyakan,
dipersoalkan dan diperbaiki.
d. Adanya sikap dan nilai-nilai yang perlu dikembangkan. Kegiatan
belajar mengajar harus mengusahakan agar semua pengalaman dan
pengetahuan yang diperoleh peserta didik merupakan hasil
pengalamannya sendiri.
Peserta didik melalui kegiatan penyelidikan dan pengamatan
peserta didik sendiri ataupun melalui praktik kerja laboratorium sehingga
diharapkan mampu melatih keterampilan peserta didik dalam
mengaplikasikan konsep fisika yang telah ada, sedangkan seorang guru
hanyalah sebagai pembimbing dan motivator, serta fasilitator bagi peserta
didik.
Hal ini sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran diarahkan pada
kegiatan praktis yang mendorong anak melakukan kegiatan produktif
seperti mengamati, merancang, melaksanakan percobaan,
mengklasifikasikan dan kegiatan praktis lainnya. Pengamatan teoritis
yang akan disajikan lebih diarahkan pada pencarian informasi maupun
diskusi, tanya jawab dan membaca buku sumber.
Pendekatan keterampilan proses adalah suatu cara untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan yang menjadi roda
penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta
penumbuhan sikap dan nilai.
Pengajaran dengan pendekatan keterampilan proses dilaksanakan
melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Observasi
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pengamatan yang
terarah tentang gejala atau fenomena sehingga mampu membedakan
yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan pokok permasalahan.
Pengamatan di sini diartikan sebagai penggunaan indra secara optimal
dalam rangka memperoleh informasi yang lengkap atau memadai.
b. Mengklasifikasikan
Kegiatan ini bertujuan untuk menggolongkan sesuatu
berdasarkan syarat-syarat tertentu.
c. Menginterpretasikan atau menafsirkan data
Data yang dikumpulkan melalui observasi, perhitungan,
pengukuran, eksperimen, atau penelitian sederhana dapat dicatat atau
disajikan dalam berbagai bentuk, seperti tabel, grafik, diagram.
d. Meramalkan (memprediksi)
Hasil interpretasi dari suatu pengamatan digunakan untuk
meramalkan atau memperkirakan kejadian yang belum diamati atau
kejadian yang akan datang. Ramalan berbeda dari terkaan, ramalan
didasarkan pada hubungan logis dari hasil pengamatan yang telah
diketahui sedangkan terkaan didasarkan pada hasil pengamatan.
e. Membuat hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk
menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu. Penyusunan
hipotesis adalah salah satu kunci pembuka tabir penemuan berbagai hal
baru.
f. Mengendalikan variabel
Variabel adalah faktor yang berpengaruh. Pengendalian variabel
adalah suatu aktifitas yang dipandang sulit, namun sebenarnya tidak
sesulit yang kita bayangkan. Hal ini tergantung dari bagaimana guru
menggunakan kesempatan yang tersedia untuk melatih anak mengontrol
dan memperlakukan variabel.
g. Merencanakan penelitian / eksperimen
Eksperimen adalah melakukan kegiatan percobaan untuk
membuktikan apakah hipotesis yang diajukan sesuai atau tidak.
h. Menyusun kesimpulan sementara
Kegiatan ini bertujuan untuk menyimpulkan hasil dari
percobaan yang telah dilakukan berdasarkan pada pola hubungan antara
hasil pengamatan yang satu dengan yang lainnya.
i. Menerapkan (mengaplikasikan) konsep
Mengaplikasikan konsep adalah menggunakan konsep yang
telah dipelajari dalam situasi baru atau dalam menyelesaikan suatu
masalah, misalnya sesuatu masalah yang dibicarakan dalam mata
pelajaran yang lain.
j. Mengkomunikasikan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan proses dari
hasil perolehan kepada berbagai pihak yang berkepentingan, baik dalam
bentuk kata-kata, grafik, bagan maupun tabel secara lisan maupun
tertulis16.
Praktik pengajaran dengan pendekatan ketrampilan proses
menuntut perencanaan yang sungguh-sungguh dan berkeahlian, kreatif
dalam pelaksanaan pengajaran, dan mahir dalam mendayagunakan
aneka media serta sumber belajar. Jadi guru bersama peserta didik
semakin dituntut bekerja keras agar praktik pendekatan ketrampilan
proses berhasil efektif dan efisien.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Sebelum membahas tentang hasil belajar perlu diketahui pengertian
belajar itu sendiri. Banyak pengertian tentang belajar yang dikemukakan
oleh para pakar pendidikan. Beberapa diantaranya mengatakan bahwa
belajar adalah proses interaksi dengan lingkungannya. Hal ini berarti
bahwa manusia belajar melalui interaksi dengan lingkungannya yang akan
berlangsung seumur hidupnya, karena pada dasarnya manusia diciptakan
oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial yang tidak lepas dari
lingkungannya.
Sebagai makhluk sosial, maka manusia mempunyai tanggungjawab
sebagai khalifah Allah di bumi. Sebagaimana firman Allah SWT dalam
surat Al-Baqarah ayat 30:
øŒ Î)urtA$ s%š••/u‘Ïps3Í´ ¯» n=yJ ù=Ï9’ ÎoTÎ)×@ Ïã% y’ ÎûÇÚ ö‘ F{$#Zpxÿ‹ Î=yz(….
16 Conny, Semiawan, Pendekatan Ketrampilan Proses , (Jakarta: Gramedia WidiasaranaIndonesia, 1992), hlm. 16-19
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi…."17
Pengertian lain dari belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik18
Menurut Slameto “belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”19.
Menurut Oemar Hamalik “belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the
modification or strengthening of behavior through experiencing )”20.
Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya
mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar
bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses interaksi dengan lingkungannya yang menyebabkan
terjadinya perubahan-perubahan, baik dalam tingkah laku, pemikiran,
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap yang baik sebagai hamba Allah
maupun sebagai khalifah Allah.
Perubahan tingkah laku yang terjadi itu sebagai akibat dari
kegiatan belajar yang telah dicapai dari proses belajar. Karena belajar
adalah suatu proses, maka dari proses tersebut akan menghasilkan suatu
hasil dan hasil dari proses belajar adalah berupa hasil belajar.
17 Mahmud Yunus, Terjemah Al-Qur an Al-Karim, (Bandung: PT Al-Ma’arif, 1994),hlm. 6
18 Syaeful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,(Jakarta: Rhineka Cipta, 2002), hlm. 14119 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,(Jakarta: Rhineka Cipta,
1995), hlm. 220 Oemar hamalik, Op.cit, hlm. 27
Istilah hasil belajar itu sama dengan prestasi belajar. Hasil
belajar/prestasi belajar dapat diraih melalui proses belajar, belajar itu tidak
hanya mendengarkan dan memperhatikan pendidik yang sedang
memberikan pelajaran didalam kelas, atau peserta didik membaca buku,
akan tetapi lebih luas dari kedua aktivitas diatas.
2. Beberapa Definisi Tentang Hasil Belajar
Menurut Nana Sudjana “Hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman
belajarnya”21. Setiap pengalaman yang dilakukan seorang akan
menumbuhkan sebuah hasil, Hasil perubahan sikap dan tingkah laku
dalam hidup inilah yang merupakan sebuah proses dalam belajar yang
merupakan hasil sebuah belajar untuk mencapai perubahan tingkah laku.
Dari perubahan yang dialami seorang ini maka akan menumbuhkan sikap
ilmiah seorang dalam mencapai perilaku hidupnya. Dalam pencapaian
hasil belajar ini seorang akan mengalami perubahan tingkah laku dalam
hidupnya. Perubahan yang dialami ini tidak akan terlepas dari sebuah
proses yang dilakukan seseorang
Jadi, secara sederhana hasil belajar adalah penguasaan
keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki peserta didik dalam mata
pelajaran yang ditunjukkan dengan tes atau nilai yang diberikan oleh guru
dan kemampuan perubahan sikap/tingkah laku yang diperoleh peserta
didik melalui kegiatan belajar.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
a. Faktor Luar (Eksternal)
Faktor luar yaitu merupakan faktor yang berasal dari luar dari
peserta didik yang mempengaruhi proses dan hasil belajar diantaranya
yaitu :
21 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja RosdaKarya, 2006),Cet 11, hlm. 22
1) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok, yaitu sebagai berikut:
(a) Lingkungan Alami
Lingkungan alam seperti keadaan suhu, kelembaban udara
sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar peserta
didik.
(b) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun
yang berwujud hal-hal lain, langsung berpengaruh terhadap
proses dan hasil belajar. Kadang terdapat pengaruh kurang
menguntungkan dari lingkungan pabrik dan hiruk pikuk lalu
lintas22.
2) Faktor Instrumental
Faktor instrumental adalah faktor yang pengadaan dan
penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan. Faktor instrumental antara lain yaitu : kurikulum,
program, sarana, fasilitas, dan guru23.
b. Faktor Dalam (Internal)
Faktor dalam merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
peserta didik yang mempengaruhi proses dan hasil belajar diantaranya,
yaitu:
1) Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis meliputi kondisi fisiologis umum dan
kondisi panca indera. Kondisi fisiologis umumnya sangat
berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Pada kondisi
fisiologis umum, misalnya orang yang dapat keadaan segar
jasmaninya dan berlainan belajarnya dari orang yang dalam
22 Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit., hlm. 142-14523 Ibid, hlm. 146
keadaan kelelahan. Anak-anak yang kurang gizi, kemampuan
belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi, mereka
cepat lelah, mudah mengantuk dan tidak mudah menerima
pelajaran. Sedangkan pada kondisi panca indera yang paling
berperan terutama adalah penglihatan dan pendengaran.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis merupakan hal yang utama dalam
menentukan intensitas belajar seorang anak dan yang
mempengaruhi proses hasil belajar peserta didik. Faktor-faktor
psikologis meliputi minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan
kemampuan berfikir.24
4. Alat-Alat untuk Mengukur Hasil Belajar
Kegiatan penilaian dan pengujian pendidikan merupakan salah satu
mata rantai yang menyatu terjalin didalam proses pembelajaran peserta
didik. bahwa cara melancarkan tes inilah yang paling banyak dilakukan
oleh para pendidik dalam melakukan penilaian terhadap hasil belajar
peserta didiknya. Dengan demikian peranan tes sebagai salah satu
alat/teknik penilaian pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar
sangat penting25.
Penilaian atau tes itu berfungsi untuk memperoleh umpan balik dan
selanjutnya digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar, maka
penilaian itu disebut penilaian formatif. Tetapi jika penilaian itu berfungsi
mendapatkan informasi sampai mana prestasi atau penguasaan dan
pencapaian belajar peserta didik yang selanjutnya diperlukan bagi
penentuan lulus tidaknya seseorang peserta didik maka penilaian itu
disebut penilaian sumatif26.
24 Ibid, hlm 155-15625 Ibid, hlm. 226 Ibid, hlm. 11-12.
Jika dilihat dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu tes dan non tes. Tes ada yang
diberikan secara lisan (menuntut jawaban secara lisan) ini dapat dilakukan
secara individu maupun kelompok, ada juga tes tulisan (menuntut jawaban
dalam bentuk tulisan), tes ini ada yang disusun secara obyektif dan uraian,
dan tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk tindakan). Sedangkan
non tes sebagai alat penilaiannya mencakup observasi, kuisioner,
wawancara, skala sosiometri dan studi kasus27.
C. Tinjauan Materi Kalor
1. Kalor
Kalor adalah sesuatu yang dipindahkan di antara sebuah sistem dan
sekelilingnya sebagai akibat dari hanya perbedaan temperatur28. Sehingga
kalor sendiri bisa dikatakan energi yang dapat berpindah dari benda yang
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Akibatnya suhu benda yang
kehilangan kalor akan turun dan suhu benda yang mendapatkan kalor akan
naik. Dan suatu benda kemungkinan akan mengalami perubahan suhu dan
perubahan wujud zat.
Dari yang dilakukan Jammes Prescount Joule secara teliti
berulang-ulang inilah yang yang menemukan kalor merupakan bentuk
energi sehingga hubungan antara satuan kalori dengan Joule sebagai
berikut29:
1 kalori = 4,18 joule
1 joule = 0,24 kalori
Bila energi panas ditambahkan pada suatu zat, maka temperatur zat
itu naik. Jumlah energi panas Q yang dibutuhkan untuk menaikkan
temperatur
27 Nana Sudjana, Op.cit, hlm. 528 John Wiley dan Sons, Fisika, diterjemahkan oleh Pantur Silaban Ph.D, et al.,
(Bandung: Erlangga, 1985), cet. 3, hlm. 723.29 Ibid, hlm. 724
Suatu zat adalah sebanding dengan perubahan temperatur dan
massa zat itu. Jumlah energi panas Q juga bergantung pada sifat alami
bahan; misalnya untuk menaikkan 1 kg air sebesar 1 C diperlukan 4190 J,
tapi hanya 910 J untuk menaikkan 1 kg aluminium. Dengan menyatukan
seluruh hubungan tersebut diperoleh30:
Q = m c T
dimana Q = jumlah energi panas (Joule)m = massa zat (kg)
c = kalor jenis zat (J/kg C)
T = perubahan suhu ( C) Kalor yang diberikan pada suatu zat dapat mengubah wujud zat.
Zat yang berwujud padat dapat berubah menjadi cair. Jika kalor yang
diberikan ditambah, maka zat yang berwujud cair dapat berubah menjadi
gas. hal tersebut bisa dilihat seperti pada gambar 1.1.
2. Perubahan Wujud Akibat Kalor
Ada 6 istilah perubahan dari 3 zat, yaitu:
1) Membeku 3) Menyublim 5)
Mengembun
2) Mencair 4) Mengkristal 6) Menguap
Gambar .1.1
Dalam keadaan bebas ternyata tidak semua benda dapat mengalami
ketiga tingkat wujud tersebut. Misalnya sesuatu balok kayu dipanaskan,
ternyata balok tidak mencair seperti es dipanaskan. Begitu pula dengan
30 Paul A.Tipler, Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ke-Tiga, Diterjemahkan oleh LeaPrasetyo, et. al., dari “Physic for Scientis and Engineers, Third Edition”, Jilid I, (Bandung: PTGelora Aksara Pratama, 2008), Cet. 9, hlm. 599.
kapur barus, dalam keadaan bebas selalu berubah menjadi gas yang
dinamakan menyublim. Bahkan, sebutir telur akan mengeras apabila
dipanaskan (direbus).
Dari contoh di atas ternyata ada kalor yang tidak dipergunakan
untuk menaikkan suhunya melainkan digunakan untuk mengubah
wujudnya. Selama proses perubahan wujud, kalor yang diterima tidak
digunakan untuk menaikkan suhunya tetapi untuk mengubah wujud benda,
kalor yang demikian dinamakan kalor laten (tersembunyi).
Apabila dinyatakan dalam bentuk persamaan menjadi sebagai
berikut31:
L =mQ atau Q = m.L
Keterangan
Q = kalor (joule atau kalori)
m = masa (kg atau gr)
L = kalor laten (J/kg atau kal/gram)
3. Asas Black
Ketika bagian-bagian yang berbeda dari sistem yang terisolasi
berada pada temperatur yang berbeda, kalor akan mengalir dari bagian
dengan temperatur yang lebih tinggi ke bagian dengan temperatur yang
lebih rendah. Jika sistem terisolasi seluruhnya, tidak ada energi yang
mengalir ke dalam atau ke luar. Jadi, kekekalan energi memainkan
peranan penting. Kehilangan kalor sebanyak satu bagian sistem sama
dengan kalor yang didapat oleh bagian yang lain.
Jadi asas Black berbunyi sebagai berikut: kalor yang dilepas akan
sama dengan kalor yang diterima32.
Bila dituliskan dalam rumus sebagai berikut:
31 Hugh D. Young, et. al., Fisika Universitas Edisi Ke-Sepuluh, diterjemahkan olehEndang Yuliastuti dari “University Physic Tenth Edition”, Jilid 1, (Bandung: PT Gelora AksaraPratama, 2006), Cet. 8, hlm. 470
32 Douglas C. Giancoli, Fisika Edisi Ke-Lima, Diterjemahkan oleh Yuhilza Hanum, dari“Physic Fifth Edition”, Jilid 1, (Bandung: PT Gelora Aksara Pratama, 2006), Cet. 8, hlm. 494.
mk QQ =
Keterangan
kQ : jumlah kalor yang keluar / dilepas
mQ : jumlah kalor yang masuk / diterima
D. Penerapan Materi dengan Pendekatan Ketrampilan Proses
Pendekatan ketrampilan proses yang dilakukan dalam penerapanyadalam materi kalor ini yaitu dengan sebuah kerja laboratorium (discovery).model pembelajaran yang menitik beratkan pada peserta didik untukmengetahui konsep konsep tentang materi kalor melalui hasil kerjalaboratorium. Dengan pembelajaran berbasis penemuan (discovery) ini yangtentunya akan bisa menuntun peserta didik memahami konsep konsep fisikadengan sebuah penemuan ataupun sebuah percobaan.
Pembelajaran yang dilakukan yaitu berupa pembelajaran denganmelakukan percobaan untuk membuktika teori kalor yang ada dan untukmemudahkan peserta didik dalam memahami konsep Sains (fisika). Sehinggapeserta didik diharapkan bisa memahami konsep Sains pada materi pokokkalor karena peserta didik menemukan ataupun membuktikan konsep yangtelah ada.
Sains (fisika) erat kaitannya dengan kegiatan laboratorium. Konsep-konsep fisika yang sangat erat kaitannya dengan energi dan alam sertaaplikasinya dalam kehidupan sehari-hari perlu diuji kebenarannya melaluikegiatan laboratorium. Dalam proses pengajaran Sains (fisika) perlu adanyakegiatan-kegiatan laboratorium yang di dalamnya tidak lepas dari kelengkapanalat-alat percobaan fisika dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kegiatanlaboratorium peserta didik akan melaksanakan proses belajar yang aktif,penyerapan pada materi pelajaran akan lebih tinggi.
Pembelajaran dengan kegiatan laboratorium sesuai dengan teori belajarkonstruktivisme. Dalam kegiatan laboratorium peserta didik dapatmembangun. pengetahuan atau pemahaman konsep sesuai data dan fakta yangdiperoleh melalui kegiatan percobaan. Kegiatan laboratorium memiliki peranpenting dalam pendidikan Sains (fisika), karena dapat memberikan caraberfikir ilmiah peserta didik. Peserta didik dilatih untuk membaca data secaraobjektif dan dari data yang diperoleh yang berupa fakta-fakta maka dapatdiambil suatu kesimpulan.
Kegiatan laboratorium memungkinkan peserta didik untuk dapatmenumbuhkan berfikir ilmiah. Melalui percobaan-percobaan dalam kegiatanlaboratorium peserta didik akan melaksanakan proses belajar aktifmemperoleh pengalaman langsung sehingga peserta didik dapatmengembangkan berbagai keterampilan psikomotorik yang sebenarmya sudahada dalam diri peserta didik tersebut.
Sesuai prinsip pendekatan ketrampilan proses maka diterapkan
langkah-langkah dalam ketrampilan proses ini dengan indikator sebagai
berikut:
Langkah-langkah
Pendekatan
Ketrampilan
Proses
Indikator yang Ingin Dicapai
Melakukan
pengamatan
(observasi)
• Mengidentifikasi ciri-ciri suatu jenis benda.
• Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang
nyata pada objek atau materi dalam Sains (fisika)
• Membaca alat ukur.
Menafsirkan
pengamatan
(interpretasi)
• Mengidentifikasi fakta-fakta berdasarkan hasil
pengamatan dalam percobaan.
• Menafsirkan fakta atau data menjadi suatu penjelasn
yang logis dari sebuah pengamatan.
Mengelompokkan
(klasifikasi)
• Mencari perbedaan atau persamaan, mengontraskan
ciri-ciri, membandingkan, dan mencari dasar
penggolongan suatu zat ataupun benda.
Meramalkan
(prediksi)
• Mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum
terjadi berdasarkan suatu kecendrungan/pola yang
ada.
Berkomunikasi
• Mengutarakan suatu gagasan berdasarkan percobaan
yang dilakukan.
• Menjelaskan penggunaan data hasil penginderaan
secara akurat suatu objek atau kejadian dalam
pengamatan.
Berhipotesis• Memberikan gambaran yang logis dari suatu
hubungan yang dapat diuji melalui percobaan.
Merencanakan
percobaan/penyelidi
kan
• Menentukan alat dan bahan, menentukan variabel
atau perubah yang terlibat dalam suatu percobaan.
• Menentukan apa yang diamati, di ukur/ditulis, serta
menentukan cara dan langkah kerja dalam
percobaan.
Menerapkan
subkonsep/prinsip
• Menggunakan subkonsep materi pokok kalor dalam
situasi baru, dan menggunakan subkonsep pada
pengalaman baru untuk menjalaskan apa yang telah
dilakukan dalam percobaan.
Dan dalam menerapkan pendekatan ketrampilan proses dalam
pembelajaran ini peneliti menggambarkan kerangka berpikir dalam
pembelajaran sebagai berikut:
1. Guru menjelaskan makna yang terkandung dalam pendekatan ketrampilan
proses yang akan di terapkan dalam pembelajaran.
2. Peserta didik dibagi atas enam kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6
peserta didik).
3. Setiap peserta didik diberi panduan praktek yang sudah guru siapkan
sebagai bekal untuk merlakukan percobaan.
4. Guru menyiapkan delapan meja yang sudah disiapkan alat dan bahan
untuk percobaan, meja disediakan menyesuaikan banyaknya percobaan
yang ada pada buku panduan percobaan yang disediakan guru.
5. Pada setiap kelompok pertama mendapat satu percobaan yang telah
ditentukan oleh guru dan peserta didik sebelumnya.
6. Dalam melaksanakan praktek setiap kelompok harus menyelesaikan
percobaan sampai menjawab pertanyaan yang ada pada tiap percobaan.
7. Setelah menyelesaikan percobaan yang telah ditentukan,setiap kelompok
boleh berpindah kemeja peragaan yang kosong sesuai dengan panduan
praktek yang ada, untuk melakukan percobaan yang lain.
8. Gambar siklus percobaan sesuai pendekatan ketrampilan proses yang di
terapkan
Keterangan:
Ø Meja 1 Siswa dapat mengetahui hubungan antara kalor dan suhu.
Ø Meja 2 Siswa dapat mengetahui hubungan antar kalor yang
diperlukan untuk menaikan suhu benda yang massanya berbeda.
Ø Meja 3 Siswa mampu mengetahui hubungan antara kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu benda yang jenisnya berbeda.
Ø Meja 4 Siswa dapat mempelajari hantaran kalor secara konduksi.
Ø Meja 5 Siswa dapat menyelidiki perpindahan kalor secara konduksi
pada berbagai jenis logam.
Ø Meja 6 Siswa dapat menyelidiki perpindahan kalor dengan
penghantar air.
Ø Meja 7 Siswa dapat mengetahui perubahan wujud mencair, dan
membeku.
1
2
5
3
4 8
7
6
MEJA PERAGA
Ø Meja 8 Siswa dapat mengetahui perpindahan kalor dan benda yang
dapat melepas dan menerima kalor.
Dengan langkah, indikator, dan gambaran ini diharapkan bagi pesertadidik benar-benar bisa memahami konsep Sains (fisika ) terutama pada materipokok kalor.
E. Kajian Penelitian yang Relevan
Kajian Penelitian yang relevan merupakan deskripsi hubungan antaramasalah yang diteliti dengan kerangka teoritik yang dipakai sertahubungannya dengan penelitian terdahulu yang relevan33.
Pada dasarnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan autokritik terhadap penelitian yang ada baik mengenai kelebihan maupunkekurangannya sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap kajian yangterdahulu. Dan untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yangmembahas permasalahan yang sama dan hampir sama dari seseorang baikdalam bentuknya skripsi buku dan dalam bentuk lainnya. Maka peneliti akanmemaparkan karya- karya yang relevan dengan penelitian ini.1. Hasil penelitian yang dilakukan Subagyo, Yusup (2007) Pembelajaran
Sains Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Peserta didik Sekolah Menengah Pertama Pada Pokok
Bahasan Suhu dan Pemuaian. Skripsi. Jurusan Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang .
Secara umum terjadi peningkatan hasil belajar kognitif, psikomotorik, dan
sikap pada pembelajaran sains dengan pendekatan keterampilan proses.
Pada aspek pemahaman konsep untuk pre test diperoleh hasil rata-rata
sebesar 51% dan untuk post test dipeoleh hasil rata-rata sebesar 61,73%.
Pada percobaan I diperoleh hasil rata-rata sebesar 54% dan percobaan II
sebesar 76%. Peningkatan yang terjadi sebesar 0,478 meningkat pada
percobaan II secara rata-rata menjadi 47%.
2. Hasil penelitian yang dilakukan Setyaningsih (2006) Penerapan
Pendekatan Keterampilan Proses untuk Mencapai Ketuntasan Belajar
pada Pokok Materi Sistem Koloid bagi Peserta didik Kelas XI Semester II
33 Sujai, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, ( SemarangTarbiyah Press, 2007), Cet. 3, hlm. 41
SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006 (Studi
Kasus Penelitian Tindakan Kelas). Jurusan Kimia Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. sebagai pengukuran hasil belajar kognitif
dapat diketahui bahwa secara klasikal yang mendapat kriteria belum tuntas
36,11 % dan tuntas 63,8 % dengan nilai rata-rata 64,91. nilai rata-rata hasil
belajar afektif peserta didik adalah 78,11 %. Sedangkan observasi pada
siklus I diperoleh hasil partisipasi keaktifan peserta didik dalam praktikum
sebagai hasil belajar aspek psikomotorik peserta didik secara klasikal yang
mendapat kriteria tuntas adalah 63,89 % dengan nilai rata-rata 70.
Berdasarkan Siklus II hasil belajar peserta didik sebagai pengukuran hasil
belajar kognitif dapat diketahui bahwa secara klasikal yang mendapat
kriteria belum tuntas 25 % dan tuntas 75 % dengan nilai rata-rata 66,93.
Nilai rata-rata hasil belajar afektif peserta didik adalah 79,22. Sedangkan
hasil observasi pada siklus II diperoleh nilai ratarata hasil belajar
psikomotorik peserta didik yaitu 70,67 dengan ketuntasan klasikal 77,78
%.
F. Pengajuan Hipotesis
Hipotesa berasal dari kata ”hypo” yang berarti dibawah dan ”thesa”yang berarti kebenaran. Hipotesis adalah suatu jawaban bersifat sementaraterhadap permasalahan penelitian sampai akhir terbukti melalui data yangterkumpul34.
Dalam hal ini peneliti mengajukan hipotesis bahwa PembelajaranSains dengan Pendekatan Keterampilan Proses Efektif terhdap Hasil BelajarPeserta Didik Kelas VII MTs N 1 Semarang.
34 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: RinekaCipta, 2006), Edisi Revisi Keenam, cet 13, hlm. 96
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1 Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik di MTs N 1 Semarang kelas
VII pada materi pokok kalor.
2 Untuk mengetahui efektifitas pembelajaran Sains dengan pendekatan
keterampilan proses di MTs N 1 Semarang kelas VII terhadap hasil belajar
peserta didik pada materi pokok kalor.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Untuk memperoleh data tentang efektivitas pembelajaran sains dengan
pendekatan ketrampilan proses terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII
MTs N 1 Semarang pada materi pokok kalor, maka penelitian ini dilakukan:
Waktu penelitian : Pada tanggal 18 Oktober 2010 s.d 13 November 2010
Tempat penelitian : MTs N 1 Semarang
Alamat : Jl. Fatmawati Raya Kel. Sendang Mulyo Kec. Tembalang
Kota Semarang Kode Pos 50272
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian35. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu, variabel
bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable)
1 Variabel bebas yaitu variabel yang memberikan pengaruh. Variabel bebas
berupa pembelajaran pendekatan ketrampilan proses, dengan indikator:
a. Saling ketergantungan positif antar kelompok.
b. Tanggung jawab individu.
c. Tatap muka (kerjasama yang baik antar kelompok).
d. Komunikasi antar anggota kelompok.
35 Suharsimi Arikunto, Ibid, hlm. 118
e. Evaluasi proses kelompok.
2 Variabel terikat yaitu variabel yang memberikan pengaruh variabel terikat
berupa hasil belajar, dengan indikator:
a. Menumbuhkan sikap dan perilaku ilmiah menumbuhkan imajinasi
peserta didik pada pelajaran (Sains) fisika.
b. Melatih daya pikir kreatif peserta didik untuk memahami konsep
(Sains) fisika.
c. Mempengarusi tingkah laku dalam pemahaman pelajaran (Sains) fisik.
D. Metode Penelitian
Metode adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan dalam proses
penelitian. Sedangkan penelitian adalah upaya dalam bidang ilmu pengetahuan
yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dalam prinsip-prinsip dengan
sabar, hati-hati dan sistematis untuk menjawab kebenaran36. Jadi, metode
penelitian adalah cara seseorang untuk mendapatkan fakta atau kebenaran
yang sabar, hati-hati dan sistematis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-
akibat, dengan cara memberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen dan
membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak diberi
perlakuan.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah cluster random samping.
Adapun desain penelitian eksperimen pada kedua kelompok dapat
digambarkan sebagai berikut:
Kelompok Pre Test Treatment Pos Test
Kelompok eksperimen
Kelompok kontrol
T1
T1
X
-
T2
T2
36 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara,2006), cet. VIII, hlm. 24
Keterangan:
Kelompok eksperimen: Kelompok sampel yang mendapatkan pengajaran
dengan menggunakan model pembelajaran
pendekatan ketrampilan proses.
Kelompok kontrol : Kelompok sampel yang tidak mendapatkan
pengajaran dengan menggunakan model
pembelajaran pendekatan ketrampilan proses.
X : Perlakuan pengajaran dengan menggunakan
model pembelajaran pendekatan ketrampilan
proses.
T1 : Pre Test
T2 : Setelah diberi perlakuan (Pos Test)
E. Populasi, Sampel, dan Tehnik Pengambilan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, sedangkan sampel
adalah sebagian atau wakil yang diteliti37 . Dalam penelitian ini, yang menjadi
populasi adalah siswa kelas VII MTs N 1 Semarang, terdapat 7 kelas dan 1
kelas unggulan yang semuanya berjumlah 280 siswa dengan perincian sebagai
berikut :
Kelas VII A sebanyak 32 siswa (Kelas Unggulan)
Kelas VII B sebanyak 32 siswa
Kelas VII C sebanyak 36 siswa
Kelas VII D sebanyak 36 siswa
Kelas VII E sebanyak 36 siswa
Kelas VII F sebanyak 36 siswa
Kelas VII G sebanyak 36 siswa
Kelas VII H sebanyak 36 siswa
Adapun tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah random sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan semua
obyek atau elemen populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih
37 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 1996), hlm. 6.
sebagai sampel38. Sampelnya adalah satu kelas dan yang terpilih sebagai
sampel adalah kelas VII B sebanyak 32 siswa.
Mengenai penelitian yang dilakukan berkaitan dengan banyak
sedikitnya subyek yang diteliti Suharsimi Arikunto berpendapat yaitu apabila
subyeknya kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua. Selanjutnya
apabila jumlah populasi tersebut besar atau lebih dari 100 maka dapat di ambil
10-15 % atau lebih. Yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 11%
dari jumlah populasi (100 Siswa), seperti yang diteliti Suharsimi Arikunto
yaitu terdiri dari 36 siswa.
F. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data, maka penulis menggunakan metode-metode
sebagai berikut:
1 Metode Tes
Metode ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar fisika peserta
didik kelas VII MTs N pada materi kalor. Metode tes ini di terapkan pada
kelas kontrol maupun kelas eksperimen, dalam bentuk pre test dan post
test control grup design yang bertujuan untuk menyelediki kemungkinan
sebab akibat, dengan cara memberikan perlakuan kepada kelompok
eksperimen dan membandingkan hasilnya dengan kelompok yang tidak
diberi perlakuan39.
2 Metode Pengamatan (Observasi)
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan atau
data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan
sasaran pengamatan40. Observasi yang dilakukan yaitu melakukan
38 Ibid, hlm. 639 Sukardi, Metodologi penelitian Pendidikan, (Jakarta: P.T. Bumi Aksara, 2004) hlm.
17940 Anas Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Gravindo Persada,
2006), hlm. 76
pengamatan dalam kelas VII MTs N 1 Semarang sebagai sumber
informasi peneliti dalam melakukan penelitian.
3 Metode Dokumentasi
Metode dokomentasi merupakan metode yang digunakan dengan
mencari data melalui peninggalan tertulis seperti arsip dan termasuk juga
buku-buku tentang pendapat, teori dan lain- lain yang berhubungan dengan
masalah penelitian41. Dokumen yang dikumpulkan berupa hasil belajar
peserta didik dan rencana pelaksanaan pembelajara, hal ini dimaksudkan
untuk memperoleh data yang berhubungan dengan model pembelajaran
pendekatan ketrampilan proses pada mata pelajaran kalor kelas VII MTs
N 1 Semarang
G. Tehnik Analisis Data
1. Tehnik Analisis Data
Untuk menganalisis data yang telah terkumpul dari hasil penelitian
yang bersifat kuantitatif ini maka penulis menggunakan analisis statistik
dengan langkah- langkah sebagai berikut:
a. Uji Instrumen
Alat ukur dikatakan baik jika syarat-syarat validitas, realibilitas,
tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda soal yang baik.
1) Validitas Soal
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat
kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen (soal) dikatakan
valid apabila instrument itu mampu mengukur apa yang hendak di
ukur. Validitas soal dapat dicapai apabila terdapat 2 kejayaan
antara skor butir soal tersebut dengan skor total, untuk menghitung
validitas butir soal digunakan rumus:
Product Moment
41 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm.181
( ){ } ( ){ }2222 yyNxxN
yxxyNrxy
−−
−=
∑∑∑∑∑∑
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi item soal
N : Banyaknya peserta tes
X : Jumlah skor item
Y : Jumlah skor total
Kriteria rxy adalah sebagai berikut :
0,00 < rxy < 0,20 sangat rendah
0,20 < rxy < 0,40 rendah
0,40 < rxy < 0,60 cukup
0,60 < rxy < 0,80 tinggi
0,80 < rxy < 1,00 sangat tinggi42.
2) Reliabilitas Soal
Reliabilitas artinya dapat dipercaya atau diandalkan.
Reliabilitas adalah suatu tes yang baik selain memiliki validitas
yang tinggi juga harus memiliki realibilitas yang berhubungan
dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan memiliki
taraf kepercayaan yang tinggi jika perangkat tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tepat. Analisis reliabilitas tes ini
menggunakan rumus KR 20 yang dikemukakan oleh Kuder dan
Richardson.
−
−= ∑
1
111 1 V
pqVK
Kr
Keterangan:
r11 : Indeks korelasi (harga reliabilitas)
K : Banyaknya butir soal
42 Suharsimi Arikunto Op.cit, hlm. 159
P : Proporsi subyek yang menjawab item yang benar
q : Proporsi subyek yang menjawab item yang salah
(q = 1 – p)
Σpq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q
Vt : Variasi total43.
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :
0,00 < rxy < 0,20 sangat rendah
0,20 < rxy < 0,40 rendah
0,40 < rxy < 0,60 cukup
0,60 < rxy < 0,80 tinggi
0,80 < rxy < 1,00 sangat tinggi.
3) Tingkat Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah soal-yang tidak terlalu sukar dan
tidak terlalu mudah. Rumus tingkat kesukaran soal yang
digunakan adalah sebagai berikut:
SSSBp =
Keterangan :
P : Indeks kesukaran
SB : Jumlah siswa yang menjawab benar
SS : Jumlah siswa peserta tes
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :
P = 0,00 butir soal terlalu sukar
0,00 < P < 0,03 butir soal sukar
0,30 < P < 0,70 butir soal sedang
0,70 < P < 1,00 butir soal mudah.
4) Uji Daya Pembeda Soal
43 Ibid, hlm. 163
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal membedakan
antara siswa yang pandai dengan siswa yang tidak pandai. Untuk
mengetahui daya pembeda soal, seluruh siswa yang mengikuti tes
dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok atas
(pandai) dan kelompok bawah (kurang pandai). Rumusan daya
pembeda soal adalah :
Keterangan :
: Jumlah peserta tes kelompok atas
: Jumlah peserta tes kelompok bawah
: Banyak peserta tes kelompok atas yang
menjawab dengan benar.
: Banyak peserta tes kelompok bawah yang
menjawab dengan benar.
Klasifikasi daya pembeda :
0,00 < D 0,20, soal jelek
0,20 < D 0,40. soal cukup
0,40 < D 0,70, soal baik
0,79 < D 1,00, soal baik sekali44.
H. Metode Analisis Data
Analisis data adalah suatu langkah yang paling menentukan dalam
suatu penelitian karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil
penelitian. Dalam menganalisis data yang terkumpul dari penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik analisis data kuantitatif, dan menggunakan
perhitungan statistik.
1 Pengujian Tahap Awal
44 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),Cet. VII, hlm. 218
JBBB
JABAD −=
JA
JBBA
BB
Sebelum peneliti menggunakan teknik analisis statistik yang
digunakan, terlebih dahulu peneliti memeriksa keabsahan sampel. Cara
yang digunakan untuk memeriksa keabsahan sampel tersebut adalah
dengan uji normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan rata-rata data
awal45.
a. Uji normalitas data awal
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel
yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji
normalitas menggunakan nilai Pre test materi pokok kalor.
Untuk mengetahuinya dapat diuji dengan menggunakan statistik
chi-kuadrat, adapun langkah-langkah uji chi-kuadrat adalah sebagai
berikut:
1) Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.
2) Menentukan banyak kelas interval (k) dengan rumus: k = 1+
(3,3)log n
3) Menentukan panjang interval (p)
Panjang kelas p dapat dicari dengan menggunakan rumus
sebagai berikut : P =
4) Membuat table distribusi frekuensi
5) Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing kelas interval
6) Menghitung rata-rata dengan rumus sebagai berikut :
Nilai rata-rata
= frekuensi yang sesuai dengan tanda Xi
= tanda kelas interval46.
7) Menghitung variani, dengan rumus
8) Menentukan harga Z disetiap batas xi dengan rumus sebagai
berikut :
45 Ibid, hlm. 31446 Sudjana, Op.cit, Cet. 6, hlm. 47
sbanyakkelagren tan
∑∑=
i
ii
fxf
X
if
ix( )
( )1
222
−
−= ∑ ∑
nnxfxfn
s iiii
sxxZ −
=
= batas kelas
= rata –rata
= standar deviasi
9) Menentukan luas daerah tiap kelas interval
10) Menghitung frekuensi ekspositori (fh), dengan rumus: fh = n x ld
dengan jumlah sampel.
11) Membuat daftar frekuensi observasi (fo), dengan frekuensi
ekspositori sebagai berikut :
Kelas Bk Z L fh fo
12) Menghitung nilai Chi –Kuadrat (X2) dengan rumus :
Keterangan :2 : Harga chi kuadrat
Oi : Frekuensi hasil pengamatan
E : Frekuensi yang diharapkan
K : Banyaknya kelas interval.47
13) Menentukan derajat kebebasan (dk) dalam perhitungan ini, data
disusun dalam daftar distribusi frekuensi yang terdiri atas k buah
kelas interval sehingga untuk menentukan criteria pengujian
digunakan rumus: dk = k-3, dimana k adalah banyaknya kelas
interval, dan taraf nyata = 0,05.
14) Menentukan harga 2tabel
15) Menentukan distribusi normalitas dengan kriteria pengujian: Jika 2
hitung > 2 tabel maka data tidak terdistribusi normal dan
sebaliknya jika 2hitung < 2
tabel maka data berdistribusi
normal48.
47 Ibid, hlm. 27348 Ibid., hlm. 290
x
x
s
( )fh
fhfo 2−
( )∑=
−=
k
i i
ii
EEOx
1
22
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa
sampel penelitian berangkat dari kondisi yang sama. Dalam penelitian
ini uji homogenitas menggunakan nilai pre test materi pokok kalor.
Pengujian homogenitas data dilakukan dengan uji Bartlett yang
langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Data dikelompokkan untuk menentukan frekuensi varian dan
jumlah kelas.
2) Membuat tabel Uji Bartlett seperti tersebut di bawah ini:
Harga-harga yang perlu untuk uji Bartlett49.
Ho : 12 = 2
2 =...... k2
Uji Bartlett
Sampel
ke-dk 1/dk 2
iS Log 2iS (dk)Log 2
iS
1 n1-1 1/ (n1-1) 21S Log 2
1S(n1-1)Log
21S
2 n2-1 1/ (n2-1) 22S Log 2
2S(n2-1) Log
22S
... ... ... ... ... ...
K nk-1 1/ (nk-1) 2kS Log 2
kS(nk-1) Log
2kS
Dimana ni : frekuensi kelas ke-i
Si : variani kelas ke-i
Menguji variani gabungan dan semua sampel : S2 =s
3) Menghitung satuan B dengan rumus:
B = (Log 2iS ) ( )∑ −1in
4) Menghitung 2 dengan rumus:
49 Ibid, hlm. 262
( )∑
∑−
−
11 2
i
ii
nSn
2 = (In 10) {B- ( )∑ −1in Log 2iS }
Membandingkan 2hitung dengan 2
tabel peluang (1-x) dan dk = (k-
1) apabila 2hitung < 2
tabel maka data berdistribusi homogen.
c. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data/Uji Beda
Uji kesamaan dua rata-rata ini bertujuan untuk mengetahui
apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai rata-
rata yang tidak berbeda pada tahap awal ini. Jika rata-rata kedua
kelompok tersebut tidak berbeda, berarti kelompok itu mempunyai
kondisi yang sama. Hipotesis yang akan diujikan adalah :
Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 µ2
Keterangan :
µ1 : Rata-rata data kelompok eksperimen
µ2 : Rata-rata data kelompok control50.
Uji beda dalam penelitian ini menggunakan rumus t-tes, yaitu
teknik statistik yang digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan
dua mean yang berasal dari dua distribusi. Dengan menggunakan
rumus sebagai berikut51 :
t =11
21
21
nnS
XX
+
− dengan S2 = ( ) ( )2
11
21
222
211
−+−+−
nnsnsn
Keterangan:
t = statistik t
1X = rata-rata hasil tes peserta didik pada kelas eksperimen
2X = rata-rata hasil tes peserta didik pada kelas kontrol2
1S = varian kelas eksperimen2
2S = varian kelas kontrol
n1 = banyaknya peserta didik pada kelas eksperimen
50 Ibid, hlm. 25051 Ibid, hlm. 239
n2 = banyaknya peserta didik pada kelas kontrol
Kriteria Pengujian :
HO diterima, jika- t tabe1 < t hitung < t table . Dengan derajat kebebasan
dk ( n1 + n2 – 2) dan peluang, untuk harga-harga t lainnya HO
ditolak.
2 Pengujian Tahap Akhir
Langkah-langkah analisis tahap akhir pada dasarnya sama dengan
analisis tahap awal, tetapi data yang digunakan adalah data hasil
belajar kelompok eksperimen. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
a. Uji Normalitas Hasil Belajar
Langkah-langkah pada uji normalitas data hasil belajar
sama seperti langkah-langkah pada uji normalitas data awal
sampel.
b. Uji Kesamaan Varian/Homogenitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai homogenitas yang
sama atau tidak. Adapun langkah-langkah pada uji homogenitas
data hasil belajar sama seperti langkah-langkah pada uji
homogenitas data awal sampel.
c. Analisis Uji Hipotesis
Analisis uji hipotesis merupakan analisis lanjut dari analisis
pendahuluan. Teknik statistik yang digunakan adalah teknik t-test
untuk menguji signifikansi perbedaan dua buah Mean yang berasal
dari buah distribusi hipotesis HO dan HI adalah:
HO : µ 1 = µ 2
HI : µ 1 µ 2
Bentuk rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
dengan
21
21
11nn
S
XXt+
−= ( ) ( )
211
21
222
211
−+−+−
=nn
SnSnS
− α
211
Keterangan :
= Statistik
= Rata-rata hasil tes peserta didik pada kelas eksperimen
= Rata-rata hasil tes peserta didik pada kelas kontrol
= Banyak peserta didik pada kelas eksperimen
= Banyak peserta didik pada kelas kontrol
= Varian kelas eksperimen
= Varian kelas kontrol
Kriteria pengujian adalah terima HO jika t table < t hitung < t
table.
Dengan derajat kebebasan dk (n1 + n2 – 2) dan Untuk
harga-harga lainya HO ditolak.
t
1X
2X1n
2n
1S
2S
− α
211
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 18 Oktober
2010 s/d 13 November 2010 maka peneliti memperoleh data hasil penelitian
berupa angka-angka yang dianalisis untuk membuktikan hipotesis yang telah
diajukan. Selain itu, juga diperoleh data penunjang berupa foto-foto kegiatan
pembelajaran dalam melaksanakan praktikum sebagai tolok ukur kinerja peneliti
dalam pelaksanaan tindakan dan hasil penelitian terhadap peserta didik dan
pendidik yang di dalamnya memuat tentang kelebihan dan kekurangan selama
kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan menggunakan pendekatan keterampilan
proses, serta lembar kerja peserta didik (LKS panduan pecobaan) yang di
dalamnya memuat seberapa besar kemampuan peserta didik dalam memprediksi
suatu permasalahan khususnya mengenai praktikum pokok materi kalor.
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Deskripsi Awal Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan sebelum penelitian inidilaksanakan diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran di lingkungansekolah, kondisi atau keadaan peserta didik yang heterogen. Faktamenunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik kurangbisa menumbuhkan semangan belajar peserta didik. Pembelajaran yangumum dilakukan adalah dalam bentuk ceramah yakni pendidik sebagaimedia penyampai informasi (pembicara) sedangkan peserta didikmempunyai peran sebagai pendengar. Metode pembelajaran inilah yangdapat menyebabkan pemahaman konsep dan hasil belaja peserta didikmenjadi rendah dan membatasi pemahaman konsep-konsep Sains (fisika)peserta didik dalam belajar dan menangkap pelajaran yang disampaikanpendidik
Sistem pengajaran yang bersifat monoton dan kurang melibatkanpartisipasi aktif dari peserta didik ini akan menciptakan dan menyebabkantimbulnya rasa enggan, malas berfikir dan tidak tertarik sekalipun denganmateri fisika yang dirasa sulit sehingga hasil belajar fisika sangat kurang.Bahkan kesenangan peserta didik yang suka bermain membuat kurangbisa memperhatikan pelajaran mereka. Dan pelajaran fisika yang dianggap sulitpun menjadi lebih mudah diabaikan.
Proses pembelajaran fisika sebelum tindakan menunjukkan bahwakesiapan dan keaktifan serta kemampuan peserta didik memformulasikan
atau merumuskan pengetahuan baru dan pengalaman yang telah merekamiliki sebelumnya dapat dikatakan masih kurang. Hal ini disebabkanketidakmampuan pendidik dalam mengaitkan materi-materi (Sains) fisikadengan kehidupan sehari-hari serta pendidik jarang atau bahkan tidakpernah mengadakan praktikum yang berkaitan dengan materi fisika.
Kesiapan dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran sebelumtindakan dapat dikatakan masih sangat rendah. Keaktifan peserta didikdalam pembelajaran tercermin dalam pada saat kegiatan belajar, hampirtak ada peserta didik yang mengungkapkan pertanyaan kepada pendidiktentang materi yang disampaikan oleh pendidik. Jumlah peserta didikyang mau maju mengerjakan soal di depan kelas setiap pembelajarannyaterbatas hanya pada peserta didik yang sama yang tergolong aktif.Kalaupun ada peserta didik lain harus ditunjuk terlebih dahulu dalammengerjakan tugas di depan kelas.
Kondisi dan suasana pembelajaran di kelas sangat tidak kondusif,perhatian pendidik hanya terpusat pada satu titik dan hal ini terjadi padasetiap pertemuan. Pemberian motivasi untuk belajar juga sangat kurang,pendidik hampir tidak memberikan kesempatan bertanya kepada pesertadidik dan peserta didik merasa takut untuk bertanya. Karena apabilamereka bertanya, teman-teman yang lain mengejeknya. Rasa malu jugamerupakan faktor utama yang membuat peserta didik enggan untukbertanya.
Berdasarkan pengetahuan yang ada bahwa ilmu fisika bersifatmenyeluruh artinya selain di dalamnya mengkaji materi-materi, ternyatailmu fisika juga dapat langsung kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian seperti yang diamati bahwa kendala-kendala dalambelajar bukan hanya terbatas pada peserta didik saja, dengan menerapkanmetode pembelajaran yang efektif, inovatif dan efisien. Pemanfaatanmedia pembelajaran oleh pendidik belum optimal dan pendidikcenderung tidak memperdulikan apakah selama ini materi yangdisampaikannya cukup bisa dipahami peserta didik apabila hanyaditerapkan metode ceramah dan tugas.a. Pembelajaran pada Kelas Kontrol
Pembelajaran yang dilakukan di kelas kontrol adalahpembelajaran konvensional, yaitu pembelajaran dengan metodeceramah dan tanya jawab serta pemberian tugas. Penelitian yangdilakukan selama tiga kali pertemuan (6x40 menit) dalam penelitian inipeneliti menjelaskan materi kalor sesuai dengan materi yang ingindiajarkan oleh peneliti (Sub materi dalam penelitian). Dalammemanfaatkan penelitian, peneliti membagi beberapa materi agarmemudahkan dalam penyampaian materi dan bisa memanfaatkanwaktu yang ada untuk menyampaikan semua materi yang ada.
Dalam kegiatan belajar mengajar ini peserta didik hanya dudukdiam mendengarkan penjelasan dari pendidik. Setelah itu menanyakanpada peserta didik tentang pahamannya dengan materi yangdisampaikan dan memberikan contoh-contoh soal yang berkaitan
dengan materi yang diajarkan setelah itu pendidik memberikan latihandan tugas. Tapi dalam pembelajaran ini banyak peserta didik yangdiam dan kurang merespon apa yang diharapkan pendidik, entahkarena peserta didik bosan atau jenuh dengan keadaan cara ngajarpendidik ataupun memang peserta didik yang tidak bisa menerimapelajaran dengan baik.
Pembelajaran yang monoton itulah yang membuat peserta didikmenjadi bosan dalam pembelajaran, begitupula dengan keadaanpendidik yang capek karena harus menjelaskan terus menerus tapi hasilyang didapat tidak bisa maksimal. Sedangkan waktu yang sangatterbatas juga yang mendasari pendidik untuk mengejar materi yangsangat banyak pula. Maka pembelajaran yang dilakukan ini kurangmaksimal karena kesesuain antara materi yang harus diajarkan denganwaktu yang tersedia tidak sinkron.
b. Pembelajaran pada Kelas Ekperimen
Pembelajaran yang dilakukan oleh kelas eksperimen (kelas yangmenerapkan pendekatan ketrampilan proses). Waktu yang digunakandalam penelitian ini adalah tiga kali tatap muka (6x40 menit) dimanapembagian waktu tergambar dalam Rencana PelaksanaanPembelajaran (RPP) yang telah dibuat peneliti sebelumnya.
Dalam pembelajaran ini peneliti menyampaikan apa yang mauditeliti, dan model pembelajaran yang akan diterapkan serta hasil apayang ingin diharapkan dalam penelitian ini. Setelah peserta didikdirasa sudah mengerti dari apa yang diharapkan maka penerapanmodel pendekatan ketrampilan proses mulai diterapkan, model iniyang menitikberatkan pada kerja kelompok dalam laboratorium untukmenemukan sebuah konsep tentang materi kalor, yang memungkinkanpeserta didik akan lebih enjoy, senang, dan yang paling terpentingpeserta didik tidak merasa bosan dalam KBM karena merekapembelajarannya dirasa seperti main-main. Tapi dalam esensinya maintapi bermainnya itu untuk mendapatkan konsep yang ada pada materikkalor seperti yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran.
2. Analisis Uji Coba Instrumen
Uji instrumen dilakukan pada kelas uji coba yaitu pada kelas VIIA, jumlah soal yang di ujikan adalah 25 butir berupa pilihan ganda.Berikut ini hasil analisis butir soal yang telah di ujikan:a. Analisis Validitas
Berdasarkan hasil perhitungan validitas , reabilitas, tingkatkesukaran, dan daya pembeda pada butir soal pada lampiran 8,diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1.2 Data Validitas SoalKreteria rtabel No Soal Jumlah Prosentase (%)
Valid 1,2,3,5,7,8,9,11,12,13,14,15,16,17,19,21,23,24
20 80 %
Invalid
0,349
4,10,18,20,25 5 20%
Jumlah 25 100 %
b. Analisis Realibilitas
Hasil perhitungan koofisien realibilitas 20 butir soal diperoleh: r11= 0,314, untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada lampiran 10.
c. Analisis Tingkat Kesukaran
Berdasarkan hasil perhitungan validitas, realibilitas, tingkatkesukaran dan daya pembeda soal pada lampiran 8 diperoleh datatingkat kesukaran sebagai berikut:
Tabel 1.3 Data Tingkat Kesukaran Batir Soal
Kreteria No Soal Jumlah Prosentase(%)
Sulit 10,17,18,22,23 5 20 %
Sedang 1,2,3,4,5,8,9,11,12,13,14,15,16,19,20,21,24,25
19 76 %
Mudah 7 1 4 %
Jumlah 25 100 %
d. Analisis Daya Beda
Berdasarkan hasil perhitungan validitas, realibilitas, tingkatkesukaran dan daya pembeda soal pada lampiran 8 diperoleh datatingkat kesukaran sebagai berikut
Tabel 1.4 Data Tingkat Kesukaran Batir SoalKreteria No Soal Jumlah Prosentase
(%)Jelek sekali - 0 0 (%)
Jelek 4,10,17,18,23 5 20 (%)Cukup 1,2,3,6,7,9,13,15,16,19,20,22,24 13 52 (%)Baik 5,8,11,12,14,21,25 7 28 (%)
Baik sekali - 0 0 (%)Jumlah 25 100 %
3. Data Nilai Tes Awal (Pre Test)
a. Kelas Kontrol
Test awal (pre test) yang di berikan pada kelas kontrol sebelumdilakukan pembelajaran materi kalor untuk mengetahui kemampuandasar peserta didik dalam materi kalor ,mendapatkan nilai tertinggi 80dan nilai terendah 30. rentang Nilai (R) adalah 50, banyaknya kelasinterval yang diambil 6.
Tabel 1.5 Daftar Distribusi FrekuensiDari Nilai Test Awal (Pre Test) Kelas Kontrol
No Interval Kelas Frekuensi Frekuensi relatif (%)1 30-38 1 2,78 %2 39-47 13 36,1 %3 48-56 11 30,56 %4 57-65 9 25 %5 66-74 1 2,78 %6 75-83 1 2,78 %
Jumlah 36 100 %b. Kelas Eksperimen
Test awal (pre test) yang diberikan pada kelas eksperimen sebelumdilakukan pembelajaran materi kalor dengan pendekatan ketrampilanproses untuk mengetahui kemampuan dasar peserta didik dalam materikalor, mendapatkan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 35. RentangNilai (R) adalah 50, banyaknya kelas interval yang diambil 6.
Tabel 1.5 Daftar Distribusi FrekuensiDari Nilai Test Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen
No Interval Kelas Frekuensi Frekuensi relatif (%)1 35-43 2 6,25 %2 44-52 9 28,125 %3 53-61 11 34,375 %4 62-70 6 18,75 %5 71-79 1 3,125 %6 80-88 3 9,375 %
Jumlah 32 100 %4. Data Nilai Akhir (Post Test)
a. Kelas Kontrol
Test akhir (post test) yang di berikan pada kelas kontrol setelahdilakukan pembelajaran dalam materi kalor, mendapatkan nilaitertinggi 70 dan nilai terendah 30. Rentang Nilai (R) adalah 40,banyaknya kelas interval yang diambil 6.
Tabel 1.5 Daftar Distribusi FrekuensiDari Nilai Test Akhir (Post Test) Kelas Kontrol
No Interval Kelas Frekuensi Frekuensi relatif (%)
1 30-36 2 2,78 %2 37-43 2 36,1 %3 44-50 9 30,56 %4 51-57 6 25 %5 58-64 8 2,78 %6 65-71 9 2,78 %
Jumlah 36 100 %
b. Kelas Eksperimen
Test akhir (post test) yang diberikan pada kelas eksperimensesudah dilakukan pembelajaran materi kalor dengen pendekatanketrampilan proses, mendapatkan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah45. Rentang Nilai (R) adalah 50, banyaknya kelas interval yangdiambil 6.
Tabel 1.5 Daftar Distribusi FrekuensiDari Nilai Test Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen
No Interval Kelas Frekuensi Frekuensi relatif (%)1 45-50 2 6,25 %2 51-56 1 28,125 %3 57-62 8 34,375 %4 63-68 6 18,75 %5 69-74 8 3,125 %6 75-80 7 9,375 %
Jumlah 32 100 %
B. Pengujian Hipotesis
Dalam analisis pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji test dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Analisis Tahap Awal
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data
terserbut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan
dengan uji chi- kuadrat. Data awal yang digunakan untuk menguji
normalitas adalah nilai pre test. Kreteria pengujian yang digunakan
untuk taraf signifikan = 5% dengan dk = k - 3. Jika 2hitung > 2tabel maka data tidak berdistribusi normal dan sebaliknya jika 2
hitung < 2 tabel maka dapat dikatakan dahwa data tersebut
berdistribusi normal. Keseluruhan data dapat dilihat pada lampiran 16.
Sedangkan uji normalitas pre test pada kelas kontrol (VII E) untuk
taraf signifikan = 5% dengan dk = 6 – 3 = 3, diperoleh hitung =
5,8904 dan 2 tabel = 7,81. Karena 2 hitung < 2 tabel maka dapat
dikatakan dahwa data tersebut berdistribusi normal. Keseluruhan data
dapat dilihat pada lampiran 17.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas data digunakan untuk mengetahui apakah data
tersebut mempunyai varian yang sama (homogen) atau tidak. Uji
kesamaan dua varian data dengan selisih antar varian tersebut dengan
varian kecil. Kreteria pengujian yang dilakukan untuk taraf signifikan
=
5%, dk pembilang = ( - 1 ), dk penyebut= ( - 1 ),dan peluang
. Jika F hitung < F tabel maka data tersebut homogen, dan sebaliknya
jika F hitung > F tabel maka data tersebut tidak homogen.
Dari perhitungan nilai pre test kelas kontrol dan kelas eksperimen
untuk taraf signifikan = 5%, dk pembilang = ( - 1 ), dk penyebut
= ( - 1 ), dan peluang , diperoleh varian terbesar (Vb) adalah
144,25 sedangkan varian terkecil (Vk) addalah 115,16, sehingga
diperoleh uji kesamaan dua varian adalah F hitung = 144,25 / 115,16 =
1,25, dan F (1.253)(31:35) karena F hitung < F tabel maka data
tersebut homogen. Keseluruhan data dapat dilihat pada lampiran19.
c. Uji Kesamaan Dua Rata Rata
Uji kesamaan dua rata rata digunakan untuk mengetahui apakah
kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki rata rata yang tidak
berbeda pada tahap awal. Kreteria pengujian yang berlaku adalah
dengan taraf signifikan = 5% dan peluang dan dk = (n1 +
n2 – 2) maka rata kedua kelompok dikatakan tidak berbeda apabila jika
- t tabe1 < t hitung < t table.
Dari perhitungan diperoleh jika t hitung = 2.,556 dan t (2,556)(66) = 2
dengan taraf signifikan, = 5% dk = (n1 + n2 – 2) = 32 + 36 - 2 = 66,
peluang = 1 - 1/2 = 1 – 0,025= 0,975, karena t berada pada daerah
− α
211
penolakan Ho, maka dikatakan bahwa rata-rata pre test kedua
kelompok tidak ada perbedaan karena 2 < 2,556. Artinya kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen yang dipilih mempunyai kondisi
yang sama. Keseluruhan data dapat dilihat pada lampiran 20.
2. Analisis Tahap Akhir
a. Uji Normalitas
Sedangkan Uji normalitas pre test pada kelas eksperimen (VII B)
untuk taraf signifikan = 5% dengan dk = 6 – 3 = 3, diperoleh 2 hitung
= 7,7614 dan 2 tabel = 7,81. Karena 2 hitung < 2 tabel maka dapat
dikatakan dahwa data tersebut berdistribusi normal. Keseluruhan data
dapat dilihat pada lampiran 16.
Uji normalitas post test pada kelas eksperimen (VII B) untuk taraf
signifikan = 5% dengan dk = 6 – 3 = 3, diperoleh 2 hitung = 6,2542
dan 2 tabel = 7,81. Karena 2 hitung < 2 tabel maka dapat dikatakan
dahwa data tersebut berdistribusi normal. Keseluruhan data dapat
dilihat pada lampiran 22.
b. Uji Homogenitas
Dari perhitungan nilai post test kelas kontrol dan kelas eksperimen
untuk taraf signifikan = 5%, dk pembilang = ( - 1 ), dk penyebut =
( - 1 ), dan peluang , diperoleh varian terbesar (Vb) adalah 95,93
sedangkan varian terkecil (Vk) addalah 64,11, sehingga diperoleh uji
kesamaan dua varian adalah 2 hitung = 95,93 / 64,11= 1,496
F(1.496)(31:35) = 1.78, karena 2 hitung < 2 tabel maka data tersebut
homogen. Keseluruhan data dapat dilihat pada lampiran 25.
c. Uji Kesamaan Rata Rata (pihak kanan)
Uji perbedaan rata rata digunakan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan dua rata rata antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Uji ini sering disebut uji t.
Kriteria pengujian yang berlaku adalah dengan taraf signifikan =
5% dan peluang dk = (n1 + n2 – 2). Maka rata rata kedua kelompok
dikatakan tidak berbeda apabila - t tabe1 < t hitung < t table.
Dari perhitungan diperoleh
t hitung = 4.542 dan t tabel = t (4.542)(66), dengan taraf signifikan, =
5% dk = (n1 + n2 – 2) = 32 + 36 - 2 = 66, maka dikatakan rata-rata post
test kedua kelompok ada perbedaan karena t hitung > t tabel. Artinya
hasil belajar kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol.
Untuk mengetahui selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peserta didik dikenalkan dengan tujuan
peneliti masuk kelas. Setelah itu untuk menguji kemampuan dasar tentang
materi kalor pada peserta didik kelas kontrol maupun kelas eksperimen
dilakukan pre test dengan soal yang sama. Instrumen pre test yang diberikan
kepada peserta didik sebanyak 20 soal pilihan ganda. Dalam hasil yang
diperoleh setelah dilakukan pre test ternyata di peroleh tidak ada perbedaan
pre test antar kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Berdasarkan analisis data awal yang diperoleh dari hasil pre test kelas
kontrol adalah 51,39 dan simpanan S = 10,73. Sementara nilai rata-rata pre
test kelas eksperimen adalah 58,44 dan simpanan S = 12,01. Sehingga dari
analisis nilai pre test menunjukkan 2 hitung < 2 tabel baik pada uji
normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan dua rata-rata. Hal ini dapat
dikatakan bahwa kondisi kelas berasal dari kondisi yang sama dan dapat
diberikan perlakuan, yaitu kelas kontrol diberikan perlakuan pembelajaran
konvensional sedangkan kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model
pendekatan ketrampilan proses.
0
2
4
6
8
10
12
14
3 0-4 0 41 -5 0 51 -60 6 1 -70 7 1-80 8 1-9 0
Ke las k on tro l
Ke las E ksper im en
Tabel 1.6 Daftar Diagram PerbandinganDari Nilai Test Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen dan Kontrol
Proses perlakuan yang selanjutnya diberi tindakan yang berbeda,
perlakuan yang diberikan oleh kedua kelas yaitu, kelas kontrol diberi
pembelajaran dengan ceramah dan tanya jawab, sedangkan kelas eksperimen
menggunakan pembelajaran laboratorium. Pembelajaran laboratorium yang
diberikan yaitu dengan melakukan beberapa percobaan berdasarkan LKS yang
sudah guru siapkan dan berikan sebelumnya. Lebih jelasnya bisa dilihat pada
lampiran 7.
Setelah pembelajaran berakhir kedua kelas diuji dengan sebuah pos
test. Sebelum uji post test ini diberikan pada kelas kontrol dan eksperimen,
soal ini diujikan dulu ke kelas uji coba. Kelas uji coba ini adalah kelas diluar
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Setelah soal yang diujikan kekelas uji
didapatkan validitas, realibilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran
soalnya, baru soal itu diujikan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk
mendapatkan hasil dari penelitian selanjutnya.
Setelah dilakukan tindakan, Berdasarkan analisis data awal yang
diperoleh dari hasil post test kelas kontrol adalah 55,69 dan, Sementara nilai
rata rata post test kelas eksperimen adalah 65,63. kelas yang diberi tindakan
(pembelajaran) antara kelas kontrol (konvensional) dengan kelas eksperimen
(pendekatan ketrampilan proses) didapatkan hasil tes akhir (post test) yang
berbeda, dimana peserta didik yang diberi tindakan konvensional mempunyai
nilai akhir yang rendah apabila dibandingkan dengan peserta didik yang diberi
tindakan pembelajaran di laboratorium. Hal ini menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran dengan pendekatan ketrampilan proses efektif
bagi kelas VII MTs N 1 semarang pada materi kalor.
Tabel 1.7 Daftar Diagram PerbandinganDari Nilai Test Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen dan Kontrol
Sehingga bisa dikatakan bahwa, model pendekatan ketrampilan proses
berdampak positif terhadap hasil belajar peserta didik, sebab peserta didik
dapat menemukan contoh-contoh yang real saat pembelajaran materi kalor.
Hasil yang didapat peserta didik saat melakukan percobaan merupakan bentuk
bukti otentik tentang konsep-konsep kalor yang ada. Bahkan dalam
pembelajaran siswa juga merasa senang terhadap pelajaran terutama fisika.
Dimana bisa dilihat keseriusan para peserta didik dalam melakukan percobaan
untuk mendapatkan hasil dan sampai menjawab pertanyaan yang ada didalam
LKS yang disediakan guru yang sudah dibagikan sebelumnya.
Pembelajaran yang dilakukan dengan model pendekatan ketrampilan
proses dengan cara kerja laboratorim dalam penelitian ini dikatakan efektif
karena dalam penelitian ini didapatkan hasil peningkatan dalam belajar. Hal
ini dibuktikan dengan hasil belajar yang dilakukan peserta didik kelas
ekperimen lebih tinggi dibandingkan peserta didik kelas kontrol. Peserta didik
lebih merasa senang dalam pembelajaran, hal ini terlihat saat mereka
melakukan percobaan sesuai dengan LKS yang diberikan oleh pendidik.
Disamping itu peserta didik kelihatan aktif dalam melakukan
percobaan dan dengan rasa penasaran yang dimiliki peserta didik, mereka
berantusias untuk bertanya dan mempraktekan apa yang ada didalam LKS.
Dalam melakukan pembelajaran peserta didik kelihatan aktif dan bersemangat.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pendekatan ketrampilan proses bisa
merangsang keaktifan dan rasa penasaran peserta didik dalam KBM.
Berdasarkan uraian dan analisis data di atas menunjukkan bahwa
”pembelajaran dengan pendekatan ketrampilan proses efektif dan dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII MTs N 1 Semarang pada
materi pokok kalor”.
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis menyadari bahwa masih
banyak keterbatasan keterbatan yang dirasakan penulis, keterbatasan itu
diantaranya:
1. Kemampuan penulis
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini penulis merasa
masih mempunyai banyak kekurangan. Dalam hal ini penulis masih
merasa ada keterbatasan tenaga dan keterbatasan pikiran. Bahkan ketika
harus menghadapi kondisi peserta didik yang masih labil dengan sifat
kanak-kanaknya. Tapi semua itu tidak melemahkan penulis dalam
melakukan penelitian, karena penulis yakin kalau model yang diterapkan
penulis akan bisa mengurangi dan menutupi kekurangan penulis.
2. Keterbatasan waktu
Waktu yang diterapkan penulis untuk melakukan penelitian
memang terlalu singkat terutama untuk kelas eksperimen. Karena untuk
kelas eksperiman yang di terapkan dengan pendekatan ketrampilan proses
ini peserta didik dituntut untuk bisa memanfaatkan waktu dengan baik dan
dituntut menjadi aktif dalam pembelajaran (percobaan). Tapi dengan
percobaan yang menyenangkan membuat peserta didik jadi bisa lebih
memanfaatkan waktu untuk memahami materi kalor dengan senang.
3. Keterbatasan tempat
Dengan keadan tempat (obyek) penelitian yang sangat sempit,
yaitu hanya memanfatkan tiga kelas (kelas eksperimen, kelas kontrol, dan
kelas uji). Membuat penulis merasa kurang bisa obyektif karena penelitian
ini dilakukan di MTs N 1 Semarang, sehingga belum tentu ditempat lain
penelitian ini bisa mendapatkan hasil yang sama seperti yang diperoleh
peneliti.
Walaupun banyak ditemukan keterbatasan dalam penelitian ini, penulis
tetap bersyukur dengan keadaan yang ada sehingga penelitian yang dilakukan
penulis mendapat berjalan lancar dan memperoleh hasil penelitian yang dapat
bermanfaat.
BAB V
SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada peserta didik kelas VII
MTs N 1 Semarang, diperoleh simpulan bahwa, penerapan pendekatan
ketrampilan proses efektif terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII MTs
N 1 Semarang pada materi pokok kalor.”
Dari hasil analisis data juga didapatkan bahwa rata-rata hasil belajar
peserta didik yang diberi tindakan dengan pendekatan ketrampilan proses
lebih baik apabila dibandingkan dengan peserta didik yang diberi tindakan
konvensional. Dengan adanya perbedaan ini sudah bisa menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan pendekatan ketrampilan proses memberikan hasil positif
terhadap cara belajar peserta didik dan dan hasil belajar lebih bisa
mengefisienkan waktu bagi pendidik dalam melakukan KBM.
Dalam pembelajaran yang dilakukamn oleh peneliti terlihat efektif hal
ini bisa terlihat dalam hasil belajar yang didapat peserta didik dalam post test,
bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Dan
keaktifan itu terlihat dalam antusias dan semangat peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran.
Berdasar pada keefektifan model pembelajaran ini maka perlu bagi
pendidik untuk bisa menerapkan model-model pembelajaran dalam
melaksanakan KBM, karena disamping bisa meningkatkan motifasi belajar
peserta didik juga bisa meningkatkan pemahaman peseta didik dalam
memahami konsep fisika. Serta perlunya penerapan model pembelajaran ini
sangat bisa meningkatkan hasil belajar dari peserta didik itu sendiri.
B. Saran- saran
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
penulis, bahwa pendekatan ketrampilan proses efektif dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik kelas VII MTs N 1 Semarang, maka penulis
menyarankan sebagai berikut:
1. Bagi peserta didik
a. Peserta didik diharapkan bisa meningkatkan pemahaman konsep fisika
secara mendasar agar bisa mengerjaka soal dan latihan yang diberikan
pendidik.
b. Peserta didik diharapkan lebih bisa meningkatkan efektivitas belajar
melalui percobaan sederhana agar pemahaman konsep tidak mudah
lupa karena peserta didik mengalami secara langsung.
c. Pesereta didik dituntut agar lebih bisa kretif dan bisa menemukan
gejala gejala alam ataupun kejala kehidupan sehari hari yang berkaitan
dengan fisika secara langsung.
2. Bagi pendidik
a. Pendidik diharapkan bisa menerapkan strategi, metode, dan model
pembelajaran yang yang baik dan tepat, yang dapat menumbuhkan
aktifitas belajar peserta didik.
b. Pendidik diharapkan bisa menumbuhkan rasa semangat belajar peserta
didik dengan memberika strategi, metode, dan model yang
menyenangkan sehingga peserta didik belajar jadi senang.
c. Pendidik diharapkan bisa memahami keadaan peserta dan mengetahui
kondisi peserta didik saat belajar.
3. Bagi sekolah
a. Sekolah diharapkan bisa meningkatkan hasil belajar peserta didik
dengan meningkatkan mutu peserta didik sampai mutu pendidiknya.
b. Sekolah diharapkan bisa memperhatikan jumlah peserta didik tiap
kelasnya agar dalam KBM bisa nyaman dan lancar.
c. Sekolah diharapkan bisa memberikan tindakan tindakan yang tegas
jika terjadi penyelewengan dalam KBM.
C. Penutup
Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah yang telah
memberikan Rahmad, Taufik, Hidayah, dan Inayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Alhamdulillah segala kesulitan, hambatan, kendala
bisa dihadapi dan dilalui dengan lancar atas pertolongan dari Allah SWT.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan lepas
dari kekurangan maka kritik dan saran yang membangun penulis harapkan
demi kesempurnaan skripsi yang lebih baik. Penulis berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan para pecinta ketarbiyahan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,2007, Cet. VII
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:Rineka Cipta, 2006, Edisi Revisi Keenam, cet 13
Conny, Semiawan, Pendekatan Ketrampila Proses , Jakarta: GramediaWidiasarana Indonesia, 1992
Dermawan, Hendro,dkk, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Bintang Cemerlang,2010
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan, 1999
Djamarah, Syaeful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: Rhineka Cipta, 2002
Giancoli, C Douglas , Fisika Edisi Ke-Lima, Diterjemahkan oleh Yuhilza Hanum,dari “Physic Fifth Edition”, Jilid 1, Bandung: PT Gelora Aksara Pratama,2006, Cet. 8
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara, 2003
Mahmud Junus, Terjemah Al-Qur an Al-Karim, (Bandung: PT Al-Ma’arif, 1994
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara,2006, cet. VIII
Margono ,S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000
Memes, W, Model Pembelajaran Fisika di SMP, Jakarta: Proyek PengembanganGuru Sekolah Menengah (PGSM) IBRD, . 2000
Mustaqim, Ilmu Jiwa Pendidikan, Semarang: CV. Andalan kita, 2007
Pusat Kurikulum, Departemen Pendidikan Nasional, Mata Pelajaran IlmuPengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ MadrashTsanawiyah (MTs), 2005.Terdapat di http://www.puskur.net/inc/si/smp/PengetahuanAlam.pdf(12/8/2010)
Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: RinekaCipta, 1995
Sudiyono , Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja GravindoPersada, 2006
Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 1996
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: RemajaRosda Karya, 2006,Cet 11
Sujai, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,Semarang Tarbiyah Press, 2007, Cet. 3
Sukardi, Metodologi penelitian Pendidikan, (Jakarta: P.T. Bumi Aksara, 2004
Tim Penyusun, Standar Penilaian Buku Pelajaran Sains, Jakarta : PusatPerbukuan Depdiknas, 2003
Tipler, A Paul, Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ke-Tiga, Diterjemahkan olehLea Prasetyo, et. al., dari “Physic for Scientis and Engineers, ThirdEdition”, Jilid I, (Bandung: PT Gelora Aksara Pratama, 2008), Cet. 9
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Surabaya:Prestasi Pustaka, 2007
Wiley, John dan Sons, Fisika, diterjemahkan oleh Pantur Silaban Ph.D, et al.,Bandung: Erlangga, 1985, cet. 3
Young, D Hugh , et. al., Fisika Universitas Edisi Ke-Sepuluh, diterjemahkan olehEndang Yuliastuti dari “University Physic Tenth Edition”, Jilid 1,Bandung: PT Gelora Aksara Pratama, 2006, Cet. 8
BIODATA PENULIS
Nama : Fatchur Rochman
NIM : 063611008
Fakultas : Tarbiyah
Jurusan : Tadris Fisika
Tempat/ Tanggal Lahir : Semarang, 22 Agustus 1985
Alamat : Jl. Gemah Raya Rt: 4 Rw: VI, No. 62 Gemah,
Pedurungan, Semarang.
Riwayat Pendidikan : a. SDN Palebon 04-05 Lulus Tahun 1999
b. MTsN 1 Semarang Lulus Tahun 2002
c. MAN Semarang 1 Lulus Tahun 2005
d. S1 IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2011
Demikian biodata penulis, yang dibuat dengan sebenar-benarnya.
Penulis
Fatchur Rochman
1RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Nama Sekolah : MTs N 1 SemarangMata Pelajaran : IPA FisikaMateri Pokok : KalorKelas/Semester : VII / IWaktu : 2 x 40 menit
Standar KopetensiMemahami wujud zat dan perubahannya.
Kompetensi DasarMendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu
benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
I. Indikator• Menyelidiki pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda, perubahan
wujud zat• Menyelidiki banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat• Menerapkan hubungan
Q = m.c. t• Menerapkan dalam asas Black
II. Tujuan pembelajaran• Peserta didik dapat menjelaskan pengertian kalor• Peserta didik dapat menjelaskan peranan kalor dalam mengubah wujud
dan suhu zat• Peserta didik dapat merumuskan hubungan kalor, masa, dan suhu• Peserta didik dapat menghitung besaran kalor yang diperlukan suatu benda• Peserta didik dapat menjelaskan perpindahan kalor• Peserta didik dapat menyebutkan alat alat yang bekerja berdasarkan sifat
kalor
III. Materi PembelajaranA. Kalorv Pengertian kalor
Kalor adalah sesuatu yang dipindahkan di antara sebuah sistem dansekelilingnya sebagai akibat dari hanya perbedaan. Satu kalori adalah kolor yang dibutuhkan 1 gr air untukmenaikkan suhunya 1°C atau Kelvin. Kalor jenis C = Banyaknya kalor yang dibutuhkan untukmenaikkan 1 gr atau 1 kg zat sebesar 1°CSatuan Kolor : Kalori, Joule, enegi.1 kalori = 4,184 joule.1 joule = 0,24 kalori
v Persamaan kalorQ = m c T
dimana Q = jumlah energi panas (Joule)m = massa zat (kg)c = kalor jenis zat (J/kg C)T = perubahan suhu ( C)
v Asas Black =
Jumlah kalor yang diserap benda sama dengan jumlah kalor yangdilepas benda.
v Pengaruh kalor pada suatu zatAda 6 istilah perubahan dari 3 zat, yaitu:
3) Membeku 3) Menyublim 5)Mengembun
4) Mencair 4) Mengkristal 6) Menguap
IV. Media Belajaro Soal Pre Testo Buku Panduan IPA Kelas VII Smester Ganjilo LKS
V. Metodeo Ceramaho Diskusi
VI. Rincian Kegiatan Pembelajaran Peseta didik
1. Pendahuluano Guru menyapa dan menanyakan Peseta didik yang tidak
masuk.o Guru menjelaskan maksud kedatangan guru untuk melakukan
penelitian dan menjelaskan model penelitian.o Guru menanyakan pemahaman peserta didik tentang materi
kalor.
2 menit2 menit
1 menit
2. Kegiatan Intio Guru membagikan soal pre test pada peserta didik.o Guru menjelaskan peraturan dan cara mengerjakan soal pre testo Guru membagikan LKS (panduan percobaan) seperti terlihat
dalam lampiran 7.o Guru membagi peserta didik menjadi enam kelompok (tiap
kelompok 5-6 peserta didik).o Guru menjelaskan isi, maksud, tujuan LKS.o Guru menjelaskan tehnik dalam percobaan minggu depan
dengan denah melakukan percobaan (lampiran gambar 1.1).o Guru menggambarkan hubungan materi kalor dan
perpindahanya dengan materi LKS.
2 menit40 menit1 menit5 menit
5 menit5 menit
15 menit
3. Penutupo Guru memberi kesempatan peseta didik untuk memehami apa
yang telah disampaikan guru.2 menit
4. Penugasano Mempelajari LKS dan menghubungkan dengan materi yang
akan dipraktekkan.
VII. Tugas Terstruktur- Test Tertulis
• Tes Tertulis- Bentuk instrumen
• Pilihan ganda- Contoh instrumen
• Soal Pre test (Terlampir)
Guru Pamong
Nur Hidayah, S.PdNIP : 19680314 1998 032 001
Mahasiswa Peneliti
Fatchur RochmanNIM : 063611008
Kepala Madrasah
002RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Nama Sekolah : MTs N 1 SemarangMata Pelajaran : IPA FisikaMateri Pokok : KalorKelas/Semester : VII / IWaktu : 2 x 40 menit
Standar KopetensiMemahami wujud zat dan perubahannya.
Kompetensi DasarMelakuklan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan
sehari hari
I. Indikator• Menyelidiki faktor-faktor yang dapat mempercepat penguapan• Menyelidiki banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat• Menyelidiki kalor yang dibutuhkan pada saat mendididh dan melebur
II. Tujuan pembelajaran• Peserta didik dapat menjelaskan pengertian kalor• Peserta didik dapat menjelaskan peranan kalor dalam mengubah wujud
dan suhu zat• Peserta didik dapat merumuskan hubungan kalor, masa, dan suhu• Peserta didik dapat menghitung besaran kalor yang diperlukan suatu benda• Peserta didik dapat menjelaskan perpindahan kalor• Peserta didik dapat menyebutkan alat-alat yang bekerja berdasarkan sifat
kalorIII.IV. Materi Pembelajaran
Kalorv Pengertian kalor
Kalor adalah sesuatu yang dipindahkan di antara sebuah sistem dansekelilingnya sebagai akibat dari hanya perbedaan. Satu kalori adalah kolor yang dibutuhkan 1 gr air untukmenaikkan suhunya 1°C atau Kelvin. Kalor jenis C = Banyaknya kalor yang dibutuhkan untukmenaikkan 1 gr atau 1 kg zat sebesar 1°CSatuan Kolor : Kalori, Joule, enegi.1 kalori = 4,184 joule.1 joule = 0,24 kalori
v Persamaan kalorQ = m c T
dimana Q = jumlah energi panas (Joule)m = massa zat (kg)c = kalor jenis zat (J/kg C)T = perubahan suhu ( C)
v Asas Black =
Jumlah kalor yang diserap benda sama dengan jumlah kalor yangdilepas benda.
v Pengaruh kalor pada suatu zatAda 6 istilah perubahan dari 3 zat, yaitu:
1) Membeku 3) Menyublim 5)Mengembun
2) Mencair 4) Mengkristal 6) Menguap
V. Media Belajaro Buku Panduan IPA
Kelas VII SmesterGanjil
o LKSo Gelas ukuro Tabung reaksio Pembakar sprituso Penyangga kaki tiga
o Besio Statifo Es batuo Airo Krikilo Minyako Termometero Stopwach
o Korek apio Lidio Lilino Garamo Rangkaian logam
(alumunium,seng, tembaga,besi)
o Santan
VI. Metodeo Ceramaho Percobaan
VII. Rincian Kegiatan Pembelajaran Peseta didik
2. Pendahuluano Guru menyapa dan menanyakan Peseta didik yang tidak masuk.o Guru Menanyakan materi dan LKS yang telah guru bagikan
sebelumnya.
1 menit1 menit
3. Kegiatan Intio Peseta didik menempati meja yang telah di tentuka guruo Enam kelompok Peseta didik melakukan percobaan 1 - percobaan 8
sesuai dengan denah (lampiran gambar 1.1) yang guru jelaskansebelumnya, sesuai LKS yang telah guru berikan sampai mendapathasil dan menjawab pertanyaan yang ada di LKS terdapat padalampiran 7.
o Gambar siklus percobaan sesuai pendekatan ketrampilan proses(pendekatan praktek) yang di terapkan
Keterangan:Ø Meja 1 Siswa dapat mengetahui hubungan antara kalor dan
suhu.Ø Meja 2 Siswa dapat mengetahui hubungan antar kalor yang
diperlukan untuk menaikan suhu benda yang massanya berbeda.Ø Meja 3 Siswa mampu mengetahui hubungan antara kalor yang
1 menit70 menit
1
2
5
3
4 8
7
6
MEJA PERAGA
diperlukan untuk menaikkan suhu benda yang jenisnya berbeda.Ø Meja 4 Siswa dapat mempelajari hantaran kalor secara
konduksi.Ø Meja 5 Siswa dapat menyelidiki perpindahan kalor secara
konduksi pada berbagai jenis logam.Ø Meja 6 Siswa dapat menyelidiki perpindahan kalor dengan
penghantar air.Ø Meja 7 Siswa dapat mengetahui perubahan wujud mencair, dan
membeku.Ø Meja 8 Siswa dapat mengetahui perpindahan kalor dan benda
yang dapat melepas dan menerima kalor.
4. Penutupo Guru dan Peseta didik bersama sama menyimpulkan apa yang
dipraktekkan dan menerapkan hasil pernemuan terhadap konsepyang ada.
8 menit
5. Penugasano (PR) Mengerjakan latihan soal pada LKS
Guru Pamong
Nur Hidayah, S.PdNIP : 19680314 1998 032 001
Mahasiswa Peneliti
Fatchur RochmanNIM : 063611008
Kepala Madrasah
Drs. Amirudin Aziz, M.Pd
NIP : 19660125 1993 031 002
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Nama Sekolah : MTs N 1 SemarangMata Pelajaran : IPA FisikaMateri Pokok : KalorKelas/Semester : VII / IWaktu : 2 x 40 menit
Standar KopetensiMemahami wujud zat dan perubahannya.
Kompetensi DasarMendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu
benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
I. Indikator• Menyelidiki pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda, perubahan
wujud zat• Menyelidiki banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu za• Menerapkan hubungan
Q = m.C. t• Menyelidiki faktor-faktor yang dapat mempercepat penguapan• Menyelidiki banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat• Menyelidiki kalor yang dibutuhkan pada saat mendidih dan melebur
II. Tujuan pembelajaran• Peserta didik dapat menjelaskan pengertian kalor• Peserta didik dapat menjelaskan peranan kalor dalam mengubah wujud
dan suhu zat• Peserta didik dapat merumuskan hubungan kalor, masa, dan suhu• Peserta didik dapat menghitung besaran kalor yang diperlukan suatu benda• Peserta didik dapat menjelaskan perpindahan kalor• Peserta didik dapat menyebutkan alat alat yang bekerja berdasarkan sifat
kalor
III.Materi PembelajaranA. Kalorv Pengertian kalor
Kalor adalah sesuatu yang dipindahkan di antara sebuah sistem dansekelilingnya sebagai akibat dari hanya perbedaan. Satu kalori adalah kolor yang dibutuhkan 1 gr air untukmenaikkan suhunya 1°C atau Kelvin. Kalor jenis C = Banyaknya kalor yang dibutuhkan untukmenaikkan 1 gr atau 1 kg zat sebesar 1°C
Satuan Kolor : Kalori, Joule, enegi.1 kalori = 4,184 joule.1 joule = 0,24 kalori
v Persamaan kalorQ = m c T
dimana Q = jumlah energi panas (Joule)m = massa zat (kg)c = kalor jenis zat (J/kg C)T = perubahan suhu ( C)
v Asas Black =
Jumlah kalor yang diserap benda sama dengan jumlah kalor yangdilepas benda.
v Pengaruh kalor pada suatu zatAda 6 istilah perubahan dari 3 zat, yaitu:
1) Membeku 3) Menyublim 5)Mengembun
2) Mencair 4) Mengkristal 6) Menguap
IV. Media Belajar1. Soal Pre Test2. Buku Panduan IPA Kelas VII Smester Ganjil3. LKS
o Metodeo Ceramaho Diskusi
o Rincian Kegiatan Pembelajaran Peseta didiki. Pendahuluan
1. Guru menyapa dan menanyakan Peseta didik yang tidakmasuk.
2. Guru menanyakan pemahaman peserta didik tentang materi
1 menit2 menit
kalor dan perpindahanya dengan percobaan yang telahdilakukan minggu sebelumnya.
ii. Kegiatan Inti1. Guru menjelaskan maksud yang terkandung dalam percobaan
1- pecobaan 3 sehingga memperoleh persamaan Q = m c Tdan C=mc
2. Guru memberikan contoh soal tentang rumus Q = m c T danC=mc
3. Guru menjelaskan percobaan 4, bahwa perpindahan konduksimelalui benda padat
4. Guru menjelaskan percobaan 5, bahwa masa jenis zatmempengaruhi jumlah kalor yang diberikan zat lain
5. Guru menjelaskan percobaan 6, perpindahan konveksi melaluiair
6. Guru menjelaskan percobaan 7 , menunjukkan salah satucontoh kalor dapat mengubah benda (membeku, mencair,mengembun, menguap, menyublim, mengkristal)
7. Guru menjelaskan percobaan 8, tentang Asas Black8. Guru membagikan soal post test9. Siswa mengerjakan soal post test
10 menit
6 menit2 menit
2 menit
3 menit5 menit
3 menit1 menit40 menit
iii. Penutup1. Guru memberi kesempatan peseta didik untuk bertanya apa
yang telah disampaikan guru dan telah dipraktekkan pesertadidik.
2. Mengucapkan salam perpisahan dan ucapan terimakasih ataskerjasama peserta didik.
3 menit
2 menit
iv. Penugasano Mempelajari LKS dan menghubungkan dengan materi yang
akan dipraktekkan.
V. Tugas Terstruktur- Test Tertulis
• Tes Tertulis- Bentuk instrumen
• Pilihan ganda- Contoh instrumen
• Soal Post test (Terlampir)
Guru Pamong
Nur Hidayah, S.PdNIP : 19680314 1998 032 001
Mahasiswa Peneliti
Fatchur RochmanNIM : 063611008
Kepala Madrasah
Drs. Amirudin Aziz, M.Pd
Soal Pre Test
Mata Pelajaran : IPA Fisika Nama :..................................Waktu : 40 menit Kelas :..............Materi : Kalor No Absen :.........
Berilah tanda silang (X) pada jawaban a, b, c, atau d yang paling benar!
1. Salah satu bentuk energi yang dapat berpindah karena ada perbedaan suhudisebut ....a. kalorimeter c. kalorib. kalor d. penguapan
2. Satu kalori ialah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan ....a. 1 gram airb. 1 gram air sehingga suhunya naik 1°C dengan tekanan udara luar 76
cmHgc. 1 kg air sehingga suhunya naik 1°C dengan tekanan udara luar 76 cmHgd. 1 g air sehingga suhunya naik 14, 5°C—15,5°C dengan tekanan udara
luar 76 cmHg
3. Benda yang diberi kalor akan mengalami ....a. pasti perubahan suhu dan wujud zatb. perubahan suhu sajac. perubahan wujud sajad. bisa perubahan wujud atau perubahan suhu
4. Pernyataan berikut yang tepat adalah ....a. kalor yang diperlukan air dan minyak goreng sama banyaknya untuk
kenaikan suhu yang berbedab. kalor yang diperlukan air lebih banyak dibandingkan dengan minyak
goreng pada kenaikan suhu yang samac. kalor yang diperlukan air lebih banyak dibandingkan dengan minyak
goreng pada kenaikan suhu yang berbedad. kalor yang diperlukan minyak goreng lebih banyak daripada air pada
kenaikan suhu yang sama
5. Sepotong es akan dipanaskan sampai menimbulkan uap untukmembuktikan .a. adanya kalor pada benda c. kalor dapat pindah ke bendab. kalor dapat mengubah wujud zat d. adanya perpindahan kalor pada setiap zat
6. Air dimasukkan ke lemari es untuk diambil kalornya hingga terbentuk esyang padat disebut ....
a. mengembun c. menyublimb. menguap d. membeku
7. Air diberi kalor sehingga air itu menampakkan gelembung-gelembung air.Peristiwa itu disebut ....a. memanas c. menguapb. mendidih d. mencair
8. Titik didih suatu zat akan sama dengan ....a. titik uap zat lain c. titik embun zat lainb. titik uap zat itu sendiri d. titik embun zat itu sendiri
9. Banyaknya kalor yang diperlukan selama mendidih bergantung pada ....a. berat zat dan kalor uap c. massa zat dan kalor uapb. berat jenis zat dan kalor embun d. massa jenis zat dan kalor embun
10. Sepotong es dimasukkan ke dalam bejana, kemudian dipanaskan. Esberubah menjadi air. Apabila terus-menerus dipanaskan, air mendidih, danmenguap. Kesimpulan yang benar adalah ....a. melebur dan menguap memerlukan kalorb. menguap dan mengembun memerlukan kalorc. membeku dan melebur memerlukan kalord. melebur dan mengembun melepaskan kalor
11. Alkohol atau spiritus yang diteteskan ke kulit menyebabkan kulit terasadingin. Peristiwa itu termasuk ....a. penguapan c. mencairb. pengembunan d. mengkristal
12. Ada beberapa cara mempercepat penguapan seperti berikut, kecuali ....a. pemanasan atau menaikkan suhub. memperluas permukaan atau bidang penguapanc. meniupkan udara di atas permukaand. menambah tekanan di atas permukaan
13. Kalor uap adalah kalor yang diperlukan oleh ....a. 1 kg zat cair untuk menguap c. 1°C zat cair untuk menguapb. 1 g zat cair untuk menguap d. 1 K zat cair untuk menguap
14. Kalor uap sama dengan ...a. kalor embun c. kalor embunb. kalor didih d. kalor beku
15. Banyaknya kalor yang diperlukan oleh zat untuk menguap dapat dicaridengan
persamaan ....
a. Q = t . U c. Q=
b. Q = m . U d . Q=
16. Kalor lebur adalah kalor yang diperlukan oleh ....a. 1 kg zat padat untuk melebur c. 1 kg zat cair untuk meleburb. 1 kg zat cair untuk melebur d. 1 kg zat padat yang mencapai suhu
0°C
17. Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diserap atau dilepas olehbenda pada saat ....a. suhunya naik atau turun 1°C c. suhunya berubah-ubah tiap 1°Cb. suhunya tetap pada 1°C d. suhunya akan menaik ke 1°C
18. Kapasitas kalor secara matematis dirumuskan sebagai ....
a. C= c. C = Q . m
b. C= d. C = Q . c
19. Alat yang dapat mengubah wujud zat dari zat cair menjadi gas dankembali menjadi zat cair adalah ....a. lemari es c. Air conditionerb. kulkas d. penyulingan
20. Kalor dapat berpindah dengan cara ....a. konduksi, induksi, dan radiasi c. konduksi, induksi, dan konveksib. konduksi, konveksi, dan radiasi d. konveksi, induksi, dan radiasi
5. Air bermassa 100 gram suhu mula-mula 30°C dipanasi hingga suhunya 100°C.Jika kalor jenis air 1 kal/g°C maka besarnya kalor yang diperlukan adalah ... kalori.
a. 3000 c. 10000b. 7000 d. 13000
6. Alkohol sebanyak 1 kg bersuhu 10°C diberi kalor sebesar 24 kJ. Jika kalor jenisalkohol sebesar 2400 J/kg°C. Maka suhu akhir alkohol adalah ... °Ca. 10 c. 30b. 20 d. 40
7. Pinsip kerja lemari es yaitu ....a. pengambilan kalor dari benda secara terus menerus dengan bantuan freonb. pengambilan kalor dari benda sampai freon habisc. penambahan kalor benda secara terus menerus dengan bantuan freon
d. penambahan kalor ke benda melalui freon dari suhu 0°C-40°C air membeku19. Air 5 kg dipanaskan dari 0°C menjadi 100°C sehingga mendidih dan
menguap. Apabila kalor uap air 2,3 × 106 J/kg, maka kalor yang dibutuhkanuntuk menguap adalah ....
a. 1,15 × 109 joule c. 1,15 × 107 jouleb. 1,15 × 108 joule d. 1,15 × 106 joule
21. Kalor lebur timbal 25.000 J/kg setelah diberi kalor sebesar 5 × 104 J timbal itumelebur. Maka massa timbal itu adalah ....
a. 0,2 kg b. 0,5 kg c. 2 kg d. 5 kg
Kunci Jawaban Soal Pre Test
1 B 11 A2 C 12 C3 A 13 A4 B 14 B5 B 15 B6 D 16 A7 C 17 A8 B 18 B9 C 19 D10A 20 B
Soal Post Test
Mata Pelajaran : IPA Fisika Nama :Waktu : 40 menit Kelas :Materi : Kalor No Absen :
Berilah tanda silang (X) pada jawaban a, b, c, atau d yang paling benar!
1. Pengertian kalor adalah….a. derajat panas suatu bendab. energi panas suatu bendac. jumlah panas suatu bendad. alat pengukur suhu badan
2. Satuan kalor dalam satuan internasional adalah….a. Kelvin c. Jouleb. Celcius d. kalori
3. Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat sebesar 1°C disebut....a. kalor uap c. kalor jenis zatb. kalor lebur d. kapasitas kalor
4. Peristiwa yang akan terjadi bila 2 liter air dipanaskan sampai mendidih,jika setelah mendidih air terus dipanaskan adalah....a. suhu air akan terus naik karena dipanaskanb. suhu air turun kemudian naik lagic. terjadi perubahan wujud dari air jadi uapd. volume uap berkurang dan volume air bertambah
5. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan logam yangkapasitas kalornya 50 J/°C supaya suhunya naik 10°C adalah….a. 5 Joule c. 500 Jouleb. 50 Joule d. 5.000 Joule
6. Pernyataan berikut ini yang benar adalah….a. apabila benda melepas kalor, maka suhunya naikb. jumlah kalor sebanding dengan perubahan suhuc. banyaknya kalor yang di terima semua benda samad. kalor berpindah dari suhunya rendah ke tinggi
7. Sebuah benda yang masanya 1 kg dipanaskan dari suhu 25°C menjadi125°C. Jika kalor jenis benda tersebut 1 kkal/kg°C, maka kalor yangdiperlukan sebesar....a. 1.000 kkal c. 100.000 kalb. 1.000 kJ d. 100.000 J
8. Apabila es batu dibiarkan, lama akan mencair berarti es batu tersebut….a. melepaskan kalor c. memindahkan kalorb. menerima kalor d. menerima tekanan
9. Banyaknya kalor yang dilepaskan oleh alkohol jika suhunya turun dari50°C menjadi 30°C, bila massa alkohol 5 kg dan kalor jenis alkohol2.300J/kg°C adalah….a. -230 kJ c. -345 kJb. 230 kJ d. 345 kJ
10. Jika kalor jenis air 1 kal/g°C, maka kalor yang diperlukan untukmemanaskan 800gr air agar mengalami kenaikan suhu sebesar 40°Csebesar….a. 28 kkal c. 32 kkalb. 30 kkal d. 40 kkal
11. Ketika batang besi dipanaskan maka partikel partikel besi tidak ikutberpindah dari ujung satu ke ujung yang lain, peristiwa ini disebut....a. konduksi c. induksib. konveksi d. radiasi
12. Perpindahan kalor secara radiasi terjadi pada....a. gas secara aliran c. zat cair secara aliranb. zat secara aliran d. ruang hampa secara aliran
13. Jika empat benda yang berbeda dipanaskan, yang menghantarkan kalorpaling cepat adalah....a. baja c. kacab. besi d. alumunium
14. Ketika pakaian berwarna putih dan hitam dijemur bersama, ternyatapakaian hitam lebih cepat kering daripada putih, hal ini disebabkan....a. pakaian hitam tidak memancarkan kalorb. pakaian hitam banyak menyerap kalorc. pakaian putih banyak memancarkan kalord. pakaian putih banyak menyerap kalor
15. Perhatikan data di bawah ini!(1) kertas (4) alumunium(2) perak (5) baja(3) kayu (6) UDARA
Dari data di atas yang merupakan penghantar kalor yang baik adalah....a. 1,2, dan 3 c. 2,4,dan 5b. 2,3,dan 5 d. 4,5,dan 6
16. Alat yang digunakan untuk menyelidiki pengaruh warna terhadap kaloradalah....a. termos panas c. termoskopb. teleskop d. periskop
17. Perhatikan pernyataan berikut:(1) pancaran sinar lampu(2) terjadinya angin barat(3) siklus udara melalui jendela(4) kayu dipanaskan(5) aliran air yang menguap(6) besi dipanaskan
Yang menunjukkan peristiwa konveksi adalah….a. 1,2,dan 5 c. 3,4,dan 5b. 2,3,dan 5 d. 4,5,dan 6
18. Perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada zat….a. gas c. gas dan padatb. cair dan gas d. cair dan padat
19. Perhatikan gambar!
Apabila salah satu ujung besi dipanaskan seperti gambar, maka ujung yanglain akan menjadi panas. Perpindahan kalor yang terjadi karena.....a. konduksi c. radiasib. konveksi d. Induksi
20. Pernyataan yang tidak benar mengenai terjadinya angin laut adalah…a. terjadi dari arah laut ke daratb. terjadi konveksi melalui udarac. terjadi dari arah darat ke lautd. kalor jenis darat lebih kecil daripada kalor jenis laut
Kunci Jawaban Soal Post Test
1 B 11 A2 C 12 A3 D 13 D4 C 14 B5 C 15 C6 B 16 C7 D 17 B8 B 18 B9 B 19 A10C 20 C
PEMBAGIAN KELOMPOKPRAKTEK
PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES
KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 KELOMPOK 3Umi MughfirohAprelia Mega LerstariAjeng AgustinaEka Vidia AstutikAnestasya Puspitasari SLutfia Jihan Fadhila
Abdurrohman MuzakiAhmad Thoriq FahleviDoni Arman MaulanaHilman IhsaniRizki Sofyannanda
Aiyla Septiani RahmanSSofinia KhofifahMiftahul Jannah PIsmi AyatiRoihatul JannahBukhori Ahmad Indra B
KELOMPOK 4 KELOMPOK 5 KELOMPOK 6Ika Febriyani PMahmudatul KhasanahMuhammad Hasan IWahyu IrtiyasoMohammadBurhanuddin
Handito Hino AlKhamidKhoirul AnamMaulana Ainun Ni’amMaulana AkhsanFaizin Fatturrachman
Farah Ayu FutuhiyahAulia Rahma PratiwiRiskiani OktafiaIntan Rahmawatul ASancaniani KaskayaPutri
Percobaan 1A. Tujuan
Siswa dapat mengetahui hubungan antara kalor dan suhu.B. Alat dan Bahan
1 Gelas ukur2 Air3 Pembakar spritus4 Penyangga kaki tiga5 Termometer6 Stopwach
C. Cara Kerja1 Siapkan alat yang diperlukan seperti tampak pada gambar 1.12 Masukkan 300 gr air ke dalam bejana3 Nyalakan pembakar spiritus (usahakan nyala api tetap)gambar 1.14 Catatlah suhu air setiap 2 menit sekali dengan cara membaca skala
yang di tunjuk oleh termomoter5 Catatlah hasil pengamatanmu dan isikan tabel yang telah tersedia.
D. Tabel Hasil PengamatanWaktu (Menit ke-)
[A]Suhu Air
[B]Pertambahan Suhu
[C]02468
10dst
…………………
…………………
Pertambahan suhu [C] = Kolom [B] – Kolom [A]E. Bahan Diskusi1 Apabila pemanasan terus dilakukan, bagaimana suhu air dalam bejana ?2 Bagaimana pertambahan suhu air (kolom C) antar selang waktu tetap?3 Apa yang dapat kamu tarik dari percobaan ini? Catatlah kesimpulan
terhadap percobaan yang kamu lakukan ?
Percobaan 2A. Tujuan
Siswa dapat mengetahui hubungan antar kalor yang diperlukanuntuk menaikan suhu benda yang massanya berbeda.
B. Alat dan Bahan1 Gelas ukur2 Air3 Pembakar spritus4 Penyangga kaki tiga5 Termometer6 Stopwach
C. Cara Kerja1 Siapkan Peralatan seperti gambar 1.2a gambar gambar gambar2 Isilah bejana 1.2a dengan air sebanyak 100 gr 1.2a 1.2b1.2c3 Nyalakan pembakar spiritus (usahakan nyala api tetap), perhatikan,
catat dan hentikan setelah termometer menunjukkan kenaikan suhusebesar 15°C
4 Ulangi langkah 1-3 untuk air seberat 200 gr (gambar 1.2b)5 Ulangi langkah 1-3 untuk air seberat 300 gr (gambar 1.2c)6 Catatlah hasil pengamatanmu dan isikan tabel yuang telah tersedia.
D. Tabel Hasil PengamatanMassa Air
(g)Suhu Awal
(°C)Suhu Akhir
(°C)Pertambahan
Suhu (°C)Waktu yangdiperlukan
(s)100200300
………
………
15 °C15 °C15 °C
………
E. Bahan Diskusi1 Bagaimana dengan waktu yang diperlukan untuk kenaikan suhu yang
sama (15 °C) untuk massa yang berbeda, apakah waktu sama?
2 Apa yang dapat anda jelaskan dari percobaan ini? Catatlah kesimpulanterhadap percobaan yang kamu lakukan ?
NB : Percobaan bisa dilakukan satu kali apabila alat (spritus, gelas ukur, kaki tiga,termometer) ada 3!
Percobaan 3A. Tujuuan
Siswa mampu mengetahui hubungan antara kalor yang diperlukanuntuk menaikkan suhu benda yang jenisnya berbeda.
B. Alat dan Bahan1. Gelas ukur 5. Pembakar spritus2. Air 6. Penyangga kaki tiga3. Santan 7. Termometer4. Minyak goreng5. Stopwach
C. Cara Kerja1. Siapkan peralatan seperti gambar 1.3 gambar gambar gambar2. Isikan bejana 1.3a dengan air sebanyak 300 gr 1.3a 1.3b1.3c3. Nyalakan pembakar spiritus (usahakan nyala api tetap), perhatikan,
catat dan hentikan setelah termometer menunjukkan kenaikan suhusebesar 15°C
4. Ulangi langkah 1-3 untuk santan sebert 300 gr (gambar 1.3b)5. Ulangi langkah 1-3 untuk minyak goreng seberat 300 gr (gambar 1.3c).
D. Tabel PengamatanBahan Massa
bahan(gram)
Suhu mulamula(°C)
Suhuakhir(°C)
Pertambahansuhu(°C)
Waktu yangdiperlukan
(sekon)Air
SantanMinyakgoreng
300300300
………
………
15 °C15 °C15 °C
………
E. Bahan Diskusi1. Bagaimana dengan waktu yang di perlukan untuk setiap kenaikan suhu
yang sama (katakanlah 15 °C) Untuk jenis benda tetapi waktunya sama,apakah waktunya sama dengan menaikkan suhu benda?
2. Kesimpulan apa yang dapat anda jelaskan dari percobaan ini? Catatlahkesimpulan terhadap percobaan yang kamu lakukan ?
NB : Percobaan bisa dilakukan satu kali apabila alat (spritus, gelas ukur, kaki tiga,termometer) ada 3!
Percobaan 4mengetahui hantaran kalor secara konduksi
A. TujuanSiswa dapat mempelajari hantaran kalor secara konduksi.
A. Alat dan Bahan1. Pembakar spritus2. Besi
B. Cara Kerja1. Nyalakanlah api pada pembakar spritus2. Ambillah sepotong besi, kemudian panaskan salah satu ujungnya sedang
ujung yang lainnya kamu pegang.
C. Bahan Diskusi1. Ketika sepotong besi sudah dipanaskan agak lama apa yang kamu
rasakan? Mengapa hal itu dapat terjadi?2. Kesimpulan apa yang dapat kamu tarik dari percobaan ini? Catatlah
kesimpulan terhadap percobaan yang kamu lakukan ?
Percobaan 5Perpindahan Kalor secara Konduksi pada Berbagai Jenis Logam
A. TujuanSiswa dapat menyelidiki perpindahan kalor secara konduksi pada berbagaijenis logam.
B. Alat dan Bahan1. Batang seng2. Besi3. Kaca4. Tembaga5. Lilin6. Kaki tiga7. Pembakar spiritus dan korek api
C. Cara Kerja1. Letakkan empat buah batang masing-masing: seng, besi, kaca, dan
tembaga di atas tripot (kaki tiga).2. Teteskan lilin pada ujung keempat bahan tersebut.3. Panaskan ujung yang lain keempat bahan tersebut dalam pemanas
spiritus (perhatikan gambar ).
4. Amatilah tetesan lilin yang cepat mencair dari keempat bahan tersebut.
D. Bahan Diskusi1. Bahan manakah yang tetesan lilinnya cepat mencair? Mengapa?2. Apakah semua benda dapat menghantarkan kalor?
Percobaan 6Perpindahan Kalor dengan Penghantar Air
A. TujuanSiswa dapat menyelidiki perpindahan kalor dengan penghantar air.
B. Alat dan Bahan1. Statif 4. Air
2. Tabung ukur 5. Potongan es3. Sumber api 6. Kerikil
C. Cara Kerja1. Ambillah tabung reaksi, isilah dengan air tiga perempat bagian.2. Masukkan sepotong es dan sebagai pemberat ke dalam tabung reaksi
sehingga es terbenam di dasar tabung reaksi.3. Miringkan tabung reaksi dan panaskan bagian panas dekat permukaan air
hingga air mendidih.
D. Bahan Diskusi1. Apakah yang terjadi dengan es yang berada di dasar tabung reaksi?2. Dari hasil kegiatan tersebut dapatkah air dikatakan sebagai konduktor
yang baik?
Percobaan 7A. Tujuan
Siswa dapat mengetahui perubahan wujud mencair, dan membeku.
B. Alat dan Bahan1. Gelas Ukur2. Lidi3. Tabung Reaksi4. Statis5. Air6. Garam dapur7. Pembakar Spritus8. Penyangga Kaki Tiga
C. Cara Kerja1. Isikan gelas ukur dengan es batu yang di campur dengan garam dapur,2. Isi tabung raksi dengan air dan masukkan sebatang lidi di dalamnya,
dan taruh ke dalam gelas ukur, seperti gambar di bawah ini:
Lidi
3. Nyalakan pembakar spiritus (usahakan nyala api tetap), perhatikanperubahan yang terjadi pada air yang ada di dalam tabung reaksi.
D. Bahan DiskusiKesimpulan apa yang dapat kamu tarik dari percobaan ini?
Catatlah kesimpulan terhadap percobaan yang kamu lakukan ?
Percobaan 8
A. TujuanSiswa dapat mengetahui perpindahan kalor dan benda yang dapat
melepas dan menerima kalor.
B. Alat dan Bahan1. Gelas ukur2. Termometer3. Wadah air4. Air5. Es batu
C. Cara Kerja1. Siapkanlah segelas berisi es batu, segelas air panas, termometer, dan
sebuah wadah plastik.2. Ukurlah suhu air pada masing-masing kedua gelas.3. Campurkan air dari dari kedua gelas tersebut ke dalam wadah air
(gambar 1.5)
4. Selang beberapa saat, ukurlah suhu air campuran tersebut.
D. Bahan Diskusi1. Berapakah suhu air dingin dan suhu air panas dari hasil pengukuranmu?2. Berapakah suhu air campuran?3. Samakah suhu air antara sebelum dicampur dan sesudah dicampur?4. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?
Percobaan 9
A. TujuanSiswa dapat mengetahi proses yang terjadi pada penguapan benda.
B. Alat dan Bahan1. Gelas ukur dan penutup2. Kaki tiga3. Pembakar spiritus
4. Es batu
C. Cara Kerja1. Ambillah gelas ukur, tuangkan 50 ml air ke dalamnya atau
secukupnya.(gambar 1.6)
2. Panaskan di atas nyala api pembakar spiritus.3. Amatilah apa yang terjadi!
D. Bahan Diskusi1. Peristiwa apa yang terjadi ketika Es dipanaskan secara terus menerus?2. Apa yang terjadi pada tutup gelas ukur?3. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?
CONTOH PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR SOALRumus
Keterangan:
rxy
= Keofisien Korelasi skor item dan skortotal
N= JumlahSubyek= Jumlah skoritem= Jumlah skortotal= Jumlah perkalian skor item dengan skortotal= Jumlah kuadrat skoritem
KriteriaApabila rxy > r tabel, maka butir soal valid
PerhitunganBerikut ini contoh perhitungan pada butir soal No. 1, selanjutnya untuk butir soal yang laindihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
ButirSoal
SkorTotal
ButirSoal
SkorTotalNo.
1 (X) (Y)Y2 XY No.
1 (X) (Y)Y2 XY
1 0 17 289 0 17 1 13 169 132 1 17 289 17 18 1 13 169 133 1 17 289 17 19 1 13 169 134 1 16 256 16 20 1 13 169 135 1 16 256 16 21 1 12 144 126 1 16 256 16 22 1 12 144 127 1 15 225 15 23 1 12 144 128 1 15 225 15 24 1 11 121 119 0 15 225 0 25 1 11 121 1110 1 15 225 15 26 1 10 100 1011 1 15 225 15 27 1 10 100 1012 0 15 225 0 28 1 10 100 1013 1 14 196 14 29 1 9 81 914 1 14 196 14 30 1 9 81 9
( )∑ X( )∑Y( )∑ XY
2∑ X
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑
∑ ∑∑−−
−=
222 YYNXXN
YXXYNrxy
15 1 14 196 14 31 1 8 64 816 1 13 169 13 32 1 8 64 8
13 244 3742 197 16 174 1940 174
Berdasarkantabel
rxy
=0.314
Pada α = 5% dengan N =32 diperoleh r tabel = 0.361Karena r hitung > r tabel, maka soal No. 1 Valid.
{ }{ }
−−
−=
1747245682.3284129.32418.29371.32
xyr
KODE1 2 3 4 5 6
U-5 0 0 1 1 1 1U-9 1 0 1 1 1 1U-31 1 1 1 0 1 0U-16 1 0 1 0 1 1U-26 1 1 1 1 1 0U-1 1 1 0 0 1 1U-21 1 1 0 0 1 1U-14 1 1 0 1 1 0U-23 0 1 1 0 1 1U-8 1 1 1 1 1 0U-27 1 0 0 1 1 0U-32 0 1 0 1 1 1U-4 1 0 1 0 1 1U-12 1 0 0 0 1 1U-22 1 1 0 0 0 0U-18 1 1 1 1 0 0U-20 1 1 0 1 0 1U-2 1 0 0 0 0 0U-24 1 0 1 1 0 0U-15 1 1 1 1 0 1U-30 1 0 0 0 1 1U-31 1 1 0 1 0 0U-11 1 0 0 0 0 0U-19 1 0 1 0 1 0U-17 1 1 1 1 0 0U-7 1 1 1 1 1 1U-13 1 0 0 1 1 0U-25 1 0 0 0 1 1U-28 1 0 0 0 0 0U-3 1 0 1 1 1 1U-10 1 0 0 1 1 1U-29 1 0 0 0 0 0
åX 27 15 15 16 20 15(åX)2 729 225 225 256 400 225åX2 25 15 14 15 19 14åXY 336 209 197 205 269 197åY 409
åY2 5657(åY)2 167281Validitasrxy 0,422 0,295 0,300 0,260 0,468 0,300Kriteria valid valid valid tidak valid validrtabel 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349ReliabilitasP 0,7 0,4 0,4 0,4 0,5 0,4Q 0,3 0,6 0,6 0,6 0,5 0,6PQ 0,21 0,24 0,24 0,24 0,25 0,24åPQ Varians Total Reliabilitas Kriteria
5,49 28,064 0,827 reliabelDaya PembedaDB 0,28 0,39 0,22 0,17 0,50 0,33Kriteria cukup cukup cukup jelek baik cukupTingkat Kesukaran (TK)TK 0,69 0,42 0,39 0,42 0,53 0,39Kriteria sedang sedang sedang sedang sedang sedang mudah
CONTOH PERHITUNGAN RELIABILITAS SOAL
Rumus
Keterangan:
r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhanK : Banyaknya butir pertanyaan
p: Proporsi subyek yang menjawab benar pada sesuatubutir (proporsi subyek yang mendapat skor 1)
q: Proporsi subyek yang menjawab salah pada sesuatubutir (q=1-p)
Vt =: varianstotal
Vt =
KriteriaApabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel
Perhitungan
Berdasarkantabel padaanalisis ujicobadiperoleh
Vt = 6,93
∑PQ = 28,064
Σ−
−=
t
t
vpqv
KKr
111
3232
)418(56822
−=tV
−
−=
064.2849.5064.28
12525
11r
r11 = 0,83
Karena r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
Rumus
Keterangan:P : Tingkat kesukaranB : Jumlah siswa yang menjawab benarJs : Jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes
Kriteria
Interval P Kriteria0,00 < IK < 0,30 Sukar0,30 < IK < 0,70 Sedang0,70 < IK < 1,00 Mudah
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengancara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Kelompok Atas Kelompok BawahNo Kode Skor No Kode Skor1 U-05 0 1 U-20 12 U-09 1 2 U-02 13 U-31 1 3 U-24 14 U-16 1 4 U-15 1
JSBP =
5 U-21 1 5 U-30 16 U-01 1 6 U-31 17 U-21 1 7 U-11 18 U-14 1 8 U-19 19 U-23 0 9 U-17 1
10 U-08 1 10 U-07 111 U-27 1 11 U-13 112 U-32 0 12 U-25 113 U-04 1 13 U-28 114 U-12 1 14 U-03 115 U-22 1 15 U-10 116 U-18 1 16 U-29 1
Jumlah 13 Jumlah 1613 + 16
P =30
= 0,97
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat kesukaran yang mudah
Perhitungan Daya Pembeda Soal
1. Soal Pilihan Ganda Rumus
ATAU
Keterangan: DP : Daya Pembeda JBA : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas JBB : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah JSA : Banyaknya siswa pada kelompok atas
Kriteria
Interval DP KriteriaDP < 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP < 0,20 Jelek 0,20 < DP < 0,40 Cukup 0,40 < DP < 0,70 Baik
0,70 < DP < 1,00 Sangat BaikPerhitungan
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang laindihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Kelompok Atas Kelompok BawahNo Kode Skor No Kode Skor
1 5 0 1 20 1 2 9 1 2 2 1 3 31 1 3 24 1 4 16 1 4 15 1 5 26 1 5 30 1 6 1 1 6 31 1 7 21 1 7 11 1 8 14 1 8 19 1 9 23 0 9 17 1 10 8 1 10 7 1 11 27 1 11 13 1 12 32 0 12 25 1 13 4 1 13 28 1 14 12 1 14 3 1 15 22 1 15 10 1 16 18 1 16 29 1
Jumlah 13 Jumlah 16
13 16DP =
19 19
= 0,38
berdasarkan kretyeria, maka soal nomor 1 mempunyai daya pembeda sangat jelek
DAFTAR KELAS UJI COBANo Kode NAMA1 U - 1 Ahmad Faruq M2 U - 2 Aisyah Chusnul J3 U - 3 Al Khikmah4 U - 4 Arif Nur Hidayah5 U - 5 Assakinah6 U - 6 Azizah Nur Aini7 U - 7 Desti Restianti8 U - 8 Dini Andini9 U - 9 Edo Meilandita S
10 U - 10 Fuady Muqoffa A11 U - 11 Hadiyan Ahmad12 U - 12 Hasan Abdul Karim13 U - 13 Ilyas Radhian14 U - 14 Irma Dwi R15 U - 15 Isnaini Rahmawati16 U - 16 Isnawati Aneka P17 U - 17 Kandiyus Alfin A18 U - 18 Keshi Naila Eva Z19 U - 19 Luk Lu’unnafisah20 U - 20 Maretha Riska W21 U - 21 Much Miftachul22 U - 22 Muslichatun Nisa23 U - 23 Nanang Fajrin24 U - 24 Nashirudin25 U - 25 Nisrina Zata Dini26 U - 26 Nurul Huda Ahm B27 U - 27 Rena Andriana28 U - 28 Siti Saroh29 U - 29 Suci Nuryaningsih30 U - 30 Syifa Emiliani R31 U - 31 Tito Lambang W32 U - 32 Tofa Tamama
DAFTAR KELAS KONTROLVII B
No Kode Nama1 E - 1 Abdurrohman Muzaki2 E - 2 Ahmad Thoriq Fahlevi3 E - 3 Aiyla Septiani Rahman Saryon4 E - 4 Ajeng Agustina5 E - 5 Anestasya Puspitasari Santos6 E - 6 Aprelia Mega Lerstari7 E - 7 Aulia Rahma Pratiwi8 E - 8 Bukhori Ahmad Indra Bangsa9 E - 9 Doni Arman Maulana
10 E - 10 Eka Vidia Astutik11 E - 11 Faizin Fatturrachman12 E - 12 Farah Ayu Futuhiyah13 E - 13 Handito Hino Al Khamid14 E - 14 Hilman Ihsani15 E - 15 Ika Febriyani Permatapuri16 E - 16 Intan Rahmawatul Annisak17 E - 17 Ismi Ayati18 E - 18 Khoirul Anam19 E - 19 Lutfia Jihan Fadhila20 E - 20 Mahmudatul Khasanah21 E - 21 Maulana Akhsan22 E - 22 Maulana Ainun Ni’am23 E - 23 Miftahul Jannah Puspitasari24 E - 24 Mohammad Burhanuddin25 E - 25 Muhammad Hasan Ibhrahim26 E - 26 Rizki Sofyannanda27 E - 27 Riskiani Oktafia28 E - 28 Roihatul Jannah29 E - 29 Sancaniani Kaskaya Putri30 E - 30 Sofinia Khofifah31 E - 31 Umi Mughfiroh32 E - 32 Wahyu Irtiyaso
DAFTAR KELAS EKSPERIMENVII E
No Kode Nama1 K - 1 Amaliah Siyanti2 K - 2 Anisatul Kusniah3 K - 3 Baguys Aji Prabowo4 K - 4 Bagus Andre Setayawan5 K - 5 Bima Tama Akhyar Fahmi A6 K - 6 Chafid Fajar Rosa Maulana7 K - 7 Dinisha Putri Utama8 K - 8 Dwi Agung Wicaksoino9 K - 9 Ela Yuliana Sari
10 K - 10 Erika Nur Fadhilah11 K - 11 Ferin Alma Septiana12 K - 12 Fika Andriyan13 K - 13 Fyna Nur Azizah14 K - 14 Gulister Siampeti15 K - 15 Imrtus Saadah16 K - 16 Indrawan Tri Wicaksono17 K - 17 Kukus Rahmania Aurora18 K - 18 Luhur Sugiyatno19 K - 19 Mahrusi Eri Setiawan20 K - 20 Miftah Farid21 K - 21 Mohammad Jamalul Lail22 K - 22 Mohamad Ali Ridho23 K - 23 Mohamad Anang Setiawan24 K - 24 Mohamad Sundusin25 K - 25 Mohammad Akbar Oktari26 K - 26 Mohammad Eko Nurianto Prat27 K - 27 Mustika Yuliana28 K - 28 Nur Annisa Damayanti29 K - 29 Riska Fitrianingrum30 K - 30 Rizki Rofiyaturrohmah31 K - 31 Shinta Dwi Safitri32 K - 32 Sisca Maelinda Khusuma Wardana33 K -33 Siti Miftaqiyatul Waqidah34 K -34 Syaiful Anam35 K -35 Viki Ayu Dermawan36 K -36 Zainal Abidin
UJI HOMOGENITAS AWAL NILAI POS-TEST PESERTA DIDIK
Sumber DataSumber variasi VII B VII E
Jumlah 2100 2005n 32 36
x 65,63 55,69
Varians (s2) 64,11 95,93Standart deviasi (s) 8,01 9,79
Tabel Uji Bartlett
Sampel dk = ni - 1 1/dk si2 Log si
2 dk.Logsi
2 dk * si2
1 31 0,0323 64,113 1,807 56,015 1987,502 35 0,0286 95,933 1,982 69,369 3357,64
Jumlah 66 125,384 5345,14
5345,139=
66= 80,99
B = (Log s2 ) Σ(ni - 1)
B = 1,908415 66
B = 125,9554
2hitung =
(Ln 10) {B - Σ(ni-1)log si
2}2
hitung = 2,302585 125,955 125,3842
hitung = 1,3154
Untuk α = 5% dengan dk = (k - 1) = 2-1 = 1 diperoleh 2tabel = 3,841
Karena 2 hitung < 2 tabel, maka data hasil belajar homogen
( )( )∑
∑−
−=
11 2
2
i
ii
nsn
s
UJI HOMOGENITAS AWAL NILAI PRE-TEST PESERTA DIDIK
Sumber DataSumber variasi VII B VII E
Jumlah 1870 1850n 32 36
x 58,44 51,39
Varians (s2) 144,25 115,16Standart deviasi (s) 12,01 10,73
Tabel Uji Bartlett
Sampel dk = ni - 1 1/dk si2 Log si
2 dk.Log si2 dk * si
2
1 31 0,0323 144,254 2,159 66,933 4471,8752 35 0,0286 115,159 2,061 72,145 4030,556
Jumlah 66 139,078 8502,431
8502,431=
66= 128,82471
B = (Log s2 ) Σ(ni - 1)
B = 2,109999 66
B = 139,2599
2hitung =
(Ln 10) {B - Σ(ni-1)log si
2}2
hitung = 2,302585 139,26 139,0782
hitung = 0,4181
Untuk α = 5% dengan dk = (k - 1) = 2-1 = 1 diperoleh 2tabel = 3,841
Karena 2 hitung < 2 tabel, maka data hasil belajar homogen
( )( )∑
∑−
−=
11 2
2
i
ii
nsn
s
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA POS TEST ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN(VII.B) DAN KONTROL (VII.E)
HipotesisHo : σ1
2 = σ22
Ha : σ12 = σ2
2
Uji HipotesisUntuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Ho diterima apabila F < F 1/2α (nb-1):(nk-1)
F 1/2α (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 2100 2005n 32 36
x 65,63 55,69Varians (S2) 64,11 95,93
Standart deviasi (S) 8,01 9,79
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
95,93F =64,11
= 1,496
Pada α = 5% dengan:dk pembilang = nb - 1 = 32 - 1 = 31dk penyebut = nk -1 = 36 - 1 = 35F (1.496)(31:35) = 1,78
terkecilVarians terbesarVariansF =
1,4963 1,78
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompokmempunyai varians yang sama.
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA POS TEST ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN (VII.B)DAN KONTROL (VII.E)
HipotesisHo : µ1 < µ2
Ha : µ1 > µ2
Uji HipotesisUntuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Dimana,
Ha diterima apabila t > t(1-α)(n1+n2-2)
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 2100 2005n 32 36
x 65,63 55,69Varians (s2) 64,11 95,93
Standart deviasi (s) 8,01 9,79Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
s = 32 1 64,1129 + 36 1 95,9325 = 8,99928
21 n1
n1s
xxt 21
+
−=
( ) ( )2nn
1n1ns
21
222
211
−+−+−
=ss
32 + 36 2
65,63 55,69t =
1 1= 4,542
8,99928 32
+36
Pada α = 5% dengan dk = 32+ 36 - 2 = 66 diperoleh t(4.542)(66) = 2
2 4,542Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaanrata-rata nilai pos test antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA PRE TEST ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN(VII.B) DAN KONTROL (VII.E)
HipotesisHo : σ1
2 = σ22
Ha : σ12 = σ2
2
Uji HipotesisUntuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Ho diterima apabila F < F 1/2α (nb-1):(nk-1)
F 1/2α (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 1870 1850n 32 36
x 58,44 51,39Varians (S2) 144,25 115,16
Standart deviasi (S) 12,01 10,73
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
144,25F =115,16
= 1,253
Pada α = 5% dengan:dk pembilang = nb - 1 = 32 - 1 = 31dk penyebut = nk -1 = 36 - 1 = 35F (1.253)(31:35) = 1,78 1,2527 1,78
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompokmempunyai varians yang sama.
terkecilVarians terbesarVariansF =
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA PRE TEST ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN (VII.B)DAN KONTROL (VII.E)
HipotesisHo : µ1 < µ2
Ha : µ1 > µ2
Uji HipotesisUntuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Dimana,
Ha diterima apabila t > t(1-α)(n1+n2-2)
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 1870 1850n 32 36
x 58,44 51,39Varians (s2) 144,25 115,16
Standart deviasi (s) 12,01 10,73Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
32 1 144,2540 + 36 1 115,1587s = 32 + 36 2
= 11,3501
58,44 51,39t =
1 1= 2,556
11,3501 32
+36
Pada α = 5% dengan dk = 32+ 36 - 2 = 66 diperoleh t(2.556)(66) = 2
21 n1
n1s
xxt 21
+
−=
( ) ( )2nn
1n1ns
21
222
211
−+−+−
=ss
2 2,556Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pretest antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Uji Normalitas Nilai Post TestKelas Kontrol (VII.E)
HipotesisHo: Data berdistribusi normalH1: Data tidak berdistribusi normalPengujian Hipotesis
Kriterian yanng digunakan diterima jikaPengujian HipotesisNilai maksimal = 70Nilaiminimal = 30
Rentang nilai (R) =70 -40 = 40
Banyaknya kelas (k) = 1 + 3,3 log 36 = 6,136 = 6 kelasPanjang kelas (P) = 40/6 = 6,66667 = 7
Tabel distribusi nilai hasil belajar kelas KontrolKelas fi Xi Xi
2 fi.Xi fi.Xi2
30 – 36 2 33 1089 66 2178
37 – 43 2 40 1600 80 3200
44 – 50 9 47 2209 423 19881
51 – 57 6 54 2916 324 17496
58 – 64 8 61 3721 488 29768
65 – 71 9 68 4624 612 41616
Jumlah 36 1993 114139
1993
X = = 36 =55,3611
S2 =
32*131608 -(2016)2S2 =
32(32 - 1)S2 = 108,694S = 10,4257
Daftar nilai frekuensi observasi kelas Kontrol( )
i
ii
EEO 2−
X( )
)1(
22
−
−∑ ∑nn
ffn iiii χχ∑
∑i
ii
ff χ
∑=
==
k
i i
ii
EEO
X1
22 )(
oH tabelhitung XX 22 <
Kelas Bk Zi P(Zi)Luas
Daerah Ei Oi
29,5 -2,48 -0,4934
30 – 36 -2,48 0,0287 1,0 2 0,9088
36,5 -1,81 -0,4648 1,0
37 43 -1,81 0,0924 3,3 2 0,5291
43,5 -1,14 -0,3724 3,3
44 – 50 -1,14 0,1929 6,9 9 0,6088
50,5 -0,47 -0,1795 6,9
51 – 57 -0,47 0,2608 9,4 6 1,222357,5 0,21 0,0813 9,4
58 – 64 0,21 0,2284 8,2 8 0,006064,5 0,88 0,3096 8,2
65 – 71 0,88 0,1295 4,7 9 4,031971,5 1,55 0,4392 4,7
1,55 X² = 7,3069
Untuk a = 5%, dengan dk = (k - 3) = 6 - 3 = 3 diperoleh X² tabel = 7,81Karena X² < X² tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
Uji Normalitas Nilai Post TestKelas Eksperimen (VII.B)
HipotesisHo: Data berdistribusi normalH1: Data tidak berdistribusi normalPengujian Hipotesis
Kriterian yanng digunakan diterima jikaPengujian HipotesisNilai maksimal = 80Nilai minimal = 45
Rentang nilai (R) =80 -45 = 35
Banyaknya kelas (k) = 1 + 3,3 log 32 = 5,967 = 6 kelasPanjang kelas (P) = 35/6 = 5,83333 = 6 .
Tabel distribusi nilai hasil belajar kelas eksperimenKelas fi Xi Xi
2 fi.Xi fi.Xi2
45 – 50 2 47,5 2256,25 95 4512,5
51 – 56 1 53,5 2862,25 53,5 2862,25
57 – 62 8 59,5 3540,25 476 28322
63 – 68 6 65,5 4290,25 393 25741,5
69 – 74 8 71,5 5112,25 572 40898
75 – 80 7 77,5 6006,25 542,5 42043,75
Jumlah 32 2132 1443802132
X = = 32 =66,625
S2 =
32*168072 -(2288)2S2 =
32(32 - 1)S2 = 75,3387S = 8,67979
Daftar nilai frekuensi observasi kelas eksperimen
Kelas Bk Zi P(Zi)Luas
Daerah Ei Oi
44,5 -2,55 -0,4946
45 – 50 -2,55 0,0262 0,8 2 1,6094
50,5 -1,86 -0,4684 0,8
51 56 -1,86 0,0901 2,9 1 1,2302
56,5 -1,17 -0,3783 2,9
57 62 -1,17 0,1956 6,3 8 0,4841
( )i
ii
EEO 2−
X( )
)1(
22
−
−∑ ∑nn
ffn iiii χχ∑
∑i
ii
ff χ
∑=
==
k
i i
ii
EEO
X1
22 )(
oH tabelhitung XX 22 <
–
62,5 -0,48 -0,1827 6,3
63 – 68 -0,48 0,2682 8,6 6 0,7771
68,5 0,22 0,0855 8,6
69 – 74 0,22 0,2324 7,4 8 0,0429
74,5 0,91 0,3179 7,4
75 – 80 0,91 0,1272 4,1 7 2,1105
80,5 1,60 0,4450 4,1X² = 6,2542
Untuk a = 5%, dengan dk = (k - 3) = 6 - 3 = 3 diperoleh X² tabel = 7,81Karena X² < X² tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
Uji Normalitas Nilai Pre TestKelas Kontrol (VII.E)
HipotesisHo: Data berdistribusi normalH1: Data tidak berdistribusi normalPengujian Hipotesis
Kriterian yanng digunakan diterimajikaPengujian HipotesisNilai maksimal = 80Nilai minimal = 30Rentang nilai (R) = 80 -30 = 50
Banyaknya Interval kelas (k) = 1 + 3,3 log 36 = 6,136= 6kelas
Panjang Interval kelas (P) =50/6=
8,33333 = 9
Tabel distribusi nilai MID kelas KontrolKelas fi Xi Xi
2 fi.Xi fi.Xi2
30 – 38 1 34 1156 34 1156
39 – 47 13 43 1849 559 24037
48 – 56 11 52 2704 572 29744
57 – 65 9 61 3721 549 33489
66 – 74 1 70 4900 70 4900
75 – 83 1 79 6241 79 6241
Jumlah 36 1863 99567
1863
X = =36 = 51,75X
( ))1(
22
−
−∑ ∑nn
ffn iiii χχ∑
∑i
ii
ff χ
∑=
==
k
i i
ii
EEO
X1
22 )(
oH tabelhitung XX 22 <
S2 =32*119520 -(1928)2
32(32 - 1)S2 = 90,1929S = 9,49699
Daftar nilai frekuensi observasi kelas Kontrol
Kelas Bk Zi P(Zi)LuasDaera
hEi Oi
29,5-2,34
-0,490
4
30 –38 -2,34 0,071
9 2,6 1 0,9751
38,5 -1,40-
0,4185
2,6
39 47 -1,40 0,245
8 8,8 13 1,9486
47,5 -0,45-
0,1727
8,8
48 –56 -0,45 0,364
3 13,1 11 0,3406
56,5 0,50 0,1915 13,1
57 –65 0,50 0,234
6 8,4 9 0,0362
65,5 1,45 0,4262 8,4
66 –74 1,45 0,065
5 2,4 1 0,7831
74,5 2,40 0,4917 2,4
75 –83 2,40 0,007
9 0,3 1 1,8068
83,5 3,34 0,4996 0,3
3,34 X² = 5,8904
Untuk a = 5%, dengan dk = (k - 3) = 6 - 3 = 3 diperoleh X² tabel = 7,81Karena X² < X² tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
Uji Normalitas Nilai Pre TestKelas Eksperimen (VII.B)
HipotesisHo: Data berdistribusi normalH1: Data tidak berdistribusi normal
( )i
ii
EEO 2−
Pengujian Hipotesis
Kriterian yanng digunakan diterima jikaPengujian HipotesisNilai maksimal = 85Nilai minimal = 35Rentang nilai (R) = 85 - 35 = 50Banyaknya kelas (k) = 1 + 3,3 log 32 = 5,967 = 6 kelasPanjang kelas (P) = 50/6 = 8,33333 = 9
Tabel distribusi nilai MID kelas eksperimenKelas fi Xi Xi
2 fi.Xi fi.Xi2
35 – 43 2 39 1521 78 3042
44 – 52 9 48 2304 432 20736
53 – 61 11 57 3249 627 35739
62 – 70 6 66 4356 396 26136
71 – 79 1 75 5625 75 5625
80 – 88 3 84 7056 252 21168
Jumlah 32 1860 112446
1860
X = = 32 =58,125
S2 =32*111136 -(1848)2
32(32 - 1)S2 = 139,79S = 11,8233
Daftar nilai frekuensi observasi kelas eksperimen
Kelas Bk Zi P(Zi)Luas
Daerah Ei Oi
34,5-2,00
-0,4772
35 – 43 -2,00 0,0852 2,73 2 0,1936
43,5 -1,24 -0,3919 2,7
44 – 52 -1,24 0,2091 6,7 9 0,7973
52,5 -0,48 -0,1829 6,7
53 – 61 -0,48 0,2952 9,4 11 0,2552 61,5 0,29 0,1124 9,4
62 – 70 0,29 0,2400 7,7 6 0,3678 70,5 1,05 0,3524 7,7
71 – 79 1,05 0,1123 3,6 1 1,8723 79,5 1,81 0,4647 3,6
( )i
ii
EEO 2−
X( )
)1(
22
−
−∑ ∑nn
ffn iiii χχ∑
∑i
ii
ff χ
∑=
==
k
i i
ii
EEO
X1
22 )(
oH tabelhitung XX 22 <
80 – 88 1,81 0,0302 1,0 3 4,2752 88,5 2,57 0,4949 1,0
2,57 X² = 7,7614
Untuk a = 5%, dengan dk = (k - 3) = 6 - 3 = 3 diperoleh X² tabel = 7,81Karena X² < X² tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
Data Nilai TestEksperimen Kontrol
No NISPre Test
PosTest
No NISPre Test Pos Test
1 7007 55 65 1 7108 40 502 7006 40 80 2 7109 40 503 7007 65 70 3 7110 70 554 7008 80 70 4 7111 55 405 7009 70 60 5 7112 50 706 7010 45 70 6 7113 65 657 7011 60 60 7 7114 65 608 7012 60 70 8 7115 80 709 7013 70 75 9 7116 45 45
10 7014 85 80 10 7117 50 4011 7015 45 55 11 7118 60 6012 7016 50 60 12 7119 40 5013 7017 65 65 13 7120 60 5514 7018 45 60 14 7121 50 5515 7019 55 60 15 7122 50 6016 7020 50 60 16 7123 40 3517 7021 50 75 17 7124 45 7018 7022 60 60 18 7125 30 3019 7023 60 65 19 7126 45 5020 7004 50 60 20 7127 50 6021 7024 55 70 21 7128 60 6022 7025 65 70 22 7129 60 6523 7026 55 65 23 7130 50 5024 7027 80 70 24 7131 40 5025 7028 60 75 25 7132 50 6526 7029 60 70 26 7133 40 6527 7030 50 65 27 7134 65 5528 7031 45 50 28 7135 50 5029 7032 60 60 29 7136 55 6530 7033 35 45 30 7137 60 6031 7034 70 65 31 7138 45 6032 7035 75 75 32 7139 65 70
33 7140 45 6034 7141 40 5535 7142 55 5536 7143 40 50
= 1870 2100 1850 2005N = 32 32 36 36
X = 58,44 65,63 51,39 55,69S2 = 144,25 64,11 115,16 95,93S = 12,01 8,01 10,73 9,79
FOTO PENELITIAN
Proses belajar peserta didikkelas kontrol
“Peserta didik duduk, diam,mendengarkan, dan mencatat”
dari apa yang disampaikan guru.
. Proses belajar peserta didikkelas kontrol
“Peserta didik duduk, diam,mendengarkan, dan mencatat”
dari apa yang disampaikan guru.
Proses belajar peserta didikkelas eksperimen
“Peserta didik dengan seriusmelakukan percobaan”
dari LKS yang diberikan guru.
Proses belajar peserta didikkelas eksperimen
“Peserta didik dengan seriusmelakukan percobaan”
dari LKS yang diberikan guru.