efektifitas layanan bimbingan kelompok dengan …/pengaruh... · teknik bermain peran untuk...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN
TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN
PERILAKU KEPEMIMPINAN PENGURUS OSIS
SMA NEGERI 1 KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
ISNANTO SEKTIO UTOMO
K3108031
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JULI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Isnanto Sektio Utomo
NIM : K3108031
Jurusan / Program Studi :Ilmu Pendidikan / Bimbingan dan
Konseling
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “EFEKTIFITAS LAYANAN
BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN
UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU KEPEMIMPINAN PENGURUS
OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN
2011/2012” Ini benar–benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu,
sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, 15 Juli 2012
Yang membuat pernyataan
(ISNANTO SEKTIO UTOMO)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN
TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN
PERILAKU KEPEMIMPINAN PENGURUS OSIS
SMA NEGERI 1 KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
ISNANTO SEKTIO UTOMO
K3108031
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan Dan Konseling,
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JULI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, 24 Juli 2012
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Dra. Chadidjah HA, M.Pd Drs. Mudaris Muslim, M.Psi
NIP.19530209 198010 2 001 NIP. 19540320 198403 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Dra. Siti Mardiyati, M.Si
Sekretaris : Dra. Wardatul Djannah, M.Pd
Anggota I : Dra. Chadidjah H A, M.Pd
Anggota II : Drs. Mudaris Muslim, M.Psi
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
a.n Dekan,
Pembantu Dekan 1.
Prof. Dr. rer.nat. H. Sajidan, M.Si
NIP. 19660415 199103 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
“Jadilah legenda, setidaknya untuk dirimu sendiri” (Jrx)
Bukan jamannya lagi sibesar mengalahkan sikecil,
Tapi yang cepat akan mengalahkan yang lambat”
“Jika ada orang diatas kita belajarlah darinya,
Jika disamping kita maka gandenglah,
dan jika ada yang berada dibawah kita maka tolonglah”
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (terjemahan
Q.S Al-Mujaadalah : 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukurku kehadirat – Mu atas nikmat yang tak pernah putus
Kau berikan padaku, kupersembahkan karya ini untuk :
“Bapak dan Ibu“ Terima kasih atas segala upaya dan do’a yang
kalian berikan selama ini, Kasih sayang kalian yang akan selalu
menuntunku menuju gerbang kesuksesan
“Keluarga besarku“ Terima kasih atas do’a dan dukungan kalian
agar aku selalu kuat dalam meraih cita-cita
“ Teman – teman dan Sahabat BK UNS 2008” Terima kasih atas
kebersamaan, kerja sama dan canda tawa yang kalian berikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Isnanto Sektio Utomo. EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN
KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK
MENINGKATKAN PERILAKU KEPEMIMPINAN PENGURUS OSIS
SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012.
Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan pelaksanaan
layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran terhadap peningkatan
perilaku kepemimpinan pengurus OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun
Pelajaran 2011/1012.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan jenis rancangan
Treatment by Subject Design. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah
pengurus OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar yang berjumlah 37 siswa. Sumber
data berasaldari data primer, dengan menggunakan instrument pengumpulan data
yakni menggunakan observasi dan angket. Analisis data menggunakan teknik
analisis statistic T-test dengan memanfaatkan aplikasi SPSS 16.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang sangat
signifikan dari peningkatan perilaku kepemimpinan pada pengurus OSIS SMA
Negeri 1 Karanganyar melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik
bermain peran. Dari hasil uji hipotesis bahwa Ha diterima dan Ho ditolak
sehingga berbunyi terdapat perbedaan yang sangat signifikan dari hasil pre test
dan post test dengan nilai t hitung > ttabel, yaitu -15,791 > -2,028. Mean tes akhir
> Mean tes awal, yaitu 134,81 > 123,68. Dengan taraf signifikansi 0,000 < 0,005.
Simpulan penelitian ini adalah bahwa layanan bimbingan kelompok
dengan teknik bermain peran efektif untuk meningkatkan perilaku kepemimpinan
pengurus OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012.
Kata kunci: Efektifitas layanan bimbingan kelompok, teknik bermain peran,
perilaku kepemimpinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRACT
Isnanto Sektio Utomo. THE EFFECTIVENESS OF GROUP GUIDANCE
SERVICE THROUGH ROLE PLAY TO INCREASE LEADERSHIP
ACTION OF EXECUTIVE ORGANIZATION CREW SMAN 1
KARANGANYAR IN 2011/2012. Thesis, Faculty of Education and Teacher
Training. Sebelas Maret University. July 2012.
The objective of this research is to determine the effectiveness of group
guidance service through role play to increase leadership action of Executive
Organization Crew of SMAN 1 KARANGANYAR in 2011/2012.
This research is an experimental study deals with Treatment by Subject
Design. It concerned on subjects research including 37 students of Executive
Organization Crew of SMAN 1 KARANGANYAR. Data was submitted from
primary data by using instrument of collecting data through observation and
questionnaire.
This research showed that there was a significant difference of increasing
leadership action of Executive Organization crew in SMAN 1 KARANGANYAR
by using role play of group counseling service. The result showed Ha was
accepted while the Ho was rejected, so that it indicated a significant difference
between pre test and post test with to> tt that was -15,791 > -2,028. The results
also showed Mean of post -test > mean of pre -test, that was 134,81>123,68.
Further, the significant level was 0,000 < 0,005.
It can be concluded that Group Guidance Service by using role play is
effective to increase leadership action of Executive Organization Crew of SMAN
1 KARANGANYAR in 2011/2011.
Key words: effectiveness of group guidance service, role play, leadership action
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .........................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ...................................................ii
HALAMAN PENGAJUAN ..............................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................v
MOTTO ............................................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................vii
ABSTRAK .........................................................................................................viii
ABSTRACT .......................................................................................................ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................x
DAFTAR TABEL .............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xv
KATA PENGANTAR .......................................................................................xvi
Bab I. Pendahuluan ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Permasalahan ................................................................................... 5
1. Identifikasi Masalah ............................................................ 5
2. Perumusan Masalah ............................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
1. Manfaat Teoritis .................................................................. 6
2. Manfaat Praktis .................................................................... 6
Bab II. Landasan Teori ............................................................................ 8
A. Tinjauan Teoritik ............................................................................. 8
1. Tinjauan tentang Perilaku kepemimpinan. ............................... 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
a. Pengertian tentang perilaku Kepemimpinan ....................... 8
b. Pendekatan Kepemimpinan dan Gaya Kepemimpinan ....... 10
c. Ciri, metode, dan karakter kepemimpinan .......................... 13
d. Prinsip-prinsip dan Kategori Kepemimpinan ...................... 16
2. Tinjauan tentang bimbingan kelompok dengan
teknik bermain peran .................................................................... 19
a. Pengertian bimbingan kelompok Dengan Teknik
Bermain Peran ..................................................................... 19
b. Tujuan layanan bimbingan kelompok ................................. 20
c. Peranan pemimpin kelompok dan anggota kelompok......... 21
d. Tahapan layanan bimbingan kelompok ............................... 23
e. Teknik Bimbingan Kelompok ............................................. 24
f. Teknik bermain peran .......................................................... 27
3. Karakteristik pengurus OSIS .................................................... 31
4. Peningkatan Perilaku Kepemimpinan Melalui Bimbingan
Kelompok Teknik Bermain Peran ........................................... 32
B. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 33
C. Hipotesis .......................................................................................... 34
Bab III Metode Penelitian ........................................................................ 35
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 35
1. Tempat Penelitian ................................................................ 35
2. Waktu Penelitian ................................................................. 35
B. Metode dan Rancangan Penelitian ........................................... 36
1. Metode Penelitian ................................................................ 36
2. Rancangan Penelitian .......................................................... 37
3. Variabel Penelitian .............................................................. 39
C. Subjek Penelitian ...................................................................... 43
1. Populasi ............................................................................... 43
2. Sampel ................................................................................. 44
3. Teknik Sampling ................................................................. 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 45
1. Jenis Data............................................................................. 45
2. Sumber Data ........................................................................ 45
3. Teknik Pengambilan Data ................................................... 45
E. Teknik Analisis Data ................................................................ 51
F. Prosedur Penelitian ................................................................... 52
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 53
A. Deskripsi Data ................................................................................. 53
1. Prosedur Penelitian .............................................................. 53
2. Penyajian Data ..................................................................... 57
B. Pengujian Persyaratan Analisis ....................................................... 63
1. Uji Normalitas ..................................................................... 63
C. Pengujian Hipotesis ......................................................................... 65
D. Pembahasan Hasil Analisis Data ..................................................... 69
Bab V Penutup
A. Kesimpulan ...................................................................................... 72
B. Implikasi .......................................................................................... 72
C. Saran ............................................................................................... 73
DaftarPustaka ............................................................................................ 75
LAMPIRAN ................................................................................................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ............................................................. 36
2. Tabel 3.2 Rancangan Penelitian ...................................................... 39
3. Tabel 3.3 Reliabilitas Angket .......................................................... 51
4. Tabel 3.4 Interpretasi Nilai r ........................................................... 51
5. Tabel 4.1 Skor Pretes ...................................................................... 58
6. Tabel 4.2 Statistik Skor Pretes ........................................................ 59
7. Tabel 4.3 Skor Postes ...................................................................... 60
8. Tabel 4.4 Statistik Skor Postes ........................................................ 61
9. Tabel 4.5 Normalitas Pretes ............................................................ 64
10. Tabel 4.6 Normalitas Postes ............................................................ 65
11. Tabel 4.7 Statistik Pretes dan Postes Sampel berpasangan ............. 66
12. Tabel 4.8 Hubungan Sampel Berpasangan ..................................... 67
13. Tabel 4.9 Tingkat Koefisien Korelasi ............................................. 67
14. Tabel 4.10 Uji Hipotesis Sampel Berpasangan ............................... 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK
GAMBAR DAN GRAFIK
1. Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ........................................ 34
2. Gambar 4.1 Histogram Pretes ......................................................... 59
3. Gambar 4.2 Histogram Postes ......................................................... 61
4. Grafik 4.1 Perbandingan Skor Pretes – Postes ................................ 62
5. Grafik 4.2 Garis Banding ................................................................ 62
6. Grafik 4.3 Statistik Pretes – Postes Sampel Berpasangan .............. 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
1. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ...................................... 77
2. Surat Ijin Menyusun Skripsi ............................................................ 78
3. Surat Ijin Penelitian ......................................................................... 79
4. Surat Permohonan Ijin Penelitian .................................................... 80
5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................... 81
6. Definisi konseptual dan operasional angket .................................... 82
7. Kisi-kisi angket ............................................................................... 86
8. Angket Perilaku Kepemimpinan ..................................................... 89
9. Skenario Pelaksanaan Bermain Peran ............................................. 93
10. Silabus ............................................................................................. 95
11. Satuan Layanan Dan Materi ............................................................ 97
12. Tabulasi Data Uji Validitas Angket ................................................ 122
13. Statistik Uji Validitas ...................................................................... 123
14. Tabulasi Skor Pretes ........................................................................ 160
15. Tabulasi Skor Postes ....................................................................... 163
16. Tabel t ............................................................................................. 166
17. Tabel Kolmogorov-Smirnov ......................................................... 167
18. Foto Penelitian ................................................................................. 169
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN
PERILAKU KEPEMIMPINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1
KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar
Sarjana pada Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan IlmuPendidikan,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini telah melibatkan banyak
pihak yang membantu dan memberikan dukungan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan fasilitas yang memadai selama masa kuliah.
2. Bapak Drs. R. Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang
telah telah memberikan semangat dan motovasi pada pengerjaan skripsi ini.
3. Ibu Drs. Siti Mardiyati, M.Si. selaku ketua program Bimbingan dan
Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas maret
Surakarta yang telah memberikan masukan positif selama pengerjaan skripsi
ini.
4. Ibu, Dra. Chadidjah H A, M.Pd selaku Pembimbing I yang yang telah dengan
sabar memberikan bimbingan dan ide-ide pada penulisan skripsi ini.
5. Bapak, Drs. Mudaris Muslim, M.psi selaku dosen Pembimbing II yang telah
berkenan membimbing dan memberilkan masukan pada penulisan skripsi ini.
6. Bapak, Drs. H Shobirin M, MPd selaku kepala sekolah SMA Negei 1
Karanganyar yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk mengadakan
penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
7. Bapak, Drs. Bambang Sayadi dan Ibu Dra. Sri Muji Wahyuti M.Pd selaku
guru Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 1 Karanganyar yang telah
memberikan bimbingan dan bantuan selama penelitian.
8. Pengurus OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2011/2012, yang telah
bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.
9. Sahabat-sahabat terbaik Bimbingan dan Konseling angkatan 2008 terima kasih
untuk persaudaraan dan kebersamaan selama ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
dengan ikhlas membantu, dan memberikan semangat sampai terselesaikannya
proposal ini.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
meningkatkan kualitas penelitian selanjutnya. Semoga kehadirannya dapat
memberikan manfaat bagi mereka yang suka mencari pelajaran dan kebaikan dari
hal-hal kecil.
Surakarta, 30 Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami
kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara
berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang
tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya
manusianya. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan
sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan,
memungkinkan kita dapat berpikir aktif, kreatif berkembang dan
produktif.
Pendidikan merupakan bagian penting bagi manusia. Kita setuju
bahwa pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk mengembangkan
kemampuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Melalui pendidikan
manusia dapat mengembangkan setiap bakat dan potensi dirinya sehingga
dapat melangsungkan hidup serta dapat meraih mimpi dan cita-cita untuk
masa depannya yang lebih baik.
Seperti yang disebutkan Dalam Undang-undang sistem pendidikan
nasional (Pasal 1 UU RI No.20 th.2003) dinyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan
negara.
Selain untuk mengembangkan kemampuan intelektual, pendidikan
dapat berfungsi untuk penumbuhan karakter bagi peserta didik. Sekarang
ini masih banyak siswa yang kurang memiliki karakter yang baik dalam
dirinya. Salah satunya yaitu mengenai kepemimpinan. Kepemimpinan
sangatlah penting dalam kaitannya dengan perkembangan siswa. Dengan
adanya perilaku kepemimpinan maka siswa dapat memimpin suatu
organisasi atau dapat memimpin dirinya sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Sekarang ini dapat dikatakan bahwa bangsa Indonesia sedang
mengalami krisis kepemimpinan. Melalui pendidikan yang berkarakter
diharapkan dapat menumbuhkan perilaku kepemimpinan kepada siswa.
Guru dapat membantu membentuk karakter pemimpin sehingga bisa
menjadi dasar bagi siswa untuk mempunyai sikap seorang pemimpin.
Sekolah merupakan salah satu sarana yang tepat dalam
pembentukan perilaku kepemimpinan. Di sekolah terdapat komponen-
komponen yang saling bekerja sama untuk meningkatkan mutu peserta
didiknya. Komponen-komponen tersebut yaitu kepala sekolah, guru,
karyawan, penjaga perpustakaan, tukang kebun, siswa. Disamping itu
masih beberapa organisasi yang mendukung kegiatan di sekolah.
Organisasi tersebut dintaranya; organisasi pramuka, organisasi bidang
agama atau rohis dan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) merupakan salah satu jalur
pembinaan kesiswaan yang berfungsi sebagai organisasi intra sekolah
untuk mencapai pembinaan kesiswaan. OSIS juga berperan dalam: (a).
menumbuhkan dan mengembangkan berbagai macam kemampuan,
seperti: manajerial, kepemimpinan, berkomunikasi, kematangan berpikir
dan nilai-nilai kepribadian siswa, (b). menumbuhkan dan
menmgembangkan karier siswa, (c). mengembangkan berbagai disiplin
ilmu. (d). menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai sosial budaya,
(e). tempat untuk saling bertukar fikiran, pengalaman dan pengetahuan,
dan (f). sarana mencapai tujuan pembinaan kesiswaan.
Melalui kiprah OSIS, peran strategis siswa dapat teraktualisasikan.
Organisasi siswa dapat menjadi wahana pembelajaran sesungguhnya, baik
dalam kerangka prestasi akademik maupun prestasi non akademik.
Organisasi kesiswaan juga dapat menciptakan budaya dan dapat untuk
mendorong siswa untuk menjadi seorang pemimpin. Pokok pangkal sikap
yang tumbuh dan berkembang dalam tradisi organisasi kesiswaan dapat
melahirkan kepekaan sosial siswa dalam merespon fenomena sekolah,
masyarakat lokal, maupun kebangsaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Pengurus OSIS seharusnya memiliki rasa tanggung jawab dalam
menjalankan tugasnya. Mereka diharapkan dapat membuat dan
melaksanakan progam-progam kegiatan yang inovatif yang dapat
bermafaat bagi seluruh anggota OSIS yang ada di sekolah. Dengan
memiliki perilaku kepemimpinan yang baik maka pengurus OSIS akan
dihormati oleh anggota OSIS lainnya. Dengan mendapatkan rasa hormat
dari anggota OSIS maka akan memperlancar kinerja pengurus OSIS dalam
pelaksanaan progam kegiatan yang telah direncanakan.
Menurut Oteng Sutisna (dalam Sudarwan Danim 2010:6)
Mengemukakan bahwa “Kepemimpinan adalah kemampuan mengambil
inisiatif dalam situasi sosial dalam menciptakan bentuk dan prosedur baru,
merancang dan mengatur perbuatan dan dengan berbuat begitu
membangkitkan kerja sama kearah tercapainya tujuan.”
Mempunyai perilaku kepemimipinan yang baik akan dapat
menciptakan kenyamanan serta mampu berinteraksi sosial dengan baik.
Perilaku kepemimipinan sangat berpengaruh terhadap perkembangan
siswa karena akan membantu siswa untuk mencapai tujuan yang
diharapkan .
Fenomena yang terjadi saat ini yaitu bahwa pengurus OSIS kurang
mendapatkan rasa hormat dari siswa anggota OSIS. Keberadaan pengurus
OSIS hanya dipandang sebelah mata oleh anggota OSIS. Progam-progam
OSIS pun banyak yang tidak terealisasi karena sering kurang mendapat
tanggapan positif dari anggota OSIS. Selain itu banyak anggota OSIS yang
belum melaksanakan tugasnya dengan baik. Mereka sering saling lempar
tugas atau hanya mengharapkan pengurus OSIS lainya saja yang bekerja.
Hal ini terlihat dari banyaknya pengurus OSIS yang absen dalam rapat
yang diadakan pengurus OSIS.
Fenomena tersebut diatas terjadi karena masih banyak pengurus
OSIS belum memiliki perilaku kepemimpinan yang baik. Hal tersebut
disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang pentingnya perilaku
kepemimpinan yang baik yang harus dimiliki pengurus OSIS. Selama ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
pengurus OSIS masih kurang mendapatkan layanan yang diberikan oleh
guru pembimbing dalam upaya meningkatkan perilaku kepemimpinannya,
dan juga masih belum maksimalnya pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah.
Melihat fenomena tersebut, maka perlu diadakan suatu layanan
bantuan yang nantinya dapat digunakan sebagai sarana bagi pengurus
OSIS untuk meningkatkan perilaku kepemimpinan, sehingga dapat
membantu memperlancar pelaksanaan progam-progam OSIS. Selain itu
juga dapat bermafaat bagi setiap individu pengurus OSIS itu sendiri dalam
menjalani kehidupannya.
Kegiatan Bimbingan dan Konseling sangat diperlukan dalam upaya
mengatasi fenomena tersebut. Melalui layanan bimbingan dan konseling
akan mendorong dan mengarahkan siswa supaya dapat meningkatkan
perilaku kepemimpinan. Layanan Bimbingan Kelompok melalui teknik
bermain peran merupakan salah satu bentuk layanan yang ada dalam
bimbingan dan konseling. Layanan tersebut praktis dan efektif mendukung
mewujudkan terbentuknya perilaku kepemimpinan yang baik.
Menurut Djono R, Chosiah, dan A. Syamsuri (2001:51) Bimbingan
Kelompok adalah suatu proses yang diberikan oleh seorang guru atau
pembimbing kepada sekelompok siswa agar mereka dapat mengenal
diri,menyesusiakan diri,dan mampu mengatsi masalah atau kesulitannya
sehingga dapat mengembangkan diri secara maksimal.
Penjelasan tersebut diatas mengindikasikan bahwa guru
pembimbing diharapkan dapat menguasai dasar-dasar keterampilan
bimbingan kelompok seperti: keterampilan menumbuhkan, mengolah dan
mengarahkan dinamika kelompok. Karena melalui dinamika kelompok,
akan membantu individu dengan memanfaatkan suasana yang berkembang
dalam kelompok itu. Salah satu teknik dalam menumbuhkan dinamika
kelompok yaitu melalui bermain peran.
Bermain peran merupakan usaha untuk merubah perilaku melalui
peragaan dan diskusi. Untuk kepentingan tersebut, sejumlah siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
bertindak sebagai pemeran dan yang lainnya sebagai pengamat. Seorang
pemeran harus mampu menghayati peran yang dimainkannya. Siswa
berinteraksi dengan orang lain yang juga membawakan peran tertentu
sesuai dengan tema yang dipilih. Selama proses berlangsung, setiap
pemeranan dapat melatih sikap empati, simpati, rasa benci, marah, senang,
dan peran lainnya. Bermain peran menyediakan kondisi yang dapat
menghilangkan rasa takut dan cemas, karena dalam bermain peran siswa
dapat mengekspresikan diri secara bebas tanpa rasa takut kena sanksi dari
yang diperbuat dalam perannya.
N.R Maier (dalam Kartini Kartono 2005:238) mendefinisikan role
playing sebagai suatu prosedur dengan mana berbagai situasi hidup nyata
ditimbulkan, dan para partisipan mempunyai kesempatan untuk
mempratikkan relasi-relasi manusia yang khusus dalam satu lingkungan
laboratorium, dipenuhi rasa aman.
Sehubungan dengan hal tersebut, akan dikaji peningkatan perilaku
kepemimpinan dengan pelaksanaan bimbingan kelompok melalui teknik
bermain peran bagi pengurus OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar.
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas,dapat diidentifikasikan
masalah-masalah sebagai berikut :
a. Kurangnya pemahaman pengurus OSIS tentang perilaku
kepemimpinan.
b. Masih banyak pengurus OSIS yang belum memiliki perilaku
kepemimpinan
c. Masih kurangnya layanan yang diberikan guru pembimbing untuk
menumbuhkan perilaku kepemimpinan.
d. Masih belum maksimalnya pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling yang belum disesuaikan dengan kebutuhan pengurus OSIS
SMA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
“Apakah Layanan Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Bermain
Peran efektif meningkatkan perilaku kepemimpinan pengurus OSIS SMA
Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012?”
C. Tujuan Penelitian
Dari permasalahan yang ditemukan, tujuan penelitian ini adalah:
“Untuk mengetahui keefektifan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok
dengan teknik bermain peran untuk meningkatkan perilaku kepemimpinan
pengurus OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012”
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan masalah di atas, dikemukakan manfaat
penelitian sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritik
a. Memberikan bukti empiris kepada guru BK bahwa penerapan
layanan bimbingan kelompok melalui teknik bermain peran
mampu meningkatkan Perilaku kepemimpinan pengurus OSIS
SMA Negeri 1 Karanganyar.
b. Memberi bukti empiris dalam menjadikan pengurus OSIS SMA
Negeri 1 Karanganyar memiliki perilaku kepemimpinan dalam
pelaksanaan tugas-tugasnya.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan masukan kepada kepala sekolah untuk membantu
pengurus OSIS dalam meningkatkan perilaku kepemimpinan
melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain
peran.
b. Memberikan masukan kepada guru pembimbing tentang salah
satu cara mengurangi minimnya perilaku kepemimpinan melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
layanan bimbingan kelompok teknik bermain peran untuk
meningkatkan perilaku kepemimpinan.
c. Membantu pengurus OSIS memahami pentingnya perilaku
kepemimpinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Teoritik
1. Tinjauan Tentang Perilaku Kepemimpinan
a. Pengertian Tentang Perilaku kepemimpinan.
Perilaku adalah keseluruhan tabiat dan sifat seseorang yang
tercermin dalam ucapan dan tindak tanduknya. Perilaku identik dengan
tingkah laku, akhlak, dan budi pekerti yang ditunjukkan dengan
perbuatan yang nyata, hal tersebut merupakan reaksi seseorang terhadap
lingkungannya. Perilaku baru akan terwujud bila ada sesuatu yang
diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan,
dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan
perilaku tertentu.
Menurut Veithzal Rivai (2003:222) menyatakan bahwa perilaku
manusia adalah suatu fungsi dan interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Melalui interaksi, seseorang akan terangsang untuk
melakukan tindakan yang merupakan respon dari suatu kejadian di
lingkungannya. Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu
sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain:
berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,
membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat dikatakan bahwa yang
dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas
manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati
oleh pihak luar Noto Atmodjo (2003:114).
Menurut Skiner (dalam Noto Atmodjo 2003:114) Merumuskan
bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus atau rangsangan dari luar. Berdasarkan uraian diatas perilaku
adalah tindakan manusia yang merupakan respon dari kejadian yang ada
dan merupakan interaksi dengan lingkungannya yang diwujudkan dengan
berbagai tindakan seperti berbicara bekerja, belajar dan tindakan-
tindakan yang berhubungan dengan kepemimpinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Sebagaimana diketahui bahwa antara istilah pemimpin dan
kepemimpinan itu tidak dapat dipisahkan, karena setiap pemimpin
dengan sendirinya pula (baik sadar maupun tidak sadar) membawa
kepemimpinan itu sendiri dalam tindakan kesehariannya. Seperti yang
telah disebutkan sebelumnya, bahwa pengertian pemimpin mengacu
kepada kemampuan individu tersebut. Suatu usaha yang dilakukan
seorang pemimpin, tidaklah akan efektif jika tidak diikuti dengan
kepemimpinan tersebut.
Menurut Waldock dan Kelly-Rawat (dalam Semuil Tjiharjadi
2007:8) menyatakan bahwa kepemimpinan tidak dihubungkan dengan
posisi atau jabatan tertentu tetapi dihubungkan dan melekat pada
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain. Penjelasan
tersebut mengandung makna bahwa kepemimpinan merupakan
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain sehingga
seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan akan mampu
mempengaruhi orang lain menjadi pribadi yang baik. D.E. McFarland
(dalam Sudarman Danim 2010:6) mengemukakan bahwa kepemimpinan
adalah suatu proses dimana pimpinan dilukiskan akan memberi perintah
atau pengaruh, bimbingan atau proses mempengaruhi pekerjaan orang
lain dalam memilih.
Sudarwan Danim (2010:6) mendefinisikan bahwa kepemimpinan
adalah setiap tindakan yang dilakukan setiap individu atau kelompok
untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok
lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut jurnal pendidikan dan
kebudayaan vol 16 no 3 2010 menjelaskan bahwa kepemimpinan pada
dasarnya memiliki dua unsur yakni pengaruh dan pencapaian tujuan.
Proses mempengaruhi dapat dimana saja selama tujuan ada, dan tujuan
tersebut merupakan tujuan bersama.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah sesuatu yang melibatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
kemampuaan seseorang dalam hubungan antar manusia untuk
mempengaruhi orang lain melalui proses komunikasi dan interaksi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal tersebut mengindikaskan
bahwa kepemimpinan merupakan faktor penting dalam kehidupan
manusia. Dengan mempunyai perilaku kepemimpinan maka kita dapat
memberi pengaruh, bimbingan bahkan perintah kepada orang lain
utamanya untuk mewujudkan ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Menurut M. Asrori Ardiansyah, 2001 Perilaku
kepemimpinan adalah perilaku khusus/pribadi para pemimpin terkait
dengan tugas dan perannya sebagai seorang pemimpin. Perilaku
kepemimpinan dipahami sebagai suatu kepribadian (Personality) seorang
pemimpin yang diwujudkan dalam aktivitas kepemimpinannya dalam
kaitannya dengan mengelola tugas dan hubungan dengan
bawahan/pegawai untuk mencapai tujuan organisasi.
Perilaku seorang pemimpin terkait erat dengan beberapa hal, yaitu
kemampuan yang dimilikinya, Karakter setiap bawahan yang
dipimpinnya, jabatan atau posisi tertentu yang diembannya, dan budaya
organisasi serta situasi kondisi yang menyertainya. Perilaku
kepemimpinan merupakan suatu tindakan yang dilakukan seseorang
dimana orang tersebut mampu mempengaruhi mengorganisasi, mampu
membimbing anggotanya melalui interaksi antara dirinya dengan
lingkunganya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
b. Pendekatan Kepemimpinan dan Gaya Kepemimpinan
Perilaku kepemimpinan merupakan faktor penting yang sebaiknya
dimiliki oleh setiap orang. Seorang pemimpin yang baik hendaknya
memiliki pendekatan dalam kepemimpinan. Dalam bukunya Hamzah B.
Uno (2007:56) mengatakan bahwa pendekatan kepemimpinan dapat
dilakukan dengan beberapa cara yaitu pendekatan sifat, pendekatan
tingkah laku, dan pendekatan kontigensi. Penjelasannya adalah sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
1) Pendekatan sifat
Pendekatan ini memandang bahwa pemimpin mempunyai beberapa
sifat kepribadian sebagai seorang pemimpin yang dibawanya sejak
lahir.
2) Pendekatan tingkah laku
Pendekatan ini memandang bahwa untuk menjadi pemimpin,
diperlukan latihan kepemimpinan terutama berkaitan dengan:
a). Fungsi kepemimpinan, b). Gaya kepemimpinan.
3) Pendekatan kontigensi
Didalam pendekatan kontigensi tersebut, terdapat empat model
kepemimpinan sebagai berikut:
a). Model kepemimpinan situasional dari Hersey dan Banchard
yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif
bervariasi dengan kesiapan bawahan, b). Kepemimpinan dan situasi
kerja (model fiedler) yang mengemukakan bahwa tidak ada satu
gaya kepemimpinan yang cocok untuk setiap situasi. Untuk itu
diperlukan kemampuan dalam mengubah situasi lingkungan agar
cocok dengan pemimpin, c). Pendekatan jalur sasaran, didasarkan
pada motivasi model, harapan, yang menyatakan motivasi
seseorang didasarkan pada harapan akan imbalan dan daya tarik
imbalan itu untuk diperoleh bawahan, dan d). Merumuskan
penyertaan bawahan.
Kurt lewin (dalam Sudarwan Danim 2010:8) menyebutkan ada tiga
gaya kepemimpinan, yaitu: otoriter, partisipatif, delegatif. Penjelasannya
sebagai berikut:
1) Kepemimpinan otoriter (autocratic leadership)
Pemimpin otoriter memberikan ekspektasi yang jelas apa yang
harus dilakukan kapan harus dilakukan dan bagaimana hal itu harus
dilakukan. Pemimpin otoriter membuat keputusan secara
independen dengan sedikit atau tanpa masukan dari anggota
kelompok lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2) Kepemimpinan partisipatif (demodratic leadership)
Gaya kepemimpinan partisipatif (demokratis) pada umumnya
merupakan gaya kepemimpinan yang paling efektif. Pemimpin
demokratis menawarkan bimbingan kepada anggota sekaligus juga
berpartisipasi dalam kelompok dan memungkinkan menerima
masukan dari anggota kelompok lainnya.
3) Kepemimpinan delegatif (delegative or laisses-faire leadership)
Gaya kepemimpinan ini merupakan yang paling adil karena
membolehkan andil sesukanya bagi setiap anggota kelompok serta
hasilnya paling produktif.
Sedangkan Semuil Tjiharjadi (2007:37) menyebutkan ada lima gaya
dalam kepemimpinan, yaitu: Sebagai pemimpim, sebagai guru, sebagai
Pembina, sebagai bapak, dan sebagai teman seperjuangan. Lima gaya
dalam memimpin tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Sebagai pemimpin.
Pemimpin harus mampu memberikan bimbingan atau tuntunan
yang diperlukan serta senantiasa menjadi contoh dan teladan
dalam perkataan dan perbuatan, menimbulkan dan memelihara
kewibawaan serta mampu melahirkan pemimpin baru.
2) Sebagai guru.
Pemimpin harus berusaha meningkatkan kemampuan,
ketrampilan, pengetahuan anggotanya, baik perorangan maupun
dalam hubungan kelompok. Demikian juga kesabaran dan
ketenangan dalam mendidik dan melatih.
3) Sebagai pembina.
Pemimpin senantiasa berusaha agar dalam melaksanakan
tugasnya, Organisasi selalu berhasil guna dan berdaya guna.
Pemimpin harus menguasai makna fungsi pembinaan yang
meliputi perencanaan, penyusunan, pengarahan, dan
pengawasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
4) Sebagai bapak.
Pemimpin harus berperilaku sederhana mengenal setiap anggota
bawahan, sikap terbuka, ramah, mengayomi, bijaksana tetapi
tegas, adil, mendorong dan berusaha meningkatkan
kesejahteraan anggota bawahan baik secara materiil maupun
spiritual.
5) Sebagai teman seperjuangan
Dalam keadaan suka dan duka pemimpin dan bawahan merasa
senasib sepenanggungan dan saling membantu serta bersedia
berkorban demi kepentingan bersama.
Uraian tersebut diatas menjelaskan bahwa seorang pemimpin
hendaknya bersikap adil, tanggung jawab serta mampu berinteraksi
dengan anggota kelompok lainnya. Pemimpin juga harus bisa
membimbing dan mengarahkan menuju ke arah yang lebih baik untuk
kelompok, dirinya sendiri maupun yang dipimpin.
c. Ciri, metode, dan karakter kepemimpinan
Seorang pemimpin mempunyai beberapa ciri-ciri yang melekat
pada diri orang tersebut.Sudarwan danim (2010:13) dalam bukunya
menyebutkan ada beberapa ciri-ciri seorang pemimpin, diantaranya
adalah:
1) Adaptif terhadap situasi.
2) Waspada terhadap lingkungan sosial.
3) Ambisius dan berorientasi pada pencapaian.
4) Tegas.
5) Kerja sama atau kooperatif.
6) Energik atau tampil dengan tingkat aktivitas tinggi.
7) Percaya diri.
8) Bersedia untuk memikul tanggung jawab.
Berdasarkan beberapa ciri-ciri kepemimpinan yang disebutkan
diatas dapat dikatakan bahwa kepemimpinan merupakan fenomena
universal yang unik. Didalam tubuh manusia ada kapasitas atau potensi
sebagai pengendali yang pada intinya mengatasi seseorang untuk dapat
memimpin dirinya sendiri. Oleh karena itu kepemimpinan merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
sebuah fenomena yang kompleks. Aktivitas pemimpin antara lain
terjelma dalam bentuk memberi perintah, membimbing dan
mempengaruhi kelompok atau organisasi serta orang lain dalam rangka
mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisian.
Efektivitas pemimpin sangat dipengaruhi oleh metode
mengarahkan bawahan yang digunakan oleh seorang pemimpin. Menurut
Semuil Tjiharjadi (2007:34) ada beberapa metode yang bisa digunakan
seorang pemimpin yang efektif, antara lain: 1). metode persuasif
(membujuk); melalui penyadaran atau pembujukan untuk memengaruhi
atau membawa kearah kesadaran untuk melakukan kewajiban tanpa
disadarinya, 2). Metode implikatif (melibatkan); dengan dialog dalam
rangka membawa kepada sasaran yang diinginkan, 3). Metode sugestif
(menganjurkan); dengan cara memengaruhi bawahan untuk melakukan
sesuatu dengan memberikan saran-saran dan harapan-harapan, 4).
Metode diskusi; dengan cara berdialog antara pemimpin dengan bawahan
dalam menentukan sasaran atau tujuan organisasi, 5). Advice (nasihat);
dengan cara memberikan nasihat kepada bawahan mengenai tujuan yang
akan dicapai, 6). Indeucement (paksaan); dengan cara memberikan
dorongan atau penekanan kepada bawahan agar bersedia melaksanakan
perintah atau harapan pemimpin, 7). Komando; dengan cara yang lebih
keras melalui perintah atau paksaan untuk melaksanakan perintah atau
tugas tanpa ada alternative lain.
Seorang pemimpin harus mempunyai karakter yang kuat. David
Hakala (dalam Sudarwan Danim 2010:34) menyebutkan ada 10 karakter
kepemimpinan yang berkualitas yaitu memiliki visi, integritas, dedikasi,
keluhuran budi, rendah hati, keterbukaan, kreativitas, keadilan,
ketegasan, dan rasa humor. Hal itu dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Envision atau memiliki visi.
Seorang pemimpin harus mempunyai visi yang jelas dan memahami
gambaran tentang realisasi dari visinya tersebut. Kemudian seorang
pemipin harus disiplin dalam proses menuju visinya tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2) Integrity atau integritas.
Integtasi merupakan tindakan yang konsisten baik didalam maupun
diluar nilai-nilai batin pemimpin dengan integritas tinggi adalah
sama kondisi di dalam dan di luar batinnya.
3) Dedication atau dedikasi.
Dedikasi berarti menghabiskan waktu atau energi apa saja yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung
jawabnya.
4) Magnanimity atau keluhuran budi.
Keluhuran budi berarti identik dengan membayar sumbangan ketika
sudah jatuh tempo, Tidak berdalih atau menunda, bermurah hati.
Pemimpin yang baik mengambil tanggung jawab pribadi jika terjadi
kegagalan dan menganggap keberhasilan adalah milik bersama.
5) Humility atau rendah hati.
Pemimpin dengan rendah hati mengakui bahwa dia tidak lebih baik
atau lebih buruk dari pada orang lain, tidak menonjolkan diri
melainkan mencoba untuk mengangkat semua orang. Serta
memahami bahwa statusnya tidak membuatnya merasa menjadi
seorang dewa.
6) Openness atau keterbukaan.
Keterbukaan berarti mampu mendengarkan ide-ide baru pemimpin
yang baik mampu menangguhkan penilaian saat mendengarkan ide-
ide orang lain, serta menerima cara-cara baru dalam melakukan
sesuatu yang orang lain pikirkan.
7) Creativity atau kreativitas.
Kreativitas adalah kemampuan berpikir secara berbeda dan
mendapatkan solusi untuk keluar dari aneka kendala. Kreativitas
pemimpin memampukan dirinya untuk melihat hal-hal yang orang
lain tidak melihat dan dengan demikian dia memimpin pengikutnya
dalam arah baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
8) Fairness atau keadilan
Keadilan berarti berhubungan dengan orang lai secara konsisten dan
adil.ketika orang merasa diperlakukan secara adil, mereka akan
mengapresiasi pemimpinnya dengan loyalitas dan dedikasi.
9) Assertiveness atau ketegasan.
Ketegasan atau asertif tidak sama dengan agresif, ketegasan itu
adalah kemampuan untuk menyatakan dengan jelas apa yang
diharapkan. sehingga tidak aka nada kesalah pahaman. Seorang
pemimpin harus bersikap tegas untuk memperoleh hasil yang
diinginkan.
10) Sense of humor atau rasa humor.
Rasa humor sangat penting untuk meredakan ketegangan dan
kebosanan, serta mereduksi permusuhan. Pemimpin yang efektif
mengetahui bagai mana menggunakan humor untuk memberi energi
pengikutnya. humor juga memupuk persahabatan yang baik.
Untuk menjadi pemimpin yang berkulitas maka seseorang
harus mempunyai karakter yang telah disebutkan diatas. Seorang
pemimpin hendaknya bijak dalam menyikapi berbagai masalah yang
dihadapinya, pemimpin harus bisa memunculkan ide-ide kreatif, bisa
menerima kritik atau masukan sebagai langkah perbaikan dalam
rangka mewujudkan visi yang telah di buatnya.
d. Prinsip-prinsip dan Kategori Kepemimpinan
Kepemimpinan sangat erat sekali kaitannya dengan prinsip yang
melekat pada dirinya. Selain harus mempunyai karakteristik yang telah
disebutkan diatas, seoarang pemimpin itu juga harus mempunyai prinsip-
prinsip yang dapat menunjangnya menjadi pemimpin yang baik. Prinsip
yang mutlak dalam kepemimpinan yaitu Belajar terus menerus, Seorang
pemimpin harus berlatih, dan mau mendengarkan kritik masukan. Selain
itu pemimpin juga harus memancarkan energi positif, optimistis, melihat
hidup sebagai petualangan, mereka memilih untuk memfokuskan diri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
pada kepentingan orang lain dan mampu membina energi-energi yang
dimiliki organisasi.
Menurut Sudarwan Danim (2010: 38) mengemukakan sebelas
macam prinsip-prinsip kepemimpinan, yaitu: 1). mengenal diri sendiri,
2). mahir secara teknis, 3). tanggung jawab, 4). buat keputusan, 5).
menetapkan contoh, 6). melihat kesejahteraan anggota, 7). menjaga
informasi anggota, 8). mengerti akan tugas. 9). bekerja sama, 10).
kemampuan berorganisasi. hal-hal tersebut akan dijelaskan lebih lanjut
sebagai berikut :
1) Mengenal diri sendiri dan mencari perbaikan diri.
Dalam rangka mengenal diri sendiri, pemimpin harus memahami
atribut akan tahu dan akan lakukan. Mencari perbaikan diri berarti
terus-menerus memperkuat atribut pribadi melalui belajar sendiri,
kelas formal, refleksi dan berinteraksi dengan orang lain
2) Mahir secara teknis
Sebagai pemimpin seseorang harus mengetahui pekerjaan sendiri dan
memiliki keakraban yang solid dengan anggota berikut tugas-
tugasnya.
3) Carilah tanggung jawab dan mengambil tanggung jawab atas tindakan
sebagai pemimpin.
Pemimpin mencari cara-cara untuk membimbing organisasi ke
pencapaian baru yang lebih tinggi. Pemimpin menganalisi situasi
mengambil tindakan korektif dan beralih ke tantangan berikutnya.
4) Buatlah keputusan tepat waktu.
Lakukan pemecahan masalah, pembuatan keputusan, dan perencanaan
alat secara baik.
5) Menetapkan contoh
Jadilah diri pribadi sebagai teladan yang baik bagi anggota
lain.pemimpin harus menjadi sumber perubahan seperti yang ingin
kita lihat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
6) Tahu orang-orang dan melihat keluar untuk kesejahteraan mereka.
Tahu sifat manusia dan pentingnya ketulusan merawat anggota
organisasi.
7) Jaga informasi anggota organisasi.
Tahu bagaimana berkomunikasi tidak hanya kepada anggota
organisasi, tapi juga dengan senior dan orang-orang kunci lain.
8) Memastikan bahwa tugas-tugas dimengerti,diawasi dan dicapai
Komunikasi adalah kunci untuk tanggung jawab ini.
9) Kereta sebagai sebuah tim.
Meskipun banyak orang yang menduduki posisi pemimpin dengan
sebutan yang berbeda, seperti kepala divisi, pimpinan departemen,
mereka tidak benar-benar sebuah tim, melainkan hanya sekelompok
orang yang melakukan pekerjaannya masing-masing.
10) Gunakan kemampuan penuh organisasi.
Dengan mengembangkan semangat tim, pimpinan akan dapat
membangun organisasi dengan kemampuan yang maksimal.
Tugas pemimpin akan berhasil dengan baik apabila setiap
pemimpin memahami akan tugas yang harus dilaksanaknya. Oleh sebab
itu kepemimpinan akan tampak dalam proses di mana seseorang
mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-
pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain. Untuk
keberhasilan dalam pencapaian suatu tujuan diperlukan seorang
pemimpian yang profesional, di mana ia memahami akan tugas dan
kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan
peranannya sebagai seorang pemimpin. Di samping itu pemimpin harus
menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga
terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram,
dan memiliki suatu kebebasan dalam mengembangkan gagasannya dalam
rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Selanjutnya Untuk menjadi seorang pemimpin yang istimewa
maka seseorang harus mempunyai kebiasaan yang baik.untuk itu Hamzah
B. Uno (2007:57) menyebutkan ada lima kategori kepemimpinan, yaitu:
1) Menantang proses berupa:
a). Mencari kesempatan, b). Percobaan menambil resiko.
2) Memberi inspirasi berupa:
a). Menggambarkan masa depan, b). Membantu orang lain
3) Memungkinkan orang lain untuk bertindak serupa:
a). Mempercepat kerja sama, b). Memperkuat orang lain.
4) Membuat model pemecahan berupa:
5) a). Memberikan contoh, b). Merencanakan keberhasilan kecil
6) Memberikan semangat antara lain:
7) a). Mengakui kontribusi individu, b). Merayakan prestasi kerja.
Perilaku kepemimpinan yang baik merupakan hal yang sangat
penting yang harus dimiliki setiap orang, Seseorang yang memiliki
perilaku yang baik akan sangat berpengaruh dalam kehidupannya baik
kehidupan pribadi maupun kehidupan dalam sosial masyarakat.
2. Tinjaun Tentang Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Bermain Peran
a. Pengertian Bimbingan Kelompok dengan teknik bermain peran
Bimbingan kelompok merupakan proses pemberian bantuan yang
diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Hal itu ditujukan untuk
mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan
potensinya.melalui bimbingan kelompok siswa dapat berinteraksi dengan
anggota kelompok lain untuk dapat saling bertukar pendapat.
Prayitno (1995:178) mengemukakan bahwa Bimbingan dan
konseling kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya
semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas
mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain
sebagainya, apa yang dibicarakan itu kesemuanya bermanfaat untuk diri
peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk semua peserta lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Depdikbud 1984 (dalam Erman Amti dan Marjohan 1991:105)
Bimbingan kelompok dalam pola sederhana dimaksudkan sebagai
pemberian bimbingan yang diberikan kepada sekelompok individu
yang mengalami masalah yang sama, sedangkan bimbingan kelompok
dengan memakai pola yang lebih mendalam mengandung makna
bimbingan diberikan kepada sejumlah individu dengan memanfaatkan
dinamika kelompok, dengan mementingkan suasana yang
berkembang dalam kelompok untuk memecahkan masalah.
Dengan demikian bimbingan kelompok merupakan sarana yang
cukup efektif bagi individu-individu yang memiliki masalah yang sama
namun belum dapat diselesaikan sendiri. Layanan ini juga sesuai dengan
teori belajar karena mengandung aspek sosial yang disebut belajar
bersama antara lain yaitu belajar tentang pendidikan, karir, penyesuaian
diri dan juga tentang hubungan antar pribadi. Siswa akan berbagi ide dan
saling bertukar pikiran sehingga dapat membantu individu lain
berkembang secara optimal.
Sedangkan Gazda (dalam Tatiek Romlah,2001:3) menjelaskan
bahwa kegiatan bimbingan kelompok berupa penyampaian informasi
yang terkait dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pemahaman pribadi,
penyesuaian diri, dan masalah hubungan antar pribadi dengan tujuan
memperbaiki, mengembangkan dan memahami orang lain melalui
perubahan sikap masing-masing anggota kelompok. Bimbingan
kelompok dapat pula diberikan pengertian suatu pembicaraan bersama
yang memiliki manfaat bagi masing-masing anggota kelompok dengan
menumbuhkan dinamika kelompok untuk saling berinteraksi, bebas
mengeluarkan pendapat, saling memberikan saran dan mengambil
keputusan bersama dari topik yang dibicarakan (Novriyeni dalam
Prayitno, 1995:178).
b. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok
Tujuan umum bimbingan kelompok yaitu mengembangkan potensi
yang dimiliki setiap individu melalui pembahasan topik-topik secara
umum yang sifatnya luas dan mendalam untuk kemudian hasil
pembahasan dari topik yang dibicarakan akan berguna bagi para
anggotakelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Selanjutnya Prayitno (1995:178) mengemukakan Tujuan
bimbingan kelompok diantaranya;
1).Peserta mampu berbicara di depan orang banyak, 2). Mampu
mengeluarkan antaralain: pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan
kepada orang banyak, 3). Bertanggung jawab terhadap pendapat yang
dikemukakanya, 4). Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi
(gejolak jiwa yang sifatnya negatif), 5). Dapat bertenggang rasa, 7).
Menjadi akrab satu dengan lainnya, 8). Membahas masalah umum yang
dirasakan menjadi kepentingan bersama, 9).Dapat saling membantu
memecahkan masalah pribadi yang dikemukakan dalam kelompok.
Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa melalui bimbingan
kelompok siswa dapat berinteraksi antar anggota kelompok serta dapat
mengemukakan ide-ide atau gagasan yang kemudian akan di gabungkan
dengan pendapat dari anggota kelompok lain sehingga hasilnya dapat
membantu individu menyelesaikan masalah ataupun membantu dalam
pengambilan keputusan kearah yang lebih baik.
c. Peranan Pemimpin Kelompok dan Anggota Kelompok
Dinamika kelompok yang tercipta didalam kelompok
menggambarkan hidupnya suatu kelompok. Oleh karena itu pemimpin
kelompok mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewujudkan
suasana yang mendukung terciptanya tujuan bimbingan kelompok.
Sebagaimana yang dikemukakan Prayitno (1995:35) bahwa peranan
pemimpin kelompok adalah:
1) Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan
atau campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok.
Campur tangan ini meliputi, baik hal-hal yang bersifat isi yang
dibicarakan atau proses kegiatan itu sendiri.
2) Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana
perasaan yang berkembang dlam kelompok itu, baik perasaan
anggota tertentu atau keseluruhan kelompok. Pemimpin
kelompok dapat menanyakan suasana perasaan yang dialami itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
3) Jika kelompok itu tampaknya kurang menjurus kea rah yang
dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah
yhang dimaksudkan itu.
4) Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan (umpan
balik) tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok, baik
yang bersifat isi maupun proses kegiatan.
5) Lebih jauh lagi, pemimpin kelompok juga diharapkan mampu
mengatur “lalu-lintas” kegiatan kelompok, pemegang aturan,
pendamai dan pendorong kerjasama serta suasana kebersamaan.
Disamping itu pemimpin kelompok diharapkan menjadi penjaga
agar apapun yang terjadi didalam kelompok tersebut tidak
menyakiti atau merusak satu oaring atau lebih anggota
kelompok sehingga akan menderita karenannya.
6) Sifat kerahasiaan dan kegiataan kelompok tersebut dengan
segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya, juga
menjadi tanggung jawap pemimpin kelompok.
Peranan anggota kelompok juga amat penting didalam terjadinya
dinamika kelompok, sehingga tujuan kelompok bisa tercapai. Peranan
yang hendaknya dimainkan oleh anggota kelompok agar dinamika
kelompok itu benar-benar seperti yang diharapkan ialah:
1). Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar
anggota kelompok, 2). Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan
diri dalam kegiatan kelompok, 3). Berusaha agar apa yang dilakukanya
itu membatu tercapainya tujuan bersama, 4). Mambantu tersusunya
aturan kelompok dalam berusaha mematuhinya dengan baik, 5). Benar-
benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan
kelompok, 6). Mampu berkomunikasi secara terbuka, 7). Berusaha
membantu orang lain. 8). Memberikan kesempatan kepada anggota yang
lain utnuk juga menjalankan perananya, 9). Menyadari pentingaya
kegiatan kelompok itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
d. Tahapan Layanan Bimbingan Kelompok
Pembahasan mengenai tahap-tahap perkembangan kegiatan
kelompok dalam rangka bimbingan dan konseling melalui pendekatan
kelompok adalah amat penting, terutama bagi para calon pemimpin
kelompok (dalam hal ini guru pembimbing), dengan mengetahui apa
yang seharusanya ada dan terjadi dalam suatu kelompok maka pemimpin
kelompok akan mampu menggerakkan kegiatan kelompok dengan baik.
Prayitno (1995:40) mengatakan bahwa pada umumnya ada empat
tahap perkembangan kelompok, yaitu tahap pembentukan, tahap
peralihan, tahap pelaksanaan kegiatan, dan tahap pengakhiran.
Tahap-tahap yang telah disebutkan diatas dapat penjelasannya
sebagai berikut:
1) Tahap pembentukan
Merupakan tahap pengenalan dimana anggota kelompok
memasukkan diri di dalam kehidupan kelompok, para anggota
kelompok mengenalkan tujuan, harapan dan cita-cita yang ingin
dicapai. Hendaknya pemimpin kelompok memunculkan dirinya
sebagai orang yang mampu dan bersedia memimpin kelompok,
tugasnya tidak lain adalah menumbuhkan rasa kebersamaan
antar setiap anggota kelompok dan merangsang mereka untuk
mau ikut serta dan bertanggung jawab dalam kegiatan
kelompok.
2) Tahap peralihan
Setelah suasana kelompok terbentuk dan dinamika kelompok
sudah mulai tumbuh, kagiatan kelompok handaknya dibawa
lebih jauh oleh pemimpin kelompok menuju ke kegiatan
kelompok yang sesungguhnya, tahap kedua merupakan
jembatan antara tahap pertama dan ketiga, tugas pemimpin
kelompok adalah membawa anggotanya meniti jembatan
tersebut dengan selamat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
3) Tahap kegiatan
Tahap ketiga merupakan inti dari kegiatan kelompok, maka
aspek-aspaek yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak,
sehingga memerlukan alokasi waktu yang banyak.Dalam tahap
ini saling hubungan antar anggota kelompok tumbuh dengan
baik, saling tukar pengalaman, pengutaraan, penyajian dan
pembukaan diri berlangsung dengan bebas.
4) Tahap pengakhiran
Kegiatan kelompok tidak dapat berlangsung terus-menerus
tanpa diakhiri, barkenaan dengan pengakhiran kegiatan
kelompok pokok utama bukanlah pada berapa kali kelompok
tersebut harus bertemu, tapi pada hasil yang dicapai ketika
menghentikan pertemuan. Hasil-hasil yang telah dicapai
seyogyanya dapat mendorong kelompok untuk melakukan
kegiatan dalam mewujudkan tujuan bersama.
e. Teknik Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik yang ada
dalam bimbingan dan konseling yang mempunyai dasar, kegiatan,
sasaran, dan tujuan yang sama dengan bimbingan dan konseling secara
individual. namun yang membedakan adalah situasinya yaitu situasi
kelompok.
Menurut Siti Sutarmi Fadhilah (2011:32) menjelaskan bahwa
terdapat teknik-teknik bimbingan kelompok sebagai berikut:
1) Bimbingan kelompok yang bersifat Informatif
Bimbingan ini diberikan untuk menghindari hal-hal yang tak
diinginkan selama terjadinya proses belajar berlangsung atau selama
siswa menempuh studi. Informasi yang umumnya dibutuhkan di
sekolah adalah sebagai berikut:
a). Cara bergaul dengan teman sebaya, b). Cara menghadapi orang tua
dan guru, c). Cara membagi waktu sehari-hari, d). Cara mengisi waktu
luang, e). Cara belajar yang efektif, f). Cara mengerjakan tugas, g).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Cara membuat paper dan laporan, h). Cara bekerja kelompok, i). Cara
mengembangkan hobi, j).Informasi tentang kurikulum, k). Informasi
tentang program penjurusan, l).Informasi tentang studi lanjutan, Dll.
2) Program orientasi
Program orientasi di sekolah dilakukan dalam usaha membantu para
siswa mengenal, memahami dan menyesuaikan diri dengan sekolah
yang baru.Ada sebagian siswa yang mengalami masalah dalam
memasuki sekolah atau jurusan yang tidak sesuai dengan
kemampuannya dan tidak dapat belajar dengan efektif, yang akhirnya
mengalami kesulitan belajar. Hal ini disebabkan karena kurangnya
pengenalan dan pemahaman sebelumnya, karena tidak ada orientasi.
Oleh karena itu program orientasi sangat membantu dalam
mengadakan tindakan preventif (pencegahan) timbulnya masalah-
masalah kesulitan belajar yang dialami siswa.
3) Bentuk khusus kelompok
a) Home room program
Merupakan program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
agar guru dapat mengenal masing-masing siswanya lebih baik,
sehingga dapat memberikan bantuan secara efisien.Kegiatan ini
dilakukan dalam bentuk pertemuan antara guru dengan siswa di
luar jam-jam pelajaran, untuk membicarakan beberapa masalah
yang dianggap perlu. Dalam program home room ini dilaksanakan
dalam situasi yang bebas dan menyenangkan seperti keadaan di
rumah, sehingga siswa dapat mengutarakan perasaanya secara
bebas juga seperti halnya bila ia di rumah sendiri.
b) Karya wisata (field trip)
Karya wisata selain berfungsi sebagai kegiatan rekreasi atau
metode mengajar dapat juga berfungsi sebagai salah satu teknik
bimbingan kelompok.Dengan karya wisata siswa mendapat
kesempatan melihat obyek-obyek yang menarik minat mereka dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
mendapat banyak informasi yang lebih banyak dari obyek yang
dilihatnya.
c) Diskusi kelompok
Diskusi kelompok merupakan salah satu teknik yang dipakai
dalam bimbingan kelompok untuk memecahkan secara bersama-
sama. Dalam pemecahan masalah, setiap siswa/anggota diskusi
mendapatkan kesempatan yang sama umtuk menyumbangkan
pikiran masing-masing. Di dalam diskusi ini dapat tertanam rasa
tanggung jawab serta harga diri.
d) Kegiatan kelompok
Kegiatan kelompok dapat merupakan teknik yang baik dalam
bimbingan, karena kelompok memberikan kesempatan kepada
semua anggota untuk ikut serta dengan sebaik-baiknya.Banyak
kegiatan yang lebih berhasil bila dilakukan dengan kegiatan
kelompok. Dalam kegiatan kelompok ini para siswa diarahkan
untuk bekerja sama dalam hal: Belajar, mencari, mengumpulkan,
mengolah, menganalisa, dan memecahkan masalah.
e) Organisasi siswa
Organisasi siswa baik yang ada dalam sekolah maupun di
luar sekolah dapat merupakan salah satu teknik dalam bimbingan
kelompok. Di dalam organisasi siswa ini semua siswa mendapat
kesempatan untuk belajar mengenal segala aspek kehidupan sosial.
Selain itu juga dapat mengembangkan bakat kepemimpinan serta
dapat memupuk rasa tanggung jawab dan harga diri.Peranan
pembimbing dalam kegiatan ini memberikan pengarahan,
pertimbangan, dan membantu memelihara suasana kelompok, juga
memberikan motivasi untuk berkembang secara positif dan
dinamis. Dalam wadah organisasi siswa mereka dapat mengikat
diri dalam satu kelompok, untuk melakukan kegiatan-kegiatan
kelompok, dan berinteraksi dalam kelompok tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
f) Remedial Teaching
Remedial teaching atau pengajaran remedial adalah suatu
bentuk pengajaran yang diberikan kepada seseorang atau kelompok
siswa yang mengalami kesulitan belajar.Teknik remedial teaching
ini dapat dilakukan secara individual dan dapat pula diberikan
secara kelompok, tergantung kesulitannya.
g) Bermain peran
Bermain peran digunakan sebagai teknik di dalam
memecahkan masalah-masalah sosial di mana individu mengalami
kesuliatan dalam penyesuaian diri dengan orang lain dengan
melalui bermain peranan. Di dalam teknik bermain peran ini
individu akan memainkan suatu peranan tertentu dari suatu situasi
masalah sosial. Bermain peran dijabarkan menjadi dua yaitu
sosiodrama dan psikodrama. Dari beberapa teknik yang telah
diuraikan diatas pembimbing berhak memilih dan menentukan
teknik mana yang tepat yang digunakan untuk pelaksanaan
bimbingan kelompok. tujuannya agar siswa dapat menangkap dan
menerima layanan bimbingan konseling dengan efektif.
f. Teknik Bermain Peran
Dalam layanan bimbingan kelompok terdapat beberapa macam
teknik yang dapat digunakan untuk membantu keberhasilan layanan
bimbingan kelompok, antara lain: diskusi, home room, sosiodrama,
psikodrama, simulasi, dan bermain peran. Dalam penalitian ini
menggunakan teknik bermain peran
1). Pengertian Bermain Peran.
Bermain peran merupakan teknik yang ada dalam bimbingan
kelompok yang pada prinsipnya merupakan cara untuk menghadirkan
peran-peran yang ada dalam pikiran ke dunia nyata dalam suatu
pertunjukan peran di kelas, yang selanjutnya dijadikan sebagai bahan
pembelajaran agar peserta memberikan penilaian terhadap apa yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
diperankan. Menilai keunggulan maupun kelemahan masing-masing
peran tersebut, dan kemudian memberikan saran dan pendapat bagi
pengembangan peran-peran tersebut.
Dalam bermain peran situasi suatu masalah diperagakan secara
singkat dan tujuannya menyampaikn isi peran yang diperagakan, dengan
penekanan pada karakter/sifat orang-orang, kemudian diikuti diskusi
tantang apa yang telah diperagakan. Dimana langkah dalam bermain
peran meliputi antara lain: mengatur para pemeran, memperagakan
situasi, menghentikan peragaan pada saat mencapai klimaks, membahas
dan menganalisis melalui diskusi.
Selanjutnya Bennett (dalam Tatiek Romlah 2001:99) menjelaskan
bahwa permainan peran merupakan suatu alat belajar yang
mengembangkan keterampilan-keterampilan dan pengertian-pengertian
mengenai hubungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi-
situasi yang paralel dengan yang terjadi dalam kehidupan sebenarnya.
Melalui bermain peran (role playing), para siswa mencoba
mengeksplorasi hubungan antar manusia dengan cara memperagakannya
dan mendiskusikannya sehingga secara bersama-sama para siswa dapat
mengeksplorasi perasaan, sikap, nilai, dan berbagai strategi pemecahan
masalah.
Corsini (dalam Tatiek Romlah 2001:99) menyatakan bahwa
bermain peran dapat digunakan sebagai:
a) Alat untuk mendiagnosis dan mengerti seseorang dengan cara
mengamati perilakunya saat memerankan dengan spontan suatu
keadaan dalam khayalan ke dalam kehidupan sebenarnya.
b) Proses belajar yang lebih efektif melalui kegiatan peragaan yang
mengembangkan keterampilan-keterampilan hubungan antar
pribadi dengan mengamati berbagai macam cara dalam
memecahkan masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
c) Melalui keterlibatan yang aktif dalam proses bermain peran,
anggota kelompok dapat mengembangkan pengertian-pengertian
baru dari anggota kelompok yang lain dan mempraktekkan itu.
Berdasarkan uraian di atas, hakekat bermain peran terletak pada
keterlibatan emosional pemeran dan pengamat dalam situasi masalah
yang secara nyata dihadapi. Melalui bermain peran dalam pembelajaran,
diharapkan para siswa dapat:
1). Mengeksplorasi perasaannya, 2). Memperoleh wawasan tentang
sikap, nilai, dan persepsinya, 3). Mengembangkan keterampilan dan
sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi, dan 4).
mengeksplorasi inti permasalahan yang diperankan melalui berbagai
cara. Bahwa tujuan bermain peran untuk memecahkan suatu masalah
dan agar memperoleh kesempatan untuk merasakan perasaan orang lain.
2). Pelaksanaan bermain peran
Dalam buku Teori dan Praktek kelompok Tatiek Romlah
(2001:105) menjelaskan ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk
pelaksanaan bermain peran, yaitu:
a) Bertukar peran (role reversal)
Bertukar peran terjadi apabila seseorang pemain diminta untuk
memerankan peran yang sebelumnya diperankan oleh orang lain.
Tujuan bertukar peran adalah mengklarifikasi situasi, meningkatkan
spontanitas, dan meningkatkan kesadaran untuk dapat merasakan apa
yang dirasakan orang lain.
b) Peran ganda (doubling)
Peran ganda terjadi apabila ada orang ketiga yang ikut bermain dalam
permainan peran dengan mengisi suara salah seorang pemain. Orang
ketiga biasanya sebagai fasilitator, Bertugas mengisi suara dari salah
satu pemeran utama. Tujuan pengisian dialog ini adalah untuk
membantu kelancaran permainan dan memberikan wawasan baru
terhadap masalah yang sedang diperankan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
c) Teknik cermin (the mirror technique)
Anggota kelompok yang lain diminta menirukan peran yang
dibawakan oleh salah seorang pemain seperti pada waktu pemain itu
memerankannya.
d) Teknik kursi kosong (the empty chair technique)
Teknik ini digunakan apabila anggota kelompok mengalami kesulitan
untuk berinteraksi secara langsung dengan anggota yang lain. Anggota
yang bersangkutan diminta untuk berkomunikasi dengan kursi kosong
sebagai ganti lawan perannya.
e) Bermain peran sendiri (monodrama)
Sering terjadi seseorang dapat meningkatkan penghayatannya
terhadap peran yang dimainkannya dengan bermain peran sendiri
dengan berpindah-pindah tempat duduk satu ke tempat duduk
pemeran yang lain dan melakukan monolog.
Kemudian setelah mengetahui tentang beberapa cara
pelaksanaan bermain peran, dapat diperhatikan langkah–langkah
pelaksanaan bermain peran, yang terdiri dari tiga tahap, yaitu:
persiapan, pelaksanaan, dan diskusi. Penjelasan dari masing – masing
tahapan antara lain sebagai berikut:
1) Tahap persiapan
Dilakukan untuk memotivasi anggota kelompok agar mereka siap
berpartisipasi secara aktif dalam permainan, Menentukan tujuan-
tujuan permainan, dan menciptakan perasaan aman dan saling
percaya antar anggota kelompok.
2) Tahap pelaksanaan
Merupakan kegiatan peragaan peran dari pemain utama dan pemain
pembantu. Dengan bantuan anggota kelompok yang lain, pemain
utama memerankan perannya sesuai dengan masalahnya. Satu
kejadian dapat diperankan melalui beberapa adegan dengan
bantuan pemeran yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
3) Tahap diskusi
Para anggota kelompok diminta untuk memberikan tanggapan dan
saran pikiran terhadap permainan peran yang telah dilakukan oleh
pemain. Peranan pemimpin kelompok adalah memimpin diskusi
dan mendorong agar anggota kelompok sebanyak–banyaknya
saling dapat memberikan masukan.
3. Karakteristik Pengurus OSIS
Pengurus OSIS SMA digolongkan sebagai masa remaja. Zulkifli L
(2001:63) menjelaskan bahwa anak yang berusia12 sampai 19 tahun
berada dalam pertumbuhan masa remaja. Masa remaja termasuk masa
yang sangat menentukan karena pada masa ini terjadi perubahan pada
psikis dan fisiknya.Kemudian ada beberapa ciri remajayang di
ungkapkan oleh Zulkifli L (2001:65) yaitu;
a). Mengalami pertumbuhan fisik, b). Terjadi perkembangan seksual, c).
Mempunyai cara berfikir kausalitas, d). Berada pada emosi yang meluap-
meluap, e). Mulai tertarik dengan lawan jenis, f). Menarik perhatian pada
lingkungan, g). Terikat pada kelompok
Diantara ciri diatas terdapat ciri bahwa pengurus OSIS yang
tergolong dalam usia remaja memiliki cara berfikir kausalitas. Mereka
sudah mulai berfikir kritis, memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi serta
sudah mulai memilih masuk kedalam kelompok-kelompok yang
dianggapnya baik untuk dirinya. OSIS merupakan salah satu organisasi
atau kelompok yang ada dilingkungan sosial remaja di sekolah. OSIS
merupakan salah satu sarana yang bagus bagi remaja untuk
mengembangkn dirinya. Ada criteria-kriteria yang harus dipenuhi untuk
menjadi pengurus OSIS. diantaranya yaitu:
a). Memiliki integritas dan bertanggung jawab, b). Jujur dan hormat pada
peraturan, c). Dapat bersinergi dengan dan mampu berkoordinasi dengan
organisasi. d). Mampu menempatkan prioritas dan bersemangat, e). Taat
terhadap perintah dan mampu mendelegasikan perintah, f). Rela
berkorban.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Kriteria-kiteria yang disebutkan diatas wajib dimiliki oleh
pengurus OSIS. Tapi karena pengurus OSIS yang masih tergolong dalam
usia remaja, mereka masih labil. Sehingga diperlukan guru pembimbing
untuk menuntuk mereka menjadi pengurus OSIS yang berinegritas dan
dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Kemudian untuk
rentang usia pada pengurus OSIS SMA yaitu antara 16-19 tahun,.
4. Peningkatan perilaku kepemimpinan melalui bimbingan kelompok
teknik bermain peran
OSIS merupakan komponen yang sangat penting yang ada di
sekolah Melalui peran pengurus OSIS pelaksanaan progam-progam yang
ada
disekolah akan sangat terbantu. Pengurus OSIS harusnya memiliki
perilaku kepemimpinan yang baik karena hal tersebut akan sangat
membantu dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. Perilaku kepemimpinan
adalah faktor penting yang harus dimliki pengurus OSIS, dengan
memiliki perilaku kepemimpinan yang baik maka akan menghasilkan
pengurus OSIS yang berkualitas serta dapat menjadikan contoh yang
baik bagi anggota lainnya.
Kemauan dan kemampuan perilaku kepemimpinan yang dimiliki
pengurus OSIS hanya akan terbentuk dengan baik apabila diberikan
pembinaan dan layanan yang teratur, terencana dan berkelanjutan.
Apabila upaya-upaya tersebut dilaksanakan dengan baik maka
meningkatkan perilaku kepemimpinan yang baik dan melahirkan
kepemimpinan OSIS yang berwibawa. Salah satu layanan yang dapat
dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku kepemimpinan pengurus
OSIS yaitu layanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok
merupakan salah satu cara untuk mengaktualisasikan diri melalui
kegiatan kelompok. Melalui pelaksanaan layanan bimbingan kelompok,
pengurus OSIS dapat mengambil manfaat dari segi proses maupun hasil
dalam pemecahan masalah. Kemudian mampu meningkatkan perilaku
kepemimpinan yang dimilikinya menjadi lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Ada macam-macam teknik dalam layanan bimbingan kelompok.
Salah satu tekniknya adalah teknik bermain peran. Teknik bermain peran
merupakan salah satu teknik yang efektif untuk meningkatkan perilaku
kepemimpinan pengurus OSIS. Keunggulan dari teknik ini adalah
terletak pada keterlibatan secara emosional dari pemerannya dan juga
pengamat yang mengamati jalannya bermain peran.
Untuk itu dilaksanakan penelitian tentang meningkatkan perilaku
kepemimpinan melalui layanan bimbingan kelompok teknik bermain
peran pada pengurus OSIS SMA.
B. Kerangka pemikiran
Perilaku kepemimpinan yang baik merupakan faktor penting yang
harus dimiliki pengurus OSIS, karena akan sangat membantu pengurus
OSIS dalam melaksanankan tugas-tugasnya disekolah. Pemberian layanan
bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran sebaiknya
dilaksanakan di sekolah sebagai suatu sarana bagi pengurus OSIS untuk
meningkatkan perilaku kepemimpinannya. Pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran yang dilakukan secara
benar dan tepat akan membantu pengurus OSIS untuk meningkatkan
perilaku kepemimpinan yang ada pada dirinya. Namun apabila layanan
bimbingan yang diberikan masih kurang maka akan menghambat pengurus
OSIS untuk meningkatkan perilaku kepemimpinannya. Oleh karena itu
keadaan pengurus OSIS yang memiliki perilaku kepemimpinan yang
rendah akan ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok dengan
teknik bermain peran sehingga perilaku kepemimpinan pengurus OSIS
meningkat menjadi tinggi. Selanjutnya kerangka pemikiran ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
C. Hipotesis
Gambar 2.1: Skema Kerangka Pemikiran
C. HIPOTESIS
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu pendapat yang sementara yang
perlu dibuktikan kebenarannya, sekaligus sebagai jawaban sementara
terhadap hal atau problematika. Sutrisno Hadi (1987:257) berpendapat
bahwa, “Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan
masih perlu dibuktikan kenyataannya, jika hipotesis itu telah dibuktikan
kebenarannya namanya bukan lagi hipotesis melainkan sebagai suatu tessa”.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut: “Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Bermain Peran
Efektif Untuk Meningkatkan Perilaku kepemimpinan pengurus OSIS SMA
Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012”.
perilaku kepemimpinan
meningkat
Pengurus OSIS
Perilaku kepemimpinan
kurang
Bimbingan
kelompok teknik
bermain peran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA N 1 Karanganyar yang beralamat di Jalan
AW Monginsidi no.3 Karanganyar. Pertimbangan atau alasan pemilihan tempat
di SMA Negeri 1 Karanganyar adalah sebagai berikut:
(1). Adanya siswa yang memerlukan bantuan layanan bimbingan kelompok
untuk meningkatkan perilaku kepemimpinan utamanya bagi Pengurus OSIS.
(2). Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Karanganyar
termasuk dalam kategori telah terprogram dengan baik sehingga dapat
mendukung terlaksananya pemberian layanan bimbingan dan konseling. (3).
Hasil penelitian ini dapat diambil manfaat bagi siswa SMA N 1 Karanganyar
dalam usaha meningkatkan sikap kepemimpinan
2. Waktu Penelitian
Berdasar pada topik penelitian, penelitian ini dilaksanakan pada semester
genap tahun pelajaran 2011/2012, tepatnya pada bulan januari sampai dengan
bulan April 2012.
Waktu penelitian selama 4 bulan ini digunakan untuk persiapan,
observasi, Penilaian tahap awal, melaksanakan treatment, menganalisis hasil
treatment dan penulisan hasil dalam bentuk laporan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
Waktu kegiatan
Minggu ke-
1 – 4 5 – 6 7 – 8 8 – 9 10 – 12 13 – 14 15 – 16
Persiapan dan Perijinan
Pemilihan sampel
Penyusunan instrument
Pretes
Treatment
Postes
Analisis data
Penyusunan laporan
B. Metode dan Rancangan Penelitian
1. Metode Penelitian
Ada perbedaan yang jelas antara prosedur, teknik dan metode
penelitan. Dalam pelaksanaan penelitian, prosedur penelitian membantu
dalam urut-urutan langkah yang harus dilakukan dalam suatu penelitian.
Teknik penelitian membantu dalam hal alat-alat apa yang diperlukan dalam
melaksanakan penelitian. Sedangkan metode penelitian memandu tentang
urut-urutan bagaimana penelitian itu di lakukan.
Sutrisno Hadi (1982:58) menjelaskan bahwa “metodologi penelitian
adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data
yang diperlukan, menjawab persoalan yang dihadapi serta rencana bagi
persoalan yang sedang dihadapi”.
Kemudian Best (dalam Sutarno, 2010:4) menjelaskan bahwa metode
penelitian merupakan “suatu proses pengukuran maupun penganalisisan dan
penyimpulan data-data, dengan memerlukan proses yang intensif,
sistematik, terfokus, dan lebih formal”. Dari pendapat ahli, dapat diketahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
bahwa metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan dalam
proses pelaksanaan penelitian yang dimulai dari tahap pengumpulan data
sampai dengan tahap analisis agar mampu memecahkan persoalan yang
sedang diteliti.
Ada beberapa jenis penelitian sesuai dasar pengelompokan atau
pengklasifikasian, yaitu:
(1). Penelitian dasar dan penelitian terapan, (2). Penelitian aksi atau
penelitian tindakan, (3). Penelitian evaluasi dan (4). Penelitian deskriptif,
eksperimen, kausal komparatif dan historis. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah adalah penelitian Eksperimen. Penelitian
eksperimen adalah penelitian untuk menerangkan hubungan sebab akibat
antar variabel sebab dan variabel akibat, yang dilakukan peneliti dengan
memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel sebab (bebas),
Selanjutnya mengamati akibat yang terjadi atas variabel yang diamati dan
dikendalikan tersebut (Sutarno 2010:7).
Penelitian jenis ekperimen ini dipilih karena penelitian eksperimen
merupakan metode penelitian yang sistematis dan logis untuk menjawab
suatu pertanyaan apabila sesuatu dilakukan dalam kondisi dikontrol dengan
teliti apakah yang akan terjadi berikutnya.
2. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian atau desain penelitian merupakan salah satu
tahapan proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Rancangan
penelitian adalah suatu rencana atau kerangka tentang cara mengumpulkan
dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis sesuai
dengan tujuan penelitian. Rancangan dalam penelitian adalah eksperimen.
Penelitian eksperimen ada 3 jenis, yaitu:
(a). Rancangan Pra-Eksperimental, (b). Rancangan Penelitian Eksperimental
Semu, (c). Rancangan Penelitian Eksperimental Sungguhan (Sutarno,
2010:21).
Selain itu masih ada yang disebut dengan Rancangan penelitian
eksperimental yang bercirikan adanya pengendalian untuk mengatur situasi.
Sutrisno Hadi (1995:441) menjelaskan bahwa terdapat pola-pola dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
penelitian eksperimental yang disebut experimental designs. Beberapa dari
pola-pola pokok yang terdapat pada penelitian eksperimen adalah:
a).Simple Randomaized Design,. b). Treatments by Levels Designs, c).
Treatments by Subjects Designs, d).Random Replications Designs,
e).Factorial Designs, f). Groups-Within-Teatments Designs
Istilah-istilah tersebut tidak diterjemahkan untuk menjaga
kesimpangsiuran pengertian. Jika diterjemahkan, hanya istilah designs nya
saja. Masing-masing designs perlu untuk diuraikan berdasarkan fasal-fasal
yang tersendiri. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pola
eksperimen yang Treatments by Subjects Designs. Pola S-R dan T-L
eksperimen dilakukan terhadap kelompok-kelompok subyek yang berlainan.
Dalam pola Treatments by Subjects Designs, atau dapat disingkat pola T-S,
beberapa jenis atau variasi treatment diberikan secara berturut-turut kepada
sekelompok subyek yang sama. Karena itu eksperimen dengan pola ini
kedang-kadang disebut juga “one group eksperiment”. Namun yang paling
tepat disebut dengan istilah same group karena grup eksperimen yang satu
itu pada gilirannya dijadikan grup control juga. Jadi satu grup yang sama
pada suatu ketika dijadikan grup eksperimen, pada saat yang lain dijadikan
grup control. Maka timbulah sebutan juga tentang pola ini yaitu self-control
experiment.
Ada dua alasan penggunaan pola penelitian treatments by subjects
designs, yaitu:
a) Untuk meniadakan perbedaan antar subyek, sehingga dengan cermat
dapat mengendalikan tingkah laku subyek.
b) Untuk menyelidiki pengaruh eksperimen atau treatment terhadap subyek
seorang demi seorang.
Prosedur desain pola treatments by subject designs adalah sebagai
berikut:
a. Pembentukan kelompok eksperimen
Pembentukan kelompok dibagi menjadi lima kelompok kecil sebagai
penerima treatment. Dengan masing-masing kelompok akan
melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
b. Pemberian tes awal (pretest).
c. Pemberian treatment.
d. Pemberian tes akhir (posttest)
Tabel 3.2
Rancangan Penelitian
Kelompok Pretes Treatment Postes
Eksperimen T.0 X T.1
Keterangan:
Dengan keterangan prosedur/langkah-langkah penelitian sebagai berikut:
a. T.0 : pretes
Pretest dilakukan untuk mengetahui kondisi awal tentang perilaku
kepemimpinan yang dimiliki siswa sebelum adanya treatment/perlakuan.
Instrumen yang digunakan yaitu observasi dan angket.
b. X : Treatment
Setelah mengetahui hasil pretest, kemudian siswa diberikan layanan
bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran.
c. T.1 : Potes
Postest dilaksanakan untuk mengetahui kondisi tentang perilaku
kepemimpinan yang dimiliki siswa setelah diberikan layanan bimbingan
kelompok dengan teknik bermain peran. Instrumen yang digunakan yaitu
melalui observasi dan penyebaran angket.
3. Variabel penelitian
Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek
penelitian termasuk di dalamnya gejala-gejala yang akan diteliti (Sumadi Surya
Subrata, 2003:25). Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel terikat dan
variabel bebas.
Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Suharsani Arikunto, 2006:118) Hal ini senada dengan yang
dikatakan Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, (2007:118). Variabel penelitian
adalah kondisi yang dimanipulasikan oleh peneliti dalam suatu penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Sedangkan menurut Sutarno (2010:6) bahwa variable penelitian adalah atribut
yang dianggap mencerminkan atau mengungkapkan pengertian dari peristiwa
yang menjadi sasaran penelitian. Berdasarkan definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa variabel merupakan obyek yang bervariasi dan dapat
dijadikan titik perhatian suatu penelitian.Dalam penelitian terdapat dua jenis
variable, yaitu;
a. Variabel bebas adalah kondisi yang oleh peneliti dimanipulasi untuk
menerangkan hubungannya dengan keadaan yang diteliti (Cholid
Narbuko dan Abu Achmadi, 2007:119). Variabel bebas merupakan
variabel yang mempengaruhi atau penyebab. Dalam penelitian ini yang
menjadi variable bebas adalah bimbingan kelompok teknik bermain
peran.
b. Variabel terikat adalah kondisi yang berubah atau muncul ketika variabel
bebasnya diganti (Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2007:119).
Variabel terikat merupakan variabel yang keberadaannya bergantung
pada variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variable terikat
adalah perilaku kepemimpinan.
Definisi dari dua variabel terikat dan variabel bebas dijelaskan sebagai
berikut:
1) Definisi Konseptual
a) Variabel terikat perilaku kepemimpinan
Menurut Walters (dalam Semuil Tjiharjadi 2007:9) kepemimpinan
merupakan suatu seni tersendiri yang dipelajari dan diterapkan dengan
hati-hati. Kepemimpinan bersifat dinamis dan situasional. Artinya
tidak ada cara terbaik yang bisa digunakan dalam segala situasi.
Menurut M. Asrori Ardiansyah, 2001 perilaku kepemimpinan adalah
perilaku khusus/pribadi para pemimpin terkait dengan tugas dan
perannya sebagai seorang pemimpin. Perilaku kepemimpinan
dipahami sebagai suatu kepribadian (personality) seorang pemimpin
yang diwujudkan dalam aktivitas kepemimpinannya dalam kaitannya
dengan mengelola tugas dan hubungan dengan bawahan/pegawai
untuk mencapai tujuan organisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seni
perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan
menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab timbulnya
kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin, tugas
pokok dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan Kartini
Kartono (1994:27).
Mengacu pada pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan
bahwa perilaku kepemimpinan merupakan suatu seni, sifat dan
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b) Variabel bebas layanan bimbingan kelompok teknik bermain peran.
Bimbingan kelompok dalam pola sederhana dimaksudkan sebagai
pemberian bimbingan yang diberikan kepada sekelompok individu
yang mengalami masalah yang sama, sedangkan bimbingan kelompok
dengan memakai pola yang lebih mendalam mengandung makna
bimbingan diberikan kepada sejumlah individu dengan memanfaatkan
dinamika kelompok, dengan mementingkan suasana yang berkembang
dalam kelompok untuk memecahkan masalah (Depdikbud,1984 dalam
Erman Amti dan Marjohan, 1992:105).
Berdasar pengertian di atas bimbingan kelompok merupakan
suatu layanan yang memungkinkan sejumlah individu secara bersama-
sama memperoleh suatu penyelesaian dari suatu masalah yang sama
guna untuk menunjang aktualisasi individu sebagai siswa, anggota
keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
Kemudian Bennett (dalam Tatiek Romlah, 2001:99)
menjelaskan bahwa permainan peran merupakan suatu alat belajar
yang mengembangkan keterampilan-keterampilan dan pengertian-
pengertian mengenai hubungan antar manusia dengan jalan
memerankan situasi-situasi yang paralel dengan yang terjadi dalam
kehidupan sebenarnya. Melalui bermain peran (role playing), para
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
siswa mencoba mengeksplorasi hubungan antar manusia dengan cara
memperagakannya dan mendiskusikannya sehingga secara bersama-
sama para siswa dapat mengeksplorasi perasaan, sikap, nilai, dan
berbagai strategi pemecahan masalah.
Mengacu dari pendapat beberapa ahli diatas maka dapat
dikatakan bahwa bimbingan kelompok teknik bermain peran dapat
dimanfaat sebagai salah satu sarana bagi siswa untuk mengeksplorasi
perasaan, sikap, dan berbagai strategi pemecahan masalah melalui
kegiatan kelompok.
1) Definisi Operasional
a) Variabel terikat perilaku kepemimpinan
Perilaku kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi perilaku oaring lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang didalamnya terjadi
interaksi antara pihak yang memimpin dan pihak yang dipimpin.
Untuk mencapai tujuan bersama baik dengan cara mempengaruhi
membujuk, memotivasi, mengkoordinasi.
Dari sini dapat dipahami bahwa tugas utama seorang pemimpin
dalam menjalan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada
kemampuannya dalam melaksanakan progam-progamnya saja.
Beradasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa perilaku
kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi,
membimbing, mengkoordinasi, dan bekerjasama dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
b) Variabel bebas
Bimbingan kelompok adalah suatu cara untuk mengaktualisasikan
diri melalui kegiatan kelompok. Dalam bimbingan kelompok
merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal
masing-masing anggota, dan diharapkan dapat mengambil manfaat
dari pengalaman yang didapatkan dari pembicaraan selama proses
kelompok ini bagi dirinya sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Bermain peran merupakan metode untuk menghadirkan peran-
peran yang ada dalam khayalan ke dunia nyata dalam suatu
pertunjukan peran di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian
dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian
terhadap apa yang telah diperankan. Menilai keunggulan maupun
kelemahan masing-masing peran tersebut, dan kemudian
memberikan saran/alternatif pendapat bagi pengembangan peran-
peran tersebut. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan
bahwa bimbingan kelompok teknik bermain peran merupakan
salah satu layanan yang dapat dimanfaatkan siwa untuk
mengaktualisasikan dirinya melalui permainan peran serta dalam
dinamika kelompok.
C. Subjek Penelitian
1. Populasi
Setiap penelitian membutuhkan daerah yang dijadikan kancah.
Pemilihan kancah penelitian tergantung pada obyek suatu masalah yang
akan diselidiki. Sutrisno Hadi (2000:220) mengemukakan bahwa “populasi
adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki disebut
populasi atau universum.populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau
individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama. Selanjutnya
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:108) Populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian.
Bertitik tolak dari pengertian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
populasi keseluruhan subyek penelitian sebagai sumber data dan
mempunyai cari-ciri yang sama. Dalam penelitian ini yang merupakan
populasi adalah pengurus OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar yang berjumlah
37 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi
Arikunto, 2006:131). Selanjutnya, Sugiyono (2008:118) mengemukakan
bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
populasi. Sampel harus representatif, artinya segala karakteristik yang
terdapat di dalam populasi hendaknya tercermin pula didalam sampel yang
diambil. Sehubungan dengan itu didalam prosedur penarikan sampel harus
dilakukan secara seksama sehingga sampel yang diambil benar-benar dapat
mewakili sifat-sifat populasi. Sampel pada dasarnya ditentukan oleh peneliti
sendiri berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang didasarkan atas:
tujuan, hipotesis, metode dan instrumen penelitian.
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pengurus OSIS SMA
Negeri 1 Karanganyar. Sampel yang digunakan untuk penelitian telah
memenuhi persyaratan minimal yang ditentukan, yaitu memiliki rentangan
umur yang hampir sama, keadaan sosial-ekonomi yang hampir sama,
prestasi akademik yang hampir sama, dan bersama-sama sedang dalam
proses meningkatkan perilaku kepemimpinan. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 37 siswa. Seluruh siswa dijadikan sampel penelitian karena
merupakan penelitian populasi, karena jumlah subjek kurang dari 100.
3. Teknik sampling
Penelitian sampel dituntuk untuk penentuan sampel yang
representatif, Untuk itu harus menggunakan teknik yang tepat yang disebut
dengan teknik sampling. Teknik sampling adalah cara untuk menentukan
sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan
sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat dan penyebaran
populasi agar diperoleh sampel yang representatif.
Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan teknik total sampling, yaitu seluruh anggota populasi diambil
sebagai sampel penelitian. Adapun besarnya sampel yang akan di ambil
menurut Suharsimi Arikunto (2006:134) yaitu: “untuk sekedar ancer-ancer,
maka apabila subyek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika
jumlah subyek penelitian besar, dapat diambil antara 10%-15% atau lebih.”
Untuk itu, penelitian yang dilakukan dengan mengambil seluruh
jumlah populasi yang ada disebut dengan penelitian populasi. Besarnya
sampel yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan jumlah populasi
yaitu 37 siswa yang merupakan pengurus OSIS di SMA N 1 Karanganyaar.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu: (1). Jenis data
kuantitatif, (2). Jenis data kualitatif, dan (3). Jenis data tampilan pustaka.
Data dalam penelitian ini termasuk dalam jenis data kuantitatif. Jenis
data kuantitatif tersebut ditunjukkan pada variabel terikat dalam penelitian
ini yaitu perilaku kepemimpinan.
2. Sumber data
Berkaitan dengan penelitian yang dilaksanakan maka untuk
memperoleh data yang valid dibutuhkan sumber data yang valid
pula.Sumber data dapat dimaknai dari siapa atau dengan alat apa data
tersebut diperoleh.
Sumber data dalam penelitian ini adalah pengurus OSIS SMA Negeri
1 Karanganyar yang telah diberi treatment. Sebelumnya siswa tersebut
diberikan tes pada awal treatment dan akhir treatment dengan
menggunakan instrument angket. Hasil instrument tersebut yang
digunakan sebagai data tentang perilaku kepemimpinan.
3. Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data salah satu langkah penting dalam penelitan.
Mengumpulkan data berarti mengamati variable yang akan diteliti dengan
metose pengumpuln data, karena hasil penelitian tergantung dari ada
tidaknya data yang sesuai.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan
metode observasi non sistematis dan angket:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
a. Pengamatan (observasi)
Obsevasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang utama
dalam kebanyakan penelitian kuantitatif. Sebagai salah satu cara untuk
mengumpulkan data dalam rangka penelitian dilakukan dengan pengamatan
langsung terhadap keadaan yang sebenarnya dari obyek yang diteliti,
Kemudian dilakukan pencatatan secara sistematis terhadap kenyataan yang
dilakukan di lapangan. Observasi dibutuhkan agar dapat memehami proses
terjadinya dinamika dan hasil dinamika dapat dipahami dalam konteksnya.
Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku
subjek selama proses, interaksi subjek dengan hal-hal yang dianggap
relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil kegiatan.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:157) Observasi dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
1). Observasi non sistematis dan 2). Observasi sistematis.
Observasi non sistematis dilakukan oleh pengamat dengan tidak
menggunakan instrumen pengamatan, sedangkan observasi sistematis
yang dilakukan pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai
instrumen pengamatan. Penelitian ini menggunakan cara observasi non
sistematis.
b. Angket.
1) Pengertiaan
Angket atau daftar isian merupakan suatu daftar yang berisi
pernyataan-pernyataan tertulis yang harus dijawab siswa secara
tertulis pula.data yang ingin dikumpulkan dijabarkan dalam bentuk
pertanyaan tertulis, pertanyaan dalam angket itu tergantung kepada
maksud serta tujuan yang ingin dicapai.menurut macamnya angket
dapat dibagi menjadi dua yaitu “ angket langsung dan angket tidak
langsung” (Sutrisno Hadi,1998:162).
Bimo Walgito (2005:75) dalam bukunya menjelaskan bahwa
angket adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
harus dijawab atau dikerjakan oleh orang atau anak yang ingin
diselidiki yang juga disebut responden.
Angket langsung yaitu jika daftar pertanyaan dikirim langsung
kepada subyek yang ingin diminta pendapatnya, dalam hal ini yaitu
data tentang pendidikn keluarga dan ekonomi keluarga.dimana
langsung diberikan kepada siswa yang dijadikan responden.
Sedangkan angket tak langsung yaitu jikadaftar pertanyaan dikirim
kepada seseorang atau orang lain yang diminta menceritakan atau
memberi pendapat tentang diri subyek penelitian.
2) Keuntungan dan kekurangan
Angket sebagai metode pengumpulan data mempunyai beberapa
keuntungan dan kekurangan. Suharsimi Arikunto (2006:152)
menyebutkan antara lain:
a. Keuntungan metode angket adalah:
(1). Tidak memerlukan hadirnya peneliti, (2).Dapat dibagikan
secara serentak kepeda banyak responden. (3). Dapat dijawab
oleh responden menurut keepatannya masing-masing dan
menurut waktu senggang responden. (4). Dapat dibuat anonim
sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu
menjawab. (5). Dapat diuat terstandar sehingga bagi semua
responden dapat diberi pertanyaan yang benar-banar sama.
b. Kekurangan metode angket adalah:
(1). Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada
pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulang
untuk dikembalikan kembali padanya, (2). Sering sukar dicari
validitasnya, (3). Walaupun dibuat anonim kadang-kadang
reonden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul
atau tidak jujur, (4). Sering tidak kembali, terutama jik dikirim
lewat pos, (5). Waktu pengembalian tidak sama-sama, bahkan
kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket berstruktur dan bersifat langsung. Diberikan kepada siswa
beberapa pertanyaan yang sudah tersedia jawabannya dan langsung
diberikan kepada siswa.
3) Langkah-langkahPenyusunanAngket
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menyusun angket
menurut Suharsimi Arikunto (1996:155) adalah sebagai berikut:
a) Menulis konsep dasar.
Langkah awal dari penyusunan angket pada penelitian ini
merumuskan konsep dasar perilaku kepemimpinan
b) Menentukan komponen atau aspek-aspek.
c) Mencari indikator-indikator yang diteliti
Penentuan indikator dari setiap aspek dalam proses pembuatan angket.
Indikator diartikan sebagai suatu tanda yang digunakan untuk
mengukur tercapainya aspek-aspek dari definisi operasional variabel
terikat. Setiap aspek diharapkan memiliki ≥ 2 indikator. Indikator–
indikator dari setiap aspek yang telah dirumuskan sebelumnya
(terlampir).
d) Membuat kisi-kisi angket.
Penulisan kisi-kisi pernyataan adalah proses penyusunan pernyataan
yang sesuai dan mengarah pada indikator yang telah ditetapkan.
Pernyataan yang ditulis harus bisa mewakili tiap indikator yang telah
disususn sebelumnya. Setiap indikator berjumlah ≥ 2 pernyataan.
Pernyataan dalam angket ini terdiri dari pernyataan positif (favorabel)
dan pernyataan negatif (unfavorabel). (Terlampir)
e) Menyusun pertanyaan
Setiap item pertanyaan dibuat berdasarkan indikator-indikator yang
terdapat pada kisi-kisi. Nomor item pernyataan diatur sedemikian rupa
dalam suatu format angket. Pengaturan tersebut bertujuan untuk
memudahkan penyusun angket dalam mengolah hasil. (terlampir)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
f) Skoring.
Skoring adalah proses pemberian skor terhadap angket yang telah diisi
oleh responden uji coba lapangan angket. Pemberian skor diberikan
sesuai dengan skala penilaian yang telah ditentukan. Skoring juga
dapat disebut juga dengan proses analisi uji coba angket yang
digunakan untuk menghitung validitas dan reliabilitas angket
penelitian yang akan digunakan untuk mengumpulkan data.
(terlampir)
1) Validitas instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
(Suharsimi Arikunto, 1996:158). Perhitungan dan analisis data uji
coba angket dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Mentabulasi skor yang telah diberikan pada setiap item
pernyataan yang diisi responden uji coba
b) Menjumlahkan skor setiap item pernyataan yang diperoleh dari
responden uji coba
c) Mengolah data tersebut dengan bantuan SPSS.16
menggunakan teknik Korelasi Product Moment dengan rumus
sebagai berikut:
∑ ∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑
∑ ∑
Keterangan:
N : Jumlah responden
∑xy : Jumlah skor item genap kali skor item ganjil
∑x : Jumlah skor item genap
∑y : Jumlah skor item ganjil
∑x2 : Jumlah skor item genap dikuadratkan
∑y2 : Jumlah skor item ganjil dikuadratkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Korelasi setiap item dibandingkan dengan r tabel dengan
menggunakan 40 responden, yaitu diketahui r tabel 40 responden
adalah 0,312 (Duwi Priyatno, 2009:217).Jika koefesien korelasi ≤
0,312 maka item dinyatakan tidak valid, dan sebaliknya jika
koefisien korelasi setiap item ≥ 0,312 maka item dinyatakan valid.
d) Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan korelasi product
moment tersebut, dari 50 item yang telah disusun terdapat 3 item
pernyataan yang tidak valid, yaitu nomor: 9, 12, dan 18. karena
setiap indikator sudah terdapat item yang mewakili. Dengan
demikian jumlah item yang digunakan dalam angket penelitian ini
sebanyak 50 butir.
2) Reliabilitas Instrument
Reliabilitas merujuk pada suatu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data. Selaras dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Suharsimi Arikunto (2006:168) bahwa:
Alat pengumpul data yang memiliki reliabilitas yang tinggi berarti
alat pengumpul data tersebut memiliki tingkat keandalan yang
tinggi pula, sehingga apabila pengukuran dilakukan dengan alat
tersebut hasilnya adalah sama atau hampir sama, jika sekiranya
pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu
yang berlainan atau pada orang yang berbeda (tetapi memiliki
kondisi yang sama) pada waktu yang sama
Adapun perhitungan dan analisa data uji reliabilitas dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(a) Mentabulasikan seluruh item pernyataan baik yang valid maupun
yang tidak valid, yaitu sebanyak 50 butir
(b) Mengolah data reliabilitas angket dengan bantuan SPSS.16
menggunakan teknik Cronbach Alpha
(c) Berdasarkan perhitungan SPSS.16 dengan teknik Cronbach Alpha
didapatkan hasil sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Tabel 3.3. Reliabilitas angket
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.751 51
Tabel diatas menunjukkan bahwa reliabilitas angket yang
berjumlah 51 item memiliki tingkat reliabilitas 0,751
(d) Menginterpretasikan tingkat reliabilitas angket pada tabel
interpretasi nilai r. Menurut Sutrisno Hadi dalam (Suharsimi
Arikunto, 2006:276) kriteria reliabilitas instrumen adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.4. Interpretasi nilai r
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Antar 0,000 samapi dengan 0,200 Sangat rendah ( tak berkorelasi)
(e) Kesimpulan: berdasarkan hasil pengujian uji reliabilitas teknik
Crobach Alpha di atas dibandingkan dengan tabel interpretasi nilai
r,hasil nilai r berada antara 0.600 sampai dengan 0,800. Dapat
disimpulkan instrumen ini memiliki tingkat keandalan yang cukup,
sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam
penelitian dan pengukurannya akan tetap konsisten jika di ulang
kembali.
E. Teknik Analisis Data
Penentuan teknik analisis data dalam suatu penelitian harus
berorientasi pada tujuan penelitian dan hipotesis yang telah dirumuskan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
sebelumnya. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis T-test, karena untuk mengetahui perbedaan perilaku
kepemimpinan sebelum dan sesudah pemberian treatment berupa layanan
bimbingan kelompok dengan teknik role playing.
Rumus T-test adalah salah satu teknik analisis data yang digunakan
dalam desain penelitian treatmen by subjek design dengan
membandingkan mean pretes dan mean postes. Analisis data dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 16.0.
F. Prosedur Penelitian
1. Memilih sampel penelitian untuk dijadikan kelompok eksperimen
2. Mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu Angket perilaku
kepemimpinan
3. Menyusun satuan layanan untuk pelaksanaan kegiatan bermain
peran.
4. Memberikan tes awal (pretes) pada kelompok eksperimen sebelum
diberi perlakuan.
5. Pelaksanaan treatment yang sudah direncanakan.
6. Memberikan postes kepada kelompok eksperimen, dimana instrumen
yang digunakan dalam tes akhir sama dengan yang digunakan pada
tes awal yaitu dengan menggunakan Angket yang sama.
7. Evaluasi, dengan memperoleh hasil dari tes awal dan tes akhir dari
kelompok eksperimen diharapkan dapat memeperoleh data tentang
perilaku kepemimpinan. Melalui analisis data maka akan diketahui
bahwa terdapat perbedaan antara hasil tes awal dan tes akhir
sehingga Hipotesis Alternatif (Ha) berbunyi “ layanan bimbingan
kelompok dengan teknik bermain peran efektif meningkatkan
perilaku kepemimpinan pengurus OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar
tahun pelajaran 2011/2012”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Perolehan data penelitian ini dilakukan dengan rangkaian kegiatan
yang kemudian dibagi menjadi beberapa langkah, sehingga dapat
diketahui secara jelas kegiatan apa saja yang terdapat dalam langkah-
langkah yang dilakukan dalam penelitian ini. Adapun prosedur dan
penyajian data penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Langkah awal dalam pelaksanaan penelitian ini adalah menyusun
prosedur pelaksanaan penelitian. Penyusunan prosedur pelaksanaan
penelitian ini dilakukan agar pelaksanaan penelitian ini dapat
terkoordinasi, sehingga penelitian dapat terlaksana dengan tepat.
Prosedur pelaksanaan penelitian terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
a. Persiapan penelitian
Tahap persiapan penelitian merupakan langkah awal yang
dilaksanakan sebelum penelitian dilaksanakan. Persiapan penelitian
ini dilakukan agar kegiatan awal yang harus dilakukan pada penelitian
dapat seluruhnya terlaksana, sehingga dapat mendukung pelaksanaan
penelitian. Adapun persiapan yang dilaksanakan dalam penelitian ini
antara lain meliputi:
1) Menentukan sampel peneltian
Sampel penelitian adalah salah satu komponen yang penting
untuk melaksanakaan penelitian ini. Sampel penelitian yang terpilih
kemudian akan digunakan sebagai subjek eksperimen. Berikut
langkah yang dilakukan untuk mengambil sampel penelitian :
a) Menentukan sampel penelitian untuk memilih kelompok yang
akan diberikan treatment. Kelompok yang dipilih yaitu pengurus
OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
b) Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik
sampling yang telah dipilih. Teknik sampling yang digunakan
adalah teknik “total sampling”. Karena subyek yang dipilih
kurang dari 100 maka merupakan penelitian populasi.
c) Berdasarkan pengambilan sampel yang dilakukan terpilih
pengurus OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar sebagai kelompok
yang diberikan treatment yakni sejumlah 37 siswa.
2) Menyusun angket perilaku kepemimpinan
Penyusunan angket ini bertujuan untuk memperoleh data
tentang perilaku kepemimpinan yang dimiliki oleh masing-masing
siswa. Angket ini diberikan kepada seluruh anggota populasi yang
merupakan subjek eksperimen. Adapun penyusunan angket
perilaku kepemimpinan adalah sebagai berikut:
a) Menyusun kisi-kisi angket dan menjabarkan indikator-
indikator kedalam butir-butir pernyataan
b) Uji coba angket dan analisis angket, sehingga dapat diketahui
validitas dan reliabilitasnya.
c) Memilih butir pernyataan yang dianggap valid kemudian
disusun kembali menjadi sebuah angket yang kemudian
digunakan untuk pelaksanaan test awal (pretes)
3) Pemberian test awal
Pemberian test awal (pretes) dilaksanakan pada hari jumat,
25 mei 2012 dengan memberikan angket perilaku kepemimpinan
kepada seluruh subjek eksperimen, yaitu pengurus OSIS SMA N
1 Karanganyar. Adapun tujuan pemberian tes awal (pretes) ini
adalah untuk memperoleh data tentang perilaku kepemimpinan
pengurus OSIS.
4) Menyusun satuan layanandan materi bermain peran
Penyusunan satuan layanan bertujuan untuk merencanakan
pelaksanaan treatment pada suatu standar kompetensi tertentu
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai peneliti. Satuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
layanan berisi tentang hal-hal yang akan di laksanakan pada saat
pemberiaan treatment seperti alokasi waktu dan tempat,materi
yang diperankan alat-alat yang dibutuhkan dan lain-lain.
b. Pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan penelitian ini adalah pemberian treatment yaitu
bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran kepada subjek
eksperimen. Berkaitan dengan pemberian layanan bimbingan kelompok
teknik bermain peran tersebut, peneliti bekerjasama dengan Bapak
Bambang sayadi dan Ibu Sri Muji Wahyuti selaku guru Bimbingan
Konseling SMA Negeri 1 Karanganyar untuk pengaturan waktu. Tujuan
pemberian layanan ini adalah untuk meningkatkan perilaku
kepemimpinan menjadi lebih baik. Dengan meningkatnya perilaku
kepemimpinan pengurus OSIS, diharapkan mereka dapat menunjukkan
peran mereka sebagai pengurus OSIS yang bertanggung jawab akan
tugas-tugas yang diembannya.
Pemberian layanan bimbingan kelompok dengan Teknik bermain
peran ini dilaksanakan selama 4 kali pertemuan dengan alokasi waktu
setiap perlakuan 90 menit. Subjek eksperimen diberi kesempatan 2 kali
untuk berlatih memerankan peran yang telah disepakati bersama. Untuk
kemudian diperankan pada pertemuan berikutnya dan kemudian semua
subjek eksperimen beserta peneliti melakukan evaluasi dari peran-peran
yang telah dimainkan. Adapun pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok dengan teknik bermain peran pada masing-masing pertemuan
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan di aula sekolah pada hari Senin,
2 Mei 2012 jam ke 7- jam ke 8 selama 90 menit. Pada pertemuan pertama
ini, kegiatan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran
didahului dengan pembentukan kelompok terlebih dahulu. Subjek
eksperimen dibagi menjadi 4 kelompok dengan masing-masing
kelompok beranggotakan 9-10 orang. Setelah kelompok selesai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
dibagi,kemudian dikemukakan tentang aturan main pemberian layanan
bimbingan kelompok. Kemudian diberikancerita layanan bimbingan
kelompok dengan teknik bermain peran dengan topik / judul cerita yang
berbeda setiap kelompok. Setiap cerita mengandung aspek-aspek yang
ada dalam perilaku kepemimpinan yaitu kemempuan mempengaruhi,
membimbing, mengkoordinasi dan bekerja sama mencapai tujuaan.
2) Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan di aula sekolah pada hari Rabu, 11
Mei 2012 pada jam ke 7 - jam ke 8 selama 90 menit. Pada pertemuan
kedua ini, kelompok 1 memerankan tokoh yang ada dalam cerita yang
berjudul “Kini Mawar Tak Seharum Namanya”. Dan kelompok 2
memerankan tokoh yang ada dalam cerita dengan judul “Pemimpin
Sejati” (Naskah cerita terlampir). Sementara kelompok 1 dan kelompok 2
memerankan cerita tentang perilaku kepemimpinan, kelompok yang lain
menyimak dan memperhatikan jalannya pemeranan cerita tersebut. Di
setiap akhir kegiatan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran,
diadakan evaluasi tentang jalannya bermain peran dan manfaat yang
diambil dari kegiatan tersebut. Masing-masing perwakilan kelompok
dipersilakan untuk memberikan pesan dan kesan dari permainan peran
yang dilaksanakan. Kemudian disimpulkan menjadi sebuah intisari dan
masukan pada kelompok yang tampil. Hasilnya setiap kelompok dapat
memahami isi cerita yang diperankan dan diambil manfaat dari
pemeranan cerita tersebut.
3) Pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan di sanggar sekolah pada hari Rabu,
18 Mei 2012 pada jam ke 7 - jam ke 8 selama 90 menit. Pada pertemuan
ketiga ini, giliran kelompok 3 memerankan cerita dengan judul
“Pemimpin Oh Pemimpin” dan kelompok 4 yang memerankan cerita
dengan judul “Peran Ketua” (Naskah cerita terlampir). Sementara
kelompok 3 dan kelompok 4 memerankan cerita tentang perilaku
kepemimpinan, kelompok yang lain menyimak dan memperhatikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
jalannya pemeranan cerita tersebut. Disetiap akhir kegiatan bimbingan
kelompok dengan teknik bermain peran, diadakan evaluasi tentang
jalannya bermain peran dan manfaat yang diambil dari kegiatan tersebut.
Masing-masing perwakilan kelompok dipersilakan untuk memberikan
pesan dan kesan dari permainan peran yang dilaksanakan. Kemudian
disimpulkan menjadi sebuah intisari dan masukan pada kelompok yang
tampil. Hasilnya setiap kelompok dapat memahami isi cerita yang
diperankan dan diambil manfaat dari pemeranan cerita tersebut.
4) Pertemuan keempat
Pertemuan ketiga dilaksanakan di sanggar sekolah pada hari
Selasa, 24 Mei 2012 pada jam ke 8 selama 45 menit. Pada pertemuan
keemat ini diadakan evaluasi secara menyeluruh tentang pelaksanaan
bimbingan kelompok teknik bermain peran dari tahap awal sampai akhir.
Kemudian diberikan kesempatan untuk memberikan kesan pesan serta
manfaat apa saja yang dapat diambil selanjutnya dibuat kesimpulan
tentang pelaksanaan bimbingan kelompok teknik bermain peran.
5) Pemberian Tes akhir
pemberian test akhir (postes) dilakukan dengan menggunakan
angket yang sama dengan angket yang digunakan pada test awal (pretes).
Postes dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 28 Mei 2012 di Sanggar
sekolah. Adapun tujuan pemberian postes ini adalah untuk memperoleh
data akhir tentang perilaku kepemimpinan pengurus OSIS, dan untuk
mengetahui perbandingan hasil pemberian tes awal dan test akhir subjek
eksperimen setelah mendapatkan treatment berupa layanan bimbingan
kelompok teknik bermain peran.
2. Penyajian Data
Data dalam penelitian ini adalah data perilaku kepemimpinan yang
dimiliki siswa. Data diperoleh dari pelaksanaan pretes yang kemudian
digunakan sebagai data awal dan pelaksanaan postes yang kemudian
digunakan sebagai data akhir. Pelaksanaan pretes dilakukan kepada
semua populasi, yaitu pengurus OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Sedangkan pelaksanaan postes juga dilakukan kepada semua populasi
yang merupakan subjek eksperimen .
a. Data Awal
Data awal merupakan data pretes populasi yang juga digunakan
untuk mengukur tingkatan perilaku kepemimpinan yang dimiliki peserta
didik berdasarkan skor angket perilaku kepemimpipan. Jumlah peserta
didik yang mengikuti pretes adalah sebanyak 37 orang dan seluruhnya
telah mengisi angket perilaku kepemimpinan sebanyak 50 item
pernyataan. Berikut hasil data berupa statistik deskriptif yang diperoleh
dari pelaksanaan pretes:
Tabel 4.1 Skor Pretes Subjek Eksperimen
No Nama Pretest No Nama pretest
1 Agus aji 129 20 Novena 124
2 Fajrian hanif k 131 21 Indri M 126
3 Reza andriyunanto 124 22 Dina lestari 123
4 M ikhsan rifai 121 23 Dina ayu 123
5 Siti dwi 125 24 Risky Fauziah 109
6 Alifa M 122 25 Ika maharani 128
7 Nindyasari D 133 26 Aisyah 122
8 Adista ega 133 27 Kukuh ramadhan 117
9 Anisa galuh 125 28 Nining 127
10 Ratih kumalasari 127 29 Isnaini 125
11 Dian sapto n 128 30 Aprilia 130
12 Sapto akhiri 129 31 Wahyu alam 113
13 Tsalat rotsatul 125 32 Widya 123
14 Agus santoso 126 33 Noor fitria 122
15 Rengginat aji 123 34 Gilang 126
16 Cristina zela 125 35 Retno pawiwit a p 126
17 Kyestiana 122 36 Desy 127
18 Rizlaili 116 37 Dharma putra 120
19 Nera 112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tabel 4.2 Statistik Skor Pretes Subjek Eksperimen
Statistics
Pretes
N Valid 37
Missing 0
Mean 1.2368E2
Median 1.2500E2
Mode 125.00
Std. Deviation 5.70601
Variance 32.559
Minimum 109.00
Maximum 133.00
Data dalam bentuk tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah data
yang valid ada 37 dan tidak ada data yang hilang. Mean atau rata-rata skor
kelas adalah 123,68. Median atau titik tengah semua data setelah diurutkan
dan dibagi dua sama besar adalah 125. Mode atau nilai yang sering muncul
yaitu 125. Standar deviasi atau ukuran penyebaran data dari rata-rata yaitu
57,06. skor minimum atau skor terendah pretest adalah 109. Skor
maksimum atau skor tertinggi pretes adalah 133 Perhitungan statistik
tersebut dapat digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
Gambar 4.1 Histogram Pretes Subjek Eksperimen
b. Data Akhir
Data akhir merupakan data postes subjek eksperimen yang menjadi
evaluasi pelaksanaan treatment. Data akhir tersebut diperoleh dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
pengisian angket yang sama dengan angket yang digunakan pada waktu
pengumpulan data awal. Pelaksanaan postes diikuti oleh 37 peserta didik
yang menjadi subjek eksperimen. Data akhir tersebut disajikan dalam
tabel berikut:
Tabel 4.3 Skor Postes Subjek Eksperimen
No Nama Postes No Nama Postes
1 Agus aji 135 20 Novena 126
2 Fajrian hanif k 136 21 Indri M 132
3 Reza andriyunanto 132 22 Dina lestari 134
4 M ikhsan rifai 138 23 Dina ayu 136
5 Siti dwi 133 24 Risky Fauziah 126
6 Alifa M 137 25 Ika maharani 137
7 Nindyasari D 131 26 Aisyah 135
8 Adista ega 140 27 Kukuh ramadhan 130
9 Anisa galuh 139 28 Nining 139
10 Ratih kumalasari 136 29 Isnaini 141
11 Dian sapto n 133 30 Aprilia 136
12 Sapto akhiri 137 31 Wahyu alam 128
13 Tsalat rotsatul 135 32 Widya 132
14 Agus santoso 142 33 Noor fitria 136
15 Rengginat aji 138 34 Gilang 137
16 Cristina zela 135 35 Retno pawiwit a p 141
17 Kyestiana 137 36 Desy 139
18 Rizlaili 132 37 Dharma putra 129
19 Nera 128
Tabel sajian skor postes tersebut menunjukan, hasil skor angket
perilaku kepemimpinan subjek eksperimen setelah pemberian treatment
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
berupa layanan bimbingan kelompok dengan bermain peran. Perolehan
skor tertinggi pelaksanaan postes dari subjek eksperimen diatas adalah
142, sedangkan skor terendah adalah 126. Berikut disajikan pula sajian
data statistik deskriptif skor postes subjek eksperimen.
Tabel 4.4 Statitistik Skor Postes Subjek Eksperimen
Statistics
Postes
N Valid 37
Missing 0
Mean 1.3481E2
Median 1.3600E2
Mode 136.00a
Std. Deviation 4.14218
Variance 17.158
Minimum 126.00
Maximum 142.00
Perhitungan statistik tersebut dapat digambarkan dalam bentuk
histogram sebagai berikut:
Gambar 4.2 Histogram Postes Subjek Eksperimen
Berdasarkan data perhitungan statistik dan histogram diatas
menunujukkan bahwa jumlah data yang valid sebanyak 37 dan tidak ada
data yang hilang. Mean atau rata-rata skor postes subjek eksperimen
adalah 134,81 Median atau titik tengah semua data setelah diurutkan
dandibagi dua sama besar adalah 136. Mode atau nilai yang sering
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
muncul yaitu 136. Standar deviasi atau ukuran penyebaran data adalah
4,142. Skor maksimum atau tertinggi postes adalah 142, sedangkan skor
minimum atau terendah adalah 126.
Untuk mengetahui perbedaan skor dan rata-rata skor pretes dan
postes subjek eksperimen, dapat disajikan dalam grafik berikut:
Grafik 4.1 Perbandingan Skor Pretest dan Postes
Grafik 4.2 Garis banding
Berdasarkan grafik 4.1 diatas menunjukkan perbedaan skor pretes
dan postes subjek eksperimen, dapat diketahui berdasarkan letak garis
merah (garis postes) berada diatas garis biru (garis pretes) dan kedua
garis tersebut tidak saling bersetuhan. Hal tersebut dapat diartikan skor
masing-masing peserta didik yang menjadi subjek eksperimen
mengalami peningkatan.
0
50
100
150
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37
skal
a sk
or
subjek penelitian
perbandingan pretes - postes
pre-test
post-test
123.6756757
134.8108108
115
120
125
130
135
140
pre-test post-test
garis banding
garis banding
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Sedangkan grafik 4.2 diatas yang merupakan gambaran dari skor rata-
rata pretes dan postes subjek eksperimen, dapat diketahui ada perbedaan
yaitu berupa peningkatan rata-rata skor pretes dan postes. Diketahui rata-
rata skor (mean) sebelum diberikan treatment sebesar 123,67 dan rata-
rata skor setelah diberikan treatment mengalami peningkatan menjadi
sebesar 134,81.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum data dalam penelitian kuantitatif seperti penelitian
eksperimen ini di uji hipotesis, diperlukan pengujian data terlebih dahulu
atau disebut dengan uji persyaratan analisis. Salah satu uji persyaratan
analisis, yaitu dengan menggunakan hitungan statistik. Pengujian
persyaratan analisis dengan menggunakan hitungan statistik dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1). Untuk penelitian komparatif, pengujian persyaratan meliputi uji
normalitas dan uji homogenitas, 2). Untuk penelitian korelasional
mencakup uji normalitas dan linearitas (UNS, 2012:20)
Penelitian ini merupakan penelitian komparatif, namun tidak
menggunakan uji homogenitas untuk pengujian persyaratan analisisnya.
Hal tersebut dikarenakan tidak adanya kelompok kontrol atau kelompok
pembanding pada penelitian ini. Uji homogenitas dimaksudkan untuk
memperlihatkan dua atau lebih kelompok sampel berasal dari populasi
yang memiliki variansi yang sama. Dapat diartikan uji homogenitas hanya
digunakan jika dalam suatu penelitian terdapat dua kelompok atau lebih
yang diteliti dan berasal dari populasi yang sama. Atas pertimbangan
tersebut, uji persyaratan analisis pada penelitian ini hanya menggunakan
uji normalitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, baik data pretes
maupun data postes subjek eksperimen. Adapun uji normalitas data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
penelitian ini menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan
SPSS 16. Dikemukakan oleh Yohanes Anton Nugroho (2011:33) bahwa
uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk melihat seberapa besar
kecenderungan populasi dari suatu sampel mendekati distribusi normal
dan untuk menguji sampel berasal dari populasi yang identik. Uji
normalitas menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov berlaku hipotesis:
Ho : data berasal dari populasi distribusi normal
Ha : data berasal dari populasi tidak berdistribusi normal
Hipotesis tersebut selanjutnya diuji dengan statistik dengan kriteria uji
sebagai berikut: Jika Dhitung > Dtabel Ho diterima dan Ha ditolak
Jika Dhitung < Dtabel Ho ditolak dan Ha diterima
Uji normalitas dilakukan pada data awal atau pretes dan data akhir atau
postes subjek eksperimen. Adapun hasil uji normalitas data pretes subjek
eksperimen dijelaskan sebagai berikut.
Tabel 4.5 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Pretes
Subjek Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pretes
N 37
Normal Parametersa Mean 1.2368E2
Std. Deviation 5.70601
Most Extreme Differences Absolute .168
Positive .067
Negative -.168
Kolmogorov-Smirnov Z 1.024
Asymp. Sig. (2-tailed) .245
Berdasarkan tabel uji normalitas diatas diketahui signifikansi uji
Kolmogorov-Smirnov data pretes atau nilai Dhitung adalah sebesar 0,245.
Sedangkan Dtabel, dengan n = 37 danα=0,05, dikarenakan dalam tabel
kolmogorov-smirnov (lampiran) tidak diketahui Dtabel adengan n = 37
maka digunakan n yang mendekati 37 yaitu n =35 dalah sebesar 0,224.
Hal tersebut menunjukkan nilai Dhitung> Dtabel (0,245> 0,224) maka Ho
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan data pretes berasal
dari populasi yang terdistribusi normal.
Sedangkan hasil uji normalitas data postes subjek eksperimen dapat
dijelaskan sebagai berikut
Tabel 4.6 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Postes Subjek Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Postes
N 37
Normal Parametersa Mean 1.3481E2
Std. Deviation 4.14218
Most Extreme Differences Absolute .140
Positive .058
Negative -.140
Kolmogorov-Smirnov Z .851
Asymp. Sig. (2-tailed) .464
Berdasarkan tabel uji normalitas diatas, diketahui nilai Dhitung
adalah sebesar 0,464 dan nilai Dtabel adalah sebesar 0,224. Hal tersebut
menunjukkan nilai Dhitung > Dtabel (0,464> 0,224) maka Ho diterima dan Ha
ditolak, sehingga dapat disimpulkan data postes subjek eksperimen berasal
dari populasi yang berdistribusi normal. Merujuk dari perolehan uji
normalitas Kolmogorov-Smirnov data pretes dan postes subjek
eksperimen diatas, dapat disimpulkan bahwa seluruh data berdistribusi
normal. Berdistribusi normal mempunyai arti bahwa seluruh subjek
eksperimen berasal dari populasi yang identik yaitu memiliki criteria dan
keadaan yang sama ketika belum diberi perlakuan dan sesudah diberi
perlakuan.
C. Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atau dugaan sementara yang
masih perlu di uji kebenarannya. Pengujian hipotesis dilakukan untuk
menguji diterima atau tidaknya perumusan hipotesis. Hipotesis alternatif
atau disingkat Ha adalah hipotesis yang menyatakan adanya suatu
hubungan atau adanya suatu perbedaan antara dua kelompok kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Sedangkan hipotesis nol atau disingkat Ho adalah hipotesis yang
menyatakan tidak ada hubungan atau tidak ada suatu perbedaan antara dua
kelompok (Suharsimi Arikunto, 2006:71). Ha dalam penelitian ini adalah
layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran dapat
meningkatkan perilaku kepemimpinan menjadi lebih baik. Pengujian
hipotesis untuk menguji Ha dalam penelitian ini menggunakan teknik
analisis Paired-Sample T-test atau analisis data yang membandingkan
mean pretes dan postes untuk mengetahui perbedaan keadaan sebelum dan
sesudah diberikan perlakuan atau treatment.
Berikut hasil analisis data terhadap pengujian hipotesis dengan
menggunakan Paired-Sample T Test dengan tingkat signifikansi 0,05.
Tabel 4.7 Statistik Pretest dan Postes Sampel Berpasangan
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 pretest 1.2368E2 37 5.70601 .93806
posttest 1.3481E2 37 4.14218 .68097
Grafik 4.3 Statistik Pretes dan Postes Sampel Berpasangan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui mean atau rata-rata skor
angket perilaku kepemimpinan pada pelaksanaan pretes adalah sebesar
123,68. Sedangkan rata-rata skor angket pada pelaksanaan postes adalah
123.6756757
134.8108108
118120122124126128130132134136
pre-test post-test
Chart Title
Series1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
sebesar 134,81 Tabel tersebut menunjukkan adanya peningkatan mean
atau rata-rata skor antara sebelum (pretes) dan sesudah perlakuan (postes).
Tabel 4.8 Hubungan Sampel Berpasangan
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 pretest & posttest 37 .663 .000
Selanjutnya pada tabel 4.8 diketahui tingkat korelasi antara skor pretest
dan posttest adalah sebesar 0,663 dan signifikansi 0,000. Sugiyono
(2001:68) mengemukakan pendapatnya mengenai kriteria kekuatan
koefisien korelasi yang dapat digambarkan dengan tabel sebagai berikut:
Tabel 4.9 Tingkat Koefisien Korelasi
INTERVAL KOEFISIEN KORELASI TINGKAT HUBUNGAN
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
Berdasarkan tabel diatas, tingkat koefisien korelasi antara pretes
dan postes pada penelitian ini berada pada tingkatan kuat karena nilai
korelasi berada antara 0,60 – 0,799.
Tabel 4.10 Uji Hipotesis Sampel Berpasangan
Paired Samples Test
Paired Differences
T Df Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair pretest - posttest -1.11351E1 4.28928 .70515 -12.56525 -9.70502 -15.791 36 .000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Tabel diatas digunakan untuk pengujian Ha dalam penelitian ini.
Pengujian Ha dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis
Ho :Tidak ada perbedaan rata-rata skor angket perilaku kepemimpinan
antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan
Ha :Ada perbedaan rata-rata skor angket perilaku kepemimpinan
antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan
2. Menentukan t hitung dan signifikansi
Dari tabel 4.11 diatas diketahui nilai t hitung adalah -15,791 dan
signifikansi 0,000 yang berarti data ini sangat signifikan
3. Menentukan t tabel
T tabel dengan signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 (dibagi dua karena
merupakan uji 2 sisi)
Kemudian mencari derajat kebebasan (df) = N (jumlah siswa) – 1
= 37 – 1
= 36
Selanjutnya untuk mengetahui t tabel dicari di dalam daftar t tabel
dengan α = 0,025, diketahui t tabel sebesar -2,028 (lampiran)
4. Kriteria pengujian
Dikemukakan oleh Duwi Priyatno (2009:)
Jika –t tabel < -t hitung < -t tabel, maka Ho diterima
Jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak
Sedangkan untuk signifikan,
Jika sig > 0,05, maka Ho diterima
Jika sig < 0,05, maka Ho ditolak
5. Membuat kesimpulan
Berdasarkan tabel perhitungan uji hipotesis di atas, diketahui t hitung
> t tabel (-15,791< -2,028) dan sig < 0,05 (0,000< 0,05), maka Ho
ditolak. Dapat disimpulkan ada perbedaan rata-rata skor angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
perilaku kepemimpinan antara sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan.
Merujuk dari perhitungan uji hipotesis dengan memanfaatkan
fasilitas SPSS 16 diatas, diketahui bahwa rata-rata skor angket periaku
kepemimpinan setelah pemberian perlakuan lebih tinggi daripada sebelum
pemberian perlakuan, sehingga dapat disimpulkan adanya perlakuan
(treatment) berupa layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain
peran memberikan andil atau pengaruh dalam peningkatan perilaku
kepemimpinan.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas layanan
bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran untuk meningkatkan
perilaku kepemimpinan. Peneltian ini menggunakan rancangan treatmen
by subjek. Berdasarkan rancangan tersebut maka penelitian ini hanya
menggunakan satu kelompok yang berlaku sebagai subjek eksperimen.
Langkah yang digunakan untuk mengetahui keadaan awal perilaku
kepemimpinan pengurus OSIS dilakukan dengan melaksanakan
pengukuran awal (pretes) pada seluruh subjek eksperimen. Subjek
eksperimen tersebut kemudian diberi treatment berupa layanan bimbingan
kelompok dengan teknik bermain peran selama 4 kali pertemuan dengan
alokasi waktu setiap pertemuan 90 menit. Setelah treatment selesai
dilakukan, kemudian di lakanakan kegiatan evaluasi dengan melakukan
pengukuran akhir (postes), sehingga dapat diketahui perbedaan keadaan
subjek eksperimen sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
Selanjutnya, dilakukan perhitungan perbedaan mean atau rata-rata
skor antara pretes dan postes. Beradasarkan perhitungan SPSS 16.0
menggunakan analisis deskriptif statistik yang telah dilakukan, diketahui
bahwa mean subjek eksperimen pada pengukuran kondisi awal adalah
sebesar 123,68. Sedangkan mean pada pengukuran kondisi akhir adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
sebesar 134,81. Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan mean antara
sebelum dan sesudah perlakuan.
Berdasarkan perhitungan perbedaan mean tabel 4.9, diketahui bahwa rata-
rata tingkat perilaku kepemimpinan subjek eksperimen setelah
mendapatkan layanan bimbingan kelompok lebih tinggi atau positif
dibandingkan sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok,
terlihat dari peningkatan skor angket perilaku kepemimpinan sebelum
(pretes) dan sesudah perlakuan (postes). Hasil uji hipotesis menggunakan
Paired-Sample T Test menunjukkan mean atau rata-rata skor angket subjek
eksperimen mengalami peningkatan sebesar 11,13 hasil tersebut
didapatkan setelah menghitung selisih mean posttest - pretest (134,81 –
123,68). Melalui perhitungan analisis Paired Sample T Test pula,
diperoleh t hitung = -15,791 dan t tabel = -2,028 maka -t hitung <-t tabel
(-15,791<-2,028) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yaitu ada
perbedaan rata-rata skor angket perilaku kepemimpinan antara sebelum
dan sesudah perlakuan. Hal tersebut menunjukkan layanan bimbingan
kelompok dengan teknik bermain peran efektif untuk meningkatkan
perilaku kepemimpinan.
Merujuk dari perhitungan statistik dan uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa terjadi perubahan keadaan perilaku kepemimpinan
subjek eksperimen. Sebelum mendapatkan treatment atau perlakuan
subjek eksperimen memiliki perilaku kepemimpinan yang rendah dan
setelah diberikan perlakuan, perilaku kepemimpinan mereka meningkat
menjadi tinggi. Peningkatan tersebut terjadi karena pemberian treatment
berupa layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran.
Peningkatan tersebut sesuai dengan standar kompetensi layanan
bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran yang ingin dicapai
peneliti yaitu, meningkatkan perilaku kepemimpinan pengurus OSIS SMA
Negeri 1 Karanganyar.
Selanjutnya, peningkatan perilaku kepemimpinanyang dipengaruhi
karena adanya pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
bermain peran sangat sesuai dengan manfaat dari bermain peran itu
sendiri, diantaranya: melalui bermain peran dalam pembelajaran, para
siswa dapat 1). mengeksplorasi perasaannya, 2). memperoleh wawasan
tentang sikap, nilai, dan persepsinya, 3). mengaplikasikan tugas-tugas
sebagai pemimpin, dan 4). mengeksplorasi inti permasalahan yang
diperankan melalui berbagai cara.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini membuktikan layanan bimbingan kelompok denganteknik
bermain peran efektif untuk meningkatkan perilaku kepemimpinan pada
siswa pengurus OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar dengan hasil yang
sangat signifikan. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dilakukan tindak
lanjut dan pengembangan untuk membantu siswa mengembangkan
perilaku kepemimpinan, sehingga mereka dapat berperilaku positif dan
mencapai
keberhasilan yang diinginkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tentang efektifitas layanan bimbingan
kelompok teknik bermain peran untuk meningkatkan perilaku kepemimpinan
yang telah dilaksanakan selanjutnya dihasilkan pengolahan data penelitian
yang telah dilakukan maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan kedalam
beberapa poin berikut:
1. Perilaku kepemimpinan yang baik perlu dimiliki oleh semua siswa
utamanya pengurus OSIS disekolah. Hal ini dikarenakan pengurus OSIS
mempunyai peran yang vital disekolah dalam pelaksanaan tugas-tugas
yang telah direncanakan.
2. Terdapat peningkatan perilaku kepemimpinan menjadi lebih baik setelah
diberikan layanan bimbingan kelompok teknik bermain peran sebesar
11,13.hal tersebut berdasarkan dari perhitungan skor mean pretest 123,68
dan setelah diberikan treatment mengalami peningkatan skor posttest
134,81.
3. Ada perbedaan rata-rata skor angket perilaku kepemimpinan antara
sebelum dan sesudah diberikan layanan bmbingan kelompok teknik
bermain peran. Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan t hitung = -
15,791 dan t table = -2,028 maka –t hitung< -t table (-15,791 < -2,028)
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
4. Layanan bimbingan kelompok teknik bermain peran efektif untuk
meningkatkan perilaku kepemimpinan pengurus OSIS SMA Negeri 1
Karanganyar.
B. IMPLIKASI
Implikasi merupakan dampak atau akibat yang ditimbulkan dari layanan
bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran terhadap pihak-pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan penelitian. Hasil penelitian ini adalah bahwa
layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran efektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
meningkatkan perilaku kepemimpinan pengurus OSIS SMA Negeri 1
Karanganyar. Selain itu, Guru BK dan Kepala Sekolah juga mendapatkan
implikasi dari pemberian layanan bimbingan kelompok teknik bermain peran
yang telah dilakukan. Implikasi yang didapatkan dikemukakan sebagai berikut:
1. Bagi Kelapa Sekolah
a. Kepala sekolah memperoleh bukti
nyata bahwa perlu dan pentingnya kegiatan Bimbingan dan Konseling
bagi siswa utamanya pengurus OSIS dalam upaya peningkatan
perilaku kepemimpinan melalui layanan bimbingan kelompok dengan
teknik bermain peran yang dapat berjalan dengan baik.
2. Bagi Guru:
a. Guru mendapatkan ide tentang salah satu cara meningkatkan perilaku
kepemimpinan kepada siswa utamanya pengurus OSIS dalam proses
pembelajaran melalui layanan bimbingan kelompok teknik bermain
peran.
b. Guru memperoleh gambaran dan bukti nyata tentang pentingnya
meningkatkan perilaku kepemimpinan siswa utamanya pengurus OSIS
sehingga perlu dilaksanakan layanan bimbingan kelompok salah
satunya dengan menggunakan teknik bermain peran yang menarik dan
menyenangkan.
3. Bagi pengurus OSIS:
a. Pengurus OSIS mampu meningkatkan perilaku kepemimpinan
menjadi lebih baik.
b. Pengurus OSIS dapat mengetahui manfaat mempunyai perilaku
kepemimpinan yang baik.
c. Pengurus OSIS dapat memanfaatkan perilaku kepemimpinan yang
dimiliki dalam menjalankan tugas-tugasnya diekolah sebagai pengurus
OSIS.
C. SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diajukan
beberapa saran kepada masing–masing pihak sekolah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
1. Bagi Pihak sekolah:
a. Kepala sekolah sebaiknya membantu Guru BK dalam pelaksanaan
bimbingan kelompok untuk pengurus OSIS agar mereka dapat
menerapkan manfaat layanan bimbingan kelompok dalam
melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pengurus OSIS disekolah.
2. Bagi Guru BK :
a. Guru BK hendaknya lebih berperan dalam memberikan pengetahuan
tentang pentingnya perilaku kepemimpinan kepada pengurus OSIS.
b. Guru BK sebaiknya memberikan layanan bimbingan kelompok
teknik bermain peran untuk meningkatkan perilaku kepemimpinan
kepada pengurus OSIS supaya mereka bisa maksimal dalam
melaksanakan tugas-tugasnya..
3. Bagi pengurus OSIS :
a. Pengurus OSIS harus memiliki perilaku kepemimpinan yang baik
b. Pengurus OSIS harus menunjukkan perilaku kepemiminan yang baik
agar menjadi contoh bagi anggota OSIS lainnya.