efektifitas additional protocol dalam memperkuat...

7
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII YOGY AKART A, 16 NOVEMBER 2011 ISSN 1978-0176 EFEKTIFITAS ADDITIONAL PROTOCOL DALAM MEMPERKUAT REZIM NON-PROLIFERASI SENJATA NUKLIR Endang Susilowati1 Pusat Reaktor Serba Guna - BATAN Kawasan Puspiptek Serpong Gedung No. 30, Kota Tangerang Selatan - Banten Alamat email: [email protected] A BSTRAK EFEKTIFITAS ADDITIONAL PROTOCOL DALAM MEMPERKUAT REZIM NON-PROLIFERASI SENJATA NUKLIR. Additional protocol (AP) memberikan IAEA akses yang lebih luas, tidak hanya ke fasilitas nuklir saja tetapi ke semua lokasi yang dianggap oleh IAEA akan memberikan informasi yang berharga. Verifikasi AP menitik beratkan kepada kemungkinan penyembunyian bahan dan aktifitas nuklir yang dilakukan oleh operator/ negara. Penyembunyian bahan dan aktivitas nuklir merupakan langkah awal dari kegiatan proliferasi. Sifat verifikasi AP adalah menyeluruh ke program nuklir yang sedang dilaksanakan dan yang direncanakan Negara. Dengan mengkaji dan menganalisis informasi yang diberikan oleh Negara ke IAEA, akan membantu IAEA untuk mendapatkan gambaran lengkap berkaitan dengan kegiatan/ program nuklir yang telah / sedang dan akan dilaksanakan oleh Negara. Makalah ini mendiskusikan efektivitas additional protocol dalam memperkuat rezim non-proliferasi senjata nuklir ditinjau dari keberhasilan IAEA mengevaluasi program nuklir Negara. Melalui komponen-komponen yang dipunyai AP yaitu analisis informasi, inspeksi mendadak, remote monitoring dan complementary access yang unsur utamanya adalah pengambilan sampel usap lingkungan, program nuklir negara dievaluasi untuk mendapatkan kesimpulan yang dapat dipercaya dan handal bahwa Negara sedang atau tidak sedang menyembunyikan bahan dan aktifitas nuklirnya .. Kesimpulan positif dari IAEA dalam mengevaluasi program nuklir Negara merupakan bukti bahwa secara efektif AP mampu menghalangi tindakan proliferasi atau AP mampu memperkuat rezim non-proliferasi senjata nuklir. Kata kunci: proliferasi, verifikasi, bahan nuklir ABSTRACT ADDITIONAL PROTOCOL EFFECTIVENESS TO STRENGTHENED NUCLEAR NON- PROLIFERATION REGIME. Additional protocol provides wider access to the IAEA not only to nuclear facilities but also to every location deemed by the IAEA providing important information. Additional Protocol (AP) focus on undeclared nuclear material and activities verification at which it is considered as starting point of proliferation activities. State nuclear program is verified as a whole including g nuclear program in the the past, current program and nuclear program in the future. By assessing and analyzing provided by State, the IAEA will able to figure out a comprehensive picture of that nuclear program. This paper discusses AP effectiveness to strengthened nuclear non-proliferation regime based on the IAEA successfulness on evaluation of State nuclear program. Through AP's components including information analysis, short notice inspection, remote monitoring and complementary access which mainly relies on environmental sampling, State nuclear program is evaluated to obtain a credible and reliable conclusion whether undeclared nuclear material and activities have been carried out. Positive conclusion of the IAEA on that matter prove that AP effectively is able to strengthened non-proliferation of nuclear weapon. Key words: proliferation, verification, nuclear material 1. PENDAHULUAN Harapan bahwa energi nuklir hanya digunakan untuk kepentingan damai terus menerus diusahakan oleh berbagai institusi nasional, regional dan global. Jalur politik, hukum dan teknis saling bekerja melengkapi untuk mencapai maksud tersebut. Kenyataan bahwa beberapa negara anggota Non- proliferation Treaty (NPl) berusaha secara ilegal mengembangkan senjata nuklimya memicu Badan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 584 Endang Susilowati

Upload: truongthuy

Post on 22-Aug-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIFITAS ADDITIONAL PROTOCOL DALAM MEMPERKUAT …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2011-584.pdf · seminar nasional sdm teknologi nuklir vii yogy akart a, 16 november

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VII

YOGY AKART A, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

EFEKTIFITAS ADDITIONAL PROTOCOL DALAM MEMPERKUATREZIM NON-PROLIFERASI SENJATA NUKLIR

Endang Susilowati1

Pusat Reaktor Serba Guna - BATAN

Kawasan Puspiptek Serpong Gedung No. 30, Kota Tangerang Selatan - BantenAlamat email: [email protected]

A BSTRAK

EFEKTIFITAS ADDITIONAL PROTOCOL DALAM MEMPERKUAT REZIM NON-PROLIFERASI

SENJATA NUKLIR. Additional protocol (AP) memberikan IAEA akses yang lebih luas, tidak hanya kefasilitas nuklir saja tetapi ke semua lokasi yang dianggap oleh IAEA akan memberikan informasi yangberharga. Verifikasi AP menitik beratkan kepada kemungkinan penyembunyian bahan dan aktifitas nukliryang dilakukan oleh operator/ negara. Penyembunyian bahan dan aktivitas nuklir merupakan langkah awaldari kegiatan proliferasi. Sifat verifikasi AP adalah menyeluruh ke program nuklir yang sedangdilaksanakan dan yang direncanakan Negara. Dengan mengkaji dan menganalisis informasi yang diberikanoleh Negara ke IAEA, akan membantu IAEA untuk mendapatkan gambaran lengkap berkaitan dengankegiatan/ program nuklir yang telah / sedang dan akan dilaksanakan oleh Negara. Makalah inimendiskusikan efektivitas additional protocol dalam memperkuat rezim non-proliferasi senjata nuklirditinjau dari keberhasilan IAEA mengevaluasi program nuklir Negara. Melalui komponen-komponen yangdipunyai AP yaitu analisis informasi, inspeksi mendadak, remote monitoring dan complementary access yangunsur utamanya adalah pengambilan sampel usap lingkungan, program nuklir negara dievaluasi untukmendapatkan kesimpulan yang dapat dipercaya dan handal bahwa Negara sedang atau tidak sedangmenyembunyikan bahan dan aktifitas nuklirnya .. Kesimpulan positif dari IAEA dalam mengevaluasiprogram nuklir Negara merupakan bukti bahwa secara efektif AP mampu menghalangi tindakan proliferasiatau AP mampu memperkuat rezim non-proliferasi senjata nuklir.

Kata kunci: proliferasi, verifikasi, bahan nuklir

ABSTRACT

ADDITIONAL PROTOCOL EFFECTIVENESS TO STRENGTHENED NUCLEAR NON­

PROLIFERATION REGIME. Additional protocol provides wider access to the IAEA not only to nuclearfacilities but also to every location deemed by the IAEA providing important information. AdditionalProtocol (AP) focus on undeclared nuclear material and activities verification at which it is considered asstarting point of proliferation activities. State nuclear program is verified as a whole including g nuclearprogram in the the past, current program and nuclear program in the future. By assessing and analyzingprovided by State, the IAEA will able to figure out a comprehensive picture of that nuclear program. Thispaper discusses AP effectiveness to strengthened nuclear non-proliferation regime based on the IAEAsuccessfulness on evaluation of State nuclear program. Through AP's components including informationanalysis, short notice inspection, remote monitoring and complementary access which mainly relies onenvironmental sampling, State nuclear program is evaluated to obtain a credible and reliable conclusionwhether undeclared nuclear material and activities have been carried out. Positive conclusion of the IAEAon that matter prove that AP effectively is able to strengthened non-proliferation of nuclear weapon.

Key words: proliferation, verification, nuclear material

1. PENDAHULUAN

Harapan bahwa energi nuklir hanya digunakanuntuk kepentingan damai terus menerus diusahakanoleh berbagai institusi nasional, regional dan global.

Jalur politik, hukum dan teknis saling bekerjamelengkapi untuk mencapai maksud tersebut.Kenyataan bahwa beberapa negara anggota Non­proliferation Treaty (NPl) berusaha secara ilegalmengembangkan senjata nuklimya memicu Badan

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 584 Endang Susilowati

Page 2: EFEKTIFITAS ADDITIONAL PROTOCOL DALAM MEMPERKUAT …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2011-584.pdf · seminar nasional sdm teknologi nuklir vii yogy akart a, 16 november

Bahan senjata nuklir tidak terjadi secaraalamiah tetapi harus dibuat dari bahan galianuranium ""melalui tahapan-tahapan proses yangterpisah. Masing-masing tahapan dapat dilakukanmelalui proses yang berbeda-beda. Cara/jalan yangditempuh dimulai dari bahan sumber sampaimenjadi bahan senjata nuklir biasa disebutacquisition path dan dapat diidentifikasi denganmengembangkan model fisik siklus bahan nuklir.Siklus bahan nuklir ditunjukkan pada Gambar 1.

industri strategis, keberadaan bahan nuklir dan non­nuklir dapat digunakan sebagai indikator untukmemprediksi kegiatan nuklir yang sedangdikembangkan.

Makalah ini mendiskusikan efektivitas

additional protocol dalam memperkuat rezim non­proliferasi senjata nuklir ditinjau dari keberhasilanIAEA mengevaluasi program nuklir Negara. Melaluikomponen-komponen yang dipunyai AP yaituanalisis informasi, inspeksi mendadak, remotemonitoring dan complementary access yang unsurutamanya adalah pengambilan sampel usapIingkungan, kegiatan penyembunyian bahan danaktifitas nuklir dapat dideteksi dan diberhentikan.Harapan lebih lanjut adalah bahwa proliferasi bahansenjata nuklir dapat dicegah perkembangannya ataurezim non-proliferasi diperkuat. Diharapkanmakalah ini dapat menambah wawasan ke semuapihak pemerhati proliferasi bahan senjata nuklir.Dan alih-alih dapat membantu mempromosikanteknologi nuklir hanya semata-mata untukkepentingan damai.

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VII

YOGY AKARTA, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

Tenaga Atom Intemasional (IAEA) untukmemperkuat sistem seifgardnya yaitu denganmenciptakan perjanjian additional protocol (AP)yang diintegrasikan ke dalam ComprehensiveSafeguards Agreement (CSA) yang telahdiberlakukan sebelumnya.l) Integrasi AP ke CSAakan menghasilkan verifikasi yang akurat(correctness) dan komprehensif (completeness),dalam artian bahwa IAEA akan mampumenyimpulkan ada tidaknya penyimpangan atasbahan nuklir yang dideklarasikan dan ada tidaknyapenyembunyian bahan dan aktifitas nuklir yangtidak dideklarasikan.

Additional protocol memberikan IAEA aksesyang lebih luas, tidak hanya ke fasilitas nuklir sajatetapi ke semua lokasi yang dianggap oleh IAEAakan memberikan informasi yang berharga.Verifikasi AP menitik beratkan kepada kemungkinanpenyembunyian bahan dan aktifitas nuklir yangdilakukan oleh operator/ negara. Sifat verifikasinyaadalah menyeluruh ke program nuklir yang sedangdilaksanakan dan yang direncanakan Negara.Dengan mengkaji dan menganalisis informasi yangdiberikan oleh Negara ke IAEA, akan membantuIAEA untuk mendapatkan gambaran lengkapberkaitan dengan kegiatanl program nuklir yangtelah / sedang dan akan dilaksanakan oleh Negara.

Apabila suatu negara bermaksud melakukanpengembangan/ proliferasi bahan senjata nuklirmaka negara tersebut harus mempunyai infrastrukturyang cukup guna mendukung keberhasilan rencanaproliferasi. Proliferasi dapat dilaksanakan denganmenggunakan fasilitas nuklir yang sudah ada atausecara total independen dari fasilitas nuklir yangdideklarasikan. Kemampuan teknologi, programpenelitian dan pengembangan (R&D), ketersedian

2. SENARIO PROLIFERASISENJATA NUKLIR

BAHAN

FRONT END BACK END

, ~. ~,~ SP£~ ASSEH:LY

~ Reactor f!iii]~ FUEL. ASSEM8L y" Intef'Jm Storaoe- -

_ -II tIe SPENT ASSEMBL.Y" •••••• 23)U •••

Fuel FabrIcation ••••••• fal...~ -~...... ----- .. -.~ - ._ ENR UF. - ••• _._- Reproce •• fng

~ ~nor" PLUTONIUM ",# :Enrichment •.•.• ,,# i.... '.U UF•• ..- •• """ • HIGH-LEVEL

~ - • WASTE-- 23\J •Processing •

•• y•••••••••• ~ •• u)O.

~MIIITng

AU' Th lli..Exploration Mining

Gambarl. Model siklus bahan nuklir

Dengan mengkaji siklus bahan nuklir suatunegara beserta pengalaman tenaga ahlinya, mengkaji

infrastruktur industri dan program R&D yangdijalankan, IAEA dapat memperkirakan acquisition

Endang Susi/owati 585 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BA TAN

Page 3: EFEKTIFITAS ADDITIONAL PROTOCOL DALAM MEMPERKUAT …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2011-584.pdf · seminar nasional sdm teknologi nuklir vii yogy akart a, 16 november

path yang sekiranya akan dipilih oleh negaratersebut jika memang negara bermaksud akanmengembangkan senjata nuklir.

Acquisition path diadopsi ke dalam modelfisik siklus bahan nuklir dengan tujuan untukmembantu agar berbagai macam informasi yangtersedia dapat dikelompokkan dan dicatat secarasistematis sehingga informasi dapat dianalisisdengan efektif dan effisien. Karena denganmengevaluasi berbagai macam informasi yangtersedia secara komprehensif dan terus menerusdapat memberikan gambaran dan pemahaman yangutuh perihal kemampuan teknologi, scientific danindustri strategis suatu negara di dalammengoperasikan siklus bahan nuklimya. Informasiyang disyaratkan di dalam AP termasuk informasikegiatan R&D dapat dijadikan acuan untukmemprediksi rencana program nuklir di masamendatang.

Acquisition path dianalisis denganmenghipotesakan apa yang akan dilakukan terhadapbahan, fasilitas dan teknologi nuklir yangdideklarasikan jika negara berencanamengembangkan senjata nuklir. Kira-kira bahan,fasilitas dan teknologi nuklir yang mana yang perludiadakan/ diciptakan. Dari hasil inspeksi dan

Mining/milling

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VII

YOGY AKART A, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

verifikasi apakah ada indikasi adanya bahan/fasilitas yang disembunyikan berkait dengan bahandan fasilitas nuklir yang sedang dicari dan jika adaindikasi sejauh mana progresnya.

Acquisition path diidentifikasi berdasar kepadakeberadaan siklus bahan nuklir dan kemampuantambahan yang perlu dimiliki suatu negara. Keduafaktor tersebut merupakan tumpuan yang dapatdigunakan untuk mengakses proliferasi dansekaligus menjadi dasar teknis IAEA untukmengkaji tindakan seifgard yang dibutuhkan untukmenangkalnya. Acquisition path yang dirancangdalam beberapa tingkatan dapat dijadikan templatedi dalam menganalisis informasi seifgard. Dimulaisejak bahan nuklir ditambang sampai bahan nuklirsiap menjadi bahan senjata nuklir, diidentifikasidengan tujuan untuk menjelaskan dan mencirikanteknologi, proses dan komponen yang digunakanuntuk melaksanakan rencana proliferasi.

Acquisition path dikembangkan dalambeberapa tahapan proses. Masing-masing prosesdihubungkan satu sarna lain dengan aliran bahannuklir seperti ditunjukkan pada Gambar 2. yang jugamerupakan acquisition path tingkat tertinggi atautingkat negara.

Gambar 2. Acquisition path tingkat negara2)

Seperti terlihat pada gambar 2 bahwa prosespengkayaan uranium dan proses bahan bakarteriradiasi (proses olah ulang) adalah dua buahproses hampir final untuk mencapai prosespengembangan senjata nuklir. Apabila ditemukanadanya komponen, bahan, aktifitas yang merupakanindikator kuat adanya proses pengkayaan uraniumatau proses olah ulang bahan bakar bekas yang tidakdideklarasikan, IAEA akan segera menanyakantemuannya tersebut ke pihak negara. Identifikasilebih dini adanya kecenderungan negara untuk

mengembangkan senjata nuklir dapat diidentifikasidari kegiatan R&D yang sedang dijalankan

Setiap tingkatan acquisition path (tingkatfasilitas) tersusun atas 8 elemen dasar meliputi :peralatan yang didesain khusus, peralatan yangmempunyai fungsi ganda, bahan nuklir, bahan nonnuklir, teknologil training! R&D, produk akhir, otherobservable dan environmental signature. Gambar 3menunjukkan 8 elemen dasar acquisition pathtingkat fasilitas yang tersusun atas delapan elemendasar tersebut diatas

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 586 Endallg Sl/silowati

Page 4: EFEKTIFITAS ADDITIONAL PROTOCOL DALAM MEMPERKUAT …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2011-584.pdf · seminar nasional sdm teknologi nuklir vii yogy akart a, 16 november

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VIIYOGY AKARTA, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

IEnd ProductsI EnvironmentalOperation Signature

Equipment/

DischargeInstruments ProcessManufactureRetainedwasteProcess

Dual-used equipmentBy-productsTechnology R&DEspecially Design Equipmenteffluents

Feed

IntermediateProcessAuxiliaryI Manufacture

Nuclear Material

Non- Nuclear Material

Proceedingprocess Succedprocess Auxiliarysystem Container

Other Observables

Gambar 3. Elemen dasar acquisition path tingkat dasar 2)

3. FUNGSI ADDITIONAL PROTOCOLDALAM MEMPERKUA T REZIM NON­PROLIFERAS BAHAN SENJATANUKLIR

Additional protocol, INFCIRC/ 540 mengaturpelaksanaan ketentuan tambahan yang tujuannyaadalah untuk memperkuat sistem seifgard, daricorectness verification menjadi corectness and

completeness verification. Tindakan tambahan yaitucompleteness verification yang di mandatkan adalahakses ke semua fasilitas siklus bahan nuklir

termasuk fasilitas penelitian dan pengembanganyang tidak menggunakan bahan nuklir, akses kesetiap gedung yang berada di area nuklir dan akseske fasilitas/ industri berat yang mampumemproduksi komponen-komponen untuk operasifasilitas nuklir. Sedangkan mandat untukmendapatkan tambahan informasi dilaksanakanmelalui open source diantaranya adalah informasidari satellite imagery, informasi dari pihak ketigayang dapat dipercaya serta informasi dari journal

dan media lainnya. Pasal-pasal yang tertuang didalam AP mengakomodasikan akses fisik dan aksesinformasi yang lebih luas guna menangkal kegiatanproliferasi. Informasi yang berasal dari berbagaimacam sumber dievaluasi dan dianalisis secara

komprehensifdan terus menerus.Additional protocol dengan pasal-pasalnya

memampukan IAEA untuk memperoleh gambaranyang lebih lengkap tentang rencana pengembangan,

jumlah bahan nuklir yang dimiliki serta sifat danprogram nuklir di suatu negara.3) Ada pijakan hukumIAEA untuk melaksanakan verifikasi ke setiaplokasi di tapak nuklir yang terdapat bahan nuklirmaupun ke lokasi yang tidak ada bahan nuklimya.Ataupun ke lokasi yang dianggap IAEA dapatmemberikan informasi berharga. Akses yang lebihluas dilaksanakan melalui complementary access

dan informasi lebih lengkap disyaratkan di dalampasal 2a AP, harus disediakan dan diserahkan olehnegara ke IAEA. Dengan mengacu kepada Pasal 2aAP, IAEA mempunyai pijakan hukum untukmemeriksa seluruh lokasi yang diperkirakan bisamemberikan clue atau indikator apabila negara tidakmendeklarisasikan semua bahan nuklir dan fasilitas

nuklirnya.Komponen-komponen AP yang diharapkan

dapat memperkuat rezim non-proliferasi atau dapatmenangkal proliferasi bahan senjata nuklir adalahcomplementary access yang kegiatan utamanyaadalah pengambilan sampel usap lingkungan,inspeksi mend adak, analisa informasi, remote

monitoring dan pengambilan gambar melaluisatellite imagery

Penangkalan proliferasi adalah suatu tindakanuntuk menghalangi penyimpangan fasilitas yangdilakukan oleh negara/ grup yang bermaksudmengumpulkan bahan nuklir untuk pengembangansenjata atau pengembangan alat peledak lainnya.Berbeda dengan aspek lain di dalam sistem energinuklir, proliferasi adalah aktivitas ilegal yang

Endang Susilowati 587 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

Page 5: EFEKTIFITAS ADDITIONAL PROTOCOL DALAM MEMPERKUAT …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2011-584.pdf · seminar nasional sdm teknologi nuklir vii yogy akart a, 16 november

dilakukan oleh manusia. Sebaliknya aspek lainadalah aspek teknis terutama berkaitan dengankeselamatan instalasi, pekerja dan lingkungan ..Kegagalan peralatan/ sistem yang menyebabkanpelepasan zat radioaktif merupakan aspekkeselamatan utama. Sehingga kaidak-kaidahkeselamatan sangat diperhatikan dan dipatuhi olehbanyak negara, sebaliknya petjanjian proliferasilNon-proliferation treaty (NPT) telah terbuktidilanggar oleh beberapa negara. Tingkatpenangkalan sangat dipengaruhi oleh beberapafaktor meliputi faktor intrinsic dan extrinsic. Factorintrinsic berkaitan dengan fitur teknis instalasinuklir dan sifatl model operasi instalasi. Sedangpenghalang extrinsic berkaitan dengan kebijakannegara untuk menandatangani perjanjian non­proliferasi.

lntegrasi AP ke perjanjian seifgard sebelumnyayaitu Comprehensive Safeguards Agreement (CSA)akan mengoptimalkan dan mengefektifkan tugasverifikasi.

3.1. Complementary Access

Complementary access dilaksanakan untukmemverifikasi setiap lokasi yang tidak terjangkauoleh inspeksi rutin (CSA) dan berperan dalammemberikan informasi berharga dalammemverifikasi bahan dan aktifitas nuklir yangdisembunyikan. Secara ringkas AP mensyaratkanCA untuk I)

}- memastikan ada! tidaknya penyembunyian bahannuklir di tapak/ diluar tapak nuklir.

y mencari jawaban dalam hal terdapat ketidakkonsistenan terhadap informasi yang diberikanoperator dengan informasi yang di dapat dariverifikasi di lapangan atau dari sumber lain.

Akses fisik dan akses informasi yang luas akanmemampukan IAEA untuk memahami programnuklir suatu negara secara komprehensif.Pemahaman ini sangat diperlukan untukmembentuk suatu keyakinan apakah negarasedang/tidak sedang menyembunyikan bahan danaktifitas nuklimya. Perluasan akses juga harus cukup

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VII

YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

menjamin bahwa kegiatan penyembunyian tidakdilaksanakan di sekitar fasilitas yang dideklarasikanyang mana kegiatan ilegal tersebut dapat denganmudah menggunakan bahan, peralatan, teknologi,peketja dan infrastruktur yang telah ada.

Jenis kegiatan CA bersifat acak, berbedadengan kegiatan inspeksi rutin yang mempunyaikriteria tetap. Kegiatan CA tergantung kepadakebutuhan dan pada prinsipnya kegiatan CAmeliputi pengamatan visual, pengambilan sampelusap lingkungan, deteksi tingkat radisi, recorderuntuk merekam penjelasan dari operator fasilitas,pengambilan gambar dengan kamera digital,penyegelan, analisa tidak merusak dan penggunaanalat lain yang dipandang layak untuk digunakan.lnstalasi limbah nuklir, instalasi penelitian danpengembangan (R&D), mining and milling, instalasikonversi dan industri merupakan perluasan lokasiyang dapat diverifikasi.

Pengambilan sampel usap lingkungan yangsebagai kegiatan utama CA merupakan perangkatanalisis yang sangat handal untuk mendeteksikemungkinan adanya proses produksi darifasilitas/instalasi nuklir yang disembunyikan,khususnya proses produksi bahan nuklir. Kehilanganbahan nuklir yang sedang diproses ke lingkungansekitar akan terjadi juga meskipun tindakanpencegahan telah dilakukan dengan sangat hati-hati.Bahan nuklir yang hilang dapat berbentuk gas,partikel atau aerosol ataupun bentuk padat dan cair.Lebih lanjut bahan nuklir mempunyai sifat-sifatyang spesifik, misal sifat keradioaktifannya. Sifat inimemungkinkan bahwa bahan nuklir yang hilang (Uatau Pu) dapat dideteksi meskipun dalam tataranyang sangat kecil (10.12 gram). Biasanyapengambilan sampel dilakukan pada daerahpermukaan dari peralatan dan struktur gedung.Untuk menghindari cross contamination,penerapkan persyaratan jaminan kualitas yang ketatdilaksanakan pada beberapa tahapan kegiatandimulai dari perencanaan yang matang, pelaksanaanpengambilan sampel, penanganan dan analisissampel serta evaluasi data. Gambar 4. adalah kit daripengambilan sampel usap lingkungan.

Gambar 4. Kit Sampel usap lingkungan

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BA TAN 588 Endang Susi/owati

Page 6: EFEKTIFITAS ADDITIONAL PROTOCOL DALAM MEMPERKUAT …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2011-584.pdf · seminar nasional sdm teknologi nuklir vii yogy akart a, 16 november

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VII

YOGY AKARTA, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

3.2. Inspeksi Mendadak

Inspeksi mendadak akan menaikkankemampuan IAEA untuk mendeteksi penyimpanganbahan dan fasilitas nuklir, karena kegiatan ilegalbiasanya dikerjakan dengan terburu-buru.Pelaksanaan inspeksi mend adak yang tidak dapatdiprediksi pelaksanaannya mengakibatkan operatortidak mempunyai waktu yang cukup membenahikegiatan ilegalnya. Tingkat kepentingan verifikasiharus seimbang dengan persyaratan praktispelaksanaan inspeksi mendadak. Sebagai contohadalah rencana verifikasi penerimaan bahan bakarsegar di fasilitas reaktor nuklir. Jenis verifikasi initidak perlu dilaksanakan secara mendadak, selamabahan bakar belum segera digunakan untuk operasiteras reaktor. Lain halnya apabila verifikasidimaksudkan untuk mendeteksi undeclared

production of direct use material (Pu), inspeksimendadak adalah sangat tepat untuk menggagalkankegiatan ilegal tersebut. Keberadaan operator danpersonil badan pengawas yang diperlukan untukmendampingi inspektur IAEA mutlak harus ada.Persyaratan ini perlu dipahami dengan baik karenasecara tiba-tiba inspektur IAEA akan memberitahuke badan pengawas bahwasanya mereka telahsampai di bandara dan siap melakukan inspeksimendadak ke suatu fasilitas nuklir. Akibat yangberdampak pada operator fasilitas adalah bahwa dataakuntansi nuklir beserta data pendukungnya harussiap diverifikasi setiap saat.

3.3. ANALISIS INFORMASI

Pengumpulan dan analisis informasi yang luasmerupakan salah satu faktor untuk dapat memahamikegiatan nuklir suatu negara secara menyeluruh danjelas. Cakupan dan keluasan informasi dapatmemberikan keyakinan bahwa negara sedang atautidak sedang menyembunyikan bahan dan kegiatannuklirnya. Sumber informasi diperoleh dari pihaknegara, hasil verifikasi lapangan dan dari sumberlain. Informasi dari pihak negara berkaitan denganjumlah dan jenis bahan nuklir beserta penggunaanyadisediakan dalam bentuk laporan akuntansi bahannuklir. Informasi tambahan yang disyaratkan olehAP berkaitan dengan program nuklir yang sedangdilaksanakan meliputi:> Kegiatan R&D yang tidak menggunakan bahan

nuklir tetapi berkait dengan siklus bahan nuklir.> Informasi spesifik pada kegiatan operasi di

fasilitas yang diidentifikasi/ dibutuhkan olehIAEA dengan alasan akan dapat memberikaninformasi yang efektif di dalam melaksanakanverifikasi seifgard.

> Informasi yang meliputi uraian, ISI danpenggunaan setiap gedung yang ada di kawasanfasilitas.

> Informasi lokasi, deskripsi, status, kapasitasproduksi tahunan dari fabrikasi, rakitan danperawatan atas item khusus yang secaralangsung berhubungan dengan operasi fasilitasnuklir dan fasilitas R&D.

> Informasi lokasi, status operasi, kapasitasproduksi tahunan penambangan uranium danthorium.

> Informasi dari jumlah inventori, jumlah bahanyang di ekspor dan di impor, yang mana bahantersebut mengandung uranium atau thoriumyang kualitasnya belum cukup untuk operasisiklus bahan nuklir. Informasi bahan nuklir

yang dibebaskan dari verifikasi safeguards yangmana bahan nuklir terse but belum sampai padatahap penggunaan akhir.

> Informasi eksport dan import peralatan nuklirdan bahan non nuklir.

Selain informasi diatas IAEA Jugamembutuhkan informasi tentang rencana programnuklir yang akan dilaksanakan. Hasil evaluasiinformasi sang at bermanfaat untuk menentukankegiatan complementary access.

3.4. Remote Monitoring

Remote monitoring mampu untukmentransmisikan state of the health danmentransmisikan data safeguards dari fasilitas nuklirke IAEA di Wina Austria. Transmisi data dapatdilaksanakan melalui jaringan telephon atau dapatjuga menggunakan satelite commersial.Pengembangan remote monitoring saat ini telahlengkap. Sistem ini terbukti sangat efektif, handaldan yang tak kalah penting adalah dapat mengurangikegiatan inspeksi karena kegiatan seifgard difasilitas dapat dipantau langsung dari IAEAHeadquarter Austria4). Apabila ada kerusakansistem, perbaikan dapat dilakukan langsung dariIAEA Headquarter Austria tanpa harus datang kefasilitas. Yang diperlukan adalah kerjasama baikdengan badan pengawas nasional maupun denganoperator fasilitas. Peningkatan kerjasama denganSSAC disemua aspek akan sangat membantumemperlancar pelaksanaan seifgard.

4. PEMBAHASAN

Implementasi AP telah mengubah lanscapekegiatan verifikasi bahan nuklir IAEA. Evaluasiterhadap program nuklir Negara "as a whole"secara iteratif dan terus menerus dilakukan untuk

mendapatkan dan mempertahankan kesimpulanpositif bahwasanya Negara tidak sedangmenyembunyikan bahan dan aktifitas nuklirnya.

Penyembunyian bahan dan aktivitas nuklirmerupakan langkah awal dari kegiatan proliferasi.

Endang Susi/owati 589 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

Page 7: EFEKTIFITAS ADDITIONAL PROTOCOL DALAM MEMPERKUAT …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2011-584.pdf · seminar nasional sdm teknologi nuklir vii yogy akart a, 16 november

Proliferasi bahan senjata nuklir secara fisik akanmeninggalkan indikator-indikator baik itu berupaperalatan spesifik atau peralatan fungsi ganda,infrastruktur dan traces bahan nuklir dan bahan non­

nuklir yang terkait dengan kegiatan nuklir. DenganAP semua indikator tersebut berpotensi untuk dapatdideteksi karena knowledge dan kegiatan proliferasibahan senjata nuklir telah diakomodasikan atau dicounter dengan pasal-pasal AP. Pasal-pasal APmerepresentasikan pendekatan verifikasi secarakomprehensif kegiatan dan program nuklir Negara.

Dalam hal Negara mempunyai rencana ilegaluntuk mengembangkan bahan senjata nuklir,Negara akan menghadapi banyak hambatan untukmerealisasikan maksudnya. Complementary accessyang pelaksanaanya dilakukan secara mendadak 2 ­24 jam advance notice dan pemilihan lokasinyadibantu dengan hasil pantauan satelit disertai denganpenganbilan sampel usap lingkungan yang dapatmendeteksi traces suatu unsur dalam tataran yangsangat kecil akan memungkinkan terdeteksinyasuatu indikator bahan/ kegiatan nuklir yang tidakdideklarasikan. Adalah suatu keniscayaan bahwaNegara kemudian akan membatalkan maksudnyamengembangkan bahan senjata nuklir. PelaksanaanAP secara terus menerus akan memperkuat rezimnon-proliferasi.

Indikator bahwa AP secara efektif dapatmemperkuat rezim non-proliferasi ditengarai dengankesimpulan positif IAEA dalam mengevaluasiprogram nuklir Negara bahwasanya disamping tidakmenyelewengkan bahan nuklirnya Negara juga tidakmenyembunyikan bahan dan aktifitas nuklirnya.Kesimpulan ini diperoleh setelah IAEA menganalisakonsistensi informasi : apakah semua informasi yangtersedia konsisten dengan program nuklir negarabersangkutan, apakah program nuklir yangdirencanakan dan yang ada saat ini memberikangambaran yang lengkap dan utuh dan apakahinformasi yang tersedia cukup untuk membuat suatukesimpulan. Bila ada ketidak sesuaian diantarainformasi yang ada harus segera diidentifikasi danditindaklanjuti dengan menanyakannya ke negarabersangkutan atau melakukan complementaryaccess.

Proses evaluasi program nuklir Negara secarakontinyu dilaksanakan dalam rangka untukmendapatkan kesimpulan yang dapat dipercaya danhandal yang pada tahap lanjut dapat meyakinkandunia internasional bahwa bahan dan fasilitas nuklir

yang diawasinya tidak digunakan untuk proliferasibahan senjata nuklir.

5. KESIMPULAN

Additional Protocol merupakan instrumenyang credible dapat memperkuat rezim non­proliferasi senjata nuklir. Kesimpulan positif dariIAEA dalam mengevaluasi program nuklir Negara

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VII

YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

merupakan bukti bahwa secara efektif AP mampumenghalangi tindakan proliferasi.

6. DAFT AR PUST AKA

1. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGYAGENCY " Model Protocol Additionasl To

The Agreement Between States And TheInternational Atomic Energy Agency For TheApplication of Safeguards" INFCIRC/ 540,lAEA 1997

2. LIU S. AND S MORSY "Development of thePhysical Model" International Atomic EnergyAgency" Vienna-Austria

3. T.RENIS "The Challenges of AdditionalProtocol Implementation" Deaprtement ofSafeguards,IAEA-2003

4. IAEA BULLETIN "Staying Ahead of theGame", lAEA Department of Safeguards, July2007.

Sekolah Tinggi Tel..:nologi Nuklir-BA TAN 590 Endang SlIsilowati