efek toksin brokoli pada hwan
DESCRIPTION
toksin ;pada brokoliTRANSCRIPT
2.2 Potensi Toksik pada Hewan
Brokoli (Brassica oleracea) mengandung sejumlah senyawa yang dapat
merangsang pembentukan gas dalam lambung sehingga menimbulkan rasa kembung
(zat-zat goiterogen). Daun brokoli (Brassica oleracea) juga mengandung kelompok
glukosinolat yang menyebabkan rasa agak pahit Brokoli memiliki senyawa beracun
yaitu isotiosianat yang menyebabkan iritasi lambung pada hewan kesayangan.
Isotiosianat merupakan zat iritan lambung yang kuat dan turunan alkil dari
glukosinolat (hasil hidrolisis dengan enzim mirosenase). Pada anjing apabila
mengkonsumsi brokoli lebih dari 5 – 10 % dari asupan makanan total akan menjadi
toksik dan akan berakibat fatal jika menkonsumsi sebanyak 25 % dari asupan
makanan sehari-hari.
Glukosinolat adalah tioester dan bagian glikosida pada β-D-tioglukosa dengan
sebuah aglikon organik yang menghasilkan sebuah isotiosianat, nitril, tiosianat atau
struktur yang sama dalam hidrolisis. Apabila konsumsi glukosinolat dalam jumlah
berlebih maka dapat mengakibatkan iritasi pada lambung dan diare. Karena makanan
pedas mempercepat peristaltik usus.
Komposisi kimia glukosinolat
Glukosinolat merupakan metabolit sekunder hampir seluruh tanaman dalam
ordo Brassicales. Glukosinolat dikenal memiliki efek toksik, yaitu goitrogenik,
terhadap hewan dan manusia dalam dosis tinggi. Sebaliknya pada dosis subtoksik,
produk hidrolisis dan metaboliknya berperan sebagai agen kemoprotektif terhadap
karsinogen kimiawi dengan mengeblok inisiasi tumor pada berbagai jaringan tikus,
yaitu liver, colon, kelenjar mammae, pankreas, dan lain-lain. Konsumsi makanan
yang mengandung glukosinolat dalam jumlah besar dapat mengurangi intake
makanan, menyebabkan hipertrofi kelenjar tiroid dan mengurangi level hormone
tiroid yang bersirkulasi, terutama dengan menghambat uptake iodine oleh kelenjar
tiroid. Beberapa efeknya dapat mempengaruhi produktivitas hewan ternak. Unggas
dan babi lebih rentan daripada sapi, domba, dan kambing karena sapi, domba, dan
kambing dapat mendetoksifikasi produk hidrolisis glukosinolat. Efek utama dari
hidrolisis glukosinolat adalah mengahambat fungsi kelenjar tiroid (agen antitiroid),
menganggu masukan yudium oleh tiroid, menekan sekresi tiroksin atau bereaksi
sebagai antagonis metabolic pada jaringan tiroksin. Menghambat kerja yodium
sampai pada tingkat yang sangat rawan, kematian akibat glukosinolat biasa terjadi
dikarenakan adanya gangguan hormon tiroksin yang terlalu parah. Pada hewan
ruminansia glukosinolat lebih dari 10% dapat ditolerir dengan bantuan
mikroorganisme pada rumennya. Enzim rumen akan menghancurkan aglikan
glukosinolat pada derivat toksik, enzim rumen lainnya dapat memetabilisme toksikan
tersebut menjadi senyawa yang kurang toksik. Sedangkan pada hewan non
ruminansia yang sensitive hanya dapat mentolerir glukosinolat pada tingkatan 5-10%.
Hewan non-ruminansia dan ruminansia yang menkonsumsi brokoli lebih dari 10%
menunjukan gejala antitiroid. Pada ungags dan babi tiroid akan mengalami
pembesaran, terhambatnya pertumbuhan, dan efek utama pada ungags adalah
terjadinya kelumpuhan, penurunan produksi, hilangnya aroma pada telur dan
kerusakan liver. Pada anjing menimbulkan efek iritasi lambung. Dinding mukosa
lambung mengalami iritasi sehingga dinding lambung menjadi merah, bengkak,
berdarah, dan luka. Dengan terjadinya pendarahan (hemorrhagic gastritis)
menyebabkan banyaknya darah yang keluar dan berkumpul di lambuh sehingga
terjadi muntah yang mengandung darah berwarna cokelat seperti kopi.
Daftar Pustaka
Wulandari, dewi sri, 2009, Glukosinolat dalam (Brassica oleracea) sebagai Antikarsinogenik, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang
Widodo, wahyu DR. Ir, 2010, Tanaman Beracun dalam Kehidupan Ternak, Jakarta