efek sinar matahari radiasi sinar ultraviolet

10
EFEK SINAR MATAHARI Radiasi sinar ultraviolet (UVR) dari matahari dibagi atas UVA (UVA1 340-400 nm dan UVA2 320-340 nm), UVB (290-320 nm) dan UVC (270-290 nm). UVC di saring oleh ozon pada lapisan stratosfer, sehingga hanya UVA dan UVB yang dapat mencapai permukaan bumi. UVA lebih mudah untuk berpenetrasi ke dalam lapisan kulit terdalam dibandingkan dengan UVB, UVA tidak dapat tersaring oleh gelas dan diperkirakan sekitar 50% dari pemaparan UVA timbul dalam tempat teduh. Pemaparan akut terhadap UVB dapat menimbulkan efek seperti eritema, udema, tanning, penipisan lapisan epidermis dan dermis, dan sintesis vitamin D. Pemaparan kronis terhadap UVB dapat menghasilkan photoaging (efek penuaan kulit oleh cahaya), imunosupresi, dan fotokarsinogenesis. Pemaparan terhadap UVA lebih efektif dalam menginduksi tanning dan kurang menyebabkan eritema, tetapi juga menyebabkan photoaging serta fotodermatosis akut dan kronik. Keduanya berhubungan dengan imunosupresi dan karsinogenesis; sehingga diperlukan perlindungan terhadap keduanya. Energi dari Sinar UV diabsorbsi oleh kulit dapat menghasilkan senyawa kimia baru seperti 6’,4’-DNA fotoproduk, radikal bebas dan lain sebagainya., atau penghamburan kelebihan energi sebagai panas atau fosforesensi. Absorbsi ini dan diikuti oleh konversi energi yang berperan pada proses pembentukan etiologi kanker kulit dan photoaging (2,3,4). American Cancer Society menyatakan bahwa pemaparan UV dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan perubahan pada kulit yang meliputi (3) : Penuaan Kerutan Kehilangan elastisitas kulit Noda gelap (lentigos, kadang disebut “age spots” atau “liver spots” ) Keratosis aktinik

Upload: venny-serlindah-ayu-primadani

Post on 07-Aug-2015

143 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEK SINAR MATAHARI Radiasi Sinar Ultraviolet

EFEK SINAR MATAHARI Radiasi sinar ultraviolet (UVR) dari matahari dibagi atas UVA (UVA1 340-400 nm dan UVA2 320-340 nm), UVB (290-320 nm) dan UVC (270-290 nm). UVC di saring oleh ozon pada lapisan stratosfer, sehingga hanya UVA dan UVB yang dapat mencapai permukaan bumi. UVA lebih mudah untuk berpenetrasi ke dalam lapisan kulit terdalam dibandingkan dengan UVB, UVA tidak dapat tersaring oleh gelas dan diperkirakan sekitar 50% dari pemaparan UVA timbul dalam tempat teduh. Pemaparan akut terhadap UVB dapat menimbulkan efek seperti eritema, udema, tanning, penipisan lapisan epidermis dan dermis, dan sintesis vitamin D. Pemaparan kronis terhadap UVB dapat menghasilkan photoaging (efek penuaan kulit oleh cahaya), imunosupresi, dan fotokarsinogenesis. Pemaparan terhadap UVA lebih efektif dalam menginduksi tanning dan kurang menyebabkan eritema, tetapi juga menyebabkan photoaging serta fotodermatosis akut dan kronik. Keduanya berhubungan dengan imunosupresi dan karsinogenesis; sehingga diperlukan perlindungan terhadap keduanya. Energi dari Sinar UV diabsorbsi oleh kulit dapat menghasilkan senyawa kimia baru seperti 6’,4’-DNA fotoproduk, radikal bebas dan lain sebagainya., atau penghamburan kelebihan energi sebagai panas atau fosforesensi. Absorbsi ini dan diikuti oleh konversi energi yang berperan pada proses pembentukan etiologi kanker kulit dan photoaging (2,3,4).

American Cancer Society menyatakan bahwa pemaparan UV dalam jangka

waktu yang lama dapat menyebabkan perubahan pada kulit yang meliputi

(3) : Penuaan Kerutan Kehilangan elastisitas kulit Noda gelap (lentigos, kadang disebut “age spots” atau “liver spots” ) Keratosis aktinik

Mencegah interaksi sinar UV dengan kromofor kulit merupakan fungsi utama

dari tabir surya. Produk tabir surya sangat sederhana; mereka

mengabsorbsi/memantulkan/menghamburkan radiasi UV dari sinar matahari

Page 2: EFEK SINAR MATAHARI Radiasi Sinar Ultraviolet

sebelum energy ini diabsorbsi oleh residu kromofor dalam kulit. Untuk

menghasilkan efek ini, prodek tabir surya secara teknik sangat kompleks.

Produk ini harus digunakan untuk keefektifannya dan sama dengan produk

perawatan lainnya, kepatuhan adalah kunci untuk memperoleh keutamaan

dari kesehatan (3).

TABIR SURYA

Tabir surya (sunscreen atau sunblock) atau UV filter, memiliki 2 mekanisme

utama yaitu : (i) menghamburkan dan memantulkan energy sinar UV dan (ii)

mengabsorbsi energy sinar UV. Sangat banyak tabir surya mengandung

bahan-bahan yang bekerja dengan kedua mekanisme ini yang dikenal

dengan istilahUV protection. Pada awalnya tabir surya didesain untuk

melindungi pemakainya pada saat ke pantai. Saat ini, produk yang sama

digunkan pula oleh mereka yang melakukan olahraga salju, sejak sinar

matahari menunjukkan efek terhadap kulit yang dapat dilihat pada pantulan

dipermukaan salju. Sekarang ini UV filter digunakan bersama dengan produk

yang digunakan sehari-hari, seperti krim pelembab dan produk perawatan

rambut, produk aftershave, lipstik atau produk make-up (3,5).

UV filter dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok berdasarkan asalnya.

Anorganik UV filter, atau yang juga disebut UV filter fisik, terutama bekerja

dengan memantulkan dan menghamburkan radiasi UV, organic UV filter,

yang juga disebut UV filter kimia atau sunblock, bekerja dengan

mengabsorbsi radiasi (5).

Jenis tabir surya yang paling penting adalah yang bekerja dengan

mengabsorbsi radiasi eritemal UV. Karakteristik yang penting dalam tabir

surya adalah (4) :

Page 3: EFEK SINAR MATAHARI Radiasi Sinar Ultraviolet

1. Tidak toksik dan tidak mempengaruhi metabolisme tubuh2. Tidak berbahaya secara dermatologis seperti bebas dari efek iritan dan efek

sensitasi yang berbahaya3. Efektif mengabsorbsi radiasi eritemogenik4. Tidak bersifat fotolabil, yaitu mampu mengabsorbsi radiasi eritemogenik,

tidak mengalami perubahan kimia yang dapat mengurangi kemampuannya sebagai tabir surya, sehingga mampu mengubah senyawa lain yang berbahaya yang mungkin terdapat seperti pada bagian 1) dan 2) diatas

5. Tidak menguap dan memiliki karakteristik kelarutan yang sesuai6. Tidak terdekomposisi dengan adanya lembab, keringat dan lain sebagainya7. Harus memiliki (dalam pengenceran dan pembawa yang akan digunakan

untuk tabir surya) karakter fisik yang dapat diterima oleh konsumen, sebagai contoh, tabir surya haruslah tidak menimbulkan bau yang tidak sedap

8. Harus dapat terabsorbsi melalui kulit.

UV filter fisik secara umum adalah oksida logam, meskipun silikat dan talk

juga biasa digunakan. Bahan ini menunjukkan perlindungan yang lebih tinggi

dibandingkan bahan kimia dan juga merupakan bahan yang tidak larut

dalam air. Sebagai pembanding, bahan ini kurang diterima oleh kebanyakan

orang karena bahan ini biasanya membentuk lapisan film penghalang pada

kulit yang menimbulkan rasa yang kurang nyaman. Selain itu, formulasi

dengan menggunakan bahan ini sangatlah sulit karena bahan ini dapat

memecahkan emulsi. Zink oksida merupakan UV filter fisik yang lebih efektif

dibandingkan titanium oksida. Sediaan dengan bahan yang mampu

memantulkan cahaya dapat lebih efektif bagi mereka yang terpapar radiasi

UV yang berlebihan, misalnya para pendaki gunung dan tentara. Popularitas

bahan-bahan ini meningkat belakangan ini karena toksisitasnya yang

rendah. Bahan ini juga stabil terhadap cahaya dan tidak menunjukkan

induksi reaksi fototoksik atau fotoalergik. Juga digunakan untuk perlindungan

terhadap UVA dan UVB. Namun penggunaan zink oksida sebagai tabir surya

yang dimasukkan dalam formulasi kosmetik di beberapa negara tidak

Page 4: EFEK SINAR MATAHARI Radiasi Sinar Ultraviolet

perkenankan, seperti di Eropa dan Jepang, kecuali di Amerika Serikat.

Umumnya UV filter fisik yang secara luas digunakan saat ini adalah titanium

dioksida. (3,5).

UV filter kimia ( atau sunscreen )merupakan senyawa organic dengan

aktifitas molar yang tinggi terhadap range UV. Senyawa ini biasa terdiri dari

struktur aromatik tunggal atau ganda, kadang merupakan konyugasi dari

karbon-karbon ikatan ganda dan/atau gugus karbonil. Tabir surya kimia

adalah bahan yang dapat melindungi kulit dengan mengabsorbsi energi UV

dan mengubahnya menjadi energi panas. Senyawa ini mengabsorbsi radiasi

UV dan mengubah energinya menjadi radiasi dengan gelombang yang lebih

panjang. Tabir surya kimia cenderung membentuk energy yang lebih tinggi

dalam keadaan dasar. Molekul ini akan menuju pada keadaan dasar, energi

diemisikan dengan magnitude yang lebih rendah dari energy awal yang

diabsorbsi. Energi ini di emisikan dalam bentuk panjang gelombang yang

lebih panjang, sebagai radiasi panas ringan yang khas. Derivat sintetis

senyawa ini dapat dibagi dalam 2 kategori besar yaitu pengabsorbsi kimia

UVB (290-320 nm) dan UVA (320-400 nm) (3,5).

Tabir surya kimia yang biasa digunakan adalah oktil metoksisinamat sebagai

UVB filter yang paling banyak digunakan. Bahan ini kurang efektif dalam

mengabsorbsi UVB dibandingkan para-aminobenzoic acid (PABA) dan pada

formulasinya dianjurkan penambahan UVB filter untuk memperoleh nilai SPF

yang tinggi. UVA filter termasuk benzofenon, antranilat dan dibenzoilmetan.

Oksibenzon adalah benzofenon yang paling luas digunakan, mengabsorbsi

UVA dan UVB. Kedua bahan ini memiliki kekurangan yaitu bersifat fotolabil

serta mudah terdegradasi dan teroksidasi (2).

Page 5: EFEK SINAR MATAHARI Radiasi Sinar Ultraviolet

Berikut, adalah beberapa tabir surya dan konsentrasi penggunannya (3) :

UV filter Konsentrasi hingga (%)

Aminobenzoic acid (PABA) 15

Avobenzon 3

Cinoxate 3

Dioksibenzon 3

Homosalat 15

Metil antranilat atau meradimat 5

Oktokrilen 10

Oktil metoksisinamat atau oktinoxat 7,5

Oktil salisilat atau oktisalat 5

Oksibenzon 6

Asam Fenilbenzimidazol Sulfonat 4

Oktil dimetil PABA 8

Titanium Dioksida 25

Trolamin salisilat 12

Zink oksida 25

Tabir surya digunakan setebal 2 cm pada permukaan kulit dan dibiarkan

selama 15 hingga 30 menit untuk penyerapan sempurna melalui kulit.

Efektivitas tabir surya meningkat setelah penyerapan melalui kulit sebelum

terpapar oleh sinar matahari.

EFEKTIVITAS TABIR SURYA

Parameter yang berbeda digunakan untuk mengevaluasi efikasi produk tabir

surya dan memberikan kepada pemakai yang berhubungan dengan

Page 6: EFEK SINAR MATAHARI Radiasi Sinar Ultraviolet

informasi pada label produk. Parameter yang biasa digunakan disebut

sebagai Sun Protection Factor (SPF) produk tabir surya, dengan hubungan

terhadap peningkatan dosis UV pada kulit yang dilindungi dapat dengan

tanpa menunjukkan eritema, sebagai perbandingan pada kulit yang tidak

terlindungi. SPF adalah perbandingan respon terhadap paparan sinar UV

pada kulit yang terlindungi terhadap kulit yang tidak terlindung. Secara

khusus, dosis minimum eritema (MED) diuji oleh setiap panelis pada tes SPF.

Waktu/dosis pada simulasi cahaya UV dibutuhkan untuk menghasilkan

keseragaman, yang hampir tidak menampakkan kemerahan pada kulit. Nilai

MED akan berbeda berdasarkan tipe kulit Fitzpatrick. Untuk mengetahui nilai

SPF, produk dengan dosis yang cocok dioleskan 2 mg/cm2 pada area 50-100

cm diatas punggung belakang bagian bawah. Lima hingga tujuh titik

dipaparkan pada berbagai dosis simulasi cahaya UV. 12-24 jam setelah

pemaparan UV, bagian ini dievaluasi . Nilai SPF dikalkulasi dengan

menggunkan persamaan : SPF = MED kulit terlindung/MED kulit yang tidak

terlindung. SPF dapat ditunjukkan dengan persen transmitan eritemal UV

seperti 1/SPF X 100, atau yang dihambat, seperti ( 1-(1/SPF) X 100 ) (3,5).

FORMULASI SEDIAAN TABIR SURYA

Formulasi sediaan tabir surya dibedakan atas 3 tipe yaitu sediaan anhidrous,

emulsi dan sediaan tidak berlemak (greaseless) (1).

Sediaan Anhidrous. Minyak-minyak cair suntan menduduki tempat yang

paling penting. Keuntungan yang spesifik dari sediaan berminyak adalah

sifat tahan terhadap air yang timbul saat berkeringat pada saat berjemur

atau berenang. Efek lubrikan (perlindungan mekanik) juga dipertimbangkan

sebagai hal yang sangat menolong. Minyak nabati digunakan sebagai tabir

Page 7: EFEK SINAR MATAHARI Radiasi Sinar Ultraviolet

surya karena mamiliki kemampuan menyerap dalam range UV kritikal. Hal

ini ditunjukkan oleh minyak wijen yang paling luas penggunannya. Minyak

nabati merupakan pelarut yang lebih baik dibandingkan minyak mineral

untuk mebanyakan bahan-bahan tabir surya yang larut minyak (1).

Hasil yang baik ditunjukkan dengan mencampur 15% serbuk inert kedalam

sediaan minyak. Bahan ini memberikan konsistensi sediaan yang lebih kaku

dan mengurangi kelengketan. Beberapa padatan, seperti zink oksida,

memiliki efek penapisan terhadap sinar UV yang tidak terbatas hingga

sekitar 3000Å tetapi memperluas lebih dari range keseluruhan (1).

Emulsi. Berbagai jenis emulsi, non lemak m/a, semi lemak , lemak m/a,

telah digunakan sebagai tabir surya; dengan kandungan lemak yang tinggi

menyerupai minyak; dan non lemak serupa dengan sediaan berair.

Keuntungan dari produk emulsi adalah penampilan dan konsistensi yang

menyenangkan saat penggunaannya (1).

Sediaan Tidak Berlemak. Dibandingkan dengan minyak suntan, sediaan

ini memiliki keuntungan yaitu tidak berlemak dan lengket serta nyaman

dalam penggunannya. Kelompok ini dibagi atas komposisi alcohol tinggi atau

rendah. Kerugian utama dari sediaan berair dan rendah alcohol adalah

kelarutannya dalam air : yaitu kehilangan aktivitas pada kondisi berkeringat

atau dalam air (1).

Secara khusus, umumnya tabir surya aktif terdiri dari beberapa tipe (3):

Minyak-minyak polar, cenderung untuk membuat produk terasa berlemak dan

berminyak, khususnya dalam konsentrasi yang tinggi.

Page 8: EFEK SINAR MATAHARI Radiasi Sinar Ultraviolet

Padatan Kristal yang larut minyak membutuhkan konsentrasi pelarut/emollient

berminyak untuk melarutkannya dan menjaga pembentukan kristalisasi pada

produk dan juga membuat produk terasa berlemak dan berminyak.

Garam-garam yang larut air, cenderung untuk menurunkan kemampuan

polimerik dalam larutan berair. Cenderung untuk membentuk tingkat polimer

yang tinggi dan polimer tingkat tinggi ini membuat produk terasa lengket

dan berat pada kulit.

Serbuk atau partikulat yang tidak larut dapat membuat kulit terasa kering dan

sering menimbulkan tampilan putih yang tidak diharapkan pada kulit.

Penambahan parfum pada sediaan atau formulasi tabir surya dipilih

berdasarkan image yang ingin diberikan pada produk. Untuk tabir surya

yang digunakan oleh para atlit, harus dipilih tipe aroma segar yang kering

seperti lavender atau sitrus. Jika produk digunakan untuk berjemur di pantai,

aroma yang lebih keras, lebih sesuai dengan aroma menawan atau menarik.

Pada kasus lainnya aroma netral, seperti aroma bunga lebih cocok dengan

produk. Parfum dengan aroma yang manis harus dihindari untuk mencegah

ketertarikan serangga. Dosis yang tepat tergantung pada tipe produk.

Minyak suntan dengan basis minyak nabati biasa dianjurkan penambahan

1% parfum atau lebih, dengan sediaan berair atau rendah alcohol 0,1-0,3 %,

untuk formulasi ini Tween 20 atau pengsolubilisasi lainnya harus ditambah

pada parfum (1).

Formulasi tabir surya dengan menggunakan titanium dioksida menggunakan

serbuk termikronisasi untuk meningkatkan efektivitasnya sebagai tabir

surya. Titanium dioksida dengan ukuran partikel 60 μm mampu

memantulkan dan membaurkan sinar UV dan sinar tampak, sementara

Page 9: EFEK SINAR MATAHARI Radiasi Sinar Ultraviolet

partikel dengan diameter 230 μm hanya mampu membaurkan sinar tampak.

Ukuran partikel yang lebih kecil memiliki luas permukaan yang lebih luas di

bandingkan dengan partikel ukuran besar. Sehingga kemampuan

memantulkan dan membaurkan cahaya lebih besar.

Referensi :

1. Jellinec, J.Stephan. 1970. Formulation and Function of Cosmetics.

New York ; 325, 332, 334, 336, 340.

2. Walters, A. Kenneth. Michael S. Robert. 2008. Dermatologic,

Cosmeceutic, and Cosmetic Development. Informa Healthcare,

New York ; 419, 425, 432.

3. Draelos, Zoe Diana. Lauren A. Thaman. 2006. Cosmetic Formulation

of Skin Care Product. Taylor & Francis Group. New York ; 137, 141,

146, 157, 159.

4. Harry, Ralph G. 1962. Modern Cosmeticology Volume One. Chemical

Publishing Co. Inc. New York ; 205, 216,218.

5. Salvador, Amparo. Albert Chisvert. 2007. Analysis of Cosmetic

Products. Elsevier. Oxford ; 88, 94.