edisi 164

16
Urai data, ungkap fakta, saji berita www.profesi-unm.com Profesi FM - 107.9 MHz 1 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164 Januari Tahun XXXVI 2013 Tabloid Mahasiswa UNM Pengemban Tri Darma Perguruan Tinggi Catatan Tahun 2012 Konsekuensi Konsekuensi dan Obsesi Obsesi Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164 Januari Tahun XXXVI 2013

Upload: lpm-profesi-unm

Post on 29-Mar-2016

248 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Edisi 164

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

1 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164Januari Tahun XXXVI 2013

Urai data, ungkap fakta, saji beritaUrai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

1 Tabloid Mahasiswa UNM Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164Profesi Edisi 164Januari Tahun XXXVI 2013Januari Tahun XXXVI 2013

Tabloid Mahasiswa UNM

Pengemban Tri Darma Perguruan Tinggi

Catatan Tahun 2012

KonsekuensiKonsekuensidan

ObsesiObsesi

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164 Januari Tahun XXXVI 2013

Page 2: Edisi 164

2 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 164Januari Tahun XXXVI 2013

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.

Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa (LPPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/SK/Ditjen PPG/1990. penanggung Jawab: Sahrul Alim, pemimpin Redaksi : Asri Ismail, Sekertaris :

Fajrianto Jalil, Bendahara : Nurjanna Jamaluddin, Kepala penyiaran: Andini Ristyaningrum, Kepala Online: Imam Rahmanto, Kepala Litbang: Fahrizal Syam, Redaktur: Sutrisno Zulkifl i, Rukmana Mansyur, Muhammad Ilham, Sudarmi Reporter: Azhar Fadhil, Muhammad Yasir, Ary Utary Nur, Susi Amriani, Nur Lela, Yeni Febrianti, Syamsul Alam, Fatma Husni, Fadillah Dwi Octaviani, Fotografer: Rizki Army Pratama, Layouter/Grafi s: Khaerul Mustaan, Manager Sirkulasi dan iklan: Sugianto Rusli.

Redaksi LPPM Profesi UNM : Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lt I Rektorat Lama, Gunung Sari Universitas Negeri Makassar (UNM) atau Kompleks Jl. Dg. Tata Raya, Kompleks Hartaco Indah Blok IV AB No.1, Telp. (0411) 887964, e-mail: [email protected], website: www.profesi-unm.org

pelindung: Arismunandar penasihat: Sofyan Salam, Nurdin Noni, Heri Tahir, Eko Hadi Sujiono, Kamaruddin, Baliana dewan pembina: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Akbar Faisal, Mukhramal Azis, Uslimin, Ammas, Facharuddin

Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah, Fitriani Rachman. pemimpin umum: Sahrul Alim Sekre-taris: Fajrianto Jalil Bendahara: Nurjanna Jamaluddin divisi penerbitan: Asri Ismail (Pemimpin Redaksi) divisi Online: Imam Rahmanto (Kepala Divisi) divisi penyiaran: Andini Ristyaningrum (Station Manager) divisi penelitian dan pengembangan: Fahrizal Syam (Kepala Litbang)

editorial

profesi FM 107.9 Mhz

Tabloid Profesi dapat juga dibaca di:

www.profesi-unm.com

SMS : 0852 9938 5780 | 0852 5592 7221Email : [email protected] : @profesi_OnlineFacebook : LppM profesi uNM

?SMS Pembaca

sms?sms?sms

sms?sms?sms

Persepsi

Des

ain

Sam

pul:

Kha

erul

Mus

taan

NEW

STYLE

Redaksi menerima saran, dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim saran dan kritikan Anda ke:

Bahaya untuk prodiTak Terakreditasi

R entetan permasalah-an yang menjangkit UNM di tahun 2012

ini menjadi bukti konkrit ketidakbecusan para pung-gawa kampus melakukan inovasi-inovasi yang sifatnya membangun. UNM seakan menutup mata dan telinga dengan “teriakan” para maha-siswa akibat pergulatan den-gan sistem yang ada.

Sepanjang tahun 2012 ini, UNM masih saja tung-gang-langgang dalam mere-alisasikan segala proyeksinya. Kemelut demi kemelut men-jadi tantangan berat UNM untuk mencoba memindah-kan kakinya.

Sekadar refleksi, seka-ligus intropeksi bagi UNM. 12 bulan yang lalu berbagai problematika melanda kam-pus pencetak generasi Oe-mar Bakrie ini, Namun patut

diajungi jempol, sebab hal itu mampu dilewati UNM den-gan baik, meski masih ban-yak sisa-sisa masalah yang belum terbuang.

Bermula dari kasus dite-mukannnya mafia pendidi-kan di UNM yang dilaku-kan sejumlah oknum di FIK, perang saudara antar FSD dan FT yang menimbulkan dilema yang berkepanjangan bagi birokrat dan mahasiswa. Dan sejumlah, kasus-kasus lama yang masih bermuncu-lan diperjalan tahun 2012 ini.

Kini, kita memasuki ta-hun 2013, sivitas kampus Orange ini, malah dialihkan perhatiannya kepada bangu-nan super megah, Phinisi. Bi-rokrat pun seolah terhipnotis mendengar Phinisi dielu-elu-kan oleh banyak orang. Pada-hal, dibalik kemegahan Phin-isi, masih banyak tersimpan

borok yang seharusnya dibe-nahi.UNM sepertinya, masih saja terhanyut oleh kenik-matan pujian. “Besar kepala” mungkin pantas disandang-kan kepada semua birokrat yang menganggap dirinya sukses secara kasat mata.

Pertanyaannya kemu-dian, di tahun ular air ini, mampuhkan UNM berev-olusi? Masih sulit rasanya kampus eks IKIP ini berjanji untuk membenahi dirinya, demi perbaikan diri kede-pannya. Rasanya terlalu naïf, untuk memberikan keyaki-nan kepada sivitas akademika bahwa akan ada reformasi besar-besaran dalam me-nyambut tahun 2013. Kita sudah terlalu lama menunggu perubahan itu, semoga saja tahun ini tahun bagi kampus ini membayar utang-utang janjinya. (*)

2013, Mampukah UNM Berevolusi? 085341405xxx

Aslkum, Profesi. Kenapa tgl 3 lembar KRS yg diambl dri BAAK. sy kira 4 lmbar seprti thun lalu. Trus knapa ada tman2 yg dapat 4 lmbar?

Jawab:Kepala BaaK, KamaruddinKRS sekarang itu memang sisa tiga lembar. Lembar Puskom yang dihilangkan karena tidak begitu diperlukan lagi. Soalnya sudah ada pengisian secara online di Simpadu. Selain itu, hal tersebut juga untuk memudahkan proses administrasi KRS. Kalaupun ada yang masih dapat 4 lembar, mungkin cuma kebetulan. Karena rata-rata itu sudah tiga lembar.

085342059xxxAslkum, Profesi. Sy mau tanya, bagaimana cara.a urus cuti kliah? Apkh dgn tidak mmbayar spp sudah dinyatakn cuti kliah? Trims.

Jawab:Kepala BaaK, KamaruddinBagi mahasiswa yang mau cuti akademik sebaiknya melapor ke fakultasnya msing-masing atau bisa juga bermohon ke kami, Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK). Biar nanti kami buatkan surat keterangan cuti akademik. Tanpa surat itu, maha-siswa yang bersangkutan nanti bisa dianggap dikeluarkan.

085342294xxxSalam, mahasiswa! Tabe’, Profesi. Mau ka nanya, kapan sebnarx batas terakhir pendaftrn PMW? Krna ada sy dengar katax diper-pnjang....

Jawab: ismarli Muis, Ketua pengelola pMWBenar. Deadline pendaftaran PMW diperpanjang. Hal tersebut melihat masih banyak mahasiswa yang persyaratannya belum leng-kap. Misalnya; persetujuan dari dekan, dan semacamnya. Jadi, kita semakin membuka peluang untuk mahasiswa sampai akhir bulan nanti, 31 Januari. Mudah-mudahan dengan begini akan lebih banyak mahasiswa yang berpartisipasi.

085255912xxxTabe’, saya mau mengeluhkan tentang akses simpadu yg sangat lambat. bebrp kali sy dapat simpadu tdk bisa diakses. pdahal sudah mepet waktu isi krs.nya. :(

Jawab:Rusli, Ketua iCT Center uNMAda gangguan sambungan dari gedung ICT Center lama ke gedung baru Phinisi yang merupakan ruangan baru untuk ICT. Jaringan tidak dapat tersambung dengan baik. Biasanya malah terputus. Tapi, seka-rang sudah bisa dipakai. Adapun kalau masih putus-putus itu karena banyaknya akses ke server yang dilakukan bersamaan namun bukan dalam jaringan kita, UNM.

Page 3: Edisi 164

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

3 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164Januari Tahun XXXVI 2013 Mozaik

Keriuhan yang bergema di tempat itu semakin bertam-bah seiring dengan berlalu-nya waktu. Tempat yang menjadi pelarian maha-siswa di saat perutnya mu-lai bernyanyi dengan nada soprano yang tinggi. Iya, tempat itu disebut kantin, dimana terdapat beberapa pedagang yang menjajakan makanan dan minuman yang menjadi ciri khasnya.

Kantin yang berada tepat di samping fakultas psikologi UNM ramai di-kunjungi mahasiswa dari se-gala fakultas yang berada di Gunung Sari, bahkan men-jadi tempat nongkrong ma-hasiswa di luar Gunung Sari.

Di antara semua penjajal makanan di kantin itu, terlihat seorang pria bertubuh kecil

dengan tangan kanan yang diangkat ke atas sambil mem-bawa sebuah nampan. Sedan-

gkan tangan kiri memegang handphone. Di atas nampan tersebut terdapat berbagai je-nis makanan dan minuman yang dibawanya berkeliling menuju si empunya.

Pria tersebut mengan-tar makanan meski cuaca sedang tak bersahabat. Di saat hujan maupun terik matahari, dia seolah tak mengindahkan dan tetap se-tia memenuhi segala pesan-an penikmat makanan yang menjadi langganannya.

Nama asli pria tersebut adalah Ruslan, dia meru-pakan pemilik kantin yang menjual berbagai macam makanan. Ruslan memi-liki beberapa pegawai yang menemani dia melayani para

pelanggannya. Meski be-gitu, urusan mengantarkan makanan maupun minuman tetap menjadi spesialisnya.

Ruslan yang akrab di sapa Kak Cui oleh para langganannya itu men-gatakan bahwa dia melaku-kan pengantaran tersebut sebagai salah satu fasilitas yang dia sediakan untuk para pecinta makanannya.

Dengan melakukan de-livery ke berbagai tempat di Gunung Sari merupakan berkah tersendiri bagi Cui. Karena dirinya merupakan satu-satunya kantin yang me-miliki fasilitas delivery order. Hal tersebut juga menjadi keuntungan di saat jumlah mahasiswa yang datang san-

gat sedikit, tapi pesanan antar tetap ada dan laris manis.

Memegang handphone sudah menjadi hal yang lumrah baginya ketika se-dang bekerja, karena dia mendapat pesanan melalui benda kecil berbentuk segi empat tersebut. Cui men-gaku dia biasa mengantar pesanan para pecinta ku-liner tersebut hingga ke Fakultas Ekonomi.

Rivayana natasya, pelanggan setia di kantin Psikologi mengaku dengan adanya fasilitas delivery tersebut, dirinya merasa leb-ih mudah untuk memuaskan keinginan perutnya di saat lapar dimanapun dirinya berada. (*)

Semangat Juang Pedagang MakananOleh: Fatma Husni

KETua lembaga Pusat Pen-jaminan Mutu (PPM) Univer-sitas Negeri Makassar (UNM), Fahri Kahar, mengaku kecewa dengan beberapa fakultas dan program studi (prodi) yang me-mandang sebelah mata adanya lembaga PPM ini. Kekecewaan ini diungkapkannya pasca ke-giatan kuliah umum yang dib-awakan oleh Ketua Badan Akre-ditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), Mansyur Ramli, di ruang senat UNM (8/1).

Padahal dalam perkuliahan yang bertajuk “Peningkatan Akreditasi dan Kualitas SDM Perguruan Tinggi” ini, nama Fahri Kahar disebut-sebut oleh Ketua BAN PT sebagai orang yang memiliki andil besar dalam peningkatan kualitas dan terakreditasinya suatu prodi.

Sayangnya, dibalik per-nyataan itu, Fahri Kahar ternya-ta memiliki keluh kesah yang selama ini dipendamnya.

“Iya, jadi ada beberapa fakultas dan prodi yang mengu-rus borang akreditasinya tanpa melibatkan lembaga PPM ini, saya tidak tahu kenapa, mung-

kin karena dia merasa ada kena-lan di BAN PT makanya lang-sung saja dia bawa ke Jakarta sendiri,” beber Fahri.

Menurut Fahri, seharusnya berkas-berkas tersebut diaju-kan dulu ke PPM, agar jika ada kekurangan-kekurangannya dapat langsung dilengkapi. En-tah karena alasan apa sehingga mereka bertindak seperti itu. Padahal pihak PPM UNM dapat memberi bimbingan peri-hal pengajuan borang akreditasi ke BAN PT.

Namun, Dekan Fakultas Seni dan Desain, Karta Jayadi, mengaku belum melihat kinerja yang baik dari lembaga PPM UNM ini. “Lembaga PPM UNM itu mestinya bisa meningkatkan kualitas semua unit-unit yang ada di UNM. Ini kan lembaga penjaminan mutu, tapi mutu apa dulu yang dijamin,” selorohnya.

“Salah satu contoh kurang-nya kerja PPM adalah tidak pernah dilakukannya pemeta-an-pemetaan potensi di setiap fakultas. Padahal itu kan perlu untuk mengukur fakultas apa yang perlu dibimbing lebih

banyak lagi untuk meningkat-kan kualitasnya. “Perbaiki dulu lah unit-unit yang ada dalam PPM itu, baru perbaiki unit-unit yang ada di luarnya” ujar Karta.

Karta juga mengakui dirin-ya bekerja sendiri dalam hal pengurusan akreditasi prodi di fakultasnya tanpa melibatkan pihak PPM UNM. “Saya ke-marin langsung ke Jakarta urus akreditasi prodi saya. Mungkin Pak Fahri dan kawan-kawan bisa membuat Standard Oper-ating Procedure (SOP) yang jelas dalam pelaksanaannya agar mendapat kepercayaan dari semua unit di UNM,” tandasnya.

Hal serupa diungkapkan oleh Arifuddin selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK). “Lembaga PPM itu tidak pernah mendampingi dan mem-bimbing kami dalam proses peningkatan mutu di fakultas kami, tidak pernah juga melaku-kan kontrol terhadap unit yang berada di bawahnya, contohnya saja saya melihat PPM univer-sitas kurang berkordinasi den-gan PPM di fakultas,” ujar Ari-fuddin. (Sus)

uNTuK kali pertama, Ketua Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN PT), Mansyur Ramli, bertan-dang ke kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) se-bagai pemateri kuliah umum yang diselenggarakan oleh pihak UNM di ruang senat UNM, rektorat lantai 3 (8/1).

Seluruh pejabat teras universitas hadir di kegiatan yang bertajuk “Peningkatan Akreditasi dan Kualitas SDM Perguruan Tinggi” ini. Tidak ingin ketinggalan, para dekan dan jajarannya juga mahasiswa pun turut menghadiri kegiatan ini.

Dalam kuliahnya, Mansyur Ramli, mengatakan perlu adanya perubahan paradigma Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (SPM PT). “Jadi perbaikan mutu itu harus secara berkesinambungan, jangan pada saatnya pengisian borang baru sibuk,” ungkapnya.

“Di Indonesia, memiliki 3,6 ribu perguruan tinggi, dengan jumlah prodi sebanyak 21 ribu. Dari prodi sebanyak ini, 8 ribu di antaranya belum ter-

akreditasi,” ujar Mansyur.Mansyur juga menambahkan bahwa pemberian

akreditasi kini mulai diperketat. Sesuai dengan Un-dang-Undang (UU) No.12 Tahun 2012 tentang Pendi-dikan Tinggi, menteri akan cabut Program Studi yang tidak diakreditasi. Sementara mekanisme pencabutan izin prodi diatur dalam Peraturan Menteri.

Pernyataan ini merupakan ancaman besar untuk prodi-prodi yang hingga kini belum mendapatkan ni-lai akreditasi dari BAN PT. Olehnya, Mansyur meng-himbau kepada seluruh prodi khususnya di UNM agar bergegas melengkapi berkas-berkas yang akan dinilai oleh BAN PT. “Libatkan semua pihak dalam proses penjaminan mutu, khususnya lembaga PPM dalam penyusunan borang penilaian akreditasi,” tukasnya.

Mantan rektor salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Makassar ini juga berharap kedepannya UNM bisa menjadi motor untuk PT yang lain. (Sus)

Bahaya untuk prodiTak Terakreditasi

Dilangkahi, PPM Kecewa

prodi

PAKAI SANDAL. Kepala Sub Bagian Kerjasama FMIPA, Suardi, hanya mengena-kan sandal saat rapat formal pembahasan pengaruh penghapusan RSBI pada Prodi ICP di Ruang Rapat Senat Lantai II Gedung Fakultas FMIPA, Kamis (17/1).

Snapshot

FOTO : ANSARULLAH - PROFESI

ANTAR PESANAN. Ruslan alias Cui sedang membawakan pesanan para penjajal makanan di areal kampus Gunung Sari UNM.

BiRO kegiatan mahasiswa Study Club Raudattunni’mah (SCRN) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNM akan menggelar seminar pendidikan pada Sabtu 23 Februari mendatang. Seminar yang akan digelar di gedung Aman-aggappa ini mengangkat tema “Arah Kebijakan Kurikulum Baru 2013”.Seminar ini juga akan menghadirkan 3 narasumber. Yakni, salah seorang ang-gota Tim Inti Perumus Kurikulum Ke-mentrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Prof. Dr. Eko Hadi Sujiono, praktisi Pendidikan Islam dan Pimpinan Yayasan Alfatih Jakarta, Budi Ashari, dan Kabag Kurikulum dan Penilaian Dinas Pendidikan Su-lawesi Selatan, Drs. Moh. Amir.

Alasan mengangkat tema menge-nai kurikulum 2013 ini, menurut ketua panitia pelaksana, M. Amirullah dik-arenakan selama ini kurangnya infor-masi dan sosialisasi dari pemerintah terkait rencana penerapan kurikulum 2013 yang akan menggeser Kuri-kulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sejak 2006 silam diber-lakukan. Akibatnya, banyak kalangan yang belum mengerti betul tentang

rencana penerapan kurikulum baru ini, baik dari tujuan, alasan pergan-tian dan kelebihannya dari kurikulum yang lama. “Melalui seminar pendidi-kan ini, pertanyaan-pertanyaan dalam benak masyarakat terutama sivitas akademika akan terjawab,” harapnya.

Seminar pendidikan ini adalah rangkaian kegiatan Islamic Educa-tion Fair 2013 dalam menyemarakkan Muktamar XV SCRN FIP UNM. Is-lamic Education Fair 2013 akan lebih banyak dibalut dalam nuansa Islami.

Selain seminar tentang kuriku-lum baru, Islamic Education Fair juga menggelar beberapa even, yakni lom-ba menulis opini untuk seluruh ma-hasiswa UNM, Futsal Competition, Lomba Tartil Qur’an, Pameran Produk Islami, dan Semarak Muslimah. Ketua Umum SCRN FIP, Asnur berharap agar kegiatan ini menjadi wadah bagi civitas akademika dalam menunjuk-kan kemampuannya terutama dalam bidang-bidang yang menjadi rangkaian Islamic Education Fair ini. “Semoga saja kegiatan ini mendapat perhatian dari civitas akademika UNM khusus-nya,” ujarnya. (Faj)

SCRN FIP UNM BakalSeminarkan Kurikulum 2013

Page 4: Edisi 164

4 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 164Januari Tahun XXXVI 2013

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164

Januari Tahun XXXVI 2013!!

Kinerja PR I Sama dengan NolPembantu Rektor bidang Akademik,

Sofyan Salam, di periode keduanya men-jabat sebagai PR I, sejauh ini sama sekali tidak ada perkembangan yang dilakukan. Jika dilihat secara statistik, ia masih saja stagnang bahkan anjlok.

Lihat saja, begitu banyak perubahan yang dilakukan Kementrian Pendidikan dan Kebu-dayaan (Kemendikbud) terkait pendidikan. Mu-lai dari perubahan kurikulum hingga tata cara penerimaan mahasiswa baru. Namun, ironis, Guru Besar FSD ini malah seolah tak mau tahu.

Munculnya kurikulum 2013 yang sudah jelas akan mengobok-obok UNM, tapi Sarjana lulusan Amerikas Serikat tersebut, tidak pernah sama sekali melakukan sosialisasi terkait hal itu. Belum lagi, di awal ia menjabat, beberapa kasus yang mencoreng nama universitas seper-ti kasus ijazah palsu adalah masalah lama yang tak mampu ia selesaikan.

Sementara itu, ia dengan mudahnya mem-berikan keluwesan sejumlah fakultas yang ingin membuka program studi baru. Mantan Direktur Program Pascasarjan (PPs) ini seakan lupa bahwa ada banyak program studi yang be-lum terakreditasi bahkan kadaluarsa.

Tak hanya itu, kasus-kasus seperti mafia pendidikan yang ada di UNM tidak pernah ada satupun menemui titik akhir. Hal ini ter-bukti, tidak adanya sanksi yang pernah diberi-kan kepada tersangka. Padahal ia tahu bahwa pelakukanya adalah orang dalam sendiri. Ia masih saja tetap membiarkan si pelaku berse-mbunyi dalam “selimutnya”.

Terakhir, ternyata Dosen Seni Rupa ini, masih tercatat sebagai ketua KPPS Prodi Seni padahal ia sudah menjabat se-bagai PR I. Menurut Dekan FSD, Karta Jayadi, menurutnya PR I tidak ada bukti pekerjaan sedikitpun. “Bagi saya, masih tetap, tidak diarahkan kita pada poros yang mengarahkan pada poros yang baik. Mis-alnya, hasil kunjungan-kunjungan misal-nya. Minimal ada perbandingan-perband-ingan,” ungkapnya.

PR II Tak Tahu Perihal KeuanganNama Nurdin Noni, memang sempat

melijit pada saat ia menjabat sebagai Pem-bantu Rektor bidang Kerjasama. Beberapa prestasinya, baik dalam negeri maupun dilu-ar negeri kerjasama-kerjasama yang ia laku-kan membuat nama UNM tampak harum.

Namun, tidak secemerlang ketika ia menduduki kursi PR II, yang menangani bidang sarana dan prasana serta keuangan. Sebagai pengganti dari Andi Ikhsan selaku PR II dulu, yang dianggap kurang mampu menangani masalah keuangan begitupula masalah pembangunan di UNM. Dosen Bahasa Inggris ini, terlihat “minta ampun” persoalan keuangan. Tengok saja, sejak bulan Agustus, sembilan fakultas yang ada di UNM seperti “menjerit” karena dana fakultas mereka belum juga kucur.

Dana miliaran rupiah yang ada milik kesembilan fakultas itu, tampaknya masih tertampung di rekening rektor. Ia dinilai tak mampu menekan Bendahara UNM, Nasri, untuk membagi-bagi uang milik fakultas.

Selain itu, masalah pembangunan di UNM juga tak mampu ia atasi. Mulai dari pembangunan gedung 12 lantai milik FIS yang masih saja mandeg. Hingga, pemban-gunan super megah menara Phinisi yang bakal di resmikan ternyata belum juga me-miliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Kisruh masalah aliran dana Phinisi yang selama ini terindikasi ada penyimpangan, juga belum mampu ia pertanggungjawab. Satu hal yang pasti ia pernah menyebar janji akan meresmikan pembangunan gedung ber-lantai 17 itu diakhir tahun 2012. Hanya saja hasilnya nihil, ternyata hingga menjelang akhir Januari 2013, Phinisi belum jua ber-layar. Lagi-lagi ia berjanji bakal meresmikan tanggal 2 Mei mendatang.

Menurut Dekan FIP, Ismail Tolla, di-antara pembantu rektor yang ada, posisi PR II lah yang paling bermasalah. Alasannya, sekarang keuangan lagi bermasalah. Selain itu, ia menilai PR II tidak mampu menekan

Bendahara UNM. “Jadi kalau seperti itu untuk apa diganti Andi Ikhsan, tujuannya kemarin kan untuk memperbaiki keuan-gan, justru lebih parah. Andai saya PR II, saya akan mundur, saya malu,” tandasnya.

Sementara itu, PR II, Nurdin Noni menilai perubahan yang telah dilakukan selama ini lebih pada sistem. “Memang yang saya kerjakan kasat mata karena memang saya tidak sosialisasikan,” tandasnya.

PR III, Si “Pejalan” yang KakuLain Hamsu Ghani lain juga Heri Tahir.

Pria yang berlatar belakang sebagai sarjana di bidang Hukum ini, masih terkesan kaku dalam menjalankan kerja-kerjanya pada wilayah kemahasiswaan. Mantan Asisten Direktur II PPs UNM ini, dalam meng-hadapi masalah-masalah kemahasiswaan ia selalu saja membenturkannya pada wilayah hukum, tanpa mempertimbangkan hal-hal yang semestinya didengarkan.

Kado spesial yang diperoleh pada awal menduduki tahta PR III, di depan mata kepalanya sendiri ia melihat “anak-anaknya” tergelatak tak bernyawa. Seb-agai buntut dari peperangan yang terjadi antara FSD dan FT. Ia pun kalap, seperti sudah kehabisan akal untuk menuntaskan kasus yang tiap tahun ini terjadi.

Lain halnya pada lembaga kemaha-siswaan, sejumlah gebrakan yang coba di-tempuh untuk memperbaiki LK. Hanya saja, hampir setiap regulasi yang ia buat, seakan mematikan kreativitas para fungsionaris LK. Mulai dari pengetatan aturan pelarangan be-raktivitas malam bagi LK yang secara tiba-tiba ia layangkan kepada pengurus LK.

Belum lagi, ia seperti menutup mata melihat kondisi LK yang semakin tergerus oleh sistem yang ia berlakukan. Guru Besar FIS ini, juga tidak pernah melakukan pres-sure kepada tiap fakultas yang LKnya “sakit gigi”. Misalnya, di FBS sudah lebih setahun mahasiswanya merana karena tidak memi-liki ruang berkerativitas.

Kebijakannya, mengharuskan Presiden Mahasiswa mesti berasal angkatan 2009 juga menuai kecaman, sebab, jika dilihat pada ta-taran ideal, semestinya masih angkatan 2008 yang memegang posisi itu. Namun, apa mau dikata, ia ngotot agar hal itu tidak terjadi. Sepertinya, ia tahu betul kondisi lapangan yang terjadi di LK. Ia juga menuhankan stat-uta UNM yang dianggap sebagai refresentatif dari aspirasi mahasiswa dan birokrat. Padahal, statuta UNM itu notabenenya terbentuk dari usulan-usulan para guru besar yang ada di kampus pencetak generasi Oemar Bakrie ini, tanpa melibatkan sedikitpun mahasiswa.

Soal keuangan LK, akhir-akhir ini ia tak bisa lagi berbuat apa-apa, dana yang semesti-nya dinikmati para fungsionaris LK menurut-

nya sudah habis, padahal dana yang digunak-an baru dana PMB, lantas dana yang diambil dari DPP mahasiswa sebanyak 5 persen itu kemana?! tampaknya pertanyaan ini masih sukar dijawabnya. Terakhir, karut marut bea-siswa UNM yang tidak jelas.

Hal ini juga dibenarkan Pembantu Dekan III FIP, Muhammad Faisal. Ia men-gatakan memang sejauh ini PR III belum terlihat ada gembrakan yang dilakukan. “Memang belum, terutama sosialisasi kegiatan kemahasiswaan yang belum kelihatan. Kebi-jakan-kebijakan yang lalu itu, masih seperti itu yang dijalankan. Padahalkan, kita maunya ada upaya-upaya yang baru dilakukan, kami berharap aka nada kebijakan yang dibuat untuk lebih baik” pintanya.

Terkait hal itu, PR III, Heri Tahir menganggap setiap orang punya style masing-masing dalam memimpin. “Apa yang saya yakini itu yang akan saya lakukan. Setiap keputusan yang kita ambil pasti punya resiko,” pungkasnya.

PR IV Tak Cukup Hanya Satu Jabatan

Eko Hadi Sudjiono yang saat ini duduk di kursi empuk Pembantu Rektor bidang Kerjasa-ma hingga saat ini belum juga memperlihatkan kegigihannya dalam bekerja sesuai tupoksinya. Ia masih saja mengagung-agung keberhasilan-nya melaksanakan kerjasama dengan universi-tas yang ada di Prancis.

Jabatannya sebagai Direktur P3G UNM terlalu lama ia emban, padahal ia sudah berbulan-bulan menjabat sebagai PR IV. Dosen Fisika ini, baru berkisar dua minggu lalu ia resmi melepaskan jabatan-nya di P3G . Selain itu, ia juga tercatat sebagai pengurus di Direktorat Perguruan Tinggi (Dikti). Ia sepertinya tak cukup jika hanya memilki satu jabatan.

Soal SM-3T yang ia tangani juga me-munculkan banyak masalah. Mulai dari keti-dakjelasan dana yang diterima peserta SM-3T hingga meninggalnya salah satu peserta SM-3T. Ini tentu lucu, sebab UNM adalah pen-anggungjawab penuh SM-3T wilayah Sulsel.

Anehnya, ketika ada kasus peserta SM-3T yang mengadu ke Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendik-bud) terkait kejanggalan dana-dana yang diterimanya. Ia malah geram, sebab peserta tersebut dinilainya telah mencoreng nama universitas yang menyebabkan UNM dapat “hadiah” teguran oleh Kemendikbud. Malah, ia berjanji akan memberi sanksi ke-pada pelaku SMS dengan tidak mengikut-kan Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagai kelanjutan dari SM-3T. Lantas, pernahkan ada intropeksi diri dari UNM jika ada lapo-ran seperti itu, itu jelas indikasinya ada yang tidak beres di tubuh program Kemendikbud ini yang ditangani UNM. (tim)

Kinerja Sang “Pembantu” Tersandung Batu

Empat bulan sudah, keempat Pembantu Rektor UNM menemani Arismundar sebagai rektor di kampus orange ini. Dalam durasi waktu itu, nyaris tak ada sedikit pun gebrakan yang terlihat.

Mungkin dengan alasan masih beradaptasi, namun jelas sejumlah lubang masih berhamburan di tengah-tengah euforia kinerja mereka. Sejauh ini, keempat pembantu rektor itu masih saja

berkutat pada masalah yang sama, sebagai titipan dari pembantu rektor sebelumnya. Mereka masih saja, bergulat dengan sejumlah titik-titik yang dianggap bakal “menusuk” mereka, dan

akhirnya menjatuhkan popularitas yang saat ini disandangnya. Gaya seperti inilah yang nampak di aminkan mereka. Berjalan bak pejabat teras yang penuh wibawa, tanpa melirik

kesana-kesini dan mengesampingkan kepentingan masyarakat. Padahal, orang semua tahu mereka sedang terseok-seok oleh konflik internal yang sedang terjadi.

Catatan Tahun 2012www.profesi-unm.com

Kinerja Sang Kinerja Sang Tersandung Batu Tersandung Batu

Empat bulan sudah, keempat Pembantu Rektor UNM menemani Arismundar sebagai rektor di kampus orange ini. Dalam durasi waktu itu, nyaris tak ada sedikit pun gebrakan yang terlihat.

Mungkin dengan alasan masih beradaptasi, namun jelas sejumlah lubang masih berhamburan Mungkin dengan alasan masih beradaptasi, namun jelas sejumlah lubang masih berhamburan di tengah-tengah euforia kinerja mereka. Sejauh ini, keempat pembantu rektor itu masih saja

berkutat pada masalah yang sama, sebagai titipan dari pembantu rektor sebelumnya. Mereka masih saja, bergulat dengan sejumlah titik-titik yang dianggap bakal “menusuk” mereka, dan

akhirnya menjatuhkan popularitas yang saat ini disandangnya. Gaya seperti inilah yang nampak

4

Pembantu Rektor I Pembantu Rektor II Pembantu Rektor III Pembantu Rektor IV

Page 5: Edisi 164

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

5 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164Januari Tahun XXXVI 2013

www.profesi-unm.com

5 Profesi Edisi 164Januari Tahun XXXVI 2013Januari Tahun XXXVI 2013 Reportase UtamaTabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164Januari Tahun XXXVI 2013 5

www.profesi-unm.com

MOBiL angkutan umum bercat kuning berhenti tepat di depan gerbang salah satu kampus ternama di Kota Bandar Madani. Kampus yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman No.56 adalah kampus V UNM di Parepare. Mengijakkan kaki di kampus ini serasa memasuki salah satu seko-lah menengah. Jika dilihat secara sepintas gedungnya hampir sama dengan bagunan sekolah pada umumnya. Bahkan bagunannya tidak lebih mewah dibanding ban-gunan sekolah atau kantor yang berseberangan dengan kampus tersebut. Tidak tampak tanda-tanda yang menujukkkan bahwa gedung ini layak disebut kampus. Hanya tulisan besar yang tertulis di pinggir jalan yang menunjuk-kan bahwa ini adalah salah satu

kampus milik UNM.Suasana berbeda yang

dirasakan saat memasuki kam-pus ini. Tak seperti saat kami memasuki kampus UNM yang ada di Makassar. Tidak ada ban-gunan kantor dan perkuliahan yang megah dan bertingkat yang kami lihat. Hanya ada bangunan asrama yang bahkan tak berpen-ghuni. Mahasiswa yang ada di kampus pun tak sebanyak yang ada di kampus UNM di Makas-sar. Suasana kampus yang benar-benar jauh dari suasana kampus pada umumnya.

Kantor Unit Penyelenggara Pendidikan (UPP) PGSD menjadi bangunan pertama yang kami tuju. Tampak kumpulan maha-siswa yang memadati ruangan ad-ministrasi. Mahasiswa-mahasiswa

tersebut mulai sibuk dengan penyelesaian studi mereka. Salah satu mahasiswa menyambut kami di tengah kumpulan mahasiswa tadi. Bersama Suarno yang akrab disapa Anno ini, kami menuju tempat lembaga kemahasiswaan yang ada di kampus ini. Kondisi relief halaman kampus yang ber-bukit, membuat kedua wartawan Profesi sedikit kelelahan menapa-ki belasan anak tangga menuju tempat yang dituju. Pepohonan yang rindang dan rerumputan yang tinggi menghiasi halaman kampus. Sampah-sampah tampak berserakan di areal kampus. Tak ada petugas yang terlihat berakti-vitas di kampus tersebut.

Hari itu, Rabu (16/1) suasana kampus sangat ramai. Berbeda dengan setahun yang lalu ketika

UPP PGSD Parepare

Janji Renovasi Belum Terealisasi

SEBaGai tenaga pendidik, dosen dituntut bisa men-jadi tempat bertukar ilmu dan informasi bagi maha-siswa. Selain itu, dosen juga menjadi salah satu bentuk penilaian baik-tidaknya suatu kampus. Jumlah dosen yang hanya 23 orang ini, dinilai masih kurang bagi ma-

hasiswa. Bahkan ada dosen yang mengambil dua mata kuliah sekaligus. Padahal, seharusnya dosen mengam-bil mata kuliah yang sesuai dengan keahliannya.

“Dosen yang ada sudah bagus, hanya saja kami berharap ada penambahan dosen dari universitas se-hingga SDM dosen di sini bisa lebih bagus, kami juga bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak,” harap Ani mahasiswa ekspoen 09. Selain itu, lanjutnya mahasiswa asal Pinrang ini, biasanya ada dosen yang mengambil 2 mata kuliah yang justru tidak dia kuasai, kami ingin bertanya, katanya kita sama-sama belajar, jadi kami butuh dosen yang benar-benar produktif dan benar-benar menguasai mata kuliah yang diajarkan.

Senada dengan itu, Ketua Umum Pramuka Rifsal mengungkapkan bahwa dosen dinilai kurang maksimal dan produktif karena hanya menggunakan satu model pembelajaran berupa diskusi, padahal kami butuh model pembelajaran yang lebih bagus dan beragam. Selain itu, Ketua Umum Mapala Abadi Aswar menambahkan bahwa dosen dinilai kurang memadai dalam hal sumber daya manusia (SDM), mereka (mahasiswa,red) masih butuh banyak dosen dan tentunya lebih poduktif lagi.

Ketua UPP Amir Pada mengungkapkan baha-wa dosen yang ada sudah bagus, hanya saja perlu adanya peningkatkan dalam hal SDM. “Kami san-gat berharap dosen/tenaga pendidik yang mengajar di sini meningkatkan SDM-nya, kita perlu mereka memiliki tingkat pendidikan minimal S3. Penamb-han dosen pun kami harapkan dari pihak universi-tas. Selain itu, kami berharap di UNM bisa dibuka program S3 dengan biaya yang relatif murah, se-hingga semakin banyak dosen yang bisa mening-katkan jenjang pendidikannya. (tim)

dana Kemahasiswaan

Tak Jelas

TambahanButuh dosen

FOTO: NURJANNA JAMALUDDIN - PROFESIKetua UPP PGSD Parepare, Amir Pada, sedang membaca Tabloid Profesi di ruang kerjanya.

SEMua kampus tak pernah lepas dari yang namanya lembaga kema-hasiswaan (LK). Masing-masing kampus punya LK yang berbeda-beda, tak terkecuali kampus V UNM ini. Dai kampus ini tercatat lima LK yakni Himaprodi, Bisseru, Mapala Abadi , Pramuka dan KSR.

Dalam menjalankan suatu program kerja, LK tentunya mem-butuhkan dana agar kegiatan bisa terlaksana. Namun, yang menjadi persoalan utama bagi LK adalah ketidakjelasan dana kemaha-siswaaan itu sendiri. Terkadang LK sering kali dipersulit untuk mendapatkan dana baik dari pihak UPP sampai di tingkat fakultas dan universitas. Inilah yang dirasakan oleh LK yang ada di tingkat UPP.

“Kegiatan kami memang se-lalu mendapat bantuan baik berupa moral maupun dana, baik dari UPP maupun fakultas namun tidak se-banyak dana yang didapatkan oleh organisasi lain yang di Makassar, mungkin karena kami jauh dan LK yang terbilang kecil jadi kami juga mendapat dana yang kecil,” ung-kap Suarno Yunus Ketua Umum Himaprodi. Selain itu, lanjut ma-hasiswa asal Pinrang ini, “Kami tidak tahu kepastian jumlah dana yang diberikan oleh birokrasi. Na-mun, kami sudah cukup senang sudah bisa dapat bantuan dana.”

Keadaan yang sama dirasakan oleh LK Mapala Abadi. Mapala Abadi terkadang tidak mendapat dana dari pihak UPP. “Kami bi-asanya tidak mendapat dana dari UPP, katanya kami adalah

organisasi yang di SK kan oleh fakultas makanya kami disuruh minta dana langsung dari fakultas. Padahal semua lembaga yang ada di sini dapat dana kecuali kami,” sesal Aswar Ketua Umum Mapala Abadi. Lanjutnya, “namun kami tidak mau ambil pusing persolan ini, ada dan atau tidak ada dana, kami tetap semangat sehingga ke-giatan kami tetap bisa berjalan”.

Selain itu, ketua Umum Pramuka Rifsal menambahkan bahwa persoalan dana kemaha-siswaaan selalu menjadi persoa-lan utama dalam kelembagaan terutama ketika ada kegiatan. Namun, pihaknya tetap semangat mengadakan kegiatan meskipun hanya memanfaatkan dana kreatif dan konstribusi peserta.

Dewan Pendamping Bisseru Eko Supriadi juga angkat bicara mengenai persoalan dana kema-hasiswaan. Menurutnya, LK bu-tuh pendanaan yang terstruktur, harus ada transparansi dan kej-elasan pendanaan tiap-tiap LK yang ada. Meskipun demikian pi-haknya juga tidak terlalu bergan-tung pada dana tersebut. “Kami tidak terlalu mengandalkan dana dari fakultas dan UPP, kami masih bisa mencari dana lain demi suk-sesnya kegiatan kami. Kami han-ya butuh perhatian dan motivasi dari birokrasi berupa bimbingan dan motivasi sehingga kami juga lebih semangat dalam berlem-baga. Jangan sampai isu “Anak PGSD Parepare dianaktirikan” itu benar adanya,” harapnya. (tim)

pertama kali saya menginjakkan kaki di tempat itu. Hari itu adalah hari kedua dilaksanakan pekan olahraga dan seni (porseni) oleh salah satu lembaga kemahasisaan yakni Himpunan Mahasiswa Pro-gram Studi (Himaprodi). Kegiatan ini dikemas dalam Ajang Bakat dan Kreativitas (ABK). Berbagai

kegiatan yang ditawarkan. “Ini adalah kegiatan tahunan yang kami adakan untuk mempererat persaudaraan dan solidaritas antar mahasiswa dan lembaga lainnya. Kami senang karena suasana kam-pus bisa lebih ramai dari biasan-ya,” ungkap Suarno Yunus Ketua Umum Himaprodi ini. (tim)

FOTO: NURJANNA JAMALUDDIN - PROFESI

Laporan : Nurjanna Jamaluddin dan Rukmana Mansyur

Page 6: Edisi 164

6 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 164Januari Tahun XXXVI 2013

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

www.profesi-unm.com

Reportase Utama

SEKiLaS bangunan yang berada paling depan ketika kita memasuki kawasan kam-pus IV, Unit Pelaksana Pen-didikan (UPP) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Bone, Universitas Negeri Makassar(UNM),masih ter-lihat kokoh. Bangunan yang berkontruksi sederhana itu, dengan cat berwarna kuning, hanya memiliki satu lantai, mirip gedung Sekolah Dasar (SD) pada umumnya. Namun ternyata, bangunan yang berar-sitektur lawas itu merupakan kantor dari UPP PGSD Bone.

Menurut Sekretaris UPP PGSD Bone, Abu Darwis, Ban-gunan yang merupakan pening-galaan dari Sekolah Pendidikan Guru (SPG), telah berdiri sejak tahun 1975. “Bangunan ini su-dah berdiri sejak 1975, ketika statusnya masih SPG,”tuturnya.

Abu Darwis mengatakan, Semenjak berdirinya bangu-nan yang menjadi markas bi-rokrasi PGSD cabang Bone itu baru mengalami reha-bilitasi satu kali. “Semenjak berdiri, baru sekali direhab, itupun rehab ringan,”jelasnya.

Abu Darwis menambahkan bangunan memiliki luas lima belas kali lima meter itu, di-rehabilitasi ketika status SPG beralih menjadi PGSD sekitar tahun 1992. Abu Darwis Juga menambahkan, perawatan ge-dung sampai saat ini hanya se-batas pengecatan agar kantor tersebut terlihat bersih.

Keinginan pria yang telah menjabat selama dua peri-ode menjadi sekertaris UPP PGSD Bone untuk merehabili-tasi kantor itu, karena melihat beberapa kampus yang ada di Bone baik negeri maupun swasta memiliki bangunan yang lebih dari satu tingkat. “Beberapa kampus di bone bangunanya sudah bertingkat, tinggal disini aja yang masih tingkat satu,”ungkapnya. Se-lain itu, Abu Darwis merasa gedung yang sekarang menjadi kantornya itu memang sudah selayaknya dibangun kembali, mengingat usia gedung itu yang sudah tua.

Selaku Sekertaris, Abu Darwis, mengaku pihaknya telah mengajukan kepada uni-versitas untuk rehabilitasi kan-

tor UPP PGSD Bone. Namun menurutnya, sampai saat ini belum ada kejelasan kapan kantor yang telah berdiri se-lama tiga puluh delapan ta-hun itu akan di rehabilitasi. “Selama ini kami sudah men-gajukan untuk rehab, namun sampai sekarang belum ada realisasi,”paparnya.

Abu Darwis mengungkap-kan, sekitar akhir desember lalu pihak universitas telah meminta kembali pengajuan rehabilitasi kantornya. Namun kembali, pihak univeritas be-lum memberikan informasi yang jelas kapan kantor UPP PGSD Bone akan segera dire-hab. “Akhir bulan kemarin ber-kas pengajuan perbaikan kan-tor diminta lagi, namun kami masih menuggu kapan hal itu akan terealisasi,”ungkapnya.

Selaku salah satu pimpi-nan dari UPP PGSD Bone, Abu Darwis, hanya bisa ber-harap adanya realisasi dari pi-hak universitas untuk mereha-bilitasi kantornya. “Ya harapan saya, semoga universitas bisa merealisasikan pembangunan gedung ini,” harapnya. (Tim)

38 Tahun Berdiri, Kantor pGSd BoneTidak direhabilitasi

UPP PGSD Bone

Kordinator: Rukmana Mansyur

Anggota : - Nurjanna Jamaluddin - Rizki Army Pratama

Tim Reportase Utama

FOTO: RIZKI ARMY PRATAMA - PROFESI

MANDEK. Seorang mahasiswa tampak melintasi depan bangunan baru UPP PGSD Bone. Bangu-nan baru tersebut masih tak layak dijadikan ruang kuliah karena pembangunannya mandek.

Kurang pendaftar, program S2 Lumpuh

pROGRaM S2 di kampus VI UPP PGSD Bone untuk sementara waktu tidak berjalan. Hal ini dikarenakan pendaftar program magister terse-but tidak mencukupi kuota pendaftar yang seharusnya.

Menurut Sekretaris UPP PGSD Bone, Abu Darwis, pemberhentian program S2 ini dilakukan hanya se-mentara. “program S2 tidak akan ditutup, cuma sekarang kami sedang menunggu pendaftar,”paparnya. Abu Darwis menambahkan program S2 tersebut akan berjalan kembali jika kuota pendaftar telah sesuai dengan yang ditentukan yaitu sebanyak dua puluh lima orang. “kalau pendaftar sudah cukup, ya kami akan meng-

hubungi pusat untuk kembali men-jalankan program S2,”tambahnya.

Pria kelahiran 1954 ini menu-turkan, kurangnya pendaftar S2 di PGSD Bone, karena peserta S2 cen-derung melanjutkan pedidikannya di Makassar ketimbang di bone sendiri, “mereka kebanyakan langsung di makassar ambil S2-nya,”tuturnya.

Abu Darwis menuturkan, Pihak UPP PGSD Bone sendiri sampai saat ini hanya bersiap-siap jika-lau pendaftar S2 memenuhi kuota, maka program S2 akan segera di-lanjutkan. “kalau nantinya pendaf-tar S2 mencapai kuota kami akan segera melaksanakan program itu,”tuturnya. (Tim)

pembangunan Sekretriat LK dan uKM TerbengkalaipEMBaNGuNaN Sekertariat Lembaga Kemahasiswaan (LK) dan Unit Kegiatan Mahasiswa

(UKM) PGSD Bone tidak kunjung rampung sampai saat ini. Bangu-nan yang mulai didirikan pada ta-

hun 2009 itu kini terlihat terbeng-kalai dalam penyelesaiannya.

Menurut ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (Hi-maprodi) PGSD Bone, Akmal Hidayat, pimpinan kampus kurang bertanggung jawab dalam menangani penyelesaian gedung sekertariat. “Seharusnya pimpi-nan bisa bertanggung jawab dalam hal ini,”tuturnya. Akmal Hidayat menambahkan, mulai 2009 sampai saat ini pimpinan hanya berjanji akan merampung-kan pembangunan sekertariat. “Dari awal pembangunan kat-anya akan segera dirampungkan, namun sampai sekarang malah terbengkalai,” tambahnhya.

Sama halnya dengan Kan-tor UPP PGSD Bone sendiri, ti-

dak ada kejelasan kapan gedung yang memiliki empat ruangan itu akan segera rampung. Hal ini terlihat tidak adanya penangan-an serius untuk segera menyele-saikan pembangunan sekertariat tersebut.

Selaku Sekertaris UPP PGSD Bone, Abu Darwis, menjelas-kan perihal pembangunan gedung sekretariat itu, menu-rutnya pembangunan seker-tariat LK dan UKM tidak menggunakan dana universi-tas, melainkan hasil keringat mahasiswa yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN). “Gedung itu mahasiswa KKN yang kerja,”ungkapnya. Abu Darwis menambahkan, pihak universitas hanya meresmikan

jika nantinya bangunan itu sudah rampung.

Abu Darwis menambahkan, pengerjaan kembali sekretariat akan dilaksanakan ketika masa KKN tiba. “Nanti kalau ada lagi yang KKN kita lanjutkan lagi pem-bangunannya,” tambahnya. (Tim)

Laporan : Rizki Army Pratama

Page 7: Edisi 164

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

7 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164Januari Tahun XXXVI 2013 Info Akademik

pENdidiKaN Profesi Guru (PPG) Universitas Negeri Makassar (UNM) bakal diadakan pada Bulan Maret mendatang. Peserta yang akan mengikuti PPG ini adalah mereka yang telah mengabdikan dirinya di SM-3T.

Peserta yang bisa mengikuti PPG adalah mereka yang telah ter-daftar di Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT). Selain itu, memiliki IPK minimal 3,0, serta memi-liki izin orang tua.

Peserta yang akan mengikuti PPG akan mel-

apor di Lembaga Pendidi-kan Tenaga Kependidikan (LPTK) masing-masing pada tanggal 25-27 Februari 2013. Setelah itu Program Pengenalan Akademik (PPA) di LPTK dilak-sanakan pada 28 Febru-ari-1 Maret 2013. Terakhir, pelaksanaan PPK dijadwal-kan pada 4 Maret 2013.

Peserta yang akan mengikuti PPG di bulan Maret mendatang sebanyak 374 orang. Namun, alumni SM-3T angkatan I dari UNM hanya 336. Artinya, akan ada peserta lain di luar LPTK UNM. “Semua

alumni SM-3T angkatan I akan ikut dalam PPG men-datang, kecuali yang pu-nya masalah,” ungkap Eko Hadisujiono

Tahun 2011 lalu peser-ta yang mengikuti SM-3T dari UNM sebanyak 336 dari 1400 kuota dari 17 LPTK di Indonesia. Na-mun, di tahun 2012 menin-gkat menjadi 440 peserta SM-3T yang dikirim dari 2990 peserta SM-3T di 17 LPTK di Indonesia. Hal ini menjadikan UNM sebagai LPTK pengirim peserta SM-3T terbesar selama dua tahun terakhir.

“Karena selama dua tahun ini UNM yang mengirim peserta SM-3T terbesat, semoga tahun depannya bisa dipertahankan bahkan bisa meningkat lagi,” ha-rap Eko Hadisujiono.

Untuk menempatkan UNM sebagai LPTK pen-girim terbesar SM-3T tida-klah mudah. Karena mem-butuhkan perjuangan yang cukup besar. “Hal itu di-dapat dengan penuh usaha dan kerja keras, selain itu kita harus menunjukkan kinerja baik dan bisa adu argumen,” tutup Guru Be-sar Fisika ini. (dwi/ugi)

374 Orang Bakal Ikut PPG

KaBaR bahagia untuk maha-siswa Universitas Negeri Makassar (UNM). Kali ini UNM menjalin ker-jasama dengan Pemerintah Perancis di bidang akademik. Kini maha-siswa yang telah menyelesaikan studinya di jenjang S-1, bisa melan-jutkan program masternya di univer-sitas di Perancis. “Baik mahasiswa maupun dosen bisa melanjutkan studinya di Universitas apapun di Perancis sesuai dengan bidangnya,” ungkap Eko Hadisujiono, Pembantu Rektor bidang Kerjasama ini.

Lebih lanjut dosen Jurusan Fisika ini mengatakan, pihak Peran-cis akan bertemu langsung dengan mahasiswa saat Semester 6 berjalan. Selain itu, akan pula diadakan pemu-taran film tentang budaya Perancis di Aula Pascasarjana UNM, agar ma-syarakat akademik bisa mengetahui lebih jauh tentang budaya Perancis.

Sementara syarat agar bisa mengikuti program ini untuk ma-hasiswa S-1 ialah Indeks Prestasi

Kumulatif (IPK)-nya minimal 3,50. Selain itu, mahasiswa tersebut merupakan calon dosen. Artinya, setelah kembali dari Perancis, maha-siswa tersebut siap menjadi dosen.

Mahasiswa yang mengikuti program ini akan mendapatkan beasiswa meliputi tunjangan hidup serta biaya perjalanan. Selain itu, pemerintah Perancis akan memberi-kan beasiswa yang mencakup biaya kuliah, asuransi kesehatan, serta visa selama berada di Perancis.

Untuk pengembangan program gelar Master dan Doktor, kedua belah pihak sepakat melakukan kerjasama di bidang lingkungan, sumber daya, pembangunan berkelanjutan dan perkotaan, obat-obatan, pelayanan kesehatan masyarakat, teknologi, energi dan ilmu teknik, ilmu politik, ekonomi dan hukum, ilmu sosial dan manusia, seni, dan pariwisata.

Pemilihan kandidat untuk ikut dalam program Indonesia Perancis akan dilakukan oleh sebuah komite

yang terdiri dari wakil-wakil dari kedua kedutaan, baik Kementerian Pendidikan (Indonesia) atau Pen-didikan Tinggi (Perancis) dan dua koordinator ilmiah (satu Indonesia, satu Perancis) per subjek dan dipilih oleh keduanya. Kedua koordina-tor ilmiah akan mengatur evaluasi akademik kandidat. Mereka akan melaporkan kepada komite, ber-dasarkan pada tingkat linguistik, yang selanjutnya akan mengambil keputusan akhir.

Mahasiswa yang mengikuti program ini, pada tahun kedua akan mengikuti program master di Peran-cis setelah empat tahun di Indonesia (tahun keempat sarjana akan dikom-binasikan dengan tahun pertama gelar master) berdasarkan kesepaka-tan universitas. Atau bisa juga tahun pertama program master di Perancis (validasi tahun terakhir dari gelar sarjana di Indonesia) setelah tiga tahun di Indonesia berdasarkan kesepakatan universitas. (dwi)

Mahasiswa uNMBisa Kuliah di perancis

Pembayaran KKNMasih Normal

iSu yang semula muncul akan ada kenaikan terkait pro-gram Kuliah Kerja Nyata (KKN), akhirnya pupus. Hal ini diungkapkan Muhammad Ardi selaku ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UNM. Menurutnya, ta-hun ini pada penfataran KKN pada semester genap, masih terhitung normal. Para mahasiswa yang berminat ikut pro-gram ini hanya membayar Rp350 ribu untuk KKN reguler dan Rp750 ribu untuk KKN-PPL (KKN Terpadu, red).

Biaya KKN yang dinilai stagnan, membuat Ardi menempatkan lokasi KKN dengan tempat yang sama dengan tahun sebelumnya. Lokasi KKN hanyalah men-gambil lokasi di daerah Pinrang, Sidrap, Bone, Soppeng, Bantaeng, dan Jeneponto.

Hal ini membuat Muhammad Ardi selaku Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) kurang puas dengan lokasi KKN yang itu-itu saja. Muhammad Ardi berharap KKN bisa berkembang lagi dan lebih bervari-asi lagi. “Bagusnya, lokasi KKN bervariasilah, ada jauh dan ada yang dekat,” ungkap Guru Besar FT ini.

Namun, Muhammad Ardi mengatakan, jika ingin mengembangkan daerah KKN, biayanya juga harus di-naikkan. Idealnya, jika selama 4 tahun ke depan Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak naik, KKN Reguler dinaik-kan menjadi 500 ribu dan KKN Terpadu 1 juta rupiah. Estimasi kenaikan biaya seperti itu dengan pertimban-gan transportasi ke daerah-daerah baru tujuan KKN yang membutuhkan biaya yang lebih besar.

Dengan kenaikan biaya KKN ini, diharapkan adanya peningkatan kualitas bimbingan dan lokasi penempatan KKN juga bisa merambah daerah yang lebih jauh lagi. Seperti Polewali Mandar (Polman), Luwu Utara, Belopa, Luwu Timur, Bone Barat, Bone Selatan dan Sinjai. “Dae-rah-daerah baru seperti itu, program pengabdian seperti ini sangat diterima di sana,” ungkap Muhammad Ardi.

Muhammad Ardi sebelumnya sudah membicarakan rencana kenaikan biaya KKN pada fungsionaris maha-siswa sebelum pendaftaran KKN dibuka beberapa waktu lalu. Namun, fungsionaris mahasiswa bersikeukeuh me-nolak rencana kenaikan tersebut.

Sudirman, selaku Presiden BEM UNM mengatakan, estimasi anggaran di draft rancangan biaya tidak realistis. Lebih lanjut, mahasiswa jurusan Fisika ini mengatakan, hal yang mesti dibenahi sebenarnya itu kesiapan maha-siswa untuk terjun ke masyarakat, bukannya lebih fokus pada anggaran biayanya. “Mahasiswa UNM belum siap untuk menerima kenaikan biaya KKN,” ungkap Sudirman.

Pendaftaran KKN untuk Semester Genap akan be-rakhir pada 8 Februari 2013. Pembekalan KKN akan dilaksanakan pada 11 Februari 2013. Sementara, pem-berangkatan KKN dijadwalkan pada 18 Februari 2013. Seperti sebelumnya, KKN Reguler akan berlangsung selama dua bulan, sementara KKN Terpadu berlangsung selama tiga bulan. (dwi)

Kalender akademik uNMTahun Ajaran 2013/2014Tahun Ajaran 2012/2013

1. Proses perpindahan / lanjut studi mahasiswa 10-12-2012 s.d. 23-01-20132. Pembayaran SPP dan pendaftaran ulang mahasiswa lama. 17-12-2013 s.d. 25-01-20133. Pengisian EDOM dan KRS online 21-01-2013 s.d. 28-01-20134. Penerbitan absen perkuliahan 29-01-2013 s.d . 01-02-20135. Pembekalan KKN 14-02-2013 s.d. 17-02-20136. Kuliah Kerja Nyata (KKN) reguler 18-02-2013 s.d. 18-04-20137. KKN-PPL 18-02-2013 s.d. 18-05-20138. Kuliah bagian pertama 04-02-2013 s.d. 05-04-20139. Program Pengenalan Lapangan (PPL/PKL) Reguler Februari s.d. Juni 201310. Ujian Tengah Semester (UTS) 08-04-2013 s.d. 13-04-201311. Kuliah bagian kedua 15-04-2013 s.d 1 4-06-201312. Wisuda periode II 3 & 4 April 201313. Ujian Akhir Semester (UAS) genap 17-06-2013 s.d. 28-06-201314. Penyerahan nilai akhir semester genap 25-06-2013 s.d. 05-07-201315. Pengecekan nilai hasil studi secara online setiap saat16. Kegiatan ekstra kurikuler 01-07-2013 s.d. 31-08-201317. Penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2013/2014 Maret s.d. Juni 201318. Pengumuman jadwal kuliah semerter ganjil 2013/2014 29 Juli 201319. Wisuda periode III 14 & 15 Agustus 2013

1. Proses perpindahan / lanjut studi mahasiswa 15-07-2013 s.d. 16-08-20132. Pembayaran SPP dan pendaftaran ulang mahasiswa lama 22-07-2013 s.d. 20-08-20133. Pengisian EDOM dan KRS online 05-08-2013 s.d. 23-08-20134. Dies Natalis 1 Agustus 20135. Pembekalan KKN 25-06-2013 s.d. 30-06-20136. KKN reguler 01-07-2013 s.d. 31-08-20137. KKN-PPL 01-07-2013 s.d. 28-09-20138. Penerbitan absen perkuliahan 26-08-2013 s.d. 30-08-20139. Kuliah bagian pertama 02-09-2013 s.d. 25-10-201310. PPL/PKL reguler Agustus s.d. Desember 201311. UTS 28-10-2013 s.d. 01-11-201312. Kuliah bagian kedua 04-11-2013 s.d. 03-01-201313. Wisuda Periode I 11 & 12 Desember 201314. UAS ganjil 06-01-2014 s.d. 17-01-201315. Penyerahan nilai akhir semester ganjil 13-01-2014 s.d. 24-01-201316. Pengecekan nilah hasil studi secara online setaip saat17. Pengumuman jadwal kuliah semester genap 2013/2014 20 Januari 201418. Kegiatan ekstra kurikuler 20-01-2014 s.d. 03-02-2014

Sumber : BAAK UNM

Page 8: Edisi 164

8 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 164Januari Tahun XXXVI 2013

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHzUrai data, ungkap fakta, saji beritaUrai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

Tabloid Mahasiswa uNM profesi Edisi 159 Spesial pengumuman pMBMJuli Tahun XXXV 2012pengumuman8

www.profesi-unm.com

NovemberDesember

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164Januari Tahun XXXVI 2013 Kaleidoskop 2012

12

T ahun 2012 telah berlalu, sejumlah bengkalai masih tersisa. Karut marut yang

melanda instansi pencetak generasi pendidik ini menjadi “rekor” buruk bagi UNM. Korupsi dana Phinisi, pelecehan seksual, penyalahgu-naan anggaran kemahasiswaan, bidik misi yang tak pantas, pajak untuk sarjana muda, UNM yang ti-dak tanggap terhadap kurikulum 2013 adalah segelintir pergolakan yang telah ditepaki UNM. Kini tahun 2013, tahun yang dinamakan para kaum Tionghoa adalah tahun Ular Air. Semoga, tahun Ular Air ini har-monisasi keseimbangan Kampus Oranye tercapai.

DesemberDesemberDesemberDesemberDesemberDesemberDesemberpelecehan seksual, penyalahgu-naan anggaran kemahasiswaan, bidik misi yang tak pantas, pajak untuk sarjana muda, UNM yang ti-dak tanggap terhadap kurikulum 2013 adalah segelintir pergolakan yang telah ditepaki UNM. Kini tahun 2013, tahun yang dinamakan para kaum Tionghoa adalah tahun Ular Air. Semoga, tahun Ular Air ini har-monisasi keseimbangan Kampus Oranye tercapai.

Keplet terkatung-katung. Nasib prodi Pendidikan kepelatihan olahraga memiriskan. Dekan FIK sendiri ternyata ogah mengakuinya status kependidi-kan yang kini disandang keplet.

BEM UNM timbun dana. Adanya indikasi pengurus BEM UNM periode 2011-2012 yang punya tingkah laku me-nyimpan. Dana a

2011 dan 2012 ternyata hingga masih ada di kantong BEM. Dana yang tertimbung berkisar Rp40 juta.

Pemberian “upeti” untuk sang dosen. Fenomena pungutan liar yang kerap melanda para calon sarjana muda semakin merajalela.

UNM bakal terobok-obok oleh kurikulum 2013. Belum usai KTSP 2006, Kemendikbud kembali menggodok “kader” kuri-kulum baru, kurikulum 2013. Kurikulum yang masih dalam proses uji publik ini bakal merampingkan beberapa mata pelajaran di SD, SMP dan SMA, bahkan ada yang dihapuskan. Lantas, bagamana jurusan yang ada di UNM?

Karut Marut Dana Program Kreati-vitas Mahasiswa (PKM), aliran dana PKM yang tidak jelas. Belum lagi, mi-nat mahasiswa meneliti tergolong rendah. Terbukti, hanya 17 proposal yang lolos dari 132 proposal yang dikirim ke DIKTI.

1

Januari

Februari

Maret

2

3

4 5 7

232425

26

6Perebutan kursi Rektor. Pemili-han rektor periode 2012-2016 yang hanya diisi tiga kandidat. Ironisnya, ketiga kandidat terse-but tak ada satupun yang meny-inggung tentang pengemban-gan Lembaga Kemahasiswaan, hal ini terlihat pada pemaparan visi dan misi mereka.

UNM tak siap terbitkan jurnal. Kepu-tusan Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (Dikti) menginstruksikan kepada mahasiswa untuk mener-bitkan karya ilmiah berupa jurnal. Mau bilang apa, UNM terbata-bata mengikuti instruksi tersebut.

19

87

23

1011

1314

1516

18

1920

2224

2526

Korupsi Phinisi Rp 20 miliar. Badai korupsi mengguncang UNM. Sum-bernya berasal dari gedung ber-lantai 17, Menara Pinisi. Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulselbar menyebut-kan, dugaan korupsi pembangunan gedung pencakar langit UNM itu sebesar Rp 20 miliar.

Terbongkarnya ma-fia pendidikan di FIK. Ditemukan sejumlah penjualan nialai dan skripsi yang dilakukan oleh pegawai dan dosen fakultas pencetak olah-ragawan itu.

Umrah bareng Senator dan Dharmawanita FT. Umrah ini disinyalir meru-pakan wujud deal politik. Pasalnya, tepat satu minggu jelang pemilihan Dekan FT.

Aksi besar-besaran mahasiswa Makassar me-nolak kenaikkan BBM. Ribuan massa UNM, ikut bergabung dalam aksi penolakan kebijakan pemerintah terhadap kenaikan harga BBM. Polisi dan mahasiswa perang terbuka, sejumlah korban fisik berjatuhan.

21

1

1919

23

Page 9: Edisi 164

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

9 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164Januari Tahun XXXVI 2013

Urai data, ungkap fakta, saji beritaUrai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

September

OktoberNovember

9 Kaleidoskop 2012 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164

Januari Tahun XXXVI 2013www.profesi-unm.com

SeptemberSeptemberSeptemberSeptemberSeptemberSeptemberSeptember

OktoberOktoberOktoberOktoberOktoberOktoberOktoberOktoberOktober

Kasus Ijazah palsu kembali merajela di UNM. Saat itu, UNM setidaknya menemukan 16 kasus pemalsuan Ijazah.

Sembilan dekan diperiksa terkait isu hilangnya dana Phinisi Rp15 Miliar. Sebanyak tujuh dekan dan dua mantan dekan diperiksa oleh kejaksaan tinggi (kejati) Sulsel terkait raibnya anggaran Rp15 miliar dari Phinisi.

UNM di bawah garis 50 terbaik. Mimpi untuk menjadi universitas kelas dunia semakin menjauhi asa. UNM dalam kategori Perguruan Tinggi terbaik saja, terdampar jauh dari 50 besar. Kampus eks IKIP ini malah menduduki tangga tak berkualitas.

Perjalanan “Oemar Bakrie” semakin menempuh jalan terjal. UNM yang notaben-enya merupakan kampus pencetak tenaga guru semakin direpotkan dengan banyaknya kebijakan Kemendikbud. Mulai dari pelaksanaan SM3T hingga program sertifikasi.

Bidik Misi salah bidik. Hasil tim verifikasi bidik misi yang diterjunkan ke sejumlah daerah untuk memantau lang-sung si penerima beasiswa miskin berprestasi itu, dite-mukan sejumlah kejanggalan. Ternyata dari 100 sample yang diambil sebanyak 10 mahasiswa yang dinyatakan tidak layak untuk menerima beasiswa itu.

Pimpinan FSD dan FT dinilai kalap. Kasus perang antar fakultas yang terjadi di dua fakultas, yakni FSD dan FT, membuat kedua pucuk pimpinan fakultas itu kelabakan mencari solusi lagi. FSD, fasilitas kampus yang dirusak, beberapa motor dan ruangan dibakar dan memiriskan yakni ditemukannya ganja yang berdomisili di salah satu sekretariat LK. Namun yang paling parah tentu saja dari pihak FT, dua orang mahasiswanya harus meregang nyawa.

Keplet terkatung-katung. Nasib prodi Pendidikan kepelatihan olahraga memiriskan. Dekan FIK sendiri ternyata ogah mengakuinya status kependidi-kan yang kini disandang keplet.

April Mei Juni

Agus

tus

Juli8

9

1014

15

1617

1819

20

21

22

11 12

13

6

43

5

1112

1316

1718

26

Aksi besar-besaran mahasiswa Makassar me-nolak kenaikkan BBM. Ribuan massa UNM, ikut bergabung dalam aksi penolakan kebijakan pemerintah terhadap kenaikan harga BBM. Polisi dan mahasiswa perang terbuka, sejumlah korban fisik berjatuhan.

Ketua Jurusan Gugat Rektor. Lantaran tidak dilibatkan dalam proses penyelek-sian jalur undangan, sejumlah ketua jurusan yang mengatas namakan forum ketua jurusan (Kajur) se UNM melakukan gugatan kepada Rektor UNM.

Rapor merah untuk Pembantu Rektor UNM. Keempat pembantu rektor yang menemani Arismunandar di periode pertamanya, tercatat lebih banyak menciptakan kelalaian dibanding mengukir prestasi.

Merekayasa dan memanipulasi data serentak dilakukan sejumlah jurusan. Program studi kadaluarsa terpaksa harus menempuh jalan ha-ram untuk tetap bertahan. Di depan tim akredi-tasi, para pimpinan prodi melakukan rekayasa pembelajaran demi meraup nilai fantastik.

Pelecehan seksual. Terungkapnya kasus pelecehan seksual yang dilakukan dosen FIP dan FSD. Dua mahasiswa yang jadi korban men-gaku tidak terima dengan perilaku dosen bejat tersebut.

FSD dan FT perang, delapan motor milik mahasiswa FSD ludes terbakar (18/6).

LK tak mampu runtuh-kan tembok birokrasi. Birokrasi tetap ngotot mengambil alih maba dalam penyambutan mahasiswa baru (PMB). Sementara LK hanya mampu “menggigit jari” seolah tak mampu berbuat apa-apa.

Dana Penunjang pendidikan (DPP) raib. Hingga saat ini, dana “ajaib”itu belum juga menampakkan hasil yang bisa dinikmati civitas akademika UNM. Birokrasi juga belum bisa merasionalkan alasannya.

Kabinet Arismunandar Jilid II dicecar. Keputusan Arismunandar menetapkan empat figur pem-bantu rektor barunya menuai sejumlah kecaman. Arismunandar dinilai tak mampu mempertim-bangkan dengan baik, siapa figur yang pantas untuk menemaninya empat tahaun ke depan.

BEM-Maperwa UNM dinilai tak becus. Karut-marut kinerja BEM-Maperwa UNM periode 2011-2012 mengindikasikan banyaknya “lubang” yang menenggelamkan kepengurusan-nya. Sejumlah spekulasi pun bermunculan dan menyudut-kan keberadaannya. Hingga, banyak yang menilai lembaga kemhasiswaan tertinggi itu tak layak diakui keberadaannya.

Page 10: Edisi 164

10 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 164Januari Tahun XXXVI 2013

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

Opini

Sudah banyak kajian aka-demik yang diangkat keper-mukaan sehubungan dengan kurang kondusifnya atmosfir perkuliahan di lingkungan kampus yang dampaknya sudah dirasakan mulai dari riak pe-nyampaian aspirasi sampai aksi demonstrasi yang fatal berupa tawuran antar mahasiswa. Ada yang mengkaji akar mulai sistem rekrutmen, pengaruh se-nioritas, organisasi mahasiswa yang bermalam di kampus, pel-ibatan senioritas sampai yang drop out, dan banyak lagi faktor dikaitkan dengan perilaku atau karakter mahasiswa. Tulisan ini mencoba melihatnya dari aspek dosen sebagai fasilitator pem-belajaran yang komunikatif dan reflektif. Kita mungkin sepakat bahwa suasana pembelajaran yang aktif kreatif berbasis so-sial konstruktivistik akan men-jadikan kampus yang tenteram, damai dalam mengembangkan Tri Darma Perguruan Tinggi. Pertanyaannya, sudahkah kita sebagai dosen mengevaluasi diri melihat hubungan kita den-gan mahasiswa dari pesrpektif sosial konstruktivistik?

Secara tradisional pergu-ruan tinggi dipandang sebagai contoh dalam paradigma men-

transfer pengetahuan dalam bentuk perkuliahan. Pengeta-huan dianggap sebagai satu ko-moditas yang secara metafora dapat ditransmisi dari otak atau pengetahuan dosen ke otak se-jumlah besar mahasiswa yang ikut perkuliahan. Sebagai aki-batnya, belajar adalah menya-lin atau menghafal fakta-fakta yang sering tidak sesuai dengan konteks yang ada di lapangan. Kondisi ini masih banyak men-dominasi perkuliahan dan men-jadikan menghafal (memoriza-tion) adalah tipe permasalahan standar yang akan memisahkan proses pembelajaran (proses dari apa yang akan diketahui) dengan ujian akhir mata kuliah (keputusan dari kualitas pem-belajaran).

Sebagai dosen komitmen untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di perguruan tinggi terletak pada keyakinan kita untuk merubah kondisi yang didominasi ceramah (lecture) oleh dosen (lecturer) menjadi pembelajaran yang lebih aktif, produktif, dan ber-makna. Tanpa keberanian un-tuk berubah dengan melakukan berbagai alternatif pembelaja-ran yang lebih banyak melibat-kan mahasiswa dalam proses pembelajaran, mahasiswa akan tetap tinggal terperangkap dalam satu kultur pembelajaran yang tidak sehat, tidak kritis, tidak reflektif dan tidak re-produktif. Dalam hal ini secara intelektual dan emosional ti-dak memberi kekuatan apa-apa dan hasil belajar yang kurang bermakna. Sudah saatnya para

dosen berani mengevaluasi diri, melakukan monitoring pembe-lajaran yang dilakukan. Sangat perlu dicermati statement dari Brown, Bull, and Pandlebury (1997:7) yang menyatakan “If you want to change about stu-dent learning then change the methods of assessment.”

Salah satu yang bisa di-lakukan adalah dengan men-coba menerapkan model Uni-versity Social Constructivist Learning Environment Survey yang dikembangkan oleh Tay-lor, Fraser. & White (1994). Ada tiga penekanan pokok dari pengertian kontruktivisme yakni (1) pengetahuan bukan ditransfer secara instan dari seseorang ke orang lain, tetapi dikonstruksi (dimunculkan) dalam pemikiran si pebelajar, (2) proses konstruksi penge-tahuan selalu berhubungan dengan pengetahuan dan pen-galaman yang dimiliki sebel-umnya, dan (3) pengetahuan yang dikonstruksi memberikan makna dalam bentuk pengala-man baru.

Satu lagi bentuk survei lingkungan belajar yang telah dikembangkan yakni Uni-versity Social Constructivist Learning Environment Survey (USCLES) dua skala pengaja-ran. Tiga skala pertama adalah skala Relevansi, Refleksi, dan Negosiasi. Fokus ketiga skala pertama ini adalah kesiapan dosen menyiapkan lingkungan belajar yang melibatkan ma-hasiswa dalam berkomunikasi secara aktif dan reflektif dalam pemahaman konsep dalam di-

siplin ilmu. Tiga skala kedua adalah Kepemimpinan, Em-pati, dan Kegunaan. Dengan penekanan pada kualitas inter-personal yang dibutuhkan un-tuk mentransformasi kemam-puan epistomologis mereka dan pendekatan ke pembelajaran yang memfasilitasi kemampuan mahasiswa. USCLES tersedia dalam dua format, yakni format tanggapan mahasiswa dan for-mat tanggapan dosen.

Bentuk instrument utuh dari USCLES tentu tidak dapat ditampilkan, tetapi para dosen baik secara individu maupun bersama-sama tentu dapat me-nyusun instrumen berdasarkan demensi yang telah diuraikan terdahulu. Mungkin Pusat Pen-jaminan Mutu Pendidikan UNM dapat memfasilitasi mengem-bangkan UCLES untuk meny-iapkan/ membantu dosen-dosen perguruan tinggi memonitoring lingkungan belajar (learning environment) dalam perkulia-han pada waktu mereka men-transfer praktek mengajarnya menurut berkesesuaian dengan perspektif social konstryuktivis-tik dalam belajar. Dengan tum-buhnya lingkungan belajar yang baik maka kedepan kita akan melihat UNM yang betul-betul “Jaya dalam Tantangan” Penu-lis memiliki format kisi-kisi dan contoh-contoh butir instrument (dapat dikontak pada e-mail: [email protected]). (*)

*Guru Besar Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Universi-tas Negeri Makassar

“apa kabar?” Sapaan ini begitu akrab di telinga kita dalam berb-agai konteks komunikasi. Entah itu di dalam situasi sangat formal atau sekadar untuk basa-basi, orang Indonesia begitu gemar memulai percakapannya den-gan ungkapan satu ini. Tapi apa jadinya bila ungkapan itu teru-cap dari mulut orang yang setiap harinya berbahasa Inggris?

Di sana sini ada saja bunyi yang kedengaran aneh bila ia di tuturkan orang Amerika, Belgia, Australia, Korea, dan sehimpun penutur asing lainnya. Kadang huruf a akhir pada kata “apa” dibunyikan seperti huruf e pada kata “berenang”, kadang pula intonasi yang berlebihan ditekan secara tidak tepat pada suku kata tertentu. Potongan situasi per-cakapan seperti ini setiap hari penulis temukan di kelas-kelas pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA), khususnya bagi pelajar pemula.

Di kelas-kelas pengajaran BIPA, khususnya yang kelola

Universitas Negeri Makassar, terdapat puluhan mahasiswa as-ing yang jumlahnya meningkat dari waktu ke waktu sejak didiri-kan pada 2010. Mereka pada umumnya berasal dari Amerika, Australia, Korea, Jepang, dan be-berapa dari Belanda, Belgia, dan Jerman. Demi tujuan studi, wisa-ta, bekerja, dan magang, mereka belajar bahasa yang konon mulai tak dicintai generasi mudanya ini. Januari 2013, BIPA UNM akan kedatangan 10 pelajar as-ing, khusus dari Australia.

.Berita Gembira

Kehadiran BIPA merupak-an suatu kabar gembira ditengah merebaknya isu kepunahan ba-hasa dan kecenderungan peng-gunaan bahasa asing di negara yang memiliki 746 bahasa ini. Program BIPA bukan saja terlahir karena kepentingan-kepentingan finansial tertentu, melainkan juga karena adanya semangat untuk memancanega-rakan bahasa kita. Di tengah banyaknya generasi yang tidak lagi mencintai bahasa mereka, BIPA, melakukan tindakan pe-nyelamatan secara nirsadar den-gan mengakomodasi warga lin-tas negara yang mau “merawat”

Bahasa Indonesia di ingatan mereka-sekalipun itu bukan un-tuk tujuan penyelamatan.

Beberapa bulan lalu, sebuah konferensi internasional penga-jar BIPA di Jawa Tengah meri-lis kabar bahwa minat pelajar Bahasa Indonesia di Australia menurun dalam sepuluh tahun terakhir. Puluhan ribu siswa “hi-lang” dalam rentan waktu itu. Faktor utama yang menyebab-kan hal ini adalah karena kita menaruh perhatian yang lebih besar pada bahasa asing utaman-ya bahasa Inggris ketimbang bahasa Indonesia; sehingga ba-hasa Indonesia sudah dianggap tak penting lagi untuk dipela-jari. Kalau penuturnya sendiri sudah tak merawat bahasanya, bagaimana dengan penutur as-ing di luar negeri yang memiliki minat untuk mempelajarinya?

Saya pernah bertanya kepada salah seorang pelajar berkebang-saan Australia. Laki-laki berdarah Korea yang lahir di Amerika itu tengah belajar Bahasa Indonesia. Pertanyaan saya sederhana. Di antara beberapa bahasa yang ia pernah pelajari, mana yang lebih gampang dipelajari. Dia menjaw-ab Bahasa Indonesia.

Jika ditelaah secara subjek-

tif, memang bahasa Indonesia memang agak lebih mudah dari bahasa-bahasa lain yang popular di dunia. Tak seperti bahasa ing-gris, Indonesia tidak membutuh-kan penanda waktu (tense) saat penyusunan kalimat. Selain itu, kata kerjanya (verba) tidak se-dikitpun mengalami perubahan morfem-perubahan bentuk kata untuk menandakan suatu aktifi-tas tertentu yang terkait waktu.

Dalam hemat penulis, Ba-hasa Indonesia jauh lebih praktis dari pada Bahasa Inggris. Hal lain, Bahasa Indonesia tidak termasuk ke dalam daftar lima bahasa pal-ing sulit dipelajari didunia, yang tengah diduduki Arab, China, Je-pang, Korea, dan Hungaria.

Dari sisi kemudahan itu, internasionalisasi Bahasa Indo-nesia boleh dibilang tidak sukar diwujudkan. Di luar negeri, menurut data harian Kompas, tercatat ada 150 pusat studi dan kajian bahasa Indonesia yang tersebar di berbagai negara. Jumlah ini adalah sinyal seka-ligus bukti bahwa Indonesia bisa dimancanegarakan me-lalui “tangan” kita bersama. (*)

*Staf Pengajar BIPA Universi-tas Negeri Makassar

BIPA: Sebuah Upaya InternasionalisasiBahasa Indonesia

*Andi Syurganda Haruna

Monitoring pembelajaran di perguruan TinggiMenggunakan Survei Sosial Konstruktivistik

*Patta Bundu

KiTa biasa mendengar kata prasangka. Bahkan kita sering kali mengulang kata itu dengan lidah kita sendiri dengan men-gatakan, “Jangan berprasangka.” Tapi tahu-kah kita apa makna sakral dibalik kata itu?

Kata orang (saya tidak punya definisi sendiri), prasangka adalah pandangan, persepsi atau anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu, sebelum mengetahui (menyaksikan, menyelidiki) sendiri secara pasti kebenarannya. Intinya, yang namanya prasangka, kita cenderung memahaminya sebagai persepsi atau pandangan negatif.

Menurut hasil penelitian orang (karena saya belum perna melakukan penelitian) Tidak kurang dari 80% manusia berpra-sangka. Dan salah satunya mungkin anda.

Yah, hidup kita ternyata dipenuhi prasangka. Berserakan dimana-mana. Bahkan hidup ini, kita lewati dengan ber-temankan prasangka. Jangankan kepada meraka yang selama ini kita klaim seb-agai yang ter-cinta, bahkan Tuhan pun kita prasangkai (wah, kurang ajar betul kita ini).

Lalu, bagaimana dengan orang yang selama ini kita anggap musuh, atau lawan politik, atau seteru abadi dalam hal mem-perebutkan cinta misalnya? Ah Saya pun tak tega membayangkannya.

Maka jangan heran bila terjadi per-seteruan dimana-mana karena dilatar-belakangi prasangka. Dalam kehidupan bermasyarakat misalnya, ada penganut agama tertentu yang marah-marah dan membakar rumah ibadah penganut agama lain, karena prasangka. Dalam kehidupan bernegara, masyarakat berusaha meleng-serkan penguasa dari tumpuk kekuasaan, ini juga karena prasangka.

Begitu juga dalam kehidupan rumah tangga, ada suami yang tega menceraikan istriya hanya karena prasangka. Bahkan di dunia muda-mudi, seorang cowok berani menganiaya ceweknya, itu juga karena prasangka kan? Ini realita kehidupan kita hari ini. Tak bisa kita mengingkarinya, se-lain hanya bisa berusaha menginsyafinya.

Terngiang sebuah kata bijak, yang saya sendiri lupa dimana menyimaknya, mengatakan begini: “Lebih muda ses-eorang membakar rumahnya, dari pada membakar prasangkanya.”

Yah, prasangka menjadi persepsi hidup atau pandangan hidup, atau kalau mau yang lebih khusuk lagi, prasangka juga telah menjadi keyakinan hidup. Betapa banyak kita yang menjadikan prasangka sebagai keyakinan atau iman dalam hidupnya. Dan kalau sudah berbicara keyakinan, apa lagi yang lebih tinggi dari itu?

Jika demikian, ketika yang negatif atau yang salah dijadikan persepsi hidup, atau pandangan hidup atau bahkan di-imani sebagai kebenaran, apa yang bisa kita perbuat? Yang bisa kita perbuat hany-alah berdoa, sembari berharap Tuhan sudi berdamai dengan kita.

Sivitas akademika UNM, tentu tidak bisa dinafikkan banyak sekali prasangka bertebaran, bahkan sudah sampai pada rana saling tuding, dan saling meyalahkan. (*) *Penulis adalah Sekretaris Umum LPPM Profesi Periode 2010/2011

PrasangkaAlmamater

*Muhammad Baran

Page 11: Edisi 164

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

11 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164Januari Tahun XXXVI 2013

Lebih Dini

Suplemen

TanamkanJurnalisme

diKLaT Jurnalistik Abu-abu (DJAa) 2013 yang diselenggara-kan Lembaga Penerbitan dan Pe-nyiaran Mahasiswa Universitas Negeri Makassar akhirnya usai, di-tutup di Rumah Adat Wajo Benteng Somba Opu Kabupaten Gowa, Min-ggu (13/1). Kegiatan pelatihan kew-artawanan tingkat SMA dan sedera-jat yang digelar mulai Kamis (10/1) di Lembaga Penjaminan Mutu Pen-didikan (LPMP) Sulawesi Selatan ini melibatkan 77 siswa-siswi dari 29 SMA sederajat se-Provinsi Sulawesi Selatan dan Barat.

Antara lain; SMAN 21 Makassar, SMK Komputer Mutiara Ilmu Makas-sar, SMAN 1 Sungguminasa, SMAN 3 Sungguminasa, SMAN Angkasa Maros, SMAN 4 Bantimurung, SMAN 2 Pan-gkajene, SMAN 1 Pancarijang, SMAN 1 Pinrang, SMAN 3 Pinrang, SMAN 1 Alla Enrekang, SMAN 1 Patampanua, SMAN 6 Bulukumba, SMAN 2 Bae-bunta Luwu Utara, SMAN 2 Sinjai, SMAN 1 Sinjai Utara, SMAN 3 Sinjai Selatan, SMAN 1 Bontolempangan Gowa, SMAN 1 Takalar, SMAN 1 Pa-tampanua, SMAN 1 Watampone Bone, SMAN 1 Watansoppeng, SMAN 1 Pancarijang, SMAN 2 Takalar, SMAN

1 Bantaeng, SMKN 1 Polewali, SMAN 1 Batang, MAN Pinrang, MA PPM Al Ikhlas Polewali dan SMAN 2 Masamba.

Sementara itu, MA PPM Al Ikh-las dari Kabupaten Pelewali Provinsi Sulawesi Barat sebagai sekolah yang terjauh mengirimkan utusannya dalam kegiatan ini.

Animo yang begitu besar dari para peserta diklat ini terbayarkan setelah mengikuti kegiatan yang di-gelar selama empat hari. Berbagai materi seputar jurnalistik dipaparkan pemateri yang juga wartawan dari media-media ternama di Makassar. Materi yang meliputi, Pengenalan Dunia Jurnalistik, Teknik Wawancara dan Menulis Berita, Menulis Kreatif, New Media dan Pengelolaan Blog, Mengelola Buletin Sekolah, Who Am I, Fotografi Jurnalistik, dan Pembua-tan Mading 3D menjadi santapan para peserta selama kegiatan berlangsung.

“Pelaksanaan kegiatan ini bisa saya bilang wonderful. Sebelumnya saya pernah mengikuti pelatihan ju-rnalistik tapi tidak seperti ini. DJAa betul-betul riil dalam materi jurnalis-tiknya,” tutur Wahyuni Wahid, salah satu peserta dari SMA 1 Pinrang.

Senada dengan Wahyuni, Nining

Nur Amanah, Siswi MA PPM Al Ikh-las Polewali mengungkapkan materi-materi yang didapatkannya dalam kegiatan ini sangat lengkap. “Saya jadi tahu cara penulisan berita, foto-grafi jurnalistik itu seperti apa dan lain-lainnya,” terang Siswi kelas XI ini. Ia pun berjanji bakal menerapkan ilmu yang ia dapatkan pada diklat ini di sekolahnya. “Saya bersama teman-teman ingin menerapkan ilmu yang kami dapatkan dalam DJAa. Kami ingin membuat buletin sekolah,” ha-rapnya.

Ketua Panitia, Sugianto Rusli men-gatakan, kepuasan peserta pada materi yang kami siapkan dan beragam agenda lainnya merupakan tujuan utama kami. “Ini menjadi suntikan semangat untuk pelaksanaan kegiatan yang lebih baik lagi kedepannya,” beber mahasiswa UNM eksponen 2010 ini.

Sementara itu, Rektor UNM dalam sambutannya pada pembukaan acara DJAa 2013 berharap, DJAa mampu melahirkan bibit jurnalis muda yang kelak menjadi jurnalis handal di masa mendatang. “Mudah-mudahan acara ini dapat berjalan dengan baik dan mampu melahirkan jurnalis muda yang handal,” harap rektor UNM dua periode ini. (*)

Perang Kreativitas di Lomba Mading 3D

Kunjungi Media Ternama

haL yang menjadi kese-ruan tersendiri pada pelak-sanaan DJAa 2013 yakni lomba mading 3D, Jumat malam (11/1). Peserta yang berjumlah 77 siswa ini dibagi ke dalam 10 tim yang kemudian saling be-radu kreativitas.

Mengangkat tema “100% Budaya Indone-sia” setiap tim diharuskan membuat mading tentang budaya-budaya di Indonesia yang natural. Menurut Ket-ua Panitia Sugianto Rusli

mengatakan, tema tersebut dipilih agar para peserta bisa mengetahui dan mengenal lebih baik mana budaya asli Indonesia. Sebab melihat budaya Indonesia dewasa ini sudah tercampuraduk-kan dengan budaya-budaya asing sehingga budaya In-donesia yang sebenarnya berangsung-angsur tergerus. “Tema itu kami anggap co-cok untuk siswa SMA su-paya dapat mengenal sendiri budaya bangsanya,” pung-kas Sugi. (*)

Idem

u,

Karyamu

TaK hanya pemberian ma-teri, peserta DJAa 2013 juga dibawa mengunjungi media-media ternama di Makassar. Tribun Timur menjadi me-dia pertama mendapat kun-jungan para peserta ini.

Mereka diperkenalkan secara langsung dapur redaksi harian Tribun Timur. “Mereka bisa mengetahui bagaimana kerja-kerja keredaksionalan berproses dalam sebuah me-dia melalui kunjun-gan me-

dia,” ungkap Sugianto.Selain Tribun Timur,

Ada pula beberapa media yang mendapat kunjungan calon jurnalis muda ini. An-tara lain, RRI Makassar, Har-ian Fajar dan Celebes TV.

“Seru, dan sangat me-nambah wawasan saya seperti apa wartawan bekerja. Ini kali pertama saya mengunjungi media-media itu,” beber Nurul Hasanah, siswa asal SMAN 1 Alla. Ia pun berharap suatu

saat nanti bisa kembali berkunjugan ke me-

dia-media itu. (*)

USAI. Peserta berfoto bersama panitia usai ditutupnya kegiatan Diklat Jurnalistik Abu-abu 2013. Kegiatan yang merangkul 29 SMA sederajat ini berakhir dengan mulus dan meninggalkan

kesan di tiap tahunnya.FOTO: FAJRIANTO-PROFESI

Rektor: Selalu Lahirkan Jurnalis MudadiKLaT Jurnalistik Abu-abu (DJAa) 2013 yang diselenggarakan Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa (LPPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM) dibuka langsung oleh Rektor UNM, Arismunandar.

Pembukaan Diklat kewartawanan tingkat SMA tersebut dihadiri Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III) UNM, Heri Tahir, Kabag Umum dan Administrasi LPMP Sulsel. Selain itu, hadir pula perwakilan dari beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dian-

taranya Lembaga Penelitian Mahasiswa (LPM) Penalaran, UKM Pramuka, Resi-men Mahasiswa (Menwa) UNM, Lem-baga Pers Mahasiswa (LPM) Cakrawala Ide UMI dan Bengkel Sastra (Bestra) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UNM sebagai entertainer dalam kegiatan ini.

Rektor UNM, Arismunandar me-nyatakan, LPPM Profesi selalu banyak melahirkan jurnalis –jurnalis yang kom-peten. “Bukan hanya di Makassar, alumni Profesi tersebar di media-media besar di Indonesia,” ungkap Guru Besar Ilmu

Administrasi Pendidikan ini. Lebih lan-jut, Rektor UNM dua periode ini meng-harapkan acara DJAa 2013 pada akhirnya mampu melahirkan jurnalis muda yang handal. (*)

RESMI. Rektor UNM menyematkan atribut DJAa 2103 kepada perwakilan peserta. Peny-ematan ini menandai dibukanya secara resmi kegiatan tahunan LPPM Profesi UNM.

FOTO: KASDAR-PROFESI

FOTO: RIZKI-PROFESI

BIPA: Sebuah Upaya InternasionalisasiBahasa Indonesia

Page 12: Edisi 164

12 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 164Januari Tahun XXXVI 2013

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164

Januari Tahun XXXVI 2013Inovasi12

KaTa PASKIN pastinya masih asing terdengar di telinga kita. Kata ini meru-pakan kata singkatan yang diambil dari judul sebuah inovasi Mahasiswa UNM yaitu Pakan Ikan Untuk Peternak Miskin (PASKIN). Munculnya ide ini di latar belakangi kegelisahan 3 orang Mahasiswa UNM melihat realita para peternak miskin yang tidak mampu membeli pakan ikan alami karena harga yang melambung tinggi. Oleh karena itu mereka memutar otak untuk memberikan solusi bagi para peternak miskin dengan menawarkan limbah batang pisang yang mereka sulap menjadi sebuah

pakan ternak yang kualitasnya tidak kalah dengan pakan ikan alami.

Di tangan Yusri, Fauziah dan Nurun-nisa, Mereka memilih batang pohon pisang yang dianggap limbah oleh sebagian besar masyarakat. Batang pohon pisang menjadi pilihan mereka karena kandungan karbohi-drat yang sangat tinggi khususnya di bagian pangkal pohon pisang atau yang biasa dise-butnya sebagai “bungol”. Selain itu, batang pohon pisang merupakan tumbuhan yang paling banyak tumbuh di Asia tenggara.

Salah satu anggota tim peneliti ini, Yusri menjelaskan bahwa hasil dari pene-

litian ini menunjukkan bahwa kualitas paskin yang dibuatnya memiliki kandungan karbohidrat yang jauh lebih tinggi jika diband-ingkan dengan lima jenis pakan ikan alami yang biasa digunakan para peternak. “Bukan hanya kandungan karbohidrat yang tinggi tetapi juga harga bahan paskin yang murah,” imbuh mahasiswa kelahiran Bone ini. Ia menyebut-kan bahwa harga pakan ikan biasa mencapai Rp300 ribu sementara untuk paskin hasil temuannya hanya membutuhkan biaya untuk membeli bahan seperti air kapur dan aroma makanan ikan.

Fauziah menuturkan bahwa proses pengolahan yang di-lakukan dengan terlebih dahulu mengeringkan batang pohon pisang yang telah ditebang atau yang dibuang setelah diambil

buahnya. Setelah dikeringkan batang pohon pisang ini ditumbuk atau dihalus-kan. Setelah itu untuk mematikan bakteri pada batang pohon pisang digunakan air kapur. Untuk memberikan aroma pakan ikan ternak alami seperti yang terjual dipasaran digunakan aroma udang-udangan atau ikan dan terakhir dijadikan pelet atau butir-butir kecil.

“Penemuan ini diikutsertakan dalam ajang lomba Inovasi 2012 Unhas, dan kami berhasil meraih juara harapan I” kicauh Fauziah. Ia menambahkan bahwa

para juri yang mengomentari Inovasi ini menyebutkan bahwa penelitian ini masih perlu dikembangkan dengan meningkatkan kandungan protein yang ada dalam paskin tersebut. Oleh karena itu, mereka berharap kepada pihak birokrasi agar dapat membantu untuk mempromosikan hasil penelitian ini serta pengembangan penelitian selanjutnya.

Masih menurut Fauziah, Ia berpesan agar mahasiswa-mahasiswa UNM dapat memunculkan inovasi-inovasi yang lebih banyak lagi. (Tar)

Olah Batang pisangJadi Makanan ikan

BaNJiR yang melanda kota Jakarta dan sekitarnya yang diakibatkan jebolnya penahan air dibeberapa bendungan. Takut akan hal serupa warga Makas-sar seakan was-was akan kondisi bendungan bili-bili yang menjadi sumber air terbesar di kota ini. Apa-lagi baru-baru ini, Sulsel juga “menangis” sejumlah daerahnya terendam banjir.

Salah seorang dosen Geografi, Nasia Padwi yang meneliti tentang bencana alam di sulawesi selatan menjelaskan bahwa kondisi fisik Sulsel dan resiko ben-cana alamnya. Menurutnya, dikatakan banjir apabila air meluap melewati batas tanggul tebing. Jika tidak itu bukanlah banjir tetapi genangan air.

“Dari dulu sampai sekarang juga sering banjir tetapi bedanya dulu-dulu orang membangun rumah dengan rumah panggung, tapi sekarang orang mem-bangun rumah semuanya dibeton,” terangnya.

Ia menambahkan bahwa pembangunan rumah den-gan beton ini yang tidak mempunyai aturan yang jelas sehingga orang mem-

bangun semaunya saja, dan tidak memperhatikan dam-pak terhadap lingkungan. Akibatnya, aliran air dibumi semuanya menjadi aliran permukaan tidak ada yang meresap. Bukan hanya itu, Manusia juga menempati tempat lewatnya air. “Karena orang menempati tempatnya air tapi tidak membuatkan saluran keluarnya air” ung-kapnya. Dampak dari semua itu adalah munculnya genan-gan air dan dikatakan banjir oleh masyarakat awam.

Curah hujan itu dipen-gruhi oleh faktor morfologi dan posisi lintang dan bujur suatu daerah dan itu selalu sama untuk tiap tahunnya karena volume air yang se-lalu tetap. Tapi sekarang resikonya tinggi karena sekarang banyak orang yang menempati tempatnya air

Melihat resiko terjadin-ya banjir tersebut khususnya di kota Makassar, Nasia menjelaskan bahwa suatu bendungan itu mempunyai aliran ke saluran irigasi. Jadi ketika batas air sudah mencapai ambang batas atau situasi siaga maka air bendungan segera dialirkan. “Selama pejaga bendungan melakukan pekerjaannya

dengan baik dan selalu stand by agar air tidak melewati ambang batas,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam, Nasia menyalurkan solusi bahwa sebaiknya Masyara-kat membangun rumah tidak semua di beton, harus ada wilayah resapan sehingga keseluruhan volume air yang jatuh tidak menjadi aliran permukaan semua. Seperti contoh pada Lingkungan Hidup Sumapapua. Alasan adalah jika tidak dilakukan seperti itu, maka akan terjadi kekurangan air tanah pada musim kemarau. Kekuran-gan air tanah akan mengaki-batkan tanah keropos dan kering dan mudah ambruk. Sehingga tanah akan mudah terbongkah akibat terjangan aliran permukaan dan men-gakibtakan longsor.

Bukan hanya menye-diakan got, karena got itu hanya mengalirkan air. “Gotnya pun tidak ber-fungsi maksimal karena sampah disana-sini, belum lagi pemutusan aliran got itu. Sehingga kita kembali lagi ke kesadaran manusia akan lingkungan yang ha-rus ditanamkan sedari ke-cil,” tutunya. (Tar)

Sumapapuaalternatif Cegah BanjirMaSYaRaKaT di negeri ini semakin

resah karena semakin maraknya ulah pedagang nakal ketika membuat bakso. Salah satunya dengan mencampurkan bahan kimia seperti boraks dan formalin ke olahan baksonya. Bakso adalah bola-bola daging sapi yang direbus kemudian dipasarkan. Banyaknya orang yang me-nyukai bakso karena rasanya yang lezat dan mudah didapatkan dimana saja.

Dibukanya kantin Darmawanita di Kampus UNM Gunungsari, tepatnya disebe-lah kiri gedung ICT center pada pertengahan tahun 2011, memberi ruang pada Sulaiman untuk membuat bakso tanpa menggunak-an MSG. “Ide ini merupakan kreativitas orang-orang disini, karena banyak ibu-ibu atau bapak-bapak yang pantangan dengan bahan-bahan tertentu sehingga muncul ide membuat bakso tanpa MSG ini”. Tutur le-laki yang akrab disapa dengan Sul. Selain itu ide ini muncul agar makanan yang lebih sehat dan tanpa bahan pengawet, dapat kita temukan diarea Mahasiswa UNM.

Sul yang dibantu oleh 2 rekannya, Norma dan Lia membuat bakso sehat ini dengan melakukan pemilihan bahan yang berkualitas, baik pada pemilihan bahan baku, daging, tepung kanji, dan rempah-rempah. Kemudian semua bahan dibersi-hkan, dan bumbu di timbang agar dapat balance. Kemudian digiling dan dibentuk.

Selain tidak menggunakan MSG, bak-so ini juga menggunakan gula sebagai pe-nyeimbang rasa. “Gula kita gunakan karena bakso ini tidak pake MSG, itupun gulanya tidak banyak karena banyak juga orang yang menghindari mengkonsumsi gula yang banyak untuk menghindari diabetes”. Tegas koki yang juga pernah bekerja di

Hotel ini. Rasa daging pada bakso ini juga sangat terasa karena menggunakan perbandingan antara daging dan kanji yaitu 3:1. Semen-tara bakso yang banyak beredar di pasaran menggunakan perbandingan antara daging dan kanji yaitu 1:1,5 sehingga rasa daging dan aroma dagingnya biasanya menghilang.

Bakso di kantin darmawanita meng-gunakan agar-agar dari rumput laut dan tidak menggunakan bahan pengenyal. Agar-agar dipilih karena kandungan se-ratnya yang tinggi. Sementara bahan pengenyal yang biasa digunakan dipasa-ran mengandung bahan berbahaya seperti boraks dan sebagainya. (Tar)

Dharma Wanita Ciptakan Bakso Sehat

FOTO: RIZKI ARMY PRATAMA - PROFESI

FOTO: RIZKI ARMY PRATAMA - PROFESI

FOTO: RIZKI ARMY PRATAMA - PROFESI

Page 13: Edisi 164

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

13 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164Januari Tahun XXXVI 2013

www.profesi-unm.com

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164Januari Tahun XXXVI 2013 Reportase Khusus 13

Perlu diketahui, Mubes LK UNM ini digelar sebanyak dua kali. Awalnya dihelat di Gedung PGSD Parepare, hanya saja di tempat itu hanya ada Ketua Maperwa yang terpilih, yakni Indirwan sebagai delegasi dari Fakultas Ekonomi (FE). Se-mentara kedua calon yang lolos seleksi berkas mengambil kepu-tusan mengundurkan diri.

Lalu, Maperwa terpilih ke-mudian menggelar Mubes Jilid II di Bantimurung pada tang-gal 12 Januari. Dalam Mubes itu awalnya ada tiga nama yang berhasil meloloskan diri sebagai bakal calon Presma. Hanya saja, ironinya akibat konflik inter-nal yang terjadi di tubuh FMI-PA yang ternyata memiliki dua calon, yakni Sudirman dan Nur Fajrin Mursalin.

Parahnya, pada saat Mubes berlangsung, kedua calon terse-but masih saja berdebat kusir. Hingga akhirnya, Fajrin sapaan akrabnya, mengundurkan diri sebagai bakal calon di tempat itu juga. Tanpa diduga-duga, Ferdi sebagai delegasi dari Fakultas Ilmu Sosial (FIS) turut mengikuti jejak Fajrin, melangkah keluar dari forum..

Menurut Ferdi, perihal ke-munduran dirinya dikarenakan pada saat itu, disebabkan pada saat voting siap dimulai, tiba-tiba saja segerobolan orang tak dike-nal memasuki forum. Kubu Ferdi pun menganggap jalannya mubes tidak sehat lagi Ferdi besama rekan-rekannya memilih walk-

out. “Ada oknum diluar maha-siswa yg bermain, ini sudah tidak sehat,” ujar Ferdi.

Ferdi menyatakan, dari awal sudah ada yang tidak beres pada pelaksanaan Mubes ini. “Ada banyak keganjalan-keganjalan termasuk persoalan adminsi-trasi,” jelas Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah ini.

Walk out-nya Ferdi sontak memuluskan langkah Sudirman. Secara aklamasi ia pun terpilih sebagai Presiden BEM UNM.

Langgar KonstitusiLangkah Sudirman untuk

menduduki kursi nomor satu tingkat LK di universitas ini pun dinilai terlalu dipaksakan. Bagaimana tidak, ia bahkan rela melepas jabatannya sebagai Ket-ua Maperwa FMIPA demi sebu-tan seorang Presma UNM.

Ia pun digantikan oleh pen-anggung Jawab sementara (PJS), yakni Ketua Komisi Konstitusi Maperwa FMIPA, Ade Agsa yang kemudian menandatangani berkas pencalonannya.

Inilah yang kemudian me-munculkan kerancuan di inter-nal Mapera FMIPA. Pasalnya, keputusan Sudirman tersebut jelas menyalahi sidang paripur-na. Langkah yang ditempuhnya itu juga tidak melewati pemu-fakatan melalui sidang paripur-na di Maperwa.

Karena tidak setuju dengan pencalonan itu, sebanyak 10 pen-gurus Maperwa FMIPA bertanda tangan dan melayangkan surat gu-

gatan terkait pencalonan Sudirman kepada steerring. Sayangnya surat tersebut diabaikan karena tak ber-stempel. Padahal jumlah 10 pen-gurus Maperwa itu telah melebihi 50 persen jumlah pengurusnya. “Steerring menganggap itu lemah karena tidak berstempel katanya,” terang Fajrin.

Yang lebih mengagetkan, malah justru Fajrin yang telah ber-status kandidat presma ditarik dari pengutusannya. Itu terjadi lanta-ran Ade Agsa yang sebagai PJS Ketua Umum Maperwa FMIPA menarik berkas pencalonan Fajrin yang disahkan oleh steerring com-mitte. “Berkas yang saya kirim ditarik oleh PJS Ketua Umum Maperwa, Ade,” ungkap Fajrin.

Keputusan Sudirman men-calonkan diri pada mubes dinilai Fajrin dan beberapa fungsionaris LK di FMIPA melanggar konsti-tusi. Hal tersebut dianggap telah mengkhianati keputusan peripurna.

Fajrin mengatakan pencalo-nan Sudirman itu cacat secara kelembagaan di LK FMIPA. “Pencalonannya tidak melalui paripurna dan tanpa sepengeta-huan pengurus lainnya,” ungkap Fajrin. Parahnya lagi, menurut Fajrin, pengunduran diri dan penunjukan PJS Ketua hanya di-lakukan oleh dua orang saja, yak-ni Sudirman dan Ade sebagai ket-ua konstitusi. “Ini dilakukan oleh Ketua Komisi Konstitusi yang seharusnya menegakkan konsti-tusi. Perarikan berkas saya yang mengatasnamakan LK FMIPA juta tanpa persetujuan dari del-

egasi lainnya,” sesal mahasiswa jurusan Matematika FMIPA ini.

Ia pun menyatakan mubes kali ini tidak fair karena proses pencalonan presma yang dini-lainya terdapat kecacatan secara prosedural. “Bukti pengunduran diri Sudirman sebelum menjadi calon itu juga tidak ditampilkan ketika mubes,” tegas mahasiswa eksponen 2009 ini.

Fajrin menilai, pelanggaran yang dilakukan pada mubes itu akan membuat ketidaksolidan LK UNM. “Beberapa fungsion-aris LK Fakultas ketika meli-hat dan menganalisis dengan cermat prosedur pelaksanaan mubes maka kepenolakannya terhadap hasil mubes itu sangat wajar,” terangnya.

Lebih lanjut, Fajrin me-nambahkan, ia bersama rekan-rekannya menolak hasil mubes dan enggan bergabung dalam kepengurusan BEM Universitas. “Bagi saya dan juga teman-teman yang lain memiliki prinsip tidak boleh ada pengkhianatan ter-hadap prinsip kebenaran. Kalau kita ingin bergerak harus dengan landasan kebenaran. Ke-curangan yang dinilai tidak akan dimasuki untuk ber-gabung dan berpura-pura tidak mengetahui apa-apa,” pungkas Ferdi.

Presiden BEM FMI-PA, Muhammad Taufik pun menyesalkan tinda-kan serong yang ditempuh Sudirman. Ia mengatakan meninggalkan jabatannya

sebagai Ketua Umum Maperwa FMIPA adalah langkah yang salah. “Semestinya dia tetap saja di Maperwa,” tuturnya.

Hasriawal selaku Presiden Kema FSD, turut berkomentar. Ia mengatakan bukan hasil mubes yang tidak dipermasalahkan tapi lebih pada prosedur yang ditem-puh yang tidak benar.

Menanggapi pernyataan-per-nyataan itu, Sudirman, justru ti-dak mau terlalu membahas karena hal itu membahas dapur internal FMIPA. Ia hanya menjawab ti-dak menjabat lagi sebagai ketua umum sebelum pencalonannya. “Itupun pada tanggal 7 Januari su-dah tidak berstatus sebagai Ketua Maperwa,” ungkapnya.

Menurutnya, hal tersebut ti-dak menjadi pesoalan karena itu adalah dinamika berlembaga. “Saya hanya mau mengatakan FMIPA punya dua dua calon artinya karena memang punya stok yang banyak. LK FMIPA punya kapasitas untuk itu,” jelasnya mahasiswa eksponen 2009 ini. (tim)

Setelah berkutat dengan berbagai permasalahan internal. Hingga membuat Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (Maperwa) kelimpungan mencari presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNM periode 2012-2013, akhirnya

terpilihlah Sudirman pada Musyawarah Besar (Mubes) LK UNM, di Maros (12/1). Namun, hadirnya Sudirman memunculkan sejumlah mosi ketidakpercayaan terkait kepemimpinannya nanti.

BERI SELAMAT. Sejumlah pengurus LK yang hadir pada Mubes memberikan selamat kepada sudirman pasca terpilih sebagai Presiden BEM UNM periode 2013/2014 di Bantimurung, Minggu (13/1).FOTO: AAN ARISKA FEBRIANSYAH - PROFESI

petakaBEM UNM!!

Kordinator: Khaerul MustaanAnggota : - Fahrizal Syam - Sutrisno Zulkifli - Andini Ristyaningrum - Muhammad Ilham

Tim Reportase Utama

Page 14: Edisi 164

14 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 164Januari Tahun XXXVI 2013

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

Reportase Khusus

SUDUTSaaT ini hanya ada lima fakultas yang masuk dalam pengurus BEM maupun Maperwa,. Sementara empat fakultas lain-nya, memilih keluar dari lingkaran Lemba-ga Tertinggi di UNM itu. Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) dan FIS memilih wall-out pada saat Mubes berlangsung. Lain halnya dengan Fakultas Psikologi (FPsi) dan FT. kedua fakultas itu memang tidak ada yang hadir dalam perhelatan terbesar LK itu.

Sebagai pengutus salah satu kandidat dalam mubes, Presiden Federasi Maha-siswa (Fema) FIS, Budiman tentunya ke-

cewa dengan pelaksanaan mubes tersebut. Ia juga menilai mubes cacat prosedural. Budi menganggap Sudirman masih men-jabat Ketua Maperwa FMIPA ketika men-calonkan diri karena hal itu tidak diketahui oleh para anggotannya. Berkas yang pen-calonannya pun hanya berselang dua jam setalah berkas pencalonan Fajrin masuk dengan tanda tangannya yang sebagai Ket-ua Maperwa FMIPA. “Ia Ketua Maperwa yang jelas cacat prosedural,” ungkapnya.

Lanjut, Budi menyatakan, Sudirman mudah meninggalkan jabatannya. “Ada

peluang jadi Presiden BEM dia jadi Pres-iden BEM UNM, bagaimana nanti kalau ada peluang jadi dosen, dia tinggalkan BEM UNM?,” ujarnya.

Budi pun dengan tegas, menyatakan Fema FIS tidak ingin terlibat dalam struk-tural BEM. “Kalaupun ada nanti mahasiswa FIS yang masuk itu bukan representatif dari FIS tapi itu mengatasnamakan pribadi,” ungkap Mahasiswa Prodi Pendidikan Seja-rah ini. Ia pun tidak segan-segan menyebut penghianat bagi siapa saja mahasiswa FIS yang terlibat dalam struktural BEM Uni-versitas. “Haram hukumnya terlibat dalam struktural BEM Universitas,” tegasnya.

Sementara itu Presiden BEM FPsi, Roni, menilai, mubes itu terkesan banyak yang dipaksakan mulai dari pemilihan steerring sampai persoalan administrasi jadi wajar saja beberapa teman-teman merasa kecewa. “Saya pribadi, mubes ter-kesan dipaksakan,” akunya.

Lain halnya dengan Awaluddin, man-tan pengurus LK FBS ini menilai pilihan-nya untuk menarik delegasinya, diker-enakan ia menganggap, presma tersebut nampaknya sudah tidak layak dijadikan sebagai mahasiswa orang nomor satu di UNM. “Saya bingung juga melihat ini, masalah internal saja susah diselesaikan, masa mau jadi presma begitu,” terang ma-hasiswa Jurusan Bahasa Inggris ini.

Menanggapi hal itu, Sudirman berjanji akan menghimpun segenap LK di UNM. “Kalaupun banyak pihak yang mengatakan saya tidak mampu mengakomodir LK itu kesalahan besar,” akunya. (tim)

Empat FakultasTak akui BEM uNM JiKa dihitung-hitung banyak jumlah

dana yang dihabiskan hanya untuk men-emukan Presiden mahasiswa itu, seki-tar Rp36,5 juta. Tengok saja, pada saat Mubes I, PR III Heri Tahir mengaku mengucurkan dana sebanyak Rp30 juta, namun hasilnya tetap nihil. Tak ada satu-pun mahasiswa yang terpilih. Lalu, pada Mubes II, Maperwa kembali memeroleh kucuran dana sebanyak Rp6,5 juta.

“Saya sudah kasih uang lagi itu, Rp6,5 juta untuk Mubesnya nanti,” Heri Tahir.

Sebuah nilai yang cukup fantas-tic bagi seorang Presma. Dan menurut beberapa pengakuan mantan pengurus lembaga kemahasiswaan, ini merupak-an sejarah. “Ini pertama kalinya, ada Mubes digelar dua kali, terlebih dengan menghabiskan uang sebanyak itu,” tutur Akram Budiman Yusuf, mantan fung-sionaris LK FBS itu. (tim)

Rp36,5 jutaNilai Presma UNM

INT.

+ Kinerja Sang “pembantu” Ter-sandung Batu - Mau apalagi... + petaka BEM uNM - Bubarkan saja... + hanya doa untuk Sahrir - Kasihan...

Dg. Tata

Page 15: Edisi 164

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

15 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164Januari Tahun XXXVI 2013 Profesiana

JaNJi-janji yang disebar sejumlah dosen Ju-rusan Biologi ternyata hanya manis di bibir saja. Tiba waktunya ditagih, mereka menepis dengan beragam alasan. Janji-janji inilah me-nyebabkan kisruh antar mahasiswa Biologi dengan pihak pengelola laboratorium. Pokok masalahnya, janji mengembalikan uang maha-siswa yang digunakan untuk membeli bahan-bahan praktikum tak kunjung ditunaikan. Pa-dahal, mestinya ada dana laboratorium yang disediakan pihak jurusan.

Sebut saja Arni, Mahasiswa Jurusan Bi-ologi ini mengaku, pada awal semester, ma-hasiswa diwajibkan membayar uang labora-torium, untuk keperluan penelitian selama satu semester ke depan. Nyatanya, mahasiswa justru tetap dibebankan untuk menyiapkan sendiri bahan-bahan penelitian. “Padahal dulu, katanya bahan dan alat-alat disediakan. Maha-siswa tinggal melakukan penelitian di Lab,” ungkapnya.

Pengelola Laboratorium Biologi, Dju-marirmanto membenarkan hal itu. Menurut-nya, selama ini tidak semua bahan praktikum disiapkan pihak jurusan. Makanya, pada awal praktikum, Djumarianto telah berjanji akan mengganti uang yang dikeluarkan mahasiswa untuk membeli keperluan paraktikum. “Kapan saja, mahasiswa tinggal menyerahkan nota pembelian ke pihak laboratorium dan akan langsung digantikan uangnya,” ujarnya saat ditemui Profesi.

Kenyataannya, hingga kini masih ban-yak uang mahasiswa yang belum diganti sama sekali. Parahnya, saat mahasiswa me-nyerahkan nota pembelian, malah dipersulit. Ada-ada saja alasan pihak laboratorium untuk mena han-nahan para mahasiswa mengambil haknya. Seperti yang dialami Leli (sama-ran) saat memberikan nota tersebut, justru mendapat teguran,”Kenapa baru sekarang? Padahal bahannya sudah dipakai?,” ujarnya menirukan ucapan Djumarirmanto.

Nasib yang sama juga dialami Yuka. Ma-hasiswa angkatan 2011 ini hanya bisa ber-harap, pihak laboratorium maupun jurusan memberikan menjelaskan duduk persoalan ini. “Informasinya harus jelas, apakah mau diganti atau tidak,” tegasnya.

Menanggapi hal ini, Ketua Jurusan Biolo-gi, Musawwir mengatakan, persoalan meng-ganti biaya praktikum mahasiswa memang pernah dilakukan. Tapi, saat ini hal itu tidak lagi berlaku. Alasannya, kata Musawwir, pi-hak jurusan telah menyiapkan bahan-bahan praktikum tanpa perlu membebani mahasiswa untuk membelinya di luar. ”Kita sudah meny-iapkan bahan-bahannya dengan menggunakan uang jurusan,” terang Musawwir. (pr02)

SuNGGuh tragis nasib As Sahril. Peserta Sarjana Mengajar di Daerah Terdepan Tertinggal dan Terbelakang (SM-3T) Angkatan I ini meng-hembuskan napas terakhirnya usai mengikuti program tersebut. Pria asal Bone ini meninggal dunia di kampung halamannya, tanggal 21 De-sember 2012 lalu. Ironisnya, meski sebelumnya almarhum sudah diduga mengidap pe-nyakit usus turun, namun pada saat tes kesehatan, pihak UNM malah meloloskannya.

Hal ini diutarakan salah seorang teman akrab al-marhum, Hamsir. “Sakit me-

mang mi sebelum berangkat, “ ungkapnya

Penyakit yang di derita almarhum diperparah dengan penyakit malaria yang diderita pada saat mengikuti SM-3T di Biak Numfor Provinsi Papua. Setelah kembali, Sahril pun menghembuskan nafasnya yang terakhir.

“Setelah pulang dari Papua, adik saya mengidap penyakit malaria yang parah. Ditambah lagi sebelumnya me-mang sudah menderita penya-kit usus turun,” jelas As Sardi saudara kandung almarhum

Namun miris. UNM selaku institusi yang diberi

tanggungjawab penuh menangani peserta SM-3T hingga program Pendidikan Profesi Guru (PPG) bera-khir, seolah lepas tangan. Pasalnya, meski mengetahui kabar kematian alumnus Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia itu, namun pihak rektorat UNM hanya men-girim doa. Tak ada bantuan lain yang diberikan kepada keluarga Almarhum.

Menanggapi hal itu, Mantan Direktur P3G, Eko Hadisujiono, enggan berkomentar banyak. Dosen Fisika ini malah mengatakan, pihak UNM sudah tidak

punya sangkut paut lagi den-gan almahrum. Alasannya, program SM3T yang diikuti almarhum telah selesai. “ Kan programnya telah selesai. Jadi bukan tanggung jawab kami lagi, “ cetus mantan Direktur P3G UNM ini.

Saat ditanya perihal tunjangan yang diberikan untuk keluarga korban, Eko Hadisujiono mengatakan, tidak ada tunjangan apa-pun yang diberikan kepada keluarga almarhum. Sunggu tragis musibah yang menimpa As Sahril ini. Ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula. (ugi)

Hanya Doa untuk Sahril

JiKa tak ada aral melintang, tang-gal 2 Mei mendatang gedung raksasa UNM, Phinisi bakal diresmikan. Bersamaan dengan hari itu pula, Rektor UNM, Arismundar berjanji akan menanggalkan kebiasaa-nnya merokok. Janji itu ia umumkan pada malam Hari Lahir (harlah) ke-10 Maha-siswa Peduli Hiv/Aids dan Napza (Maphan) UNM.

“Tadi saya ditanya sama mantan ketua Maphan, katanya saya per-nah berjanji akan berhenti merokok jika Phinisi diresmi-kan, tapi saya lupa juga kapan saya bilang begitu ya?,” terangnya saat memberi sambutan di Hotel Lamacca UNM (26/1).

Namun, menurut Guru Besar FIP ini mengatakan tidak hanya mantan ketua Maphan yang pernah me-

nyatakan hal yang sama kepadanya. Ada beberapa orang yang juga sering mengingatkan statemen yang pernah ia ucapkan itu. “Tapi tidak apa-apa, apa-lagi rokok kan banyak mengandung zat

adiktif, jadi mulai seka-rang ayo kita memerangi barang yang konyol itu,” teriak rektor

dua periode itu.Menurut ketua

Maphan, Mustamu Mustar, pernyataan Arismundar tersebut

menjadi kebanggaan tersendiri bagi Maphan. Ia mengatakan, orang nomor satu saja di UNM sudah mau membantu lembaganya dalam memerangi narkoba dan sejenisnya, itu bentuk penghargaannya terha-dap lembaga kami. “Saya mewakili

Maphan sangat bangga dengan ke-inginan Pak Rektor berhenti merokok, semoga pimpinan lainnya melakukan hal yang sama, mulai dari Pimpinan fakultas hingga jurusan,” harap maha-siswa Jurusan Sosiologi ini. (asr)

Rokok, Maaf Ya... TingkahmuTak Semanis Janjimu

‘JaNJi dibalas dusta’ inilah ungkapan yang pas dialamatkan kepada Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan UNM, Heri Tahir. Bagaimana tidak, selaku pejabat yang berurusan dengan kemahasiswaan, Heri dianggap tak mampu memenuhi hak pengurus LK UNM terkait dana kemaha-siswaan yang dijanjikannya.

Dosen PPKn ini mengaku sudah berulangkali menagih Bendahara UNM, Nasri, untuk meminta kejelasan dana ke-mahasiswaan tapi hasilnya nihil. “Sudah lama saya dijanji oleh Nasri (bendahara UNM,red). Kemarin Januari katanya sudah cair tapi sampai saat ini belum ada. Seka-rang, katanya Februari. Dana ini kan jelas anggarannya, tapi saat dibutuhkan tidak ada,” kesal Guru Besar FIS ini

Heri Tahir mengungkapkan, selama dirinya menjabat, dana yang transparan untuk kemahasiswaan hanyalah dana PMB. “Anggaran kemahasiswaan yang diambil dari PMB, sebenarnya hanya dana sementara, itu bukan dana pokok, karena sifatnya hanya tiap ada maha-siswa baru,” ungkapnya.

Sementara anggaran kemahasiswaan yang diambil dari SPP dan DPP hingga saat ini belum jelas keberadaannya. “Sampai saat ini belum pernah saya dapat kejelasan atau transparansi dana kemaha-siswaan dari bendahara UNM,”jelasnya.

“Jangan salahkan mahasiswa jika mereka datang ke rektorat menuntut hak mereka, karena memang adminis-trasi keuangan, khususnya dana kema-hasiswaan simpang siur, bahkan sam-pai saat ini saya tidak tahu kapan ada transparansi dari bendahara soal dana kemahasiswaan,” keluh mantan asisten direktur program pascasarjana ini.

Tak hanya pengurus LK menge-luh, Pembantu Dekan FIS, Jumadi misalnya terpaksa berutang guna menunjang kegiatan kemahasiswaan di fakultasnya. “Saya terpaksa me-minjam uang dari fakultas, karena memang belum ada anggaran dari universitas,” ungkapnya.

Sementara itu, presiden mahasiswa terpilih, Sudirman, mengungkapkan akan memperjuangkan hak-hak maha-siswa apalagi yang menyangkut persoa-lan dana kemahasiswaan. (Rul)

pR iii GalauSoal dana

Kemahasiswaan

INT.

NaSiB gedung Phinisi UNM tampaknya selalu menjadi bahan polemik. Pasalnya, meski pihak Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulselbar sudah memutuskan menutup kasus dugaan korupsi pada 26 Desember lalu, tetap saja membuat geram pihak-pihak yang menilai Phinisi masih bermasalah.

Selaku pihak yang selalu mengikuti perkembangan kasus Phinisi, Karta Jayadi mengaku tidak serta merta menerima keputusan pihak Kejati tersebut. Dekan FSD ini mengatakan, pejabat UNM bisa saja melakukan kebohongan. “Misalnya, kursi di ruangan ini. Tiba-tiba saya laporkan, bahwa ini kursi saya beli. Tapi bagaimana

saya tahu kursi itu ada sebe-lum gedung itu dibangun? Apa saja yang bisa difoto untuk alat bukti?” ungkap Karta memberi contoh.

Lebih jauh, Dekan FSD dua periode ini mengatakan, persoalan Phinisi merupakan persoalan kebenaran. Ia menuding oknum yang ter-libat, kerap menutup-nutupi kebenaran yang ada. Terma-suk, kata Karta, pihak UNM sejauh ini belum membayar honor-honor yang semestinya dibayar. Di FSD saja, menu-rutnya masih ada dana Rp1,3 miliar yang belum dibayar.

“Bagaimana kalau seperti itu? apa saya harus diam, dan masa saya diam? Padahal saya pemimpin di fakultas ini (FSD, red). Setiap saya

ketemu, orang-orang selalu bertanya bagaimana dengan honor, apa sudah keluar?” gaya Karta mencontohkan.

Lulusan Doktor Uni-versitas Indonesia (UI) ini mengaku ngotot mengusut sejumlah kejanggalan terkait keuangan UNM lantaran perihatin. “Karena ini ma-salah banyak orang, seha-rusnya tanya kepada mereka (Birokrat UNM, red) ke-napa diam? Janganlah kayak kebanyakan orang, pura-pura senyum, karena berharap sesuatu,” tandasnya.

Berbeda dengan Karta, Dekan FIP, Ismail Tolla, ogah memberi banyak pernyataan terkait kasus Menara Phinisi. Saat ditanya mengenai ditu-tupnya kasus menara Phinisi,

Guru Besar Administrasi Pen-didikan ini mengatakan, ia menghargai hasil penyidikan Kejati. “Iya, kita kan meng-hargai hasil yang ditetapkan pihak Kejati,” ungkapnya.

Sementara itu, menurut Kepala Seksi Penerangan Hukum (Penkum) Kejati Sulselbar, Nur Alim, Menara Phinisi yang menjadi icon UNM itu, tak bermasalah lantaran tak ditemukannya kejanggalan selama proses pembangunannya. Untuk itu, kata Nur Alim, pihaknya mengeluarkan Surat Perin-tah Penghentian Penyidikan (SP3).” Meski ada kesalahan prosedural dan penyimpan-gan administrasi, tapi tidak ditemukan kerugian,” ungkap Nur Alim. (asr)

Kasus phinisi ditutup? Oh Tidak Bisa!

Rp36,5 jutaNilai Presma UNM

Page 16: Edisi 164

16 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 164Januari Tahun XXXVI 2013

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

16 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 164Januari Tahun XXXVI 2013Persona

Data diri :

pRia yang satu ini, mungkin masih asing di benak sivitas akademika. Kecuali, mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling (BK), sebab ia adalah mantan orang nomor satu di jurusan itu. Namanya Abdullah Pandang.

Ia lahir di Belawa 53 tahun si-lam, sebagian masa kecilnya pun ia lewati di sana. Karena orang tuanya seorang pedagang, ia harus berpindah-pindah tempat mengi-kuti langkah kedua orang tuanya. Sejak kelas 3 sampai kelas 4 SD ia berada di Palopo, lalu bermi-grasi ke Pare-pare. Di sanalah ia menye lesaikan sekolah dasarnya.

Anak ke 3 dari 7 bersaudara ini, nyaris saja tidak melanjutkan pendidikannnya. Untungnya, ka-kak kandung Abdullah Pandang memanggilnya tinggal di Makas-sar. “Sepupu saya kan banyak ke Samarinda, mereka berhenti sekolah dan berjual-jualan di sana, sebagai anak-anak waktu itu saya juga merasa tertarik ke sana, untungnya kakak saya yang tinggal di Makassar memanggil saya sekalian membantu berjua-lan di sana,” ungkap pria kelahi-ran Belawa, 3 Juli 1960 ini.

Karena memang dasarnya punya jiwa berdagang, hingga ia melanjutkan studinya di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Ujung Pandang (Sekarang

UNM). Ayah empat anak ini, se-lain kuliah, ia selalu menyempat-kan dirinya untuk berjualan ber-sama dengan kakaknya. Ia tercatat juga aktif di berbagai lembaga ke-mahasiswaan, termasuk di Badan Pengurus Mahasiswa (Maperwa, red). Menurutnya, secara ekonomi berdagang kala itu mungkin tidak beruntung, tapi ia beruntung se-cara pengalaman, apalagi ia ber-hadapan dengan situasi nyata.

Suami dari Wahidah ini, men-gaku tidak pernah punya cita-cita, namun ia pernah dita nya sama gu-runya untuk jadi ustadz, sehingga di minta kuliah di Insititut Agama Islam Negeri (IAIN) sekarang UIN Makassar. Namun, karena kebetulan tetangganya ada yang kuliah di UNM dan mengambil Jurusan BK, dari situlah ia kemu-dian menetapkan pilihannya men-gambil jurusan yang sama.

Sekarang, alumnus Magister Universitas Negeri Malang (UM) tersebut, selain pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan BK, ia juga aktif diberbagai lembaga eksternal seperti Asosiasi Bimbingan Kon-

seling Indonesia (ABKIN) sebagai ketua pengurus Daerah Sulsel, juga pernah menjabat sebagai ketua Ju-rusan BK se-Indonesia serta pengu-rus di Himpunan Sarjana Bimbin-gan Konseling Indonesia (HSBKI), dan kelompok kerja persamaan gender di semua provinsi. Tak hanya itu, ia pula masuk sebagai anggota viewer grup penelitian dan lembaga-lembaga sekolah seperti Planning International, dan Pusat Sekolah Efektif.

Abdullah panggilan akrabnya, berpendapat orga nisasi bagi mahasiswa itu sangat penting. Sebab, melalui organisasi itulah kita bela-jar memperoleh pengala-man, dan itulah yang akan mahal nanti, apa yang di-lakukan sekarang adalah investasi. Apalagi, me-lihat orientasi akademik saat ini hanya mengejar gelar. Begitu pula, pendi-dikan saat ini diukur den-gan simbol-simbol angka, bukan lagi isinya angka yang jadi tolok ukur.

Anak dari pasangan Al-marhum Pandang dan Haji Sua-riah ini berpesan agar mahasiswa lebih memperkuat personalitas dan tidak cukup jika hanya mata kuliah. Akhirnya, berkat kegigi-han, Abdullah Pandang baru-ba-ru ini dilantik menjadi Direktur Program Pengembangan Profesi Guru (P3G). Dengan prinsip do the best ia berjanji akan bekerja semaksimal mungkin. “Bekerja itu membutuhkan keseriusan,” kuncinya. (asr/pr06)

Dari Berdagang Hingga Jadi Direktur P3GDari Berdagang Hingga Jadi Direktur P3GDrs. Abdullah Pandang, M.Pd.

Pendidikan :- Drs : Prodi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Makassar (1980-1986).- M.Pd : Prodi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Malang (1991-1995).Jabatan :- Ketua Prodi Bimbingan dan Konseling (2007-2012).- Ketua Asosiasi Bimbingan dan Konsel-ing Indonesia Daerah Sulawesi Selatan (sekarang).- Direktur P3G (sekarang).

FOTO: AAN ARISKA FEBRIANSYAH - PROFESI