edisi: 10497 | thn. xxxxiii nasional 5 kpk diminta usut eksekusi lahan meruya … · 2016. 9....

1
Jumat, 23 September 2016 Edisi: 10497 | Thn. XXXXIII 5 NASIONAL Agung Kemenangan PT. Porta Nigra diraih melalui perkara perdata akal-akalan, tidak punya bukti kuat tapi dimenangkan oleh institusi peradilan yakni Pengadilan Negeri Jakarta Barat KPK DIMINTA USUT EKSEKUSI LAHAN MERUYA SELATAN Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta mengusut sengketa lahan di Meruya Selatan, Jakarta Barat. Eksekusi Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat mempersilahkan PT. Porta Nigra untuk menguasai seluruh tanah masyarakat Meruya Selatan diduga sarat praktik suap. GEDUNG PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT ISTIMEWA Jakarta, HanTer - Man- tan Aktivis Forkot ’98 Agung mengungkapkan se- layaknya KPK menyelidiki terbitnya surat penetapan pelaksanaan eksekusi PN Jakarta Barat. “Kemenangan PT. Porta Nigra diraih melalui per- kara perdata akal-akalan, tidak punya bukti kuat tapi dimenangkan oleh institusi peradilan yakni Pengadilan Negeri Jakarta Barat,” kata Agung saat dihubungi di Ja- karta, Kamis (22/9/2016). Agung menerangkan lahan di Meruya Selatan merupakan lahan berserti- fikat yang diserobot oleh PT Porta Nigra lalu dilegalkan oleh Pengadilan Negeri Ja- karta Barat. Agung heran 31 Maret 2016 lalu PN Jakbar menuruti permintaan PT Porta Nigra untuk melaku- kan eksekusi tanah Meruya Selatan. “Dalam proses berjala- nya eksekusi tanah warga, PT Porta Nigra patut di duga/dicurigai ada indikasi suap terhadap lembaga peradilan dan institusi pe- merintahan,” terang dia. Karena Agung menun- tut KPK untuk segera me- meriksa oknum yang terkait beberapa hal. Pertama, pihaknya mendesak KPK untuk se- gera memeriksa seluruh Pejabat dilingkungan Peng- adilan Negeri Jakarta Barat. “Selanjutnya mendesak KPK untuk memeriksa Juru Sita Pengadilan Negeri Ja- karta Barat, yang patut di- curigai menerima suap dari PT. Porta Nigra,” terang dia. Ketiga, Agung juga mendesak KPK untuk me- meriksa Walikota Jakarta Barat Anas Effendi dan mendesak Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Pur- nama untuk segera menco- pot Walikota Jakarta Barat, Anas Effendi. “Karena Anas Effendi hanya diam melihat kese- wenang- wenangan PT Por- ta Nigra mengambil tanah warga dan kepemimpinan Anas hanya dapat berpang- ku tangan,” ucap dia. Kemudian Agung juga mendesak KPK untuk me- meriksa Herry Sutanto Direktur Utama PT Porta Nigra, mengawasi seluruh Pejabat Beserta Majelis Ha- kim di lingkungan Penga- dilan Negeri Jakarta Barat, yang sedang menangani Gu- gatan Perlawanan Putusan Eksekusi PT Porta Nigra dan mengingatkan Pengadilan Negeri Jakarta Barat agar tidak tunduk dan patuh ter- hadap PT Porta Nigra. “Pada akhirnya kami mendesak KPK untuk mem- bersihkan mafia hukum yang bercokol di Penga- dilan Negeri Jakarta barat dan meminta pengadilan pencabut surat eksekusi atas lahan warga Meruya Selatan,” tandas dia. Sengketa warga dengan Porta Nigra terjadi sejak tahun 1972. Porta Nigra sudah membebaskan lahan seluas 44 hektare di Meru- ya. Lahan tersebut dijual kepada Pemda dengan su- rat palsu yang dibuat Lurah Meruya Udik Asmat bin Siming. Kasus kepemilikan la- han di Kelurahan Meru- ya Selatan, Jakarta Barat, telah dilakukan dua kali kasasi ke MA. Kasasi yang pertama dimenangkan oleh Porta Nigra, sedangkan kasasi kedua dimenangkan Pemprov DKI. Pemprov DKI akan mengajukan peninjauan kembali kepada MA untuk menggugurkan putusan MA pada kasasi pertama. Namun, MA menolak pe- ninjauan kembali kepada Pemprov DKI dan meme- nangkan Porta Nigra. Pemprov DKI pun di- haruskan untuk membayar ganti rugi sesuai putusan kasasi pertama. Putusan kasasi pertama tersebut mengharuskan Pemprov DKI membayar ganti rugi materil sebesar Rp291 mi- liar dan ganti rugi inmateril Rp100 miliar kepada Porta Nigra berdasarkan perkara nomor 2971 K/PDT/2010 yang mengabulkan per- mohonan perusahaan ter- sebut. Aset daerah yang men- jadi sengketa dengan Porta Nigra berada di Jakarta Barat, terdiri dari 14 bidang tanah di Kelurahan Meruya Selatan yang luasnya 44 hektare. Di keempat belas bi- dang tanah itu, terdapat empat Sekolah Dasar Ne- geri (SDN), satu kantor ke- lurahan, satu kantor milik Dinas Sosial DKI, satu pus- kesmas, lima fasos-fasum yang menjadi kewajiban pihak developer dan satu tanah kosong eks BPPT Tomang. Hingga saat ini pihak Porta Nigra tidak berhasil dikonfirmasi. Sammy Jakarta, HanTer - Komi- si Pemberantasan Korupsi (KPK) menginsyaratkan ada tersangka baru dalam kasus dugaan tindak pi- dana korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis nomor induk ke- pendudukan atau elektro- nik (e-KTP). “Kalau penyidikan kan tidak perlu diumumkan, mungkin ada (tersangka baru),” ujar Ketua KPK Agus Rahardjo di Jakarta, Kamis (22/9/2016).. KPK baru menetapkan Sugiharto yaitu mantan Direktur Pengelola In- formasi Administrasi Ke- pendudukan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Duk- capil) Kementerian Dalam Negeri sekaligus Pejabat Pembuat Komitmen seba- gai tersangka dalam kasus ini pada 22 April 2014, namun hingga saat ini KPK masih belum menyelesai- kan berkas pemeriksaan Sugiharto maupun me- netapkan tersangka lain dalam kasus tersebut. Agus pun menolak me- nyampaikan tersangka baru kasus tersebut. “Ya nanti kamu ikuti berita selanjut- nyalah,” ujarnya. KPK dalam pekan ini sudah memeriksa dua kali mantan Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatat- an Sipil Kemendagri Irman. “Pemeriksaan hanya menanyakan ada data yang ketinggalan, apa saya tahu atau tidak. Itu saja, ya minta keterangan saja sedikit, me- lengkapi seputar masalah e-KTP,” kata Irman pada Senin (19/9/2016). Namun Irman mengaku tidak tahu penunjukkan konsorsium perusahaan sebagai pelaksana program e-KTP tersebut. “Tidak ada penunjuk- kan, saya kan Dirjen waktu itu sekarang tidak dirjen lagi. Pembentukkan kon- sorsium sudah sesuai pro- sedur,” tambah Irman. Namun Irman mengaku tidak mengetahui adanya kerugian negara karena proyek tersebut. “Saya be- lum tahu itu. Saya tidak melihat adanya kerugian negara. Saya serahkan ke KPK.” ungkap Irman. Sementara mengenai Sugiharto, menurut Irman memang dalam keadaan sakit. “Saya pernah lihat dia (Sugiharto). Sakitnya, tera- khir saya lihat sudah kurus sekali, sakitnya saya tidak terlalu tahu juga, mudah lupa katanya,” tambah Irman. Safari Tersangka Kasus E-KTP Belum Bertambah Jakarta, HanTer - Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) masih menye- lidiki kebenaran video yang menampilkan Wakapolda Lampung Kombes Pol Kris- hna Murti dan anak balita. “Propam masih menyeli- diki,” kata Kadivhumas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar, di Jakarta, Kamis (22/9/2016). Hal ini terkait penyeli- dikan kasus dugaan pengan- iayaan yang dilakukan per- wira menengah itu terhadap seorang wanita. Menurut Boy, sejauh ini Propam sudah menerima kla- rifikasi dari Krishna. Selain itu, wanita yang diduga sebagai korban tindak penganiayaan yakni Alice Wara juga sudah memberikan klarifikasinya mengenai foto dan video yang beredar dari ponsel ke ponsel itu kepada Propam Polri. Kendati demikian, hasil pemeriksaan Propam belum dapat disimpulkan. Alice membantah me- miliki hubungan khusus dengan Krishna. Ia pun me- negaskan soal foto-foto diri- nya dalam kondisi lebam dan diperban tersebut bukanlah akibat penganiayaan. “Itu foto saya, tapi luka itu karena kecelakaan (motor), bukan penganiayaan,” ungkapnya. Danial Propam Polri Dalami Dugaan Perselingkuhan Krishna Murti

Upload: others

Post on 06-Dec-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Edisi: 10497 | Thn. XXXXIII NASIONAL 5 KPK DIMINTA USUT EKSEKUSI LAHAN MERUYA … · 2016. 9. 30. · Meruya Udik Asmat bin Siming. Kasus kepemilikan la-han di Kelurahan Meru-ya Selatan,

Jumat, 23 September 2016Edisi: 10497 | Thn. XXXXIII 5NASIONAL

Agung

Kemenangan PT. Porta Nigra diraih melalui perkara perdata akal-akalan,

tidak punya bukti kuat tapi dimenangkan oleh institusi peradilan yakni Pengadilan

Negeri Jakarta Barat

KPK DIMINTA USUT EKSEKUSI LAHAN MERUYA SELATANKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta mengusut sengketa lahan di Meruya Selatan, Jakarta Barat. Eksekusi Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat mempersilahkan PT. Porta Nigra untuk menguasai seluruh tanah masyarakat Meruya Selatan diduga sarat praktik suap.

GEDUNG PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARATISTIMEWA

Jakarta, HanTer - Man-tan Aktivis Forkot ’98 Agung mengungkapkan se-layaknya KPK menyelidiki terbitnya surat penetapan pelaksanaan eksekusi PN Jakarta Barat.

“Kemenangan PT. Porta Nigra diraih melalui per-kara perdata akal-akalan, tidak punya bukti kuat tapi dimenangkan oleh institusi peradilan yakni Pengadilan Negeri Jakarta Barat,” kata Agung saat dihubungi di Ja-karta, Kamis (22/9/2016).

Agung menerangkan lahan di Meruya Selatan merupakan lahan berserti-fi kat yang diserobot oleh PT Porta Nigra lalu dilegalkan oleh Pengadilan Negeri Ja-karta Barat. Agung heran 31 Maret 2016 lalu PN Jakbar menuruti permintaan PT Porta Nigra untuk melaku-kan eksekusi tanah Meruya Selatan.

“Dalam proses berjala-nya eksekusi tanah warga, PT Porta Nigra patut di duga/dicurigai ada indikasi suap terhadap lembaga peradilan dan institusi pe-merintahan,” terang dia.

Karena Agung menun-tut KPK untuk segera me-meriksa oknum yang terkait beberapa hal.

Pertama, p ihaknya mendesak KPK untuk se-gera memeriksa seluruh Pejabat dilingkungan Peng-adilan Negeri Jakarta Barat.

“Selanjutnya mendesak KPK untuk memeriksa Juru Sita Pengadilan Negeri Ja-karta Barat, yang patut di-curigai menerima suap dari PT. Porta Nigra,” terang dia.

Ketiga, Agung juga mendesak KPK untuk me-meriksa Walikota Jakarta Barat Anas Effendi dan mendesak Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Pur-nama untuk segera menco-pot Walikota Jakarta Barat, Anas Eff endi.

“Karena Anas Effendi hanya diam melihat kese-

wenang- wenangan PT Por-ta Nigra mengambil tanah warga dan kepemimpinan Anas hanya dapat berpang-ku tangan,” ucap dia.

Kemudian Agung juga mendesak KPK untuk me-meriksa Herry Sutanto Direktur Utama PT Porta Nigra, mengawasi seluruh Pejabat Beserta Majelis Ha-kim di lingkungan Penga-dilan Negeri Jakarta Barat, yang sedang menangani Gu-gatan Perlawanan Putusan Eksekusi PT Porta Nigra dan mengingatkan Pengadilan Negeri Jakarta Barat agar tidak tunduk dan patuh ter-hadap PT Porta Nigra.

“Pada akhirnya kami mendesak KPK untuk mem-

bersihkan mafia hukum yang bercokol di Penga-dilan Negeri Jakarta barat dan meminta pengadilan pencabut surat eksekusi atas lahan warga Meruya Selatan,” tandas dia.

Sengketa warga dengan Porta Nigra terjadi sejak tahun 1972. Porta Nigra sudah membebaskan lahan seluas 44 hektare di Meru-ya. Lahan tersebut dijual kepada Pemda dengan su-rat palsu yang dibuat Lurah Meruya Udik Asmat bin Siming.

Kasus kepemilikan la-

han di Kelurahan Meru-ya Selatan, Jakarta Barat, telah dilakukan dua kali kasasi ke MA. Kasasi yang pertama dimenangkan oleh Porta Nigra, sedangkan kasasi kedua dimenangkan Pemprov DKI.

Pemprov DKI akan mengajukan peninjauan kembali kepada MA untuk menggugurkan putusan MA pada kasasi pertama. Namun, MA menolak pe-ninjauan kembali kepada Pemprov DKI dan meme-nangkan Porta Nigra.

Pemprov DKI pun di-

haruskan untuk membayar ganti rugi sesuai putusan kasasi pertama. Putusan kasasi pertama tersebut mengharuskan Pemprov DKI membayar ganti rugi materil sebesar Rp291 mi-liar dan ganti rugi inmateril Rp100 miliar kepada Porta Nigra berdasarkan perkara nomor 2971 K/PDT/2010 yang mengabulkan per-mohonan perusahaan ter-sebut.

Aset daerah yang men-jadi sengketa dengan Porta Nigra berada di Jakarta Barat, terdiri dari 14 bidang

tanah di Kelurahan Meruya Selatan yang luasnya 44 hektare.

Di keempat belas bi-dang tanah itu, terdapat empat Sekolah Dasar Ne-geri (SDN), satu kantor ke-lurahan, satu kantor milik Dinas Sosial DKI, satu pus-kesmas, lima fasos-fasum yang menjadi kewajiban pihak developer dan satu tanah kosong eks BPPT Tomang.

Hingga saat ini pihak Porta Nigra tidak berhasil dikonfi rmasi.

Sammy

Jakarta, HanTer - Komi-si Pemberantasan Korupsi (KPK) menginsyaratkan ada tersangka baru dalam kasus dugaan tindak pi-dana korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis nomor induk ke-pendudukan atau elektro-nik (e-KTP).

“Kalau penyidikan kan tidak perlu diumumkan, mungkin ada (tersangka baru),” ujar Ketua KPK Agus Rahardjo di Jakarta, Kamis (22/9/2016)..

KPK baru menetapkan Sugiharto yaitu mantan Direktur Pengelola In-formasi Administrasi Ke-pendudukan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Duk-capil) Kementerian Dalam Negeri sekaligus Pejabat Pembuat Komitmen seba-gai tersangka dalam kasus ini pada 22 April 2014, namun hingga saat ini KPK masih belum menyelesai-kan berkas pemeriksaan Sugiharto maupun me-netapkan tersangka lain dalam kasus tersebut.

Agus pun menolak me-nyampaikan tersangka baru kasus tersebut. “Ya nanti kamu ikuti berita selanjut-nyalah,” ujarnya.

KPK dalam pekan ini sudah memeriksa dua kali mantan Direktur Jenderal

Kependudukan dan Pencatat-an Sipil Kemendagri Irman.

“Pemeriksaan hanya menanyakan ada data yang ketinggalan, apa saya tahu atau tidak. Itu saja, ya minta keterangan saja sedikit, me-lengkapi seputar masalah e-KTP,” kata Irman pada Senin (19/9/2016).

Namun Irman mengaku tidak tahu penunjukkan konsorsium perusahaan sebagai pelaksana program e-KTP tersebut.

“Tidak ada penunjuk-kan, saya kan Dirjen waktu itu sekarang tidak dirjen lagi. Pembentukkan kon-sorsium sudah sesuai pro-

sedur,” tambah Irman.Namun Irman mengaku

tidak mengetahui adanya kerugian negara karena proyek tersebut. “Saya be-lum tahu itu. Saya tidak melihat adanya kerugian negara. Saya serahkan ke KPK.” ungkap Irman.

Sementara mengenai Sugiharto, menurut Irman memang dalam keadaan sakit.

“Saya pernah lihat dia (Sugiharto). Sakitnya, tera-khir saya lihat sudah kurus sekali, sakitnya saya tidak terlalu tahu juga, mudah lupa katanya,” tambah Irman.

Safari

Tersangka Kasus E-KTP Belum Bertambah

Jakarta, HanTer - Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) masih menye-lidiki kebenaran video yang menampilkan Wakapolda Lampung Kombes Pol Kris-hna Murti dan anak balita.

“Propam masih menyeli-diki,” kata Kadivhumas Polri Irjen Pol Boy Rafl i Amar, di Jakarta, Kamis (22/9/2016).

Hal ini terkait penyeli-dikan kasus dugaan pengan-iayaan yang dilakukan per-wira menengah itu terhadap seorang wanita.

Menurut Boy, sejauh ini Propam sudah menerima kla-rifi kasi dari Krishna. Selain itu, wanita yang diduga sebagai korban tindak penganiayaan yakni Alice Wara juga sudah memberikan klarifikasinya mengenai foto dan video yang

beredar dari ponsel ke ponsel itu kepada Propam Polri.

Kendati demikian, hasil pemeriksaan Propam belum dapat disimpulkan.

Alice membantah me-miliki hubungan khusus dengan Krishna. Ia pun me-

negaskan soal foto-foto diri-nya dalam kondisi lebam dan diperban tersebut bukanlah akibat penganiayaan. “Itu foto saya, tapi luka itu karena kecelakaan (motor), bukan penganiayaan,” ungkapnya.

Danial

Propam Polri Dalami DugaanPerselingkuhan Krishna Murti