ed kdpplk syariah - direktori file...

45
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS 1—ED KDPPLKS Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 PENDAHULUAN Tujuan dan Peranan 1. Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi: (a) penyusun standar akuntansi keuangan syariah, dalam pelaksanaan tugasnya; (b) penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi syariah yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan syariah; (c) auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum; dan (d) para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan syariah. 2. Pengertian transaksi syariah yang dimaksud dalam kerangka dasar ini adalah transaksi yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah. 3. Kerangka dasar ini bukan standar akuntansi keuangan dan karenanya tidak mendefinisikan standar untuk permasalahan pengukuran atau pengungkapan tertentu. 4. Revisi kerangka dasar ini akan dilakukan dari waktu ke waktu sesuai dengan pengalaman badan penyusun standar akuntansi keuangan syariah dalam penggunaan kerangka dasar tersebut. Ruang Lingkup 5. Kerangka dasar ini membahas: (a) tujuan laporan keuangan; (b) karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM 1

Upload: vandiep

Post on 21-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

1—ED KDPPLKSHak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

PENDAHULUAN

Tujuan dan Peranan

1. Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasaripenyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi parapenggunanya. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakansebagai acuan bagi:(a) penyusun standar akuntansi keuangan syariah, dalam

pelaksanaan tugasnya;(b) penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah

akuntansi syariah yang belum diatur dalam standarakuntansi keuangan syariah;

(c) auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakahlaporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansisyariah yang berlaku umum; dan

(d) para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkaninformasi yang disajikan dalam laporan keuangan yangdisusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan syariah.

2. Pengertian transaksi syariah yang dimaksud dalamkerangka dasar ini adalah transaksi yang dilakukan berdasarkanprinsip syariah.

3. Kerangka dasar ini bukan standar akuntansi keuangandan karenanya tidak mendefinisikan standar untuk permasalahanpengukuran atau pengungkapan tertentu.

4. Revisi kerangka dasar ini akan dilakukan dari waktuke waktu sesuai dengan pengalaman badan penyusun standarakuntansi keuangan syariah dalam penggunaan kerangka dasartersebut.

Ruang Lingkup

5. Kerangka dasar ini membahas:(a) tujuan laporan keuangan;(b) karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM1

Page 2: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

2—ED KDPPLKS Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

dalam laporan keuangan; dan(c) definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur yang

membentuk laporan keuangan.

6. Kerangka dasar ini membahas laporan keuangan untuktujuan umum (general purpose financial statements, yangselanjutnya hanya disebut “laporan keuangan”), termasuklaporan keuangan konsolidasi. Laporan keuangan disusun dandisajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhikebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa di antara pemakaiini memerlukan dan berhak untuk memperoleh informasitambahan di samping yang tercakup dalam laporan keuangan.Namun demikian, banyak pemakai sangat tergantung padalaporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangandan karena itu laporan keuangan tersebut seharusnya disusundan disajikan dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka.Laporan keuangan dengan tujuan khusus seperti prospektus,dan perhitungan yang dilakukan untuk tujuan perpajakan tidaktermasuk dalam kerangka dasar ini.

7. Laporan keuangan merupakan bagian dari prosespelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap meliputilaporan keuangan atas kegiatan komersial dan atau sosial.Laporan keuangan kegiatan komersial meliputi neraca, laporanlaba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapatdisajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya, sebagai laporanarus kas, atau laporan perubahan ekuitas), laporan perubahandana investasi terikat, catatan dan laporan lain serta materipenjelasan yang merupakan bagian integral dari laporankeuangan. Laporan keuangan atas kegiatan sosial meliputilaporan sumber dan penggunaan dana zakat, dan laporan sumberdan penggunaan dana kebajikan. Di samping itu juga termasuk,skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporantersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dangeografis.

8. Kerangka dasar ini berlaku untuk semua jenis transaksisyariah yang dilaporkan dalam laporan keuangan entitas syariah

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM2

Page 3: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

3—ED KDPPLKSHak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

maupun entitas konvensional, baik sektor publik maupun sektorswasta. Entitas syariah pelapor adalah entitas syariah yanglaporan keuangannya digunakan oleh pemakai yangmengandalkan laporan keuangan tersebut sebagai sumber utamainformasi keuangan entitas syariah.

Pemakai dan Kebutuhan Informasi

9. Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarangdan investor potensial; pemilik dana qardh; pemilik danainvestasi mudharabah; pemilik dana titipan; pembayar danpenerima zakat, infak, sedekah dan wakaf; pengawas syariah;karyawan; pemasok dan mitra usaha lainnya; pelanggan;pemerintah serta lembaga-lembaganya; dan masyarakat.Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhibeberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapakebutuhan ini meliputi:(a) Investor. Investor dan penasehat berkepentingan dengan

risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasiyang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasiuntuk membantu menentukan apakah harus membeli,menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegangsaham juga tertarik pada informasi yang memungkinkanmereka untuk menilai kemampuan entitas syariah untukmembayar dividen.

(b) Pemberi dana qardh. Pemberi dana qardh tertarikdengan informasi keuangan yang memungkinkan merekauntuk memutuskan apakah dana qardh dapat dibayar padasaat jatuh tempo.

(c) Pemilik dana syirkah temporer. Pemilik dana syirkahtemporer yang berkepentingan akan informasi keuanganyang memungkinkan mereka untuk mengambil keputusaninvestasi dengan tingkat keuntungan yang bersaing danaman.

(d) Pemilik dana titipan. Pemilik dana titipan tertarik denganinformasi keuangan yang memungkinkan mereka untukmemutuskan apakah dana titipan dapat diambil setiap saat.

(e) Pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah dan

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM3

Page 4: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

4—ED KDPPLKS Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

wakaf. Pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah danwakaf, serta mereka yang berkepentingan akan informasimengenai sumber dan penyaluran dana tersebut.

(f) Pengawas syariah. Pengawas syariah yang berkepenting-an dengan informasi tentang kepatuhan pengelola bankakan prinsip syariah.

(g) Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yangmewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitasdan profitabilitas entitas syariah. Mereka juga tertarikdengan informasi yang memungkinkan mereka untukmenilai kemampuan entitas syariah dalam memberikanbalas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.

(h) Pemasok dan mitra usaha lainnya. Pemasok dan mitrausaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkin-kan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yangterhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Mitra usahaberkepentingan pada entitas syariah dalam tenggang waktuyang lebih pendek daripada pemberi pinjaman qardh kecualikalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung padakelangsungan hidup entitas syariah.

(i) Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan infor-masi mengenai kelangsungan hidup entitas syariah,terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangkapanjang dengan, atau tergantung pada, entitas syariah.

(j) Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yangberada di bawah kekuasaannya berkepentingan denganalokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan denganaktivitas entitas syariah. Mereka juga membutuhkaninformasi untuk mengatur aktivitas entitas syariah,menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untukmenyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

(k) Masyarakat. Entitas syariah mempengaruhi anggotamasyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, entitas syariahdapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomiannasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan danperlindungan kepada penanam modal domestik. Laporankeuangan dapat membantu masyarakat dengan menyedia-kan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM4

Page 5: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

5—ED KDPPLKSHak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

terakhir kemakmuran entitas syariah serta rangkaianaktivitasnya.

10. Informasi yang disajikan dalam laporan keuanganbersifat umum. Dengan demikian tidak sepenuhnya dapatmemenuhi kebutuhan informasi setiap pemakai. Berhubung parainvestor saham dan pemilik dana syirkah temporer merupakanpenanam modal/dana berisiko ke entitas syariah, makaketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan merekajuga akan memenuhi sebagian besar kebutuhan pemakai lain.

11. Manajemen entitas syariah memikul tanggung jawabutama dalam penyusunan dan penyajian laporan keuanganentitas syariah. Manajemen juga berkepentingan denganinformasi yang disajikan dalam laporan keuangan meskipunmemiliki akses terhadap informasi manajemen dan keuangantambahan yang membantu dalam melaksanakan tanggung jawabperencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.Manajemen memiliki kemampuan untuk menentukan bentukdan isi informasi tambahan tersebut untuk memenuhikebutuhannya sendiri. Namun demikian, pelaporan informasisemacam itu berada di luar ruang lingkup kerangka dasar ini.Bagaimanapun juga, laporan keuangan yang diterbitkandidasarkan pada informasi yang digunakan manajemen tentangposisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan.

Paradigma Transaksi Syariah

12. Transaksi syariah berlandaskan pada paradigma dasarbahwa alam semesta dicipta oleh Tuhan sebagai amanah(kepercayaan ilahi) dan sarana kebahagiaan hidup bagi seluruhumat manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secaramaterial dan spiritual (al-falah).

13. Paradigma dasar ini menekankan setiap aktivitas umatmanusia memiliki akuntabilitas dan nilai illahiah yangmenempatkan perangkat syariah dan akhlak sebagai parameterbaik dan buruk, benar dan salahnya aktivitas usaha. Paradigma

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM5

Page 6: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

6—ED KDPPLKS Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

ini akan membentuk integritas yang membantu terbentuknyakarakter tata kelola yang baik (good governance) dan disiplinpasar (market discipline) yang baik.

14. Syariah merupakan ketentuan hukum Islam yangmengatur aktivitas umat manusia yang berisi perintah danlarangan, baik yang menyangkut hubungan interaksi vertikaldengan Tuhan maupun interaksi horisontal dengan sesamamakhluk. Prinsip syariah yang berlaku umum dalam kegiatanmuamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagisemua pelaku dan stakeholder entitas yang melakukan transaksisyariah. Akhlak merupakan norma dan etika yang berisi nilai-nilai moral dalam interaksi sesama makhluk agar hubungantersebut menjadi saling menguntungkan, sinergis dan harmonis.

Asas Transaksi Syariah

15. Transaksi syariah berasaskan pada prinsip:(a) persaudaraan (ukhuwah);(b) keadilan (‘adalah);(c) kemaslahatan (maslahah);(d) keseimbangan (tawazun); dan(e) universalisme (syumuliyah).

16. Prinsip persaudaraan (ukhuwah) esensinya merupa-kan nilai universal yang menata interaksi sosial dan harmonisasikepentingan para pihak untuk kemanfaatan secara umumdengan semangat saling tolong menolong. Transaksi syariahmenjunjung tinggi nilai kebersamaan dalam memperolehmanfaat (sharing economics) sehingga seseorang tidak bolehmendapat keuntungan di atas kerugian orang lain. Ukhuwahdalam transaksi syariah berdasarkan prinsip saling mengenal(ta’aruf), saling memahami (tafahum), saling menolong(ta’awun), saling menjamin (takaful), saling bersinergi danberaliansi (tahaluf).

17. Prinsip keadilan (‘adalah) esensinya menempatkansesuatu hanya pada tempatnya dan memberikan sesuatu hanya

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM6

Page 7: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

7—ED KDPPLKSHak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

pada yang berhak serta memperlakukan sesuatu sesuaiposisinya. Implementasi keadilan dalam kegiatan usaha berupaaturan prinsip muamalah yang melarang adanya unsur:(a) riba (unsur bunga dalam segala bentuk dan jenisnya, baik

riba nasiah maupun fadhl);(b) kezaliman (unsur yang merugikan diri sendiri, orang lain,

maupun lingkungan);(c) maysir (unsur judi dan sikap spekulatif);(d) gharar (unsur ketidakjelasan); dan(e) haram (unsur haram baik dalam barang maupun jasa serta

aktivitas operasional yang terkait).

18. Esensi riba adalah setiap tambahan pada pokok piutangyang dipersyaratkan dalam transaksi pinjam-meminjam sertaderivasinya dan transaksi tidak tunai lainnya, dan setiaptambahan yang dipersyaratkan dalam transaksi pertukaran antarbarang-barang ribawi termasuk pertukaran uang (money ex-change) yang sejenis secara tunai maupun tangguh dan yangtidak sejenis secara tidak tunai.

19. Esensi kezaliman (dzulm) adalah menempatkan sesuatutidak pada tempatnya, memberikan sesuatu tidak sesuai ukuran,kualitas dan temponya, mengambil sesuatu yang bukan haknyadan memperlakukan sesuatu tidak sesuai posisinya. Kezalimandapat menimbulkan kemudharatan bagi masyarakat secarakeseluruhan, bukan hanya sebagian; atau membawakemudharatan bagi salah satu pihak atau pihak-pihak yangmelakukan transaksi.

20. Esensi maysir adalah setiap transaksi yang bersifatspekulatif dan tidak berkaitan dengan produktivitas serta bersifatperjudian (gambling).

21. Esensi gharar adalah setiap transaksi yang berpotensimerugikan salah satu pihak karena mengandung unsurketidakjelasan, manipulasi dan eksploitasi informasi serta tidakadanya kepastian pelaksanaan akad. Bentuk-bentuk ghararantara lain:

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM7

Page 8: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

8—ED KDPPLKS Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

(a) tidak adanya kepastian penjual untuk menyerahkan obyekakad pada waktu terjadi akad, baik obyek akad itu sudahada maupun belum ada;

(b) menjual sesuatu yang belum berada di bawah penguasaanpenjual;

(c) tidak adanya kepastian kriteria kualitas dan kuantitasbarang/jasa;

(d) tidak adanya kepastian jumlah harga yang harus dibayardan alat pembayaran;

(e) tidak adanya ketegasan jenis dan obyek akad;(f) kondisi obyek akad tidak dapat dijamin kesesuaiannya

dengan yang ditentukan dalam transaksi;(g) adanya unsur eksploitasi salah satu pihak karena informasi

yang kurang atau dimanipulasi dan ketidaktahuan atauketidakpahaman yang ditransaksikan.

22. Esensi haram adalah segala unsur yang dilarang secarategas dalam Al Quran dan As Sunah.

23. Prinsip kemaslahatan (mashlahah) esensinya merupa-kan segala bentuk kebaikan dan manfaat yang berdimensiduniawi dan ukhrawi, material dan spiritual, serta individual dankolektif. Kemaslahatan yang diakui harus memenuhi dua unsuryakni kepatuhan syariah (halal) serta bermanfaat danmembawa kebaikan (thayib) dalam semua aspek secarakeseluruhan yang tidak menimbulkan kemudharatan. Transaksisyariah yang dianggap bermaslahat harus memenuhi secarakeseluruhan unsur-unsur yang menjadi tujuan ketetapan syariah(maqasid syariah) yaitu berupa pemeliharaan terhadap:(a) akidah, keimanan dan ketakwaan (dien);(b) intelek (‘aql);(c) keturunan (nasl);(d) jiwa dan keselamatan (nafs); dan(e) harta benda (mal).

24. Prinsip keseimbangan (tawazun) esensinya meliputikeseimbangan aspek material dan spiritual, aspek privat danpublik, sektor keuangan dan sektor riil, bisnis dan sosial, dan

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM8

Page 9: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

9—ED KDPPLKSHak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

keseimbangan aspek pemanfaatan dan pelestarian. Transaksisyariah tidak hanya menekankan pada maksimalisasikeuntungan perusahaan semata untuk kepentingan pemilik(shareholder). Sehingga manfaat yang didapatkan tidak hanyadifokuskan pada pemegang saham, akan tetapi pada semuapihak yang dapat merasakan manfaat adanya suatu kegiatanekonomi.

25. Prinsip universalisme (syumuliyah) esensinya dapatdilakukan oleh, dengan, dan untuk semua pihak yangberkepentingan (stakeholder) tanpa membedakan suku, agama,ras dan golongan, sesuai dengan semangat kerahmatan semesta(rahmatan lil alamin).

26. Transaksi syariah terikat dengan nilai-nilai etis meliputiaktivitas sektor keuangan dan sektor riil yang dilakukan secarakoheren tanpa dikotomi sehingga keberadaan dan nilai uangmerupakan cerminan aktivitas investasi dan perdagangan.

Karakteristik Transaksi Syariah

27. Implementasi transaksi yang sesuai dengan paradigmadan azas transaksi syariah harus memenuhi karakteristik danpersyaratan sebagai berikut:(a) transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham

dan saling ridha;(b) prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya

halal dan baik (thayib);(c) uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan

pengukur nilai, bukan sebagai komoditas;(d) tidak mengandung unsur riba;(e) tidak mengandung unsur kezaliman;(f) tidak mengandung unsur maysir;(g) tidak mengandung unsur gharar;(h) tidak mengandung unsur haram;(i) tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value

of money) karena keuntungan yang didapat dalam kegiatanusaha terkait dengan risiko yang melekat pada kegiatan

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM9

Page 10: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

10—ED KDPPLKS Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

usaha tersebut sesuai dengan prinsip al-ghunmu bil ghurmi(no gain without accompanying risk);

(j) transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelasdan benar serta untuk keuntungan semua pihak tanpamerugikan pihak lain sehingga tidak diperkenankanmenggunakan standar ganda harga untuk satu akad sertatidak menggunakan dua transaksi bersamaan yangberkaitan (ta’alluq) dalam satu akad;

(k) tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan(najasy), maupun melalui rekayasa penawaran (ihtikar);dan

(l) tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap(risywah).

28. Transaksi syariah dapat berupa aktivitas bisnis yangbersifat komersial maupun aktivitas sosial yang bersifatnonkomersial. Transaksi syariah komersial dilakukan antara lainberupa: investasi untuk mendapatkan bagi hasil; jual beli baranguntuk mendapatkan laba; dan atau pemberian layanan jasauntuk mendapatkan imbalan.

29. Transaksi syariah nonkomersial dilakukan antara lainberupa: pemberian dana pinjaman atau talangan (qardh);penghimpunan dan penyaluran dana sosial seperti zakat, infak,sedekah, wakaf dan hibah.

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

30. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakaninformasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja sertaperubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yangbermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilankeputusan ekonomi. Disamping itu, tujuan lainnya adalah:(a) meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam

semua transaksi dan kegiatan usaha;(b) informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip

syariah, serta informasi aset, kewajiban, pendapatan dan

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM10

Page 11: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

11—ED KDPPLKSHak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah bila adadan bagaimana perolehan dan penggunaannya;

(c) informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhantanggung jawab entitas syariah terhadap amanah dalammengaman-kan dana, menginvestasikannya pada tingkatkeuntungan yang layak; dan

(d) informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yangdiperoleh penanam modal dan pemilik dana syirkahtemporer; dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban(obligation) fungsi sosial entitas syariah, termasukpengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah, danwakaf.

31. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan inimemenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namundemikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasiyang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilankeputusan ekonomi karena secara umum menggambarkanpengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidakdiwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.

32. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telahdilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawabanmanajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan ataupertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar merekadapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mungkinmencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjualinvestasi mereka dalam entitas syariah atau keputusan untukmengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Posisi Keuangan, Kinerja, dan Perubahan PosisiKeuangan

33. Keputusan ekonomi yang diambil pemakai laporankeuangan memerlukan evaluasi atas kemampuan entitas syariahdalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu sertakepastian dari hasil tersebut. Kemampuan ini akhirnya

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM11

Page 12: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

12—ED KDPPLKS Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

menentukan, misalnya, kemampuan pembayaran kepada parakaryawan dan para pemasok, pembayaran kewajiban danpembagian penghasilan kepada para pemilik. Para pemakaidapat mengevaluasi kemampuan entitas syariah dalammenghasilkan kas (dan setara kas) dengan lebih baik kalaumereka mendapat informasi yang difokuskan pada posisikeuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan entitassyariah.

34. Posisi keuangan entitas syariah dipengaruhi oleh sumberdaya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dansolvabilitas, serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahanlingkungan. Informasi sumber daya ekonomi yang dikendalikandan kemampuan entitas syariah dalam memodifikasi sumberdaya ini di masa lalu berguna untuk memprediksi kemampuanentitas syariah dalam menghasilkan kas (dan setara kas) di masadepan. Informasi struktur keuangan berguna untuk memprediksikebutuhan pinjaman di masa depan dan bagaimana penghasilanbersih (laba) dan arus kas di masa depan akan didistribusikankepada mereka yang memiliki hak di dalam entitas syariah;informasi tersebut juga berguna untuk memprediksi seberapajauh entitas syariah akan berhasil meningkatkan lebih lanjutsumber keuangannya. Informasi likuiditas dan solvabilitasberguna untuk memprediksi kemampuan entitas syariah dalampemenuhan komitmen keuangannya pada saat jatuh tempo.Likuiditas merupakan ketersediaan kas jangka pendek di masadepan setelah memperhitungkan komitmen yang ada. Solvabilitasmerupakan ketersediaan kas jangka panjang untuk memenuhikomitmen pada saat jatuh tempo.

35. Informasi kinerja entitas syariah, terutama profitabilitas,diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber dayaekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasifluktuasi kinerja adalah penting dalam hubungan ini. Informasikinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas entitas syariahdalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada.Disamping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusanpertimbangan tentang efektivitas entitas syariah dalam

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM12

Page 13: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

13—ED KDPPLKSHak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

memanfaatkan tambahan sumber daya.

36. Informasi perubahan posisi keuangan entitas syariahbermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan danoperasi selama periode pelaporan. Informasi ini berguna bagipemakai sebagai dasar untuk menilai kemampuan entitas syariahdalam menghasilkan kas (dan setara kas) serta kebutuhanentitas syariah untuk memanfaatkan arus kas tersebut. Dalampenyusunan laporan perubahan posisi keuangan, dana dapatdidefinisikan dalam berbagai cara, seperti, seluruh sumber dayakeuangan, modal kerja, aktiva likuid atau kas. Kerangka dasarini tidak mendefinisikan dana secara spesifik.

37. Informasi posisi keuangan terutama disediakan dalamneraca. Informasi kinerja terutama disediakan dalam laporanlaba rugi. Dalam laporan keuangan, informasi perubahan posisikeuangan dan laporan yang menjelaskan pemenuhan fungsisosial entitas syariah disajikan dalam laporan tersendiri.

38. Informasi lain yang tidak diatur secara khusus tetapirelevan bagi pengambilan keputusan sebagian besar penggunalaporan keuangan hendaknya disajikan dalam laporan keuangan.

39. Komponen-komponen laporan keuangan saling terkaitkarena mencerminkan aspek-aspek yang berbeda dari transaksitransaksi atau peristiwa lain yang sama. Meskipun setiap laporanmenyediakan informasi yang berbeda satu sama lain, tidak adayang hanya dimaksudkan untuk memenuhi tujuan tunggal ataumenyediakan semua informasi yang diperlukan untuk memenuhikebutuhan khusus pemakai. Misalnya, laporan laba rugimenyediakan gambaran yang tidak lengkap tentang kinerjakecuali kalau digunakan dalam hubungannya dengan neracadan laporan arus kas.

Catatan dan Skedul Tambahan

40. Laporan keuangan juga menampung catatan dan skedultambahan serta informasi lainnya. Misalnya, laporan tersebut

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM13

Page 14: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

14—ED KDPPLKS Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

mungkin menampung informasi tambahan yang relevan dengankebutuhan pemakai neraca dan laporan laba rugi. Mungkin pulamencakupi pengungkapan tentang risiko dan ketidakpastianyang mempengaruhi entitas syariah dan setiap sumber dayadan kewajiban (obligation) yang tidak dicantumkan dalamneraca (seperti cadangan mineral). Informasi segmen-segmenindustri dan geografi serta pengaruhnya pada entitas syariahakibat perubahan harga dapat juga disediakan dalam bentukinformasi tambahan.

ASUMSI DASAR

Dasar Akrual

41. Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusunatas dasar akrual. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi danperistiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saatkas atau setara kas diterima atau dibayar) dan diungkapkandalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporankeuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan keuanganyang disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepadapemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkanpenerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajibanpembayaran kas di masa depan serta sumber daya yangmerepresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Olehkarena itu, laporan keuangan menyediakan jenis informasitransaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling bergunabagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

42. Penghitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasilusaha menggunakan dasar kas. Dalam hal prinsip pembagianhasil usaha berdasarkan bagi hasil, pendapatan atau hasil yangdimaksud adalah keuntungan bruto (gross profit).

Kelangsungan Usaha

43. Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsikelangsungan usaha entitas syariah dan akan melanjutkan

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM14

Page 15: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

15—ED KDPPLKSHak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

usahanya di masa depan. Karena itu, entitas syariah diasumsikantidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangisecara material skala usahanya. Jika maksud atau keinginantersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun dengandasar yang berbeda dan dasar yang digunakan harusdiungkapkan.

KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORANKEUANGAN

44. Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yangmembuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagipemakai. Terdapat empat karateristik kualitatif pokok yaitu:dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan.

Dapat Dipahami

45. Kualitas penting informasi yang ditampung dalamlaporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapatdipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikanmemiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomidan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajariinformasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian,informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporankeuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasarpertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapatdipahami oleh pemakai tertentu.

Relevan

46. Agar bermanfaat, informasi harus relevan untukmemenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilankeputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapatmempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantumereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masadepan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi merekadi masa lalu.

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM15

Page 16: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

16—ED KDPPLKS Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

47. Peran informasi dalam peramalan (predictive) danpenegasan (confirmatory) berkaitan satu sama lain. Misalnya,informasi struktur dan besarnya aset-aset yang dimilikibermanfaat bagi pemakai ketika mereka berusaha meramalkankemampuan entitas syariah dalam memanfaatkan peluang danbereaksi terhadap situasi yang merugikan. Informasi yang samajuga berperan dalam memberikan penegasan (confirmatoryrole) terhadap prediksi yang lalu, misalnya, tentang bagaimanastruktur keuangan entitas syariah diharapkan tersusun atautentang hasil dari operasi yang direncanakan.

48. Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa laluseringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisikeuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsungmenarik perhatian pemakai, seperti pembayaran dividen danupah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan entitassyariah untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak perlu harus dalambentuk ramalan eksplisit. Namun demikian, kemampuan laporankeuangan untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan denganmenampilkan informasi tentang transaksi dan peristiwa masalalu. Misalnya, nilai prediktif laporan laba rugi dapat ditingkatkankalau pos-pos penghasilan atau beban yang tidak biasa, abnor-mal dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah.

Materialitas

49. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat danmaterialitasnya. Dalam beberapa kasus, hakekat informasi sajasudah cukup untuk menentukan relevansinya. Misalnya,pelaporan suatu segmen baru dapat mempengaruhi penilaianrisiko dan peluang yang dihadapi entitas syariah tanpamempertimbangkan materialitas dari hasil yang dicapai segmenbaru tersebut dalam periode pelaporan. Dalam kasus lain, baikhakekat maupun materialitas dipandang penting, misalnyajumlah serta kategori persediaan yang sesuai dengan kebutuhanentitas syariah.

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM16

Page 17: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

17—ED KDPPLKSHak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

50. Informasi dipandang material kalau kelalaian untukmencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasitersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yangdiambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantungpada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengansituasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission)atau kesalahan dalam mencatat (misstatement). Karenanya,materialitas lebih merupakan suatu ambang batas atau titikpemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harusdimiliki agar informasi dipandang berguna.

51. Dalam hal bagi hasil, dasar yang dibagihasilkan harusmencerminkan jumlah yang sebenarnya tanpa mempertimbang-kan pelaksanaan konsep materialitas.

Keandalan

52. Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable).Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yangmenyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkanpemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithfulrepresentation) dari yang seharusnya disajikan atau yangsecara wajar diharapkan dapat disajikan.

53. Informasi mungkin relevan tetapi jika hakekat ataupenyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaaninformasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.Misalnya, jika keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugiandalam suatu tindakan hukum masih dipersengketakan, mungkintidak tepat bagi entitas syariah untuk mengakui jumlah seluruhtuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat untukmengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut.

Penyajian Jujur

54. Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambar-kan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yangseharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM17

Page 18: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

18—ED KDPPLKS Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

untuk disajikan. Jadi, misalnya, neraca harus menggambarkandengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya dalam bentuk aset,kewajiban, dana syirkah temporer, dan ekuitas entitas syariahpada tanggal pelaporan yang memenuhi kriteria pengakuan.

55. Informasi keuangan pada umumnya tidak luput daririsiko penyajian yang dianggap kurang jujur dari apa yangseharusnya digambarkan. Hal tersebut bukan disebabkan karenakesengajaan untuk menyesatkan, tetapi lebih merupakankesulitan yang melekat dalam mengidentifikasikan transaksi sertaperistiwa lainnya yang dilaporkan, atau dalam menyusun ataumenerapkan ukuran dan teknik penyajian yang sesuai denganmakna transaksi dan peristiwa tersebut. Dalam kasus tertentu,pengukuran dampak keuangan dari suatu pos sangat tidak pastisehingga entitas syariah pada umumnya tidak mengakuinyadalam laporan keuangan. Misalnya, meskipun dalam kegiatanusahanya entitas syariah dapat menghasilkan goodwill, tetapilazimnya sulit untuk mengidentifikasi atau mengukur goodwillsecara andal. Namun, dalam kasus lain, pengakuan suatu postertentu tetap dianggap relevan dengan mengungkapkan risikokesalahan sehubungan dengan pengakuan dan pengukurannya.

Substansi Mengungguli Bentuk

56. Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan denganjujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan,maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengansubstansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentukhukumnya. Substansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalukonsisten dengan apa yang tampak dari bentuk hukum.Substansi transaksi tersebut harus mengacu kepada substansitransaksi sesuai prinsip syariah dan dalam kondisi tertentu,prinsip syariah menentukan substansi ekonomi dalam transaksisyariah. Contohnya ijarah dengan hak opsi untuk pengalihankepemilikan aset ijarah kepada penyewa (ijarah muntahiyahbittamlik) secara substansi ekonomi aset ijarah tidak diakuisebagai aset oleh penyewa.

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM18

Page 19: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

19—ED KDPPLKSHak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

Netralitas

57. Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umumpemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginanpihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikaninformasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara haltersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentinganyang berlawanan.

Pertimbangan Sehat

58. Penyusun laporan keuangan adakalanya menghadapiketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu, sepertiketertagihan piutang yang diragukan, prakiraan masa manfaatpabrik serta peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yangmungkin timbul. Ketidakpastian semacam itu diakui denganmengungkapkan hakekat serta tingkatnya dan dengan meng-gunakan pertimbangan sehat (prudence) dalam penyusunanlaporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsurkehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisiketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak dinyatakanterlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalurendah. Namun demikian penggunaan pertimbangan sehat tidakmemperkenankan, misalnya, pembentukan cadangantersembunyi atau penyisihan (provision) berlebihan, dan sengajamenetapkan aset atau penghasilan yang lebih rendah ataupencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi, sehinggalaporan keuangan menjadi tak netral, dan karena itu, tidakmemiliki kualitas andal.

Kelengkapan

59. Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporankeuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan (omission)mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkandan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjaudari segi relevansi.

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM19

Page 20: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

20—ED KDPPLKS Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

Dapat Dibandingkan

60. Pemakai harus dapat memperbandingkan laporankeuangan entitas syariah antar periode untuk mengidentifikasikecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakaijuga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antarentitas syariah untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja sertaperubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu,pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi danperistiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsistenuntuk entitas syariah tersebut, antar periode entitas syariah yangsama, untuk entitas syariah yang berbeda, maupun denganentitas lain.

61. Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapatdiperbandingkan adalah bahwa pemakai harus mendapatinformasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalampenyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan sertapengaruh perubahan tersebut. Para pemakai harus dimungkinkanuntuk dapat mengidentifikasi perbedaan kebijakan akuntansi yangdiberlakukan untuk transaksi serta peristiwa lain yang samadalam sebuah entitas syariah dari satu periode ke periode dandalam entitas syariah yang berbeda. Ketaatan pada standarakuntansi keuangan syariah, termasuk pengungkapan kebijakanakuntansi yang digunakan oleh entitas syariah, membantupencapaian daya banding.

62. Kebutuhan terhadap daya banding jangan dikacaukandengan keseragaman semata-mata dan tidak seharusnyamenjadi hambatan dalam memperkenalkan standar akuntansikeuangan syariah yang lebih baik. Entitas syariah tidak perlumeneruskan kebijakan akuntansi yang tidak lagi selaras dengankarakteristik kualitatif relevansi dan keandalan. Entitas syariahjuga tidak perlu mempertahankan suatu kebijakan akuntansikalau ada alternatif lain yang lebih relevan dan lebih andal.

63. Berhubung pemakai ingin membandingkan posisikeuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan antar periode,

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM20

Page 21: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

21—ED KDPPLKSHak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

maka entitas syariah perlu menyajikan informasi periodesebelumnya dalam laporan keuangan.

Kendala Informasi yang Relevan dan Andal

Tepat Waktu

64. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalampelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilanganrelevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkanmanfaat relatif antara pelaporan tepat waktu dan ketentuaninformasi andal. Untuk menyediakan informasi tepat waktu,seringkali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksiatau peristiwa lainnya diketahui, sehingga mengurangi keandalaninformasi. Sebaliknya, jika pelaporan ditunda sampai seluruhaspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat andaltetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan. Dalamusaha mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan,kebutuhan pengambil keputusan merupakan pertimbangan yangmenentukan.

Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat

65. Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebihmerupakan suatu kendala yang dapat terjadi (pervasive)daripada suatu karakteristik kualitatif. Manfaat yang dihasilkaninformasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Namundemikian, secara substansi evaluasi biaya dan manfaatmerupakan suatu proses pertimbangan (judgement process).Biaya tidak harus dipikul oleh mereka yang menikmati manfaat.Manfaat mungkin juga dinikmati oleh pemakai lain disampingmereka yang menjadi tujuan penyampaian informasi. Karenaalasan inilah maka sulit untuk mengaplikasikan uji biaya-manfaatpada kasus tertentu. Namun demikian, dewan penyusun standarakuntansi syariah, seperti juga para penyusun dan pemakailaporan keuangan, harus menyadari kendala ini.

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM21

Page 22: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

22—ED KDPPLKS Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

Keseimbangan di antara Karakteristik Kualitatif

66. Dalam praktek, keseimbangan atau trade-off di antaraberbagai karakteristik kualitatif sering diperlukan. Padaumumnya tujuannya adalah untuk mencapai suatukeseimbangan yang tepat di antara berbagai karakteristik untukmemenuhi tujuan laporan keuangan. Kepentingan relatif dariberbagai karakteristik dalam berbagai kasus yang berbedamerupakan masalah pertimbangan profesional.

Penyajian Wajar

67. Laporan keuangan sering dianggap menggambarkanpandangan yang wajar dari, atau menyajikan dengan wajar,posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatuentitas syariah. Meskipun kerangka dasar ini tidak menanganisecara langsung konsep tersebut, penerapan karakteristikkualitatif pokok dan standar akuntansi keuangan yang sesuaibiasanya menghasilkan laporan keuangan yang menggambarkanapa yang pada umumnya dipahami sebagai suatu pandanganyang wajar dari, atau menyajikan dengan wajar, informasisemacam itu.

UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN

68. Sesuai karakteristik maka laporan keuangan entitassyariah antara lain meliputi:(a) komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan

komersial:(i) laporan posisi keuangan;(ii) laporan laba rugi;(iii) laporan arus kas; dan(iv) laporan perubahan ekuitas.

(b) komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatansosial:(i) laporan sumber dan penggunaan dana zakat; dan(ii) laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan.

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM22

Page 23: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

23—ED KDPPLKSHak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

(c) komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkankegiatan dan tanggung jawab khusus entitas syariahtersebut.

69. Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangandari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalambeberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya.Kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan. Unsuryang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisikeuangan adalah aset, kewajiban, dana syirkah temporer, danekuitas. Sedang unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerjadalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporanperubahan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagaiunsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsurneraca; dengan demikian, kerangka dasar ini tidakmengidentifikasikan unsur laporan perubahan posisi keuangansecara khusus.

70. Penyajian berbagai unsur ini dalam neraca dan laporanlaba rugi memerlukan proses subklasifikasi. Misalnya, aset dankewajiban dapat diklasifikasikan menurut hakekat atau fungsinyadalam bisnis entitas syariah dengan maksud untuk menyajikaninformasi dengan cara yang paling berguna bagi pemakai untuktujuan pengambilan keputusan ekonomi.

Posisi Keuangan

71. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan peng-ukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban, dana syirkahtemporer dan ekuitas. Pos-pos ini didefinisikan sebagai berikut:(a) Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas syariah

sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari manamanfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperolehentitas syariah.

(b) Kewajiban merupakan hutang entitas syariah masa kiniyang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannyadiharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber dayaentitas syariah yang mengandung manfaat ekonomi.

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM23

Page 24: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

24—ED KDPPLKS Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

(c) Dana syirkah temporer adalah dana yang diterimasebagai investasi dengan jangka waktu tertentu dariindividu dan pihak lainnya dimana entitas syariahmempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikandana tersebut dengan pembagian hasil investasiberdasarkan kesepakatan.

(d) Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas syariah setelahdikurangi semua kewajiban dan dana syirkah temporer.

72. Definisi aset dan kewajiban mengidentifikasikan ciriesensialnya tetapi tidak mencoba untuk menspesifikasikankriteria yang perlu dipenuhi sebelum diakui di dalam neraca.Jadi, definisi tersebut mencakup pos-pos yang tidak diakuisebagai aset atau kewajiban di dalam neraca karena tidakmemenuhi kriteria untuk diakui seperti yang dibahas dalamparagraf 109 sampai 126. Khususnya, harapan bahwa manfaatekonomi di masa depan akan mengalir dari atau ke dalam entitassyariah harus cukup pasti untuk memenuhi kriteria probabilitasdalam paragraf 112 sebelum suatu aset atau kewajiban diakui.

73. Dalam penilaian apakah suatu pos memenuhi definisiaset, kewajiban, dana syirkah temporer atau ekuitas, perhatianperlu ditujukan pada substansi yang mendasari, serta realitasekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.

74. Neraca yang disusun menurut standar akuntansikeuangan syariah yang berlaku dapat meliputi pos yang tidakmemenuhi definisi aset atau kewajiban dan tidak disajikansebagai bagian dari dana syirkah temporer atau ekuitas. Namundemikian, definisi yang dirumuskan dalam paragraf 71 akanmendasari peninjauan kembali terhadap standar akuntansikeuangan syariah yang berlaku di masa depan dan perumusanstandar selanjutnya.

Aset

75. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalamaset adalah potensi dari aset tersebut untuk memberikan

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM24

Page 25: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

25—ED KDPPLKSHak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas dansetara kas kepada entitas syariah. Potensi tersebut dapatberbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dariaktivitas operasional entitas syariah. Mungkin pula berbentuksesuatu yang dapat diubah menjadi kas atau setara kas atauberbentuk kemampuan untuk mengurangi pengeluaran kas,seperti penurunan biaya akibat penggunaan proses produksialternatif.

76. Entitas syariah biasanya menggunakan aset untukmemproduksi barang atau jasa yang dapat memuaskankebutuhan dan keperluan pelanggan; berhubung barang ataujasa ini dapat memuaskan kebutuhan dan keperluan ini, pelangganbersedia membayar sehingga memberikan sumbangan kepadaarus kas entitas syariah. Kas sendiri memberikan jasa kepadaentitas syariah karena kekuasaannya terhadap sumber dayayang lain.

77. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalamaset dapat mengalir ke dalam entitas syariah dengan beberapacara. Misalnya, aset dapat:(a) digunakan baik sendiri maupun bersama aset lain dalam

produksi barang dan jasa yang dijual oleh entitas syariah;(b) dipertukarkan dengan aset lain;(c) digunakan untuk menyelesaikan kewajiban; atau(d) dibagikan kepada para pemilik entitas syariah.

78. Banyak aset, misalnya, aset tetap memiliki bentuk fisik.Namun demikian, bentuk fisik tersebut tidak esensial untukmenentukan eksistensi aset; karena itu, paten dan hak cipta,misalnya, merupakan aset kalau manfaat ekonomi yangdiperoleh entitas syariah di masa depan dan kalau masing-masingaset tersebut dikuasai entitas syariah.

79. Banyak aset, misalnya, piutang dan properti,dihubungkan dengan hak menurut hukum, termasuk hak milik.Dalam menentukan eksistensi aset, hak milik tidak esensial;jadi, misalnya, properti yang diperoleh melalui sewa guna usaha

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM25

Page 26: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

26—ED KDPPLKS Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

adalah aset jika entitas syariah mengendalikan manfaat yangdiharapkan dari properti tersebut. Meskipun kemampuan entitassyariah untuk mengendalikan manfaat biasanya berasal darihak menurut hukum suatu barang atau jasa dapat memenuhidefinisi aset meskipun tidak dikuasai berdasarkan hukum.Misalnya, pengetahuan yang diperoleh melalui aktivitaspengembangan dapat memenuhi definisi aset jika, denganmerahasiakan pengetahuan tersebut, entitas syariah menikmatimanfaat yang diharapkan dari pengetahuan tersebut.

80. Aset entitas syariah berasal dari transaksi atau peristiwalain yang terjadi di masa lalu. Entitas syariah biasanyamemperoleh aset melalui pembelian atau produksi sendiri, tetapitransaksi atau peristiwa lain juga dapat menghasilkan aset;misalnya properti yang diterima entitas syariah dari pemerintahsebagai bagian dari program untuk merangsang pertumbuhanekonomi dalam suatu wilayah. Transaksi atau peristiwa yangdiharapkan terjadi di masa depan tidak dengan sendirinyamemunculkan aset; oleh karena itu, misalnya, maksud untukmembeli persediaan tidak dengan sendirinya memenuhi definisiaset.

81. Ada hubungan erat antara terjadinya pengeluaran dantimbulnya aset, tetapi kedua peristiwa ini tidak perlu harus terjadibersamaan. Oleh karena itu, kalau entitas syariah melakukanpengeluaran, peristiwa ini memberikan bukti bahwa entitassyariah tersebut mengejar manfaat ekonomi tetapi belummerupakan bukti konklusif bahwa suatu barang atau jasa yangmemenuhi definisi aset telah diperoleh. Sama halnya dengantidak adanya pengeluaran yang bersangkutan tidakmengecualikan suatu barang atau jasa memenuhi definisi asetdan dengan demikian terdapat kemungkinan untuk diakuipencantumannya dalam neraca; misalnya, barang atau jasa yangtelah didonasikan kepada entitas syariah memenuhi definisi aset.

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM26

Page 27: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

27—ED KDPPLKSHak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

Kewajiban

82. Karakteristik esensial kewajiban (liabilities) adalahbahwa entitas syariah mempunyai kewajiban (obligation) masakini. Kewajiban adalah suatu tugas atau tanggung jawab untukbertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan caratertentu. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagaikonsekuensi dari kontrak mengikat atau peraturan perundangan.Ini biasanya memang demikian, misalnya, dengan disertai jumlahyang terhutang dari barang dan jasa yang telah diterima. Namun,kewajiban juga timbul dari praktek bisnis yang lazim, kebiasaandan keinginan untuk memelihara hubungan bisnis yang baik ataubertindak dengan cara yang adil. Kalau misalnya sebagai suatukebijakan, entitas syariah memutuskan untuk menarik kembaliproduknya yang cacat meskipun masa garansi sebenarnya telahlewat, jumlah yang diharapkan akan dibayarkan tersebutmerupakan kewajiban.

83. Suatu perbedaan perlu dilakukan antara kewajibansekarang dan komitmen di masa depan. Keputusan manajemenentitas syariah untuk membeli aset di masa depan tidak dengansendirinya menimbulkan kewajiban sekarang. Kewajibanbiasanya timbul hanya kalau aset telah diserahkan atau entitassyariah telah membuat perjanjian yang tidak dapat dibatalkanuntuk membeli aset. Pada kasus yang terakhir, hakekat perjanjianyang tak dapat dibatalkan berarti bahwa konsekuensi ekonomidari kegagalan untuk memenuhi kewajiban, misalnya, karenaadanya hukuman yang substansial, membuat entitas syariahmemiliki sedikit pilihan, itu pun kalau ada, untuk mencegahpengeluaran sumber daya kepada pihak lain.

84. Penyelesaian kewajiban masa kini biasanya melibatkanentitas syariah untuk mengorbankan sumber daya yang memilikimanfaat masa depan demi untuk memenuhi tuntutan pihak lain.Penyelesaian kewajiban yang ada sekarang dapat dilakukandengan berbagai cara, misalnya, dengan:(a) pembayaran kas;(b) penyerahan aset lain;

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM27

Page 28: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

28—ED KDPPLKS Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

(c) pemberian jasa;(d) penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain;

atau(e) konversi kewajiban menjadi ekuitas.Kewajiban juga dapat dihapuskan dengan cara lain, sepertikreditur membebaskan atau membatalkan haknya.

85. Kewajiban timbul dari transaksi atau peristiwa masalalu. Jadi, misalnya, pembelian barang atau penggunaan jasamenimbulkan hutang usaha (kecuali kalau dibayar di muka ataupada saat penyerahan) dan penerimaan pinjaman bank syariahmenimbulkan kewajiban untuk membayar kembali pinjaman ter-sebut. Entitas syariah juga dapat mengakui sebagai kewajibanjumlah rabat masa depan yang didasarkan pada jumlah pem-belian tahunan para pelanggan; dalam kasus ini, penjualanbarang masa lalu merupakan transaksi yang menimbulkankewajiban.

86. Beberapa jenis kewajiban hanya dapat diukur denganmenggunakan estimasi dalam derajat yang substansial.Beberapa entitas syariah menyebut kewajiban ini sebagaipenyisihan (provision). Dalam pengertian sempit, penyisihansemacam itu tidak dipandang sebagai kewajiban karena hanyamencakupi jumlah yang dapat ditentukan tanpa perlu membuatestimasi. Definisi kewajiban dalam paragraf 71 mengikutipendekatan luas. Jadi, kalau penyisihan menyangkut kewajibanmasa kini dan memenuhi ketentuan lain dalam definisi tersebut,maka pos yang bersangkutan merupakan kewajiban meskipunjumlahnya harus diestimasi. Contohnya adalah penyisihan untukpembayaran yang akan dilakukan terhadap garansi berjalan danpenyisihan untuk menutup kewajiban manfaat pensiun.

Dana Syirkah Temporer

87. Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima olehentitas syariah dimana entitas syariah mempunyai hak untukmengelola dan menginvestasikan dana, baik sesuai dengankebijakan entitas syariah atau kebijakan pembatasan dari pemilik

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM28

Page 29: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

29—ED KDPPLKSHak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

dana, dengan keuntungan dibagikan sesuai dengan kesepakatan;sedangkan dalam hal dana syirkah temporer berkurangdisebabkan kerugian normal yang bukan akibat dari unsurkesalahan yang disengaja, kelalaian, atau pelanggarankesepakatan, entitas syariah tidak berkewajiban mengembalikanatau menutup kerugian atau kekurangan dana tersebut. Contohdari dana syirkah temporer adalah penerimaan dana dariinvestasi mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayya-dah, musyarakah, dan akun lain yang sejenis.

88. Dana syirkah temporer tidak dapat digolongkansebagai kewajiban. Hal ini karena entitas syariah tidakberkewajiban, ketika mengalami kerugian, untuk mengembalikanjumlah dana awal dari pemilik dana kecuali akibat kelalaianatau wanprestasi entitas syariah. Di sisi lain, dana syirkahtemporer tidak dapat digolongkan sebagai ekuitas karenamempunyai waktu jatuh tempo dan pemilik dana tidakmempunyai hak kepemilikan yang sama dengan pemegangsaham, seperti hak voting dan hak atas realisasi keuntunganyang berasal dari aset lancar dan aset noninvestasi (currentand other non investment accounts).

89. Hubungan antara entitas syariah dan pemilik danasyirkah temporer merupakan hubungan kemitraan berdasarkanakad mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadahatau musyarakah. Entitas syariah mempunyai hak untukmengelola dan menginvestasikan dana yang diterima denganatau tanpa batasan seperti mengenai tempat, cara, atau obyekinvestasi.

90. Dana syirkah temporer merupakan salah satu unsurneraca dimana hal tersebut sesuai dengan prinsip syariah yangmemberikan hak kepada entitas syariah untuk mengelola danmenginvestasikan dana, termasuk untuk mencampur danadimaksud dengan dana lainnya.

91. Pemilik dana syirkah temporer memperoleh bagianatas keuntungan sesuai kesepakatan dan menerima kerugian

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM29

Page 30: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

30—ED KDPPLKS Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

berdasarkan jumlah dana dari masing-masing pihak. Pembagianhasil dana syirkah temporer dapat dengan konsep bagi hasilatau bagi untung.

Ekuitas

92. Meskipun dalam paragraf 71, didefinisikan sebagai re-sidual, ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam neraca. Misalnya,dalam perseroan terbatas, setoran modal oleh para pemegangsaham, saldo laba (retained earnings), penyisihan saldo labadan penyisihan penyesuaian pemeliharaan modal masing-masingdisajikan secara terpisah. Klasifikasi semacam itu dapat menjadirelevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan pemakailaporan keuangan apabila pos tersebut mengindikasikanpembatasan hukum atau pembatasan lainnya terhadapkemampuan entitas syariah untuk membagikan atau meng-gunakan ekuitas. Klasifikasi tersebut juga dapat merefleksikanfakta bahwa pihak-pihak dengan hak kepemilikannya masing-masing dalam entitas syariah mempunyai hak yang berbedadalam hubungannya dengan penerimaan dividen ataupembayaran kembali modal.

93. Pembentukan cadangan kadang-kadang diharuskanoleh suatu peraturan perundangan yang berlaku untukmemberikan perlindungan tambahan kepada entitas syariah danpara krediturnya terhadap kerugian yang ditimbulkan. Cadanganyang lain dapat dibentuk kalau hukum pajak memberikanpembebasan dari, atau pengurangan dalam kewajiban pajak padawaktu dilakukan pemindahan ke cadangan semacam itu.Eksistensi serta besarnya cadangan menurut peraturanperundangan yang berlaku ini merupakan informasi yang relevanuntuk kebutuhan pengambilan keputusan bagi para pemakailaporan keuangan. Pemindahan ke cadangan tersebut lebihmerupakan penyisihan saldo laba daripada beban.

94. Jumlah ekuitas yang ditampilkan dalam neraca ter-gantung pada pengukuran aset, kewajiban dan dana syirkahtemporer. Biasanya hanya karena faktor kebetulan kalau jumlah

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM30

Page 31: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

31—ED KDPPLKSHak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

ekuitas agregat sama dengan jumlah nilai pasar keseluruhan(aggregate market value) dari saham entitas syariah ataujumlah yang dapat diperoleh dengan melepaskan seluruh asetbersih entitas syariah baik satu persatu (liquidating value)atau secara keseluruhan dalam kondisi kelangsungan usaha(going concern value).

95. Aktivitas bisnis sering dilakukan melalui beberapabentuk entitas syariah seperti entitas perseorangan, persekutuandan trust, serta badan usaha milik negara. Kerangka hukumbagi berbagai entitas syariah semacam itu seringkali berbedadengan yang berlaku bagi perseroan terbatas. Misalnya,mungkin hanya sedikit saja, kalaupun ada, pembatasan-pembatasan terhadap pembagian jumlah yang tergolong dalamekuitas kepada para pemilik atau pihak iain. Namun demikian,definisi ekuitas dan aspek-aspek lain dalam kerangka dasar yangmengatur ekuitas berlaku untuk entitas syariah semacam itu.

Kinerja

96. Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagaiukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain sepertiimbalan investasi (return on investment) atau penghasilan persaham (earnings per share). Unsur yang langsung berkaitandengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah penghasilandan beban.

97. Unsur penghasilan dan beban didefinisikan sebagaiberikut:(a) Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi

selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukanatau penambahan aset atau penurunan kewajiban yangmengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal darikontribusi penanam modal.

(b) Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomiselama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluaratau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM31

Page 32: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

32—ED KDPPLKS Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkutpembagian kepada penanam modal.

98. Definisi penghasilan dan beban mengidentifikasikan ciri-ciri esensial namun tidak mencoba untuk mengidentifikasikankriteria yang perlu dipenuhi sebelum diakui dalam laporan labarugi. Kriteria pengakuan penghasilan dan beban dibahas dalamparagraf 109 sampai dengan 126.

99. Penghasilan dan beban dapat disajikan dalam laporanlaba rugi dengan beberapa cara yang berbeda demi untukmenyediakan informasi yang relevan untuk pengambilankeputusan ekonomi. Misalnya, pembedaan antara pospenghasilan dan beban yang berasal dan tidak berasal daripelaksanaan aktivitas entitas syariah yang biasa (ordinary)merupakan praktek yang lazim. Pembedaan ini dilakukanberdasarkan argumentasi bahwa sumber suatu pos adalahrelevan dalam mengevaluasi kemampuan entitas syariah untukmenghasilkan kas (dan setara kas) di masa depan; misalnya,aktivitas insidental seperti pengalihan investasi jangka panjangtampaknya tidak akan terjadi secara reguler. Pada waktumembedakan pos dengan cara ini perlu dipertimbangkanhakekat entitas syariah dan operasinya. Pos yang timbul dariaktivitas yang biasa bagi suatu entitas syariah mungkin tidakbiasa bagi entitas syariah dan entitas lain.

100. Pembedaan antara pos penghasilan dan beban danpenggabungan pos tersebut dengan cara berbeda jugamemungkinkan penyajian beberapa ukuran kinerja entitassyariah, masing-masing dengan derajat cakupan yang berbeda.Misalnya, laporan laba rugi dapat menyajikan laba kotor, lababersih dari aktivitas biasa sebelum pajak, laba bersih dariaktivitas biasa setelah pajak, dan laba bersih.

Penghasilan

101. Definisi penghasilan (income) meliputi baik penda-patan (revenues) maupun keuntungan (gains). Pendapatan

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM32

Page 33: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

33—ED KDPPLKSHak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas syariah yang biasadan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan,penghasilan jasa (fees), bagi hasil, dividen, royalti dan sewa.

102. Keuntungan mencerminkan pos lainnya yangmemenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbul atau mungkintidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas syariah yangbiasa. Keuntungan mencerminkan kenaikan manfaat ekonomidan dengan demikian pada hakekatnya tidak berbeda denganpendapatan. Oleh karena itu, pos tersebut tidak dipandangsebagai unsur terpisah dalam kerangka dasar ini.

103. Keuntungan meliputi, misalnya, pos yang timbul dalampengalihan aset tak lancar. Definisi penghasilan juga mencakupikeuntungan yang belum direalisasi; misalnya, yang timbul darirevaluasi sekuritas yang dapat dipasarkan (marketable) dandari kenaikan jumlah aset jangka panjang. Kalau diakui dalamlaporan laba rugi, keuntungan biasanya dicantumkan terpisahkarena informasi mengenai pos tersebut berguna dalampengambilan keputusan ekonomi. Keuntungan biasanyadilaporkan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan bebanyang bersangkutan.

104. Berbagai jenis aset dapat diterima atau bertambahkarena penghasilan; misalnya kas, piutang serta barang danjasa yang diterima sebagai penukar dari barang dan jasa yangdipasok. Penghasilan dapat juga berasal dari penyelesaiankewajiban. Misalnya, entitas syariah dapat memberikan barangdan jasa kepada kreditur untuk melunasi pinjaman.

Beban

105. Definisi beban mencakupi baik kerugian maupun bebanyang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas syariah yangbiasa. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitassyariah yang biasa meliputi, misalnya, beban pokok penjualan,gaji dan penyusutan. Beban tersebut biasanya berbentuk aruskeluar atau berkurangnya aset seperti kas (dan setara kas),

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM33

Page 34: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

34—ED KDPPLKS Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

persediaan dan aset tetap.

106. Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhidefinisi beban yang mungkin timbul atau mungkin tidak timbuldari aktivitas entitas syariah yang biasa. Kerugian tersebutmencerminkan berkurangnya manfaat ekonomi, dan padahakekatnya tidak berbeda dari beban lain. Oleh karena itu,kerugian tidak dipandang sebagai unsur terpisah dalam kerangkadasar ini.

107. Kerugian dapat timbul, misalnya dari bencanakebakaran, banjir, seperti juga yang timbul dari pelepasan asettidak lancar. Definisi beban juga mencakupi kerugian yang belumdirealisasi, misalnya, kerugian yang timbul dari pengaruhpeningkatan kurs valuta asing dalam hubungannya denganpinjaman entitas syariah dalam mata uang tersebut. Kalaukerugian diakui dalam laporan laba rugi, biasanya disajikansecara terpisah karena pengetahuan mengenai pos tersebutberguna untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi.Kerugian seringkali dilaporkan dalam jumlah bersih setelahdikurangi dengan penghasilan yang bersangkutan.

Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil

108. Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkahtemporer adalah bagian bagi hasil pemilik dana atas keuntungandan kerugian hasil investasi bersama entitas syariah dalam suatuperiode laporan keuangan. Hak pihak ketiga atas bagi hasil tidakbisa dikelompokan sebagai beban (ketika untung) ataupendapatan (ketika rugi). Namun, hak pihak ketiga atas bagihasil merupakan alokasi keuntungan dan kerugian kepadapemilik dana atas investasi yang dilakukan bersama denganentitas syariah.

PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN

109. Pengakuan (recognition) merupakan prosespembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM34

Page 35: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

35—ED KDPPLKSHak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

kriteria pengakuan yang dikemukakan dalam paragraf 110 dalamneraca atau laporan laba rugi. Pengakuan dilakukan denganmenyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalamjumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca ataulaporan laba rugi. Pos yang memenuhi kriteria tersebut harusdiakui dalam neraca atau laporan laba rugi. Kelalaian untukmengakui pos semacam itu tidak dapat diralat melaluipengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan maupunmelalui catatan atau materi penjelasan.

110. Pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakuikalau:(a) ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan

dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalamentitas syariah; dan

(b) pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukurdengan andal.

111. Dalam mengkaji apakah suatu pos memenuhi kriteriaini dan karenanya memenuhi syarat untuk diakui dalam laporanlaba rugi, perhatian perlu ditujukan pada pertimbanganmaterialitas yang dibahas dalam paragraf 49 sampai dengan51. Hubungan antara unsur berarti bahwa suatu pos yangmemenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsur tertentu,misalnya, suatu aset, secara otomatis memerlukan pengakuanunsur lain, misalnya, penghasilan atau kewajiban.

Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan

112. Dalam kriteria pengakuan penghasilan, konsepprobabilitas digunakan dalam pengertian derajat ketidakpastianbahwa manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan denganpos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam entitas syariah.Konsep tersebut dimaksudkan untuk menghadapi ketidakpastianlingkungan operasi entitas syariah. Pengkajian derajatketidakpastian yang melekat dalam arus manfaat ekonomi masadepan dilakukan atas dasar bukti yang tersedia pada saatpenyusunan laporan keuangan. Misalnya, kalau pembayaran

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM35

Page 36: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

36—ED KDPPLKS Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

suatu piutang besar kemungkinan terjadi (probable) dan tidakada bukti lain yang bertentangan, maka dapat dibenarkan untukmengakui piutang tersebut sebagai aset. Namun demikian, jikapopulasi piutang banyak jumlahnya, maka besar kemungkinanada yang tidak tertagih; karena itu suatu beban yangmerepresentasikan pengurangan manfaat ekonomi yangdiharapkan harus diakui.

Keandalan Pengukuran

113. Kriteria pengakuan suatu pos yang kedua adalah adatidaknya biaya atau nilai yang dapat diukur dengan tingkatkeandalan tertentu (reliable) seperti yang dibahas pada paragraf52 sampai dengan paragraf 59 kerangka dasar ini. Pada banyakkasus, biaya atau nilai harus diestimasi; penggunaan estimasiyang layak merupakan bagian esensial dalam penyusunanlaporan keuangan tanpa mengurangi tingkat keandalan. Namundemikian, kalau estimasi yang layak tak mungkin dilakukan, postersebut tidak diakui dalam neraca atau laporan laba rugi.Misalnya, hasil yang diharapkan dari suatu tuntutan hukum dapatmemenuhi definisi baik aset dan penghasilan maupun kriteriaprobabilitas untuk dapat diakui; namun demikian, kalau tidakmungkin diukur dengan tingkat keandalan tertentu, tuntutantersebut tidak dapat diakui sebagai aset atau sebagaipenghasilan; namun demikian, eksistensi tuntutan harusdiungkapkan dalam catatan, materi penjelasan atau skedultambahan.

114. Suatu pos yang pada saat tertentu tidak dapatmemenuhi kriteria pengakuan dalam paragraf 110 dapatmemenuhi syarat untuk diakui di masa depan sebagai akibatdari peristiwa atau keadaan yang terjadi kemudian.

115. Suatu pos yang memiliki karakteristik esensial suatuunsur tetapi tidak dapat memenuhi kriteria pengakuan tetap perludiungkapkan dalam catatan, materi penjelasan atau skedultambahan. Pengungkapan ini dapat dibenarkan kalaupengetahuan mengenai pos tersebut dipandang relevan untuk

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM36

Page 37: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

37—ED KDPPLKSHak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

mengevaluasi posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisikeuangan suatu entitas syariah oleh pemakai laporan keuangan.

Pengakuan Aset

116. Aset diakui dalam neraca kalau besar kemungkinanbahwa manfaat ekonominya di masa depan diperoleh entitassyariah dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapatdiukur dengan andal.

117. Aset tidak diakui dalam neraca kalau pengeluaran telahterjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkinmengalir ke dalam entitas syariah setelah periode akuntansiberjalan. Sebagai alternatif transaksi semacam itu menimbulkanpengakuan beban dalam laporan laba rugi. Dengan perlakuanini tidak berarti pengeluaran yang dilakukan manajemenmempunyai maksud yang lain daripada menghasilkan manfaatekonomi bagi entitas syariah di masa depan atau bahwamanajemen salah arah. Implikasi satu-satunya adalah bahwatingkat kepastian dari manfaat ekonomi yang diterima entitassyariah setelah periode akuntansi berjalan tidak mencukupi untukmembenarkan pengakuan aset.

Pengakuan Kewajiban

118. Kewajiban diakui dalam neraca kalau besarkemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya yangmengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untukmenyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang dan jumlahyang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Dalampraktek, kewajiban (obligations) menurut kontrak yang belumdilaksanakan oleh kedua belah pihak (misalnya, kewajiban ataspesanan persediaan yang belum diterima) pada umumnya tidakdiakui sebagai kewajiban dalam laporan keuangan. Namundemikian, kewajiban (obligation) semacam itu dapat memenuhidefinisi kewajiban dan, kalau dalam keadaan tertentu kriteriapengakuan terpenuhi, maka kewajiban (obligation) tersebutdapat dianggap memenuhi syarat pengakuan. Dalam kasus ini,

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM37

Page 38: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

38—ED KDPPLKS Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

pengakuan kewajiban mengakibatkan pengakuan aset atau bebanyang bersangkutan.

Pengakuan Dana Syirkah Temporer

119. Pengakuan dana syirkah temporer dalam neracahanya dapat dilakukan jika entitas syariah memiliki kewajibanuntuk mengembalikan dana yang diterima melalui pengeluaransumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan jumlahyang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Jumlah danasyirkah temporer dapat berubah sesuai dengan hasil dariinvestasinya.

Pengakuan Penghasilan

120. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalaukenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan denganpeningkatan aset atau penurunan kewajiban telah terjadi dandapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan penghasilanterjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aset ataupenurunan kewajiban (misalnya, kenaikan bersih aset yangtimbul dari penjualan barang atau jasa atau penurunan kewajibanyang timbul dari pembebasan pinjaman yang masih harusdibayar).

121. Prosedur yang biasanya dianut dalam praktek untukmengakui penghasilan, seperti misalnya ketentuan bahwapenghasilan telah diperoleh, merupakan penerapan kriteriapengakuan dalam kerangka dasar ini. Prosedur semacam inipada umumnya dimaksudkan untuk membatasi pengakuanpenghasilan pada pos-pos yang dapat diukur dengan andal danmemiliki derajat kepastian yang cukup.

Pengakuan Beban

122. Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunanmanfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunanaset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM38

Page 39: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

39—ED KDPPLKSHak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

dengan andal. Ini berarti pengakuan beban terjadi bersamaandengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aset(misalnya, akrual hak karyawan atau penyusutan aset tetap).

123. Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasarhubungan langsung antara biaya yang timbul dan pospenghasilan tertentu yang diperoleh. Proses yang biasanyadisebut pengaitan biaya dengan pendapatan (matching of costswith revenues) ini melibatkan pengakuan penghasilan dan bebansecara gabungan atau bersamaan yang dihasilkan secaralangsung dan bersama-sama dari transaksi atau peristiwa lainyang sama; misalnya, berbagai komponen beban yangmembentuk beban pokok penjualan (cost or expense of goodssold) diakui pada saat yang sama sebagai penghasilan yangdiperoleh dari penjualan barang. Namun demikian, penerapankonsep matching dalam kerangka dasar ini tidakmemperkenankan pengakuan pos dalam neraca yang tidakmemenuhi definisi aset atau kewajiban.

124. Kalau manfaat ekonomi diharapkan timbul selamabeberapa periode akuntansi dan hubungannya denganpenghasilan hanya dapat ditentukan secara luas atau taklangsung, beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasarprosedur alokasi yang rasional dan sistematis. Hal ini seringdiperlukan dalam pengakuan beban yang berkaitan denganpenggunaan aset seperti aset tetap, goodwill, paten, merekdagang. Dalam kasus semacam itu, beban ini disebutpenyusutan atau amortisasi. Prosedur alokasi ini dimaksudkanuntuk mengakui beban dalam periode akuntansi yang menikmatimanfaat ekonomi aset yang bersangkutan.

125. Beban segera diakui dalam laporan laba rugi kalaupengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depanatau kalau sepanjang manfaat ekonomi masa depan tidakmemenuhi syarat, atau tidak lagi memenuhi syarat, untuk diakuidalam neraca sebagai aset.

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM39

Page 40: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

40—ED KDPPLKS Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

126. Beban juga diakui dalam laporan laba rugi pada saattimbul kewajiban tanpa adanya pengakuan aset, seperti apabilatimbul kewajiban akibat garansi produk.

PENGUKURAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN

127. Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uanguntuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporankeuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Proses inimenyangkut pemilihan dasar pengukuran tertentu.

128. Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakandalam derajat dan kombinasi yang berbeda dalam laporankeuangan. Berbagai dasar pengukuran tersebut adalah sebagaiberikut:(a) Biaya historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas (atau

setara kas) yang dibayar atau sebesar nilai wajar dariimbalan (consideration) yang diberikan untuk memperolehaset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebe-sar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban(obligation), atau dalam keadaan tertentu (misalnya, pajakpenghasilan), dalam jumlah kas (atau setara kas)yangdiharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajibandalam pelaksanaan usaha yang normal.

(b) Biaya kini (current cost). Aset dinilai dalam jumlah kas(atau setara kas) yang seharusnya dibayar bila aset yangsama atau setara aset diperoleh sekarang. Kewajiban di-nyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang tidakdidiskontokan (undiscounted) yang mungkin akan diperlu-kan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang.

(c) Nilai realisasi/penyelesaian (realisable/settlement value).Aset dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yangdapat diperoleh sekarang dengan menjual aset dalam pele-pasan normal (orderly disposal). Kewajiban dinyatakansebesar nilai penyelesaian; yaitu, jumlah kas (atau setarakas) yang tidak didiskontokan yang diharapkan akandibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaanusaha normal.

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM40

Page 41: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS

41—ED KDPPLKSHak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

129. Dasar pengukuran yang lazimnya digunakan entitassyariah dalam penyusunan laporan keuangan adalah biayahistoris. Ini biasanya digabungkan dengan dasar pengukuranyang lain. Misalnya, persediaan biasanya dinyatakan sebesarnilai terendah dari biaya historis atau nilai realisasi bersih (lowerof cost or net realizable value), akuntansi dana pensiunmenilai aset tertentu berdasarkan nilai wajar (fair value).

130. Penggunaan pengukuran nilai realisasi/penyelesaianuntuk menghasilkan nilai kas (atau setara kas) memerlukanrevaluasi secara periodik atas aset, kewajiban dan dana syirkahtemporer. Untuk itu, maka informasi yang dihasilkan harus andaldan dapat dibandingkan. Untuk menjamin keandalan serta dapatdibandingkan, manajemen harus menggunakan seluruh prinsip-prinsip berikut selama merevaluasi aset, kewajiban dan danasyirkah temporer:(a) Adanya indikator eksternal, seperti harga pasar, yang

tersedia secara luas.(b) Utilisasi seluruh informasi yang relevan baik positif atau

negatif.(c) Utilisasi metode-metode penilaian yang logis dan relevan.(d) Konsistensi penggunaan metode-metode penilaian yang

digunakan.(e) Utilisasi penggunaan ahli-ahli penilai yang tersedia secara

luas.(f) Konservatisme dalam proses penilaian sesuai objektivitas

dan netralitas dalam pemilihan nilai-nilai.

131. Meskipun relevan untuk merevaluasi nilai aset,kewajiban dan dana syirkah temporer, namun penggunaankonsep pengukuran nilai realisasi/penyelesaian tidak mudahditerapkan dalam kondisi sekarang. Penggunaan konsep nilairealisasi/penyelesaian dapat diterapkan untuk tujuan penyajianinformasi tambahan yang relevan dengan suatu akun investasiyang telah ada atau yang prospektif. Namun, penyajian informasitambahan tersebut tidak mewajibkan entitas syariah untukmendistribusikan hasil investasi yang belum terealisasi.

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM41

Page 42: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

EXPO

SURE

DRAF

T

ED KDPPLKS November 2006

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

EXPOSURE DRAFT

KERANGKA DASARPENYUSUNAN DAN PENYAJIANLAPORAN KEUANGAN SYARIAH

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM42

Page 43: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

EDKDPPLKS

........

Hak cipta © 2006, Ikatan Akuntan Indonesia

EXPOSURE DRAFTEXPOSURE DRAFTEXPOSURE DRAFTEXPOSURE DRAFTEXPOSURE DRAFT

KDPPLKSKDPPLKSKDPPLKSKDPPLKSKDPPLKS

Diterbitkan olehDewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan IndonesiaJl. Sindanglaya No. 1 Menteng, Jakarta Pusat 10310Telp. (021) 319 04232Fax. (021) 724 5078Homepage: www.iaiglobal.or.idEmail: [email protected]

ii Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS (Revisi 2006)

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM43

Page 44: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

DAFTAR ISI

Paragraf

PENDAHULUAN .................................................. 01 – 29Tujuan dan Peranan ........................................................ 01 – 04Ruang Lingkup ................................................................ 05 – 08Pemakai dan Kebutuhan Informasi ................................ 09 – 11Paradigma Transaksi Syariah ......................................... 12 – 14Asas Transaksi Syariah .................................................. 15 – 26Karakteristik Transaksi Syariah ...................................... 27 – 29

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN......................... 30 - 40Posisi Keuangan, Kinerja dan Perubahan

Posisi Keuangan ........................................................ 33 – 39Catatan dan Skedul Tambahan ....................................... 40

ASUMSI DASAR ......................................................... 41 - 43Dasar Akrual ................................................................... 41 – 42Kelangsungan Usaha ...................................................... 43

KARAKTERISTIK KUALITATIFLAPORAN KEUANGAN ..................................... 44 – 67

Dapat Dipahami .............................................................. 45Relevan ........................................................................... 46 – 51

Materialitas ................................................................ 49 – 51Keandalan .................................................................. 52 – 59Penyajian Jujur ........................................................... 54 – 55Substansi Mengungguli Bentuk .................................. 56Netralitas ................................................................... 57Pertimbangan Sehat ................................................... 58Kelengkapan .............................................................. 59

Dapat Dibandingkan ....................................................... 60 – 63

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS (Revisi 2006)

iiiHak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM44

Page 45: ED KDPPLK Syariah - Direktori File UPIfile.upi.edu/.../196903272001121-ARIM/Akt_Syariah/EDKDPPLKSyariah.pdf · muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku

Kendala Informasi yang Relevan dan Andal .................. 64-66Tepat Waktu............................................................... 64Keseimbangan Antara Biaya dan Manfaat ............... 65Keseimbangan di antara Karakteristik Kualitatif ....... 66

Penyajian Wajar .............................................................. 67

UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN ............ 68 - 109Posisi Keuangan ............................................................. 71 – 74Aset .............................................................................. 75 - 81Kewajiban ....................................................................... 82 – 86Dana Syirkah Temporer .................................................. 87 – 91Ekuitas ............................................................................ 92 – 95Kinerja ............................................................................ 96 – 100Penghasilan ..................................................................... 101 – 104Beban .............................................................................. 105 – 107Hak Pilih Ketiga atas Bagi Hasil .................................... 108

PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN 109 - 126Profitabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan ................. 112Keandalan Pengukuran ................................................... 113 – 115Pengakuan Aset .............................................................. 116 – 117Pengakuan Kewajiban .................................................... 118Pengakuan Dana Syirkah Temporer ............................... 119Pengakuan Penghasilan .................................................. 120 – 121Pengakuan Beban ........................................................... 122 – 126

PENGUKURAN UNSURLAPORAN KEUANGAN ..................................... 127 - 131

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS (Revisi 2006)

iv Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

ED KDPPLK Syariah.pmd 11/15/2006, 3:26 PM45