ecase saraf

Upload: meila-supeni

Post on 02-Mar-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ecase saraf

TRANSCRIPT

Diagnosis dan Penatalaksanaan Paraparesis Inferior Spastik et causa Trauma pada Wanita Usia 45 TahunAbstrakParaparesis dapat terjadi bila terdapat lesi transversa pada bagian torakal/lumbal dari medulla spinalis yang ditimbulkan oleh trauma yang menimbulkan kontusio medua spinalis, infeksi/reaksi autoimun yang menimbulkan mielitis transversa (peradangan medulla spinalis yang mengenai potongan melintang substansia alba dan grisea), neoplasma dalam medulla spinalis atau kompresi karena neoplasma dalam korpus vertebra, kompresi medulla spinalis karena fraktur korpus vertebra atau spondilitis TB.Wanita usia 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan utama kedua kaki tidak bisa digerakkan dan nyeri.Keywords : paraparesis inferior, spastik, traumaIsiWanita usia 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan utama kedua kaki tidak bisa digerakkan dan nyeri. 3 jam SMRS pasien jatuh dari pohon dengan ketinggian 2 meter, dalam posisi telentang. Sehabis jatuh pasien sempat tidak sadar. Setelah sadar, pasien tidak bisa menggerakkan kedua kakinya dan tidak bisa merasakan sentuhan. Pasien sempat dibawa ke tukang pijat dan dipijat. 1 jam di IGD pasien sudah bisa menggerakkan kedua kaki dan merasakan sentuhan. Pasien juga merasakan pusing. BAK (-). Keadaan umum lemah, kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/70 mmHg, suhu 36,8oC, nadi 88 x/menit, respirasi 20 x/menit. Pemeriksaan anggota gerak : gerakan anggota gerak bawah terbatas, kekuatan anggota gerak bawah 2, reflek fisiologis anggota gerak bawah (-), tonus anggota gerak bawah menurun, sensibilitas anggota gerak bawah (-) setinggi pergelangan kaki. Retensi urin (+). Pemeriksaan laboratorium jumlah leukosit meningkat, hitung jenis limfosit menurun, hitung jenis netrofil meningkat. Pemeriksaan rontgen V. thoracolumbal dan lumbosacral AP/lateral, kesan : kompresi fraktur vertebral bodi VL I, spondilosis lumbalis, instabilitas lumbosacral. Diagnosis Diagnosis klinik : paraparesis inferior spastic, retensi urin Diagnosis topic : medulla spinalis pars lumbal Diagnosis etiologic : traumaTerapiInfus asering 20 tpmInjeksi ketorolac 1 AmpInjeksi MPS (125 mg) 3 x 2 AmpInjeksi Ranitidin 2 x 1 AmpImobilisasi (traksi pada daerah lumbosacral)DiskusiDalam kasus ini Wanita usia 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan utama kedua kaki tidak bisa digerakkan dan nyeri. 3 jam SMRS pasien jatuh dari pohon dengan ketinggian 2 meter. Trauma tersebut menyebabkan cedera medulla spinalis. Paraparesis dapat terjadi bila terdapat lesi transversa pada bagian torakal/lumbal dari medulla spinalis yang ditimbulkan oleh trauma yang menimbulkan kontusio medua spinalis.DiagnosisApabila medulla spinalis tiba-tiba mengalami kerusakan, maka akan ada 3 kelainan yang muncul, yaitu : 1. Semua pergerakan volunter di bawah lesi hilang secara mendadak dan bersifat permanen, sedangkan refleks fisiologis bisa menghilang atau meningkat. 2. Sensasi sensorik di bawah lesi juga menghilang. 3. Terjadi gangguan fungsi otonom.Cedera medulla spinalis dapat menghasilkan satu atau lebih tanda-tanda klinis dibawah ini :1. Nyeri menjalar2. Kelumpuhan/hilangnya pergerakan3. Hilangnya sensasi rasa4. Hilangnya kemampuan peristaltic usus5. Spasme otot atau bangkitan refleks yang meningkat6. Perubahan fungsi seksualPemeriksaan Penunjang Foto polos vertebra CT-scan vertebra MRI vertebraPenatalaksanaanTerapi utama :1. FarmakoterapiMetilprednisolon 30 mg/kg bolus selama 15 menit, lalu 45 menit setelah pemberian bolus pertama, lanjutkan dengan infus 5,4 mg/kg/jam selama 23 jam2. ImobilisasiTraksi untuk menstabilkan medulla spinalis3. BedahUntuk mengeluarkan fragmen tulang, benda asing, reparasi hernia diskus atau fraktur vertebra yang mungkin menekan medulla spinalis, juga diperlukan untuk menstabilisasi vertebra untuk mencegah nyeri kronis.KesimpulanWanita usia 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan utama kedua kaki tidak bisa digerakkan dan nyeri. 3 jam SMRS pasien jatuh dari pohon dengan ketinggian 2 meter. pasien tidak bisa menggerakkan kedua kakinya dan tidak bisa merasakan sentuhan. Pemeriksaan anggota gerak : gerakan anggota gerak bawah terbatas, kekuatan anggota gerak bawah 2, reflek fisiologis anggota gerak bawah (-), tonus anggota gerak bawah menurun, sensibilitas anggota gerak bawah (-) setinggi pergelangan kaki. Retensi urin (+). Pengobatan yang diberikan pada pasien ini adalah Injeksi ketorolac 1 Amp, Injeksi MPS (125 mg) 3 x 2 Amp, Imobilisasi (traksi pada daerah lumbosacral). Diagnosis dan penatalaksanaan pada kasus ini sudah sesuai dengan referensi.Daftar Pustaka1. Harsono, 2009, Kapita selekta neurologi, Gadjah Mada University Press : Yogyakarta2. Dewanto, George, dkk, 2009. Panduan Praktis Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit Saraf. Jakarta : EGC3. Ginsberg, Lionel. 2007. Lecture Notes Neurologi. Jakarta : Erlangga

Penulis :Meila Supeni, Bagian Ilmu Penyakit Saraf, RSUD Temanggung, Jawa Tengah