ebis japanese bribes

Upload: dvous

Post on 07-Apr-2018

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    1/32

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    2/32

    BAB I

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. Pengertian Etika

    Etika berasal dari kata dalam bahasa Yunani Ethos yang jamaknya (ta etha), berarti

    adat istiadat. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang

    maupun pada suatu masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik,

    aturan hidup yg baik dan segala kebiasaan yg dianut dan diwariskan dari satu orang ke

    orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain. Pengertian etika sendiri

    adalah moralitas. Moralitas berasal dari kata Latin Mos (jamak Mores) berarti adat istiadat

    atau kebiasaan. Pengertian harfiah dari etika dan moralitas, sama-sama berarti sistem nilai

    tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah

    diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola

    perilaku yang ajek dan terulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana laiknya sebuah

    kebiasaan

    Menurut Baron (2003), yang dimaksud dengan etika bisnis adalah aplikasi dari

    prinsip-prinsip etika yang diterapkan sehubungan munculnya masalah masalah dalam bisnis.

    Dalimunthe (2004) berpendapat bahwa etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan

    main yang tidak mengikat karena bukan hukum. Tetapi harus diingat dalam praktek bisnis

    sehari-hari etika bisnis dapat menjadi batasan bagi aktivitas bisnis yang dijalankan. Etika

    bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen lainnya.

    Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis

    tidak hanya mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun badan hukum sebagai

    pemasok, pembeli, penyalur, pemakai dan lain-lain. Sim (2003) dalam bukunya Ethics and

    Corporate Social Responsibility Why Giants Fall, menyebutkan: Ethics is a philosophical

    term derived from the Greek word ethos, meaning character or custom. This definition is

    germane to effective leadership in organizations in that it connotes an organization code

    conveying moral integrity and consistent values in service to the public. Jadi disini definisi

    Etika adalah merujuk pada kata etos, yang artinya kebiasaan atau karakter. Dalam

    pendefinisian etika, hal ini berhubungan erat kepada konsep efektivitas kepemimpinan dalam

    organisasi, dan merujuk pada suatu pengkodean dalam organisasi dimana dalam

    menyampaikan integritas moral dan nilai-nilai konsisten kepada orang banyak/masyarakat.

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    3/32

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    4/32

    Dalam menciptakan etika bisnis, Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk

    memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

    1) Pengendalian Diri

    Artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidakmemperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis

    sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang atau memakan pihak lain

    dengan menggunakan keuntungan tersebut. Walau keuntungan yang diperoleh merupakan

    hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi

    masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang etik.

    2) Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)

    Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam

    bentuk uang dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya

    sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat

    harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan

    kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup

    keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus

    mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap

    masyarakat sekitarnya. Tanggung jawab sosial bisa dalam bentuk kepedulian terhadapmasyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, pemberian latihan

    keterampilan, dll.

    3) Mempertahankan Jati Diri

    Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya

    perkembangan informasi dan teknologi adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.

    Namun demikian bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi,

    tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi

    golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi

    informasi dan teknologi.

    4) Menciptakan Persaingan yang Sehat

    Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi

    persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus terdapat jalinan

    yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan

    perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    5/32

    perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-

    kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.

    5) Menerapkan Konsep Pembangunan Berkelanjutan

    Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapiperlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang.Berdasarkan ini jelas pelaku

    bisnis dituntut tidak meng-ekspoitasi lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal

    mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat

    sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.

    6) Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)

    Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi

    lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang

    dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.

    7) Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar

    Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh)

    karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan katabelece dari koneksi

    serta melakukan kongkalikong dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk

    mengadakan kolusi serta memberikan komisi kepada pihak yang terkait.

    8) Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Golongan Pengusaha

    Untuk menciptakan kondisi bisnis yang kondusif harus ada sikap saling percaya (trust)

    antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah, sehingga pengusaha

    lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan

    mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat

    sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untukberkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.

    9) Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan main Bersama

    Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap

    orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya

    semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada oknum, baik pengusaha sendiri

    maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan kecurangan demi kepentingan pribadi,

    jelas semua konsep etika bisnis itu akan gugur satu semi satu.

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    6/32

    10) Memelihara Kesepakatan

    Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan rasa memiliki

    terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis. Jika

    etika ini telah dimiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan

    kenyamanan dalam berbisnis.

    11) Menuangkan ke dalam Hukum Positif

    Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi

    Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari etika

    bisnis tersebut, seperti proteksi terhadap pengusaha lemah. Kebutuhan tenaga dunia bisnis

    yang bermoral dan beretika saat sekarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan

    semua pihak apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan globalisasi dimuka bumi ini.Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis serta kesadaran semua pihak untuk

    melaksanakannya, kita yakin jurang itu akan dapat diatasi.

    Etika sebagai Filsafat Moral

    Etika sebagai filsafat moral tidak langsung memberi perintah konkret sebagai

    pegangan siap pakai. Etika dapat dirumuskan sebagai refleksi kritis dan rasional mengenai:

    a) Nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia harus hidup baik sebagai

    manusiab) Masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai dan norma moral

    yang umum diterima

    Etika sebagai Sebuah Ilmu

    Etika sebagai sebuah ilmu yang terutama menitikberatkan refleksi kritis dan rasional.

    a) Mempersoalkan apakah nilai dan norma moral tertentu memang harus dilaksanakan

    dalam situasi konkret terutama yang dihadapi seseorang, atau

    b) Etika mempersoalkan apakah suatu tindakan yang kelihatan bertentangan dengan nilaidan norma moral tertentu harus dianggap sebagai tindakan yang tidak etis dan karena

    itu dikutuk atau justru sebaliknya

    c) Apakah dalam situasi konkret yang saya hadapi saya memang harus bertindak sesuai

    dengan norma yang ada dalam masyarakatku ataukah justru sebaliknya saya dapat

    dibenarkan untuk bertindak sebaliknya yang bahkan melawan nilai dan norma moral

    tertentu.

    d) Etika sebagai Ilmu menuntut orang untuk berperilaku moral secara kritis dan rasional.

    e) Dengan menggunakan bahasa Nietzcshe, etika sebagai ilmu menghimbau orang untuk

    memiliki moralitas tuan dan bukan moralitas hamba

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    7/32

    f) Dalam bahasa Kant, etika berusaha menggugah kesadaran manusia untuk bertindak

    secara otonom dan bukan secara heteronom. Etika bermaksud membantu manusia

    untuk bertindak secara bebas tetapi dapat dipertanggungjawabkan.

    Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh perusahaan oleh

    perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar

    baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai

    standar kerja atau operasi perusahaan. Menurut De George Prinsip yang paling pokok yang

    berlaku universal, khususnya dalam dunia bisnis, adalah prinsip integritas pribadi atau

    integritas moral.

    2. Norma

    Norma memberi pedoman tentang bagaimana kita harus hidup dan bertindak secara

    baik dan tepat, sekaligus menjadi dasar bagi penilaian mengenai baik buruknya perilaku dan

    tindakan kita. Beberapa macam norma :

    Norma Khusus

    adalah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan khusus,

    misalnya aturan olah raga, aturan pendidikan dan lain-lain

    Norma Umum

    sebaliknya lebih bersifat umum dan sampai pada tingkat tertentu boleh dikatakan

    bersifat universal.

    Norma Sopan santun

    adalah norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah dalam pergaulan

    sehari-hari. Etika tidak sama dengan Etiket. Etiket hanya menyangkut perilaku

    lahiriah yang menyangkut sopan santun atau tata karma

    Norma Hukum

    adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat karena

    dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam

    kehidupan bermasyarakat.

    Norma Moral

    yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia. Norma moral

    ini menyangkut aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku

    manusia sejauh ia dilihat sebagai manusia.

    Ada beberapa ciri utama yang membedakan norma moral dari norma umum lainnya

    (kendati dalam kaitan dengan norma hukum ciri-ciri ini bisa tumpang tindih) :

    a) Kaidah moral berkaitan dengan hal-hal yang mempunyai atau yang dianggap

    mempunyai konsekuensi yang serius bagi kesejahteraan, kebaikan dan kehidupan

    manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai kelompok.

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    8/32

    b) Norma moral tidak ditetapkan dan/atau diubah oleh keputusan penguasa tertentu.

    Norma moral dan juga norma hukum merupakan ekspresi, cermin dan harapan

    masyarakat mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Berbeda dengan norma

    hukum, norma moral tidak dikodifikasikan, tidak ditetapkan atau diubah oleh

    pemerintah. Ia lebih merupakan hukum tak tertulis dalam hati setiap anggota

    masyarakat, yang karena itu mengikat semua anggota dari dalam dirinya sendiri

    c) Norma moral selalu menyangkut sebuah perasaan khusus tertentu, yang oleh

    beberapa filsuf moral disebut sebagai perasaan moral (moral sense)

    3. Etos Bisnis

    Etos Bisnis adalah Suatu kebiasaan atau budaya moral menyangkut kegiatan bisnis

    yang dianut dalam suatu perusahaan dari satu generasi ke generasi yang lain. Inti etos ini

    adalah pembudayaan atau pembiasaan penghayatan akan nilai, norma atau prinsip moral

    tertentu yang dianggap sebagai inti kekuatan dari suatu perusahaan yang sekaligus juga

    membedakannya dari perusahaan lain. Berkembang tidaknya sebuah etos bisnis dalam

    sebuah perusahaan sangat ditentukan pula oleh gaya kepemimpinan dalam perusahaan

    tersebut. Menurut De George ada tiga pandangan yang umum dianut, yaitu:

    (a) Bahwa norma etis berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain

    (b) Bahwa norma sendirilah yang paling benar dan tepat

    (c) Immoralitas naif

    4. Teori Etika

    a. Etika Teleologi

    Berasal dari kata dalam bahasa Yunani, telos = tujuan, Mengukur baik buruknya suatu

    tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu. Dua aliran etika

    teleologi :

    1. Egoisme EtisInti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya

    bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.

    2. Utilitarianisme

    Berasal dari bahasa latin utilis yang berarti bermanfaat. Menurut teori ini suatu

    perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut

    bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Teori ini

    cocok sekali dengan pemikiran ekonomis, karena cukup dekat dengan Cost-Benefit

    Analysis. Manfaat yang dimaksudkan utilitarianisme bisa dihitung sama seperti kita

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    9/32

    menghitung untung dan rugi atau kredit dan debet dalam konteks bisnis

    Utilitarianisme, dibedakan menjadi dua macam :

    a) Utilitarianisme Perbuatan (Act Utilitarianism)

    b) Utilitarianisme Aturan (Rule Utilitarianism)

    b. Etika Deontologi

    Istilah deontologi berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban.

    Ada tiga prinsip yg harus dipenuhi :

    (1) Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan

    kewajiban

    (2) Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu

    melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk

    melakukan tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah

    dinilai baik

    (3) Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang niscaya dari

    tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal

    (4) Bagi Kant, Hukum Moral ini dianggapnya sbg perintah tak bersyarat (imperatif

    kategoris), yg berarti hukum moral ini berlaku bagi semua orang pada segala situasi

    dan tempat.

    (5) Perintah Bersyarat adalah perintah yg dilaksanakan kalau orang menghendaki

    akibatnya, atau kalau akibat dari tindakan itu mrpk hal yg diinginkan dan dikehendakioleh orang tsb.

    (6) Perintah Tak Bersyarat adalah perintah yg dilaksanakan begitu saja tanpa syarat

    apapun, yaitu tanpa mengharapkan akibatnya, atau tanpa mempedulikan apakah

    akibatnya tercapai dan berguna bagi orang tsb atau tidak.

    c. Teori Hak

    1. Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang

    paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau

    perilaku.

    2. Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan

    kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama.

    3. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama.

    Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.

    d. Teori Keutamaan (Virtue)

    Memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan

    tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya. Keutamaan bisa didefinisikan

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    10/32

    sebagai berikut : disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia

    untuk bertingkah laku baik secara moral.

    Contoh keutamaan :

    a. Kebijaksanaan

    b. Keadilan

    c. Suka bekerja keras

    d. Hidup yang baik

    e. Keutamaan yang harus menandai pebisnis perorangan bisa disebut : kejujuran,

    fairness, kepercayaan dan keuletan. Keempat keutamaan ini berkaitan erat satu sama

    lain dan kadang-kadang malah ada tumpang tindih di antaranya.

    f. Fairness : kesediaan untuk memberikan apa yang wajar kepada semua orang dan

    dengan wajar dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak yang terlibat

    dalam suatu transaksi.

    g. Keutamaan-keutamaan yang dimilliki manajer dan karyawan sejauh mereka mewakili

    perusahaan, adalah : Keramahan, Loyalitas, Kehormatan dan Rasa malu.

    h. Keramahan merupakan inti kehidupan bisnis, keramahan itu hakiki untuk setiap

    hubungan antar manusia, hubungan bisnis tidak terkecuali.

    i. Loyalitas berarti bahwa karyawan tidak bekerja semata-mata untuk mendapat gaji,

    tetapi mempunyai juga komitmen yang tulus dengan perusahaan.

    j. Kehormatan adalah keutamaan yang membuat karyawan menjadi peka terhadap suka

    dan duka serta sukses dan kegagalan perusahaan.k. Rasa malu membuat karyawan solider dengan kesalahan perusahaan

    Dilema moral yang terjadi pada masa sekarang menunjukkan bahwa masalah etika

    juga meliputi kehidupan bisnis. Perusahaan dituntut untuk menetapkan patokan etika yangdapat diserap oleh masyarakat dalam pengambilan keputusannya. Sedangkan di pihak lain,

    banyak masyarakat menganggap etika itu hanya demi kepentingan perusahaan sendiri.

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    11/32

    Tantangan yang dihadapi serta kesadaran akan keterbatasan perusahaan dalam

    memperkirakan dan mengendalikan setiap keputusannya membuat perusahaan semakin

    sadar tentang tantangan etika yang harus dihadapi.

    Inovasi, Perubahan, dan Lapangan kerja

    Aspek bisnis yang paling menimbulkan pertanyaan menyangkut etika adalah inovasi

    dan perubahan. Sering terjadi tekanan untuk berubah membuat perusahaan atau

    masyarakat tidak mempunyai pilihan lain. Perusahaan harus menanam modal pada mesin

    dan pabrik baru yang biasanya menimbulkan masalah karena ketidakcocokan antara

    keahlian tenaga kerja yang dimiliki dan yang dibutuhkan oleh teknologi baru. Sedangkan

    perusahaan yang mencoba menolak perubahan teknologi biasanya menghadapi ancaman

    yang cukup besar sehingga memperkuat alasan perlunya melakukan perubahan.

    Keuntungan ekonomis dari inovasi dan perubahan biasanya digunakan sebagai pembenaran

    yang utama. Sayangnya biaya sosial dari perubahan jarang dibayar oleh para promotor

    inovasi. Biaya tersebut berupa hilangnya pekerjaan, perubahan dalam masyarakat,

    perekonomian, dan lingkungan. Biaya-biaya ini tak mudah diukur. Tantangan sosial yang

    paling mendasar berasal dari masyarakat yang berdiri di luar proses. Dampak teknologi baru

    bukan mustahil tak dapat diprediksi. Kewaspadaan dan keterbukaan yang

    berkesinambungan merupakan tindakan yang penting dalam usaha perusahaan memenuhi

    kewajibannya.

    Dampak inovasi dan perubahan terhadap tenaga kerja menimbulkan banyak masalah

    dibanding aspek pembangunan lainnya. Banyak pegawai menganggap inovasi mengecilkan

    kemampuan mereka. Hal ini mengubah kondisi pekerjaan serta sangat mengurangi

    kepuasan kerja. Perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih besar untuk

    menyediakan lapangan kerja dan menciptakan tenaga kerja yang mampu bekerja dalam

    masa perubahan. Termasuk di dalamnya adalah mendukung, melatih, dan mengadakan

    sumber daya untuk menjamin orang-orang yang belum bekerja memiliki keahlian dan dapat

    bersaing untuk menghadapi dan mempercepat perubahan.

    Pasar dan Pemasaran

    Monopoli adalah contoh yang paling ekstrem dari distorsi dalam pasar. Ada banyak

    alasan untuk melakukan konsentrasi industri, misal, meningkatkan kemampuan

    berkompetisi, memudahkan permodalan, hingga semboyan yang terkuat adalah yang

    menang. Penyalahgunaan kekuatan pasar melalui monopoli merupakan perhatian klasik

    terhadap bagaimana pasar dan pemasaran dilaksanakan. Kecenderungan untukberkonsentrasi dan kekuatan nyata dari perusahaan raksasa harus dilihat secara hati-hati.

    Banyak kritik diajukan pada aspek pemasaran, misal, penyalahgunaan kekuatan pembeli,

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    12/32

    promosi barang yang berbahaya, menyatakan nilai yang masih diragukan, atau

    penyalahgunaan spesifik lain, seperti iklan yang berdampak buruk bagi anak-anak.

    Diperlukan kelompok penekan untuk mengkritik tingkah laku perusahaan. Negara pun dapat

    menentukan persyaratan dan standar.

    Good Corporate Governance (GCG)

    Good Corporate Governance Good Corporate Governance pada dasarnya

    merupakan suatu sistem (input, proses, output) dan seperangkat peraturan yang mengatur

    hubungan antara berbagai pihak yang kepentingan (stakeholders) terutama dalam arti

    sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi

    tercapainya tujuan perusahaan. Good Corporate Gorvernance dimasukkan untuk mengatur

    hubungan-hubungan ini dan mencegah terjadinya kesalaha-kesalahan signifikan dalam

    strategi perusahaan dan untuk memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi dapatdi perbaiki dengan segera.

    Pengertian ini dikutip dari buku Good Corporate Governance pada badan usaha

    manufaktur, perbankan dan jasa keuangan lainnya (2008:36) Rogers W O Okot Uma dari

    commonwealth secertariat london (ndraha 2003:629) mendefinisikan Good Governance

    sebagai, compressing the prossesing and structure guides political and sosial economic

    relationship, with patricular reference to commitment to democratic values, norms and honest

    business atau mempersingkat proses struktur yang mengatur hubungan ekonomi, sosial

    dan politis dengan acuan tertentu untuk memenuhi nilai-nilai demokratis, norma-norma dan

    bisnis yang sehat.

    Tim GCG BPKP mendefinisikan Good Corporate Governance sebagai suatu

    komitmen, aturan main serta praktik penyelenggaraan bisnis secara sehat dan beretika.

    Dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara nomor: Kep-117/M-Mbu/2002 tentang

    penerapan praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

    dijelaskan bahwa, Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan

    oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan

    guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka penjang dengan memperhatikan

    stakeholder lainnya berlandaskan peraturan,perundangan dan etika. Dari pengertian diatas

    terdapat berapa hal penting yang terkandung dalam Good Corporate Governance, antara

    lain adalah:

    1. Efektivitas yang bersumber dari budaya perusahaan, etika, nilai, sistem, proses

    bisnis, kebijakan dan struktur organisasi perusahaan yang bertujuan untuk

    mendukung dan mendorong pengembangan perusahaan, pengelolaan sumber

    daya dan resiko secara lebih efektif dan efisien, pertanggungjawaban perusahaan

    kepada pemegang saham dan stakeholder lainnya

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    13/32

    2. Seperangkat prinsip, kebijakan manajemen perusahaan yang diterapkan bagi

    terwujudnya operasional perusahaan yang efisien

    Unsur kepengurusan adalah bagian penting dari agenda kebijaksanaan perusahaan

    karena merupakan kewajiban yang nyata dalam bertanggungjawab terhadap barang dan

    dana orang lain. Perusahaan wajib melaksanakan pengurusan manajemen dengan tekun

    atas semua harta yang dipertanggungjawabkan pada pemberi tugas. Tugas terutama berada

    pada pundak direksi yang diharapkan bertindak loyal, dapat dipercaya, serta ahli dalam

    menjalankan tugasnya. Mereka tidak boleh menyalahgunakan posisinya. Mereka

    bertanggung jawab pada perusahaan juga undang-undang. Dalam hal ini auditing

    memegang peranan penting dalam mempertahankan stabilitas antara kebutuhan manajer

    untuk menjalankan tugasnya dan hak pemegang saham untuk mengetahui apa yang sedang

    dikerjakan para manajer. Perdebatan mengenai gaji direksi terjadi karena adanya

    ketidakadilan dalam proses penentuannya, ruang gerak yang dimungkinkan bagi direksi,

    kurang jelasnya hubungan antara kinerja organisasi dan penggajian, paket-paket tambahan

    tersembunyi dan kelemahan dalam pengawasan. Tampaknya gaji para direksi meningkat,

    sementara tingkat pertumbuhan pendapatan rata-rata cenderung menurun, dan nilai saham

    berfluktuasi. Hal ini menimbulkan kritik dan kesadaran untuk menyoroti kenaikan gaji para

    eksekutif senior. Informasi dan pembatasan eksternal merupakan unsur penting dalam

    upaya menyelesaikan penyalahgunaan yang terjadi.

    Tantangan Multinasional

    Sering terjadi, perusahaan internasional mengambil tindakan yang tak dapat diterima

    secara lokal. Banyak pertanyaan mendasar bagi perusahaan multinasional, seperti

    kemungkinan masuknya nilai moral budaya ke budaya masyarakat lain, atau kemungkinan

    perusahaan mengkesploitasi lubang-lubang perundang-undangan dalam sebuah negara

    demi kepentingan mereka. Dalam prakteknya, perusahaan internasional mempengaruhi

    perkembangan ekonomi sosial masyarakat suatu negara. Mereka dapat mensukseskan

    aspirasi negara atau justru malah membuat frustasi dengan menghambat tujuan nasional.

    Hal ini meningkatkan kewajiban bagi perorangan maupun industri untuk melaksanakan

    aturan kode etik secara internal maupun eksternal.

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    14/32

    BAB II

    ANALISIS KASUS

    Pada era 1970-an produsen pesawat terbang Amerika Serikat, Lockheed, terlibat

    dalam sejumlah kasus suap, ketika mengusahakan memasarkan beberapa pesawatnya.

    Suatu kasus berlangsung di Italia, yang melibatkan presiden Giovanni Leone, dan dua

    perdana menteri, Aldo Moro dan Mariano Rumor. Kasus lain terjadi di Belanda. Pada

    kesempatan menjual 138 pesawat tempur F-104 Starfighter, Lockheed menyalurkan hadiah

    sebesar $ 1.1 juta kepada Pangeran Bernard, suami ratu Yuliana. Dan ada beberapa kasus

    lain lagi. Di kemudian hari Lockheed mengakui bahwa sejak tahun 1970 ia telah membuat

    pembayaran khusus yang bernilai $ 202 juta di lima belas negara. Setelah ketahuan,

    semua kasus ini menimbulkan reaksi cukup hebat, baik di Negara tempat kejadian maupun

    di Amerika Serikat tempat produksi Amerika Serikat. Tetapi skandal Lockheed yang paling

    banyak menarik perhatian terjadi di Jepang.

    Logo Perusahaan Lockheed periode 1970an

    F-104G Starfighter

    Bulan Agustus 1972, Carl Kotchian, Presiden Lockheed dari 1967 sampai 1975,

    terbang ke Tokyo untuk merundingkan penjualan pesawat penumpang yang baru, L-1011

    Tristar, kepada maskapai penerbangan ALL Nippon Airways (ANA). Pada saat itu Lockheed

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    15/32

    berada dalam kesulitan finansial yang besar. Setelah mengalami beberapa kegagalan

    dengan produksi pesawat-pesawat lain, Lockheed mendekati kebangkrutan. Ia hanya bisa

    diselamatkan dengan suntikan dana sebesar $ 250 juta dari pemerintah federal pada tahun

    1971. Jadi, keberhasilan misi Kotchian di Jepang sangat penting untuk masa depan

    Lockheed1.

    Pabrik Lockheed

    Ada tiga perusahaan besar yang ikut tender ini. McDonald Douglas, lewat perusahaan

    Mitsui, menawarkan DC-10; Boeing, lewat perusahaan Nissho Iwai, menjual seri 747; dan

    Lockheed, lewat perusahaan Marubeni, mengajukan TriStar. Di dalam persaingan ini,

    Lockheed menjadi kuda hitam. Melihat peluang yang sangat tipis, Marubeni mengusulkan

    upaya rahasia. Lockheed setuju. Mereka lalu minta saran Yoshio Kodama (agen rahasia

    Lockheed yang membantu penjualan peralatan militer ke Jepang) . Kodama mengusulkan

    agar Lockheed-Marubeni menjalin kontak dengan Kenji Osano (staf Perdana Menteri

    Jepang, Kakuei Tanaka). Dengan imbalan $200,000 sebagai konsultan, Osano memberi

    kesempatan kepada Marubeni untuk bertemu langsung dengan Presdir ANA, Tokuji

    Wakasa.

    Mr. A. Carl Kotchian, Presiden Direktur Lockheed pada era1970an

    1http://purnawankristanto.multiply.com/journal/item/335/inilah_Skandal_Lockhead

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    16/32

    Untuk jasa ini, Marubeni bermaksud memberikan uang ucapan terimakasih sebesar

    500 juta yen atau sekitar $7.53 juta kepada Tanaka. Hiyama, presdir Marubeni, mengutus

    Toshiharu Okubo (Direktur Manajer) menemui A.C. Kotchian, presdir Lockheed untuk

    membicarakan hadiah ini. Kotchian setuju dengan rencana ini. 23 Agustus 1972, Hiyama

    menemui Tanaka dan menawarkan 500 juta yen sebagai jasa jika Tanaka bersedia

    mendorong ANA untuk membeli TriStars. Tanaka setuju. Dia lalu berbicara dengan Wakasa,

    presdir ANA. Sementara, Osano (asisten Tanaka) berusaha meyakinkan wakil presdir ANA,

    Watanabe. Seluruhnya Lockheed membayar $ 12.5 juta sebagai uang suap dalam menjual

    21 pesawat Tristar.

    Lockheed L-1101 Tristar

    Dua bulan kemudian, ANA mengumumkan bahwa Lockheed memenangkan kontrak

    pengadaan pesawat ini. Konspirasi tingkat tinggi ini dijalin dengan begitu rapi. Namun

    serapat-rapatnya orang membungkus bangkai, akhirnya tercium juga. Senat Amerika

    mencium bau tidak sedap ini. Mereka melakukan investigasi yang menghasilkan pengakuan

    Kotchian mengenai praktik bisnis yang kotor ini. Skandal ini lalu diekspos besar-besaran

    oleh media massa, sehinga memaksa Kakuei Tanaka mengundurkan diri. Sedangkan di

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    17/32

    Amerika, presiden komisaris Lockheed, Daniel Haughton mengundurkan diri. Orang-orang

    yang terlibat dalam skandal ini diseret ke muka pengadilan.

    Setelah kasus ini dilaporkan dalam pers internasional, reaksinya menjadi sangat hebat,

    baik di Amerika Serikat maupun di Jepang. Tanaka ditahan dan diperiksa, sedangkan semua

    pejabat yang terlibat kehilangan jabatannya. Meski dinyatakan tertutup, gedung pengadilan

    distrik Tokyo masih saja dibanjiri para wartawan pada saat sidang kasus ini digelar. Mereka

    menunggu peluang untuk bisa menjepret Kakuei Tanaka yang hari Rabu itu tampil sebagai

    tertuduh utama sidang skandal Lockheed. Dalam tempo 6 jam Jaksa Penuntut Umum

    membacakan 560 halaman berkas tuduhan yang diakhiri dengan tuntutan 5 tahun hukuman

    penjara bagi Tanaka. Ia juga diwajibkan mengembalikan 500 juta yen yakni jumlah yang

    dituduhkan diterima olehnya dari Lockheed Corp. lewat agen Marubeni, manakala ia masih

    menjabat perdana menteri (1972-1974).

    Atas semua tuduhan itu, Tanaka lewat pengacaranya menyatakan diri "tidak bersalah."

    Pernyataan yang sama tiap kali diulang sejak sidang pertama skandal Lockheed, 27 Januari

    1977. Dalam tempo 6 bulan berlangsung 184 sidang yang masih akan dilanjutkan Mei dan

    Juni, sedangkan vonis dijatuhkan dalam Oktober kelak. Selagi sidang pekan lalu

    berlangsung sebanyak 20.000 orang melancarkan demonstrasi, menuntut Tanaka

    mengundurkan diri dari keanggotaan di Diet (Majlis Rendah Jepang). Malam sebelumnya

    ada beberapa kelompok berarak membawa lampion bertuliskan "Tahan Kakuei", menelusuri

    jalan-jalan besar di Tokyo. Tidak lupa mereka lewat di depan rumah Tanaka.

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    18/32

    Gambar 1.1 : Proses Tender Pesawat Penumpang ANA yang dimenangkan oleh Lockheed

    Lockheed

    $ 12.5 juta (21 Pesawat Tristra)

    Tender Pesawat Penumpang

    All Nippon Airways (ANA)

    Carl Kotchian, Presiden Lockheed

    Tiga perusahaan besar yang ikut tender:

    McDonald Douglas, lewat perusahaan Mitsui,

    menawarkan DC-10;

    Boeing, lewat perusahaan Nissho Iwai,

    menjual seri 747; dan

    Lockheed, lewat perusahaan Marubeni,

    mengajukan TriStar

    Yoshio Kodama

    (agen rahasia Lockheed)

    Kenji Osano

    (staf PM Jepang, Kakuei Tanaka)

    Tokuji Wakasa

    (Presdir ANA)

    Toshiharu Okubo

    (Direktur Manajer Marubeni)

    Hiyama

    (presdir Marubeni)

    Kakuei Tanaka(PM Jepang)

    Watanabe

    (Wakil Presdir ANA)

    Memenangkan kontrak pada Tender pengadaan pesawat ANA

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    19/32

    Demonstrasi anti-Tanaka bahkan meluas ke-33 prefektur di seluruh Jepang, tidak

    terkecuali Niigata di Utara, yang merupakan basis kekuatan politik Tanaka. Diorganisasi oleh

    pihak oposisi (Partai Sosialis), demonstrasi itu diduga bisa memperlemah pengaruh Tanaka.

    Proses hukum, dari penyidikan sampai pengadilan, cukup lama2. Baru pada 1985 Tanaka

    dijatuhi hukuman empat tahun penjara. Ia mengajukan banding, dan sampai ia meninggal

    pada 1993, setelah terkena stroke di awal 1990, belum juga ada keputusan banding dari

    Mahkamah Agung3. Di Amerika Serikat kasus suap Lockheed ini menjadi salah satu skandal

    bisnis paling menggemparkan yang dikenal dalam sejarah Amerika dan diperiksa oleh

    instansi kehakiman Amerika sampai detail-detail terkecilnya. Carl Kotchian tidak ada pilihan

    lain daripada mengundurkan diri sebagai presiden perusahaan Lockheed.

    Walaupun mendapat liputan paling luas dalam media massa Amerika dan

    internasional, kasus Lockheed ini bukan satu-satunya kasus suap yang terjadi di Amerika

    waktu itu. Menurut sebuah laporan, antara 1974 dan 1976 sekurang-kurangnya 435

    perusahaan Amerika diketahui terlibat dalam pembayaran tidak regular kepada pejabat-

    pejabat atau partai-partai politik di luar negeri. Dalam arti tertentu, Lockheed dijadikan

    kambing hitam saja, dalam menentang suatu praktek yang tidak terbatas pada satu dua

    perusahaan saja. Sebagai tanggapan atas kasus-kasus suap serupa itu DPR Amerika

    Serikat merancang undang-undang yang disebut Foreign Corrupt Practices Act dan

    ditangani oleh Presiden Jimmy Carter pada tahun 1977. Dalam undang-undang ini

    perusahaan Amerika dilarang untuk membayar bribes sebagai usaha memasarkanproduknya di luar negeri. Perusahaan yang melanggar bisa dikenakan denda sampai $ 1

    Juta dan pejabat perusahaan yang terlibat diancam kurungan sampai 5 tahun dan/atau

    didenda sampai $ 10.000 .

    Dengan demikian perbuatan seperti yang dilakukan pimpinan Lockheed menjadi

    sesuatu yang illegal. Dalam pembelaannya Carl Kotchian masih sempat menekankan bahwa

    dengan perilakunya di jepang ia tidak melanggar hukum Amerika. Hal itu untuk sebagian

    memang benar, namun sesudah undang-undang ini mulai diberlakukan, tidak lagi dapat

    dikatakan demikian. Dengan adanya undang-undang ini praktek-praktek yang sebelumnya

    tidak dilarang secara resmi, menjadi sesuatu yang illegal dank arena itu mendapat status

    yang jelas.

    Akan tetapi, hal itu tidak berarti bahwa undang-undang anti-suap ini diterima dengan

    antusias oleh dunia usaha Amerika. Pada kenyataannya undang-undang ini menemui

    banyak kritik. Terutama dua keberatan yang sering dikemukakan, yaitu :

    1. Melalui undang-undang ini Amerika serikat mempraktekan semacam imperialism etis.

    Maksudnya, undang-undang ini memberi kesan seolah-olah tata nilai Amerika berlaku

    2 http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1983/02/05/LN/mbm.19830205.LN43622.id.html3

    http://sihiteezra.wordpress.com/2010/11/29/jepang-dari-korupsi-ke-korupsi/

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    20/32

    di mana-mana dan mau dipaksakan di seluruh dunia. Padahal, praktek-praktek etis di

    luar negeri bisa berbeda-beda. Karena itukeberatan ini tegaskanperusahaan yang

    ingin sukses harus menyesuaikan diri dengan keadaan setempat. Dalam

    pembelaannya Carl Kotchian juga menyinggung pikiran ini, bila ia menandaskan : Dari

    pengalaman saya di bidang penjualan internasional, saya tahu kalau kita ingin agar

    produk kita berhasil atas jasanya sendiri, kita harus mengikuti sistem yang sedang

    berjalam. Akan tetapi, keberatan ini sulit untuk dipertahankan. Tidak ada Negara yang

    menerima uang suap sebagai cara normal untuk menjalankan bisnis. Hal itu sudah

    tampak karena praktek suap selalu dilakukan dengan sembunyi-sembunyi. Hal itu

    tampak paling jelas dengan reaksi keras masyarakat Jepang pada ketika seluk-

    beluknya kasus itu mulai diketahui. Dan tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa di

    negara lain reaksinya akan lain, karena praktek suap bertentangan dengan hakikat

    bisnis itu sendiri.

    2. Undang-undang anti-suap itu merugikan bisnis Amerika, karena melemahkan daya

    saingnya.

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    21/32

    BAB III

    PEMBAHASAN KASUS

    Kejadian memalukan seperti yang dialami Lockheed mendorong para pakar psikologi,

    sosiologi, filsafat dan menajemen bisnis untuk mengkaji dan memperbaiki citra dunia bisnis.

    Bisnis bukan semata-mata berorientasi mengumpulkan materi dan keuntungan finansial,

    melainkan juga harus memerhatikan etika dan moralitas.

    ARTI PENTING ETIKA BISNIS

    Perilaku Etis penting diperlukan untuk sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis.

    Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif baik lingkup makro ataupun

    mikro.

    1. Perspektif Makro

    Pertumbuhan suatu negara tergantung pada efektivitas dan efisiensi sistem pasar

    dalam mengalokasikan barang dan jasa. Beberapa kondisi yang diperlukan supaya sistem

    dapat bekerja secara efektif dan efisien adalah:

    a. Adanya hak memiliki dan mengelola properti swasta

    b. Adanya kebebasan memilih dalam perdagangan barang dan jasa

    c. Adanya ketersediaan informasi yang akurat berkaitan dengan barang dan jasa

    Jika salah satu subsistem dalam sistem pasar ini melakukan perilaku yang tidak etis, maka

    hal ini akan mempengaruhi keseimbangan sistem dan mengambat pertumbuhan sistem

    secara makro. Contoh-contoh perilaku tidak etis pada perspektif makro adalah:

    a. Penyogokan atau suap: Yaitu memberikan sesuatu yang berharga dengan tujuan

    mempengaruhi tindakan seorang pejabat dalam melaksanakan kewajiban publik. Suap

    dimaksudkan untuk memanipulasi seseorang dengan membeli pengaruh. Pembelian itu

    dapat dilakukan baik dengan membayarkan sejumlah uang atau barang, maupun

    pembayaran kembali setelah deal terlaksana.

    b. Tindakan pemaksaan: Merupakan tekanan, pembatasan, dorongan dengan paksa

    menggunakan jabatan atau ancaman untuk memaksakan kehendak. Tindakan

    pemaksaan ini misalnya berupa ancaman untuk mempersulit kenaikan jabatan,

    pemecatan, atau penolakan terhadap seseorang.

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    22/32

    c. Informasi palsu (Deceptive information): Yaitu memberikan informasi yang tidak jujur

    untuk mengelabuhi atau menutupi sesuatu yang tidak benar.

    d. Pencurian dan penggelapan: Tidak hanya di bidang politik dan militer, di dalam bidang

    bisnis pun sudah ada kegiatan spionase. Fei Ye, (37 th), and Ming Zhong, (36 th)

    ditangkap polisi Amerika dengan tuduhan telah mencuri rancangan microchip dan

    rahasia perusahaan dari perusahaan komputer Sun Microsystems Inc., NEC Electronics

    Corp., Transmeta Corp. dan Trident Microsystems Inc. Mereka ditangkap di airport San

    Fransisco saat akan terbang ke negeri Cina.

    e. Perlakukan diskriminatif, yaitu perlakuan tidak adil atau penolakan terhadap orang-orang

    tertentu yang disebabkan oleh ras, jenis kelamin, kewarganegaraan, atau agama.

    2. Perspektif Mikro

    Dalam lingkup mikro perilaku etis identik dengan kepercayaan atau trust. Dalam

    lingkup mikro terdapat rantai relasi dimana pemasok (supplier), perusahaan, konsumen,

    karyawan saling berhubungan dalam kegiatan bisnis yang saling mempengaruhi. Tiap mata

    rantai di dalam relasi harus selalu menjaga etika sehingga kepercayaan yang mendasari

    hubungan bisnis dapat terjaga dengan baik. Bagaimana perilaku etis dapat berperan dalam

    menciptakan keberlangsungan usaha? Sebagian besar perusahaan berusaha menciptakan

    adanya repetitive purchase(pembelian berulang) yang dilakukan konsumen. Hal ini hanya

    dapat terjadi jika konsumen merasakan kepuasan dalam mengkonsumsi produk tersebut.

    Perilaku tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan dapat mencederai kepuasaan ini.

    Dalam kaitannya dengan dalam relasi bisnis, setiap perusahaan ingin bekerja sama

    dengan perusahaan yang dapat dipercaya. Kepercayaan ini ada di dalam reputasi

    perusahaan yang tidak diciptakan dalam sekejap. Perilaku etis merupakan salah satu

    komponen utama dalam membangun reputasi perusahaan.

    Dalam hubungan dengan pihak perbankan, banyak perbankan yang memasukkan

    komponen etika bisnis dalam mempertimbangkan pengesahan permohonan kredit. Pihakperbankan lebih yakin dalam mengabulkan pinjaman terhadap perusahaan yang telah

    melaksanakan prinsip-prinsip Corporate Social Responsibility.

    Dalam skala global, telah merebak kesadaran baru bahwa selain memiliki hak-hak

    sebagai konsumen, mereka juga memiliki kewajiban. Mereka menyadari bahwa perilaku

    konsumsi mereka dapat berpengaruh terhadap ketidak-adilan dan kerusakan lingkungan. Itu

    sebabnya, lapisan masyarakat yang terdidik mulai selektif di dalam mengkonsumsi suatu

    barang/jasa. Mereka tidak akan membeli barang yang diproduksi oleh perusahaan yangmembalak hutan. Mereka menolak produk dari pabrik yang tidak memberi upah yang layak

    kepada buruhnya.

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    23/32

    Sedangkan secara internal, penerapan etika juga dapat meningkatkan kinerja dan loyalitas

    karyawan terhadap perusahaan. Menurut penelitian Erni Rusyani (dosen Fak. Ekonomi

    Unpas Bandung) perusahaan yang tidak perduli pada etika bisnis, maka kelangsungan hidup

    perusahaan itu akan terganggu dan akan berdampak pula pada kinerja keuangannya. Hal ini

    terjadi akibat pihak manajemen dan karyawan yang cenderung mencari keuntungan semata

    sehingga terjadi penyimpangan norma-norma etis. Segala kompetensi, keterampilan,

    keahlian, potensi, dan modal lainnya ditujukan sepenuhnya untuk memenangkan kompetisi

    yang tidak sehat ini.

    Di dalam tingkat kompetisi yang sangat tinggi, perusahaan yang dapat bertahan adalah

    perusahaan yang inovatif, proaktif, dan berani dalam mengambil risiko. Hal ini hanya dapat

    terjadi jika perusahaan itu memiliki budaya kerja yang suportif. Salah satu syaratnya adalah

    adanya etika perusahaan.

    MENEGAKKAN ETIKA BISNIS

    Pengertian etika harus dibedakan dengan etiket. Etiket berasal dari bahasa

    Prancis etiquetteyang berarti tata cara pergaulan yang baik antara sesama menusia.

    Sementara itu etika, berasal dari bahasa Latin, berarti falsafah moral dan merupakan cara

    hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan agama. Berikut ini beberapa

    pendapat para ahli tentang etika:

    Etika merupakan bagian dari filsafat. Sebagai ilmu, etika mencari keterangan (benar) yang

    sedalam-dalamnya. Sebagai tugas tertentu bagi etika, ia mencari ukuran baik-buruk bagi

    tingkah laku manusia . . .memang apa yang tertemukan oleh etika mungkin menjadi

    pedoman seseorang, tetapi tujuan etika bukanlah untuk memberi pedoman, melainkan untuk

    tahu.(Prof. Ir. Poedjawiyatna, Etika, Filsafat Tingkah Laku)

    Etika bukan suatu sumber tambahan bagi ajaran moral melainkan merupakan filsafat atau

    pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan padangan-pandangan moral (FranzMagnis Suseno)

    Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang

    menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik secara pribadi

    maupun sebagai kelompok. (A. Sonny Keraf)

    Etika adalah ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh

    yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Etika disebut pula akhlak dan disebut pula

    moral. (Drs.Sudarsono)

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    24/32

    Dengan membaca pendapat-pendapat di atas, kita mengetahui bahwa ada banyak

    pengertian tentang etika. Yang penting bagi pelaku bisnis adalah bagaimana menempatkan

    etika pada kedudukan yang pantas dalam kegiatan bisnis. Tugas pelaku bisnis adalah

    berorientasi pada norma-norma moral. Dalam melaksanakan pekerjaannya sehari-hari dia

    berusaha selalu berada dalam kerangka etis, yaitu tidak merugikan siapa pun secara moral.

    Tolok ukur dalam etika bisnis adalah standar moral. Seorang pengusaha yang beretika

    selalu mempertimbangkan standar moral dalam mengambil keputusan: apakah keputusanku

    ini dinilai baik atau buruk oleh masyarakat? Apakah keputusanku berdampak baik atau

    buruk kepada orang lain? Apakah keputusanku ini melanggar hukum atau tidak? Ada dua

    prinsip yang dapat digunakan sebagai acuan dimensi etis dalam pengambilan keputusan

    yaitu :

    1. Prinsip Konsequentialis: Konsep etika ini berfokus pada konsekuensi dari

    pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang. Ini artinya, penilaian apakah sebuah

    keputusan dapat dikatakan etis atau tidak, itu tergantung pada konsekuensi (dampak) dari

    keputusan tersebut. Misalnya, keputusan mengalirkan lumpur panas ke laut. Penilaian etis

    atas keputusan ini diukur dari dampaknya terhadap kerusakan lingkungan dan kerugian

    masyarakat.

    2. Prinsip Non-Konsekuentialis: Konsep etika ini mendasarkan penilaian pada

    rangkaian peraturan yang digunakan sebagai petunjuk/panduan pengambilan keputusan.

    Penilaian etis lebih didasarkan pada alasan, bukan pada akibatnya. Ada dua prinsip utama

    di dalam konsep ini, yaitu:

    a. Prinsip Hak: Menjamin hak asasi manusia. Hak ini berhubungan dengan kewajiban

    untuk tidak saling melanggar hak orang lain.

    b. Prinsip Keadilan: Keadilan biasanya terkait dengan isu hak, kejujuran,dan kesamaan.

    Prinsip keadilan dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu :

    (1). Keadilan distributif. Keadilan yang sifatnya menyeimbangkan alokasi benefitdan

    beban antar anggota kelompok. Benefitterdiri dari pendapatan, pekerjaan,

    kesejahteraan, pendidikan dan waktu luang. Beban terdiri dari tugas kerja, pajak dan

    kewajiban sosial.

    (2). Keadilan retributif. Keadilan yang terkait dengan retribution(ganti rugi) dan hukuman

    atas kesalahan tindakan. Seseorang harus bertanggungjawab atas dampak negatif atas

    tindakan yang dilakukannya (kecuali jika tindakan tersebut dilakukan atas paksaan pihak

    lain.)

    (3). Keadilan kompensatoris. Keadilan yang terkait dengan kompensasi bagi pihak yang

    dirugikan. Kompensasi yang diterima dapat berupa perlakuan medis, pelayanan dan

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    25/32

    barang penebus kerugian. Masalah terjadi apabila kompensasi tidak dapat menebus

    kerugian, misalnya kehilangan nyawa manusia.

    10 PRINSIP PENERAPAN ETIKA BISNIS

    Dalam ranah ilmu filsafat, kajian etika berusaha menjawab secara kritis terhadappertanyaan: mengapa sebuah perbuatan ini dinilai baik atau buruk? Namun dalam dunia

    bisnis secara praktis, kita harus mengoperasionalkan etika bisnis sehingga dapat diterapkan

    dalam pekerjaan sehari-hari. Berikut ini adalah 10 Prinsip di dalam menerapkan Etika Bisnis

    yang positif:

    1. Etika Bisnis itu dibangun berdasarkan etika pribadi: Tidak ada perbedaan yang tegas

    antara etika bisnis dengan etika pribadi. Kita dapat merumuskan etika bisnis berdasarkan

    moralitas dan nilai-nilai yang kita yakini sebagai kebenaran.

    2. Etika Bisnis itu berdasarkan padafairness. Apakah kedua pihak yang melakukan

    negosiasi telah bertindak dengan jujur? Apakah setiap konsumen diperlakukan dengan adil?

    Apakah setiap karyawan diberi kesempatan yang sama? Jika ya, maka etika bisnis telah

    diterapkan.

    3. Etika Bisnis itu membutuhkan integritas. Integritas merujuk pada keutuhan pribadi,

    kepercayaan dan konsistensi. Bisnis yang etis memperlakukan orang dengan hormat, jujur

    dan berintegritas. Mereka menepati janji dan melaksanakan komitmen.

    4. Etika Bisnis itu membutuhkan kejujuran. Bukan jamannya lagi bagi perusahaan untuk

    mengelabuhi pihak lain dan menyembunyika cacat produk. Jaman sekarang adalah era

    kejujuran. Pengusaha harus jujur mengakui keterbatasan yang dimiliki oleh produknya.

    5. Etika Bisnis itu harus dapat dipercayai. Jika perusahaan Anda terbilang baru, sedang

    tergoncang atau mengalami kerugian, maka secara etis Anda harus mengatakan dengan

    terbuka kepada klien atau stake-holder Anda.

    6. Etika Bisnis itu membutuhkan perencanaan bisnis. Sebuah perusahaan yang beretika

    dibangun di atas realitas sekarang, visi atas masa depan dan perannya di dalam lingkungan.

    Etika bisnis tidak hidup di dalam ruang hampa. Semakin jelas rencana sebuah perusahaan

    tentang pertumbuhan, stabilitas, keuntungan dan pelayanan, maka semakin kuat komitmen

    perusahaan tersebut terhadap praktik bisnis.

    7. Etika Bisnis itu diterapkan secara internal dan eksternal. Bisnis yang beretikamemperlakukan setiap konsumen dan karyawannya dengan bermartabat dan adil. Etika juga

    diterapkan di dalam ruang rapat direksi, ruang negosiasi, di dalam menepati janji, dalam

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    26/32

    memenuhi kewajiban terhadap karyawan, buruh, pemasok, pemodal dll. Singkatnya, ruang

    lingkup etika bisnis itu universal.

    8. Etika Bisnis itu membutuhkan keuntungan. Bisnis yang beretika adalah bisnis yang

    dikelola dengan baik, memiliki sistem kendali internal dan bertumbuh. Etika adalah

    berkenaan dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri untuk masa

    depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan keuntungan bukanlah

    perusahaan yang beretika.

    9. Etika Bisnis itu berdasarkan nilai. Perusahaan yang beretika harus merumuskan

    standar nilai secara tertulis. Rumusan ini bersifat spesifik, tetapi berlaku secara umum. Etika

    menyangkut norma, nilai dan harapan yang ideal. Meski begitu, perumusannya harus jelas

    dan dapat dilaksanakan dalam pekerjaan sehari-hari.

    10. Etika Bisnis itu dimulai dari pimpinan. Ada pepatah, Pembusukan ikan dimulai dari

    kepalanya. Kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap corak lembaga. Perilaku seorang

    pemimpin yang beretika akan menjadi teladan bagi anak buahnya.

    Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan

    sebuah harga yang tidak dapat ditawar lagi. Seorang konsumen yang tidak puas, rata-rata

    akan mengeluh kepada 16 orang di sekitarnya. Dalam zaman informasi seperti ini, baik-

    buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan masif. Memperlakukankaryawan, konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara etis, adil dan jujur

    adalah satu-satunya cara supaya kita dapat bertahan di dalam dunia bisnis sekarang.

    1. Dampak kasus Lockheed pada struktur pasar

    Kasus Lockheed ini berdampak langsung terhadap struktur pasar di Amerika

    Serikat pada masanya. Pemerintah Amerika Serikat dengan Foreign Corrupt

    Practices Art / undang-undang anti-suap nya menjadi pisau bermata dua. Beberapa

    perusahaan AS menganggap ini adalah kerugian dalam bersaing. Dan hal ini

    dianggap sebagai pembayaran perantara. Sebagian mengetahui sebagai uang cepat

    dan hal ini dilakukan untuk mengamankan kontrak yang belum aman atau membayar

    untuk mendapatkan perlakuan istimewa dari pemerintah setempat tetapi tidak

    mendapatkan hak tersebut di negara lain. Ketika menyalurkan pembayaran, masalah

    etika masih menjadi hal yang gelap. Di banyak negara, pembayaran terhadap

    pejabat pemerintah sudah menjadi bagian hidup sehari hari. Beberapa

    berpendapat tidak berinvestasi karena tidak mau membayar suap mengacuhkanbahwa investasi bisa meningkatkan standart ekonomi dengan menambah

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    27/32

    pendapatan dan menambah lapangan kerja. Dari hal tersebut, memberi suap

    meskipun salah mungkin adalah hal yang harus dibayar untuk mendapatkan sesuatu

    yang lebih baik. Beberapa langkah ekonomi ini dinilai dapat menembus regulasi tidak

    praktis pada negara berkembang sehingga dapat membantu korupsi untuk tumbuh.

    Teori ekonomi ini membuat beberapa negara merubah batas mekanisme pasar,korupsi dalam pasar gelap, penyelundupan dan pembayaran rahasia pada para

    birokrat untuk mempercepat usaha sehingga menambah kesejahteraan. Pendapat

    seperti ini digunakan untuk membujuk kongres AS untuk menerima pembayaran dari

    Foreign Corrupt Prctices Act.

    Sebaliknya, pakar ekonomi lain mengatakan bahwa korupsi mengurangi

    pendapatan dari investasi bisnis dan membuat pertumbuahn ekonomi rendah. Di

    negara dimana korupsi menjadi hal biasa, birokrat yang tidak produktif yangmenginginkan pembayaran lain untuk memberi izin mengalihkan keuntungan bisnis.

    Pengurangan keuntungan ini memperlambat tingkat pertumbuhan ekonomi.

    Di Jepang sendiri, kasus Tanaka menerima suap dari Lockheed membuat Jepang

    kehilangan stabilitas politiknya, kehilangan kepercayaan masyarakat menjadi

    kemunduran dari sebuah pemerintahan suatu negara karena dianggap tidak

    menjalankan pemerintahan dengan baik. Stabilitas dan suasana hati di suatu Negara

    mempengaruhi tindakan pemerintah dalam mengambil tindakan yang mungkin

    memiliki dampak penting terhadap kelangsungan hidup melakukan bisnis di Negara

    tersebut. Suatu gerakan politik bisa mengubah sikap yang berlaku terhadap

    perusahaan-perusahaan asing dan menghasilkan peraturan baru.

    2. Termasuk apakah tindakan Lockheed? Penyuapan atau pemerasan?

    Pembayaran yang dilakukan oleh Lockheed terhadap kemenangan tender pesawat

    penumpang ANA di Jepang merupakan bentuk dari penyuapan yang dilakukan Lockheed

    untuk, dalam kaitannya dengan hadiah yang diterima atau diberikan kepada PM Jepang

    dan pejabat terkait untuk mempengaruhi (pemberian atau hadiah yang diterima atau

    diberikan dengan maksud jahat untuk mempengaruhi atau korup) hasil dari keputusan tender

    pesawat penumpang ANA. Asas timbal balik atau resiprositas adalah norma dasar yang

    dianut setiap kebudayaan di sepanjang masa. Lazimnya, penerima hadiah merasa berutang

    pada pemberi. Menolak hadiah, atau menerimanya tapi kemudian tidak membalas, dianggap

    sebagai sikap permusuhan. Namun, memberi hadiah kepada pejabat juga dinilai negatif,

    yaitu sebagai upaya menjilat, menjalin hubungan, atau mempengaruhi. Seorang penguasa

    yang menerima sogokan dan tidak membalasnya dengan jasa dianggap tidak bijaksana,

    tidak adil.

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    28/32

    3. Apakah Mr. A. Carl Kotchian melakukan tindakan yang benar dari sudut pandang

    moral?

    Dilihat dari sudut pandang ekonomi dan bisnis, melihat kondisi perusahaan yang carut-

    marut dan berada dalam ambang kebangkrutan, maka tindakan yang dilakukan oleh Carl

    Kotchian dapat dikategorikan tepat bahkan sempurna, karena dengan mendapatkan nilai

    kontrak dari Jepang, plus nilai kontrak lanjutan yang lebih besar, perusahaan dapat

    terselamatkan bahkan mampu untuk berkembang lebih jauh. Karyawan dapat terselamatkan

    dari pengangguran, lebih banyak proyek mengalir ke perusahaan, kas masuk lebih besar

    daripada kas keluar, para stakeholder pun senang, perusahaan mencapai tujuannya

    sekaligus mampu berkembang ke arah yang diinginkan. Mr. A. Carl Kotchian dapat menjadi

    pahlawan. Namun itu semua jika dilihat hanya lewat satu sisi saja.

    Secara moral, apa yang dilakukan oleh Mr. A. Carl Kotchian tetap bukanlah sesuatu

    yang dapat didiamkan, dibenarkan, maupun diperbolehkan apapun alasannya. Misi untuk

    menyelamatkan pegawai dapat menjadi sebuah pembenaran sekaligus fakta untuk

    keputusan melakukan perbuatan melanggar hukum. Siapa yang bisa tahu akan muncul

    Kotchian-Kotchian lain yang melakukan hal serupa di masa yang akan datang. Semakin

    banyak pula kerusakan moral yang terjadi, hingga akhirnya kita melupakan siapa diri kita

    sebenarnya, dan melandaskan semuanya hanya demi keuntungan semata, pribadi maupun

    kelompok. Kita menjadi tidak peka, tidak berpikir panjang akan dampak perbuatan kita

    terhadap kelompok lain.

    4. Jelaskan corporate culture dari Lockheed dan hubungkan dengan tindakan dari

    Mr. A. Carl Kotchian, serta jelaskan perubahan nilai dan strategi Lockheed di

    masa yang akan datang!

    Corporate culture perusahaan dapat menjadi salah satu patokan hendak kea rah mana

    sebuah perusahaan ingin berkembang. Jika di masa lampau, perbuatan suap Lockheed

    telah menjadi sesuatu yang biasa, lain halnya dengan sekarang. Pada era 1970-an, banyakperusahaan aviasi Amerika yang berlomba untuk memenangkan tender-tender untuk proyek-

    proyek penerbangan baik sipil maupun militer. Proyek-proyek ini bernilai miliaran dollar

    hingga membuat banyak perusahaan berjuang untuk menang dengan cara yang tidak

    semestinya. Skandal suap Lockheed merupakan salah satu skandal terbesar yang terkuak.

    Diketahui bahwa praktek tersebut telah berlangsung sejak era 1950an. Kesemua itu

    didukung oleh visi dan misi perusahaan untuk menjadi yang terbaik, dan yang menjadi

    permasalahan adalah dengan menghalalkan segala cara.

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    29/32

    Berikut adalah visi dan misi perusahaan (Oktober 2008):

    Dan Etika bisnis terbaru perusahaan:

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    30/32

    Perubahan paling kentara yang terlihat jelas pada Lockheed adalah perubahan pada

    visi, misi, dan business ethics mereka. Lockheed sendiri mengalami perubahan ini sejak

    bergabung dengan perusahaan elektronik asal Italia yang berbasis di AS, Martin Marietta,

    untuk menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan. Penggabungan ini membuahkan hasil

    yang dapat dilihat sampai sekarang, Lockheed Martin merupakan perusahaan kontraktor

    militer terbesar untuk USAF (United States Air Force). Dengan mengandalkan pada

    pedoman etis dan tuntunan hukum yang jelas, Lockheed Martin mampu berkembang lebih

    jauh.

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    31/32

    KESIMPULAN

    Kasus Lockheed telah menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi industri

    penerbangan di Amerika Serikat. Peristiwa ini juga mampu membuka mata pemerintah ASuntuk merevisi dan mengeluarkan peraturan perundangan yang baru yang berhubungan

    dengan etika dalam berbisnis, antitrust, dan GCG. Namun semua ini akan menjadi sia-sia

    apabila tidak didukung oleh usaha nyata dari para pelaku bisnis sendiri. Dan hebatnya,

    semua menyetujui bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang salah dan sebaiknya tidak

    dilakukan lagi di masa yang akan datang. Prinsip itu pun dipegang oleh Lockheed dan

    perusahaan-perusahaan ternama lainnya sampai sekarang.

    Hal ini justru menjadi sebuah kontradiksi di Indonesia, dimana suap sendiri telahmenjadi hal yang lumrah, biasa, tidak menjadi suatu masalah. Bias atau grey area yang ada

    pun menjadi semakin abu, sulit untuk ditelaah, benar atau salahnya. Pemberian uang tanda

    terima kasih, balas jasa, maupun sekedar imbalan tambahan menjadi alasan-alasan yang

    dapat menjadi sebuah pembenaran maupun fakta benar-benar adanya yang menjadi dilema

    moral yang luar biasa di masyarakat. Hal ini mengaburkan pandangan orang mengenai apa

    yang benar dan apa yang salah. Diperlukan pikiran yang dingin, jernih, dan pandangan yang

    tepat untuk menafsirkan grey area tersebut. Semua kembali pada hati nurani masing-masing

    individu. Pada masa sekarang, suara hati yang emas menjadi hal yang sangat berharga dansangat sulit untuk ditemukan.

  • 8/6/2019 EBIS Japanese Bribes

    32/32

    DAFTAR PUSTAKA

    Bartono, P.H., SE. Today Business Ethics. 2005. Elex Media Komputindo, Jakarta

    Catoera, Philip R and Graham, John L .2007. Pemasaran Internasional. Jakarta :

    Salemba Empat

    Franz Magnis Suseno. Etika. 1991. Kanisius. Yogyakarta

    Sony Keraf, A. Pragmatisme. 1987. Kanisius. Yogyakarta

    http://en.wikipedia.org

    http://www.crimelibrary.com

    http://www.crn.com

    http://www.lockheedmartin.com

    http://www.nofieiman.com

    http://www.philiphumbert.com

    http://www.pikiran-rakyat.com

    http://www.republika.co.id

    http://www.transparansi.or.id