ebd

20
Kelistrian Otomotif I BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada zaman modern ini, banyak teknologi baru yang bermunculan, baik itu teknologi dalam bidang elektronik, otomotif, dunia informasi dan lain sebagainya, mungkin pada zaman dulu teknologi dalam bidang otomotif hanya berputar seputar otomotif saja, tapi seiring berkembangnya zaman teknologi dalam bidang otomotif pun menjadi berkembang hingga teknologi elektronik pun digunakan dalam bidang otomotif, seperti: EFI (Electronic Fuel Injection), ABS (Anti-Lock Brake System), D-TSI (Digital Twin Spark Ignition), VVT- I (Variable Valve Timing Intelegent) dan lain sebagainya. Salah satu penggunaan teknologi elektronik dalam bidang otomotif adalah pada system rem, pada zaman dulu dunia otomotif hanya menggunakan rem konvensional, seperti rem tromol dan cakram, tapi sekarang sudah terjadi mergerisasi teknologi elektronik terhadap dunia otomotif, khususnya pada system rem ini. Brake system atau system rem mutlak diperlukan pada setiap kendaraan, karena ketika kendaraan sedang melaju maka untuk menghentikan kendaraan tersebut pengemudi harus dengan mudah menghentikannya. Permasalahan akan timbul katika dilakukan pengereman mendadak pada jalan yang licin, musim hujan, jalan penuh salju maka roda akan terkunci dan kendaraan pun sulit untuk dikendalikan. Electronic Brake Force Distribution (EBD) 1

Upload: gun-gun-gunawan

Post on 03-Jul-2015

331 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EBD

Kelistrian Otomotif I

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada zaman modern ini, banyak teknologi baru yang bermunculan, baik itu teknologi

dalam bidang elektronik, otomotif, dunia informasi dan lain sebagainya, mungkin pada

zaman dulu teknologi dalam bidang otomotif hanya berputar seputar otomotif saja, tapi

seiring berkembangnya zaman teknologi dalam bidang otomotif pun menjadi berkembang

hingga teknologi elektronik pun digunakan dalam bidang otomotif, seperti: EFI (Electronic

Fuel Injection), ABS (Anti-Lock Brake System), D-TSI (Digital Twin Spark Ignition), VVT-

I (Variable Valve Timing Intelegent) dan lain sebagainya.

Salah satu penggunaan teknologi elektronik dalam bidang otomotif adalah pada system

rem, pada zaman dulu dunia otomotif hanya menggunakan rem konvensional, seperti rem

tromol dan cakram, tapi sekarang sudah terjadi mergerisasi teknologi elektronik terhadap

dunia otomotif, khususnya pada system rem ini. Brake system atau system rem mutlak

diperlukan pada setiap kendaraan, karena ketika kendaraan sedang melaju maka untuk

menghentikan kendaraan tersebut pengemudi harus dengan mudah menghentikannya.

Permasalahan akan timbul katika dilakukan pengereman mendadak pada jalan yang licin,

musim hujan, jalan penuh salju maka roda akan terkunci dan kendaraan pun sulit untuk

dikendalikan.

Saat roda belakang terkunci, gaya sentripetal pada roda belakang akan mendekati angka

“0”. Pada kondisi tersebut, bila roda depan dibelokan atau ada gaya lain (misalnya kondisi

permukaan jalan, perubahan koefisien gesek, dll), maka akan terjadi gaya sentrifugal (seperti

gaya memutar kendaraan) sehingga kendaraan akan membanting ke salah satu sisi. Untuk

menghindari terkuncinya roda kendaraan akibat pengereman yang mendadak, maka

digunakan ABS atau Anti-lock brake system, yang fungsinya untuk mengontrol tekanan

fluida pada setiap roda, sehingga roda-roda kendaraan pun tidak terkunci, karena pada ABS

biasa menggunakan proportioning valve yang kerjanya masih manual, maka sekarang pun

ABS ditambah dengan satu system yang disebut dengan EBD atau Electronic Brake Force

Distribution, yang fungsinya sama dengan proportioning valve, karena begitu pentingnya

Electronic Brake Force Distribution (EBD)1

Page 2: EBD

Kelistrian Otomotif I

system rem yang menggunakan ABS, khususnya yang menggunakan EBD, maka tim penulis

akan mengangkat tema Electronic Brake Force Distribution dalam makalah ini.

B. TUJUAN

1. Sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Kelistrikan Otomotif I

2. Sebagai tambahan bahan ajar Mata Kuliah Chasis Otomotif dan Kelistrikan Otomotif I

3. Sebagai stimulus untuk mempelajari ilmu lebih dalam lagi

Electronic Brake Force Distribution (EBD)2

Page 3: EBD

Kelistrian Otomotif I

BAB II

PEMBAHASAN

A. URAIAN UMUM

Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan

kendaraan atau untuk memungkinkan parker pada tempat yang menurun. System ini sangat

penting pada kendaraan dan berfungsi sebagai alat keselamatan dan menjamin untuk

pengendaraan yang aman. Dewasa ini menurut para ahi permobilan, rem adalah merupakan

kebutuhan yang sangat penting untuk keamanan berkendara dan juga dapat berhenti di

tempat manapun, dan dalam berbagaikondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman.

B. PRINSIP REM

Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan (tidak

dihubungkan) dengan pemindah daya, kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini

harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga

berhenti. Mesin mengubah energy panas menjadi energy kinetic (energy gerak) untuk

menggerakan kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energy kinetic kembali menjadi energy

panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya, rem bekerja disebabkan oleh adanya

system gabungan penekanan melawan system gerak putar. Efek pengereman (braking effect)

Electronic Brake Force Distribution (EBD)3

Page 4: EBD

Kelistrian Otomotif I

diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan dari adanya gesekan yang ditimbulkan

antara dua objek. Sehingga dibutuhkan beberapa persyaratan untuk mencapai kondisi

pengendaraan yang aman, yaitu:

1. System rem tidak boleh mempengaruhi gerak roda saat tidak dipakai.

2. System rem harus bisa berfungsi dengan baik dalam keadaan kecepatan maximum dan

beban maksimum pada kendaraan.

3. Pengoperasian rem harus mudah tanpa menimbulkan kelelahan pada pengendara.

4. Harus menghasilkan pengereman yang pasti dan mudah dalam mengecek dan

mengontrol.

5. Haus mempunyai high realibility dan durability dalam pengereman.

C. TIPE REM

Rem yang digunakan pada kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa tipe,

tergantung pada penggunaannya.

1. Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan

kendaraan.

2. Rem parker (parking brake) digunakan pada waktu kendaraan diparkir.

3. Rem tambahan (auxiliary brake)digunakan pada kombinasi arem biasa (kaki) yang

digunakan pada truk diesel dan kendaraan berat.

D. ABS (Anti-Lock Brake System)

Rem anti-lock ini diciptakan tidak hanya untuk mencegah terkuncinya roda-roda

belakang selama pengereman secara tiba-tiba, tetapi juga untuk mengontrol roda-roda depan

agar kendaraan tidak berputar (slip) serta menjaga pengendalian kemudi dengan baik.

Apabila kendaraan muali ada gejala slip, akan dapat diperbaiki dengan adanya gerakan roda

kemudi untuk lebih mudah menghindar dari rintangan, bila rem bekerja selama kendaraan

membelok, kendaraan dapat berhenti denga aman tanpa mengalami perubahan langsung.

Keunggulan ABS

Anti-lock Brake Systems didisain untuk mencegah terjadinya penguncian roda

pada saat pengereman kuat dalam kondisi jalan yang berbeda beda.

Electronic Brake Force Distribution (EBD)4

Page 5: EBD

Kelistrian Otomotif I

Hasil pengereman yang dilakukan pengendara saat pengereman dilakukan :

1. Mobil tetap stabil (Vehicle Stability)

2. Proses penghentiannya lebih cepat (jarak lebih dekat, kecuali jalan tanah, bersalju)

3. Penguasaan control kendaraaan menjadi maksimal (Steerability)

4. Jika roda depan terkunci mobil tidak mungkin bisa dikendalikan

5. Jika yang terkunci roda belakang mobil akan tidak stabil dan dapat tergelincir se satu

sisi

jika permukaan jalan tidak rata saat dilakukan pengereman, roda yang mengalami

selip cenderung akan terkunci dan kendaraan akan berputar putar. Tetapi dengan

menggunakan sistim ABS hal ini akan terhindar hingga kendaraan berhenti.

Pengereman tanpa ABS Pengereman dengan ABS

Electronic Brake Force Distribution (EBD)5

Page 6: EBD

Kelistrian Otomotif I

Tipe ABS

1. Tipe 4-Sensor 4-Channel ( Independent control type )

Tipe ini mempunyai empat sensor roda dan 4 hydraulic control channels dan

masing masing mengontrol tersendiri. Keamanan mengendalikan kendaraan dan

jarak pemberhentian lebih pendek dalam kondisi jalan dan permukaan yang berbeda.

Akan tetapi, apabila permukaan jalannyha licin, besar gaya pengereman antara

roda kanan dan kiri akan tidak sama sehingga akan menimbulkan gerakan

yawing pada kendaraan sehinnga menimbulkan ketidak stabilan. Maka dari itu,

kebanyakan mobil yang dilengkapi dengan 4 channel ABS memasukan pilihan

low logic pada roda belakang untuk menjaga kestabilan dalam berbagai kondisi

jalan.

<

2. 4-Sensor 3-Channel type (Front wheels: independent control, Rear wheels: Select

low control )

Pada kendaraan FF(Front engine Front driving), rata rata berat kendaraan

terpusat pada poda depan dan titik berat kendaraan saat direm juga akan

bergerak kedepan hamper 70 %, gaya pengereman ini dikontrol oleh roda depan. Ini

berarti kebanyakan tenaga pengereman dihasilkan oleh roda depan dan

untuk mendapatkan efisiensi pengereman saat menggunakan ABS secara

maksimum maka diperlukan pengaturan tersendiri pada roda depan.

Namun, roda belakang yang gaya pengeremannya lebih sedikit, juga

Electronic Brake Force Distribution (EBD)6

Page 7: EBD

Kelistrian Otomotif I

merupakan hal yang tidak kalah pentingnya untuk mendapatkan keamanan dalam

pengereman. Karena itulah disaat ABS bejerja pada roda belakang dengan kondisi

jalan yang licin maka independent control pada roda belakang mengatur agar

pengereman roda roda belakang yang tidak rata yang dapat menyebabkan kendaraan

yawing. Untuk mencegahnya dan juga untuk menjaga agar mobil tetap aman

dalam penggunaan ABS diberbagai kondisi jalan, maka tekanan rem roda

belakang diatur berdasarkan kecenderungan roda mana yang mengalami lock up.

Konsep pengaturan ini disebut ‘Select- low control’.

3. Tipe 4-Sensor 3-Channel type (Roda depan;indendent control, Roda belakang;Select

control )

Keendaraan yang dilengkapi dengan sistim H-bake line mempunyai jenis

pengontrol ABS dengan tipe ini. 2 channels dipakai untuk roda depan dan yang

lainnya untuk mengontrol roda belakang. Roda belakang dikontrol secara

bersamaan dengan menggunakan a select low control logic. Untuk system X-brake

line, 2 channels (2 brake ports didalam unit ABS) diperlukan untuk mengontrol

tekanan pada roda belakang karena masing masing roda belakang mempunyai

jalur rem sendiri sendiri.

4. 1-Sensor 1-Channel type ( Rear wheels: Select low control )

Kendaraan yang menggunakan sistim H-bake line. Hanya mengontrol tekanan roda belakang saja. Pada defferential belakang dipasang satu wheel speed sensor yang berfungsi untuk mendeteksi kecepatan roda belakang. Ketika dilakukan pengereman roda depanakan terkunci, kendaraan akan kehilangan kendali dan jarak pemberhentiannya pada jalan yang berdaya gesek rendah akan bertambah jauh. Sistim ini membantu untuk penghentian lurus.

Electronic Brake Force Distribution (EBD)7

Page 8: EBD

Kelistrian Otomotif I

Kontruksi ABS

E. EBD (Electronic Brake Force Distribution)

1. Penjelasan Umum

System EBD (Electronic Brake Force Distribution)adalah sub bagian dari system

ABS yang gunanya untuk mengontrol secara efektif pemakaian roda-roda belakang

sebagai adhesi (perekat). Untuk penggunaan selanjutnya, pengembangan ABS dikontrol

oleh setian roda belakang dengan range pengereman memihak. Gaya pengereman

dipindahkan bahkan bisa lebih mendekati optimal dan dikontrol secara elektronik,

kemudian disalurkan ke proportioning valve yang membutuhkannya.

Proportioning valve, karena merupakan alat mekanikal maka

mempunyaiketerbatasan dalam mendistribusikan gaya rem secara ideal ke roda belakang,

begitu juga saat mendistribusikan gaya rem secara seimbang yang mengacu pada beban

atau berat kendaraan yang bertambah. Dan apabila ada kerusakan, pengemudi tidak dapat

Electronic Brake Force Distribution (EBD)8

Page 9: EBD

Kelistrian Otomotif I

mengetahui adanya kerusakan tersebut. EBD dokontrol oleh ABS Control Modul,

sepanjang waktu menghitung rasio setiap ban dan mengatur tekanan rem roda belakang

supaya tidak melebihi tekanan rem roda depan. Jika EBD mengalami kegagalan, lampu

peringatan EBD (Parking Brake Lamp) akan menyala.

2. Keuntungan EBD

a. (load sensitive) proportioning valve

b. Meningkatkan kontribusi rear axle ke gaya pengereman

c. Mendekati distribusi gaya pengereman yang ideal (lurus dan berbelok)

d. Bisa beradaptasi pada beban yang berbeda

e. Distribusi pengereman yang tetap (konstan) meskipun kendaraan dipakai dalam

jangka waktu yang lama

f. Adanya monitor untuk fungsi EBD

g. Minimal extension of EBS hardware required

h. Kerusakan bisa diketahui melalui lampu peringatan

i. Lay out system dasar pengereman

3. Kurva Distribusi Gaya Pengereman Yang Ideal

Electronic Brake Force Distribution (EBD)9

Page 10: EBD

Kelistrian Otomotif I

4. EBD Operation (Pressure Hold)

Electronic Brake Force Distribution (EBD)10

Page 11: EBD

Kelistrian Otomotif I

5. Kerja EBD (Pressure Dump)

6. Pengaruh EBD

a. Kemampuan jarak henti menjadi lebih baik

b. Tingkat keausan dan suhu pada front brake pad wear berkurang

c. Saat pengereman dibelokan, tingkat kestabilan kendaraan meningkat

Electronic Brake Force Distribution (EBD)11

Page 12: EBD

Kelistrian Otomotif I

d. Kemungkinan penurunan biaya dengan menghilangkan proportioning valve

7. Konsep Keselamatan

PENYEBAB KERUSAKANSYSTEM SRI

ABS EBD ABS EBD

Tidak ada O O X X

Wheel Speed Sensor rusak X O O X

Pump rusak

Tegangan rendah

X

X

O

O

O

O

X

X

2 atau lebih WSS rusak

Solenoid Valve rusak

ABSCM rusak

Kerusakan lainnya

X X O O

8. EBD Warning Lamp Modul

EBD warning lamp modul menunjukan kondisi kerja dari EBD. Namun, bilamana

parking brake switch dihidupkan, maka lampu peringatan EBD akan selalu menyala

mengabaikan fungsi EBD. Lampu peringatan EBD akan menyala apabila:

a. Selama tahap pengenalan saat kunci kontak diputar ke posisi ON, 3 detik

b. Saat system ECU mati meskipun ada arus dari kunci kontak

c. Saat Parking Braking Brake Switch dihidupkan (ON) atau brake fluid takarannya

rendah

9. Lampu Peringatan ABS dan EBD

Electronic Brake Force Distribution (EBD)12

Page 13: EBD

Kelistrian Otomotif I

a. ABS Warning Lamp ON

1) Selama 3 detik setelah kunci kontak diputar ke ON

2) Bilaman ABS mengalami malfungsi

3) Bilamana system ABS mengalami down

4) Saat komunikasi dengan Hi-scan

b. EBD Warning Lamp ON

1) Selama 3 detik setelah kunci kontak diputar ke ON

2) Bilamana system ABS mengalami down

3) Saat tuas rem tangan ditarik

4) Saat jumlah minyak rem di reservoir kurang

10. ABS and EBD Warning Lamp Circuit

Electronic Brake Force Distribution (EBD)13

Page 14: EBD

Kelistrian Otomotif I

a. ABS Warning Lamp Circuit

b. EBD Warning Lamp Circuit

BAB III

Electronic Brake Force Distribution (EBD)14

Page 15: EBD

Kelistrian Otomotif I

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

System EBD (Electronic Brake Force Distribution)adalah sub bagian dari system ABS

yang gunanya untuk mengontrol secara efektif pemakaian roda-roda belakang sebagai adhesi

(perekat). Untuk penggunaan selanjutnya, pengembangan ABS dikontrol oleh setian roda

belakang dengan range pengereman memihak. Gaya pengereman dipindahkan bahkan bisa

lebih mendekati optimal dan dikontrol secara elektronik, kemudian disalurkan ke

proportioning valve yang membutuhkannya.

Proportioning valve, karena merupakan alat mekanikal maka mempunyaiketerbatasan

dalam mendistribusikan gaya rem secara ideal ke roda belakang, begitu juga saat

mendistribusikan gaya rem secara seimbang yang mengacu pada beban atau berat kendaraan

yang bertambah. Dan apabila ada kerusakan, pengemudi tidak dapat mengetahui adanya

kerusakan tersebut. EBD dokontrol oleh ABS Control Modul, sepanjang waktu menghitung

rasio setiap ban dan mengatur tekanan rem roda belakang supaya tidak melebihi tekanan rem

roda depan. Jika EBD mengalami kegagalan, lampu peringatan EBD (Parking Brake Lamp)

akan menyala.

B. SARAN

Kelistrikan Otomotif I adalah salah satu Mata Kuliah Teknik yang keberadaannya sangat

dipentingkan dalam dunia otomotif, , maka dari itu Mata Kuliah ini menjadi Mata Kuliah

dasar untuk mempelajari Teknologi-teknologi otomotif terbaru. Tetapi sayang Mata Kuliah

sepenting ini hanya disajikan dalam 4 sks saja, sehingga materi pun tidak semua

tersampaikan dan proses praktikum pun tidak berjalan dengan lancar, karena terbentur

dengan sarana, prasarana dan waktu yang tersedia, diharapkan untuk perkuliahan Kelistrikan

Otomotif I selanjutnya, agar menambah sarana, prasarana, dan waktu praktikum, sehingga

para mahasiswa pun akan lebih mengerti tentang esensi dari Mata Kuliah Kelistrikan

Otomotif I ini.

PUSTAKA ACUAN

Electronic Brake Force Distribution (EBD)15

Page 16: EBD

Kelistrian Otomotif I

http://www.google.com

Hyundai Service Training. ABS/TCS/ESP Training Guide. Indonesia :

PT. HYUNDAI MOBIL INDONESIA

Toyota Astra Motor (1995). New Step 1 Training Manual. Indonesia :

PT. TOYOTA ASTRA MOTOR

Electronic Brake Force Distribution (EBD)16