”early warning system menggunakan detektor maling perumahan, untuk kemajuan industri konstruksi...

24
1 Katagori Mahasiswa S1-Teknik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kriminalitas merupakan sesuatu yang tidak bisa kita sepelekan. Kata yang berasal dari sebuah kata dasar crime ini di negara kita ternyata mengalami peningkatan tiap tahunnya, tercatat dari tahun 2005, angka kejahatan 256.543 meningkat di tahun 2006 sebesar 296.119 atau sekira 15,4 persen serta dari tahun 2007 ke 2008 meningkat lagi sebesar 16,9 persen. Dan kita tidak bisa menjamin tahun ini angka tersebut akan turun atau malah semakin meningkat. (Nugroho fajar, 2009) Kriminalitas kerap kaitannya dengan kejahatan perampokan. Hampir setiap hari kita melihat berita melalui televisi, surat kabar yang memuat kriminalitas kejahatan tersebar di semua tempat di Indonesia. Banyak juga tewasnya korban yang ditimbulkan dari kejahatan ini. Praktik perampokan itu makin mudah karena saat ini peredaran senjata api gelap semakin marak. Dengan memiliki senjata api, perampok semakin berani, dan nyawa petugas keamanan pun semakin terancam. Sebagai mana Kasus perampokan di Bank CIMB Niaga di Medan,akhir tahun 2010, seorang anggota polisi tewas diberondong senjata api laras panjang jenis AK-46 dan AK- 47 yang dibawa 16 perampok. Dan tak tanggung-tanggung uang yang dirampok ratusan juta rupiah dan hilangnya benda bahkan nyawa dalam perampokan.

Upload: hanadilah

Post on 20-Jan-2016

22 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

”EARLY WARNING SYSTEM MENGGUNAKAN DETEKTOR MALING PERUMAHAN, UNTUK KEMAJUAN INDUSTRI KONSTRUKSI SEKTOR PERUMAHAN NASIONAL” (editan)

TRANSCRIPT

Page 1: ”EARLY WARNING  SYSTEM MENGGUNAKAN DETEKTOR MALING PERUMAHAN, UNTUK KEMAJUAN  INDUSTRI KONSTRUKSI SEKTOR PERUMAHAN NASIONAL” (editan)

1Katagori Mahasiswa S1-Teknik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kriminalitas merupakan sesuatu yang tidak bisa kita sepelekan. Kata yang berasal dari sebuah kata dasar crime ini di negara kita ternyata mengalami peningkatan tiap tahunnya, tercatat dari tahun 2005, angka kejahatan 256.543 meningkat di tahun 2006 sebesar 296.119 atau sekira 15,4 persen serta dari tahun 2007 ke 2008 meningkat lagi sebesar 16,9 persen. Dan kita tidak bisa menjamin tahun ini angka tersebut akan turun atau malah semakin meningkat. (Nugroho fajar, 2009)

Kriminalitas kerap kaitannya dengan kejahatan perampokan. Hampir setiap hari kita melihat berita melalui televisi, surat kabar yang memuat kriminalitas kejahatan tersebar di semua tempat di Indonesia. Banyak juga tewasnya korban yang ditimbulkan dari kejahatan ini. Praktik perampokan itu makin mudah karena saat ini peredaran senjata api gelap semakin marak. Dengan memiliki senjata api, perampok semakin berani, dan nyawa petugas keamanan pun semakin terancam.

Sebagai mana Kasus perampokan di Bank CIMB Niaga di Medan,akhir tahun 2010, seorang anggota polisi tewas diberondong senjata api laras panjang jenis AK-46 dan AK-47 yang dibawa 16 perampok. Dan tak tanggung-tanggung uang yang dirampok ratusan juta rupiah dan hilangnya benda bahkan nyawa dalam perampokan.

Page 2: ”EARLY WARNING  SYSTEM MENGGUNAKAN DETEKTOR MALING PERUMAHAN, UNTUK KEMAJUAN  INDUSTRI KONSTRUKSI SEKTOR PERUMAHAN NASIONAL” (editan)

2Katagori Mahasiswa S1-Teknik

Gambar 1.1 Ilustrasi Perampokan di Indonesia yang terus meningkat

Hal ini ironis juga terjadi sektor perumahan di Indonesia. Umumnya kejahatan dengan modus menjebol pagar,pintu dan jendela disaat penghuni perumahan sedang tertidur atau saat meninggalkan rumah. Hal ini banyak menjadikan keluhan di masyarakat sektor perumahan kelas menengah kebawah karena ketidakpunyaan system keamanan (satpam). banyak masayarakat juga menjadikan was-was karena tingkat kejahatan diperumahan yang umumnya didominasi oleh tindak kekerasan, perampasan, bahkan pula terjadi pembunuhan. Maka perlu dicarikan solusi untuk menekan tingkat pencurian dan perampokan sektor perumahan nasional.

Peningkat Kejahatan perampokan di perumahan nasional berbanding lurus dengan peningkatan investasi pasar properti nasional yang terus meningkat dari tahun ketahun. Pertumbuhan pasar properti 2010 BPS mengumumkan perekonomian mencatat pertumbuhan sebesar 5,70 % selama kuartal pertama 2010. Petrtumbuhan tersebut didorong oleh permintaan pasar domestik akan ekspor dan impor yang meingkat. Secara sektoral, laju pertumbuhan didukung oleh perdagangan, perhotelan dan sektor restoran yang mencatat pertumbuhan yang tertingggi diantara semua sektor lainnya.

Penanaman modal dalam negeri Indonesia dari investasi asing mencatat peningkatan sebesar 34 % pada realisasi investasi asing secara langsung pada kuartal pertama 2010, meningkat dari USD 2,805.9 Juta (FDI) yang diwujudkan dalam kuartal pertama 2009 menjadi USD 3,770.2 juta pada kuartal pertama 2010.

Gambar 1.2 Peningkatan Investasi di bidang pasar properti

Maka dalam perkembangan sektor property dari tahun ke tahun terdapat banyak peluang untuk mengambil peran dan meningkatkan kepercayaan

Page 3: ”EARLY WARNING  SYSTEM MENGGUNAKAN DETEKTOR MALING PERUMAHAN, UNTUK KEMAJUAN  INDUSTRI KONSTRUKSI SEKTOR PERUMAHAN NASIONAL” (editan)

3Katagori Mahasiswa S1-Teknik

publik untuk menggunakan jasa tersebut dengan nilai tambah inovasi pembuatan pendeteksi dini tindak kejahatan diperumahan, sehingga sektor perumahan menjadi pilihan akan keamanan dari tindak kejahatan.1.2. Perumusan Masalah

1. Seberapa penting perlu dikaji early warning system menggunakan detektor anti maling perumahan?

2. Bagaimana peran Alat deteksi Maling untuk meningkatkan kepercayaan publik dan menjadikan peluang untuk meningkatkan industri konstruksi perumahan indonesia?

3. Bagaimana pemahaman dan persepsi masyarakat akan kebutuhan keamanan di sektor perumahan?

1.3. Gagasan Kreatif yang disampaikanDalam karya tulis ini gagasan kreatif ini untuk mengurangi tindak

kejahatan diperumahan dengan alat sederhana, murah dan aplikatif. Alat ini di desain sebagaimana peringatan dini bila ada maling dan memberikan sinyal untuk penghuni rumah/ lingkungan sekitar untuk waspada minimal untuk mengurangi dampak primer yaitu kekerasan,pembunuhan tehadap penghuni rumah yang dilakukan oleh maling tersebut. Dan Pemasangan alat ini di perumahan dapat menjadikan nilai tambah kepercayaan masyarakat kepada jasa sektor perumahan untuk meningkatkan produksi yang mengambil peluang akan meningkatnya investasi sektor properti nasional.

1.4. Tujuan PenulisanDalam karya tulis bertujuan untuk:

1. Membarikan salah satu alternatif akan peringatan terjadinya tindak kejahatan di perumahan.

2. Menjadikan innovasi akan teknologi sederhana,murah,aplikatif dan bardaya menfaat tinggi yang mampu digunakan disemua elemen masyarakat

3. Memberikan solusi untuk meningkatkan kepercayaan publik sektor perumahan dengan nilai tambah dilengkapi alat pendeteksi maling.

1.5. Manfaat PenulisanDalam karya tulis memberikan manfaat untuk:

1. Sarana transfer teknologi/gagasan/ide yang dimiliki penulis untuk perkembangan industri sektor perumahan.

2. Dapat digunakan untuk referensi innovasi dalam cakupan Smart House berbasis teknologi sederhana yang mempunyai daya manfaat tinggi

3. Alat dari pendeteksi maling juga dapat diaplikasikan di rumah-rumah, perkantoran, toko, mall. Namum penulis kali ini konsentrasi di perumahan nasional untuk mendorong sektor investasi konstruksi.

Page 4: ”EARLY WARNING  SYSTEM MENGGUNAKAN DETEKTOR MALING PERUMAHAN, UNTUK KEMAJUAN  INDUSTRI KONSTRUKSI SEKTOR PERUMAHAN NASIONAL” (editan)

4Katagori Mahasiswa S1-Teknik

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Urgensi Sektor Perumahan Nasional bagi Pelaku Industri

Konstruksi

Pertumbuhan pasar properti 2010 BPS mengumumkan perekonomian mencatat pertumbuhan sebesar 5,70 % selama kuartal pertama 2010. Petrtumbuhan tersebut didorong oleh permintaan pasar domestik akan ekspor dan impor yang meingkat. Secara sektoral, laju pertumbuhan didukung oleh perdagangan, perhotelan dan sektor restoran yang mencatat pertumbuhan yang tertingggi diantara semua sektor lainnya.

Penanaman modal dalam negeri indonesia mencatat penurunan 21 % dalam relisasi investasi domestik pada kuartal pertama 2010. Total investasi dalam negeri tercatat sebesar Rp. 6,690.7 Milyar, lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp. 9,497 Milyar. Sementara investasi asing mencatat peningkatan sebesar 34 % pada realisasi investasi asing secara langsung pada kuartal pertama 2010, meningkat dari USD 2,805.9 Juta (FDI) yang diwujudkan dalam kuartal pertama 2009 menjadi USD 3,770.2 juta pada kuartal pertama 2010.

Alokasi APBN bidang InfrastrukturSector 2005 2006 2007 2.008 2009

Energi 3.117 4.857 5.141 5.508 6994

Transportasi 3.978 6.978 9.070 15.298 16077

Public Work 13.328 19.186 22.769 33.427 34967

Communication 429 1.235 1.016 2.129 2.144

Housing 84 369 419 674 1003

Total Infrastruktur 20.936 32.216 43.828 57.035 61205

Total APBN 507.400 699.099 763.570 854.570 1021924

% PW to Total Infrastruktur 64% 60% 52% 82% 57%

% PW to APBN 2.63% 2.74% 2.98% 3.91% 3.42%

Page 5: ”EARLY WARNING  SYSTEM MENGGUNAKAN DETEKTOR MALING PERUMAHAN, UNTUK KEMAJUAN  INDUSTRI KONSTRUKSI SEKTOR PERUMAHAN NASIONAL” (editan)

5Katagori Mahasiswa S1-Teknik

% Infrastruktur To APBN 4.13% 4.61% 5.74% 6.57% 5.99%

Sumber: Dirjen Anggaran dan Departemen PU . (dalam Buku: Wajah jasa konstruksi Indonesia, Gapensi 2009)

Menurut Presiden Direktur dan CEO PT Bakrieland Development Tbk, Hiramsyah S. Thoib. Tahun 2011 dan 2012 diperkirakan akan terjadi booming pada sektor perumahan. Selain angka backlog (defisit rumah dibandingkan dengan jumlah keluarga) di Indonesia masih tinggi (kurang lebih 8 juta unit), booming perumahan akan didukung oleh kenaikan daya beli masyarakat dan tren penurunan bunga KPR (kredit pemilikan rumah).Di sisi lain, harga properti di Indonesia juga relatif masih lebih murah. Di Malaysia, harganya sudah 2 kali lipat dan di Singapura 10-11 kali lipat. Apalagi dibandingkan dengan di Hong Kong, Tokyo, dan London yang jauh lebih tinggi lagi.

Pendapatan per kapita Indonesia saat ini sudah mencapai 3.000 dolar AS per tahun. Hal tersebut sangat mendukung pada penguatan daya beli. Selain itu, bunga KPR saat ini sudah mencapai 10 persenhingga 11 persen. Bahkan, beberapa bank ada yang menawarkan di bawah 10 persen, yang merupakan tingkat bunga KPR terendah sepanjang sejarah perumahan di Indonesia.

Baru-baru ini, permintaan perumahan di Indonesia mencapai delapan juta unit sedang daya beli masyarakat terus meningkat didorong oleh kredit perbankan yang agresif di sektor properti seiring penurunan suku bunga KPR menjadi antara10%dan11%.

Bahkan ada bank yang menetapkan suku bunga KPR di bawah 10% jadi memberikan angin segar memacu penjualan perumahan. Pertumbuhan sektor property tahun 2010 masih positif meskipun di bawah 20%. Pertumbuhan sektor properti juga mencakup perumahan umum dan apartemen umum. kebijakan pemerintah yang meringankan persyaratan dan menurunkan suku bunga KPR sehingga telah membantu memberikan dorongan. Di sisi lain, pada tahun 2011 inflasi diperkirakan terkendali.

2.2 Tingkat Kejahatan dan Modusnya di Indonesia.

Kriminalitas merupakan sesuatu yang tidak bisa kita sepelekan. Kata yang berasal dari sebuah kata dasar crime ini di negara kita ternyata mengalami peningkatan tiap tahunnya, tercatat dari tahun 2005, angka kejahatan 256.543 meningkat di tahun 2006 sebesar 296.119 atau sekira 15,4 persen serta dari tahun 2007 ke 2008 meningkat lagi sebesar 16,9 persen. Dan kita tidak bisa menjamin tahun ini angka tersebut akan turun atau malah semakin meningkat. (Nugroho fajar, 2009)

Page 6: ”EARLY WARNING  SYSTEM MENGGUNAKAN DETEKTOR MALING PERUMAHAN, UNTUK KEMAJUAN  INDUSTRI KONSTRUKSI SEKTOR PERUMAHAN NASIONAL” (editan)

6Katagori Mahasiswa S1-Teknik

Menurut penuturan dari Aiptu Martono selaku anggota kepolisian resort Grobogan, Kejahatan timbul karena banyak desakan ekonomi, adanya kesempatan, dan niat dari pelaku pencurian. Umumnya pada perumahan banyak terjadi kasus pencurian dengan berbagai modus. Umumnya proses terjadinya pencurian yaitu melakukan pembobolan pintu, jendela dan akes-akses lain yang intinya masuk kedalam rumah.

Terjadinya proses kejahatan ditinjau dari tingkat pertumbuhan sejak dahulu, dapat dikelompokkan menjadi bentuk kejahatan individual dan kejahatan konvensional yang menyentuh kepentingan orang dan harta kekayaan sebagaimana telah dirumuskan dalam aturan hukum pidana atau kodifikasi hukum pidana. Tindak kejahatan yang meningkat itu disebabkan oleh banyak faktor, antara lain kemiskinan, tingkat pengangguran yang tinggi dan tingkat pendidikan yang rendah. Sebagai contoh dapat kita ketahui banyak Para pemuda yang menjadi pengamen dan anak jalanan yang melakukan tindak kekerasan terhadap para pemakai jalan ataupun penumpang bus yang tidak mau memberikan uang mereka kepadanya. Tindak kekerasan dan pemaksaan itu merupakan wujud dari tindak kejahatan yang banyak terjadi sekarang ini. Hal ini merupakan fenomena sosial yang tidak mungkin kita pungkiri. (Dian Margasari,2009).

2.1 Modus pencurian perumahan

2.3 Early Warning System

Secara prinsip Early warning System merupakan prinsip untuk memberikan informasi sebelum terjadinya kejadian. Sistem Peringatan Dini digunakan sebisa mungkin untuk mencegah suatu hal buruk yang akan terjadi dengan memberikan peringatan sedini mungkin kepada yang bersangkutan agar bisa menghindari atau meminimalkan akibat yang ditimbulkan hal buruk tersebut.

Istilah Early warning System digunakan untuk menunjuk pada semua tindakan untuk mengurangi dampak dari satu bencana/masalah yang dapat dilakukan sebelum bencana itu terjadi, termasuk kesiapan dan tindakan-tindakan pengurangan resiko jangka panjang. mencakup baik perencanaan

Page 7: ”EARLY WARNING  SYSTEM MENGGUNAKAN DETEKTOR MALING PERUMAHAN, UNTUK KEMAJUAN  INDUSTRI KONSTRUKSI SEKTOR PERUMAHAN NASIONAL” (editan)

7Katagori Mahasiswa S1-Teknik

dan pelaksanaan tindakan-tindakan untuk mengurangi resiko-resiko yang terkait dengan bahaya-bahaya karena ulah manusia dan bahaya alam yang sudah diketahui, dan proses perencanaan untuk respon yang efektif terhadap bencana-bencana yang benar-benar terjadi.

BAB IIIMOTODE PENULISAN

Dalam penulisan karya tulis ilmiah, metode penulisan adalah salah satu faktor penting yang menunjang suatu proses penulisan yaitu berupa penyelesaian suatu permasalahan yang dibahas. Metode penulisan digunakan dalam penulisan ini bertujuan untuk memberikan alternatif untuk meningkatkan industri konstruksi sektor perumahan nasional dengan memberikan perumahan dengan nilai tambah alat pendeteksi maling yang sederhana,murah dan mudah aplikasinya serta memberikan kepercayaan kepada konsumen jasa perumahan. Metode penulisan yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah metode diskriptif analitis.

3.1 Jenis Penulisan

Jenis penulisan yang digunakan adalah penulisan deskriptif karena bermaksud menafsirkan dan membuat gambaran mengenai suatu gejala, objek, ataupun benda-benda dari suatu obyek penulisan. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penulisan deskriptif sebagai berikut (Ali, 1982):

a. memilih masalah yang diminati,b. merumuskan dan mengadakan pembatasan masalah. Kemudian

berdasarkan masalah tersebut diadakan studi pendahuluan yang menghimpun data sebagai dasar menyusun teori,

c. merumuskan hipotesis,d. mengumpulkan kategori untuk mengadakan klasifikasi pustaka,e. menetapkan teknik pengumpulan pustaka yang akan digunakan,f. mengadakan analisis pustaka (menguji hipotesis),g. menarik kesimpulan dan metode, danh. menyusun dan mempublikasikan laporan penulisan.

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam karya tulis ini yaitu:a. Data Primer

Page 8: ”EARLY WARNING  SYSTEM MENGGUNAKAN DETEKTOR MALING PERUMAHAN, UNTUK KEMAJUAN  INDUSTRI KONSTRUKSI SEKTOR PERUMAHAN NASIONAL” (editan)

8Katagori Mahasiswa S1-Teknik

Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung di lokasi sampel tinjau yaitu hasil dari wawancara dengan pihak kepolisian.

b. Data SekunderSumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh dari kepustakaan (makalah, jurnal, skripsi, internet, buku).

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah teknik wawancara langsung dan teknik analisis dokumen. Penulis mengumpulkan data primer dan sekunder guna mendukung karya tulis ilmiah ini. Setelah itu, penulis menganalisis sumber tersebut untuk menyimpulkan pemecahan masalah hipotesis sementara, hasil inovasi yang akan diterapkan, saran, rekomendasi dan kesimpulan karya tulis ilmiah ini.a. Wawancara

Merupakan. secara langsung terhadap obyek yang diteliti dalam rangka memperoleh data primer dengan wawancara (interview). Wawancara ini dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung baik lisan maupun tulisan dengan responden yakni wawancara langsung dengan anggota unit Polsek Ngaringan Kabupaten Grobogan Semarang yaitu dengan Aiptu Martono. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara yang terarah, terpimpin dan mendalam sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti guna memperoleh hasil berupa data dan informasi yang lengkap akan modus pencurian.

b. Studi dokumen

Merupakan pengumpulan data untuk memperoleh keterangan dan data yang diperlukan sebagai landasan berfikir dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku literatur serta segala yang berkaitan dengan karya tulis ini.

3.4 Analisis Data

Analisis data merupakan tahap selanjutnya untuk mengolah hasil penelitian menjadi satu laporan. Analisis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data dalam pola, kategori dan uraian dasar, sehingga akan dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis

Pada tahap ini penulis menganalisis data yang telah didapat dari identifikasi masalah, perumusan masalahan, dan studi literatur. Penulis berusaha menggabungkan permasalahan yang ada untuk dicari solusi yang tepat.

Page 9: ”EARLY WARNING  SYSTEM MENGGUNAKAN DETEKTOR MALING PERUMAHAN, UNTUK KEMAJUAN  INDUSTRI KONSTRUKSI SEKTOR PERUMAHAN NASIONAL” (editan)

9Katagori Mahasiswa S1-Teknik

Penulis juga membuat system model alat deteksi maling untuk memecahkan solusi yang ada.

Penulis menggunakan proses analisis kualitatif dengan model interaktif dalam penelitian ini, yaitu proses analisis dengan menggunakan 3 (tiga) komponen yang terdiri dari reduksi data sajian data dan kemudian penarikan kesimpulan yang aktivitasnya berbentuk interaksi dengan proses pengumpulan data sebagai proses siklus antara tahap-tahap tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan skema analisis interaktif sebagai berikut:

Kegiatan komponen itu dapat dijelaskan sebagai berikut:a. Reduksi Data

Merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian kepada penyerdehanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di kepustakaan. Reduksi tersebut berlangsung terus menerus bahkan sebelum data benar-benar terkumpul sampai laporan akhir lengkap tersusun.

b. Penyajian DataMerupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

c. Penarikan Kesimpulan atau VerifikasiPeneliti harus bergerak diantara keempat sumbu kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak bolak-balik diantara kegiatan reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan atau verifikasi selama sisa waktu menganalisis. Aktivitas yang dilakukan dengan proses itu komponen-komponen tersebut akan didapat yang benar-benar mewakili dan sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Setelah analisis data selesai maka hasilnya akan disajikan secara deskriptif yaitu dengan jalan apa adanya sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan data yang diperoleh. Setelah semua data dikumpulkan,kemudian direduksi yang berupa klasifikasi dan seleksi. Kemudian kita ambil

Page 10: ”EARLY WARNING  SYSTEM MENGGUNAKAN DETEKTOR MALING PERUMAHAN, UNTUK KEMAJUAN  INDUSTRI KONSTRUKSI SEKTOR PERUMAHAN NASIONAL” (editan)

10Katagori Mahasiswa S1-Teknik

kesimpulan dan langkah tersebut tidak harus urut tetapi berhubungan terus sehingga membuat siklus.

BAB IVISI DAN PEMBAHASAN

4.1 Detektor Mailing Perumahan

4.1.1. Perangkat Relai

Relai adalah suatu perangkat elektronika yang bisa menghubungkan saklar secara otomatis. Rilai terdiri dari beberapa bagian, diantaranya: kumparan, sumber tegangan (batere), pegas, dan saklar. Berdasarkan pada prinsip dasar cara kerjanya, relay dapat bekerja karena adanya medan magnet yang digunakan untuk menggerakkan saklar. Saat kumparan diberikan tegangan sebesar tegangan kerja relay maka akan timbul medan magnet pada kumparan karena adanya arus yang mengalir pada lilitan kawat. Kumparan yang bersifat sebagai elektromagnet ini kemudian akan menarik saklar S 2 sehingga rangkaian menjadi tertutup dan aruspun mengalir. Jika tegangan pada kumparan dimatikan maka medan magnet pada kumparan akan hilang sehingga pegas akan menarik saklar S 2 sehingga rangkaian listrik kembali terputus.

Gambar 4.1 Gambar Relai

Page 11: ”EARLY WARNING  SYSTEM MENGGUNAKAN DETEKTOR MALING PERUMAHAN, UNTUK KEMAJUAN  INDUSTRI KONSTRUKSI SEKTOR PERUMAHAN NASIONAL” (editan)

11Katagori Mahasiswa S1-Teknik

(b)Gambar 4.2 Skema relai, (a) rangkaian terbuka, (b) rangkaian tertutup

setelah di beri arus listrik.

4.1.2. Perangkat Alarm

Rangkaian Alarm adalah sesuatu rangkaian elektronik yang digunakan untuk memberi peringatan kepada orang dengan cepat untuk mengetahui adanya sesuatu. Tanda peringatan yang biasanya dihasilkan oleh rangkaian alarm berupa bunyi yang keras. Salah satu contoh skema rangkaian alarm yang bisa digunakan adalah seperti dibawah ini :

Page 12: ”EARLY WARNING  SYSTEM MENGGUNAKAN DETEKTOR MALING PERUMAHAN, UNTUK KEMAJUAN  INDUSTRI KONSTRUKSI SEKTOR PERUMAHAN NASIONAL” (editan)

12Katagori Mahasiswa S1-Teknik

Gambar 4.3. Rangkaian Alarm

4.1.3. Sensor

Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisik atau kimia. Sensor fisika mendeteksi besaran suatu besaran berdasarkan hukum-hukum fisika. Contoh sensor fisika adalah sensor cahaya, sensor suara, sensor gaya, sensor tekanan, sensor getaran/vibrasi, sensor gerakan, sensor kecepatan,sensor percepatan, sensor gravitasi, sensor suhu, sensor kelembaban udara, sensor medan listrik/magnet, dll. Sensor yang digunakan adalah berupa tombol tekan off (push off button) yang diletakkan pada pintu.

(a)

(b)

Gambar 4.4 Skema saklar push off button, (a) tombol ditekan. (b) tombol

tidak ditekan.

Page 13: ”EARLY WARNING  SYSTEM MENGGUNAKAN DETEKTOR MALING PERUMAHAN, UNTUK KEMAJUAN  INDUSTRI KONSTRUKSI SEKTOR PERUMAHAN NASIONAL” (editan)

13Katagori Mahasiswa S1-Teknik

4.1.4. Perangkat Saklar dan Remote

Perangkat ini digunakan untuk mematikan sistem baik dari jarak dekat maupun secara jarak jauh (remote). Perangkat saklar ini terintegrasi dengan sistem remote. Saklar ini bisa diatur jarak jauh untuk mematikan bunyi alarm jika tiba-tiba berbunyi. Hal ini juga digunakan seperti pada kendaraan yang memiliki sistem alarm yang dimanfaatkan sebagai peringatan dini jika akan terjadi pencurian kendaraan.

4.1.5. Prinsip Kerja Alat

Pada umumnya pintu pada rumah berupa pintu berengsel. Saat pintu rumah terbuka, push off button,sebagai sensor yang terletak pada engsel akan meregang sehingga membuat rangkaian menjadi tertutup dan menyebabkan arus listrik mengalir diantara sensor dan menghidupkan relai. Arus mengalir karena adanya beda tegangan yang ditimbulkan oleh sumber tegangan.Jika arus listrik mengalir pada relai, maka akan secara otomatis mengaktifkan saklar R1.Saklar R1 merupakan salah satu perangkat di dalam relai. Saklar R1 menutup,arus listrik akan mengalir pada perangkat alarm dan kemudian alarm akan berbunyi. Jika ingin dimatikan maka ditekan tombol off pada saklar baik secara jarak dekat maupun jarak jauh (remote).

4.1.6. Skema Alat

Relai Alarm

SumberTegangan

Saklar

Sensor R1

Page 14: ”EARLY WARNING  SYSTEM MENGGUNAKAN DETEKTOR MALING PERUMAHAN, UNTUK KEMAJUAN  INDUSTRI KONSTRUKSI SEKTOR PERUMAHAN NASIONAL” (editan)

14Katagori Mahasiswa S1-Teknik

4.2 Urgensi Keamanan bagi Konsumen Jasa Industri Konstruksi

Perumahan Indonesia

Dari pekembangan sektor perumahan penulis melihat peluang akan bertambahnya daya jual, investasi dibidang konstruksi nasional sejalan dengan alokasi negara untuk APBN bidang infrastruktur yang terus akan bertambah dari tahun ketahun. Dari dari kementrian PU berikut memang anggaran untuk bidang Housing (perumahan) meningkat terus dan tinggi.

Alokasi APBN bidang InfrastrukturSector 2005 2006 2007 2.008 2009

Energi 3.117 4.857 5.141 5.508 6994

Transportasi 3.978 6.978 9.070 15.298 16077

Public Work 13.328 19.186 22.769 33.427 34967

Communication 429 1.235 1.016 2.129 2.144

Housing 84 369 419 674 1003

Total Infrastruktur 20.936 32.216 43.828 57.035 61205

Total APBN 507.400 699.099 763.570 854.570 1021924

% PW to Total Infrastruktur 64% 60% 52% 82% 57%

% PW to APBN 2.63% 2.74% 2.98% 3.91% 3.42%

% Infrastruktur To APBN 4.13% 4.61% 5.74% 6.57% 5.99%

Sumber: Dirjen Anggaran dan Departemen PU . (dalam Buku: Wajah jasa konstruksi Indonesia, Gapensi 2009)

Dari peluang bisnis yang ada untuk meningkatkan harga jual dari data peningkatan alokasi APBN di atas, penulis juga memberikan inovasi untuk kemajuan sektor industri perumahan melalui nilai tambah perumahan yang disertai dengan alat pendeteksi maling. Sehingga pasar meningkat dan dapat pula melakukan innovasi guna memperoleh kepercayaan konsumen perumahan.

Page 15: ”EARLY WARNING  SYSTEM MENGGUNAKAN DETEKTOR MALING PERUMAHAN, UNTUK KEMAJUAN  INDUSTRI KONSTRUKSI SEKTOR PERUMAHAN NASIONAL” (editan)

15Katagori Mahasiswa S1-Teknik

Dari nilai tambah yaitu memberikan keamanan yang lebih maka hal ini merupakan menjadikan pilihan pelanggan dan mengurangi tindak kejahatan yang sering terjadi di sektor perumahan baik pencurian, pembunuhan atau modus kejahatan lainnya. Masyarakat pelanggan perumahan umumnya berpendapat keselamatan lebih utama dari pada harta.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan:

1. Detektor Maling perumahan dapat menjadi salah satu alternatif akan peringatan terjadinya tindak kejahatan di perumahan yang dilengkapi dengan alat elektronik sensor,alarm,relay sebagai peringatan dini (Early warning System).

2. Detektor Maling perumahan memiliki inovasi akan teknologi sederhana,murah,aplikatif dan bardaya menfaat tinggi yang mampu digunakan disemua elemen masyarakat di Indonesia dan bisa menjadikan sarana penerapan teknologi.

3. Detektor Maling perumahan memberikan solusi untuk meningkatkan kepercayaan publik sektor perumahan dengan nilai tambah dilengkapi alat pendeteksi maling, dan sarana untuk bersaing industri konstruksi di Indonesia.

5.2 Saran

Penulis Memeberikan saran:

1. Alat Detektor maling perumahan ini dapat digunakan PT. Hutama Karya untuk meningkatkan persaingan penyedia industri jasa konstruksi Indonesia

2. Alat Detektor maling perumahan dapat diaplikasikan di semua tempat yang ingin ada proteksi keamanan baik rumah, mall, pasar, kantor, dan bisa dipakai digedung-gedung.

3. Alat detektor maling sangat murah dan dapat diterapkan di semua elemen masayarakat sehingga menjadikan nilai tambah untuk penerapan teknologi tanpa campur tangan dari produk-produk asing yang sangat mahal dalam penerapan sistem keamanan di Perumahan.

Page 16: ”EARLY WARNING  SYSTEM MENGGUNAKAN DETEKTOR MALING PERUMAHAN, UNTUK KEMAJUAN  INDUSTRI KONSTRUKSI SEKTOR PERUMAHAN NASIONAL” (editan)

16Katagori Mahasiswa S1-Teknik

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1982. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Dian Margasari.2009. Implementasi wewenang kepolisian untuk melakukan tindakan pengambilan sidik kaki dalam rangka proses penyidikan perkara tindak pidana pencurian dengan kekerasan. UNS : Skripsi.

Fajar,dkk . 2009. Usaha Pembuatan serta Assembling Alarm Helm Anti Maling Sistem Relay sebagai Penerapan Kewirausahaan untuk Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret.UNS: PKMK

Hendra M Soenardi. 2009. Wajah jasa konstruksi Indonesia. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

M. Subana, Sudrajat. 2009. Dasar-dasar penelitian ilmiah. Bandung : Pustaka Setia

Mattew B Milles dan A. Michael Huberman. 1992. Analisa Data Kuantitatif.

Tatang, Fitrianto, Ali. 2010. Mitigasi Gempa Bumi Menggunakan Detektor Gempa Sederhana Sistem Relay dengan Mengacu Prinsip Struktur Dinamik. UNS: KRB-UNUD.

Techno konstrustuksi. 2010. Edisi 30 bulan oktober halaman 22-26. PT. Multikarya Subur Abadi : Jakarta

http://bataviase.co.id/node/527772 diakses tanggal 14 Februari 2011

Page 17: ”EARLY WARNING  SYSTEM MENGGUNAKAN DETEKTOR MALING PERUMAHAN, UNTUK KEMAJUAN  INDUSTRI KONSTRUKSI SEKTOR PERUMAHAN NASIONAL” (editan)

17Katagori Mahasiswa S1-Teknik

http://bappeda.jabarprov.go.id/dokumen_informasi.php?t=14&c=4419 diakses tanggal 14 Februari 2011

BIODATA KELOMPOK

1. Nama Lengkap : Tatang Kukuh WibawaNIM : I0107140Jurusan : Teknik SipilFakultas/Institusi : Teknik/ Universitas Sebelas MaretAlamat Rumah : Jln. Kyai Sanusi 100 Ngaringan Kab. Grobogan,

Jawa TengahTelp/Hp/E-Mail : 085640545586/ [email protected]

2. Nama Lengkap : FitriantoNIM : I0407007Jurusan : Teknik MesinFakultas/Institusi : Teknik/ Universitas Sebelas MaretAlamat Rumah : Tarisai RT.01/RW.03 Wanareja, CilacapTelp/Hp/E-Mail : 085725733512/ [email protected]

Page 18: ”EARLY WARNING  SYSTEM MENGGUNAKAN DETEKTOR MALING PERUMAHAN, UNTUK KEMAJUAN  INDUSTRI KONSTRUKSI SEKTOR PERUMAHAN NASIONAL” (editan)

18Katagori Mahasiswa S1-Teknik