e9_skenario 7
DESCRIPTION
2015.............TRANSCRIPT
SKRINING CA CERVIX DGN METODE IVA
Kelompok E9
102009119 IDA BAGUS INDRAYANA M
102010331 ALBERTHA FEBRIANI META
102011299 APRIANDY PARIURY
102011413 MENDY
102012159 KARTIKA PURNAMASARI
102012229 NERISSA ARVIANA YANG
102012232 VIFIN ROTUAHDO SARAGIH
102012287 CHRISTINA
102012313 JOVIANTO REYNOLD AH
102012421 SYELLA TRIANUARY
Skenario 7
Dokter A di Puskesmas Warnasari melakukan program pemeriksaan IVA dalam rangka menemukan secara dini Ca Cerviks pada kelompok wanita di lokalisasi tuna susila. Dari 500 orang yang diperiksa, didapatkan 30 orang terdeteksi positif tes IVA. Sampel yang terkumpul juga diperiksa dengan Pap’s smear yang lebih baik sensitivitasnya. Setelah diperiksa lebih lanjut dengan menggunakan Pap’s smear ternyata dari yang positif tes IVA hanya 6 orang dinyatakan sakit kanker cervix dan yang tes IVA (-) ternyata ada 3 orang yang dinyatakan sakit kanker cervix.
Identifikasi istilah yang tidak diketahui
Tidak ada
Epidemiologi Kanker Serviks
Distribusi ca serviks Di Indonesia, insiden kanker serviks
diperkirakan ± 40.000 kasus pertahun dan masih merupakan kanker wanita tersering.
Selam kurun waktu 5 tahun, usia penderita antara 30-60 tahun, terbanyak antara 45-50 tahun.
Faktor Resiko Kanker Serviks1. Perilaku seksual
• Wanita yang memulai hubungan seksual pada usia < 20 tahun atau mempunyai pasangan seksual yang berganti-ganti lebih berisiko untuk menderita kanker serviks
2. Kontrasepsi Kondom dan diafragma dapat memberikan
perlindungan. Kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka panjang
yaitu lebih dari 5 tahun dapat meningkatkan risiko relatif 1,53 kali.
WHO melaporkan risiko relatif pada pemakaian kontrasepsi oral sebesar 1,19 kali dan meningkat sesuai dengan lamanya pemakaian.
Faktor Resiko Kanker Serviks3. Merokok
Asap rokok menghasilkan polycyclic aromatic hydrocarbon heterocyclic nitrosamines.
Pada wanita perokok konsentrasi nikotin pada getah serviks 56 kali lebih tinggi dibandingkan di dalam serum.
Efek langsung bahan-bahan tersebut pada serviks adalah menurunkan status imun lokal sehingga dapat menjadi kokarsinogen infeksi virus.
4. Riwayat kanker serviks di keluarga Bila seorang wanita mempunyai saudara kandung
atau ibu yang mempunyai kanker serviks → 2-3 kali lebih besar dibandingkan dengan orang normal
5. Hygene yang buruk Ketika terdapat virus ini pada tangan seseorang,
lalu menyentuh daerah genital, virus ini akan berpindah dan dapat menginfeksi daerah serviks atau leher rahim Anda.
6. Menggunakan pil-pil mengontrol kelahiran untuk waktu yang lama
Menggunakan pil-pil pengontrol kelahiran untuk suatu waktu yang lama (5 tahun atau lebih) dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim.
Cara penularan ca cervix
Melalui hubungan seksual (dengan cara transmisi genital --> genital, oral --> genital, ) terutama yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan.
Agent – Host – Environment karsinoma serviks
Agent : Human papillomavirus, Human immunodeficiency virus
Host : Manusia dengan factor resiko yang tinggi, mempunyai factor riwayat kanker serviks pada keluarga
Enviroment :Tingkat pendidikan yang rendah
Skrining
Strategi dalam populasi untuk deteksi penyakit
pada individu melalui pemeriksaan singkat dan
sederhana dan dilakukan pemisahan antara
kelompok sehat dan sakit yang terdeteksi.
Tujuan skrining
Deteksi dini penyakit (population risk)
Pengobatan tuntas secara dini
Mencegah meluasnya penyakit dalam masyarakat.
Mendidik masyarakat u/ deteksi dini
Mendidik petugas kesehatan tentang sifat penyakit dan
untuk selalu waspada terhadap gejala dini.
Mendapatkan keterangan epidemiologis yang berguna bagi
klinis dan peneliti.
Jenis skrining
Mass screening adalah screening secara masal pada masyarakat tertentu
Selective screening adalah screening secara selektif berdasarkan kriteria tertentu
Case finding screening adalah upaya dokter/tenaga kesehatan untuk menyelidiki suatu kelainan yang tidak berhubungan dengan keluhan pasien yang datang untuk kepentingan pemeriksaan kesehatan
Single disease screening adalah screening yang dilakukan untuk satu jenis penyakit
Multiphasic screening adalah screening yang dilakukan untuk lebih dari satu jenis penyakit
Syarat skrining
Penyakit serius, prevalensi tinggi dan merupakan masalah kesehatan (morbiditas & mortalitas)
Teknik dan cara pemeriksaan dapat diterima, aman, murah, sederhana
Sensitif dan spesifik
Harus dimungkinkan untuk diadakan pemantauan (follow up).
Kriteria evaluasi
Validitas : memisahkan sehat-sakit
Reliabiltas: hasil yg sama/konsisten
Validitas
a. sensitivitas: menentukan org sakitb. Spesifisitas: menentukan org tdk sakit
Realibilitas
Bila tes yang dilakukan berulang-ulang menunjukkan hasil yang konsisten, dikatakan reliabel
Faktor yg mempengaruhi: Variabilitas alat Variabilitas orang Variabilitas pemeriksa
Predictive values
Positif predicted value untuk
mengidentifikasi individu yg benar-benar sakit dari hasil tes skrining (+)
Negatif predicted valueuntuk mengidentifikasi individu yg benar-benar sehat dari hasil tes skrining(-)
Aplikasi kasus
Sensitivitas : 6/(6+3) x 100% = 66.6%
Spesitivitas : 467/(24+467) x 100% = 95.12%
Negatif palsu : 3/9 x 100% = 33.3%
Positif palsu : 24/491 x 100% = 48.8%
PPV : 6/30 x100% = 20%
NPV : 467/470 x100% = 99%
Ca serviks JUMLAH
POSITIF NEGATIF
TES
IVA
POSITIF 6 24 30
NEGATIF 3 467 470
JUMLAH 9 491 500
Program Skrining IVA
Sudah pernah melakukan hubungan seksualTidak sedang datang bulan/haid
Tidak sedang hamil24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan
seksual
Deteksi Dini Kanker Serviks
WHO :
perempuan berusia antara 25-35 tahun, belum pernah menjalani
tes Pap/ pernah mengalami tes Pap 3 tahun sebelumnya atau
lebih.
ditemukan lesi abnormal pada pemeriksaan tes Pap sebelumnya
mengalami perdarahan abnormal pervaginam, perdarahan pasca
sanggama atau perdarahan pasca menopause atau mengalami
tanda dan gejala abnormal lainnya
ditemukan ketidaknormalan pada leher rahimnya
Interval skrining
Bila skrining hanya mungkin dilakukan 1 kali seumur hidup maka sebaiknya dilakukan pada perempuan antara usia 35-45 tahun.
usia 25-49 tahun, dilakukan 3 tahun sekali.
usia diatas 50 tahun dilakukan 5 tahun sekali
Bila 2 kali berturut-turut hasil skrining sebelumnya negatif, usia diatas 65 tahun, tidak perlu menjalani skrining.
Program Puskesmas
Puskesmas : unit layanan fungsional dan teknis pelayanan kesehatan di wilayah kecamatan/kelurahan menjadi langkah awal pencegahan kanker serviks di kelompok masyarakat terkecil.
Parameter penilaian program: Besarnya presentase progres program pencegahan primer dan skunder
IVA menjadi alternatif baru dalam deteksi dini kanker serviks
upaya terbaik dalam menangani kanker serviks.
Program Puskesmas: IVA
Pemeriksaan IVA lebih menguntungkan dibandingkan pemeriksaan lain seperti pap smear.
Murah dibandingkan pap smear. Bila ada kelainan pada saat pemeriksaan IVA bisa
langsung dilakukan terapi.
Program Puskesmas: IVA
Mudah dan praktis Dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan nondokter
ginekologi.bidan praktik swasta Alat-alat yang dibutuhkan sangat sederhana Biaya murah, sesuai untuk pusat pelayanan sederhana Hasil langsung diketahui dan Dapat segera diterapi (see and treat)
Pencegahan
Pencegahan Primer
Vaksin, hindari faktor resiko
Pencegahan Skunder
skrining dan deteksi dini
Pencegahan Tersier
pengobatan, pencegahan komplikasi klinik.
Promosi Kesehatan
Pendekatan medik Pendekatan perubahan perilaku Pendekatan pendidikan Pendekatan berpusat pada klien Perubahan sosial
Kesimpulan
IVA test merupakan salah satu screening test yang sering
digunakan sebagai metoda untuk melakukan pemeriksaan
skrining di PUSKESMAS karena dapat dilakukan dengan sumber
daya yang terbatas, dan hasil yang cepat, tetapi memiliki
kekurangan sensitifitasnya rendah.