e-museum - repository ist akprindrepository.akprind.ac.id/sites/files/a51-58 m_sholeh .pdf · jenis...

8
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X Yogyakarta, 15 November 2014 A-51 E-MUSEUM : INFORMASI MUSEUM DI YOGYAKARTA BERBASIS LOCATION BASED SYSTEM Muhammad Sholeh 1 ,Catur Iswayudi 2 , Eko Tresno Prabowo 3 1,2,3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta e-mail : 1 [email protected], 2 [email protected] , 3 [email protected] ABSTRACT Museum is one of many attraction. destination at Yogyakarta. The presence of Geographic Information Systems would be very helpful to show complete information, and become tool to searching route of museum location to arrive there using route of Trans Jogja as used vehicles. The system is built using a web-based programming using the CodeIgniter framework, with a MySQL database. Maps feature in this study using the Google Map API. Google also supports for the manufacture of Trans Jogja path which will be integrated with the location of the museum. This Geographic Information System has a feature to search the museum, museum location search, search route to the museum using Trans Jogja, in this system there are also articles or news related to the existing museum. Using Geographic Information Systems museum is expected to be petrified visitors in search of a variety of information museums in District of Yogyakarta. Keywords : GIS, Museum, , Google Map. PENDAHULUAN Penggunaan teknologi informasi saat ini berkembang dengan sangat cepat, hampir semua bidang sudah menggunakan teknologi informasi. Dukungan dan manfaat teknologi informasi sangat berguna untuk mempermudah proses aktivitas sehari-hari. Penggunaan teknologi informasi saat ini tidak hanya untuk mempermudah aktivitas sehari-hari tetapi juga digunakan untuk menyampaikan informasi. Penggunaan teknologi informasi sebagai media penyampaian informasi mempunyai kelebihan diantaranya informasi yang disampaikan dapat menjangkau area yang luas dan biaya yang dikeluarkan relative lebih murah. Piranti teknologi informasi saat ini tidak hanya terbatas pada perangkat komputer tetapi juga sudah masuk pada piranti telepon seluler terutama perangkat telpon smartphone. Perkembangan perangkat mobile dewasa ini semakin canggih. Popularitas smartphone dan tablet yang semakin mengungguli perangkat desktop menjadi salah satu bukti bahwa semakin bervariasi cara manusia berkomunikasi. Hal ini berbanding lurus dengan perkembangan teknologi web. Dimana mayoritas pengunjung situs web berasal dari pengguna perangkat mobile. Seiring perkembangan teknologi informasi, perkembangan sistem informasi juga semakin berkembang dengan pesat. Pemanfaatan system informasi untuk menyajikan informasi museum sudah menjadi kebutuhan sebagai daya tarik masyarakat agar berkunjung ke museum. Saat ini penggunaan sistem informasi museum di Indonesia sudah mulai berkembang, beberapa museum yang sudah menggunakan sistem informasi berbasis website diantaranya adalah Museum Nasional, Museum Bahari, Museum Geologi, Museum Sumpah Pemuda, Museum Mpu Tantular, Museum Rekor Dunia Indonesia, Museum Bank Indonesia. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa masih banyak museum di Indonesia yang belum memiliki website. Dengan kondisi seperti ini, perlu kiranya setiap museum memiliki website sebagai media penyebaran informasi dan media mempopulerkan kebudayaan suatu daerah yang dapat diakses dengan cepat tanpa terkendala ruang dan waktu. Dalam era pembangunan teknologi yang cepat berkembang dewasa ini, peranan museum sangat diharapkan untuk mengumpulkan, merawat, dan mengkomunikasikan berdasarkan penelitian dari benda-benda yang merupakan bukti konkret dari proses pengembangan kebudayaan. Di museum, masyarakat dapat memperoleh tempat berekreasi sambil mendapatkan informasi mengenai ilmu dan kejadian-kejadian yang terdapat dalam kehidupan manusia dan lingkungan. Pada umumnya masyarakat masih memandang museum sebagai suatu tempat atau lembaga yang bersuasana statis, berpandangan konservatif atau kuno, mengurusi benda-benda kuno kalangan elite untuk kebanggaan dan kekaguman semata. Bangunan museum memang terkesan menyeramkan

Upload: ngonga

Post on 09-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: E-MUSEUM - Repository IST AKPRINDrepository.akprind.ac.id/sites/files/A51-58 M_SHOLEH .pdf · jenis yang beraneka ragam. Sebagai upaya untuk memperkenalkan museum penggunaan teknologi

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X Yogyakarta, 15 November 2014

A-51

E-MUSEUM : INFORMASI MUSEUM DI YOGYAKARTA BERBASIS LOCATION BASED SYSTEM

Muhammad Sholeh1,Catur Iswayudi2, Eko Tresno Prabowo3

1,2,3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta e-mail : [email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRACT

Museum is one of many attraction. destination at Yogyakarta. The presence of Geographic Information Systems would be very helpful to show complete information, and become tool to searching route of museum location to arrive there using route of Trans Jogja as used vehicles. The system is built using a web-based programming using the CodeIgniter framework, with a MySQL database. Maps feature in this study using the Google Map API. Google also supports for the manufacture of Trans Jogja path which will be integrated with the location of the museum. This Geographic Information System has a feature to search the museum, museum location search, search route to the museum using Trans Jogja, in this system there are also articles or news related to the existing museum. Using Geographic Information Systems museum is expected to be petrified visitors in search of a variety of information museums in District of Yogyakarta. Keywords : GIS, Museum, , Google Map. PENDAHULUAN

Penggunaan teknologi informasi saat ini berkembang dengan sangat cepat, hampir semua bidang sudah menggunakan teknologi informasi. Dukungan dan manfaat teknologi informasi sangat berguna untuk mempermudah proses aktivitas sehari-hari. Penggunaan teknologi informasi saat ini tidak hanya untuk mempermudah aktivitas sehari-hari tetapi juga digunakan untuk menyampaikan informasi. Penggunaan teknologi informasi sebagai media penyampaian informasi mempunyai kelebihan diantaranya informasi yang disampaikan dapat menjangkau area yang luas dan biaya yang dikeluarkan relative lebih murah.

Piranti teknologi informasi saat ini tidak hanya terbatas pada perangkat komputer tetapi juga sudah masuk pada piranti telepon seluler terutama perangkat telpon smartphone. Perkembangan perangkat mobile dewasa ini semakin canggih. Popularitas smartphone dan tablet yang semakin mengungguli perangkat desktop menjadi salah satu bukti bahwa semakin bervariasi cara manusia berkomunikasi. Hal ini berbanding lurus dengan perkembangan teknologi web. Dimana mayoritas pengunjung situs web berasal dari pengguna perangkat mobile. Seiring perkembangan teknologi informasi, perkembangan sistem informasi juga semakin berkembang dengan pesat. Pemanfaatan system informasi untuk menyajikan informasi museum sudah menjadi kebutuhan sebagai daya tarik masyarakat agar berkunjung ke museum. Saat ini penggunaan sistem informasi museum di Indonesia sudah mulai berkembang, beberapa museum yang sudah menggunakan sistem informasi berbasis website diantaranya adalah Museum Nasional, Museum Bahari, Museum Geologi, Museum Sumpah Pemuda, Museum Mpu Tantular, Museum Rekor Dunia Indonesia, Museum Bank Indonesia.

Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa masih banyak museum di Indonesia yang belum memiliki website. Dengan kondisi seperti ini, perlu kiranya setiap museum memiliki website sebagai media penyebaran informasi dan media mempopulerkan kebudayaan suatu daerah yang dapat diakses dengan cepat tanpa terkendala ruang dan waktu.

Dalam era pembangunan teknologi yang cepat berkembang dewasa ini, peranan museum sangat diharapkan untuk mengumpulkan, merawat, dan mengkomunikasikan berdasarkan penelitian dari benda-benda yang merupakan bukti konkret dari proses pengembangan kebudayaan. Di museum, masyarakat dapat memperoleh tempat berekreasi sambil mendapatkan informasi mengenai ilmu dan kejadian-kejadian yang terdapat dalam kehidupan manusia dan lingkungan.

Pada umumnya masyarakat masih memandang museum sebagai suatu tempat atau lembaga yang bersuasana statis, berpandangan konservatif atau kuno, mengurusi benda-benda kuno kalangan elite untuk kebanggaan dan kekaguman semata. Bangunan museum memang terkesan menyeramkan

Page 2: E-MUSEUM - Repository IST AKPRINDrepository.akprind.ac.id/sites/files/A51-58 M_SHOLEH .pdf · jenis yang beraneka ragam. Sebagai upaya untuk memperkenalkan museum penggunaan teknologi

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X Yogyakarta, 15 November 2014

A-52

karena identik dengan barang-barang kuno, sunyi, kemegahan, dan kadang agak kurang terurus. Namun seharusnya hal ini tidak menjadi suatu halangan bagi masyarakat untuk tidak mengunjungi museum. Karena dibalik kekakuannya, museum juga memperkenalkan proses perkembangan sosial budaya dari suatu lingkungan kepada masyarakat. Masyarakat juga bisa menggunakan museum sebagai sarana belajar, selain sebagai tempat rekreasi.

Yogyakarta sebagai kota budaya memiliki banyak museum dengan berbagai karakteristik dan jenis yang beraneka ragam. Sebagai upaya untuk memperkenalkan museum penggunaan teknologi informasi perlu mengoptimalkan perkembangan teknologi informasi saat ini terutama penggunaan smartphone. Dengan penggunaan smartphone aplikasi system informasi yang dikembangkan diakses lebih mudah. Dengan adanya sistem informasi museum berbasis web mobile diharapkan pengaksesan informasi dapat dilakukan dengan mudah. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah promosi atau menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang keberadaan system informasi museum berbasis web mobile ini.

Dalam melaksanakan penelitian ini menggunakan beberapa referensi yang berhubungan dengan obyek penelitian terutama dari penelitian-penelitian atau makalah dalam jurnal, diantaranya (Trsinawati, 2013), tujuan dalam penelitian ini adalah membuat aplikasi webGIS berupa sistem informasi bangunan cagar budaya Kota Surabaya yang informatif beserta solusi jalur alternatif sehingga dapat digunakan sebagai salah satu media penunjang tujuan wisata cagar budaya (heritage) di Kota Surabaya. Penelitian hanya berfokus pada objek yang ada di Surabaya dan aplikasi yang dikembangkan belum menggunakan web mobile.

Penelitian yang dilakukan (Yudiantika, 2013) berfokus pada teknologi yang diterapkan dalam suatu museum dan menggunakan Augmented Reality (AR). AR. dikenal sebagai teknologi interaktif yang mampu memproyeksikan objek maya ke dalam objek nyata secara real time. Aplikasi AR yang diujicobakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu AR Desktop dan AR Mobile. Pengujian dilakukan dengan melakukan studi aplikasi dan studi pengguna. Pengunjung diminta untuk menggunakan beberapa aplikasi AR yang disediakan. Hasil penelitian tidak berbasis web dan aplikasi diletakkan dalam museum sehingga aplikasi hanya diakses di lokasi museum saja.

(Prabowo, 2013), maksud dan tujuan dari dari penelitian ini adalah untuk menerapkan sistem pendukung keputusan revitalisasi terhadap bangunan dan kawasan cagar budaya Kota Bandung di DISBUDPAR Kota Bandung. Penelitian lebih ditekankan pada sistem yang digunakan untuk pendataan administrasi dan tidak untuk digunakan secara umum.

(Marjanto, Ernayanti, & Ardiwijaya, 2013). Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memaparkan berbagai warisan budaya kawasan kota lama di Medan, dan mencoba mengungkapkan berbagai permasalahan dan upaya pelestarian yang perlu dilakukan untuk menjaga warisan budaya tersebut. Hasil penelitian memberikan rekomendasi perluya pelestarian dalam perencanaan dan proses pembangunan; mengidentifikasi, memetakan, menilai dan menginterpretasikan sumberdaya budaya kota lama; mempromosikan citra kota lama sebagai pusat sejarah yang penting bagi identitas Kota Medan. Fokus penelitian belum menggunakan teknologi informasi dan lebih banyak mengupas strategi untuk melakukan pelestarian cagar budaya. Pengertian dan Sejarah Museum

Museum merupakan sarana untuk mengembangkan budaya dan peradaban manusia. Dengan kata lain, museum tidak hanya bergerak di sektor budaya, melainkan dapat bergerak di sektor ekonomi, politik, sosial, dll. Di samping itu, museum merupakan wahana yang memiliki peranan strategis terhadap penguatan identitas masyarakat termasuk masyarakat sekitarnya. Para ahli kebudayaan meletakkan museum sebagai bagian dari pranata sosial dan sebagai wahana untuk memberikan gambaran dan mendidik perkembangan alam dan budaya manusia kepada komunitas dan publik.

Dalam era pembangunan teknologi yang cepat berkembang dewasa ini, peranan museum sangat diharapkan untuk mengumpulkan, merawat, dan mengkomunikasikan berdasarkan penelitian dari benda-benda yang merupakan bukti konkret dari proses pengembangan kebudayaan. Di museum, masyarakat dapat memperoleh tempat berekreasi sambil mendapatkan informasi mengenai ilmu dan kejadian-kejadian yang terdapat dalam kehidupan manusia dan lingkungan.

Page 3: E-MUSEUM - Repository IST AKPRINDrepository.akprind.ac.id/sites/files/A51-58 M_SHOLEH .pdf · jenis yang beraneka ragam. Sebagai upaya untuk memperkenalkan museum penggunaan teknologi

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X Yogyakarta, 15 November 2014

A-53

Pada umumnya masyarakat masih memandang museum sebagai suatu tempat atau lembaga yang bersuasana statis, berpandangan konservatif atau kuno, mengurusi benda-benda kuno kalangan elite untuk kebanggaan dan kekaguman semata. Bangunan museum memang terkesan menyeramkan karena identik dengan barang-barang kuno, sunyi, kemegahan, dan kadang agak kurang terurus. Namun seharusnya hal ini tidak menjadi suatu halangan bagi masyarakat untuk tidak mengunjungi museum. Karena dibalik kekakuannya, museum juga memperkenalkan proses perkembangan sosial budaya dari suatu lingkungan kepada masyarakat. Masyarakat juga bisa menggunakan museum sebagai sarana belajar, selain sebagai tempat

Benda-benda koleksi yang dipamerkan harus dirancang sedemikian rupa termasuk menunjukkan adanya isu-isu masa kini yang berjalan dengan fakta sejarah. Kegiatan yang dilakukan di museum tidak sekedar melihat benda koleksi yang indah, tetapi bagaimana agar yang datang ke museum pulang tetapi ingin kembali datang ke museum karena museum dianggap mempunyai daya tarik tersendiri. Ada yang mem buat saya cukup bangga saat ini, sudah cukup banyak pengelola museum yang membolehkan museumnya digunakan untuk acara-acara kegiatan kemasyarakatan, melakukan seminar untuk mengasah intelektual, dan yang terpenting museum tidak digunakan untuk sebagian kecil orang saja. (Khoirnafiya, 2012) Fungsi Museum

Kata “Museum” berasal dari kata Muze, oleh orang Yunani Klasik diartikan sebagai kumpulan sembilan Dewi, perlambang ilmu kesenian. Kesenian itu sendiri merupakan budaya manusia bersifat universal, selain beberapa sistem yang ada yakni: religi, teknologi, organisasi kemasyarakatan, bahasa, pengetahuan dan mata pencaharian. Kesemuanya itu , juga merupakan materi koleksi museum secara umum. (Antara, 2013) Sebagai lembaga ilmiah, tentu Museum mempunyai berbagai fungsi. Berdasarkan kebijaksanaan pengembangan permuseuman Indonesia berpegang pada rumusan ICOM (International Council Of Museum) (ICOM, 2013). Museum mempunyai sembilan fungsi, yakni (1) Mengumpulkan dan pengamanan warisan alam dan budaya, (2) Dokumentasi dan penelitian ilmiah, (3) Konservasi dan preparasi, (4) Penyebaran dan pemerataan ilmu untuk umum, (5) Pengenalan dan penghayatan kesenian, (6) Pengenalan kebudayaan antardaerah dan bangsa, (7) Visualisasi warisan alam dan budaya, (8) Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia, (9) Pembangkit rasa bertakwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di Indonesia, sekarang sudah ada sekitar 275 Museum baik negeri maupun swasta tersebar di seluruh Nusantara. (Anonim, 2013). Museum-museum yang telah berdiri di Indonesia minimal setiap propinsi, memiliki Museum negeri sebagai Museum daerah. Selebihnya Museum khusus milik pemerintah dan swasta. Idealnya Museum, bukanlah suatu lembaga bisnis yang mencari keuntungan sebesar-besarnya, seperti pelayanan bisnis lainnya, melainkan lebih dominan fungsi sosial (pendidikan) dan rekreasi.

Museum dinilai masih kurang maksimal. Masih banyak yang perlu dibenahi oleh museum. Antara lain aspek fisik seperti storage, keamanan museum, dan fasilitas public serta aspek non fisik yang meliputi kualitas SDM dan Manajemen Museum. Disamping kedua komponen tersebut terdapat hal lain yang harus diperhatikan juga oleh museum dan tidak kalah pentingnya dengan kedua hal tersebut. hal itu adalah masalah publikasi dari museum itu sendiri. Hampir sebagian besar museum di Indonesia masih belum memiliki sarana publikasi yang luas dan menarik. Padahal dari publikasi yang menarik dapat menarik pula minat dari masyarakat itu sendiri untuk mengunjungi museum. Seharusnya pihak museum dapat memanfaatkan sarana komunikasi massa seperti televisi, radio, surat kabar, dan internet sebagai saranan promosi yang strategis untuk mempublikasikan museum pada masyarakat luas. (Sukma, 2013) Aplikasi Mobile

Sekarang, banyak sekali program-program aplikasi yang tersedia dalam bentuk paket-paket program. Ini adalah program-program aplikasi yang sudah ditulis oleh orang lain atau perusahaan-perusahaan perangkat lunak. Beberapa perusahaan perangkat lunak telah memproduksi paket-paket perangkat lunak yang mempunyai reputasi internasional. Program-program paket tersebut dapat diandalkan, dapat memenuhi kebutuhan pemakai, dirancang dengan baik, relatip bebas dari kesalahan-

Page 4: E-MUSEUM - Repository IST AKPRINDrepository.akprind.ac.id/sites/files/A51-58 M_SHOLEH .pdf · jenis yang beraneka ragam. Sebagai upaya untuk memperkenalkan museum penggunaan teknologi

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X Yogyakarta, 15 November 2014

A-54

kesalahan, user friendly (mudah digunakan), mempunyai dokumentasi manual yang memadai, mampu dikembangkan untuk kebutuhan mendatang, dan didukung perkembangannya. Akan tetapi, bila permasalahannya bersifat khusus dan unik, sehingga tidak ada paket-paket program yang sesuai untuk digunakan, maka dengan terpaksa harus mengembangkan program aplikasi itu sendiri. (Jogiyanto, 2009)

Mobile app, atau kependekan dari mobile application, atau aplikasi mobile, adalah perangkat lunak aplikasi yang dirancang untuk berjalan pada smartphone, tablet dan perangkat mobile lainnya. Aplikasi mobile biasanya tersedia melalui platform distribusi aplikasi, yang mulai muncul pada tahun 2008 dan biasanya dioperasikan oleh pemilik sistem operasi mobile, seperti Apple App Store, Google Play, Windows Phone Store, dan BlackBerry App World. (Wikipedia, 2014)

Kajian Google Maps Application Programming Interface (API)

Google Maps adalah layanan mapping online yang disediakan oleh google. Layanan ini dapat diakses melalui situs http://maps.google.com. Pada situs tersebut kita dapat melihat informasi geografis pada hampir semua wilayah di bumi. Layanan ini interaktif karena didalamnya terdapat peta yang bisa digeser sesuai keinginan pengguna, mengubah tingkat zoom, serta mengubah tampilan peta. Google Maps menyediakan peta yang sangat akurat, sistem pemetaannya juga sudah menyediakan pilihan peta biasa dan peta satelit. (Wikipedia, 2013). Pada bulan Juni 2005, Google meluncurkan Google Maps API yang memungkinkan pengembang untuk mengintegrasikan layanan Google Maps ke dalam website mereka secara gratis. layanan untuk mengambil gambar peta statis , dan layanan web untuk melakukan geocoding , menghasilkan petunjuk jalan, dan mendapatkan informasi ketinggian. Lebih dari 1.000.000 situs web menggunakan Google Maps API, sehingga yang paling banyak digunakan pengembangan aplikasi web API. Google Maps API gratis untuk penggunaan komersial, asalkan lokasi yang sedang digunakan dapat diakses publik dan tidak mengenakan biaya untuk akses, dan tidak menggenerate lebih dari 25.000 peta untuk diakses dalam sehari. Situs yang tidak memenuhi persyaratan ini dapat membeli Google Maps API for Business. (Wikipedia, 2013) Kajian tentang Location Based Service

Sebuah Location Base Service atau layanan berbasis lokasi adalah layanan informasi atau hiburan yang dapat diakses dengan perangkat mobile melalui jaringan seluler. Sistem Layanan Berbasis Lokasi, atau lebih dikenal dengan Location-Based Services (LBS), menggabungkan antara proses dari layanan mobile dengan posisi geografis dari pengunannya. Posisi target, di mana sebuah target bisa jadi adalah pengguna Location- Based Services itu sendiri atau entitas lain yang tergabung dalam suatu layanan. (Safaat, 2012)

Ada 2 tipe layanan yang bisa digunakan dalam Location-Based Services untuk memperoleh posisi pengguna, yaitu dengan menggunakan posisi sel jaringan atau dengan GPS maupun aGPS. Dari kedua cara ini akan didapatkan posisi pengguna dalam bentuk koordinat latitude dan longitude. Latitude adalah representasi dari arah Utara-Selatan, sedangkan longitude adalah representasi dari arah Timur-Barat.

Kajian Haversine formula

Posisi di bumi dapat direpresentasikan dengan posisi garis lintang (latitude) dan bujur (longitude). Untuk menentukan jarak antara dua titik di bumi berdasarkan letak garis lintang dan bujur, menggunakan rumus dari (Movable, 2013) Semua rumusan yang digunakan berdasarkan bentuk bumi yang bulat (spherical earth) dengan menghilangkan faktor bahwa bumi itu sedikit elips (elipsodial factor).

Δlat = lat2− lat1 Δlong = long2− long1 a = sin2(Δlat/2) + cos(lat1).cos(lat2).sin2(Δlong/2) c = 2.atan2(√a, √(1−a)) d = R.c

Keterangan :

R = jari-jari bumi sebesar 6371(km)

Page 5: E-MUSEUM - Repository IST AKPRINDrepository.akprind.ac.id/sites/files/A51-58 M_SHOLEH .pdf · jenis yang beraneka ragam. Sebagai upaya untuk memperkenalkan museum penggunaan teknologi

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X Yogyakarta, 15 November 2014

A-55

Δlat = besaran perubahan latitude Δlong = besaran perubahan longitude c = kalkulasi perpotongan sumbu d = jarak (km) Metode haversine formula di atas diciptakan ketika tingkat presisi hasil penghitungan masih

sangat terbatas. Namun sekarang, penghitungan komputer dapat memberikan tingkat presisi yang sangat akurat sehingga dengan menggunakan rumus spherical law of cosine sederhana, kita dapat menentukan posisi dengan cukup akurat.

d = acos(sin(lat1).sin(lat2)+cos(lat1).cos(lat2).cos(long2−long1)).R

METODE PENELITIAN

Lokasi / obyek penelitian yang diteliti dalam penelitian ini adalah lokasi museum, lokasi Penelitian berada di kota Yogyakarta. Kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian adalah: Hardware, yang terdiri dari sebuah notebook dengan spesifikasi Processor Intel Pentium CORE i3, Memory 4GB DDR3, Hard disk 500 GB, Monitor 14” LED, sebuah tablet 7 inchi dengan sistem operasi android 4.2.1 jelly bean dan Garmin Nuvi 40LM, serta GPS untuk kendaraan roda empat.

Sedangkan software yang digunakan adalah sistem operasi Windows 7 Home Premium yaitu sistem operasi yang diproduksi oleh Microsoft untuk digunakan untuk komputer pribadi, komputer rumah dan bisnis, termasuk laptop, netbook, tablet PC, dan PC media center. Windows 7 dirilis secara umum pada tanggal 22 Oktober 2009 kurang dari tiga tahun setelah rilis pendahulunya, Windows Vista. Serta XAMPP 1.8.2 yang merupakan software open source cross-platform gratis yang berisi paket yang terdiri dari Apache HTTP Server, database MySQL dan interpreter untuk script yang ditulis dalam PHP dan bahasa pemrograman Perl. Secara resmi XAMPP dimaksudkan untuk digunakan hanya sebagai alat membangun suatu situs, hal ini memungkinkan web desainer dan programmer untuk menguji pekerjaan mereka pada komputer mereka sendiri tanpa akses ke internet. Pada XAMPP versi 1.8.2 paket yang tersedia Apache 2.4.7, MySQL 5.5.34, PHP 5.4.22, dan phpMyAdmin 4.0.9, Google Chrome yaitu browser gratis yang dikembangkan oleh Google yang menggunakan layout engine WebKit. Dirilis publik pada tanggal 11 Desember 2008. Pada November 2012 menurut StatCounter, Google Chrome memiliki pangsa pengguna 35% di seluruh dunia dari web browser yang paling banyak digunakan web. Notepad ++ yang digunakan untuk editor teks dan editor kode yang berjalan di sistem operasi Windows. Aplikasi ini merupakan editor yang ringan dan dapat mensupport berbagai bahasa pemrograman dan scripting. Salah satu kehandalan notepad++ dibandingkan notepad native bawaan windows adalah notepad++ sudah mendukung pengeditan tab, yang memungkinkan bekerja dengan membuka file ganda.

Diagram Use Case merupakan diagram yang menunjukkan fungsionalitas suatu sistem atau kelas dan bagaimana sistem tersebut berinteraksi dan menjelaskan sistem secara fungsional yang terlihat user. Biasanya dibuat pada awal pengembangan. Use Case diagram dari aplikasi ini ditunjukan pada Gambar 1.

Gambar 1 Use Case Diagram System

Page 6: E-MUSEUM - Repository IST AKPRINDrepository.akprind.ac.id/sites/files/A51-58 M_SHOLEH .pdf · jenis yang beraneka ragam. Sebagai upaya untuk memperkenalkan museum penggunaan teknologi

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X Yogyakarta, 15 November 2014

A-56

Hasil rancangan pada Gambar 1, mengambarkan peran seorang admin dapat melakukan beberapa aktivitas yaitu admin dapat mengelola data master yang meliputi menambah, menghapus dan mengubah data. Data Master di sini yaitu data museum, data user, dan data artikel. Peran user dapat melakukan berbagai aktivitas seperti melakukan mencari museum, melihat museum, mencari rute museum, membaca artikel, dan melihat peta Jogja. Untuk mencari rute museum user juga bisa melalui museum detail terlebih dahulu. Untuk membaca detail museum user dapat melakukannya melalui peta ataupun langsung dengan memilih museum yang dicari. PEMBAHASAN

Halaman ini merupakan halaman awal ketika pengunjung membuka web e-museum. Header dari halaman ini terdiri dari logo, judul aplikasi, serta navigasi pengunjung. Halaman ini berisi tentang deskripsi web Sistem Informasi Geografis Museum Yogyakarta. Bagian utama pada bagian ini adalah daftar berita dan serta artikel yang terkait dengan museum yang ada pada web ini. Pada panel sebelah kanan terdapat form cari museum untuk melakukan pencarian museum secara cepat. Hasil dari halaman depan pengunjung pada Gambar 2.

Gambar 2. Halaman Home Pengunjung.

Halaman web yang menginformasikan lokasi museum serta lokasi menuju lokasi dapat

digambarkan seperti pada Gambar 2. Pada Gambar 2 menginformasikan lokasi terdekat dari posisi berada serta arah shelter bis trans jogja yang dapat menuju lokasi museum yang diinginkan.

Gambar 3 Tampilan Peta dan Routing Jalur Menuju Museum

Page 7: E-MUSEUM - Repository IST AKPRINDrepository.akprind.ac.id/sites/files/A51-58 M_SHOLEH .pdf · jenis yang beraneka ragam. Sebagai upaya untuk memperkenalkan museum penggunaan teknologi

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X Yogyakarta, 15 November 2014

A-57

Gambar 3 adalah hasil dari tampilan peta yang telah dibangun. Pada gambar tersebut menampilkan hasil dari pencarian rute dari shelter terdekat dari posisi user serta shelter dari posisi museum. Dalam hal ini shelter yang ditampilkan pada peta ini berjumlah dua buah di hitung dari yang paling terdekat dari posisi user maupun museum, untuk memberikan opsi yang lebih banyak terhadap alternative jalur yang dapat dilalui. Pada tampilan awal peta yang di tampilkan adalah posisi user saat itu yaitu menggunakan geolocation HTML 5. Dengan ini sistem akan otomatis mendeteksi posisi dari user.

Informasi yang penting dalam aplikasi ini adalah informasi yang terkait dari suatu museum. Dalam tampilan ini pengunjung mendapatkan informasi yang terkait dengan suatu museum. Gambar 4 adalah tampilan dari halaman detail museum. Halaman ini merupakan kelanjutan dari halaman list museum. Pada halaman ini terdapat bagian-bagian yaitu judul, peta, keterangan dari museum itu sendiri, isi dari museum, jendela video YouTube yang menggambarkan museum, museum terdekat yang memberikan pilihan lain untuk destinasi kunjungan, artikel terkait dengan museum yang dipilih oleh user, serta gallery.

Gambar 4 Tampilan Halaman Detail Museum

Rancangan e-museum ini juga dilengkapi dengan informasi museum yang terdekat dari posisi suatu museum. Informasi yang ditampilkan berbasis peta dan teks. Gambar 5 menampilkan informasi lokasi terdekat dalam peta (Google map) serta dalam bentuk data nama museum

Gambar 5 Tampilan informasi museum terdekat dari suatu museum

Informasi berbasis peta

Informasi berbasis teks

Galeri museum

Page 8: E-MUSEUM - Repository IST AKPRINDrepository.akprind.ac.id/sites/files/A51-58 M_SHOLEH .pdf · jenis yang beraneka ragam. Sebagai upaya untuk memperkenalkan museum penggunaan teknologi

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X Yogyakarta, 15 November 2014

A-58

KESIMPULAN

Aplikasi e-museum masih terbatas pada data museum yang ada di DI Yogykarta dan untuk mengembangkan ke depan dapat ditambah data-data berdasarkan museum yang ada dalam satu propinsi. Aplikasi dibangun berbasis sistem informasi geografis dalam pencarian lokasi museum dengan mendeskripsikan lokasi museum ked alam peta. Pemanfaatan peta terutama Google map memudahkan user dalam melakukan pencarian museum.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2013). Kebijakan Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman di Indonesia. Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.

Antara, I. K. (2013, November 25). MUSEUM SEBAGAI MEDIA INFOMASI BUDAYA BANGSA Gerakan Nasional Cinta Museum. Retrieved April 18, 2014, from http://www.karangasemkab.go.id: http://www.karangasemkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2045Bruce E. Meserve. (1983). Fundamental Concepts of Geometry. United States of America: Dover Publications, Inc. .

ICOM. (2013). ICOM Code of Ethics for Museums. Paris: International Council of Museums . Jogiyanto. (2009). Analisa dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek

Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi. Khoirnafiya, S. (2012, Januari 12). Peranan Museum Bagi Masyarakat Masa Kini. Retrieved April

2014, 17, from http://museumku.wordpress.com: http://museumku.wordpress.com/2012/01/16/peranan-museum-bagi-masyarakat-masa-kini/

Marjanto, D. K., Ernayanti, & Ardiwijaya, R. (2013). Permasalahan dan Upaya Pelestarian. Jurnal Kebudayaan vol 8 no 1 tahun 2013 , 5-23.

Movable. (2013, Okttober 9). Calculate distance, bearing and more between Latitude/Longitude points. . Retrieved Oktober 9, 2013, from http://www.movable-type.co.uk/scripts/latlong.html.

Prabowo, S. D. (2013). Sistem Pendukung Keputusan Revitalisasi Terhadap Bangunan dan Kawasan Cagar Budaya Kota Bandung di Disbudpar Kota Bandung. Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) Vol. 2, No. 2, Oktober 2013, ISSN : 2089-9033 , 27-33.

R.W. Sinnott. (1984). Virtues of the Haversine. Palm Coast, USA: Sky and Telescope. Safaat, N. (2012). Pemrograman Aolikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC Berbasis Android.

Bandung: Penerbit Informatika. Sukma, G. S. (2013, Pebruari 11). Museum Di Indonesia, Menyongsong Program Gerakan Nasional

Cinta Museum . Retrieved April 2014, 18, from http://gilangswarasukma.blogspot.com: http://gilangswarasukma.blogspot.com/2013/02/museum-di-indonesia-menyongsong-program.html

Trsinawati, A. R. (2013). Pembuatan Sistem Informasi Bangunan Cagar Budaya Berbasis WebGIS (Studi Kasus di Koya Surabaya). Suarabaya: Skripsi, Prodi Teknik Geomatika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Wikipedia. (2013, November 13). Google Maps. Retrieved January 17, 2014, from Wikipedia - The Free Encyclopedia: http://en.wikipedia.org/wiki/ Google_Maps#Google_Maps_API

Wikipedia. (2014, March 4). Mobile Application. Retrieved March 4, 2014, from Wikipedia - Ensiklopedia Bebas: http://en.wikipedia.org/wiki/ Mobile_application

Yudiantika, A. R. (2013). Implementasi Augmented Reality Di Museum: Studi Awal Perancangan Aplikasi Edukasi Untuk Pengunjung Museum. Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2013, Universitas. Yogyakarta: Universitas Kristen Duta Wacana.