e-book kompilasi_kincir angin
DESCRIPTION
ebook dari wind energy. Pembangkit listrik tenaga angin merupakan solusi yang baik. Didokumen ini terdapat prinsip kerja dari windmilTRANSCRIPT
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 1/80
Kompilasi Tulisan Kadek Fendy Sutrisna
(Pembangkit Listrik dan Energi Angin)
Pembangkit Listrik Masa Depan Indonesia Pembangkit Listrik Masa Depan Indonesia
Kadek Fendy Sutrisna dan Ardha Pradikta Rahardjo
18 Februari 2009
1. Pendahuluan
Setelah pulih dari krisis moneter pada tahun 1998, Indonesia mengalami lonjakan hebat
dalam konsumsi energi. Dari tahun 2000 hingga tahun 2004 konsumsi energi primer
Indonesia meningkat sebesar 5.2 % per tahunnya. Peningkatan ini cukup signifikan apabila
dibandingkan dengan peningkatan kebutuhan energi pada tahun 1995 hingga tahun 2000,yakni sebesar 2.9 % pertahun. Dengan keadaan yang seperti ini, diperkirakan kebutuhan
listrik indonesia akan terus bertambah sebesar 4.6 % setiap tahunnya, hingga diperkirakan
mencapai tiga kali lipat pada tahun 2030. Seperti terlihat pada Gambar 1. [ER Indonesia]
Tentunya pemerintah pun tidak tinggal diam dalam menghadapi lonjakan kebutuhanenergi, terutama energi listrik. Salah satu langkah awal yang pemerintah lakukan adalah
dengan membuat blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2006 – 2025 ( Keputusan
Presiden RI nomer 5 tahun 2006). Secara garis besar, dalam blueprint tersebut ada dua
macam solusi yang dilakukan secara bertahap hingga tahun 2025, yaitu peningkatan
efisiensi penggunaan energi (penghematan) dan pemanfaatan sumber-sumber energi baru
(diversifikasi energi). Mengingat rasio elektrifikasi yang masih relatif rendah, yaitu 63 %
pada tahun 2005, sedangkan Indonesia menargetkan rasio elektrifikasi 95 % pada tahun
2025, maka pembahasan pada artikel ini akan lebih diarahkan pada pemanfaatan sumber
energi primer sebagai pembangkit listrik.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 2/80
2. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya energi yang berlimpah dan beragam
baik yang bersumber dari fosil seperti minyak bumi, batubara dan gas bumi. Ataupun
sumber energi alternatif dan terbarukan lainnya seperti tenaga surya, tenaga angin, tenaga
air, geothermal, biomasa dan lain-lain. Meskipun potensi sumber energi yang dimiliki
berlimpah, Indonesia sampai saat ini tetap belum bisa memenuhi kebutuhan energi dalam
negerinya sendiri.
Diversifikasi energi (bauran sumber energi) merupakan suatu konsep / strategi yang dapat
dipergunakan sebagai alat (tools) untuk mencapai pembangunan energi dan ekonomi yang
berkelanjutan. Kebijakan bauran energi (energy mix) menekankan bahwa Indonesia tidak
boleh hanya tergantung pada sumber energi berbasis fosil, namun harus juga
mengembangkan penggunaan energi terbarukan. Kebijakan bauran energi di Indonesia
perlu dikembangkan dengan memperjelas strategi, sasaran penggunaan, jumlah
pemanfaatandan pengelolaan energi nasional, dengan mempertimbangkan potensi energi,
permintaan energi, infrastruktur energi serta faktor lainnya seperti harga energi, teknologi,
pajak, investasi dan sebagainya.
Pada tahun 2005, sumber utama pasokan energi Indonesia adalah minyak bumi ( 54.78 %
), disusul gas bumi ( 22,24 % ), batubara ( 16.77 % ), Air ( 3.72 %) dangeothermal (
2.46 % ). Sasaran pemerintah pada tahun 2025, diharapkan terwujudnya bauran energi
yang lebih optimal, yaitu : minyak bumi ( < 20 % ), gas bumi ( > 30 %),batubara ( > 33
% ), biofuel ( > 5 % ), panas bumi ( > 5 % ), Energi terbarukan lainnya ( > 5 % )dan batubara yang dicairkan ( > 2 % ) [BluePrint]
Artikel ini akan mengkaji kelebihan dan kekurangan masing-masing sumber energi di
Indonesia. Dengan memaparkan kelebihan dan kekurangan ini, diharapkan dapat
memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk mendukung program pemerintah
dalam mengembangkan energi di Indonesia berdasarkan blueprint pengelolaan energi
nasional ( Presidential degree 5, 2006 ). Artikel ini merupakan salah satu upaya dankontribusi nyata dari penulis (insinyur atau para ahli di perguruan tinggi) untuk
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 3/80
dapat membangun negara dan bangsa Indonesia yang lebih bermartabat karena mampu
mandiri di bidang energi.
3. Kriteria Pemilihan Pembangkit
Meskipun Indonesia memiliki banyak potensi energi yang dapat dikembangkan menjadi
pembangkit listrik, namun kenyataannya proses realisasinya tidak semudah membalik
telapak tangan. Pemilihan pembangkit listrik bukanlah hal yang mudah. Banyak hal yang
harus dipertimbangkan secara matang, seperti: prediksi pertumbuhan beban per tahun,
karakteristik kurva beban, keandalan sistem pembangkit, ketersediaan dan harga sumber
energi primer yang akan digunakan, juga isu lingkungan, sosial dan politik.
3.1 Karakteristik Beban
Hingga saat ini tidak ada satu alat pun yang dapat menyimpan energi listrik dalam
kapasitas yang sangat besar. Untuk itu besarnya listrik yang dibangkitkan harus
disesuaikan dengan kebutuhan beban pada saat yang sama. Apabila melihat kurva
beban harian pada Gambar 3, sebagai contoh kurva beban listrik di Pulau Jawa,
terlihat bahwa beban yang ditanggung PLN berubah secara fluktuatif set iap jamnya.
Secara garis besar ada 3 tipe pembangkit listrik berdasarkan waktu beroperasinya.
Tipebase untuk menyangga beban-beban dasar yang konstan, dioperasikan sepanjang
waktu dan memiliki waktu mula yang lama. Tipe intermediate biasanya digunakan
sewaktu-waktu untuk menutupi lubang-lubang beban dasar pada kurva beban,
memiliki waktu mula yang cepat dan lebih reaktif. Tipe peak /puncak, hanya
dioperasikan saat PLN menghadapi beban puncak, umumnya pembangkit tipe ini
memiliki keandalan yang tinggi, namun tidak terlalu ekonomis untuk digunakan terus-
menerus.
Melihat kurva diatas pula, maka kebijakan mengenai pembangunan pembangkit baru
juga harus merefleksikan kurva beban sesuai dengan proyeksi kebutuhan listrik
dimasa depan. Maka nantinya akan terlihat berapa pembangkit yang harus menjadi
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 4/80
pembangkit tipe basedan berapa yang menjadi pembangkit mendukung
beban intermediate dan beban puncak.
3.2 Keandalan Pembangkit
Salah satu hal penting dari penyediaan pasokan energi listrik adalah isu keandalan.
Keandalan kapasitas pembangkit didefenisikan sebagai persesuaian antara kapasitas
pembangkit yang terpasang terhadap kebutuhan beban. Artinya pasokan energi
diharuskan selalu tersedia untuk melayani beban secara kontinyu.
Banyak faktor yang menjadi parameter keandalan dan kualitas listrik. Diantaranya : (i)
Ketidakstabilan frekuensi (ii) Fluktuasi tegangan (iii) interupsi atau pemadaman
listrik. Untuk parameter pertama dan kedua, umumnya permasalahannya muncul di
sektor transmisi atau distribusi. Sedangkan parameter ketiga lebih banyak pada sektor
pembangkitan, karena terkait masalah pemenuhan kapasitas pasokan terhadap beban.
Metoda yang biasa digunakan untuk menentukan indeks itu adalah dengan metoda
LOLP ( Loss Of Load Probability) atau sering dinyatakan sebagai LOLE ( Loss Of
Load Expectation). Probabilitas kehilangan beban adalah metode yang dipergunakan
untuk mengukur tingkat keandalan dari suatu sistem pembangkit dengan
mempertimbangkan kemungkinan terjadinya peristiwa sistem pembangkit tidak dapat
mensuplai beban secara penuh.
Banyak kegagalan pembangkit terjadi akibat tidak tersedianya sumber energi primer.
Permasalahan ketersediaan ini seringkali menimpa pembangkit-pembangkit berbahan
bakar fosil. Di Indonesia sendiri banyak pembangkit berbahan bakar gas yang harusdioperasikan dengan bahan bakar minyak karena langkanya ketersediaan gas untuk
konsumsi pembangkit Indonesia. Atau bisa juga karena masalah distribusi yang
tersendat, seperti masalah kapal batu bara yang tidak bisa merapat, terganggu akibat
faktor cuaca. Sedangkan pada kebanyakan pembangkit listrik energi terbarukan,
ketersediaanya memang bisa dibilang cukup menjanjikan, karena semuanya memang
sudah tersedia di alam dan tinggal dimanfaatkan saja.
3.3 Aspek Ekonomi
Pertimbangan aspek ekonomi pembangkit umumnya meliputi 3 lingkup besar, yaitu:
(i) biaya investasi awal; (ii) biaya operasional; (iii) biaya perawatan pembangkit. Sifat
ekonomis sebuah sistem pembangkit listrik dapat dilihat dari harga jual listrik untuk
setiap kWh (kilo watt kali jam). Salah satu faktor yang mempengaruhi bahwa
pembangkit listrik-ekonomis (harga jual listrik serendah mungkin untuk setiap kWh)
adalah biaya bahan bakar. Secara umum, biaya bahan bakar untuk pembangkit
berbahan bakar fosil adalah 80 % dari biaya pembangkitan dan untuk pembangkit
nuklir adalah 50 % dari biaya pembangkitan.
3.4 Aspek Lingkungan dan Geografis
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 5/80
Sistem harus sesuai dengan kondisi geografis dan hubungan antarnegara. Sebuah
pembangkit dibangun mengacu pada letak geografis dan pengaruhnya terhadap negara
tetangga atau negara lain. Misalkan sebuah PLTU dioperasikan dan mengeluarkan gas
CO2ke udara. Pengontrolan terhadap pengeluaran gas CO2 perlu di lakukan juga oleh
negara tetangga atau negara lain. Di dalam hal ini, kerja sama internasional sangat
diperlukan untuk menjamin sistem berkeselamatan andal dan ramah lingkungan.
3.5 Aspek Sosial dan Politik
Sistem harus sesuai dengan program penelitian dan pengembangan negara itu serta
terbentuknya kerja sama yang harmonis antara pemerintah dan masyarakat untuk
menjamin tingkat keselamatan sistem yang tinggi dan andal. Kebutuhan masyarakat
dan kebijakan pemerintah tentang program penelitian dan pengembangan bidang
energi harus sesuai / searah untuk menjamin perencanaan energi nasional di masa
depan berlangsung dengan baik.
Energi nasional seharusnya dapat direncanakan dan diprediksi secara jangka pendek
maupun jangka panjang dengan berdasarkan 5 kriteria pemilihan/kompatibilitas
pembangkit. Hal ini untuk menjamin sebuah sistem pembangkit yang mendukung
program energi nasional dapat beroperasi dengan baik dan berkeselamatan. Andal
agar lingkungan tidak tercemari dan hubungan kerja sama internasional tetap
berlangsung dengan baik. Berdasarkan kriteria tersebut, perencanaan bauran energi
nasional sangat diperlukan untuk menghilangkan ketergantungan teknologi kepada
salah satu jenis pembangkit, serta menjamin keberlangsungan kebutuhan energi dimasa depan.
4. Jenis-Jenis Pembangkit
Krisis energi dunia yang terjadi pada tahun 1973 dan tahun 1979 memberikan pengalaman
berharga kepada Indonesia khususnya tentang masalah dan dampak yang terjadi akibat
ketergantungan pada satu jenis energi yang diimpor yaitu minyak bumi. Kenaikan harga
minyak dunia mempengaruhi stabilitas ekonomi Indonesia. Hal ini menyebabkan
terjadinya permintaan untuk pusat-pusat pembangkit tenaga listrik yang dapat
mempergunakan jenis bahan bakar lain. Pada saat ini terdapat 5 jenis bahan bakar untuk
pembangkitan tenaga listrik skala besar, yaitu : minyak, gas, batubara, hidro dan nuklir.
Kemudian berkembang tuntutan-tuntutan lain, yaitu keperluan peningkatan efisiensi
pembangkitan dan perlunya teknologi yang lebih bersahabat lingkungan. Perkembangan
pembangkit listrik energi terbarukan, biomasa dan geothermal juga menjadi suatu sasaran
yang penting.
4.1 Pembangkit Listrik Berbahan Bakar Minyak
Terminologi pembangkit listrik berbahan bakar minyak pada umumnya diidentikkan
dengan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Walau pada kenyataannya bahan
bakar minyak juga terkadang digunakan pada PLTG (akan dibahas pada 2.2). Prinsip
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 6/80
kerja PLTD adalah dengan menggunakan mesin diesel yang berbahan bakar High
Speed Diesel Oil (HSDO). Mesin diesel bekerja berdasarkan siklus diesel. Mulanya
udara dikompresi ke dalam piston, yang kemudian diinjeksi dengan bahan bakar
kedalam tempat yang sama. Kemudian pada tekanan tertentu campuran bahan bakar
dan udara akan terbakar dengan sendirinya. Proses pembakaran seperti ini pada
kenyataannya terkadang tidak menghasilkan pembakaran yang sempurna. Hal inilah
yang menyebabkan efisiensi pembangkit jenis ini rendah, lebih kecil dari 50 %.
Namun apabila dibandingkan dengan mesin bensin (otto), mesin diesel pada kapasitas
daya yang besar masih memiliki efisiensi yang lebih tinggi, hal ini dikarenakan rasio
kompresi pada mesin diesel jauh lebih besar daripada mesin bensin.
Keuntungan utama penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar minyak atau sering
disebut dengan PLTD adalah dapat beroperasi sepanjang waktu selama masih
tersediannya bahan bakar. Kehandalan pembangkit ini tinggi karena dalam operasinya
tidak bergantung pada alam seperti halnya PLTA. Mengingat waktu start -nya yang
cepat namun ongkos bahan bakarnya tergolong mahal dan bergantung dengan
perubahan harga minyak dunia yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun, PLTD
disarankan hanya dipakai untuk melayani konsumen pada saat beban puncak saja.
Investasi awal pembangunan PLTD yang relatif murah, kebutuhan energi di daerah-
daerah terisolasi yang mendesak dan kebutuhan energi daerah-daerah yang belum
terlalu besar, pemerintah Indonesia berinisiatif membangun PLTD yang berfungsi
sebagaibase-supply untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah-daerah ini, untukmengurangi biaya transmisi dan rugi-rugi jaringan dalam menyalurkan energi listrik
dari kota terdekat.
Dengan digunakannya bahan bakar konvensional maka adanya kemungkinan
pembangkit ini akan sulit dioperasikan di masa depan karena persediaan minyak bumi
dunia yang semakin menipis. Harga minyak yang terus meningkat menjadi
pertimbangan utama dalam menggunakan pembangkit ini. Harga minyak yang mahal
diakibatkan karena pasar minyak dunia yang tidak stabil dan ongkos transportasi
untuk membawa minyak tersebut ke daerah yang dituju. Padahal di sisi beban, PLN
dipaksa menjual dengan harga murah. Inilah yang menyebabkan PLN rugi besar.
“Penulis berpendapat bahwa dengan memperhatikan alasan utama masalah
ketersediaan minyak bumi nasional yang semakin sedikit, maka akan lebih
bijaksana apabila tingkat konsumsi pembangkit listrik berbahan bakar minyak
dikurangi. Dengan cara seperti itu diharapkan akan mempercepat Indonesia
menjadi negara yang mandiri energi, tidak terpengaruh dengan krisis energi
global. Oleh karena itu, upaya bauran energi nasional pembangkit listrik di
Indonesia harus segera direalisir menjadi tindakan yang konkret dan menjadi
komitmen bersama.”
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 7/80
4.2 Pembangkit Listrik Berbahan Bakar Gas
Turbin gas kini memegang peran penting di dalam pengembangan pusat-pusat
pembangkit tenaga listrik yang baru. Peran itu tampaknya masih akan terus berlanjut
memasuki abad ke-21 yang akan datang. Dominasi ini disebabkan karena efisiensi
termal yang dimiliki turbin gas yang relatif tinggi bila dibandingkan dengan
pembangkit berbahan bakar lainnya. Perkembangan yang cepat dari teknologi turbin
gas dimulai dari awal 1990-an, dengan mempergunakan gas bumi sebagai bahan
bakar akan meningkatkan efisiensi pusat listrik siklus kombinasi (combine
cycle) mendekati 60 %. Diprediksi bahwa efisiensi ini masih akan terus meningkat
dalam beberapa tahun mendatang.
Pada Gambar 4 dijelaskan tentang cara kerja pembangkit listrik berbahan bakar
gas. Prinsip kerja PLTG adalah dengan mamanfaatkan tekanan aliran udara ungtuk
menggerakkan turbin. Pertama-tama udara dinaikkan tekanannya dengan
menggunakan kompresor dan kemudian dibakar di ruang pembakaran untuk
meningkatkan energinya. Pembakaran dilakukan dengan menggunakan bahan bakar
gas (bisa juga digunakan MFO atau HSDO, tapi dengan efisiensi yang lebih rendah).
Udara yang sudah bertekanan tinggi kemudian dialirkan melalui turbin dan
menggerakkan generator, sehingga dihasilkanlah listrik. Keuntungan lain
menggunakan PLTG adalah gas yang dipakai bisa dibilang lebih mudah untuk
disiapkan daripada uap, sehingga PLTG bisa mulai berproduksi dengan cepat darikeadaan ‘dingin’ dalam hitungan menit, jauh lebih cepat daripada PLTU.
Satu hal yang menarik pada PLTG adalah gas yang keluar dari turbin biasanya masih
‘cukup panas’. Cukup panas disini dalam artian bila di sebelah PLTG ada sebuah
PLTU, maka gas hasil proses di PLTG masih dapat digunakan untuk memanaskan
boiler kepunyaan PLTU. Inilah kemudian yang dikenal dengan sebutan siklus
kombinasi, sebuah pembangkit yang terdiri dari PLTG dan PLTU. Keuntungan dari
pembangkit listrik gabungan ini, PLTGU (gas – uap), harga jual listriknya relatif lebih
murah bila dibandingkan dengan harga jual listrik PLTU-batubara.
Apabila Indonesia mampu mengolah dengan baik penggunaan cadangan gas bumi
nasionalnya sehingga diperoleh pemasokan gas bumi untuk pembangkit dengan harga
yang lebih rendah, maka biaya listrik dari pengoperasian PLTGU akan bisa lebih
murah lagi. Selain pembangkitan listrik yang murah, keuntungan lain dari pembangkit
listrik berbahan bakar gas bumi adalah emisi CO2 yang sangat rendah. PLTGU sering
disebut sebagai bahan bakar yang ‘bersih’ sehingga mengakibatkan pencemaran
lingkungan yang minimal.
Indonesia : dalam hal ini PT PLN (Persero), sekarang ini telah banyak
mengoperasikan PLTGU. Dapat dikemukakan bahwa pada saat ini perusahaan
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 8/80
Amerika GE (General Electric) berusaha untuk meningkatkan efisiensi PLTGU yang
dapat melampaui 60 % dengan mempergunakan siklus kombinasi Kalina, yang
mempergunakan suatu campuran dari air (H2O) dan amonia (NH3) sebagai fluida
kerja. Teknologi kogenarsi, yang membangkitkan energi listrik dan panas dapat
menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi lagi bahkan hingga 90 %. Teknologi ini juga
sudah dimanfaatkan di beberapa pabrik di Indonesia.
Namun kendala utama perkembangan pembangkit ini di Indonesia adalah pada proses
penyediaan bahan bakar gas itu sendiri. Pemeriksaan BPK menemukan bahwa jumlah
kebutuhan gas bumi untuk sejumlah pembangkit PLN di Jawa dan Sumatera sebanyak
1.459 juta kaki kubik per hari, sedangkan pasokan gas yang disediakan oleh para
pemasok sebanyak 590 juta kaki kubik per hari. Dengan demikian terjadi kekurangan
pasokan gas sebanyak 869 juta kaki kubik per hari
“Menurut data Departemen ESDM, gas bumi di Indonesia di perkirakan hanya
mencukupi untuk 61 tahun kedepan. Kemudian cadangan batubara diperkirakan
habis dalam waktu 147 tahun lagi, sedangkan cadangan minyak bumi hanya
cukup untuk 18 tahun kedepan. Agar mampu mengembangkan PLTGU di
Indoneia, permasalahan persaingan penggunaan gas bumi : untuk transportasi,
pembangkit listrik-industri dan konsumsi publik (program pemerintah : PT.
Pertamina yang menyarankan konversi minyak tanah ke bahan bakar gas untuk
memasak dan lain-lain), hal ini harus dapat diatur dengan jelas penyediaannya
agar tidak menjadi dua hal yang saling kompetitif.”
4.3 Pembangkit Listrik Berbahan Bakar Batubara
Secara global, fakta menyebutkan bahwa lebih banyak energi listrik dibangkitkan
dengan batubara dibandingkan dengan bahan bakar lain. Situasi ini tampaknya masih
akan terus berlanjut, hal ini disebabkan karena cadangan batubara yang besar. Namun
di lain pihak, masalah utama pembangkit listrik berbahan bakar batubara adalah
pembangkitan listrik ini merupakan salah satu kontributor pencemaran gas CO2 yang
terbesar. Karena alasan tersebut berbagai usaha dilakukan untuk mengurangi masalah
pencemaran itu, yang sering dinamakan dengan teknologi batubara bersih.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 9/80
Gambar 5 menunjukan cara kerja pembangkit listrik berbahan bakar batubara.
Pertama-tama batubara dari luar dialirkan ke penampung batubara
dengan conveyor,kemudian dihancurkan dengan pulverized fuel coal sehingga
menjadi tepung batubara. Kemudian batubara halus tersebut dicampur dengan udara
panas oleh forced draught fansehingga menjadi campuran udara panas dan batubara.
Dengan tekanan yang tinggi, campuran udara panas dan batubara disemprotkan ke
dalam boiler sehingga akan terbakar dengan cepat seperti semburan api. Kemudian air
dialirkan ke atas melalui pipa yang ada di dinding boiler , air tersebut akan dimasak
menjadi uap dan uap tersebut dialirkan ke tabung boiler untuk memisahkan uap dari
air yang terbawa. Selanjutnya uap dialirkan ke superheater untuk melipatgandakan
suhu dan tekanan uap hingga mencapai suhu 570° C dan tekanan sekitar 200 bar yang
meyebabkan pipa akan ikut berpijar menjadi merah.
Untuk mengatur turbin agar mencapai set point , kita dapat men- setting steam
governor valve secara manual maupun otomatis. Uap keluaran dari turbin mempunyai
suhu sedikit di atas titik didih, sehingga perlu dialirkan ke condenser agar menjadi air
yang siap untuk dimasak ulang. Sedangkan air pendingin dari condenser akan di
semprotkan kedalam cooling tower. Hal inilah yang meyebabkan timbulnya asap air
pada cooling tower . Kemudian air yang sudah agak dingin dipompa balik
ke condenser sebagai air pendingin ulang. Sedangkan gas buang dari boiler diisap
oleh kipas pengisap agar melewatielectrostatic precipitator untuk mengurangi polusi
dan kemudian gas yg sudah disaring akan dibuang melalui cerobong.Teknologi gasifikasi merupakan pemecahan yang kini mulai dipandang sebagai
teknologi batubara yang dapat memenuhi keperluan akan pembangkitan tenaga listrik
yang bersih dan efisien (teknologi batubara bersih). Diperkirakan bahwa pada awal
abad ke-21, PLTU-batubara dengan teknologi gasifikasi akan mengeluarkan 99 %
lebih sedikit sulfur dioksida (SO2) dan abu terbang, serta 90 % kurang nitrogen oksida
(NOx) dari PLTU-batubara masa kini. PLTU-batubara gasifikasi juga diperkirakan
akan menurunkan emisi karbon dioksida (CO2) dengan 35 – 40 %, menurunkan
buangan padat dengan 40 – 50 % dan menghasilkan penghematan biaya daya 10 – 20
%. Teknologi gasifikasi digabung dengan teknologi turbin gas maju akan memegang
peran utama dalam pusat-pusat pembangkit gasifikasi terpadu.
Gasifikasi batubara maupun minyak residu sudah terjadi memanfaatkan kayu buangan
atau bagas tebu juga menjanjikan. Dengan meningkatnya tuntunan-tuntunan
lingkungan, kemungkinan besar teknologi gasifikasi akan menyebabkan batubara
akan dapat mempertahankan posisi utamanya sebagai bahan bakar untuk
pembangkitan tenaga listrik. Karena memiliki cadangan batubara yang cukup besar,
terutama yang berupa lignit, teknologi gasifikasi akan menjadi sangat penting bagi
Indonesia di masa mendatang. Di Amerika Serikat telah ada bebarapa proyek
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 10/80
demontrasi siklus kombinasi gas terpadu (Integrated Gas Combined Cycle, IGCC),
antara lain Wabash River Repowering Project di Indiana dengan daya 262 MWdan
Camden Clean Energy Demonstration Project di New Jersey dengan daya 480 MW.
Teknologi pencairan batubara masih banyak terganggu oleh biaya yang tinggi. Negara
yang paling maju dalam bidang ini adalah Afrika Selatan. Negara ini memiliki
beberapa pabrik yang memproduksi batubara cair. Pabrik pertama adalah “Sasol One”
terletak dekat kota Sasolburg, yang sejak pertengah 1950an telah berproduksi. Pabrik
kedua, ‘Sasol Two’, terletak di kota Secunde berproduksi sejak tahun 1980, dan
pabrik ketiga, ‘Sasol Three’, berproduksi sejak tahun 1982.
“Walaupun teknologi pengolahan batubara sebagai bahan bakar primer sudah
jauh berkembang dan cadangan nasional batubara cukup tinggi, sayangnya
pembangkit listrik ini membuang energi dua kali lipat dari energi yang
dihasilkan. Setiap 1000 megawatt yang dihasilkan dari pembangkit listrik
bertenaga batubara akan mengemisikan 5,6 juta ton CO2 per
tahun. CO2 merupakan salah satu gas yang paling menyebabkan global warming
atau efek rumah kaca. Bagaimanapun teknologi batubara bersih yang digunakan,
Penulis masih menganggap bahwa proses gasifikasi / batubara cair ‘belum’ bisa
mengurangi emisi gas karbondioksida dan ‘belum’ bisa meningkatkan efisiensi
bahan bakar. Terlalu banyak energi yang dibuang selama proses pengolahan
dari batubara ‘mentah’ menjadi batubara cair/gas. Walaupun PLTU dengan
teknologi batubara bersih mampu mengurangi 90 % gas buangan dan abuterbangnya pada saat beroperasi, namun polutan selama proses pembuatan
batubara cair / gasyang dihasilkan masih cukup tinggi.”
4.5 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 11/80
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) mengalami beberapa perkembangan yang
sangat signifikan, terutama perkembangan di pembuatan desain sedemikian hingga
PLTN generasi berikutnya menjadi lebih andal, aman, ekonomis serta lebih mudah
untuk dioperasikan. Peningkatan keandalan dan keamanan diperoleh pada
penyederhanaan sistem pipa primer, perbaikan pada mekanisme batang kendali dan
optimasi dari pendinginan inti dalam keadaan darurat.
Peningkatan kemudahan operasi dan pemeliharaan diupayakan dengan cara perbaikan
sistem instrumentasi dan pengendalian, sedangkan penurunan biaya konstruksi dan
operasi diharapkan dapat meningkatkan unjuk kerja secara ekonomis. Pengembangan
teknologi PLTN juga meliputi penurunan jumlah dari limbah radioaktif yang
dihasilkan. Perkembangan terpesat PLTN kini terjadi di RRC, yang diperkirakan akan
memiliki 20 GW daya terpasang PLTN pada tahun 2010. PLTN yang banyak
terpasang adalah PWR (Pressurized Water Reactor), diperkirakan juga akan
berkembang PLTN Candu (Canadian Deuterium Uranium), teknologi dari Kanada.
Cara kerja PLTN jenis PWR dan BWR ditunjukkan pada Gambar 6 : yang berbeda
dari PLTN adalah mesin pembangkit uapnya, yaitu berupa reaktor nuklir. Dalam
reaktor nuklir, reaksi fisi berantai dipertahankan kontinuitasnya dalam bahan bakar
sehingga bahan bakar menjadi panas. Panas ini kemudian ditransfer ke pendingin
reaktor yang kemudian secara langsung atau tak langsung digunakan untukmembangkitkan uap. Pembangkitan uap langsung dilakukan dengan membuat
pendingin reaktor (biasanya air biasa, H2O) mendidih dan menghasilkan uap. Pada
pembangkitan uap tak langsung, pendingin reaktor (disebut pendingin primer) yang
menerima panas dari bahan bakar disalurkan melalui pipa ke perangkat pembangkit
uap. Pendingin primer ini kemudian memberikan panas (menembus media dinding
pipa) ke pendingin sekunder (air biasa) yang berada di luar pipa perangkat
pembangkit uap untuk kemudian panas tersebut mendidihkan pendingin sekunder dan
membangkitkan uap.
Pada umumnya tipe reaktor nuklir dalam PLTN dibedakan berdasarkan komposisi,
konstruksi dari bahan moderator neutron dan bahan pendingin yang digunakan,
sehingga digunakan sebutan seperti reaktor gas, reaktor air ringan, reaktor air
berat (air ringan (H2O) dan air berat (D2O) ; D adalah salah satu isotop hidrogen, yaitu
deuterium 2H1). Selain itu, faktor kondisi air pendingin juga menjadi pertimbangan
penggolongan tipe reaktor nuklir dalam PLTN. Jika air pendingin dalam kondisi
mendidih disebut reaktor air didih, jika tak mendidih (atau tidak diizinkan mendidih,
dengan memberi tekanan secukupnya pada pendingin) disebut reaktor air tekan.
Reaktor nuklir dengan temperatur pendingin sangat tinggi (di atas 800o C)
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 12/80
disebut reaktor gas temperatur tinggi. Kecepatan neutron rata-rata dalam reaktor yang
dihasilkan dari reaksi fisi juga dipakai untuk menggolongkan tipe reaktor.
Berdasarkan kecepatan neutron rata-rata dalam teras, adareaktor cepat dan reaktor
termal (neutron dengan kecepatan relatif lambat sering disebut sebagai neutron
termal).
Terdapat beberapa tipe Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), yaitu : ( i)Reaktor
Air Tekan (Pressurized Water Reactor, PWR); (ii) Reaktor Air Tekan Rusia (VVER);
(iii) Reaktor Air Didih (Boiling Water Reactor, BWR); (iv) Reaktor Air Berat Pipa
Tekan (CANDU); (v) Reaktor Air Berat Pembangkit Uap (Steam Generating Heavy
Water Reactor, SGHWR); (vi) Reaktor Pendingin Gas (Gas Cooled Reactor, GCR);
(vii)Reaktor Gas Maju (Advanced Gas Reactor, AGR); (viii) Reaktor Gas Suhu
Tinggi (High Temperatur Gas Reactor, HTGR); (ix) Reaktor Moderator Grafit
Pendingin Air Didih(RBMK); ( x) Reaktor Pembiak Cepat (Fast Breeder Reactor,
FBR).
Reaktor Air Ringan ( Light Water Reactor, LWR) : Diantara PLTN yang masih
beroperasi di dunia, 80 % adalah PLTN tipe Reaktor Air Ringan (LWR). Reaktor ini
pada awalnya dirancang untuk tenaga penggerak kapal selam angkatan laut Amerika.
Dengan modifikasi secukupnya dan peningkatan daya seperlunya
kemudian digunakan dalam PLTN. PLTN tipe ini dengan daya terbesar yang masih
beroperasi pada saat ini (tahun 2003) adalah PLTN Chooz dan Civaux di Perancis
yang mempunyai daya 1500 MWe, dari kelas N-4 Perancis. Reaktor Air Ringan dapatdibedakan menjadi dua golongan yaitu Reaktor Air Didih dan Reaktor Air
Tekan (pendingin tidak mendidih), keduagolongan ini menggunakan air ringan
sebagai bahan pendingin dan moderator. Pada tipe reaktor air ringan sebagai bahan
bakar digunakan uranium dengan pengayaan rendah sekitar 2 – 4 % (bukan uranium
alam karena sifat air yang menyerap neutron). Kemampuan air dalam memoderasi
neutron (menurunkan kecepatan / energi neutron) sangat baik, maka jika digunakan
dalam reaktor (sebagai moderator neutron dan pendingin) ukuran teras reaktor
menjadi lebih kecil (kompak) bila dibandingkan dengan reaktor nuklir tipe reaktor gas
dan reaktor air berat.
Reaktor Air Tekan ( Pressurized Water Reactor, PWR) : Pada PLTN tipe PWR, air
sistem pendingin primer masuk ke dalam bejana tekan reaktor pada tekanan tinggi dan
temperatur lebih kurang 290o C. Air bertekanan dan bertemperatur tinggi ini bergerak
pada sela-sela batang bahan bakar dalam perangkat bahan bakar ke arah atas teras
sambil mengambil panas dari batang bahan bakar, sehingga temperaturnya
naikmenjadi sekitar 320o C. Air pendingin primer ini kemudian disalurkan ke
perangkatpembangkit uap (lewat sisi dalam pipa pada perangkat pembangkit uap), di
perangkat ini air pendingin primer memberikan energi panasnya ke air pendingin
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 13/80
sekunder (yang ada di sisi luar pipa pembangkit uap) sehingga temperaturnya naik
sampai titik didih dan terjadipenguapan. Uap yang dihasilkan dari penguapan air
pendingin sekunder tersebut kemudian dikirim ke turbin untuk memutar turbin yang
dikopel dengan generator listrik. Perputaran generator listrik akan menghasilkan
energi listrik yang disalurkan ke jaringan listrik. Air pendingin primer yang ada dalam
bejana reaktor dengan temperatur 320o C akan mendidih jika berada pada tekanan
udara biasa (sekitar 1 atm). Agar pendingin primer ini tidak mendidih, maka sistem
pendingin primer diberi tekanan hingga 157 atm. Karena adanya pemberian tekanan
ini maka bejana reaktor sering disebut sebagai bejana tekan atau bejana tekan reaktor.
Pada reaktor tipe PWR, air pendingin primer yang membawa unsur-unsur radioaktif
dialirkan hanya sampai ke pembangkit uap, tidak sampai turbin, oleh karena
itu pemeriksaan dan perawatan sistem sekunder (komponen sistem sekunder:
turbin, kondenser, pipa penyalur, pompa sekunder dan lain-lain) menjadi mudah
dilakukan. Konstruksi bejana reaktor tipe PWR ditunjukkan pada Gambar 6.
Pada prinsipnya PWR yang dikembangkan oleh Rusia (disebut VVER) sama dengan
PWR yang dikembangkan oleh negara-negara barat. Perbedaan konstruksi terdapat
pada bentuk penampang perangkat bahan bakar VVER (berbentuk segi enam) dan
letak pembangkit uap VVER (horisontal). Pada reaktor tipe PWR, seperti yang
banyak beroperasi saat ini, peralatan sistem primer saling dihubungkan membentuk
suatu untai (loop). Jika peralatan sistem primer dihubungkan oleh dua pipa
penghubung utama yang diperpendekdan kemudian dimasukkan dalam bejana reaktormaka sistem seperti ini disebut reaktor setengah terintegrasi (setengah modular).
Tetapi jika seluruh sistem primer disatukan dan dimasukkan ke dalam bejana reaktor
maka disebut reaktor terintegrasi (modular), lihat. Reaktor setengah modular ataupun
modular tidak dikembangkan untuk PLTN berdaya besar.
Reaktor Air Didih ( Boiling Water Reactor, BWR) : Karakteristika unik dari reaktor
air didih adalah uap dibangkitkan langsung dalam bejana reaktor dan kemudian
disalurkan ke turbin pembangkit listrik. Pendingin dalam bejana reactor berada pada
temperatur sekitar 285o C dan tekanan jenuhnya sekitar 70 atm. Reaktor ini tidak
memiliki perangkat pembangkit uap tersendiri, karena uap dibangkitkan di
bejana reaktor. Karena itu pada bagian atas bejana reaktor terpasang perangkat
pemisah dan pengering uap, akibatnya konstruksi bejana reaktor menjadi lebih rumit.
Konstruksi reaktor BWR diperlihatkan pada Gambar 6.
Reaktor Air Berat ( Heavy Water Reactor, HWR) : Dalam hal kemampuan
memoderasi neutron, air berat berada pada urutan berikutnya setelah air ringan, tetapi
air berat hampir tidak menyerap neutron. Oleh karena itu jika air berat dipakai sebagai
moderator, maka dengan hanya menggunakan uranium alam (tanpa pengayaan)
reaktor dapat beroperasi dengan baik. Bejana reaktor (disebut kalandria) merupakan
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 14/80
tangki besar yang berisi air berat, di dalamnya terdapat pipa kalandria yang
berisi perangkat bahan bakar. Tekanan air berat biasanya berkisar pada tekanan satu
atmosferdan temperaturnya dijaga agar tetap di bawah 100o C. Akan tetapi pendingin
dalam pipakalandria mempunyai tekanan dan temperatur yang tinggi, sehingga
konstruksi pipakalandria berwujud pipa tekan yang tahan terhadap tekanan dan
temperatur yang tinggi.
Reaktor Air Berat Tekan ( Pressurized Heavy Water Reactor, PHWR) :CANadian
Deuterium Uranium Reactor (CANDU) adalah suatu PLTN yang tergolong pada tipe
reaktor pendingin air berat tekan dengan pipa tekan. Reaktor ini merupakan reaktor
air berat yang banyak digunakan. Bahan bakar yang digunakan adalah uranium alam.
Kanada menjadi pelopor penyebaran reaktor tipe ini di seluruh dunia.
Reaktor Air Berat Pendingin Gas ( Heavy Water Gas Cooled Reactor,
HWGCR) : HWGCR atau sering dibalik GCHWR adalah suatu tipe reaktor nuklir
yang menggunakan air berat sebagai bahan moderatornya, sehingga pemanfaatan
neutronnya optimal. Gas pendingin dinaikkan temperaturnya sampai pada tingkat
yang cukup tinggi sehingga efisiensi termal reaktor ini dapat ditingkatkan. Tetapi oleh
karena persoalan pengembangan bahan kelongsong yang tahan terhadap temperatur
tinggi dan paparan radiasi lama belum terpecahkan hingga sekarang, maka pada
akhirnya di dunia hanya terdapat 4 reaktor tipe ini. Di negara Perancis reaktor tipe ini
dibangun, tetapi sebagai bahan kelongsong tidak digunakan berilium
melainkan stainless steel .Reaktor Air Berat Pembangkit Uap ( Steam Generated Heavy Water Reactor,
SGHWR) : Reaktor ini sering disebut Light Water Cooled Heavy Water Reactor
(LWCHWR) dan hanya ada di Pusat Penelitian Winfrith Inggris. Reaktor berdaya 100
MWe ini merupakan prototipe reaktor pembangkit daya tipe SGHWR dan beroperasi
dari tahun 1968 sampai tahun 1990. Pada waktu itu reaktor SGHWR sempat menjadi
suatu fokus pengembangan di Inggris, tetapi oleh karena persoalan ekonomi maka
tidak dikembangkan lebih lanjut. Sementara itu Jepang mengembangkan reaktor air
berat yang disebut Advanced Thermal Reactor (ATR). Jepang membangun reaktor
ATR Fugen berdaya 165 MWe. Keunikan dari reaktor ATR ini adalah, bahan bakar
dapat terbuat dari uranium dengan pengayaan rendah atau uranium alam yang
diperkaya dengan plutonium. Pada saat bahan bakar terbakar, penyusutan plutonium
di bahan bakar sedikit sekali. Reaktor prototipe Fugen dioperasikan sejak tahun 1979,
tetapi karena terjadi perubahan kebijakan dari pemerintah, sampai saat ini reaktor
ATR komersial belum pernah terwujud. Reaktor Fugen beroperasi hingga tahun
2002 dan pada tahun berikutnya direncanakan untuk didekomisioning.
Reaktor Grafit Pendingin Gas (Gas Cooled Reactor, GCR) : Grafit sebagai bahan
moderator sudah digunakan oleh ilmuwan Enrico Fermi sejak reaktor nuklir pertama
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 15/80
Chicago Pile No.1 (CP 1). Grafit terkenal murah dan dapat diperoleh dalam jumlah
besar. Plutonium (Pu-239) yang digunakan pada bom atom yang dijatuhkan pada saat
Perang Dunia II dibuat di reaktor grafit. Setelah perang dunia berakhir reaktor GCR
adalah salah satu tipe reaktor yang didesain-ulang di Inggris maupun Perancis.
Reaktor ini menggunakan bahan bakar logam uranium alam, moderator grafit
pendingin gas karbondioksida. Bahan kelongsong terbuat dari paduan magnesium
( Magnox), oleh karena itu reaktor ini disebut sebagai reaktor Magnox. Reaktor
Magnox mempunyai pembangkitan daya listrik cukup besar dan efisiensi ekonomi
yang baik. Raktor tipe modifikasi Magnox pernah dibangun di Jepang pada tahun
1967 sebagai PLTN Tokai. Setelah beroperasi selama 30 tahun reaktor ini ditutup
pada tahun 1998.
Reaktor Grafit Pendingin Gas Maju ( Advanced Gas-cooled Reactor, AGR) : Di
Inggris fokus pengembangan teknologi PLTN bergeser ke reaktor berbahan bakar
uranium dengan pengayaan rendah, yang memiliki kerapatan daya dan efisiensi termal
yang tinggi. Unjuk kerja reaktor ini terbukti dapat diperbaiki. Di Inggris reaktor ini
hanya sempat dibangun sebanyak 14 buah saja, karena setelah pertengahan tahun
1980 kebijakan Pemerintah Inggris berubah.
Reaktor Grafit Pendingin Gas Suhu Tinggi ( High Temperatur Gas-cooled
Reactor, HTGR) : Reaktor ini menggunakan gas helium sebagai pendingin.
Karakteristika menonjol yang unik dari reaktor HTGR ini adalah konstruksi teras
didominasi bahan moderator grafit, temperature operasi dapat ditingkatkan menjaditinggi dan efisiensi pembangkitan listrik dapat mencapai lebih dari 40 %. Terdapat 3
bentuk bahan bakar dari HTGR, yaitu dapat berupa: (a) Bentuk batang seperti reaktor
air ringan (dipakai di reaktor Dragon dan Peach Bottom); (b) Bentuk blok, di mana di
dalam lubang blok grafit yang berbentuk segi enam di masukkan batang bahan bakar
(dipakai di reaktor Fort St. Vrain, MHTGR, HTTR); (c) Bentuk bola ( peble bed ), di
mana butir bahan bakar bersalut didistribusikan dalam bola grafit (dipakai di reaktor
AVR, THTR-300).
Reaktor Grafit Pipa Tekan Air Didih Moderator Grafit ( Light Water Gas-cooled
Reactor, LWGR) RBMK adalah reaktor tipe ini yang hanya dikembangkan di Rusia.
Reaktor ini tidak menggunakan tangki kalandria (berisi air berat) seperti reaktor tipe
SGHWR tetapi menggunakan grafit sebagai moderator, oleh karena itu dimensi
reaktor menjadi besar. Sekitar 1700 buah pipa tekan menembus susunan blok grafit.
Di dalam pipa tekan diisi batang bahan bakar di mana di sekelilingnya mengalir air
ringan yang mengambil panas dari batang bahan bakar sehingga mendidih. Uap yang
terbentuk dikirim ke turbin pembangkit listrik untuk memutar turbin dan
membangkitkan listrik. Salah satu reaktor tipe ini yang terkenal karena mengalami
kecelakaan adalah reaktor Chernobyl No.4 yang merupakan reaktor tipe RBMK-1000.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 16/80
Salah satu kegagalan desain pada reaktor tipe RBMK yang dianggap sebagai kambing
hitam terjadinya kecelakaan Chernobyl adalah tidak tersedianya bejana pengungkung
reaktor.
Reaktor Cepat (Fast Reactor, FR), Reaktor Pembiak Cepat ( Liquid Metal Fast
Breeder Reactor, LMFBR) : Seperti tersirat dalam nama tipe reaktor ini, neutron
cepat yang dihasilkan dari reaksi fisi dengan kecepatan tinggi dikondisikan
sedemikian rupa sehingga diserap oleh uranium-238 menghasilkan plutonium-239.
Dengan kata lain di dalam reaktor dapat dibiakkan (dibuat) unsur plutonium. Rapat
daya dalam teras reaktor cepat sangat tinggi, oleh karena itu sebagai pendingin
biasanya digunakan bahan logam natrium cair atau logam cair campuran natrium dan
kalium (NaK) yang mempunyai kemampuan tinggi dalam mengambil panas dari
bahan bakar. Konstruksi reaktor pembiak cepat terdiri dari pendingin primer yang
berupa bahan logam cair mengambil panas dari bahan bakar dan kemudian mengalir
ke alat penukar panas-antara (intermediate heat exchanger ), selanjutnya energi panas
ditransfer ke pendingin sekunder dalam alat penukar panas-antara ini. Kemudian
pendingin sekunder (bahan pendingin adalah natrium cair atau logam cair natrium)
yang tidak mengandung bahan radioaktif akan mengalir membawa panas yang
diterima dari pendingin primer menuju ke perangkat pembangkit uapdan memberikan
panas ke pendingin tersier (air ringan) sehingga temperaturnya meningkat dan
mendidih (proses pembangkitan uap). Uap yang dihasilkan selanjutnya dialirkan ke
turbin untuk memutar generator listrik yang dikopel dengan turbin. Komponen sistem primer dari reaktor pembiak cepat terdiri dari bejana reaktor, pompa sirkulasi primer,
alat penukar panas-antara. Komponen ini dirangkai oleh pipa penyalur pendingin
membentuk suatu untai (loop), karena itu reaktor seperti ini digolongkan dalam kelas
reaktor untai. Apabila seluruh komponen sistem primer di atas semuanya dimasukkan
ke dalam bejana reaktor, maka reaktor pembiak cepat seperti ini digolongkan dalam
kelas reaktor tangki atau reaktor kolam. Contoh reaktor pembiak cepat tipe reaktor
untai adalah reaktor prototipe Monju di Jepang, sedangkan untuk tipe reaktor kolam
adalah reaktor Super Phenix di Perancis yang sudah menjadi reaktor komersial.
Reaktor Cepat Eropa ( Europian Fast Reactor, EFR) yang secara intensif
dikembangkan oleh negara-negara Eropa diharapkan akan mulai masuk pasar
komersial pada tahun 2010.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir selalu menggelitik para pendengar, pembaca atau
pemirsa di media koran, televisi atau media lainnya. PLTN akan selalu memunculkan
pro dan kontra di kalangan masyarakat awam terhadap teknologi tersebut, maupun di
golongan ilmuwan yang mengerti secara umum terhadap perkembangan teknologi
PLTN. Dalam pengoperasian pembangkit listrik tenaga nuklir, jaminan terhadap
keselamatan menjadi hal yang penting untuk memberikan rasa aman kepada
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 17/80
masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Untuk meningkatkan pemahaman dan
kepercayaan masyarakat, perlu diberikan penjelasan tentang tata cara atau prosedur
yang aman dalam pengoperasian suatu instalasi nuklir, sehingga akan terjadi saling
pengertian antara masyarakat dengan pihak operator instalasi. Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir dapat menjadi alternatif untuk menggantikan pembangkit tipe base
(beban dasar) berbahan bakar fosil di masa yang akan datang.
4.6 Pembangkit Listrik Energi Terbarukan
Dalam 10 tahun terakhir ini, kebutuhan dunia akan sumber energi terbarukan
meningkat dengan laju hampir 25% per tahun. Peningkatan ini didorong oleh: (i)
naiknya kebutuhan energi listrik; (ii) naiknya keinginan untuk menggunakan
teknologi yang bersih; (iii) terus naiknya harga bahan bakar fossil; (iv) naiknya biaya pembangunan saluran transmisi dan (v) naiknya untuk meningkatkan jaminan pasokan
energi. Agar peran energi terbarukan bisa meningkat dengan cepat maka harga dan
keandalan sistem pembangkit listrik berbasis energi terbarukan harus bisa bersaing
dengan pembangkit konvensional.
4.6.1 Tenaga Air
Yunani tercatat sebagai negara pertama yang memanfaatkan tenaga air untuk
memenuhi kebutuhan energi listriknya. Pada akhir tahun 1999, tenaga air yang
sudah berhasil dimanfaatkan di dunia adalah sebesar 2650 TWh, atau sebesar 19% energi listrik yang terpasang di dunia. Kemajuan-kemajuan yang terjadi
dalam teknologi komputer dan komunikasi merupakan daya dorong utama
untuk perkembangan otomatisasi pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Sumber energi yang mengandalkan debit air dan ketinggian jatuhnya air ini
diharapkan bisa menjawab ketersediaan energi terutama di daerah yang hingga
kini belum teraliri oleh perusahaan listrik negara.
Indonesia mempunyai potensi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar
70.000 mega watt (MW). Potensi ini baru dimanfaatkan sekitar 6 persen atau
3.529 MW atau 14,2 % dari jumlah energi pembangkitan PT PLN. Berdasarkan
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 18/80
konstruksinya, ada dua cara pemanfaatan tenaga air untuk pembangkit listrik: (i)
membangun bendungan dan membuat reservoir untuk mengalirkan air ke turbin;
(ii) memanfaatkan aliran air sungai tanpa membangun bendungan dan reservoir
atau yang sering disebut dengan Run-of-river Hydropower . Seperti terlihat
pada Gambar 8.
Secara umum cara kerja pembangkit listrik tenaga air adalah dengan mengambil
air dalam jumlah debit tertentu dari sumber air (sungai, danau, atau waduk)
melalui intake, kemudian dengan menggunakan pipa pembawa (headrace) air
diarahkan menuju turbin. Namun sebelum menabrak turbin, air dilewatkan ke
pipa pesat ( penstock ) tujuannya adalah meningkatkan energi dalam air dengan
memanfaatkan gravitasi. Selain itu pipa pesat juga mempertahankan tekanan air
jatuh, oleh karena itu pipa pesat tidak boleh bocor. Turbin yang tertabrak air
akan memutar generator dalam kecepatan tertentu, sehingga terjadilah proses
konversi energi dari gerak ke listrik. Sementara air yang tadi digunakan untuk
memutar turbin dikembalikan ke alirannya.
Besarnya energi yang dapat dikonversi menjadi energi listrik bergantung pada
ketinggian jatuh air ( Head ) dan begitu pula pemilihan turbin untuk PLTA.
Pada Tabel 2menjelaskan tentang panduan umum penggunaan berbagai macam
turbin untuk berbagai macam ketinggian jatuh air. Gambar 9 memperlihatkan
bentuk-bentuk dari turbin air.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 19/80
Keunggulan Pembangkit Listrik Tenaga Air umumnya terlihat jelas dari sisi
ekonomidan lingkungan. Secara ekonomis, walaupun memerlukan bendungan,
ternyata PLTA memiliki ongkos produksi yang relatif rendah. Selain itu PLTA pun umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100 tahun. Bendungan
yang digunakan pun biasanya dapat sekaligus digunakan untuk kegiatan lain,
seperti irigasi atau sebagai cadangan air dan pariwisata. Sedangkan dari segi
lingkungan berkurangnya emisi karbon akibat digunakannya sumber energi
bersih seperti air, jelas merupakan kontribusi berharga bagi lingkungan.
Namun ada juga efek negatif pada lingkungan akibat dibangunnya PLTA, yaitu
mengganggu keseimbangan ekosistem sungai atau danau tempat dibangunnya
bendungan untuk PLTA. Selain itu pembangunan bendungan juga memakan biaya waktu yang lama. Terkadang, walaupun sangat jarang, kerusakan pada
bendungan dapat menyebabkan resiko kerugian yang sangat besar.
“Belakangan semakin marak digunakannya mikrohidro, pembangkit listrik
tenaga air skala kecil (dibawah 100 kW), sebagai sumber pasokan listrik di
desa-desa kecil dan terpencil. PLTA mikrohidro semakin dipilih mengingat
banyaknya sungai kecil yang ada di Indonesia. Potensi mikrohidro di
Indonesia ada 458,75 MW dan baru terpasang 84 MW. Selain itu
teknologinya yang mudah pun menjadi suatu nilai tambah bagi penduduk
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 20/80
desa dalam memanfaatkan aliran sungai sebagai sumber energi primer
untuk pembangkit listrik.”
4.6.2 Tenaga Surya
Di antara sumber energi alternatif yang saat ini banyak dikembangkan seperti
turbin angin, tenaga air (hydro power) dan lain-lain, tenaga surya atau solar sel
merupakan salah satu sumber yang cukup menjanjikan di Indonesia. Energi yang
dikeluarkan oleh sinar matahari sebenarnya hanya diterima oleh permukaan bumi
sebesar 69 % dari total energi pancaran matahari. Suplai energi surya dari sinar
matahari yang diterima oleh permukaan bumi sangat luar biasa besarnya yaitu
mencapai 3 x 1024 joule pertahun, energi ini setara dengan 2 x 1017 Watt.
Jumlah energi sebesar itu setara dengan 10.000 kali konsumsi energi di seluruh
dunia saat ini. Dengan kata lain, dengan menutup 0,1 persen saja permukaan
bumi dengan divais solar sel yang memiliki efisiensi 10 % sudah mampu untuk
menutupi kebutuhan energi di seluruh dunia saat ini.
Pada tengah hari yang cerah radiasi sinar matahari mampu mencapai 1000
Watt/m2. Jika sebuah divais semikonductor seluas 1 m2 memiliki efisiensi 10 %
maka modul solar sel ini mampu memberikan tenaga listrik sebesar 100 Watt.
Saat ini efisiensi modul solar sel komersial berkisar antara 5 – 15 % tergantung
material penyusunnya.
Karena fleksibel, sel surya yang dihasilkan bisa dibentuk seperti genting, jendela,
atau bentuk bagian bangunan lainnya. Hambatan utama dari penerapan teknologiini adalah mahalnya teknologi peralatan yang dipakai untuk memproduksinya.
Teknologi terbaru yang masih dalam tahap pengembangan adalah sel surya
berbasis bahan organik. Teknologi yang digunakan berbeda jauh dengan
teknologi sel surya konvensional. Jika teknologi manufaktur yang murah bisa
diciptakan maka sel surya organik semacam ini bisa jauh lebih murah dibanding
sel surya konvensional.
Masalah utama penggunaan energi surya untuk PLTS adalah ketersediannya.
Energi matahari hanya tersedia di siang hari. Oleh sebab itu, PLTS harus
bekerjasama dengan pembangkit lain untuk meningkatkan keandalannya. Untuk
itu, tegangan DC yang dihasilkan oleh modul fotovoltaik harus diubah menjadi
tegangan AC dengan menggunakan inverter. Tegangan bolak-balik yang
dihasilkan inverter harus mempunyai bentuk dan frekuensi yang baik agar bisa
diparalelkan dengan jaringan listrik yang ada.
Gambar 10 memperlihatkan skema pembangkit listrik tenaga surya skala kecil
yang dipakai untuk skala rumah tangga. Tegangan DC yang dihasilkan sel surya
diubah menjadi tegangan AC dengan menggunakan inverter. Inverter diparalel
dengan tegangan jala-jala (misal PLN). Sebagian energi listrik yang dihasilkan sel
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 21/80
surya akan dikonsumsi sendiri. Jika berlebih, energi listrik yang dihasilkan bisa
dijual ke jaringan PLN. Pembangkit listrik semacam ini tidak memerlukan batere
sebagai penyimpan energi.
PLTS tidak hanya berguna bagi rakyat Indonesia yang tinggal di daerah
kepulauan untuk meningkatkan kemandirian di bidang energi tetapi juga berguna
bagi penduduk pulau Jawa yang ingin mengurangi beban PLN atau mengurangi
emisi CO2. Di banding pembangkit batu bara, PLTS mempunyai peluang
mengurangi lebih dari 1 kg CO2 untuk setiap kWh energi listrik yang
dibangkitkannya. Pemasangan PLTS bisa digunakan untuk meningkatkan image
perusahaan dalam memperoleh sertifikat ramah lingkungan. Di banyak negara
maju, memiliki sertifikat ramah lingkungan terbukti sangat berguna dalam
menarik investor dan menaikkan harga saham.
Sampai tahun 2025, pemerintah Indonesia berencana memasang PLTS sampai
1000 MW. Jika melihat kebutuhan akan PLTS dunia, maka peluang bisnis PLTS
sangat-sangat besar. Sayangnya, hanya sedikit orang Indonesia yang menguasai
teknologi ini. Tidak ada industri di Indonesia yang memproduksi sel surya,
biasanya baru terbatas merakitnya. Seperti halnya pembangkit listrik energi
terbarukan lainnya, hanya sedikit orang atau industri di Indonesia yang
menguasai teknologi elektronika daya yang diperlukan dalam PLTS.
Terus naiknya pasar pembangkit listrik berbasis PLTS harus digunakan sebagai
momentum untuk mempersiapkan diri sehingga rakyat Indonesia tidak hanya
menjadi konsumen dan penonton. Persiapan ini harus mencakup persiapan
sumber daya manusia, industri, dan peraturannya. Hambatan subsidi yang
menyebabkan penerapan penerapan PLTS kurang ekonomis harus secara
bertahap diatasi.
4.6.3 Tenaga Angin
Pembangkit listrik tenaga angin atau bayu (PLTB) mengalami perkembanganyang sangat pesat dalam 20 tahun terakhir ini, terutama di belahan Eropa utara.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 22/80
Jerman dan Denmark telah menggunakan tenaga angin untuk membangkitkan
hampir 20% kebutuhan energi listriknya. Pada akhir tahun 2010, diperkirakan
PLTB terpasang di dunia akan mencapai lebih dari 150 GW.
Sebagai negara yang berada di ekuator, potensi dari PLTB memang tidak terlalu
besar. Akan tetapi berdasarkan data yang ada, ada beberapa daerah di Indonesia,
misal NTB dan NTT, yang mempunyai potensi bagus. Sebagian besar daerah di
Indonesia mempunyai kecepatan angin rata-rata sekitar 4 m/s, kecuali di dua
propinsi tersebut. Oleh sebab itu, PLTB yang cocok dikembangkan di Indonesia
adalah pembangkit dengan kapasitas di bawah 100 kW. Tentu saja ini berbeda
dengan Eropa yang berkonsentrasi untuk mengembangkan PLTB dengan
kapasitas di atas 1 MW atau lebih besar lagi untuk dibangung di lepas pantai.
Masalah utama dari penggunaan PLTB adalah ketersediaannya yang rendah.
Untuk mengatasi masalah ini maka PLTB harus dioperasikan secara paralel
dengan pembangkit listrik lainnya. Pembangkit listrik lainnya bisa berbasis
Sumber Energi Alternatif (SEA) atau pembangkit konvensional. Walaupun
sebuah PLTB hanya membangkitkan daya kurang dari 100 kW, kita bisa
membangun puluhan PLTB dalam satu daerah. Dengan memanfaatkan PLTB
maka kebutuhan akan bahan bakar fossil akan jauh berkurang. Selain mengurangi
biaya operasi, penggunaan PLTB akan meningkatkan jaminan pasokan energi
suatu daerah. Di daerah kepulauan seperti halnya NTB dan NTT, yang mana
semua kebutuhan energinya harus didatangkan dari daerah lain, keberadaanPLTB akan membantu meningkatkan kemandiriannya. Di banding dengan diesel,
PLTB mempunyai potensi mengurangi emisi CO2 sebesar 700 gram untuk setiap
kWh energi listrik yang dibangkitkan.
Gambar 10 memperlihatkan skema PLTB yang cocok untuk daya kurang dari
100 kW. Turbin angin memutar generator tegangan bolak-balik. Karena
kecepatan angin berubah-ubah maka tegangan AC yang dihasilkan generator
mempunyai frekuensi yang berubah-ubah. Tegangan AC yang frekuensinya
berubah-ubah ini harus diubah menjadi tegangan DC yang tetap dengan
menggunakan penyearah. Tegangan DC ini selanjutnya diubah menjadi tegangan
AC frekuensi 50 Hz dengan menggunakan inverter. Keluaran inverter diparalel
dengan jaringan listrik yang ada. Dengan menggunakan konsep ini, semua energi
listrik yang dibangkitkan oleh PLTB bisa dikirim ke jaringan untuk
dimanfaatkan. Pembangkit semacam ini juga tidak memerlukan batere yang
mahal dan butuh pemeliharaan rutin.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 23/80
“Teknologi turbin atau kincir angin yang diperlukan dalam PLTB telah
dikuasai oleh orang Indonesia dan beberapa industri lokal telah mampu
membuatnya dengan baik. Generator yang digunakan bisa menggunakan generator induksi (yang murah dan kokoh) atau generator magnet permanen
yang efisien. Kedua teknologi generator ini telah dikuasai oleh orang
Indonesia dan beberapa industri telah mampu membuatnya. Yang menjadi
masalah adalah bahan baku yang sebagian besar harus didatangkan dari
luar. Teknologi penyearah dan inverter juga dikuasai oleh orang Indonesia
walaupun industri yang mampu membuatnya masih terbatas. Di Indonesia
juga tidak tersedia orang yang menguasai teknologi komponen elektronika
daya, apalagi industrinya. Semua komponen elektronika daya harusdidatangkan dari luar. Di Indonesia, peneliti yang mendalami teknologi
elektronika daya juga sangat terbatas. Perkembangan kebutuhan akan
pembangkit listrik berbasis SEA ini sebaiknya diambil oleh pemerintah
Indonesia untuk mengembangkan industri elektronika daya berserta sumber
daya manusianya.”
4.7 Biomassa
Bioenergi adalah istilah umum bagi energi yang dihasilkan melalui material organik,
seperti kayu, tanaman pertanian, sekam, sampah, atau kotoran hewan. Berdasarkan
sumbernya, bioenergi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu yang dari hasil
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 24/80
pertanian dan budidaya, dan yang dari limbah buangan, seperti buangan tanaman sisa
panen, kotoran hewan, sampah kota, limbah pabrik, dsb.
Banyak yang menyangsikan kalau bioenergi adalah salah satu solusi energi
terbarukan, terutama untuk bioenergi yang bersumber dari hasil pertanian dan
budidaya. Hal ini disebabkan karena penggunaan lahan yang sangat besar dan waktu
produksi yang terlalu lama. Terlebih lagi ternyata selisih antara energi keluaran dan
energi fosil yang terpakai selama proses tidak terlalu signifikan. Selain itu walaupun
ditujukan untuk mengurangi polusi CO2, produksi bioenergi bukan berarti tanpa CO2,
walaupun memang jumlahnya jauh lebih sedikit daripada CO2 yang dihasilkan dari
produksi energi fosil. Sehingga tantangan kedepan agar bioenergi dapat bersaing
dengan sumber energi lainnya adalah bagaimana meningkatkan efisiensi dari
teknologi prosesnya dan bagaimana mempercepat produksi sumber energinya.
Pengolahan biomassa menjadi bioenergi dapat dilakukan dalam tiga cara : (i)
pembakaran biomassa padat (ii) produksi bahan bakar gas dari biomassa (iii) produksi
bahan bakar cair dari biomassa.
Cara yang pertama adalah dengan membakar langsung biomassa dan diambil energi
panasnya. Energi panas ini dapat digunakan untuk apa saja, bisa sebagai pemanas
ruangan, ventilasi, atau jika dalam terminologi kelistrikan, energi panas ini kemudian
digunakan untuk memanaskan dan menguapkan air pada aplikasi turbin uap.
Biomassa yang digunakan bisa apa saja, namun umumnya adalah sisa produk hutan
dan pertanian, arang, atau sampah kota (pada PLTSa).Pengolahan biomassa dengan cara ini umumnya sudah ditinggalkan (kecuali pada
PLTSa), karena walaupun teknologinya sederhana namun efisiensinya sangat rendah.
Selain itu biomassa padat memiliki kerapatan energi yang relatif kecil, sehingga
proses transportasinya memakan biaya yang besar.
Khusus untuk biomassa sampah kota, PLTSa dapat menjadi solusi yang menarik
untuk dikembangkan, mengingat produksi sampah kota terus meningkat dari tahun ke
tahun. PLTSa di dunia kini sudah mencapai lebih dari 3 GW dengan setengahnya
berada di eropa. Di Indonesia sendiri PLTSa masih menjadi solusi yang sulit untuk
diterapkan. Penolakan terhadap PLTSa umumnya disebabkan kekhawatiran
masyarakat akan pencemaran lingkungan, terutama pencemaran udara. Namun tidak
perlu khawatir karena teknologi PLTSa yang berkembang saat ini sudah dilengkapi
dengan sistem pengeringan dan filter abu. Sistem ini berfungsi untuk mengurangi
unsur-unsur kimia berbahaya yang terkandung pada abu gas buangan, sehingga gas
buangan PLTSa masih dalam taraf aman.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 25/80
Cara yang kedua adalah produksi biomassa dalam bentuk gas. Ada beberapa alasan
dibalik berkembangnya teknologi ini. Hasil yang didapatkan melalui produk biogas
ini selain dapat dimanfaatkan untuk pembakaran biasa / pemanasan, ternyata bisa jugadigunakan sebagai bahan bakar pada mesin bakar dan turbin gas. Produk biogas juga
menawarkan efisiensi yang lebih tinggi dari pembakaran biomassa padat, selain itu
karena dalam bentuk gas, penyalurannya relatif lebih mudah (bisa dengan
menggunakan pipa).
Konversi kedalam bentuk gas dapat dilakukan melalui proses biokimia dan
termokimia. Untuk proses biokimia, digunakan anaerob yang kemudian akan
memecah materi organik kedalam senyawa gula, dan kemudian menjadi zat asam, dan
akhirnya menjadi gas. Pada tahun 1999, Inggris telah memiliki 1-MW-anaerobic-disgestion-plant . Sementara di Cina ada 5 juta pembangkit anaerob skala kecil pada
pertengahan 1990 dan di India ada 2.8 juta yang sudah terpasang sejak 1998 dan akan
membangun lagi 12 juta pembangkit anaerob skala kecil. Untuk proses termokimia,
gasifikasi dilakukan dengan cara yang tidak jauh berbeda dengan proses gasifikasi
batu bara, hanya saja yang menjadi objeknya adalah biomassa. Produksi gasifikasi
dalam kondisi tertentu dapat menghasilkan gas sintesis, kombinasi antara hidrokarbon
dan hidrogen. Dari gas sintesis ini hampir seluruh hidrokarbon, bensin sintesis dan
bahkan hidrogen murni dapat dibentuk (yang nantinya dapat digunakan pada fuel
cell). Tantangan dari biogas ini adalah proses pembuatannya yang rumit, dan di
negara berkembang seperti indonesia ini masih membutuhkan biaya yang tidak sedikit
untuk investasi awalnya.
Cara yang ketiga adalah dengan memproduksi biofuel cair dari biomassa. Fokus
terbesar pengembangan bioenergi terletak pada biofuel sebagai pengganti bahan bakar
minyak. Ada tiga macam olahan biofuel yang dapat mereduksi penggunaan bahan
bakar minyak, yaitu (i) bio-ethanol (ii) bio-diesel (iii) bio-oil.
Bio-ethanol didapatkan melalui proses fermentasi. Proses fermentasi ini
membutuhkan produk gula, sehingga sumber paling efektif untuk digunakan dalam
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 26/80
produksi bio-etanol ini adalah tebu. Brazil adalah negara terbesar penghasil ethanol
dari residu gula. Kegunaan dari bio-ethanol adalah dapat mereduksi penggunaan
bensin, yaitu dengan mencampurkan bio-ethanol kedalam bensin (premium). Salah
satu produknya yang sudah banyak dikenal adalah Gasohol E-10, didapatkan dengan
mencampurkan 10% Bio-ethanol dengan 90% premium. Seiring dengan
perkembangan teknologi, bukan tidak mungkin campuran Bio-ethanol di kemudian
hari akan semakin besar persentasenya.
Bio-diesel didapatkan melalui transesterifikasi minyak sayur (diekstrak dari biji-bijian
seperti jarak, kelapa sawit, dsb). Sebenarnya minyak sayur dapat digunakan langsung
pada mesin diesel, hal senada diungkapkan oleh Dr Rudolf Diesel pada tahun 1911
dalam tulisannya, hal ini disebabkan minyak sayur memiliki kandungan energi yang
tidak jauh berbeda (37-39 Gj/t) dengan solar (42 Gj/t). Namun bio-diesel lebih dipilih
karena minyak sayur memiliki pembakaran yang tidak sempurna jika dioperasikan
langsung pada mesin diesel. Kegunaan dari bio-diesel adalah dapat mereduksi
penggunaan solar, yaitu dengan mencampurkan bio-diesel kedalam solar. Salah satu
produknya yang sudah banyak dikenal adalah Biodiesel B-10, didapatkan dengan
mencampurkan 10% Bio-diesel dengan 90% solar. Di beberapa negara iklim tropis
seperti filipina dan Brazil, campuran 70% solar dengan 30% minyak sayur tanpa
transesterifikasi dilakukan untuk menggantikan diesel. Namun, biasanya sektor
pangan dan kosmetik mau membayar lebih mahal, sehingga hal tersebut hanya
dilakukan pada daerah tertentu yang kekurangan supply solar. Produksi biodieseldunia kini mencapai lebih dari 1.5 juta ton per tahunnya. Dan kini pemerintah USA
serta Inggris sedang mengembangkan teknologi biodiesel dari minyak jelantah.
Bio-oil didapatkan melalui proses pyrolisis dari sekam, tempurung kelapa, jarak atau
kelapa sawit. Proses ini melibatkan penguapan material biomassa sehingga terbagi
menjadi uap dan padatan residu. Kemudian uapnya diembunkan sehingga dihasilkan
cairan bio-oil yang membawa kandungan energi cukup besar. Bio-oil digunakan
sebagai pengganti solar industri (IDO), Marine Fuel Oil (MFO), dan kerosin. Bio-oil
dapat digunakan pada pembangkit listrik diesel
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 27/80
4.8 Tenaga Panas Bumi (Geothermal)
Sebelum abad 20, fluida panas bumi (geothermal) hanya digunakan untuk mandi,
mencuci dan memasak. Dewasa ini pemanfaatan fluida panas bumi sangat beraneka
ragam, baik untuk pembangkit listrik maupun untuk keperluan lainnya di sektor non-
listrik, yaitu untuk pemanas ruangan, rumah kaca, tanah pertanian, pengering hasil
pertanian dan peternakan, pengering kayu dll.
Pemanfaatan energi panas bumi secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu
pemanfaatan tidak langsung dan pemanfaatan langsung. Pemanfaatan tidak langsung
yaitu memanfaatkan energi panas bumi untuk pembangkit listrik. Sedangkan
pemanfaatan langsung yaitu memanfaatkan secara langsung panas yang terkandung
pada fluida panas bumi untuk berbagai keperluan.
Fluida panas bumi yang telah dikeluarkan ke permukaan bumi mengandung energi
panas yang akan dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Hal ini
dimungkinkan oleh suatu sistem konversi energi fluida panas bumi (geothermal power
cycle) yang mengubah energi panas dari fluida menjadi energi listrik.
Fluida panas bumi bertemperatur tinggi (>225 oC) telah lama digunakan di beberapa
negara untuk pembangkit listrik, namun beberapa tahun terakhir ini perkembanganteknologi telah memungkinkan digunakannya fluida panas bumi bertemperatur sedang
(150-225 oC) untuk pembangkit listrik.
Selain temperatur, faktor-faktor lain yang biasanya dipertimbangkan dalam
memutuskan apakah suatu sumber daya panas bumi tepat untuk dimanfaatkan sebagai
pembangkit listrik adalah sebagai berikut: (i) Sumberdaya mempunyai kandungan
panas atau cadangan yang besar sehingga mampu memproduksi uap untuk jangka
waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 25-30 tahun. (ii) Sumber daya panas bumi
menghasilkan fluida yang mempunyai pH hampir netral agar laju korosinya relatif
rendah, sehingga fasilitas produksi tidak cepat terkorosi. Selain itu hendaknya
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 28/80
kecenderungan fluida membentuk skala yang relatif rendah. (iii) Reservoirnya tidak
terlalu dalam, biasanya tidak lebih dari 3 km. (iv) Sumber daya panas bumi terdapat di
daerah yang relatif tidak sulit dicapai. (v) Sumber daya panas bumi terletak di daerah
dengan kemungkinan terjadinya erupsi hidrotermal yang relatif rendah. Proses
produksi fluida panas bumi dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya erupsi
hidrotermal.
Energi panas bumi yang relatif tidak menimbulkan polusi dan terdapat menyebar di
seluruh kepulauan Indonesia (kecuali Kalimantan) sesungguhnya merupakan salah
satu energi yang tepat untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik di masa yang
akan datang untuk memenuhi sebagian dari kebutuhan listrik nasional yang cenderung
terus meningkat.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap dibuat di permukaan
menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panas bumi.
Apabila fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan
langsung ke turbin, dan kemudian turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi
energi gerak yang akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik. Apabila
fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran fluida dua fasa (fasa
uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal
ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap
akan terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilahyang kemudian dialirkan ke turbin.
Untuk kandungan panas atau cadangan yang relatif kecil, namun mempunyai suhu
yang cukup tinggi untuk dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik, bisa digunakan
untuk pembangkit listrik berskala kecil dengan kapasitas terpasang antara 1-5 MW. Di
beberapa tempat pembangkit dibangun dengan kapasitas kecil, seperti di Fang
Thailand yang berkapasitas 300 kW.
“Pada dasarnya pembangkit tenaga panas bumi dapat di bangun mengikuti
permintaan beban listrik. Pembangkit tenaga kecil biasanya dibangun
menggunakan pendekatan modular yang dapat mengurangi biaya konstruksi dan
dapat ditempatkan dekat ke sumur sehingga keseluruhan proyek mempunyai
dampak lingkungan yang minimal. Pembangkit tenaga kecil telah memainkan
peranan penting dalam perkembangan dan penggunaan tenaga panas bumi. Kunci
sukses pembangkit tenaga panas bumi skala kecil adalah tidak membangun
pembangkit yang kapasitasnya melebihi permintaan, dan selalu mencari
kemungkinan penyatuan sistem pemanfaatan langsung air panas untuk
memperbaiki perekonomian perusahaan pembangkit dan juga masyarakat
setempat.”
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 29/80
5. Penutup
Dengan memperhatikan kecenderungan-kecenderungan perkembangan teknologi yang
kini terjadi, beberapa catatan dapat dibuat. Penggunaan gas bumi sebagai bahan bakar
pembangkitan energi listrik akan meningkat dengan pesat di Indonesia. Pemanfaatan
batubara juga akan meningkat, sekalipun tidak setajam gas. Posisi batubara sebagai bahan
bakar utama masih dapat dipertahankan untuk beberapa tahun kedepan. Penggunaan
energi nuklir secara global akan menggantikan peran pembangkit listrik berbahan bakar
fosil (minyak bumi – batubara – gas alam) secara bertahap untuk memenuhi kebutuhan
listrik dengan karakteristik beban yang konstan (Jawa – Bali). Pemanfaatan minyak akan
banyak menurun. Minat akan energi terbarukan akan meningkat juga, sekalipun secara
relatif memiliki peran yang masih kecil.
Melimpahnya tenaga surya yang merata dan dapat ditangkap di seluruh kepulauan
Indonesia hampir sepanjang tahun merupakan sumber energi listrik yang sangat potensial.Oleh karena itu, PV dan biomassa diperkirakan akan meningkat dengan pesat. Selain itu
ada juga pemanfaatan energi panas bumi bisa menjadi alternatif yang murah dan ramah
lingkungan. Tetapi pemanfaatan energi panas bumi tidak bisa maksimal karena
persediaannya sangat terbatas dan teknologi untuk mengelolanya dianggap mahal.
Efisiensi pembangkitan tenaga listrik akan meningkat, bukan saja karena teknologi
pembangkitannya menjadi lebih baik, akan tetapi juga karena pengusahaan tenaga listrik
makin lama makin banyak mempergunakan otomatisasi. Dan juga perlu disebut masalah
lingkungan akan menjadi lebih kecil karena perkembangan teknologi yang lebih bersahabat lingkungan.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 30/80
REFERENCE :
1. Paul Breeze , Power Generation Technologies, Jordan Hill , Oxford, 2005.
2. Presidential degree 5, 2006
3. Dr. Ir. Pekik A. Dahono, Sumber Energi Alternatif (SEA), Laboratorium Penelitian
Konversi Energi Elektrik, Teknik Elektro ITB
4.
Prof. Ir. Abdul Kadir, IPM, Beberapa Kecenderungan Perkembangan Teknologi
Pembangkit Listrik, Ketua Sekolah Tinggi Teknik Yayasan PLN, Jakarta
5.
Dr. Ir. Wilson Walery Wenas, Teknologi Sel Surya : Perkembangan Dewasa Ini dan
yang Akan Datan, Laboratorium Semikonduktor, Fisika-ITB
6. Teguh Priyambodo, Pembangkit Listrik Tenaga Surya: Memecah Kebuntuan
Kebutuhan Energi Nasional dan Dampak Pencemaran Lingkungan
Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Kadek Fendy Sutrisna
21 Mei 2011
Pembangkit Listrik Tenaga Angin atau sering juga disebut dengan Pembangkit Listrik
Tenaga Bayu (PLTB) adalah salah satu pembangkit listrik energi terbarukan yang ramah
lingkungan dan memiliki efisiensi kerja yang baik jika dibandingkan dengan pembangkit
listrik energi terbarukan lainnya. Prinsip kerja PLTB adalah dengan memanfaatkan energi
kinetik angin yang masuk ke dalam area efektif turbin untuk memutar baling-baling/kincir
angin, kemudian energi putar ini diteruskan ke generator untuk membangkitkan energi listrik.
Berdasarkan data dari GWEC, jumlah PLTB yang ada di dunia saat ini adalah sebesar
157.900 MWatt (sampai dengan akhir tahun 2009), dan pembangkit jenis ini setiap tahunnya
mengalami peningkatan dalam pembangunannya sebesar 20-30%. Teknologi PLTB saat ini
dapat mengubah energi gerak angin menjadi energi listrik dengan efisiensi rata-rata sebesar
40%. Efisiensi 40% ini disebabkan karena akan selalu ada energi kinetik yang tersisa pada
angin karena angin yang keluar dari turbin tidak mungkin mempunyai kecepatan sama
dengan nol. Gambar 1 merupakan laju pertumbuhan dan daya elektrik total PLTB di duniayang ada sampai saat ini.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 31/80
Gambar 1 Laju Pertumbuhan PLTB di Dunia
1. Energi Angin
1.1 Energi Kinetik Angin Sebagai Fungsi dari Kecepatan Angin
Energi kinetik angin yang dapat masuk ke dalam area efektif turbin angin dapat
dihitung berdasarkan persamaan 1.1 berikut :
(1.1)
dimana pada persamaan tersebut dapat kita lihat bahwa energi angin (P ; Watt)
bergantung terhadap faktor-faktor seperti aliran massa angin (m ; kg/s), kecepatan
angin (v ; m/s), densitas udara (ρ ; kg/m3), luas permukaan area efektif turbin (A ;
m3 ). Di akhir persamaan, secara jelas dapat disimpulkan bahwa energi angin akan
meningkat 8 kali lipat apabila kecepatan angin meningkat 2 kali lipatnya, atau dengan
kata lain apabila kecepatan angin yang masuk ke dalam daerah efektif turbin memiliki
perbedaan sebesar 10% maka energi kinetik angin akan meningkat sebesar 30%.
Apabila kecepatan kerja PLTB adalah Vrated , maka daya keluaran PLTB dapat
diperoleh dari persamaan 1.1 dengan menuliskan kembali ke persamaan sebagai
berikut.
(1.2)
(1.3)
Gambar 2 merupakan kurva intensitas energi kinetik angin berdasarkan fungsi dari
kecepatan angin.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 32/80
Gambar 2 Intensitas Energi Angin
1.2 Kecepatan Angin Berdasarkan Fungsi dari Ketinggiannya dari Permukaan
Tanah
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kecepatan angin sangat dipengaruhi
oleh ketinggiannya dari permukaan tanah. Semakin mendekati permukaan tanah,kecepatan angin semakin rendah karena adanya gaya gesek antara permukaan tanah
dan angin. Untuk alasan ini, PLTB biasanya dibangun dengan menggunakan tower
yang tinggi atau dipasang diatas bangunan. Berikut adalah rumus bagaimana cara
mengukur kecepatan angin berdasarkan ketinggiannya dan jenis permukaan tanah
sekitarnya.
Tabel 1 menunjukan besarnya nilai n sebagai faktor perbedaan jenis permukaan tanah
yang mempengaruhi kecepatan angin.
Tabel 1 Nilai n berdasarkan jenis permukaan tanah
Gambar 3 menunjukan hasil perhitungan kecepatan angin berdasarkan ketinggian,
dengan garis putus-putus menggunakan asumsi n = 7, sedangkan garis lurus dengan
asumsi n =5.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 33/80
Gambar 3 Kecepatan angin berdasarkan ketinggiannya dari permukaan tanah
2. Jenis-jenis Angin
Angin timbul akibat sirkulasi di atmosfer yang dipengaruhi oleh aktivitas matahari dalam
menyinari bumi yang berotasi. Dengan demikian, daerah khatulistiwa akan menerima
energi radiasi matahari lebih banyak daripada di daerah kutub, atau dengan kata lain, udara
di daerah khatulistiwa akan lebih tinggi dibandingkan dengan udara di daerah kutub.
Perbedaan berat jenis dan tekanan udara inilah yang akan menimbulkan adanya
pergerakan udara. Pergerakan udara inilah yang didefinisikan sebagai angin. Gambar 4
merupakan pola sirkulasi pergerakan udara akibar aktivitas matahari dalam menyinari
bumi yang berotasi.
Gambar 4 Pola sirkulasi udara akibat rotasi bumi
(Sumber : Blog Konversi ITB, Energi Angin dan Potensinya)
Berdasarkan prinsip dari terjadinya, angin dapat dibedakan sebagai berikut :
2.1 Angin Laut dan Angin Darat
Angin laut adalah angin yang timbul akibat adanya perbedaan suhu antara daratan dan
lautan. Seperti yang kita ketahui bahwa sifat air dalam melepaskan panas dari radiasisinar matahari lebih lambat daripada daratan, sehingga suhu di laut pada malam hari
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 34/80
akan lebih tinggi dibandingkan dengan suhu di daratan. Semakin tinggi suhu, tekanan
udara akan semakin rendah. Akibat adanya perbedaan suhu ini akan menyebabkan
terjadinya perbedaan tekanan udara di atas daratan dan lautan. Hal inilah yang
menyebabkan angin akan bertiup dari arah darat ke arah laut. Sebaliknya, pada siang
hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00 angin akan berhembus dari laut ke
darat akibat sifat air yang lebih lambat menyerap panas matahari.
2.2 Angin Lembah
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah puncak gunung
yang biasa terjadi pada siang hari. Prinsip terjadinya hampir sama dengan terjadinya
angin darat dan angin laut yaitu akibat adanya perbedaan suhu antara lembah dan
puncak gunung.
2.3 Angin Musim
Angin musim dibedakan menjadi 2, yaitu angin musim barat dan angin musim
timur. Angin Musim Barat/Angin Muson Barat adalah angin yang mengalir dari
Benua Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim panas). Apabila angin
melewati tempat yang luas, seperti perairan dan samudra, maka angin ini
akan mengandung curah hujan yang tinggi. Angin Musim Barat menyebabkan
Indonesia mengalami musim hujan. Angin ini terjadi pada bulan Desember, januari
dan Februari, dan maksimal pada bulan Januari dengan kecepatan minimum 3 m/s.
Angin Musim Timur/Angin Muson Timur adalah angin yang mengalir dari Benua
Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim panas). Angin ini menyebabkanIndonesia mengalami musim kemarau, karena angin melewati celah- celah sempit
dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Musim kemarau di
Indonesia terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus, dan maksimal pada bulan Juli.
2.4 Angin Permukaan
Kecepatan dan arah angin ini dipengaruhi oleh perbedaan yang diakibatkan oleh
material permukaan Bumi dan ketinggiannya. Secara umum, suatu tempat dengan
perbedaan tekanan udara yang tinggi akan memiliki potensi angin yang
kuat. Ketinggian mengakibatkan pusat tekanan menjadi lebih intensif.
Selain perbedaan tekanan udara, material permukaan bumi juga mempengaruhi kuat
lemahnya kekuatan angin karena adanya gaya gesek antara angin dan material
permukaan bumi ini. Disamping itu, material permukaan bumi juga mempengaruhi
kemampuannya dalam menyerap dan melepaskan panas yang diterima dari sinar
matahari. Sebagai contoh, belahan Bumi utara didominasi oleh daratan, sedangkan
selatan sebaliknya lebih di dominasi oleh lautan. Hal ini saja sudah mengakibatkan
angin di belahan Bumi utara dan selatan menjadi tidak seragam. Gambar 5
menunjukkan tekanan udara dan arah angin bulanan pada permukaan Bumi dari tahun
1959-1997. Perbedaan tekanan terlihat dari perbedaan warna. Biru menyatakan
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 35/80
tekanan rendah, sedangkan kuning hingga oranye menyatakan sebaliknya. Arah dan
besar angin ditunjukkan dengan arah panah dan panjangnya.
Gambar 5. Arah angin permukaan dan pusat tekanan atmosfer rata-rata pada bulan
Januari, 1959-1997. Garis merah merupakan zona konvergen intertropik (ITCZ).
2.5 Angin Topan
Angin topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam atau
lebih yang sering terjadi di wilayah tropis di antara garis balik utara dan selatan.
Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatu sistem cuaca. Di
Indonesia dan daerah lainnya yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa, jarang
sekali dilewati oleh angin ini. Angin paling kencang yang terjadi di daerah tropis ini
umumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer di sekitar daerah sistem tekanan
rendah yang ekstrem dengan kecepatan sekitar 20 Km/jam.
3. Potensi Energi Angin
Berdasarkan data dari GWEC, potensi sumber angin dunia diperkirakan sebesar 50,000
TWh/tahun. Total potensial ini dihitung pada daratan dengan kecepatan angin rata-rata
diatas 5,1 m/s dan pada ketinggian 10 m. Data ini setelah direduksi sebesar 10% sebagai
toleransi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kepadatan penduduk, dan lain-lain.
Tabel 2 Sebaran potensi energi angin. (TWh/tahun)
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 36/80
3.1 Potensi Energi Angin Di Indonesia
Berikut ini adalah peta potensi energi angin di Indonesia yang dapat digunakan
sebagai referensi dalam mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin di
Indonesia. Perbedaan kecepatan udara terlihat dari perbedaan warnanya. Biru
menyatakan kecepatan udara rendah, sedangkan hijau, kuning, merah dan sekitarnya
menyatakan semakin besarnya kecepatan angin.
4. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin/Bayu (PLTB)
4.1 Kincir Angin
Secara umum kincir angin dapat di bagi menjadi 2, yaitu kincir angin yang berputar
dengan sumbu horizontal, dan yang berputar dengan sumbu vertikal. Gambar 7
menunjukan jenis-jenis kincir angin berdasarkan bentuknya. Sedangkan gambar 8
menunjunkan karakteristik setiap kincir angin sebagai fungsi dari kemampuannya
untuk mengubah energi kinetik angin menjadi energi putar turbin untuk setiap kondisi
kecepatan angin. Dari gambar 8 dapat disimpulkan bahwa kincir angin jenis multi-
bladedan Savonius cocok digunakan untuk aplikasi PLTB kecepatan rendah.
Sedangkan kincir angin tipe Propeller , paling umum digunakan karena dapat bekerja
dengan lingkup kecepatan angin yang luas.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 37/80
Gambar 7 Jenis-jenis kincir angin
Gambar 8 Karakterisrik kincir angin
4.2 Gearbox
Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi putaran tinggi.
BiasanyaGearbox yang digunakan sekitar 1:60.4.3 Brake System
Alat ini diperlukan saat angin berhembus terlalu kencang yang dapat menimbulkan
putaran berlebih pada generator. Dampak dari kerusakan akibat putaran berlebih
diantaranya : overheat , rotor breakdown, terjadi arus lebih pada generator.
4.4 Generator
Ada berbagai jenis generator yang dapat digunakan dalam sistem turbin angin, antara
lain generator serempak ( synchronous generator ), generator tak-serempak
(unsynchronous generator ), rotor sangkar maupun rotor belitan ataupun generator
magnet permanen.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 38/80
Penggunaan generator serempak memudahkan kita untuk mengatur tegangan dan
frekuensi keluaran generator dengan cara mengatur-atur arus medan dari generator.
Sayangnya penggunaan generator serempak jarang diaplikasikan karena biayanya
yang mahal, membutuhkan arus penguat dan membutuhkan sistem kontrol yang
rumit.
Generator tak-serempak sering digunakan untuk sistem turbin angin dan sistem
mikrohidro, baik untuk sistem fixed-speed maupun sistem variable speed .
4.5. Penyimpan energi
Pada sistem stand alone, dibutuhkan baterei untuk menyimpan energi listrik berlebih
yang dihasilkan turbin angin. Contoh sederhana yang dapat dijadikan referensi
sebagai alat penyimpan energi listrik adalah aki mobil. Aki 12 volt, 65 Ah dapat
dipakai untuk mencatu rumah tangga selama 0.5 jam pada daya 780 watt.
4.6 Tower
Tower PLTB dapat dibedakan menjadi 3 jenis seperti gambar 9 dibawah ini. Setiap
jenis tower memiliki karakteristik masing-masing dalam hal biaya, perawatan,
efisiensinya, ataupun dari segi kesusahan dalam pembuatannya. Sedangkan gambar 10
menunjukan diagram skematik PLTB secara umum umum.
Gambar 9 Tower PLTB (kiri) Guyed (Tengah) Lattice (kanan) Mono-structure
6. Karakteristik Kerja Turbin Angin
Gambar 11 menunjukan pembagian daerah kerja dari turbin angin. Berdasarkan gambar 11
ini, daerah kerja angin dapat dibagi menjadi 3, yaitu (a) cut-in speed (b) kecepatan kerja
angin rata-rata (kecepatan nominal) (c) cut-out speed. Secara ideal, turbin angin dirancang
dengan kecepatan cut-in yang seminimal mungkin, kecepatan nominal yang sesuai dengan
potensi angin lokal, dan kecepatan cut-out yang semaksimal mungkin. Namun secara
mekanik kondisi ini sulit diwujudkan karena kompensasi dari perancangan turbin angin
dengan nilai kecepatan maksimal (V cutoff ) yang besar adalah V cut dan V rated yang relatif akan
besar pula.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 39/80
Gambar 11 Karakteristik kerja turbin angin
Selain dari data yang ditunjukan gambar 6 sebelumnya, penentuan kecepatan angin suatudaerah dapat juga dilakukan dengan menggunakan metode probalistik distribusi Weibull
dalam mengolah kumpulan data hasil survey seperti yang diperlihatkan pada gambar 12.
Gambar 12 Penentuan kecepatan angin rata-rata suatu daerah
7. Sistem Mekanik PLTB
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 40/80
Gambar 13 Komponen Turbin Angin
(sumber : BP, going with the wind)
8. Sistem Elektrik PLTB
Secara umum sistem kelistrikan dari PLTB dapat dibagi menjadi 2 yaitu (i) kecepatan
konstan (ii) kecepatan berubah. Keuntungan dari sistem kecepatan konstan ( fixed-
speed) adalah murah, sistemnya sederhana dan kokoh (r obast ). Sistem ini beroperasi pada
kecepatan putar turbin yang konstan dan menghasilkan daya maksimum pada satu nilai
kecepatan angin. Sistem ini biasanya menggunakan generator tak-serempak(unsynchronous generator ), dan cocok diterapkan pada daerah yang memiliki potensi
kecepatan angin yang besar. Kelemahan dari sistem ini adalah generator memerlukan daya
reaktif untuk bisa menghasilkan listrik sehingga harus dipasang kapasitor bank atau
dihubungkan dengan grid . Sistem ini rentan terhadap pulsating power menuju grid dan
rentan terhadap perubahan mekanis secara tiba-tiba. Gambar 14 (a) menunjukan diagram
skematik dari sistem ini.
Gambar 14(a) Sistem PLTB kecepatan konstan ( fixed-speed)
Selain kecepatan konstan, ada juga sistem turbin angin yang menggunakan sistemkecepatan berubah (variable speed), artinya sistem didesain agar dapat mengekstrak daya
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 41/80
maksimum pada berbagai macam kecepatan. Sistem variable speed dapat
menghilangkan pulsating torque yang umumnya timbul pada sistem fixed speed .
Secara umum sistem variable speed mengaplikasikan elektronika daya untuk
mengkondisikan daya, seperti penyearah (rectifier ), Konverter DC-DC, ataupun Inverter .
Gambar 14 (b) sampai dengan 14(e) adalah jenis-jenis sistem PLTB kecepatan berubah.
Pada sistem variable speed (b) menggunakan generator induksi rotor belitan. Karakteristik
kerja generator induksi diatur dengan mengubah-ubah nilai resistansi rotor, sehingga torsi
maksimum selalu didapatkan pada kecepatan putar turbin berapa pun. Sistem ini lebih
aman terhadap perubahan beban mekanis secara tiba-tiba, terjadi reduksi pulsating power
menuju grid dan memungkinkan memperoleh daya maksimum pada beberapa kecepatan
angin yang berbeda. Sayangnya jangkauan kecepatan yang bisa dikendalikan masih
terbatas.
(b) Sistem PLTB kecepatan berubah (variable-speed) (rotor belitan)
Pada sistem variable speed (c) menggunakan rangkaian elektronika daya untuk mengatur
nilai resistansi rotor. Sistem ini memungkinkan memperbaiki jangkauan kecepatan yang
bisa dikendalikan sistem pertama.
(c) Sistem PLTB kecepatan berubah (variable-speed back to back conventer)
Sistem variable speed (d) dan (e) adalah sistem PLTB yang dibedakan berdasarkan jenis
generator yang digunakan.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 42/80
(d) Sistem PLTB kecepatan berubah (variable-speed) (rotor sangkar)
(e) Sistem PLTB kecepatan berubah (variable-speed) (rotor permanen magnet)
Sistem PLTB Fixed Speed vs Variable SpeedSistem PLTB Fixed Speed vs Variable Speed
Kadek Fendy Sutrisna
2 Oktober 2011
I. SISTEM TURBIN ANGIN KECEPATAN TETAP (Fixed Speed)
Sistem turbin angin kecepatan tetap atau sering disebut dengan istrilah fixed speed adalah
sistem turbin angin yang paling umum digunakan hingga saat ini, yang ditunjukkan pada
gambar 1. Biasanya sistem ini menggunakan roda gigi, generator induksi, rangkaian
elektronika daya - soft starter , capasitor bank dan bisa juga terhubung langsung dengan jala-jala/grid.
Sistem ini umumnya membutuhkan daya reaktif dari kapasitor bank untuk menjaga
kecepatan rotor pada generator agar tetap konstan berputar. Saat sistem dihubungkan
dengan jala-jala, penggunaan capasitor bank dapat dikurangi untuk membuat dimensi
sistem menjadi lebih kecil dan biaya perawatan menjadi lebih murah.
Keunggulan utama sistem turbin angin jenis ini adalah :
1. Robast
2. Murah
3. Sederhana/simpel
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 43/80
Generator induksi yang biasa digunakan adalah generator induksi rotor sangkar, generator
yang paling murah dan mudah didapat. Sistem kendalinya sederhana yang hanya bekerja
pada satu kecepatan putar saja, membuat kehandalan sistem ini sangat tinggi.
Kelemahan sistem ini saat digunakan untuk karakteristik angin suatu daerah
dengan kecepatan yang berubah-ubah setiap waktu adalah :
1.
Pengkonversian energinya kurang maksimal.
2. Perubahan torka secara signifikan tiap waktunya dapat menyebabkan rotor pada
generator mengalami tegangan/ stress.
Gambar 1 Sistem turbin angin kecepatan tetap
II. SISTEM TURBIN ANGIN KECEPATAN BERUBAH (Variable Speed)
Seiring dengan berkembangnya teknologi elektronika daya, para desainer mulai berpikir
untuk menkonversikan energi angin semaksimal mungkin untuk setiap kecepatan angin
yang berubah-ubah, sistem turbin angin seperti ini dikenal dengan istilah sistem turbin
angin variable speed.
Walaupun biaya investasi awal sistem turbin angin ini lebih mahal daripada sistem turbin
angin fixed speed , namun perlu diingat bahwa energi angin yang diekstrasikannya lebih
tinggi, maka harga jual listrik rata-rata per kWh nya masih bisa ditekan menjadi lebih
murah.
Selain itu, sistem ini juga memiliki beberapa keuntungan lain, diantaranya :
1. Menghilangkan stress pada torka .
2. Dapat diaplikasikan pada sistem stand alone, atau terisolasi dari jala-jala.
Ada beberapa jenis sistem turbin angin variable speed yang ditawarkan sampai saat inisebagai berikut :
1. Sistem I : Sistem variable speed dengan kendali resistansi
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 44/80
Gambar 2 Sistem variable speed dengan kendali resistansi
Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan sistem ini antara lain:
Komponen yang ada dapat bertahan lebih lama, karena sistem ini lebih aman terhadap
perubahan beban secara tiba-tiba.
Sedangkan kekurangan sistem ini adalah :
Belitan rotornya masih menggunakan slip ring, sehingga timbul rugi-rugi tambahan
pada generator dan membutuhkan perawatan berkala.
Membutuhkan roda gigi, sehingga menimbulkan rugi-rugi gesek dan suara bising yang
mengganggu lingkungan sekitar.
Menggunakan generator induksi-rotor belitan sehingga menimbulkan rugi-rugi tembaga
pada rotor.
Hanya dapat mengekstrak daya pada range 5-10% diatas kecepatan nominalnya.
Harus dihubungkan ke kapasitor bank atau grid untuk menghasilkan daya keluaran.
2. Sistem 2 : Sistem variable speed dengan menggunakan generator induksi rotor sangkar
Gambar 3 Sistem variable speed dengan generator induksi rotor sangkar
Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan sistem ini antara lain :
Jangkauan kecepatan lebih luas dibandingkan sistem I. Sistem variable speed – rotor
sangkar ini dapat mengekstrak daya pada semua range kecepatan diatas kecepatan
nominalnya.
Tidak menggunakan konverter untuk medan eksitasinya.
Tidak membutuhkan brush pada rotor sehingga sebagian rugi-rugi pada rotor dapat
dihilangkan.
Teknologinya sudah terbukti handal.
Sedangkan kekurangan sistem ini adalah :
Membutuhkan roda gigi, sehingga menimbulkan rugi-rugi gesek dan suara bising yang
mengganggu lingkungan sekitar.
Harus dihubungkan ke kapasitor bank atau grid untuk menghasilkan daya keluaran.
3. Sistem 3 :Sistem variable speed dengan menggunakan generator sinkron magnet
permanen (direct drive)
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 45/80
Gambar 4 Sistem variable speed dengan generator sinkron magnet permanen
Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan sistem ini antara lain :
Jangkauan kecepatan kerja sistem tidak terbatas. Sistem variable speed direct-drive ini
dapat mengekstrak daya pada kecepatan putar turbin berapapun.
Menghindarkan penggunaan roda gigi dengan menggunakan generator yang dapat
beroperasi pada putaran rendah (multi-pole generator ). Tidak menggunakan brush, sehingga biaya perawatan komponen generator dan juga
rugi-rugi daya pada rotor dapat dikurangi.
Tidak menggunakan konverter untuk medan eksitasinya.
Menggunakan magnet permanen untuk membangkitkan tegangan, sehingga rugi-rugi
daya pada rotor yang biasanya timbul pada generator rotor belitan dapat dihilangkan.
Sedangkan kekurangan sistem ini adalah :
Ukuran generator dapat menjadi besar dan berat.
Membutuhkan magnet permanen yang mahal dan sulit diperoleh di Indonesia.
Sistem PLTB Kecepatan Rendah dan Berubah Tanpa
Menggunakan Gearbox
Sistem PLTB Kecepatan Rendah dan Berubah Tanpa Menggunakan Gearbox
Kadek Fendy Sutrisna
5 September 2011
Tenaga angin merupakan salah satu potensi yang belum dimanfaatkan secara maksimal
sebagai pembangkit listrik energi terbarukan di Indonesia saat ini.
Daya keluaran yang dapat dihasilkan untuk sebuah pembangkit listrik dari pemanfaatan
energi angin (PLTB) adalah sebesar 1-100 kWatt. Pembangkit listrik dengan daya keluaran
sebesar ini sebenarnya sangat cocok digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah
tangga/perkantoran di Indonesia.
Alasan utama pembangkit listrik jenis ini belum berkembang karena kecepatan angin di
Indonesia lebih rendah dan lebih berfluktuatif jika dibandingkan dengan kecepatan angin
di Eropa ataupun di Jepang. Jadi dengan kata lain sebenarnya Indonesia tidak bisa
mengadopsi langsung teknologi pembangkit listrik ini dari negara lain, dan harus mendesain
sendiri sistem pembangkit listrik yang mampu mengkonversikan energi angin secara
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 46/80
maksimal pada kecepatan angin yang rendah dan berubah-ubah, yang sesuai dengan
karakteristik kecepatan angin di Indonesia.
Perlu diketahui bahwa biasanya kecepatan putar turbin angin di Indonesia diantara 100-200
rpm. Untuk mengatasi kecepatan putar turbin angin yang rendah, biasanya
digunakan komponen roda gigi untuk menyesuaikan dengan kecepatan putaran generator.
Dan untuk mengatasikecepatan angin yang berfluktuatif, biasanya turbin angin
dioperasikan variable speed dengan mengunakan rangkaian elektronika daya.
Pada artikel kali ini, akan dibahas tentang sistem PLTB kecepatan rendah – berubah
menggunakan generator permanen magnet. Semoga artikel ini bisa dijadikan referensi untuk
perkembangan pembangkit listrik tenaga angin di Indonesia.
Sistem Turbin Angin Direct-drive (Gearless / tidak menggunakan roda gigi)
Alasan utama penulis mengajukan sistem tanpa gearbox karena penggunaan roda gigi dapat
menimbulkan adanya gesekan pada saat mengkonversikan putaran rendah pada baling-baling
menjadi putaran tinggi pada generator. Gaya gesekan yang timbul ini akan menyebabkan
turbin angin bergetar tak-seimbang, terkadang menimbulkan polusi suara bising, dan tentu
saja hal ini nantinya akan membutuhkan perawatan khusus dengan memberikan pelumas
secara rutin.
Sistem PLTB tanpa menggunakan gearbox ( gearless wind turbine system) atau sering juga
disebur direct drive, selain membuat efisiensi PLTB menjadi lebih tinggi diklaim juga dapat
mengurangi polusi suara serta mengurangi biaya investasi awal dan perawatan pada sistem
pembangkit listrik tenaga angin.Desain direct drive biasanya menggunakan generator sinkron – rotor belitan atau generator
sinkron – magnet permanen. Alasannya karena kedua tipe generator ini memungkinkan untuk
membuat generator dengan kutub banyak (perbanyak jumlah kutub rotor) yang kecepatan
putarnya sesuai dengan putaran nominal turbin angin.
Sayangnya generator kutub banyak ini hanya cocok untuk aplikasi PLTB daya kecil, karena
semakin besar daya yang didesain akan menyebabkan generator menjadi lebih besar dan lebih
berat.
KESIMPULAN SEMENTARA : Untuk aplikasi PLTB berdaya rendah dan sedang,
permasalahan penggunaan gerabox dapat dieliminasi dengan mendesain generator kutub
banyak yang menghasilkan listrik secara optimal pada kecepatan angin yang rendah. Solusi
dari permasalahan ini adalah Indonesia harus menguasai teknologi pembuatan generator
kutub banyak.
Bagaimana dengan permasalahan kecepatan angin di Indonesia yang sangat berfluktuasi?
Kecepatan angin di Indonesia sering melonjak selama beberapa saat sehingga membutuhkan
desain sistem PLTB yang dapat menghasilkan daya keluaran generator maksimum pada
kecepatan angin yang berubah-ubah.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 47/80
Jika kita merancang generator pada satu kecepatan angin rendah (low fixed speed ), generator
tidak bisa mengkonversikan energi pada kecepatan angin yang tinggi untuk mengurangi
resiko kerusakan generator.
Sebaliknya, sistem PLTB yang biasanya dipasang di Indonesia memiliki efisiensi konversi
energi yang rendah karena generator dirancang berputar pada kecepatan yang sedikit lebih
tinggi dari kecepatan angin rata-rata. Kedua sistem PLTB ini bukan merupakan solusi sistem
PLTB di Indonesia.
Sistem Turbin Angin Direct Drive dan Variable Speed dengan Generator Sinkron
Magnet Permanen
Dari gambar terlihat bahwa sistem ini memerlukan generator magnet permanen berkutub
banyak, penyearah dioda, konverter DC-DC, dan Inverter. Dengan sistem seperti ini
memungkinkan untuk mendesain turbin angin dapat berputar pada kecepatan poros yang
berubah-ubah.
Variable speed dan direct-drive menggunakan generator magnet permanen
Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan sistem ini antara lain :
Generator bekerja maksimum pada kecepatan angin yang berubah-ubah, atau dengan kata
lain sistem variable speed direct-drive ini dapat mengekstrak daya pada kecepatan putar
turbin berapapun.
Menghindarkan penggunaan roda gigi / gearbox dengan menggunakan generator yang
dapat beroperasi pada putaran rendah (multi-pole generator ).
Tidak menggunakan brush, sehingga biaya perawatan komponen generator dan juga rugi-
rugi daya pada rotor dapat dikurangi. Tidak memerlukan sistem daya untuk medan eksitasinya.
Menggunakan magnet permanen untuk membangkitkan tegangan, sehingga rugi-rugi daya
pada rotor yang biasanya timbul pada generator rotor belitan dapat dihilangkan.
Sedangkan kekurangan sistem ini adalah :
Ukuran generator dapat menjadi besar dan berat.
Generator magnet permanen kutub banyak tidak dijual dipasaran secara umum, butuh
keahlian khusus untuk mendesain generatornya.
Membutuhkan magnet permanen yang mahal dan sulit diperoleh di Indonesia.
Butuh keahlian khusus untuk mendesain rangkaian elektronika daya yang spesifik.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 48/80
Wind Farm (1) : Solusi Pemanfaatan PLTB di Indonesia
Wind Farm (1) : Solusi Pemanfaatan PLTB di Indonesia
Kadek Fendy Sutrisna 13 Januari 2012
Energi listrik adalah bentuk energi yang paling mudah untuk dikonversikan ke dalam bentuk
energi lain, sehingga energi listrik adalah media yang digunakan untuk memindahkan energi
dari satu tempat ke tempat lain untuk digunakan oleh aplikasi-aplikasi di tempat tersebut.
Kemajuan pembangunan saat ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan kelistrikan. Dengan
adanya listrik maka perkembangan berbagai aspek kehidupan masyarakat akan relatif jauh
lebih cepat, hal ini sangat terasa terutama di sektor pendidikan dan industri. Kedua sektor
tersebut kini sangat bergantung pada listrik.
Indonesia adalah negara kepulauan dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa. Namun
rasio elektrifikasi Indonesia masih sangat rendah dan infrastruktur kelistrikan terpusat di
Pulau Jawa. Sebagai contoh, sampai saat ini Bali masih tergantung dengan jaringan listrik
Jawa-Bali untuk pasokan energi listrik. Karenanya, ketika terjadi gangguan koneksi Jawa-
Bali, dampaknya sangat besar bagi Bali yang notabene berkembang dalam industri
kepariwisataannya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya
adalah membangun pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil pada lokasi-lokasi domestik
diluar pulau Jawa. Akan tetapi hal ini kurang tepat untuk dilakukan mengingat harga minyak
dunia yang semakin melonjak dan tentunya bila ditinjau dari aspek lingkungan, pembangkit
listrik dengan bahan bakar fosil menimbukan polusi karbon yang cukup signifikan.
Solusi kedua diantaranya adalah dengan lebih memanfaatan potensi energi terbarukan
domestik yang dimiliki tiap-tiap daerah, seperti pembangkit listrik tenaga bayu/angin
(PLTB), surya (PLTS), mikrohidro, geotermal. Sayangnya, banyak permasalahan yang
dihadapi untuk mengimplementasikan pembangunan pembangkit listrik ini di Indonesia,
antara lain masalah biaya, perawatan, ketersediaan dan teknologi. Selain itu, tanpa adanya
jaringan interkoneksi yang menghubungkan seluruh pulau di Indonesia, renewableenergy akan susah termanfaatkan secara efisien dan ekonomis. Ingat bahwa semua proyek
renewable energy di Eropa dan Amerika sukses karena semua jaringannya terinterkoneksi.
SOLUSI UNTUK PEMANFAATAN PLTB
Sebagai salah satu contoh dapat dilihat dalam proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga
bayu (PLTB) yang saat ini gencar dipertanyakan. Dimana ketersediaan angin di Indonesia
masih dipertanyakan unjuk kerjanya untuk dapat menghasilkan listrik yang kontinu pada
kecepatan angin yang berubah-ubah dengan daya yang besar dan kualitas yang baik.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 49/80
Salah satu teknologi yang dapat mengatasi permasalahan ini adalah penggunaan sistem turbin
angindirect-drive permanet magnet generator yang dapat menghasilkan listrik secara optimal
pada rentang kecepatan angin rendah dan berubah-ubah. Sistem turbin angin ini walaupun
dapat menyelesaikan masalah ketersediaan angin, namun ditinjau dari segi biaya masih cukup
mahal untuk direalisasikan dalam skala besar.
Sebaliknya, bila menggunakan teknologi fixed-speed induction generator, walaupun biaya
yang diperlukan paling murah diantara sistem turbin angin lainnya, namun harus terkoneksi
pada grid agar dapat menghasilkan produksi daya yang optimal pada kecepatan angin yang
berubah-ubah.
Penulis artikel ini mengajukan untuk mencoba suatu sistem turbin angin hybrid antara direct-
drive permanet magnet generator dan fixed speed induction generator yang bertujuan untuk
mereduksi biaya yang dibutuhkan untuk membangun sistem PLTB skala besar. Sistem
gabungan ini menggunakan teknologi direct-drive permanet magnet generator sebagai
pengganti fungsi grid , dan secara bersamaan keuntungan biaya yang murah juga didapatkan
dari penggunaan teknologi fixed speed induction generator.
Disamping itu, dalam artikel ini juga diusulkan penggunaan komponen elektronika daya yang
dapat mengoptimalkan produksi daya dan meminimalisir ukuran sistem yang diusulkan
secara keseluruhan. Dalam hal ini penggunaan trafo diminimalisir karena dinilai membuat
sistem menjadi semakin besar, mahal dan tentunya memiliki nilai susut daya yang cukup
besar dibandingkan dengan menggunakan komponen elektronika daya yang diusulkan.
Referensi sistem pembangkit hybrid tenaga bayu yang dibicarakan pada artikel ini adalahyang memiliki kapasitas diatas 0.5 MW. Tegangan kerja yang digunakan untuk
mendistribusikan listrik ke pusat-pusat beban adalah 11 kV AC. Sistem ini cocok
diaplikasikan untuk membangun desa mandiri.
Semoga artikel ini dapat menjadi suatu langkah awal terhadap solusi dari permasalahan
pemanfaatan energi angin di negara Indonesia.
Wind Farm (2) : Permasalahan dan Tantangan Wind Farm di Indonesia
Wind Farm (2) : Permasalahan dan Tantangan Wind Farm di Indonesia Kadek Fendy Sutrisna
13 Januari 2012
Secara garis besar permasalahan yang harus diatasi pada desain sistem pembangkit listrik
tenaga bayu, diantaranya dapat diringkas sebagai berikut :
1. Karakteristik kecepatan angin di Indonesia yang cenderung fluktuatif : hal ini
menyebabkan sistem turbin angin yang didesain harus mampu menghasilkan listrik pada
kecepatan angin berapapun.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 50/80
2. Mahal : Penggunaan teknologi turbin angin direct-drive permanet magnet generator (agar
dapat menghasilkan listrik secara optimal pada rentang kecepatan angin yang luas)
membuat sistem turbin angin dengan skala besar menjadi mahal.
3. Jaringan Indonesia belum ter-interkoneksi : Penggunaan teknologi fixed-speed
induction generator dapat menekan biaya instalasi PLTB, namun agar dapat menghasilkan
daya aktif sistem ini harus terkoneksi grid . Kesimpulannya desain ini baru akan berhasil
menghasilkan listrik secara ekonomis dan efisien apabila dikoneksikan dengan jaringan
grid yang besar seperti sistem Jawa – Madura – Bali.
4. Lokasi pusat beban yang jauh dengan sumber energi : Biasanya pada PLTB yang
sudah ada masih terhubung langsung dengan pusat beban, sedangkan umumnya jarak
antara lokasi PLTB dan pusat beban cukup jauh, karena belum tentu lokasi pada pusat
beban memiliki potensi angin yang cukup memadai.
5.
Tegangan keluaran PLTB yang rendah : Dibutuhkan saluran distribusi tegangan tinggi
untuk membagikan daya listrik yang biasanya dapat dicapai dengan menggunakan trafo.
Sayangnya penggunaan trafo membuat sistem pembangkit menjadi lebih besar, lebih
mahal dan menghasilkan rugi-rugi tambahan yang cukup signifikan.
TANTANGAN
1. Mendesain sistem turbin angin yang dapat beroperasi secara stand-alone.
2. Mendesain suatu sistem turbin angin yang dapat meminimalisir biaya dengan tingkat
efisiensi yang baik.
3.
Mendesain sistem turbin angin dengan ketersediaan daya yang cukup tinggi.4.
Merancang rangkaian elektronika daya yang dapat meminimalisir penggunaan trafo dan
mengoptimalkan produksi daya PLTB.
Wind Farm (3) : Sistem Turbin Angin
Wind Farm (3) : Sistem Turbin Angin
Kadek Fendy Sutrisna
13 Januari 2012
Konversi energi angin Proses konversi energi listrik yang terjadi pada PLTB pertama kali bermula dari angin yang
berhembus melalui turbin, lalu ditangkap oleh sudu yang kemudian digunakan untuk
memutar rotor. Putaran rotor yang dihasilkan umumnya ditingkatkan putarannya dengan
menggunakan roda gigi sebelum digunakan untuk memutar generator. Hingga tahap ini
proses konversi hanya berupa proses mekanis. Daya mekanis yang ditangkap oleh sudu pada
turbin dapat direpresentasikan secara matematis sebagai berikut:
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 51/80
dimana, (rho) angin adalah kerapatan angin persatuan luas, A rot adalah luas bidang yang
terlingkupi sudu turbin, V angin adalah kecepatan angin, dan Cp adalah koefisien daya yang
nilainya bergantung pada jari-jari rotor, kecepatan putar rotor, dan kecepatan angin:
Generator mengubah energi gerak menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip
induksi magnetik. Pada tahap ini konversi daya memasuki tahap konversi elektris. Kualitas
daya yang dihasilkan pada umumnya diatur dengan menggunakan komponen elektronika
daya. Sehingga tegangan dan frekuensi keluaran generator dapat diatur sedemikian rupa
sesuai dengan kebutuhan.
Apabila energi listrik yang dihasilkan ingin ditransmisikan melalui grid karena jarak pusat
beban dan PLTB cukup jauh, maka tegangan nominal perlu dinaikkan untuk mengurangi
susut daya yang terjadi pada saluran transmisi/distribusi. Demikian sebaliknya pada saat
energi lsitrik tersebut didistribusikan pada konsumen (beban), tegangan nominalnya perlu
diturunkan kembali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 1 Aliran Konversi Energi PLTB
Sistem turbin angin fixed-speed terkoneksi grid dengan generator induksi
Pada awal sejarah digunakannya PLTB sebagai pembangkit listrik, teknologi fixed-
speed terkoneksi grid dengan menggunakan generator induksi – rotor sangkar banyak
digunakan (gambar 2). Alasan utama sistem ini banyak dipakai karena memiliki beberapa
kelebihan diantaranya sangat murah, kokoh, dan sederhana. Selain itu juga, keuntungan
dalam mengekstrak energi secara optimal tanpa menggunakan dummy load pada kondisi
beban rendah juga didapatkan pada sistem turbin angin ini, karena sudah terhubung grid .
Konsep fixed-speed mengandalkan konsep kendali yang dapat menjaga kecepatan putar sudu
turbin pada kecepatan putar konstan. Karena itu, sistem ini dirancang untuk mengekstrak
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 52/80
energi angin secara optimal pada satu tingkat kecepatan angin saja. Hal ini tentunya akan
menjadi kekurangan utama dalam aplikasi PLTB, karena seperti kita ketahui profil kecepatan
angin dapat berubah cepat dalam orde detik. Pada kasus ini, efek nyata dari penggunaan
sistem turbin angin sangat terasa pada produksi daya yang dihasilkan oleh PLTB per
tahunnya jika dibandingkan sistem turbin angin lainnya.
Gambar 2 Sistem Turbin Angin Fixed-Speed Terkoneksi Grid Dengan Generator Induksi
Sistem turbin angin ini hanya menggunakan komponen elektronika soft-starter yang
digunakan untuk mengurangi dampak inrush current (gambar 3) yang terjadi pada saat
pertama kali generator mulai terhubung dengan grid . Pencegahan inrush current ini harus
dilakukan karena bila tidak ditangani akan menyebabkan frekuensi dan tegangan grid akan
berubah secara drastis dan akan mempengaruhi stabilitas komponen yang terhubung
dengannya.
Gambar 3 Inrush Current
Selain itu, apabila grid yang terpasang pada sistem turbin angin lemah (memiliki suplai daya
reaktif yang rendah), sisi keluaran generator harus terhubung dengan kapasitor bank untuk
membantu suplai daya reaktif yang dibutuhkan generator agar dapat menghasilkan daya aktif.
Sistem turbin angin direct-drive dengan generator sinkron magnet permanen
Perkembangan terakhir dari teknologi sistem turbin angin yang ada saat ini sudah banyak
menggunakan komponen generator putaran rendah permanen magnet untuk menghindari
penggunaan roda gigi (gambar 4). Penggunaan roda gigi ( gearbox) dinilai merugikan karena
menimbulkan rugi-rugi daya tambahan pada PLTB dan memerlukan perawatan, pelumasan
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 53/80
secara berkala. Selain itu, nilai lebih dari sistem ini terletak pada kemampuannya
mengkonversikan energi listrik secara optimal pada rentang kecepatan angin berapapun.
Rugi-rugi eksitasi generator pada sistem turbin angin juga dapat dihilangkan dengan
penggunaan permanen magnet yang notabene tidak menghasilkan arus muatan. Sistem ini
sudah teruji kehandalannya baik pada saat beroperasi dengan grid maupun tidak ( stand-
alone). Akhirnya, dari penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya, sistem turbin
angin ini teruji paling baik dari segi efisiensi dan produksi daya per tahunnya.
Sayangnya, dari kelebihan-kelebihan yang telah dikemukakan sebelumnya terdapat beberapa
kerugian yang membuat para developer PLTB menghindari penggunaan sistem direct-
drive,diantaranya karena biaya investasi yang dibutuhkan jauh lebih mahal dari sistem turbin
angin lainnya. Disamping itu, untuk dapat menghasilkan daya yang optimal pada kecepatan
angin yang rendah (<100 rpm) ukuran sistem ini memiliki dimensi yang lebih besar
dibandingkan sistem lainnya, sehingga diperlukan pembangunan infrastruktur tambahan yang
tentunya juga berimplikasi pada bertambahnya biaya yang diperlukan.
Gambar 4 Sistem Turbin Angin Direct-Drive Terkoneksi Grid Dengan Generator Putaran
Rendah Magnet Permanen
Wind Farm (4) : Mendesain Wind Farm
Wind Farm (4) : Mendesain Wind Farm
Kadek Fendy Sutrisna
15 Januari 2012
Pada aplikasi pemanfaatan energi angin ke energi listrik dalam skala besar, biasanyadilakukan dengan cara membangun wind farm yang setiap turbin anginnya dikoneksikan pada
satu bus yang sama. Beberapa turbin angin dipasang di setiap sisi ladang ( farm) sehingga
mampu menghasilkan listrik dari potensi angin lokal secara maksimal untuk memenuhi
kebutuhan pusat beban. Ada beberapa permasalah teknis yang perlu dibahas lebih detail
dalam mendesain turbin angin, yaitu sebagai berikut :
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mendesain :
Menentukan tinggi dari turbin angin – Semakin tinggi kita memasang turbin angin
maka kecepatan anginnya semakin besar. Namun semakin tinggi turbin semakin besar
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 54/80
pula biaya yang dibutuhkan untuk membangun tower turbin. Rata-rata tinggi suatu turbin
angin adalah 30 – 50 meter.
Menentukan jarak antara setiap turbin angin pada wind farm – Terlalu jauh atau
terlalu dekat pemasangan turbin angin pada wind farm akan menyebabkan produksi energi
listrik yang dihasilkan wind farm tidak sebanding dengan biaya pembangunannya dan
energi yang dikonversikan pada wind farm tersebut. Apabila turbin angin dibangun pada
jarak yang terlalu jauh maka pemanfaatan potensi angin pada tempat tersebut akan t idak
optimal. Sementara jika jarak antar turbin angin dibangun terlalu dekat, dapat terjadi
turbulensi pada turbin. Seperti yang ditunjukkan oleh gambar 1, jarak vertikal ideal antara
satu turbin angin dan yang lainnya adalah sebesar 5 kali diameter baling-baling.
Sedangkan jarang horisontalnya adalah 7 kali diameter baling-baling turbin.
Gambar 1 Mendesain jarak antar turbin angin yang ideal Penempatan lokasi PLTB – Tidak semua lokasi pada suatu daerah cocok untuk
dibangun PLTB. Agar mampu menghasilkan energi angin yang besar perlu diadakan
survey pada setiap daerah untuk mengetahui potensi angin lokalnya. Biasanya
kecepatan angin pada suatu daerah juga akan semakin besar pada setiap ketinggian
tertentu.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 55/80
Gambar 2 Data kecepatan angin tahunan di seluruh wilayah Indonesia
Kerapatan udara/angin - Kerapatan udara merupakan fungsi dari temperatur dantekanan udara yang angkanya tidak dapat diperkirakan secara eksak. Kerapatan udara
rata-rata adalah 800 kali lebih rendah dibanding dengan kerapatan air. Sebagai contoh
didaerah puncak gunung memiliki kecepatan angin yang tinggi namun semakin tinggi
gunung semakin mengurangi kerapatan udara di daerah tersebut. Angka kerapatan
udara yang biasa digunakan dalam mendesain turbin angin adalah sebesar 0,1 – 0,5.
Wind Farm (5) : Desain Sistem turbin angin hybrid
Wind Farm (5) : Desain Sistem turbin angin hybrid
Untuk Lokasi Yang Terisolasi
Kadek Fendy Sutrisna
17 Januari 2012
Sistem hybrid yang dimaksud artikel disini merupakan gabungan antara sistem turbin
angin fixed-speed dan direct-drive dimana dalam aplikasinya direncanakan untuk bekerja
pada platform lokasi terisolasi, yaitu pada desa dimana belum terpasang jaringan PLN dan
tentunya memiliki potensi energi angin yang cukup baik. Dalam hal ini, beberapa keunggulan
yang terdapat pada sistem fixed-speed akan digabungkan dengan sistem direct-drive.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 56/80
Seperti kita ketahui pada artikel sebelumnya, sistem fixed-speed bekerja optimal pada saat
terhubung dengan grid untuk membentuk profil tegangan dan frekuensi yang stabil yaitu 380
V, 50 Hz. Hal ini disebabkan karena generator induksi selalu membutuhkan daya reaktif pada
saat beroperasi. Sayangnya, pada lokasi terisolasi, grid ini tidak tersedia. Penggunaan
kapasitor bank diusulkan untuk menggantikan peran grid dalam hal mensuplai daya reaktif
yang dibutuhkan. Namun dalam aplikasinya, apabila pusat beban bersifat induktif
(memerlukan suplai daya reaktif yang besar) akan timbul permasalahan baru pada sistem ini.
Permasalahan timbul karena pusat beban yang bersifat induktif memaksa kapasitor untuk
membagi suplai daya reaktifnya menuju beban dan generator pada waktu bersamaan.
Akibatnya, generator akan kekurangan suplai daya reaktif untuk menghasilkan daya aktif
yang dibutuhkan oleh beban seperti yang ditunjukkan oleh gambar 1.
Gambar 1 Aliran daya reaktif saat turbin angin generator induksi dihubungkan dengan beban
yang induktif
Beberapa cara telah diusulkan peneliti untuk menggunakan baterai sebagai komponen
penyimpan energi pada sistem turbin angin fixed-speed apabila generator menghasilkan daya
yang berlebih. Nantinya, energi yang tersimpan pada baterai ini dapat digunakan pada saat
terjadi konsumsi daya reaktif berlebih pada beban. Dalam hal ini, penggunaan baterai akan
menggantikan peran kapasitor bank untuk mensuplai daya reaktif yang dibutuhkan oleh pusat
beban.
Walaupun baterai dapat mengatasi masalah kebutuhan suplai daya reaktif yang dibutuhkan
oleh pusat beban, namun dibutuhkan kapasitas baterai yang sangat besar untuk menjamin
kehandalan sistem dalam jangka waktu yang lama.
Sistem turbin angin hybrid disini juga diajukan untuk mengatasi kendala yang terjadi pada
sistem turbin angin fixed-speed dengan baterai, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Pada sistem hybrid yang diajukan, kekurangan sebelumnya dapat diatasi dengan hadirnya
sistem turbin angin direct-drive. Sistem turbin angin direct-dirve yang dipakai pada
penelitian ini berfungsi sebagai pengganti peran grid yang dibutuhkan generator induksi.
Selain itu, penggunaan kapasitor bank pada sistem turbin angin hybrid dapat dieliminasi
sehingga dapat mereduksi ukuran sistem secara keseluruhan. Kapasitas baterai yang
dibutuhkan juga tidak terlalu besar dibandingkan dengan sistem terdahulu, sehingga dapat
mereduksi biaya penyediaan baterai yang tentunya cukup mahal.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 57/80
Fitur tambahan juga diusulkan pada sistem turbin angin hybrid untuk mengurangi
penggunaan trafo pada sisi PLTB sistem direct-drive, yaitu menggunakan topologi konverter
DC-DC yang mampu beroperasi pada rasio tegangan yang tinggi. Dengan fitur ini efisiensi,
ukuran, biaya yang dibutuhkan oleh sistem dapat direduksi secara signifikan.
Pada akhirnya, sistem hybrid yang diusulkan dapat meningkatkan nilai ekonomis, efisiensi,
produksi daya per tahun dari sistem turbin angin yang sudah ada sebelumnya.
Secara ringkas fitur-fitur yang digunakan pada sistem hybrid yang diusulkan dapat
dirangkum sebagai berikut :
1. Handal pada saat beroperasi pada lokasi terisolir (belum ada grid ).
2. Menggunakan baterai dengan kapasitas yang tidak terlalu besar.
3. Menghilangkan pengunaan kapasitor bank.
4. Menggunakan generator permanen magnet sehingga terjadi reduksi susut daya karena
topologi generator ini tidak lagi menggunakan komponen gearbox.
5. Mengurangi penggunaan trafo.
6.
PLTB dapat dibangun berjauhan dengan pusat beban, karena sudah terdapat saluran
distribusi lokal.
Gambar 2 Sistem turbin angin hybrid
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 58/80
Gambar 3 Cara kerja PLTB hybrid
ASVC kompesator pada gambar 3 berguna untuk menggantikan peran kapasitor bank sebagai
kompensator daya reaktif untuk sistem fixed speed dari PLTB. ASVC diupayakan terkoneksi
pada salah satu busbar yang masih terhubung dengan masing-masing keluaran generator
untuk sistem fixed-speed . Dengan cara seperti ini, ASVC selain dapat mensuplai daya reaktif
ke masing-masing turbin angin, diharapkan juga komponen ini mampu mengendalikan faktor
daya mendekati satu pada busbar yang terkoneksi. Topologi dari komponen ini dapat dilihat
pada gambar 4 berikut ini. Seperti terlihat pada gambar komponen dasar dari topologi ini
adalah inverter dan baterai.
Gambar 4 ASVC
Rangkaian Elektronika Daya Inverter (Mengubah Tegangan DC – AC)
Topologi Rangkaian Elektronika Daya Inverter (1)
(Cara Mengubah Tegangan DC – AC)
Kadek Fendy Sutrisna
24 September 2011
Inverter adalah salah satu komponen penting catu daya yang berfungsi mengubah sumber
tegangan masukan DC ke bentuk sumber tegangan keluaran AC. Secara definisi, rangkaian
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 59/80
inverter ideal adalah inverter yang tidak menghasilkan riak di sisi masukannya dan
menghasilkan sinyal sinusoidal murni di sisi keluarannya, baik yang terkontrol arus/tegangan,
terkontrol frekuensi, ataupun terkontrol kedua-duanya. Secara umum rangkaian inverter
biasanya digunakan dalam aplikasi pengendali kecepatan motor AC, variable-frequency
drives, UPS/catu-daya AC, pemanas induksi/microvawe, Static VAR Generator, FACTS
(Flexible AC Transmission System), trasnmisi daya HVDC,
ataupun digunakan sebagai
rangkaian rectifier-inverter .
Gambar 1 Aplikasi Inverter : Rangkaian Pengendali Kecepatan Motor AC
Gambar 2 Aplikasi Inverter : Pembangkit Hibrida PV – GD
Ada banyak topologi inverter saat ini bergantung pada jumlah fasa tegangan keluarannya (1-fasa, 3-fasa, dll), metoda pengaturan sinyal kontrol tegangan keluaran ( pulse width
modulation (PWM), pulse amplitude modulation (PAM), gelombang persegi), menurut level
tegangan keluaran, dll. Untuk memudahkan proses penulisan, pada artikel kali dikhususkan
untuk membahas topologi rangkaian inverter 1 fasa. Sedangkan topologi 3 fasa akan dibahas
pada pembahasan selanjutnya.
DASAR TEORI
Cara paling sederhana untuk menghasilkan tegangan AC adalah dengan cara mengatur
keterlambatan sudut penyalaan saklar pada tiap lengan inverter sehingga mampumenghasilkan level tegangan keluaran positip dan negatif yang berulang dengan frekuensi
tertentu, seperti yang ditunjukan oleh gambar 3, 4, dan 5 secara berurutan. Dari gambar
terlihat bahwa dengan menambah jumlah level tegangan keluaran, bentuk gelombang kotak
dapat diubah mendekati tegangan sinusoidal. Jumlah level tegangan keluaran ini dapat
diperoleh dengan teknik penyaklaran dan topologi inverter capasitor-split , diode-
clamped ataupun inverter yang disusun secara kaskade. Pembahasan tentang ini akan dibahas
pada artikel selanjutnya. Sedangkan gambar 6 menunjukan inverter setengah jembatan (half-
bridge) yang dikontrol dengan teknik penyaklaran PWM. Pembahasan tentang teknik
penyaklaran PWM akan dibahas lebih detail juga pada artikel terpisah.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 60/80
Gambar 3 Tegangan AC Kotak 2-level
(tegangan keluaran inverter center tap dan setengah jembatan)
Gambar 4 Tegangan AC Kotak 3-level
Gambar 5 Tegangan AC Kotak 6-level
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 61/80
Gambar 6 Tegangan Sinusoidal AC Hasil Teknik Penyaklaran PWM
Rangkaian Elektronika Daya : Penyearah Daya / Rectifier
Rangkaian Elektronika Daya : Penyearah Daya / Rectifier
Mengubah Tegangan AC Menjadi DC
Kadek Fendy Sutrisna
9 Februari 2012
Pada pembangunan jaringan interkoneksi sistem DC (HVDC), diperlukan suatu konverterelektronika daya yang berfungsi mengubah sistem tegangan bolak-balik AC menjadi sistem
tegangan arus searah DC. Rangkaian elektronika daya ini sering disebut sebagai konverter
penyearah daya atau rectifier .
Pada gambar 1 ditunjukkan peta lokasi pembangunan jaringan interkoneksi yang akan
dibangun oleh PT. PLN yang menghubungkan Pulau Sumatra dan Jawa dengan
menggunakan sistem HVDC. Dari gambar terlihat bahwa jaringan interkoneksi ini
membutuhkan konverter AC-DC di pulau Sumatra dan Jawa. Konverter AC-DC ideal yang
dibutuhkan disini adalah konverter yang mampu menghasilkan tegangan dan arus keluaran
yang bebas riak (DC murni) ; mampu menjaga tegangan dan arus masukan sumber tetap
sinusoidal murni; dan arah aliran daya konverter dapat bolak-balik.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 62/80
Gambar 1 Peta Jaringan interkoneksi sistem arus searah yang akan menghubungkan PulauSumatra dan Jawa
Pada artikel ini akan dibahas secara khusus tentang konverter penyearah daya/rectifier ini.
Untuk sekedar informasi bahwa penyearah daya juga bisa diaplikasikan sebagai rangkaian
konverter yang mengatur kecepatan motor listrik (variabel speed drives; VSD), sebagai UPS,
atau juga sebagai sumber DC untuk peralatan elektronika lainnya. Gambar 2 berikut ini
menunjukkan masing-masing dari rangkaian listriknya untuk setiap aplikasi tersebut.
Gambar 2 Aplikasi dari penyearah daya
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 63/80
JENIS-JENIS RECTIFIER
Dalam mendesai penyearah daya, komponen utama yang digunakan hanyalah saklar
semikonduktor. Dalam hal ini yang sering digunakan dalam implementasinya adalah dioda
dan thyristor. Thyristor adalah adalah sebuah saklar semikonduktor yang secara prinsip
bekerja seperti dioda, namun dapat dikendalikan penyalaannya. Berdasarkan aplikasinya
penyearah/rectifier disini dapat dibagi sebagai berikut :
1.1 Penyearah daya satu fasa dan tiga fasa
Berdasarkan sumber energi listrik masukannya, penyeararah daya dapat dibagi menjadi
dua yaitu penyearah satu fasa dan tiga fasa. Penyearah satu fasa biasanya digunakan pada
aplikasi UPS. adaptor, atau konverter sumber DC lainnya yang memiliki kapasitas daya
yang kecil. Ciri-ciri dari penyearah jenis ini adalah selalu terdapat komponen
penyimpanan energi bisa berupa kapasitor atau baterei untuk mendapatkan penyearah
yang ideal. Pada sisi arus masukan penyearah satu fasa akan timbul harmonisa orde
ganjil yang besarnya tebalik dengan ordenya. Semisal harmonsia orde-3 besarnya 1/3 Is ;
harmonisa orde-5 besarnya 1/5 Is ; dan seterusnya. Sedangkan harmonisa yang timbul
pada penyearah tiga fasa adalah harmonisa orde (6n±1) yang besarnya juga terbalik
dengan nilai orde harmonisanya.
Bentuk gelombang dan persamaan penyearah satu fasa
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 64/80
Bentuk gelombang dan persamaan penyearah tiga fasa
2.1 Penyearah daya setengah gelombang dan jembatan / gelombang penuh
Secara prinsipal, penyearah setengah gelombang bertujuan untuk menyederhanakan
komponen yang digunakan. Rangkaian konverter ini biasanya memerlukan kapasitor
yang cukup besar aga didapatkan penyearah yang ideal. Biasanya faktor daya dari
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 65/80
penyearah setengah gelombang tidak bisa mendekati satu, walopun beban yang
digunakan merupakan resistor murni.
Gambar 3 Penyearah setengah gelombang (a) satu fasa (b) tiga fasa
Sedangkan berikut ini adalah perbedaan karakteristik tegangan dan arus antara penyearah
setengah gelombang dan gelombang penuh :
Penyearah Satu Fasa
(a) Setengah gelombang
(b) Gelombang penuh
Penyearah Tiga Fasa (a) Setengah gelombang
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 66/80
(b) Gelombang Penuh
Konverter AC-AC Pengubah Frekuensi
Konverter AC-AC Pengubah Frekuensi
Kadek Fendy Sutrisna
16 Februari 2012
Untuk menjalankan peralatan berat di dunia industri, terkadang kita membutuhkan suatu
sumber AC dengan amplituda dan frekuensi yang berbeda dengan sumber AC yang
disediakan oleh jaringan jala-jala/grid. Dalam hal ini jala-jala yang disediakan oleh PT.PLN
adalah bertegangan 220 AC 50 Hz.
Untuk mengubah tegangan AC 50 Hz tersebut, biasanya kita menggunakan suatu rangkaian
elektronika daya khusus, konverter AC-AC. Konverter AC-AC yang paling dikenal adalah
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 67/80
cycloconverter, yang mampu menurunkan frekuensi sumber sesuai dengan frekuensi yang
diinginkan.
Aplikasi Cycloconverter dapat dilihat pada industri-industri yang menggunakan motor
induksi berdaya besar dan dengan kecepatan yang rendah seperti industri pengolahan semen,
aplikasi pada rolling ball mill, scherbius drive, mine-winders yang berkapasitas lebih dari 20
MW.
Konverter AC-AC banyak juga dipakai pada sistem pembangkit listrik tenaga angin (PLTB)
berdaya besar, dan kecepatan berubah seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut untuk
sistem PLTB segala aplikasi generator.
(a) Sistem PLTB kecepatan berubah (variable-speed – rotor belitan)
(b) Sistem PLTB kecepatan berubah (variable-speed back to back conventer)
Sistem variable speed (d) dan (e) adalah sistem PLTB yang dibedakan berdasarkan jenis
generator yang digunakan.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 68/80
(c) Sistem PLTB kecepatan berubah (variable-speed) (rotor sangkar)
(d) Sistem PLTB kecepatan berubah (variable-speed – rotor permanen magnet)
CYCLOCONVERTER DAN KONVERTER MATRIK AC-AC Cycloconverter yang berbasis pada thyristor memiliki keterbatasan karena menghasilkan
harmonisa yang tinggi, menghasilkan faktor-daya yang rendah, dan hanya mampu
menurunkan frekuensi sumber. Namun karena hanya thyristor memiliki kemampuan daya
yang besar dan mudah didapat hingga saat kini, untuk penerapan konverter AC-AC berdaya
besar cycloconverter masih merupakan satu-satunya pilihan.
Konverter AC-AC bisa juga didesain dengan menggabungkan 2 buah atau lebih jenis
konverter, yang sering disebut dengan istilah konverter matrik . Konverter matrik ini sering
digunakan sebagai pengganti cycloconverter karena memiliki topologi yang lebih sederhana,
biasanya berupa sistem rectirfier-inverter yang berbasis pada saklar GTO/IGBT. Sayangnya
karena terbatasnya komponen saklar ini, masih sedikit perusahaan yang mampu
memproduksinya dan memasarkannya. Keunggulan teknologi konverter matrik AC-AC ini
adalah sudah mampu mengatasi masalah harmonisa dan faktor-daya. Frekuensinya keluaran
yang lebih tinggi dari sumber juga bisa dengan mudah dihasilkan.
1. CYCLOCONVERTER
Secara sederhana rangkaian elektronika daya cycloconverter satu phasa dapat dilihat pada
gambar 2(a). Untuk lebih mudah memahami kerja rangkaian ini dapat dibayangkan dengan
cara membagi topologi ini menjadi 2 buah rangkaian konverter tyristor-P dan rangkaian
konverter tyristor-N paralel yang nantinya bekerja secara bergantian. Konverter tyristor-P
bekerja untuk membentuk arus keluaran AC pada saat periode positip-nya, sedangkan
konverter tyristor-N bekerja setelahnya untuk membentuk arus keluaran AC pada periode
negatifnya.
Yang perlu penulis tekankan disini, komponen utama yang digunakan pada topologi ini
adalah 8 buah thyristor yang dihubungkan seperti rangkaian penyearah 1 fasa (jembatan
penuh) yang dihubungkan secara anti-paralel.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 69/80
Gambar 2 Prinsip Kerja Single Phase Cycloconverter
Berikut adalah salah satu contoh apabila kita ingin mengubah sumber tegangan AC 50 Hz
menjadi frekuensi yang lebih rendah (pada gambar 3 menjadi 16,67 Hz). Rangkaian
konverter tyristor lengan kiri bekerja sedemikian rupa dengan memainkan sudut
penyalaannya selama 1,5 periode sumber. Konverter tyristor lengan kanan bekerja setelahnya
dengan sudut penyalaan yang sama.
Yang perlu diperhatikan disini adalah ada banyak cara yang bisa digunakan untuk
memainkan sudut penyalaan atau memainkan integral cycle tegangan sumber agar dapat
menghasilkan tegangan AC frekuensi rendah yang memiliki harmonisa yang lebih kecil.
Gambar 3 ini hanyalah salah satu contoh teknik kendali yang paling sederhana.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 70/80
Gambar 3 Bentuk gelombang tegangan masukan dan keluaran cycloconverter
Cycloconverter 3-fasa memiliki topologi yang mirip dengan cycloconverter 1-fasa. Gambar 4
menunjukkan contoh cycloconverter 3-fasa dalam aplikasinya untuk menggerakan motor 3-
fasa.
Gambar 4 Cycloconverter 3-fasaBentuk gelombang keluaran sinus dari cycloconverter dapat diperoleh dengan cara
menambah jumlah pulsa sumbernya. Menggunakan 6-pulsa untuk cycloconverter 1 fasa, dan
12 pulsa untuk cycloconverter 3 fasa.
Gambar 5 (a) adalah bentuk gelombang keluaran dengan sumber masukan gelombang AC 6-
pulsa (3-fasa). Sedangkan gambar (b) adalah bentuk gelombang keluaran dengan sumber
masukan gelombang AC 12-pulsa (6-fasa). Gelombang AC enam fasa dapat dihasilkan
dengan cara menjumlahkan gelombang AC tiga fasa dengan gelombang AC tiga fasa tersebut
yang digeser sudutnya sejauh 30 derajat dengan menggunankan trafo tiga phasa hubungan
wye-delta (trafo penggeser fasa).
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 71/80
Gambar 5 Bentuk Gelombang Keluaran Cycloconverter (a) dengan menggunakan 6-pulsa
(b) dengan menggunakan 12-pulsa
Pada gambar 5, saat cycloconverter dihubungkan dengan beban RL, dapat dilihat bahwa
setiap konverter tyristor pada rangkaian eqivalen pernah bekerja pada fase retifying dan
inverting. Apabila tegangan keluaran dan arus keluaran dari konverter bernilai positip itu
artinya konverter-P bekerja sebagai penyearah. Sedangkan bila tegangan keluaran bernilai
negatif dan arus keluaran bernilai positip itu artinya aliran daya mengalir dari beban ke
sumber, konverter-P bekerja sebagai inverter. Pada fase berikutnya konverter-P akan berhenti
bekerja kemudian konverter-N akan bekerja menggantikan peran konverter-P untukmembentuk fase selanjutnya (arus beban negatif).
Gambar 6 Kondisi kerja konverter-P dan konverter-N saat cycloconverter terhubung dengan
beban RL
MATRIK KONVERTER
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 72/80
Untuk mengubah frekuensi suatu sumber tegangan dapat juga diperoleh melalui dua tahap
berikut, yaitu mengubah sumber AC menjadi DC kemudian diubah lagi menjadi AC
frekuensi tinggi (AC-DC-AC) atau AC-AC-AC, atau biasa disebut DC link dan AC lik.
Untuk menghasilkan tegangan keluaran AC yang memiliki amplituda dan frekuensi yang
bervariasi, biasanya inverter dikendalikan dengan kendali PWM.
Pada prinsipnya AC link dan DC link adalah sama. Yang membedakan hanya, pada AC link,
tegangan bolak-balik sumber dinaikkan menjadi AC frekuensi tinggi terlebih dahulu dengan
menggunkana (rectifier + inverter + transformer frekuensi tinggi), selanjutnya dengan
menggunakan cycloconverter diturunkan lagi frekuensinya sesuai dengan frekuensi yang
diinginkan. Dengan cara ini keterbatasan komponen GTO/IGBT dapat diatasi.
Gambar 6 DC Link Konverter Matrik AC-AC
Sekilas Mengenai Konverter DC-DC
Artikel Pelajaran Elektronika Daya
Sekilas Mengenai Konverter DC-DC (1)
Kadek Fendy Sutrisna
2 September 2011
Power supply atau dalam Bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istrilah catu daya berfungsiuntuk menkonversikan satu bentuk sumber listrik ke beberapa beberapa bentuk tegangan dan
arus yang dibutuhkan oleh satu atau lebih beban listrik. Sistem catu-daya modern saat ini
bekerja dalam mode pensaklaran, switching , dan mempunyai efisiensi yang jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan sistem catu-daya linier. Salah satu komponen utama dari sistem catu
daya mode pensaklaran adalah konverter DC-DC yang akan penulis bahas pada artikel
berikut ini.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 73/80
Gambar 1 Catu Daya Linier Sederhana
Secara umum, konverter DC-DC berfungsi untuk mengkonversikan daya listrik searah (DC)
ke bentuk daya listrik DC lainnya yang terkontrol arus, atau tegangan, atau dua-duanya. Ada
lima rangkaian dasar dari konverter DC-DC non-isolasi, yaitu buck, boost, buck-boost, cuk,
dan sepic.
Pada artikel ini akan dibahas paparan dasar mengenai kelima topologi rangkaian konverter
DC-DC ini. Ada banyak perkembangan pesat topologi baru konverter DC-DC dan juga di
bidang teknologi saklar semikonduktor, teknik untuk mengurangi rugi-rugi penyaklaran,
penentuan tapis, dan rangkaian kendalinya.
DASAR TEORI
Konverter DC-DC berlaku seperti halnya trafo/transformer yang mengubah tegangan AC
tertentu ke tegangan AC yang lebih tinggi atau lebih rendah. Tidak ada peningkatan ataupun
pengurangan daya masukan selama pengkonversian bentuk energi listriknya, sehingga secara
ideal persamaan dayanya dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut :
Konverter DC-DC dapat dibagi menjadi 2 kategori besar, yaitu yang terisolasi dan yang tak
terisolasi. Kata ’isolasi’ disini secara sederhana bermakna adanya penggunaan trafo (isolasi
galvanis) antara tegangan masukan dan tegangan keluaran konverter DC-DC. Beberapa
sumber menyebutkan bahwa konverter DC-DC yang tak terisolasi dengan istilah direct
converter, dan konverter yang terisolasi dengan istilah indirect converter.
TOPOLOGI PENURUN TEGANGAN ( BUCK CONVERTER)
Konverter jenis buck merupakan konverter penurun tegangan yang mengkonversikantegangan masukan DC menjadi tegangan DC lainnya yang lebih rendah. Seperti terlihat pada
gambar 2, rangkaian ini terdiri terdiri atas satu saklar aktif (MOSFET), satu saklar pasif
(diode), kapasitor dan induktor sebagai tapis keluarannya.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 74/80
Gambar 2 Rangkaian konverter DC-DC tipe buck
Untuk tegangan kerja yang rendah, saklar pasif (dioda) sering diganti dengan saklar aktif
(MOSFET) sehingga susut daya pada saklar bisa dikurangi. Apabila menggunakan 2 saklar
aktif, kedua saklar ini akan bekerja secara bergantian, dan hanya ada satu saklar yang
menutup setiap saat. Nilai rata-rata tegangan keluaran konverter sebanding dengan rasioantara waktu penutupan saklar (saklar konduksi/ON) terhadap periode penyaklarannya.
Biasanya nilai faktor daya ini tidak lebih kecil dari 0.2, karena jika dioperasikan pada rasio
tegangan yang lebih tinggi, saklar akan bekerja dibawah keandalannya dan menyebabkan
efisiensi konverter turun. Untuk rasio (Vd/Ed) yang sangat tinggi, biasanya digunakan
konverter DC-DC yang terisolasi atau topologi yang dilengkapi dengan trafo.
Tegangan rata-rata buck converter
Persamaan tegangan buck converter
Analisis riak arus keluaran diperlukan untuk bisa mendesain tapis atau filter keluaran
konverter DC-DC.Dari persamaan di bawah ini, terlihat bahwa untuk mendapatkan riak arus
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 75/80
keluran konverter buck yang kecil , diperlukan tapis induktor (L) yang nilainya akan semakin
kecil dengan meningkatkan frekuensi penyaklaran. Riak arus keluaran konverter DC-DC
akan bernilai maksimum apabila konverter bekerja pada duty cycle (d) = 0,5.
Analisis riak arus buck
Gambar dibawah ini adalah kondisi arus yang mengalir di tapis induktor pada saat konverter
DC-DC bekerja pada kondisi kritis. Yang dimaksud dengan kondisi kritis disini adalah
kondisi dimana arus di induktor mengalir ke beban sampai tepat bernilai nol pada saat saklar
OFF, atau induktor bekerja sebagai sumber arus. Dari gambar terlihat bahwa arus yang
mengalir di induktor sebanding dengan nilai dari riak arus keluaran. Pada kondisi ini, dari
gambar terlihat bahwa nilai riak arus keluran rata-rata sebanding dengan 1/2 riak arus puncak
ke puncak yang dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Penyaklaran pada kondisi kritis
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 76/80
Bentuk gelombang kondisi diskontinu
TOPOLOGI PENAIK TEGANGAN ( BOOST CONVERTER)
Konverter boost berfungsi untuk menghasilkan tegangan keluaran yang lebih t inggi
dibanding tegangan masukannya, atau biasa disebut dengan konverter penaik tegangan.
Konverter ini banyak dimanfaatkan untuk aplikasi pembangkit listrik tenaga surya dan turbin
angin.
Skema konverter jenis ini dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4, dimana komponen
utamanya terdiri atas MOSFET, dioda, induktor, dan kapasitor. Jika saklar MOSFET pada
kondisi tertutup, arus akan mengalir ke induktor sehingga menyebabkan energi yang
tersimpan di induktor naik. Saat saklar MOSFET terbuka, arus induktor ini akan mengalir
menuju beban melewati dioda sehingga energi yang tersimpan di induktor akan turun. Rasio
antara tegangan keluaran dan tegangan masukan konverter sebanding dengan rasioantara periode penyaklaran dan waktu pembukaan saklar. Keunggulan dari
konverter boost adalah mampu menghasilkan arus masukan yang kontiniu.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 77/80
Gambar 3 Rangkaian konverter DC-DC tipe boost
Karena arus masukan konverter dapat dijaga kontinu, pada saat konverter ini diserikan
dengan penyearah dioda, konverter ini tidak menimbulkan harmonisa pada arus sumber
penyearah dioda. Atau dengan kata lain, arus sumber mempunyai bentuk gelombang
mendekati sinusoidal dengan faktor daya sama dengan satu.
Gambar 4 Rangkaian konverter DC-DC tipe boost + penyearah dioda (faktor daya satu)
Persamaan umum boost
Persamaan riak arus boost
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 78/80
Efek Parasitik Komponen
TOPOLOGI PENURUN-PENAIK TEGANGAN ( BUCK-BOOST CONVERTER)
Konverter buck-boost dapat menghasilkan tegangan keluaran yang lebih rendah atau lebih
tinggi daripada sumbernya. Skema konverter ini dapat dilihat pada gambar 4. Rangkaian
kontrol daya penyaklaran akan memberikan sinyal kepada MOSFET. Jika MOSFET OFF
maka arus akan mengalir ke induktor, energi yang tersimpan di induktor akan naik. Saatsaklar MOSFET ON energi di induktor akan turun dan arus mengalir menuju beban. Dengan
cara seperti ini, nilai rata-rata tegangan keluaran akan sesuai dengan rasio antara waktu
pembukaan dan waktu penutupan saklar. Hal inilah yang membuat topologi ini bisa
menghasilkan nilai rata-rata tegangan keluaran/beban bisa lebih tinggi maupun lebih rendah
daripada tegangan sumbernya.
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 79/80
Gambar 5 Rangkaian konverter DC-DC tipe buck-boost
Persamaan umum dan persamaan riak arus keluaran buck boost
Masalah utama dari konverter buck-boost adalah membutuhkan tapis induktor dan kapasitor
yang besar di kedua sisi masukan dan keluaran konverter, karena konverter dengan topologi
seperti ini menghasilkan riak arus yang sangat tinggi. Adapun yang perlu diperhatikan juga
disini adalah tegangan keluaran konverter buck-boost bernilai negatif atau berkebalikan
dengan sumber tegangan masukan.
TOPOLOGI CUK
Seperti halnya tipe buck-boost , konverter DC-DC topologi ini juga dapat menghasilkan
tegangan keluaran yang lebih kecil ataupun lebih besar daripada sumber tegangan. Dengan
tambahan induktor dan kapasitor pada sisi masukan, membuat topologi ini menghasilkan riak
arus yang lebih kecil daripada topologi buck-boost.
Gambar 6 Konverter DC-DC tipe cuk
7/17/2019 E-Book Kompilasi_Kincir Angin
http://slidepdf.com/reader/full/e-book-kompilasikincir-angin 80/80
TOPOLOGI SEPIC
Konverter topologi ini adalah perbaikan dari topologi konverter DC-DC tipe cuk. Konverter
topologi ini memungkinkan untuk menghasilkan tegangan keluaran yang berpolaritas sama
dengan sumber tegangan masukan.
Gambar 7 Konverter DC-DC tipe SEPIC