e. 6 al-quds menurut yahudi

3
AL-QUDS MENURUT YAHUDI Haikal pertama kali, dibangun oleh Nabi Daud as. ketika ia memegang tampuk kekuasaan dengan mengumpulkan batu dari sebuah bukit yang terletak di dekat pintu ‘Amud, yang sekarang bernama “Maghoroh Sulaiman”. Kemudian disempurnakan oleh Nabi Sulaiman as. pada tahun 1005 SM. dengan ukuran panjang, 70 dziro’dan mempunyai lebar, 20 dziro’. Haikal ini dihancurkan untuk pertama kalinya oleh Bukhtanashor yang banyak menawan orang-orang Yahudi. Kemudian direnofasi kembali oleh raja Heriud pada tahun 11 SM.. Setelah kedatangan Thethos, Haikal ini dirobohkan untuk kedua kalinya pada tahun 70 M. dan terakhir pada masa Heidriyan, semua puing-pung bekas Haikal, dimusnahkan secara keseluruhan.(16). Setelah Yahudi mengumumkan penggabungan al-Quds pada tanggal 27 Juni 1967 M, diadakanlah Mu’tamar di al-Quds yang dihadiri oleh para Khokhom (PendetaYahudi) seluruh dunia, menuntut pembangunan Haikal kembali. Menanggapi tuntutan tersebut, Dr. Zerih Varihavtek -menteri agama Israel pada waktu itu- menjawab: “Tidak dipungkiri bahwa tujuan akhir kita adalah mendirikan Haikal, akan tetapi belum tiba waktunya. Apabila telah tiba, maka akan terjadi goncangan yang meluluh-lantakkan al- Aqsho. dan pada saat itu, kita akan membangun Haikal di atas puing-puing reruntuhannya”(17). Al-Quds selalu diagung-agungkan oleh Yahudi, di dalam setiap sembahyang dan upacara ritualnya, dengan cara mengitari pagar dan halaman Tembok Ratapan. Mereka berkeyakinan bahwa tembok ini merupakan tembok luar dari Haikal Sulaiman, yang telah direnofasi oleh Raja Heriud pada tahun 11 SM., akan tetapi mereka lupa bahwa Thethos telah menghancurkannya pada tahun 70 M. dan semua puing- puing reruntuhan tersebut, dimusnahkan oleh Heidriyan yang datang setelahnya, hingga rata dengan tanah.

Upload: hanif

Post on 04-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

sejarah

TRANSCRIPT

Page 1: e. 6 Al-Quds Menurut Yahudi

AL-QUDS MENURUT YAHUDI

Haikal pertama kali, dibangun oleh Nabi Daud as. ketika ia memegang tampuk kekuasaan dengan mengumpulkan batu dari sebuah bukit yang terletak di dekat pintu ‘Amud, yang sekarang bernama “Maghoroh Sulaiman”. Kemudian disempurnakan oleh Nabi Sulaiman as. pada tahun 1005 SM. dengan ukuran panjang, 70 dziro’dan mempunyai lebar, 20 dziro’.

Haikal ini dihancurkan untuk pertama kalinya oleh Bukhtanashor yang banyak menawan orang-orang Yahudi. Kemudian direnofasi kembali oleh raja Heriud pada tahun 11 SM.. Setelah kedatangan Thethos, Haikal ini dirobohkan untuk kedua kalinya pada tahun 70 M. dan terakhir pada masa Heidriyan, semua puing-pung bekas Haikal, dimusnahkan secara keseluruhan.(16).

Setelah Yahudi mengumumkan penggabungan al-Quds pada tanggal 27 Juni 1967 M, diadakanlah Mu’tamar di al-Quds yang dihadiri oleh para Khokhom (PendetaYahudi) seluruh dunia, menuntut pembangunan Haikal kembali. Menanggapi tuntutan tersebut, Dr. Zerih Varihavtek -menteri agama Israel pada waktu itu- menjawab: “Tidak dipungkiri bahwa tujuan akhir kita adalah mendirikan Haikal, akan tetapi belum tiba waktunya. Apabila telah tiba, maka akan terjadi goncangan yang meluluh-lantakkan al-Aqsho. dan pada saat itu, kita akan membangun Haikal di atas puing-puing reruntuhannya”(17).

Al-Quds selalu diagung-agungkan oleh Yahudi, di dalam setiap sembahyang dan upacara ritualnya, dengan cara mengitari pagar dan halaman Tembok Ratapan. Mereka berkeyakinan bahwa tembok ini merupakan tembok luar dari Haikal Sulaiman, yang telah direnofasi oleh Raja Heriud pada tahun 11 SM., akan tetapi mereka lupa bahwa Thethos telah menghancurkannya pada tahun 70 M. dan semua puing-puing reruntuhan tersebut, dimusnahkan oleh Heidriyan yang datang setelahnya, hingga rata dengan tanah.

Hakekat Tembok Ratapan ini, adalah “Pagar al-Bouroq al-Islamy” yang merupakan bagian dari dinding al-Haram al-Syarif (Masjid al-Aqsho) sebelah barat, dengan ukuran panjang, 50 m dan tinggi, 20 m. Tempat tersebut merupakan wakaf kepunyaan Islam, karena termasuk bagian dari al-Haram al-Syarif serta mempunyai hubungan erat dengan peristiwa Isra’ Nabi Muhammad saw. Di namakan Masjid al-Bouroq, karena dindingnya menyatu dengan dinding al-Quds.

kepemilikan tembok Islam ini, telah dilegitimasi oleh Lembaga Internasional. ketika Palestina masih dibawah kekuasaan Inggris, pada tahun 1930 M, dan keputusan ini ditinjau kembali dengan keputusan no. S.18427 pada tanggal 23 Pebruari 1968 M, setelah Israel menduduki al-Quds.

Meskipun orang-orang Yahudi secara defakto tidak mempunyai hak terhadap tembok ini, namun adanya toleransi umat Islam, mereka diperbolehkan untuk mengunjungi tembok ini dan menangis di belakangnya. Oleh karena itu, tembok ini lebih dikenal dengan nama “Tembok Ratapan”, walaupan pada hakekatnya mempunyai nama asli “Tembok Bouroq”.

Dalam kitab Perjanjian Lama (Taurat) yang ditulis oleh para Khokhom (pendeta) Yahudi, menunjukkan bahwa betapa urgennya peranan al-Quds bagi kaum

Page 2: e. 6 Al-Quds Menurut Yahudi

yahudi, betapa besar kerinduan dan ketergantungan mereka terhdap al-Quds. Pada Ishah (pasal) 48 dari kitab perjanjian lama (Hezqial) hal.1257 disebutkan: “Adapun Baitul Maqdis, merupakan kepunyaan pendeta Bani Shodiq yang selalu menjagaku dan mereka tidak menyesatkanku, tatkala Bani Israel tersesat sebagai mana tersesatnya bangsa Lawiy. Bagi mereka hadiah dari hadiah bumi : rumah yang paling suci, diatas batas bangsa lawiy”.

Dalam kitab Daniel, pasal 01, hal.1260 disebutkan: ”Pada tahun ketiga sewaktu Yahuda memerintah, Bukhtanashor (raja Babil) pergi ke Jerussalem untuk mengepungnya”. Dan di dalam kitab Isya’ba, pasal 52, hal.1056-1057 disebutkan: “Bangkitlah.., Bangkitlah.., wahai Zionis..!, pakailah kehormatanmu, pakailah pakaian kecantikanmu, Wahai Jerussalem kota suci..!, karena tidak ada lagi kotoran yang mengenaimu, kibaskanlah dari debu-debu, hai jerussalem bangkitlah, duduklah, bebaslah dari belenggu Wahai putri Zionis, ( dendangkanlah lagu-lagumu bersama, sebab tuhan telah memberi kemuliaan kepada bangsanya, telah menebus Jerussalem.

Di dalam kota al-Quds yang baru, banyak terdapat Biara, Gereja dan Sinagok (tempat peribadatan) Yahudi. Di tempat inilah, banyak Nabi-nabi Yahudi menyampaikan risalah da’wahnya di jalan-jalan. Akan tetapi setelah Roma menguasai al-Quds dan memberantas semua gerakan Yahudi pada tahun 63 SM., hilanglah élan vital Yahudi terhadap al-Quds.

Akhirnya, hilanglah eksistensi Yahudi di al-Quds setelah penyiksaan yang dilakukan oleh Thethos (Raja Roma) terhadap mereka pada tahun 70 M. dan tidak ada lagi denyut kehidupan di al-Quds setelah Adrianus (Raja Roma sesudah Thethos) membumi hanguskan kota tersebut. (18).