durian montong
DESCRIPTION
cara bisnisTRANSCRIPT
DURIAN MONTONG ORANYEDagingnya legit, pohonnya tahan hama
Budidaya mudah, murah, panennya pun berlimpah
Durian montong oranye kini lagi jadi primadona. Selain rasa dagingnya nan legit, pohonnya
lebih tahan hama. Petani pun sudah bisa memanen buah durian ini sejak umur tiga tahun
dengan hasil 100 kg durian per batang. Tak hanya buahnya, bibit durian montong oranye
pun banyak diburu para pehobi tanaman buah.Buah durian merupakan buah berkarakter
kuat. Selain bentuknya yang unik, buah yang memiliki nama latin Durio zibenthinus ini juga
mengeluarkan aroma yang sangat khas. Durian memiliki banyak varian. Salah satunya
adalah durian montong oranye. Jenis durian ini kini menjadi primadona di kalangan pebisnis
tanaman. Menurut Ajie Win, pemilik PD Citra Karya Tani di Bogor, ia mengembangkan jenis
durian tersebut dari durian montong daun pendek yang berasal dari Thailand. Induk durian
yang dibawanya dari Bogor tersebut dikembangkan di Banyumas, Jawa Tengah.Bibit durian
montong oranye pun didapatkan melalui perkawinan silang dengan 50 jenis durian lokal.
"Setelah 10 tahun pengembangan, kami baru memasarkan durian montong oranye ini," ujar
Ajie yang merupakan alumni Universitas Pakuan, Bogor. Menurut Ajie, berbisnis durian ini
sangat menguntungkan karena telah memiliki merek montong yang telah dikenal
masyarakat. Montong oranye pun lebih unggul karena lebih tahan terhadap hama, seperti
hama penggerek batang. "Durian jenis ini lebih tahan hama dibandingkan montong
pendahulunya," kata Ajie.Selain itu, pohon durian mulai berbuah sejak umur tiga tahun.
Berat rata-rata buahnya mencapai 5 kilogram (kg). Petani pun bisa mengunduh hingga 100
kg dalam setiap batang. Harga jual montong oranye di tingkat petani Rp 25.000 per kg .
Adapun harga di tingkat pedagang mencapai Rp 37.500/kg. Ajie yang mempunyai lahan inti
plasma di Banyumas mampu menghasilkan hingga satu ton dalam sekali panen dan
memiliki konsumen tetap di Jabodetabek dan Jawa Tengah. Dalam panen yang hanya sekali
setahun itu, ia mampu menggaet omzet hingga Rp 25 juta. "Rata-rata satu petani
mempunyai 10 batang," ujar Ajie.Tidak harus menunggu panen untuk merasakan laba
durian ini, karena pembudidaya bisa juga untung dari penjualan bibitnya. Ajie yang juga
menjual bibit, lazim menjual bibit setinggi 50 cm dengan akar berkaki dua seharga Rp
50.000. "Kaki dua tersebut berpengaruh pada pertumbuhan tanaman," ujar Ajie.Adapun
bibit setinggi 1,5 meter hingga 2 meter dijual seharga Rp 350.000. Dari penjualan bibit
tersebut ia mengaku memperoleh omzet hingga Rp 25 juta per bulannya. Bagi Sunandar,
pemilik CV Berkah Intisari di Bogor, durian yang dikenal juga dengan nama durian Bhineka
ini mempunyai beberapa karakter khas. Daging buahnya berwarna kuning oranye dan lebih
cerah dibandingkan dengan durian lainnya. Jika dibandingkan dengan durian montong
Thailand, durian ini mempunyai tekstur daging yang lebih legit.Dalam sebulan, ia bisa
menjual hingga 800 kg buah durian dengan harga Rp 23.000 per kg. "Omzet minimal Rp 15
juta sebulan," ujarnya. Sunandar menjual durian ini ke Jakarta, Bandung dan Semarang.
"Permintaan terus meningkat," ujarnya. Seperti pohon durian lainnya, budidaya durian
montong oranye cukup mudah. Pemupukan cukup sekali setahun untuk merangsang
munculnya bunga. Biaya perawatan kebun durian ini berkisar Rp 200.000 hingga Rp
500.000 setiap pohon per tahun. Selain kualitas buahnya yang baik, durian montong oranye
makin diminati para petani karena perawatan dan proses budidaya yang mudah. Durian
montong oranye bisa ditanam dengan jarak 7 x 7 m². Di lahan seluas satu hektare (ha), para
petani bisa menanam hingga 150 pohon. Setelah mencapai umur tiga tahun, durian ini bisa
mulai dipanen. Satu pohon bisa menghasilkan 100 kilogram (kg) buah, dengan berat rata-
rata satu buahnya mencapai 5 kg. Sayang, panen durian hanya berlangsung sekali setahun.
"Untuk menambah penghasilan, petani bisa melakukan penanaman dengan cara tumpang
sari," ujar Ajie Win, pemilik PD Citra Karya Tani di Bogor.Untuk tanaman selingan, petani
bisa menanam sayuran atau pohon jambu kristal di antara pohon durian ini. Dengan cara ini,
petani pun bisa mendapatkan pemasukan rutin tiap bulan, hingga masa panen durian di
tahun berikutnya. Yang penting, di antara pohon durian itu jangan ditanam singkong,
pisang, sengon dan tumbuhan keras lainnya karena bisa membuat bibit tak
berkembang. Untuk pemupukan, pohon durian ini membutuhkan dua macam pupuk yang
ditaburkan sekali setahun. Yakni, pupuk organik dan pupuk anorganik, seperti NPK.
"Pemupukan ini untuk merangsang proses pembungaan tanaman," ujar Sunandar, pemilik
CV Berkah Intisari. Petani juga harus memangkas tunas sekunder setelah musim panen.
Pasalnya, tunas sekunder tersebut bisa menghalangi masuknya cahaya matahari. Sunandar
pun menaksir, biaya perawatan kebun durian ini berkisar Rp 200.000 hingga Rp 400.000 per
pohon dalam setahun," jelas Sunandar. Sementara, dalam perhitungan Aji, total biaya
perawatan durian jenis ini antara Rp 300.000 hingga Rp 500.000. Tanaman buah ini juga
memerlukan tanah yang gembur, supaya akar dapat menancap dalam. Selain itu, tanah
harus memiliki derajat keasaman 6 hingga 6,5. Buah montong muda juga memerlukan
perlindungan dari terpaan angin dan butuh cabang-cabang yang kuat. Permukaan air tanah
tidak boleh kurang dari 150 cm, karena air tanah yang terlalu rendah mengakibatkan buah
kurang manis. Buah yang berumur sebulan akan lebih baik jika diikat ke dahannya, supaya
tidak langsung jatuh jika terkena angin. Masa panen pohon ini biasanya jatuh antara
November hingga Desember. Saat panen maka petani tinggal memotong tali pengikatnya
dan memetik buahnya. Pemotongan tali tersebut dilakukan secara serempak apabila
kematangan buah terlihat sudah merata. Hanya, menurut Aji sering petani kurang sabar
menunggu masa panen pertama. Oleh karena itu, perlu strategi pembiayaan yang baik
untuk bertahan dalam agribisnis durian montong oranye ini. Selain itu, petani juga harus
siap bersaing dengan durian impor yang gencar didatangkan oleh importir buah. "Harus ada
kerja sama yang baik antara petani dan pemerintah dalam mengembangkan jenis buah
lokal ini," pesan Ajie.
Cabai rawit
Manis peluang budidayanya
Sebagai salah satu bumbu dapur, cabai tak boleh ketinggalan dalam menu masakan.
Hampir semua resep masakan Nusantara menggunakan cabai sebagai bumbu masak.
Lantaran permintaannya tinggi, budidaya cabai pun banyak digandrungi petani.Banyak jenis
cabai yang dibudidayakan petani. Salah satu jenis yang belakangan mulai populer adalah
cabai rawit hibrida jenis F1 Sonar. Sebenarnya, cabai hibrida ini sudah mulai banyak
dikembangkan sejak 10 tahun terakhir. Namun, cabai hibrida yang dikembangkan petani
selama ini lebih ke cabai merah besar dan cabai merah keriting. Baru sekitar dua atau tiga
tahun terakhir ini dikenal pula cabai rawit hibrida.Cabai ini memiliki sejumlah keunggulan,
yakni rasanya lebih pedas dan ukurannya lebih besar. Buah berwarna hijau gelap saat
muda, dan berubah merah mengkilat setelah masak. Salah satu pembudidaya cabai rawit
hibrida ini adalah Bahrul Ulum, Ketua Kelompok Tani Kedungrejo, Malang, Jawa Timur. Ia
mengaku, potensi pasar cabai rawit hibrida sangat menjanjikan. Namun, karena cabai ini
butuh perawatan yang lumayan intensif, kelompok taninya baru menanam sekitar 4.000
batang cabai rawit hibrida. Lahan yang dimanfaatkan untuk penanaman cabai hibrida ini
hanya sekitar sepertiga saja dari 1,2 hektare lahan yang ada. "Harga jualnya pernah sampai
Rp 35.000 per kilogram (kg). Tapi, bertani bukan hanya soal harga, soal perawatan juga
harus diperhatikan. Sementara kami belum begitu menguasai cabai hibrida," ujarnya.Bila
perawatannya maksimal, satu batang pohon bisa menghasilkan sekitar 1 kg cabai rawit
hibrida. Dari menanam cabai ini, omzetnya bisa mencapai Rp 128 juta sekali panen. Padahal
dalam setahun bisa lima kali panen. "Panennya dua bulan sekali," ujarnya.Selain buahnya,
penjualan bibit cabai rawit hibrida ini juga lumayan menjanjikan. Salah seorang yang
menekuni bisnis penjualan bibit cabai hibrida ini adalah Wahyu Syan di Jawa Timur. Dalam
sebulan, ia menjual 100 sampai 200 bibit cabai rawit hibrida. Bibit itu dibanderolnya Rp
60.000 per batang. "Sebagian besar pelanggan saya dari luar Pulau Jawa," ujar Wahyu, yang
melakukan pemasaran secara online. Dari usaha ini, omzetnya belasan juta rupiah per
bulan. Bisnis bibit cabai rawit hibrida juga ditekuni Budi, pemilik LMGA Agro di Kediri, Jawa
Timur. Budi menjual bibit masih dalam bentuk biji yang dikemas dalam plastik dengan bobot
10 gram. "Harganya Rp 57.000 per plastik," ujarnya. Dalam sebulan, ia menjual hingga 500
bungkus bibit dengan omzet Rp 27,5 juta. Umumnya, pelanggannya adalah kelompok tani di
Kediri.
Cabe Rawit Hibrida " SONAR"
Harga Rp. 63.000,- /bks @ 10 gram
ket:
- Beradaptasi luas didataran rendah sampai dataran tinggi
- mudah perawatannya
- Tanaman tegak dengan ruas pendek , dan buah sangat lebat.
- Buah berwarna hijau gelap saat muda dan berubah merah mengkilat setelah masak .
- Buah berukuran panjang sekitar 5,5 cm diameter 0,6 cm
- Rasanya sangat pedas
- Umur panen 73 hari setelah pindah tanam
- Potensi hasil sekitar 20 ton / ha .
- Kebutuhan benih sekitar 70-80 gram/ ha.
MULAI BUDIDAYA CABE RAWIT
Dewasa ini bertani cabai hibrida sistem mulsa plastik hitam perak (MPHP) banyak
dipraktekkan pada cabai Hot Beauty, Hero, Long Chili, Ever-Flavor dan cabai Paprika.
Dimungkinkan pula pada usahatani cabai keriting hibrida maupun cabai kecil (rawit, cengek)
hibrida. Alasan utama sistem MPHP digunakan pada cabai-cabai hibrida adalah untuk
mengimbangi biaya pengadaan MPHP dari peningkatan hasil cabai yang lebih tinggi
daripada cabai biasa, sehingga secara ekonomis menguntungkan. Budidaya cabai hibrida
dengan sistem MPHP merupakan perbaikan kultur teknik ke arah yang intensif. Pada
umumnya sistem budidaya cabai di sentra-sentra produksi cabai masih menggunakan benih
lokal dan populasi tanaman per hektarnya tinggi. Populasi yang sangat rapat ini dapat
mengakibatkan penangkapan sinar matahari setiap tanaman berkurang dan kelembaban
udara di sekitar kebun menjadi tinggi. Kelembaban yang tinggi seringkali dapat
meningkatkan serangan hama dan penyakit. Perbaikan kultur teknik budidaya cabai secara
intensif untuk meningkatkan produksi maupun kualitas hasil, diantaranya adalah
penggunaan benih unggul dari varietas hibrida yang bermutu tinggi, penerapan MPHP,
pemupukan berimbang, pengendalian hama dan penyakit, serta cara-cara lain yang khas
seperti pemasangan turus dan perempelan tunas ataupun daun. Kegiatan pokok teknik
budidaya cabai hibrida sistem MPHP meliputi :
PENYIAPAN LAHAN
Dalam budidaya cabai hibrida sistem MPHP, penyiapan lahan harus didahulukan, kemudian
disusul dengan penyiapan benih atau pembibitan. Maksudnya agar tanah sebagai media
tanam benar-benar telah matang dan layak ditanami. Sebaliknya, bila pembibitan
didahulukan, maka penyiapan lahan akan terburu-buru, sehingga tanahnya belum matang
benar dan bibit sudat terlanjur tua. Bibit cabai hibrida umumnya siap dipindahtanamkan dari
persemaian ke lapangan (kebun) pada umur 17 - 23 hari (berdaun 2 - 4 helai). Bila bibit
terlambat dipindahtanamkan (terlanjur tua), pertumbuhan kurang optimal dan produksinya
menurun (rendah).
Persyaratan lahan untuk kebun cabai hibrida sistem MPHP adalah :
1. Tempatnya terbuka agar mendapat sinar matahari secara penuh.
2. Lahan bukan bekas pertanaman yang sefamili, seperti kentang, tomat, terung taupun
tembakau ; guna menghindari risiko serangan penyakit.
3. Lahan yang paling baik adalah berupa tanah sawah bekas tanaman padi, agar tidak
perlu membajak cukup berat.
4. Lahan tegalan (tanah kering) dapat digunakan, asal cukup tersedia air.
PERSIAPAN LAHAN DAN TANAMAN
Tahapan pengolahan tanah dilakukan dengan tata cara sebagai berikut :
Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman atau perakaran dari pertanaman sebelumnya.
Tanah dibajak atau dicangkul sedalam 30 - 40 cm, kemudian dikeringkan selama 7 - 14 hari.
Tanah yang sudah agak kering segera dibentuk bedengan-bedengan selebar 110 - 120 cm,
tinggi 40 - 50 cm, lebar parit 60 - 70 cm, sedangkan panjang bedengan sebaiknya lebih dari
12 meter. Khusus pada tanah yang banyak mengandung air (mudah becek), sebaiknya parit
dibuat sedalam 60 - 70 cm.
Di sekeliling lahan kebun cabai dibuat parit keliling selebar dan sedalam 70 centimeter.
Pada saat 70% bedengan kasar terbentuk, bedengan dipupuk dengan pupuk kandang
(kotoran ayam, domba, kambing, sapi ataupun kompos) yang telah matang sebanyak 1,0 -
1,5 kg/tanaman.
Pada tanah yang pH-nya masam, bersamaan dengan pemberian pupuk kandang dilakukan
pengapuran sebanyak 100 - 125 gram/tanaman.
Pupuk kandang dan kapur pertanian dicampur dengan tanah bedengan secara merata
sambil dibalikkan, kemudian dibiarkan diangin - anginkan selama kurang lebih 2 minggu.
Catatan :
Jika populasi cabai hibrida per hektar antara 18.000 - 20.000 tanaman pada jarak tanam 60
x 70 cm, maka diperlukan pupuk kandang 18 - 30 ton, dan kapur pertanian 1,8 - 2,0 ton.
PENYIAPAN BENIH DAN PEMBIBITAN
Bersamaan dengan terbentuknya bedengan kasar, dilakukan penyiapan benih dan
pembibitan di pesemaian. Untuk lahan (kebun) seluas 1 hektar diperlukan benih + 180 gr
atau 18 bungkus kemasan masing-masing berisi 10 gram. Benih dapat disemai langsung
satu dalam bumbung (koker) yang terbuat dari daun pisang ataupun polybag kecil ukuran 8
x 10 cm, tetapi dapat pula dikecambahkan terlebih dahulu. Sebelum dikecambahkan, benih
cabai sebaiknya direndam dulu dalam air dingin ataupun air hangat 550 - 600 selama 15 -
30 menit untuk mempercepat proses perkecambah-an dan mencucihamakan benih
tersebut. Bila benih cabai akan disemai langsung dalam polybag, maka sebelumnya polybag
harus diisi dengan media campuran tanah halus, pupuk kandang matang halus, ditambah
pupuk NPK dihaluskan serta Furadan atau Curater. Sebagai pedoman untuk campuran
adalah : tanah halus 2 bagian (2 ember volume 10 liter) + 1 bagian pupuk kandang matang
halus (1 ember volume 10 liter) + 80 gr pupuk NPK dihaluskan (digerus) + 75 gr Furadan.
Bahan media semai tersebut dicampur merata, lalu dimasukkan ke dalam polybag hingga
90% penuh. Benih cabai hibrida yang telah direndam, disemaikan satu per satu sedalam 1,0
- 1,5 cm, lalu ditutup dengan tanah tipis. Berikutnya semua polybag yang telah diisi benih
cabai disimpan di bedengan secara teratur dan segera ditutup dengan karung goni basah
selama + 3 hari agar cepat berkecambah. Bila benih dikecambahkan terlebih dahulu, maka
sehabis direndam harus segera dimasukkan ke dalam lipatan kain basah (lembab) selama +
3 hari. Setelah benih keluar bakal akar sepanjang 2-3 mm, dapat segera disemaikan ke
dalam polybag. Cara ini untuk meyakinkan daya kecambah benih yang siap disemai dalam
polybag. Tata cara penyemaian benih ke dalam polybag prinsipnya sama seperti cara di
atas hanya perlu alat bantu pinset agar kecambah benih cabai tidak rusak. Penyimpanan
polybag berisi semaian cabai dapat ditata dalam rak-rak kayu atau bambu, namun dapat
pula diatur rapi di atas bedengan-bedengan selebar 110 - 120 cm. Setelah semaian cabai
tersebut diatur rapi, maka harus segera dilindungi dengan sungkup dari bilah bambu
beratapkan plastik bening (transparan) ataupun jaring net kassa. Selama bibit di pesemaian,
kegiatan rutin pemeliharaan adalah penyiraman 1-2 kali/hari atau tergantung cuaca, dan
penyemprotan pupuk daun pada dosis rendah 0,5 gr/liter air saat tanaman muda berumur
10 - 15 hari, serta penyemprotan pestisida pada konsentrasi setengah dari yang dianjurkan
untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit.
PEMASANGAN MPHP
Sebelum MPHP dipasang untuk menutupi permukaan bedengan, terlebih dahulu dilakukan
pemupukan pupuk buatan secara total sekaligus. Jenis dan dosis pupuk yang biasa
digunakan untuk cabai hibrida adalah sebagai berikut :
Untuk praktisnya dapat menghitung pupuk per bedengan. Misalnya panjang bedengan 12
meter, jarak tanam 60 x 70 cm akan berisi 40 tanaman. Jadi, pupuk yang diperlukan
sejumlah + 4 kg, yang terdiri atas perbandingan 3 ZA : 1 Urea : 2 TSP : 1,5 Kcl, dengan
catatan tiap 100 kg pupuk campuran tadi ditambahkan 1 kg Borate dan 1,5 kg Furadan.
Campuran pupuk buatan ini disebar merata sambil diaduk dan dibalikkan dengan tanah
bedengan. Kemudian bedengan diratakan kembali sambil dirapihkan, dan setelah itu disiram
air secukupnya agar pupuk dapat larut ke lapisan tanah. Pemasangan MPHP sebaiknya
memperhatikan cuaca, yakni pada saat terik matahari antara pukul 14.00 - 16.00 agar
plastik tersebut memanjang (memuai) dan menutup tanah serapat mungkin. Pemasangan
MPHP minimal dilakukan oleh 2 orang. Caranya adalah : tariklah kedua ujung MPHP ke
masing-masing ujung bedengan arah memanjang. Kemudian dikuatkan dengan pasak bilah
bambu berbentuk "U" yang ditancapkan di setiap sisi bedengan. Berikutnya tarik pula
lembar MPHP ke bagian sisi kiri kanan (lebar) bedengan hingga nampak rata menutup
permukaan bedengan. Kuatkan dengan pasak bilah bambu pada setiap jarak 40 - 50 cm.
Bedengan yang telah ditutup MPHP dibiarkan dulu selama + 5 hari agar pupuk buatan larut
dalam tanah dan tidak membahayakan (toksis) bibit cabai yang ditanam.
PENANAMAN
Waktu tanam yang paling baik adalah pagi atau sore hari, dan bibit cabai telah berumur 17 -
23 hari atau berdaun 2 - 4 helai. Sehari sebelum tanam, bedengan yang telah ditutup MPHP
harus dibuatkan lubang tanam dulu. Jarak tanam untuk cabai merah hibrida adalah 60 x 70
cm atau 70 x 70 cm, sedangkan cabai paprika 50 x 70 cm atau 60 x 70 cm. Pembuatan
lubang tanam dapat menggunakan alat bantu khusus yang terbuat dari potongan pipa besi
diisi arang. Penggunaan alat ini dengan cara menempelkan ujung bawahnya pada MPHP
sesuai dengan jarak tanam yang telah ditetapkan. Dengan cara demikian MPHP akan
berlubang berupa bulatan-bulatan kecil berdiameter + 6 - 8 cm. Selain itu, dapat juga
menggunakan alat bantu bekas kaleng susu yang salah satu permukaannya telah dipotong.
Cara penggunaan kaleng bekas susu ini adalah : tutupkan pada calon lubang tanam yang
telah ditetapkan, kemudian putarlah sambil ditekan alakadarnya, maka akan langsung
terbentuk lubang kecil. Cara lain adalah menggunakan pisau silet atau pisau cutter dengan
cara dikeratkan langsung pada MPHP berbentuk bulatan kecil. Bibit cabai hibrida yang siap
dipindahtanamkan segera disiram dengan air bersih secukupnya. Kemudian bersama
dengan polybagnya direndam dalam larutan fungisida sistemik atau bakterisida pada dosis
0,5 - 1,0 gram/liter air selama 15 - 30 menit untuk mencegah penularan hama dan penyakit.
Setelah media semainya cukup kering, bibit cabai hibrida dikeluarkan dari polybag secara
hati-hati. Caranya : ambil polybag berisi bibit sambil dibalikkan dan pangkal batang bibit
cabai dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah. Bagian dasar polybag ditepuk-tepuk secara
pelan dan hati-hati, maka bibit cabai akan keluar bersama akar dan medianya. Bibit cabai
hibrida siap langsung ditanam pada lubang tanam yang tersedia.
Cara penanaman bibit cabai adalah :
mula-mula sebagian tanah pada lubang tanam diangkat kira-kira seukuran media polybag;
kemudian bibit dimasukkan sambil diurug tanah hingga dekat pangkal batangnya cukup
padat. Bibit cabai hibrida yang disemai dalam polybag ini, begitu dipindahtanamkan
langsung tumbuh (segar) tanpa mengalami kelayuan (stagnasi). Selesai tanam, segera
disiram sampai tanahnya cukup basah.
PEMELIHARAN TANAMAN
Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman meliputi : pemasangan ajir (turus), penyiraman
(pengairan), perempelan tunas dan bunga pertama, pemupukan tambahan (susulan),
perempelan daun bawah di bawah cabang, pengendalian hama dan penyakit. Khusus untuk
cabai paprika yang sifatnya peka terhadap sinar matahari yang terik diperlukan naungan
beratap plastik bening (transparan). Pemasangan kerangka naungan ini bisa tunggal per
bedengan, atau 2 bedengan bahkan tiap 4 bedengan; tergantung dari kepraktisan maupun
ketersediaan bahan.
Tata cara pemasangan sungkup (naungan) untuk cabai paprika (atau cabai hibrida di musim
hujan), pada prinsipnya adalah sebagai berikut :
1. Pasang tiang-tiang dari bambu gelondongan setinggi 50 - 80 cm di bagian pinggir
bedengan; arahnya memanjang pada jarak tiap 3-4 meter.
2. Pasang bilah bambu yang bentuknya dilengkungkan setengah lingkaran setinggi 160 -
200 cm dari permukaan tanah. Caranya adalah dengan memasukkan ujung bilah bambu
ke dalam lubang bambu gelondongan yang letaknya berpasangan.
3. Hubungkan antara kerangka sungkup yang satu dengan yang lainnya dengan bilah
bambu yang dipasang memanjang, kemudian ikat dengan tali kawat, hingga akhirnya
sungkup (kerangka) naungan siap dipasang atap plastik bening.
4. Pasang atap plastik bening, dan kuatkan dengan tali pengikat agar tidak mudah lepas
oleh terpaan angin.
Kegiatan pemeliharaan tanaman untuk semua jenis atau varietas cabai hibrida
umumnya meliputi :
Pemasangan ajir (turus)
Cabai hibirida umumnya berbuah lebat, sehingga untuk menopang pertumbuhan tanaman
agar kuat dan kokoh serta tidak rebah perlu dipasang ajir (turus) dari bilah bambu setinggi
125 cm, lebar + 4 cm dan tebalnya + 2 cm. Ajir dipasang (ditancapkan) tegak tiap 3
tanaman cabai 1 ajir secara berjajar mengikuti arah panjang bedengan. Antara ajir dengan
ajir lainnya dihubungkan dengan bilah bambu memanjang (gelagar) tepat pada ketinggian
80 cm dari permukaan tanah. Pemasangan ajir harus sedini mungkin, yakni pada saat
tanaman belum berumur 1 bulan setelah pindah tanam. Hal ini untuk mencegah terjadinya
kerusakan akar tanaman cabai sewaktu memasang (menancapkan) ajir. Khusus untuk cabai
paprika, pemasangan ajir setiap tanaman 1 ajir.
Pengairan (Penyiraman)
Pada fase awal pertumbuhan atau saat tanaman cabai masih menyesuaikan diri terhadap
lingkungan kebun (adaptasi), maka penyiraman perlu dilakukan secara rutin tiap hari,
terutama di musim kemarau. Setelah tanaman tumbuh kuat dan perakarannya dalam,
pengairan berikutnya dilakukan dengan cara dileb setiap 3 - 4 hari sekali. Pengeleban ini
airnya cukup sampai batas antara tanah bagian bawah dengan ujung MPHP. Setelah tanah
bedengan basah, airnya segera dibuang kembali melalui saluran pembuangan. Tanah yang
becek atau menggenang akan memudahkan tanaman terserang penyakit layu. Di lahan
tertentu yang tidak mungkin melakukan pengairan dengan cara dileb, dapat menggunakan
teknik kocoran melalui selang yang dialirkan di antara 4 tanaman. Ujung selang dimasukkan
ke dalam lubang MPHP di tengah-tengah bedengan. Tanaman cabai hibrida di bawah 40
hari, memerlukan pengairan yang intensif dan rutin. Sedangkan tanaman yang sudah
produktif (berbuah) tidak mutlak memerlukan air banyak. Tetapi yang terpenting adalah
menjaga agar tanah tidak kekeringan.
Perempelan
Cabai hibrida umumnya bertunas banyak yang tumbuh dari ketiak-ketiak daun. Tunas ini
tidak produktif dan akan mengganggu pertumbuhan secara optimal. Oleh karena itu, perlu
dilakukan perempelan (pembuangan) tunas samping.
Perempelan tunas samping dilakukan pada tanaman cabai hibrida yang berumur antara 7 -
20 hari. Semua tunas samping dibuang agar tanaman tumbuh kuat dan kokoh. Saat
terbentuk cabang, maka perempelan tunas dihentikan. Biasanya perempelan tunas ini
dilakukan 2 - 3 kali. Tanpa perempelan tunas samping, pertumbuhan tanaman cabai akan
lambat.
Ketika tanaman cabai mengeluarkan bunga pertama dari sela-sela percabangan pertama,
maka bunga ini pun harus dirempel. Tujuan perempelan bunga perdana ini adalah untuk
merangsang pertumbuhan tunas-tunas dan percabangan di atasnya yang lebih banyak dan
produktif menghasilkan buah yang lebat. Kelak tanaman cabai hibrida yang sudah berumur
75 - 80 hari biasanya sudah membentuk percabangan yang optimal. Daun-daun tua yang
ada di bawah cabang dapat dirempel, terutama daun yang terserang hama dan penyakit.
Daun tua tersebut sudah tidak produktif lagi, bahkan seringkali menjadi sumber penularan
hama dan penyakit. Perempelan daun-daun tua ini jangan terlalu awal, sebab pertumbuhan
cabang daun belum optimal. Kesalahan perempelan daun tua, justru berakibat fatal, yakni
menyebabkan tanaman cabai tumbuh merana dan produksinya menurun.
Pemupukan Tambahan (susulan)
Sekalipun tanaman cabai hibrida sudah dipupuk total pada saat akan memasang MPHP,
namun untuk menyuburkan pertumbuhan yang prima dapat diberi pupuk tambahan
(susulan). Jenis pupuk yang digunakan pada fase pertumbuhan vegetatif aktif (daun dan
tunas) adalah pupuk daun yang kandungan Nitrogennya tinggi, misalnya Multimicro dan
Complesal cair. Interval penyemprotan pupuk daun antara 10 - 14 hari sekali, dengan dosis
atau konsentrasi yang tertera pada labelnya (kemasan) pupuk daun tersebut. Pada fase
pertumbuhan bunga dan buah (generatif), masih perlu pemberian pupuk daun yang
mengandung unsur Phospor dan Kaliumnya tinggi, misalnya Complesal merah, Kemira
merah ataupun Growmore Kalsium. Untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah, tanaman
cabai yang berumur 50 hari dapat dipupuk susulan berupa NPK atau campuran ZA, Urea,
TSP, Kcl, (1 : 1 : 1 : 1) sebanyak + 4 sendok makan. Cara pemberiannya adalah dengan
melubangi MPHP diantara 4 tanaman. Kemudian pupuk dimasukkan melalui lubang tersebut
sambil diaduk-aduk dengan tanah dan langsung disiram air bersih agar cepat larut dan
meresap ke dalam tanah. Pemupukan susulan berikutnya masih diperlukan, terutama bila
kondisi pertumbuhan tanaman cabai kurang memuaskan atau karena terserang hama dan
penyakit. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah NPK sebanyak 4-5 kg yang
dilarutkan dalam 200 liter air (1 drum). Pemberiannya adalah dengan cara dikocorkan pada
setiap tanaman sebanyak 300 - 500 cc atau tergantung kebutuhan. Cara pengocoran dapat
dilakukandengan alat bantu corong atau selang sepanjang 0,5 - 1,0 m dimasukkan ke dalam
lubang MPHP dekat pangkal batang tanaman cabai. Pengocoran pupuk larutan ini dapat
dilakukan setiap dua minggu sekali. Varietas cabai hibrida umumnya bisa berbuah cukup
lama, sehingga dapat dipanen beberapa kali (12 - 14 kali), terutama pada hibrida Hot
Beauty dan Hero. Setiap kali selesai panen perlu dipupuk susulan untuk mempertahankan
produktivitas buah. Jenis dan dosis pupuknya adalah berupa NPK atau campuran ZA, Urea,
TSP, KCl, (1 : 1 : 1 : 1) sebanyak 2 sendok per tanaman yang diberikan di antara 2 tanaman
cabai bagian kiri dan kanan. Pada kondisi pertumbuhan tanaman cabai cukup bagus,
pemberian pupuk susulan ini cukup sebulan sekali. Pemupukan Nitrogen pada cabai hibrida
dianjurkan 2 macam sumber N, yaitu ZA san Urea. Pupuk ZA selain mengandung unsur
Nitrogen, juga kaya akan unsur Belerang (S) yang diperlukan untuk pertumbuhan cabai
hibrida secara optimal.
MENGGUNAKAN PLASTIK HITAM PERAK
Mulsa plastik yang dianggap baik di daerah subtropis adalah yang berwarna hitam dengan
ketebalan 50 mikron. Mulsa Plastik Hitam (MPH) sudah membudaya pada tanaman
mentimun, tomat, strawberri dan kubis bunga. Adaptasi atau pengembangan teknologi
sistem Mulsa Plastik dirintis oleh Jepang dan Taiwan yang memperkenalkan Mulsa Plastik
Hitam Perak (MPHP). MPHP ini memiliki dua muka dan dua warna, yaitu muka pertama
berwarna hitam dan muka kedua berwarna perak. Warna hitam untuk menutup permukaan
tanah, warna perak sebagai permukaan atas tempat menanam suatu tanaman budidaya.
Keuntungan bertani sistem MPHP antara lain :
1. Pemberian pupuk dapat dilakukan sekaligus total sebelum tanam.
2. Warna hitam dari mulsa menimbul-kan kesan gelap sehingga dapat menekan rumput-
rumput liar atau gulma.
3. Warna perak dari mulsa dapat memantulkan sinar matahari ; sehingga dapat
mengurangi hama aphis, trips dan tungau, serta secara tidak langsung menekan
serangan penyakit virus.
4. Menjaga tanah tetap gembur, suhu dan kelembaban tanah relatif tetap (stabil).
5. Mencegah tercucinya pupuk oleh air hujan, dan penguapan unsur hara oleh sinar
matahari.
6. Buah cabai yang berada di atas permukaan tanah terhindar dari percikan air tanah
sehingga dapat mengurangi resiko berjangkitnya penyakit busuk buah.
7. Kesuburan tanah karena pemupukan dapat merata, sehingga pertumbuhan dan produksi
tanaman budidaya relatif seragam (homogen).
8. Praktis untuk melakukan sterilisasi tanah dengan menggunakan gas fumigan seperti
Basamid-G, karena fungsi MPHP mempercepat proses pembentukan gas zat fumigan
tanpa harus membeli plastik khusus.
9. Secara ekonomis penggunaan MPHP dapat mengurangi pekerjaan penyiangan dan
penggemburan tanah, sehingga biaya pengadaan MPHP dapat dialokasikan dari biaya
pemeliharaan tanaman tersebut.
10. Pada musim kering (kemarau), MPHP dapat menekan penguapan air dari dalam tanah,
sehingga tidak terlalu sering untuk melakukan penyiraman (pengairan).
PANEN CABAI HIBRIDA
Panen cabai hibrida sangat dipengaruhi oleh faktor jenis atau varietasnya, dan lingkungan
tempat tanam. Di dataran rendah, umumnya cabai mulai dipanen pada umur 75-80 hari
setelah tanam. Panen berikutnya dilakukan selang 2-3 hari sekali. Sedangkan di dataran
tinggi (pegunungan), panen perdana dapat dimulai pada umur 90-100 hari setelah tanam.
Selanjutnya pemetikan buah dilakukan selang 6-10 hari sekali. Khusus untuk sasaran
ekspor, panen cabai dipilih pada tingkat kemasakan 85% - 90% saat warna buah merah-
kehitaman. Di dataran rendah, panen cabai untuk tujuan ekspor dapat diatur 2 hari sekali ;
sedangkan di dataran tinggi antara 4-6 hari sekali. Pada cabai paprika, persyaratan layak
panen adalah bila buahnya telah mencapai ukuran maksimal, hampir matang tetapi
warnanya masih hijau. Buah cabai paprika yang dipanen terlalu muda bobotnya akan
menurun secara drastis dan kurang tahan angkut (cepat rusak). Sebaliknya, buah cabai
paprika yang dipanen terlalu matang atau warnanya sudah merah, maka kualitasnya kurang
disukai pasar (konsumen). Kecuali beberapa varietas cabai paprika memang khusus untuk
dipanen buah merah ataupun buah kuning.
Cara panen cabai hibrida adalah memetik buah bersama tangkainya secara hati-hati di saat
cuaca terang. Hasil panen dimasukkan ke dalam wadah, kemudian dikumpulkan di tempat
penampungan. Pada pertanaman yang baik, dapat menghasilkan produksi antara 20-40
ton/ha. Khusus cabai paprika minimal dapat menghasilkan 5-10 ton/hektar, harga jualnya
lebih mahal dibanding dengan jenis-jenis cabai lainnya.
PASCA PANEN CABAI HIBRIDA
Cabai Segar
1. Pemilihan buah (seleksi dan sortasi)
2. Di tempat penampungan, buah-buah cabai dipilih berdasarkan warna merah, masih
kehitaman; dan juga dipisahkan antara buah sehat dengan buah sakit atau rusak
(busuk).
3. Pengkelasan (klasifikasi)
4. Khusus untuk diekspor dilakukan pengkelasan, yaitu dipilih buah-buah cabai yang
panjangnya minimal 11 cm, bentuk buah lurus, dan tidak terlalu matang.
5. Pewadahan (pengemasan)
6. Untuk sasaran pasar lokal, pewadahan cabai dapat dilakukan dalam karung plastik yang
tembus udara ataupun keranjang bambu.
7. Untuk sasaran pasar ekspor, buah-buah cabai ditata rapi dalam kardus-kardus ukuran 30
x 40 x 50 cm berisi + 20 kg, dan berventilasi atau dibuatkan lubang-lubang kecil.
8. Penyimpanan
9. Penyimpanan sementara sebelum dipasarkan, sebaiknya di tempat (ruang) yang teduh
dan cukup lembab, serta sirkulasi udara baik.
10. Bila fasilitas penyimpanan memungkinkan, dapat dilakukan dalam ruang dingin (cold
storage) yang suhunya rendah antara 2-15 derajat Celcius dan kelembabannya tinggi
sekitar 90%-95% agar tetap segar selama + 20 hari.
11. Cabai Kering
12. Pemasaran cabai kering memiliki beberapa keuntungan, diantaranya memudahkan
pengangkutan, produk-nya dapat dikemas secara ringkas dan tahan lama.
13. Pembersihan
14. Buah-buah cabai dipilih yang sudah matang (berwarna merah), kemudian dicuci bersih
dan tangkainya dibuang.
15. Pembelahan
16. Setelah buah cabai ditiriskan, segera dibelah dan dibuang biji-bijinya.
17. Perendaman sesaat dalam air hangat (blanching)
18. Buah-buah cabai segar segera dicelupkan ke dalam air mendidih yang telah dicampur
Kalium Metabisulfit 0,2%. Lama perendaman + 6 menit, kemudian disusul pencelupan ke
dalam air dingin. Tujuan blanching adalah untuk menambah ketahanan warna buah
sehingga tidak cepat berubah terjadi coklat (browning).
19. Pengeringan
20. Pengeringan cabai dapat dilakukan secara alami (sinar matahari) selama 7-10 hari,
ataupun dengan alat mekanis yang bersuhu 600 C sehingga dapat kering selama 12-20
jam. Pengeringan dengan alat mekanis memiliki beberapa keuntungan, antara lain
waktunya relatif singkat, bersih, dan kadar air dapat seminim mungkin + 10%.
21. Penyimpanan
Cabai kering dapat dikemas dalam kantong ataupun karung plastik tertutup rapat.
Tempat penyimpanannya yang baik adalah ruangan kering dengan kelembaban 70%.
Kami menjual komoditi benih cabe rawit Hibrida (F1) SONAR Spesifikasi:
1. Produk Cap Kapal Terbang
2. Cocok untuk dataran rendah - tinggi
3. Tanaman mudah perawatannya dengan ruas pendek dan buah lebat
4. Buah berwarna hijau gelap saat muda
5. Buah merah menyala saat buah tua, dengan rasa sangat pedas
6. Panjang buah 5.5 cm, diameter 0,6 cm umur panen 73 hari, potensi 20 ton
7. Kebutuhan benih 80 gram / ha