dukungan orang tua yang memiliki anak...

96
DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI RSU KABUPATEN TANGERANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Oleh: AMANDA FEBRIANI PUTRI 1111104000046 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Upload: trannhi

Post on 30-Jan-2018

227 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAKDENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI RSU

KABUPATEN TANGERANG

SkripsiDiajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh:AMANDA FEBRIANI PUTRI

1111104000046

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI
Page 3: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

SCHOOL OF NURSING

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OFJAKARTA

Undergraduate Thesis, December 2015

Amanda Febriani Putri, NIM: 1111104000046

Parents Support of Child with Leukemia aged 6-12 Years in RSU KabupatenTangerang

xvi + 65 pages + 1 figure + 5 attchments

ABSTRACT

Illness and hospitalization in children no exception in children aged 6-12 yearswere a stressful situation. Therefore it was needed an external coping resourceslike parents support who may influence child's reaction to the disease so that thechild was able to adapted with the illness. This research aimed to explore aboutparents support who had child with leukemia aged 6-12 years. This qualitativeresearch used phenomenological descriptive design. The participants of thisresearch were parents who had child with leukemia aged 6-12 years that obtainedby purposive sampling. Data were collected using in-depth interview method andanalyzed using Collaizi techniques. The results of this research found five themes:1) the efforts of parents faced of leukemia in children of school age; 2) financialsupport of parents faced of leukemia in children of school age; 3) the informationwas provided by parents for caring of school-age children with leukemia; 4)emotional support of parents for taking care of school-age children with leukemia;and 5) social support for school-age children with leukemia. Further researcherswere expected to conduct research on the factors that influence the support and theparents support of father and mother perception.

Keyword : parents, support, child, leukemiaReference : 69 (years 1994-2015)

Page 4: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

iv

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Desember 2015

Amanda Febriani Putri, NIM: 1111104000046

Dukungan Orang Tua yang Memiliki Anak dengan Leukemia Usia 6-12tahun di RSU Kabupaten Tangerang

xvi + 65 halaman + 1 bagan + 5 lampiran

ABSTRAK

Keadaan sakit dan hospitalisasi pada anak tak terkecuali pada anak usia 6-12tahun merupakan keadaan yang menimbulkan stres. Maka dari itu dibutuhkansumber koping eksternal yaitu dukungan orang tua yang dapat mempengaruhireaksi anak terhadap penyakitnya sehingga anak mampu beradaptasi dengankondisi sakitnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengekplorasi dukungan orangtua yang memiliki anak dengan leukemia usia 6-12 tahun. Penelitian inimerupakan penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi deskriptif. Partisipanpenelitian ini adalah orangtua yang memiliki anak dengan leukemia usia 6-12tahun yang diperoleh melalui purposive sampling. Pengumpulan data denganmetode wawancara mendalam dan dianalisis dengan metode Collaizi. Hasilpenelitian ini ditemukan lima tema yaitu: 1) Upaya orang tua dalam mengatasimasalah leukemia pada anak usia sekolah; 2) Dukungan pembiayaan orang tuadalam mengatasi masalah leukemia pada anak usia sekolah; 3) Informasi yangdiberikan orang tua untuk perawatan anak usia sekolah dengan leukemia; 4)Dukungan emosional orang tua selama merawat anak usia sekolah denganleukemia; dan 5) Dukungan sosial untuk anak usia sekolah dengan leukemia.Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan dan dukungan orang tua dari persepsi ayahdan ibu.

Kata kunci : dukungan, orang tua, anak, leukemiaDaftar Bacaan : 69 (tahun 1994-2015)

Page 5: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI
Page 6: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI
Page 7: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI
Page 8: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : AMANDA FEBRIANI PUTRI

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 5 Februari 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. H. Mansur RT 001 RW 03 No. 88

HP : +6285711969198

E-mail : [email protected]

Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/

Program Studi Ilmu Keperawatan

PENDIDIKAN

1. Sekolah Dasar Negeri 08 Cipondoh 1999-2005

2. SMP Negeri 4 Tangerang 2005-2008

3. SMA Negeri 2 Tangerang 2008- 2011

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011- sekarang

Page 9: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,

hidayah, dan ridha-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul

“Dukungan Orang Tua yang Memiliki Anak dengan Leukemia Usia 6-12

tahun di RSU Kabupaten Tangerang” dapat penulis selesaikan. Shalawat dan

salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa

umatnya dari zaman kebodohan hingga zaman yang penuh dengan ilmu

pengetahuan.

Skripsi ini disusun sebagai langkah awal untuk memenuhi salah satu

syarat guna mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) UIN Jakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

segala kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan skripsi ini akan

penulis terima dengan hati terbuka dan rasa terima kasih.

Banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan yang tak

terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Arif Sumantri, S.K.M., M.Kes, selaku dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Maulina Handayani, S.Kp., M.Sc, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 10: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

x

3. Ibu Eni Nuraini Agustini, S.Kep, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing I

skripsi yang telah meluangkan waktu, memberi arahan dan bimbingan

dengan sabar kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini.

4. Ibu Puspita Palupi, S.Kep, M.Kep, Ns.Sp.Kep.Mat selaku Dosen

Pembimbing II skripsi, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang

telah meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan

sabar kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini.

5. Segenap Staf Pengajar dan karyawan di lingkungan Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya

kepada penulis selama duduk di bangku kuliah.

6. Segenap Jajaran Staf dan Karyawan Akademik serta Perpustakaan

Fakultas yang telah banyak membantu dalam pengadaan referensi

sebagai bahan rujukan skripsi.

7. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah mendidik, mencurahkan semua

kasih sayang, mendo’akan keberhasilan penulis, serta memberikan

bantuan baik moril maupun materil kepada penulis selama proses

menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa, kakak dan adikku tercinta, Bina

Rizky Amalia dan Muhamad Farhan Ramadiyanto serta seluruh

keluargaku yang selalu memberikan semangat tanpa pamrih.

8. Teman-teman PSIK 2011 yang telah berjuang bersama selama ini.

Sahabat terbaikku Mega Pertiwi, Ismaniar Tawakal, dan Nindya

Nurfitriani Azhar yang berjalan dan berjuang bersama, menghibur,

memberi masukan, mendengarkan keluh kesah dan mengundang tawa

Page 11: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

xi

penulis selama menyelesaikan skripsi ini dan semua pihak yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah mendo’akan selama

proses pembuatan skripsi ini.

Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih

jauh dari sempurna, namun penulis harapkan semoga tulisan ini dapat

bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Jakarta, Desember 2015

Penulis

Page 12: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

xii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul .............................................................................................. iPernyataan Keaslian Karya ........................................................................... iiAbstract ......................................................................................................... iiiAbstrak .......................................................................................................... ivPernyataan Persetujuan ................................................................................. vLembar Pengesahan ...................................................................................... viDaftar Riwayat Hidup .................................................................................. viiiKata Pengantar .............................................................................................. ixDaftar Isi ....................................................................................................... xiiDaftar Singkatan ........................................................................................... xivDaftar Bagan ................................................................................................. xvDaftar Lampiran ............................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7C. Tujuan ...........................................................................................7D. Manfaat Penelitian ..............…………………………………......8E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 9

A. Dukungan Sosial .....………………………………………..........91. Pengertian Dukungan Sosial.................................................. 92. Jenis Dukungan Sosial .......................................................... 10

B. Orang tua ...........……………………………………………....... 111. Pengertian Orang tua .............................................................112. Peran Orang tua .....................................................................123. Strategi Koping yang digunakan Orang Tua ........................ 12

C. Leukemia pada Anak ..............……………………………..........121. Pengertian Leukemia .............................................................132. Faktor Risiko Leukemia ........................................................ 133. Manifestasi Klinis ................................................................ 144. Klasifikasi Leukemia .............................................................155. Penatalaksanaan Terapeutik ................................................. 15

D. Anak Usia Sekolah (6-12 tahun) .......………………………....... 171. Pertumbuhan dan perkembangan fisik .................................. 172. Perkembangan motorik ......................................................... 173. Perkembangan kognitif ......................................................... 184. Perkembangan psikososial .................................................... 185. Perkembangan emosional ......................................................19

Page 13: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

xiii

6. Perkembangan psikoseksual ................................................. 19E. Asuhan berpusat pada keluarga (Family-Centered Care) .............19

1. Pengertian Family-Centered Care ........................................ 192. Prinsip Utama Family-Centered Care .................................. 203. Outcome Family-Centered Care .......................................... 214. Keunggulan Family-Centered Care ..................................... 21

F. Kerangka Teori ......……………………………………….......... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..………………………........... 24

A. Definisi Istilah ..........……………………………………............ 24B. Desain Penelitian ......……………………………………............24C. Waktu dan Lokasi Penelitian .........………………………...........26D. Partisipan Penelitian .........………………………………............26E. Pengumpulan Data ...........………………………………............ 27F. Teknik Analisa Data .........………………………………............29G. Keabsahan Data .....………………………………………...........30H. Etika Penelitian .....…………………………………………........33

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................. 35

A. Karakteristik Partisipan ................................................................ 35B. Hasil Analisis Tematik ................................................................ 36

BAB V PEMBAHASAN ............................................................................ 45

A. Interpretasi Hasil Penelitian dan Diskusi ..................................... 45B. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 62

BAB VI PENUTUP ................................................. ................................... 64

A. Kesimpulan ...................................................................................64B. Saran .............................................................................................64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

xiv

DAFTAR SINGKATAN

ALL : Acute Limfositic Leukemia

FAB : French-American-British

Kemenkes : Kementerian Kesehatan

LGK : Leukemia Granulositik Kronis

LLA : Leukemia Limfositik Akut

LMA : Leukemia Mieloblastik Akut

LMK : Lemukenia Myeloid Kronis

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

RSU : Rumah Sakit Umum

SD : Sekolah Dasar

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SSP : Sistem Saraf Pusat

WHO : World Health Organization

Page 15: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

xv

DAFTAR BAGAN

Halaman

2.1 Kerangka Teori ....................................................................................... 23

Page 16: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Penjelasan penelitian

Lampiran 2: Lembar persetujuan menjadi partisipan

Lampiran 3: Pedoman wawancara

Lampiran 4: Surat izin penelitian

Lampiran 5: Matriks analisis tematik

Page 17: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker adalah penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan sel yang tidak

memiliki tujuan, bersifat parasit dan tumbuh dengan merugikan manusia

sebagai pejamu (Brooker, 2009). Kanker termasuk salah satu penyakit tidak

menular (noncommunicable disease) yang menjadi masalah kesehatan utama

baik di dunia maupun di Indonesia. Menurut data International Agency for

Research on Cancer (2014) insiden kanker meningkat dari 12,7 juta kasus

pada tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus pada tahun 2012. Di Indonesia,

prevalensi penyakit kanker menurut diagnosis dokter atau gejala mencapai

1,4‰ (Riskesdas, 2013 dalam Kemenkes RI, 2014).

Kanker dapat menyerang siapa saja termasuk anak-anak. Menurut data

dari WHO (2008), setiap tahun penderita kanker pada anak di dunia

meningkat sekitar 6,25 juta orang sehingga jumlahnya mencapai 110-130

kasus per satu juta anak per tahun. Di Amerika, kanker yang paling umum

pada anak-anak usia 0-14 adalah leukemia limfositik akut (26%), kanker otak

dan sistem saraf pusat (SSP) (21%), neuroblastoma (7%), dan lymphoma

non-Hodgkin (6%) (American Cancer Society, 2014). Di Indonesia, leukemia

merupakan kanker tertinggi pada anak sebesar 2,8 per 100.000 anak, kanker

bola mata/retinoblastoma 2,4 per 100.000 anak, osteosarkoma 0,97 per

100.000 anak, limfoma 0,75 per 100.000 anak, kanker nasofaring 0,43 per

100.000 anak. Kasus kanker pada anak-anak mencapai 4,7% dari kanker pada

Page 18: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

2

semua umur (Kemenkes, 2013). Angka kematian akibat leukemia di

Indonesia mencapai 50-60% karena terbatasnya pengetahuan masyarakat

tentang bahaya kanker, umumnya penderita datang berobat ketempat yang

salah dan baru memeriksakan diri ke sarana pelayanan kesehatan ketika

stadiumnya sudah lanjut, sehingga biaya pengobatan lebih mahal (Yayasan

Kanker Indonesia, 2012).

Sampai saat ini, apa yang menjadi penyebab leukemia belum diketahui

dengan pasti. Sementara apa yang menjadi faktor risiko dapat diketahui dari

beberapa penelitian yang telah dilakukan, di antaranya adalah penggunaan

pestisida, medan listrik, riwayat keguguran pada ibu, radiasi, bahan kimia

(benzen), virus, kelainan genetik, ibu yang umurnya relatif tua saat

melahirkan, ibu yang merokok saat hamil, konsumsi alkohol saat hamil,

penggunaan marijuana saat hamil, medan magnet, pekerjaan orang tua, berat

lahir, urutan lahir, radiasi prenatal dan postnatal, vitamin K, serta diet (Jullie,

dkk, 1994 dalam Simanjorang, dkk, 2010). Gejala klinis yang muncul pada

anak dengan leukemia yaitu pilek tidak sembuh-sembuh, pucat, lesu, demam,

anoreksia dan penurunan berat badan, ptekie, memar tanpa sebab, nyeri pada

tulang dan persendian, nyeri abdomen, limfadenopati, dan

hepatosplenomegali (Suriadi dan Yuliani, 2010).

Salah satu pengobatan yang ditempuh untuk leukemia adalah kemoterapi.

Kemoterapi membutuhkan waktu yang lama, bisa bertahun-tahun. Di

samping itu, kemoterapi memiliki berbagai efek samping yang menimbulkan

ketidaknyamanan pada anak, seperti nyeri akibat mukositis, diare, mual, dan

lain-lain (Pernomo, dkk., 2006). Pelaksanaan pemberian obat kemoterapi dan

Page 19: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

3

pemantauan kemajuan pengobatan secara rutin menyebabkan anak harus

beberapa kali berkunjung dan dirawat di rumah sakit. Sakit dan hospitalisasi

merupakan situasi yang menimbulkan stres pada anak. (Wong, 2009). Stres

yang dialami pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya

perilaku yang ditunjukkan petugas kesehatan (dokter, perawat dan tenaga

kesehatan lainnya), pengalaman hospitalisasi anak, support system atau

dukungan keluarga yang mendampingi selama perawatan (Nursalam,

Susilaningrum & Utami, 2008).

Keadaan sakit dan hospitalisasi menjadi stresor bagi anak saat dirawat di

rumah sakit, yang ditunjukkan dengan adanya perubahan beberapa perilaku

pada anak. Selain itu, cemas akibat perpisahan, kehilangan kendali, cedera

tubuh dan nyeri menjadi stressor tambahan bagi anak saat hospitalisasi

(Wong, 2009). Hasil penelitian Doloksaribu (2011) menyatakan bahwa

stressor akibat proses hospitalisasi diperoleh dari 3 sub tema, yaitu perpisahan

yang menyedihkan, lingkungan yang menakutkan dan sikap petugas

kesehatan. Anak merasa khawatir ketika berpisah dari orang tuanya,

menjalani terapi pada lingkungan yang asing, serta berinteraksi terhadap

petugas kesehatan yang bersikap kurang menyenangkan.

Apabila masalah tidak teratasi, maka hal ini akan menghambat proses

perawatan anak dan kesembuhan anak itu sendiri. Upaya mengatasi masalah

yang timbul pada anak dalam upaya perawatan di rumah sakit, difokuskan

pada intervensi keperawatan dengan cara meminimalkan stresor,

memaksimalkan manfaat hospitalisasi dan memberi dukungan psikologis

pada anggota keluarga (Wong, 2009).

Page 20: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

4

Selain menghadapi stresor akibat penyakit yang dialaminya, anak juga

memiliki tahap tumbuh kembang yang harus dicapai sesuai dengan umur

mereka. Anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal bila didukung

oleh lingkungan biologis, fisik dan psikososial. Aspek fisik dan biologis

seperti ketersediaan nutrisi, kerentanan terhadap penyakit, kondisi

lingkungan, mempengaruhi kemampuan anak mencapai tumbuh kembang

anak yang optimal, begitu pula aspek psikososial seperti hubungan

interpersonal, stress dan koping pada anak juga ikut mempengaruhi tumbuh

kembang anak (Hockenberry & Wilson, 2009).

Perkembangan kepribadian dan psikososial anak dengan leukemia dapat

mengalami gangguan. Penelitian Vina (2008) pada anak penderita kanker di

Rumah Sakit Kanker Dharmais dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

menunjukkan bahwa terdapat adanya perbedaan kepribadian antara anak

penderita kanker dengan anak bukan penderita kanker. Berdasarkan penelitian

tersebut disimpulkan bahwa penyakit kanker dapat mengganggu

perkembangan emosional dan psikososial anak.

Anak yang menjalani perawatan di rumah sakit merespon terhadap

penyakit sangat bervariasi tergantung pada usia dan pencapaian tugas

perkembangan anak (Hidayat, 2009). Terlebih pada anak usia 6-12 tahun

dikarenakan anak usia sekolah merupakan usia di mana anak sedang aktif

menggunakan otot-otot kasar mereka daripada otot-otot halus. Dengan adanya

kondisi sakit tidak memungkinkan anak untuk melakukan aktivitas motorik

kasar, sehingga anak-anak tidak aktif. Selain itu, menurut Freud, anak berusia

6-12 tahun berada pada tahap perkembangan fase laten. Pada fase ini, anak

Page 21: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

5

sering bermain di luar dan mencari banyak teman untuk bermain sehingga

pertumbuhan intelektual dan sosial mulai terbentuk (Riyadi, 2009). Adanya

suatu penyakit pada diri anak menyebabkan fase ini terhambat di mana

mereka akan lebih sering berada di rumah dibandingkan di luar rumah.

Adanya penyakit yang serius dan kronik pada salah satu anggota

keluarga biasanya mempunyai dampak besar pada sistem keluarga, terutama

pada struktur peran dan pelaksanaan fungsi keluarga (Campbell, 2000 dalam

Friedman, Bowden, & Jones, 2013). Keluarga mungkin harus beradaptasi

terhadap stresor. Adaptasi keluarga adalah proses di mana keluarga

mempertahankan keseimbangan sehingga keluarga dapat memenuhi tujuan

dan tugasnya, mengatasi stres, dan meningkatkan pertumbuhan dari anggota

individual (Potter & Perry, 2005).

Keluarga kemudian menjalankan sebuah peran pendukung yang penting

selama periode pemulihan dan rehabilitasi klien. Jika dukungan ini tidak

tersedia, keberhasilan pemulihan atau rehabilitasi menurun secara signifikan

(Friedman, 2013). Dalam konsep family-centered care, keluarga dipandang

sebagai unsur yang konstan sementara kehadiran profesi kesehatan fluktuatif.

Adalah sangat ideal jika anak dapat didampingi selama 24 jam oleh orang

tuanya (American Academy of Pediatrics, 2003).

Keberadaan keluarga sangatlah penting bagi anak. Dukungan keluarga

dapat mempengaruhi kehidupan dan kesehatan anak. Hal ini dapat terlihat

bila dukungan keluarga sangat baik maka pertumbuhan dan perkembangan

anak relatif stabil, tetapi bila dukungan pada anak kurang baik, maka anak

Page 22: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

6

akan mengalami hambatan pada dirinya dan dapat menggangu psikologis

anak (Hidayat, 2008).

Salah satu faktor yang dapat menimbulkan respon unik individu dalam

merespon penyakit ataupun terapi, yaitu faktor interpersonal (dukungan

sosial). Dukungan sosial merupakan dukungan emosional yang berasal dari

teman, anggota keluarga, bahkan pemberi perawatan kesehatan yang

membantu individu ketika suatu masalah muncul (Videbeck, 2012).

Dukungan sosial sangat diperlukan oleh setiap individu di dalam setiap siklus

kehidupannya. Dukungan sosial akan semakin dibutuhkan pada saat

seseorang sedang menghadapi masalah atau sakit (Efendi & Makhfudli,

2009).

Keluarga sebagai sumber dukungan sosial dapat menjadi faktor kunci

dalam penyembuhan individu yang sedang sakit. Meskipun pemberi

perawatan kesehatan dapat memberikan perawatan namun tidak dapat

sepenuhnya menggantikan peran anggota keluarga (Videbeck, 2012). Hal ini

sesuai dengan prinsip family-centred care yang artinya bahwa keluarga

merupakan sumber kekuatan dan dukungan utama bagi anak yang sakit untuk

memberikan keputusan klinik (American Academy of Pediatrics, 2003).

Peran perawat dalam prinsip family-centred care adalah mendorong anggota

keluarga untuk terus mendukung individu walaupun di rumah sakit dan harus

mengidentifikasi kekuatan keluarga, seperti cinta dan perhatian, sebagai

sumber bagi individu (Videbeck, 2012).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti kepada

satu orang tua, orang tua mengatakan bahwa dukungan yang telah diberikan

Page 23: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

7

orang tua tidak hanya secara fisik tetapi juga secara psikis. Secara fisik, orang

tua memberikan dukungan berupa pengobatan dan secara psikis orang tua

melakukan hal-hal yang dapat membuat anak yang sakit tetap bahagia,

memberikan kasih sayang, dan berusaha memberikan apa yang diminta oleh

anaknya. Pentingnya suatu dukungan yang diberikan orang tua terhadap anak

dengan leukemia, membuat peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam

tentang “Dukungan Orang tua yang Memiliki Anak dengan Leukemia Usia

6-12 Tahun”.

B. Rumusan Masalah

Keadaan sakit dan hospitalisasi pada anak tak terkecuali pada anak usia

6-12 tahun merupakan keadaan yang menimbulkan stres. Maka dari itu

dibutuhkan sumber koping eksternal yaitu dukungan orang tua yang dapat

mempengaruhi reaksi anak terhadap penyakitnya sehingga anak mampu

beradaptasi dengan kondisi sakitnya.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, dukungan yang telah diberikan

orang tua kepada anak dengan leukemia usia 6-12 tahun tidak hanya dari segi

fisik tetapi juga psikis.

Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti “Dukungan Orang tua yang

Memiliki Anak dengan Leukemia Usia 6-12 Tahun di RSU Kabupaten

Tangerang”.

C. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dukungan orang tua yang

memiliki anak dengan leukemia usia 6-12 tahun.

Page 24: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

8

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai literatur ilmu

pengetahuan bagi pendidik dan peserta didik untuk meningkatkan

wawasan serta data dasar dalam peningkatan ilmu keperawatan dalam hal

mengkaji, mengidentifikasi dan mengeksplorasi dukungan orang tua

yang memiliki anak dengan leukemia.

2. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan

dan strategi bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang

lebih komprehensif pada orang tua yang memiliki anak dengan leukemia.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi sebagai

acuan untuk penelitian selanjutnya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengekplorasi dukungan orang tua yang

memiliki anak dengan leukemia usia 6-12 tahun. Jenis penelitian ini adalah

penelitian kualitatif dengan metode pendekatan fenomenologi deskriptif yang

bertujuan untuk memahami dan mendapatkan informasi mendalam mengenai

dukungan orang tua yang memiliki anak dengan leukemia usia 6-12 tahun.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam yang

dibantu dengan alat pencatat dan alat perekam serta catatan lapangan.

Partisipan dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak dengan

leukemia usia 6-12 tahun.

Page 25: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dukungan Sosial

1. Pengertian Dukungan Sosial

Istilah dukungan diterjemahkan dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia sebagai (a) sesuatu yang didukung; (b) sokongan, bantuan.

Dukungan dapat berarti bantuan atau sokongan yang diterima seseorang

dari orang lain. Dukungan ini biasanya diperoleh dari lingkungan social

yaitu orang-orang yang dekat, termasuk di dalamnya adalah anggota

keluarga, orang tua, dan teman (Marliyah, Dewi, & Suyasa, 2004).

Dukungan sosial merupakan sebagai informasi yang diperoleh dari orang

lain yang dicintai dan diperhatikan, dihargai dan dihormati, serta menjadi

bagian dalam jaringan komunikasi sosial dan kebijakan (Taylor, 2012).

Menurut Cohen & Sme (1996) dalam Harnilawati (2013), dukungan

sosial adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang

diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan

tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan

mencintainya. Dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian,

penghargaan, maupun bantuan dalam bentuk lainnya yang diterimanya

dari orang lain ataupun dari kelompok (Cobb, dkk dalam Sarafino, 2006).

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan dukungan sosial adalah dukunga yang diterima

Page 26: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

10

individu dari orang lain atau kelompok sehingga individu merasa

dicintai, dihargai, dan diperhatikan.

2. Jenis Dukungan Sosial

Jenis dukungan keluarga ada empat, yaitu:

a. Dukungan instrumental, yaitu keluarga merupakan sumber

pertolongan praktis dan konkrit, seperti menyediakan peralatan

lengkap dan memadai bagi penderita, menyediakan obat-obat

yang dibutuhkan dan lain-lain. Dukungan ini bertujuan untuk

mempermudah seseorang dalam melakukan aktivitasnya

berkaitan dengan persoalan-persoalan yang dihadapinya

(Harnilawati, 2013).

b. Dukungan informasional, yaitu dukungan yang diberikan

keluarga meliputi pemberian nasihat, pengarahan, saran, ide-ide

atau informasi lainnya yang dibutuhkan. Informasi ini dapat

disampaikan kepada orang lain yang mungkin menghadapi

persoalan sama atau hampir sama (Harnilawati, 2013; Sarafino,

2006).

c. Dukungan penilaian, yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah

umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah

dan sebagai sumber dan validator identitas keluarga. Dukungan

penilaian berupa bentuk penghargaan yang diberikan seseorang

kepada pihak lain berdasarkan kondisi sebenarnya dari

penderita. Penilaian ini bisa positif dan negatif yang mana

pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang. Berkaitan dengan

Page 27: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

11

dukungan sosial keluarga maka penilaian yang sangat membantu

adalah penilaian yang positif (Harnilawati, 2013).

d. Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat

yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta

membantu penguasaan terhadap emosi. Dukungan ini berupa

dukungan simpatik dan empati, cinta, kepercayaan, perhatian,

dan pemberian semangat (Harnilawati, 2013; Sarafino, 2006).

Efek dari dukungan sosial terhadap kesehatan dan kesejahteraan

berfungsi bersamaan. Secara lebih spesifik, keberadaan dukungan sosial

yang adekuat terbukti dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah

sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi. Di samping

itu, pengaruh positif dari dukungan sosial keluarga adalah pada

penyesuaian terhadap kejadian dalam kehidupan yang penuh dengan

stres.

B. Orang tua

1. Pengertian Orang tua

Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu,

dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat

membentuk suatu keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk

mendidik, mengasuh, membimbing anak-anaknya untuk mencapai

tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan

bermasyarakat.

Page 28: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

12

2. Peran Orang tua

Menurut Gunarsa (2008) dalam keluarga yang ideal (lengkap) maka

ada dua individu yang memainkan peranan penting yaitu peran ayah dan

peran ibu, secara umum peran kedua individu tersebut adalah:

a. Peran ibu

Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan

untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-

anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan

sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, di

samping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan

dalam keluarganya (Jhonson dan Leny, 2010).

b. Peran ayah

Ayah sebagai suami dari istri berperanan sebagai pencari

nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala

keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai

anggota masyarakat dari lingkungannya (Jhonson dan Leny, 2010).

3. Strategi Koping yang digunakan Orang Tua

a. Internal

Strategi koping orang tua internal terdiri atas (a) strategi

hubungan: mengandalkan kelompok keluarga, saling berbagi yang

lebih besar-memperkuat kohesi keluarga, dan fleksibilitas peran; (b)

strategi kognitif: menormalkan, mengendalikan makna masalah

dengan membingkai ulang dan penilaian pasif, pemecahan masalah

bersama, dan mendapatkan informasi serta pengetahuan; dan (c)

Page 29: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

13

strategi komunikasi: jujur dan terbuka dan menggunakan humor dan

tawa (Friedman, Bowden, Jones, 2013).

b. Eksternal

Strategi koping orang tua eksternal terdiri atas memelihara

jalinan komunitas yang aktif, menggunakan sistem dukungan sosial,

dan mencari dukungan spiritual (Friedman, Bowden, Jones, 2013).

C. Leukemia pada Anak

1. Pengertian Leukemia

Leukemia merupakan suatu penyakit yang ditandai proliferasi dini

leukosit yang abnormal dan ganas sehingga jumlah leukosit berlebihan

dan dapat menyebabkan terjadinya anemia trombositopenia (Hidayat,

2008; Handayani & Haribowo, 2008).

2. Faktor Risiko Leukemia

Etiologi leukemia belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada

beberapa faktor yang terbukti dapat menyebabkan leukemia, yaitu faktor

genetik, sinar radioaktif, dan virus (Handayani & Haribowo, 2008).

a. Faktor genetik

Insiden leukemia akut pada anak dengan sindrom Down adalah

20 kali lebih banyak daripada normal. Kelainan pada kromosom 21

dapat menyebabkan leukemia akut. Insidensi leukemia akut juga

meniingkat pada penderita kelainan congenital dengan aneuloidi,

misalnya agranulositosis congenital, sindrom Ellis van Greveld,

penyakit seliak, sindrom Bloom, anemia fanconi, sindrom klinifelter,

dan sindrom trisomi D (Handayani & Haribowo, 2008).

Page 30: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

14

b. Sinar radioaktif

Sinar radioaktif merupakan faktor eksternal yang paling jelas

dapat menyebabkan leukemia pada binatang maupun manusia.

Angka kejadian leukemia mieloblastik akut (AML) dan leukemia

granulositik kronis (LGK) jelas sekali meningkat sesudah sinar

radioaktif akan menderita leukemia pada 6% klien, dan baru terjadi

setelah 5 tahun (Handayani & Haribowo, 2008).

c. Virus

Beberapa virus tertentu sudah dibuktikan menyebabkan

leukemia pada binatang. Sampai sekarang belum dapat dibuktikan

bahwa penyebab leukemia pada manusia adalah virus. Meskipun

demikian, ada beberapa hasil penelitian yang mendukung teori virus

sebagai penyebab leukemia, yaitu enzyme reverse trascriptase

ditemukan dalam darah manusia. Seperti diketahui enzim ini

ditemukan di dalam virus onkogenik seperti retrovirus tipe C, yaitu

jenis virus RNA yang menyebabkan leukemia pada binatang. Enzim

tersebut menyebabkan virus yang bersangkutan dapat membentuk

bahan genetik yang kemudian bergabung dengan genom yang

terinfeksi (Handayani & Haribowo, 2008).

3. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis yang muncul pada anak dengan leukemia

yaitu pucat, letih, deman, ptekie, nyeri pada tulang dan persendian,

nyeri abdomen, hepatomegali, splenomegali, limfadenopati,

muntah, dan anoreksia (Wong, 2009; Suriadi dan Yuliani, 2010).

Page 31: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

15

4. Klasifikasi Leukemia

a. Leukemia Akut

Leukemia akut merupakan proliferasi sel leukosit yang

abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang lain daripada

normal, jumlahnya berlebihan, serta dapat menyebabkan anemia,

trombositopenia, dan diakhiri dengan kematian (Handayani &

Haribowo, 2008). Leukemia akut menurut klasifikasi FAB

(French-American-British) dapat diklasifikasikan menjadi dua,

yaitu Leukemia Mielositik Akut /acute myeloid leukemia

(LMA/AML) dan Leukemia Limfositik Akut (LLA) (Handayani &

Haribowo, 2008).

b. Leukemia Kronis

Leukemia kronis dibagi menjadi dua, yaitu Leukemia myeloid-

leukemia granulositik kronis/leukemia myeloid kronis (LGK/LMK)

dan Leukemia Limfositik Kronis (Handayani & Haribowo, 2008).

5. Penatalaksanaan Terapeutik

Terapi leukemia meliputi pemakaian agens kemoterapeutik, dengan

atau tanpa iradiasi cranial, dalam empat fase yaitu:

a. Terapi induksi. Terapi ini dilakukan segera setelah diagnosis

ditegakkan dan berlangsung selama 4 hingga 6 minggu serta

menghasilkan remisi total atau remisi dengan kurang dari 5% sel-sel

leukemia dalam sumsum tulang. Pada fase ini diberikan terapi

kortikosteroid (prednison), vincristin, dan L asparagiase (Wong,

2009; Suriadi dan Yuliani, 2010).

Page 32: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

16

b. Terapi profilaksis SSP. Tujuan terapi ini adalah untuk mencegah

agar sel-sel leukemia tidak menginvasi SSP. Penanganan SSP terdiri

atas terapi profilaksis melalui kemoterapi intratekal dengan

metotreksat, sitarabin, dan hidrokortison. Namun hal ini memberikan

efek samping iradiasi kranial sehingga terapi ini hanya dilakukan

pada pasien-pasien yang berisiko tinggi dan memiliki penyakit SSP

(Wong, 2009).

c. Terapi intensifikasi (konsolidasi). Setelah remisi total tercapai,

dilaksanakan suatu periode terapi yang menghilangkan sel-sel

leukemia yang masih tersisa, diikuti dengan terapi intensifikasi

lambat (delayed intensification), yang mencegah timbulnya klon

leukemik yang resisten (Wong, 2009).

d. Terapi rumatan. Terapi rumatan dimulai sesudah terapi induksi dan

konsolidasi selesai dan berhasil dengan jumlah sel leukemia. Terapi

ini berfungsi untuk mempertahankan fase remisi (Wong, 2009).

Selain kemoterapi, transplantasi sumsum tulang juga dapat

digunakan sebagai terapi leukemia. Transplantasi sumsum tulang sudah

di lakukan untuk penanganan anak-anak yang menderita ALL dan AML

dengan hasil yang baik. Transplantasi ini tidak direkomendasikan untuk

anak-anak yang menderita ALL selama remisi yang pertama karena

kemoterapi masih mungkin memberikan hasil yang baik. Namun,

transplantasi sumsum tulang alogenik dapat dilakukan pada anak yang

menderita AML selama remisi pertama karena prognosisnya yang lebih

buruk (Ebb dan Weinstein, 1997 dalam Wong, 2009).

Page 33: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

17

D. Anak Usia Sekolah (6-12 tahun)

Pada usia sekolah (6-12 tahun) terjadi perkembangan intelektual, daya

ingat yang kuat, serta belajar dan menyelesaikan tugas, kurang

memperhatikan jenis kelamin, minat terhadap dunia dalam dan luar, senang

cerita petualangan dan mencari teman, serta anak mulai menerima pendidikan

dan menerima tugas yang harus diselesaikannya. Berikut beberapa perubahan

yang terjadi pada anak usia sekolah :

1. Pertumbuhan dan perkembangan fisik

Anak usia sekolah memiliki pertambahan dalam tinggi dan berat

badan. Tinggi badan rata-rata anak usia sekolah bertambah tinggi 5 cm

pert tahun sedangkan rata-rata berat badan anak usia sekolah bertambah

2-3 kg per tahun (Muscari, 2005). Lingkar kepala tumbuh ganya 2-3 cm

selama periode ini, menandakan pertumbuhan otak yang melambat,

karena proses mielinisasi sudah sempurna pada usia 7 tahun (Behrman,

Kliegman, & Arvin, 2000).

Organ-organ seksual secara fisik belum matang, namun minat pada

jenis kelamin yang berbeda dan tingkah laku seksual tetap aktif pada

anak-anak dan meningkat secara progresif sampai pubertas (Behrman,

Kliegman, & Arvin, 2000).

2. Perkembangan motorik

Perkembangan motorik yang terjadi pada anak usia sekolah meliputi

perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik

kasar, seperti bersepeda, kemampuan berlari dan melompat, dan

berenang sedangkan motorik halus seperti menulis tanpa merangkai

Page 34: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

18

huruf, menguasai lebih besar keterampilan dan video games, dan

kemampuan bermain komputer (Muscari, 2005).

3. Perkembangan kognitif

Menurut Piaget dalam Wong (2009), anak usia sekolah berada pada

tahap operasional konkret. Pada usia ini cara berpikir menjadi semakin

logis dan masuk akal. Anak-anak mampu mengklasifikasi, mengurutkan,

menyusun, dan mengatur fakta tentang dunia untuk menyelesaikan

masalah. Mereka menyelesaikan masalah secara konkret dan sistematis

berdasarkan apa yang mereka rasakan. Cara berpikir bersifat induktif,

yaitu cara berpikir yang tidak lagi berpusat pada diri sendiri namun

mempertimbangkan sudut pandang orang lain yang berbeda dengan sudut

pandang mereka sendiri.

4. Perkembangan psikososial

Erikson mengidentifikasi masalah sentral psikososial pada masa ini

sebagai krisis antara keaktifan dan inferioritas (Behrman, Kliegman, &

Arvin, 2000). Pada tahap ini anak-anak belajar berkompetisi dan bekerja

sama dengan orang lain dan mereka mau terlibat dalam tugas dan

aktivitas. Rasa inferioritas dapat terjadi jika terlalu banyak yang

diharapkan dari mereka atau jika mereka percaya bahwa mereka tidak

dapat memenuhi standar yang ditetapkan orang lain untuk mereka

(Wong, 2009).

Page 35: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

19

5. Perkembangan emosional

Pada usia ini anak mulai belajar mengendalikan reaksi emosinya

dengan berbagai cara atau tindakan yang dapat diterima lingkungannya

(misalnya anak usia sekolah tidak lagi menjerit-jerit dan berguling jika

keinginannya tidak dipenuhi). Memang masih sering terjadi bahwa di

rumah anak-anak usia ini kurang besar motivasinya untuk mengendalikan

emosinya bila dibandingkan dengan kontrol emosi yang dilakukannya di

luar rumah (diantara teman atau di sekolah) (Gunarsa, 2008).

6. Perkembangan psikoseksual

Menurut Freud perkembangan ini disebut sebagai fase latensi. Pada

periode ini anak lebih memperhatikan belajar dengan segala perhatian

sehingga yang menonjol adalah intelektualnya dan fisiknya untuk

menghadapi pubertas (Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan, 2007). Anak

usia antara 6-12 tahun, mempunyai tantangan baru. Kekuatan kognitif

untuk memikirkan banyak faktor secara simultan memberikan

kemampuan pada anak usia sekolah untuk mengevaluasi diri sendiri dan

merasakan evaluasi teman-temannya. Sebagai akibatnya, penghargaan

diri menjadi masalah sentral (Behrman, Kliegman, & Arvin, 2000).

E. Asuhan berpusat pada keluarga (Family-Centered Care)

1. Pengertian Family-Centered Care

Perawatan berpusat pada keluarga didasarkan pada pemahaman

bahwa keluarga merupakan sumber utama kekuatan dan dukungan pada

anak. Persepsi dan informasi yang didapatkan oleh keluarga dan anak

Page 36: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

20

merupakan hal yang penting dalam pengambilan keputusan klinis

(American Academy of Pediatrics, 2003).

2. Prinsip Utama Family-Centered Care (American Academy of Pediatrics,

2003).

a. Menghormati setiap anak dan keluarganya.

b. Menghormati perbedaan ras, etnis, budaya, dan sosial ekonomi serta

pengaruhnya terhadap pengalaman dan persepsi keluarga selama

perawatan.

c. Menghargai dan menambah kekuatan anak dan keluarga dalam

situasi yang sulit dan menantang.

d. Mendukung dan memfasilitasi pilihan bagi anak dan keluarga

tentang pendekatan perawatan.

e. Memastikan fleksibilitas dalam kebijakan organisasi, prosedur, dan

praktik penyedia jasa sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan,

kepercayaan, dan nilai-nilai budaya dari masing-masing anak dan

keluarga.

f. Berbagi informasi dengan jujur dan objektif kepada keluarga secara

berkelanjutan.

g. Menyediakan dan/atau memastikan dukungan formal dan informal

(misalnya, family-to-family support) untuk anak dan orang tua

dan/atau wali selama kehamilan, persalinan, bayi, anak, remaja, dan

dewasa muda.

Page 37: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

21

h. Berkolaborasi dengan keluarga di semua tingkat pelayanan

kesehatan, baik dalam perawatan individu anak dan pendidikan

profesional, pembuatan kebijakan, dan program pembangunan.

i. Memberdayakan setiap anak dan keluarga untuk menemukan

kekuatan mereka sendiri, membangun kepercayaan diri, dan

membuat pilihan dan keputusan tentang kesehatan mereka.

3. Outcome Family-Centered Care

Hasil dari family-centered care diharapkan dapat meningkatkan hasil

pasien dan keluarga, meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga,

membangun kekuatan anak dan keluarga, meningkatkan kepuasan

profesional, mengurangi biaya perawatan, dan menggunakan lebih efektif

sumber daya kesehatan (American Academy of Pediatrics, 2003).

4. Keunggulan Family-Centered Care (American Academy of Pediatrics,

2003).

a. Sebuah aliansi yang lebih kuat dengan keluarga dalam

mempromosikan kesehatan dan perkembangan setiap anak.

b. Peningkatan dalam membuat keputusan klinis atas dasar informasi

yang lebih baik dan proses kolaboratif.

c. Tindak lanjut rencana perawatan dikembangkan secara kolaboratif

dengan keluarga.

d. Pemahaman yang besar dari kekuatan keluarga dan kemampuan

pengasuhan.

e. Lebih efektif dan efisien waktu dan sumber daya profesional

perawatan (misalnya, perawatan di rumah, penurunan rawat inap

Page 38: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

22

yang tidak perlu dan kunjungan gawat darurat, lebih efektif

menggunakan perawatan pencegahan).

f. Meningkatkan komunikasi antar anggota tim perawatan kesehatan.

g. Sebuah posisi yang lebih kompetitif di pasar perawatan kesehatan.

h. Lingkungan belajar ditingkatkan untuk dokter anak di masa depan

dan profesional lainnya dalam pelatihan.

i. Lingkungan praktik yang meningkatkan kepuasan profesional.

j. Kepuasan keluarga dan anak dengan perawatan kesehatan mereka.

Page 39: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

23

F. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka teori

Modifikasi Model Adaptasi Stuart & Sundeen (1991), Nursalam, Susilaningrum,

& Utami ( 2005), Wong (2009), Fotiadou, Barlow, & Langton ( 2008).

Faktor predisposisi:Leukemia pada anak

Faktor presipitasi:Diagnosis, lama dan efek sampingpengobatan, hospitalisasi.

Penilaian terhadap stressor

Sumber koping:

- Internal- Eksternal:

Dukungan orang tua

Mekanisme Koping

DestruktifKonstruktif

Rentang Respon Psikofisiologi

Respon MaladaptifRespon Adaptif

Page 40: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Istilah

1. Dukungan Orang tua adalah dukungan yang diberikan orang tua terhadap

anak yang menderita leukemia baik instrument support, information

support, ataupun emotional support.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami subjek penelitian misalnya, perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2011). Penelitian

kualitatif dipilih karena peneliti ingin mengeksplorasi, menganalisis, dan

mendeksripsikan fenomena secara khusus. Dalam penelitian kualitatif,

peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan

secara triangulasi, analisis data bersifat induktif, dan penelitian kualitatif lebih

menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2007).

Desain penelitian ini yaitu fenomenologi deskriptif. Studi fenomenologi

mencoba menjelaskan atau mengungkapkan makna konsep atau fenomena

pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu

(Rahmat, 2009). Fenomenologi adalah suatu ilmu yang memiliki tujuan untuk

menjelaskan fenomena, penampilan dari sesuatu yang khusus, misalnya

Page 41: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

25

pengalaman hidup. Fenomenologi bertujuan untuk mengetahui dunia dari

sudut pandang orang yang mengalaminya secara langsung atau berkaitan

dengan sifat-sifat alami pengalaman manusia, dan makna yang dianutnya.

Fenomenologi cenderung menggunakan metode observasi, wawancara

mendalam, dan analisis dokumen dengan metode hermeneutik (Kuswarno,

2009). Fenomenologi deskriptif mencakup eksplorasi secara langsung,

analisis, dan deskripsi dari fenomena tertentu, sebebas mungkin timbul dari

prasangka tidak teruji, dengan tujuan presentasi intuisi yang maksimal.

Fenomenologi deskriptif menstimulasi persepsi pengalaman hidup mereka

dengan menekankan pada kesempurnaan, luasnya dan kedalaman pengalaman

yang didapat (Spiegelberg, 1975 dalam Streubert, 2003).

Tahapan pada studi fenomenologi deskriptif meliputi intuiting, analyzing,

dan describing (Streubert & Carpenter, 2003). Intuiting merupakan langkah

awal peneliti untuk memulai berinteraksi dan memahami fenomena yang

diteliti (Streubert & Carpenter, 2003). Peneliti menggali fenomena yang ingin

diketahui dari partisipan mengenai dukungan orang tua yang memiliki anak

dengan leukemia usia 6-12 tahun. Pada tahap ini peneliti menghindari kritik,

evaluasi atau opini tentang hal-hal yang disampaikan oleh partisipan dan

menekankan pada fenomena yang diteliti, sehingga mendapat gambaran yang

sebenarnya dari partisipan. Pada langkah ini, peneliti berperan sebagai

instrumen dalam proses pengumpulan data.

Langkah kedua adalah analyzing, pada tahap ini peneliti mengidentifikasi

arti dari fenomena yang telah digali dan mengeksplorasi hubungan serta

keterkaitan antara data dengan fenomena yang ada (Streubert & Carpenter,

Page 42: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

26

2003). Data yang penting dianalisis secara seksama dengan mengutip

pernyataan yang signifikan, mengkategorikan dan menggali instisari dari

data, sehingga peneliti memperoleh pemahaman terhadap fenomena yang

diteliti.

Langkah ketiga adalah describing. Peneliti mengkomunikasikan dan

memberikan gambaran tertulis dari elemen kritikal yang didasarkan pada

pengklasifikasian dan pengelompokan fenomena. Pada tahap ini, peneliti

mendapat pemahaman yang mendalam tentang dukungan orang tua yang

memiliki anak dengan leukemia.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang

pada bulan Juli-Agustus 2015.

D. Partisipan Penelitian

Pemilihan partisipan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling dengan prinsip kesesuaian (appropriateness) dan kecukupan

(adequancy). Teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel

yang ditetapkan secara sengaja oleh peneliti (Salam & Aripin, 2006). Kriteria

partisipan dalam penelitian yaitu :

a. Orang tua yang memiliki anak dengan leukemia usia 6-12 tahun di

Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang.

b. Dapat berkomunikasi dengan baik sehingga dapat menjawab semua

pertanyaan peneliti.

c. Orang tua yang dapat berbahasa Indonesia.

d. Orang tua yang bersedia menjadi informan penelitian.

Page 43: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

27

E. Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan dua teknik,

yaitu:

1. Wawancara mendalam (in-depth interview)

Kegiatan pengumpulan data yang utama pada penelitian

fenomenologi adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-

depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan partisipan, dengan atau tanpa menggunakan

pedoman wawancara (Rahmat, 2009). Wawancara dilakukan secara

informal, interaktif dan melalui pertanyaan dan jawaban yang terbuka

(Kuswarno, 2009). Lamanya wawancara dilakukan selama satu jam per

pertemuan. Pertemuan akan diadakan beberapa kali hingga tercapai

kejenuhan atau saturasi pada data yang dibutuhkan yang artinya tidak

terdapat informasi baru yang ditemukan (Afiyanti & Rachmawati, 2014).

Pada penelitian ini, pertemuan diadakan 2 kali per partisipan.

Adapun prosedur yang harus dipenuhi dalam wawancara

fenomenologi (Kuswarno, 2009):

a. Memberitahu identitas peneliti dan tujuan penelitian secara jelas.

b. Membuat catatan-catatan kecil yang lengkap dan cepat.

c. Mengingat pertanyaan sehingga tidak banyak kehilangan kontak

mata dengan informan dan tidak banyak bicara (menimpali

informan) selama wawancara berlangsung.

Page 44: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

28

d. Merekam proses wawancara dalam bentuk video atau kaset sebagai

keakuratan data.

e. Membuat jadwal wawancara untuk masing-masing informan.

f. Mencocokkan tingkat pertanyaan dengan kemampuan informan.

g. Memperhitungkan waktu untuk melakukan transkrip wawancara.

h. Menciptakan suasana nyaman selama proses wawancara dan

menyiapkan cara interupsi yang tidak mengganggu wawancara.

i. Percaya diri dengan kemampuan wawancara.

j. Mempersiapkan bila harus wawancara denga lebih dari satu

informan.

k. Tidak keluar dari daftar pertanyaan yang telah dibuat dan belajar

mendengarkan.

l. Memperlihatkan daftar pertanyaan pada informan sebelum

wawancara berlangsung.

m. Mengendalikan ledakan/pancaran emosi selama wawancara

berlangsung.

n. Antisipasi bila jawaban informan keluar dari pertanyaan penelitian.

o. Gunakan terus epoche selama wawancara berlangsung.

p. Mengucapkan terima kasih kepada informan di akhir proses

wawancara dan meminta persetujuan bila hasil wawancara

dipublikasikan.

q. Meminta kesediaan informan untuk wawancara tambahan, bila

diperlukan.

Page 45: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

29

r. Menanyakan pertanyaan yang tepat dan bergantung kepada informan

ketika mendikusikan makna peristiwa yang mereka alami,

sesungguhnya membutuhkan kesabaran dan keterampilan khusus

dari peneliti.

2. Catatan Lapangan (Field Note)

Catatan lapangan, menurut Bogdan dan Biklen (1982) dalam

Moleong (2011) adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar,

dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan

refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Catatan lapangan dapat

juga digunakan untuk mencatat ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan reaksi

partisipan ketika berbicara (Afiyanti dan Rachmawati, 2014).

Catatan lapangan berisi dua bagian. Pertama, bagian deskriptif yang

berisi gambaran tentang latar pengamatan, orang, tindakan, dan

pembicaraan. Kedua, bagian reflektif yang berisi kerangka berpikir dan

pendapat peneliti, gagasan, dan kepeduliannya (Bogdan dan Biklen, 1982

dalam Moleong, 2011).

F. Teknik Analisa Data

Analisa data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke

dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar (Moleong,2011).

Penelitian ini menggunakan teknik analisa Colaizzi (1978 dalam Streubert &

Carpenter, 2003), dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Peneliti mendeskripsikan tentang fenomena yang diteliti, yaitu dukungan

orang tua yang memiliki anak dengan leukemia usia 6-12 tahun.

Page 46: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

30

2. Mengumpulkan deskripsi fenomena yaitu melalui pendapat atau

gambaran yang disampaikan pada wawancara dengan orang tua.

3. Membaca data secara keseluruhan yang telah disampaikan partisipan,

kemudian membuat kata kunci dan catatan penting yang kemudian diberi

tanda.

4. Membaca transkrip secara berulang-ulang dan menemukan catatan

penting atau kata kunci untuk membuat tema.

5. Mengatur kumpulan makna yang telah dirumuskan ke dalam kelompok

tema dengan membuat kategori-kategori.

6. Peneliti kemudian menggabungkan tema yang memiliki kesamaan arti

dalam bentuk klaster tema.

7. Menuliskan hasil analisis dalam bentuk deskriptif, dimana peneliti

merangkai tema yang ditemukan selama proses analisis data dan

menuliskannya dalam bentuk deskripsi yang terkait dukungan orang tua

yang memiliki anak dengan leukemia usia 6-12 tahun.

8. Peneliti menemui partisipan untuk melakukan validasi data. Validasi

dilakukan untuk mengklarifikasi data hasil penelitian yang telah disusun

sesuai dengan pengalaman partispan.

9. Menggabungkan data hasil validasi ke dalam deskripsi analisis setelah

dilakukan validasi.

G. Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari

konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas) menurut versi

‘positivisme’ dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria, dan

Page 47: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

31

paradigmanya sendiri (Moleong, 2011). Dalam penelitian kualitatif, ada

empat teknik mencapai keabsahan data, yaitu: kredibilitas, transferabilitas,

dependabilitas, dan konfirmabilitas.

a. Kredibilitas

Uji kredibilitas data pada penelitian kualitatif menunjuk pada apakah

kebenaran penelitian kualitatif dapat dipercaya, dalam makna dapat

mengungkapkan kenyataan yang sesungguhnya. Ada beberapa langkah

yang dapat digunakan untuk meningkatkan kredibilitas penelitian, seperti

perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian,

triangulasi, peer debriefing, dan member check (Sugiyono, 2007;

Endraswara, 2006).

Langkah-langkah untuk meningkatkan kredibilitas penelitian:

1) Memperpanjang cara observasi agar dapat mengenal responden,

lingkungan, kegiatan, membangun kepercayaan responden serta

mengecek kembali informasi yang didapatkan.

2) Pengamatan terus-menerus agar penelitian ini melihat sesuatu

dengan cermat, terinci dan mendalam serta dapat menbedakan

mana yang bermakna dan tidak.

3) Triagulasi yaitu pengumpulan data lebih dari satu sumber agar

menunjukkan informasi yang sama.

4) Peer debriefing yaitu melakukan diskusi atau tanya jawab terkait

masalah penelitian dengan orang lain, teman sejawat, atau orang

yang ahli dalam bidang kualitatif.

Page 48: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

32

5) Member check yaitu mengklarifikasi dan mengulangi setiap akhir

wawancara agar tidak ada data yang beda (Endraswara, 2006).

Pada penelitian ini, cara yang digunakan untuk meningkatkan

kredibilitas adalah peer debriefing. Pertama, peneliti mengumpulkan data

yang akan dibuatkan transkrip, setelah itu transkrip data yang sudah selesai

dibicarakan dan didiskusikan ke pembimbing II skripsi tentang hal-hal

yang dialami partisipan. Kedua, peneliti memanfaatkan catatan lapangan

yang dibuat ketika wawancara berlangsung guna membandingkan hasil

dari wawancara mendalam tadi untuk melakukan pengecekan.

b. Transferabilitas

Uji transferabilitas mengandung makna apakah hasil penelitian ini

dapat diaplikasikan pada situasi lain. Berkenaan dengan hal ini hasil

penelitian kualitatif tidak secara apriori dapat diaplikasikan, kecuali situasi

tersebut memiliki karakteristik yang sama dengan situasi lapangan tempat

penelitian (Sugiyono, 2007). Pada penelitian ini uji tranferabilitas

dilakukan dengan membuat laporan atau hasil penelitian secara jelas, rinci,

sitematis, dan dapat dipercaya sehingga pembaca menjadi jelas dan

mengerti terhadap hasil dari penelitian yang dilakukan agar pembaca dapat

memutuskan untuk dapat mengaplikasikan atau tidak hasil penelitian

tersebut di tempat lain (Sugiyono, 2007).

c. Dependabilitas

Uji dependabilitas merujuk apakah hasil penelitian memiliki

keandalan atau reliabilitas. Suatu penelitian yang reliabel adalah apabila

orang lain dapat mengulangi atau mereplikasi proses penelitian tersebut.

Page 49: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

33

Uji dependabilitas dilakukan dengan melakukan audit terhadap

keseluruhan proses penelitian (Sugiyono, 2007). Pada penelitian ini, audit

dilakukan oleh pembimbing II skripsi di mana sebelumnya peneliti telah

membuat transkrip data secara singkat, maksud, tujuan, proses, dan hasil

penelitian. Peneliti menggunakan pembimbing II skripsi sebagai auditor

eksternal untuk menguji keakuratan data melalui pemeriksaan data mentah

(catatan lapangan, hasil rekaman, foto, dan dokumen).

d. Konfirmabilitas

Uji konfirmabilitas berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan

proses yang dilakukan. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmabilitas

mirip dengan uji dependabilitas sehingga pengujiannya dapat dilakukan

secara bersamaan (Sugiyono, 2007). Pada penelitian ini hasil penelitian

ditelusuri oleh pembimbing skripsi sebagai auditor untuk memastikan

apakah hasil temuan itu benar-benar dari data, menelusuri data mentah

yang dibuat peneliti, melihat derajat ketelitian peneliti, dan menelaah

kegiatan peneliti dalam memeriksakan keabsahan data.

H. Etika Penelitian

Dalam penelitian, banyak hal yang harus dipertimbangkan, tidak hanya

metode, desain, dan yang lainnya, tetapi ada hal yang sangat penting dan

krusial yang harus diperhatikan oleh peneliti yaitu prinsip etik. Berikut ini

akan dijelaskan tentang prinsip-prinsip etik dalam penelitian keperawatan

(Milton, 1999; Loiselle, Profetto-McGgrath, Polit & Beck, 2004 dalam

Kusuma, 2011), yaitu:

Page 50: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

34

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity).

Penelitian dilaksanakan dengan menjungjung tinggi harkat dan martabat

manusia. Partisipan mendapatkan informasi yang lengkap tentang

pelaksanaan penelitian dan diberikan informed consent karena partisipan

memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menentukan pilihan ikut atau

menolak penelitian.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (respect for privacy and

confidentiality). Peneliti merahasiakan berbagai informasi yang

menyangkut privasi partisipan yang tidak ingin identitas dan segala

informasi tentang dirinya diketahui oleh orang lain. Prinsip ini diterapkan

dengan cara meniadakan identitas seperti nama dan alamat partisipan

kemudian diganti dengan kode tertentu.

3. Menghormati keadilan dan inklusivitas (respect for justice inclusiveness).

Penelitian dilakukan secara jujur, tepat, cermat, hati-hati dan dilakukan

secara professional serta memberikan keuntungan dan beban secara

merata sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan partisipan.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harm and benefits). Penelitian mempertimbangkan manfaat yang sebesar-

besarnya bagi partisipan dan populasi di mana hasil penelitian akan

diterapkan (beneficience) dan meminimalisir risiko atau dampak yang

merugikan bagi partisipan (nonmaleficience).

Page 51: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti

menggunakan wawancara mendalam kepada orang tua yang memiliki anak

dengan leukemia. Adapun penyajian hasil penelitian ini dibagi menjadi dua

bagian. Bagian pertama menguraikan mengenai karakteristik partisipan dan

bagian kedua menguraikan hasil penelitian berupa hasil analisis tematik.

A. Karakteristik Partisipan

Sebanyak empat partisipan berpartisipasi dalam penelitian ini. Mereka

adalah orang tua yang memiliki anak dengan leukemia usia 6-12 tahun yang

sedang menjalani perawatan di RSU Kabupaten Tangerang. Karakteristik

partisipan sebagai berikut:

Partisipan pertama (P1), 45 tahun, Kristen, pendidikan terakhir SMA,

pekerjaan ibu rumah tangga, jumlah anak tiga orang, anak kedua berusia 12

tahun menderita leukemia, riwayat kesehatan anak sebelumnya pilek, panas.

Partisipan kedua (P2), 30 tahun, Islam, pendidikan terakhir SD, pekerjaan ibu

rumah tangga, jumlah anak dua orang, anak pertama berusia 9 tahun

menderita leukemia, riwayat kesehatan anak sebelumnya kejang.

Partisipan ketiga (P3), 24 tahun, Islam, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan

ibu rumah tangga, jumlah anak satu orang berusia 6 tahun yang menderita

leukemia, riwayat kesehatan anak sebelumnya panas, pilek, tifus.

Page 52: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

36

Partisipan keempat (P4), 44 tahun, Islam, pendidikan terakhir SD, pekerjaan

ibu rumah tangga, jumlah anak empat orang, anak keempat berusia 10 tahun

menderita leukemia, riwayat kesehatan anak sebelumnya panas, pilek,

disentri.

B. Hasil Analisis Tematik

Hasil analisis tematik ini menjelaskan lima tema yang ditemukan pada

penelitian ini. Berbagai tema yang ditemukan terkait dukungan orang tua

yang memiliki anak dengan leukemia usia 6-12 tahun sebagai berikut: 1)

Upaya orang tua dalam mengatasi masalah leukemia pada anak usia sekolah;

2) Dukungan pembiayaan orang tua dalam mengatasi masalah leukemia pada

anak usia sekolah; 3) Informasi yang diberikan orang tua dalam perawatan

anak usia sekolah dengan leukemia; 4) Dukungan emosional orang tua selama

merawat anak usia sekolah dengan leukemia; dan 5) Dukungan sosial untuk

anak usia sekolah dengan leukemia.

Tema 1. Upaya orang tua dalam mengatasi masalah leukemia pada anak

usia sekolah

Upaya orang tua mencakup semua usaha yang telah dilakukan orang tua

selama perawatan anaknya. Baik ketika gejala leukemia muncul maupun

selama menjalani terapi. Pada studi ini ditemukan beberapa upaya yang

dilakukan orang tua dalam mengatasi leukemia pada anak usia sekolah

meliputi 1) penanganan awal, 2) dibawa ke pengobatan tradisional, dan 3)

dibawa ke pelayanan kesehatan.

Page 53: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

37

1. Penanganan awal

Semua partisipan menyatakan bahwa mereka melakukan penanganan

awal ketika gejala leukemia muncul pada anak, seperti memberikan obat

warung, mengolesi minyak kayu putih, memberikan daun jarak,

memberikan obat cacing, berikut ungkapannya:

“...kasih obat warung, diolesin minyak kayu putih ke perutnya biarkempes, sama dikasih daun jarak, gitu karena saya pikir kembung gitu..”(P1).

“pas panas dikasih obat panas, pas perutnya gede ya diurut gitu kirainmasuk angin, tapi nggak ada perubahan” (P3).

“...perutnya buncit, kirain mah cacingan, udah aja kasih obat cacing,tapi nggak kempes-kempes...” (P4).

2. Dibawa ke pengobatan tradisional

Orang tua mengupayakan berbagai hal untuk mempercepat kesembuhan

anaknya salah satunya yaitu mengkombinasi antara pengobatan medis

dengan pengobatan tradisional. Dua dari empat partisipan

mengungkapkan menggunakan herbal, seperti ramuan herbal yang sudah

diracik dalam bentuk kemasan botol, sebagai pendamping pengobatan

medis, berikut salah satu ungkapan yaitu partisipan pertama (P1):

“...pengobatan dia pake tradisional juga...tapi yang leukemia itu, kitapake cuma sebentar doang, cuma 1 botol...tapi untuk obat limpa itu sayaudah liat hasilnya...temen saya juga kasih ini (menunjukkan obat herbalke peneliti)...”(P1).

Satu dari empat partisipan mengungkapkan membawa anaknya ke tabib,

dukun, ziarah ke kuburan neneknya, berikut ungkapannya:

“...udah ke tabib, ke dukun sampe ziarah ke kuburan neneknya, pokoknyakemana-mana lah udah dilakuin...” (P2).

Page 54: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

38

Satu dari empat partisipan, yaitu partisipan ketiga (P3) mengungkapkan

pergi ke kyai untuk meminta syariat, berikut ungkapannya:

“...waktu awal pernah sih, dibawa ke kyai gitu, istilahnya minta syariat,pake air...” (P3).

3. Dibawa ke pelayanan kesehatan

Setelah berbagai upaya yang dilakukan orang tua tidak ada perubahan

pada kondisi anak, semua partisipan mengungkapkan membawa anak ke

pelayanan kesehatan, mulai dari datang ke klinik, puskesmas, hingga

rumah sakit, berikut ungkapannya:

“saya langsung bawa ke klinik, dibilangnya takutnya liver...saya bawalagi ke puskesmas dibilangnya kram perut, tapi dari puskesmas di kasihrujukan ke RS tangerang buat periksa darah...” (P1).

“...saya bawa ke klinik, cek darah, katanya demam berdarah,...bawa keRS Serang, 4 hari nggak ada perubahan, dirujuk ke sini” (P2).

“...tapi ngga ada perubahan. Yaudah di bawa ke klinik gitu. Terus samadokter yang di sana langsung di rujuk ke sini.” (P3).

“di bawa ke bidan udah, di bawa ke dokter anak, terus dibawa ke RSPandeglang, dari sana langsung dirujuk ke sini” (P4).

Tema 2. Dukungan pembiayaan orang tua dalam mengatasi masalah

leukemia pada anak usia sekolah

Dukungan biaya pada studi ini berkaitan dengan biaya-biaya yang telah

dipersiapkan orang tua untuk menunjang pengobatan anaknya. Pada studi ini

ditemukan dukungan biaya orang tua meliputi 1) biaya perawatan anak di

rumah sakit dan 2) biaya harian selama anak di rawat.

1. Biaya perawatan anak di rumah sakit

Semua partisipan mengungkapkan bahwa untuk biaya perawatan anak di

rumah sakit, mereka menggunakan jaminan kesehatan yang dimiliki oleh

Page 55: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

39

masing-masing orang tua, seperti BPJS dan jamkesda, berikut salah satu

ungkapannya:

“...kalo biaya ya, kalo buat perawatan gini sih dari jaminan, ya ituBPJS. Ya Alhamdulillah. Kalo gak ada jaminan gak tau darimanalagi...” (P3).

2. Biaya harian selama anak dirawat

Semua partisipan mengungkapkan bahwa untuk biaya harian selama

anak dirawat, mereka mendapatkan bantuan dari kerabat yang menjenguk

anak mereka ke rumah sakit. Berikut salah satu ungkapan partisipan,

yaitu partisipan pertama (P1):

“...secara materi saya dibantu, ngasih uang , ya lumayan lah buat biayakeseharian kita di rumah sakit...katanya buat anak saya jajan...” (P1).

Dua dari empat partisipan mengungkapkan bahwa biaya harian selama

anak dirawat diperoleh dari suami, namun besarnya biaya yang

ditanggung, membuat orang tua meminjam kepada orang lain untuk

biaya harian anak di rumah sakit. Berikut salah satu ungkapan partisipan:

“kalo biaya sehari-hari saya nunggu di sini, ya itu dari suami abiskerja..tapi abis aja..yaa uang dari mana aja, pinjeman-pinjeman...kalolagi nggak ada, paling yaa minjem lagi” (P2).

Satu dari empat partisipan mengungkapkan bahwa biaya dan fasilitas

yang dibutuhkan anak, orang tua memasrahkan hal tersebut kepada

Tuhan. Berikut kutipan ungkapannya:

“...masalah biaya begitu, ya saya cuma berharap sama Tuhan karenakalo masalah biaya rumah sakit udah dari jaminan..” (P1).

Page 56: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

40

Tema 3. Informasi yang diberikan orang tua dalam perawatan anak usia

sekolah dengan leukemia

Pada penelitian ini sebagai bentuk dukungan informasi orang tua terhadap

anak dengan leukemia, maka orang tua memberikan informasi mengenai

perawatan leukemia kepada anaknya. Informasi yang diberikan meliputi 1)

informasi tentang nutrisi, 2) informasi tentang penyakit anak, dan 3)

informasi istirahat.

1. Informasi tentang nutrisi

Tiga dari empat partisipan memberitahukan kepada anak makanan apa

saja yang boleh dan tidak boleh di konsumsi oleh anak, seperti gorengan,

perbanyak makan sayur, dan banyak minum. Berikut salah satu ungkapan

partisipan:

“...kakak nggak boleh makan gorengan, makan sayur terus, banyakinminumnya...” (P1).

2. Informasi tentang penyakit anak

Satu dari empat partisipan menjelaskan leukemia kepada anak dengan

bahasa yang mudah dipahami oleh anak, berikut ungkapannya:

“...dia suka nanya, mama leukemia itu apa? Saya bilang leukemia itusakit yang sering pusing dan panas...” (P3).

Semua partisipan mengungkapkan bahwa anak dengan leukemia

mendapatkan informasi tentang penyakitnya dari tenaga kesehatan,

seperti definisi leukemi dan terapi yang dibutuhkan. Adapun

ungkapannya sebagai berikut:

“...kata dokternya sih leukemia itu penyakit yang harus ditangani denganserius. Pengobatannya cukup lama, sekitar 1,5 tahun, harus di kemo...”(P3).

Page 57: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

41

“...dikasih taunya leukemia itu kanker darah. Kelebihan darah putih.Prosesnya agak lama juga, buat anak saya harus minum obat seumurhidup...” (P4).

3. Informasi istirahat

Tiga dari empat partisipan memberitahu anaknya untuk tidak melakukan

aktivitas yang dapat menimbulkan kelelahan, seperti lari-larian. Berikut

salah satu ungkapan partisipan yang memiliki anak dengan leukemia usia

9 tahun:

“...yaa dikasih tau ke dia, kamu nggak boleh kecapean,mainnya nggakboleh lari-larian ...” (P2).

Tema 4. Dukungan emosional orang tua selama merawat anak usia

sekolah dengan leukemia

Dukungan emosional pada penelitian ini berkaitan dengan bagaimana orang

tua merawat anak dengan leukemia dan bagaimana orang tua

mengekspresikan kasih sayang kepada anaknya. Dukungan emosional yang

ditunjukkan orang tua selama merawat anak dengan leukemia meliputi 1)

merawat dengan kasih sayang, 2) memanjakan anak, 3) menjalani perawatan

dengan pasrah, 4) memijat anak, 5) memberi semangat, dan 6) mendoakan

anak.

1. Merawat dengan kasih sayang

Semua partisipan mengungkapkan memberikan kasih sayang dan

perhatian yang lebih kepada anaknya, berikut salah satu ungkapannya:

“...yaa dirawat dengan kasih sayang, dikasih perhatian, disayang-sayangin aja ...” (P2).

Page 58: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

42

2. Memanjakan anak

Satu dari empat partisipan mengungkapkan merawat anaknya dengan

cara membelikan apa yang diinginkan anaknya, berikut ungkapan

partisipan tersebut:

“...dimanjain gitu, kalo dia minta apa-apa, diturutin...tapi kalo gak bisaditurutin, dianya dibilangin ngerti sih...” (P3).

3. Menjalani perawatan dengan pasrah

Semua partisipan mengungkapkan pasrah dalam menjalani perawatan,

berikut salah satu ungkapan partisipan:

“...yah pasrah ajalah, diapa-apain juga yang penting sembuh, mudah-mudahanlah ada milik kita gitu ya...” (P4).

4. Memijat anak

Satu dari empat partisipan yaitu partisipan kedua (P2) mengungkapkan

memberikan pijatan kepada anak ketika anak mengeluh pegal akibat

kemoterapi, berikut ungkapan partisipan tersebut:

“...misalnya abis kemo gitu kan dia suka pegel gitu, yaa saya pijitin...”(P2).

5. Memberi semangat

Semua partisipan memberikan ungkapan semangat agar anak semangat

menjalani terapi. Adapun sebagai berikut ungkapannya:

“...kakak harus semangat, kakak nggak boleh takut, kamu pasti sembuh,banyak doa, sabar, percaya sama Tuhan...” (P1).

“...yaa selalu semangat gitu, kamu harus berjuang demi emak. Kamusemangat biar sembuh...” (P2).

“...ya kudu harus semangat gitu, ya bilangin kamu harus semangat ya,nggak boleh nangis kalo disuntik...” (P3).

“..kamu harus semangat, jangan suka nangis kalo pengen cepetsembuh...” (P4).

Page 59: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

43

Semua partisipan mengungkapkan bahwa selain orang tua, anak dengan

leukemia juga mendapatkan semangat dari kerabat, teman, keluarga,

tetangga yang menjenguk, berikut salah satu ungkapannya:

“...yaa semangat, bilang gini ke anak saya kamu yang semangat, demiemak sama bapak...” (P2).

Selain itu, semua partisipan mengungkapkan anak mereka mendapat

semangat dari tenaga kesehatan di rumah sakit, berikut salah satu

ungkapan partisipan:

“...ngasih dukungan nyemangatin “kamu pasti sembuh” juga, pokoknyaistilah ininya mereka nyemangatin secara hati gitu...” (P1).

6. Mendoakan anak

Satu dari empat partisipan mengungkapkan menyuruh anaknya selalu

bersabar dan banyak berdoa agar segera diberi kesembuhan. Berikut

ungkapannya:

“...saya cuma bilang sabar aja, ntar juga sembuh, doa aja. Ya itu baliklagi ke doa, abis mau apalagi, modal kita cuma doa...” (P1).

Selain itu, dua dari empat partisipan mengungkapkan meminta agar

keluarga, kerabat, teman mendoakan anak dengan leukemia agar cepat

sembuh, berikut salah satu ungkapan partisipan:

“...saya minta tolong untuk dibawa dalam doa aja karena doa itu lebihdari semuanya...dengan doa kita bisa dekat dengan Tuhan...dengan doakita bisa bikin mukjizat Tuhan...kalo doa kan gak abis-abis...” (P1).

Tema 5. Dukungan sosial untuk anak usia sekolah dengan leukemia

Pada penelitian ini ditemukan dukungan sosial berasal dari selain orang tua

melainkan dari kerabat dan lingkungan sekitar. Adapun dukungan sosial yang

Page 60: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

44

diberikan meliputi 1) menjenguk anak, 2) mengantar anak, dan 3) memberi

baju.

1. Menjenguk anak

Semua partisipan mengungkapkan bahwa kerabat, keluarga, dan teman

datang ke RS untuk menjenguk anaknya, berikut salah satu ungkapan

partisipan yaitu partisipan keempat (P4):

“...kakak, temen-temennya, tetangga juga banyak yang udah padanengok ke sini...” (P4).

2. Mengantar anak

Satu dari empat partisipan mengungkapkan salah satu bentuk dukungan

yang diberikan keluarga kepada anaknya yaitu dengan mengantar anak

dengan leukemia ke rumah sakit. Adapun ungkapannya sebagai berikut:

“...belum banyak sih, kemarin dianterin pake mobil ke rumah sakit,materi juga ada, doa ajalah yang penting...” (P4).

3. Memberi baju

Satu dari empat partisipan mengungkapkan bahwa anaknya menerima

baju dari saudaranya ketika lebaran untuk menambah semangat anaknya,

berikut ungkapannya:

“...pas lebaran kemaren juga pada ngasih baju buat dia..katanya biardianya seneng...” (P2).

Page 61: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

45

BAB V

PEMBAHASAN

Bab ini menjabarkan beberapa bagian yang terkait dengan hasil penelitian

yang telah diperoleh. Bagian pertama menjabarkan pembahasan hasil penelitian

yaitu membandingkan dengan konsep, teori, dan berbagai penelitian sebelumnya

yang terkait dengan hasil penelitian ini untuk memperkuat pembahasan

interpretasi hasil penelitian. Bagian kedua adalah mengemukakan berbagai

keterbatasan selama proses penelitian dengan membandingkan pengalaman

selama proses penelitian yang telah dilakukan dengan proses yang seharusnya

dilakukan sesuai dengan aturan.

A. Interpretasi Hasil Penelitian dan Diskusi

Penelitian ini diangkat lima tema, memiliki sub tema dan kategori makna

tertentu. Tema tersebut teridentifikasi berdasarkan tujuan penelitian. Berikut

penjelasan secara rinci untuk masing-masing tema yang didapatkan dari

penelitian ini.

Tema 1. Upaya orang tua dalam mengatasi masalah leukemia pada anak

usia sekolah

Salah satu perilaku keluarga pada saat anggota keluarga sakit atau

mengalami masalah kesehatan yaitu mencari pengobatan (health seeking

behavior) yang dimulai dari saat mengobati sendiri sampai mencari

pengobatan (Jhonson & Leny, 2010; Sunaryo, 2004). Hal ini sesuai dengan

hasil penelitian pada studi ini bahwa orang tua melakukan penanganan awal,

membawa anak ke pelayanan kesehatan dan membawa anak ke pengobatan

Page 62: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

46

tradisional. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Supardi dan

Susyanty (2010) bahwa sebanyak 195.123 orang melakukan pengobatan

sendiri atau 65,2% nya, dan yang menggunakan obat tradisional sebanyak

54.904 orang atau 28,1%.

Penanganan awal

Penanganan awal yang dilakukan orang tua ketika gejala muncul yaitu

memberikan obat penurun panas, memberikan obat cacing, mengurut perut

anak, mengolesi perut anak dengan minyak kayu putih dan memberikan anak

daun jarak. Pemberian obat penurun panas karena anak mengalami demam.

Demam yang terjadi pada anak dengan leukemia sebagai akibat dari

bertambah banyaknya sel leukemia itu sendiri serta racun yang dikeluarkan

oleh sel kanker. Racun yang dimaksud adalah sitokin seperti interleukin atau

tumor necrosing factor (TNF). Sitokin berperan dalam memberikan gejala

demam (Wong, 2009). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Cahyono

(2012) bahwa lima partisipan melaporkan ketika anak dengan leukemia

mengalami deman, salah satu tindakan yang dilakukan orang tua adalah

memberikan obat penurun panas.

Pemberian obat cacing dilakukan orang tua karena orang tua

beranggapan bahwa anak mengalami cacingan. Mengurut perut, mengolesi

perut dengan minyak kayu putih, dan memberikan daun jarak adalah upaya

yang dilakukan orang tua untuk membuat perut anak yang membesar menjadi

kempes karena orang tua menganggap bahwa anak mengalami kembung.

Pembesaran perut pada anak dengan leukemia terjadi karena adanya

Page 63: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

47

pembesaran pada organ di abdomen. Pembesaran ini terjadi karena infiltrasi

sel leukemia ke dalam organ yang menyebabkan organomegali (Handayani &

Haribowo, 2008).

Dibawa ke pelayanan kesehatan

Jika gejala tetap ada walaupun seseorang telah melakukan pengobatan

sendiri di rumah, dan gejala menjadi berat, atau memerlukan perawatan

darurat maka seseorang akan termotivasi untuk mencari pelayanan kesehatan

yang professional (Potter dan Perry, 2005). Apabila keluarga telah

menyatakan anggota keluarganya sakit dan membutuhkan pertolongan, setiap

orang mulai mencari informasi tentang penyembuhan, kesehatan, dan

validitas professional dari keluarga besar, teman, tetangga, dan

nonprofessional lainnya (Ali, 2010).

Setelah informasi terkumpul, keluarga melakukan perundingan untuk

mencari penyembuhan/perawatan di klinik, rumah sakit, di rumah, dan lain-

lain. Setelah ada keputusan untuk mencari perawatan, dilakukan kontak

dengan institusi kesehatan baik professional atau nonprofessional sesuai

dengan tingkat kemampuan, misalnya kontak dengan rumah sakit,

puskesmas, praktik dokter swasta, paranormal/dukun, dan lain-lain (Ali,

2010). Membawa anggota keluarga yang sakit ke fasilitas kesehatan adalah

tugas dan tanggung jawab keluarga termasuk memilih fasilitas kesehatan

yang tepat (Friedman, 2013).

Page 64: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

48

Dibawa ke pengobatan tradisional

Pengobatan tradisional sebagai budaya bangsa merupakan salah satu

upaya penyembuhan dan perawatan cara lain di luar ilmu kedokteran atau

ilmu keperawatan. Pengobatan tradisional sudah lama dikenal di kalangan

masyarakat, cara-cara pengobatan tradisional di Indonesia dapat

dikategorikan dalam upaya penyembuhan dengan: 1) ramuan tumbuhan obat,

2) cara fisik (dukun beranak, sunat, patah tulang, susuk, ketok, refleksologi,

akupuntur, dan sebagainya), 3) meditasi, pernapasan dan tenaga dalam, dan 4)

penyembuhan dengan cara spiritual (doa, mantera, psikoterapi, dan

sebagainya) (Hanafiah & Amir, 2009). Pada penelitian ini, hal tersebut

ditunjukkan oleh tiga orang partisipan yaitu partispan 1, 2 dan 3 yang

mengaku bahwa membawa anak mereka ke pengobatan alternatif diluar

medis atau yang biasa disebut ke pengobatan tradisional, seperti dukun, tabib,

menggunakan ramuan herbal, dan kyai. Upaya ini dilakukan orang tua karena

adanya perasaan takut akan kehilangan anak dan kondisi pengobatan yang

tidak pasti serta tidak menjamin kesembuhan membuat keluarga sering

mencari alternatif lain diluar medis untuk memperoleh kesembuhan

(Aritonang, 2008).

Orang tua berharap dengan membawa anak mereka ke berbagai

pengobatan, anak mereka akan mendapatkan kesembuhan. Hal ini dianggap

sebagai suatu bentuk usaha dari orang tua untuk kesembuhan anaknya. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian Mostert, Sitaresmi, Gundy, et al

(2008) bahwa menurut 16 orang tua (31%) penggabungan antara pengobatan

tradisional dan kemoterapi adalah cara terbaik untuk menyembuhkan

Page 65: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

49

leukemia dan sebanyak 11 orang tua (22%) tidak setuju dengan pernyataan

ini.

Tema 2. Dukungan pembiayaan orang tua dalam mengatasi masalah

leukemia pada anak usia sekolah

Dukungan pembiayaan merupakan salah satu bentuk dukungan

instrumental. Bentuk dukungan instrumental meliputi menyediakan peralatan

lengkap dan memadai bagi penderita, menyediakan obat-obat yang

dibutuhkan, dukungan material, seperti jasa, bantuan keuangan, atau barang

(Harnilawati, 2013; Taylor, 2012). Dukungan ini bertujuan untuk

mempermudah seseorang dalam melakukan aktivitasnya berkaitan dengan

persoalan-persoalan yang dihadapinya.

Hasil penelitian pada studi ini sesuai dengan bentuk dukungan

instrumental menurut Harnilawati (2013) dan Taylor (2012) yaitu biaya yang

meliputi biaya perawatan anak dan biaya harian anak di rawat. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian Mushyama (2015) bahwa ketiga

subyek memberikan bantuan tindakan, materi ataupun benda sesuai dengan

kemampuan subyek penelitian untuk memberikan rasa senang kepada anak

sebagai bentuk dukungan instrumental.

Biaya perawatan anak

Pengobatan yang diberikan pada kasus LMA umumnya adalah

pemberian kemoterapi dan transplantasi sumsum tulang pada sebagian kasus

yang terindikasi. Hambatan utama pengobatan LMA adalah kemampuan

Page 66: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

50

pasien memperoleh obat kemoterapi sangat rendah. Sejak mulai ada jaminan

kesehatan bagi warga kurang mampu di Indonesia, hambatan tersebut

sebagian dapat teratasi, sehingga diharapkan keberhasilan pengobatan LMA

dapat ditingkatkan (Sjakti, Gatot, dan Windiastuti, 2012).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mostert, Sitaresmi, Gundy,

et al (2008) menyatakan bahwa 40 orang tua (78%) menganggap bahwa biaya

perawatan merupakan salah satu tekanan finansial yang dihadapi orang tua

dengan anak leukemia. Adanya tekanan finansial membuat orang tua

berusaha mencari bantuan dari keluarga dan memanfaatkan jaminan

kesehatan masyarakat dari pemerintah untuk membantu beban perawatan

keluarga (Aritonang, 2008).

Biaya harian anak di rawat

Para keluarga menghadapi banyak biaya lain selain perawatan, seperti

biaya transportasi, telepon interlokal, dan diet-diet khusus. Beban perawatan

sehari-hari terutama terletak pada keluarga, dan beban tersebut dapat meluas

(Perrin, 2000 dalam Behrman, Kliegman, dan Arvin, 2000). Hasil penelitian

pada studi ini menunjukkan bahwa untuk memenuhi biaya harian anak

dirawat orang tua mengungkapkan mendapatkan bantuan dari orang lain, dari

suami, pinjaman, dan kepasrahan biaya kepada Tuhan. Hal ini sejalan dengan

penelitian Mostert, Sitaresmi, Gundy, et al (2008) menurut 40 orang tua

(78%) biaya pengobatan mengakibatkan kesulitan keuangan. Kesulitan

keuangan ini menjadi beban berat menurut 36 orang tua (71%). Selain itu,

biaya pengobatan mengakibatkan hutang menurut 33 orang tua (65%). Orang

Page 67: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

51

tua dituntut untuk meminta bantuan keuangan dari anggota keluarga lainnya

(n = 31; 61%) atau majikan mereka (n = 4; 8%). Kesulitan biaya terapi

menuntut 9 orang tua (18%) untuk menunda (n = 3) atau menarik (n = 6) dari

bagian pengobatan. Sebanyak 4 keluarga (8%) tidak berharap dapat

menyelesaikan pengobatan selama 2 tahun karena kesulitan keuangan dan 3

orang tua (6%) tidak pasti tentang hal ini.

Selain bantuan dari orang lain biaya harian anak dirawat didapatkan dari

hasil kerja ayah. Salah satu peranan ayah dalam keluarga adalah sebagai

pencari nafkah (Jhonson dan Leny, 2010). Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Taleghani, Fathizadeh, dan Naseri (2012) bahwa ibu lebih terlibat

dalam merawat anak-anak di rumah sakit dan sering absen dari rumah

sedangkan ayah sibuk bekerja di luar dan tidak dapat memenuhi tugas

domestik mereka dengan benar.

Tema 3. Informasi yang diberikan orang tua untuk perawatan anak usia

sekolah dengan leukemia

Informasi yang diberikan orang tua merupakan salah satu bentuk

dukungan informasional. Dukungan informasional adalah dukungan yang

diberikan keluarga meliputi pemberian nasihat, pengarahan, saran, ide-ide

atau informasi lainnya yang dibutuhkan (Harnilawati, 2013; Sarafino, 2006).

Hasil penelitian pada studi ini sesuai dengan teori yang dikemukakan

Harnilawati (2013) dan Sarafino (2006) bahwa bentuk dukungan informasi

yang diberikan orang tua untuk perawatan anak dengan leukemia meliputi

Page 68: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

52

informasi tentang nutrisi, informasi tentang penyakit anak, dan informasi

istirahat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Williams, McCarthy, Eyles,

dan Drew (2013) bahwa mekanisme protektif yang orang tua lakukan

meliputi memberikan informasi kepada anak mereka tentang penyakit

(misalnya, efek samping jangka panjang pengobatan), dan pengendalian

aspek kesehatan anak secara tidak langsung berhubungan dengan kanker

(misalnya, asupan makanan).

Informasi tentang nutrisi dan istirahat

Makanan bergizi berkualitas tinggi merupakan yang terbaik, anak-anak

mungkin menginginkan makanan dan minuman yang mengandung sedikit

atau bahkan tidak ada kalori sama sekali (Wong, 2009). Tersedianya restoran

siap saji, pengaruh media massa dan godaan keberagaman manakan “junk

food” yang sangat besar, memudahkan anak untuk mengonsumsi makanan

tanpa kalori yang tidak meningkatkan pertumbuhan, seperti gula, zat tepung,

dan lemak yang berlebihan (Wong, 2009). Hal ini tidak baik untuk anak yang

menderita kanker.

Anak-anak dengan kanker membutuhkan perawatan khusus berkaitan

dengan kebersihan makanan, penyimpanan, dan persiapan, mengingat risiko

mereka tinggi terhadap infeksi (Sposito, Sparapani, Rodrigues et al, 2014) .

Orang tua dapat sangat membantu dengan membawa makan yang disukai

anak dari rumah, terutama jika kebiasaan makan keluarga berbeda dengan

penyediaan makanan di rumah sakit (Wong, 2009). Beberapa makanan yang

Page 69: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

53

dapat ditoleransi dengan baik adalah agar-agar, sup bening, roti kering,

crackers, dan permen yang keras. Meskipun zat-zat tersebut tidak bergizi,

makanan tersebut dapat memberikan cairan dan kalori yang diperlukan

(Wong, 2009).

Lee, Pilkington, dan Ho (2014) menyatakan bahwa semua peserta telah

merubah gaya hidup mereka secara dramatis karena diagnosis kanker,

terutama kebiasaan makan mereka. Mereka percaya bahwa makanan tertentu

dapat menyebabkan kanker dan mencoba untuk menghindari jenis makanan

sebanyak yang mereka bisa. Sebagian besar dari mereka makan lebih sedikit

daging dan makanan yang digoreng.

Orang tua tidak mengetahui apa yang dimakan anaknya ketika mereka

berada di luar rumah. Orang tua mungkin memberikan bekal makan siang

untuk di sekolah tetapi tidak menyadari berapa banyak makanan yang

dimakan, ditukar, dijual, atau dibuang (Wong, 2009). Adanya informasi

tentang nutrisi pada anak dengan leukemia membantu anak dalam menjaga

kesehatannya. Penelitian Mushyama (2015) menunjukkan bahwa dukungan

informasi yang diberikan keluarga pada anak dengan leukemia meliputi

pemberian informasi kepada anak mengenai makanan yang dikonsumsi

anaknya, pola istirahat anak, dan memberikan nasihat-nasihat untuk menjaga

sikap anak.

Informasi tentang penyakit anak

Anak usia 6-12 tahun atau anak usia sekolah sudah memiliki kemampuan

untuk menjelaskan apa yang terjadi pada dirinya, termasuk ketika mereka

Page 70: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

54

sedang sakit. Anak usia sekolah dapat mendefinisikan penyakit sebagai

serangkaian gejala nyata yang banyak, seperti tanda-tanda flu dan

menganggap penyebabnya adalah kuman atau bakteri (Wong, 2009).

Penelitian yang dilakukan Fitri dan Fensi (2008) menjelaskan bahwa anak

usia sekolah sudah dapat memahami karakteristik dasar dari penyakit, seperti

definisi dari ‘sakit’, penyebab penyakit, dan perbedaan penyakit lain dengan

penyakit kanker.

Selain itu, anak-anak berhak mendapatkan informasi tentang kesakitan

dan prosedur-prosedur medis yang dijalaninya sesuai dengan tingkat kognitif

mereka (Smet, 1994), terlebih pada anak yang sakit kronis seperti leukemia,

lebih banyak pengetahuan tentang konsep, sikap dan keyakinan akan

membantu anak dalam menerima pengobatan yang diharuskan (Eiser, 1985

dalam Smet, 1994).

Selain dari orang tua, anak juga mendapatkan informasi tentang penyakit

yang diderita dari tenaga kesehatan. Anak yang menderita kanker dan

keluarganya membutuhkan seorang dokter atau tenaga kesehatan yang penuh

harapan, jujur, penghibur, penuh pengertian, mudah didatangi, informatif dan

berpengetahuan (Rudolph, 2007). Para klinis yang bekerja dengan anak yang

menderita penyakit jangka panjang harus memahami perkembangan tahap

pemahaman penyakit penderitanya agar dapat menjelaskan penyakit dan

mekanismenya dalam bahasa yang sesuai dengan umurnya karena

pemahaman anak sejalan dengan pola pertumbuhan kemampuan kognitif

yang khas, mereka memerlukan berbagai penjelasan mengenai penyakitnya

yang terus berlangsung sampai mereka dewasa (Perrin, 2000 dalam Behrman,

Page 71: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

55

Kliegman, & Arvin., 2000). Hal ini sejalan dengan penelitian Mitchell,

Clarke, dan Sloper (2006) bahwa sebanyak 88% dari anak-anak atau remaja

merasa staf rumah sakit memberikan informasi menggunakan bahasa yang

mudah dimengerti dan 78% staf rumah sakit berbicara langsung kepada

mereka.

Adanya informasi yang diberikan tenaga kesehatan kepada anak

memberikan kepuasan tersendiri untuk orang tua. Berdasarkan penelitian

Mitchell, Clarke, dan Sloper (2006) melaporkan bahwa orang tua dari anak-

anak pada semua usia dan semua tahap penyakit umumnya puas dengan

dukungan yang diberikan oleh staf rumah sakit, terutama pekerja sosial dan

perawat (71%).

Tema 4. Dukungan emosional orang tua selama merawat anak usia

sekolah dengan leukemia

Dukungan emosional menurut Sarafino (2006) meliputi dukungan

simpatik dan empati, cinta, kepercayaan, perhatian, dan pemberian semangat.

Dukungan emosional merupakan dukungan yang berpusat pada perasaan.

Maka dapat dikatakan bahwa pemberian dukungan sosial emosional yang

diberikan oleh keluarga kepada anak dapat mempengaruhi anak penderita

kanker agar dapat tetap berpikir positif, merasa dicintai, serta lebih

termotivasi untuk sembuh dari sakit yang diderita (Mushyama, 2015).

Hasil penelitian pada studi ini sesuai dengan Sarafino (2006) bahwa

dukungan emosional orang tua selama merawat anak dengan leukemia

meliputi merawat dengan kasih sayang, memanjakan anak, menjalani

Page 72: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

56

perawatan dengan pasrah, memijat anak, memberi semangat, dan mendoakan

anak. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian Mushyama (2015) yang

menunjukkan bahwa bentuk dukungan emosional yang diberikan berupa

perhatian serta menunjukkan rasa kepedulian dan kasih sayang kepada anak

sehingga anak merasa aman, nyaman, dan dicintai.

Merawat dengan kasih sayang dan Memanjakan Anak

Salah satu agens sosialisasi terpenting dalam kehidupan anak usia

sekolah adalah kelompok teman sebaya (Wong, 2009). Pada awal usia

sekolah, anak dapat menjadi sasaran godaan teman-teman sekelasnya; mereka

mungkin perlu absen dari sekolah karena penyakitnya atau pengobatannya,

dan dengan demikian kehilangan kesempatan untuk bersosialisasi awal secara

normal (Behrman, Kliegman, & Arvin, 2000). Hal ini menyebabkan anak

merasa kesepian, bosan, isolasi, dan depresi. Reaksi ini timbul sebagai akibat

perpisahan (Wong, 2009).

Pada penelitian ini, anak dengan leukemia merasa bosan berada di rumah

sakit karena tidak bisa bermain dengan teman-temannya. Salah satu tugas

perkembangan anak usia sekolah adalah belajar bergaul dengan teman-teman

sebaya yang artinya anak usia sekolah belajar mengembangkan berhubungan

dengan anak lain yang dapat menghasilkan dampak tanggapan positf dari

anak lain dalam lingkungan sekolah yang lebih luas daripada lingkungan

keluarga (Gunarsa, 2008; Anshoriy, 2008).

Peran orang tua untuk membantu anak mempertahankan kontak non-

rumah meliputi, melanjutkan pelajaran sekolah selama sakit dan terisolasi,

Page 73: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

57

mengunjungi teman baik secara langsung maupun melalui surat tertulis atau

telepon, dan berpartisipasi dalam proyek yang menstimulais jika

memungkinkan (Wong, 2009). Selain itu, anak-anak membutuhkan perhatian

dan kasih sayang orang tua sehingga anak mampu mengembangkan

kepercayaan diri dan kematangan yang dibutuhkan untuk menghilangkan

perasaan kehilangan dari kelompok dan berdiri secara mandiri (Wong, 2009).

Anak yang sakit mengalami bermacam-macam ancaman terhadap rasa

aman, hal ini disebabkan karena adanya perubahan lingkungan selain dari

faktor usia anak sendiri. Untuk mendapatkan rasa aman, anak butuh

kehangatan dan rasa cinta serta kasih dan sayang dari orang tua, kestabilan

keluarga serta pengendalian dari stres itu sendiri (Riyadi dan Sukarmin,

2009). Orang tua dapat memberikan asuhan efekif selama hospitalisasi anak,

telah terbukti dalam beberapa penelitian bahwa anak akan merasa aman

apabila berada disamping orang tuannya (Supartini, 2004).

Rasa aman yang dirasakan oleh anak, sudah pasti mengurangi reaksi

hospitalisasi yang di rasakannya. Kehadiran orang tua selama hospitalisasi,

termasuk selama prosedur terapi, memberikan dukungan emosional pada anak

dan meningkatkan rasa pemberdayaan orang tua dalam peran pemberi asuhan

(Wong, 2009).

Hal tersebut diperkuat dengan hasil penelitian Sa’adadiyah dan Sartika

(2014) mengungkapkan bahwa dukungan sosial memiliki hubungan yang erat

dengan character strength love dan hope. Orang tua yang memiliki karakter

love akan mampu menunjukkan cinta pada anak dan juga orang lain dan juga

menerima cinta dari orang lain, sehingga akan menciptakan kehangatan

Page 74: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

58

dalam hidupnya. Dengan demikian seseorang yang menghadapi persoalaan

merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri tetapi masih ada orang lain

yang memperhatikan, mau mendengar segala keluhannya, bersimpati dan

empati terhadap persoalan yang dihadapinya, bahkan mau membantu

memecahkan masalah yang dihadapinya (Harnilawati, 2013).

Selain merawat dengan kasih sayang, orang tua juga berusaha menuruti

apa yang anak inginkan. Hal ini sejalan dengan penelitian Williams,

McCarthy, Eyles, dan Drew (2013) bahwa orang tua melaporkan menyiapkan

'hadiah' untuk anak mereka yang akan menjalani prosedur medis dan

memanjakan anak mereka dalam menanggapi kanker.

Menjalani perawatan dengan pasrah

Anak-anak usia sekolah berpikir dalam batasan yang sangat konkret

tetapi merupakan pelajar yang sangat baik dan memiliki kemauan besar untuk

mempelajari Tuhan (Wong, 2009). Anak usia sekolah mulai belajar untuk

membedakan antara natural dan supranatural tetapi mengalami kesulitan

memahami simbol-simbol. Oleh karenanya, konsep agama harus dijelaskan

kepada anak dalam istilah yang konkret (Wong, 2009).

Salah satu tugas perkembangan anak usia sekolah adalah belajar untuk

mengenal budaya daerah maisng-masing, seperti mengenal bentuk rumah

tradisional, mengenal mata pencaharian orang tua dan masyarakatnya,

termasuk di sini belajar ajaran dan tuntunan agama yang dianutnya

(Anshoriy, 2008). Maka, agama menjadi sumber penting dari dukungan.

Page 75: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

59

Anak-anak menyatakan bahwa mereka percaya, agama mereka

membantu mereka dalam pengobatan tapi dengan cara yang tidak dapat

dijelaskan dengan kata-kata (Sposito, Sparapani, Rodrigues et al, 2014).

Dukungan spiritual sangat diperlukan individu untuk dapat menerima

keadaan sakit yang dialami, khususnya jika penyakit tersebut memerlukan

proses penyembuhan yang lama dengan hasil yang belum pasti (Hamid,

2009). Taleghani, Fathizadeh, dan Naseri (2012) Memiliki hubungan 'khusus'

dengan Tuhan membantu individu untuk bertahan dari peristiwa sulit dan

tidak dapat dihindari. Hubungan dua arah dengan Tuhan memperkuat

individu dalam menangani peristiwa tak terkendali, seperti penyakit.

Mendekatkan diri kepada Tuhan membuat orang tua pasien leukemia

bersikap sabar, tawakkal dan ikhlas dengan kondisi apapun yang terjadi pada

anaknya. Mereka yakin bahwa Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik

padanya. Mereka hanya bisa berusaha, tetapi yang menentukan atas kondisi

anaknya adalah Tuhan yang memiliki dan berkuasa atas manusia (Aziz dan

Kumolohadi, 2005).

Orang tua pasien leukemia berusaha membangun pemikiran yang positif

atas permasalahan yang dihadapinya. Mereka berusaha mengambil manfaat

yang baik dengan cara mengambil hikmah dari semua permasalahan yang

dihadapinya. Hikmah yang dapat diambil oleh orang tua pasien leukemia

meliputi bertambahnya pengalaman serta pengetahuan, lebih sabar dan juga

selama anaknya sakit mereka merasa lebih dekat kepada Tuhan (Aziz dan

Kumolohadi, 2005).

Page 76: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

60

Penelitian Taleghani, Fathizadeh, dan Naseri (2012) memiliki iman

kepada Tuhan dan percaya kepada kekuatan yang tak terbatas adalah sumber

penting yang member orang tua kemampuan untuk melanjutkan pengobatan

anak meskipun penuh kesulitan besar dan frustrasi.

Memijat anak, Memberi semangat, dan Mendoakan anak

Orang tua bertanggung jawab memenuhi kebutuhan-kebutuhan si anak,

baik dari sudut organis-psikologi, antara lain makanan; maupun kebutuhan-

kebutuhan psikis, seperti: kebutuhan akan perkembangan intelektual melalui

pendidikan, kebutuhan akan rasa dikasihi, dimengerti dan rasa aman melalui

perawatan, asuhan, ucapan-ucapan dan perlakuan-perlakuan (Gunarsa, 2008).

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian studi ini bahwa orang tua memberikan

ucapan semangat, doa, dan melakukan pemijatan pada anak.

Berdoa telah ditemukan sebagai suatu sumber yang efektif bagi

seseorang untuk mengatasi nyeri, stress dan distress (Potter dan Perry, 2005).

Anak-anak usia sekolah merasa nyaman dengan berdoa atau melakukan ritual

agama lainnya dan jika aktivitas ini merupakan bagian dari kegiatan sehari-

hari anak, hal ini dapat membantu anak melakukan koping dalam menghadapi

situasi yang mengancam (Wong, 2009). Penelitian Coulson dan Greenwood

(2011) banyak anggota grup berdoa untuk orang lain, seperti mengucapkan

bahwa memiliki iman kepada Tuhan memberikan anaknya kesempatan untuk

terus berjuang selama pengobatan.

Page 77: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

61

Tema 5. Dukungan sosial bagi anak usia sekolah dengan leukemia

Dukungan sosial adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu

dan sebagai informasi yang diperoleh dari orang lain, sehingga seseorang

akan tahu bahwa ada orang lain yang menghormati, memperhatikan,

menghargai, dan mencintainya (Cohen & Sme, 1996 dalam Harnilawati,

2013; Taylor, 2012). Dukungan sosial dapat merupakan bantuan penting guna

membantu keluarga yang sedang mengalami krisis (Friedman, 2013). Pada

studi ini sumber dukungan sosial berasal dari kerabat atau lingkungan sekitar,

seperti ungkapan salah satu partisipan berikut ini:

“...dari saudara-saudara, tetangga, omnya, abangnya, tetehnya,semuanyalah ngasih dukungan ke dia...” (P4).

Hal tersebut sesuai dengan penelitian McGrath (2001) bahwa sumber

dukungan sosial adalah partner, keluarga, teman, staf rumah sakit, dan orang

tua lain yang mengalami situasi yang sama. Dukungan sosial pada studi ini

yang diberikan pada anak dengan leukemia meliputi menjenguk anak,

mengantar anak, dan memberikan baju.

Menjenguk anak merupakan salah satu bentuk dukungan sosial yaitu

dukungan emosional. Dukungan emosional meliputi dukungan simpatik dan

empati, cinta, kepercayaan, perhatian, dan pemberian semangat (Sarafino,

2006), sedangkan mengantar anak dan memberikan baju pada anak dengan

leukemia merupakan salah satu bentuk dukungan sosial yaitu dukungan

instrumental.

Dukungan instrumental menurut Taylor (2012) yaitu bantuan nyata

melibatkan penyediaan dukungan material, seperti jasa, bantuan keuangan,

atau barang. Hasil penelitian pada studi ini sejalan dengan penelitian

Page 78: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

62

Shortman, Beringer, Penn, et al (2012) bahwa anggota keluarga membantu

dalam perawatan anak, transportasi, dan dukungan keuangan.

Dukungan sosial memiliki peran yang penting dalam membantu individu

bertahan secara psikologis (Kristiani, Wirawan, Kusumarojo, dan Tehuteru,

2008). Dukungan sosial dianggap dapat menurunkan depresi dan

memampukan individu bertahan dalam menghadapi emosi-emosi negatif

yang muncul (Health psychology). Penelitian Simons, Ingerski, dan Janicke

(2007) menyatakan bahwa ibu yang mendapatkan dukungan sosial yang

tinggi melaporkan distress berkurang secara signifikan.

B. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini.

Keterbatasan penelitian tersebut antara lain:

1. Penentuan tempat penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi

partisipan merupakan tantangan tersendiri bagi peneliti. Awalnya

peneliti akan melakukan penelitian ini di sebuah yayasan kanker anak,

namun ketiadaan partisipan yang sesuai kriteria inklusi membuat

peneliti merubah tempat penelitian yaitu di rumah sakit.

2. Wawancara dilakukan hanya pada ibu yang seharusnya orang tua

adalah ayah dan ibu. Hal ini disebabkan karena hanya ibu yang

menemani anak selama perawatan sedangkan ayah sibuk bekerja.

3. Ada partisipan dalam penelitian ini kadang tidak dalam kondisi yang

baik untuk diwawancarai, sehingga partisipan menjawab pertanyaan

dari peneliti secara singkat. Hal ini menyebabkan peneliti dalam

Page 79: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

63

wawancara menggunakan pertanyaan yang cenderung mengarahkan dan

bersifat tertutup, sehingga penggalian data penelitian kurang maksimal

dan kurang eksploratif.

Page 80: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

64

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan pada

bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Upaya orang tua dalam mengatasi masalah leukemia pada anak usia

sekolah meliputi penanganan awal, dibawa ke pelayanan kesehatan, dan

dibawa ke pengobatan tradisional.

2. Dukungan orang tua yang diberikan pada anak dengan leukemia usia

sekolah meliputi dukungan pembiayaan, dukungan informasi, dan

dukungan emosional.

3. Dukungan sosial yang diberikan kepada anak dengan leukemia usia

sekolah berasal dari kerabat dan lingkungan sekitar. Bentuk dukungan

yang diberikan meliputi menjenguk anak, mengantar anak, dan

memberi baju.

B. Saran

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini bagi pelayanan kesehatan diharapkan dapat

memberikan gambaran mengenai dukungan yang diberikan orang tua

pada anak dengan leukemia sehingga perawat dapat ikut serta dalam

memberikan dukungan terhadap anak dengan leukemia, serta hasil

penelitian ini juga dapat dijadikan bahan masukkan untuk melakukan

Page 81: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

65

pendidikan kesehatan bagi orang tua yang memiliki anak dengan

penyakit kronik lainnya.

2. Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini bagi pendidikan keperawatan dapat menjadi

landasan dalam mengembangkan keilmuan keperawatan terkhususnya

keperawatan anak dan dapat mengembangkan kompetensi pembelajaran

pada mahasiswa mengenai dukungan orang tua.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Berfokus pada temuan konsep yang muncul pada penelitian ini,

tidak ditemukan dukungan penilaian pada orang tua yang memiliki

anak dengan leukemia sehingga diharapkan peneliti selanjutnya

dapat melakukan penelitian terkait faktor-faktor yang

mempengaruhi pemberian dukungan oleh orang tua.

b. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian mengenai

dukungan orang tua dari persepsi ayah dan ibu.

Page 82: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

DAFTAR PUSTAKA

Afiyanti, Yati dan Imami Nur Rachmawati. Metodologi Penelitian Kualitatifdalam Riset Keperawatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014.

Ali, Zaidin. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC, 2010.

American Academy of Pediatrics. Family-Centered Care and the Pediatrician’sRole. PEDIATRICS, 112(3), 2003.

American Cancer Society. Global Cancer Facts & Figures 2nd Edition. Atlanta:American Cancer Society, 2011.

Anshoriy, Nasruddin. Pendidikan Berwawasan Kebangsaan: Kesadaran IlmiahBerbasis Multikulturalisme. Yogyakarta: LKiS, 2008.

Aritonang, Mika Vera. Pengalaman Keluarga dengan Anak yang MenderitaPenyakit Kronis. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara, 2008.

Aziz, Muhammad Farid dan Retno Kumolohadi. Strategi Pengatasan MasalahPada Orang tua Pasien Leukemia. Skripsi. Yogyakarta: Universita IslamIndonesia, 2005.

Behrman, Richard E, Robert M. Kliegman, dan Ann M. Arvin. Ilmu KesehatanAnak Nelson. Jakarta: EGC, 2000.

Brooker, Chris. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC, 2009.

Cahyono, Ari. Gambaran Tindakan Orang tua yang Mempunyai Anak denganPenderita Leukemia Di Ruang Melati II RSUD DR. Moewardi. Skripsi.Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012.

Coulson, N.S dan N. Greenwood. Families Affected by Childhood Cancer: AnAnalysis of The Provision of Social Support Within Online Support Groups.Blackwell Publishing Ltd, Child: care, health and development, 38(6): 870-877, 2011.

Doloksaribu, Tiurlan Mariasima. Respon dan Koping Anak Penderita LeukemiaLimfoblastik Akut dalam Menjalani Terapi Di Jakarta dan Sekitarnya: StudiGrounded Theory. Tesis. Depok: Universitas Indonesia, 2011.

Efendi, Ferry dan Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori danPraktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, 2009.

Endraswara, Suwardi. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi,Epistemologi, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2006.

Page 83: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

Fitri, Rani Agias dan Fensi. Representasi Penyakit dan Strategi Pengatasan padaAnak yang Menderita Kanker. Jurnal Psikologi, 2(1), 2008.

Fotiadou, Maria, J.H.Barlow, L.A. Powell, dan H.Langton. Optimism andpsychological well-being among parents of children with cancer: anexploratory study. Psycho-Oncology 17: 401-409, 2008.

Friedman, Marilyn M. Buku Ajar Keperawatan Keluerga: Riset, Teori, danPraktik. Jakarta: EGC, 2013.

Gunarsa, Singgih D. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: GunungMulia, 2008.

Hamid, Achir Yani S. Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa.Jakarta: EGC, 2009.

Hanafiah, M. Jusuf dan Amri Amir. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan.Jakarta: EGC, 2009.

Handayani, Wiwik & Andi Sulistyo Haribowo. Buku Ajar asuhan keperawatanpada klien dengan gangguan sistem hematologi. Jakarta: Salemba Medika,2008.

Harnilawati. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Jakarta: Pustaka AsSalam, 2013.

Hidayat, A. Aziz Alimul. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: SalembaMedika, 2008.

Hidayat, A. Aziz Alimul. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:Salemba Medika, 2009.

Hockenberry, M.J., & Wilson, D. Essential of pediatric nursing (8th ed.). Canada:Mosby Elsevier, 2009.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Tahun2012. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2013.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Tahun2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2014.

Kostak MA dan Avci G. Hopelessness and depression levels of parents ofchildren with cancer. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention, 14: 1-6,2013.

Kusuma, Kelana. Metodologi Penelitian Komunikasi Fenomenologi Konsepsi,Pedoman, dan Contoh Penelitiannya. Bandung: Widya Padjajaran 2009.

Page 84: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

Kuswarno, Engkus. Metodelogi Penelitian Komunikasi Fenomenologi konsepsi,Pedoman, dan Contoh Penelitiannya. Bandung: Widya Padjajaran, 2009.

Kristiani, Lydia, Henny E. Wirawan, Raden Citra Kusumarojo, & Edi SetiawanTehuteru. Gambaran Emosi Ibu dari Anak Penderita Kanker. IndonesianJournal of Cancer, 2: 60-62, 2008.

Lee, Tsorng-Yeh, F. Beryl Pilkington & Grace Ho. Living with Cnacer: TheExperiences of Chinese Canadian Cancer Survivors. International Journal ofPsychological Studies, 6(4), 2014.

L, Jhonson dan Leny R. Keperawatan Keluarga: Plus Contoh Askep Keluarga.Yogyakarta: Nuha Medika, 2010.

Marliyah, Lina, Fransisca I.R. Dewi, dan P. Tommy Y. S. Suyasa. Persepsiterhadap Dukungan Orang tua dan Pembuatan Keputusan Karir Remaja.JURNAL PROVITAE, no. 1, 2004.

McGrath, Pam. Identifying Support Issues of Parents of Children with Leukemia.Cancer Practice, 9(4): 198-205, 2001.

Mitchell, Wendy, Susan Clarke, dan Patricia Sloper. Care and Support Needs ofChildren and Young People with Cancer and Their Parents. Psycho-Oncology, 15: 805-816, 2006.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: ROSDA, 2011.

Mostert, Saskia, Mei N. Sitaresmi, Chad M. Gundy, et al. Parental Experiences ofChildhood Leukemia Treatment in Indonesia. Journal of PediatricHematology/Oncology, 30(10), 2008.

Muscari, Mary E. Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC, 2005.

Mushyama, Bara Garnisa. Dukungan Sosial Keluarga pada Anak PenderitaKanker Darah di Yayasan Kasih Anak Kanke Jogja. Jurnal Bimbingan danKonseling, 9, 2015.

Nursalam, Rekawati Susilaningrum, dan Sri Utami. Asuhan Keperawatan Bayidan Anak untuk Perawat dan Bidan. Jakarta: Salemba Medika, 2005.

Potter, Patricia .A dan Anne Griffin Perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:Konsep, Proses, dan Praktik Volume 1 Edisi 4. Jakarta: EGC, 2005.

Rahmania, Qisthi dan Edi Setiawan Tehuteru. Hubungan Antara Coping Style danAnticipatory Grief pada orang tua dari anak dengan diagnosis kanker dirumah sakit kanker “Dharmais”. Indonesian Journal of Cancer, 5(3), 2011.

Rahmat, Pupu Saeful. Penelitian Kualitatif. Equilibrium; 9(5): 1-8, 2009.

Page 85: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

Rasmun. Stres, Koping, dan Adaptasi. Jakarta: Sagung Seto, 2004.

Riyadi, Sujono dan Sukarmin. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Yogyakarta:Graha Ilmu, 2009.

Rudolph, Abraham M. Buku Ajar Pediatri Rudolph Volume 1. Jakarta: EGC,2007.

Salam, Syamsir dan Jaenal Aripin. Metodologi Penelitian Sosial. Ciputat: UINJakarta Press, 2006.

Sarafino, Edward P. Health Psychology: Biopsychosocial Interactions. NewYork: John Wiley & Sons, Inc., 2006.

Sa’adadiyah, Naima dan Dewi Sartika. Hubungan antara Dukungan Sosial denganCharacter Strength Orang tua dari Anak Penderita Kanker di Rumah CintaBandung. Prosiding Psikologi. Gelombang 2, 2014.

Shortman, R. I., A. Beringer, A. Penn, et al. The Experience of Mothers Caringfor a Child with a Brain Tumour. Child: care, health, and development,39(5): 743-749, 2012.

Simanjorang, Chandrayani, Asri C. Adisasmita, & Edi S. Tehuteru. GambaranEpidemiologi Kasus Leukemia Anak di Rumah Sakit Kanker “Dharmais”,2004-2008. Indonesian Journal of Cancer, 4(1), 2010.

Simons, Laura, Lisa M. Ingerski, & David M. Janicke. Social Support, Coping,and Psychological Distress in Mothers and Fathers of Pediatric TransplantCandidates: A Pilot Study. Pediatric Transplantation, 11: 781-787, 2007.

Sjakti, Hikari Ambara, Djajadiman Gatot, dan Endang Widiastuti. HasilPengobatan Leukemia Mieloblastik Akut pada Anak. Sari Pediatri, 14(1),2012.

Smet, Bart. Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo, 1994.

Sposito, Amanda Mota Pacciulio, Fernanda Machado Silva-Rodrigues, Luzia LaraPfeifer, et al. Coping Strategies Used by Hospitalized Children With CancerUndergoing Chemotherapy. Journal of Nursing Scholarship, 47(2), 143-151,2015.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2007.

Sunaryo. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC, 2004.

Supardi, Sudibyo dan Andi Leny Susyanty. Penggunaan Obat Tradisional dalamUpaya Pengobatan Sendiri Di Indonesia (Analisis Data Susenas Tahun 2007).Bul. Penelit. Kesehat, 38(2): 80-89, 2010.

Page 86: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

Supartini, Yupi. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC,2004.

Suriadi dan Rita Yuliani. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: Sagung Seto,2010.

Streubert, Helen J. dan Dona R. Carpenter. Qualitative Research In Nursing:Advancing The Humanistic Imperative. Philadelphia: Lippincott Williams &Wilkins, 2003.

Taleghani, F., N. Fathizadeh, dan N. Naseri. The Lived Experiences of Parents ofChildren Diagnosed With Cancer in Iran. European Journal of Cancer Care,21, 340-348, 2012.

Taylor, Shelley E. Health Psychology. New York: McGraw-Hill, 2012.

Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung:Grasindo, 2007.

Videbeck, Sheila. L. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC, 2012.

Williams, Lauren K, Maria C. McCarthy, Deborah J. Eyles, dan Sarah Drew.Parenting A Child with Cancer: Perceptions of Adolescents and Parents ofAdolescents and Younger Children Following Completion of ChildhoodCancer Treatment. Journal of Family Studies, 19, 2013.

Wong, Donna L. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC, 2009.

Yayasan Kanker Indonesia. YKI-Jakarta Race. Jakarta: Yayasan KankerIndonesia, 2012.

Page 87: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

LAMPIRAN

Page 88: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

Lampiran 1

FORMAT PENJELASAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:Nama : Amanda Febriani PutriNIM : 1111104000046adalah mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam NegeriSyarif Hidayatullah Jakarta, akan melakukan penelitian tentang “Dukungan Orangtua yang Memiliki Anak dengan Leukemia Usia 6-12 tahun”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dukungan orang tua yangmemiliki anak dengan leukemia usia 6-12 tahun. Selain itu, penelitian inimerupakan bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan Program Pendidikan S1peneliti di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Teknik pengumpalan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah denganwawancara mendalam dengan durasi waktu 30-60 menit setiap kali pertemuan.Untuk mencegah adanya data yang hilang peneliti menggunakan alat bantu untukmerekam dan bila dibutuhkan informasi tambahan, dimohon kesediaan partisipanuntuk melakukan wawancara tambahan. Sebelum dilakukan wawancara akandijelaskan maksud dan tujuan penelitian dan penandatanganan persetujuanmenjadi partisipan.

Peneliti menjamin bahwa semua informasi yang berkaitan dengan identitaspartisipan dan data yang diperoleh akan dirahasiakan dan hanya akan diketahuioleh peneliti. Hasil penelitian akan dipublikasikan tanpa identitas asli partisipan.

Melalui penjelasan singkat ini, besar harapan peneliti agar Bapak/Ibu bersediamenjadi partisipan dalam penelitian ini. Atas partisipasi dan kerjasama dariBapak/Ibu, peneliti mengucapkan terima kasih.

Jakarta, Juli 2015

Amanda Febriani Putri

Page 89: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi respondenpenelitian yang dilakukan oleh:Nama : Amanda Febriani PutriNIM : 1111104000046Saya telah mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian ini. Sayamengerti bahwa data mengenai penelitian ini akan dirahasiakan. Semua berkasyang mencantumkan identitas responden hanya digunakan untuk terkaitpenelitian.

Saya mengerti bahwa tidak ada resiko yang akan terjadi. Apabila adapertanyaan dan respon emosional yang tidak nyaman atau berakibat negatif padasaya, maka peneliti akan menghentikan pengumpulan data dan penelitimemberikan hak kepada saya untuk mengundurkan diri dari penelitian ini tanparesiko apapun.

Demikian surat pernyataan ini saya tandatangani tanpa suatu paksaan.Saya bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini secara sukarela.

Jakarta, Juli 2015

Partisipan

Page 90: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

Lampiran 3

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM BAGI PARTISIPAN

Dukungan Orang tua yang Memiliki Anak dengan Leukemia Usia 6-12 tahun

di RSU Kabupaten Tangerang

A. Petunjuk Umum

1. Tahap perkenalan

2. Menjelaskan maksud dan tujuan

3. Membuat informed consent dan kontrak waktu

B. Petunjuk Wawancara Mendalam

1. Wawancara mendalam dilakukan oleh peneliti.

2. Partisipan bebas menyampaikan pendapat, pengalaman, saran maupun

kritik.

3. Pernyataan partisipan tidak bernilai benar atau salah tetapi bersifat

pendapat apa yang diketahui pertisipan.

4. Semua hasil wawancara dijamin kerahasiannya.

5. Peneliti merekam hasil wawancara dengan tape recorder untuk membantu

pencatatan hasil wawancara dan menggunakan sebuah buku sebagai field

note untuk membantu pencatatan agar tidak ada pernyataan yang

terlewatkan dari partisipan.

C. Identitas Pewawancara

Pewawancara :

Tanggal wawancara :

Waktu wawancara :

Tempat wawancara :

Page 91: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

D. Identitas Partisipan

1. Nama Partisipan :

2. Umur Partisipan :

3. Agama :

4. Pendidikan :

5. Pekerjaan :

6. Jumlah anak :

7. Usia anak :

8. No. Telepon/Hp :

9. Riwayat Kesehatan Anak :

E. Pertanyaan Wawancara

1. Apa saja dukungan yang sudah bapak/ibu berikan pada anak?

2. Siapa saja yang memberikan dukungan?

3. Apa saja dukungan yang diberikan keluarga pada anak bapak/ibu yang

mengalami leukemia?

4. Bagaimana perasaan bapak/ibu mendapatkan dukungan?

5. Bagaimana ketersediaan dana untuk perawatan anak bapak/ibu?

6. Apa saja informasi yang bapak/ibu berikan kapada anak bapak/ibu terkait

leukemia?

7. Apa saja yang bapak/ibu berikan untuk membuat anak bapak/ibu semangat

dalam menjalani perawatan?

8. Bagaimana cara bapak/ibu merawat anak dengan leukemia?

Page 92: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

Lampiran 4

Page 93: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

Lampiran 5

MATRIKS ANALISIS TEMATIK

PERNYATAAN SIGNIFIKAN KATEGORI SUB TEMA TEMA P1 P2 P3 P4Saya kasih obat warung, diolesin

minyak kayu putih, dikasih daun

jarak

Penanganan awal Upaya orang tua dalammengatasi masalahleukemia pada anakusia sekolah

Saya kasih obat panas dan diurut

Saya kasih obat cacing

Saya bawa ke tabib, dukun, ziarah

ke kuburan neneknya

Dibawa ke pengobatan

tradisional

Saya pake herbal ramuan

Saya bawa ke kyai, minta syariat

Saya bawa ke klinik Dibawa ke pelayanan

kesehatan

Saya bawa ke puskesmas

Saya bawa ke bidan

Saya bawa ke rumah sakit

Biaya perawatan rumah sakit dari

jaminan

Biaya perawatan anak di

rumah sakit

Dukungan pembiayaanorang tua dalammengatasi masalahleukemia pada anakusia sekolah

Page 94: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

Biaya sehari-hari buat nungguin

anak ada yang ngasih

Biaya harian anak di

rawat

Biaya nunggu di sini dari suami

Kalo lagi gak ada duit, pinjem

sama orang

Masalah biaya, saya serahin sama

Tuhan

Kamu nggak boleh makan

gorengan, banyak makan sayur,

cukup minum

Informasi tentang nutrisi Informasi yangdiberikan orang tuadalam perawatan anakusia sekolah denganleukemia

Kamu sakit panas Informasi tentang

penyakit anak

Dokter bilang leukemia itu kanker

darah, kebanyakan darah putih,

pengobatannya lama

Dokter bilang harus di kemo

Dokter bilang harus minum obat

seumur hidup

Kamu nggak boleh kecapean, harus Informasi istirahat

Page 95: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

banyak istirahat

Saya rawat dengan kasih sayang

dan perhatian

Merawat dengan kasih

sayang

Dukungan emosionalorang tua selamamerawat anak usiasekolah denganleukemia

Saya manjain, kalo minta apa-apa

diturutin

Memanjakan anak

Pasrah ajalah diapa-apain juga

yang penting sembuh

Menjalani perawatan

dengan pasrah

Kalo anak saya pegal, saya pijitin Memijat anak

Kasih semangat ke anak saya Memberi semangat

Kamu harus semangat biar sembuh

Kalo disuntik, kamu nggak boleh

nangis

Kamu harus berjuang demi emak

Dokter dan susternya bilang harus

semangat, nggak boleh nyerah

Dukung dengan doa Mendoakan anak

Kamu harus banyak doa

Mereka jenguk ke rumah sakit Menjenguk anak Dukungan sosial bagianak usia sekolah

Page 96: DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33023/1/Amanda...DUKUNGAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN LEUKEMIA USIA 6-12 TAHUN DI

dengan leukemiaNganter anak saya pake mobil ke

rumah sakit

Mengantar anak

Ada yang kasih baju pas lebaran Memberi baju