dualisme hak milik gumuk jember

Download Dualisme hak milik gumuk jember

If you can't read please download the document

Upload: irsyadul-ibad

Post on 14-Apr-2017

277 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

DUALISME HAK MILIK GUMUK JEMBER

Kabupaten Jember merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang memiliki garis pantai. Sebelah selatan, Kabupaten Jember berbatasan dengan Samudera Hindia, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lumajang, utara dengan Kabupaten Probolinggo dan Bondowoso, sedangkan sebelah timur berbatasn dengan Kabupaten Banyuwangi. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 3.293,34 km2 yang meliputi 31 kecamatan dan berpenduduk sekitar 2.146.571 orang. (Sumber : jargons.wordpress.com)Kota Seribu Gumuk pernah disandang oleh Kabupaten Jember, penyandangan sebagai kota Seribu Gumuk hanya sekilas saja karena fakta yang ada dan penilaian dari masyarakat mengatakan bahwa gumuk di Jember sudah tak lagi dilindungi namun diminati untuk dieksploitasi. Gumuk-gumuk yang ada diwilayah jember merupakan hasil bentukan dari letusan gunung berapi (Gunung Raung) yang masih aktif yakni ketika letusan gunung berapi tersebut mengeluarkan lontaran lapisan batuan-batuannya kemudian mengarah ke beberapa daerah di Jember. Ironisnya, gumuk di Jember menjadi tidak jelas berkaitan dengan eigendom (hak milik) atas keberadaan gumuk tersebut. Bila dikaji lebih mendalam berkaitan mulai dari awal terbentuknya gumuk hingga munculnya hak milik atas gumuk tersebut, maka muncul seperti ini : Gunung Raung Letusan Kekayaan Alam :BebatuanEmasKapurLain-lain

Letak Letusan :Tanah OrangTanah DesaTanah Pemereintah Jember

Hak Milik Gumuk :Hak Milik PeroranganHak Milik DesaHak Milik Pemerintah Jember

Keabu-abuan Pengaturan Atas Eigendom (Hak Milik) GumukPermasalahan :Bagaimanakah proses atas Jual Beli Gumuk yang dilakukan oleh masyarakat (perorangan) dan desa apabila gumuk tersebut mengandung kekayaan alam yang besar ?Bagaimanakah bentuk pengawasan atau alternatif pengganti Pemerintah Jember atas penjualan gumuk mengingat fungsi dan keberadaan gumuk tersebut dapat menjaga ekosistem yang ada disekitar wilayah Jember ?

Kerancuan kepemilikan gumuk berdasarkan skema diatas menjadi problematika yang luar biasa apabila Pemerintah Jember tidak segera mungkin memikirkan akan Eigendom atas gumuk. Gumuk dijember terbentuk sekitar tahun 1500 Masehi dan 1628 Masehi yang merupakan letusan terhebat dari Gunung Raung dahulu. Atas dasar ini Eigendom gumuk di Jember dahulu belum dimiliki oleh orang-perorangan ataupun desa namun bukan berarti pemerintahan di Jember pada abad 15 dan 17 Masehi tidak mau tahu atas adanya gumuk pada waktu itu. Berawal dari sejarah dahulu, pemerintah Jember yang sekarang ini harus memperhatikan aspek fungsi dan keberadaan gumuk bagi Jember serta aturan normatif atas kepemilikan gumuk.Keabu-abuan pengaturan atas Eigendom gumuk di Jember oleh orang-perorangan, pemerintah desa dan Pemerintah Kabupaten Jember menjadi persoalan dan pertanyaan bagi masyarakat di Jember khususya bagi Pecinta Alam. Mari menengok sejenak apa yang seharusnya dilakukan oleh Pemerintah Jember bila dihubungkan dengan landasan Konstitusional Negara Indonesia yang telah diamandemen keempat kalinya, dalam BAB VI tentang Pemerintah Daerah, Pasal 18 ayat (2), (5), dan (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjelaskan :Ayat (2) : Pemerintah daerah provinsi, daerah Kabupaten, dan Kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.**Ayat (5) : Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintahan Pusat.**Ayat (6) : Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.**Amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya disebut UUD 1945 dalam pasal diatas telah terjawab bahwa seharusnya tindakan Pemerintah Jember terkait adanya gumuk bisa mengurus sendiri daerah-daerah di Jember yang berpotensi memiliki gumuk untuk dikelola, dimanfaatkan dan dijaga kelestarian gumuk untuk tetap ada guna menjaga ekosistem yang ada disekitar gumuk tersebut Artinya Eigendom gumuk di Jember seharusnya diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Jember mengingat Amanat UUD 1945 diatas dan menjadi kewenangan Pemerintah Jember yang memiliki potensi Sumber Daya Alam yaitu gumuk guna dilestarikan bukan untuk diinvestasikan bagi para pemilik modal., selanjutnya Pemerintah Jember juga mempertimbangkan bahwa gumuk merupakan pengendali lingkungan hidup yang memiliki fungsi dan manfaat besar bagi masyarakat dan Kabupaten Jember.

Pasal 33 ayat (2) dan (3) UUD 1945 pun menjelaskan bahwa :Ayat (2): Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.Ayat (3): Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.Tersuratkan secara nyata dengan didasarkan pada pasal diatas bahwa gumuk di Jember apabila ditinjau dari kandungan kekayaan alamnya menyimpan kebutuhan yang dapat dijadikan masyarakat jember untuk memenuhi kebutuhan secara luas bagi masyarakat jember. Namun tidak diragukan lagi, dibandingkan dengan kebutuhan yang dapat dimanfaatkan bagi masyarakat jember. Gumuk lebih baik diarahkan sebagai keseimbangan ekosistem karena dapat menampung resapan air, memecahkan angin, menjadi tempat habitat hidup bagi hewan, dan sebagai penyaring polusi udara akibat kendaraan bermotor di jember. Berawal dari sinilah, Eigendom gumuk di Jember bukan dipegang oleh orang-perorangan atau desa melainkan Pemerintah Jember dengan segala kewenangannya dan aturannya merefleksikan pemikiran untuk menjaga dan melestarikan gumuk.Perlu diingat juga bahwa tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk mengatasi persoalan ini. Titik tekan ada pada kesadaran yang berporos pada pengorbanan, pengabdian dan keutamaan menjadi warga Jember untuk tetap menjaga dan melestarikan serta memperhatikan kaidah-kaidah alami adanya gumuk. Lantas bagaimanakah upaya Pemerintah Jember yang harus dimunculkan jika gumuk-gumuk di Jember sudah hampir akan tiada ? penyadaran, pengelolaan, pengawasan terhadap jual beli gumuk, ekploitasi dan pasca eksploitasi yang seharusnya diperhatikan. Walaupun Eigendom gumuk di Jember mayoritas dimiliki oleh orang-perorangan namun tidak menjadi penghalang bagi Pemerintah Jember untuk melakukan penyadaran bagi masyarakat akan pentingnya gumuk. Disamping itu pula, harus ada regulasi baru yang ditorehkan oleh Pemerintah Jember untuk membentuk skema aturan berkaitan dengan kepemilikan gumuk, proses jual beli, izin usaha yang dilakukan ketika mengeksploitasi dan pemudaan kembali pasca eksploitasi gumuk untuk dibetuk menjadi Green Area tanpa mengurangi fungsi dan manfaat atas hilangnya gumuk tersebut.