dsusun oleh : bambang pranoto nim : 103070029035 …

102
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN ETOS KERJA PENGUSAHA WARUNG TEGAL (WARTEG) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

Upload: others

Post on 05-Apr-2022

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN ETOS

KERJA PENGUSAHA WARUNG TEGAL (WARTEG)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi

Dsusun Oleh :

BAMBANG PRANOTO

NIM : 103070029035

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 2: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN

ETOS KERJA PENGUSAHA WARUNG TEGAL

(WARTEG)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Disusus oleh:

Bambang Pranoto

NIM : 103070029035

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sofiandy Zakaria, M. Psi Liany Luzvinda, M. Psi

NIDN : 03-1505-4701 NIP : 150 411152

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 3: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN ETOS

KERJA PENGUSAHA WARUNG TEGAL, telah diajukan dalam munaqasyah Fakultas

Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta pada tanggal 15 Juni 2011.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Jakarta, 15 Juni 2011

Sidang Munaqasyah

Dekan/ Pembantu Dekan/

Ketua, Sekretaris,

Jahja Umar, Ph.D Dra. Fadhilah Suralaga, M. Si.

NIP: 150 215 938 NIP: 150 238 773

Anggota:

Drs. Akhmad Baidun, M. Si Drs. Sofiandy Zakaria, M. Psi

NIP : 19640814 200112 1001 NIDN : 03-1505-4701

Liany Luzvinda, M. Psi

NIP : 150 411152

Page 4: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Bambang pranoto

NIM : 103070029035

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan antara Motivasi

Kerja dengan Etos Kerja Pengusaha Warung Tegal” benar merupakan karya saya

sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi ini. Adapun

kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber

pengutipannya dalam daftar pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan undang-

undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari

karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, 15 Juni 2011

Bambang Pranoto

NIM : 103070029035

Page 5: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini penulis persembahkan sebagai kado ulang tahun terindah yang

diberikan kepada Ibu Rohmah dan Bapak Watna serta Istriku tercinta, yang telah

memberikan kasih sayang yang tulus dan motivasi serta doa yang senantiasa terucap.

Tidak lupa pula karya ilmiah ini pun Penulis persembahkan kepada semua orang

yang telah memberikan kontribusi baik pikiran maupun tenaga kepada penulis.

Page 6: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

MOTTO

Memiliki motivasi kerja dan etos kerja yang tinggi serta ahlak yang mulia merupakan

pintu gerbang menuju kesuksesan.

Jangan meninggalkan suatu pekerjaan sebagai kegagalan, bertahan terus tanpa

menyerah, pantang menyerah pada kelemahan anda sendiri. Bentuk kesalahan apapun

tidak mampu menghadapi keuletan dan ketekunan, IQ yang tinggi dan memiliki bakat

sekalipun, tanpa adanya keuletan sering gagal dalam kehidupannya.

Hadapilah kesukaran anda, berjuanglah pantang menyerah, semangat terus semangat

guna mencapai tujuan hidup.

Page 7: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

ABSTRAK

Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Juni 2011

Bambang Pranoto

Hubungan antara Motivasi Kerja Dengan Etos Kerja Pengusaha Warung tegal

Halaman xiii + 92

Pembangunan perekonomian sangat penting dalam perubahan bangsa dan

negara. Bangsa yang ingin maju mampu mengembangkan perekonomian yang

ada dinegaranya. Salah satunya orang Tegal yang dikenal dengan usahanya

yaitu Warung Tegal. Etos kerja adalah semangat dan sikap batin yang tetap

yang memuat tekanan dan nilai-nilai moral tertentu dan yang direflesikan

dalam kehidupan sosial (etos sosial), suatu pekerjaan (etos kerja), atau

keinginan ilmiah (etos ilmiah). Sedangkan Motivasi kerja diartikan segala

sesuatu yang mendorong ke arah tingkah laku yang menuntut atau mendorong

seseorang untuk memenuhi kebutuhan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara Motivasi Kerja

terhadap Etos Kerja Pengusaha Warung Tegal (Warteg). Independen variabel

mencakupi fisiologis, rasa aman dan perlindungan, sosial, penghargaan,

aktualisasi diri, jenis kelamin, pendidikan, dan usia.

Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif. Penelitian

dilaksanakan di Jakarta Selatan, dengan menggunakan sampel pengusaha

Warteg. Jumlah sampel sebanyak 61 orang dengan menggunakan sampling

purposive. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan analisis

statistik menggunakan software SPSS 17. Pengujian Validitas dan reabilitas

menggunakan Confirmatory Faktor Analysis (CFA). Sedangkan untuk

menguji hipotesis penilitian menggunakan Multipel Regression Analysis (

MRA).

Dalam pengujian hipotesis untuk variabel mayor didapat nilai R square

sebesar 0,573. Hal ini berarti sumbangan yang diberikan variabel motivasi

kerja terhadap etos kerja sebesar 57,3%, dan selebihnya yakni 42.7%.

Kemungkinan variabel lain yang memiliki peranan terhadap etos kerja.

Kemudian dilakukan uji Anova didapat f hitung sebesar 8.711 dengan p value

sebesar 0.00, karena p value yang didapat <0.05, maka persamaan garis regresi

yang digunakan dalam penilitian ini dapat dikatakan signifikan.

Dalam pengujian hipotesis pada variabel minor diperoleh R square dan

sumbangan yang diberikan terhadap variabel etos kerja, pada : variabel

fisiologis sebesar 12.9%, rasa aman 14.1%, rosial 52.2%, penghargaan 53.3%,

54.1%, gender 54.3%, pendididkan 54.6%, usia 57.3%. Kemungkinan variabel

lain yang memiliki peranan terhadap etos kerja? Kemudian dilakukan uji

Anova pada variabel minor, pada: variabel fisiologis 0.05, rasa aman 0.12,

sosial 0.00, penghargaan 0.00, aktualisasi diri 0.00, gender 0.00, pendidikan

0.00, usia 0.00. Dari persamaan garis regresi pada delapan variabel diatas

yang dipergunakan dalam penilitian ini, yang tidak dikatakan signifikan hanya

dua variabel yaitu : fisiologis dan rasa aman.

Page 8: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Berdasarkan proporsi varian dan masing-masing independent variabel, hanya

variabel fisiologis dan sosial yang memiliki pengaruh secara signifikan dan

memiliki kontribusi terhadap etos kerja yaitu: fisiologis 0.129 sedangkan

Sosial 0.,522. Hal ini berarti, pengusaha Warteg yang menganggap etos kerja

penting, maka semakin tinggi memiliki motivasi kerja.

Kesimpulan berdasarkan penjelasan uji regresi Anova di atas adalah hipotesis

variabel mayor (H0) yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan

antara Motivasi kerja terhadap etos kerja pengusaha warteg atau H diterima.

Sedangkan hipotesis variabel minor (H1, H2) terdapat hubungan yang tidak

signifikan terhadap etos kerja ditolak. Sementara ( H3, H4, H5, H6, H7, H8)

yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan terhadap etos kerja

diterima. Dengan demikian hanya enam dari delapan independen variabel lain

yang memiliki hubungan secara signifikan.

Bahan bacaan : 21 buku, 1 website

Kata kunci : Etos Kerja dan Motivasi Kerja

Page 9: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, kehadirat Allah Subhanahu wata’ala, yang telah memberikan

rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Etos Kerja Pengusaha Warung Tegal”.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini,

Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Jahja Umar, Ph.D, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Bapak Drs. Sofiandy Zakaria, M. Psi, dosen pembimbing I atas bimbingan,

pengarahan, keikhlasan, kesabaran, serta dukungan, yang bermanfaat kepada

penulis selama penyusunan skripsi.

3. Ibu liany Luzyinda, M. Psi, dosen pembimbing II atas bimbingan, pengarahan,

keikhlasan, kesabaran, serta dukungan yang sangat berarti selama penyusunan

skripsi, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Drs. Akhmad Baidun, M.Si, dosen penguji I, atas pengarahan, keikhlasan,

serta dukungan yang bermanfaat kepada penulis.

5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmunya selama penulis kuliah, dan kepada seluruh karyawan

perpustakan yang telah membantu menyediakan literatur selama penulis

menyelesaikan skripsi, serta staf karyawan yang membantu dalam melengkapi

semua yang bersangkutan dengan skripsi.

6. Ibu Rohmah dan Bapak Watna, orang tua penulis tercinta atas segala doa dan

jerih payah beliau dalam mendidik, membimbing, membesarkan penulis

dengan kasih sayang demi mencari dan menuju mmasa depan yang terang

dalam ridho Allah SWT, dan dukungan moril maupun materil serta doa yang

selalu menyertai penulis.

7. Sahabat penulis Via, Adio, Nufus dan yang tidak dapat disebutkan Satu

persatu. Terima kasih atas segala doa, motivasi, dukungan, perhatian, canda

tawa, dan masukan yang berguna selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan penulis yang telah memberikan

dukungan, serta doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Page 10: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan

berkah dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi

ini semaksimal mungkin, tetapi kekurangan dan kesalahan tetap ada, maka

penulis mohon maaf sebesar – besarnya. Dan akhirnya Penulis mohon kiranya

semua pihak untuk dapat memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi

ini, yang bersifat membangun, sangat penulis butuhkan dalam rangka

penyempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat umumnya bagi pembaca, pengusaha

Warteg dan khususnya bagi penulis pribadi, Amin.

Jakarta, 15 Juni 2011

Penulis

Page 11: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

DAFTAR ISI

Pengesahan……………………………………………………………………………..i

Pengesahan Panitia ujian………………………………………………………………ii

Pernyataan…………………………………………………………………………….iii

Persembahan…………………………………………………………………………..iv

Motto…………………………………………………………………………………..v

Abstrak………………………………………………………………………………..vi

Kata Pengantar………………………………………………………………………viii

Daftar isi……………………………………………………………………………….x

Daftar Tabel…………………………………………………………………………..xii

Lampiran…………………………………………………………………………….xiii

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………...................................................................1

1.2 Pembatasan Masalah ……………………………………………….....9

1.3 Rumusan Masalah ……………………………………….....................9

1.4 Tujuan Penelitian………………………………………………………9

1.5 Kegunaan Penelitian …………………………………………………10

1.6 Sistematika Penulisan ………………………………………………..10

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Etos Kerja…………………………………………………………….12

2.2 Definisi Etos kerja……………………………………………………12

2.3 Proses Pembentukan Etos Kerja……………………………………...13

2.4 Ciri – ciri Etos kerja………………………………………………….14

2.5 Ciri – cirri Etos kerja muslim………………………………………...16

2.6 Motivasi...………………………………………………………...….21

2.6.1 Definisi Motivasi……………………………………………..........21

2.6.2 Hakekat Motivasi…………………………………………………..22

2.6.3 Tujuan Motivasi……………………………………………………23

Page 12: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

2.6.4 Motivasi Kerja……………………………………………………...24

2.6.5. Definisi Motivasi Kerja.…..……………………………………….24

2.6.6 Hakekat Motivasi Kerja…...………………………………………..24

2.6.7 Teori Motivasi……………………………………………………...25

2.7 Kerangka Berpikir……...…………………………………………….36

2.8 Hipotesis Penelitian….......…………………………………………...39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian…………………………………………………….40

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian……………………………………….40

3.3 Metode Penelitian……………………………………………………40

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian……………………………………...41

3.5 Instrumen Penelitian…………………………………………………43

3.6 Uji Validitas…………………………………………………………48

3.6.1Validitas Etos Kerja………………………………………………...49

3.6.2 Validitas Motivasi kerja…………………………………………...49

3.7 Uji Reabilitas………………………………………………………...49

3.8 Metode Analisis Data………………………………………………..51

3.9 Prosedur Penilitian…………………………………………………..53

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Responden………………………………………………..56

4.2 Uji Regresi…………………………………………………………...59

4.3 Hasil Uji Hipotesis…………………………………………………...75

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan…………………………………………………………...82

5.2 Diskusi………………………………………………………………..85

5.3 Saran………………………………………………………………….88

5.3.1 Saran Bagi Penelitian Selanjutnya……………………………….…89

5.3.2 Saran Teoritis……………………………………………………….89

5.3.3 Saran Praktis………………………………………………………..90

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….91

Page 13: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skoring item………………………………………………………………44

Tabel 3.2 Try out etos kerja………………………………………………………….45

Tabel 3.3 Skala etos kerja……………………………………………………………46

Tabel 3.4 Try out motivasi kerja……………………………………………………..47

Tabel 3.5 Skala motiasi kerja………………………………………………………..48

Tabel 3.6 Kreteria Reliabilitas………………………………………………………..50

Tabel 4.1 Responden berdasarkan jenis kelamin…………………………………….57

Tabel 4.2 Responden berdasarkan pendidikan……………………………………….57

Tabel 4.5 Responden berdasarkan usia………………………………………………58

Tabel 4.4 Model summary ( Regresi variabel mayor)………………………………..60

Tabel 4.5 Anova ( Regresi variable mayor)………………………………………….61

Tabel 4.6 Model summary ( Regresi varibel minor)………………………………...62

Tabel 4.7 Anova ( Regresi ariabel minor)……………………………………………66

Tabel 4.8 Coefficients ……………………………………………………………….69

Tabel 4.9 Proporsi varians IV terhadap DV ………………………………………..71

Page 14: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

lAMPIRAN

Lampiran 1 Data mentah Etos kerja (Skala etos kerja)………………………………93

Lampiran 2 Data mentah motivasi kerja (Skala motivasi kerja)…………………….97

Lampiran 3 Data mentah Etos kerja ( Skoring etos kerja) ………………………..105

Lampiran 4 data mentah Motivasi kerja ( Skoring motivasi kerja)…………………106

Lampiran 6 Validitas Analisis regresi Motivasi kerja………………………………107

Lampiran 8 Hasil perhitungan Analisis RegresiVariabel minor Fisiologis, Rasa aman,

Sosial, Penghargaan, Aktualisasi diri, Jenis kelamin, Pendidikan, Usia

Dan Etos kerja………………………………………………………………………111

Page 15: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan

sistematika penelitian.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan perekonomian sangat penting dalam perubahan bangsa dan

Negara. Bangsa yang ingin maju harus mampu mengembangkan perekonomian yang

ada di negaranya. Warga Negara yang ikut serta mengembangkan perekonomian

dinegaranya adalah selalu berusaha untuk membuka lapangan kerja. Salah satunya

orang tegal yang dikenal dengan usahanya yaitu warung tegal (Warteg).

Pengusaha Warung Tegal dikenal membuka jenis usaha jenis usaha yang

menyediakan makanan dan minuman dengan harga terjangkau. Warung Tegal biasa

dikenal juga dengan singkatan Warteg. Nama warteg ini seolah sudah menjadi istilah

generik untuk warung makan kelas menengah ke bawah di pinggir jalan, baik yang

berada di kota Tegal maupun di tempat lain, baik yang dikelola oleh orang asal Tegal

maupun dari daerah lain.

Warung Tegal pada awalnya banyak dikelola oleh masyarakat dari tiga desa di

Tegal yaitu warga desa Sidapurna, Sidakaton & Krandon, Kecamatan Dukuhturi

Kabupaten Tegal. Mereka mengelola warung tegal secara bergiliran (antar keluarga

dalam satu ikatan famili) setiap 3 s/d 4 bulan. Yang tidak mendapat giliran mengelola

Page 16: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

warung biasanya bertani di kampung halamannya. Pengelola warung tegal di Jakarta

yang asli orang Tegal biasanya tergabung dalam Koperasi Warung Tegal, yang

populer dengan singkatan Kowarteg.

Fakta yang unik dari bisnis Warteg ini, meski melayani masyarakat menengah

ke bawah, hasil yang didapatkan cukup besar. Hal ini terbukti dari tingkat ekonomi

para pengusaha Warteg yang lebih mampu dibandingkan dengan masyarakat tegal

pada umumnya. Di Kelurahan, Sidapurna, Sidakaton, dan Krandon dapat

menyaksikan rumah-rumah relative mewah dibangun disana.Rumah-rumah itu

kebanyakan milik para pengusaha Warteg yang membuka usaha di rantan.

Walaupun Pengusaha Warteg itu identik dari Tegal. Pada awalnya Warteg

banyak dikelola oleh masyarakat. Tegal yang berasal dari Desa Sidapurna, Sidakaton

& Krandon. Namun saat ini, karena bisnis ini sangat menjanjikan, sehingga

pengelolannya tidak hanya di lakukan oleh masyarakat Tegal saja, melainkan

masyarakat daerah lain pun membuka Wartegt. Walaupun banyak yang bilang Warteg

konsumennya dari kalangan masyarakat menengah ke bawah, tapi hasil yang

didapatkan oleh pengusaha Warteg relatif menguntungkan. Pengusaha Warteg

mempunyai taraf ekonomi yang relative berkecukupan. Tak heran didaerah asalnya

tidak jarang dijumpai rumah pengusaha warteg yang berjejer mewah di pinggir jalan.

Pengusaha warteg lebih termotivasi karena hampir tiada satu manusia pun di Jakarta

maupun di pelosok nusantara yang tidak mengenal tentang Warteg alias Warung

Tegal. Hingga dalam seluruh masyarakat seniman Tegal pun memberikan semacam

apresiasi tersendiri keberadaan Warteg sebagai penawar kekalahan Pasukan perang

Sultan Agung ke wilayah Batavia ketika jaman kerajaan.

Page 17: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Dan seiring dengan perkembangannya, Warteg hidup dan berkembang layaknya

jamur dimusim penghujan. Pengusaha warteg bermunculan disudut-sudut

Metropolitan, di pusat-pusat perkantoran serta wilayah-wilayah perdagangan maupun

dikawasan elite pun Warteg ada. Hingga sekarang anggota kowarteg yang

terakomodir di Puskowarteg berjumlah 26.700 warteg yang tersebar diseluruh penjuru

Jakarta dan sekitarnya.(www.goole.com)

Hal itu mengingat keberadaan warteg yang terdapat di berbagai pelosok daerah

di Indonesia seperti di Pulau Jawa sendiri, Kalimantan, Timor Timur dan lain-lain.

Namun berdirinya Induk koperasi, tentunya setelah pada tiap provinsi sudah memiliki

minimal 5 Puskowarteg ( Pusat Koperasi Warung Tegal ).

Kini keberadaan pengusaha warteg semakin tersebar luas karena banyak orang

tegal tertarik dengan usaha tersebut.yang makin maju dan menjanjikan, bahkan

sebagian penduduk Kabupaten Tegal menjadikan peluang usaha warteg sebagai mata

pencaharian utama. Makin banyaknya persaingan di bisnis ini, membuat para

pengelolanya semakin giat dan memutar otak untuk mengembangkannya, misalnya

dengan membuat cabang warteg yang baru. Karena mereka berfikir semakin bnyak

membuka cabang, maka akan semakin besar pendapatan yang diperoleh.

Di tahun 2010 para pengusaha warteg sudah semakin sulit untuk mendapatkan

pendapatan yang besar, ini karena makin maraknya warteg-warteg yang bermunculan

dan berdekatan. Makin sulitnya mendapatkan keuntungan yang besar ini, semakin

memunculkan banyak kontra dengan kebijakan pajak 10% yang sedang digodog oleh

pemda DKI jakarta. Pajak 10% dianggap makin memberatkan para pengusaha warteg,

karena pendapatan mereka tidak sebanyak dulu.

Page 18: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Ditambah lagi dengan kondisi semakin mahalnya bahan baku, gaji untuk para

pembantu dan sewa tempat yang terus melambung tinggi. Karena ini dikhawatirkan

akan memberikan dampak besar bagi kelangsungan warteg. Tidak menutup

kemungkinan juga, sebagian pengusaha warteg akan mengalami kerugian, karena

semakin menipisnya keuntungan yang diperoleh, apalagi jika kebijakan pajak 10%

diberlakukan.

Ketika Menteri Koperasi Adi Sasono yang memang punya perhatian besar pada

koperasi, Puskowarteg kini memiliki kekuatan hukum. Pengusaha warteg tidak kwatir

lagi, dengan keberadaan wartegnya.usaha ini diharapkan berkembang pesat.

Sementara pada perkembangan selanjutnya, warteg akan mempunyai wadah yang

cakupannya akan semakin luas dengan akan di dirikannya Induk Koperasi Warteg.

Di era kompetisi yang makin ketat seperti sekarang ini, seorang pengusaha

dituntut mampu menciptakan dan menyediakan produk permintaan konsumen yang

dapat terjamin kualitas dan kuantitasnya. Semakin banyaknya pengusaha yang

bergerak dalam bidang yang sama, maka semakin ketat pula kompetisi antara

pengusaha yang bergerak dibidang tersebut.

Pengelolanya biasa kita kenal dengan pengusaha, tepatnya pengusaha warteg,

para pengusaha warteg ini berbeda–beda dalam meningkatkan kulitas kerja dan

mengembangkan usahanya, etos kerja para pengusaha warteg diharapkan selalu

meningkat, karena pada umumnya etos kerja masyarakat kita rendah, sebagai contoh

yaitu suka meremehkan waktu, suka menera bas, tidak percaya diri, tidak disiplin dan

suka mengabaikan tanggung jawab.(Kasiram,2002).

Page 19: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Berdasarkan kenyataan ini, maka perlu diupayakan peningkatan etos kerja

tersebut sescara terus menerus dan dengan berbagai jalur serta metode. Menurut

kuntjaraningrat sekurang – kurangnya ada empat upaya dalam meningkatkan kualitas

etos kerja yaitu: memberikan contoh yang baik, memberikan stimulasi yang cocok,

persuasi dan penerangan, serta pembinaan dan pengasuhan generasi muda untuk masa

depan sejak kecil didalam kalangan keluarga (Kasiram, 2002)

Ada banyak hal yang dapat mendukung keberhasilan mereka, salah satunya

adalah memiliki motivasi kerja yang tinggi. Motivasi kerja dapat diartikan sebagai

dorongan dari dalam diri dan luar diri seseorang, guna melakukan sesusatu, yang

terlihat dari dimensi eksternal dan dimensi internal, atau dengan kata lain, Motivasi

kerja memilki dua dimensi, yaitu (1) dimensi dorongan internal, dan (2) dimensi

dorongan eksternal (Hamzah, 2007).

Berdasarkan dari penjelasan diatas, motivasi kerja pengusaha warteg tidak lain

adalah suatu proses yang dilakukan untuk menggerakan pengusaha warteg agar

prilakunya dapat diarahkan pada upaya – upaya nyata untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.Variabel motivasi kerja hampir sama dengan variabel lain yang

sangat berpengaruh terhadap etos kerja pengusaha warteg.secara implisit motivasi

kerja pengusaha warteg tampak melalui teori maslow tentang hirarki kebutuhan: (1)

Kebutuhan Fisiologis, (2) Kebutuhan akan rasa aman, (3) Kebutuhan Sosial, (4)

Kebutuhan akan Penghargaan, (5) Kebutuhan Aktualisasi diri. Dari kelima hal

Page 20: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

tersebut dapat dijadikan dimensi penting guna menelusuri motivasi kerja pengusaha

warteg. (Ngalim, 2003).

Motivasi kerja pengusaha warteg banyak menimbulkan hasil dari kerja keras

yang telah dilakukan, Kerja keras tidak bisa diabaikan karena persaingan usaha

semakin ketat, dalam hal ini adalah pengembangan usaha yang dimiliki pengusaha

warteg, begitu juga dengan dorongan untuk maju pengusaha warteg, setiap seorang

pengusaha menginginkan usaha untuk maju, untuk itu dibutuhkan dorongan untuk

maju.

Setiap pengusaha tentunya memiliki kebutuhan sehingga berusaha

meningkatkan serta mengembangkan usahanya, dengan mengadakan berbagai cara

yang tersusun dalam program peningkatan mutu motivasi kerja pengusaha khususnya

pengusaha pada warteg .Dalam Teori Kebutahan beranggapan bahwa tindakan yang

dilakukan manusia pada hakekatya adalah untuk memenuhi kebutuhanya, baik

kebutuhan fisik maupun psikis.(Ngalim Purwanto, 2002, hal.77). Pengusaha yang

maju mampu menerapkan sistem kerja dengan baik dan benar. Sistem kerja yang baik

dan benar merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam upaya

peningkatan dan kemajuan usahanya, yang akhirnya akan mampu bersaing dengan

pengusaha lain tentunya secara sportif.

Motivasi kerja pengusaha terkait erat dengan etos kerja, baik dari dalam diri

pengusaha itu sendiri maupun dari luar dirinya. Tinggi rendanya motivasi kerja yang

dimiliki oleh seorang pengusaha dipengaruhi oleh etos kerja dari pengusaha yang

bersangkutan. Semakin tinggi etos kerja yang dimiliki oleh seorang pengusaha akan

Page 21: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

semakin meningkatkan motivasi para pengusaha, sehingga dapat memajukan

usahanya.

Etos kerja dan motivasi kerja adalah dua hal yang berbeda namun berkaitan dan

saling melengkapi. Etos kerja adalah semangat dan sikap batin yang tetap yang

memuat tekanan dan nilai nilai moral tertentu, serta yang terlefleksikan dalam

kehidupan social (etos social), suatu pekerjaan (etos kerja) atau kegiatan ilmiah (etos

ilmiah) dan sebagainya.(Kasiram). Sedangkan motivasi kerja merupakan salah satu

faktor yang turut menentukan kinerja seseorang. Besar atau kecilnya pengaruh

motivasi pada kinrja seseorang tergantung pada seberapa banyak intensitas pada

motivasi yang diberikan.(Hamzah, 2007).

Motivasi kerja yang dimiliki oleh seorang pengusaha mempengaruhi oleh etos

kerja sehingga dapat membentuk prestasi atau produktifitas kerja. Kelemahan pada

salah satunya, apalagi keduanya, akan menurunkan produktifitas kerja tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut maka hubungan antara dua variabel tersebut perlu

diteliti lebih lanjut penilitian ini berjudul, “Hubungan antara Motivasi Kerja

Dengan Etos Kerja Pengusaha Warung tegal (Warteg)”.

1.2 Pembatasan Masalah

Untuk menjaga agar penelitian terarah maka penelitian ini dibatasi hanya

mengenai hubungan antara motivasi kerja dengan etos kerja pengusaha warteg.

- Motivasi kerja pada pengusaha warteg

- Etos kerja pada pengusaha warteg

- Pengusaha warteg diwilayah kampung melayu

Page 22: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut di atas maka dapat

dirumuskan masalah yaitu :

Apakah terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan etos kerja pengusaha warteg?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara Motivasi

Kerja dengan Etos Kerja Pengusaha Warteg.

1.5 Kegunaan Penelitian

Penelitian mengenai hubungan antara motivasi kerja dengan etos kerja

pengusaha warteg, diharapkan dapat memberikan manfaat. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dalam memperbaiki atau meningkatkan

motivasi kerja dan etos kerja terutama pengusaha warteg

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman dan pembahasab dalam penelitian maka

penulis akan menyusun hasil penelitian dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN : Bab ini memuat uraian mengenai latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

PENELITIAN : Bab ini memuat teori-teori yang menjadi dasar penelitian, seperti

Page 23: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

definisi etos kerja, pengertian etos kerja, definisi motivasi, definisi motivasi kerja,

kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN : Bab ini akan dijelaskan mengenai metode

yang akan digunakan oleh penulis dari pengumpulan data sampai dengan pengolahan

data yang akan dianalisis sebagai hasil dan pembahasan.

Bab IV HASIL PENELITIAN : Bab ini memuat uraian mengenai deskripsi data, uji

hipotesis, kesimpulan analisis.

BAB V PENUTUP : Dalam bab ini akan memuat ringkasan, implikasi dan dan saran,

berdasarkan hasil penilitian yang dipeloleh penulis beserta analisis dari hasil

penelitian tersebut.

Page 24: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Etos Kerja

2.2 Definisi Etos Kerja

Dalam kamus lengkap psikologi etos artinya watak atau karakter suatu

kelompok nasional atau kelompok rasial tertentu.(j.p chaplin, 2002). Sedangkan Etos

yang berarti pandangan hidup dalam suatu golongan secara khusus.(Bambang

marhijanto, hal 112). Etos juga sering disamakan dengan sikap etis yan g berasal dari

kata etika, pendapat lain mengenai Etos adalah ciri khas, adat kebiasaan, sentimen,

moralitas, kepercayaan yang membimbing dan semangat yang membedakan individu,

kelompok atau masyarakat yang satu dari yang lainnya.(kasiram, hal 196).

Etos tersebut selalu dikaitkan dengan sesuatu persoalan yan dihadapi individu,

kelompok, atau masyarakat. Jika persoalan tersebut berupa persoalan sosial, maka

disebut etos sosial, dan jika persoalan pekerjaan disebut etos kerja, dan seterusnya.

Sedangkan etos kerja itu sendiri artinya: semangat dan sikap batin yang tetap yang

memuat tekanan dan nilai-nilai moral tertentu dan yang terefleksikan dalam

kehidupan sosial (etos sosial ), suatu pekerjaan (etos kerja), atau kegiatan ilmiah(etos

ilmiah), dan sebagainya.(Kasiram, 188).

Menurut perspektif sosiologis, etos kerja tumbuh dan berkembang melalui

proses sosialisasi sejak dini, sejak dalam lingkungan keluarga, kemudian berlanjut

disekolah atau dilingkungan kerja di tengah-tengah masyarakat.

Orang tua, guru, merupakan pihak yang berperan penting dalam rangka pembentukan

etos kerja anak. mereka itulah yang menanamkan nilai-nilai yang membentuk etos

Page 25: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

kerja baik dalam pengertian positif ataupun negatif. Etos kerja positif maksudnya etos

kerja yang tinggi, sedangkan etos kerja yang negatif adalah etos kerja yang rendah.

2.3 Proses Pembentukan Etos kerja

Suatu etos, menurut F.Magnis Suseno (1991:192) hanya bisa berkembang atas

dasar sikap-sikap yang dibentuk dalam tahun-tahun pertama hidup manusia. Dengan

begitu, seperti dijelaskan dimuka, etos kerja terbentuk melalui proses sosialisasi anak

sejak dilingkungan keluarga.selain proses sosialisasi dalam keluarga, etos kerja

dibentuk melalui pelatihan kerja oleh orang tua yang kemudian dilanjutkan

pembentukanya melalui pendidikan pengajaran disekolah oleh guru-guru mereka.

Dalam keluarga, orang tua melalui meaknisme ganjaran dan hukuman,

membiasakan nilai-nilai etos kerja tertentu kepada anak, mulai dari pekerjaan yang

sederhana seperti bersikat gigi, mengatur tempat tidur, hingga pekerjaan yang lebih

kompleks .

Dengan mekanisme ganjaran dan hukuman, anak pada mulanya akan merasa terpaksa,

namun secara bertahap akan menerimanya secara sadar, karena penghayatanya

terhadp nilai-nilai pekerjaan itu sendiri. setahap demi setahap, nilai- nilai tersebut

akan membentuk sikap mental yang pada akhirnya merupakan bahan dasar

terbentuknya etos kerja.

Nilai-nilai etos kerja yang ditanamkan oleh orang tua, merupakan nilai-nilai yang

dipandang baik dan mulia. Nilai-nilai ini dapat berasal dari petuah leluhur, maupun

dari ajaran agama.(kasiram, hal 197).

2.3 Ciri-ciri Etos Kerja

Page 26: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Tasmara (1992), memaparkan bahwa orang-orang yang mempunyai etos kerja

tinggi, memandang kerja merupakan bentuk ibadah, suatu panggilan dan perintah

Allah yang akan memuliakan dam memanusiakan dirinya sebagai bagian dari manusia

pilihan. Adapun ciri-ciri orang yang mempunyai etos kerja tinggi diantaranya:

1. Memiliki jiwa kepimimpinan, artinya seseorang yang memiliki etos kerja

mempunyai pandangan ke depan dan gagasan pikirannya melampaui zamannya

sehingga mereka pantas disebut sebagai pemimpin yang memiliki pandangan atau

wawasan ke depan.

2. Bertanggung jawab, yaitu cara diri seseorang mempertahankan prinsip dan

kemudian bertanggung jawab untuk melaksanakan prinsip-prinsipnya tersebut.

3. Memiliki jiwa yang mandiri, semangat jihad yang dimilikinya melahirkan sejuta

kebahagiaan yang diantaranya ialah kebahagiaan untuk memperoleh hasil dan usaha

atas karsa dan karya dari dirinya sendiri.

4. Memiliki semangat bertanding dan tidak pernah menyerah pada kelemahan dan

rintangan.

Secara umum tolok ukur atau indikator dari perilaku yang mencerminkan etos

kerja adalah yang disampaikan oleh Gunnar Myrdal seperti yang dikutip Raharjo

(1996), yang meliputi efesiensi, kerajinan, keterampilan, sikap tekun, tepat waktu,

kesederhanaan, sikap mengakui rasio dalam mengambil keputusan dan tindakan,

kegesitan dalam menggunakan kesempatan-kesempatan yang muncul, sikap bekerja

secara energik, dan kesediaan mau memandang jauh ke masa depan.

Page 27: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

2.4 Ciri-ciri Etos Kerja Muslim

Dalam hal ini ada 25 jenis ciri -ciri etos kerja muslim antara lain:

1. Kecanduan terhadap waktu

Salah satu esensi dan hakekat dari etos kerja adalah cara seseorang menghayati,

memahami dan merasakan betapa berharganya waktu. Karena waktu adalah sehelai

kertas kehidupan yang harus ditulis dengan deretan kalimat kerja dan prestasi.

Sebagaimana firman-NYa, “Maka, apabila engkau telah selesai dari suatu pekerjaan,

maka kerjakanlah urusan yang lain dengan sungguh-sungguh”. (al-Insyirah: 7)

2. Memiliki Moralitas yang Bersih (Ikhlas)

Salah satu kompetensi moral yang dimiliki seseorang yang berbudaya kerja

islami itu adalah nilai keikhlasan. Ikhlas merupakan energi batin yang akan

membentengi diri dari segala bentuk yang kotor (rizsun), itu sebabnya Allah

berfirman, “Warujza fahjur, dan tinggalkanlah segala bentuk yang kotor,” (Al-

Muddatstsir: 5).

3. Kecanduan Kejujuran

Jujur berasal dari kata shidq’kejujuran’. Kata Siddiq adalah bentuk penekanan

(mubalaghah) dari shadiq dan berarti orang yang didominasi kejujuran. Prilaku yang

jujur adalah prilaku yang diikuti oleh sikap tanggung jawab atas apa yang

diperbuatnya .seakan-akan dia membacakan firman Allah,”Dan sesungguhnya,kami

Page 28: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

telah menciptakan manusia dan mengetahuinya apa yang dibisikan oleh hatinya,dan

kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya.”(Qaaf:16).

4. Memiliki komitmen (Aqidah, Aqad, Itiqad)

Goldman mengidentifikasikan cirri – ciri orang yang berkomitmen antara lain

sebagai berikut:

Sikap berkorban demi pemenuhan sasaran perusahaan yang lebih penting.

Merasakan dorongan semangat dalam misi yang lebih besar.

Menggunakan nilai-nilai kelompok dalam pengambilan keputusan dan penjabaran

pilihan-pilihan.

5. Istiqamah, Kuat Pendirian

Kemampuan untuk bersikap secara taat asas, pantang menyerah, dan mampu

mempertahankan prinsip serta komitmennya walau harus berhadapan dengan resiko

yang membahayakan dirinya.

6. Disiplin

Kemampuan untuk mengendalikan diri dengan tenang dan tetap taat walaupun

dalam situasi yang sangat menekan.

7. Konsekuen dan Berani Menghadapi Tantangan

Bagi mereka hidup adalah pilihan dan setiap pilihan merupakan tanggung jawab

pribadinya.

8. Memiliki Sikap Percaya Diri

Pribadi muslim yang percaya diri tampil bagai lampu yang benderang,

memancarkan raut wajahyang cerah dan berkharisma.

9. Kreatif

Page 29: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Pribadi muslim yang kereatif selalu ingin mencoba metode atau gagasan baru

dan asli, sehingga diharapkan hasil kinerja dapat dilaksanakan secara efisien, terapi

efektif

10. Bertanggung jawab

Tanggung jawab = menanggung dan memberi jawaban,sebagaimana didalam

bahasa inggris, kita mengenal responsibility = ableto response.

11. Bahagia karena melayani

Melayani atau menolong seseorang merupakan bentuk kesadaran dan

kepeduliannya terhadap nilai kemanusiaan.

12. Memiliki Harga diri

Aparat yang professional dan berakhlak akam berpikir dalam format tiga

dimensi, yaitu konsep diri, citra diri, dan harga diri.

13. Memiliki Jiwa Kepemimpinan (Leadeship)

Memimpin berarti mengambil paran secara aktif untuk mempengaruhi dirinya

sendiri dan memberikan inspirasi teladan bagi orang lain.

14. Berorientasi ke Masa Depan

Rasulullah bersabda dengan ungkapannya yang paling indah, “Bekerjalah untuk

duniamu seakan-akan engkau akan hidup selama-lamanya dan beribadahlah untuk

akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok.”

15. Hidup Berhemat dan Efisien

Orang yang berhemat adalah orang yang mempunyai pandangan jauh ke depan

(baca surah: al-Hasyr: 18, an-Nahl: 10-11).

16. Memiliki jiwa Wiraswasta (Entrepreneurship)

Jiwa wiraswasta yang tinggi yaitu, kesadaran dan kemampuan yang sangat

mendalam. Mereka mendayagunakan kemampuannya, ilmu, dan pengalamannya.

Page 30: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

17. Memiliki Insting Bertanding

Semangat bertanding merupakan sisi lain dari citra seorang muslim yang

memiliki semangat jihad.

18. Keinginan untuk Mandiri (Independent)

Karena sesungguhnya daya inovasi dan kreativitas hanyalah terdapat pada jiwa

yang merdeka, sedangkan jiwa yang terjajah akan terpuruk dalam penjara nafsunya.

19. Kecanduan Belajar dan Haus Mencari Ilmu

Seorang mujahid adalah seorang yang haus dahaga untuk mencicipi ilmu, karena

dia sadar bahwa Rasulullah mewajibkan kepada setiap muslimin dan muslimat untuk

mencari dan menggali ilmu.

20. Memiliki semangat perantauan

Salah satu cirri pribadi muslim ingin menjelajahi hamparan bumi, memetik

hikmah, mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa budaya manusia.

21. Memperhatikan Kesehatan Dan Gizi

Dia sangat memperhatikan sabda Rasulullah, “sesungguhnya jasadmu

mempunyai hak atas dirimu.

22. Tangguh dan Pantang Menyerah

Keuletan merupakan modal besar didalam menghadapi tantangan atau tekanan.

23. Berorientasi pada Produktivitas

Karena setiap pribadi sangat menghayati arti waktusebagai asset, dia tidak

mungkin membiarkan waktu berlalu tanpa arti.

24. Memperkaya Jaringan Silaturahmi

Rasulullah saw bersabda, “’Barang siapa yang ingin panjang umur dan banyak

rezeki, sambung;ah silaturahmi”.

Page 31: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

25. Memiliki Semangat Perubahan

Pribadi yang memiliki etos kerja sangat sadar bahwa tidak akan ada satu

makhluk pun di muka bumi yang mampu mengubah dirinya sendiri kecuali dirinya

sendiri.

(Toto Tasmara, 2002)

2.6 Motivasi

2.6.1 Definisi Motivasi

Dalam kamus lengkap Psikologi kata “motivasi” yang berarti : 1). Mendorong

untuk berbuat atau bereaksi. 2). Menjalankan tugas sebagai satu insentif, atau sebagai

suatu tujuan. (J.P Chaplin, 2002). Sementara itu seorang ahli administrsi dalam

bukunya, organizational behavior, mengemukakan bahwa di dalam konsep

manajemen motivasi berarati setiap usaha yang disadari untuk mempengaruhi perilaku

seseorang agar meningkatkan kemampuannya secara maksimal untuk mencapai

tujuan organisasi, 3). Motivasi dapat didefinisikan dengan segala sesuatu yang

menjadi tingkah laku yang menuntut atau mendorong seseorang untuk memenuhi

kebutuhan.(Abdul Rahman shaleh, 2004).

Menurut Vroom, motivasi mengacu kepada suatu proses mempengaruhi pilihan-

pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk yang dikehendaki. Kemudian

Page 32: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

John P. Campbell dan kawan-kawan menambahkan rincian dalam devinisi tersebut

dengan mengemukakan bahwa motivasi mencakup di dalamnya arah atau tujuan

tingkah laku, kekuatan respons, dan kegigihan tingkah laku. Disamping itu istilah

itupun mencakup sejumlah konsep seperti dorongan (drive), kebutuhan (need),

rangsangan (incentive), ganjaran (reward), penguatan (reinforcement), ketetapan

tujuan (goal setting), harapan (expectancy), dan sebagainya.

Menurut kebanyakan definisi, motivasi mengandung 3 komponen pokok yaitu

menggerakan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia.

Menggerakan berarti menimbulkan kekuatan pada individu; memimpin seseorang

untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respons-

respons efektif, dan kecenderungan mendapat kesenangan.

Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian ia

menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan terhadap

sesuatu.

Untuk menjaga dan menopang tingkah laku,linkungan sekitar harus menguatkan

(reinforce ) intensitas dan arah dorongan – dorongan dan kekuatan – kekuatan

individu.

Sejalan dengan apa yang telah diuraikan di atas, Hoy dan Misket dalam buku

Educational Administration (1982 : 137) mengemukakan bahwa “motivasi dapat

didefinisikan sebagai kekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan-

kebutuhan, pernyataan-pernyatan ketegangan (tension states), atau mekanisme-

mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan ke

arah pencapaian tujuan-tujuan personal.”

Page 33: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

2.6.2 Hakekat motivasi

Seluruh upaya umat manusia, dengan cara apa pun atau melalui cara apa pun,

sebenarnya merupakan upaya untuk hidup tentram dan untuk menepis kematian.

Dengan memusatkan seluruh kekuatan yang berpusat didalam hatinya., seseorang

akan menemukan diri sejatinya dan akan berhasil mencapai kebahagian, kedamaian,

dan kehidupan abadi. Dikatakan juga bahwa Orang dengan profil “nurturance” tinggi

akan dapat dimotivasi dengan menciptakan suasana persahabatan yang akrab.(Jahja

umar, 2010, hal 131).

Motivasi dapat juga diselidiki pada tingkat yang lebih mendasar. Secara fisik,

kita dilahirkan sebagai kumpulan rumit yang mengagumkan dan sebagai organisme

efisien yang dilengkapi segala peralatan yang diperlukan untuk melihat, mendengar,

bergerak, tumbuh, bahasa, belajar, dst.(lynn wilcok, 2003).

2.6.3 Tujuan motivasi

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakan

atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan

sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang

manajer, tujuan motivasi ialah untuk menggerakan pegawai atau bawahan dalam

usaha untuk meningkatkan prestasi kerjanya sehingga tercapai tujuan organisasi yang

dipimpinnya. Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau

memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan

prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang

diharapkan Sdan didalam kurikulum sekolah.

2.6.4 Motivasi kerja

Page 34: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

2.6.5. Definisi Motivasi kerja

Motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang turut menentukan kerja

seseorang. Besar atau kecilnya hubungan motivasi kerja seseorang tergantung pada

etos kerja yang diberikan. Sedangkan arti motivasi kerja itu sendiri artinya dorongan

dari dalam diri dan luar diri seseorang. Untuk melakukan sesuatu yang terlihat dari

dimensi internal dan dimensi ekternal.

2.6.6 Hakekat Motivasi Kerja

Meneliti Pengusaha warteg sebagai salah satu pelaksana kegiatan usaha jual

beli makanan. Tidak jarang ditemukan pengusaha yang kurang memeiliki gairah

dalam menjalani usahanya ketika pendapatnya merosot, yang berakibat kurang

berhasilnya tujuan yang ingin dicapai. Hal itu disebabkan oleh berbagai faktor.Salah

satunya adalah kurangnya motivasi kerja pengusaha. Pertanyaan yang muncul yaitu

apa yang dimaksud dengan motivasi kerja itu? Untuk membahas motivasi

kerja,terlebih dahulu dikemukakan tentang konsep motivasi. Motivasi seperti yang

telah dikemukakan diatas berasal dari kata yang motif yang dapat diartikan sebagai

tenaga penggerak yang memengaruhi kesiapan untuk melakukan rangkaian kegitan

dalam suatu prilaku(Hamzah, 2010). Motivasi tidak dapat diamati secara langsung,

tetapi dapat diinterpretasikan dari tingkah lakunya.Motivasi dapat dipandang sebagai

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling, dan

didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Menciptakan keinginan yang

merangsang dorongan-dorongan dalam diri individu untuk mencapainya. Dorongan

inilah yang menimbulkan perilaku pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan

tertentu. Dengan demikian, pemberian motivasi tidak dapat dipisahkan dengan

kebutuhan manusia. Motivasi merupakan istilah umum yang mencakup keseluruhan

dorongan keinginan, kebutuhan, dan gaya yang sejenisnya. Dengan menyatakan

Page 35: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

bahwa pengusaha memotivasi pegawainya, berarti mereka melakukan hal-hal yang

diharapkan dapat memuaskan dorongan dan keinginan tersebut sehingga

menimbulkan dorongan bagi pegawainya untuk bertindak sesuai dengan yang

diinginkan.

Dalam melakukan pekerjaan, biasanya seseorang tidak selamanya hanya

dipengaruhi oleh motivasi ekstrinsik seperti pemenuhan keuangan semata, tetapi

motivasi intrinsik merupakan hal yang tidak dapat diabaikan. Motivasi intrinsic

tersebut antara lain kebanggaan akan dirinya dapat melakukan sesuatu pekerjaan

orang lain belum tentu mampu melakukanya, kecintaan terhadap pekerjaan itu, atau

minat yang besar terhadap tugas atau pekerjaan yang dilakukan selama ini. Oleh sebab

itu, motivasi kerja tidak hanya berwujud kepentingan ekonomis saja, tetapi bias juga

berbentuk kebutuhan psikis untuk lebih melakukan pekerjaan secara aktif.

2.2.6 Teori Motivasi

Beberapa teori motivasi yang akan dibicarakan dalam pasal ini adalah :

a. Teori Hedonisme

Hedone adalah bahasa yunani yang berarti kesukaan, kesenangan atau

kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa

tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang

bersifat duniawi. Menurut pandangan hedonisme, manusia pada hakekatnya adalah

makhluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan kenikmatan.

Implikasi dari teori ini adalah anggapan bahwa semua orang akan cenderung

menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan, atau yang mengandung resiko

berat, dan lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan baginya.

Page 36: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

b. Teori Naluri

Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok – yang dalam hal

ini disebut juga naluri – yaitu:

- dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri,

- dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri, dan

- dorongan nafsu (naluri) mengembangkan/mempertahankan jenis

Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu maka kebiasaan kebiasaan atau

tindakan-tindakan dan tingkah laku manusi yang diperbuatnya sehari-hari mendapat

dorongan atau digerakan oleh ketiga naluri tersebut. Oleh karena itu, menurut teori

ini, untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan

perlu dikembangkan.

c. Teori Reaksi yang Dipelajari

Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan

naluri-naluri, tetapi berdasrkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari

kebudayaan ditempat orang itu hidup. Orang balajar paling banyak dari lingkungan

kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan.oleh karena itu, teori ini disebut juga

teori lingkungan kebudayaan. Menurut teori ini apabila seorang pemimpin atau

pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didik, pemimpin atau pendidik itu

hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-

orang yang dipimpinnya.

d. Teori Daya Pendorong

Teori ini merupakan perpaduan antara teori naluri dengan teori yang dipelajari.

Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang

luas terhadap suatu arah yang umum. Misalnya, suatu daya pendorong atau jenis

kelamin yang lain. Namun cara-cara yang digunakan dalam mengejar kepuasan

Page 37: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Aktua

lisasi

penghargaan

Sosial

Rasa aman dan perlindungan

Fisiologis

terhadap daya pendorong tersebut berlain-lainan bagi tiap individu menurut latar

belakang kebudayaan masing-masing.

e. Teori Kebutuhan

Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada

hakekatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun

psikis. Teori Abraham Maslow mengemukakan lima tingkatan kebutuhan pokok

manusia. Adapun kelima tingkatan kebutuhan pokok yang dimaksud dapat dilihat

pada gambar berikut:

Page 38: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Keterangan:

1. Kebutuhan fisiologis; kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar, yang bersifat

primer dan Vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme

manusia seperti kebutuhan akan pangan, sandang dan papan, kesehatan fisik,

kebutuhan seks, dsb.

2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security) seperti terjamin

keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan,

kelaparan, perlakuan tidak adil. Anggota kelompok sebaiknya bekerja dalam rasa

ama, tidak terdapat ancaman dari salah seorang anggota terhadap yang

lain.(Gerungan, 2004, hal 134).

3. Kebutuhan sosial (social needs) yang meliputi antara lain kebutuhan akan

dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia

kawan, kerjasama.

4. Kebutuhan akan Penghargaan (esteem needs) termasuk kebutuhan dihargai

karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status, pangkat dsb.

5. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization) seperti antara lain kebutuhan

mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara maksimal,

kreatifitas dan ekspresi diri.

Page 39: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Tingkatan atau hirarki kebutuhan dari maslow ini tidak dimaksud sebagai suatu

keranga yang dapat dipakai setiap saat, tetapi lebih merupakan kerangka acuan yang

dapat digunakan sewaktu - waktu bila mana diperlukan untuk memprakirakan tingkat

kebutuhan mana yang mendorong seseorang yang akan dimotivasi bertindak

melakukan sesuatu.

Di dalam kehidupan sehari - hari kita dapat mengamati bahwa kebutuhan Manusia itu

berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan tingkat kebutuhan

itu antara lain latar belakang pendidikan, pandangan atau falsafah hidup, cita – dan

harapan masa depan,dari tiap individu.

Berdasarkan urutan tngkat kebutahan menurut teori maslow kehidupan tiap

manusia dapat dijelaskan sebagai berikut: pada mulanya kebutuhan manusia yang

paling mendasak adalah kebutuhan fisiologis seperti pangan, sandang, papan dan

kesehatan.jika kebutuhan-kebutuhan fisiologis ini telah terpenuhi, maka kebutuhan-

kebutuhan berikutnya yang mendesak ialah kebutuhan akan rasa aman dan

terlindungi.Apabila kebutuhan ini pun telah terpenuhi sehingga tidak dirasakan lagi

sebagai kebutuhan yang mendesak, maka timbul kebutuhan berikutnya yang dirasakan

mendesak, yaitu kebutuhan sosial seperti ingin masuk organisasi kemasyarakatan,

ikut aktif dalam perkumpulan arisan keluarga dsb. Jika kebutuhan sosial ini pun telah

dapat terpenuhi sehingga tidak terasa lagi sebagai kebutuhan mendesak, timbul

kebutuhan lain yang dirasakan mendesak, yaitu kebutuhan akan penghargaan atau

prestise.demikian seterusnya sampai kepada tingkat kebutuhan aktualisasi diri: ingin

menjadi orang ternama, terkenal diseluruh Negara atau dunia.

Page 40: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Namun, jangan diartikan bahwa kehidupan tiap manusia itu akan mengikuti

urutan kelima tingkatan kebutuhan maslow itu secara teratur dari tingkat kebutuhan

fisiologis sampai dengan tingkat kebutuhan aktualisasi diri.Proses kehidupan manusia

itu berbeda beda dan tidak selalu menuruti garis lurus yang meningkat. Kadang

kadang melompat dari tingkat kebutuhan tertentu ke tingkat kebutuhan lain dengan

melampaui ting kat kebutuhan yang berbeda diatasnya.atau kemungkinan pula terjadi

lompatan balik; dari tingkat kebutuhan lebih tinggi ke tinvkat kebutuhan

dibawahnya.dengan demikian,pada saat – saat tertentu tingkat kebutuhan seseorang

berbeda dengan orang – orang yang lain.

Meta kebutuhan dari Maslow

1. Kebenaran 11. Keadilan

2. Kebaikan 12. Keteraturan

3. Keindahan/kecantikan 13. Keserhanaan

4. Keseluruhan 14. Kekayaan

5. Dikhotomi-transendasi 15. Tanpa susah payah

Page 41: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

6. Berkehidupan 16. Bermain

7. keunikan 17. Mencukupi diri sendiri

8. Kesempurnaan

9. Keniscayaan

10. Penyelesaian

(Sarlito, 2000).

Maslow juga membedakan antara basicneeds dan metaneeds. Basicneeds

meliputi: lapar, kasih sayang , rasa aman, harga diri, dan sebagainya.Sedangkan

metaneeds meliputi: Keadilan, kebaikan, keindahan, keteraturan, kesatuan dan

sebagainya.(Supratiknya, 2005, hal 109).angagapan maslow dalam psikoanlisis bahwa

nilai-nilai tinggi dalam kehidupan hanyalah topeng untuk menutupi kebutuhan

naluriah yang rendah, ia menjadi menjadi halic.(jalaludin rakhmat, 2004, hal 120).

6. Gender

Para teoritis psikoanalitis seperti Sigmund Freud dan Erik Erikson berpendapat

bahwa jenis kelamin seseorang memainkan suatu peran yang sangat penting. Freud

berpendapat bahwa perilaku dan sejarah manusia secara langsung dipengaruhi oleh

dorongan-dorongan seksual dan menyatakan bahwa perilaku gaender dan seksual

pada dasarnya tidak dipelajari dan bersifat naluriah. Erikson bahkan berpendapat lebih

jauh, ia berpendapat bahwa karena struktur jenis kelamin, laki-laki lebih suka

mengganggu dan agresif, perempuan lebih inklusif dan pasif. Pengkritik Erikson

berpendapat bahwa, ia tidak memberi cukup penghargaan terhadap pengalaman, dan

mereka mengatakan bahwa perempuan dan laki-laki lebih bebas memilih perilaku

mereka dari pada yang diijinkan Erikson. Sebagai tanggapan, Erikson mengklarifikasi

Page 42: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

pandangannya dengan menunjukan bahwa ia tidak pernah menentukan perbedaan-

perbedaan antara jenis-jenis kelamin. Menurut faktor biologis berinteraksi baik

dengan faktor kebudayaan maupun faktor psikologis untuk menghasilkan

perilaku.(john w.Santrock, hal 281)

Penentuan jenis kelamin, Jenis kelamin ini tergantung pada jenis spermatozoa

yang menyatu dengan ovum. Setiap sel benih mengandung 23 kromosom.salah satu

dari 23 pasangan kromosom ini terdapat kromosom jenis kelamin. Sel telur atau

ovum wanita yang matang mengandung kromosom X, sedangkan spermatozoa pria

mengandung sebuah kromosom X dan sebuah kromosom Y. Bila telur wanita yang

mengandung kromosom X bersatu dengan sperma pria yang mengandung kromosom

Y, hasilnya menjadi kombinasi kromosom XY, yang akan menghasilkan jenis

kelamin pria. Bila spermatozoa yang mengandung kromosom X bersatu dengan

ovum, hasilnya menjadi kombinasi kromosom XX, ini selalu menghasilkan keturunan

wanita.(Samsunu wiyati, 2007, hal 76).

7. Pendidikan

Mengapa anak (manusia) perlu dan harus dididik? Pertanyaan ini menuntut

jawaban yang tidak berbeda dengan pertanyaan mengapa anak(manusia) harus

belajar?sebagai jawaban terhadap pertanyaan ini,agaknya kita sependapat bahwa

didunia I ini tak ada mahluk hidup,yang sewaktu baru dilahrkan sedemikian tidak lain

di dunia ini setelah dewesa mampu menciptakan apa yang telah diciptakan manusia

dewasa.

Jika bayi manusia yang baru dilahirkan tidak mendapat bantuan dari manusia dewasa

yang lain, tidak belajar, niscaya binasahlah ia. Ia tidak mampu hidup sebagai manusia

jika ia tidak dididik atau diajar oleh manusia. Benar bahwa bayi yang bru dilahirkan

telah membawa beberapa naluri/instink dan potensi-potensi yang diperlukan untuk

Page 43: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

kelangsungan hidupnya, tetapi jumlahnya terbatas sekali. Jika potensi-potensi bawaan

itu tidak mungkin berkembang baik tanpa pengaruh dari luar. Disamping kepandaian-

kepandaian yang bersifat jasmaniah (skill, motor ability), seperti: merangkak, duduk

berjalan tegak, lari, naik sepeda, makan dengan sendok dan sebagainya,

anak(manusia) itu membutuhkan kepandaian-kepandaian yang bersifat rohaniah.

Manusia bukan hanya makhluk biologis seperti halnya dengan hewan. Manusia adalah

makhluk sosial dan budaya. Jelaslah kiranya, bahwa belajar sangat penting bagi

kehidupan seorang manusia. Juga mengerti pula kita sekarang, mengapa

anak(manusia) membutuhkan waktu lama untuk belajar sehingga menjadi manusia

dewasa. Manusia selalu dan senantiasa belajar bilamanapun dan di manapun ia

berada. (Ngalim, 1990)

8. Usia

Freud berpendapat bahwa anak sampai kira-kira umur 5;0 melawati fase-fase

terdiferensiasikan secara dinamik, kemudian sampai umur 12;0 atau 13;0 mengalami

masa tenang atau fase laten, pada masa laten ini dinamika menjadi stabil.Dengan

datangnya masa remaja (pubertas) dinamika meletus lagi, dan selanjutnya makin

tenang kalau orang menjadi makin dewasa, yaitu sekitar umur 20;0. Walaupun

perkembangan ke arah kedewasaan itu berlangsung sampai individu berumur 20;0,

namun menurut Freud masa yang paling menentukan dalam pembentukan kepribadian

adalah masa sampai umur 5;0.(Fauji, 1999).

Dari teori – teori motivasi diatas, pada teori kebutuhan maslow yang dijadikan

objekpenelitian lebih lanjut oleh peneliti,dengan dimensi sebagai berikut: (1)

kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan rasa aman dan perlindungan, (3) kebutuhan sosial,

(4) kebutahan akan penghargaan, (5) kebutuhan akan aktualisasi diri.Dari 5 dimensi

Page 44: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

tersebut ditambah 3 dimensi lagi diambil dari identitas responden guna perkembangan

variabel X, yaitu: (1) Gender, (2) pendidikan, (3) usia

2.7 Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian teoritik diatas, maka dapat dibangun kerangka berpikir

sebagai berikut:

Seseorang termasuk pengusaha warteg memiliki kebutuhan, sesuai dengan teori

motivasi pada teori maslow, Mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok

manusia. kelima tingkat kebutuhan pokok inilah yang kemudian dijadikan kunci

mempelajari motivasi manusia. Adapun kelima tingkatan kebutuhan pokok yang

dimaksud adalah: kebutuhan psikologis, kebutuhan rasa aman dan perlindungan,

kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan akan aktualisasi diri. Dari

5 kebutuhan tersebut, yang akan dijadikan dimensi motivasi dalam penlitian dan

ditambah 3 dimensi dari identitas responden yaitu: Jenis kelamin, usia dan pendidikan

yang dijadikan pengembangan variabel X.

Disampimg itu etos kerja seseorang pengusaha warteg yang memiliki sifat-sifat:

efesiensi dalam bekerja, kerajinan dalam bekerja, ketrampilan atas apa yang

dikerjakan, memiliki sikap tekun ketika bekerja, tepat waktu ketika melaksankan

pekerjaan, kesederhanaan dalam kehidupan sehari - harinya, menggunakan rasio,

kegesitan jika ada kesempatan, bekerja energik, berpikir jauh ke masa depan.Dari sifat

– sifat tersebut kemudian dijadikan indikator dalam penelitian yaitu sebagai variabel

Y

Hubungan antara variabel mayor tersebut dapat digambarkan secara bagan sebagai

berikut:

Page 45: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Keterangan:

Variabel Bebas (X) = Motivasi

Variabel Terikat(Y) = Etos kerja

Gambar kerangka Berpikir antara varibel minor X dengan variabel Y

X Y

Fisiologis

Rasa aman

Page 46: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

2.8 Hipotesis Penelitian

Karena di dalam penelitian ini terdapat lima aspek Motivasi kerja dan faktor

demografi seperti jenis kelamin, usia dan pendidikan. Maka dapat ditarik sebanyak 8

hipotesa minor. Untuk setiap korelasi antara suatu jenis motivasi kerja dengan etos

kerja. Selanjutnya untuk keperluan analisa statistika maka hipotesa-hipotesa diatas

diubah menjadi hipotesa mayor yaitu:

H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara Motivasi kerja dengan etos

kerja

Ha : Ada hubungan yang siginifikan antara Motivasi kerja dengan Etos kerja.

Sedangkan untuk hipotesa minor yaitu :

Gender

Pendidikan

Usia

Etos kerja

Sosial

Penghargaan

Aktualisasi diri

Page 47: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

H1 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara Fisiologis dengan Etos kerja

H2 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara Rasa aman dan perlindungan

dengan Etos kerja

H3 : Ada hubungan yang signifikan antara Sosial dengan Etos kerja

H4 : Ada hubungan yang signifikan antara Penghargaan dengan Etos kerja

H5 : Ada hubungan yang signifikan antara Aktualisasi diri dengan Etos kerja

H6 : Ada hubungan yang signifikan antara Gender dengan Etos kerja

H7 : Ada hubungan yang signifikan antara Pendidikan dengan Etos kerja

H8 : Ada hubungan yang signifikan antara Usia dengan Etos kerja

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan membahas mengenai :Tujuan penelitian, Waktu dan tempat

penilitian, Metode penelitian, Populasi dan sampel penilitian, Instrument

penilitian,Teknik analisis data.

3.1 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara motivasi kerja dengan

etos kerja pada pengusaha warteg.

Untuk lengkapnya tujuan penilitian ini dapat diidentifikasikan dalam variabel

yang diteliti yaitu:

1.Variabel bebas adalah : Motivasi kerja.

2.Variabel terikat adalah: Etos kerja.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

1.Penelitian ini berlangsung selama 1 bulan yakni bulan Desember 2010 .

Page 48: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

2.penelitian ini bertempat tinggal di wilayah Jakarta selatan.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survey, dimana kita perlu mengkaji populasi

yang berarti seluruh elemen yang akan diteliti dan sampel yang berarti sepereangkat

elemen yang merupakan bagian dari populasi, baik mengkaji populasi (univers) yang

besar maupun yang kecil tentunya juga dilakukan penyelesaian serta pengkajian

sampel yang dipilih dari populasi untuk menentukan endensi, distribusi dan interelasi

relatif dari variable-variabel penelitian. Arahnya adalah membuat interpretasi yang

akurat mengenai karakteristik-karakteristik keseluruhan populasi sehingga

dimungkinkan tercapainya deskripsi dari masing-masing variabel penelitian serta

hubungan antar variabel yang dalam penelitian ini adalah motivasi Kerja sebagai

variabel bebas dan etos Kerja sebagai variabel terikat. Untuk mengetahui hubungan

antat variabel tersebut digunakan teknik uji regresil.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas:obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Jadi populasi bukan hanya orang,

tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar

jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti itu. (Sugiono,

2010). Karena populasi dalam penelitian ini sangat besar dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, diarenakan keterbatasan dana, waktu dan

tenaga, sehingga peneliti tidak mencantumkan jumlah populasi.

Page 49: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

b.Sampel

Sampel yaitu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peniliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Apa yang dipelajari dari sampel,

kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.Untuk itu sampel yang

diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). (Sugiono, 2010).

penelitian digunakan sebanyak 121 orang. Dengan Try out : 60 orang dan

Penilitian : 61 orang, Penentuan jumlah sampel dilakukan secara proporsional

mewakili masing-masing warteg. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan

mempertimbangkan keterbatasan kemampuan peneliti untuk menjangkau populasi.

Sedangkan teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara penelitian lapangan

yaitu terjun langsung di lokasi penelitian untuk mendapatkan sampel yang

dibutuhkan. Penelitian lapangan dilakukan dengan menyebarkan kuesioner.Teknik

pengambilan sampel ini menggunakan teknik sampling purposive yaitu teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.(sugiyono , 2009, hal.96) .

Adapun metode Pengumpulan data yang menggunakan teknik sample random

sampling atau sampel acak sederhana yaitu semua Individu yang masuk dalam

katagori terjangkau mempunyai kesempatan yang sama dan bebas untuk dipilih atau

terpilih dan terwakili sebagai anggota dari suatu sampel.

3.5 Instrumen Penelitian

Page 50: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan penelitian dan hipotesis penelitian

maka dalam penelitian ini digunakan instrumen penelitian dalam bentuk kuesioner

untuk memperoleh data-data variabel Etos Kerja dan Motivasi Kerja kuesioner

merupakan salah satu jenis instrument pengumpul data yang disampaikan kepada

responden/subyek penelitian melalui sejumlah pernyataan. Teknik ini dipilih semata-

mata karena; subyek adalah orang yang mengetahui dirinya sendiri, apa yang

dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya dan

interpretasi subyek tentang pertanyaan/pernyataan yang diajukan kepada subyek

subtansinya sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti. Kuesioner yang digunakan

didesain berdasarkan skala model Likert yang berisi sejumlah pernyataan yang

menyatakan obyek yang hendak diungkap.

Penskoran atau kuesioner skala model Likert yang digunakan dalam penelitian

ini variabel motivasi dan etos kerja merujuk pada empat alternatife jawaban sebagai

berikut: Sangat setuju(Ss), Setuju(S), Tidak Setuju(Ts), Sangat tidak

setuju(Sts).(Saifudin Azwar, 2006).

Tabel 3.1

Skoring item

Kelompok pernyataan Favorabel Unfavorabel

Ss Sangat setuju 4 1

S Setuju 3 2

Page 51: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Ts Tidak setuju 2 3

Sts Sangat tidak setuju 1 4

1. Definisi Operasional

a. Etos kerja (Y)

Etosa kerja adalah semangat dan sikap batin pengusaha warteg yang tetap yang

memuat tekanan nilai – nilai moral tertentu dan yang tereflesikan dalam kehidupan

sosial(etos social), suatu pekerjaan(etos kerja), atau kegiatan ilmiah(etos ilmiah),dan

sebagainya, yang diukur melalui indikator : Efesiensi, Kerajinan, Ketrampilan, Sikap

tekun, Tepat waktu, Kesederhanaan, Menggunakan rasio dan tindakan, Kegesitan

ketika muncul kesempatan, Bekerja energik, Berpikir jauh kemasa depan.

Tabel 3.2. Try out Etos kerja.

No

Indikator

No. Butir pernyataan

Jumlah

Favorable Unfavorable

1 Efesiensi 1,2,3 31*,32*,33 6

2 Kerajinan 4,5*,6,35 34,36 6

3 Ketrampilan 7,9,37,38*,39* 8 6

4 Sikap tekun 10*,11,12,40 41,42 6

Page 52: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

5 Tepat waktu 13,14,15*, 43,45 44 6

6 Kesederhanaan 16,17,18*, 48* 46*,47* 6

7 Menggunakan Rasio 19,20,21*, 49*,51* 50* 6

8 Kegesitan jika ada kesempatan 22,23*,24, 53,54 52 6

9 Bekerja energik 25,26*,27*,56*,57 55 6

10 Berpikir jauh ke masa depan 28*,29*,30*,58*,59* 60* 6

Jumlah Total 60

Tabel 3.3.Skala Etos kerja.

No

Indikator

No. Butir pernyataan

Jumlah

Favorable Unfavorable

1 Efesiensi - 31*,32* 2

2 Kerajinan 5* - 1

3 Ketrampilan 38*,39* - 2

4 Sikap tekun 10* - 1

5 Tepat waktu 15* - 1

6 Kesederhanaan 18*, 48* 46*,47* 4

7 Menggunakan Rasio 21*, 49*,51* 50* 4

8 Kegesitan jika ada kesempatan 23* - 1

Page 53: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

9 Bekerja energik 26*,27*,56* - 3

10 Berpikir jauh ke masa depan 28*,29*,30*,58*,59* 60* 6

Jumlah Total 25

b. Motivasi (X)

Motivasi kerja adalah dorongan dari dalam diri dan luar diri seseorang,untuk

melakukan sesuatu yang terlihatdari dimensi internal dan dimensi eksternal.atau

dengan kata lain , Motivasi kerja memiliki dua dimensi, yaitu (1) dimensi dorongan

internal, dan (2) dimensi dorongan eksternal.

Tabel 3.4 Try out Motivasi kerja

No

Indikator

No. Butir Pernyataan

Jumlah

Favorable Unfavorable

1 Kebutuhan Fisiologis 1*,2,6,8,9,51,52* 3,4*,5,7*,10*,53*,5

4*,55*, 56*,57*

17

2 Rasa Aman dan Perlindungan 11,12*,15,18,59 13,14,16*,17,19*,20 11

3 Kebutuhan social 21*,23*,25,26,28 22,24,27*,29,30*,60 11

4 Kebutuhan akan Penghargaan 32,34,35,36*,40 31,33,37,38,39 11

5 Kebutuhan akan Aktualisasi

Diri

41,42,43,44,46,4

7,48*

45*,49*,50* 10

Jumlah Total 60

Page 54: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Tabel 3.5. Skala Motivasi kerja

No

Indikator

No. Butir Pernyataan

Jumlah

Favorable Unfavorable

1 Kebutuhan Fisiologis 1*,52* 4*,7*,10*,53*,4*,55

*, 56*,57*

10

2 Rasa Aman dan Perlindungan 12* 16*,19* 3

3 Kebutuhan social 21*,23* 27*,29,30* 5

4 Kebutuhan akan Penghargaan 36* - 1

5 Kebutuhan akan Aktualisasi

Diri

48* 45*,49*,50* 4

Jumlah Total 23

Ket: * : Item valid

3. 6 Uji Validitas

Validitas skala adalah sejauh mana skala tersebut menghasilkan data yang akurat

(tepat) dan cermat sesuai dengan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrument

pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat ukur tersebut

menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan

maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sebaliknya tes yang menghasilkan data

yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki

validitas rendah (Azwar, 2003).

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstrak.

Sedangkan teknik uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik yaitu

Page 55: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

menghitung korelasi antara skor butir (X) dengan skor total (Y) memakai rumus

korelasi Product Moment.

3.6.1 Validitas Etos kerja

Dari tabel skala Etos kerja dapat kita lihat bahwa ada 25 item yang valid, yang

terbagi dalam item Efisiensi : 2 item, Kerajinan : 1item, Sikap tekun: 1 item, Tepat

waktu : 1item, Kesederhanaan: 4 item,Menggunakan rasio: 4 item, Kegesitan ketika

ada kesempatan: 1 item, Bekerja energik: 3 item, Berpikir jauh kemasa depan: 4 item.

3.6.2 Validitas Motivasi kerja

Dari tabel Motivasi kerja pada organisasi dapat kita lihat bahwa ada 23 item

yang valid, yang terbagi dalam item Fisiologis: 9 item, Rasa amn dan penghargaan : 3

item, Sosial: 5 item, Penghargaan :1 item, Aktualisasi diri : 4 item.

3. 7 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal maupun internal . secara

eksternal pengujian dapat dilakukan test-retest(stability)equivalentdan gabungan

keduanya.secara internal realibilitas dapat diuji dengan menanalisis konsistensi butir-

butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu.(Sugiyono, 2010, hal 354).

Uji reliabilitas dilakukan pada 60 orang. Pengusaha warteg. Uji reliabilitas skala

ini menggunakan uji Statistic Alpha Cronbach dengan menggunakan SPSS versi

17.00 hasil uji reliabilitas skala etos kerja dan motivasi kerja adalah sebagai berikut:

1. Nilai reliabilitas skala Kecerdasan emosional dengan 25 item yang valid

adalah sebesar 0,416. Oleh karena itu, skala etos kerja ini dapat dikatakan

reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian.

Page 56: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

2. Nilai reliabilitas skala Komitmen pada Organisasi dengan 23 item yang valid

adalah sebesar 0,448. oleh karena itu, skala Motivasi ini dapat dikatakan

reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian.

Hal ini berdasarkan norma reliabilitas yang dikemukakan Guilford seperti

dikutip oleh Hasan (2002) dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.6

Kriteria Reliabilitas

Kriteria Koefisien Reliabilitas

Sangat Reliabel > 0,9

Reliabel 0,7 – 0,9

Cukup Reliabel 0,4 – 0,7

Kurang Reliabel 0,2 – 0,4

Tidak Reliabel < 0,2

3.8 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara

Etos kerja dengan Motivasi kerja adalah menggunakan analisis regresi. Analisis

regresi adalah suatu analisis yang mengukur pengaruh variabel bebas terhadap varibel

terikat. Data yang akan dianalisis menggunakan teknik analisis regresi berganda

(multiple regression). Analisis data akan dilakukan dengan menggunakan sistem

perhitungan SPSS versi 17.

Rumus regresi berganda:

Ŷ = a + b1X1 + b2C + b3X3 + b4X4 + b5X5

Keterangan.

Page 57: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Ŷ : Dependent variabel (DV) yang dalam hal ini adalah kecerdasan

emosional.

X1, X2,....., XP : Independent variabel (IV) yang jumlahnya p

p : Jumlah independent variabel (IV)

a : Intercept / konstanta

b1, b2,......, bp : Koefisien regresi untuk masing-masing IV

Selanjutnya analisis regresi, dimulai secara simultan, kemudian dari satu per

satu IV, sehingga nilai R2

yang dihasilkan dapat dilihat secara murni. Fungsi R2

ini

adalah untuk melihat proporsi varians dari perilaku konsumtif yang dipengaruhi oleh

IV yang ada. Melihat jumlah R2

X (dikalikan) 100%. Maka dihasilkanlah proporsi

varians atau determinant. R2

sendiri didapatkan dengan rumus :

Selanjutnya R2

dapat diuji signifikansinya seperti uji signifikan pada F test biasa.

Selain itu juga uji signifikan bisa juga dilakukan dengan tujuan melihat apakah

pengaruh dari IV terhadap DV signifikan atau tidak. Pembagi disini adalah R2

itu

sendiri dengan df nya (dilambangkan k), yaitu sejumlah IV yang dianalisis, sedangkan

penyebutnya (1 – R2) dibagi dengan df nya N – k – 1 dimana N adalah total sampel.

Untuk df dari pembagi sebagai numerator sedangkan df penyebut sebagai

denumerator. Jika digambarkan maka :

Atau dengan cara yang berbeda namun hasil yang sama, pembagi adalah Ssreg

dbagi dengan df nya (k) didapat mean square regresi , kemudian penyebutnya Ssres

dibagi dengan df nya (N – k – 1) didapat mean square residu. Sehingga hasil bagi

Page 58: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Msreg dengan Msres didapatkan hasil F. Numerator dan denumerator juga dari df

pembagi dan df penyebut.

Kemudian selanjutnya peneliti melakukan uji koefisien regresi dari tiap-tiap IV

yang dianalisis. Maksud uji koefisien regresi adalah melihat apakah signifikan

dampak dari tiap IV terhadap DV, oleh karenanya sebelum didapat nilai t dari tiap IV,

harus didapat dahulu nilai standard error estimate dari b (koefisien regresi) yang

didapatkan melalui akar Msres dibagi dengan SSx. Setelah didapat nilai Sb barulah

bisa dilakukan uji t, yaitu hasil bagi dari b (koefisien regresi) dengan Sb itu sendiri.

Jika ditulis dengan rumus maka :

Dalam analisis multiple regression ini dapat diperoleh beberapa informasi, yaitu :

1. R² yang menunjukkan proporsi varian (presentase varian) dan dependent variabel

(DV) yang bisa diterangkan oleh independent variable (IV).

2. Uji hipotesis mengenai signifikan atau tidaknya masing-masing koefisien regresi.

Koefisien yang signifikan menunjukkan dampak yag signifikan dari independent

variabel (IV) yang bersangkutan.

3. Persamaan regresi yang ditemukan bisa digunakan untuk membuat prediksi tentang

berapa harga Y jika nilai setiap independent variable (IV) diketahui.

3.9 Prosedur Penelitian

Penelitian ini peneliti mencoba merencanakan langkah-langkah yang

diharapkan dapat menunjang kelancaran penelitian, langkah-langkah tersebut sebagai

berikut :

1. Persiapan Penelitian

- Dimulai dengan perumusan masalah dan pembatasan masalah.

Page 59: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

- Menentukan variabel-variabel yang akan diteliti.

- Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan landasan

teori yang tepat.

- Melakukan penelitian awal sebelum penelitian dilakukan.

- Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan

dalam penelitian ini yaitu skala Motivasi kerja dan Etos kerja yang dirancang

berupa skala Likert.

2. Tahap Uji Coba

Peneliti melakukan uji coba alat ukur kedua skala pada tanggal 20 januari 2011

pada pengusaha warteg.

Tahap Pengambilan Data:

- Menentukan jumlah sampel penelitian.

- Memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta kesediaan

responden untuk mengisi skala penelitian.

- Memberikan alat ukur yang telah disiapkan kepada responden.

3. Tahap Field Study

Skala Motivasi kerja dan Etos kerja dengan 60 item pernyataan. Selanjutnya skala

ini diberikan kepada 60 pengusaha warteg. Pada tanggal 02 Desember 2010.

4. Penutup

Akhir dari penelitian ini adalah membuat kesimpulan dari apa yang didapat pada

hasil penelitian serta membuat saran bagaimana layaknya penelitian ini untuk

dijadikan rujukan penelitian lanjutan.

5. Tahap Pengolahan Data

Page 60: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

- Melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah diisi oleh responden.

- Analisis data menggunakan teknik statistik.

- Melakukan Interpretasi dan membahas hasil yang didapat, serta membuat

kesimpulan dan laporan akhir penelitian.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai uji regresi dan uji hipotesis

4.1 Gambaran Umum Responden

Page 61: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Pada penelitian ini subyek penelitian di tetapkan berdasarkan jenis usaha. Usaha

tersebut yaitu salah satu jenis usaha yang bergerak dalam bidang menyediakan

makanan dan minuman dengan harga terjangkau. Salah satu jenis usaha yang bergerak

dibidang menyediakan makanan dan minuman yaitu Warung Tegal atau yang sering

kita kenal dengan sebutan Warteg. Nama ini sudah populer untuk warung makan

kelas menengah ke bawah, baik yang berada ditegal maupun ditempat lain, baik yang

dikelola oleh orang asal tegal maupun daerah lain.

Subyek penelitian yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah pengusaha

warteg di Jakarta selatan. Jumlah subyek penelitian yang digunakan setelah diseleksi

berdasarkan ketentuan yang ada maka ditetapkan subyek penelitian sebanyak 61

orang.

1. Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin

Berikut tabel di bawah ini penjelasan mengenai responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.1

Responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 22 36,1%

Perempuan 39 63,9%

Jumlah 61 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden paling banyak adalah

pengusaha laki-laki sebanyak 22 orang dengan persentase 36.1%, sedangkan

responden pengusaha perempuan berjumlah 39 orang dengan persentase 63.9%.

Page 62: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

2. Gambaran responden berdasarkan pendidikan.

Berikut tabel dii bawah ini, penjelasan mengenai responden berdasarkan pendidikan.

Tabel 4.2

Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Persentase

Setara SMA 37 60,7%

>SMA 24 39,3%

Jumlah 61 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden paling banyak adalah

pengusaha berpendidikan setara SMA sebanyak 37 orang dengan persentase

60.7%,sedangkan responden pengusaha ber pendidikan >SMA sebsnyak 24 orang

dengan persentase 39.3%.

3. Gambaran Responden Berdasarkan Usia

Berikut tabel di bawah ini penjelasan mengenai responden berdasarkan usia :

Tabel 4.3

Responden Bersarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase

20 – 35 27 44,3%

>35 34 55,7%

Jumlah 61 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kelompok usia antara 20 – 35 tahun

sebanyak

Page 63: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

27 orang pengusaha, dengan persentase 44.3%, sedangkan kelompok usia >35tahun

sebanyak 34 orang pengusaha dengan persentase 55.7%.

4.2 Uji regresi

Peneliti juga melakukan uji analisa regresi yaitu dengan menggunakan analisis

regresi ganda digunakan oleh peniliti ,bila jumlah variabel independennya minimal 2

atau dengan kata lain variabel independennya lebih dari satu .untuk mengetahui

besarnya sumbangan tiap variabel. Pada penelitian ini,uji analisis regresi dilakukan

untuk mengetahui sumbangan variabel motivasi kerja (Fisiologis, Rasa aman, Sosial,

Penghargaan, Aktualisasi diri, Jenis kelamin, Pendidikan dan Usia) terhadap variabel

etos kerja.regresi ganda ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Persamaan regresi untuk 8 prediktor (Richard lungan, 2006, hal 32).

Y=a+b1x1+b2x2+b3x3+b4x4+b5x5+b6x6+b7x7+b8x8

Keterangan :

Y = Etos kerja X3 = Sosial X8 = Usia

X = Motivasi kerja X4 = Penghargaan

a = Konstan b X5 = Aktualisasi diri

X1 = Fisiologis X6 = Gender

X2 = Rasa aman X7 = Pendidikan

Akan tetapi uji analisis regresi ini dilakukan dengan SPSS 17. Untuk mengetahui

besarnya sumbangan motivasi kerja terhadap etos kerja.dapat dilihat pada tabel

berikut:

Page 64: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Regresi variabel mayor

Tabel 4.4

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .757a .573 .507 6.48004 .573 8.711 8 52 .000

a. Predictors: Motivasi kerja (Usia, Rasaaman, Fisiologis, Penghargaan, Sosial, Pendidikan,

Aktualisasidiri, Gender)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa R square yang didapat adalah sebesar 0.573.

Hal ini berarti sumbangan yang diberikan variabel Motivasi kerja terhadap variabel

etos kerja sebesar 57.3%, selebihnya yakni 42.7%, kemungkinan variabel lain yang

memiliki peranan terhadap Etos kerja. Setelah diketahui bahwa persamaan garis

regresi yang dipergunakan dapat diterapkan, kemudian dilakukan penghitungan

Anova untuk melihat signifikansi pengaruh antara variabel diatas di atas. Hasil

penghitungannya disajikan pada table berikut

Tabel 4.5

Page 65: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2926.352 8 365.794 8.711 .000a

Residual 2183.529 52 41.991

Total 5109.881 60

a. Predictors: Motivasi kerja (Usia, Rasaaman, Fisiologis, Penghargaan, Sosial,

Pendidikan, Aktualisasidiri, Gender )

b. Dependent Variable: Etoskerja

Dari hasil penghitungan uji anova didapat f hitung sebesar 8.711 dengan p value

sebesar 0,00. Karena nilai p value yang didapat < 0.05, maka persamaan garis

regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat dikatakan signifikan.

Regresi variabel minor

Tabel 4.6

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error Change Statistics

Page 66: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Square of the

Estimate

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .359a 129 .114 8.68643 .129 8.722 1 59 .005

2 .376b .141 .112 8.69734 .013 .852 1 58 .360

3 .723c .522 .497 6.54310 .381 45.479 1 57 .000

4 .730d .533 .500 6.52708 .011 1.280 1 56 .263

5 .736e .541 .499 6.52970 .008 .955 1 55 .333

6 .737f .543 .493 6.57386 .002 .263 1 54 .610

7 .739g .546 .486 6.61892 .002 .267 1 53 .607

8 .757h .573 .507 6.48004 .027 3.296 1 52 .075

a. Predictors: (Constant), Fisiologis

b. Predictors: (Constant), Fisiologis, Rasaaman

c. Predictors: (Constant), Fisiologis, Rasaaman, Sosial

d. Predictors: (Constant), Fisiologis, Rasaaman, Sosial, Penghargaan

e. Predictors: (Constant), Fisiologis, Rasaaman, Sosial, Penghargaan, Aktualisasidiri

f. Predictors: (Constant), Fisiologis, Rasaaman, Sosial, Penghargaan, Aktualisasidiri, Gender

g. Predictors: (Constant), Fisiologis, Rasaaman, Sosial, Penghargaan, Aktualisasidiri, Gender,

Pendidikan

h. Predictors: (Constant), Fisiologis, Rasaaman, Sosial, Penghargaan, Aktualisasidiri, Gender,

Pendidikan, Usia

a. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa R square yang didapat adalah

sebesar 0.129. Hal ini berarti sumbangan yang diberikan variabel fisiologis

terhadap variabel etos kerja sebesar 12.9%, selebihnya yakni 87.1%,

kemungkinan variabel lain yang memiliki peranan terhadap Etos kerja.

Page 67: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

b. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa R square yang didapat adalah

sebesar 0.141. Hal ini berarti sumbangan yang diberikan variabel rasa

aman terhadap variabel etos kerja sebesar 14.1%, selebihnya yakni 85.9%,

kemungkinan variabel lain yang memiliki peranan terhadap Etos kerja

c. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa R square yang didapat adalah

sebesar 0.522. Hal ini berarti sumbangan yang diberikan variabel sosial

terhadap variabel etos kerja sebesar 52.2%, selebihnya yakni 47.8%,

kemungkinan variabel lain yang memiliki peranan terhadap Etos kerja

d. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa R square yang didapat adalah

sebesar 0.533. Hal ini berarti sumbangan yang diberikan variabel

penghargaan terhadap variabel etos kerja sebesar 53.3%, selebihnya yakni

46.7%, kemungkinan variabel lain yang memiliki peranan terhadap Etos

kerja

e. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa R square yang didapat adalah

sebesar 0.541. Hal ini berarti sumbangan yang diberikan variabel

Aktualisasi diri terhadap variabel etos kerja sebesar 54.1%, selebihnya

yakni 45.9%, kemungkinan variabel lain yang memiliki peranan terhadap

Etos kerja

f. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa R square yang didapat adalah

sebesar 0.543. Hal ini berarti sumbangan yang diberikan variabel gender

terhadap variabel etos kerja sebesar 54.3%, selebihnya yakni 45.7%,

kemungkinan variabel lain yang memiliki peranan terhadap Etos kerja

g. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa R square yang didapat adalah

sebesar 0.546. Hal ini berarti sumbangan yang diberikan variabel

pendidikan terhadap variabel etos kerja sebesar 54.6%, selebihnya yakni

Page 68: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

45.4%, kemungkinan variabel lain yang memiliki peranan terhadap Etos

kerja

h. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa R square yang didapat adalah

sebesar 0.573. Hal ini berarti sumbangan yang diberikan variabel usia

terhadap variabel etos kerja sebesar 57.3%, selebihnya yakni 42.7%,

kemungkinan variabel lain yang memiliki peranan terhadap Etos kerja.

Setelah diketahui bahwa persamaan garis regresi yang dipergunakan

dapat diterapkan, kemudian dilakukan penghitungan Anova untuk melihat

signifikansi pengaruh variabel - variabel diatas di atas. Hasil penghitungannya

disajikan pada table berikut

Page 69: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Tabel 4.7

ANOVAi

Model Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 658.086 1 658.086 8.722 .005a

Residual 4451.795 59 75.454

Total 5109.881 60

2 Regression 722.548 2 361.274 4.776 .012b

Residual 4387.334 58 75.644

Total 5109.881 60

3 Regression 2669.590 3 889.863 20.785 .000c

Residual 2440.291 57 42.812

Total 5109.881 60

4 Regression 2724.126 4 681.032 15.986 .000d

Residual 2385.755 56 42.603

Total 5109.881 60

5 Regression 2764.849 5 552.970 12.969 .000e

Residual 2345.032 55 42.637

Total 5109.881 60

6 Regression 2776.235 6 462.706 10.707 .000f

Residual 2333.646 54 43.216

Total 5109.881 60

7 Regression 2787.947 7 398.278 9.091 .000g

Residual 2321.935 53 43.810

Total 5109.881 60

8 Regression 2926.352 8 365.794 8.711 .000h

Residual 2183.529 52 41.991

Total 5109.881 60

a. Predictors: (Constant), Fisiologis

b. Predictors: (Constant), Fisiologis, Rasaaman

c. Predictors: (Constant), Fisiologis, Rasaaman, Sosial

Page 70: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

d. Predictors: (Constant), Fisiologis, Rasaaman, Sosial, Penghargaan

e. Predictors: (Constant), Fisiologis, Rasaaman, Sosial, Penghargaan,

Aktualisasidiri

f. Predictors: (Constant), Fisiologis, Rasaaman, Sosial, Penghargaan,

Aktualisasidiri, Gender

g. Predictors: (Constant), Fisiologis, Rasaaman, Sosial, Penghargaan,

Aktualisasidiri, Gender, Pendidikan

h. Predictors: (Constant), Fisiologis, Rasaaman, Sosial, Penghargaan,

Aktualisasidiri, Gender, Pendidikan, Usia

i. Dependent Variable: Etoskerja

Selanjutnya, guna menguji hipotesis dapat dilihat pada tabel anova diatas, untuk

cara mengujinya lihat nilai F hitung (Uji F) dan nilai signifikasinya (< 0.05).

a. Dari hasil penghitungan uji anova didapat f hitung sebesar 8.722 dengan p

value sebesar 0.05. Karena nilai p value yang didapat = 0.05, maka

persamaan garis regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini tidak

dikatakan signifikan

b. Dari hasil penghitungan uji anova didapat f hitung sebesar 4.776 dengan p

value sebesar 0.12. Karena nilai p value yang didapat > 0.05, maka

persamaan garis regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini tidak

dikatakan signifikan

c. Dari hasil penghitungan uji anova didapat f hitung sebesar 20.785 dengan p

value sebesar 0.00. Karena nilai p value yang didapat < 0.05, maka

persamaan garis regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat

dikatakan signifikan

Page 71: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

d. Dari hasil penghitungan uji anova didapat f hitung sebesar 15.986 dengan p

value sebesar 0.00. Karena nilai p value yang didapat < 0.05, maka

persamaan garis regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat

dikatakan signifikan

e. Dari hasil penghitungan uji anova didapat f hitung sebesar 12.969 dengan p

value sebesar 0.00. Karena nilai p value yang didapat < 0.05, maka

persamaan garis regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat

dikatakan signifikan

f. Dari hasil penghitungan uji anova didapat f hitung sebesar 10.707 dengan p

value sebesar 0.00. Karena nilai p value yang didapat < 0.05, maka

persamaan garis regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat

dikatakan signifikan

g. Dari hasil penghitungan uji anova didapat f hitung sebesar 9.091 dengan p

value sebesar 0.00. Karena nilai p value yang didapat < 0.05, maka

persamaan garis regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat

dikatakan signifikan

h. Dari hasil penghitungan uji anova didapat f hitung sebesar 8.711 dengan p

value sebesar 0.00. Karena nilai p value yang didapat < 0.05, maka

persamaan garis regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat

dikatakan signifikan

Setelah diketahui bahwa persamaan garis regresi yang dipergunakan dapat

diterapkan, kemudian dilakukan penghitungan coefficient constanta dan nilai t hitung

untuk melihat signifikansi pengaruh variabel-variabel diatas di atas. Hasil

penghitungannya disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.8

Page 72: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

95.0% Confidence

Interval for B

B Std. Error Beta

Lower

Bound

Upper

Bound

1 (Constant) 4.496 7.086 .634 .529 -9.723 18.714

Fisiologis .136 .094 .148 1.445 .154 -.053 .326

Rasaaman .008 .089 .009 .089 .929 -.171 .187

Sosial .451 .118 .489 3.823 .000 .214 .688

Penghargaan 1.455 1.825 .084 .797 .429 -2.207 5.117

Aktualisasidiri .148 .124 .160 1.187 .240 -.102 .397

Gender -2.821 3.309 -.148 -.852 .398 -9.462 3.820

Pendidikan 3.287 2.461 .175 1.336 .187 -1.650 8.225

Usia 6.642 3.659 .360 1.816 .075 -.699 13.984

a. Dependent Variable: Etoskerja

Hasil penghitungan nilai coefficient, didapat t hitung sebesar:

1.445 pada Fisiologis (p value 154)

089 pada Rasa aman (p value 929)

3.823 pada Sosial (p value 000)

797 pada Penghargaan (p value 429)

1.187 pada Aktualisasi diri (p value 240)

-852 pada Gender (p value 398)

1.336 Pada Pendidikan (p value 187)

1.816 Pada Usia (p value 075)

Dari penghitungan di atas diketahui hanya satu aspek yang memiliki p value <

0.05, yaitu pada Sosial. Dengan demikian hanya satu aspek tersebut yang benar-benar

memberikan pengaruh terhadap perubahan variable etos kerja.

Page 73: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Selanjutnya Peniliti ingin mengetahui dari kedelapan independen variabel (IV),

Varibel manakah yang memiliki kontribusi paling tinggi terhadap dependen variabel

(DV) yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9

Proporsi varians IV terhadap DV

No IV R square R

square

change

F hitung F tabel Sig

1 X1 .129 .129 8.722 4.00 Sig

2 X1+X2 .141 .013 .852 4.00 Non Sig

3 X1+X2+X3 .522 .381 45.479 4.00 Sig

4 X1+X2+X3+X4 .533 .011 1.280 4.00 Non Sig

5 X1+X2+X3+X4+X5 .541 .008 .955 4.00 Non Sig

6 X1+X2+X3+X4+X5+X6 .543 .002 .263 4.00 Non Sig

7 X1+X2+X3+X4+X5+X6+X7 .546 .002 .267 4.00 Non Sig

8 X1+X2+X3+X4+X5+X6+X7+X8 .573 .027 3.296 4.00 Non Sig

Jumlah

.573

Keterangan: F hitung > F tabel : Signifikan

X1 = Fisiologis

Page 74: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

X2 = Rasa aman

X3 = Sosial

X4 = Penghargaan

X5 = Aktualisasi diri

X6 = Jenis kelamin

X7 = Pendidikan

X8 = Usia

Berikut ini akan dijelaskan deskripsi untuk masing – masing varibel:

1. Dengan fisiologis sebagai IV, diperoleh nilai R square sebesar 0.129, yang berarti

bahwa variabel fisiologis memiliki kontribusi sebesar 12.9%, dalam mempengaruhi

etos kerja .Selain itu untuk F hitung diperoleh nilai sebesar 8.722 dan F tabel 4.00,

yang berarti bahwa variabel fisiologis secara positif mempengaruhi etos kerja, dengan

kreteria signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat fisiologis maka semakin

rendah tingkat etos kerjanya.

2. Dengan rasa aman sebagai IV, diperoleh nilai R square sebesar 0.141, yang berarti

bahwa variabel rasa aman memiliki kontribusi sebesar 14.1%, dalam mempengaruhi

etos kerja .Selain itu untuk F hitung diperoleh nilai sebesar 0.852 dan F tabel 4.00,

yang berarti bahwa variabel rasa aman secara positif mempengaruhi etos kerja,

dengan kreteria tidak signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat rasa aman

maka semakin rendah tingkat etos kerjanya.

3. Dengan sosial sebagai IV, diperoleh nilai R square sebesar 0.522, yang berarti

bahwa variabel sosial memiliki kontribusi sebesar 52.2%, dalam mempengaruhi etos

kerja .Selain itu untuk F hitung diperoleh nilai sebesar 45.479 dan F tabel 4.00, yang

berarti bahwa variabel sosial secara positif mempengaruhi etos kerja, dengan kreteria

signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat sosial maka semakin tinggi pula

tingkat etos kerjanya.

Page 75: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

4. Dengan penghargaan sebagai IV, diperoleh nilai R square sebesar 0.533, yang

berarti bahwa variabel penghargaan memiliki kontribusi sebesar 53.3%, dalam

mempengaruhi etos kerja .Selain itu untuk F hitung diperoleh nilai sebesar 1.280 dan

F tabel 4.00, yang berarti bahwa variabel penghargaan secara positif mempengaruhi

etos kerja, dengan kreteria tidak signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat

penghargaan maka semakin rendah tingkat etos kerjanya.

5. Dengan aktualisasi diri sebagai IV, diperoleh nilai R square sebesar 0.541, yang

berarti bahwa variabel aktualisasi diri memiliki kontribusi sebesar 54.1%, dalam

mempengaruhi etos kerja .Selain itu untuk F hitung diperoleh nilai sebesar 0.955 dan

F tabel 4.00, yang berarti bahwa variabel aktualisasi diri secara positif mempengaruhi

etos kerja, dengan kreteria tidak signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat

aktualisasi diri maka semakin rendah tingkat etos kerjanya.

6. Dengan gender sebagai IV, diperoleh nilai R square sebesar 0.543, yang berarti

bahwa variabel gender memiliki kontribusi sebesar 54.3%, dalam mempengaruhi etos

kerja .Selain itu untuk F hitung diperoleh nilai sebesar 0.263 dan F tabel 4.00, yang

berarti bahwa variabel gender secara positif mempengaruhi etos kerja, dengan kreteria

tidak signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat gender maka semakin rendah

tingkat etos kerjanya.

7. Dengan pendidikan sebagai IV, diperoleh nilai R square sebesar 0.546, yang berarti

bahwa variabel pendidikan memiliki kontribusi sebesar 54.6%, dalam mempengaruhi

etos kerja .Selain itu untuk uji anova diperoleh nilai sebesar 0.267 dan F tabel 4.00,

yang berarti bahwa variabel pendidiikan secara positif mempengaruhi etos kerja,

dengan kreteria tidak signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat pendidikan

maka semakin rendah tingkat etos kerjanya.

8. Dengan usia sebagai IV, diperoleh nilai R square sebesar 0.573, yang berarti bahwa

variabel usia memiliki kontribusi sebesar 57.3%, dalam mempengaruhi etos kerja

Page 76: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

.Selain itu untuk F hitung diperoleh nilai sebesar 3.296 dan F tabel 400, yang berarti

bahwa variabel usia secara positif mempengaruhi etos kerja, dengan kreteria tidak

signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat usia maka semakin rendah tingkat

etos kerjanya.

4.3 Hasil uji hipotesis

Hasil uji hipotesis dengan menggunakan multiple regression untuk melihat

korelasi dan pengaruh antar variabel. Hasil penghitungan pada variabel mayor dapat

diketahui bahwa R square yang didapat 0.573. Hal ini berarti sumbangan yang

diberikan variabel Motivasi kerja terhadap variabel etos kerja sebesar 57.3%,

selebihnya yakni 42.7%, kemungkinan variabel lain yang memiliki peranan terhadap

Etos kerja, dan hasil penghitungan uji anova didapat f hitung sebesar 8.711 dengan p

value sebesar 0.00. Karena nilai p value yang didapat < 0.05, maka persamaan garis

Page 77: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat dikatakan signifikan. Sedangkan

pada variabel minor yaitu: Pada fisiologis dapat diketahui bahwa R square yang

didapat adalah sebesar 0,129. Hal ini berarti sumbangan yang diberikan variabel

fisiologis terhadap variabel etos kerja sebesar 12.9%, selebihnya yakni 87.1%,

kemungkinan variabel lain yang memiliki peranan terhadap Etos kerja, selanjutnya

pada variabel rasa aman dapat diketahui bahwa R square yang didapat adalah

sebesar 0.141. Hal ini berarti sumbangan yang diberikan variabel rasa aman terhadap

variabel etos kerja sebesar 14.1%, selebihnya yakni 85.9%, kemungkinan variabel

lain yang memiliki peranan terhadap Etos kerja, selanjutnya pada variabel sosial dapat

diketahui bahwa R square yang didapat adalah sebesar 0.522.

Hal ini berarti sumbangan yang diberikan variabel sosial terhadap variabel etos

kerja sebesar 52.2%, selebihnya yakni 47.8%, kemungkinan variabel lain yang

memiliki peranan terhadap Etos kerja, selanjutnya pada varibel penghargaan dapat

diketahui bahwa R square yang didapat sebesar 0.533.Hal ini berarti sumbangan

yang diberikan variabel penghargaan terhadap variabel etos kerja sebesar 52.3%,

selebihnya yakni 47.7%, kemungkinan variabel lain yang memiliki peranan terhadap

Etos kerja, selanjutnya pada variabel aktualisasi diri dapat diketahui bahwa R square

yang didapat adalah sebesar 0.541. Hal ini berarti sumbangan yang diberikan variabel

aktualisasi diri terhadap variabel etos kerja sebesar 54.1%, selebihnya yakni 45.9%,

kemungkinan variabel lain yang memiliki peranan terhadap Etos kerja, selanjutnya

pada variabel gender dapat diketahui bahwa R square yang didapat adalah sebesar

0.543. Hal ini berarti sumbangan yang diberikan variabel gender terhadap variabel

etos kerja sebesar 54.3%, selebihnya yakni 45.7%, kemungkinan variabel lain yang

memiliki peranan terhadap Etos kerja, selanjutnya pada variabel pendidikan dapat

diketahui bahwa R square yang didapat adalah sebesar 0.546. Hal ini berarti

Page 78: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

sumbangan yang diberikan variabel pendidikan terhadap variabel etos kerja sebesar

54.6%, selebihnya yakni 45.4%, kemungkinan variabel lain yang memiliki peranan

terhadap Etos kerja, selanjutnya pada variabel usia dapat diketahui bahwa R square

yang didapat sebesar 0.573.Hal ini berarti sumbangan yang diberikan variabel usia

terhadap variabel etos kerja sebesar 57.3%, selebihnya yakni 42.7%, kemungkinan

variabel lain yang memiliki peranan terhadap Etos kerja.

Kemudian dilakukan uji anova guna mengetahui F hitung dan signifikasinya (<

0.05) antara variabel: pada variabel fisiologis didapat f hitung sebesar 8.722 dengan p

value sebesar 0,05. Karena nilai p value yang didapat = 0.05, maka persamaan garis

regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini tidak dikatakan signifikan, selanjutnya

pada variabel rasa aman didapat f hitung sebesar 4.776 dengan p value sebesar 0,12.

Karena nilai p value yang didapat > 0.05, maka persamaan garis regresi yang

dipergunakan dalam penelitian ini tidak dikatakan signifikan,selanjutnya pada

variabel sosial didapat f hitung sebesar 20.785 dengan p value sebesar 0,00. Karena

nilai p value yang didapat < 0.05, maka persamaan garis regresi yang dipergunakan

dalam penelitian ini dapat dikatakan signifikan, selanjutnya pada variabel

penghargaan didapat f hitung sebesar 15.986 dengan p value sebesar 0,00. Karena

nilai p value yang didapat < 0.05, maka persamaan garis regresi yang dipergunakan

dalam penelitian ini dapat dikatakan signifikan, selanjutnya pada variabel aktualisasi

diri didapat f hitung sebesar 12.969 dengan p value sebesar 0,00. Karena nilai p value

yang didapat < 0.05, maka persamaan garis regresi yang dipergunakan dalam

penelitian ini dapat dikatakan signifikan, selnjutnya pada variabel gender didapat f

Page 79: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

hitung sebesar 10.707 dengan p value sebesar 0,00. Karena nilai p value yang didapat

< 0.05, maka persamaan garis regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat

dikatakan signifikan, selanjutya pada variabel pendidikan didapat f hitung sebesar

9.091 dengan p value sebesar 0,00.

Karena nilai p value yang didapat < 0.05, maka persamaan garis regresi yang

dipergunakan dalam penelitian ini dapat dikatakan signifikan, selanjutnya pada

variabel usia didapat f hitung sebesar 8.711 dengan p value sebesar 0,00.

Karena nilai p value yang didapat < 0.05, maka persamaan garis regresi yang

dipergunakan dalam penelitian ini dapat dikatakan signifikan. Setelah itu dilakukan

uji koefisien constanta uji t untuk melihat korelasi dan pengaruh antar variable

terhadap etos kerja. Hasil dari kedelapan variabel yaitu: fisiologis, rasa aman, sosial,

penghargaan, aktualisasi diri, jenis kelamin, pendidikan dan usia. Hanya variabel

Sosial yang mempunyai korelasi terhadap etos kerja dengan t hitung 3.823 dan p

value 000 karena p value < 0.05.

Kemudian dilakukan proporsi varians anatara variabel IV dan DV dengan

melihat R square guna mengetahui kontribusi yang diberikan variabel IV terhadap

DF, kemudian melihat F hitung dan F tabel guna mengetahui signifikasinya yaitu

apabila F hitung > F tabel, sebagai berikut:

Dengan fisiologis sebagai IV, diperoleh nilai R square sebesar 0.129, yang

berarti bahwa variabel fisiologis memiliki kontribusi sebesar 12.9%, dalam

mempengaruhi etos kerja .Selain itu untuk F hitung diperoleh nilai sebesar 8.722 dan

Page 80: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

F tabel 4.00, yang berarti bahwa variabel fisiologis secara positif mempengaruhi etos

kerja, dengan kreteria signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat fisiologis maka

semakin rendah tingkat etos kerjanya.

Dengan rasa aman sebagai IV, diperoleh nilai R square sebesar 0.141, yang

berarti bahwa variabel rasa aman memiliki kontribusi sebesar 14.1%, dalam

mempengaruhi etos kerja. Selain itu untuk F hitung diperoleh nilai sebesar 0.852 dan

F tabel 4.00, yang berarti bahwa variabel rasa aman secara positif mempengaruhi etos

kerja, dengan kreteria tidak signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat rasa

aman maka semakin rendah tingkat etos kerjanya.

Dengan sosial sebagai IV, diperoleh nilai R square sebesar 0.522, yang berarti

bahwa variabel sosial memiliki kontribusi sebesar 52.2%, dalam mempengaruhi etos

kerja .Selain itu untuk F hitung diperoleh nilai sebesar 45.479 dan F tabel 4.00, yang

berarti bahwa variabel sosial secara positif mempengaruhi etos kerja, dengan kreteria

signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat sosial maka semakin tinggi pula

tingkat etos kerjanya.

Dengan penghargaan sebagai IV, diperoleh nilai R square sebesar 0.533, yang

berarti bahwa variabel penghargaan memiliki kontribusi sebesar 53.3%, dalam

mempengaruhi etos kerja. Selain itu untuk F hitung diperoleh nilai sebesar 1.280 dan

F tabel 4.00, yang berarti bahwa variabel penghargaan secara positif mempengaruhi

etos kerja, dengan kreteria tidak signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat

penghargaan maka semakin rendah tingkat etos kerjanya.

Page 81: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Dengan aktualisasi diri sebagai IV, diperoleh nilai R square sebesar 0.541, yang

berarti bahwa variabel aktualisasi diri memiliki kontribusi sebesar 54.1%, dalam

mempengaruhi etos kerja .Selain itu untuk F hitung diperoleh nilai sebesar 0.955 dan

F tabel 4.00, yang berarti bahwa variabel aktualisasi diri secara positif mempengaruhi

etos kerja, dengan kreteria tidak signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat

aktualisasi diri maka semakin rendah tingkat etos kerjanya.

Dengan gender sebagai IV, diperoleh nilai R square sebesar 0.543, yang berarti

bahwa variabel gender memiliki kontribusi sebesar 54.3%, dalam mempengaruhi etos

kerja. Selain itu untuk F hitung diperoleh nilai sebesar 0.263 dan F tabel 4.00, yang

berarti bahwa variabel gender secara positif mempengaruhi etos kerja, dengan kreteria

tidak signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat gender maka semakin rendah

tingkat etos kerjanya.

Dengan pendidikan sebagai IV, diperoleh nilai R square sebesar 0.546, yang

berarti bahwa variabel pendidikan memiliki kontribusi sebesar 54.6%, dalam

mempengaruhi etos kerja. Selain itu untuk uji anova diperoleh nilai sebesar 0.267 dan

F tabel 4.00, yang berarti bahwa variabel pendidiikan secara positif mempengaruhi

etos kerja, dengan kreteria tidak signifikan.Hal ini berarti semakin tinggi tingkat

pendidikan maka semakin rendah tingkat etos kerjanya.

Dengan usia sebagai IV, diperoleh nilai R square sebesar 0.573, yang berarti

bahwa variabel usia memiliki kontribusi sebesar 57.3%, dalam mempengaruhi etos

kerja. Selain itu untuk F hitung diperoleh nilai sebesar 3.296 dan F tabel 400, yang

berarti bahwa variabel usia secara positif mempengaruhi etos kerja, dengan kreteria

Page 82: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

tidak signifikan.Hal ini berarti semakin tinggi tingkat usia maka semakin rendah

tingkat etos kerjanya.

BAB V

KESIMPULAN

Dalam bab ini akan membahas mengenai kesimpulan, diskusi dan saran – saran

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dengan tehnik analisis multiple regression diketahui

motivasi memiliki hubungan terhadap etos kerja dengan berdasarkan R square 57.3%.

Artinya, 42.7% terdapat variabel lain yang mampu memberikan perubahan variabel

etos kerja yang tidak terukur dalam penilitian ini, kemudian dengan Hasil

penghitungan uji anova didapat f hitung sebesar 8.711 dengan p value sebesar 0.00.

Karena nilai p value yang didapat < 0.05, maka persamaan garis regresi yang

dipergunakan dalam penelitian ini dapat diterapkan lebih lanjut.

Page 83: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Dari delapan variabel hasil penghitungan nilai uji anova, hanya variabel

fisiologis, dan rasa aman yang tidak memberikan pengaruh terhadap etos kerja dengan

f hitung sebesar 8.722 (p value 0.05) pada variabel fisiologis, dan pada variabel Rasa

aman dengan f hitung sebesar 4.776 (p value 0.12) Dari perhitungan tersebut

diketahui p value >0.05, dengan demikian hanya variabel fisiologis dan rasa aman

yang memberikan pengaruh terhadap etos kerja.

Dari hasil perhitungan proporsi varians hanya varibel fisiologis dan sosial yang

signifikan.

Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa varibel mayor:

Ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi kerja terhadap etos kerja etos

kerja. Hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa R square yang didapat adalah

sebesar 0.573.Hal ini berarti sumbangan yang diberikan IV terhadap DV sebesar

57.3%, sedangkan, Hasil penghitungan uji Anova didapat f hitung sebesar 8.711

dengan p value sebesar 0.000. Karena nilai p value yang didapat < 0.05. Dari hasil

analisis data ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis menyatakan ada pengaruh yang

signifikan motivasi kerja terhadap etos kerja terbukti, sedangkan variabel minor:

1.Fisiologis

Ada hubungan positif tetapi tidak signifikan antara fisiologis terhadap etos kerja etos

kerja. Hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa R square 129% dan p value 0.005.

2. Rasa aman

Ada hubungan positif tetapi tidak signifikan antara rasa aman terhadap etos kerja etos

kerja. Hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa R square 141% dan p value 0.012.

Page 84: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

3.Sosial

Ada hubungan positif yang signifikan antara sosial terhadap etos kerja etos kerja.

Hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa R square 52.2% dan p value besar 0.00.

4. Penghargaan

Ada hubungan positif signifikan antara penghargaan terhadap etos kerja etos kerja.

Hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa R Square 52.3% dan p value 0.00

5.Aktualisasi diri

Ada hubungan positif signifikan antara aktualisasi diri terhadap etos kerja etos kerja.

Hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa R squre 54.1% dan p value 0.00

6.Gender

Ada hubungan negatif signifikan antara gender terhadap etos kerja etos kerja. Hasil

analisis regresi dapat diketahui bahwa R square 54.3% dan p value 0.00

7.Pendidikan

Ada hubungan positif signifikan antara pendidikan terhadap etos kerja etos kerja.

Hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa R square 54.6% dan p value 0.00

8. Usia

Ada hubungan positif signifikan antara usia terhadap etos kerja etos kerja. Hasil

analisis regresi dapat diketahui bahwa R square 57.3 % dan p value 0.00

5.2 Diskusi

Perkembangan dunia usaha saat ini menyebabkan semakin tingginya tingkat

permasalahan yang dihadapi seorang pengusaha, terutama pengusaha Warteg,

Page 85: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Kemajuan yang terjadi menuntut seorang pengusaha wqarteg untuk bekerja ekstra

dalam mencapai tujuan keberhasilan dari apa yang telah dikerjakan. Keberhasilan

seorang pengusaha Warteg timbul karena adanya motivasi kerja yang merupakan

faktor yang turut menentukan etos kerja seseorang. Besar atau kecil nya pengaruh

motivasi kerja pada etos kerja tergantung pada seberapa banyak intensitas motivasi

yang diberikan.

Dalam penelitian ini, dapat dilihat hubungan antara motivasi kerja terhadap etos

kerja pengusaha Warteg. Dapat dilihat dari beberapa data yang disajikan penulis

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja terhadap etos kerja

pengusaha Warteg. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan bahwa antara variabel

tersebut memberikan sumbangan sebesar 57.3% dan pengaruh sebesar 8.711%

terhadap perubahan variabel etos kerja.

Hal ini berarti semakin positif seseorang motivasi kerjanya maka akan semakin

tinggi etos kerja orang tersebut. Namun, sebaliknya semakin negatif seseorang

motivasi kerjanya maka akan semakin rendah etos kerja orang tersebut.

Selain itu penelitian ini menganalisis pengaruh setiap variabel dari motivasi

kerja yang mencakup: fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan, aktualisasi diri, jenis

kelmin, pendidikan dan usia, dari 8 variabel yang telah disebutkan hanya variabel

Sosial.

Dari kedelapan variabel tersebut yang memberikan pengaruh adalah varibel

sosial, penghargaan, aktualisasi diri, jenis kelamin, pendidikan, dan usia yang

memiliki pengaruh terhadap etos kerja.

Page 86: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Selanjutnya variabel sosial, Berdasarkan uji regresi, yang secara signifikan

mempengaruhi etos kerja, dengan arah hubungan yang positif.

Seseorang yang kerja maksimal membuat hasil yang diperoleh pengusaha

sesuai dengan target yang ingin dicapai. Begitu juga ketika seorang pengusaha ada

sosialisasi dengan lingkungan sekitar, mempengaruhi hasil yang diperoleh

pengusaha. Hal ini membuat omset seorang pengusaha warteg menjadi meningkat.

Selanjutnya varibel penghargaan, berdasarkan uji regresi, memiliki pengaruh

signifikan terhadap etos kerja, dengan arah hubungan yang positif.

Seorang pengusaha yang sudah maju maka mengharapkan penghargaan

terhadap dirinya oleh orang lain salah satunya memperoleh prestasi, Kemampuan,

Kedudukan, atau status, Pangkat dsb.

Berikutnya variabel aktualisasi diri, berdasarkan uji regresi, yang secara

signifikan mempengaruhi etos kerja, dengan arah hubungan yang positif.

Ketika seorang pengusaha warteg usahanya maju dan berkembang pesat serta semua

kebutuhan terpenuhi yang didasarkan pada kerja kerasnya, maka pengusaha tersebut

kebutuhan-kebutuhan dibawahnya kecuali berusaha untuk mempertinggi potensi-

potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara maksimal, kreatifitas dan ekspresi

diri.

Berikutnya variabel jenis kelamin, Berdasarkan uji regresi, Memiliki pengaruh

signifikan terhadap etos kerja, dengan arah hubungan yang positif.

Berdasarkan jenis kelamin (Bab 4) yang menunjukan bahwa, nilai laki-laki memiliki

persentase yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai persentase perempuan.

Page 87: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Berikutnya variabel pendidikan , Berdasarkan uji regresi, Memiliki pengaruh

signifikan terhadap etos kerja, dengan arah hubungan yang positif.

Berdasarkan pendidikan (Bab 4) yang menunjukan bahwa, nilai setara SMA memiliki

prersentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai persentase >SMA .

Selanjutnya variabel Usia, Berdasarkan uji regresi, Memiliki pengaruh signifikan

terhadap etos kerja, dengan arah hubungan yang positif.

Berdasarkan Usia (Bab 4) yang menunjukan bahwa, nilai Usia antara 20-35

memiliki persentase yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai persentase usia >35.

Tetapi kedua variabel lainnya tidak bisa diabaikan. Variabel fisiologis, kebutuhan

fisiologis dalam kerja perlu diperhatikan, karena kebutuhan ini merupakan kebutuhan

dasar , yang bersifat primer dan vital.yang menyangkut fungsi fungsi biologis dasar

dari organisme manusia seperti kebutuhan akan pangan, papan, sandang, kesehatan

fisik, kebutuhan seks, dsb.

Berdasarkan uji regresi, varibel fisiologis memiliki pengaruh yang tidak

signifikan, dengan arah hubungan yang positif.

Begitu juga dengan variabel akan rasa aman dan perlindungan. Seorang pengusaha

warteg perlu mencapai kebutuhan ini sebelum menuju kebutuhan selanjutnya, yaitu

akan rasa aman dan perlindungan terutama keamanan ketika menjalani usahanya, dari

segala permasalahan yang dihadapinya, karena dapat menghambat kemajuan

usahanya selaku pengusaha warteg.

Berdasarkan uji regresi, variabel akan rasa aman dan perlindungan memiliki pengaruh

yang tidak signifikan, dengan arah hubungan yang positif.

Page 88: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

5.3 Saran

Berdasarkan penulisan penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih terdapat

banyak kekurangan di dalamnya. Untuk itu, peneliti memberikan beberapa saran

untuk bahan pertimbangan sebagai penyempurnaan penelitian selanjutnya yang terkait

dengan penelitian serupa, yaitu berupa saran teoritis dan saran praktis.

Berdasarkan dari hasil pengamatan selama melakukan penelitian dan dari hasil

penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

5.3.1 Saran bagi penelitian selanjutnya :

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dengan mempertimbangkan hasil-hasil

analisis statistik beserta kesimpulannya, penulis merasa masih banyak kekurangan dan

kelemahan. Namun hal tersebut merupakan sebuah proses pembelajaran berharga bagi

penulis. Penulis mengharapkan kepada peneliti selanjutnya agar memperhatikan

bahwa variabel sosial yang signifikan terhadap etos kerja pada pengusaha warteg

,masih banyak variabel - varibel lain, seperti: Fisiologis, Rasa aman, Penghargaan,

Aktualisasi diri, Jenis kelamin, Pendidikan, dan Usia.guna penyempurnaan penelitian

ini

5.3.2 Saran teoritis

Berdasarkaan hasil penilitian,disarankan agar:

1. Penelitian selanjutnya, disarankan untuk memperluas cakupan populasi dan

memperbanyak sampel, agar memperoleh data yang lebih variatif

2. Berikutnya variabel fisiologis dan variabel rasa aman dan perlindungan, secara

tidak signifikan pula mempengaruhi etos kerja. Oleh karena itu, pada penilitian

berikiutnya diharapkan lebih fokus pada variabel fisiologis dan akan rasa aman.

Page 89: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

3. Memperhatikan kondisi responden ketika penyebaran angket baik ketika TO

maupun penelitian.

4. Selanjutnya, diharapkan mengadakan penelitian Etos kerja dengan karakteristik

yang berbeda(misalnya pengusaha pada rumah makan padang) .

5.3.3 Saran praktis

Berdasarkan hasil penelitian bahwa ada hubungan yang signifikan antara

Motivasi kerja dengan Etos kerja pengusaha warteg, akan tetapi masih banyak

kekurangan untuk disarankan agar:

1. Hasil penilitian ini dapat juga dijadikan bahan masukan yang bersifat positif

terutama bagi pengusaha Warteg guna dapat mengembangkan dan memajukan

usahanya dengan baik kedepanya, karena mengingat persaingan usaha yang semakin

ketat.

2. Bagi pengusaha Warteg diharapkan selalu mencari informasi sebanyak mungkin

yang sekiranya berkaitan dengan Warteg, karena dengan mendapatkan informasi

tentang Warteg sebanyak mungkin tersebut akan lebih mudah tercapai tujuan yang

hendak dicapai dalam menjalani usahanya.

3. Dari teori yang digunakan, pengusaha warteg dapat mengaplikasikanya dalam

menjalani usahanya.

Page 90: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Shaleh, Muhbib Abdul Wahab.(2004).

Psikologi suatu pengantar dalam perspektif islam .Jakarta: Kencana.

Anwar, Saifudin.(1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Chaplin, J.P.(2002). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Desmita. ((2007). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Dipl. Psych, Gerungan W.A. (2004). Psikologi sosial. Bandung: Refika aditama.

Fauzi, Ahmad.(1999). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Hariwijaya, M. Metodologi dan Teknik Penulisan Skripsi, Tesis dan disertasi.

Kasiram, Moh. Metode Penelitian.

Lynn wilcok.(2003). Ilmu jiwa berjumpa tasawuf. Jakarta:Serambi ilmu semesta.

Lindzey, Gardner, Hall, Calvin, S.(1993).

Teori-teori Holistik (Organismik- Fenomenologis). Yogyakarta: Kanisus.

Lungan, Richard. (2006). Aplikasi Statistik dan Peluang Hitung. Yogyakarta:

Graha ilmu.

Marhijanto, Bamabang.(1999). Kamus lengkap bahasa indonesia masakini.

Surabaya: Terang terbit.

Nazir, Moh.(1999) Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Purwanto, Ngalim.(1990). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaludin.(2003). Psikologi Agama sebuah pengantar. Bandung: Mizan.

Santrock, John W.(2003). Life-Span Development. Jakarta: Erlangga.

Sarlito W. Sarwono . (2000). Berkenalan dengan aliran-aliran dan

tokoh-tokoh psikologi. Jakarta: Bulan bintang.

Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Tasmara, Toto. (2002). Membudayakan Etos Kerja Islami. Jakarta: Gema Insani.

Umar, jahja.(2010). Analisis statistik dasar–dasar konsep.Bahan ajar.

Uno, Hamzah B. (2006) Teori Motivasi dan Pengukurannya. Gorontalo:

Bumi Aksara.

Page 91: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

www.google.com

Page 92: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Assalamualaikum wr.wb

Saya adalah mahasiswa fakultas psikologi UIN tingkat akhir yang sedang

menyelesaikan tugas skripsi mengenai penyusunan yang berjudul motivasi kerja dan

etos kerja pengusaha warteg.

Dalam rangka pengumpulan data, kami mohon kesediaan anda untuk menjadi

responden kami dalam rangka menyusun angket ini. Data ini sangat tergantung dari

jawaban anda yang sejujur-jujurnya dan sesuai dengan diri anda. Saya akan menjamin

kerahasiaan anda dan identitas dari jawaban anda. Bantuan anda sangat berharga

untuk penelitian yang sedang kami lakukan. Dan untuk itu, sudilah kiranya anda

sekali lagi untuk memeriksa kelengkapan jawaban anda.

Atas segala bantuan dan kerja sama yang anda berikan saya ucapkan terima

kasih.

Hormat saya,

(Bambang Pranoto)

Peneliti

IDENTITAS RESPONDEN

Nama/Inisial :

Usia :

Jenis kelamin :

Pendidikan terakhir :

TRY OUT SKALA ETOS KERJA

Dalam hal ini anda diminta untuk menilai pernyataan di bawah ini, dengan

cara memberikan tanda checklist (√), pada kolom penilaian yang menggambarkan

pilihan anda. Adapun pilihan sebagai berikut:

Sts : Sangat tidak setuju S : Setuju

Ts : Tidak setuju Ss : Sangat setuju

No Pernyataan Sts Ts S Ss

1. Pekerjaan dapat saya selesaikan dengan cepat.

2. Saya kecewa ketika pekerjaan saya tertunda.

3. Saya mencari jalan alternatif ketika menuju tempat

usaha saya.

4. Saya sering bekerja lembur untuk mencapai target.

5. Saya berusaha untuk mengembangkan usaha saya.

6. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan saya sendiri.

7. Saya suka dengan pekerjaan saya.

8. Saya kesal sewaktu saya tidak bias berbuat apa-apa

terhadap pekerjaan saya.

9. Saya bisa berwirausaha karena terbiasa.

10. Saya selau semangat dalam bekerja.

11. Saya tidak keberatan untuk bekerja keras.

12. Walaupun usaha saya terkadang sepi, tetapi saya tidak

pernah putus asa.

Page 93: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

13. Saya selalu menyalakan alarm, agar tidak kesiangan.

14. Saya senang jika saya tidak terlambat.

15. Saya menuntut diri saya untuk mengonsep waktu hidup

saya.

16. Saya membeli perlengkapan usaha saya dengan

kualitas tinggi, tetapi harga rendah.

17. Saya menabung laba dari usaha saya untuk kebutuhan

yang lebih penting.

18. Saya tidak suka menghambur-hamburkan uang saya.

19. Saya lebih dominasi menggunakan otak dalam bekerja,

walaupun pekerjaan saya banyak menggunakan tenaga.

20. Keputusan yang saya ambil berdasarkan kesepakatan

dengan pegawai saya.

21. Saya menyelesaikan masalah dengan musyawarah.

22. Saya tidak akam menyia-nyiakan jika ada kesempatan.

23. Saya akan menyelesaikan pekerjaan saya sebelum

waktunya.

24. Saya akan memiliki inisiatif yang tinggi dalam bekerja.

25. Saya tidak boleh malas dalam bekerja.

26. Saya akan cepat tanggap dalam menghadapi pekerjaan

saya.

27. Jika saya terlalu santai dengan pekerjaan saya, saya

akan mendapatkan hasil yang kurang baik.

28. Saya selalu membuat perencanaan dalam hidup saya.

29. saya harus fokus dengan pengembangan usaha saya

dari pada urusan pribadi saya.

30 saya harus bekerja maksimal untuk kebaikan kehidupan

saya.

31. Saya tidak peduli dengan waktu kerja saya

32. Saya menyelesaikan pekerjaan saya dengan cara saya

sendiri tanpa memikirkan pegawai saya.

33. Saya tidak banyak menggunakan banyak pegawai

dalam bekerja.

34. Saya bekerja asalkan selesai, tanpa memikirkan baik

dan buruknya.

35. Saya harus sering bekerja lembur, untuk menghidupi

keluarga saya.

36. Pekerjaan saya ada kalanya dikerjakan orang lain.

37. Saya sering menciptakan ide-ide baru untuk

mengembangkan usaha saya.

38. Sebelum melaksanakan pekerjaan saya terlebih dahulu

menentukan target pelaksanaannya.

39. Ada kalanya saya meminta bantuan pegawai saya

untuk membuat inovasi baru yg berhubungan dengan

usaha saya.

40. Saya selalu bekerja keras meskipun banyak

rintangannya.

41. Terkadang saya malas untuk melakukan pekerjaan

yang setiap hari saya lakukan.

42. Saya kadang-kadang menyisakan pekerjaan saya.

Page 94: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

43. Saya mengerjakan tugas tepat waktu.

44. Saya tidak cemas jika pekerjaan saya belum selesai.

45. Saya gelisah, jika pekerjaan yang saya rencanakan

tidak sesuai target awal.

46. Saya tidak berlebihan dalam menonjolkan sesuatu yang

saya miliki.

47. Saya kesal, jika penampilan saya maupun tempat usaha

saya tidak kelihatan sempurna.

48. Saya selalu menggunakan uang saya untuk sesuatu

yang bermanfaat saja.

49. Saya terkadang menyelesaiakan pekerjaan saya dengan

hati nurani saya.

50. Saya menghadapi masalah dengan emosi.

51. Saya tidak melupakan ibadah walaupun banyak

pekerjaan.

52. Saya terkadang menunda pekerjaan ketika ada

kesempatan baik dalam usaha saya.

53. Saya harus cepat melekukan pekerjaan saya, ketika ada

banyak pembeli.

54. Saya merubah system usaha saya ketika ad aide-ide

bagus.

55. Saya merasa malas bekerja ketika sudah merasa lelah.

56. Saya giat bekerja dan cepat dalam melakukan

pekerjaan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

57. Saya dan pegawai saya selalu siap dan senang ketika

melayani banyak pembeli.

58. Saya menabung laba usaha saya untuk kebutuhan masa

depan saya dan mengembangkan usaha saya.

59. Saya dan keluarga saya sering berdiskusi tentang

bagaimana memperbaiki tempat usaha saya agar

kedepan semakin maju.

60. Saya tidak memeikirkan bagaimana usaha saya bias

membentuk banyak cabang.

Page 95: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

TRY OUT SKALA MOTIVASI KERJA

Dalam hal ini anda diminta untuk menilai pernyataan di bawah ini, dengan

cara memberikan tanda checklist (√), pada kolom penilaian yang menggambarkan

pilihan anda. Adapun pilihan sebagai berikut:

Sts : Sangat tidak setuju S : Setuju

Ts : Tidak setuju Ss : Sangat setuju

No Pernyataan Sts Ts S Ss

1. Saya rasa bekerja merupakan tanggung jawab terhadap

keluarga.

2. Saya bekerja guna mendapatkan uang.

3. Saya piker pendapatan yang saya peroleh kurang

mencukupi kebutuhan keluarga.

4. Pendapatan yang saya terima kurang memadai

dibandingkan dengan kerja keras saya.

5. Saya tidak peduli dengan pekerjaan apapun yang saya

lakukan, asalkan dapat menafkahkan keluarga dan

memajukan usaha saya.

6. Harga bahan baku yang naik memberatkan kondisi

ekonomi (keluarga) saya.

7. Saya kurang bersemangat dalam bekerja karena

pendapatan yang saya peroleh tidak mencukupi

kebutuhan keluarga saya.

8. Saya rela bekerja keras asalkan anak-anak saya dapat

makan dan bersekolah yang layak.

9. Saya senang ketika mendapatkan keuntungan yang

besar walaupun harus bekerja lembur.

10. Uang pendapatan saya selalu habis sebelum waktunya.

11. Pendapatan yang besar merupakan faktor yang penting

guna memotivasi diri saya bekerja lebih baik.

12. Saya merasa nyaman bekerja yang saya lakukan

sekarang.

13. Fasilitas tempat usaha saya kurang memadai.

14. Dapat Menyelesaikan pekerjaan sesempurna mungkin

adalah hal yang melelahkan .

15. Persaingan dalam usaha adalah sangat wajar.

16. Pekerjaan yang tidak memiliki tantangan akan sangat

membosankan.

17. Saya tidak berani menghadapi pekerjaan yang penuh

resiko meskipun menjadi tanggung jawab saya.

18. Usaha yang maju hanya dimiliki pengusaha yang

memiliki motivasi kerja yang tinggi.

19. Perdebatan dalam mengambil sebuah keputusan itu

merupakan hal biasa pada keluarga saya.

20. Ide-ide saya sering bertentangan dengan pegawai-

pegawai saya dan itu membuat saya merasa tidak

nyaman dalam melakukan pekerjaan.

21. Hubungan kekeluargaan di luar jam kerja sangat

penting.

22. Keluarga tidak memiliki andil dalam memajukan usaha

Page 96: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

saya.

23. Partisipasi pegawai saya merupakan bentuk tanggung

jawab dalam bekerja.

24. Mengisi waktu luang dengan mengobrol bersama-sama

pegawai saya merupakan hal yang menyenangkan.

25. Di lingkungan usaha saya, saya termasuk orang yang

kreatif.

26. Pegawai-pegawai saya sangat memahami sifat saya

yang menjadi skekurangan ataupun kelebihan dalam

diri saya.

27. Dari kecil saya termasuk orang yang sulit beradaptasi

dengan orang lain.

28. Saya tidak pernah kesulitan berkomunikasi dengan

pegawai saya maupun keluarga saya.

29. Saya tidak perlu mengawasi pekerjaan pegawai-

pegawai saya dengan ketat.

30. Saya tidak punya waktu untuk bersosialisasi dengan

rekan-rekan pengusaha warteg yang lain karena

kesibukan pekerjaan saya.

31. Jika mendapat kritik dari orang lain saya tidak peduli.

32. Reward di berikan kepada pegawai yang bekerja baik

33. Menurut saya pegawai menaati perintah saya selaku

pemilik usaha

34. Menurut saya,pewagai saya perlu dikasih teguran

ketika membuat kesalahan

35. pembeli sering merasa puas dengan hidangan yang

saya sajikan.

36. Saya memulai pekerjaan dan menyelesaikannya, tepat

waktu.

37. Bila Saya tidak bisa menangani pekerjaan saya hingga

selesai, saya selalu meminta bantuan pada pegawai

saya.

38. Saya memberikan peraturan pada pegawai saya untuk

kepentingan usaha saya.

39. Saya tidak berani mencoba mengerjakan pekerjaan

diluar kemampuan saya.

40. Saya yakin usaha saya akan maju karena kerja keras

saya

41. Bagi saya setiap pekerjaan memiliki tantangan yang

berbeda.

42. Menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya

merupakan tanggung jawab saya.

43. saya bekerja lebih banyak dari pada pekerjaan yang

saya tetapkan.

44. Saya rela bekerja lembur asalkan hasilnya memuaskan.

45. Saya sering merasa tidak optimal dalam menyelesaikan

pekerjaan.

46. Merencanakan dengan matang sebuah pekerjaan hanya

membuang waktu saja.

47. Saya merasa mampu melaksanakan apapun yang

Page 97: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

menjadi tugas dan tanggung jawab saya di tempat

usaha saya.

48. Saya iri dengan kemajuan usaha orang lain dan itu

membuat saya terdorong untuk memajukan usaha

saya..

49. Saya lebih senang mengerjakan pekerjaan yang mudah.

50. Usaha yang saya jalani saat ini tidak sesuai dengan

bidang saya

51. Menurut saya, bekerja dengan serius dapat memajukan

usaha saya.

52. Saya cemas, ketika saya tidak mampu melakukan

pekerjaan saya.

53. Saya bekerja untuk memenuhi kebutuhan pangan saja.

54. Saya bekerja untuk memenuhi kebutuhan sandang saja.

55. Saya bekerja untuk memenuhi kebutuhan papan saja.

56. Saya bekerja untuk memenuhi kebutuhan kesehatan

fisik saja.

57. Saya bekerja untuk kebutuhan biologis saja.

58. Saya tidak peduli ketika teman pengusaha saya

bangkrut.

59. Hasil usaha saya sebagian digunakan untuk asuransi

jiwa.s

60. Saya memberikan gaji kepada pegawai saya sama rata.

Page 98: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Assalamualaikum wr.wb

Saya adalah mahasiswa fakultas psikologi UIN tingkat akhir yang sedang

menyelesaikan tugas skripsi mengenai penyusunan yang berjudul motivasi kerja dan

etos kerja pengusaha warteg.

Dalam rangka pengumpulan data, kami mohon kesediaan anda untuk menjadi

responden kami dalam rangka menyusun angket ini. Data ini sangat tergantung dari

jawaban anda yang sejujur-jujurnya dan sesuai dengan diri anda. Saya akan menjamin

kerahasiaan anda dan identitas dari jawaban anda. Bantuan anda sangat berharga

untuk penelitian yang sedang kami lakukan. Dan untuk itu, sudilah kiranya anda

sekali lagi untuk memeriksa kelengkapan jawaban anda.

Atas segala bantuan dan kerja sama yang anda berikan saya ucapkan terima

kasih.

Hormat saya,

(Bambang Pranoto)

Peneliti

IDENTITAS RESPONDEN

Nama/Inisial :

Usia :

Jenis kelamin :

Pendidikan terakhir :

SKALA ETOS KERJA

Dalam hal ini anda diminta untuk menilai pernyataan di bawah ini, dengan

cara memberikan tanda checklist (√), pada kolom penilaian yang menggambarkan

pilihan anda. Adapun pilihan sebagai berikut:

Ss : Sangat setuju Ts : Tidak Setuju

S : Setuju Sts : Sangat tidak setuju

No Pernyataan Ss S Ts Sts

1. Pekerjaan dapat saya selesaikan dengan cepat.

2. Saya lelah ketika menghadapi pekerjaan yang banyak.

3. Saya mencari jalan alternatif ketika menuju tempat

usaha saya.

4. Saya sering bekerja lembur, tetapi hasilnya tidak

maksimal.

5. Saya berusaha untuk mengembangkan usaha saya.

6. Saya sering melakukan pekerjaan saya dengan baik.

7. Saya sering membantu pekerjaan pegawai saya.

8. Saya kesal sewaktu saya tidak bisa berbuat apa-apa

terhadap pekerjaan saya.

9. Saya bisa berwirausaha karena terbiasa.

10. Saya selau semangat dalam bekerja.

11. Saya tidak keberatan untuk bekerja keras.

12. Walaupun usaha saya terkadang sepi, tetapi saya tidak

pernah putus asa.

13. Saya terkadang bangun kesiangan.

14. Saya suka menyianyiakan waktu yang ada.

15. Saya menuntut diri saya untuk mengonsep waktu hidup

saya.

Page 99: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

16. Saya membeli perlengkapan usaha saya dengan

kualitas tinggi, tetapi harga rendah.

17. Saya menabung laba dari usaha saya untuk kebutuhan

yang lebih penting.

18. Saya tidak suka menghambur-hamburkan uang saya.

19. Saya senang bekerja dengan tenaga dari pada dengan

pikiran.

20. Keputusan yang saya ambil berdasarkan kesepakatan

dengan pegawai saya.

21. Saya menyelesaikan masalah dengan musyawarah.

22. Saya tidak akam menyia-nyiakan jika ada kesempatan.

23. Saya akan menyelesaikan pekerjaan saya sebelum

waktunya.

24. Saya akan memiliki inisiatif yang tinggi dalam bekerja.

25. Saya tidak boleh malas dalam bekerja.

26. Saya akan cepat tanggap dalam menghadapi pekerjaan

saya.

27. Saya selalu menyianyiakan kesempatan dalam bekerja.

28. Saya selalu membuat perencanaan dalam hidup saya.

29. Saya selalu memikirkan kebutuhan sekarang saja.

30. Saya harus bekerja maksimal untuk kebaikan

kehidupan saya.

Page 100: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

Assalamualaikum wr.wb

Saya adalah mahasiswa fakultas psikologi UIN tingkat akhir yang sedang

menyelesaikan tugas skripsi mengenai penyusunan yang berjudul motivasi kerja dan

etos kerja pengusaha warteg.

Dalam rangka pengumpulan data, kami mohon kesediaan anda untuk menjadi

responden kami dalam rangka menyusun angket ini. Data ini sangat tergantung dari

jawaban anda yang sejujur-jujurnya dan sesuai dengan diri anda. Saya akan menjamin

kerahasiaan anda dan identitas dari jawaban anda. Bantuan anda sangat berharga

untuk penelitian yang sedang kami lakukan. Dan untuk itu, sudilah kiranya anda

sekali lagi untuk memeriksa kelengkapan jawaban anda.

Atas segala bantuan dan kerja sama yang anda berikan saya ucapkan terima

kasih.

Hormat saya,

(Bambang Pranoto)

Peneliti

IDENTITAS RESPONDEN

Nama/Inisial :

Usia :

Jenis kelamin :

Pendidikan terakhir :

SKALA MOTIVASI KERJA

Dalam hal ini anda diminta untuk menilai pernyataan di bawah ini, dengan

cara memberikan tanda checklist (√), pada kolom penilaian yang menggambarkan

pilihan anda. Adapun pilihan sebagai berikut:

Ss : Sangat setuju Ts : Tidak setuju

S : Setuju Sts : Sangat tidak setuju

No Pernyataan Ss S Ts Sts

1. Saya bertanggung jawab penuh atas pekerjaan saya.

2. Pekerjaan saya ada kalanya diselesaikan orang lain.

3. Saya tidak pernah menyelesaikan pekerjaan sampai

akhir.

4. Saya tidak suka ada orang lain yang mengerjakan

pekerjaan saya.

5. Saya mengerjakan tugas tepat waktu.

6. Sebelum melaksanakan suatu pekerjaan saya terlebih

dahulu menentukan target pelaksanaannya.

7. Saya selalu gelisah, jika pekerjaan saya belum

selesai.

8. Saya kadang-kadang menyisakan pekerjaan saya.

9. Saya tidak segan-segan untuk membantu pekerjaan

pegawai saya.

10. Saya segan untuk mengerjakan yang tidak ada

kaitannya dengan tugas saya.

11. Saya mempunyai pekerjaan tambahan selain tugas

ruutin saya.

Page 101: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …

12. Saya senang melakukan tugas-tugas sosial, baik di

tempat usaha saya maupun di masyarakat.

13. Saya lebih baik membaca Koran dari pada membantu

pekerjaan pegawai saya.

14. Saya tidak peduli terhadap pekerjaan yang tidak ada

kaitannya dengan pekerjaan saya.

15. Saya percaya, bahwa apa yang saya harapkan akan

tercapai dengan pekerjaan saya.

16. Keberhasilan akan tercapai, jika usaha kita maksimal.

17. Kerjasama yang baik dalam bentuk saling menolong

dalam pekerjaan, sangat menyenangkan.

18. Keterbukaan diantara pengusaha dengan pegawainya

dapat memperlancar suatu pekerjaan.

19. Untuk menciptakan dan memelihara hubungan antara

pengusaha dan pegawai perlu ada pertemuan.

20. Kerjasama yang baik diantara pegawai mendorong

saya untuk bekerja keras dan menyelesaikan

pekerjaan dengan baik.

21. Saya mengharapkan usaha saya maju.

22. Tambahan pendapatan diluar usaha dibagikan secara

merata.

23. Dengan keterampilan yang saya miliki, kesempatan

mendapatkan penghasilan tambahan terbuka luas.

24. Saya tidak dilarang keluarga untuk mencari tambahan

penghasilan diluar, asal pekerjaan di tempat usaha

saya selesai.

25. Pendapatan yang saya terima tidak sesuai dengan

pekerjaan saya (pendapatan lebih kecil).

26. Pendapatan yang saya terima sesuai dengan tenaga

yang saya keluarkan.

27. Pada waktu senggang, saya gunakan untuk berpikir

tentang kemajuan usaha saya.

28. Saya suka mendiskusikan masukan atau ide dengan

pegawai saya.

29. Saya cenderung untuk mengkritik cara kerja pegawai

saya.

30. Saya menolak orang lain yang ingin membantu

pekerjaan saya.

31. Tidak ada kesempatan bagi saya untuk memecahkan

sendiri masalah-masalah yang berhubungan dengan

pekerjaan.

32. Untuk memperoleh hasil yang baik, saya harus

memperhatikan kebutuhan pegawai saya.

33. Tidak semua pengusaha menghargai saran untuk

perbaikan yang diusulkan pegawainya.

34. Saya selalu berinisiatif membantu pekerjaan pegawai

saya, yang saya anggap susah.

35. Saya melaksanakan hasil keputusan yang sudah

disepakati demi kemajuan usaha saya.

36. Pekerjaan yang saya anggap sulit tidak saya kerjakan.

Page 102: Dsusun Oleh : BAMBANG PRANOTO NIM : 103070029035 …