Dreeya Beams hanyalah mahasiswi semester empat yang tidak punya artis idola. Masalahnya sudah terlalu banyak dan dia tidak sempat lagi untuk peduli pada orang-orang yang bekerja dibalik palsunya layar televisi. Semuanya berjalan normal dan Dreeya beserta hidup sederhananya baik-baik saja hingga Tiff, salah seorang seniornya di SMA yang sekarang bekerja di stasiun televisi memohon bantuannya. Semua orang tahu bahwa Dreeya bukan tipekal orang yang bisa menolak permintaan temannya, namun permintaan Tiff membuatnya berada pada posisi yang sulit.

Mungkin jika gadis lain yang diminta untuk melakukan

***

“Bagaimana dengan Julian Jacob?” Mata hitam pekat gadis itu melirik satu persatu anggota rapat. Menebak2 respon yang mungkin keluar dari ide yang baru saja ia keluarkan. Beberapa dari orang2 disekelilingnya terlihat mengerutkan kening, beberapa lagi memanggut2kan kepala meskipun sebagian besar terlihat tidak terlalu tertarik dengan ide itu.

“Maksudmu, Julian Jacob actor pendatang baru itu?” Wanita berumur awal tiga puluhan yang duduk di ujung meja bertanya dengan nada tidak yakin. “Kamu yakin, Tiff? Bukannya dia sudah jarang muncul di televise, ya sekarang? Ratting kita sudah jatuh untuk season yang kemarin, jadi kita harus lebih selektif untuk pilih artisnya.”Gadis yang dipanggil Tiff itu tersenyum kalem. “Memang sih, mba Julian sudah jarang muncul di tv akhir2 ini. Tapi kalau kita liat diakun2 sosial medianya, followersnya malah terus2an bertambah…” Tiff menekan remote kecil di tangannya, membuat layar besar di ruang rapat itu berkedip lalu menyala terang menampilkan capture salah satu akun instagram. “Saya sudah kroscek sebelumnya mba Fina, dan ternyata walaupun jarang muncul di televise, fansnya Julian masih sangat banyak dan terus bertambah besar, Setelah saya selidiki ternyata Julian ini sering upload video coveran lagu di Youtube, ….. Selain itu, dia juga sedang mempersiapkan album perdananya. Jadi saya piker, Julian Jacob adalah artis paling tepat buat ngisi season ini. ”

Mba Fina terlihat manggut2. “Ya sudah kalau begitu, kamu coba hubungi pihak managemennya dan pastikan apa dia bisa atau tidak.”

“Baik, sip mba.”

***

“Halo, Ndre ini gue Tiffany.”

“Oh, iya Tif kenapa?”

“Lo masih kerja sama Julian kan?”

“Iya, iya masih… kenapa emang?”

“Gue ada Job nih.”

“Job? Apaan?”

“Jadi guest di 3 Months Love season ini.”

“What? Beneran lo?”

“Iya bener, kita Cuma tinggal tunggu persetujuan dari pihak lo aja.”

“Pasti maul ah..”

“Ya udah kalau gitu, kita bicarain detailnya, kapan lo bisa kesini?”

Tiff mengambil ponselnya dan segera menulis di twitternya:

@Tiff_DTV: Ga sabar buat 3MonthsLove Season ini, pasti bakal seru!! Cc @julianjacob99 ^^

***HA??? Beneran kak @Tiff_DTV ??? #3MonthsLoveWithJulianJAcob

JAdi pacar ko @julianjacob99 selama tiga bulan?!! Aku mau daftar!! @DTV_official #3MonthsLove

***

“Ha? Apaan ini? Kok nama gue jadi tranding topic sih?”“Sini2 coba gue liat…”“Apaan tuh 3Months Love?”

“Oh, ini…. Iya, tadi ada orang DTV yang ngehub gue gitu, dia bilang lo kepilih buat jadi Guest di acara 3 Months Love season ini.”

“Tunggu, apa2an ni? Gue bahkan ga tau acara 3 Months Love itu apaan, kok gue bisa jadi guesnya? Jangan bilang lo ambil keputusan sepihak lagi.”

“Duh Julian…, lo tuh katro banget sih, masa 3 Months Love aja gatau. Itu tuh acara yang lagi booming2nya di tv. Ga sembarang artis juga yang diundang buat jadi guessnya. Syukur2 lo kepilih. Udah deh, terima aja.”

“Tapi tetep aja dong gue harus tahu dulu acaranya kayak apa.”

“Oke, sini gue jelasin. Jadi… di acara ini itu lo bakal pacaran sama salah satu fan lo yang beruntung selama tiga bulan.”

“What? Pacaran?! Ga! Gue gak mau!”

“Ga usah lebay deh, ga beneran juga kali, Cuma acara tv doang.”

“Tetep aja gue gak mau! Apalagi sama fan gue, walaupun Cuma acara tv doang, tapi cewek itu bisa baper. Gue gak mau fan gue sakit ati pas acaranya udah selesai dan dia baru sadar kalau itu Cuma boongan.”

“Tapi Jul…,”

“Lagian sekarang kita juga harus focus sama album gue, gue ga mau albumnya ketunda lagi kayak tahun kemarin.”

“Justru ini moment yang pas banget, buat ngedongkrak popularitas lo. Disaat lo lagi terkenal2nya karena acara itu, album lo rilis. Pas banget kan?”

“Oke, mungkin itu ide bagus. Tapi tetap aja gue ga mau ngorbanin perasaan fans gue.”

“gosh, Julian! Lo itu keras kepala amat sih!”

“Bodo amat.”

***

“Tiff, lo dipanggil ke ruangannya mba fina?”

“Eh? Oke-oke.”

“Kamu udah hubungi pihak manajemennya Julian.”

“Eh, iya sudah mba.”

“Mereka udah tanda tangan kontrak?”

“Eh, belum bu. Tapi mereka sudah setuju tadi di telfon..”

“DI telfon? Kamu Cuma bicara lewat telepon dan kamu udah berani ngumumin?”

“Maksud mba?”

“Liat ni…” Fina menyodorkan tab. Tiff membaca dengan terbelalak.“Kabar kalau Julian Jacob jadi guess di acara kita jadi tranding topic. Mungkin kamu benar kalau Julian

Jacob sekarang lagi terkenal-terkenalnya. Tapi saya tidak habis pikir, bagaiamana kamu bisa segitu gegabahnya ngumumin sesuatu yang belum pasti? Kita bahkan belum tanda tangan kontrak, gimana kalau Julian batal jadi guess? Astaga, kamu tahu ngga sih, website kita jadi down karena ada terlalu byk komentar masuk yang nanyain kapan pendaftaran buat acara ini dibuka. MEdsos kita banjir komentar. Belum lagi yang nekat nelpon.” Fina menghela napas, Tiff menunduk dia tidak menyangka bahwa dua baris kalimat yg ia tulis di twitter bisa berdampak separah ini.“Acara kita season ini bisa sangat sukses kalau Julian Jacob bersedia jadi guess, tapi sebaliknya kita akan dihujat kalau mereka berubah pikiran. Saya tidak mau tahu, pokoknya kamu harus segera bikin mereka tanda tangan kontrak, jangan sampai batal.”

“Baik, bu…”

***

“Halo ndre, ini gue tiff. Iya, iya sorry gue juga baru liat. Tapi Julian jadi kan jadi guess?”

“Sorry Tiff, kayaknya ngga deh.”

“Hah? Yampun ndre, Lo gimana sih tadi katanya iya.”

“Yak an, tadinya gue piker Julian bakalan oke oke aja, tapi ternyata dia nolak.”

“Kok bisa? Duh ndre please tolongin gue, bujuk-bujuk dia lagi deh ya, gue bisa mati kalau dia batal ikutan.”

“Iya, tadi katanya dia ga mau kalau fan nya sampe baper. Tapi ntar deh gue coba bujuk dia lagi.”

***

Mama akan menikah rabu depan. Mama sangat ingin kamu hadir

Dreeya mendesah sesaat setelah ia membaca pesan singkat yang dikirim mamanya beberapa saat yang lalu. Wajah gadis itu terlihat lebih sayu dari biasanya, ada gelisah dan seberkas kecewa yang tergurat di wajahnya yang cantik. Gadis dengan rambut di kuncir itu mendengar bunyi ting dari microwavenya dan bergegas berdiri untuk mengeluarkan pie yang baru saja selesai di panggang.Aroma apel menguar memenuhi dapur kecilnya. Beberapa saat kemud