drama

4

Click here to load reader

Upload: boysbg

Post on 28-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Drama

PENCULIKAN

Di sebuah rumah mewah dengan perabotan yang mahal, tampak

dari ruang keluarga seorang pembantu yang tengah memasak di dapur.

Tiba – tiba telepon berdering (kring…kring…). Dia langsung bergegas ke

ruang tengah untuk mengangkat telepon sambil memegang ulekan di

tangannya.

Bi’ Siti   : (Mengangkat telepon) Halo…

Penculik : Apa benar ini kediaman Ibu Kiki?

Bi’ Siti   : Ya, benar. Ini siapa ya?

Penculik : Saya penculik.

Bi’ Siti   : Oh…tunggu sebentar ya! Bu ada telepon dari penculik! Eh…

tunggu    idulu, yang nelpon tadi…penculik…??? (Pingsan seketika)

Ibu Kiki : (Datang menghampiri Bi’ Siti) Ada apa sih Bi’? Ya ampun Bi’!

Kok   itidur disini sih?! (Sambil menutup gagang telepon)

(Tiba – tiba telepon berdering (kring…kring…). Ibu Kiki langsung duduk

dan mengangkat ulekan. Ia mengira ulekan itu adalah telepon)

Ibu Kiki : (Mengangkat ulekan) Halo…halo…Aduh maaf ya, suaranya

kurang ijelas nih…(Melihat ulekan yang dipegangnya) Oh iya salah… 

i(Kemudian mengangkat gagang telepon) Halo…

Penculik : Ini dengan Ibu Kiki?

Ibu Kiki : Ya dengan saya sendiri. Ini siapa ya?

Penculik : Saya penculik!

Ibu Kiki : Pe…pe…penculik?!

Penculiki: Ya, saya sudah berhasil menculik anak ibu. Kalau ingin anak

ibu  kembali, ibu harus membayar uang tebusan sebesar Rp 1 Milyar!

Ibu Kiki : Apa! 1 Milyar?!

Penculik : Ya! Dan ingat, jangan laporkan hal ini pada polisi!

Ibu Kiki : I…iya…ya…ya…Dimana saya memberikan uang tebusan itu?

Penculiki: Di rumah kosong, Gg. Sukabangkrut. Saya tunggu sampai jam

03.00 sore. (Menutup telepon)

Bi’ Siti   :i(Tiba – tiba siuman) Laporin aja ke polisi bu! 1 Milyar itu kan 

banyak bu!   

Page 2: Drama

Ibu Kiki : Lho? Kok kamu dengar sih? Kamu tidur atau nguping?

Bi’ Siti   : Mmm…dua – duanya bu…(Sambil menggaruk kepala) Tapi,

pokok – nya laporin aja deh bu!

Ibu Kiki : Mmm…gimana ya? Ya udah deh…(Menelepon polisi) Halo, ini

Kantor Polisi? (Terdiam sejenak)Tolong saya bu! Anak saya diculik.

(Terdiam sejenak) Saya Ibu Kiki. Rumah saya di Jl. Sukasepi no. 4. Ya,

Terima  kasih ya bu. (Menutup telepon)

(Beberapa saat kemudian, Ibu Kiki sudah berada di depan rumah

kosong yang dimaksud si penculik, bersama 2 orang polisi)

Polisi I  : Ibu masuk dulu, kami akan mengawasi dari sini.

Polisi II: Ya. Kami akan mengintai dari sini. Jadi ibu nggak perlu khawatir.

Ibu Kiki : Iya…iya…( Masuk ke dalam rumah kosong itu).

(Kemudian si penculik itu keluar sambil membawa anak Ibu Kiki yang

diculiknya)

Penculik : Anda Ibu Kiki?

Ibu Kiki : Iya benar, saya Ibu Kiki.

Penculik : Anda membawa uang tebusannya?

Ibu Kiki : Ya, saya membawanya. Kembalikan anak saya!

Penculik : Enak aja! Duitnya dulu dong! Baru anaknya saya kembalikan.

Ibu Kiki : Nih! (Menyerahkan kantong plastik yang dibawanya pada

penculik)

Penculik : Ini isinya duit?!

Ibu Kiki : Ya iyalah…dah tau nanya!

Penculik : Nggak bermodal banget sih! Pake koper kek! Mana isinya duit

receh lagi! (Sambil menggoyang – goyangkan kantong plastik itu).

Ibu Kiki : Eh! Emang beli koper nggak pake’ duit apa?! Lagian kan yang

penting isinya duit!

Penculik : Huh, ya udah deh nggak apa – apa. (Membuka kantong plastik

itu) Hmm…niat banget nih ibu – ibu ngasih gue duit…(Bicara dalam

hati).

Ibu Kiki : Ya iyalah…secara gitu loh…orang kaya…(Bicara dalam hati).

Penculik : Nih! Anak ibu saya kembalikan! (Sambil mendorong Dian,

anak Ibu Kiki ke arah Ibu Kiki).

Page 3: Drama

Dian       : Mama! (Sambil memeluk Ibu Kiki).

Ibu Kiki : Ya ampun Dian! Mama khawatir banget sama kamu sayang!

Eh, ini dibuka dulu ya. (Sambil membuka plastik yang menutupi kepala

Dian) Ha…! Lho kok…anak saya jadi jelek kayak gini sih, ini bukan anak

saya!

Penculik : Lho?! Jadi ini bukan anak ibu?

Ibu Kiki : Ya…kayaknya sih dia emang anak saya, tapi dulu dia itu

cantik. Nggak kayak gini! Ya udah deh, dia saya ikhlasin aja buat kamu!

(Sambil mendorong Dian ke arah penculik).

Penculik : Ogah ah! Anggap saja anak ini adalah kenang –kenangan dari

saya untuk ibu dan uang ini sebagai kenang – kenangan dari ibu untuk

saya. (Sambil mendorong Dian ke arah Ibu Kiki)

(Tiba – tiba saja polisi muncul dengan mendobrak pintu)

Polisi I   : Angkat tangan! (Sambil menodongkan pisang).

Polisi II : Eh! Itu…(Sambil menunjuk ke arah pisang itu).

Polisi I   : Oh iya, maaf!

Polisi II : Angkat tangan!

Penculik : Iya, dari tadi juga dah angkat tangan kok!

Polisi I   : Kalian berdua ditangkap!

Ibu Kiki  : Lho! Kok saya juga ditangkap sih?! Kan yang nyulik anak saya

itu dia! (Sambil menunjuk si penculik) Saya ini kan ibunya! (Sambil

menunjuk Dian)

Polisi II  : Dia ditangkap karena menculik anak ibu dan ibu ditangkap

karena menolak anak ibu sendiri.

Ibu Kiki  : Apa?! Tapi kan…

Polisi I    : Sudah! Menjelaskannya nanti saja di Kantor Polisi!

Akhirnya polisi membawa Ibu Kiki dan si penculik ke Kantor Polisi.

Sementara itu, Dian dipulangkan ke rumahnya.