Download - virus mers
Kasus Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS CoV) dengan
cepat menjadi wabah di Korea Selatan dan beberapa negara Timur Tengah
saat ini.
Meski belum ada kasus positif MERS CoV di Indonesia, pemerintah melalui
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus meningkatkan kewaspadaan
dengan melakukan koordinasi bersama pihak-pihak terkait.
Salah satunya menjalankan deteksi dini di Bandara dan fasilitas pelayanan
kesehatan.
Selain itu, hingga detik ini Kementerian Kesehatan juga terus memantau
perkembangan terbaru kasus MERS CoV yang telah menjadi wabah dan
perhatian dunia.
MERS CoV sendiri disebabkan virus corona yang pertama kali teridentifikasi
di Arab Saudi tahun 2012. Virus coronamerupakan keluarga besar virus yang
bisa menyebabkan beberapa penyakit, seperti salesma (pilek) sampai
Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS).
Virus ini berbahaya, karena dapat berujung pada kematian, terutama pada
orang yang mempunyai penyakit kronis seperti gagal jantung dan penyakit
paru kronis.
Meski sampai saat ini informasi karakteristik dan cara penularan virus corona
masih terbatas, World Health Organization (WHO) bersama Kemenkes selalu
memantau perkembangan virus ini.
Tercatat 25 negara telah melaporkan kasus MERS CoV. Di kawasan Timur
Tengah, negara itu adalah Iran, Yordania, Kuwait, Lebanon, Oman, Qatar,
Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Yaman.
Sedangkan untuk kawasan Eropa, negara itu Austria, Perancis, Jerman,
Yunani, Italia, Belanda, Turki dan Inggris.
Sementara untuk kawasan lainnya adalah Aljazair, Tunisia, Mesir, Cina,
Malaysia, Republik Korea, Filipina dan Amerika Serikat.
Untuk lokasi terjadinya kasus, Arab Saudi merupakan negara dengan jumlah
kasus terbanyak.
Data WHO sampai 15 Juni 2015 menyebutkan kasus MERS CoV telah terjadi
sebanyak 1.317 kali dengan 463 di antaranya berujung pada kematian.
Korea Selatan melaporkan telah terjadi 150 kasus, sementara Arab Saudi
melaporkan 1.034 kasus dengan 456 yang berakhir dengan kematian.
Sebagai langkah pencegahan, Kementerian Kesehatan telah menetapkan
kriteria bagi mereka yang harus menjalani pemeriksaan lanjutan.
Kriteria itu antara lain gejala demam lebih dari 38 derajat Celcius, batuk,
sesak nafas (gejala pneumonia), dan mempunyai riwayat perjalanan dari
negara dengan kasus MERS Cov selama 14 hari terakhir sebelum sakit.
Mereka harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui
kemungkinan tertular MERS CoV.
Sampai saat ini memang belum ada vaksin atau pengobatan spesifik untuk
penyakit tersebut. Langkah pengobatan yang dilakukan pun hanya bersifat
suportif berdasar kondisi klinis pasien guna mencegah komplikasi.
Selain itu, meski belum ada rekomendasi dari pemerintah untuk membatasi
perjalanan ke negara yang telah terjangkit virus MERS, kita sebagai
masyarakat tetap harus waspada.
Mengikuti perkembangan terbaru dan melakukan upaya pencegahan
penyebaran virus mutlak dilakukan.
Atas dasar itu, Kementerian Kesehatan mengeluarkan 11 anjuran yang dapat
dilakukan untuk mencegah wabah penyakit berbahaya tersebut. Ini daftarnya:
1. Selalu menjaga kesehatan dengan melaksanakan Perilaku Hidup Bersih
Sehat (PBHS), seperti makan makanan bergizi, cukup istirahat, tidak
merokok, dll
2. Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau cairan
antiseptik
3. Jika tidak mungkin menghindari kerumunan orang, disarankan
menggunakan masker
4. Hindari kontak erat dengan orang yang mengalami gejala sakit
pernapasan
5. Apabila memiliki penyakit kronik, seperti jantung, paru, gangguan ginjal
atau yang lainnya, disarankan menunda perjalanan ke negara-negara di
kawasan Timur Tengah atau Korea Selatan. Lakukan pemeriksaan rutin ke
dokter. Bagi penderita penyakit kronik, disarankan minum obat rutin secara
teratur
6. Menutup hidung dan mulut dengan masker, tisu/sapu tangan, atau lengan
baju ketika batuk atau bersin. Buang tisu yang telah dipakai ke tempat
sampah yang tertutup rapi
7. Jika berada di kawasan Timur Tengah, hindari kontak dengan unta dan
selalu konsumsi makanan dan minuman yang telah dimasak dengan benar
8. Jika berada di Korea Selatan, hindari mengunjungi rumah sakit yang
merawat pasien MERS CoV
9. Apabila selama berada di negara-negara Timur Tengah atau Korea
Selatan mengalami keluhan batuk, demam atau sesak nafas, segera
konsultasi pada petugas kesehatan
10. Apabila dalam kurun waktu 14 hari sampai di Tanah Air mengalami
keluhan batuk, demam atau sesak nafas yang cepat memburuk dalam 1-2
hari, segera konsultasikan pada petugas kesehatan. Beritahukan Anda
baru kembali dari negara-negara Timur Tengah atau Korea Selatan
11. Selalu ikuti perkembangan terbaru mengenai MERS CoV
Bila masyarakat mempunyai laporan kasus MERS CoV, dapat langsung
disampaikan ke POSKO KLB Ditjen PP & PL di hotline service: 021-4257125 /
021-36840901 / 081219241850 atau SMS Center 08576459997.