makalah kkp mers belawan finish 1

29
BAB 1 PENDAHULUAN Virus MERS atau Middle East Respiratory Syndrome atau juga dikenal sebagai virus korona, saat ini sedang marak dibahas sebab telah menimbulkan cukup banyak korban jiwa di Arab Saudi. Bahkan diduga, beberapa korban yang merupakan jama’ah umroh asal Indonesia pun telah mengidap penyakit yang itu. MERS-CoV adalah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus korona jenis baru yang ditemukan di wilayah timur tengah. Penyakit pernapasan yang timbul antara lain adalah pneumonia (infeksi jaringan paru-paru). MERS-CoV merupakan singkatan dari Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus . Pernyataan WHO tanggal 17 Juli 2013 pada pertemuan IHR Emergency Committee Concerning , MERS CoV merupakan situasi serius dan perlu perhatian besar namun belum terjadi kejadian kedaruratan kesehatan masyarakat International. Menurut CDC, Sekitar 3-4 dari setiap 10 pasien dilaporkan dengan MERS telah meninggal. Hingga 1 Agustus 2013 jumlah kumulatif kasus konfirmasi MERS CoV didunia sebanyak 94 kasus dan diantarannya 47 meninggal. Negara yang terjangkit antara lain Saudi Arabia, Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab, Inggris, Jerman, Perancis, Italia dan Tunisia. WHO menyebutkan

Upload: dian-primadia-putri

Post on 11-Dec-2015

49 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kkp Mers Belawan Finish 1

BAB 1

PENDAHULUAN

Virus MERS atau Middle East Respiratory Syndrome atau juga

dikenal sebagai virus korona, saat ini sedang marak dibahas sebab telah

menimbulkan cukup banyak korban jiwa di Arab Saudi. Bahkan diduga,

beberapa korban yang merupakan jama’ah umroh asal Indonesia pun telah

mengidap penyakit yang itu.

MERS-CoV adalah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus

korona jenis baru yang ditemukan di wilayah timur tengah. Penyakit pernapasan

yang timbul antara lain adalah pneumonia (infeksi jaringan paru-paru). MERS-

CoV merupakan singkatan dari Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus.

Pernyataan WHO tanggal 17 Juli 2013 pada pertemuan IHR Emergency

Committee Concerning , MERS CoV merupakan situasi serius dan perlu perhatian

besar namun belum terjadi kejadian kedaruratan kesehatan masyarakat

International.

Menurut CDC, Sekitar 3-4 dari setiap 10 pasien dilaporkan dengan

MERS telah meninggal. Hingga 1 Agustus 2013 jumlah kumulatif kasus

konfirmasi MERS CoV didunia sebanyak 94 kasus dan diantarannya 47

meninggal. Negara yang terjangkit antara lain Saudi Arabia, Yordania, Qatar, Uni

Emirat Arab, Inggris, Jerman, Perancis, Italia dan Tunisia. WHO menyebutkan

terjadi penularan terbatas dari manusia ke manusia, baik di dalam keluarga atau

masyarakat maupun di pelayanan kesehatan. Terdapat beberapa kasus

terkonfirmasi. Sampai saat ini belum jelas sumber asal virus penularnya dan

sedang diteliti lebih lanjut. Dalam jumlah besar warga Negara Indonesia berada di

Jazirah Arab terutama di Saudi Arabia, Jordania, Uni Emirat Arab, dan Qatar

sebagai tenaga kerja yang menetap dalam waktu relatif lama. Terdapatnya

pengumpulan massa (mass gathering) di wilayah yang sedang berlangsung infeksi

MERS-CoV berisiko dapat terjadi penularan.

Page 2: Makalah Kkp Mers Belawan Finish 1

Sedangkan WHO menyebutkan hingga tanggal 3 Mei 2014, WHO telah

mengumumkan melalui situs resminya bahwa telah ada 401 orang dari 12 negara

di seluruh dunia yang telah didiagnosis menderita penyakit ini. Seluruh kasus

tersebut diperkirakan berasal dari 6 negara yang terletak di 3 Semenanjung Arab.

Angka kematian penyakit ini saat ini mencapai 50%.

Manifestasi infeksi virus ini cukup lebar, mulai dari tidak bergejala

hingga memiliki keluhan gangguan pernapasan yang cukup berat seperti demam

tinggi, batuk dan sesak nafas, timbul gambaran pneumonia, kadang-kadang

terdapat gejala saluran pencernaan misalnya diare. Sembilan puluh tiga orang

telah dilaporkan meninggal. Hingga saat ini belum ditemukan suatu vaksin

untuk pencegahan penyakit ini maupun terapi yang spesifik untuk

mengobatinya.

Page 3: Makalah Kkp Mers Belawan Finish 1

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENGERTIAN

MERS-CoV adalah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus

korona jenis baru yang ditemukan di wilayah timur tengah. Penyakit pernapasan

yang timbul antara lain adalah pneumonia (infeksi jaringan paru-paru). MERS-

CoV merupakan singkatan dari Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus.

Pernyataan WHO tanggal 17 Juli 2013 pada pertemuan IHR Emergency

Committee Concerning MERS CoV merupakan situasi serius dan perlu perhatian

besar namun belum terjadi kejadian kedaruratan kesehatan masyarakat

International.

Tingkat mortalitasnya mencapai 30-50 %. Penyakit Mers disebabkan

oleh Virus dari golongan Coronavirus, ciri virus ini pada permukaan

tubuhnya diselimuti mirip mahkota. Virus sangat dekat jenisnya dengan virus

SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang pernah mewabah dari

Hongkong dan daratan China.

2.2. EPIDEMIOLOGI

Ada 9 negara yang telah melaporkan kasus MERS-CoV ( Perancis, Italia,

Jordania, Qatar, Saudi Arabia, Tunisia, Jerman, Inggris, dan Uni Emirat Arab ).

Semua kasus berhubungan dengan negara di Timur Tengah , baik secara langsung

maupun tidak langsung.

Menurut CDC, Sekitar 3-4 dari setiap 10 pasien dilaporkan dengan MERS

telah meninggal. Hingga 1 Agustus 2013 jumlah kumulatif kasus konfirmasi

MERS CoV didunia sebanyak 94 kasus dan diantarannya 47 meninggal

Page 4: Makalah Kkp Mers Belawan Finish 1

Situasi perkembangan kasus MERS-CoV ( Sumber: WHO per 30 september

2013 ).

NEGARA KASUS ( KEMATIAN)

France 2 (1)

Italy 1 (0)

Jordan 2 (2)

Qatar 5 (3)

Saudi Arabia 108 (47)

Tunisia 3 (1)

United Kingdom 3 (2)

United Arab Emirates 6 (2)

Total 130 (58)

2.3. ETIOLOGI

MERS Co-V adalah merupakan salah satu jenis virus yang menyerang

organ pernafasan orang mengidapnya yang merupakan jenis penyakit saluran

pernafasan yang bisa mengakibatkan kematian. MERS – Cov adalah merupakan

singkatan dari Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus. Virus ini

merupakan jenis baru dari kelompok Corona virus (Novel Corona Virus). 

Ordo : Nidovirales

Familia : Corona viridae

Genus : Corona virus

Informasi yang diperoleh dari website Kementrian Kesehatan RI

memberitakan bahwasannya virus ini berbeda dengan corona virus lain yang telah

ditemukan sebelumnya. Sehingga kelompok studi Corona Virus dari Komite

Internasional untuk Taksonomi Virus memutuskan bahwa Novel Corona Virus

tersebut dinamakan sebagai MERS-Cov. Virus ini tidak sama dengan Corona

Page 5: Makalah Kkp Mers Belawan Finish 1

Virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), namun mirip

dengan Corona Virus yang terdapat pada kelelawar.

2.4. PATOGENESIS

Corona virus dapat dibawa oleh kelawar dan serangga diperantarai oleh

debu dan berpindah ke onta kemudian terkontaminasi dengan manusia. Dan sifat

dari corona virusnya zoonosis.

Cara penularan MERS-CoV :

Page 6: Makalah Kkp Mers Belawan Finish 1

Virus ini dapat menular antar manusia secara terbatas, dan tidak

terdapat transmisi penularan antar manusia secara luas dan berkelanjutan.

Mekanisme penularan belum diketahui.

Kemungkinan penularannya dapat melalui :

Langsung : melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batuk atau

bersin

Tidak langsung : melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.

2.5. MANIFESTASI KLINIS

Gejala-gejala yang tampak pada penyakit MERS, antara lain :

Demam (38ºC) atau ada riwayat demam

Batuk

Sakit tengorokan

Sesak napas

Pneumonia berdasarkan gejala klinis atau gambaran radiologis

yang membutuhkan perawatan di rumah sakit

Merujuk pada definisi kasus WHO, klasifikasi kasus MERS-CoV adalah :

1. Kasus Dalam Penyelidikan

Seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke Negara Timur

Tengah (negara terjangkit) dalam waktu 14 hari sebelum sakit

kecuali ditemukan etiologi/penyebab penyakit lain.

Adanya petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah

merawat pasien ISPA berat, terutama pasien yang memerlukan

perawatan intensif.

Adanya klaster pneumonia (gejala penyakit sama) dalam periode

14 hari, tanpa ditemukan riwayat berpergian, kecuali ditemukan

etiologi/penyebab penyakit lain.

Seseorang dengan Infeks Saluran Pernapasan Akut ringan sampai

berat yang memiliki kontak erat dengan kasus konfirmasi atau

Page 7: Makalah Kkp Mers Belawan Finish 1

kasus probable infeksi MERS- CoV dalam waktu 14 hari sebelum

sakit.

2. Kasus probable

Seseorang dengan pneumonia atau ARDS dengan bukti klinis,

radiologis atau histopatologis dan tidak tersedia pemeriksaan

MERS-CoV atau hasil laboratoriumnya negatif pada satu kali

pemeriksaan spesimen yang tidak adekuat dan adanya hubungan

epidemiologis langsung dengan kasus konfirmasi MERS-CoV.

Seseorang dengan pneumonia atau ARDS dengan bukti klinis,

radiologis atau histopatologis dan hasil pemeriksaan laboratorium

inkoklusif (pemeriksaan skrining hasilnya positif tanpa konfirmasi

biomolekular ) dan adanya hubungan epidemiologis langsung

dengan kasus konfirmasi MERS-CoV.

3. Kasus konfirmasi

Seseorang yang terinfeksi MERS-CoV dengan hasil pemeriksaan

laboratorium positif.

2.6. DIAGNOSA

Anamnesis: Demam suhu > 38 C, batuk dan sesak, ditanyakan pula

riwayat bepergian dari negara timur tengah 14 hari sebelum onset

Pemeriksaan fisis: Sesuai dengan gambaran pneumonia

Radiologi: Foto toraks dapat ditemukan infiltrat, konsolidasi

sampai gambaran ARDS

Laboratorium: Ditentukan dari pemeriksaan PCR dari swab

tenggorok dan sputum

Bahan pemeriksaan : 

Page 8: Makalah Kkp Mers Belawan Finish 1

Spesimen dari saluran napas atas (hidung, nasofaring dan/atau

swab tenggorokan)

Spesimen saluran napas bagian bawah (sputum, aspirat

endotracheal, kurasan bronkoalveolar)

Jenis pemeriksaan :

Kultur mikroorganisme sputum dan darah

Pemeriksaan virus influenza A dan B

Virus influenza A subtipe H1, H3, dan H5 (di negara-negara

dengan virus H5N1 ditemukan pada unggas), virus parainfluenza,

rhinoviruses, adenonviruses, metapneumoviruses manusia, dan

corona virus baru .

Pemeriksaan spesimen coronavirus baru dilakukan dengan

menggunakan Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction

(RT-PCR).

2.7. PENATALAKSANAAN

Berikan terapi oksigen pada pasien sesak nafas

Berikan terapi untuk mengobati gejala demam, dan batuk

Pada pasien pneumonia dan diduga terinfeksi MERS CoV, dapat

diberikan antibiotik secara empirik. Pneumonia ringan, dapat

diberikan golongan betalaktam, antibetalaktamase IV. Pneumonia

sedang/berat dapat di berikan respiratory Flouroquinolon IV.

Pemantauan secara ketat pasien dengan ISPA berat bila terdapat

tanda-tanda perburukan klinis, seperti gagal nafas, hipoperfusi

jaringan, syok dan memerlukan perawatan intensif (ICU)

Page 9: Makalah Kkp Mers Belawan Finish 1

2.8. PENCEGAHAN

Penyakit ini dapat dicegah dengan selalu menjalankan pola hidup

yang bersih dan sehat, diantaranya yaitu mengkonsumsi makanan yang bergizi

dan higienis, beristirahat yang cukup, rajin berolahraga, selalu mencuci tangan

dengan sabun menggunakan air mengalir, memakai masker atau menutup

mulut dan hidung saat mengalami flu dan usahakan untuk tidak berada di

luar rumah untuk sementara untuk mencegah penularan terhadap orang lain.

Selain itu sering-seringlah berkunjung ke dokter untuk melakukan cek

kesehatan terutama jika mengalami gejala penyakit seperti batuk, demam, dan

kesulitan bernapas dalam jangka waktu empat belas hari khususnya jika dalam

waktu dekat akan berkunjung ke tempat wabah MERS berada. periksalah ke

dokter setiap 6 minggu sekali dan melakukan vaksinasi meningitis terlebih

dahulu.

Namun sampai saat ini belum ada vaksin atau obat yang dapat

menyembuhkan penyakit ini, yang ada hanyalah obat untuk meringankan gejala

atau akibat yang ditimbulkan dari penyakit MERS. Salah satu cara mengobati

MERS adalah dengan pemberian obat vaksin untuk pengobatan hepatitis C

yang secara klinis telah teruji mampu mengurangi frekuensi

pertambahan replika virus MERS di dalam tubuh yang diujikan terhadap 6

kera yang telah terinfeksi penyakit MERS. Vaksin untuk hepatitis C ini

merupakan perpaduan antara obat interferon-alpha 2b dan ribavirin yang hanya

digunakan sebagai tahapan awal pengobatan pada infeksi MERS.

Pencegahan transmisi droplet.

Pencegahan standar pada setiap pasien yang diketahui atau

dicurigai memiliki infeksi pernafasan akut, termasuk pasien dengan

dicurigai, probable atau terkonfirmasi MERS-CoV

Pengaturan ruangan dan pemisahan tempat tidur minimal 1 meter

antara setiap pasien yang tidak menggunakan APD.

Page 10: Makalah Kkp Mers Belawan Finish 1

Terapkan etika batuk.

Kewaspadaan MERS-cov di KNO

A. SURVEILANS DI PINTU MASUK

Surveilans di pintu masuk dilakukan untuk mendeteksi dini dan respon serta

memastikan wilayah bandara, pelabuhan, bandara dan lintas batas negara dalam

keadaan tidak ada transmisi virus MERS-CoV.

1) Kewaspadaan

Kewaspadaan dilakukan terhadap dua hal yaitu waspada terhadap kasus

MERS-CoV yang masuk ke Indonesia untuk dilakukan deteksi dini dan respon,

serta waspada terhadap keamanan (transmisi virus MERS-CoV) wilayah

bandara, pelabuhan dan lintas batas negara (antar pengunjung, dari dan ke

petugas bandara serta keluarganya petugas, terutama petugas kesehatan yang

kontak dengan kasus).

Upaya kewaspadaan yang dilakukan antara lain:

a. Pemutakhiran informasi untuk mengetahui perkembangan penyakit dari

negara-negara lain melalui :

• Website WHO

(http://www.who.int/csr/disease/coronavirus_infections/en/index.html)

untuk mengetahui negara terjangkit serta jumlah kasus dan kematian.

• Laporan harian tentang kondisi jamaah haji di Saudi Arabia (berkoordinasi

dengan Pusat Kesehatan Haji).

• Sumber lain yang terpercaya misalnya web pemerintah/ Kementerian

Kesehatan kerajaan Saudi Arabia (www.moh.gov.sa/en/)

Kemudian disebarluaskan ke unit-unit terkait di otoritas

bandara/pelabuhan/PLBD.10

b. Mengidentifikasi faktor risiko yang memberi peluang terjadinya transmisi

virus MERS-CoV di bandara dan tindakan perbaikan (respon), misalnya

Page 11: Makalah Kkp Mers Belawan Finish 1

petugas tidak menggunakan masker, prosedur pemeriksaan pasien dalam

investigasi, sirkulasi udara ruangan pemeriksaan rentan (risiko pada petugas)

dan sebagainya.

c. Mendeteksi adanya kasus di poliklinik (laporan harian KKP/ zero reporting).

d. Mendeteksi adanya kasus dengan gejala demam, batuk dan atau pneumonia

di antara petugas KKP atau otoritas bandara/ pelabuhan/ PLBD dan

operator/ agen alat angkut yang kontak dengan penumpang dari jazirah Arab

atau negera terjangkit mengenai ada tidaknya yang mengalami. (laporan

harian KKP/zero reporting).

2) Deteksi Dini

Deteksi dini dilakukan melalui pengawasan kedatangan terhadap orang, barang

dan alat angkut yang datang dari negara terjangkit.

a. Pengawasan terhadap orang :

Pemberian Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jamaah Haji (K3JH) terhadap

jamaah haji yang kembali atau Health Alert Card (HAC) bagi pelaku

perjalanan lainnya dari negara terjangkit.

Menerima pelaporan dari tenaga kesehatan kloter/ awak/ operator/ agen alat

angkut yang baru saja meninggalkan daerah terjangkit mengenai ada tidaknya

penumpang yang sakit, terutama yang menderita infeksi saluran pernapasan akut

(form JH Kloter terlampir).

Petugas aktif menanyakan pada operator/ agen alat angkut mengenai ada tidaknya

penumpang yang sakit, terutama yang menderita infeksi saluran pernapasan akut.

Petugas aktif menanyakan pada semua unit otoritas di bandara/pelabuhan/PLBD

dan operator/ agen alat angkut mengenai ada tidaknya petugas yang menderita

infeksi saluran pernafasan akut.

Mendeteksi penumpang dari negara terjangkit yang mengalami demam melalui

penggunaan thermal scanner di terminal kedatangan:

b. Pengawasan terhadap barang :

Page 12: Makalah Kkp Mers Belawan Finish 1

Pemeriksaan terhadap barang-barang yang dibawa dari negara terjangkit.

c. Pengawasan terhadap alat angkut :

Pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen kesehatan alat angkut.

Pemeriksaan langsung kesehatan alat angkut oleh tim petugas KKP.

3) Kesiapsiagaan

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) melakukan tinjauan atas kesiapan

perangkat surveilans yang ada dalam menghadapi kemungkinan masuknya

infeksi MERS-CoV ke wilayah Indonesia. Dalam praktisnya ada 4 hal yang

harus disiapkan sebagai kesiapsiagaan yaitu : Peraturan,pedoman, SOP di

masing-masing KKP; Tim Gerak Cepat ; petugas yang terlatih; serta Sarana,

logistik dan biaya.

Scara umum kesiapsiagaan tersebut meliputi:

a. Sumber Daya Manusia (SDM)

Membentuk atau mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC) di wilayah otoritas pintu

masuk negara (pelabuhan laut/ udara/ lintas batas darat. Tim terdiri atas petugas

KKP, Imigrasi, Bea Cukai dan unit lain yang relevan di wilayah otoritas pintu

masuk negara yang memiliki kompetensi yang diperlukan dalam pencegahan

importasi penyakit.

Peningkatan kapasitas SDM yang bertugas di pintu masuk negara dalam

kesiapsiagaan menghadapi MERS-CoV dengan melakukan table top exercises dan

simulasi penanggulangan MERS-CoV.

Meningkatkan jejaring kerja dengan semua unit otoritas di

bandara/pelabuhan/PLBD.

b. Sarana dan prasarana

Page 13: Makalah Kkp Mers Belawan Finish 1

Kesiapan sarana pelayanan kesehatan meliputi tersedianya ruang yang dapat

dimodifikasi dengan cepat untuk melakukan tatalaksana penumpang sakit yang

sifatnya sementara (sebelum dirujuk ke RS rujukan propinsi/ditunjuk).

Memastikan alat transportasi (ambulans) dapat difungsikan setiap saat untuk

mengangkut kasus ke RS.

Memastikan ketersediaan dan fungsi alat komunikasi untuk koordinasi dengan

unit-unit terkait.

Menyiapkan logistik penunjang pelayanan kesehatan yang dibutuhkan antara lain

obat–obat suportif (life saving), alat kesehatan, APD, Health Alert Card, dan lain

lain, dan melengkapi logistik, jika masih ada kekurangan.

Menyiapkan media komunikasi risiko atau bahan KIE dan menempatkan bahan

KIE tersebut di lokasi yang tepat.

Ketersediaan pedoman pengendalian MERS-CoV untuk petugas kesehatan,

termasuk mekanisme atau prosedur tata laksana dan rujukan kasus.

c. Pembiayaan

Pembiayaan yang diperlukan untuk surveilans dan respon dalam

kesiapsiagaan menghadapi MERS-CoV bersumber dari anggaran

pemerintah.

4) Respon

a. Jika ada laporan dari crew yang menyatakan bahwa ada jamaah haji yang sakit

dengan gejala Panas, Batuk dan sesak nafas di atas pesawat sebelum landing maka

Petugas KKP melakukan persiapan dil apangan utk mengevakuasi penumpang

yang sakit. Persiapan yang dilakukan adalah petugas yang akan boarding ke

Pesawat menggunakan APD standar (masker dan sarung tangan), menyiapkan

ambulans evakuasi penyakit menular, masker untuk dibawa ke atas pesawat dan

menyiapkan ruang isolasi sementara untuk melakukan tindakan pertolongan

pertama sebelum dilakukan rujukan.

b. Pesawat setelah mendarat parkir di remote area.

Page 14: Makalah Kkp Mers Belawan Finish 1

c. Petugas KKP yang sdh menggunakan APD standar dengan menggunakan

ambulans mendekati pesawat yg membawa penumpang sakit.

d. Setelah pintu pesawat dibuka petugas KKP meminta Gendec kepada Crew

dan petugas wajib menyampaikan SOP evakuasi penumpang sakit kepada

Crew pesawat.

e. Pramugari memberikan pengumuman kepada seluruh jamaah haji bahwa

akan dilakukan penanganan kesehatan oleh Petugas Kesehatan Bandara.

f. Petugas KKP bersama pramugari menuju penumpang yang sakit dan

memakaikan masker N95 kepada penumpang yang sakit

g. Orang yang kontak dengan penumpang sakit yaitu penumpang yang duduk 2

baris di depan, 2 baris belakang dan 2 baris kiri dan kanan dipasangkan

masker N95 dan berikan penjelasan kepada penumpang tersebut.

Penumpang yang duduk 2 baris di depan, belakang, samping kiri dan kanan

diturunkan dari pesawat setelah penumpang yang lain turun.

h. Penumpang yang sakit pneumonia berat di evakuasi ke Ruang Isolasi/ tenda

untuk dilakukan penanganan medis sebelum dirujuk ke Rumah Sakit.

i. Seluruh penumpang turun dari pesawat harus melewati alat deteksi panas

(thermal scanner).

j. Jamaah haji dengan demam, batuk tanpa pneumonia di perbolehkan pulang

dengan diberikan masker dan edukasi untuk kontrol ke puskesmas atau

rumah sakit di wilayahnya apabila gejala berlanjut.

k. Jamaah haji dengan pneumonia tanpa memerlukan perawatan rumah sakit

diperbolehkan pulang dengan diberikan masker, pengobatan yang

diperlukan, serta edukasi untuk isolasi diri (membatasi lingkungan di

rumah) dan berobat ke rumah sakit di wilayahnya bila gejala sakit

bertambah berat.

l. Bila ditemukan kasus dalam penyelidikan (demam, batuk, dan pneumonia berat

yang memerlukan perawatan), lakukan tatalaksana kasus, ambil specimen dan

Page 15: Makalah Kkp Mers Belawan Finish 1

rujuk ke RS Debarkasi sesuai SOP dengan memperhatikan prinsip–prinsip

pencegahan dan pengendalian

infeksi seperti kewaspadaan baku (universal precaution) serta kewaspadaan

terhadap risiko potensi pajanan yang akan terjadi.

m. Petugas KKP juga memberikan penyuluhan kepada crew tentang

kewaspadaan terhadap MERS-CoV setelah seluruh penumpang turun

n. Petugas KKP melakukan tindakan disinfeksi pada tempat duduk penumpang

sakit dan 2 baris di depan/ belakang dan 2 baris di kiri kanan dengan bahan

disinfektan alkohol yang tidak merusak interior pesawat.

o. KKP mencatat data jamaah haji dengan pneumonia dan melaporkan data tsb

ke Posko KLB dan ditembuskan ke Dinas Kesehatan Provinsi (format KKP-

Notifikasi terlampir).

p. Mencatat data petugas semua unit otoritas bandara/pelabuhan/PLBD yang

sakit dan mengirimkan data tersebut setiap minggu ke Posko KLB, termasuk

bila tidak ada petugas yang sakit/ zero reporting ( Format KKP-Petugas

terlampir)

q. Melaporkan kasus dalam penyelidikan ke Posko KLB dengan tembusan Dinas

Kesehatan Provinsi dalam waktu 24 jam

Page 16: Makalah Kkp Mers Belawan Finish 1

BAB 3

PEMBAHASAN

Dari hasil wawancara yang kami lakukan kepada petugas kesehatan KKP

Kuala namu (KNO) didapati bahwa 5 petugas kesehatan telah mengetahui tentang

MERS-CoV meliputi pedoman umum MERS-CoV, tatalaksana klinis, dan

pencegahan infeksi. Tingkat kewaspadaan terhadap MERS-CoV di KNO yang

dinilai dari pengetahuan informasi perkembangan penyakit, identifikasi, faktor

resiko dan mendeteksi tanda dan gejala dari penyakit tersebut sudah sesuai dengan

pedoman kesiapsiagaan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia. Dimana usaha yang telah dilakukan pemerintah untuk kesiapsiagaan

MERS-CovV adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan kegiatan pemantauan di pintu masuk negara (Point of

Entry).

2. Penguatan Surveilans epidemiologi termasuk surveilans pneumonia.

3. Pemberitahuan ke seluruh Dinkes Provinsi mengenai kesiapsiagaan

menghadapi MERS-CoV, sudah dilakukan sebanyak 3 kali.

4. Pemberitahuan ke 100 RS Rujukan Flu Burung, RSUD dan RS

Vertikal tentang kesiapsiagaan dan tatalaksana MERS-CoV.

5. Menyiapkan dan membagikan 5 (lima) dokumen terkait persiapan

penanggulangan MERS-CoV, yang terdiri dari :

A. Pedoman umum MERS-CoV

B. Tatalaksana klinis

C. Pencegahan Infeksi

D. Surveilans dimasyarakat umum dan dipintu masuk Negara

E.Diagnostik dan laboratorium

6. Semua petugas TKHI sudah dilatih dan diberi pembekalan dalam

penanggulangan MERS-CoV.

7. Menyiapkan pelayanan kesehatan haji di 15 Embarkasi / Debarkasi

(KKP).

Page 17: Makalah Kkp Mers Belawan Finish 1

8. Meningkatkan kesiapan laboratorium termasuk penyediaan reagen dan

alat diagnostik.

9. Diseminasi informasi kepada masyarakat terutama calon jemaah haji

dan umrah serta petugas haji Indonesia.

10. Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sektor seperti

BNP2TKI, Kemenhub, Kemenag, Kemenlu dan lain-lain tentang

kesiapsiagaan menghadapi MERS-CoV.

11. Melakukan kordinasi dengan pihak kesehatan Arab Saudi.

12. Meningkatkan hubungan Internasional melalui WHO dll.

Dari segi peningkatan kegiatan pemantauan di pintu masuk negara (Point

of Entry) di Kuala namu (KNO) dilakukan pemberian kartu kewaspadaan (Health

Alert Card), pemasangan leaflet dan banner, serta adanya termal scanner untuk

mendeteksi suhu tubuh pendatang.

Dari segi penguatan surveilans epidemiologi dilakukan pelaporan adanya

kloter/ awak/ operator/ agen alat angkut yang sakit terutama yang menderita

infeksi saluran pernafasan akut telah dilakukan sesuai dengan pedoman

surveilans. Begitu juga terhadap barang yang dibawa dari negara terjangkit.

Pada kesiapsiagaan MERS-Cov di KNO pada Kantor Kesehatan

Pelabuhan (KKP) melakukan tinjauan atas kesiapan perangkat surveilans

memiliki 4 hal yang disiapkan yaitu Peraturan pedoman, Standart Operasional

Prosedur (SOP) di masing – masing KKP, Tim Gerak Cepat (TGC), petugas yang

terlatih, serta sarana logistik dan biaya telah sesuai dengan pedoman.

Kesiapsiagaan MERS-CoV juga dilakukan oleh petugas TKHI dimana

petugas TKHI telah dilatih dan diberi pembekalan dalam penanggulangan MERS-

CoV dan dilakukan persiapan pelayanan kesehatan haji di 15 Embarkasi /

Debarkasi (KKP) beserta 100 RS Rujukan.

Menurut informasi yang didapat dari petugas kesehatan KKP Kuala namu

(KNO) mengatakan bahwa sampai saat ini kasus MERS-CoV di KNO belum

Page 18: Makalah Kkp Mers Belawan Finish 1

terdata dikarenakan sulitnya menegakkan secara pasti diagnosis dari MERS-CoV,

tetapi kesiapsiagaan MERS-CoV tetap dijalankan.

Page 19: Makalah Kkp Mers Belawan Finish 1

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN.

Kesimpulan :

Virus MERS atau Middle East Respiratory Syndrome atau juga

dikenal sebagai virus korona, saat ini sedang marak dibahas sebab telah

menimbulkan cukup banyak korban jiwa di Arab Saudi. Bahkan diduga,

beberapa korban yang merupakan jama’ah umroh asal Indonesia pun telah

mengidap penyakit yang itu.

MERS-CoV adalah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus

korona jenis baru yang ditemukan di wilayah timur tengah. Penyakit pernapasan

yang timbul antara lain adalah pneumonia (infeksi jaringan paru-paru). MERS-

CoV merupakan singkatan dari Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus.

Pernyataan WHO tanggal 17 Juli 2013 pada pertemuan IHR Emergency

Committee Concerning , MERS CoV merupakan situasi serius dan perlu perhatian

besar namun belum terjadi kejadian kedaruratan kesehatan masyarakat

International.

Kewaspadaan dilakukan terhadap dua hal yaitu waspada terhadap kasus

MERS-CoV yang masuk ke Indonesia untuk dilakukan deteksi dini dan respon,

serta waspada terhadap keamanan (transmisi virus MERS-CoV) wilayah bandara,

pelabuhan dan lintas batas negara (antar pengunjung, dari dan ke petugas bandara

serta keluarganya petugas, terutama petugas kesehatan yang kontak dengan

kasus).

Dari hasil wawancara petugas kesehatan didapati bahwa kesiapsiagaan

MERS-CoV di Kuala namu (KNO) yang dinilai dari pengetahuan informasi

perkembangan penyakit, identifikasi, faktor resiko dan mendeteksi tanda dan

gejala dari penyakit tersebut sudah sesuai dengan pedoman kesiapsiagaan yang

dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dan sampai saat ini

kasus MERS-CoV di KNO belum terdata dikarenakan sulitnya menegakkan

Page 20: Makalah Kkp Mers Belawan Finish 1

secara pasti diagnosis dari MERS-CoV, tetapi kesiapsiagaan MERS-CoV tetap

dijalankan.

Saran :

Progam kewaspadaan terhadap MERS- Cov yang sudah berjalan di KKP

pada KNO harus dievaluasi dan diawasi dengan ketat sehingga program tidak

hanya sekedar baik disusun tetapi juga baik dalam implementasiannya. Para

petugas KKP diharapakan dapat memonitoring agen perjalanan dalam

memberikan pengarahan atau edukasi kepada jemaah haji atau perjalanan lainnya

tentang penyakit MERS-CoV. Para penumpang yang akan melakukan perjalanan

ke negara yang terjangkit agar dapat berkerjasama dengan petugas kesehatan

dalam melaporkan kejadian dan tanda – tanda MERS-CoV.