Download - Usahatani Padi Sawah
Usahatani Padi Sawah
Pengenalan atas faktor-faktor produksi yang dikuasai dalam suatu usahatani padi
sawah terutama menyangkut pemilihan dan penguasaan terhadap faktor-faktor
tersebut oleh petani, hal ini sangat penting karena menyangkut hal-hal positif dan
negatif yang perlu menjadi pertimbangan dalam perencanaan usahatani padi
sawah.
Pada usahatani padi sawah ada 4 unsur pokok yang disebut sebagai faktor-faktor
produksi, yaitu:
1. Tanah
2. Tenaga kerja
3. Modal
4. Pengelolaan
Pengenalan faktor-faktor produksi yang ada dalam usahatani padi sawah ini
sangat penting karena menyangkut pada kebijaksanaan manajemen yang
dilaksanakan oleh petani sebagai pengelola dengan tujuan agar penggunaan
faktor-faktor tersebut dapat dilaksanakan secara efisien.
Tanah
Tanah atau lahan sebagai unsur pokok usahatani padi sawah dan merupakan faktor
produksi yang relatif langka dibandingkan dengan yang lain serta distribusi
penguasaannya di masyarakat tidak merata.
Tanah juga dapat sebagai ukuran usahatani dan berdasarkan ukuran pemilikan
tanah petani dapat digolongkan dalam 4 golongan petani:
a. Petani luas, dengan luas garapan lebih 2 hektar
b. Petani sedang dengan luas garapan 0,5-2 hektar.
c. Petani sempit dengan luas garapan kurang dari 0,5 hektar
d. Buruh tani
Dari perbedaan golongan berdasarkan luas tanah akan berpengaruh terhadap
sumber dan distribusi pendapatan
Tenaga Kerja
Tenaga kerja dalam usahatani padi sawah dibedakan kedalam 3 jenis tenaga kerja
yaitu tenaga kerja manusia, ternak dan mesin. Untuk tenaga kerja manusia masih
dibedakan atas tenaga kerja pria, wanita dan anak-anak yang masing-masing
mempunyai kemampuan berbeda dalam pelaksanaan usahatani padi sawah.
Tenaga kerja dalam usahatani padi sawah dapat diperoleh dari dalam keluarga dan
dari luar keluarga. Potensi tenaga kerja dalam keluarga dapat dijadikan dasar
perkembangan upaya pemilihan alternatif usahatani padi sawah. Potensi tenaga
kerja pria 300 hari kerja dalam satu tahun, tenaga kerja wanita 220 hari kerja dan
anak-anak 140 hari kerja, sedangkan peraturan tahun 1955 membuat konversi
tenaga kerja dengan tenaga pria sebagai ukuran baku bagi konversi yang lain.
- 1 pria dewasa : 1 hari kerja pria
- 1 wanita dewasa : 0,8 hari kerja pria
- 1 anak : 0,5 hari kerja pria
- 1 ternak : 2 hari kerja pria.
Kebutuhan tenaga kerja untuk setiap cabang usahatani berbeda berdasarkan jenis
kegiatan, komoditi, tingkat teknologi dan intensitas kombinasi faktor produksi,
skala usahatani dan waktu.
Modal
Modal sebagai unsur pokok usahatani dalam pengertian ekonomi modal adalah
barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi, tanah, tenaga kerja serta
pengelolaan menghasilkan barang-barang baru yang disebut produksi pertanian.
Sumber-sumber pemasukan modal dapat dibedakan:
1. Modal dari luar usahatani padi sawah
a. Modal sendiri yaitu modal yang berasal dari peserta pelaksana usahatani
padi sawah
b. Modal asing yaitu modal yang diperoleh dari pinjaman yang berasal dari
kredit bank, lembaga keuangan baik swasta maupun perorangan.
2. Modal dari dalam usahatani padi sawah
a. Modal intern yaitu modal yang diperoleh dari laba yang belum dibagikan.
b. Modal insentif yaitu modal yang diperoleh dari pengumpulan dana
penyusutan aktiva tetap.
Dan berdasarkan sumber pembentukan modal, modal dapat dibedakan
berdasarkan sumber modal, yaitu milik sendiri, pinjaman, warisan, usaha lain dan
sewa kontrak.
Pengelolaan usahatani padi sawah merupakan kemampuan petani dalam
menentukan, mengorganisasi, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang
dikuasainya, maka produktivitas dari masing-masing faktor produksi tergantung
dari pengelolaan petani yang melaksanakan usahatani padi sawah. Petani sebagai
pengelola suatu usahatani padi sawah banyak dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, posisi bersaing dan penguasaan faktor produksi yang lemah terutama
modal
Pengelolaan
Pengelolaan usahatani padi sawah adalah kemampuan petani menentukan,
mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasainya dengan sebaik-
baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang
diharapkan, ukuran dari keberhasilan pengelolaan itu adalah : produktivitas dari
setiap faktor maupun produktivitas dari usahataninya.
Produksi
Pengertian produksi dalam bahasa ekonomi, produksi pertanian adalah
mengusahakan input untuk menghasilkan output, fungsi produksi merupakan
konsep dasar yang menunjukkan hubungan antara berbagai tingkat jumlah faktor
produksi dengan jumlah produksi yang mungkin dihasilkan, dengan fungsi
produksi akan dapat menentukan faktor-faktor produksi yang digunakan untuk
memperoleh suatu jumlah produksi yang diinginkan. f = y (x1,x2,…xn).
Pendapatan Usahatani padi sawah
Pendapatan usahatani padi sawah dapat dihitung dengan cara mengurangi output
total dengan input total yang hasilnya dinamakan pendapatan pengelola.
Pendapatan pengelola terdiri dari 2 unsur yaitu:
a. Imbalan jasa manajemen: upah petani sebagai pengelola.
b. Sisa atau laba (net-profit), yang merupakan imbalan bagi resiko berusaha.
Angka pendapatan pengelola memberi petunjuk, apakah usahatani padi sawah
yang dijalankan sudah ekonomis ataukah tidak selama tahun yang bersangkutan.
Penerimaan usahatani padi sawah atau pendapatan akan mendorong petani untuk
dapat mengalokasikannya dalam berbagai kegunaan seperti untuk biaya produksi
periode selanjutnya, tabungan dan pengeluaran lain untuk memenuhi kebutuhan
keluarga. Besarnya pendapatan tunai atau besarnya penerimaan tunai dari total
penerimaan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dengan yang lain. Ada
beberapa ukuran pendapatan yang kita kenal yaitu:
a. Pendapatan pengelola (net-income): output total dikurangi input total.
b. Pendapatan tenaga kerja petani: pendapatan pengelola + upah tenaga kerja
petani yang diperhitumgkan.
c. Pendapatan tenaga kerja keluarga tani: pendapatan pengelola + upah tenaga
kerja petani + upah tenaga kerja – anggota keluarga tani yang diperhitungkan.
d. Pendapatan petani: pendapatan tenaga kerja petani + bunga modal milik
sendiri
e. Pendapatan keluarga petani: pendapatan tenaga kerja keluarga petani + bunga
modal sendiri
f. Pendapatan total keluarga petani: pendapatan keluarga petani + nilai sewa
tanah sendiri
Besarnya pendapatan usahatani padi sawah belum mencerminkan tingkat efisiensi,
maka untuk itu kita mengenal:
a. Penghasilan kerja usahatani padi sawah persetara pria
b. Penghasilan kerja usahatani padi sawah perunit tenaga produktif
c. Pendapatan per unit areal usahatani padi sawah yang merupakan ukuran
produktivitas usahatani padi sawah
Pendapatan usahatani padi sawah dipengaruhi faktor-faktor:
1. Luas usaha
2. Tingkat produksi
3. Pilihan dan kombinasi cabang usaha
4. Intensitas pengusahaan pertanian
5. Efisiensi tenaga kerja